1. Harvard

21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kala kita sering membandingkan kesanggupan kita dalam melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika menaiki gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan adapula yang terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kesehatan jasmani tiap orang. Orang yang sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi sehingga ketika melakukan aktivitas yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak dibandingkan dengan yang jarang berolahraga. Selain itu, orang yang rajin berolahraga juga memiliki kerja jantung yang baik dan berujung pada lebih rendahnya tekanan darah dibanding yang jarang berolah raga. Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis yang ada dalam tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui kesanggupan kita dalam beraktivitas. B. TUJUAN PERCOBAAN

Transcript of 1. Harvard

Page 1: 1. Harvard

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kala kita sering membandingkan

kesanggupan kita dalam melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika

menaiki gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan

adapula yang terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kesehatan jasmani tiap

orang. Orang yang sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi

sehingga ketika melakukan aktivitas yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak

dibandingkan dengan yang jarang berolahraga. Selain itu, orang yang rajin

berolahraga juga memiliki kerja jantung yang baik dan berujung pada lebih

rendahnya tekanan darah dibanding yang jarang berolah raga.

Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh

aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis yang ada dalam tubuh

manusia, sehingga kita dapat mengetahui kesanggupan kita dalam beraktivitas.

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah menetukan kesanggupan badan untuk

melakukan kerja/kegiatan.

Page 2: 1. Harvard

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Otot merupakan suatu organ yang atau alat yang memungkinkan tubuh dapat

bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organime. Kalau sel otot mendapatkan

rangsangan maka myofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan

memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).

Otot secara umum dibagi atas tiga jenis yaitu, otot rangka, otot jantung dan otot

polos.

a. Otot rangka merupakan massa yang besar yang menyusun jaringan otot

somatic. Gambaran garis lintang sangat jelas, tidak berkontraksi tanpa

adanya rangsangan dari saraf, tidak ada hubungan anatomic dan

fungsional antara sel-selnya , dan secara umum dikendalikan oleh

kehendak (volunter)

b. Otot jantung juga berpola garis lintang sangat jelas, tetapi membentuk

sinsitium fungsional. Dapat berkontraksi ritmis walaupun tanpa persarafan

eksternal, Karena adanya sel-sel picu di miokardium yang mencetuskan

impuls spontan.

c. Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang. Jenis seperti ini

ditemukan disemua alat visera yang berongga, membentuk sinsitium

fungsional dan memiliki sel-sel picu yang melepaskan impuls tidak teratur

(3 : 62)

* Ganong, William F, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 20th, Jakarta :EGC,

2002

Page 3: 1. Harvard

A. Struktur Otot

1. Sarkolema

Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya

sebagai pelindung otot

2. Sarkoplasma

Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana

miofibril dan miofilamen berada.

Gbr. sarkoplasma

3. Miofibril

Miofibril merupakan serat-serat pada otot.

Gbr. myofibril

4. Miofilamen

Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.

Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :

Page 4: 1. Harvard

a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)

b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada

otot rangka/otot lurik).

Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin

dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)

maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi

(memanjang) maka miosin yang sedang bekerja. (11)

*Deri,Andrian.2008.Jaringan Otot.www.organisasi.org.com.Last update.Minggu

02 November.2008

A. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Jantung

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung adalah: (6:115-116)

1. Beban awal

Otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi dan

berhubungan dengan panjang otot jantung . Peningkatan beban awal

menyebabkan kontaksi ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah

jantung.

2. Kontraktilitas

Bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan meningkatkan

kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga akan memengaruhi

kontraktilitas.

3. Beban akhir

Resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari ventrikel.

Beban akhir suatu beban ventrikel kiri diperlukan untuk membuka katup

semilunaris aorta dan mendorong darah selama berkontraksi. Peningkatan

kerja juga meningkatkan kebutuhan oksigen.

4. Frekuensi jantung

Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.

*(Syaifuddin.2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.

Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika)

Page 5: 1. Harvard

General Mechanism of Muscle

Contraction

The initiation and execution of muscle contraction

occur in the following sequential steps.

1. An action potential travels along a motor nerve to

its endings on muscle fibers.

2. At each ending, the nerve secretes a small amount

of the neurotransmitter substance acetylcholine.

3. The acetylcholine acts on a local area of the muscle

fiber membrane to open multiple “acetylcholinegated”

channels through protein molecules floating

in the membrane.

4. Opening of the acetylcholine-gated channels allows

large quantities of sodium ions to diffuse to the

interior of the muscle fiber membrane. This initiates

an action potential at the membrane.

5. The action potential travels along the muscle fiber

membrane in the same way that action potentials

travel along nerve fiber membranes.

