1 PENDAHULUAN - repository.ipb.ac.id I... · berbagai dampak bagi sejumlah negara, termasuk...

4
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dinamika kondisi ekonomi dunia yang terus berubah dan menimbulkan berbagai dampak bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, memaksa setiap negara untuk memiliki strategi antisipasi agar mampu bertahan di kancah persaingan internasional. Krisis global yang melanda sejumlah negara maju telah menimbulkan pengaruh dalam aktivitas perdagangan internasional, di mana umumnya negara berkembang mengekspor sebagian besar komoditi lokalnya ke negara maju. Menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara maju sebagai dampak krisis global, membuat kemampuan untuk mengimpor barang juga cenderung menurun. Ini berarti potensi peluang ekspor yang tersedia pun kecil. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan strategi baru untuk terus meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Kementerian Perdagangan telah mencanangkan strategi baru yang disebut Diversifikasi Pasar. Melalui strategi ini, pasar tujuan ekspor yang sebelumnya berfokus pada negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara maju di Asia seperti Jepang dan Singapura, kini beralih pada sejumlah negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi, seperti pasar di negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur. Oleh karena itu, Indonesia tengah berusaha meningkatkan akses pasar ekspor non migas di luar pasar tradisional dan salah satunya adalah dengan Afrika Selatan. Indonesia dan Afrika Selatan sudah mempunyai persetujuan kerja sama dengan yaitu Trade Agreement yang telah ditandatangani oleh masing-masing Menteri Luar Negeri pada tanggal 20 November 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Selain itu kedua negara juga telah menandatangani Joint Statement on Establishment of the Joint Trade Committee (JTC) Indonesia-Afrika Selatan, ditandatangani pada tanggal 19 April 2005 di Jakarta, dalam acara Konferensi Asia-Afrika 2005 di Jakarta. Joint Trade Committee (JTC) dibentuk untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan telah sepakat membentuk JTC pada tanggal 23 Mei 2006. JTC dibentuk sebagai tindak lanjut Trade Agreement Indonesia-Afrika Selatan, yang telah ditandatangani pada tanggal 19 April 2005 oleh Menteri Perdagangan Indonesia dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Afrika Selatan. JTC bertujuan untuk membahas dan meniadakan hambatan dan tantangan hubungan perdagangan bilateral serta mencari peluang- peluang baru dalam meningkatkan perdagangan kedua negara. JTC dilaksanakan secara bergantian di Afrika Selatan dan Indonesia, pertemuan pertama JTC tingkat menteri telah dilaksanakan pada Februari 2008 di Tshwane, Afrika Selatan. Isu yang dibahas dalam pertemuan antara lain: (1) kerjasama promosi perdagangan; (2) kerjasama sektoral dan industri; (3) SME’s; (4) standardisasi, asuransi kualitas, akreditasi dan metrologi; (5) zona ekonomi; (6) kerjasama regional dan multilateral; dan (7) New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP/NEPAD). Perdagangan dan kerjasama investasi antara Indonesia dan Afrika Selatan diharapkan dapat membuka potensi yang jauh lebih besar dalam perdagangan dan

Transcript of 1 PENDAHULUAN - repository.ipb.ac.id I... · berbagai dampak bagi sejumlah negara, termasuk...

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dinamika kondisi ekonomi dunia yang terus berubah dan menimbulkanberbagai dampak bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, memaksa setiapnegara untuk memiliki strategi antisipasi agar mampu bertahan di kancahpersaingan internasional. Krisis global yang melanda sejumlah negara maju telahmenimbulkan pengaruh dalam aktivitas perdagangan internasional, di manaumumnya negara berkembang mengekspor sebagian besar komoditi lokalnya kenegara maju.

Menurunnya daya beli masyarakat di negara-negara maju sebagai dampakkrisis global, membuat kemampuan untuk mengimpor barang juga cenderungmenurun. Ini berarti potensi peluang ekspor yang tersedia pun kecil. Berdasarkanhal tersebut, maka diperlukan strategi baru untuk terus meningkatkan kinerja eksporIndonesia.

Kementerian Perdagangan telah mencanangkan strategi baru yang disebutDiversifikasi Pasar. Melalui strategi ini, pasar tujuan ekspor yang sebelumnyaberfokus pada negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Eropa dan beberapanegara maju di Asia seperti Jepang dan Singapura, kini beralih pada sejumlahnegara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untukdieksplorasi, seperti pasar di negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasanAmerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur. Oleh karena itu, Indonesiatengah berusaha meningkatkan akses pasar ekspor non migas di luar pasartradisional dan salah satunya adalah dengan Afrika Selatan. Indonesia dan AfrikaSelatan sudah mempunyai persetujuan kerja sama dengan yaitu Trade Agreementyang telah ditandatangani oleh masing-masing Menteri Luar Negeri pada tanggal20 November 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Selain itu kedua negara jugatelah menandatangani Joint Statement on Establishment of the Joint TradeCommittee (JTC) Indonesia-Afrika Selatan, ditandatangani pada tanggal 19 April2005 di Jakarta, dalam acara Konferensi Asia-Afrika 2005 di Jakarta.

Joint Trade Committee (JTC) dibentuk untuk meningkatkan perdagangan daninvestasi. Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan telah sepakat membentuk JTCpada tanggal 23 Mei 2006. JTC dibentuk sebagai tindak lanjut Trade AgreementIndonesia-Afrika Selatan, yang telah ditandatangani pada tanggal 19 April 2005oleh Menteri Perdagangan Indonesia dengan Menteri Perindustrian danPerdagangan Afrika Selatan. JTC bertujuan untuk membahas dan meniadakanhambatan dan tantangan hubungan perdagangan bilateral serta mencari peluang-peluang baru dalam meningkatkan perdagangan kedua negara. JTC dilaksanakansecara bergantian di Afrika Selatan dan Indonesia, pertemuan pertama JTC tingkatmenteri telah dilaksanakan pada Februari 2008 di Tshwane, Afrika Selatan. Isuyang dibahas dalam pertemuan antara lain: (1) kerjasama promosi perdagangan; (2)kerjasama sektoral dan industri; (3) SME’s; (4) standardisasi, asuransi kualitas,akreditasi dan metrologi; (5) zona ekonomi; (6) kerjasama regional dan multilateral;dan (7) New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP/NEPAD).

Perdagangan dan kerjasama investasi antara Indonesia dan Afrika Selatandiharapkan dapat membuka potensi yang jauh lebih besar dalam perdagangan dan

2

investasi bagi kedua negara. Afrika Selatan juga dapat digunakan sebagai pintugerbang perdagangan untuk kawasan Selatan Afrika. Di sisi lain Indonesia jugadapat menjadi pintu gerbang perdagangan dan daerah tujuan investasi untuk AfrikaSelatan dengan adanya perjanjian bebas Indonesia baik secara bilateral maupunregional, seperti ASEAN FTA (AFTA) dan ASEAN plus dan juga FTA bilateraldengan Jepang.

Tabel 1 Perbandingan Makroekonomi Indonesia Afrika Selatan Tahun 2013

Sumber: World Development Index

Tabel 1 menunjukkan perbandingan data makroekonomi kedua negara. Darisisi GDP perkapita Afrika Selatan lebih besar daripada Indonesia. GDP perkapitayang tinggi merupakan signal adanya potensi pasar. Hal ini dapat dilihat dari totalimpor Afrika Selatan yang tinggi yaitu sebesar $ 119.06 Triliun dimana total imporlebih besar dari total ekspor. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia denganmeningkatkan ekspornya, yang tentunya harus dengan syarat adanya daya saingbagi produk-produk Indonesia.

Tabel 2 Neraca Perdagangan Indonesia-Afrika Selatan Periode 2009-2013(Nilai: ribu US$)

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Trend(%)2009-2013

Ekspor 484,569.2 680,723.1 1,436,590.8 1,691,502.8 1,270,335.0 32.81Migas 41.5 60.7 2,700.5 41,203.7 251.0 175.11NonMigas 484,527.7 680,662.3 1,413,890.3 1,650,299.0 1,270,084.0 32.48Impor 350,239.2 516,587.9 705,776.6 661,981.1 624,931.1 15.10Migas 5,227.3 3,088.1 1,602.4 1,540.4 1,363.5 (55.51)NonMigas 295,011.9 513,499.8 704,174.2 660,440.7 623,567.6 19.11Neraca 34,330.0 164,135.2 730,184.2 1,029,521.7 645,403.9 64.47Migas (55,185.8) (3,027.3) 21,098.1 39,663.3 (1,112.5) 0.00NonMigas 189,515.8 167,162.5 709,716.1 989,858.3 646,516.4 52.70

Sumber: BPS diolah Kementerian Perdagangan

Faktor Satuan Afrika Selatan IndonesiaGDP $ Triliun 350.6 866.3

GDP Per Kapita (PPP) $ 6617.91 3475.25

GDP Growth % 1.89 5.78

Inflasi % 5.71 6.41

Populasi Juta 52.98 249.87

Total Ekspor $ Triliun 102.20 206.17

Total Impor $ Triliun 119.06 223.50

3

Hubungan perdagangan bilateral Indonesia dan Afrika Selatan yang terjalinselama ini, memberikan kontribusi bagi masing-masing pihak. Afrika Selatansebagai pasar besar di benua Afrika memberikan peluang ekspor yang besar bagiIndonesia, demikian pula sebaliknya, Indonesia merupakan negara tujuan ekspordan investasi bagi Afrika Selatan di ASEAN. Indonesia harus mampumemaksimalkan kinerja dan kemampuan dalam mengelola perekonomiannya agarmampu bersaing dalam kancah perekonomian di masa mendatang.

Tabel 2 menggambarkan adanya tren ekspor yang positif dari tahun 2009sampai 2012 semakin menguatkan besarnya ketergantungan Afrika Selatanterhadap Indonesia. Hubungan baik ini menjadi salah satu alasan kuat bagiIndonesia agar tidak memandang sebelah pasar potensial di benua Afrika ini untukmemaksimalkan setiap peluang dalam kancah perdagangan antar kedua pihak.

Tabel 3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia periode 2009-2013(Nilai : Juta US$)

Negara 2009 2010 2011 2012 2013 Trend(%)

Change(%)

Share(%)

China 8,920.1 14,080.9 21,595.6 20,864.1 21,281.6 23.77 2.00 14.20

Jepang 11,979.0 16,496.5 18,330.1 17,231.2 16,084.1 6.3 -6.66 10.73

AmerikaSerikat 10,470.1 13,326.5 15,684.2 14,590.9 15,081.9 8.55 3.36 10.06

India 7,351.4 9,851.2 13,279.0 12,446.7 13,009.8 14.75 4.52 8.68

Singapura 7,947.6 9,553.6 11,113.4 10,550.9 10,385.8 6.55 -1.56 6.93

AfrikaSelatan 484.5 680.7 1,413.9 1,650.3 1,270.1 32.48 -23.04 0.85

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

Afrika Selatan merupakan pasar potensial, hal ini dapat dilihat dari nilaiperdagangan antara Indonesia-Afrika Selatan yang meningkat secara signifikan.Walaupun share ekspor Indonesia ke Afrika Selatan hanya sebesar 0.85 persen daritotal ekspor dan lebih rendah dari China, Jepang, Amerika Serikat, India, danSingapura tapi trend ekspor ke Afrika Selatan merupakan yang tertinggi yaitu 32,48persen diantara lima besar negara tujuan ekspor.

Kondisi tersebut merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk dapatmenjadikan Afrika Selatan sebagai alat menunjang ekspor dalam negeri melaluiproduk-produk unggulan Indonesia..

Perumusan Masalah

Indonesia dan Afrika Selatan dalam perkembangan kerjasama ekonominyamemiliki sektor-sektor tertentu yang menunjang perekonomian negara masing-masing. Adanya keterkaitan intra industri antara industri yang ada di Indonesiadengan Afrika Selatan akan kian mendekatkan ketergantungan relasi perdagangan

4

antara Indonesia dengan Afrika Selatan. Oleh karena itu perlu dikaji keterkaitanintra industry trade Indonesia dengan Afrika Selatan. Selain itu untukmeningkatkan ekspor Indonesia, peningkatan daya saing mutlak diperlukan, dengancara menganalisis daya saing bilateral Indonesia dengan Afrika Selatan. Untuk ituperlu diketahui komoditas apa saja yang mempunyai daya saing di pasar AfrikaSelatan. Hal tersebut dapat menjadi acuan bagi Indonesia dalam rangka perluasanpasar dan membuka akses pasar baru dengan menjadikan Afrika Selatan sebagaisalah satu negara tujuan ekspor utama produk-produk unggulan Indonesia. Hal inipenting karena untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain yang telahmemasuki pasar Afrika Selatan terlebih dahulu.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan perdagangan Indonesia-Afrika Selatan,pemerintah Indonesia menjajaki untuk pembentukan FTA (Free Trade Agreement)ataupun PTA (Preferential Trade Agreement). Hingga saat ini pencapaianterwujudnya kerjasama Indonesia-Afrika Selatan masih belum terwujud, namunIndonesia diharapkan mampu mengantisipasi berbagai dampak serta kesiapanIndonesia dalam menghadapi FTA Indonesia-Afrika Selatan yang mungkin akansegera terwujud.

Pembentukan FTA tidak selalu menguntungkan untuk semua negara yangterlibat, ada yang mendapat keuntungan dan ada yang kurang mendapatkankeuntungan dari pembentukan FTA. Hal ini dapat terlihat pada penelitian yangdilakukan oleh Kalirajan (2007) yang melakukan penelitian FTA India-Jepangbahwa secara keseluruhan ekspor Jepang ke pasar India akan meningkat 2,46 persendibandingkan ekspor India ke pasar Jepang hanya meningkat 0,3 persen. Sangatjelas bahwa India akan mengalami kerugian pada saat short run, dan setiappengurangan tarif di pasar India tentunya akan meningkatkan ekspor Jepang. Tetapipada penelitian dari Bhattacarya, Bhattacaryay (2007) dengan hasil penelitiannyamenunjukkan bahwa India akan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dariChina pada saat short run dikarenakan tingkat tarif yang tinggi. Tetapi pada longrun India akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari China ketika tingkattarif sama. Free Trade Agreement dapat menjadi solusi yang sama-samamenguntungkan bagi kedua negara. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan Indonesia-Afrika Selatan.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mencoba merumuskanbeberapa pertanyaan diantaranya adalah:

1. Apakah komoditi unggulan Indonesia ke Afrika Selatan serta bagaimanadaya saing dan derajat integrasinya.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan komoditiunggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:1. Mengidentifikasi komoditi unggulan ekspor serta daya saing dan derajat

integrasinya2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan komoditi

unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan.