1. PENDAHULUAN
description
Transcript of 1. PENDAHULUAN
Instrumen–instrumen Elektronik untuk Pengukuran Tegangan, Arus, Tahanan dan Parameter Rangkaian Lainnya
1. PENDAHULUANVoltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat,
penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang
sebanding dengan besaran yang diukur. Selanjutnya arus ini menggerakkan
sebuah mekanisme alat ukur konvensional dari jenis yang telah dibicarakan
pada sebelumnya.
Instrumen-instrumen yang menggunakan mekanisme alat ukur untuk
menunjukkan kebesaran dari kuantitas yang akan diukur pada sebuah skala
yang kontinyu disebut instrumen-instrumen analog.
Bila hasil pengukuran diperagakan dalam selang waktu yang diskrit atau
dalam bentuk angka (sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah
skala kontinu), kita membicarakan sebuah penunjukan digital.
Ciri tambahan dalam instrumen digital modern seperti halnya fasilitas
polaritas otomatis dan pengubahan rangkuman, selanjutnya mengurangi
kesalahan pengukuran dan kemungkinan kerusakan instrumen karena
pembebanan lebih yang tidak disengaja.
Instrumen digital tersedia untuk mengukur tegangan, arus search (dc)
dan bolakbalik (ac), dan tahanan.
Variabel finis lainnya dapat diukur dengan menggunakan transducer
yang sesuai. Banyak instrumen digital mempunyai ketentuan tambahan bagi
keluaran guna membuat pencatatan permanen dari hasil-hasil pengukuran yang
menggunakan unit cetakan (printer), pelobang karat dan pita (card and tape
punches) atau peralatan pita maknetik. Dengan data yang sudah dalam bentuk
digital, mereka kemudian dapat diolah tanpa kehilangan ketelitiannya.
2. VOLTMETER ELEKTRONIKA. Voltmeter arus searah (dc) dengan penguat tergandeng
langsung
Voltmeter elektronik dc memperlihatkan suatu pemakaian langsung
dari elektronika terhadap instrumen-instrumen ukur. Instrumen ini
biasanya terdiri dari sebuah alat ukur dc yang lazim, didahului oleh
sebuah penguat dc dari satu tingkatan atau lebih. Penguat-penguat
dc yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan
dalam dua kelompok yaitu : (a) penguat dc tergandeng langsung
(direct coupled cd amplifier); (b) penguat de jenis pencincang
(chopper type dc amplifier).
Penguat dc tergandeng langsung adalah menarik sebab ekonomis; biasanya
ditemukan dalam voltmeter dc yang harganya lebih murah. Gambar 10-1
menunjukkan diagram skema sebuah penguat dc tergandeng langsung
dengan masukan FET bersama sebuah alat pencatat. Tegangan masukan dc:
dihubungkan ke pelemah masukan yakni alat kontrol terkalibrasi pada panel
depan yang ditandai oleh RANGE. Pembagi tegangan masukan
memungkinkan pemasukan tegangan maksimal sebesar 0,5 V ke gerbang
FET n salur‑an tanpa mengakibatkan carat (distorsi) gelombang. FET
dihubungkan sebagai sebuah "source follower" dan digandengkan langsung
ke transistor npn Q2 yaitu sebuah "emitter follower". Q2 merupakan salah
satu lengan sebuah rangkaian jembatan yang lengan-lengan lainnya terdiri
dari tahanan emitter Q2 sebesar 10 KΩ dan potensiometer 2,5 kΩ yang serf
dengan tahanan 2,2 kΩ.
B. Voltmeter arus searah dengan penguat jenis pencincang (chopper type dc voltmeter)
Diagram balok Gambar 10-2 menggambarkan bekerjanya penguat jenis
pencincang. Dioda-dioda cahaya (photodiodes) digunakan sebagai
pencincang yang bukan mekanis untuk memodulasi (pengubahan dari dc ke
ac) dan demodulasi (pengubahan kembali dari ac ke dc). Sebuah
fotokonduktor, bila diterangi oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai
suatu tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus sampai beberapa ribu
ohm. Bala tidak diterangi, tahanan foto konduktor ini bertambah secara
tajam, biasanya sampai beberapa mega ohm.