6. The action potential depolarizes the muscle

membrane, and much of the action potential

electricity flows through the center of the muscle

fiber. Here it causes the sarcoplasmic reticulum to

release large quantities of calcium ions that have

been stored within this reticulum.

7. The calcium ions initiate attractive forces between

the actin and myosin filaments, causing them to

slide alongside each other, which is the contractile

process.

8. After a fraction of a second, the calcium ions are

pumped back into the sarcoplasmic reticulum by a

Ca++ membrane pump, and they remain stored in

the reticulum until a new muscle action potential

comes along; this removal of calcium ions from the

myofibrils causes the muscle contraction to cease.

Page 6: 1. Harvard

We now describe the molecular machinery of the

muscle contractile process.

B. Mekanisme Umum Dalam Kontraksi Otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut. (6:54)

1. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.

2. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin

dalam jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot untuk

membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran

serat otot.

4. Terbukanya saluran asetilkolin menimbulkan sejumlah besar ion natrium

mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf.

Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.

5. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama

seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot. Berjalan

dalam serabut otot di mana potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema

melepaskan sejumlah ion kalsium yang disimpan dalam reticulum ke dalam

myofibril.

7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dengan

filament myosin sehingga menyebabkan gerakan bersama-sama dan

menghasilkan kontraksi.

8. Setelah kurang lebih satu detik kalsium dipompakan lagi kembali ke dalam

sarkolema, tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.

* Guyton & Hall.2006.Textbook Of Medical Physiology.Eleventh

Edition.China:

Elsevier Saunders.

Page 7: 1. Harvard

C. ADAPTASI AKUT KARDIOVASKULER PADA KERJA

FISIK

Adaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalamadaptasi akut

dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat

kerja dilakukan dan adaptasikronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh

suatu periode program latihan fisik. Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu

pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan mengakibatkan teijadinya mekanisme

penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung kepada usia, suhu lingkungan,

berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang terlibat

selama kerja fisik tersebut (www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf,

2008)

Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar

darah ke jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut

produk metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas

tersebutbeberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :

(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008). 

1. FREKUENSI DENYUT JANTUNG

Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhanadan mudah

diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat

frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah

dideteksi dengan cara palpasi maupun dengan menggunakan alat seperti pulse

meter. cardiac monitoring dan sebagainya; tempat pengukuran dapat di

a.radialis, a. carotis dan pada apex jantungsendiri. Frekuensi denyut jantung

terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit

meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk. Hal

ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke

jantung yang selanjutnya

mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka

frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik,

frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada keadaan

istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung

yang lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun

beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung

Page 8: 1. Harvard

pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai

frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat

dengan faktor usia. (Frekuensi maksimal denyut jantung =220 - usia dengan

standar deviasi ± 10 denyut)

(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008).

CURAH JANTUNG/CARDIAC OUTPUT (CO)

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya oleh

ventrikel selama satu menit. Satuannya dalam dm3 min-1 (1 dm3 sebanding

dengan 1000 cm3 atau 1 liter). (http://en.wikipedia.org/w/index.php?

title=Cardiac_output&action, 2008)

Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut

jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama dikontrol oleh

persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung dan

perangsangan parasimpatis menurunkannya. Volume sekuncup juga tetap pada

bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis membuat serabut otot jantung

berkontraksi dengan kuat ketika diberikan perangsangan yang lama dan

parasimpatis akan member rangsangan balik (bertolak belakang). Ketika

kekuatan kontraksi naik tanpa peningkatan serabut yang lama, maka darah

banyak yang tertinggal di dalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir

dari fase sistol yaitu volume darah dalam ventrikel berkurang (Ganong, 2001).

Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah

sekitar 5 liter (5000 mL). According to our calculations, the entire volume of

blood within the circulatory sytem is pumped by the heart each minute (at rest).

Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam system peredaran darah

akan dipompa oleh jantung setiap menit (di istirahat). During vigorous exercise,

the cardiac output can increase up to 7 fold (35 liters/minute)Latihan (aktivitas

fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit)

(http://www.biosbcc.net/doohan/sample/index.htm, 2008)

VOLUME SEKUNCUP (STROKE VOLUME)

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari

ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat

sebanding dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas

lebih) setiap orang memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan

dapat meningkat menjadi 110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika

Page 9: 1. Harvard

melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke

volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150-

220ml/kontraksi (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008).

ARUS DARAH

Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang

membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya

membutuhkan oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20% uplai darah di sirkulasi

pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas fisik, ini bisa meningkat menjadi

80-85% dari curah jantung. Darah akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal,

hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi

panas (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008).

Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan

masing-masing jaringan baik dalam keadaanistirahat maupun pada kerja fisik.

Jumlah absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung

jumlah darah akan meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja

sedangkan yang ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja

yang meningkat. Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja

persarafan vasodilator dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan

penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan

terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang

berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus jantung. Telah diketahui

bahwa dengan bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi

denyut jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang

digunakan

untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian

pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah padafase diastole. Dengan

berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner juga akan berkurang

(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008).

TEKANAN DARAH

Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg

dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan

sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai

200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet.

Page 10: 1. Harvard

Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara signifikan ketika melakukan latihan

intensif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif

bisa mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan sebagai penilaian

untuk tes toleransi latihan (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008)

Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara

keseimbangan peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer

dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat

bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara progresiv sedangkan pada

tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun

(www.portalkalbe/files/cdk/files/04UjiKerjaFisik.pdf, 2008).

Berbagai penelitian sekarang ini telah menunjukkan bahwa orang yang

mempertahankan kebugaran tubuh yang sesuai, menggunakan beragam latihan

secara bijaksana dan melakukan pengaturan berat badan, memilkiki keuntungan

tambahan, yaitu hidup lebih panjang. Khususnya antara usia 50-70 tahun,

penelitian telah membuktikan bahwa kematian menjadi berkurang tiga kali lipat

pada orang yang bugar daripada orang yang tidak bugar (Guyton, 2007).

Kebugaran dapat memperpanjang kehidupan karena dua alasan.

Pertama, kebugaran tubuh dan pengaturan berat badan sangat mengurangi

penyakit kardiovaskuler. Hal ini disebabkan oleh (1) pengaturan tekanan darah

yang cukup rendah dan (2) pengurangan kolesterol darah dan lipoprotein

densitas rendah bersamaan dengan peningkatan lipoprotein densitas tinggi.

Perubahan-perubahan ini semua bekerja sama mengurangi jumlah serangan

jantung dan stroke otak (Guyton, 2007).

Kedua, dan mingkin yang sama pentingnya orang sehat secara atletik memiliki

cadangan kebugaran jasmani yang lebih banyak bila ia sedang sakit. Sebagai

contoh, orang yang berusia 80 tahun, yang tidak bugar mengkin memilki system

pernapasan yang membatasi pengantaran oksigen ke jaringan tubuh tidak lebih

dari 1L/menit. Hal ini berarti bahwa cadangan pernapasan tidak lebih dari tiga

sampai empat kali lipat. Namun, seorang yang berusia tua yang secara atletik

bugar mungkin memiliki cadangan dua kali lipat. Keadaan ini khususnya penting

dalam mempertahankan kehidupan bila orang yang tua tersebut menderita

penyakit seperti pneumonia yang dapat dengan cepat memakai semua cadangan

pernapasan yang ada. Selain itu, kemampuan untuk meningkatkan curah

Page 11: 1. Harvard

jantung pada waktu dibutuhkan sering lebih dari 50 persen pada orang tua yang

bugar daripada yang tidak bugar (Guyton, 2007).

*Vanus, Fitness. 2006. Harvard Step Test. http://www.fitnessvenues.com/style.css, diakses

pada tanggal 12 November 2008.

*Moeloek, Dangsina. ____. Uji Kerja Fisik ( Exercise Test )Menggunakan TreadmillUntuk

Deteksi Iskhemia Miokardium.

www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, diakses pada tanggal 12 November

2008.

Page 12: 1. Harvard

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nama Percobaan

“Percobaan Harvard”

B. Alat Dan Bahan

1. Bangku Harvard

2. Metronom

3. Stopwatch

4. Sphygmanometer

5. Stetoskop

C. Prosedur Kerja

1. Sebelum percobaan dimulai aturlah metronom dengan kecepatan 30 kali per

menit yaitu sesuai dengan kecepatan naik turun bangku yang akan dilakukan.

2. Ukurlah tekanan darah dan kecepatan denyut nadi orang coba dalam keadaan

istirahat (duduk).

3. Bila TD melebihi 160 mmHg (systole) sebaiknya percobaan ini jangan

dilakukan pada orang tersebut.

4. Mintalah orang coba melakukan kerja naik turun bangku Harvard dengan

kecepatan tetap 30 kali naik turun satu menit sesuai dengan bunyi metronom.

5. Kerja dilakukan sesanggup mungkin tetapi tidak lebih 5 menit.

6. Setelah selesai dengan kerja ini orang coba segera diminta duduk dan ukurlah

tekanan darah dan denyut nadi orang coba.

7. Kemudian lakukan pencatatan denyut nadi pada 1 nemit, 2 menit, 3 menit.

Setelah percobaan (denyut nadi dihitung selama 30 detik).

