PEMERINTAH KOTA MADIUN DINAS SOSIAL, …
Transcript of PEMERINTAH KOTA MADIUN DINAS SOSIAL, …
KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK KOTA MADIUN
NOMOR : 050-401.104/ /2019
T E N T A N G
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2019 - 2024
DI LINGKUNGAN DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK KOTA MADIUN
KEPALA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KOTA MADIUN
Menimbang : a. bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah
Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode 5
(lima) Tahun yang bertujuan untuk mempertajam visi dan misi
serta penyelarasan tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi PD
yang ditetapkan dalam RPJMD
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
PEMERINTAH KOTA MADIUN DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK Jalan Salak Nomor 51 Madiun 63131
Telepon 0351-4656 11 Faks. 0351-473737 Website http://dinsos.madiunkota.go.id
- 2 -
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b , perlu menetapkan Keputusan Kepala
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Madiun tentang Rencana Strategis Dinas Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
- 3 -
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059); 10. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1982 tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3244);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
- 4 -
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4816);
- 5 -
23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5098); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah; 28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
- 6 -
32. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan, Nomor 28 Tahun
2010, Nomor : 0199/M PPN/04/2010, Nomor : PMK 95/PMK
07/2010 tentang Penyetaraan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014; 33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah;
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang
Sistem Informasi Pembangunan Daerah ;
38. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2005 – 2025 ;
39. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 ;
40. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2019-2024;
- 7 -
41. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Madiun
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Madiun Tahun 2009
Nomor 3/E);
42. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 06 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030
(Lembaran Daerah Kota Madiun Tahun 2010 Nomor 2/E,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Madiun Nomor 5).
43. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kota Madiun Tahun 2016 Nomor 1/C);
44. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 17 Tahun 2019 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Madiun
Tahun 2019-2024 ;
45. Peraturan Walikota Madiun Nomor 27 tahun 2018 tentang
perubahan atas peraturan Walikota Madiun nomor 35 Tahun 2016
Tentang kedudukan, susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi
serta tata kerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kota Madiun sebagaimana tercantum dalam
Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Madiun, Nopember 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
rahmad Nya, Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kota Madiun tahun 2019-2024 dapat terselesaikan. Renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
merupakan dokumen perencanaan yang memuat tujuan dan sasaran yang akan
dicapai, beserta strategi dan kebijakan yang dituangkan dalam program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan selama periode lima tahunan serta dimaksudkan untuk
memudahkan organisasi didalam melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsinya
dibidang Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan harapan
kedepan visi dan misi dinas dan Kota Madiun dapat terwujud. Penyusunan Renstra Tahun 2019-2024 ini mengikuti visi dan misi Walikota
terpilih. Renstra yang telah disusun ini akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan di Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Madiun hingga periode tahun akhir RPJMD.
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama periode yang lalu telah
menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup baik. Evaluasi pembangunan yang
dilakukan menunjukkan adanya beberapa indikator target sasaran yang capaiannya
telah melampaui target yang ditetapkan pada akhir Renstra. Mengingat dalam penyusunan RENSTRA ini masih banyak terdapat
kekurangan yang harus disempurnakan, kami sangat mengharapkan masukan, saran/
pendapat maupun kritikan yang bersifat membangun demi penyempurnaan RENSTRA
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun pada
tahun mendatang. Akhir kata kami berharap semoga RENSTRA ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan dalam meningkatkan kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun khususnya dan Kota Madiun pada umumnya dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakat Kota Madiun.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum................................................................. 2
1.3. Maksud dan Tujuan............................................................. 4
1.4. Sistematika Penulisan........................................................... 5
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PPERANGKAT DAERAH ……....................... 7
2.1. Tugas,fungsi dan struktur organisasi Perangkat Daerah……………….................................................................... 7
2.2. Sumberdaya Perangkat Daerah...........................................
19
2.3. Kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun........
23
2.4. Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan PD..........
26
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DLH KOTA MADIUN........ 2
8
3.1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan Perangkat Daerah................................................. 2
8
3.2. Telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Madiun.............................................. 2
9
3.3. Telaahan RENSTRA K/L dan RENSTRA PD Provinsi Jawa
Timur.................................................................................... 3
5
3.4. Telaahan Rencana tata ruang wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Kota Madiun................................................... 3
6
3.5. Penentuan isu-isu strategis................................................ 3
6
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN.............................................................. 3
8
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN................................................. 4
0
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN.............. 4
2
BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN............................... 4
8 BAB VIII.
PENUTUP....................................................................................... 5
1
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Matriks program dan kegiatan Rencana Strategis
(RENSTRA) 5 Tahun
Indikator Kinerja Utama
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dan
proses pembangunan selayaknya memberikan manfaat bagi semua pihak.
Dalam konteks ini, masalah kemiskinan, disharmoni keluarga, tindak kekerasan,
kerawanan sosial ekonomi dan meningkatnya pengangguran perlu mendapat
perhatian utama karena bisa menjadi penyebab instabilitas pembangunan yang
akan membawa pengaruh negatif dalam bentuk dehumanisasi, seperti upaya –
upaya di bidang ekonomi yang mengabaikan etika dan moral, longgarnya
ikatan-ikatan sosial dan melemahnya nilai-nilai serta hubungan antar manusia.
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya perubahan yang
berkesinambungan serta meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, khususnya pembangunan dalam bidang perlindungan sosial,
yang berkeadilan, berkelanjutan, memberdayakan bagi penduduk miskin,
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan memberdayakan
perempuan, lembaga-lembaga perempuan, lembaga-lembaga masyarakat, serta
perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Perlindungan sosial, perempuan dan anak serta pemberdayaan
perempuan yang berkeadilan dalam arti luas mencakup seluruh tindakan, baik
yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat guna
melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar terutama kelompok miskin, rentan
serta perempuan dan anak dalam menghadapi kehidupan yang penuh resiko,
sehingga mampu meningkatkan status sosial, kesetaraan gender dan hak-hak
anak.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
pemerintah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam Sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan, pemerintah telah
menetapkan kebijakan perencanaan pembangunan nasional mengacu pada
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN). Dalam SPPN perencanaan pembangunan dilakukan melalui
tiga tahap yaitu perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan
perencanaan tahunan. Perencanaan jangka panjang dirumuskan dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005-2025 dan perencanaan jangka pendek dituangkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).
1.2. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Undang – undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan.
