1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

51
LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 1 Dinas Sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum SKPD Dinas Sosial Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, dimana sebelumnya berbentuk Kantor Sosial sebagai Lembaga Teknis Daerah yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kota Bandung. Struktur organisasi pada Dinas Sosial Kota Bandung sebagai berikut : Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Bandung Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Dinas Sosial Kota Bandung sebagai organisasi perangkat pemerintah daerah yang bertanggungjawab dan memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Kota Bandung dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tentunya perlu mengoptimalkan berbagai sumber daya baik sumber daya manusia maupun sarana penunjang yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung dalam mencapai target kinerja selama 5 (lima) tahun. Jumlah pegawai yang ada pada Dinas Sosial Kota Bandung saat ini sebanyak 51 orang. Untuk penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran tentang Struktur dan Komposisi Pegawai Dinas Sosial Kota Bandung sebagai berikut :

Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

Page 1: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 1

Dinas Sosial

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum SKPD

Dinas Sosial Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, dimana sebelumnya berbentuk Kantor

Sosial sebagai Lembaga Teknis Daerah yang memiliki kewenangan dan

tanggungjawab untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kota Bandung.

Struktur organisasi pada Dinas Sosial Kota Bandung sebagai berikut :

Gambar 1.1

Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Bandung

Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007

Dinas Sosial Kota Bandung sebagai organisasi perangkat

pemerintah daerah yang bertanggungjawab dan memiliki kewenangan

dalam menyelenggarakan pembangunan bidang kesejahteraan sosial di

Kota Bandung dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tentunya perlu

mengoptimalkan berbagai sumber daya baik sumber daya manusia

maupun sarana penunjang yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota

Bandung dalam mencapai target kinerja selama 5 (lima) tahun. Jumlah

pegawai yang ada pada Dinas Sosial Kota Bandung saat ini sebanyak 51

orang. Untuk penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran tentang

Struktur dan Komposisi Pegawai Dinas Sosial Kota Bandung sebagai

berikut :

Page 2: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 2

Dinas Sosial

Tabel 1.1

Komposisi Pegawai Dinas Sosial Kota Bandung

berdasarkan Jabatan Struktural

NO SKPD Eselon

Fungsional Pelaksana

Jumlah II III IV IV III II I

1. Dinas Sosial

1 5 10 - - 28 6 1 51

Tabel 1.2

Komposisi Pegawai Dinas Sosial berdasarkan Pendidikan

NO SKPD Pendidikan

Jumlah S3 S2 S1 D3 SMA SMP SD

1. Dinas Sosial - 6 32 2 10 1 - 51

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007

tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung,

Dinas Sosial Kota Bandung mempunyai tugas dan kewajiban Membantu

Walikota dalam melaksanakan urusan kesejahteraan sosial. Dalam

menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Sosial Kota Bandung

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial;

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang sosial;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial yang meliputi partisipasi

sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial dan pembinaan

rawan sosial;

d. pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

1.3 Landasan Hukum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial

Kota Bandung Tahun 2014 ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum

sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

Yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 3: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 3

Dinas Sosial

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun

2009-2013.

1.4 Isu Strategis yang Dihadapi

Berdasarkan perkembangan masalah kesejahteraan sosial di Kota

Bandung, bahwa pelayanan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh Dinas

Sosial Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal

maupun eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal disini ialah

kebijakan pemerintah Kota Bandung dalam bidang lain yang sekiranya

memiliki dampak atau mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja pelayanan sosial yang dilaksanakan Dinas Sosial

Kota Bandung serta sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota

Bandung, sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal disini ialah

kebijakan pemerintah pusat atau provinsi menyangkut pembangunan atau

penyelenggaraan kesejahteraan sosial atau faktor-faktor lain di luar faktor

internal.

Setelah mempelajari beberapa dokumen rencana yang diyakini dapat

mempengaruhi terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kota

Bandung diantaranya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018, Rencana Tata Ruang dan Wilayah

Daerah (RTRWD) Kota Bandung Tahun 2011-2031 diketemukan beberapa

faktor pendorong dan penghambat terhadap penyelenggaraan kesejahteraan

sosial sebagaimana telah diungkapkan pada bagian sebelumnya.

Hasil penelaahan terhadap beberapa dokumen perencanaan yang terkait

terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial berupa faktor pendorong dan

faktor penghambat yang perlu disikapi dengan cara menerapkan strategi guna

menindaklajuti faktor-faktor penghambat dan memanfaatkan faktor-faktor

pendorong dalam mengoptimalkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di

Page 4: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 4

Dinas Sosial

Kota Bandung yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung atau dengan

kata lain hal-hal tersebut merupakan isu-isu strategis yang perlu

ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kota Bandung. Isu-isu strategis yang perlu

ditindaklajuti oleh Dinas Sosial Kota Bandung terkait penyelenggaraan

kesejahteraan sosial melalui Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota

Bandung Tahun 2013-2018 sebagai berikut :

1. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial melalui

pembangunan Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terpadu.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama permasalahan PMKS

Jalanan.

3. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan terhadap PMKS yang

dilaksanakan oleh Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),

khususnya pembinaan terhadap Karang Taruna, PSM, dan Organisasi

Sosial yang jumlah sangat besar di Kota Bandung.

Tabel 1.3

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Di Kota Bandung

No Jenis PMKS Satuan Jumlah (2010)

Jumlah (2012)

1 Anak Balita Terlantar orang 360 354 2 Anak Terlantar orang 6.643 5.848 3 Anak Berhadapan dengan Hukum orang - 57 4 Anak Jalanan orang 4.821 2.162 5 Penyandang Disabilitas Anak orang - 1.060 6 Anak yang Memerlukan Perlindungan

Khusus orang - 151

7 Lanjut Usia Terlantar orang 2.575 2.108 8 Penyandang Disabilitas orang 6.289 5.069 9 Tuna Susila orang 511 319 10 Gelandangan orang 948 618 11 Pengemis orang 4.126 766 12 Pemulung orang - 388 13 Kelompok Minoritas orang - 153 14 Bekas warga binaan lembaga

pemasyarakatan orang 282 153

15 Orang dengan HIV/Aids orang 2.168 2.690 16 Korban penyalahgunaan Napza orang 363 103 17 Pekerja migran bermasalah sosial orang 13 17 18 Korban bencana alam orang 1.823 5.939* 19 Korban bencana sosial orang 1.176 - 20 Perempuan rawan sosial ekonomi orang 7.537 3.487 21 Keluarga Miskin KK 84.287 78.751 22 Keluarga bermasalah psikologis KK 2.967 2.603 23 Keluarga berumah tidak layak huni KK 6.395 3.606

4. *data pada tahun 2012

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014 yakni :

Page 5: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 5

Dinas Sosial

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang gambaran umum Dinas Sosial Kota Bandung,

tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kota Bandung, landasan hukum

penyusunan LAKIP dan pelayanan pada Dinas Sosial Kota Bandung

serta sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2015

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan strategis pada Dinas

Sosial Kota Bandung sebelum dan setelah hasil Reviu dari

Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Bab ini menjelaskan tentang capaian terhadap Indikator Kinerja

Utama (IKU), skala pengukurang yang digunakan, serta metode

evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja Dinas Sosial Kota

Bandung Tahun 2015.

Bab IV Penutup

Bab ini merupakan rangkuman dan kesimpulan atas berbagai

capaian kinerja pada Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2015.

Page 6: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 6

Dinas Sosial

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis Sebelum Reviu

Rencana Strategis Dinas Sosial Kota Bandung adalah merupakan

dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta

merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih

dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah

yang bersangkutan, dalam hal ini Dinas Sosial Kota Bandung. Rencana

Strategis Dinas Sosial Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5

(lima) tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018 ditetapkan dengan Surat Keputusan

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Nomor 460/Kep.135/Dinsos Tahun 2013

tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2013-

2018. Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola

pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan/kebijakan bahwa

Rencana Strategis Dinas Sosial Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya,

dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan

menjadi akuntabel.

Renstra Dinas Sosial Kota Bandung tersebut ditujukan untuk

mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung

Tahun 2013-2018. Disamping itu pula, Renstra Dinas Sosial Kota Bandung

diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Kementerian

Sosial RI, Bappenas dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat sebagai suatu sistem

perencanaan pembangunan nasional.

Penyusunan Renstra Dinas Sosial Kota Bandung telah melalui tahapan-

tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung

Tahun 2009-2013 dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD,

sehingga Renstra Dinas Sosial Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan

bersama antara Dinas Sosial Kota Bandung dan stakeholder.

Selanjutnya, Renstra Dinas Sosial Kota Bandung tersebut akan

dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Sosial Kota Bandung yang

merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.

Didalam Renja Dinas Sosial Kota Bandung dimuat program dan kegiatan

prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang.

A. Visi

Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa

mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Sosial Kota Bandung. Visi

tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman

Page 7: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 7

Dinas Sosial

dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju

Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat serta Unggul, Nyaman dan

Sejahtera, “Bandung Juara”.

Visi Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2013-2018 adalah :

“Kesejahteraan Sosial dari, oleh, dan untuk Masyarakat menuju Bandung

yang Unggul, Nyaman, dan Sejahtera”

B. Misi

Sedangkan untuk mewujudkan Visi Dinas Dinas Sosial Kota Bandung

Tahun 2013-2018 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan partisipasi sosial dan

masyarakat, dimana terdapat peran aktif dari masyarakat dalam

penanganan masalah kesejahteraan sosial;

b. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan rehabilitasi sosial

guna memulihkan ketidakberdayaan masyarakat dalam melaksanakan

fungsi sosialnya;

c. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pelayanan sosial,

yang mengandung pengertian optimalisasi pelayanan terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

d. Mewujudkan sistem birokrasi yang handal dan akuntabel.

C. Perencanaan Strategis

Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Bandung merupakan suatu penrnyataan

yang perlu dicapai secara kongkrit melalui berbagai tujuan, sasaran dan

indikator yang dapat mencerminkan tingkat kinerja Dinas Sosial Kota Bandung

dalam mencapai visi dan berbagai misi pada Dinas Sosial Kota Bandung.

Berbagai indikator yang telah disusun merupakan penjabaran atas sasaran

yang ingin dicapai yang bersifat terukur (tangible). Pada Tabel berikut dapat

dilihat bagaimana keterkaitan antara tujuan, sasaran, dan indikator kinerja

pada Dinas Sosial Kota Bandung.

Page 8: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 8

Dinas Sosial

Tabel 2.1

Perencanaan Strategis Dinas Sosial Kota Bandung

Tujuan Sasaran Indikator

Meningkatkan peran serta

masyarakat dalam penanganan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya partisipasi Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan (TKSK) dalam penanganan PMKS

Prosentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang

berpatisipasi dalam penanganan PMKS

Meningkatkan upaya-upaya

rehabilitasi sosial bagi

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya kemandirian penyandang cacat Prosentase penyandang cacat yang mampu hidup mandiri

Meningkatnya perubahan perilaku pada PMKS

Jalanan (WTS, gepeng, dan Anak Jalanan)

Prosentase gelandangan atau pengemis yang mengalami perubahan

perilaku

Prosentase Wanita Tuna Susila yang mengalami perubahan perilaku

Prosentase anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku

Meningkatnya kualitas hidup Keluarga Miskin dan

Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Prosentase keluarga miskin yang meningkat kualitas hidupnya

Prosentase Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang meningkat

kualitas hidupnya

Meningkatnya Korban Trafficking dan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pulih secara

psikologis

Prosentase korban KDRT dan Trafficking yang pulih kondisi

psikologisnya

Meningkatnya perubahan perilaku pada Anak yang

Berhadapan dengan Hukum

Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang mengalami

perubahan perilaku

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial bagi

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya kualitas pelayanan bagi korban

bencana alam/sosial

Prosentase pemberian bantuan bagi korban bencana yang tersampaikan tepat waktu

Meningkatnya kualitas pelayanan bagi Lanjut Usia

dan Anak Terlantar di Luar dan Dalam Panti

Prosentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya

Prosentase Anak Terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan

dasarnya

Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat

Meningkatkan kinerja dan

akuntabilitas SKPD

Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD Prosentase temuan BPK yang ditindaklanjuti

Nilai Evaluasi Akip SKPD

Page 9: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 9

Dinas Sosial

D. Perjanjian Kinerja

Berdasarkan perencanaan strategis terkait sasaran strategis dan

indikator yang harus dicapai, maka pada Tahun 2014 target pencapaian

kinerja yang ingin dicapai sebagai berikut :

