1 DEFINISI

2
DEFINISI / PENGERTIAN FLUIDA Written By Aidia MJ on Kamis, 10 Maret 2011 | 22:14 Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan bentuk wadah tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk. Karena adanya kekentalan zat cair, maka terjadi perbedaan kecepatan partikel pada medan aliran. Partikel zat cair yang berdampingan dengan dinding batas akan diam (kecepatan nol) sedang yang terletak pada suatu jarak tertentu dari dinding akan bergerak. Perubahan kecepatan tersebut merupakan fungsi jarak dari dinding batas. Aliran viskos adalah aliran zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas). Kekentalan adalah sifat zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu bergerak/mengalir. Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Aliran viskos dapat dibedakan menjadi dua macam. Apabila pengaruh kekentalan (viskositas) adalah cukup dominan sehingga partikel-partikel zat cair bergerak secara teratur menurut lintasan lurus maka aliran disebut laminer. Aliran laminer terjadi apabila kekentalan besar dan kecepatan aliran kecil. Dengan berkurangnya pengaruh kekentalan atau bertambahnya kecepatan maka aliran akan berubah dari laminer manjadi turbulen. Pada aliran turbulen partikel- partikel zat cair bergerak secara tidak teratur (Triatmodjo, B., 1993). Bila fluida diberi tegangan geser, maka ia akan mengalami perubahan bentuk, dengan kata lain ia mengalami regangan geser. Selain itu bagian yang terkena tegangan geser, langsung akan bergerak inilah yang disebut sebagai aliran. Jadi jelaslah bahwa zat padat tidak tergolong fluida, karena bila dikenai tegangan geser zat padat tidak akan mengalir (Sardjito, 2000). Osborne Reynolds berpendapat bahwa tipe aliran tergantung dari kecepatan, kerapatan dan kekentalan dari cairan dan ukuran dari tempat mengalirnya dan tergantung pula dari angka Reynolds (Kodoatie, J. R., 2001). Kekentalan zat cair menyebabkan terbentuknya gaya-gaya geser antara dua elemen zat cair. Keberadaan kekentalan ini menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran atau diperlukannya energi untuk menjamin adanya pengaliran. Viskositas gas meningkat dengan suhu, tetapi viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu. Perbedaan dalam kecenderungan terhadap suhu tersebut dapat di terangkan dengan menyimak penyebab-penyebab viskositas. Tahanan suatu fluida terhadap tegangan geser tergantung pada kohesinya dan pada laju perpindahan momentum molekulnya. Cairan dengan molekul-molekul yang jauh lebih rapat dari pada gas, mempunyai gaya-gaya kohesi yang jauh lebih besar dari pada gas. Kohesi

description

1 DEFINISI

Transcript of 1 DEFINISI

Page 1: 1 DEFINISI

DEFINISI / PENGERTIAN FLUIDAWritten By Aidia MJ on Kamis, 10 Maret 2011 | 22:14

Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan bentuk wadah

tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya

geser. Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap

perubahan bentuk.

Karena adanya kekentalan zat cair, maka terjadi perbedaan kecepatan partikel pada medan aliran.

Partikel zat cair yang berdampingan dengan dinding batas akan diam (kecepatan nol) sedang yang

terletak pada suatu jarak tertentu dari dinding akan bergerak. Perubahan kecepatan tersebut

merupakan fungsi jarak dari dinding batas. 

Aliran viskos adalah aliran zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas). Kekentalan adalah sifat

zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu bergerak/mengalir. Kekentalan disebabkan

karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Aliran viskos dapat

dibedakan menjadi dua macam. Apabila pengaruh kekentalan (viskositas) adalah cukup dominan

sehingga partikel-partikel zat cair bergerak secara teratur menurut lintasan lurus maka aliran disebut

laminer. Aliran laminer terjadi apabila kekentalan besar dan kecepatan aliran kecil. Dengan

berkurangnya pengaruh kekentalan atau bertambahnya kecepatan maka aliran akan berubah dari

laminer manjadi turbulen. Pada aliran turbulen partikel-partikel zat cair bergerak secara tidak teratur

(Triatmodjo, B., 1993). 

Bila fluida diberi tegangan geser, maka ia akan mengalami perubahan bentuk, dengan kata lain ia

mengalami regangan geser. Selain itu bagian yang terkena tegangan geser, langsung akan bergerak

inilah yang disebut sebagai aliran. Jadi jelaslah bahwa zat padat tidak tergolong fluida, karena bila

dikenai tegangan geser zat padat tidak akan mengalir (Sardjito, 2000).

Osborne Reynolds berpendapat bahwa tipe aliran tergantung dari kecepatan, kerapatan dan

kekentalan dari cairan dan ukuran dari tempat mengalirnya dan tergantung pula dari angka Reynolds

(Kodoatie, J. R., 2001). 

Kekentalan zat cair menyebabkan terbentuknya gaya-gaya geser antara dua elemen zat cair.

Keberadaan kekentalan ini menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran atau

diperlukannya energi untuk menjamin adanya pengaliran. Viskositas gas meningkat dengan suhu,

tetapi viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu. Perbedaan dalam kecenderungan terhadap

suhu tersebut dapat di terangkan dengan menyimak penyebab-penyebab viskositas. Tahanan suatu

fluida terhadap tegangan geser tergantung pada kohesinya dan pada laju perpindahan momentum

molekulnya. Cairan dengan molekul-molekul yang jauh lebih rapat dari pada gas, mempunyai gaya-

gaya kohesi yang jauh lebih besar dari pada gas. Kohesi nampaknya merupakan penyebab utama

viskositas dalam cairan dan karena kohesi berkurang dengan naiknya suhu, maka demikian pula

viskositas. Sebaliknya gas mempunyai gaya-gaya kohesi yang sangat kecil. Sebagian besar dari

tahanannya terhadap tegangan geser merupakan akibat perpindahan momentum molekuler.

Tegangan molekular menimbulkan tegangan geser semu dalam gas, yang lebih penting dari pada

gaya-gaya kohesi, dan karena kegiatan molekular meningkat dengan suhu, maka viskositas gas juga

meningkat dengan suhu. Untuk tekanan-tekanan yang biasa viskositas tidak tergantung pada tekanan

dan tergantung pada suhu saja. Untuk tekanan yang sangat besar, gas-gas dan kebanyakan cairan

Page 2: 1 DEFINISI

menunjukkan variasi viskositas yang tidak menentu terhadap tekanan. 

Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cairan dan

gas adalah (a) cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel dan sering kali harus

diperlakukan demikian dan (b) cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-

permukaan bebas sedangkan gas dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh

bagian wadah tempatnya.

(Triatmodjo, B., 1993).