1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar ...
Transcript of 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar ...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat
menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan
usahanya. Perusahaan dituntut pula untuk dapat memiliki value added dalam
setiap bidang usahanya agar dapat bersaing dengan kompetitor, apalagi saat ini
masyarakat ataupun konsumen semakin kritis terhadap kebutuhan dan keinginan
mereka. Kini masyarakat ataupun konsumen tidak hanya butuh barang dan jasa
tertentu, melainkan juga barang dan jasa dengan mutu yang baik dan harga yang
kompetitif.
Namun hal tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah, mengingat
beberapa perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan,
seperti selera maupun beberapa aspek psikologis sosial dan kultur pelanggan.
Tugas untuk mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan manajerial yang
tidak ringan, kepergian pelanggan merupakan salah satu kadar ukuran yang paling
nyata di dalam bisnis.
Melihat kenyataan tersebut, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap
perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk menarik minat masyarakat, salah
satunya dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas jasa yang akan
berpengaruh terhadap loyalitas pada konsumen.
Kualitas pelayanan atau kualitas jasa merupakan indikator mutu atau
kualitas dari keberadaan jasa yang sedang digunakan. Menuru Kotler (2007:66)
2
menyatakan bahwa total quality management dapat tercapai apabila terus
dilakukan pengembangan dan peningkatan kualitas secara menyeluruh, baik dari
segi proses, produk, maupun pelayanan. Pada intinya, perbaikan mutu secara
berkala dilakukan untuk meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan, sampai
konsumen dapat merasakan manfaat jasa tersebut.
Perusahaan harus dapat mendesain kualitas pelayanan, yaitu melalui lima
dimensi jasa yang lebih unggul dari pesaing-pesaingnya untuk mengantisipasi
agar perusahaan mampu bersaing dan dapat memberikan pelayanan yang
maksimal. Lima dimensi jasa tersebut menurut Lovelock (2008:98) adalah
keberwujudan (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
jaminan (assurance), dan empati (empathy).
Bentuk dan macam-macam pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan
yang satu dapat berbeda dengan perusahaan lain. Masing-masing perusahaan
berusaha menarik minat konsumen agar kemudian menjadi konsumen yang loyal.
Loyalitas konsumen dapat mengakibatkan tumbuhnya keinginan untuk
melakukan pembelian ulang dan akan dengan sukarela merekomendasikan produk
tersebut kepada orang lain (Lovelock dan Wright, 2008,133). Rekomendasi
kepada orang lain tersebut terjadi bukan hanya dikarenakan oleh kualitas jasa
yang baik, melainkan juga karena konsumen merasakan kepuasan apabila
menggunakan barang atau jasa yang dimaksud. Kepuasan yang dirasakan
konsumen secara langsung akan membuat konsumen merasa yakin bahwa
perusahaan telah mampu berbuat sesuai dengan harapannya. Pada prinsipnya,
perusahaan ingin berupaya menghasilkan kualitas yang baik sehingga membuat
3
konsumen merasa puas dan pada akhirnya berniat untuk merekomendasikan jasa
tersebut kepada orang lain.
Seperti halnya PT Pos indonesia (Persero), Sebagai perusahaan perseroan
yang berdiri sendiri dalam menentukan nasibnya maka PT Pos Indonesia sebagai
konsekuensi dari perubahan Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas
dihadapkan pada berbagai tantangan, diantaranya munculnya para pesaing yang
mengharuskan perusahaan untuk lebih giat meningkatkan mutu pelayanan dan
jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk para
pelanggannya.
Kualitas pelayanan akan dihasilkan oleh operasi yang dilakukan
perusahaan, dan keberhasilan proses operasi perusahaan ditentukan oleh banyak
faktor, antara lain faktor karyawan, sistem, teknologi dan keterlibatan nasabah.
Berdasarkan pernyataan diatas, Jika PT.Pos Indonesia ingin memuaskan para
konsumennya, maka sudah seharusnya tingkat pelayanan yang diberikan sama
atau bahkan melebihi ekspektasi mereka dalam memuaskan para konsumennya.
PT.Pos Indonesia (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
jasa maka perlu untuk mengetahui apa yang di inginkan pelanggan, kapan
pelanggan menginginkan,dan bagaimana pelanggan menginginkan.
Layanan Bisnis Logistik merupakan salah satu layanan jasa dari PT.Pos
Indonesia (Persero) dan merupakan bisnis yang semakin menarik dan
menggiurkan bagi perusahaan lain, Hal ini dapat terlihat dari semakin
menjamurnya perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidang logistik,
baik perusahaan jasa titipan ataupun perusahaan kargo.
4
Berdasarkan perkembangan inilah PT.Pos Indonesia (Persero) mulai
memasuki era persaingan yang cukup signifikan yang sulit untuk diidentifikasi.
Dalam lingkungan seperti ini PT Pos Indonesia (Persero) akan berhadapan dengan
pesaing-pesaing besar maupun kecil yang menjanjikan pelayanan yang
memuaskan yang akan menjadikan suatu ancaman jika tidak tanggap dalam
menyikapi, karena ancaman ini akan datang tanpa terduga dan tiba-tiba. Untuk itu
maka PT.Pos Indonesia (Persero) dianggap perlu untuk berbenah diri dengan
transformasi serta mendefinisikan bisnisnya.
Untuk memenangkan persaingan, khususnya di bidang pengiriman jasa
(Logistik), PT.Pos Indonesia Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000 harus
bisa memberikan jasa yang baik kepada pelanggannya. Peningkatan kualitas akan
jasa yang ditawarkan sangat berpengaruh terhadap pelanggan, hal ini disebabkan
karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan
kompetitif, Disamping itu peningkatan kualitas jasa yang baik juga dapat
menimbulkan loyalitas pelanggan, sekaligus menarik pelanggan baru. Hal tersebut
sangat menguntungkan perusahaan, karena melalui terpuaskannya kebutuhan
pelanggan, pelanggan tidak akan melirik perusahaan lain.
Beberapa upaya yang dilakukan oleh PT.Pos Indonesia Kantor Pos Besar
Asia Afrika Bandung 40000 guna meningkatkan kualitas jasa pada layanan
pengiriman barang, mail dan kilat khusus adalah : Pengembangan produk-produk
yang berbasis teknologi informasi. meningkatkan pencapaian target ketepatan
waktu pengiriman barang/paket/surat, perbaikan lokasi pelayanan agar dibuat
5
lebih nyaman baik untuk karyawan maupun untuk konsumen dan fasilitas lebih
dilengkapi agar membuat pelanggan merasa puas.
Setelah penulis melakukan survei dan wawancara langsung pada beberapa
konsumen khususnya pada konsumen yang melakukan pengiriman barang dan
pengiriman paket khusus (Logistik) di Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung
40000, serta berbincang dengan Bpk Amas selaku bagian SDM Kantor Pos
Besar, ternyata fakta yang terjadi di lapangan berbeda, hasil dari observasi langsung
mengenai kulitas jasa yang diberikan, ditemukan beberapa fenomena yang bertolak
belakang dengan harapan pelanggan mengenai kualitas jasa yang baik, Misalnya:
masih banyaknya keluhan dari konsumen mengenai keterlambatan waktu
pengiriman paket barang dan bisnis expres, serta pelayanan jasa yang kurang
ramah dan memuaskan konsumen yang berdampak pada loyalitas pelanggan
sehingga data penjualan tersebut menurun.
Dibawah ini merupakan data penjualan jasa / produk pos logistik regional
bandung yaitu pengiriman barang, kilat khusus, EMS, dan bisnis expres. Data
tersebut dapat menjelaskan bahwa data penjualan produk PT.Pos mengalami
penurunan dan akan dijelaskan lebih lanjut dalam grafik dibawah ini.
6
3.400.000
3.450.000
3.500.000
3.550.000
3.600.000
3.650.000
3.700.000
3.750.000
3.800.000
3.850.000
2009 2010 2011
Pengiriman barang, Kilat Khusus, EMS, Bisnis Expres
Tabel 1.1
data penjualan jasa / produk pos logistik regional bandung yaitu pengiriman
barang, kilat khusus, EMS, dan bisnis expres 2009 – 2011
Sumber : Bagian data statistik PT POS (data telah diolah)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang membahas mengenai kualitas jasa Pada Kantor Pos Besar Asia
Afrika Bandung 40000 (Persero) sebagai objek penelitian serta pengaruhnya
terhadap Loyalitas Konsumen. Untuk itu penulis mengajukan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada
Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000 (Persero).”
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat ditarik
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap Kualitas jasa Pos Logistik yang
diberikan oleh Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000.
Pengiriman barang,
Kilat Khusu, EMS,
Bisnis Express
7
2. Bagaimana Loyalitas pelanggan Pos Logistik yang diberikan oleh Kantor
Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000.
3. Berapa besar pengaruh kualitas jasa terhadap Loyalitas pelanggan Kantor
Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000.
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data,
mencari dan mendapatkan informasi serta menambah literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah penelitian khususnya dalam rangka untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Kualitas jasa terhadap Loyalitas. Selain itu, penelitian ini
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh Ujian Sidang
dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas
Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pelanggan terhadap Kualitas jasa
yang diberikan Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000 khususnya
di bagian Logistik.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pelanggan terhadap Loyalitas
yang diberikan oleh Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000
khususnya di bagian Logistik.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas jasa Pos Logistik
terhadap loyalitas pelanggan pada Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung
40000.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahan
Menjadi bahan referensi sekaligus pertimbangan perusahaan dalam
menyempurnakan Loyalitas guna mencapai keunggulan dalam bersaing.
2. Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan.
Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta sebagai acuan referensi
dan dokumentasi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat
membandingkan antara teori yang telah penulis peroleh di bangku kuliah.
Selain itu penulis pun berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat saat
masuk dalam dunia kerja.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik,
sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa mendorong timbulnya perhatian
pada industri jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) menyatakan
bahwa :
“Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak
berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.”
Kualitas Jasa
Salah satu cara utama membedakan sebuah perusahaan jasa adalah
memberikan jasa berkualitas tinggi dari pesaing secara konsisten. Dan kuncinya
9
adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa pelanggan. Lima penentu
mutu jasa menurut Rambat dan Hamdani (2006 ;182), kelimanya disajikan
secara berurut berdasarkan tingkat kepentingannya :
1. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama
untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan
akurasi yang tinggi.
2. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas, tidak membiarkan pelanggan menunggu persepsi
yang negatif dalam kualitas pelayanan.
3. Jaminan dan kepastian (assurence)
Yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain: komunikasi
(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
4. Empati (empathy)
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya
10
memahami keinginan pelanggan. Di mana suatu perusahaan diharapkan
memiliki perhatian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian
yang nyaman bagi pelanggan.
5. Berwujud (tangible)
Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pihak ekternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana
fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya
merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.
Dimensi kualitas jasa tersebut dipergunakan dalam menilai seberapa jauh
antara harapan pelanggan dan kenyataan yang dirasakan olehnya terhadap
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa
pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga
pemasaran internal dan interaktif. Ada beberapa strategi pemasaran yang dapat
diterapkan perusahaan jasa seperti yang dikemukakan oleh Gronroos dalam
Kotler dan Amstrong (2008:293) yaitu :
1. Pemasaran Eksternal
Menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga,
mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tesebut kepada pelanggan.
2. Pemasaran internal
Menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya
untuk melayani pelanggan dengan baik.
11
3. Pemasaran Interaktif
Menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien. Karena
klien tersebut menilai jasa bukan hanya berdasarkan mutu teknisnya tetapi
juga berdasarkan mutu fungsionalnya.
Gambar 1.1
Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa
Perusahaan
Karyawan Pemasaran Pelanggan
Interaktif
Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:295)
Karakteristik Jasa
Jasa memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari produk
berupa barang dan berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya.
Karakteristik jasa menurut Kotler dan Amstrong (2008:292) dalam Marketing
Sales :
12
1. Tidak Berwujud (intangibility)
Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum dibeli. Orang yang menjalani operasi wajah tidak dapat melihat
hasilnya yang sesungguhnya sebelum ia membeli jasa tersebut, dan pasien di
ruang praktik psikiater tidak dapat mengetahui hasil yang sesungguhnya
2. Tidak Terpisahkan (inseparability)
Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak
berlaku bagi barang–barang fisik, yang diproduksi, disimpan sebagai
persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian.
3. Bervariasi (variability)
Karena tergantung pada siapa memberikannya dan kapan dan di mana
diberikan, jasa sangat bervariasi. Beberapa dokter memiliki keramahan sangat
baik dengan pasien, yang lain kurang sabar dengan pasien – pasiennya.
4. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) tersebut
tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. Jika
permintaan berfluktuasi, perusahaan – perusahaan jasa menghadapi masalah
yang rumit.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa memiliki karakteristik
yang berbeda dengan barang berwujud. Hal ini berakibat bahwa dalam
pemasarannya jasa akan memerlukan penanganan yang berbeda.
13
Loyalitas
Perilaku setelah pembelian suatu produk ditentukan oleh kepuasan atau
ketidak puasan akan suatu produk sebagai akhir dari proses penjualan. Bagaimana
perilaku pelanggan dalam melakukan pembelian kembali, bagaimana sikap
pelanggan dalam mengekspresikan produk yang dipakainya dan perilaku lain
yang menggambarkan reaksi pelanggan atas produk yang telah dirasakannya.
Setiap perusahaan pasti menginginkan konsumen yang loyal karena
konsumen yang loyal akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan. Selain itu, konsumen yang loyal merupakan tujuan akhir dari setiap
perusahaan.
Pengertian loyalitas yang didefinisikan oleh Tjiptono (2005;110) dalam bukunya
Service Quality Satisfaction. yaitu:
“Loyalitas adalah situasi dimana konsumen bersikap positif terhadap
produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola pembelian
ulang yang konsisten.”
Sedangkan menurut Lovelock dalam Service Marketing (2004;352)
loyalitas adalah:
“Loyalty is describe a customers willingness to continue patronizing a
firm over the long term, purchasing and using its goods and services on
a repeated and preferably exlusive basis and recommending the firms
product to friends and associates.”
Artinya, loyalitas menggambarkan keinginan konsumen untuk terus
berlangganan dalam jangka waktu yang panjang, melakukan pembelian dan
menggunakan barang dan jasa secara berulang dan merekomendasikan produk
perusahaan kepada teman atau koleganya.
14
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merupakan suatu
sikap positif konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang disertai dengan
perilaku pembelian secara berulang dan bersikap konsisten, yang selanjutnya
konsumen merekomendasikan produk atau jasa perusahaan tersebut kepada orang
lain.
Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Konsumen yang loyal merupakan asset tak ternilai bagi perusahaan.
Bagaimana menilai konsumen itu loyal atau tidak, Tjiptono (2006;108)
mengemukakan beberapa karakteristik dari pelanggan yang loyal, diantaranya
adalah:
1. Melakukan pembelian ulang yang konsisten
Pelanggan membeli kembali produk yang sama yang ditawarkan
perusahaan.
2. Merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain
Pelanggan melakukan komunikasi dari mulut ke mulut berkenaan dengan
produk tersebut kepada orang lain.
3. Konsumen tidak mudah beralih kepada produk pesaing
Pelanggan tidak tertarik terhadap tawaran produk sejenis dari pesaing.
Hipotesis :
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut : “Kualitas Jasa mempunyai hubungan
positive Terhadap Loyalitas pelanggan“
15
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif.
Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2005:54), yaitu :
“Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.”
1.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui atau memperoleh data di lapangan, maka perlu
dilakukan pengumpulan data. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis
menggunakan dua teknik pengumpulan data yang lazim dipakai dalam penulisan
ilmiah yaitu sebagai berikut :
1. