1. Harvard
-
Upload
andy-mula-warman -
Category
Documents
-
view
131 -
download
4
Transcript of 1. Harvard
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kala kita sering membandingkan
kesanggupan kita dalam melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika
menaiki gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan
adapula yang terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kesehatan jasmani tiap
orang. Orang yang sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi
sehingga ketika melakukan aktivitas yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak
dibandingkan dengan yang jarang berolahraga. Selain itu, orang yang rajin
berolahraga juga memiliki kerja jantung yang baik dan berujung pada lebih
rendahnya tekanan darah dibanding yang jarang berolah raga.
Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh
aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis yang ada dalam tubuh
manusia, sehingga kita dapat mengetahui kesanggupan kita dalam beraktivitas.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menetukan kesanggupan badan untuk
melakukan kerja/kegiatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Otot merupakan suatu organ yang atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organime. Kalau sel otot mendapatkan
rangsangan maka myofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
Otot secara umum dibagi atas tiga jenis yaitu, otot rangka, otot jantung dan otot
polos.
a. Otot rangka merupakan massa yang besar yang menyusun jaringan otot
somatic. Gambaran garis lintang sangat jelas, tidak berkontraksi tanpa
adanya rangsangan dari saraf, tidak ada hubungan anatomic dan
fungsional antara sel-selnya , dan secara umum dikendalikan oleh
kehendak (volunter)
b. Otot jantung juga berpola garis lintang sangat jelas, tetapi membentuk
sinsitium fungsional. Dapat berkontraksi ritmis walaupun tanpa persarafan
eksternal, Karena adanya sel-sel picu di miokardium yang mencetuskan
impuls spontan.
c. Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang. Jenis seperti ini
ditemukan disemua alat visera yang berongga, membentuk sinsitium
fungsional dan memiliki sel-sel picu yang melepaskan impuls tidak teratur
(3 : 62)
* Ganong, William F, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 20th, Jakarta :EGC,
2002
A. Struktur Otot
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya
sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada.
Gbr. sarkoplasma
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
Gbr. myofibril
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin
dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)
maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi
(memanjang) maka miosin yang sedang bekerja. (11)
*Deri,Andrian.2008.Jaringan Otot.www.organisasi.org.com.Last update.Minggu
02 November.2008
A. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Jantung
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung adalah: (6:115-116)
1. Beban awal
Otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi dan
berhubungan dengan panjang otot jantung . Peningkatan beban awal
menyebabkan kontaksi ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah
jantung.
2. Kontraktilitas
Bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan meningkatkan
kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga akan memengaruhi
kontraktilitas.
3. Beban akhir
Resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari ventrikel.
Beban akhir suatu beban ventrikel kiri diperlukan untuk membuka katup
semilunaris aorta dan mendorong darah selama berkontraksi. Peningkatan
kerja juga meningkatkan kebutuhan oksigen.
4. Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.
*(Syaifuddin.2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika)
General Mechanism of Muscle
Contraction
The initiation and execution of muscle contraction
occur in the following sequential steps.
1. An action potential travels along a motor nerve to
its endings on muscle fibers.
2. At each ending, the nerve secretes a small amount
of the neurotransmitter substance acetylcholine.
3. The acetylcholine acts on a local area of the muscle
fiber membrane to open multiple “acetylcholinegated”
channels through protein molecules floating
in the membrane.
4. Opening of the acetylcholine-gated channels allows
large quantities of sodium ions to diffuse to the
interior of the muscle fiber membrane. This initiates
an action potential at the membrane.
5. The action potential travels along the muscle fiber
membrane in the same way that action potentials
travel along nerve fiber membranes.
6. The action potential depolarizes the muscle
membrane, and much of the action potential
electricity flows through the center of the muscle
fiber. Here it causes the sarcoplasmic reticulum to
release large quantities of calcium ions that have
been stored within this reticulum.
7. The calcium ions initiate attractive forces between
the actin and myosin filaments, causing them to
slide alongside each other, which is the contractile
process.
8. After a fraction of a second, the calcium ions are
pumped back into the sarcoplasmic reticulum by a
Ca++ membrane pump, and they remain stored in
the reticulum until a new muscle action potential
comes along; this removal of calcium ions from the
myofibrils causes the muscle contraction to cease.
We now describe the molecular machinery of the
muscle contractile process.
