1. Percobaan 1 Steril

11
PENCUCIAN DAN STERILISASI TUTUP KARET, AMPUL, VIAL DAN BOTOL INFUS I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa diharapkan dapat memahami tehnik pencucian dan sterilisasi wadah gelas dan tutup karet. II. TINJAUAN PUSTAKA Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Steril sendiri adalah kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan penuh dari mikroorganisme. Semua proses sterilisasi (termal, kimiawi, radiasi, filtrasi) dirancang untuk menghancurkan atau mengurangi bahan pencemar mikrobiologis yang ada dalam suatu produk. Uji sterilisasi suatu produk harus mampu membuktikan semua bagian dalam produk adalah steril harus memakai teori probabilitas statistik. Proses sterilisasi fisika menggunakan metode panas : a. Pemanasan Kering (zat-zat yang tahan terhadap suhu diatas 140 0 C) Pemaparan selama 2 jam pada temperature 180 0 C atau 45 menit pada suhu 260 0 C biasanya untuk membunuh spora dan bentuk vegetative dari semua microorganisme. b. PemanasanBasah(lembab) Untuk sterilisasi panas, pemanasan lembab lebih efektif daripada pemanasan kering. Tetapi harus diingat bahwa siklus pemanasan lembab normal tidak menghancurkan pirogen. (Lachman, 1994)

description

1. Percobaan 1 Steril

Transcript of 1. Percobaan 1 Steril

Page 1: 1. Percobaan 1 Steril

PENCUCIAN DAN STERILISASI TUTUP KARET,

AMPUL, VIAL DAN BOTOL INFUS

I. TUJUAN PERCOBAANMahasiswa diharapkan dapat memahami tehnik pencucian dan

sterilisasi wadah gelas dan tutup karet.

II. TINJAUAN PUSTAKASterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan

keadaan steril. Steril sendiri adalah kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan penuh dari mikroorganisme. Semua proses sterilisasi (termal, kimiawi, radiasi, filtrasi) dirancang untuk menghancurkan atau mengurangi bahan pencemar mikrobiologis yang ada dalam suatu produk. Uji sterilisasi suatu produk harus mampu membuktikan semua bagian dalam produk adalah steril harus memakai teori probabilitas statistik.

Proses sterilisasi fisika menggunakan metode panas :a. Pemanasan Kering (zat-zat yang tahan terhadap suhu diatas 1400C)

Pemaparan selama 2 jam pada temperature 1800C atau 45 menit pada suhu 2600C biasanya untuk membunuh spora dan bentuk vegetative dari semua microorganisme.

b. PemanasanBasah(lembab)Untuk sterilisasi panas, pemanasan lembab lebih efektif daripada

pemanasan kering. Tetapi harus diingat bahwa siklus pemanasan lembab normal tidak menghancurkan pirogen.

(Lachman, 1994)

Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan sebagai berikut :

1. Sterilisasi Panas dengan Tekanan atau Sterilisasi Uap (Autoclaf)

Prinsip ini memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu obyek, sehingga terjadi pelepasan energy laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversible akibat denaturesi atau koagulasi protein sel. Factor

Page 2: 1. Percobaan 1 Steril

yang mempengaruhi sterilisasi uap adalah waktu, suhu dan kelembaban.

2. Sterilisasi PanasKering (Oven)

Proses ini melalui mekanisme konduksi panas, panasakan diadsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan lalu merambat kebagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk bahan dengan bahan uap yang tidak dapat penetrasi secara mudah atau peralatan yang terbuat dari kaca.

3. Sterilisasi Gas (EtilenOksida)

Sterilisasi ini digunakan pada alat yang sensitive terhadap panas. Etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan reaksi kimia (reaksialkilasi).Pada reaksi ini terjadi penggantian gugus atom hydrogen pada sel mikroorganisme dengan gugus alkil (-CH2-CH2OH). Akibatnya proses metabolisme dan reproduksi sel terganggu.

4. Sterilisasi Radiasi

Sterilisasi menggunakan sinar (UV, Ion, Gamma)

5. Sterilisasi Plasma

6. SterilisasiFiltrasi

(Lucas,2006)

Persyaratan bahan pengemas untuk proses sterilisasi : Permeable terhadap bahan atau sinar yang digunakan dalam proses

uap, iradiasi sinar, gas ETO (etilenoksida). Mempunyai kekuatan mekanik yang cukup. Efektif sebagai penghalang masuknya mikroba (microbial barrier).