Dalam rangkaian Gambar 10-2 sebuah osilator mengemudikan dua lampu
neon agar bercahaya secara bergantian selang setengah periods osilasi.
Masing-masing lampu neon menerangi satu foto konduktor dalam rangkaian
masukan penguat dan satu dalam rangkaian keluaran. Kedua foto dioda
dalam rangkaian masukan membentuk sebuah modulator atau chopper
setengah gelombang Seri paralel. Secara bersama-sama mereka bekerja
sebagai sebuah sakelar terhadap masukan penguat, yang secara
bergantian membuka dan menutup pada, suatu laju kecepatan yang
ditentukan oleh frekuensi osilator neon.
Impedansi masukan dari voltmeter arus searah dengan penguat pencincang
(chopper amplifier de voltmeter) biasanya adalah dalam orde 10 MΩ atau
lebih, kecuali pada rangkuman-rangkuman masukan yang sangat rendah.
Untuk menghflangkan kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh
Impedansi sumber yang tinggi, kadang-kadang di dalam rangkaian alat ukur
dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling feature). Penambahan yang
sangat bermanfaat ini menempatkan sebuah tegangan "bucking" yang seri
dengan masukan. Sebuah alat kontrol di panel depan memungkinkan
pemakai untuk me-nol-kan tegangan masukan melalui tegangan "bucking".
C. Voltmeter ac dengan menggunakan penyearah
Voltmeter elektronik arus bolak-balik (ac) pada dasarnya identik
dengan voltmeter arus searah (dc) kecuali bahwa tegangan masukan
harus disearahkan (diratakan) sebelum dimasukkan ke rangkaian
alat pencatat arus searah. Dalam beberapa hal penyearahan terjadi
sebelum penguatan; dalam hal mana sebuah rangkaian dioda
sederhana mendahului penguat dan alat pencatat, seperti pada
Gambar 10-3(a). Idealnya pendekatan ini membutultkan suatu
karakteristik pergeseran nol dan penguatan tegangan sebesar satu,
dan sebuah alat pencatat dc dengan sensitivitas yang sesuai.
Dalam. pendekatan lain, sinyal ac disearahkan sesudah penguatan
seperti pada Gambar 10-3(b); di mana penyearahan gelombang penuh
terjadi di dalam rangkaian alat ukur yang 'dihubungkan ke terminal-
terminal keluaran dari penguat ac- Umumnya, pendekatan ini
memerlukan sebuah penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang
tinggi dan umpan-balik negatif yang besar guna mengatasi
ketidaklinearan dioda-dioda penyearah.
Biasanya voltmeter ac adalah dari jenis yang memberi tanggapan
terhadap nilai rata-rata (average responding type) dengan skala
alat pencatat yang terkalibrasi dalam nilai rms sebuah gelombang
sinus. Karena bentuk gelombang yang begitu banyak dalam
elektronika adalah sinusoida, ini merupakan suatu solusi yang
betul-betul memuaskan dan jelas jauh lebih murah dari sebuah
voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rms sebenarnya.
Akan tetapi, bentuk-bentuk gelombang yang bukan sinus akan
menyebabkan alat pencatat jenis ini membaca tinggi atau rendah
bergantung pada faktor bentuk gelombang.
Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang mempunyai per-
yirnpangan positif loii negatif yang sama dikaitkan ke nilai rata-rata
oleh faktor bentuk. Faktor bentuk, obagai perbandingan nilai rms
terhadap nilai rata-rata gelombang dapat dinyatakan sebagai
Jika bentuk gelombang adalah sinusoida, faktor bentuk sama dengan
3. MULTIMETER ELEKTRONIKA. Rangkaian dasar
Salah satu instrumen bengkel untuk pemakaian umum yang paling
terandalkan yang mampu untuk mengukur tegangan dc dan ac
seperti halnya arus dan tahanan adalah multimeter semikonduktor
atau VOM. Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu
instrumen ke yang lain, umumnya sebuah multimeter elektronik
mengandung elemen-elemen berikut :
1. Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan
alat pencatat.