B. Mekanisme Umum Dalam Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut. (6:54)
1. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin
dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot untuk
membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran
serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin menimbulkan sejumlah besar ion natrium
mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf.
Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot. Berjalan
dalam serabut otot di mana potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema
melepaskan sejumlah ion kalsium yang disimpan dalam reticulum ke dalam
myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dengan
filament myosin sehingga menyebabkan gerakan bersama-sama dan
menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang lebih satu detik kalsium dipompakan lagi kembali ke dalam
sarkolema, tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
* Guyton & Hall.2006.Textbook Of Medical Physiology.Eleventh
Edition.China:
Elsevier Saunders.
C. ADAPTASI AKUT KARDIOVASKULER PADA KERJA
FISIK
Adaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalamadaptasi akut
dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat
kerja dilakukan dan adaptasikronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh
suatu periode program latihan fisik. Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu
pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan mengakibatkan teijadinya mekanisme
penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung kepada usia, suhu lingkungan,
berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang terlibat
selama kerja fisik tersebut (www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf,
2008)
Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar
darah ke jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut
produk metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas
tersebutbeberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :
(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008).
1. FREKUENSI DENYUT JANTUNG
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhanadan mudah
diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat
frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah
dideteksi dengan cara palpasi maupun dengan menggunakan alat seperti pulse
meter. cardiac monitoring dan sebagainya; tempat pengukuran dapat di
a.radialis, a. carotis dan pada apex jantungsendiri. Frekuensi denyut jantung
terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit
meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk. Hal
ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke
jantung yang selanjutnya
mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka
frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik,
frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada keadaan
istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung
yang lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun
beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung
pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai
frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat
dengan faktor usia. (Frekuensi maksimal denyut jantung =220 - usia dengan
standar deviasi ± 10 denyut)
(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008).
CURAH JANTUNG/CARDIAC OUTPUT (CO)
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya oleh
ventrikel selama satu menit. Satuannya dalam dm3 min-1 (1 dm3 sebanding
dengan 1000 cm3 atau 1 liter). (http://en.wikipedia.org/w/index.php?
title=Cardiac_output&action, 2008)
Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut
jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama dikontrol oleh
persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung dan
perangsangan parasimpatis menurunkannya. Volume sekuncup juga tetap pada
bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis membuat serabut otot jantung
berkontraksi dengan kuat ketika diberikan perangsangan yang lama dan
parasimpatis akan member rangsangan balik (bertolak belakang). Ketika
kekuatan kontraksi naik tanpa peningkatan serabut yang lama, maka darah
banyak yang tertinggal di dalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir
dari fase sistol yaitu volume darah dalam ventrikel berkurang (Ganong, 2001).
Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah
sekitar 5 liter (5000 mL). According to our calculations, the entire volume of
blood within the circulatory sytem is pumped by the heart each minute (at rest).
Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam system peredaran darah
akan dipompa oleh jantung setiap menit (di istirahat). During vigorous exercise,
the cardiac output can increase up to 7 fold (35 liters/minute)Latihan (aktivitas
fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit)
(http://www.biosbcc.net/doohan/sample/index.htm, 2008)
VOLUME SEKUNCUP (STROKE VOLUME)
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari
ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat
sebanding dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas
lebih) setiap orang memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan
dapat meningkat menjadi 110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika
melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke
volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150-
220ml/kontraksi (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008).
ARUS DARAH
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang
membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya
membutuhkan oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20% uplai darah di sirkulasi
pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas fisik, ini bisa meningkat menjadi
80-85% dari curah jantung. Darah akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal,
hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi
panas (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008).
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing jaringan baik dalam keadaanistirahat maupun pada kerja fisik.
Jumlah absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung
jumlah darah akan meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja
sedangkan yang ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja
yang meningkat. Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja
persarafan vasodilator dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan
penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan
terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang
berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus jantung. Telah diketahui
bahwa dengan bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi
denyut jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang
digunakan
untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian
pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah padafase diastole. Dengan
berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner juga akan berkurang
(www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, 2008).
TEKANAN DARAH
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg
dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan
sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai
200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet.
Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara signifikan ketika melakukan latihan
intensif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif
bisa mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan sebagai penilaian
untuk tes toleransi latihan (http://www.sport-fitness-advisor.com, 2008)
Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara
keseimbangan peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer
dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat
bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara progresiv sedangkan pada
tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun
(www.portalkalbe/files/cdk/files/04UjiKerjaFisik.pdf, 2008).
Berbagai penelitian sekarang ini telah menunjukkan bahwa orang yang
mempertahankan kebugaran tubuh yang sesuai, menggunakan beragam latihan
secara bijaksana dan melakukan pengaturan berat badan, memilkiki keuntungan
tambahan, yaitu hidup lebih panjang. Khususnya antara usia 50-70 tahun,
penelitian telah membuktikan bahwa kematian menjadi berkurang tiga kali lipat
pada orang yang bugar daripada orang yang tidak bugar (Guyton, 2007).
Kebugaran dapat memperpanjang kehidupan karena dua alasan.
Pertama, kebugaran tubuh dan pengaturan berat badan sangat mengurangi
penyakit kardiovaskuler. Hal ini disebabkan oleh (1) pengaturan tekanan darah
yang cukup rendah dan (2) pengurangan kolesterol darah dan lipoprotein
densitas rendah bersamaan dengan peningkatan lipoprotein densitas tinggi.
Perubahan-perubahan ini semua bekerja sama mengurangi jumlah serangan
jantung dan stroke otak (Guyton, 2007).
Kedua, dan mingkin yang sama pentingnya orang sehat secara atletik memiliki
cadangan kebugaran jasmani yang lebih banyak bila ia sedang sakit. Sebagai
contoh, orang yang berusia 80 tahun, yang tidak bugar mengkin memilki system
pernapasan yang membatasi pengantaran oksigen ke jaringan tubuh tidak lebih
dari 1L/menit. Hal ini berarti bahwa cadangan pernapasan tidak lebih dari tiga
sampai empat kali lipat. Namun, seorang yang berusia tua yang secara atletik
bugar mungkin memiliki cadangan dua kali lipat. Keadaan ini khususnya penting
dalam mempertahankan kehidupan bila orang yang tua tersebut menderita
penyakit seperti pneumonia yang dapat dengan cepat memakai semua cadangan
pernapasan yang ada. Selain itu, kemampuan untuk meningkatkan curah
jantung pada waktu dibutuhkan sering lebih dari 50 persen pada orang tua yang
bugar daripada yang tidak bugar (Guyton, 2007).
*Vanus, Fitness. 2006. Harvard Step Test. http://www.fitnessvenues.com/style.css, diakses
pada tanggal 12 November 2008.
*Moeloek, Dangsina. ____. Uji Kerja Fisik ( Exercise Test )Menggunakan TreadmillUntuk
Deteksi Iskhemia Miokardium.
www.portalkalbe/files/cdk/files/04_UjiKerjaFisik.pdf, diakses pada tanggal 12 November
2008.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Nama Percobaan
“Percobaan Harvard”
B. Alat Dan Bahan
1. Bangku Harvard
2. Metronom
3. Stopwatch
4. Sphygmanometer
5. Stetoskop
C. Prosedur Kerja
1. Sebelum percobaan dimulai aturlah metronom dengan kecepatan 30 kali per
menit yaitu sesuai dengan kecepatan naik turun bangku yang akan dilakukan.
2. Ukurlah tekanan darah dan kecepatan denyut nadi orang coba dalam keadaan
istirahat (duduk).
3. Bila TD melebihi 160 mmHg (systole) sebaiknya percobaan ini jangan
dilakukan pada orang tersebut.
4. Mintalah orang coba melakukan kerja naik turun bangku Harvard dengan
kecepatan tetap 30 kali naik turun satu menit sesuai dengan bunyi metronom.
5. Kerja dilakukan sesanggup mungkin tetapi tidak lebih 5 menit.
6. Setelah selesai dengan kerja ini orang coba segera diminta duduk dan ukurlah
tekanan darah dan denyut nadi orang coba.
7. Kemudian lakukan pencatatan denyut nadi pada 1 nemit, 2 menit, 3 menit.
Setelah percobaan (denyut nadi dihitung selama 30 detik).
Pencatatan denyut nadi:
F1: Denyut nadi/30 dettik yang dihitung 1 menit sampai 1 menit 30 detik
kemudian
F2: Denyut nadi/30 dettik yang dihitung 2 menit sampai 2 menit 30 detik
kemudian
F3: Denyut nadi/30 detik yang dihitung 3 menit sampai 3 menit 30 detik
kemudian
8. Hitunglah indeks keseimbangan badan (IKB) dengan memakai rumus berikut
ini:
Rumus Indeks kesanggupan Badan
Cara Cepat:
IKB = Tx 1005,5 F 1
Cara Lambat
IKB = Tx 100
2(F 1+F 2+F 3)
Ket: T : Lamanya orang turun naik (dalam detik)
Penilaian
Cara cepat: <50 : Kesanggupan kurang
50-80 : Kesanggupan sedang
>80 : Kesanggupan baik
Cara lambat: <55 : Kesanggupan kurang
55-64 : Kesanggupan sedang
>64 : Kesanggupan baik
D. Hasil Percobaan
1. Identitas orang coba:
Nama orang coba : Tn. Karman
Umur : 19 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Hasil Pengamatan:
a. Sebelum beraktivitas
o Tekanan darah : 110/80 mmHg
o Denyut nadi : 50 kali/30 detik
b. Saat aktivitas : T = 144 detik
c. Setelah beraktivitas :
o Tekanan darah :
o Denyut nada recover:
F1 = 61/30 detik
F2 = 55/30 detik
F3 = 49/30 detik
3. Menghitung Indeks kesanggupan badan
a. Cara Cepat
IKB = T x1005 ,5 F 1
= 144 x100
5,5 .55
IKB = 47,65 (kesanggupan kurang)
b. Cara Lambat
IKB = T x 100
2(F !+F 2+ F 3)
= 144 x100
2(55+49+46)
IKB = 48 (kesanggupan kurang)
E. Analisis Hasil Pembahasan
Pada percobaan ini hasil dari perhitungan IKB yang didapatkan adalah 47,65 dengan
menggunakan cara cepat dan 48 dengan menggunakan cara lambat. Hal ini menu njukkan
bahwa kesanggupan orang coba kurang.
Dari hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa setelah orang coba
melakukan aktifitas denyut nadi meningkat, sebelum melakukan aktifitas, denyut
nadinya adalah 78 kali/menit kemudian setelah melakukan aktifitas dengan naik
turun bangku Harvard denyut nadi berubah menjadi F1 = 52 kali/30detik, F2 =
48 kali/30detik, F3 = 46 kali/30detik. Pada orang coba dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan tekanan darah (diastol) dan denyut nadi. Hal ini disebakan karena
kardiak output jantung pada saat melakukan aktivitas yang meningkat, organ
tubuh lain juga akan memerlukan suplai O2 dan nutrisi yang di dapatkan dari
jantung. Oleh karena itu, kardiak output juga perlu ditingkatkan agar kebutuhan
tersebut terpenuhi. Karena peningkatan kardiak output inilah dimana darah akan
lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan
tekanan darah dimana peningkatan ini mengakibatkan gelombang tekanan yang
berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan
denyut nadi meningkat. Faktor lain yang juga mempengaruhi tekanan darah
meningkat adalah karena orang coba kurang istirahat, sedangkan orang coba
melakukan aktivitas sehingga tekanan darahnya meningkat. Menurut teori
peningkatan tekanan darah dalam tubuh juga diakibatkan karena aktifitas yang
dilakukan seseorang.
Dalam penghitungan indeks kesanggupan badan dengan menggunakan cara
cepat hasil yang didapatkan adalah 37,9 ini berarti kesanggupan orang coba
kurang. Begitupun dengan menggunakan cara lambat hasil yang didapatkan hanya
35,6. Ini mungkin disebabkan karena beban kerja yang diberikan tidak terlalu
berat, frekuensi naik turun Harvard kurang maksimum. Faktor lain yang
mempengaruhi tekanan darah meningkat atau menurun adalah aktifitas dimana
jika beban kerja yang diberikan terlalu berat ketika beraktivitas darah yang
terpompa dan mengalir ketubuh akan meningkatkan denyut jantung sehingga
tekanan darah juga akan meningkat, sebaliknya apabila beban kerja yang
diberikan tidak terlalu berat, maka denyut jantung saat beraktivitas tidak terlalu
meningkat dan tekanan darah tetap normal, faktor lain juga bisa disebabkan
karena standar yang dipakai pada rumus ini merupakan standar dari luar negeri
dimana orang barat kebanyakan memiliki kapasitas kerja yang lebih berat
dibandingkan orang yang tinggal di Indonesia, mungkin disebabkan karena faktor
pemenuhan gizi pola hidup yang jauh berbeda dalam melakukan kegiatan sehari-
hari.