1. K3 SMK.doc
-
Upload
yanti-setianingsih -
Category
Documents
-
view
257 -
download
5
Transcript of 1. K3 SMK.doc
xxProjectxx
PAKET PELATIHAN
untuk
Pelatihan Berbasis Kompetensi
pada
Spesialisasi Produksi Garmen
Program:
Spesialisasi Produksi Garmen
Judul materi:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Juli 2002
Revision No. 1 Aug. 03
Penghargaan
Para Konsultan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 (SMKN3) Tangerang
Dra. Lusi Selamet
Ketua Jurusan Tata Busana
Sutihat, B.A
Guru Produksi Garmen
Eri Sutarti, S.Pd
Guru Produksi Garmen
Dra. Sutarti
Guru Produksi Garmen
Sri Prihartini
Guru Produksi Garmen
Dra. Aznah
Guru Produksi Garmen
Dra. Elly R. Silalahi
Guru Produksi Garmen
Konsultan khusus
Dra. Evarinayanti Siswoyo, M.Ed
PPPG Kejuruan, Jakarta
Fashion Industry Training Services, TAFE, South Australia
Torrens Valley TAFE, South Australia
Australian National Training Authority
Ucapan terima kasih kepada:
Nurchairiah
Lia Herawati, S. S
Wiwik Widyastuti, S. Sos
Penolakan
Kami jamin bahwa publikasi buku ini akurat. Penulisnya Proyek Kemitraan Indonesia Australia untuk Pengembangan Keterampilan (Proyek Pengembangan Institusi Jawa Barat), tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan karena ketidak akuratan ataupun perubahan.Pendahuluan1
Bagian 1 Panduan Belajar
Tentang panduan belajar 2
Apakah Pelatihan Berbasis Kompetensi itu? 2
Apa artinya menjadi kompeten? 2
Bagaimana siswa/peserta pelatihan akan belajar?2
Proses yang disarankan untuk belajar3
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu mata pelajaran? 3
Berapa kali kesempatan yang dimiliki siswa/peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi? 3
Tentang guru/pelatih3
Tentang siswa/peserta pelatihan4
Tentang penguji4
Pengakuan akan kompetensi yang telah dimiliki4
Sumber/kegiatan belajar
Metode belajar5
Penguasaan kompetensi5
Menggunakan materi sumber pelajaran5
Bagaimana orang belajar6
Kegiatan praktik7
Peta program pelatihan8
Hasil belajar/elemen dari standar kompetensi terkait9
Instruksi untuk siswa/peserta pelatihan11
Materi sumber belajar
Referensi GP 001 1a Definisi kesehatan dan keselamatan kerja12
Referensi GP 001 1b Induksi area kerja12
Referensi GP 001 2 Keamanan di area kerja14
Referensi GP 001 3 Bahaya-bahaya di area kerja17
Referensi GP 001 4 Kecelakaan di area kerja22
Referensi GP 001 5 Persiapan dan pemeliharaan area kerja26
Referensi GP 001 6 Ergonomi34
Referensi GP 001 7 Penanganan manual42
Referensi GP 001 8 Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia44
Kegiatan belajar
Kegiatan belajar GP 001 1a Definisi kesehatan dan keselamatan kerja46
Kegiatan belajar GP 001 2 Keamanan di area kerja47
Kegiatan belajar GP 001 3 Bahaya-bahaya di area kerja48
Kegiatan belajar GP 001 4 Kecelakaan di area kerja49
Kegiatan belajar GP 001 5 Persiapan dan pemeliharaan area kerja50
Kegiatan belajar GP 001 6 Ergonomi51
Kegiatan belajar GP 001 7 Penanganan manual52
Kegiatan belajar GP 001 8 Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia53
Skenario penyelesaian masalah54
Periksa kemajuan anda55
Bagian 2 Panduan mengajar
Peran guru/pelatih56
Strategi penyajian/pengajaran56
Sumber-sumber penyajian56
Hubungan antara komponen off-job dan on-job57
Sumber-sumber pelajaran57
Belajar dalam Program Berbasis Kompetensi58
Hubungan antara Spesialisasi Produksi Garmen Dengan Standar Kompetensi Produksi Garmen59
Bagian 3 Panduan pengujian
Panduan pengujian61
Prinsip-prinsip pengujian61
Proses pengujian61
Metode pengumpulan bukti62
Tata cara pelaksanaan pengujian62
Contoh jenis-jenis pengujian63
Efektifitas biaya63
Peran siswa/peserta pelatihan64
Contoh pengujian64
Tugas-tugas pengujian65
Ceklis pengujian
Pengetahuan dasar66
Tugas-tugas praktik67
Lembar untuk guru penyelesaian skenario68
Bagian 4 Standar kompetensi
001A SDM Mengikuti prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja69
Pendahuluan
Apakah paket pelatihan itu?
Paket pelatihan ini terdiri dari empat bagian,
Bagian 1: Panduan belajar termasuk buku pelajaran dan kegiatan belajar
Bagian 2: Panduan pengajaran/pelatihan
Bagian 3: Panduan pengujian
Bagian 4: Standar Kompetensi
Tujuan adanya paket pelatiahn ini adalah untuk membantu para pelatih dan peserta pelatihan.
Paket pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk mengajarkan beragam keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja. Buku ini ditulis berdasarkan standar kompetensi, yaitu, pernyataan yang disepakati mengenai keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu di tempat kerja. Standar kompetensi ini telah dikembangkan oleh industri garmen dan West Java Institutional Development Project khusus untuk wilayah Jawa Barat.
BAGIAN 1
Panduan Belajar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Tentang panduan belajar
Panduan belajar berisi informasi tentang:
hal-hal yang perlu diketahui oleh para siswa/peserta pelatihan agar dapat menyelesaikan program pelatihan dengan baik
peranan para pelatih/pengajar
cara memperoleh pengakuan terhadap keterampilan dan pengetahuan telah dikuasai
bagaimana menggunakan bahan pelajaran dan lembar kegiatan
saran mengenai waktu dan pelaksanaan pengujian
Apakah Pelatihan Berbasis Kompetensi itu?
Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah pelatihan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja untuk dapat melakukan suatu pekerjaan secara kompeten. Standar kompetensi industri merupakan dasar dari pengembangan kurikulum dan program pelatihan. Standar kompetensi adalah dokumen yang menjelaskan tentang kinerja yang menjelaskan:
tugas apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang
sebaik apa seseorang diharapkan untuk bekerja
bagaimana cara mengetahui bahwa kinerja seseorang telah mencapai tingkat yang harapkan
Standar kompetensi yang harus dicapai dijelaskan pada kriteria kinerja yang telah ditentukan sebelumnya.
Apa artinya menjadi kompeten?
Menjadi kompeten artinya seseorang telah memiliki semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif di tempat kerja sesuai dengan standar kompetensi yang telah disepakati.
Bagaimana siswa/peserta pelatihan akan belajar?
Belajar dalam sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi berbeda dengan diajar oleh seorang guru di kelas. Pada sistem ini siswa / peserta pelatihan memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam proses belajar mereka sendiri. Hal ini berarti bahwa siswa / peserta pelatihan akan perlu merencanakan program belajarnya bersama-sama dengan guru, lalu menerapkannya.
Proses yang disarankan untuk belajar
membaca bahan yang telah ditentukan dalam setiap kegiatan belajar agar memperoleh suatu pandangan tentang isi pelajaran
mencatat dimana perlu berdasarkan bahan yang dibaca
memikirkan bagaimana pengetahuan yang baru didapat berhubungan dengan pengetahuan serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya
merencanakan praktik penerapan pengetahuan dan keterampilan
mencoba dan menjawab semua pertanyaan serta menyelesaikan semua tugas praktik dalam kegiatan belajar
memperbaiki dan mengkaji ulang bahan belajar untuk memantapkan pengetahuan
mengamati keterampilan praktis yang didemonstrasikan oleh guru atau orang yang berpengalaman di bidangnnya
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang konsep yang berbeda
menerapkan praktik kerja yang aman
memperhatikan indikator kemajuan individu melalui kegiatan praktik
mempraktikkan keterampilan yang baru diperoleh
mengerjakan tugas-tugas pengujian setelah proses belajar selesai
meminta bantuan dari guru bila merasa tidak yakin
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu mata pelajaran?
Dalam sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi fokus terletak pada pencapaian kompetensi, bukan pada lama waktu belajar. Masing-masing siswa/peserta pelatihan atau pelatih akan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menjadi kompeten dalam suatu keterampilan.
Berapa kali kesempatan yang dimiliki siswa/peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi?
Bila seorang siswa/peserta pelatihan tidak berhasil mencapai kompetensi pada kesempatan pertama, maka guru akan mengatur rencana pelatihan untuk siswa/peserta pelatihan tersebut. Rencana ini akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan tingkat kompetensi individu hingga mencapai tingkat yang diharapkan.
Tentang guru/pelatih
Guru/pelatih telah dipilih karena yang bersangkutan memiliki pengalaman dalam pelatihan dalam dalam industri produksi garmen.
Peran guru/pelatih adalah untuk:
membantu siswa/peserta pelatihan merencanakan program belajar
memberikan bimbingan melalui kegiatan belajar
membantu siswa/peserta pelatihan memahami konsep dan penerapan baru serta menjawab pertanyaan mengenai proses dan kegiatan belajar
membantu siswa/peserta pelatihan untuk menemukan dan mengakses sumber-sumber tambahan yang diperlukan
mengatur kegiatan kelompok belajar bila diperlukan
mengatur spesialis dari industri untuk membantu bila diperlukan
Tentang siswa/peserta pelatihan
Rekan siswa dan rekan kerja juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka.
Diskusi dan dukungan dari rekan kerja merupakan aspek yang penting dalam pengembangan tim dan akan memperkaya pengalaman belajar.
Tentang penguji
Penguji dapat merupakan guru/pelatih atau individu atau sekelompok orang, misalnya, personil dari industri dapat membantu guru dari sebuah institusi untuk mengadakan proses pengujian.
Penguji akan:
melaksanakan pengujian bila siswa/peserta pelatihan telah siap dan merencanakan proses belajar dan pengujian selanjutnya
memberikan umpan balik kepada siswa/peserta pelatihan, misalnya, yaitu menjelaskan kepada siswa bidang manakah yang dapat ditingkatkan dan menegosiasikan rencana pelatihan selanjutnya dengan siswa/peserta pelatihan
mencatat hasil-hasil yang telah dicapai siswa/peserta pelatihan
Pengakuan akan kompetensi yang telah dimiliki
Bila anda telah belajar atau bekerja pada bidang yang sama/berhubungan maka ada kesempatan bagi anda untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan.
Bila sebuah topik baru telah diselesaikan bacalah kembali hasil-hasil belajar untuk mengetahui tugas-tugas apa yang perlu diselesaikan dan kompetensi-kompetensi apa yang harus dicapai. Perlihatkan kepada pelatih bila anda merasa yakin anda mampu mencapai kompetensi tersebut.
Bila anda mampu mendemonstrasikan kompetensinya maka anda tidak perlu melakukan kegiatan belajar dan dapat langsung berpindah ke topik yang lain. Bila anda tidak mampu melaksanakan setiap tugas maka guru anda akan memberitahu kegiatan belajar mana yang harus anda kerjakan.