2. Pelemah masukan atau sakelar rangkuman (RANGE), guna
membatasi besarnya tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
3. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukan ac ke
nilai dc yang se-banding.
4. Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi
kemampuan pengukuran tahanan.
5. Sakelar fungsi (FUNCTION), untuk memilih berbagai fungsi
pengukuran dari instrumen tersebut.
Bila sebuah tegangan positif dimasukkan ke gerbang transistor
masukan Q1, arus "drain" bertambah dan menyebabkan kenaikan
tegangan pada terminal sumber. Hasil ketidaksetimbangan antara
tegangan sumber Q1 dan Q2 ditunjukkan oleh penyimpangan jarum
alat ukur yang skalanya dikalibrasi agar sesuai dengan besarnya
tegangan masukan yang diketahui.
B. Rangkuman tahanan
Bila sakelar fungsi dari multimeter ditempatkan pada posisi OHM,
tahanan yang tidak diketahui terhubung seri dengan sebuah batere
internal, dan alat pencatat semata-mata mengukur penurunan
tegangan pada tahanan yang tidak diketahui tersebut. Sebuah
rangkaian khas ditunjukkan pada Gambar 10-9, di mana sebuah
jaringan pemhagi tegangan terpisah, yang hanya digunakan untuk
pengukuran tahanan, menyediakan sejumlah rangkuman yang
berlainan.
Bila Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke terminal-terminal OHM
dari multimeter, batere 1,5 V menyalurkan arus melalui salah satu
tahanan rangkuman dan tahanan yang tidak diketahui menuju tanah.
Penurunan tahanan V, pada R, dimasukkan ke masukan penguat
jembatan dan menyebabkan suatu penyimpangan pada alat pencatat.
Karen penurunan tegangan pada R, berbanding langsung dengan
tahanannya, skala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam tahanan.
Contoh Soal:Pada voltmeter tergandeng langsung tegangan yang digunakan untuk mendepleksikan jarum pada posisi maksimum sebesar 1 volt, bagaimana caranya agar voltmeter tersebut dapat digunakan untuk mengukur tegangan sebesar 10V, 25V, 50V, 250V, dan 1000V dengan rangkuman tahanan total sebesar 2M?jawab:
R1
R2
R3
R4
R5
R6
JFETVin
-
+
20001000
M 2 R6
R61000 22R6 1000 1
R6Vin6 Vout
MM
Rtotal
7000 250
1500000 5
500000252505000005250
2000250R5250 2R6250R5250 2
2R6R5 502 1
R6R5Vin5 Vout
R
MRR
MM
M
Rtotal
32000 50
16000004
4000002450000250000750R450 2000250000750R450 2
R650R550R450 22
R6R5R4 50 1
R6R5R4 Vin4 Vout
R
MRMMM
M
Rtotal
39000310250002325
20002570002532000255R32 2R625R525R4255R32 2
2R6R5R4R3 25 1
R6R5R4R3 Vin3 Vout
RMR
MM
M
Rtotal
12000028000002210
20001070001032000103900010R2 10 2R610R510R410R310R2 10 2
2R6R5R4R3R2 10 1
R6R5R4R3R2Vin2 Vout
RMR
MM
M
Rtotal
8112000002
)200070003200039000120000(21R6R5R4R3R2 R1 2
MRMMR
M
4. VOLTMETER DIGITALA. Karakteristik umum
voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan dc
atau ac dalam bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum
penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti dalam alat-alat analog.
Dalam banyak pemakaian penunjukan dengan angka adalah
menguntungkan sebab mengurangi kesalahan pembacaan manusia
dan kesalahan interpolasi, menghilangkan kesalahan paralaksis,
memperbesar kecepatan pernbacaan, dan kerapkali melengkapi
keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi pengolahan dan
pencatatan selanjutnya.
Ciri pilihan biasa mencakup rangkaian tambahan untuk mengukur arus,
tahanan dan perbandingan tegangan. Variabel-variabel fisis lainnya
dapat diukur dengan menggunakan transducer yang sesuai.