(Dhevita, 2007)

III. METODE KERJAa. Alat dan Bahan

Alat :

Page 3: 1. Percobaan 1 Steril

- Autoclave - Bekker glass- Ampul - Vial - Botol infus - Penjepit - Tutup karet - Plastik - Oven

Bahan :- Teepol 1 %- Aquadest - Alkohol - HCL

b. Cara Kerja Prosedur Pencucian Tutup Karet Botol Infus

Direndam tutup karet dalam larutan HCl 2% selama 2 hari↓

Kemudian, direndam lagi tutup karet dalam larutan Teepol 1% selama 1 hari

Dididihkan rendaman tutup karet tersebut↓

Dididihkan lagi tutup karet dengan larutan Teepol 1% yang baru↓

Diulangi tindakan tersebut sampai larutan menjadi bersih dan jernih↓

Ditambah aquadest dan diautoklaf pada temperature 1150C selama 20 menit

Tutup karet kemudian dimasukkan dalam larutan yang berisi spiritus dilutus dan aquadest (1 : 1) 1x atau 2x, tergantung jernih

Page 4: 1. Percobaan 1 Steril

tidaknya cairan rendaman setelah diautoklaf (untuk membilas tutup karet)

Terakhir, diautoklaf tutup karet dalam plastic tanpa air untuk disterilisasi

Prosedur Pencucian Ampul, Vial dan Botol Infuse

Dicuci ampul, vial dan botol infuse dengan larutan HCl↓

Dididihkan ampul, vial dan botol infuse dengan teepol 1%↓

Diulangi prosedur tersebut sampai larutan jernih (maksimal 3x)↓

Dicuci ampul, vial dan botol infuse dengan aquadest↓

Kemudian diatur container teratur dan rapi dalam oven dan disterilisasi pada temperature 2000C selama 1 jam

c. Pembahasan Cara KerjaSterilisasi pada tutup karet menggunakan metode destilasi uap

(lembab panas) dalam autoklaf dengan uap air dan tekanan karena tutup karet tidak tahan terhadap pemanasan. Sterilisasi basah untuk tutup karet menggunakan autoklaf pada temperature 1210C selama 15 menit. Pada sterilisasi basah ini biasanya digunakan untuk alat yang tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi, tetapi alat-alat yang tahan terhadap pemanasan yang tinggi juga biasa disterilkan dengan cara ini. Sterilisasi panas kering digunakan untuk ampul, vial dan botol infuse menggunakan oven pada suhu 2000C selama 1 jam.

Percobaan pertama dilakukan dengan perendaman dalam larutan HCl untuk melarutkan dan menghilangkan kotoran yang bersifat asam. Berbeda dengan wadah gelas yang terbuat dari kaca cukup dengan sekali pencucian larutan HCl karena kotoran yang menempel pada kaca lebih mudah lepas daripada karet maka tidak perlu perendaman. Kemudian direndam dalam larutan teepol 1%

Page 5: 1. Percobaan 1 Steril

selama 1 hari karena teepol mempunyai aksi sebagai desinfektan dan mempunyai sifat seperti detergent serta berfungsi untuk menetralkan kondisi asam setelah pencucian denggan larutan HCl. Rendaman tutup karet dididihkan dengan larutan teepol 1% yang baru hingga airnya jernih. Tutup karet kemudian ditambah aquadest dan diautoklaf pada temperature 1150C selama 20 menit. Suhu dan waktu pemanasan menyesuaikan dengan alat yang akan disterilkan. Tutup karet kemudian ditambah dengan alcohol 70% dan aquadest sama banyak untuk membilas sisa larutan teepol 1% yang tertinggal. Tahap sterilisasi akhir dengan memasukkan tutup karet dalam kantong plastic tanpa air yang tahan pemanasan agar setelah pemanasan tutup karet tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme luar.

Proses sterilisasi ampul, vial dan botol infuse menggunakan metode sterilisasi panas kering. Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven yang dirancang khusus. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau listrik dan umumnya tempratur diatur secara otomatis. Karena panas kering kurang efektif dalam membunuh mikroba daripada uap air panas, maka diperlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan temperature 2000C selama 1 jam.

Sterilisasi dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci ampul, vial dan botol infuse dengan larutan HCl untuk menetralkan basa dalam gelas dan untuk menghilangkan zat-zat organic. Kemudian ampul, vial dan botol infuse dididihkan dengan larutan teepol 1% sampai jernih. Setelah itu dicuci dengan aquadest untuk menetralkan dan menghilangkan larutan teepol 1% yang menempel. Pencucian harus benar-benar bersih karena dapat mempengaruhi hasil akhir setelah dioven akan tampak bercak putih pada botol. Kemudian ampul, vial dan botol infuse disterilisasi dalam oven pada temperature 2000C selama 1 jam. Pada saat sterilisasi ampul, vial dan botol infuse harus ditata teratur, rapid an agak renggang supaya aliran udara dapat menembus wadah gelas dan terdistribusi merata.

d. Pemerian Bahan

- Teepol : Merupakan detergen untuk mencuci.