Sumber/kegiatan belajar
Informasi Program
Metode belajar
Program pelatihan untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja terdiri dari sejumlah topik yang menjabarkan hasil belajar dengan jelas. Hasil belajar ini menyebutkan hal-hal apa harus dicapai pada akhir proses belajar suatu topik. Hasil belajar dapat termasuk dicapainya pengetahua-pengatahuan dasar (fakta dan informasi) dan/atau pengembangan keterampilan atau sikap. Pengembangan sikap dalam sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan bagian penting dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan.
Para siswa/peserta pelatihan akan diberi kesempatan untuk menelaah kemajuan (pengecekan kemajuan secara berkala) dan menerima umpan balik dari guru/pelatih.
Penguasaan kompetensi
Standar kompetensi yang harus dicapai dijabarkan secara jelas pada setiap topik.
Untuk hampir semua topik, syarat yang diajukan antara lain:
menjawab setiap pertanyaan dengan benar
mendemonstrasikan berbagai keterampilan yang telah dipelajari dengan mengerjakan beragam kegiatan sesuai dengan standar kompetensi dan kriteria kinerja yang dipersyaratkan
Menggunakan materi sumber pelajaran
Tujuan dari sumber/kegiatan belajar ini adalah untuk memberikan Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja agar memungkinkan peserta untuk:
melakukan pekerjaan atau proses belajar dalam tatanan yang aman
mengembangkan pemahaman tentang persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja, peraturan dan tanggung jawab ditempat kerja.
mengidentifikasi dan menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan belajar dan skenario penyelesaian masalah diselesaikan dengan berkonsultasi pada guru/pelatih.
Buatlah catatan bila dirasa perlu untuk membantu mengingat hal-hal apa yang harus dan telah dilakukan.
Bagaimana orang belajar
Bertanya
Ajukan pertanyaan tentang hal apapun yang perlu anda ketahui
Bertanyalah apakah anda telah melupakan sesuatu
Bertanyalah bila anda ingin memeriksa sesuatu
Mintalah kepada guru/pelatih bila anda ingin mereka mendemonstrasikannya sekali lagi
Praktik
Ikuti apa yang dilakukan oleh guru/pelatih
Sering-seringlah berlatih
Memeriksa
Periksa bagaimana kemajuannya
Periksalah apakah mungkin anda melakukannya lebih baik lagi
Periksalah apakah telah memenuhi standar yang ditentukan
Kegiatan praktik
Para guru/pelatih akan memerika kemajuan anda dengan cara yang berbeda-beda
Misalnya:
kadang anda akan ditanya dan harus menjawab secara lisan ataupun tertulis
kadang anda akan diminta mengerjakan suatu tugas khusus
kadang anda harus memperlihatkan kepada orang lain apa yang harus dilakukan
kadang anda boleh memilih menjelaskan dengan mempergunakan gambar
Bila anda mampu mengerjakan tugas dengan baik/kompeten maka anda akan maju ke tugas berikutnya
guru/pelatih anda akan mencatat kemajuan anda
anda harus mampu mengerjakan semua tugas yang ada di buku ini dengan baik
Peta Program Pelatihan
Pelajaran inti
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Hasil belajar/elemen dari standar kompetensi terkait
Jam nominal: 20
Hasil-hasil belajar untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja berikut ini berhubungan dengan elemen-elemen yang ada pada standar kompetensi 001A SDM Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.Mengacu pada Bagian 4 untuk rincian Standar Kompetensi, Unit Kompetensi dan Elemen yang akan dicapai.
Prasyarat: Nil
Setelah menyelesaikan materi ini dengan baik, siswa/peserta pelatihan akan mampu melaksanakan tugas-tugas berikut ini:
ElemenHasil belajar/tugas-tugas
Elemen 1
Mengikuti prosedur tempat kerja dalam mengidentifikasi keadaan bahaya dan pengontrolan bahayaMengenali tanda-tanda bahaya dan menjelaskan gunanya
Mengidentifikasi persyaratan keamanan individu di tempat kerja
Mengikuti prosedur area kerja bila ada kecelakaan, kebakaran dan keadaan darurat
Mengidentifikasi dan melaporkan setiap keadaan bahaya di area kerja yang mengancam kesehatan dan keselamatan kerja
Mengikuti prosedur dan instruksi area kerja untuk mengontrol tingkat bahaya kesehatan dan keselamatan kerja
Menentukan ergonomi
Elemen 2
Membantu secara aktif dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerjaMenjelaskan persyaratan legal untuk kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat diterapkan di wilayah Jawa Barat
Mengangkat isu tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan menejer area kerja sesuai kebutuhan
Melaksanakan komunikasi secara efektif dengan orang lain
Pengetahuan dasar (fakta dan informasi)
Untuk menyelesaikan mata pelajaran ini, siswa perlu menguasai pengetahuan dasar sebagai berikut:
persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja
prosedur pengoperasian dan pelaporan area kerja
Instruksi untuk siswa/peserta pelatihan
Berbagai jenis sumber belajar, kegiatan belajar dan skenario pemecahan masalah diberikan pada siswa/peserta pelatihan untuk membantu mencapai kompetensi.
Proses belajar mengharuskan siswa/peserta pelatihan untuk mendapatkan berbagai jenis sumber belajar dan melaksanakan kegiatan belajar yang sesuai
Siswa/peserta pelatihan akan memilih buku pelajaran, CD/video dan/atau buku-buku referensi yang relevan serta lembar kegiatan yang sesuai dan menyelesaikan kegiatan belajar tersebut sesuai dengan sumber-sumber yang ada. Pengujian akan dilaksanakan secara periodik dan termasuk
tes tertulis atau lisan untuk mengetahui pengetahuan yang harus dimiliki
skenario pemecahan masalah
tes kinerja untuk menentukan apakah siswa/peserta pelatihan kompeten
Semua bagian harus diselesaikan dengan benar untuk menjadi kompeten
Tes kinerja akan dilaksanakan pada waktu yang tepat sesuai kesepakatan siswa/peserta pelatihan dengan guru/pelatih.
Siswa/peserta pelatihan akan menyelesaikan semua tugas tertulis yang dipersyaratkan pada buku latihan untuk kemudian disimpan sebagai bukti penyelesaian kegiatan.
Jangan lupa sumber belajar yang paling penting adalah guru/pelatih
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sumber-sumber belajar
PAKET GP 001
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Materi Sumber Belajar
Isi
Referensi GP 001 1a Definisi kesehatan dan keselamatan kerja
Referensi GP 001 1b Induksi area kerja
Referensi GP 001 2 Keamanan di area kerja
Referensi GP 001 3 Bahaya-bahaya di area kerja
Referensi GP 001 4 Kecelakaan di area kerja
Referensi GP 001 5 Persiapan dan pemeliharaan area kerja
Referensi GP 001 6 Ergonomi
Referensi GP 001 7 Penanganan manual
Referensi GP 001 8 Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
Referensi tambahan
Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
Prosedur Kualitas Pengelolaan Operasional SMKN3 Tangerang
CD ROM
Sit on it good posture at work
Ergo what?
The safe approach Good Housekeeping
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 - 1a
Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Promosi* dan pemeliharaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang terbaik bagi para pekerja dalam semua pekerjaan:
Pencegahan pada para pekerja dari penyakit yang disebabkan oleh kondisi tempat kerja;
Perlindungan bagi para pekerja dari berbagai faktor yang dapat mengancam kesehatan ketika melakukan pekerjaan;
Penempatan dan pemeliharaan para pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental
Organisasi Buruh Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia, 1963
* Catatan: Promosi adalah pemberian fasilitas, keamanan dan peraturan yang terbaik yang dapat diberikan oleh perusahaan.
Referensi GP 001 1b
Induksi area kerja
Bila siswa / peserta pelatihan memasuki sebuah area kerja atau pekerjaan yang baru, mereka biasanya kurang berpengalaman dan tidak terbiasa dengan lingkungan kerja yang baru, meliputi prosedur, peralatan, bahan-bahan, mesin-mesin dan perlengkapan yang mungkin dibutuhkan untuk pengembangan keterampilannya. Karena hal inilah, para siswa / peserta pelatihan mempunyai resiko tinggi atau rawan terhadap kecelakaan atau penyakit di area kerja.Hal tersebut telah merupakan tanggungjawab para guru / pelatih bahwa seluruh siswa / peserta pelatihan telah menerima informasi, instruksi dan pelatihan, serta pengawasan yang sesuai dan memadai.
Menempatkan para siswa / peserta pelatihan baru ke dalam lingkungan kerja baru dan mengharapkan mereka untuk bekerja secara aman sangatlah tidak masuk akal. Pelatihan, dan informasi yang diberikan kepada siswa/peserta pelatihan baru disebut program induksi. Merupakan hal yang tidak mungkin untuk menyampaikan seluruh isu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja secara sekaligus karenanya akan diberikan secara bertahap selama mata pelajaran kesehatan dan keselamatan kerja.
Referensi GP 001 1b
Induksi area kerja lanjutan
Meskipun demikian, informasi-informasi berikut sangat penting untuk disampaikan kepada para siswa / peserta pelatihan di hari pertama mereka:
Perkenalan dengan manajer Kesehatan dan Keselamatan Kerja / petugas P3K
Keamanan penyimpanan barang-barang pribadi
Perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan secara singkat meliputi:
pengenalan akan bahaya-bahaya yang berhubungan dengan area kerja
cara melakukan pekerjaan dengan aman
jalan keluar dalam keadaan darurat, termasuk prosedur dan perlengkapannya
fasilitas-fasilitas termasuk toilet dan P3K
penjelasan tentang tanda-tanda dan simbol bahaya
petunjuk ke tempat penyimpanan perlengkapan keamanan individu (jika ada)
prosedur pelaporan kecelakaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 2
Keamanan di area kerja
Demonstrasi oleh guru/pelatihPeringatan bahaya berikut ini perlu selalu diobservasi di area kerja
PENGAWASANTidak diperkenankan mengoperasikan mesin tanpa pengawasan.
SEPATUSepatu yang sesuai (tumit rendah, tertutup) harus digunakan di area kerja sepanjang waktu demi pengendalian dan keamanan diri. Jangan pernah dalam kondisi apapun mengoperasikan mesin tanpa alas kaki
RAMBUTRambut yang panjang harus diikat kebelakang. Bila rambut kurang panjang untuk diikat, gunakan jepit atau jala untuk mencegah rambut jatuh ke wajah.
PAKAIAN Pakailah pakaian yang pas atau tidak terlalu longgar, terutama di daerah lengan. Jangan memakai dasi atau pita. Selendang harus diikat dengan baik (jangan longgar).
PERHIASAN Dilarang memakai kalung yang panjang. Tidak dianjurkan memakai cincin, gelang atau anting, atau jam tangan rantai.
KUKU JARITidak boleh terlalu panjang.
JARIJauhkan jari dari jarum mesin dan bagian-bagiannya yang bergerak.
TANGANBila memakai tangan untuk memutar roda mesin agar seimbang, janganlah memakai jari tetapi memakai telapak tangan.
MEMASANG BENANG PADA MESINMatikan mesin dan kaki diangkat dari pedal ketika memasang ulang benang, atau mengganti jarum atau sekoci.
