1 DAS

8
Oleh : NURDIYANTO, ST., M.PSDA. UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2014

description

dan

Transcript of 1 DAS

  • Oleh :

    NURDIYANTO, ST., M.PSDA.UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATICIREBON 2014

  • POLA PENGELOLAAN DAS Pola Pengelolaan Daerah Aliran Sungai diundangkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 48 Tahun 1990, Tentang Pengelolaan Atas dan atau Sumber Air pada Wilayah Sungai. Ditetapkan di Jakarta, 5 Desember 1990. Pola Pengelolaan daerah aliran sungai dapat dilakukan dengan pengendalian banjirNurdiyanto DAS

  • Contoh Pola pengendalian banjir Gunung Merapi.

    Pola pengendalian banjir di Gunung Merapi pada umumnya dilakukan pada daerah gunung berapi secara umum batuannya adalah batuan vulkanis hasil dari kegiatan gunung berapi.Pekerjaan pada daerah ini disebut bangunan sabo . Istilah sabo berasal dari bahasa Jepang yang berarti sa adalah pasir bo bertarti mencegah, sabo = mencegah aliran pasir. Secara umum terdiri dari sabo pegunungan dan material berasal dari gunung berapi dan sabo laut material berasal dari gelombang laut. Nurdiyanto DAS

  • Pola pengendalian banjir lahar hujan adalah menahan dan menampung material sebanyak-banyaknya serta mencegah longsoran tebing pada bagian hulu alur sungai. Mengendalikan aliran angkutan sediment dan menampung material dibagian hilir, serta mengendalikan aliran material ke alur sungai utama.. Pengendalian dilakukan dengan membuat bangunan penahan sedimen berupa dam penahan sediment, pembuatan tanggul/talud, pembuatan krib dan dam pengarah aliran. Nurdiyanto DAS

  • * Perencanaan pengendalian banjir lahar hujan.: - Mencegah bahaya langsung akibat letusan atau banjir lahar dengan melaksanakan * Pemantauan G, Merapi. * Membagi daerah bahaya, terditi dari : a. Daerah terlarang adalah daerah yang tidak diperkenankan untuk pemukiman, tetapi dapat digunakan untuk pertanian. Pada daerah ini jika terjadi letusan akan tertimpa bahaya langsung letusan Gunung Merapi berupa lava, hujan batu, material lava, batu, pasir dan awan panas suhu 900o -1200oC yang disemburkan dari puncak gunung, tersebar meluncur dan mengalir di lereng Gunung Merapi. Nurdiyanto DAS

  • Awan panas ini keluar punca gunung/lepundan berbentuk bulu domba disebut nue ardente merupakan tipe khas gunung berapi di dunia disebut Type Merapi. Daerah bahaya ini berada di lereng G. Merapi (bagian hulu alur sungai) pada kemiringan lereng > 6% merupakan daerah produk material letusan G. Merapi. b. Daerah bahaya I.Daerah ini penduduk masih dapat menempati tetapi sewaktu waktu harus segera mengungsi jika ada tanda-tanda banjir lahar. Daerah ini merupakan peralihan antara daerah produk material dengan daerah sedimen transport. Bahayanya daerah ini masih terjangkau oleh hujan batu, lahar dan abu. Nurdiyanto DAS

  • c. Daerah bahaya II. Daerah ini termasuk daerah sepanjang sungai pada ketinggian 500 m Diatas Permukaan Laut, boleh untuk tempat tinggal, tetapi segera mengungsi jika ada tanda bahaya banjir. Persiapan penyelenggaraan sistem pemberitahuan, persiapan sarana dan sistim pengungsian, penyuluhan terhadap masyarskat. - Penanggulangan bahaya sekunder dengan melakukan : Pengendalian banjir lahar, letusan dan penanggulangan daerah kritis. - Pengelolaan dan pemanfaatan potensi wilayah.Nurdiyanto DAS

  • * Pelaksanaan Penanggulangan/pengendalian material hasil letusan G. Merapi. - Bangunan Penahan Sedimen :Bangunan pengendalian sedimen yang sudah dilaksanakan sejak th.1969 sudah mencapai 40 % dari total rencana bangunan. - Sasaran yang telah dicapai adanya Bangunan Penahan Sedimen adalah: Pengendalian Lahar letusan G. Merapi 37,79 juta m3 untuk pengamanan: 1 Jalan Yogyakarta Semarang dan Yogyakarta Surakarta, jalan Provinsi, jalan Kabupaten dan jalan lain disekitarnya sepanjang 124,5km 2. Saluran irigasi Vanderwyk saluran irigasi Mataram dan saluran irigasi kecil lainnya dengan areal luas 8.563 Ha. 3. KotaYogyakarta, Muntilan, Tempel dan sekitaenya, penduduk 79.358 jiwa 4. Pengaruh agradasi dan degradasi terhadap K. Progo, K. Opak, Kali Bengawan Solo berkurang Nurdiyanto DAS

    *