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
h. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
i. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
j. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
l. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
o. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
p. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
q. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42);
r. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
jangka Menengah Nasional Tahun 2014-2019 ;
s. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
Dalam Pembangunan Nasional ;
t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan PUG di daerah sebagaimana telah diubah dengan
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 tahun 2011;
u. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ;
v. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem
Informasi Pembangunan Daerah ;
w. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 –
2025 ;
x. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 ;
y. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-
2024;
z. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Madiun Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kota Madiun Tahun 2009 Nomor 3/E);
aa. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 06 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah
Kota Madiun Tahun 2010 Nomor 2/E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Madiun Nomor 5).
bb. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota
Madiun Tahun 2016 Nomor 1/C);
a. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Madiun Tahun 2019-2024 ;
b. Peraturan Walikota Madiun Nomor 27 tahun 2018 tentang perubahan atas
peraturan Walikota Madiun nomor 35 Tahun 2016 Tentang kedudukan,
susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun adalah
menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk kurun
waktu lima tahun sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Daerah dalam
RPJMD Kota Madiun Tahun 2019-2024 sesuai dengan tugas dan fungsi
Dinas Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun adalah:
a. Menjabarkan strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran daerah di bidang sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam
mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah.
b. Menjadi acuan kerja resmi bagi dinas serta para pihak terkait dalam
upaya peningkatan kinerja pembangunan di bidang sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
c. Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak yang merupakan dokumen perencanaan tahunan
dalam kurun waktu tahun 2019-2024.
d. Menjadi acuan resmi untuk evaluasi dan penilaian kinerja Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
1.4. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan
tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2019-2024.
Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sumber daya, kinerja
pelayanan, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Bab III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan
fungsi pelayanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, telaahan Renstra Kementerian Sosial, Telaah Renstra
Kementerian PPPA, telaahan Renstra Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur,
Dinas PPPA Provinsi Jawa Timur, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD, dan
Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Tujuan dan Sasaran
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Bab V Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan pembangunan jangka
menengah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta Kerangka Pendanaan
Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak tahun 2019-2024.
Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
Bab ini berisi tentang indikator kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Kota Madiun tahun 2019-2024.
Bab VIII Penutup
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
BAB 2
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Madiun sebagai wujud pelaksanaan Otonomi Daerah yang merupakan unsur
pendukung tugas Walikota di bidang Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Madiun
Nomor 03 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota Madiun Nomor 35 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dan
dirubah kembali dengan Peraturan Walikota Madiun nomor 27 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Madiun Nomor 35 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Susunan Organisasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas;
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah.
b. Unsur Pembantu : Sekretariat;
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
c. Unsur Pelaksana :
1. Bidang Perlindungan, Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin;
2. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pembinaan dan Kesejahteraan
Keluarga;
3. Bidang Rehabilitasi Sosial, perlindungan Perempuan dan Hak Anak;
Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
d. UPTD;
Dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas.
Rincian Tugas dan Fungsi
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan asas otonomi daerah dan
tugas pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas, kepala dinas mempunyai fungsi:
1. perumusan kebijakan teknis di lingkup kesekretariatan, sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
sosial, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak;
3. penyelenggaraan pembinaan di lingkup kesekretariatan, sosial,
pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak;
4. pelaksanaan pengkoordinasian, monitoring, pengawasan dan
pengendalian, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan dinas.
5. pelaksanaan tugas tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Walikota.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi
kepada semua unsur dilingkungan Dinas meliputi pengelolaan administrasi umum,
perencanaan, kepegawaian, dan rumah tangga. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, sekretariat mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program kerja
dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada sekretariat;
2. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program kegiatan dan
penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu dan tugas
pelayanan administrasif;
3. Pengelolaan administrasi umum, rumah tangga, dan perlengkapan;
4. Pengelolaan urusan kehumasan dan keprotokolan di lingkungan dinas;
5. Pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian di lingkungan
Dinas;
6. Pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai di
lingkungan dinas;
7. Penyusunan rencana program, pelaksanaan/pengadaan, dan
pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkungan dinas; dan
8. pelaksanaan tugas tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Dinas.
Sekretariat terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan keuangan;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Umum dan keuangan mempunyai tugas:
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan
tugas-tugas pada Sub Bagian Umum dan Keuangan;
2. melakukan urusan surat-menyurat dan tata kearsipan;
3. melakukan urusan rumah tangga dan keamanan kantor;
4. melakukan urusan kehumasan, protokoler, upacara dan rapat dinas;
5. melakukan urusan pengendalian tata usaha pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengadministrasian dan perawatan barang-barang
inventaris sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. melaksanakan penatausahaan keuangan dan pertanggungjawaban
keuangan;
7. melaksanakan administrasi dan pembayaran gaji pegawai;
8. mengkoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk keperluan
penyusunan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
pengguna anggaran serta perubahannya di lingkungan Dinas;
9. menyiapkan bahan penyusunan rencana program, melaksanakan /
mengadakan, dan memelihara sarana dan prasarana di lingkungan
dinas; dan
10. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh
Sekretaris.
d. Sub bagian perencanaan dan kepegawaian, mempunyai tugas:
1. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bagian Perencanaan dan
Kepegawaian;
2. melakukan penyusunan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan
di lingkungan Dinas;
3. mengkoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk keperluan
penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan perangkat
daerah serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD
serta perubahannya di lingkungan Dinas;
4. menyusun, mengolah dan memelihara data administrasi kepegawaian
serta data kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian di
lingkungan dinas; dan
5. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh
Sekretaris.
e. Bidang Perlindungan, Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin sebagaimana
dimaksud melaksanakan sebagian tugas dinas uang meliputi perlindungan
sosial, pemberdayaan sosial, dan penanganan fakir miskin. Untuk
melaksanakan tugas bidang perlindungan, pemberdayaan sosial dan fakir
miskin mempunyai fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis, perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Perlindungan, Pemberdayaan
Sosial dan Fakir Miskin;
2. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta pemantauan
dan evaluasi perlindungan dan jaminan sosial;
3. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta pemantuan
dan evaluasi pemberdayaan sosial;
4. pelaksanaan bantuan perlindungan sosial dan kepahlawanan;
5. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, serta pemantauan
dan evaluasi penanganan fakir miskin;
6. pelaksanaan pelaporan program perlindungan jaminan pemberdayaan
sosial, penanganan fakir miskin dan pelaksanaan norma, standar,
prosedur dan kriteria bidang sosial; dan
7. pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
Bidang Perlindungan, Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin terdiri dari:
1. Seksi Pemberdayaan Sosial;
2. Seksi Perlindungan Jaminan Sosial;
3. Seksi Penanganan Fakir Miskin.
f. Seksi Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas:
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan
tugas-tugas pada Seksi Pemberdayaan Sosial;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penetapan kebijakan bidang
sosial mengacu pada kebijakan skala daerah, provinsi dan/atau nasional;
3. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan perencanaan
bidang Pemberdayaan Sosial;
4. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan
kerjasama bidang Pemberdayaan Sosial;
5. melakukan penyiapan bahan dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan
harmonisasi dalam pelaksanaan pedoman dan standarisasi serta
pemberian bimbingan, monitoring, supervisi konsultasi dan fasilitasi
bidang Pemberdayaan Sosial;
6. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penggalian dan
pendayagunaan potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS);
7. melaksanakan pemutakhiran data dan informasi yang berkaitan dengan
PMKS, PSKS, peserta Jaminan Sosial dan data kesejahteraan sosial lainnya;
8. melakukan pengembangan dan pendayagunaan PSKS;
9. melakukan pengawasan dan pelaksanaan urusan pemerintahan
bidang Pemberdayaan Sosial;
10. melakukan penyiapan bahan dalam rangka pelaporan
pelaksanaan program bidang Pemberdayaan Sosial kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Gubernur dengan tembusan kepada Menteri
Sosial;
11. melakukan penyiapan bahan dalam rangka pemberian
rekomendasi pengangkatan anak;
12. melakukan penyiapan bahan dalam rangka pengangkatan dan
pemberhentian pekerja sosial dan pengusulan calon peserta pendidikan
profesi pekerja sosial;
13. melakukan pembinaan organisasi sosial;
14. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Sosial.
g. Seksi Perlindungan Jaminan Sosial mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Perlindungan Jaminan Sosial ;
2. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kesiapsiagaan dan
mitigasi ;
3. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penanganan korban
bencana alam, pemulihan, dan penguatan sosial ;
4. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kemitraan,
pengelolaan logistik, penyediaan kebutuhan dasar, dan pemulihan
trauma bagi korban bencana alam ;
5. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pencegahan,
penanganan korban bencana sosial, politik dan ekonomi ;
6. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pemulihan sosial
dan reintegrasi sosial ;
7. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penyediaan
kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana sosial ;
8. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan seleksi, verifikasi,
validasi, terminasi, dan kemitraan jaminan sosial keluarga ;
9. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penyaluran bantuan
dan pendampingan jaminan sosial keluarga ; dan
10. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan, Pemberdayaan Sosial
dan Fakir Miskin.
h. Seksi Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Penanganan Fakir Miskin ;
2. melaksanakan verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan
kabupaten/kota ;
3. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan identifikasi dan
pemetaan ;
4. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penguatan
kapasitas ;
5. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendampingan ;
6. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan ;
7. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan bantuan stimulan ;
8. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penataan
lingkungan sosial ; dan
9. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan, Pemberdayaan Sosial
dan Fakir Miskin.
j. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pembinaan dan
Kesejahteraan Keluarga terdiri dari :
1. Seksi Pemberdayaan Perempuan ;
2. Seksi Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga ;
3. Seksi Pemberdayaan Lembaga Masyarakat.
k. Seksi Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pemberdayaan Perempuan ;
2. melakukan penyiapan bahan penetapan kebijakan Daerah
pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) ;
3. melakukan koordinasi, fasilitasi dan mediasi pelaksanaan PUG ;
4. melakukan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan
mekanisme PUG pada lembaga pemerintahan, Pusat Studi Wanita
(PSW), lembaga penelitian dan pengembangan lembaga non
pemerintah ;
5. melakukan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program dan kegiatan
yang responsif gender ;
6. melakukan analisis gender dan pengembangan materi Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) PUG ;
7. melakukan PUG yang terkait dengan bidang pembangunan terutama
di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Hak Asasi
Manusia (HAM) dan politik ;
8. melakukan fasilitasi penyediaan data terpilah menurut jenis kelamin ;
9. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan
kebijakan daerah dalam peningkatan kualitas hidup perempuan
yang terkait dengan bidang pembangunan terutama dibidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik,
lingkungan, dan sosial budaya ;
10. melakukan fasilitasi, penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan
dunia usaha untuk pelaksanaan PUG dan peningkatan kesejahteraan
perempuan ;
11. melakukan pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga
masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan PUG, kesejahteraan
perempuan ;
12. melakukan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja
lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan PUG,
kesejahteraan perempuan ;
13. melakukan fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan
rekayasa sosial untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender
(KKG) ;
14. melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan
dan penyebarluasan sistem informasi gender ;
15. melakukan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan dan
pendokumentasian data terpilah menurut jenis kelamin, khusus
perempuan ;
16. melakukan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan
pendataan dan sistem informasi gender ;
17. melaksanakan tugas tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan,
Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga.
l. Seksi Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pembinaan dan Kesejahteraan
Keluarga ;
2. melakukan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan gerakan
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ;
3. melakukan pembinaan dan supervisi pelaksanaan gerakan
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga;
4. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
gerakan pemberdayaan kesejahteraan keluarga ;
5. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pembinaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
m. Seksi Pemberdayaan Lembaga Masyarakat mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Pemberdayaan Lembaga
Masyarakat ;
2. menetapkan pedoman, norma, standar, kriteria dan prosedur di
seksi pemberdayaan lembaga masyarakat ;
3. melakukan penyiapan bahan penetapan kebijakan daerah
pelaksanaan pemberdayaan lembaga masyarakat ;
4. melakukan fasilitasi, koordinasi dan mediasi lembaga-lembaga di
masyarakat ;
5. melakukan pelatihan, monitoring dan supervisi kegiatan
pemberdayaan lembaga masyarakat ;
6. melakukan fasilitasi, koordinasi dan mediasi Kader Pemberdayaan
Masyarakat ; dan
7. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pembinaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
n. Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan Perempuan dan Hak
Anak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di lingkup
bidang rehabilitasi sosial, perlindungan perempuan dan perlindungan
hak anak, untuk melaksanakan tugas, Bidang Perlindungan Perempuan
dan Hak Anak mempunyai fungsi :
1. penyusunan perencanaan, program kerja dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Rehabilitasi Sosial,
Perlindungan Perempuan dan Hak Anak;
2. pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis di lingkup perlindungan
perempuan, perlindungan hak anak dan rehabilitasi sosial ;
3. pelaksanaan pengkoordinasian, monitoring, pengawasan dan
pengendalian, evaluasi, dan pelaporan di lingkup perlindungan
perempuan, perlindungan hak anak dan Rehabilitasi sosial ;
4. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial
gelandangan, pengemis, anjal, psikotik (ODGJ), disabilitas, orang
terlantar, orang terlantar dengan tempat tinggal tidak ketap,
pemulung, pengamen, bekas warga binaan lembaga
pemasyarakatan, serta korban perdagangan orang dan korban
tindak kekerasan di dalam pantai dan/atau lembaga ;
5. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang
rehabilitasi sosial eks tuna susila di dalam panti dan / atau lembaga ;
6. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
kelembagaan rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan
orang di dalam panti dan/atau lembaga ;
7. Pengelolaan data pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada kementerian Sosial ;
8. Pengelolaan data pelayanan sosial korban penyalahgunaan NAPZA
untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada kementerian Sosial ;
dan
9. pelaksanaan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Kepala Dinas.
Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan Perempuan dan Hak Anak
terdiri dari :
a. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak ;
b. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Tumbuh Kembang ;
c. Seksi Rehabilitasi Sosial.
o. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Perlindungan Perempuan dan
Anak ;
2. menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan kebijakan dalam
rangka perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan ;
3. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan
perempuan dan anak ;
4. menyiapkan bahan upaya pencagahan dan penghapusan segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan dan Anak ;
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan kualitas hidup
perempuan dan Anak dalam bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, hukum dan HAM, politik, lingkungan, dan sosial budaya ;
6. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan
kebijakan daerah dalam perlindungan perempuan dan Anak
terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja
perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat dan
perempuan ;
7. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan
kebijakan Daerah dalam meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan
dan Anak yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di
bidang pendidikan,kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, Politik,
lingkungan dan Sosial Budaya ;
8. melakukan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup
perempuan dan anak dalam bidang pendidikan , kesehatan,
ekonomi, Hukum dan HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya ;
9. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan Perempuan dan
Hak Anak.
p. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak, dan Tumbuh Kembang
mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Rehabilitasi Sosial Anak, dan
Tumbuh Kembang ;
2. melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan sosial anak balita
terlantar ;
3. melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak
terlantar serta anak penyandang disabilitas ;
4. melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak
berhadapan dengan hukum ;
5. pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak yang
memerlukan perlindungan ; dan
6. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan Perempuan dan
Hak Anak.
q. Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas :
1. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Seksi Rehabilitasi Sosial ;
2. melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik dan sensorik di luar
panti dan / atau lembaga ;
3. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dan intelektual di
luar panti dan / atau lembaga ;
4. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial lembaga pemasyarakatan, serta korban
perdagangan orang dan korban tindak kekerasan di luar panti dan /
atau lembaga ;
5. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan
lembaga pemasyarakatan, serta korban perdagangan orang dan
korban tindak kekerasan di luar panti dan / atau lembaga ;
6. melaksanakan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila di luar panti
dan/atau lembaga ;
7. melaksanakan pengelolaan data pelayanan sosial orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada
pemerintah daerah provinsi ;
8. melaksanakan pengelolaan data pelayanan sosial korban
penyalahgunaan NAPZA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan
kepada pemerintah daerah provinsi ;
9. melaksanakan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
kelembagaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, tuna sosial
dan korban perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga ;
10. pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, serta
supervisi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rehabilitasi sosial lanjut usia ; dan
11. melakukan tugas-tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan
oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Perlindungan Perempuan dan
Hak Anak.
r. UPTD mempunyai tugas :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu ;
2. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
s. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pada Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam
jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok
sesuai dengan keahliannya.
2. Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
7. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah
Sumber Daya Manusia
Dalam gambaran umum sumber daya yang digambarkan adalah
meliputi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Madiun, dapat digambarkan sumber daya manusia sebagai pendukung
dalam melakasanakan tugas dan tanggung jawabnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Jumlah pejabat struktural sesuai dengan susunan organisasi dan tata kerja
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Madiun sebanyak 12 pejabat.
b. Jumlah pegawai sebagai unsur pelaksana tugas pada Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun 16 orang
c. Tenaga HR/Kontrak 3 orang
d. Tenaga Upahan sebanyak 12 orang
Sebagai unsur pelaksana dalam kelompok jabatan fungsional
Tabel 2.1
Pegawai Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun
Berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah Pegawai
1. Kepala Dinas 1 orang
2. Sekretaris 0 orang
3. Kepala Bidang 2 orang
4. Kasubag 1 orang
5. Kasie 8 orang
6. Staf 16 orang
7. Fungsional -
8. Tenaga Kontrak 3 orang
9. Tenaga Upahan 12 orang
Jumlah 43 orang
Tabel 2.2
Pegawai Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Berdasarkan
Eselon dan Golongan
Golongan/eselon II.b III.a III.b IV.a Staf
IV/b 1 - - - -
IV/a - - 2 1 -
III/d - - - 8 1
III/c - - - - 4
III/b - - - - 4
III/a - - - - 2
II/d - - - - 4
II/c - - - - 1
II/b - - - - -
II/a - - - - -
I/d - - - - -
Tenaga Kontrak - - - - 3
Upahan - - - - 12
Jumlah 1 0 2 9 31
Tabel 2.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah Pegawai
1. Pasca Sarjana (S2) 4 orang
2. Sarjana (S1/D4) 10 orang
3. Ahli Madya (D3) 3 orang
4. SMA 26 orang
Jumlah 43 orang
Tabel 2.4
Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Pegawai
1. Laki-laki 24 orang
2. Perempuan 19 orang
Jumlah 43 orang
2.2.1. SARANA DAN PRASARANA
Disamping sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan sarana
dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun yang sangat berpengaruh dalam berhasil tidaknya
suatu program sekaligus menjadi penentu arah kebijakan program SKPD dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan.
Sarana dan prasarana pendukung kegiatan-kegiatan, sudah semestinya
mendapatkan kepastian seperti penambahan beberapa fasilitas berteknologi
canggih/komputerisasi, teralokasinya sumber dana yang memadai, kebijakan dan
kepastian hukum serta SDM yang terampil, inovatif, prospektif dan profesional.
Adapun jenis sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun dirinci pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 2.4: Daftar Sarana dan Prasarana
Dinsos, PP dan PA Kota Madiun
(Posisi Akhir Tahun 2016)
NO JENIS BARANG SATUAN JUMLAH
KONDISI BARANG
BAIK RUSAK RUSAK
BERAT
1. Tanah 5772 m2 2 2 - -
2. Gedung kantor unit 19 19 - -
3. Kendaraan roda 2 unit 29 29 - -
4. Kendaraan Roda 4 unit 3 3 - -
5. Mesin pemotong rumput Buah 1 1 - -
6. Kulkas Buah 1 1 - -
7. AC split Buah 19 19 - -
8. Televisi Buah 3 3 - -
9. Sound system Buah 2 2 - -
10. Handy cam Buah 3 3 - -
11. Finger print Buah 1 1 - -
12. Pc unit/komputer Buah 11 11 - -
13. Note book/laptop Buah 20 20 - -
14. Printer Buah 9 9 - -
15. LCD proyektor Buah 5 5 - -
16. Camera Buah 4 4 - -
17. CCTV Buah 1 1 - -
18. Alat PABX Buah 1 1 - -
19. Mesin faxsimile Buah 1 1 - -
20. Publik Address/Warless Buah 2 2 - -
21. Dap / Pompa air Buah 1 1 - -
22. Handy Talk (HT) Buah 5 5 - -
23. Standfan/Kipas Angin Buah 6 6 - -
24. Layar LCD Buah 2 2 - -
25. Megaphone Buah 1 1 - -
26. Stavolt Buah 3 3 - -
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun oleh terdapat 26 jenis yang terdiri
dari:
- Tanah seluas 5.772 m2, yang berada di Jalan Salak dan Jalan Srindit Kota
Madiun.
- Gedung dan bangunan meliputi gedung kantor, tempat parkir, pagar dan papan
nama kantor, kantor PPT, gudang, garasi, mushola, asrama;
- Peralatan dan mesin terdiri dari lemari, meja, kursi, komputer, dll;
Jaringan telepon dan listrik.
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
selama kurun waktu tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2014-2018
No
Indikator Kinerja
Sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat
Daerah
Target Renstra Perangkat
Daerah Tahun ke-
Realisasi Renstra Perangkat
Daerah Tahun ke- Rasio Capaian Pada Tahun ke-
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 Prosentase PMKS
yang tertangani
0 82,7
8
84,3
8
85,9
8
91,2
7
0 97,2 94,5
2
100,
6
100,
1
0 117,
4
112,
02
117 109,
67
2 Prosentase
partisipasi
perempuan di
lembaga
pemerintahan dan
swasta
0 90,3
5
91,1
5
91,9
6
92,7
9
0 99,9
4
99,9
4
99,9
9
99,9
9
0 110,
61
109,
64
108,73 107,
76
3 Prosentase
penanganan KDRT
terhadap
perempuan dan
anak
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua indikator realisasi
capaianya sudah sesuai dengan target yang diharapkan. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kinerja antara lain Program kerja yang sudah tepat sasaran dan
pendanaan yang mencukupi.
Anggaran dan realisasi anggaran selama kurun waktu tahun 2014-2018 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun
Program
Anggaran Pada Tahun ke Realisasi Anggaran Pada Tahun ke Persentase Realisasi Anggaran Pada Tahun ke Rata-Rata
Pertumbuhan Anggaran
Rata-Rata Pertumbuhan
Realisasi
Anggaran
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
0 0 0 738.801.000 1.136.106.938 0 0 0 563.517.850 962.409.649 0 0 0 76,27 84,71 53,77 70,79
Program Pemeliharaan Barang Milik Daerah
0 0 0 228.213.000 257.232.000 0 0 0 150.282.000 191.871.240 0 0 0 65,85 74,59 12,72 27,67
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
0 0 0 807.265.000 177.150.000 666.503.978 136.494.300 0 0 0 82,56 77,05 -78,1 -79,52
Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
0 0 0 49.500.000 15.709.200 0 0 0 48.502.000 15.139.347 0 0 0 97,98 96,37 -68,26 -68,79
Program Pelayanan Rehabilitasi dan Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial
0 0 0 3.468.257.000 3.538.468.140 0 0 0 2.881.967.815 2.881.583.056 0 0 0 83,10 81,44 2,02 -0,01
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
0 0 0 2.963.780.000 1.502.754.060 0 0 0 2.316.915.155 1.192.861.687 0 0 0 78,17 79,38 -49,30 -48,52
Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Perlindungan Perempuan dan Anak
0 0 0 905.325.000 632.713.940 0 0 0 826.033.366 586.758.277 0 0 0 91,24 92,74 -30,11 -28,97
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa realisasi anggaran dapat dikatakan
baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun yaitu program dan
kegiatan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dan dalam upaya
meningkatkan kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak secara menyeluruh diperlukan analisis faktor internal di bidang sosial,
pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan, dan analisis terhadap faktor eksternal
yang menghasilkan peluang yang dapat diraih dan ancaman yang harus
dihadapai serta diantisipasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menyusun
strategi memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang, strategi meminimalisasi
kelemahan atau memperbaiki kelemahan untuk meraih peuang, strategi
menggunakan kekuatan untuk mengatasi dan mengansitisipasi ancaman, dan
strategi meminimalisasi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman yang dapat
ditempuh untuk mengatasi segala permasalahan yang ada. Hasil analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun dapat dijabarkan
sebagai berikut:
2.4.1. Peluang
Sedangkan faktor eksternal yang menjadi peluang di bidang Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun yaitu:
a. Adanya dukungan dari perangkat daerah terkait untuk memberikan
pelatihan pada perempuan.
b. Adanya Komitmen Kepala Daerah tentang Kota Layak Anak (KLA).
c. Dukungan kebijakan pemerintah Kota Madiun.
d. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam penananan masalah
sosial.
2.4.2. Tantangan
Untuk faktor eksternal yang merupakan tantangan di bidang sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, di Kota Madiun antara
lain:
a. Paradigma masyarakat yang masih menganggap Gender itu jenis
kelamin.
b. Paradigma orang tua, anak masih menjadi hak mutlak orang tua.
c. Banyak oknum yang memanfaatkan status PMKS untuk mendapatkan
bantuan dari Pemerintah
BAB 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Perangkat Daerah
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
menangani beberapa urusan wajib yaitu sosial, pemberdayaan perempuan serta
perlindungan perempuan dan anak. Di bidang sosial diarahkan untuk penanganan
dan pelayanan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).
Dengan meningkatnya penanganan dan pelayanan terhadap PMKS diharapkan
dapat meningkatkan jumlah PMKS yang dapat menmenuhi kebutuhan dasarnya.
Pemberdayaan Perempuan di Kota Madiun diarahkan untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi bagi perempuan yang berdaya saing berbasis potensi lokal
dan dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan melalui lembaga-lembaga
pemerintahan maupun swasta serta organisasi-organisasi kewanitaan dengan
pelatihan-pelatihan ketrampilan. Perlindungan Perempuan dan Anak diarahkan
untuk Meningkatkan komitmen dan kemampuan pemerintah Kota dalam
memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender dan perlindungan anak dengan
sasaran meningkatnya peran serta perempuan dalam pembanguan dan
meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Pemberdayaan
Perempuan, Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga diarahkan untuk
mengembangkan pengarusutamaan gender dengan sasaran meningkatnya peran
serta perempuan dalam meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan dan Pembangunan guna menunjang ekonomi keluarga.
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
a. Permasalahan terkait Sekretariat
1) Kurangnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kantor
2) Kurangnya SDM
b. Permasalahan terkait Bidang Sosial
1) Banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial / pemerlu pelayanan
kesejahteraan sosial yang belum tertangani atau memperoleh perlindungan
sosial.
2) Banyak oknum yang memanfaatkan status PMKS untuk mendapatkan
bantuan pemerintah
3) Kurangnya tenaga SDM Pekerja Sosial Masyarakat di masing-masing
kelurahan.
c. Permasalahan terkait Bidang Pemberdayaan Perempuan
1) Kurangnya partisipasi perempuan di kelembagaan masyarakat, lembaga
pemerintah dan lembaga legislatif.
2) Kurangnya kemampuan usaha ekonomi perempuan, terlihat dari masih
banyaknya perempuan yang tidak bekerja (hanya sebagai ibu rumah
tangga) atau memiliki usaha.
d. Permasalahan terkait Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak
1) Masih banyaknya tindak kekerasan terhadap anak, baik laki-laki maupun
perempuan.
2) Masih banyaknya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
3) Kurangnya sarana dan prasarana ruang bermain bagi anak.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih
Visi, merupakan keadaan masa depan yang diharapkan dan berbagai upaya yang
akan dilakukan melalui program-program pembangunan yang ditawarkan oleh
Kepala Daerah terpilih. Dalam dimensi lain, Visi dapat juga dimaknai sebagai
pernyataan cita-cita atau keinginan atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai
di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi
yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha
pembangunan. Dalam konteks tersebut, maka implementasi dari visi Walikota dan
Wakil Walikota Madiun terpilih dalam 5 (lima) tahun kedepan adalah mewujudkan
Kota Madiun yang maju, pemerinthan yang bersih sehingga diharapkan akan
memberi dampak pada upaya meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam operasional selanjutnya visi dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran
merujuk pada arah kebijakan RPJPD pada periodesasi 5 (lima) tahunan berkenaan
yang sama. Selain itu, perumusan visi didasarkan oleh kondisi saat ini baik dari sisi
permasalahan pembangunan daerah maupun isu – isu strategis eksternal maupun
internal yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dilandasi dari perspektif
kerangka berfikir dan bertindak tersebut, maka Walikota dan Wakil Walikota
Madiun terpilih telah menetapkan Visi untuk kurun waktu periodesasi
kepemimpinannya selama 5 (lima) tahun kedepan, yaitu:
“TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN BERSIH BERWIBAWA MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA”.
Visi tersebut diatas, memiliki makna yang sangat dalam dan mendasar serta
strategis, sebagai landasan bagi seluruh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan di Kota Madiun pada satu sisi. Disisi lain merupakan target capaian
yang menjadi keinginan dan cita-cita serta impian yang akan diwujdukan oleh
Walikota dan Wakil Walikota Madiun dalam 5 (lima) tahun kedepan.
Tabel V.1
Perumusan Penjelasan Visi
No. Visi Pokok-pokok
Visi Penjelasan Visi
1. Terwujudnya
Pemerintahan
Bersih Berwibawa
Menuju
Masyarakat
Sejahtera
Pemerintahan Bersih dan Berwibawa
Pemerintahan yang bersih dan
berwibawa merupakan
Pemerintahan yang efektif,
efisien, jujur, transparan dan
bertanggung jawab serta selalu
memberlakukan dan menunjang
nilai-nilai demokrasi serta
terbebas dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Pemerintahan yang sperti ini
secara populer sering disebut
dengan good governance. Istlah
good governance ini secara
umum diterjemahkan dengan
pemerintahan yang baik, good
governance dapat juga diartikan
sebagai tindakan atau tingkah
laku yang didasarkan pada nilai-
nilai yang bersifat
mengarahkan, mengendalikan
atau mempengaruhi masalah
publik atau kemasyarakatan.
Pemerintahan yang bersih
merupakan tujuan dan harapan
yang selalu diinginkan
masyarakat Kota Madiun.
Sedangkan Pemerintahan
Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daeah
menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar 1945
Masyarakat Sejahtera
Kondisi dimana seluruh kehidupan
masyarakat berdimensikan nilai
sosial, budaya, ekonomi, politik
yang diarahkan untuk semata-
mata pada terwujudnya
masyarakat terpenuhinya segala
kebutuhan dasarnya. Sehingga
diharapkan akan memiliki
kemampuan individu yang terampil
dalam rangka mendorong
terwujudnya daya saing
pemerintahan daerah, dan
kemandirian secara sosial
ekonomi. Dengan pemahaman
makna tersebut, maka inti dari
kesejahteraan adalah kondisi
masyarakat yang relatif terpenuhi
kebutuhan hidupnya baik spiritual
maupun material secara layak dan
berkeadilan sesuai dengan
perannya dalam kehidupan. Hal ini
secara nyata dituangkan dalam
pembukaan Undang-Undang 1945
yang berbunyi: “kemudian
daripada itu untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah daraj Indonesia
dan untuk memajukan
kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”.
5.2. Misi
Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang
menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan daerah. Misi juga
dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh karena itu, dengan rumusan misi yang
baik akan dapat membantu memberi gambaran tentang visi yang ingin dicapai
dan menjelaskankan langkah-langkah upaya yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi. Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka
berfikir dan kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah
kebijakan yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk
mencapai visi dimaksud.
Secara teoritis, misi sesungguhnya dapat dirumuskan untuk menemukan
argumentasi mengapa organisasi sebagai lembaga yang akan
mengimplementasikan visi, misi, tujuan dan sasaran harus ada. Oleh karena itu,
dalam rumusan misi kedalam dokumen RPJMD, selain memperhatikan berbagai
potensi lokal yang ada, juga diharapkan supaya dijabarkan dengan tetap
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal
yang dapat mempengaruhi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang
ada dalam pembangunan daerah. Dengan demikian, misi disusun untuk
memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
perwujudan visi. Oleh karena itu, rumusan misi menggunakan bahasa yang
sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin
dijelaskan.Sesuai dengan penjelasan tersebut, misi yang telah dirumuskan dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel V.2
Perumusan Misi Berdasarkan Visi dan Pokok – Pokok Visi
No. Visi Pokok-pokok Visi Rumusan Misi
1. Terwujudnya
Pemerintahan
Bersih Berwibawa
Menuju
Masyarakat
Sejahtera
Pemerintahan
Bersih dan
Berwibawa
Mewujudkan pemerintahan
yang baik (Good
Governance)
Meningkatkan pembangunan
berbasis pada partisipasi
masyarakat Kota Madiun
Lebih Sejahtera Meningkatkan kualitas hidup
masyarakat Kota Madiun
Mewujudkan kemandirian
ekonomi dan memeratakan
tingkat kesejahteraan
masyarakat Kota Madiun
Berdasarkan keterkaitan dengan visinya, misi Kota Madiun dalam RPJMD
tahun 2019 – 2024 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance).
2. Meningkatkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat Kota
Madiun.
3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Madiun.
4. Mewujudkan kemandirian ekonomi dan memeratakan tingkat kesejahteraan
masyarakat Kota Madiun
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak mengarah pada pencapaian misi RPJMD yang
terkait dengan tugas dan fungsi dinas yaitu misi ke-1 dan misi ke-4. Misi ke-1
yaitu: Mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance), dengan tujuan
Terwujudnya tata kelola pemerintahan baik, dan sasaran Meningkatnya
partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan, indikator sasaran Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG). Misi ke-4 yaitu Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
dan Meratakan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kota Madiun, dengan tujuan
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,
pada sasaran Stabilitas ketersediaan pangan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat, dan indikator sasaran Indeks Gini.
Faktor pendorong dan faktor penghambat yang dihadapi Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam pencapaian visi dan
misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
No Misi, Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
1 Misi ke-1 yaitu: Mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance),
Tujuan Terwujudnya tata kelola pemerintahan baik,
Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan,
Sasaran Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
1. Banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial / pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial yang belum tertangani atau memperoleh perlindungan sosial.
2. Kurangnya tenaga SDM Pekerja Sosial Masyarakat di masing-masing kelurahan.
Banyak PMKS
yang ternyata
bukan
masyarakat/wa
rga Kota
Madiun
Komitmen
pemerintah
dalam
penanganan
PMKS
2 Misi ke-4 yaitu: Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dan Meratakan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kota Madiun
Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan
1. Kurangnya partisipasi perempuan di kelembagaan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga legislatif.
2. Kurangnya kemampuan usaha ekonomi
No Misi, Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Permasalahan
Pelayanan Perangkat
Daerah
Faktor
Penghambat Pendorong
pemerataan kesejahteraan masyarakat,
Sasaran: Stabilitas ketersediaan pangan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat
Indikator sasaran Indeks Gini.
perempuan, terlihat dari masih banyaknya perempuan yang tidak bekerja (hanya sebagai ibu rumah tangga) atau memiliki usaha.
3.3 Telaahan renstra K/L dan Renstra PD Provinsi
3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Sosial
Visi Kementerian Sosial tahun 2015-2019 adalah: Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Nilai
dan Semangat Gotong Royong.
Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Sosial
adalah:
1. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Sosial, maka
tujuan pembangunan yang ingin dicapai yaitu:
1. Meningkatkan Taraf Kesejahteraan Sosial Penduduk Miskin dan Rentan
Sasaran strategis yang ingin dicapai Kementerian Sosial dalam
periode 2015-2019 adalah :
1. berkontribusi menurunkan jumlah penduduk miskin dan rentan
2. penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang profesional.
Sesuai dengan tugas dan fungsi, Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun mendukung pencapaian
sasaran ke-: 1 yaitu berkontribusi menurunkan jumlah penduduk miskin dan
rentan.
Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencapaian sasaran
renstra Kementerian Sosial tercantum pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun
berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Sosial beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran Jangka
Menengah Renstra
K/L
Permasalahan
Pelayanan
Perangkat Daerah
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 berkontribusi
menurunkan jumlah
penduduk miskin dan
rentan
Banyaknya
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial
/ pemerlu pelayanan
kesejahteraan sosial
yang belum
tertangani atau
memperoleh
perlindungan sosial
Banyak PMKS
yang ternyata
bukan
masyarakat/wa
rga Kota
Madiun
Komitmen
pemerintah
dalam
penanganan
PMKS
2 penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang profesional
Kurangnya tenaga
SDM Pekerja Sosial
Masyarakat di
masing-masing
kelurahan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Tugas dan fungsi dan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tidak memiliki keterkaitan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun. Berdasarkan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis RPJMD, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tidak memberikan
dampak terhadap lingkungan.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu strategis merupakan suatu kondisi yang berpotensi menjadi masalah
maupun menjadi peluang suatu daerah dimasa datang. Isu strategis yang perlu
ditangani dalam pelaksanaan Renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun sebagai berikut:
1. Paradigma masyarakat yang masih menganggap gender itu jenis kelamin
2. Paradigma orang tua, anak masih menjadi hak mutlak orang tua
3. Banyak oknum yang memanfaatkan status PMKS untuk mendapatkan bantuan
dari pemerintah
4. Ketepatan basis data untuk intervensi kebijakan penanggulangan
kemiskinan/PMKS
BAB 4 TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Pernyataan tujuan tersebut akan
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan
secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan
indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kota Madiun atau kelompok sasaran yang dilayani serta
profil pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja.
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Renstra Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam kurun waktu
tahun 2019-2024 sebagai berikut:
1. Meningkatkan Peranan PSKS dalam Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar PMKS
2. Meningkatkan taraf hidup perempuan dalam keluarga melalui pemberdayaan
perempuan, perlindungan terhadap perempuan dan anak
Untuk merealisasikan pelaksanaan misi Kota Madiun, perlu ditetapkan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan serta penetapan
sasaran yang merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun
N
o Tujuan Sasaran
Indikator Tujuan/
Sasaran
Formula/
Rumus
Satua
n
Kondisi Awal
Target Kinerja Tujuan/Sasaran Pada Tahun
201
8
201
9
202
0
202
1
202
2
202
3
202
4
Meningkatk
an Peranan PSKS dalam
Pemenuhan Kebutuhan
Sosial Dasar
PMKS
Prosentase
Penurunan PMKS
0 0 1.5 3.5 5.5 7.5 10
Meningkatn
ya PMKS yang dapat
memenuhi kebutuhan
dasar
Prosentase PMKS yang
dapat
memenuhi kebutuhan
dasar minimal
80 0 91 91 91 91 91
Meningkatk
an taraf
hidup perempuan
dalam keluarga
melalui pemberday
aan
perempuan, perlindunga
n terhadap perempuan
dan anak
Indeks
Pemberday
aan Gender (IDG)
83,0
2
0 83,2
5
83,7 84,0
2
84,2
5
84,5
6
Ratio KDRT 0,02 0 0,02 0,02 0,02 0,01
8
0,01
8
Meningkatn
ya peran serta
perempuan dalam
pembangun
an
Prosentase
partisipasi perempuan
di lembaga pemerintah
an dan
swasta
48,3
4
0 48,5 49,1
2
49,4
6
50 52
Meningkatnya
penyelesaian
pengaduan
tindak kekerasan
terhadap perempuan
dan anak
Persentase
penyelesaian
pengaduan tindak
kekerasan terhadap
perempuan
dan anak
100 0 100 100 100 100 100
BAB 5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan kebijakan dalam Renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak adalah strategi dan kebijakan Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka
menengah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang selaras
dengan strategi dan kebijakan daerah, serta rencana program prioritas dalam rancangan
RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bagaimana cara Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencapai tujuan, sasaran jangka
menengah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan target
kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Strategi dan kebijakan dalam
Renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selanjutnya
menjadi dasar perumusan kegiatan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak bagi setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang
komprehensif, strategi juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi,
reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja
mengagendakan aktifitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung
dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk
didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen dan
pemanfaatan teknologi informasi.
Strategi dan arah kebijakan yang dipilih Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah (Renstra)
diselaraskan dengan strategi dan kebijakan RPJMD Kota Madiun.
5.1 Strategi
Strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana
tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian
kebijakan. Strategi yang digunakan dalam rangka pencapaian sasaran Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan Perda PUG
2. Meningkatkan kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak
3. Pemberian Subsidi Air dan Listrik
4. Pemberian Bantuan Pangan Non Tunai
5. Pemberdayaan Fakir Miskin
5.2 Arah Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan
untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan
dan sasaran. Kebijakan yang diambil Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dalam rangka pelaksanaan strategi adalah sebagai berikut.
1. Penguatan Peran serta Perempuan melalui pemberdayaan
2. Penguatan Kapasitas Pegawai PPT melalui Bintek
3. Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar PMKS Melalui BPNTD, Subsidi listrik dan Air
serta Pembinaan dan Pemberdayaan
Keterkaitan antara strategi dan arah kebijakan Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dalam lima tahun mendatang dicantumkan pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Strategi dan Arah Kebijakan Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Visi RPJMD : “Terwujudnya Pemerintahan Bersih Berwibawa Menuju
Masyarakat Sejahtera”
Misi RPJMD yang terkait :
1. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance)
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dan memeratakan tingkat
kesejahteraan masyarakat Kota Madiun
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan taraf
hidup perempuan
dalam keluarga
melalui
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
terhadap
perempuan dan
anak
Meningkatnya peran
serta perempuan
dalam
pembangunan
Pembuatan Perda
PUG
Penguatan Peran
serta Perempuan
melalui
pemberdayaan
Meningkatnya
penyelesaian
pengaduan tindak
kekerasan terhadap
perempuan dan
Meningkatkan kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Tindak Kekerasan Terhadap
Penguatan
Kapasitas Pegawai
PPT melalui Bintek
Visi RPJMD : “Terwujudnya Pemerintahan Bersih Berwibawa Menuju
Masyarakat Sejahtera”
Misi RPJMD yang terkait :
1. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance)
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dan memeratakan tingkat
kesejahteraan masyarakat Kota Madiun
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
anak
Perempuan dan Anak
Meningkatkan
Peranan PSKS
dalam Pemenuhan
Kebutuhan Sosial
Dasar PMKS
Meningkatnya PMKS
yang dapat
memenuhi
kebutuhan dasar
subsidi listrik dan air bersih bagi pengembangan ekonomi
masyarakat.
Pemenuhan
Kebutuhan Sosial
Dasar PMKS Melalui
BPNTD, Subsidi
listrik dan Air serta
Pembinaan dan
Pemberdayaan
Pemberian Bantuan Pangan Non Tunai
BAB 6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program pembangunan yang
berkesinambungan yang tertuang dalam visi yang tercantum dalam RPJMD Kota Madiun
Tahun 2019−2024, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Madiun membuat Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah dan
didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun. Rencana program, kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif dapat ditampilkan pada tabel
berikut:
BAB 7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan dapat dilihat dari indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator
kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai perangkat daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran RPJMD yang telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan kunci utama
yang harus dilaksanakan dan dilakukan pengukuran setiap tahun untuk mengetahui
tingkat keberhasilan capaian.
Adapun Indikator kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kota
Madiun Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No. Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD Tahun 0 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 83,02 83,25 83,7 84,02 84.25 84,56 84,56
2. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintahan dan swasta
48,34 48,5 49,12 49,46 50 52 52
3. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintahan
13,32 13,32 13,36 13,42 13,47 13,5 13,5
4. Persentase Rehabilitasi Sosial dasar penyandang
disabilitas terlantar di luar panti
100 100 100 100 100 100 100
5. Persentase Rehabilitasi Sosial dasar anak terlantar
diluar panti
100 100 100 100 100 100 100
6. Persentase Rehabilitasi sosial Dasar Lanjut Usia
terlantar di luar panti
100 100 100 100 100 100 100
7. Persentase Rehabilitasi Sosial Dasar Tuna Sosial
khususnya gelandangan dan pengemis di luar
panti
100 100 100 100 100 100 100
8. Persentase Perlindungan dan Jaminan Sosial pada saat tanggap dan paska bencana bagi korban bencana kab/ kota
100 100 100 100 100 100 100
9. Persentase PMKS yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal
80 91 91 91 91 91 91
10. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani
100 100 100 100 100 100 100
11. Rasio KDRT
0,02 0,02 0,02 0,02 0,018 0,018 0,018
12. Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan
100 100 100 100 100 100 100
13. Persentase Penanganan Pengaduan Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
100 100 100 100 100 100 100
BAB 8
PENUTUP
Rencana strategis (Renstra) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun merupakan penjabaran dari RPJMD 2019 - 2024.
Dengan adanya renstra ini diharapkan semua kegiatan Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun dapat berjalan
terarah, terukur dan memenuhi kebutuhan pembangunan dan pengembangan
melalui pendekatan pemberdayaan.
Setelah selesainya penyusunan Renstra ini segera akan dilanjutkan
dengan penyusunan Renja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun, diharapkan penyusunan Renja tersebut tersebut
menjadi pedoman dan acuan kerja dalam mewujudkan implementasi Renstra
melalui pertahanan Renja setiap tahunannya.
Renstra ini disusun dengan pola partisipatif dengan melibatkan
masyarakat dan stakeholder, karena itu Renja yang disusun akan merupakan
manivestasi dan keterlibatan masyarakat, yang dalam pelaksanaan dan
pengawasan harus tetap dilibatkan, Renstra ini juga dapat digunakan sebagai
sarana evaluasi kinerja dan menjadi alat ukur indikator keberhasilan kinerja Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun dalam
kurun lima tahun kedepan.
Disamping itu karena Renstra sebagai pengatur arah pembangunan
organisasi dimasa depan, oleh karenanya diharapkan juga partisipasi yang
optimal dari seluruh jajaran Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Madiun, demi keberhasilan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.