Voltmeter digital dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori berikut
a) Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM).
b) Voltmeter digital jenis penggabungan/integrasi (integrating DVM).
c) Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM).
d) Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive
approximation DVM)
B. DVM tipe tanjak
Prinsip operasi DVM tipe tanjak (ramp type) didasarkan pada pengukuran waktu yang diperkirakan oleh sebuah tegangan Lanjak linear agar naik dari level 0 V ke level tegangan masukan, atau agar berkurang dari level tegangan masukan ke nol. Selang waktu ini diukur dengan sebuah pencacah selang waktu elektronik, dan pencacahan diperagakan dalam sejumlah angka pada tabung penunjuk elektronik.Pengubahan dari sebuah tegangan ke suatu selang waktu digambarkan oleh diagram bentuk gelombang pada Gambar 10-16. Pada permulaan siklus pengukuran, sebuah tegangan tanjak dimulai; tegangan ini bisa menuju positif atau negatif.
Tanjakan yang menuju negatif ditunjukkan pada Gambar 10-16, dibandingkan secara kontinu terhadap tegangan masukan yang tidak diketahui. Pada saat di mana tegangan tanjak sama dengan tegangan yang tidak diketahui, sebuah rangkaian pembanding atau komparator membangkitkan sebuah pulsa yang membuka sebuah gerbang. Gerbang ini ditunjukkan pada diagram balok di Gambar 10-17.
Tegangan tanjak terus berkurang terhadap waktu sampai akhirnya mencapai 0 V (atau potensial tanah), dan sebuah pembanding lainnya membangkitkan sebuah pulsa keluaran yang menutup gerbang.
Sebuah osilator membangkitkan pulsa-pulsa lonceng yang diijinkan lewat melalui gerbang menuju sejumlah unit pencacah kelipatan sepuluh (DCU-decade counting unit) yang menjumlahkan jumlah pulsa yang lewat melalui gerbang. Bilangan desimal, yang diperagakan oleh tabung indikator yang bergantung dengan DCU, merupakan suatu ukuran dari besarnya tegangan masukan
C. DVM tanjak tipe anak tangga (staircase-ramp DVM)
DVM ini melakukan pengukuran tegangan dengan membandingkan
tegangan masukannya terhadap sebuah tegangan tanjak anak
tangga yang dibangkitkan secara internal. Instrumen yang
ditunjukkan pada Gambar 10-18 mengandung pelemah masukan 10
MΩ, memberikan lima rangkuman masukan dari 100 mV sampai
100 V skala penuh. Penguat arus searah, dengan penguatan tetap
sebesar 100, memberikan 10 V ke pembanding pada setiap
penyetelan tegangan skala penuh dari pembagi tegangan masukan.
Pembanding mengindera ksamaan antara tegangan masukan yang
diperkuat dan tegangan tanjak anak tangga yang dibangkitkan
sebagai pengukuran yang berjalan meneruskan siklusnya.
D. Multimeter digital tipe penggabungan (Integrating DVM)
Diagram balok yang disederhanakan untuk sebuah voltmeter digital jenis integral, diberikan pada Gambar 10-19. Tegangan dc yang diuji dimasukkan ke tingkatan masukan yang memisahkan rangkaian voltmeter terhadap rangkaian uji dan menyediakan pelemahan masukan yang dibutuhkan. Sinyal masukan yang diperlemah ini dihubungkan ke pengubah V/F. Rangkaian ini terdiri dari penguat integrasi, pendeteksi level tegangan (rangkaian pembanding), dan generator pulsa.
Penguat integrasi menghasilkan suatu tegangan keluaran yang sebanding dengan tegangan masukan yang dikaitkan ke elemen masukan dan elemen umpan balik oleh persamaan
Jika tegangan masukan adalah konstan, keluaran adalah sebuah tegangan tanjak linear yang memenuhi persamaan
E. DVM setimbang kontinu
Diagram balok dari sebuah DVM setimbang kontinu yang
dikemudikan oleh servo ditunjukkan pada Gambar 10-20. Tegangan
masukan dc dimasukkan ke sebuah pelemah masukan yang
memberikan penyakelaran rangkuman yang tepat. Pelemah
masukan berupa alai kontrol pada panel depan yang juga
menyebabkan sebuah penunjuk titik decimal bergerak pada
permukaan peraga sesuai dengan rangkuman masukan, yang
dipilih.
Setelah lewat melalui sebuah rangkaian proteksi kelebihan tegangan
dan sebuah tapir pengapkiran arus,bolak-balik (ac rejection filter),
tegangan masukan dihubungkan ke satu sisi pembanding
pencincang mekanis. Sisi lain dari pembanding tersebut
dihubungkan ke sebuah lengan geser (wiper) dari potensiometer
presisi yang dikemudikan oleh motor, yang dihubungkan pada
cumber tegangan referensi. Keluaran pembanding pencincang yang
dikemudikan oleh tegangan jala-jala dan bergetar pada frekuensi
jalajala, merupakan sebuah sinyal gelombang persegi.
Amplitude geiombang persegi ini adalah ftingsi dari selisih antara
besar dan polaritas tegangan dc yang dihubungkan ke sisi sisi
pencincang yang soling berhadapan. Sinyal gelombang persegi
diperkuat oleh sebuah prapenguat berimpedansi tinggi berderau
rendah dan diumpankan ke sebuah penguat daya. Penguat ini
mempunyai redaman khuslis guna memperkecil lonjakan (overshoot)
dan ayunan (hunting) pada posisi nol.
Adalah jelas bahwa instrumen ini tidak "mencuplik" tegangan dc
yang tidak diketahui secara teratur seperti dalam halnya
instrumen-instrumen yang lebih njelimet, tetapi secara kontinu
mencari kesetimbangan tegangan masukan terhadap tegangan
referensi yang dibangkitkan secara internal.
F. Voltmeter digital dengan pendekatan secara berturut-turut(successive approximation DVNI)
Sekarang ini voltmeter digital dengan kemampuan 1000 pembacaan
setiap sekon atau lebih tersedia secara komersial. Umumnya,
instrumen ini menggunakan konvertor dari jenis pendekatan
berturut-turut guna melakukan digitasi (digitization, pengubahan
analog menjadi digital). Diagram yang disederhanakan untuk
voltmeter ini ditunjukkan pada Gambar 10-21.
5. ALAT UKUR Q (Q-METER)A. Rangkaian dasar alai ukur Q
Alat ukur Q adalah sebuah instrumen yang dirancang guna
mengukur beberapa sifat listrik dari kumparan dan kapasitor.
Bekerjanya instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat ini
didasarkan pada karakteristik sebuah rangkaian resonansi seri yang
telah dikenal, yakni bahwa tegangan pada kumparan atau kapasitor
sama dengan tegangan yang dimasukkan dikalikan dengan Q
rangkaian. Jika sebuah tegangan yang nilainya tetap dimasukkan ke
rangkaian, sebuah voltmeter yang dihubungkan ke kapasitor dapat
dikalibrasi agar langsung menunjukkan Q.
Hubungan tegangan dan arus dari sebuah rangkaian resonansi seri ditunjukkan pada Gambar 10-24. Pada resonansi, ersyaratan-persyaratan berikut adalah sah
Di mana E = tegangan yang dimasukkan
I = arus rangkaian
Ec = tegangan pada kapasitor
Xc=reaktansi kapasitif
Xl=reaktansi induktif
R=tahanan kumparan
Menurut definisi, penguatan rangkaian adalah Q, di mana
Berarti jika E dipertahankan konstan dan levelnya diketahui, sebuah
voltmeter yang dihubungkan pada kapasitor dapat dikalibrasi langsung
dalam Q rangkaian.
Sebuah rangkaian praktis untuk mengukur Q ditunjukkan pada
Gambar 10-25. Osilator rangkuman lebar dengan rangkuman
frekuensi dari 10 kHz sampai 50 MHz menyalurkan arus ke sebuah
tahanan shunt RSH yang nilainya rendah. Nilai shunt ini sangat
rendah, khasnya dalam orde 0;02 &1. Dia memberikan tahanan yang
hampir sama dengan nol ke dalam rangkaian osilator dan berarti dia
menyatakan sebuah sumber tegangan yang besarnya E dengan
tahanan dalam yang sangat kecil (dalam kebanyakan hal diabaikan):
Tegangan E pada shunt, berhubungan dengan E pada Gambar 10-24,
diukur dengan alat ukur termokopel yang diberi tanda. "kalikan Q
dengan" ("Multiply Q by"). Tegangan pada kapasitor variabel berkaitan
dengan Ec pada gambar 10-24, diukur dengan sebuah lvoltmeter
elektronik yang skalanya dikalibrasi langsung dalam nilai-nilai Q.
Q yang ditunjukkan (yang merupakan pembacaan resonan pada
alat ukur "Q” rangkaian) disebut Q rangkaian sebab kerugian
kapasitor penggetar, voltmeter, dan tahanan sisipan semuanya
termasuk di dalam rangkaian pengukuran. Q efektif dari kumparan
yang diukur akan menjadi sedikit lebih besar dari Q yang
ditunjukkan. Umumnya perbedaan ini dapat diabaikan, kecuali
dalam hal-hal tertentu di mana tahanan kumparan relatif kecil
dibandingkan terhadap nilai tahanan sisipan (masalah ini
dibicarakan dalam Contoh 10-6).
Induktansi kumparan dapat ditentukan dari nilai-nilai frekuensi (f)
yang diketahui dan kapasitansi penggetar (C) karena
B. Metoda pengukuran
Untuk menghubungkan komponen-komponen yang tidak diketahui ke
terminal-terminai uji sebuah alat ukur Q, terdapat tiga metoda yaitu :
a) Hubungan langsung.
b) Sambungan Seri
c) Sambungan Paralel
a) Hubungan langsung.
Kebanyakan kumparan dapat dihubungkan langsung ke lerminai uji,
persis seperti yang ditunjukkan dalam rangkaian dasar alat ukur Q
pada t;ambar 10-25. Rangkaian dibuat beresonansi dengan
mengatur salah satu frekuensi osilator atau kapasitor penggetar Q
yang ditunjukkan, dibaca langsung pada alat ukur "Q rangkaian",
dimodifikasi dengan menyetel "Kalikan Q dengan" pada alat ukur.
Bila terakhir alat ukur disetel pada tanda kesatuan, alat ukur "Q
rangkaian" membaca langsung nilai Q yang tepat.
b) Sambungan seri
Komponen-komponen impedansi rendah seperti tahanan bernilai rendah,
kumparan kecil dan kapasitor besar, diukur secara seri dengan rangkaian
pengukuran. Gambar 10-26 menunjukkan sambungan tersebut. Di sini,
komponen yang akan diukur ditunjukkan oleh [Z] , dihubungkan seri dengan
sebuah kumparan kerja vang stabil pada terminal uji (kumparan kerja
biasanya disuplai bersama instrumen). Dua pengukuran dilakukan : Dalam
pengukuran pertama, yang tidak diketahui dihuhungsingkatkan oleh sebuah
sabuk hubung singkat (shorting strap) kecil dan rangkaian dibuat resonansi
guna menetapkan suatu kondisi referensi. Nilai kapasitor penyetelan (C1)
dan Q yang ditunjukkan (Q1) dicatat. dalam pengukuran kedua sabuk
hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakar, kembali, memberikan
suatu nilai baru bagi kapasitor penyetelan (C2) dan perubahan nilai Q dari
Q1 menjadi Q2
c) Sambungan paralel
Komponen-komponen berimpedansi tinggi seperti tahanan tahanan
benilai tinggi, induktor tertentu, dan kapasitor kecil, diukur dengan
menghubungkannya secara paralel terhadap rangkaian pengukuran.
Gambar 10-27 menunjukkan sambungan tersebut. Sebelum
dihubungkan ke komponen yang tidak diketahui rangkaian dibuat
resonansi dengan menggunakan sebuah kumparan kerja yang
sesuai, guna menetapkan nilai-nilai referensi bagi Q dan C (Q1
dan C1). Selanjutnya bila komponen yang diuji dihubungkan ke
rangkaian, kapasitor diatur kembali agar ber-resonansi, sehingga
diperoleh suatu nilai baru bagi kapasitor penyetalaan (C2) dan
perubahan nilai Q rangkaian (∆Q) dari Q1 menjadi Q2.