Pencatatan denyut nadi:

F1: Denyut nadi/30 dettik yang dihitung 1 menit sampai 1 menit 30 detik

kemudian

Page 13: 1. Harvard

F2: Denyut nadi/30 dettik yang dihitung 2 menit sampai 2 menit 30 detik

kemudian

F3: Denyut nadi/30 detik yang dihitung 3 menit sampai 3 menit 30 detik

kemudian

8. Hitunglah indeks keseimbangan badan (IKB) dengan memakai rumus berikut

ini:

Rumus Indeks kesanggupan Badan

Cara Cepat:

IKB = Tx 1005,5 F 1

Cara Lambat

IKB = Tx 100

2(F 1+F 2+F 3)

Ket: T : Lamanya orang turun naik (dalam detik)

Penilaian

Cara cepat: <50 : Kesanggupan kurang

50-80 : Kesanggupan sedang

>80 : Kesanggupan baik

Cara lambat: <55 : Kesanggupan kurang

55-64 : Kesanggupan sedang

>64 : Kesanggupan baik

D. Hasil Percobaan

1. Identitas orang coba:

Nama orang coba : Tn. Karman

Umur : 19 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Hasil Pengamatan:

Page 14: 1. Harvard

a. Sebelum beraktivitas

o Tekanan darah : 110/80 mmHg

o Denyut nadi : 50 kali/30 detik

b. Saat aktivitas : T = 144 detik

c. Setelah beraktivitas :

o Tekanan darah :

o Denyut nada recover:

F1 = 61/30 detik

F2 = 55/30 detik

F3 = 49/30 detik

3. Menghitung Indeks kesanggupan badan

a. Cara Cepat

IKB = T x1005 ,5 F 1

= 144 x100

5,5 .55

IKB = 47,65 (kesanggupan kurang)

b. Cara Lambat

IKB = T x 100

2(F !+F 2+ F 3)

= 144 x100

2(55+49+46)

IKB = 48 (kesanggupan kurang)

E. Analisis Hasil Pembahasan

Pada percobaan ini hasil dari perhitungan IKB yang didapatkan adalah 47,65 dengan

menggunakan cara cepat dan 48 dengan menggunakan cara lambat. Hal ini menu njukkan

bahwa kesanggupan orang coba kurang.

Page 15: 1. Harvard

Dari hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa setelah orang coba

melakukan aktifitas denyut nadi meningkat, sebelum melakukan aktifitas, denyut

nadinya adalah 78 kali/menit kemudian setelah melakukan aktifitas dengan naik

turun bangku Harvard denyut nadi berubah menjadi F1 = 52 kali/30detik, F2 =

48 kali/30detik, F3 = 46 kali/30detik. Pada orang coba dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan tekanan darah (diastol) dan denyut nadi. Hal ini disebakan karena

kardiak output jantung pada saat melakukan aktivitas yang meningkat, organ

tubuh lain juga akan memerlukan suplai O2 dan nutrisi yang di dapatkan dari

jantung. Oleh karena itu, kardiak output juga perlu ditingkatkan agar kebutuhan

tersebut terpenuhi. Karena peningkatan kardiak output inilah dimana darah akan

lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan

tekanan darah dimana peningkatan ini mengakibatkan gelombang tekanan yang

berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan

denyut nadi meningkat. Faktor lain yang juga mempengaruhi tekanan darah

meningkat adalah karena orang coba kurang istirahat, sedangkan orang coba

melakukan aktivitas sehingga tekanan darahnya meningkat. Menurut teori

peningkatan tekanan darah dalam tubuh juga diakibatkan karena aktifitas yang

dilakukan seseorang.

Dalam penghitungan indeks kesanggupan badan dengan menggunakan cara

cepat hasil yang didapatkan adalah 37,9 ini berarti kesanggupan orang coba

kurang. Begitupun dengan menggunakan cara lambat hasil yang didapatkan hanya

35,6. Ini mungkin disebabkan karena beban kerja yang diberikan tidak terlalu

berat, frekuensi naik turun Harvard kurang maksimum. Faktor lain yang

mempengaruhi tekanan darah meningkat atau menurun adalah aktifitas dimana

jika beban kerja yang diberikan terlalu berat ketika beraktivitas darah yang

terpompa dan mengalir ketubuh akan meningkatkan denyut jantung sehingga

tekanan darah juga akan meningkat, sebaliknya apabila beban kerja yang

diberikan tidak terlalu berat, maka denyut jantung saat beraktivitas tidak terlalu

meningkat dan tekanan darah tetap normal, faktor lain juga bisa disebabkan

Page 16: 1. Harvard

karena standar yang dipakai pada rumus ini merupakan standar dari luar negeri

dimana orang barat kebanyakan memiliki kapasitas kerja yang lebih berat

dibandingkan orang yang tinggal di Indonesia, mungkin disebabkan karena faktor

pemenuhan gizi pola hidup yang jauh berbeda dalam melakukan kegiatan sehari-

hari.