Tabel 2.2

Penetapan Kinerja Dinas Sosial Kota Bandung

Tahun 2015

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya

partisipasi

Tenaga

Kesejahteraan

Sosial Kecamatan (TKSK) dalam

penanganan

PMKS

Prosentase Tenaga

Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK)

yang berpatisipasi

dalam penanganan PMKS

70% Program

Pemberdayaan

Kelembagaan

Kesejahteraan

Sosial

938.582.975

2 Meningkatnya

kemandirian

penyandang cacat

Prosentase

penyandang cacat

yang mampu hidup

mandiri

10% Program

Pembinaan para

Penyandang

Cacat dan Eks-Trauma

931.712.000

3

Meningkatnya

perubahan

perilaku pada

PMKS Jalanan

(WTS, gepeng, dan Anak

Jalanan)

Prosentase

gelandangan atau

pengemis yang

mengalami

perubahan perilaku

35% Program

Pembinaan Eks-

Penyandang

Penyakit Sosial

(Eks-Narapidana,

PSK, Narkoba,

dan Penyakit

Sosial Lainnya)

2.934.040.000

Prosentase Wanita Tuna Susila yang

mengalami

perubahan perilaku

60%

Prosentase anak

jalanan yang

mengalami perubahan perilaku

61,54% Program

Pembinaan

Anak Terlantar

2.488.952.500

4

Meningkatnya

kualitas hidup

Keluarga Miskin

dan Wanita

Rawan Sosial Ekonomi

Prosentase keluarga

miskin yang

meningkat kualitas

hidupnya

14,76% Program

Pemberdayaan

Fakir Miskin,

Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dan PMKS

lainnya

1.331.022.500

Prosentase Wanita

Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)

yang meningkat

kualitas hidupnya

10%

5 Meningkatnya

Korban Trafficking dan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) yang

pulih secara

psikologis

Prosentase korban

KDRT dan Trafficking

yang pulih kondisi

psikologisnya

55% Program

Pelayanan dan

Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

136.445.000

6 Meningkatnya

perubahan perilaku pada

Anak yang

Berhadapan

dengan Hukum

Jumlah anak yang

berhadapan dengan hukum yang

mengalami

perubahan perilaku

6 orang Program

Pembinaan Eks-Penyandang

Penyakit Sosial

(Eks-

Narapidana,

PSK, Narkoba,

dan Penyakit

120.820.000

Page 10: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 10

Dinas Sosial

Sosial Lainnya)

7 Meningkatnya

kualitas

pelayanan bagi korban bencana

alam/sosial

Prosentase

pemberian bantuan

bagi korban bencana yang tersampaikan

tepat waktu

100% Program

Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

892.500.000

8 Meningkatnya

kualitas

pelayanan bagi

Lanjut Usia dan Anak Terlantar di

Luar dan Dalam

Panti

Prosentase Lanjut

Usia Terlantar yang

terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya

19,23% Program

Peningkatan

Pelayanan

Lanjut Usia

152.517.500

Prosentase Anak Terlantar yang

terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya

37,62% Program Pembinaan

Panti

Asuhan/Panti

Jompo

474.435.000

9 Meningkatnya

kualitas

pelayanan kepada

masyarakat

Indeks Kepuasan

Masyarakat

75% Program

Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

1.920.782.100

Program

Pembinaan Eks-

Penyandang

Penyakit Sosial (Eks-

Narapidana,

PSK, Narkoba,

dan Penyakit

Sosial Lainnya)

30.816.090.000

10 Meningkatnya akuntabilitas

kinerja SKPD

Prosentase temuan BPK yang

ditindaklanjuti

100% Program Peningkatan

dan

Pengembangan

Sistem

Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

376.844.800

Nilai Evaluasi AKIP

SKPD

75

Penetapan Perjanjian Kinerja di atas berdasarkan Indikator Kinerja Utama

(IKU) pada Dinas Sosial Kota Bandung yang berlaku selama 5 (lima) tahun

sejak Tahun 2014-2018. Adapun formulasi IKU pada Dinas Sosial Kota

Bandung sebagai berikut :

Page 11: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 11

Dinas Sosial

Tabel 2.3

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014-2018

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN ALASAN

FORMULASI/RUMUS PERHITUNGAN

SUMBER DATA

1 Meningkatnya partisipasi

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

Prosentase Tenaga

Kesejahteraan Sosial kecamatan yang berpatisipasi dalam penanganan PMKS

% Partisipasi PSKS sangat

diperlukan guna membantu penanggulangan PMKS

Jumlah TKSK yang

telah berperan aktif dalam penanggulangan masalah sosial berbanding jumlah TKSK yang ada

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah

TKSK yang menyampaikan laporan tepat pada waktunya serta proaktif dalam penanganan PMKS

2 Meningkatnya kemandirian penyandang cacat

Prosentase penyandang cacat yang mampu hidup mandiri

% Amanat Permensos No 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Sosial

Jumlah penyandang cacat yang mampu hidup mandiri berbanding dengan jumlah penyandang cacat yang mendapatkan program pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah penyandang cacat yang mampu bergerak atau melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain

3 Meningkatnya perubahan perilaku pada PMKS Jalanan (WTS, gepeng, dan Anak Jalanan)

Prosentase gelandangan atau pengemis yang mengalami perubahan perilaku

% Keberadaan gelandangan dan pengemis mengganggu ketertiban lingkungan

Jumlah gepeng yang mengalami perubahan perilaku berbanding dengan jumlah gepeng yang memperoleh

program pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah Gepeng yang telah atau beritikad untuk memperoleh pelayanan pada panti rehabilitasi

Prosentase Wanita Tuna Susila yang mengalami perubahan perilaku

% Keberadaan WTS mengganggu ketertiban lingkungan

Jumlah WTS yang mengalami perubahan perilaku berbanding dengan jumlah WTS yang memperoleh program pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah para WTS yang telah memperoleh pembinaan pada panti rehabilitasi sosial dan tidak kembali melakukan tindakan asusila

Page 12: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 12

Dinas Sosial

Prosentase anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku

% Anak jalanan merupakan salah satu jenis PMKS yang harus mendapatkan perhatian

Jumlah anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku berbanding dengan jumlah anak jalanan yang memperoleh program

pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah anak jalanan yang berada pada pembinaan RPSA dan anak jalanan yang telah berkurang waktunya untuk berada di jalanan

4 Meningkatnya kualitas hidup Keluarga Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Prosentase keluarga miskin yang meningkat kualitas hidupnya

% Keluarga miskin merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan perhatian

Jumlah keluarga miskin yang meningkat kualitas hidupnya berbanding jumlah

keluarga miskin yang memperoleh program pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah keluarga miskin yang mengalami peningkatan pendapatan/penghasilan

Prosentase Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang meningkat kualitas hidupnya

% Wanita Rawan Sosial Ekonomi merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan perhatian

Jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang meningkat kualitas hidupnya berbanding dengan jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang memperoleh program pemberdayaan

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah WRSE yang meningkat penghasilannya

5 Meningkatnya penanganan Korban Trafficking dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Prosentase korban KDRT dan Trafficking yang pulih kondisi psikologisnya

% Korban KDRT dan trafficking merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan

perhatian

Jumlah korban KDRT dan trafficking yang pulih berbanding dengan jumlah korban

KDRT dan trafficking yang diadvokasi

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah korban trafficking dan kekerasan yang telah tidak mengalami trauma

6 Meningkatnya perubahan perilaku Anak yang Berhadapan dengan Hukum

Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang mengalami perubahan perilaku

orang Anak yang berhadapan dengan hukum merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan perhatian

Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang mengalami perubahan perilaku berbanding dengan jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang dibina

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah anak yang berhadapan dengan hukum yang tidak kembali melakukan tindak pidana

Page 13: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 13

Dinas Sosial

7 Meningkatnya ketepatan waktu penanganan korban bencana alam/sosial

Prosentase pemberian bantuan bagi korban bencana yang tersampaikan dalam waktu kurang dari 3 (tiga) hari

% korban bencana merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan perhatian

Jumlah kejadian bencana yang dibantu kurang dari 3 hari berbanding dengan jumlah kejadian bencana yang dibantu

Dinas Sosial

8 Meningkatnya

perlindungan hak hidup dasar Lanjut Usia dan Anak Terlantar di Luar dan Dalam Panti

Prosentase Lanjut Usia

Terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya

% Amanat Permensos No

129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Sosial

Jumlah lanjut usia

terlantar yang memperoleh pemenuhan sebagian kebutuhan dasar

berbanding dengan jumlah lanjut usia terlantar yang seharusnya memperoleh bantuan pemenuhan sebagian kebutuhan dasar

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah

Lanjut Usia Terlantar yang telah memperoleh program bantuan dalam memenuhi sebagian kebutuhan dasarnya

Prosentase Anak Terlantar yang tepenuhi sebagian kebutuhan dasarnya

% Anak terlantar merupakan salah satu jenis PMKS yang perlu mendapatkan perhatian

Jumlah anak terlantar yang memperoleh pemenuhan sebagian kebutuhan dasar berbanding dengan jumlah anak terlantar yang seharusnya memperoleh bantuan pemenuhan sebagian kebutuhan dasar

Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah Anak Terlantar yang telah memperoleh program bantuan dalam memenuhi sebagian kebutuhan dasarnya

9 Meningkatnya kualitas

pelayanan kepada masyarakat

Indeks Kepuasaan Masyarakat % Peningkatan kualitas

pelayanan publik merupakan prioritas daerah

Hasil survey terhadap

klien (masyarakat)

Dinas Sosial

Page 14: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 14

Dinas Sosial

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari

perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai

keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada

pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi

amanah. Dinas Sosial Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat

melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan

Akuntabilitas Kinerja Dinas Sosial Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan

yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2014

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut

memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing

indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun

2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut,

pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk

mewujudkan misi dan visi pemerintah.

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih

meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi

pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama

kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang

menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan

demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis

instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan

dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain

IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang

bersangkutan. Dinas Sosial Kota bandung telah menetapkan Indikator Kinerja

Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Kepala Dinas

Sosial Kota Bandung Nomor : 050/Kep.013-Dinsos/2015 tentang Indikator

Kinerja Utama (IKU) Dinas Sosial Kota Bandung. Upaya untuk meningkatkan

akuntabilitas, Dinas Sosial Kota Bandung juga melakukan reviu terhadap

Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan

capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator

kinerja utama Dinas Sosial Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil

sebagai berikut :

Page 15: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 15

Dinas Sosial

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Kota Bandung

Tahun 2015

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Prosentase Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan (TKSK) yang

berpatisipasi dalam penanganan PMKS

% 70 76,67 109,53

2 Prosentase penyandang cacat

yang mampu hidup mandiri % 10

16,70 167

3 Prosentase gelandangan dan

pengemis yang mengalami

perubahan perilaku

% 35 29,86 85,32

4 Prosentase Wanita Tuna Susila

yang mengalami perubahan

perilaku

% 60 64,06 106,77

5 Prosentase anak jalanan yang

mengalami perubahan perilaku % 61,54 98,85 160,63

6 Prosentase keluarga miskin yang

meningkat kualitas hidupnya % 14,76 14,93 101,16

7 Prosentase Wanita Rawan Sosial

Ekonomi (WRSE) yang

meningkat kualitas hidupnya

% 10 11,44 114,40

8 Prosentase korban KDRT dan

Trafficking yang pulih kondisi psikologisnya

% 55 55 100

9 Jumlah anak yang berhadapan

dengan hukum yang mengalami

perubahan perilaku

orang 6 4 66,67

10 Prosentase pemberian bantuan

bagi korban bencana yang

tersampaikan tepat waktu

% 100 100 100

11 Prosentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya

% 19,23 27,14 141,14

12 Prosentase Anak Terlantar yang

terpenuhi sebagian kebutuhan

dasarnya

% 37,62 61,91 164,57

13 Indeks Kepuasan Masyarakat % 75 75 100

Rata-rata Capaian IKU 116,71

Dari tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata tingkat capaian Indikator

Kinerja Utama (IKU) pada Dinas Sosial Kota Bandung sebesar 116,71, hal ini

mencerminkan bahwa Dinas Sosial Kota Bandung telah Berhasil dalam

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan pada Bidang Kesejahteraan Sosial

yang berkaitan dengan target kinerja yang tercantum dalam Indikator Kinerja

Utama (IKU).

Dari jumlah 13 (tiga belas) indikator yang tercantum dalam Indikator

Kinerja Utama (IKU) terdapat 2 indikator yang tidak mencapai target yaitu :

1. Prosentase gelandangan dan pengemis yang mengalami perubahan

perilaku dari target 35% hanya tercapai 29,86% atau sebesar 85,32%.

Penyebab ketidaktercapaian target tersebut dikarenakan keterbatasan daya

tampung panti rehabilitasi sosial bagi Gelandangan dan pengemis.

Page 16: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 16

Dinas Sosial

2. Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang mengalami perubahan

perilaku, dimana target pada tahun 2015 sebanyak 6 orang yang akan

ditangani sedangkan realisasi hanya mencapai 4 orang

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

3.2.1 Kerangka Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN

Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama

(IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran

atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran

diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis,

cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis

dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja

sasaran.

Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran

ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah, sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Kinerja

No Nilai Capaian Interpretasi

1.

2.

3.

> 100%

= 100%

< 100%

Tercapai Melebihi Target

Tercapai Sesuai Target

Tidak Tercapai

Dalam laporan ini, Dinas Sosial Kota Bandung dapat memberikan

gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing

kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target

sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam

dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai ketentuan

tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah

ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah, telah

ditetapkan 10 sasaran dengan 15 indikator kinerja (outcome).

Page 17: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 17

Dinas Sosial

3.2.2 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis

Secara umum Dinas Sosial Kota Bandung telah dapat melaksanakan

tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

Renstra 2013-2018. Jumlah Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi

dan visi Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 10 (sepuluh)

sasaran.

Pada tahun 2014 ditetapkan 10 (sepuluh) sasaran strategis dengan 15

(lima belas) indikator kinerja yang ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun

2015. Dari 10 (sepuluh) sasaran dengan indikator kinerja sebanyak 15 (lima

belas) indikator kinerja

Sasaran 1 : Meningkatnya partisipasi Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) dalam penanganan PMKS

Sasaran meningkatnya partisipasi Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) dalam penanganan PMKS ini memiliki satu indikator yaitu

prosentase Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang berpartisipasi

dalam penanganan PMKS, dimana dalam menilai indikator tersebut kriteria

yang digunakan ialah tingkat kedisiplinan dalam penyampaian laporan setiap

bulan serta peran aktif setiap TKSK dalam menunjang setiap program atau

kegiatan Dinas Sosial Kota Bandung.

TKSK merupakan personil yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Sosial RI sebagai relawan sosial yang secara sukarela turut membantu

dalam penyelenggaraan kesejaheraan sosial yang dilaksanakan di tingkat

kecamatan. Jumlah personil TKSK disesuaikan dengan jumlah kecamatan yang

ada pada Kabupaten/Kota, dimana untuk Kota Bandung terdapat 30 orang

TKSK karena memiliki 30 kecamatan. Dinas Sosial Kota Bandung selaku SKPD

yang memiliki kewenanganan dalam pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial di Kota Bandung memiliki kewenangan untuk melakukan

monitoring dan evaluasi terhadap kinerja TKSK untuk selanjutnya dilaporkan

kepada Menteri Sosial RI yang merupakan salah satu bagian dari Potensi

Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

Dalam rangka meningkatkan kinerja atau peran aktif para TKSK dalam

penanganan PMKS, Dinas Sosial Kota Bandung selama Tahun 2015 telah

melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya, bimbingan teknis bagi seluruh

personil TKSK, pemberian insentif tambahan bagi TKSK, serta pemantapan

personil TKSK dalam penanggulangan PMKS.

Page 18: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 18

Dinas Sosial

Tabel 3.3

Capaian Sasaran Meningkatnya Partisipasi TKSK dalam Penanganan PMKS

No Sasaran

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2018

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian

(%) Target

Capaian

(%)

1. Meningkatnya

Partisipasi TKSK

dalam

Penanganan

PMKS

60% 63,33% 105,55% 70% 76,67% 109,53 100% 76,67

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kinerja TKSK selama tahun

2015 bahwa dari 30 orang TKSK yang ada di Kota Bandung terdapat 23 (dua

puluh tiga) orang atau sebesar 76,67% yang dianggap secara aktif dalam

menunjang kinerja Dinas Sosial Kota Bandung dalam penanganan PMKS. Hal

tersebut dinilai berdasarkan ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan

rutin dan eksistensi dalam penanggulangan permasalahan sosial di tingkat

kecamatan.

Sasaran 2 : Meningkatnya kemandirian Penyandang Cacat

Sasaran meningkatnya kemandirian Penyandang Cacat memiliki satu

indikator yaitu prosentase penyandang cacat yang mampu hidup mandiri,

kriteria yang digunakan ialah jumlah penyandang cacat yang dianggap sudah

tidak memerlukan bantuan orang lain baik untuk bergerak maupun dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 3.4

Capaian Sasaran Meningkatnya Kemandirian Penyandang Cacat

No Sasaran

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2018

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian

(%) Target

Capaian

(%)

1. Capaian Sasaran

Meningkatnya

Kemandirian

Penyandang

Cacat

6,53% 7,67% 117,45% 10% 16,70% 110 50% 22

Selama tahun 2015 cukup banyak program dan kegiatan yang

diluncurkan baik dari Dinas Sosial Kota Bandung, Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat maupun Kementerian Sosial RI guna mengatasi permasalahan

penyandang cacat. Capaian untuk peningkatan kemandirian penyandang cacat

ini sampai dengan Tahun 2015 mencapai 16,70% dari target 10%, dimana

pada Tahun 2014 sebanyak 470 orang penyandang cacat yang telah meningkat

kemandiriannya dan pada Tahun 2015 sebanyak 454 orang dari jumlah

penyandang cacat yang ada di Kota Bandung berdasarkan hasil validasi data

Tahun 2012 yaitu sebanyak 6.129 orang. Peningkatan kemandirian

Page 19: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 19

Dinas Sosial

penyandang cacat ini selama Tahun 2015 dilaksanakan melalui beberapa

program dan kegiatan yaitu :

1. Pelatihan keterampilan bagi 87 orang penyandang disabilitas yang

bersumber dari APBD Kota Bandung;

2. Pemberdayaan penyandang disabilitas melalui Kelompok Usaha Bersama

(KUBE) bagi 7 orang penyandang disabilitas yang bersumber dari APBD

Provinisi Jawa Barat melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat;

3. Pemberian jaminan sosial bagi 360 penyandang cacat berat yang bersumber

dari APBN melalui Kementerian Sosial RI, jaminan sosial yang diberikan

berupa uang santunan sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah) per

orang setiap bulan. Pada Tahun 2015 ini terdapat 110 orang diantaranya

merupakan penerima baru dimana pada Tahun 2014 hanya sebanyak 250

orang.

Penanganan penyandang cacat ini sejalan dengan salah satu indikator

yang terdapat dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Sosial, dimana

berdasarkan target SPM untuk indikator pemenuhan jaminan sosial bagi

Lanjut Usia dan Penyandang Cacat ditargetkan pada tahun 2015 mencapai

40% dari jumlah Lanjut Usia tidak potensial dan Penyandang cacat yang

seharusnya menerima jaminan sosial.

Penanganan penyandang cacat/disabiltas di Kota Bandung yang

diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung dirasakan belum optimal, hal

ini terkendala oleh segi aturan yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39

Tahun 2012 tentang Hibah dan Bantuan Sosial yang menyatakan bahwa

pemberian bantuan sosial harus disertakan dengan proposal pengajuan

bantuan sosial yang disampaikan satu tahun sebelumnya. Hal ini

menyebabkan Dinas Sosial tidak dapat dengan leluasa memberikan bantuan

sosial berupa alat bantu bagi penyandang cacat seperti kursi roda, hearing-aid,

tongkat putih, dan sebagainya.

Sasaran 3 : Meningkatnya perubahan perilaku pada PMKS Jalanan (Wanita

Tuna Susila, Gepeng dan Anak Jalanan)

Sasaran meningkatnya perubahan perilaku pada PMKS Jalanan (Wanita

Tuna Susila, Gepeng dan Anak Jalanan) terdiri atas 3 (tiga) indikator, yaitu :

1. Prosentase gelandangan dan pengemis yang mengalami perubahan perilaku

2. Prosentase Wanita Tuna Susila yang mengalami perubahan perilaku

3. Prosentase anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku

Adapun capaian dari tiap-tiap indikator tersebut sebagai berikut :

Page 20: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 20

Dinas Sosial

Tabel 3.5

Capaian Indikator pada Sasaran Meningkatnya Perubahan Perilaku

PMKS Jalanan (Gepeng, Wanita Tuna Susila, dan Anak Jalanan)

No Indikator

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2018

Target Realisasi Capaian

(%)

Target Realisasi Capaian

(%)

Target Capaian

(%)

1. Prosentase gelandangan

dan pengemis yang

mengalami perubahan

perilaku

10% 10,9% 109 35 29,86 85,32 50% 59,72

2. Prosentase Wanita Tuna

Susila yang mengalami

perubahan perilaku

65% 66,14% 102 60 64,06 106,77 80% 80,08

3. Prosentase anak jalanan

yang mengalami

perubahan perilaku

30% 34,28% 114 61,54 98,85 160,63 100% 98,85

Rata-rata capaian 108,33 117,57 79,55

Rata-rata capaian untuk sasaran meningkatnya perubahan perilaku

pada PMKS Jalanan berdasarkan perhitungan ketiga indikator di atas ialah

108%, hal ini mengindikasikan bahwa Dinas Sosial Kota Bandung telah

berhasil mencapai target dalam sasaran meningkatnya perubahan perilaku

pada PMKS Jalanan (Wanita Tuna Susila, Gepeng dan Anak Jalanan)

Indikator 1 : Prosentase gelandangan dan pengemis yang mengalami

perubahan perilaku

Dalam mengukur tingkat perubahan perilaku pada gelandangan dan

pengemis kriteria yang digunakan ialah jumlah gelandangan dan pengemis

yang beritikad untuk memperbaiki taraf hidupnya melalui cara yang lebih baik

dengan tidak hidup menggelandang atau mengemis di jalanan, hal tersebut

ditunjukan dengan jumlah gelandangan dan pengemis yang masuk ke Panti

Rehabilitasi Sosial dan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan yang

diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung. Berdasarkan data pada

Tahun 2015 terdapat 212 orang gelandangan dan pengemis yang telah

mengalami perubahan perilaku atau sekitar 29,86% dari total populasi

gelandangan, pengemis, dan pemulung yang terdata pada tahun 2015 yaitu

sebanyak 1.118 orang. Nilai capaian ini walaupun tergolong tidak mencapai

target namun dipandang mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan

nilai capaian pada Tahun 2014 yang hanya mencapai 10,9%,

Ketidaktercapaian ini dikarenakan keterbatasan daya tampung panti

rehabilitasi sosial yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan

Kementerian Sosial sehubungan dengan Pemerintah Kota Bandung belum

memiliki panti rehabilitasi sosial.

Page 21: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 21

Dinas Sosial

Beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial

Kota Bandung dalam upaya mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis

yang ada di jalanan antara lain :

1. Pelatihan keterampilan bagi gelandangan, pengemis dan pemulung;

2. Penertiban gelandangan dan pengemis melalui operasi penjangkauan

gelandangan dan pengemis:

3. Penempatan beberapa orang petugas yang terdiri atas personil Linmas,

Kepolisian, Satpol-PP, dan TKSK untuk berjaga di 15 titik perempatan yang

rawan adanya pengemis:

4. Pengiriman gelandangan dan pengemis ke balai atau panti rehabilitasi

sosial;

5. Pemulangan Gelandangan dan Pengemis yang berasal dari luar Kota

Bandung.

Indikator 2 : Prosentase Wanita Tuna Susila yang mengalami perubahan

perilaku

Dalam mengukur tingkat perubahan perilaku pada Wanita Tuna Susila,

kriteria yang digunakan ialah jumlah Wanita Tuna Susila yang dikirim ke Balai

atau Panti Rehabilitasi Sosial sehingga diasumsikan bahwa mereka yang telah

menerima pembinaan dan pelatihan keterampilan baik di dalam maupun di

luar Panti Rehabilitasi Sosial tidak akan kembali melakukan perbuatan

asusila. Berdasarkan data pada Tahun 2015 terdapat 205 orang Wanita Tuna

Susila yang menerima pembinaan baik di dalam maupun luar panti atau

sekitar 64,06% dari jumlah Wanita Tuna Susila yang ada di Kota Bandung

berdasarkan data Tahun 2015 dimana terdapat 320 orang Wanita Tuna Susila.

Beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan guna menunjang

pencapaian indikator tersebut antara lain :

1. Pelatihan keterampilan yang dilaksanakan di luar panti dengan jumlah

peserta pelatihan sebanyak 30 orang eks wanita tuna susila;

2. Pengiriman wanita tuna susila sebanyak 175 orang ke Balai Rehabilitasi

Sosial yang bertempat di Cirebon dan Sukabumi, kedua Balai Rehabilitasi

Sosial tersebut dimiliki oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat;

3. Penertiban wanita tuna susila yang dilaksanakan secara rutin yang

bekerjsama dengan Satpol-PP, Polrestabes Kota Bandung dan Kodim,

dimana selanjutnya hasil penjangkauan tersebut dikirim ke Panti

Rehabilitasi Sosial milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat;

4. Pemulangan ke daerah asal bagi Wanita Tuna Susila yang bukan merupakan

warga Kota Bandung.

Indikator 3 : Prosentase anak jalanan yang mengalami perubahan perilaku

Page 22: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 22

Dinas Sosial

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang dimaksud dengan anak

jalanan ialah anak yang rentan bekerja di jalanan, dan/atau anak yang bekerja

dan hidup di jalanan yang menghasilkan sebagian besar waktunya untuk

melakukan kegiatan hidup sehari-hari dengan kriteria sebagai berikut :

a. menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun di tempat-

tempat umum;

b. mencari nafkah dan/atau berkeliaran di jalanan maupun di tempat-tempat

umum.

Dalam mengukur tingkat perubahan perilaku pada Anak Jalanan,

kriteria yang digunakan ialah pengurangan waktu dari anak jalanan untuk

berada di jalanan atau tempat-tempat umum atau anak jalanan yang telah

berada dalam naungan Rumah Perlindungan Sosial Anak. Dalam penanganan

anak jalanan ini, Dinas Sosial Kota Bandung bermitra dengan beberapa Rumah

Perlindungan Sosial Anak (RPSA) yang ada di Kota Bandung yang turut

menangani permasalahan anak jalanan. Daftar Rumah Perlindungan Sosial

Anak (RPSA) yang ada di Kota Bandung sebagai berikut :

Tabel 3.6

Daftar Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) di Kota Bandung

NO NAMA RUMAH

PERLINDUNGAN ANAK NAMA KETUA ALAMAT

1 Bahtera Rully Herdansyah Komplek Batu Indah Buah Batu

No. 240

2 Bakti Mandiri Rinrin.R.Amd Jl. Ujungberung Andir Kaler No.17B 27 RT.01 RW.03 Kel.

Cigenting Kec. Ujungberung

3 Belajar Bersama Pak Taryan Jl. Gumuruh No.37/112 RT.02/06

4 Beribu Ahmad Denandi Jl. Kiaracondong Deket

Perempatan Rel Kereta Api

5 Binaksa (Bina Anak

Bangsa)

Iwan Ridwan Jl. Soekarno-Hatta Gg. KH. Ahmad

Gandi RT.09/04 No.320 Cibuntu

Barat

6 Cahaya Beringin (YCB) Rendra, S.M AKA Jl. Babakansari Kircon No.307

RT.13 RW.09 Kel. Babakan Sari Kec. Kiaracondong

7 Cahaya Lentera Muh. Ramdhan (Amir) Jl. Sadang Hegar I No.33B Kel.

Sadang Serang

8 Forum Cinta Anjal (FCA) Entik Jl. BKR No. 188 RT.04/05

9 Forum Komunikasi

Panti Sosial (FKPS)

H. Yanto Jl. Baranang Siang No. 43

Bandung

10 FORUM PEMERHATI

SOSIAL (FPS)

Jl. Moch. Toha No. 176 Bandung

11 GANK Aa Sumirat Jl. Papanggungan No. 38 Terusan

Gatsu

12 Harapan Bangsa (Bina

Budaya Bangsa)

Binsari Tomy Jl. Kopo No.21 Bandung

13 IABRI Edi Nuryakin Jl. Sari Indah I No.40 Kiaracondong RT.02/01

14 KAMMI Jl. Perapatan Buahbatu Sukarno

Hatta

15 YPM Kesuma Aep STKS BANDUNG

Page 23: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 23

Dinas Sosial

16 MASYARAKAT SEHAT

(YMS)

Moh.Mukhlis Jl. Jatihandap Gg. IV No.210

RT.07 RW.06

17 Peduli Anak Jalanan Bono Gg. Pabaki No. 48 / 91 Bandung

18 Pintar Asep Rahman

Darmawan

Jl. Papanggungan No. 38 Terusan

Gatsu

19 LP2SM MIFTAHUSSA'ADAH

Ummi Jl. Prapatan Tol Pasir Koja

20 Pusat Pengembangan

Pendidikan Anak

Jalanan

Andri / Irma Jl. Cibangkong No.128 / 120

21 RIKSA ITB Ny. AGUSTINA Kampus ITB

22 Rumah Zakat Reno Wisnu Jl. Turangga No.33

23 Saudara Sejiwa (Sehati) Arin Sumantri Jl. Nagrog Karang Anyar I Gg.

Mama Imur No.29 Kelurahan Pasir

Jati Kec. Ujungberung Kota

24 Sinar Kehidupan (Bina

Insan Mandiri Depok)

Rifqi Cihamplas

25 Wahana Karya Bakti

Pertiwi

Rahmat Toto S. dan

Ana Sumarna

Stasiun Bandung

26 Noor Rakhmah (YNR) H. Daha Wanen, SH.MH.

Jl. Cipedes No. 24 Belakang Hotel Aston

Berdasarkan data pada Tahun 2015 terdapat 2.137 orang anak jalanan

yang mengalami perubahan perilaku atau sekitar 98,85% dari jumlah populasi

anak jalanan yang ada di Kota Bandung berdasarkan validasi data tahun 2012

yaitu sebanyak 2.162 anak jalanan. Dalam arti perubahan perilaku tersebut

ialah tidak kembali beraktivitas di jalanan atau waktu keberadaanya di jalanan

berkurang. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil monitoring terhadap

seluruh Rumah Perlindungan Sosial (RPSA) di Kota Bandung, namun demikian

kami belum melakukan survey secara mendetail terhadap anak jalanan yang

berada di RPSA. Pengukuran tersebut baru didasarkan atas asumsi bahwa

anak jalanan yang telah terbina di RPSA akan mengalami penurunan jumlah

jam di jalanan mengingat kegiatan yang dilaksanakan secara rutin di RPSA.

Beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan guna menunjang

pencapaian indikator perubahan perilaku pada anak jalanan antara lain :

1. Pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang berusia di atas usia wajib

belajar (15 tahun ke atas);

2. Melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung guna

mendorong setiap anak jalanan yang beritikad kembali ke pendidikan formal

untuk mendapatkan pendidikan penyetaraan seperti pendidikan atau ujian

Paket A, B, dan C;

3. Penguatan kapasitas lembaga Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)

melalui pemantapan pengurus RPSA serta Pemberian Bantuan Sarana bagi

RPSA;

4. Pemberian bantuan permakanan bagi anak yang berada dalam binaan RPSA

yang bersumber dari APBN melalui Kementerian Sosial RI.

Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Sosial Kota Bandung dalam

melakukan pembinaan terhadap gelandangan dan pengemis, Wanita Tuna

Page 24: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 24

Dinas Sosial

Susila, serta Anak Jalanan yaitu belum tersedianya sarana panti rehabilitasi

yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung, sehingga kesulitan dalam

melakukan monitoring terhadap tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

perubahan perilaku pada PMKS Jalanan.

Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Hidup Keluarga Miskin dan Wanita

Rawan Sosial Ekonomi

Sasaran meningkatnya Kualitas Hidup Keluarga Miskin dan Wanita

Rawan Sosial Ekonomi terdiri atas 2 (dua) indikator, yaitu :

1. Prosentase keluarga miskin yang meningkat kualitas hidupnya

2. Prosentase Wanita rawan Sosial Ekonomi yang meningkat kualitas hidupnya

Adapun capaian dari tiap-tiap indikator tersebut sebagai berikut :

Tabel 3.7

Capaian Indikator pada Sasaran Meningkatnya Kualitas Hidup

Keluarga Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi

No Indikator

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2018

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian

(%) Target

Capaian

(%)

1. Prosentase

keluarga miskin

yang meningkat

kualitas

hidupnya

19,05% 14,40% 75,59 14,76% 14,93% 101,16 75% 19,68

2. Prosentase

Wanita rawan

Sosial Ekonomi

yang meningkat

kualitas

hidupnya

5% 5,7% 114 10% 11,44% 114,40 75% 15,26

Rata-rata capaian 94,79 107,78 17,47

Rata-rata capaian untuk sasaran meningkatnya Kualitas Hidup

Keluarga Miskin dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi berdasarkan perhitungan

kedua indikator di atas ialah 107,78%, data capaian tersebut mencerminkan

bahwa untuk sasaran meningkatnya kualitas hidup keluarga miskin berhasil

melebihi target.

Indikator 1 : Prosentase keluarga miskin yang meningkat kualitas

hidupnya

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang dimaksud dengan

keluarga miskin ialah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencahariantetapi tidak

mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi

Page 25: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 25

Dinas Sosial

kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Kriteria yang digunakan dalam

menentukan keluarga miskin ialah kriteria yang ditetapkan oleh Keputusan

Menteri Sosial RI Nomor 146 Tahun 2013 yaitu :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang;

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan;

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbi kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester;

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain;

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik;

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan;

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hariadalah kayu bakar/arang/minyak

tanah;

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu;

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari;

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik;

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas

lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan

dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,- per

bulan;

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat

SD/tamat SD;

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.

500.000,- seperti sepeda motor kredit/non-kredit, emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya

*Jika salahsatu variabel di atas terpenuhi maka dianggap rumah tangga miskin

Jumlah keluarga miskin di Kota Bandung berdasarkan hasil validasi

data BPS Tahun 2012 ialah sebanyak 78.751 keluarga. Dalam mengukur

peningkatan kualitas hidup keluarga miskin, kriteria yang digunakan ialah

keluarga miskin yang telah memperoleh bantuan secara rutin atau insidental

baik yang bersumber dari APBD Kota Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan

APBN. Nilai capaian prosentase keluarga miskin yang meningkat kualitas

hidupnya mencapai 14,93% atau sebanyak 11.644 KK dari target sebesar

14,76%. Pencapaian sebesar 14,93% atau sebanyak 11.644 KK terdiri atas :

1. Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang bersumber dari APBN

sebanyak 11.254 KK. PKH merupakan salah satu program unggulan

Pemerintah Pusat dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan

yang digulirkan oleh Kementerian Sosial RI, yang dimaksud dengan PKH

Page 26: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 26

Dinas Sosial

adalah Program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM (Rumah

Tangga Sangat Miskin), sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi

persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia yaitu pendidikan dan kesehatan dimana setiap peserta PKH

memperoleh skema bantuan sebagai berikut :

Tabel 3.8

Skema Pemberian Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)

No Skenario Bantuan Besar Bantuan

Per RTSM/Bulan

1. Bantuan Tetap Rp. 200.000,-

2. Bantuan bagi RTSM yang memiliki :

Anak dibawah usia 6 Th, Ibu hamil/Menyusui Rp. 800.000,-

3. Anak Peserta Pendidikan Setara SD/MI Rp. 400.000,-

4. Anak Peserta Pendidikan Setara SMP/MTs Rp. 800.000,-

Rata-rata Bantuan Per RTSM Rp. 1.390.000,-

Bantuan Minimum Per RTSM Rp. 600.000,-

Bantuan Maksimum Per RTSM Rp. 2.200.000,-

Adapun kewajiban/persyaratan bagi peserta PKH selama menerima program

sebagai berikut :

a. Protokol kesehatan bagi peserta PKH yang memiliki anak usia 0-6 tahun :

Anak usia 0-11 bulan harus mendapatkan imunisasi lengkap (BCG,

DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya

secara rutin setiap bulan.

Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal

sebanyak 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan

Agustus;

Anak usia 12-59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan

ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 bulan;

Anak usia 5-6 thn ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3

bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PPAUD) apabila di

lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PPAUD

b. Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH (Ibu Hamil dan Ibu Nifas)

yaitu :

Selama Kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan

kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 kali dan mendapatkan

suplemen tablet Fe;

Page 27: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 27

Dinas Sosial

Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan;

Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatannya

setidaknya 2 kali sebelum bayi berumur 28 hari.

c. Kewajiban peserta PKH dalam bidang pendidikan sebagai berikut :

RTSM yang ditetapkan sebagai peserta PKH diwajibkan melakukan

persyaratan dengan pendidikan jika terdapat anak yang berusia 6-15

thn. Peserta PKH ini diwajibkan untuk mendaftarkan anaknya ke

SD/MI atau SMP/MTs (termasuk SMP/MTs Terbuka) dan mengikuti

kehadiran di kelas min. 85% dari hari sekolah dalam sebulan selama

tahun ajaran berlangsung.

Jika dalam RTSM terdapat anak usia 15 sampai 18 thn namun

belum menyelesaikan pendidikan dasar, maka peserta RTSM

tersebut dapat menjadi peserta PKH apabila anak tersebut

didaftarkan ke sekolah terdekat atau mengambil pendidikan

kesetaraan (Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, atau

Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan Program Wajib

Pendidikan Dasar 9 Thn)

Apabila kita melihat berbagai pelayanan dan kewajiban yang diberikan

kepada keluarga miskin melalui Program Keluarga Harapan, maka

dipastikan kualitas hidup keluarga miskin yang menjadi peserta PKH akan

meningkat selama yang bersangkutan menjadi peserta PKH. Program PKH di

Kota Bandung dimulai pada Tahun 2013 dan akan berakhir pada Tahun

2018.

2. Pemberian bantuan Rehabilitasi Tempat Tinggal bagi 90 keluarga miskin

yang mempunyai Rumah Tidak Layak Huni yang bersumber dari

Kementerian Sosial RI.