Page 6: 1. Percobaan 1 Steril

- Alkohol : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

- Aquadast : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

- Larutan HCl : Tidak berwarna, tidak berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan dua bagian air, asap, dan bau hilang.

( Anonim, 1979 )

IV. HASIL DAN PEMBAHASANa. Data percobaan

Hasil Pengamatan Pencucian dan Sterilisasi Karet, Ampul, Vial, dan Botol Infus:

1. Pencucian Tutup KaretNo Pencucian Menggunakan Kejernihan1 Larutan Teepol 1% ++++ 2 Larutan Teepol 1% +++3 Larutan Teepol 1% ++

4 Tutup karet (autoclave)Tidak ada bercak

air

Keterangan:+ + = jernih++ + = agak keruh++++ = keruh

Kesimpulan:Pada pencucian tutup karet tidak ada bercak air atau bercak putih karena adanya teepol. Hal ini berarti bahwa pencucian tutup karet tersebut steril.

2. Pencucian Ampul, Vial dan Botol InfusNo Pencucian Menggunakan Kejernihan

1. Larutan Teepol 1% ++++2. Larutan Teepol 1% +++

Page 7: 1. Percobaan 1 Steril

3. Larutan Teepol 1% ++4. Oven : - Botol infus ada bercak

- Vial ada bercak - Ampul ada bercak

Keterangan:++ = jernih+++ = agak keruh+++ = keruh

Kesimpulan:Pada pencucian botol infuse, vial dan ampul ada bercak. Ini berarti bahwa pencucian ampul tersebut tidak steril.

b. PembahasanPercobaan ini dilakukan dengan sterilisasi basah (destilasi uap)

dan sterilisasi panas kering. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk organisme hidup baik patogen ataupun tidak, baik dalam bentuk vegetative maupun spora dari suatu objek atau bahan. Ampul adalah wadah takaran tunggal yan digunakan untuk sekali pakai. Vial dan botol infus adalah wadah takaran ganda yang dapat digunakan lebih dari satu kali pakai. Vial dibuat dari gelas dengan tutup karet dan diluarnya ditutup dengan tutup kop dari alumunium. Karet digunakan sebagai tutup yang akan kontak dengan larutan injeksi. Pada tekanan dan suhu tinggi maka karet yang digunakan harus steril baik sifat fisika maupun kimia. Diantaranya karet harus elastic yaitu dapat menutup baik setelah jarum ditarik dan juga permukaanya harus licin agar mudah dicuci dengan bersih.

Dari hasil percobaan pencucian tutup karet botol infuse diperoleh pada larutan teepol 1% 1 hari rendaman terlihat keruh, tetapi setelah dididihkan dengan larutan teepol 1% yang baru, diperoleh larutan masih agak keruh. Karena larutan masih keruh tutup karet didihkan lagi dengan larutan teepol 1% yang baru, sampai warna larutan jernih. Kemudian tutup karet direndam dalam aquadest +

Page 8: 1. Percobaan 1 Steril

autoklaf diperoleh larutan jernih. Setelah direndam dengan alcohol 70% : aquadest (1 : 1) dan diautoklave lagi diperoleh larutan yang jernih (paling jernih). Setelah strerilisasi didapat hasil bahwa pada tutup karet tidak terdapat noda-noda putih (kotoran).

Pada hasil percobaan pencucian ampul, vial dan botol infuse dengan larutan HCl agak jernih, kemudian direbus dengan larutan teepol 1% dan diulangi sampai cairan terlihat jernih. Dicuci dengan aquadest hingga jernih. Setelah disterilisasi dengan oven pada suhu 2000C selama 1 jam. Pada ampul, vial dan botol infuse terlihat adanya ada bercak noda air atau noda putih ( tidak steril). Masih terdapatnya noda pada karet, ampul, vial dan botol infuse ini dimungkinkan karena kurang maksimalnya proses pencucian sehingga masih meninggalkan kotoran atau noda pada wadah tersebut

V. KESIMPULAN1. Untuk sterilisasi karet penutup digunakan metode sterilisasi basah,

sedangkan untuk ampul, vial dan botol digunakan sterilisasi panas kering.

2. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa ampul, vial dan botol infuse tidak steril dan belum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai wadah, sedangkan tutup karet steril karena tidak adanya noda bekas air atau noda putih (kotoran) setelah sterilisasi.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI: Jakarta

Dhevita, Nelly. 2007. Buku Ajar Radiofarmasi. Depfarmasi Fakultas MIPA UII. Jakarta.

Leon Lachman, Ph. D., Herbert A. Lieberman, Joseph L. Kanig, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Universitas Indonesia, Jakarta.

Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Penerbit ANOI. Yogyakarta.