Keamanan di area kerja lanjutan
PENANGANAN KAIN Penyuapan kain untuk dijahit ke dalam mesin harus dari samping sepatu menggunakan jari-jari tangan bukan dari depannya.
PEDALHarus selalu diingat bahwa pedal juga merupakan rem. Menekan bagian belakang pedal dengan tumit akan menghentikan mesin.
MENINGGALKAN MESINSelalu matikan mesin bila sedang tidak digunakan. Guru / pelatih anda akan memberi tahu anda mengenai cara-caranya.
KEBISINGANJangan membuat suara keras atau gerakan mendadak yang dapat mengejutkan orang lain yang sedang mengoperasikan mesin, karena dapat menimbulkan kecelakaan.
KECELAKAANJangan panik jika terjadi kecelakaan. Beritahu orang terdekat agar dapat mencarikan bantuan.
KERUSAKAN MESINSegera beritahu guru / pelatih bila terjadi kerusakan atau ketidak beresan kerja mesin.
KERAPIHAN DAN KEBERSIHANJangan meninggalkan sisa-sisa potongan kain atau tas di lantai.
SIKAP DAN KEBIASAANSelalu bertindak dengan penuh tanggungjawab. Mesin-mesin industri sangat berbahaya.
MAKANAN DAN MINUMAN Jangan membawa makanan dan minuman ke dalam area kerja.
Keamanan di area kerja lanjutan
Tanda-tanda Keamanan
Identifikasi dan jelaskan arti tanda bahaya di area kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 3
Bahaya-bahaya di area kerja
Demonstrasi oleh guru/pelatih
Definisi
Bahaya adalah suatu keadaan atau perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan luka, sakit atau kerusakan barang/mesin.
Risiko berarti kemungkinan dan konsekuensi terjadinya luka atau sakit:
Bahaya di tempat kerja dapat dibagi ke dalam empat kategori:
KategoriJenis Bahaya
Mesin dan peralatan
Mesin tanpa alat pelindung/pengaman, penggunaan peralatan yang tidak tepat, peralatan yang desainnya kurang tepat dan tidak berada dalam kondisi baik, peralatan yang mempunyai bagian yang tajam, peralatan dengan hubungan listrik yang salah.
Lingkungan kerja fisik
Lantai yang licin atau tidak rata, area tempat berjalan yang kotor, ketidak rapihan dan ketidakbersihan, jalan keluar yang terhalang, kebisingan yang mengganggu, penerangan yang tidak memadai, kualitas udara dan ventilasi yang buruk, udara yang terlalu panas atau dingin, berdebu, berasap/bau.
Pekerja dan tugasnya
Kelelahan, stres, kurang berpengalaman, semangat kerja, pelecehan, diskriminasi, pertambahan jam kerja tanpa istirahat yang cukup, gerakan pindah yang berulang, posisi kerja dan cara mengangkat barang yang tidak benar.
Organisasi
Kurangnya kebijakan dan prosedur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai, pelatihan yang memadai, jadwal pelatihan yang tidak sesuai.
Bahaya-bahaya di area kerja lanjutan
Penanggulangan bahaya
1. Identifikasi
Bahaya dapat diidentifikasi dengan melakukan inspeksi keselamatan di area kerja dengan menggunakan ceklis, mencari keterangan dari para guru / pelatih dan para siswa / peserta pelatihan atau menganalisa catatan kecelakaan / penyakit yang pernah terjadi.
2. Pengujian Resiko
Penyelidikan menyeluruh harus dilakukan pada setiap bahaya yang terjadi. Pengujian resiko adalah proses evaluasi kemungkinan terjadinya luka atau penyakit yang disebabkan oleh paparan bahaya tertentu. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan termasuk jenis bahaya, bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan, frekuensi dan lamanya paparan, pelatihan, praktik kerja serta tata letak dan kondisi lingkungan kerja.
3. Pengelolaan Risiko
Hasil dari pengujian risiko dan pengukurannya diterapkan di tempat kerja untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya atau timbulnya kecelakaan. Penerapannya tidak boleh menimbulkan permasalahan baru atau memindahkan permasalahan ke tempat lain. Penerapan tersebut harus selalu diikuti dengan pengujian yang berkelanjutan terutama keefektifitasannya.
Bahaya-bahaya yang ada di area kerja dan keamanan individu
Jangan mengotori tempat kerja atau menghalangi alur jalan dengan tumpukan pakaian atau potongan-potongan kain. Hal ini dapat menyebabkan seseorang terjatuh dan terluka.
Pastikan bahwa pakaian, rambut dan perhiasan yang dipakai tidak akan menyebabkan anda celaka selama bekerja.Bahaya-bahaya yang ada di area kerja dan keamanan individu
Memahami apa yang harus dikerjakan bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat di area kerja
Mengerti cara menggunakan peralatan dengan aman.Bahaya-bahaya di area kerja lanjutan
Pengamanan akan Kebakaran
Terdapat 3 faktor penyebab timbulnya api, antara lain:
1. Bahan bakar baik padat, cair atau gas
2. Oksigen yang ada di udara
3. Panas suhu nyala masing-masing bahan yang berbeda satu sama lain.
Dengan meniadakan salah satu dari faktor tersebut api akan padam. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
mematikan menjauhkan bahan bakar atau bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar dari api
menutupi mengurangi oksigen di udara disekitar kebakaran. Ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan busa, pasir atau tanah, pada permukaan bahan bakar
pendinginan menurunkan suhu benda-benda yang terbakar dibawah suhu nyalanya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menyemprotkan air.
Penyebab Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran di area kerja antara lain:
kegagalan pengelolaan dalam penerapan pencegahan dan pengendalian kebakaran sebagai suatu kesatuan prosedur perencanaan dan prosedur operasional/pelaksanaan
kondisi yang tidak aman misalnya instalasi kabel listrik yang kelebihan beban atau ukuran sekering yang tidak sesuai
peralatan listrik yang tidak berfungsi dengan baik
penyimpanan bahan yang tidak pada tempatnya, misalnya menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di dekat pipa uap atau pipa pembuangan yang panas.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 4
Kecelakaan di area kerja
Bila siswa/peserta pelatihan terluka atau menjadi sakit di area kerja, kualitas dan kecepatan penanganan yang disediakan dan hubungan ke rehabilitasi sangat penting untuk memperkecil penderitaan bagi pekerja yang sakit dan terluka. Di dalam area kerja, penyediaan dan sarana pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) akan membantu mengurangi penderitaan yang terluka atau yang sakit.
Semua luka, kecelakaan atau bahaya yang timbul baik kecil maupun besar harus dilaporkan kepada orang bertanggungjawab atas area kerja tersebut. Sekecil apapun kecelakaan yang terjadi harus dilaporkan, karena kecelakaan tersebut dapat menjadi serius. Misalnya luka teriris / terpotong atau terkelupas dapat menjadi infeksi dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Oleh karena itu orang yang bertanggung jawab di area kerja tersebut harus mencatat segala bentuk kecelakaan yang terjadi.
Bila ada orang yang sakit atau terluka di area kerja, prosedur penanganan luka dapat dilakukan sebagai berikut:
melakukan pertolongan pertama pada keadaan darurat
mencatat kecelakaan yang terjadi
memberi tahu kepada orang yang bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja
meneliti penyebab kecelakaan tersebut dan melakukan tindakan pencegahan
Penyelidikan Kecelakaan
Kecelakaan di area kerja, luka, serta bahaya yang terjadi perlu diselidiki untuk:
mengetahui apa dan mengapa terjadi kecelakaan, untuk mencegah terulangnya kecelakaan tersebut
melakukan tindakan sesuai prosedur yang berlaku
menentukan biaya yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut
Kecelakaan di area kerja lanjutan
Laporan kecelakaan
Laporan kecelakaan harus berisi hal-hal sebagai berikut:
informasi lengkap mengenai kecelakaan
perincian luka / sakit yang ditimbulkan
kecelakaan fisik yang terjadi
saksi mata
latar belakang informasi yang relevan
analisa dan kesimpulan
rekomendasi yang membantu guna menghindari terulangnya kecelakaan yang sama
INSTRUKSI KEPADA SISWA/PESERTA PELATIHAN/PESERTA
Isilah format ini secepat mungkin setelah kejadian dan serahkan kepada orang yang bertanggungjawab atas Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Area kerja.
NAMA:
Program: Materi: ...
Nomor telepon: .
Guru / pelatih yang bertugas pada saat kecelakaan/kejadian:
Tanda tangan pelapor:
CATATAN KECELAKAAN/KEJADIAN
Tanggal:
Waktu:
Hari:
INFORMASI RINCI TENTANG LOKASI KECELAKAAN / KEJADIAN - termasuk nama ruang atau nomor ruang, gedung, tanda yang terdekat, dst.
DESKRIPSI KECELAKAAN/KEJADIAN
APA YANG SEDANG ANDA LAKUKAN PADA SAAT KECELAKAAN / KEJADIAN?
TULISKAN PENYEBAB YANG SEBENARNYA DARI KECELAKAAN / KEJADIAN
TINDAKAN DAN TINDAK LANJUT YANG DILAKUKAN
Tindakan yang dilakukan
Tindak lanjut
PERLAKUAN AWAL
Uraian:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 5
Persiapan dan pemeliharaan area kerja
Demonstrasi oleh guru/pelatihKerapihan area kerja adalah suatu proses dimana tempat kerja dijaga kebersihanya, kerapihan dan keteraturannya dan merupakan tanggungjawab seluruh siswa/peserta pelatihan dan guru.
Kecelakaan yang dihubungkan dengan ketidak rapihan antara lain:
licin, terpeleset dan jatuh sebagai akibat dari lantai yang becek dan berminyak, terutama bila penerangannya tidak bagus
potongan dan serakan yang berasal dari bagian-bagian, gudang atau barang-barang
bahaya dari produk yang terbuang atau bahan yang tidak bagus penyimpanannya
Resiko kesehatan dari debu atau api/panas
Pengaturan yang bagus harus direncanakan dengan baik tidak cukup hanya membersihkan atau merapikan pada waktu yang sudah ditentukan. Area kerja yang bagus didisain pada bagian tertentu dimungkinkan menempatkan pengaturan yang efektif.
Praktik pengaturan yang bagus
gang, jalan masuk, tangga bersih sehingga orang dapat lalu lalang dengan bebas dan produk dapat dibawa dengan mudah
sampah harus dibuang pada tempat yang tepat untuk tujuan pengosongan/pembuangan secara teratur
harus disediakan wilayah gudang yang sesuai dan dengan hati-hati ditempatkan agar mudah dijangkau
barang-barang yang berat, dan sering dipakai harus disimpan setinggi pinggang sehingga dapat diambil dengan mudah dan aman.
penerangan harus bersih dan mencapai semua ruangan dan furnitur.
lantai hendaknya memiliki permukaan yang tepat untuk bekerja dan untuk dibersihkan dengan efektif
cairan yang tumpah harus segera dibersihkan.
Persiapan dan pemeliharaan area kerja lanjutan
mesin, perlengkapan dan peralatan harus dipelihara dengan semestinya
mesin, perlengkapan atau peralatan yang rusak atau tidak bisa dipakai hendaknya segera dilaporkan kepada menejer area kerja
debu dan akumulasi lain (benang dan sebagainya) hendaknya secara teratur dibersihkan dari mesin
daerah gudang peralatan serta rak perlengkapan untuk mesin harus selalu bersih dan teratur. peralatan yang tidak dipakai harus dibersihkan dan dikembalikan ke gudang.
toilet dan tempat cuci harus selalu dan seluruhnya bersih
tanda peringatan dan tanda bahaya harus selalu nampak serta tertulis atau tergambar dengan bersih
perangkat P3K harus disimpan yang diketahui oleh semua orang, disimpan dengan baik dan diisi dengan barang (obat-obatan) yang bersih
Persiapan dan pemeliharaan area kerja lanjutan
Simpan barang-barang pribadi pada saat tidak digunakan
Simpan peralatan yang tidak digunakan
Persiapan dan pemeliharaan area kerja lanjutan
Bersihkan area tempat kerja dari potongan benang, potongan bahan, dan peralatan yang sedang tidak digunakan.
Contoh tempat kerja
Berikut ini adalah salah satu contoh dari kegiatan ditempat kerja yang mencakup seluruh bagian dari Standar Kompetensi. Pelatih dan penguji bisa menggunakan ini untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi persyaratan dari unit ini dan memeriksa keterampilan dan pengetahuan apa yang telah dimiliki. Untuk setiap kata yang diberi tanda tebal pada contoh ini, pada kolom bagian kanan disebutkan kegiatan-kegiatan, mesin dan peralatan yang tercakup dalam unit ini.
Operator bersiap-siap untuk bekerja menggunakan mesin. Operator memeriksa mesin dan memperhatikan bahwa alat pengaman rusak dan dapat membahayakan. Operator melaporkan masalah ini kepada petugas terkait, dalam hal ini adalah penyelia, kemudian melihat prosedur area kerja untuk melihat bagaimana cara menangani keadaan berbahaya tersebut. Operator mengikuti prosedur yang mengatakan untuk mematikan saluran listrik, dan menempelkan tanda Bahaya atau Jangan digunakan pada mesin tersebut.
Pada hari itu, alarm kebakaran berbunyi. Operator mengikuti instruksi tempat kerja untuk meninggalkan mesin dengan segera, langsung menuju pintu darurat yang terdekat dan berkumpul di tengah area yang aman, misalnya, lapangan parkir.
Pada saat kembali ke tempat kerja, operator melihat karpet di jalan masuk mulai mengelupas dan ini bisa berbahaya karena orang bisa tersandung. Operator berpartisipasi dalam program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja dengan menyampaikannya pada perwakilan pekerja di Komite Keamanan Tempat Kerja. Bahaya-bahaya dapat diidentifikasi ketika memeriksa peralatan atau tempat kerja sebelum dan sesudah bekerja, pada saat adanya pemeriksaan tempat kerja atau pada saat kegiatan merapikan.
Orang terkait termasuk didalamnya penyelia, manajer, kepala regu, pengelola K3 dan orang lain yang berwenang atau orang yang ditunjuk oleh perusahaan atau industri.
Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja harus memenuhin persyaratan hokum dan peraturan. Termasuk reaksi terhadap keadaan darurat, menguji dan memeriksa resiko dan isu-isu laporan K3.
Pengaturan partisipasi termasuk rapat-rapat formal dan informal yang melibatkan komite K3, perwakilan dari K3 dan saran yang disampaikan oleh karyawan kepada pihak manajemen.
Ceklis Area Kerja
Api
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah alat pemadam kebakaran ada pada tempatnya, ada tanda yang jelas untuk jenis api yang timbul dan jangka waktu kadaluwarsa.
Apakah ada tanda-tanda arah untuk keluar yang cukup?
Apakah pintu keluar mudah dibuka dari dalam?
Apakah jalan keluar terbebas dari gangguan/halangan?
Apakah kegiatan pelatihan sedang dilaksanakan?
Listrik
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah semua stop kontak, steker dan saklar tidak cacat/rusak?
Apakah kabel listrik ujungnya tidak berserabut?
Apakah semua alat listrik portable dapat bekerja baik?
Apakah semua kabel yang direkat ke langit-langit ruangan atau dalam protector? (Tidak ada kabel yang terletak dilantai)
Apakah pemutus arus otomatis telah dipasang?
Pencahayaan
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah iluminasi cukup termasuk cahaya alam?
Apakah workshop terbebas dari cahaya langsung atau cahaya pantulan?
Apakah seluruh stop kontak bersih dan dalam keadaan baik?
Apakah dinding dan langit-langit menghasilkan pantulan cahaya yang baik?
Apakah lampu emergensi (darurat) dapat dioperasikan?
Gudang/tempat penyimpanan
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah semua bahan tekstil disimpan pada rak dan keranjang yang memungkinkan?
Apakah tempat penyimpanan dirancang untuk mengurangi masalah pengangkatan?
Apakah lantai disekitar rak penyimpanan terbebas dari sampah?
Apakah semua rak dan lemari dalam kondisi yang baik?
Pertolongan Pertama
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah kotak pertolongan pertama diberi tanda yang jelas?
Apakah kotak pertolongan pertama bersih dan teratur?
Apakah kotak pertolongan pertama mudah dijangkau?
Apakah semua siswa/peserta pelatihan mengetahui tempat kotak pertolongan pertama?
Apakah nomor darurat dipajang secara jelas?
Apakah ada persiapan sabun dan lap tangan?
Apakah stok alat pertolongan pertama cukup?
Lantai
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah permukaan lantai rata dan tidak ada lubang?
Apakah jalan masuk bebas dari gangguan?
Apakah tempat jalan diberi tanda yang jelas?
Mesin jahit
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah semua mesin bersih?
Apakah ada pengamanan yang cukup disekitar mesin?
Apakah tombol menghidupkan dan mematikan mudah dijangkau oleh operator?
Apakah tempat penyimpanan sisa bahan cukup?
Apakah ada area kerja yang cukup disekitar mesin?
Apakah pencahayaan di mesin cukup?
Sampah
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah keranjang sampah ditempatkan pada lokasi yang sesuai?
Apakah keranjang sampah dikosongkan secara rutin?
Meja kerja
ItemDilaksanakanTindakan yang dibutuhkan
Apakah meja kerja bersih dari sampah?
Apakah peralatan/perkakas yang tidak digunakan disimpan pada tempatnya?
Apakah ketinggian pekerjaan sesuai?
Apakah sudut meja kerja membulat?
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 6
Ergonomi
Demonstrasi oleh guru/pelatihDefinisi ergonomi
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai disain pekerjaan sehingga manusia dapat mempergunakan dengan baik sesuai kemampuannya tanpa harus melebihi keterbatasanya. Ini pelajaran tentang hubungan manusia, pekerjaan dan lingkungannya dan penggunaan data yang berasal dari sumber-sumber permesinan, anatomi, fisiologi and psikologi
Tujuan ergonomi
Prinsip-prinsip ergonomi dipakai pada lingkungan kerja dengan tujuan mengurangi masalah kesehatan dan kecelakaan kerja, meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup. Jadi ergonomi tidak hanya menguntungkan bagi siswa/peserta pelatihan tetapi juga menjadi perhatian guru, menejer kesehatan dan keselamatan kerja area kerja, dan pimpinannya
Analisa lingkungan kerja
Untuk setiap mesin atau bagian dari sistem dimana elemen manusia menggunakan interaksi antara peralatan dan operator harus dioptimalkan. Pendekatan ergonomi terhadap analisis tempat kerja untuk mempelajari sikap siswa/peserta pelatihan dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Kemudian dengan melihat hubungan siswa/peserta pelatihan dengan mesin, hubungan dengan ruang kerja terdekat dan akhirnya pada lingkunagn secara umum dimana mereka bekerja
Bila prosesnya diikuti terus pada disain dan pengembangan langkah di tempat kerja akan membantu melawan kecenderungan pendisainan bagian per bagian atau sementara yang merupakan penyebab utama dari beberapa masalah ergonomi. Pengalaman menunjukan bahwa biasanya hal-hal kecil, yang dilihat pada pendisainan yang kemudian terbukti sebagai penyebab yang siknifikan.
Analisis tempat kerja harus menuju ke sejumlah pertanyaan dan langkah-langkah tertentu, selalu menempatkan siswa/peserta pelatihan ditengah dari kerangka referensi. Proses ini harus memperhatikan poin-poin berikut ini:
siswa/peserta pelatihan
interaksi antara siswa/peserta pelatihan dengan mesin
interaksi siswa/peserta pelatihan dengan tempat kerja
interaksi antara siswa/peserta pelatihan dengan lingkungan
interaksi antara siswa/peserta pelatihan dengan hal-hal yang mempengaruhi di luar
Ergonomi lanjutan
Siswa/peserta pelatihan
Perhatikan jenis kelamin, usia, ukuran, fisik, kepandaian, pengalaman, situasi dan motivasi pelatihan
Posisi Tubuh pada Mesin Jahit
Bila mengoperasikan mesin jahit industri, yang penting diperhatikan adalah posisi postur tubuh. Disain yang benar dan disesuaikan dengan tempat kerja dapat memperkecil masalah dalam sikap tubuh yang tidak bagus. Perhatian khusus harus diberikan pada penyesuaian tempat duduk yang benar, tinggi bangku kerja dan posisi pengontrolan mesin.
Penyesuaian tempat duduk
Cara duduk yang benar memberikan posisi tubuh yang bagus harus dipelihara sehingga tidak ada otot tertentu yang tertekan atau rusak. Kursi disesuaikan dengan cara duduk operator pada mesin dengan kaki di atas peda lpenyesuaian tempat duduk yang benar akan meyakinkan bahwa tidak ada tekanan dari bagian depan kursi pada bagian bawah pinggang. Bagian belakang harus diletakan pada posisi vertikal untuk memberikan dukungan maksimum pada tulang belakang dan tingginya disesuaikan sehingga mendukung bagian belakang dari tulang belakang.
Gambar 1a menunjukan kursi ketepatan penyesuaian.
Ergonomi lanjutan
Tinggi bangku kerja
Untuk mencegah operator mesin sakit leher, bahu dan otot punggung (disebabkan oleh selalu menaikkan lengannya) bagian atas bangku hendaknya setinggi 25-30 cm di atas tempat duduk. Jaraknya dari mata ke komponen pakaian yang dijahit harus 38-40 cm. Ini memungkinkan tangan bagian atas hampir vertikal. Bila bangkunya terlalu rendah, gerakan tangan menjadi terbatas dan bisa menyebabkan sakit punggung.
Gambar 1b menunjukan cara duduk operator yang benar.
Menempatkan pengontrol mesin
Seorang penjahit juga dapat menderita sakit punggung bila pengontrol mesin, seperti pedaal, tempat pijakan lutut atau kaki diletakan dengan tidak bagus. Pedal hendaknya diletakkan pada tempat yang nyaman, biasanya ditengah antara bagian depan dan bagian belakang bangku, meskipun mungkin berbeda antara satu operaor dengan yang lainnya. Bila pedal diletakan terlalu dekat dengan bagian depan, kursinya harus agak ditarik ke belakang, menyebabkan penjahit duduknya agak menjauh dari sandaran kursi.
Pijakan lutut harus diletakan sedemikian rupa sehingga lutut dapat memakainya. Bila diletakan pada tempat yang tidak tepat, sebetulnya pijakan tersebut dioperasikan oleh pinggul.
Ergonomi lanjutan
Ini berarti kaki perlu banyak bergerak dan akan menimbulkan rasa capai. Bila mesinnya disesuaikan dengan pijakan kaki bukan pijakan lutut, harus ditempatkan sedekat mungkin dengan pedal dan benar-benar setingkat.
Gambar 1c menunjukan penempatan yang tepat untuk pedal, pijakan lutut dan pijakan kaki.
Pengaturan mesin jahit untuk menjaga postur operator yang benar
Sudut pedal: Atur pedal (A) dengan sudut 15 derajat dari lantai.
Tinggi kursi: Atur ketinggian kursi (B) sehingga kaki bagian atas terletak secara parallel dengan dasar kursi dengan kedua kaki berada diatas pedal. Sudut antara kaki dan paha bagian bawah (C) harus kurang lebih 90 derajat dan sudut antara kaki bagian atas dan kaki bagian bawah (D) harus kurang lebih 100 derajat.
Ergonomi lanjutan
Sandaran kursi: Atur sandaran kursi (E) untuk mendukung bagian bawah punggung pada saat operator duduk tegak.
Tinggi mesin (ketinggian tangan bekerja): Pada saat mengatur ketinggian mesin (F) dua faktor harus dipertimbangkan:
(a) Visual Operator harus dapat melihat apa yang sedang dikerjakan tanpa harus menundukkan atau mengarah kedepan dengan kepala lebih dari 30 derajat sambil menjaga postur tubuh yang baik.
(b) Tangan Variasi dari ketinggian tangan yang sedang bekerja adalah tinggi antara bahu operator dan hatinya. Bekerja secara lebih dekat dengan tinggi bahu lebih baik.
Mengatur ketinggian mesin akan ditentukan dengan mempertimbangkan persyaratan dari visual terlebih dahulu, karena dampaknya pada postur dan kedua pada tanganPengaturan pedal : Mengatur pedal (G) maju atau posisi mundur, operator harus mengatur jarak yang nyaman untuk menangani pekerjaan dan menjaga dimensi postur diatas.
Pengangkat lutut: Mengatur pengangkat lutut (jika terpasang) (H) sedekat mungkin dengan lutut sehingga dapat dioperasikan tanpa harus memutarkan pergelangan kakinya ke satu arah.
Latihan di area kerja
Ada banyak latihan yang tersedia untuk membantu meningkatkan sirkulasi, relaksasi otot dan mengurangi ketegangan. Berikut ini beberapa contoh, tetapi contoh ini mungkin belum lengkap.
Tips untuk latihan
1. Bernafas secara rutin dan normal, JANGAN TAHAN NAPAS
2. Jangan terburu-buru, selalu meregangkan secara pelan dan hati-hati
3. Ulangi setiap latihan 3 sampai 5 kali
4. Apabila latihan menyakitkan, berhenti dan lakukan hal lainnya
5. Nikmatilah kegiatan latihan
1. Berjalan
Berdiri dari duduk kemudian berjalan pada jarak tertentu atau minimal beberapa meter.
2. Melengkungkan tubuhBerdiri dengan melebarkan bagian kaki sama dengan bahu, bengkokkan lutut. Lengkungkan mulai dari pinggang, bahu dan tangan dijatuhkan kearah lantai. Ambil nafas dalam, regangkan sejauh mungkin. Istirahat beberapa menit. Ambil nafas dan ulangi latihan.
3. Memutar bahuBerdiri. Biarkan lengan berada disisi dan santai. Putar bahu kedalam sejauh mungkin keatas, kebelakang dan kedepan
4. Peregangan leherDuduklah dengan benar, tangan diletakkan dipaha dengan santai, dekatkan telinga kebahu kiri, dan luruskan kepala. Berhenti kurang lebih 10 detik dan lakukan hal yang sama pada sisi lainnya.
5. Peregangan kesampingBerdiri, buka kaki selebar bahu, tangan kiri pada pinggang, tangan kanan diatas kepala, telapak tangan menghadap ke depan. Regangkan kearah kiri samping, bukan kedepan. Berhenti 10 detik dan ulangi pada sisi lainnya.
6. Memutar pinggangBerdiri, buka kaki selebar bahu, lengan dilipat di depan setinggi dada, kemudian putar badan ke kiri, pertahankan pinggul kedepan dan diam. Berhenti 10 detik dan ulangi pada sisi lainnya.
7. Mengarahkan daguDuduklah pada posisi yang benar, tangan santai diatas paha, arahkan dagu kedalam, kepala menghadap kedepan, kemudian pindahkan dagu ke kiri dan ke kanan sejauh mungkin hingga menyentuh dada.8. Meregangkan jariBerdiri, buka kaki selebar bahu, santai, pertama genggam telapak tangan sampai tegang, tahan 3 menit. Kemudian regangkan jari-jari selebar mungkin dan diamkan selama 3 menit, lalu ulangi
PEREGANGAN
Meregangkan leher
Duduklah pada posisi yang baik. Tarik dagu anda kedalam sehingga kepala tertarik kebelakang. Bayangkan kepala anda bergerak seperti putaran horizontal. Tahan beberapa detik. Pada saat anda santai, jaga posisi kepala yang baik. Apabila ini sulit, perbaiki sisi kanan anda pada tulang dada, letakkan ujung jari telunjuk ke dagu anda, dorong dagu anda kebelakang. Setelah beberapa detik biarkan kepala anda santai, jauhkan dari jari. Ulangi 3 sampai 5 kali.
Peregangan punggung bagian atas.
Duduklah pada posisi yang baik. Letakkan tangan anda seperti menyerah didepan bahu anda. Pelan-pelan luruskan tangan anda, tapi tunjuk kuat-kuat dengan telunjuk. Angkat kedua tangan anda ke posisi tertinggi yang nyaman. Jaga siku anda tetap lurus. Regangkan kedua tangan sekuat-kuatnya dengan memperpanjangnya. Jangan menjangkau keatas, jaga posisi tersebut selama beberapa detik, kembalikan ke posisi menyerah, periksa postur anda dan ulangi latihan ini tiga kali.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 7
Penanganan manual
Demonstrasi oleh guru/pelatihDefinisi
Penanganan manual artinya mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, membawa, memindah, memegang atau mengendalikan suatu obyek atau orang. Penanganan manual mempunyai arti lebih dari sekedar mengangkat atau membawa benda, dapat pula berupa sejumlah kegiatan misalnya mengangkat tuas, memegang atau mengoperasikan alat tangan.
Kecelakaan/luka dapat berasal dari penanganan manual yang meliputi sendi tertekuk, otot keseleo karena terlalu lama bekerja, memar atau patah tulang.
Mencegah luka atau kecelakaan yang akibat penanganan manual
Pendekatan yang paling baik adalah pendekatan secara sistematis yang bertujuan untuk memperkecil sejumlah kemungkinan kecelakaan yang disebabkan oleh penanganan manual.
Beberapa resiko dapat dikontrol dengan penyelesaian sederhana misalnya:
menyimpan barang-barang yang sering digunakan menurut berat dan bundel pada area-area yang dapat diakses sewaktu-waktu dan pada ketinggian lutut dan bahu
beristirahat secukupnya dan merotasi tugas-tugas
Sebuah pendekatan penanggulangan bahaya yang sistematis (lihat Bahaya di area kerja) harus dilakukan ketika bekerja secara manual di area kerja.
Teknik mengangkat yang aman
Sebelum mengangkat atau memuat barang, perhatikan:
Penanganan manual lanjutan
Prosedur Pengangkatan yang benar
ambilah posisi mendekati beban
kaki merenggang supaya badan seimbang
punggung tegak lurus
letakan tangan disekitar beban dengan posisi yang aman
angkat beban dekat pada badan dan kaki kokoh
ayunkan langkah ke arah yang dituju
Posisi mengangkat beban yang berat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Referensi GP 001 8
Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
1. Peraturan Perundang Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Contoh dari prosedur-prosedur serta Kebijaksanaan Perusahaan untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT Istem dan PT Actem Tangerang, 1 May 1996
PT Dewhirst
PT Fit-U Garment
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar
PAKET GP 001
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar
Isi
Kegiatan Belajar GP 001 1Definisi kesehatan dan keselamatan kerja/ Induksi area kerja
Kegiatan Belajar GP 001 2Keamanan di area kerja
Kegiatan Belajar GP 001 3Bahaya-bahaya di area kerja
Kegiatan Belajar GP 001 4Kecelakaan di area kerja
Kegiatan Belajar GP 001 5Persiapan dan pemeliharaan area kerja
Kegiatan Belajar GP 001 6Ergonomi
Kegiatan Belajar GP 001 7Penanganan manual
Kegiatan Belajar GP 001 8Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 1
Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja / Induksi area kerja
1. Tuliskanlah definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 2
Keamanan di area kerja
1. Tuliskan 10 prosedur keamanan yang harus diikuti di area kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 3
Bahaya-bahaya di area kerja
1. Tuliskan lima bahaya yang bisa menyebabkan kecelakaan di area kerja.
a.
b.
c.
d.
e.
2. Jelaskan secara ringkas langkah-langkah yang harus dilakukan apabila tanda bahaya berbunyi.
3. Jelaskan kapan anda harus kembali ke gedung setelah evakuasi akibat situasi bahaya.
4. Tuliskan alasan mengapa pengosongan darurat dianjurkan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 4
Kecelakaan di area kerja
1. Langkah apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi penderitaan dari kecelakaan atau sakit?
2. Jelaskan prosedur pelaporan kececakaan/kejadian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 5
Persiapan dan Pemeliharaan area kerja
1. Jelaskan pentingnya mempersiapkan tempat kerja
2. Tentukan siapa yang bertanggungjawab untuk menjaga ruangan kerja di area kerja tetap bersih dan rapi.
3. Berikan saran cara terbaik untuk menyimpan alat-alat berat atau tak beraturan seperti misalnya peralatan mesin jahit, kain dan sebagainya bila sedang tidak dipakai.
4. Amati tempat belajar atau tempat kerja anda dan kenali 3 masalah kerapihan atau masalah yang penting dan berikan saran pemecahannya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 6
Ergonomi
1. Jelaskan apa arti ergonomi.
2. Dibagian mana ergonomi berperan dalam area kerja
3. Identifikasi 3 faktor utama yang mempengaruhi postur tubuh dalam ruang kerja di industri yang mempergunakan mesin jahit dan sebutkan penyesuaian-penyesuaian khusus yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah postur yang jelek.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 7
Penanganan manual
1. Apa artinya penanganan manual?
2. Bila merencanakan akan mengangkat barang berat, akan muncul beberapa pertanyaan. Apakah itu?
3. Buat ringkasan prosedur pengangkatan barang yang benar.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Belajar GP 001 8
Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
1. Jelaskan peraturan hukum utama yang ada hubungannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja
Gunakan berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, kemudian diskusikanlah hal-hal berikut ini:
Undang-undang yang berlaku di Indonesia
Proses monitoring yang digunakan di Indonesia
Undang-undang dan Peraturan yang digunakan di negara lain dan dampaknya terhadap industri garmen di Indonesia
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Skenario penyelesaian masalah
Gunakan skenario berikut ini untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin jalan keluar yang memungkinkan terhadap masalah/tantangan yang ada. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan untuk berpikir secara luas tentang permasalahan yang mungkin timbul di tempat kerja.
Skenario lain dapat menjadi bagian dari ujian akhir, oleh sebab itu, gunakan skenario ini sebagai latihan.
Skenario GP 001 1
Pada suatu hari di SMK Melati, menjelang akhir jam pelajaran praktik menjahit, seorang murid bernama Ati, berteriak dengan keras. Teriakannya mengejutkan seluruh kelas dan membuat mereka secara spontan melihat untuk mengtahui apa yang telah terjadi. Nina, teman Ati yang bernama duduk disebelahnya bertanya, Ada apa Ati?
Ati menjawab, Secara tak sengaja, jari saya tertusuk jarum. Ati memperlihatkan jarinya yang terluka.
Jika anda berada pada posisi Nina, apa yang akan anda lakukan untuk membantu Ati?
Skenario GP 001 2
Minel, seorang karyawan pada sebuah pabrik garmen di Tangerang sedang menyetrika uap pakaian yang telah selesai dijahit. Tiba-tiba ia berteriak karena tangannya terkena uap panas dari seterika uap.
Apakah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Penyelia yang sedang bertugas atau teman yang kerjanya yang berada paling dekat untuk membantu Minel?
Skenario GP 001 3
Seorang karyawan pabrik garmen datang ke tempat kerja dengan mengenakan sepatu berhak tinggi karena ia terlihat cantik dengan sepatu itu. Ketika sedang bekerja, dia terpeleset dan menyebabkan kerusuhan di area kerja. Kejadian tersebut membuat para pekerja yang lain kehilangan konsentrasinya dan juga membahayakan mereka.
Apakah yang membuat ia terjatuh? Bagaimana caranya mencegah kecelakaan seperti ini tidak terjadi lagi?
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Periksa kemajuan anda
Catat tugas-tugas yang memerlukan latihan
Catat tanggalnya
Berlatih lebih lanjut atau cari pelatihan tambahan lain.
Periksa lagi kemajuannya
Nama siswa/peserta pelatihan
Kegiatan belajar
TanggalPerlu banyak berlatihPerlu pelatihan lebih lanjut
Kegiatan belajar 1
Kegiatan belajar 2
Kegiatan belajar 3
Kegiatan belajar 4
Kegiatan belajar 5
Kegiatan belajar 6
Kegiatan belajar 7
Kegiatan belajar 8
BAGIAN 2
Panduan Mengajar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Peran guru/pelatih
Secara umum, seorang guru harus memiliki:
pengetahuan dan pemahaman tentang praktek kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan pengoperasian mesin jahit dan area kerja produksi garmen
keterampilan dan pengetahuan untuk mendemonstrasikan prosedur dan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja
keahlian dalam membantu orang lain untuk belajar
Strategi penyajian/pengajaran
Guru/pelatih sebaiknya memilih strategi pelatihan yang sesuai dengan kompetensi yang sedang diajarkan, situasi dan kebutuhan siswa/peserta pelatihan. Misalnya, bila praktek di tempat kerja tidak memungkinkan, mungkin dapat dilakukan dengan simulasi.
Berikut adalah berbagai strategi penyajian yang disarankan untuk mata pelajaran ini:
tugas-tugas praktis
proyek dan tugas-tugas
demonstrasi tugas-tugas yang harus dilaksanakan
video, CD ROM dan/atau transparansi untuk OHP
kegiatan kelompok
penggunaan skenario penyelesaian masalah
penggunaan studi kasus
Sumbersumber penyajian
Peralatan yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung pada jumlah siswa/peserta pelatihan dan situasi dimana materi disampaikan, namun demikian, terdapat beberapa hal penting untuk penyajian materi:
area pelatihan dengan peralatan yang lengkap untuk penyajian pelatihan
papan tulis/OHP dan layar/video atau pemutar CD dan monitor TV
area penyimpanan
Bila tidak semua sumber yang dibutuhkan tersedia, maka penyajian materi ini dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan penyelenggara pelatihan lainnya atau diselenggarakan dalam sebuah lingkungan industri.
Hubungan antara komponen off-job dan on-jobPertimbangan harus diberikan untuk menentukan hasil belajar/standar kompetensi mana yang paling baik dicapai secara off-job (di ruang kelas) dan mana yang paling baik dicapai secara on-job (di tempat kerja).
Hal yang terpenting adalah penggabungan komponen off-job dan on-job, dengan kemampuan guru/pelatih untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat kerja pada waktu yang tepat dan sebaliknya. Untuk meyakinkan hal ini, diperlukan alokasi dan koordinasi yang jelas mengenai tanggungjawab pelaksanaan off-job dan on-job.
Waktu pelaksanaan komponen off-job dan on-job harus saling mengisi dan memperkuat satu sama lain.
Sumber-sumber pelajaran
Sumber-sumber informasi dapat terdiri dari:
buku pelajaran/referensi yang relevan
bahan referensi
peraturan kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia
transparansi untuk mendukung sumber-sumber belajar
lembar informasi untuk siswa/peserta pelatihan
Belajar dalam Program Berbasis Kompetensi
Hubungan antara Spesialisasi Produksi Garmen
dengan
Standar Kompetensi Produksi Garmen
Tabel berikut ini dibuat untuk melihat hubungan antara Spesialisasi Produksi Garmen dan Standar Kompetensi Produksi Garmen yang dibuat untuk wilayah Jawa Barat. Mengacu pada Bagian 4 Rincian Standar Kompetensi 001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerjaCatatan: Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Pendahuluan) dan Operasi Penggabungan Garmen (Pendahuluan) adalah prasayarat untuk spesialisasi produksi garmen.
Kelas 1
Mata DiklatJam nominal Standar Kompetensi terkait
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Pendahuluan)
5 001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
Pengoperasian Mesin Jahit (Pendahuluan)
40Beberapa elemen dari
001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
007A PRO Menjahit pakaian 1
001A KUA Menerapkan standar kualitas
Spesialisai produksi garmen
Mata DiklatJam nominal Standar Kompetensi terkait
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
20 001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
Pemotongan bahan tunggal35Beberapa elemen dari 012A PRO Mengukur, meletakkan dan memotong pakaian menurut pesanan
Pengenalan Pola40Beberapa elemen dari -
001A PRO Memilih dan/atau memodifikasi pola atau blok
Pengikatan potongan-potongan pakaian10 005A PRO Mengikat potongan-potongan pakaian 1
Tiket dan label-label10 006A PRO Menggabungkan tiket dan label dengan potongan-potongan pakaian 1
Tekstil dan label petunjuk pemakaian
30 N/A
Pengkonstruksian komponen
50 001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
007A&B PRO Menjahit pakaian 1 dan 2
001A KUA Menerapkan standar kualitas
Operasi penggabungan garmen
pengepresan
perawatan dan pemeliharaan mesin
penyelesaian
standar kualitas
pembuatan garmen:
rok
celana panjang
atasan/kemeja/blus
gaun340 001A SDM Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
007A&B PRO Menjahit pakaian 1 dan 2
001A KUA Menerapkan standar kualitas
010A PRO Menyiapkan tempat untuk pemasangan kancing
011A PRO Menyelesaikan tugas penggabungan garmen (tanpa mesin jahit) 003A SDM Bekerja dalam lingkungan tim
001A PEM Melaksanakan pemeliharaan kecil
008A & B PRO Pengepresan 1
009A & B PRO Penyelesaian 1
Bekerja dalam lingkungan tim
20 003A SDM Bekerja dalam lingkungan tim
BAGIAN 3
Panduan Pengujian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Panduan pengujian
Pengujian adalah proses pengumpulan bukti dan penilaian kemajuan dalam rangka memenuhi kriteria kinerja yang disebutkan dalam standar kompetensi. Pada saat-saat yang tepat, penilaian dilakukan untuk melihat apakah kompetensi telah tercapai. Pengujian mengidentifikasi pencapaian siswa/peserta pelatihan secara individu bukan membandingkan kompetensi antar siswa/peserta pelatihan.
Untuk menjadi kompeten pada keterampilan yang telah ditentukan, siswa/peserta pelatihan harus dapat:
bekerja pada tingkat keahlian yang telah ditentukan
mengatur tugas-tugas yang diperlukan
merespon dan bereaksi dengan cepat apabila terjadi kesalahan
memindahkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru
Ketika menguji kompetensi, semua permasalahan di atas harus diperhatikan untuk menggambarkan situasi kerja yang sebenarnya.
Prinsip-prinsip pengujian
standar kompetensi merupakan batasan pengujian
pengujian harus dilakukan dalam kerangka kerja yang menjamin kualitas
sistem pengujian harus mencakup mekanisme pencatatan, penyimpanan dan akses ke hasil-hasil pengujian
sistem laporan pengujian harus memperlihatkan unit kompetensi yang telah dicapai siswa/peserta pelatihan
sistem pengujian harus mencakup proses monitoring berkala dan pengkajian ulang
Proses pengujian
Proses pengujian hendaknya valid, terpercaya, fleksibel dan adil untuk bisa dikatakan valid, pengujian hendaknya menguji apa yang harus diuji. Bukti yang cukup yang sesuai dengan standar kompetensi yang diuji harus dikumpulkan
untuk dapat dikatakan terpercaya, metode dan prosedur pengujian harus meyakinkan bahwa standar kompetensi diterapkan secara terus menerus
untuk dapat dikatakan fleksibel, pengujian harus dapat dilakukan pada situasi yang beragam, baik ketika bekerja maupun diluar pekerjaan atau kombinasi keduanya
untuk dapat dikatakan adil, pengujian hendaknya tidak merugikan siapapun. Ketika merencanakan pengujian, wajib memperhatikan bahasa, tulisan dan kebutuhan budaya masing-masing individu
Metode pengumpulan bukti
Proses ini bukan merupakan salah satu ujian melainkan mengumpulkan bukti kompetensi, biasanya dari beberapa sumber, termasuk demonstrasi kompetensi. Suatu proses pengujian yang efektif bergantung pada kumpulan informasi yang cukup untuk memungkinkan dibuatnya penilaian mengenai kinerja individu.
Proses pengumpulan data bervariasi, namun demikian, beberapa pendekatan utama berikut sebaiknya diterapkan, antara lain:
kumpulan contoh-contoh kinerja
observasi kinerja
bukti kinerja terdahulu, misalnya pengakuan akan kompetensi yang telah dimiliki
informasi tambahan, misalnya mengajukan pertanyaan, presentasi, dsb
Metode dan lokasi khusus untuk pelaksanaan tugas pengujian tergantung pada siswa/peserta pelatihan dan lingkungan belajar, seperti menggunakan format tertulis atau membuat laporan lisan, demonstrasi dalam simulasi tempat kerja, dsb.
Dalam memilih kondisi dan tugas-tugas pengujian, merupakan hal penting untuk selalu mengingat tujuan mata pelajaran dan menerapkan beberapa pendekatan dengan tujuan untuk:
meyakinkan bahwa kriteria kinerja telah dicapai/dipenuhi
menggunakan pendekatan terpadu sehingga tidak ada pengujian yang menguji tugas-tugas yang banyak berbeda dan terpisah
menggunakan tempat kerja yang disimulasi dan meminta siswa/peserta pelatihan untuk mendemonstrasikan kinerja yang sesuai dengan tugas-tugas kerja dan permintaan
menguji baik pemahaman (pengetahuan dasar yang harus dimiliki) maupun keterampilan yang diperlukan untuk operasi penggabungan garmen
Proses pengujian dan tugas-tugas pengujian yang diperlukan sebaiknya didiskusikan secara menyeluruh dengan siswa/peserta pelatihan pada saat mempelajari mata pelajaran dan informasi diberikan mengenai tata cara pelaksanaan pengujian, siapa yang akan menguji dan kapan pelaksanaannya.
Dari sudut pandang pengujian, diasumsikan bahwa sikap yang layak merupakan bagian pengujian keterampilan dan pengetahuan yang dijabarkan dalam standar kompetensi.
Tata cara pelaksanaan pengujian
Dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT) pendekatan yang umumnya digunakan untuk pengujian adalah pengujian acuan patokan. Pendekatan ini mengukur kinerja seseorang berdasarkan standar. Standar yang digunakan dijelaskan pada Kriteria Kinerja dari suatu Unit Kompetensi.
Pengujian dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu dan mendukung proses belajar jenis pengujian ini bersifat formatif dan merupakan proses berkelanjutan.
Pengujian juga dapat dilaksanakan untuk menentukan apakah seseorang telah mencapai hasil dari suatu program belajar (sebagai contoh pencapaian kompetensi dalam suatu Unit Kompetensi atau mata pelajaran tertentu) jenis pengujian ini bersifat sumatif yaitu ujian akhir.
Pengujian dapat dilaksanakan di tempat kerja (on-job) atau pada institusi pelatihan (off-job). Apabila memungkinkan, sebagian pengujian dilaksanakan di tempat kerja sehingga penguji dapat mengamati siswa/peserta pelatihan ketika bekerja.
Contoh jenis-jenis pengujian
Tes tertulis
Tes tertulis digunakan untuk menguji pengetahuan dan pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar dari tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Tes tertulis dapat berbentuk daftar pertanyaan, baik pilihan ganda atau bentuk lain dari tes obyektif yaitu pertanyaan yang mempunyai satu jawaban yang benar.
Tes kinerja
Tes kinerja akan menguji kompetensi untuk melaksanakan tugas-tugas yang diidentifikasi sesuai dengan standar yang disebutkan pada Kriteria Kinerja. Yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diterapkan dalam pelaksanaan tugas-tugas.
Penguji biasanya menggunakan ceklis yang dikembangkan sebagai panduan dalam menentukan kompetensi serta memberi umpan balik mengenai kinerja, dan jika perlu, merencanakan pelatihan selanjutnya jika kompetensi tidak berhasil dicapai pada percobaan pertama.
Menggunakan skenario
Sebuah skenario merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan berpikir kreatif mengenai permasalahan di tempat kerja. Sebagai bagian dari pengujian, siswa/peserta pelatihan diharapkan dapat memecahkan masalah yang muncul di tempat kerja. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pemecahan yang memungkinkan dan mencatatnya. Dengan menggunakan strategi ini keterampilan akan berkembang dan memungkinkan seseorang mengambil inisiatif dan dapat menangani situasi yang tidak lazim dan tantangan yang timbul di tempat kerja.
Efektivitas biaya
Jika memungkinkan, lakukan pengujian sebagai bagian dari kegiatan harian di tempat kerja. Pengujian hendaknya bertujuan untuk memperkecil biaya ekstra, bahan-bahan tambahan atau peralatan baru tanpa mengkompromikan prinsip-prinsip pengujian.
Peran siswa/peserta pelatihan
Tidak hanya ikut serta dalam pengujian, siswa/peserta pelatihan hendaknya berkontribusi dalam perencanaan dengan cara:
mengklarifikasi unit kompetensi yang akan diuji
mengklarifikasi bukti apa yang sebaiknya dikumpulkan siswa/peserta pelatihan dalam mendemonstrasikan kompetensi dengan penguji
membiasakan diri dengan proses pengujian sebelum dimulai
Disarankan untuk menguji diri sendiri agar siswa/peserta pelatihan dapat mengetahui tingkat kesiapannya menghadapi ujian. Pelatih harus mendorong dan bekerjasama dengan siswa/peserta pelatihan untuk membantu dalam persiapan memperoleh pengakuan formal akan kompetensi yang telah dicapai.
Contoh pengujian
Penting bagi guru mata pelajaran ini untuk memahami hal-hal berikut:
metode pengujian yang tepat
kriteria untuk pengujian kompetensi
Siswa/peserta pelatihan dapat diuji dengan menggunakan:
sejumlah tugas-tugas pengujian, atau
suatu pendekatan terpadu dengan mengkombinasikan demonstrasi pencapaian kompetensi dengan sejumlah hasil belajar.
Untuk membantu menentukan strategi yang tepat untuk mata pelajaran ini, berikut adalah daftar tugas pengujian yang sesuai:
mengidentifikasi dan menjelaskan tanda-tanda bahaya
menyiapkan tempat kerja untuk menjahit dengan mempergunakan prosedur keamanan dan persyaratan ergonomi yang benar
mengidentifikasi menejer kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja
menjelaskan prosedur pelaporan kecelakaan
menjelaskan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja bila mengoperasikan mesin
mengidentifikasi dan menyarankan tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi bahaya yang potensial
mendiskusikan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja
menjelaskan peraturan keselamatan individu.
Tugas-tugas Pengujian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengetahuan dasar
Siswa/peserta pelatihan akan diuji berdasarkan penyelesaian kegiatan belajar yang memuaskan.
Pengujian praktik
Pengujian ini menggunakan pendekatan terpadu yang mengkombinasikan demonstrasi kinerja dengan sejumlah tugas/hasil belajar.
Pengujian
Tugas 1Menyiapkan tempat kerja untuk menjahit dengan mempergunakan prosedur keamanan dan persyaratan ergonomi yang benar
Tugas 2Mengangkat bahan yang berat sesuai dengan cara yang tepat untuk mengurangi ketegangan pada bagian punggung
Tugas 3Mengenakan perlengkapan yang sesuai untuk area kerja
Tugas 4Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi pada saat menggunakan mesin jahit
Tugas 5Mengamati peraturan keamanan individu pada saat di area kerja pelatihan
Tugas-tugas harus dilakukan sesuai kondisi pengujian, yaitu, bekerja mandiri
Ceklis Pengujian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
Nama:
Kelompok:
Sekolah:
Guru:
Tanggal:..
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ringkasan pengetahuan dasar
NoKegiatan BelajarHubungan dengan materi sumberTanggal penyelesaian
1
Kegiatan belajar GP 001 - 1: Definisi kesehatan dan keselamatan kerja/ Induksi area kerja
Materi referensi GP 001 - 1
2.Kegiatan belajar GP 001 - 2: Keamanan di area kerja
Materi referensi GP 001 2
3Kegiatan belajar GP 001 - 3: Bahaya-bahaya di area kerja
Materi referensi GP 001 3
4Kegiatan belajar GP 001 - 4: Kecelakaan di area kerja
Materi referensi GP 001 4
5Kegiatan belajar GP 001 - 5: Persiapan dan pemeliharaan area kerja
Materi referensi GP 001 5
6Kegiatan belajar GP 001 - 6: Ergonomi
Materi referensi GP 001 6
7Kegiatan belajar GP 001 - 7: Penanganan manual
Materi referensi GP 001 7
8Kegiatan belajar GP 001 - 8: Undang-undang dan peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia
Materi referensi GP 001 - 8
Ceklis pengujian Kesehatan, Keselamatan dan Kesejahteraan Kerja
Ya Tidak
Apakah semua barang-barang pribadi yang tidak dipakai sudah disingkirkan?
( (
Apakah tempat kerjanya bersih dan rapi sebelum melaksanakan pekerjaan menjahit?
( (
Apakah semua peralatan produksi pakaian yang tidak dipakai telah disimpan?
(
Apakah siswa/peserta pelatihan memakai pakaian yang sesuai di area kerja, misalnya, pakaian yang ketat, tidak memakai topi yang gampang lepas atau mengurai rambut yang panjangnya melebihi bahu, dan memakai perhiasan yang mudah lepas?
(( (
Apakah siswa/peserta pelatihan memakai sepatu yang benar untuk dipakai di area kerja, yaitu, tumit rendah dan tertutup?
(( (
Apakah barang-barang yang berat diangkat dengan cara yang tepat?
( (
Apakah tempat duduk untuk mesin disesuaikan untuk menjaga postur tubuh yang baik, misalnya, ada sandaran pada bagian punggung?
( (
Apakah tinggi tempat duduk antara 25 30 cm dari permukaan meja?
( (
Apakah jarak antara mata peserta dengan pekerjaan yang sedang ditangani antara 38 40 cm?
( (
Apakah mesin dimatikan pada saat tidak digunakan?
( (
Pengetahuan yang mendasari
Diselesaikan dengan memuaskan(Kompetensi tercapai
(Kompetensi belum tercapai
(Tanda tangan penguji: Tgl: .
Lembar untuk guru/pelatih
Skenario pemecahan masalah
Skenario GP 001 1
Hal pertama yang harus Nina lakukan adalah mencoba menghentikan pendarahan dengan menggunakan potongan kain bersih. Setelah itu barulah memberitahu orang yang bertanggungjawab akan kesehatan dan keselamatan kerja di ruang kelas. Orang tersebut harus memberikan pertolongan pertama pada Ati dengan cara mengolesakan cairan atau krim antiseptic ke luka. Jika luka tersebut dirasa parah atau terdapat kemungkinan terjadi infeksi, maka Ati harus segera dibawa ke dokter.
Buat laporan tertulis kepada orang yang berwenang akan kesehatan dan keselamatan kerja dan menyimpannya di tempat yang telah ditentukan.
Skenario GP 001 2
Minerl perlu segera memberi es pada luka tersebut. Jika tidak ada es, maka letakkan tangan yang terluka tersebut dibawah air keran (air yang mengalir) utnuk mendinginkan luka.
Jika luka tersebut dirasa parah atau terdapat kemungkinan terjadi infeksi maka Ati harus segera dibawa ke dokter.
Buat laporan tertulis kepada orang yang berwenang akan kesehatan dan keselamatan kerja dan menyimpannya di tempat yang telah ditentukan.
Skenario GP 001 3
Pegawai tersebut tersandung karena sepatu berhak tinggi yang dia kenakan di area kerja. Jenis alas kaki seperti ini tidak sesuai untuk dipakai di area kerja karena resiko akan bahaya yang mungkin timbul ketika mengenakannya sangat besar. Pegawai harus memakai sepatu yang sesuai, yaitu sepatu dengan hak rendah dan tertutup seluruhnya, digunakan setiap waktu ketika berada di area kerja untuk keamanan dan control yang maksimal.
BAGIAN 4
Standar Kompetensi
untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PAKET GP 001
UNIT001A SDM
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
Bidang:Sumber Daya Manusia
Deskripsi
Elemen asli dari keselamatan dan kesehatan kerja yang disebutkan dalam unit kompetensi ini adalah kompetensi minimum untuk penerapan pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif di tempat kerja. Elemen-elemen yang direncanakan, diperlukan untuk menerapkan pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif pada pekerjaan dan industri.
ELEMENKRITERIA KINERJA
1. Mengikuti prosedur tempat kerja dalam mengidentifikasi keadaan bahaya dan pengontrolan bahaya.
a. Keadaan bahaya di tempat kerja dikenali dan dilaporkan kepada orang yang berwenang sesuai dengan prosedur kerja.
b. Prosedur kerja dan instruksi kerja dalam pengontrolan bahaya diikuti dengan tepat.
c. Prosedur kerja yang berhubungan dengan kecelakaan, kebakaran dan keadaan darurat di ikuti sesuai keperluan dalam lingkup tanggung jawab dan kompetensinya.
2. Membantu secara aktif dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.
a. Keadaan bahaya di tempat kerja dikenali dan dilaporkan kepada orang yang berwenang sesuai dengan prosedur kerja.
b. Prosedur kerja dan instruksi kerja dalam pengontrolan bahaya diikuti dengan tepat.
c. Prosedur kerja yang berhubungan dengan kecelakaan, kebakaran dan keadaan darurat di ikuti sesuai keperluan dalam lingkup tanggung jawab dan kompetensinya.
Batasan variabel
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
VARIABEL
RUANG LINGKUP
1. Konteks umum
a. Kompetensi ini menyebutkan kompetensi kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat diterapkan bagi para pekerja tanpa tanggungjawab pengawasan. Ini meliputi pegawai di sekolah, pegawai yang baru masuk, peserta pelatihan. Kompetensi ini merupakan kelengkapan dan dapat diterapkan bersama-sama dengan kompetensi khusus industri atau perusahaan lain.
2. Lingkungan kerja meliputi
a. Pekerjaan dapat dilakukan dalam berbagai lingkungan tempat kerja.
b. Terutama untuk bahan-bahan kimia, bahaya atau keadaan bahaya lainnya.
c. Pencatatan data dilakukan selain memakai komputer juga secara manual.
d. Hubungan dengan bagian/unit lain.
3. Sumber informasi atau dokumen meliputi
a. Mendemonstrasikan kompetensi ini sesuai dengan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja yang ada, peraturan dan kode etik, termasuk peraturan dan kode etik yang berhubungan dengan keadaan bahaya yang muncul di tempat kerja atau industri; tugas umum yang memperhatikan peraturan dan undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan kerja; pengadaan yang berhubungan dengan peran dan tanggungjawab pengelola keselamatan dan kesehatan kerja serta pengadaan yang berhubungan dengan pemecahan isu kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan.
4. Konteks tempat kerja meliputi
a. Mendemonstrasikan kompetensi ini sesuai dengan semua prosedur kerja, dan pengaturan tentang bagaimana kegiatan ditempat kerja harus dilaksanakan. Hal ini mungkin didokumentasikan secara formal atau dikomunikasikan secara verbal. Ini mungkin meliputi prosedur yang secara umum menangani perusahaan seperti:
a.1. Prosedur kerja dan instruksi kerja.
a.2. Prosedur khusus dalam keselamatan dan kesehatan kerja, seperti misalnya: keadaan bahaya khusus, tanggapan akan keadaan darurat, konsultasi dan partisipasi, resolusi isu kesehatan dan keselamatan kerja, mengidentifikasi keadaan bahaya, misalnya pengawasan, menguji tingkat bahaya, mengontrol keadaan bahaya, mempergunakan peralatan proteksi manusia, dan melaporkan isu kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mengidentifikasi keadaan bahaya meliputi kegiatan yang berhubungan dengan:
b.1. Memeriksa perlengkapan atau wilayah kerja sebelum dan selama melakukan pekerjaan.
b.2. Pengawasan tempat kerja
b.3. 'Kerapihan'
5. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dapat dimasukkan
a. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan kegiatan tempat kerja.
b. Peraturan kompensasi pekerja.
Panduan bukti
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
1. Aspek-aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan
a. Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengenali dan melaporkan keadaan bahaya kepada orang yang telah ditentukan.
b. Mendemonstrasikan kemampuan dalam mengikuti prosedur kerja yang sesuai dengan pengontrolan keadaan bahaya di tempat kerja secara tepat.
c. Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengkomunikasikan keadaan bahaya di tempat kerja.
2. Pengujian setiap unit yang saling terkait
a. Kompetensi dalam unit ini mengutamakan kompetensi dalam aspek lain dari peran pegawai di tempat kerja tanpa tanggungjawab pengawasan.
b. Mungkin bisa untuk menguji bagian dari unit ini yang berhubungan dengan unit yang sesuai dengan kinerja dari suatu aspek peran. Misalnya pengujian suatu unit kompetensi yang sesuai dengan pengoperasian tempat kerja dan peralatan yang dapat melibatkan pengujian bahwa orang tersebut mampu mengenali dan melaporkan setiap keadaan bahaya yang berhubungan dengan tempat kerja atau peralatannya.
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan
Dalam mendemonstrasikan kompetensi, maka pengetahuan dan keterampilan utama yang harus ditampilkan adalah:
a. Aturan dan tanggungjawab pihak perusahaan dibawah peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, perundang-undangan dan kode etik.
b. Cara dimana kesehatan dan keselamatan kerja dikelola, dan kegiatan yang memerlukan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya, kebijakan dan prosedur, pemeliharaan gedung dan peralatan, pengidentifikasian keadaan bahaya, pengujian dan pengontrolan keadaan bahaya, instruksi keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan dan pengadaan informasi keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Kedaan bahaya yang muncul di tempat kerja.
d. Urutan yang lebih disenangi dari cara pengontrolan keadaan bahaya. (Terkenal dengan hirarki pengontrolan).
e. Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk prosedur pengenalan dan pelaporan keadaan bahaya, misalnya pengawasan wilayah kerja, pengoperasian pekerjaan untuk mengontrol keadaan bahaya, seperti: izin sistem kerja serta pengisolasian prosedur, penanganan kecelakaan, kebakaran dan keadaan darurat, meningkatkan isu keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Keikutsertaan pekerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya, penelitian atau konsultan keselamatan dan kesehatan kerja serta pengawasan terpadu atasan dan bawahan.
g. Arti simbol keselamatan dan kesehatan kerja terdapat pada tanda-tanda dan label di tempat kerja
h. Orang yang telah ditetapkan untuk bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
4. Implikasi sumber
Pengujian pada unit ini hendaknya yang berhubungan dengan:
a. Peraturan dan kode etik kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai.
b. Kebijakan, prosedur dan program yang sesuai.
c. Peralatan proteksi untuk manusia.
d. Wilayah kerja yang sesuai untuk pengidentifikasian dan pengukuran keadaan bahaya dan pengontrolan.
e. Informasi tentang keadaan bahaya yang sesuai dengan tempat kerja.
5. Konsistensi kinerja
a. Menunjukkan bukti penerapan prosedur kerja yang sesuai meliputi:
a.1. Kebijakan tentang bahaya dan prosedur termasuk etika praktek.
a.2. Prosedur kerja dan instruksi mengerjakannya.
a.3. Prosedur kualitas (bila ada).
a.4. Sampah, polusi dan proses penanganan daur ulang.
b. Bertindak cepat, kecelakaan dan kejadian dilaporkan sesuai dengan peraturan tetap serta prosedur perusahaan.
c. Memperhatikan dan beradaptasi seperlunya terhadap perbedaan budaya di area kerja, termasuk cara bersikap dan berhubungan dengan sesama staf dan lainnya.
d. Pekerjaan diselesaikan secara sistematis dengan memperhatikan secara rinci tanpa merusak barang, peralatan maupun orang.
6. Konteks pengujiana. Pengujian bisa dilaksanakan pada saat bekerja atau simulasi lingkungan kerja.
KUNCI-KUNCI POKOK UNTUK UJI KOMPETENSI
Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisir informasiMenyampaikan gagasan dan informasiMerencanakan dan mengorganisir kegiatan-kegiatanBekerja dengan orang lain dan dalam tim
2222
Mempergunakan ide dan teknik matematika
Menyelesaikan masalahMempergunakan teknologi
222
Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan kemampuan
Tingkatan 1Melaksanakan kegiatan
Tingkatan 2Mengelola kegiatan
Tingkatan 3Mengevaluasi dan melaksanakan proses perubahan
Untuk informasi lebih lanjut lihat pada Tingkatan dari Kompetensi Kunci pada halaman 3 di laporan
Standar kompetensi
Memanggil ambulans
Siswa/peserta pelatihan memasuki sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi
Siswa/peserta pelatihan keluar dengan sertifikat standar kompetensi yang ditentukan oleh industri
Apakah semua kompetensi yang dibutuhkan telah diselesaikan?
Apakah kompetensinya tercapai?
Siswa/peserta pelatihan menilai kinerjanya sendiri berdasarkan kriteria
Guru menilai kinerja siswa/ peserta pelatihan berdasarkan kriteria
Siswa/peserta pelatihan mempraktekkan kompetensi, disarankan di tempat kerja
Siswa/peserta pelatihan melaksanakan kegiatan belajar (di industri atau lembaga pendidikan)
Siswa/ peserta pelatihan berkonsultasi dengan guru untuk mengidentifikasi kompetensi yang akan dipraktekkan
Siswa/peserta pelatihan mengikuti prosedur pengakuan kompetensi yang dimiliki
Siswa/peserta pelatihan dibawa ke rumah sakit
Petugas medis dipanggil
Pertolongan pertama di tempat kejadian
Tidak ada
Lainnya
Memeriksa
Pulang ke rumah
Berhenti / istirahat dari kegiatan
Dikembalikan ke kelas
Ming
Sab
Jum
Kam
Rabu
Bertanya
Sel
Sen
Tahun
Bulan
Tanggal
Praktik
Pagi/Sore
LEMBAR LAPORAN KECELAKAAN/ KEJADIAN
Isilah lembar laporan ini untuk semua jenis kecelakaan atau kejadian, walaupun kejadian tersebut sangat kecil dan tidak menimbulkan luka yang serius, termasuk terpeleset, terjerat, api, tersengat listrik.
Tidak ada tekanan
Sandaran tepat pada punggung bagian bawah
PELAKSANAAN
POSISI
PERSIAPAN
PERENCANAAN
Tekuk lutut
Luruskan Punggung
001A SDM
Mengikuti prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja
Persyaratan
( (
Pengungkit kaki
Pedal mesin
Penyangga lutut
Diskusi kelompok
Operasi penggabungan garmen
Jam nominal
Pengepresan 20
Perawatan & pemeliharaan mesin25
Penyelesaian 20
Standar kualitas20
Pembuatan garmen340
Rok
Celana panjang
Atasan/kemeja/blus
Gaun
Paket GP 010
Bekerja dalam lingkungan tim
Jam nominal 20
Paket GP 013
Pengenalan pola
Jam nominal 40
Paket GP 002
Pengkonstruksian komponen
Jam nominal 50
Paket GP 007
Tekstil dan label petunjuk perawatan
Jam nominal 30
Paket GP 006
Tiket dan label-label
Jam nominal 10
Paket GP 004
Pengikatan potongan-potongan pakaian
Jam nominal 10
Paket GP 005
Kesehatan dan keselamatan kerja
Jam nominal 20
Paket GP 0