3. Penerima bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang bersumber dari

APBD Kota Bandung sebanyak 300 KK, pemberian bantuan stimulan berupa

barang usaha warung yang diharapkan mampu meningkatkan tingkat

pendapatan keluarga miskin. Pemberian bantuan stimulan ini diberikan

kepada 300 KK yang tersebar di 6 (enam) kelurahan dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 3.9

Daftar Lokasi dan Peserta Pelatihan Keterampilan bagi WRSE

Tahun 2014

No Kelurahan Volume

1 Kelurahan Sukapura 50 KK

2 Kelurahan Padasuka 50 KK

3 Kelurahan Sukaraja 50 KK

4 Kelurahan Dungus Cariang 50 KK

Page 28: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 28

Dinas Sosial

5 Kelurahan Cisaranten Endah 50 KK

6 Kelurahan Pajajaran 50 KK

Indikator 2 : Prosentase Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) yang

meningkat kualitas hidupnya

Yang dimaksud dengan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) ialah

seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan tidak

mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari. Dengan kriteria sebagai berikut :

a. perempuan berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 59 (lima

puluh sembilan) tahun;

b. istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan;

c. menjadi pencari nafkah utama keluarga;

d. berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup

layak.

Target inikator kinerja peningkatan kualitas hidup Wanita Rawan Sosial

Ekonomi (WRSE) sampai dengan tahun 2015 ialah sebesar 10% dari jumlah

WRSE yang ada di Kota Bandung berdasarkan validasi data PMKS Tahun 2012

yakni sebanyak 3.487 orang, adapun realisasi prosentase Wanita rawan Sosial

Ekonomi (WRSE) yang meningkat kualitas hidupnya sebesar 11,44% atau

sebanyak 200 orang WRSE yang dipandang mengalami peningkatan kualitas

hidup. Peningkatan kualitas hidup WRSE ini diukur berdasarkan tingkat

pendapatan yang diperoleh oleh WRSE setelah memperoleh program bantuan

dari pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan guna mencapai target tersebut

ialah pelatihan keterampilan berusaha yang ditindaklanjuti dengan pemberian

bantuan usaha warung bagi 200 orang WRSE yang tersebar di 3 (tiga)

kelurahan, yaitu Kelurahan Cimencrang sebanyak 100 orang, Kelurahan Wates

sebanyak 50 orang dan Kelurahan Menger sebanyak 50 orang.

Sasaran 5 : Meningkatnya Korban Trafficking dan Kekerasan dalam

Rumah Tangga

Yang dimaksud dengan korban trafficking adalah seseorang yang

mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi dan/atau sosial

yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang. Dengan kriteria sebagai

berikut :

a. mengalami tindak kekerasan;

b. mengalami eksploitasi seksual;

c. mengalami penelantaran;

d. mengalami pengusiran (deportasi); dan

e. ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (negara tempat

bekerja) sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu.

Page 29: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 29

Dinas Sosial

Sedangkan yang dimaksud dengan korban tindak kekerasan adalah orang baik

individu, keluarga, kelompok maupun kesatuan masyarakat tertentu yang

mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat perlakuan salah, eksploitasi,

diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya ataupun dengan membiarkan

orang berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya

terganggu, dengan kriteria sebagai berikut :

a. mengalami perlakuan salah;

b. mengalami penelantaran;

c. mengalami tindakan eksploitasi;

d. mengalami perlakuan diskriminasi; dan

e. dibiarkan dalam situasi berbahaya.

Target penanganan korban trafficking dan kekerasan pada Tahun 2015

sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Kota Bandung

Tahun 2015 yaitu sebesar 100%, hal ini memiliki pengertian bahwa setiap

laporan mengenai korban trafficking dan kekerasan yang terjadi di Kota

Bandung wajib ditindaklanjuti sampai dengan mendapatkan pelayanan

psikologis atau bahkan diupayakan sampai dengan pulih kembali kondisi

psikologisnya. Capaian kinerja untuk sasaran ini mencapai 100% dimana

berdasarkan laporan yang diterima oleh Dinas Sosial Kota Bandung terdapat

sebanyak 40 laporan yang masuk mengenai korban trafficking dan kekerasan.

Keseluruhan laporan tersebut telah ditindaklanjuti melalui bimbingan sosial

kepada klien yang bekoordinasi dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu

Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat.

Bila dibandingkan dengan penanganan pada tahun sebelumnya, jumlah

korban trafficking dan kekerasan yang ditangani oleh Dinas Sosial Kota

Bandung mengalami kenaikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.10

Capaian Penanganan Korban Trafficking dan Tindak Kekerasan

No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015

Volume Capaian Volume Capaian

1. Penanganan Korban Trafficking

dan Tindak Kekerasan

40 orang 100% 40 orang 100%

Korban trafficking dan tindak kekerasan yang ditindaklanjuti oleh Dinas

Sosial Kota Bandung ialah Korban Trafficking dan Tindak Kekerasan yang telah

dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Sasaran 6 : Meningkatnya perubahan perilaku pada Anak yang Berhadapan

dengan Hukum

Untuk mengukur tingkat capaian sasaran meningkatnya perubahan

perilaku pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum dipergunakan satu

Page 30: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 30

Dinas Sosial

indikator yaitu prosentase Anak yang Berhadapan dengan Hukum yang

mengalami perubahan perilaku. Yang dimaksud dengan Anak yang

Berhadapan dengan Hukum ialah orang yang telah berumur 12 (dua belas)

tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak

yang disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana

dan anak yang menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan/atau

mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana. Target yang ditetapkan

dalam penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukum ini sebanyak 60%

dari jumlah anak yang terdata pada Tahun 2012 sebanyak 57 orang, adapun

anak yang menjadi target penanganan pada Dinas Sosial ialah anak-anak yang

dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana.

Untuk mencapai target kinerja di atas, Dinas Sosial Kota Bandung

melakukan kerjasama dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kanwil Kota

Bandung untuk memperoleh data anak yang pernah Berhadapan dengan

Hukum yang selanjutnya dilakukan pembinaan kepada yang bersangkutan

sehingga tidak kembali melakukan tindakan yang melanggar hukum. Pada

Tahun 2015 jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang dilakukan

pembinaan dan telah berubah perilakunya sebanyak 4 orang.

Sasaran 7 : Meningkatnya kualitas pelayanan bagi Korban Bencana Alam

atau Sosial

Untuk mengukur tingkat capaian sasaran meningkatnya kualitas

pelayanan bagi korban bencana alam atau sosial dipergunakan satu indikator

yaitu prosentase pemberian bantuan bagi korban bencana yang tersampaikan

tepat waktu. Selama tahun 2015 terdapat 54 kejadian bencana (banjir,

kebakaran, longsor, dan angin puting beliung) dengan jumlah korban yang

terkena dampak mencapai 2.393 jiwa. Rincian kejadian bencana pada Tahun

2015 sebagai berikut :

Tabel 3.11

Daftar Kejadian Bencana Alam/Sosial pada Tahun 2015

NO Waktu Kejadian Lokasi Bencana Jenis Bencana Korban (Jiwa) yg Terkena Dampak

1. 02-Jan-15 Kel.Cigadung Kebakaran 4kk/9jw

2. 28-Jan-15 Kel.Dunguscariang Kebakaran 1 Rmh/2KK/7jw

3. 05-Feb-15 Kel.Gempol Sari Kebakaran 1 Rmh/3KK/6Jw

4. 07-Feb-15 Kel. Cisaranten Kulon Banjir 200 kk/223jw

5. 08-Feb-15 Kel.Pasir Impun Banjir 400 Rmh/445jw

6. 08-Feb-15 Kel.Karang Pamulang Banjir -

7. 13-Feb-15 Kel.Pasirluyu Rmh tergerus

sungai (longsor) 3Rmh/3KK/

8. 04-Mar-15 Kel. Cisurupan Cibiru Kebakaran 2rmh/2kk/8jw

9. 02-Apr-15 Kel.Cipaganti Coblong Longsor 15 Rmh/75 jw

10. 05-Apr-15 Kel.Malabar Lengkong Longsor 2 rmh/2kk/7jw

11 22-Apr-15 Kel.Pasirjati Putting beliung 3 Rmh/

Page 31: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 31

Dinas Sosial

12 05-Mei-15 Kel.Lebak Gede Kebakaran 5 rmh/5kk/15jw

13 07-Mei-15 Kec. Regol (kel.pasirluyu) Kebakaran 4

Rmh/4KK/14jw

14 13-Mei-15 Kel.sukabungah Sukajadi Rmh Roboh

/puting beliung 1rmh/1kk/4jw

15 16-Mei-15 Kel.Pajajaran Cicendo Rmh roboh

akibat banjir 6 rmh/6kk/21jw

16. 19-Mei-15 Kel.Arjuna Cicendo Rmh Roboh Akibat banjir

4Rmh/4KK/15Jw

17. 19-Mei-15 Kec.Panyileukan Rmh Roboh

(putting beliung)

1Rmh/1KK/8jw

18 01-Jun-15 Kel.sukabungah Sukajadi Kebakaran 1 Rmh/kk/5jw

19. 11-Jun-15 Kel.Hegarmanah Kebakaran 1Rmh/1kk/3jw

20 18 Juni 201 Kel.Sukapada Kebakaran 1Rmh/1Kk/4jw

21 19-Jun-15 Kel.Sukaluyu Kebakaran 6 Rmh/6kk/21jw

22 01-Jul-15 Kel.Bbk Sari Kircon Kebakaran 1 Rmh/kk/4jw

23 06-Jul-15 Kel.Warung Muncang Kebakaran 1Rmh/2KK/4Jw

24 15-Jul-15 Kel. Bbk Tarogong Kebakaran 3

Rmh/3KK/14jw

25 27-Jul-15 Kel.Jamika Kebakaran 5

Rmh/5KK/15Jw

26 12-Agust-15 Kel.Dunguscariang Rumah Ambruk

Akibat Hujan 6

Rmh/6KK/21Jw

27 12-Agust-15 Kel.Sukabungah Sukajadi Kebakaran 3Rmh/3kk/14Jw

28 12-Agust-15 Kel.Sukamulya Cinambo Kebakaran 2Rmh/2KK/7Jw

29 19-Agust-15 Kel.Kebon Jayanti Kircon Kebakaran 1Rmh/1KK/8Jw

30 19-Agust-15 Kel.Sukagalih Sukajadi Kebakaran 1Rmh/1KK/6Jw

31 25-Agust-15 Kel.Batununggal Kebakaran 5Rmh/5kk/24Jw

32 26-Agust-15 Kel.Situsaeur Kebakaran 2Rmh/2KK/12Jw

33 27-Agust-15 Kel.Sukapada Kebakaran 1Rmh/1KK/4jw

34 08-Sep-15 Kel.Dunguscariang Kebakaran 2Rmh/2KK/8Jw

35 15-Sep-15 Kel.Pungkur Kebakaran 2Rmh/5KK/21Jw

36 19 sept.2015 Kel.pasirwangi Kebakaran 1rmh/1kk/4jw

37 22-Sep-15 Kel.Pasir impun Kebakaran 1Rmh/1kk/4jw

38 23-Sep-15 Kel.Sukahaji Kebakaran 1Rmh/1kk/7jw

39 13-Okt-15 Kel.Pelindung Hewan Kebakaran 5Rmh/5KK/35jw

40 28-Okt-15 Kel. Babakan Asih Puting Beliung 1Rmh/1KK/8Jw

41 11-Nov-15 Kel. Dago Longsor 6Rmh/6KK/36Jw

42 12-Nov-15 Kel. Arcamanik Kebakaran 1Rmh/9Jw

43 18-Nov-15 Kel. Margasuka Puting Beliung 1Rmh/1KK/8Jw

44 20-Nov-15 Kel. Sukaasih Kebakaran

Puting Beliung 1Rmh/1KK/6Jw 1Rmh/1KK/7Jw

45 27-Nov-15 Kel. Karang pamulang Banjir 4Rmh/4KK/22Jw

46 7-Des-15 Kel. Sukamulya Banjir 32Rmh/32KK/71

Jw

47 7-Des-15 Kel. Cisaranten Wetan Banjir 18Rmh/18KK/79

Jw

48 7-Des-15 Kel. Babakan Surabaya Kebakaran 1Rmh/1KK/9 Jw

49 15-Des-15 Kel. Margasuka Puting Beliung 1Rmh/1KK/8 Jw

50 28-Des-15 Kel. Pasir layung Kebakaran 2Rmh/3KK/10

Jw

51 29-Des-15 Kel. Cisaranten Bina Harapan Banjir 100Rmh/150KK/

800Jw

52 30-Des-15 Kel. Cipamokolan Kebakaran 1Rmh/1KK/9Jw

53 30-Des-15 Kel. Pasir Endah Banjir 100Rmh/100KK/

168Jw

54 30-Des-15 Kel. Cigending Kebakaran 1Rmh/1KK/6 Jw

J U M L A H 2.393 Jiwa

Page 32: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 32

Dinas Sosial

Yang dimaksud dengan penyampaian barang bantuan tepat pada waktunya

ialah sesuai dengan SOP yang berlaku. Berdasarkan Standar Operasional

Prosedur (SOP) tentang Pemberian bantuan bagi korban bencana alam/sosial

pada Dinas Sosial Kota Bandung bahwa penyampaian barang bantuan berupa

bantuan sandang dan pangan bagi korban bencana alam/sosial selambat-

lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari harus sudah diterima di lokasi oleh

Aparatur Kewilayahan setempat dalam hal ini kelurahan. Berdasarkan hasil

monitoring terhadap waktu penyampaian barang bantuan bagi korban bencana

diperoleh hasil bahwa tidak terjadi keterlambatan atas penyampaian barang

bantuan bagi korban bencana atau dengan kata lain prosentase penyampaian

barang bantuan bagi korban bencana yang disampaikan tepat waktu mencapai

100% dari target 100%.

Beberapa program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial

Kota Bandung dalam upaya pencapaian target sasaran meningkatnya kualitas

pelayanan bagi korban bencana alam/sosial antara lain :

1. Pemantapan petugas Siaga Bencana dalam hal ini Taruna Siaga Bencana

serta pemberian insentif bagi Taruna Siaga Bencana guna meningkatkan

kinerja Taruna Siaga Bencana (Tagana);

2. Penyediaan barang bantuan bencana berupa sandang dan pangan yang

memadai;

3. Penyediaan sarana dan prasarana tanggap darurat bencana seperti sarana

mobilitas roda 4 dan roda 2, fasilitas dapur umum, dan fasilitas evakuasi

bencana.

Sasaran 8 : Meningkatnya kualitas pelayanan bagi Lanjut Usia dan Anak

Terlantar di Dalam dan Luar Panti

Dalam mengukur sasaran meningkatnya kualitas pelayanan bagi Lanjut Usia

dan Anak Terlantar di Dalam dan Luar Panti diukur menggunakan 2 (dua)

indikator yaitu :

1. Prosentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan

dasarnya; dan

2. Prosentase Anak Terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya.

Adapun capaian sasaran berdasarkan tingkat capaian kedua indikator tersebut

sebagai berikut :

Tabel 3.12

Capaian Indikator pada Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan bagi

Lanjut Usia dan Anak Terlantar di Dalam dan Luar Panti

No Indikator

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2018

Target Realisasi Target Realisasi Capaian

(%) Target

Capaian

(%)

1. Prosentase Lanjut

Usia Terlantar yang

terpenuhi sebagian

15% 17,70% 19,23

%

27,14% 141,14 50% 54,28

Page 33: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 33

Dinas Sosial

kebutuhan dasarnya

2. Prosentase Anak

Terlantar yang

terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya

30% 33,46% 37,62

%

61,91% 164,57 90% 68,79

Rata-rata capaian 152.85 61,53

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pencapaian sasaran

meningkatnya kualitas pelayanan bagi Lanjut Usia dan Anak Terlantar di

Dalam dan Luar Panti yang diperoleh dari pengukuran kedua indikatornya

mencapai 115%. Pencapaian tersebut tergolong sangat berhasil karena dapat

melebihi dari target yang telah ditetapkan untuk kedua indikatornya yang

mencapai di atas 100%, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerjasama

dengan mitra-mitra kerja Dinas Sosial Kota Bandung yang dalam hal ini

Lembaga Kesejahteraan Sosial baik anak maupun lansia yang ada di Kota

Bandung.

Indikator 1 : Prosentase lanjut usia terlantar yang terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya.

Yang dimaksud dengan Lanjut Usia Terlantar ialah seseorang yang

berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan kriteria sebagai berikut :

a. tidak terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan; dan

b. terlantar secara psikis, dan sosial.

Yang dimaksud dengan pemenuhan sebagian kebutuhan dasar yaitu

pemenuhan kebutuhan sandang, pangan atau papan oleh pemerintah baik

yang bersumber dari APBD Kota Bandung, APBD Provinsi, maupun APBN.

Target capaian untuk prosentase lanjut usia terlantar yang terpenuhi sebagian

kebutuhan dasarnya pada Tahun 2015 ialah sebesar 19,23% dari jumlah

Lanjut Usia Terlantar yang terdata pada Tahun 2012 ialah sebanyak 2.108

orang. Adapun realisasi untuk prosentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi

sebagian kebutuhan dasarnya mencapai 27,14% atau sebanyak 572 orang.

Pencapaian tersebut terealisasi dengan rincian sebagian berikut :

1. Pelayanan bagi Lanjut Usia Terlantar yang berada di dalam Panti Sosial

Tresna Whreda yang dimiliki oleh pihak swasta yang berjumlah 220 orang,

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.13

Daftar Penghuni Panti Sosial Tresna Whreda Tahun 2014

NO NAMA PSTW ALAMAT Jumlah Dalam

Panti

Jumlah di Luar

Panti

JUMLAH

1 2 3 6 7 8

1 SENJARAWI Jl.Jeruk No.7 85 0 85

2 LASWI Jl.Caringin Gg.Lumbung

II No.26 30 0 30

Page 34: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 34

Dinas Sosial

3 BUDI PERTIWI Jl.Sancang No.2 40 0 40

4 ASUHAN BUNDA Jl.Pak Gatot I No.20

KPAD Gegerkalong 30 0 30

5 PRIANGAN Jl.Kenari No.5 15 0 15

6 MUHAMMADIYAH

RANCABOLANG

Jl.Gedebage Selatan

No.14A RT 02 RW 02

Rancabolang

6 29 35

7

YAYASAN

PONDOK LANSIA

TULUS KASIH

Jl.Sarijadi Baru 3 No.4

Kel.Sukarasa

Kec.Sukasari

10 7 17

Jumlah 216 36 252

2. Pemenuhan sebagian kebutuhan dasar bagi Lanjut Usia Terlantar yang

berada di luar panti melalui pemberian jaminan sosial bagi Lanjut Usia

Terlantar yang bersumber dari APBN melalui Kementerian Sosial RI, dimana

Lanjut Usia Terlantar memperoleh dana bantuan dari Kementerian Sosial RI

sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah) setiap bulannnya. Jumlah

Lanjut Usia Terlantar yang menerima dana Jaminan Sosial dari Kementerian

Sosial RI sebanyak 84 orang.

3. Pemberian bantuan tambahan nutrisi berupa bahan makanan bagi 249

orang Lanjut Usia yang berada di luar panti yang bersumber dari APBD Kota

Bandung.

Indikator 2 : Prosentase anak terlantar yang terpenuhi sebagian kebutuhan

dasarnya

Yang dimaksud dengan anak terlantar ialah Anak terlantar adalah

seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun,

meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan diterlantarkan oleh orang

tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga. Dengan

kriteria sebagai berikut :

a. berasal dari keluarga fakir miskin;

b. anak yang dilalaikan oleh orang tuanya; dan

c. anak yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Target pencapaian pada indikator prosentase anak terlantar yang

terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya sebesar 30% dari jumlah anak

terlantar yang terdata di Kota Bandung pada Tahun 2013 yakni sebanyak

3.554 orang. Pemenuhan sebagian kebutuhan dasar anak dilakukan melalui

pemenuhan kebutuhan pendidikan, pengasuhan, atau kebutuhan sandang dan

pangan. Realisasi capaian indikator prosentase anak terlantar yang terpenuhi

sebagian kebutuhan dasarnya mencapai 61,91% atau sebanyak 2.200 orang.

Tabel 3.14

Daftar Penghuni Panti Sosial Asuhan Anak di Kota Bandung Tahun 2014

NO NAMA PSAA ALAMAT JUMLAH ANAK

Page 35: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 35

Dinas Sosial

DLM PSAA

1 AL FIEN Jl. Sari Asih I No 2 Sarijadi 62

2 AL BARR Jl Abd Rahman Saleh Blk No 49 35

3 AL HILAL Jl.Peta Gg Buah No 156/95B 30

4 ANAK SHALEH Jl Rancabolang No 1 Margasari 27

5 AMANAH Jl Batununggal No.63A 23

6 ANNIDA ROSADA Jl Karapitan No 58/36A 65

7 AL HIDAYAH Jl Kbn Jayanti No 181/134A

Kiaracondong 30

8 AL HAYAT Jl Cibatu Raya No 64 Antapani 26

9 ARRAHMAN ROSADA Jl Cibiru Tonggoh No 2 Ujung

Berung 22

10 ARRIFQI Komplek Bumi Panyileukan

Blok K No.29 Cipadung 50

11 AL QOMARIAH Jl.Mars Tengah II No 16

Margahayu Raya 15

12 AL HUSAINIYAH Jl Bima Dalam

No 78/28A 33

13 AL KAUTSAR Jl Cibarengkok

No 224/182C Sukajadi 19

14 AL AMIN Jl.Embong Gg.Awiligar 33

15 AL FALAH Jl Leuwi Panjang No 1

Blk RS Immanuel Kopo 20

16 AL YASSIN Jl.A Yani Gg Surareja No

185/34B 26

17 AMANAH UMAH Jl Cicukang No 54 Cisaranten 20

18 BUDI PERTIWI Gg Pa Uca No 106/201A

Jl Moh Toha 20

19 BABUSSALAM Jl Cilengkrang II No 34-36 50

20 BAYI SEHAT Jl Purnawarman No 25 129

21 DANA MULYA PUTRA Jl Pasteur No.12 25

22 DANA MULYA PUTRI Jl Pasteur No.17 15

23 DARUSSALAM AL MUBAROKAH

Jl Bojong Raya Gg H Sanusi No 293 Caringin

30

24 FAJAR HARAPAN Jl.Surapati No.205 22

25 HARAPAN UMAT Jln. Otista No.180/95 Bandung 25

26 HARAPAN KITA Jl Teritorial No 7 Cigending

Ujungberung 62

27 INSAN HARAPAN Jl. A.Yani Gg Slamet II

No.37/132D 49

Page 36: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 36

Dinas Sosial

28 KUNCUP HARAPAN Jln. Sukagalih

Gg. Sukabakti VI No.375 43

29 KURNIA ASIH Jln. Pasirluyu Raya No.151 27

30 KHOERUNNISA Jl Pasir Turi No 28 Sadang

Serang 21

31 MULTAZAM Jl Padasuka No 88 Cicaheum 70

32 MARANATHA PUTRA Jl Cipto No 7 72

33 MUHAMMADIYAH SUMUR BANDUNG

Jln. Veteran No118/34A Blk.91 71

34 NUGRAHA Jl PLN Dalam No 4-6 Moh Toha 60

35 NURUL IHSAN Jl Mekar Manah No 7 Cijerah 65

36 PUTERA HARAPAN Jl. Pasir Jaya VI No.20 35

37 PEMBERDAYAAN UMAT Jl.Suniaraja Gg Apandi III

74/11A /Braga 35

38 SAKINAH Jl.Manglayang Baru III 286

RT06 RW03 Cibiru 38

39 TAMBATAN HATI Jl Galunggung No 23 44

40 TUNAS HARAPAN Jl Asep Berlian Gg Bastaman

No 16 40

41 TAMAN HARAPAN Jl Nilem No 9 Buah Batu 69

42 TUNAS MELATI Jl Baturaden VIII No 99

Ciwastra 39

43 WISMA PUTERA/RPSAA CIUMBULEUIT

Jl Ciumbuleuit No 105 80

44 WILLIAM BOOTH PUTRI Jl Jawa No 18 45

45 YAPITA AL MUSLIMUN Jl Saturnus Utara XVI

Margahayu Raya 40

46 PANTI YATIM INDONESIA

(PYI)/NURUL UMMAH Jl Sauyunan I No 14 Cibaduyut 50

47 YPLB HEGAR ASIH Jln. Hegar Asih No.1-2

Cipaganti 50

48 AMANAH BUNDA Jl. Situ Lengkong No.15 Cijagra

Buah Batu 20

49 BAITUL ARIF Jl. Kacapiring No.72/122

RT 05 RW 02 52

50 ASSABIQUNAL AWALUN Jl. Veteran No.210/34A

RT 02 RW 08 21

51 MALIKUL A'LA

Jl. Surareja No. 114/34B

Jl.Baranangsiang

Gg.Kebonpisang No.94/34B

11

Jumlah 1.957

Pemenuhan sebagian kebutuhan dasar bagi anak terlantar yang berada

di dalam panti-panti sosial anak yang ada di Kota Bandung turut didorong oleh

Dinas Sosial Kota Bandung melalui pemberian rekomendasi bantuan

permakanan bagi anak-anak yang berada di dalam panti yang secara rutin

Page 37: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 37

Dinas Sosial

diberikan oleh Kementerian Sosial RI. Pemenuhan kebutuhan dasar pada

panti-panti sosial anak yang dimiliki oleh pihak swasta dilaksanakan karena

sampai dengan saat ini Pemerintah Kota Bandung belum memiliki panti sosial

khusus anak yang dapat memberikan pelayanan kepada anak terlantar.

Beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial

Kota Bandung guna mendorong pemenuhan sebagian kebutuhan dasar bagi

anak terlantar antara lain :

1. Fasilitasi sarana Panti Sosial Asuhan Anak guna meningkatkan kualitas

pelayanan panti;

2. Peningkatan kapasitas pengurus dan pekerja sosial yang ada di dalam panti;

3. Pelatihan keterampilan bagi penghuni panti sosial anak

Sasaran 9 : Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik saat ini

Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Aparatur dan reformasi

Birokrasi mewajibkan setiap instansi pemerintah terutama yang melayani

kepentingan publik untuk mengukur tingkat kepuasaan masyarakat yang

menjadi sasaran layanannya. Sebagaimana amanat Kementerian

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam mengukur

tingkat kualitas pelayanan kepada masyarakat dipergunakan indikator Indeks

Kepuasaan Masyarakat (IKM) yang berpedoman pada Surat Keputusan Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun

2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Ideks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Unit Layanan Instansi Pemerintah. Target Indeks Kepuasan Masyarakat yang

ingin dicapai oleh Dinas Sosial sebesar 75%.

Berdasarkan Keputusan Menpan & RB tersebut dimana unsur penilaian

terhadap Indeks Kepuasan Masayarakat mencakup 14 unsur, yang meliputi :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya)

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku

Page 38: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 38

Dinas Sosial

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan

Beberapa pelayanan yang diberikan secara langsung kepada masyarakat

antara lain :

1. Pemberian rekomendasi keringanan biaya pengobatan bagi warga miskin

2. Pemebrian rekomendasi keringanan biaya pendidikan di perguruan tinggi

bagi warga yang kurang mampu

3. Pemberian rekomendasi bagi warga yang mengajukan permohonan proses

adopsi anak

4. Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar Organisasi Sosial

5. Penerbitan ijin penyelenggaraan pengumpulan uang/barang (sumbangan

sosial)

6. Pemberian uang transport bagi orang yang terlantar dalam perjalanan dan

ingin kembali ke daerah asal

Berdasarkan hasil survey kepada 150 orang masyarakat penerima

layanan yang dijadikan sampel terhadap berbagai layanan yang diberikan oleh

Page 39: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 39

Dinas Sosial

Dinas Sosial Kota Bandung terkait tingkat kepuasan masyarakat diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.15

Rekapitulasi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

No Unsur Pelayanan Nilai

1. Prosedur pelayanan 2,35

2. Persyaratan Pelayanan 2,86

3. Kejelasan petugas pelayanan 2,74

4. Kedisiplinan petugas pelayanan 2,45

5. Tanggungjawab petugas pelayanan 3,12

6. Kemampuan petugas pelayanan 3,23

7. Kecepatan pelayanan 3,45

8. Keadilan mendapatkan pelayanan 3,30

9. Kesopanan dan keramahan petugas 3,12

10. Kewajaran biaya pelayanan 4

11. Kepastian biaya pelayanan 4

12. Kepastian jadwal pelayanan 2,56

13. Kenyamanan lingkungan 2,52

14. Keamanan pelayanan 2,75

Berdasarkan tabel atas penilaian terhadap unsur-unsur pelayanan pada

Dinas Sosial Kota Bandung diperoleh Nilai Indeks sebesar 3,032, dengan

demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar

3.032 x 25 = 75,805

b. Mutu Pelayanan B

c. Kinerja pelayanan Baik

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh kesimpulan bahwa

kinerja pelayanan pada Dinas Sosial Kota Bandung sudah tergolong Baik atau

tercapai sesuai target dimana target Nilai IKM Dinas Sosial Kota Bandung pada

Tahun 2015 sebesar 75% dari 4 kategori pelayanan.

Namun demikian beradasarkan hasil survey terhadap tingkat pelayanan

pada Dinas Sosial Kota Bandung masih terdapat 3 (tiga) unsur pelayanan yang

dinilai kurang baik yaitu :

1. Kenyamanan lingkungan, hal ini dikarenakan ruang kantor Dinas Sosial

Kota Bandung sangat sempit dan berada satu lingkungan dengan

Puskesmas dan Cabang Dinas Bina Marga dan Pengairan.

Page 40: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 40

Dinas Sosial

2. Prosedur pelayanan, hal ini disebabkan belum dilakukannya sosialisasi

khusus atau papan pengumuman yang memuat tentang prosedur pelayanan

pada Dinas Sosial Kota Bandung

3. Kedisiplinan petugas, hal ini disebabkan sangat terbatasnya jumlah pegawai

pada Dinas Sosial dimana rata-rata setiap seksi hanya terdiri atas 3 orang

staf dan 1 orang kepala seksi, sehingga terkadang klien dilayani oleh

petugas yang berada di luar tupoksinya.

Selain beberapa unsur pelayanan yang dinilai kurang baik, juga terdapat

beberapa unsur pelayanan yang dinilai sempurna yaitu unsur kepastian biaya

dan kewajaran biaya, hal ini dikarenakan seluruh pelayanan pada Dinas Sosial

Kota Bandung tidak dipungut biaya apa pun.

Sasaran 10 : Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD

Pencapaian sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD ditentukan

berdasarkan pengukuran terhadap 2 (dua) indikator yaitu :

1. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Penyajian Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan yang ditindaklanjuti

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang diperoleh

Target dan realisasi atas indikator-indikator yang menunjang

pencapaian sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD sebagai berikut:

Tabel 3.16

Capaian Indikator pada Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja SKPD

No Indikator Target Realisasi Capaian (%)

1. Prosentase temuan BPK yang

ditindaklanjuti

100% 100% 100

2. Nilai evaluasi AKIP SKPD 75 59,06 78

Rata-rata capaian 89

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata capaian untuk

sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD baru mencapai 89%,

dimana capaian yang rendah ditunjukan pada indikator kedua yaitu nilai

evaluasi AKIP SKPD yang masih belum dapat mencapai target. Penjelasan

mengenai capaian indikator-indikator yang menunjang terhadap keberhasilan

pencapaian sasaran ini sebagai berikut :

Indikator 1 : Prosentase temuan BPK yang ditindaklanjuti

Temuan atas hasil pemeriksaan BPK atas laporan pertanggungjawaban

keuangan harus selalu ditindaklanjuti sehingga target yang ditetapkan untuk

indikator ini harus 100%. Selain prosentase tindak lanjut atas hasil

pemeriksaan BPK, diharapkan jumlah temuan dari hasil pemeriksaan tersebut

Page 41: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 41

Dinas Sosial

setiap tahun mengalami pengurangan atau bahkan tidak ada sama sehingga

dapat predikat “Wajar Tanpa Pengecualian” dalam pelaporan

pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Kota Bandung dapat diperoleh.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2015 hanya terdapat 1 (satu)

temuan pada Sistem Pengendalian Internal yang berkaitan dengan

pengadministrasian aset daerah, namun demikian atas temuan tersebut telah

ditindaklanjuti melalui proses koordinasi yang intensif dengan Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung dalam upaya

menertibkan aset-aset milik Pemerintah Kota Bandung yang ada pada Dinas

Sosial Kota Bandung sesuai dengan Rencana Aksi atas Laporan Hasil

Pemeriksaan BPK.

Pada tahun sebelumnya, Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2013

menyatakan bahwa temuan Dinas Sosial Kota Bandung menyangkut Sistem

Pengendalian Internal yang juga berkaitan dengan pengadministrasian aset

daerah yang belum tertib.

Indikator 2 : Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP) SKPD

Nilai evaluasi AKIP SKPD menjadi indikator yang cukup menentukan

terhadap kualitas kinerja SKPD, karena semakin baik nilai evaluasi AKIP SKPD

menunjukan bahwa pola manajemen dalam suatu organisasi telah berjalan

dengan baik dari mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi

dimana seluruh unsur tersebut menentukan tingkat keberhasilan SKPD dalam

mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan. Evaluasi AKIP SKPD

setiap tahunnya dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung. Target nilai

evaluasi AKIP pada Dinas Sosial Kota Bandung yang ditetapkan pada Tahun

2015 sebesar 75 dengan kategori B namun hasil evaluasi AKIP Dinas Sosial

Kota Bandung pada Tahun 2015 baru mencapai nilai 65 dengan kategori B, hal

ini dikarenakan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen perencanaan

dengan pelaporan atas pelaksanaan program dan kegiatan, dimana nilai

evaluasi AKIP pada Tahun 2015 ini didasarkan atas dokumen-dokumen yang

dibuat pada Tahun 2014.

Diharapkan pada tahun-tahun berikutnya nilai evaluasi AKIP Dinas

Sosial Kota Bandung akan terus meningkat sehingga dapat menunjang nilai

evaluasi AKIP Pemerintah Kota Bandung untuk memperoleh nilai A.

Setelah memaparkan tentang berbagai capaian sasaran strategis pada

Dinas Sosial Kota Bandundapat disimpulkan sebagai berikut

Tabel 3.17

Page 42: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 42

Dinas Sosial

Capaian Kinerja sasaran Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2015

No. Sasaran Jumlah

Indikator

Rata-rata

capaian < 100% = 100% <100%

A Misi 1

1 Meningkatnya

partisipasi

Tenaga

Kesejahteraan

Sosial Kecamatan

(TKSK) dalam

penanganan

PMKS

1 109,53% Melampaui

Target

B Misi 2

1 Meningkatnya

kemandirian

penyandang

cacat

1 110% Melampaui

Target

2 Meningkatnya

perubahan perilaku

pada PMKS

Jalanan (WTS,

Gepeng dan Anak

Jalanan)

3 117,57 Melampaui

Target

3 Meningkatnya

kualitas hidup

keluarga miskin

dan Wanita Rawan

Sosial Ekonomi

2 107,78% Melampaui

Target

4 Meningkatnya

korban trafficking

dan kekerasan

dalam Rumah

Tangga yang pulih

secara psikologis

1 100% Sesuai

Target

5 Meningkatnya

perubahan perilaku

pada anak yang

berhadapan

dengan hukum

1 66,67% Tidak Mencapai

target

C. Misi 3

1 Meningkatnya

kualitas

pelayanan bagi

korban bencana

alam/sosial

1 100% sesuai target

2 Meningkatnya

kualitas

pelayanan bagi

lanjut usia dan

anak terlantar di

luar dan dalam

panti

2 152,85% Melampaui Target

3 Meningkatnya

kualitas

pelayanan

kepada

masyarakat

1 100% Sesuai Target

D Misi 4

Page 43: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 43

Dinas Sosial

1 Meningkatnya

akuntabilitas

kinerja SKPD

2 89% Belum

Mencapai

Target

Jumlah 15

Pencapaian target kinerja pada Dinas Sosial Kota Bandung pada Tahun

2015 tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor pendorong dan faktor

penghambat sebagai berikut :

1. Faktor Pendorong, antara lain :

- Koordinasi dan komunikasi yang baik dan intensif dengan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Sosial RI.

- Adanya komitmen dan perhatian yang tinggi dari Kepala Daerah dan

Badan Legislatif dalam menuntaskan permasalahan sosial di Kota

Bandung

- Partisipasi aktif dari Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

yang ada di Kota Bandung dalam menanggulangi permasalahan PMKS di

Kota Bandung.

2. Faktor Penghambat, antara lain :

- Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Dinas Sosial

Kota Bandung bila dibandingkan dengan jumlah dan kriteria

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

- Belum tersedianya panti penampungan untuk optimalisasi pelayanan

terhadap PMKS

- Masih belum tersebarluaskannya secara merata tentang penanganan

masalah sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung

3.2.3 Akuntabilitas Keuangan

Selama tahun 2015 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka

menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja

yang ingin dicapai Dinas Sosial Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung melalui Belanja

Langsung pada DPA Dinas Sosial Kota Bandung dengan total nilai keseluruhan

adalah sebesar Rp. 50.545.580.718,00 sedangkan realisasi anggaran mencapai

Rp. 34.330.875.698,00 atau dengan serapan dana APBD mencapai 67,92%,

dengan demikian terdapat Silpa sebesar Rp. 16.214.705.020,00, hal ini

merupakan hasil efisiensi anggaran dan adanya Silpa yang berasal dari

Bantuan Gubernur Jawa Barat untuk Kegiatan Pembangunan Puskesos

sebesar Rp. 9.885.500.000,00..

Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang secara langsung

menunjang terhadap pencapaian target kinerja dan sasaran pada Dinas Sosial

Kota Bandung pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 44: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 44

Dinas Sosial

Tabel 3.18

Pagu dan Realisasi Anggaran Dinas Sosial Kota Bandung

Tahun 2015

NO SASARAN PROGRAM /

KEGIATAN

PAGU ANGGARAN

REALISASI % Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

1 Meningkatnya

partisipasi

Tenaga

Kesejahteraan

Sosial

Kecamatan

(TKSK)

Program

Pemberdayaan

Kelembagaan

Kesejahteraan Sosial :

1. Peningkatan

kualitas SDM

kesejahteraan

sosial

938.582.975

938.582.975

906.175.000

96,55

2 Meningkatnya

kemandirian

hidup

penyandang

cacat

Program pembinaan

para penyandang

cacat dan trauma :

1. Pendidikan dan

pelatihan bagi

penyandang cacat

dan eks-trauma

2. Pendayagunaan

para penyandang

cacat dan eks

trauma

3. Peningkatan

Keterampilan

Tenaga Pelatih dan

Pendidik

204.800.000

393.565.000

183.207.000

229.800.000

518.705.000

183.207.000

194.399.100

504.146.310

177.008.800

84,59

97,19

96,62

Rata-rata realisasi anggaran 92,8

3

Meningkatnya

perubahan

perilaku pada

PMKS Jalanan

(WTS, Gepeng,

dan Anak

Jalanan)

Program pembinaan

eks penyandang

penyakit sosial (eks

narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit

sosial lainnya) :

1. Pendidikan dan

Pelatihan

Keterampilan

Berusaha bagi Eks

Penyandang

Penyakit Sosial

2. Pemantauan

kemajuan

perubahan sikap

mental eks

penyandang

penyakit sosial

444.440.000

2.180.000.000

444.440.000

2.489.600.000

406.626.000

2.056.709.400

91,49

82,61

Program pembinaan

anak terlantar :

1. Pelatihan

keterampilan dan

belajar Kerja bagi

207.725.000

207.725.000

164.770.500

79,32

Page 45: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 45

Dinas Sosial

NO SASARAN PROGRAM /

KEGIATAN

PAGU ANGGARAN

REALISASI % Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

anak terlantar

2. Pengembangan

bakat dan

keterampilan anak

terlantar

3. Peningkatan

keterampilan

tenaga pembinaan

anak terlantar

4. Pelayanan sosial

bagi anak jalanan

melalui

pemberdayaan

orang tua

5. Peningkatan

kualitas sarana

dan prasarana

pelayanan sosial

anak

1.107.475.500

405.400.000

150.000.000

249.000.000

1.507.335.500

405.400.000

150.000.000

249.000.000

1.423.488.270

383.280.450

138.399.750

245.750.360

94,44

94,54

92,27

98,69

Rata-rata realisasi anggaran 90,48

4

Meningkatnya

kualitas hidup

keluarga miskin

dan Perempuan

Rawan Sosial

Ekonomi (PRSE)

Program

Pemberdayaan Fakir

Miskin, Komunitas

Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang

Masalah

Kesejahteraan Sosial /

1. Kegiatan Pelatihan

keterampilan

berusaha bagi

keluarga miskin

2. Kegiatan Pelatihan

keterampilan bagi

penyandang

Masalah Sosial

3. Pengadaan sarana

dan prasarana

pendukung usaha

bagi keluarga

miskin

272.320.000

358.702.500

300.000.000

472.320.000

358.702.500

500.000.000

414.884.380

246.985.200

494.636.700

87,84

96,73

98,63

Rata-rata realisasi anggaran 94,4

5 Meningkatnya

kondisi pulih

psikologis

korban

trafficking dan

kekerasan dalam

rumah tangga

Program Pelayanan

dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial /

Kegiatan Pelayanan

dan perlindungan

sosial hukum bagi

korban perdagangan

perempuan dan anak

136.445.000

136.445.000

114.589.300

83,98

6 Meningkatnya

perubaha n

perilaku pada

Anak yang

Berhadapan

dengan Hukum

Program pembinaan

eks penyandang

penyakit sosial (eks

narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit

sosial lainnya) /

Kegiatan

Pemberdayaan eks-

penyandang penyakit

sosial

120.820.000

120.820.000

118.394.790

97,99

7 Meningkatnya Program Pelayanan

Page 46: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 46

Dinas Sosial

NO SASARAN PROGRAM /

KEGIATAN

PAGU ANGGARAN

REALISASI % Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

ketepatan waktu

penanganan

korban bencana

alam/sosial

dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial /

Kegiatan Penanganan

masalah-masalah

strategis yang

menyangkut tanggap

cepat darurat dan

kejadian luar biasa

877.500.000

892.500.000

834.860.600

93,54

8

Meningkatnya

pemenuhan

sebagian

kebutuhan dasar

bagi Lanjut Usia

dan Anak

Terlantar

Program Peningkatan

Pelayanan Lanjut

Usia/Peningkatan

pelayanan sosial

lanjut usia luar panti

117.902.500

152.517.500

145.771.350

95,58

Program pembinaan

panti asuhan /panti

jompo

1. Kegiatan Operasi

dan pemeliharaan

sarana dan

prasarana panti

asuhan / jompo

2. Kegiatan

Pendidikan dan

pelatihan bagi

penghuni panti

asuhan/jompo

127.185.000

347.250.000

127.185.000

347.250.000

103.469.750

319.988.200

81,35

92,15

Rata-rata realisasi anggaran 89,69

9 Meningkatnya

kualitas

pelayanan

kepada

masyarakat

Program Pelayanan

dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial :

1. Pelaksanaan KIE,

Konseling dan

kampanye sosial

bagi Penyandang

Masalah

Kesejahteraan

Sosial

2. Penyusunan

kebijakan

pelayanan dan

rehabilitasi sosial

bagi Penyandang

Masalah

Kesejahteraan

Sosial

Program pembinaan panti asuhan /panti jompo/Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana Panti Persinggahan Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)/ 1. Kegiatan

Pembangunan

Pusat Bimbingan/

Konseling bagi Eks

219.180.000

701.602.100

1.267.702.000

10.000.000.000

219.180.000

1. 701.602.100

1.267.702.000

2.950.000.000

193.380.500

759.708.0990

1.62.221.400

635.395.998

88,23

44,65

83,79

21,54

Page 47: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 47

Dinas Sosial

NO SASARAN PROGRAM /

KEGIATAN

PAGU ANGGARAN

REALISASI % Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

Penyandang

Penyakit Sosial

2. Pembangunan

Pusat Pelayanan

Kesejahteraan

Sosial (Banprop)

27.866.090.000

27.866.090.000

17.005.479.750

61,03

Rata-rata realisasi anggaran 59,85

10

Meningkatnya

kualitas sistem

pelaporan

kinerja dan

keuangan SKPD

Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian

kinerja dan keuangan:

1. Penyusunan

laporan capaian

kinerja dan

ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

2. Penyusunan

pelaporan

keuangan akhir

tahun

262.889.800

113.955.000

262.889.800

113.955.000

229.803.950

72.081.500

87,41

63,25

Rata-rata realisasi anggaran 75,33

Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan

dimanfaatkan untuk pencapaian target kinerja pada Dinas Sosial Kota

Bandung tahun 2015 serta tingkat efisisensi yang telah dilakukan oleh Dinas

Sosial Kota Bandung pada tahun 2015.

5.2.4 Tingkat Efisiensi Anggaran

Berdasarkan hasil realisasi penyerapan anggaran dibandingkan dengan

tingkat capaian sasaran diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.19

Tingkat Efisiensi Anggaran

No Sasaran

Tingkat

Capaian

(%)

Tingkat

Realisasi

Anggaran

(%)

Tingkat

Efisiensi

(%)

(1) (2) (3) (4) (5=3-4)

1 Meningkatnya partisipasi Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

109,53 96,55 12,98

2 Meningkatnya kemandirian hidup

penyandang cacat

110 92,80 17,2

3 Meningkatnya perubahan perilaku pada

PMKS Jalanan (WTS, Gepeng, dan Anak

Jalanan)

117,57 90,48 27,09

4 Meningkatnya kualitas hidup keluarga

miskin dan Perempuan Rawan Sosial

Ekonomi (PRSE)

107,78 94,40 13,38

5 Meningkatnya kondisi pulih psikologis

korban trafficking dan kekerasan dalam

rumah tangga

100 83,98 16,02

Page 48: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 48

Dinas Sosial

6 Meningkatnya perubahan perilaku pada

Anak yang Berhadapan dengan Hukum

66,67 97,99 -31,32

7 Meningkatnya ketepatan waktu penanganan

korban bencana alam/sosial

100 93,54 6,46

8 Meningkatnya pemenuhan sebagian

kebutuhan dasar bagi Lanjut Usia dan Anak

Terlantar

115 89,69 25,31

9 Meningkatnya kualitas pelayanan kepada

masyarakat

100 59,85 40,15

10 Meningkatnya kualitas sistem pelaporan

kinerja dan keuangan SKPD

89 75,33 13,67

5.2.5 Prestasi dan Penghargaan

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota

Bandung dilakukan secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan

potensi yang dimiliki, sehingga Dinas Sosial Kota Bandung telah memperoleh

penghargaan yang diberikan oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi

yang dicapai, prestasi dan penghargaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun ini,

sebagai berikut :

1. Prestasi Tingkat Nasional

No. Prestasi Penghargaan Tahun 1. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Berprestasi Peringkat 4 2012

2. Karang Taruna Berprestasi Peringkat 2 2013 3. Karang Taruna Berprestasi Peringkat 5 2009 4. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Berprestasi Peringkat 1 2009

5. Organisasi Sosial Berprestasi Peringkat 10 2015

2. Prestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat

No. Prestasi Penghargaan Tahun 1. Karang Taruna Berprestasi Peringkat 2 2012 2. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Berprestasi Peringkat 1 2012

3. Organisasi Sosial (Orsos) Berprestasi

Peringkat 1 2012

4. Organisasi Sosial (Orsos)

Berprestasi Peringkat 1 2013

5. Karang Taruna Berprestasi Peringkat 2 2011 6. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Berprestasi Peringkat 6 2011

7. Organisasi Sosial (Orsos) Berprestasi

Peringkat 2 2011

8. Karang Taruna Berprestasi Peringkat 2 2010 9. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Berprestasi Peringkat 6 2010

10. Organisasi Sosial (Orsos) Berprestasi

Peringkat 2 2010

11. Organisasi Sosial (Orsos) Berprestasi

Peringkat 2 2009

12. Karang taruna Berprestasi Peringkat 2 2015

13. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Berprestasi

Peringkat 2 2015

14. Organisasi Sosial Berprestasi Peringkat 1 2015

Page 49: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 49

Dinas Sosial

Page 50: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 50

Dinas Sosial

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial

Kota Bandung Tahun 2014 ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas

penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Dinas Sosial Kota

Bandung Tahun 2014. Pembuatan LKIP ini merupakan langkah yang baik

dalam memenuhi harapan Perpres Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Sebagai upaya untuk

penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua

pihak.

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat menggambarkan

kinerja Dinas Sosial Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah

dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan

analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan.

Pada tahun 2015 Dinas Sosial Kota Bandung menetapkan sebanyak 10

(sepuluh) sasaran dengan 15 (lima belas) indikator kinerja sesuai dengan

Rencana Kinerja Tahunan dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 yang

ingin dicapai. Secara rinci pencapaian sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut

:

Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 109,53% atau melampaui

target

Sasaran 2 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 110% atau interpretasi

melampaui target

Sasaran 3 terdiri dari 3 indikator dengan nilai 117,57% atau interpretasi

melampaui target

Sasaran 4 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 107,78% atau interpretasi

melampaui target

Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 100% atau interpretasi sesuai

target

Sasaran 6 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 66,67% atau interpretasi tidak

mencapai target

Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 100% atau interpretasi sesuai

target

Sasaran 8 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 115% atau interpretasi

melampaui target

Sasaran 9 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 100% atau interpretasi sesuai

target

Page 51: 1 BAB I PENDAHULUAN Dinas Sosial Kota Bandung sebagai ...

LKIP Dinas Sosial Kota Bandung 51

Dinas Sosial

Sasaran 10 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 89% atau interpretasi belum

mencapai target

Dari hasil pengukuran terhadap pencapaian 10 (sepuluh) sasaran

tersebut, mayoritas pencapaian sasaran telah mampu melampaui target. Dalam

Tahun Anggaran 2015 untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas

Sosial Kota Bandung untuk mencapai target kinerja yang ingin dicapai

dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota

Bandung Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 50.545.580.718,00 sedangkan

realisasi anggaran mencapai Rp. 34.330.875.698,00 atau dengan serapan dana

APBD mencapai 67,92%, dengan demikian terdapat Silpa sebesar Rp.

16.214.705.020,00, hal ini merupakan hasil efisiensi anggaran dan adanya

Silpa yang berasal dari Bantuan Gubernur Jawa Barat untuk Kegiatan

Pembangunan Puskesos sebesar Rp. 9.885.500.000,00.

Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Sosial Kota Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran

Kinerja Dinas Sosial Kota Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai

stakeholders ataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan

berpartisipasi aktif untuk membangun Kota Bandung.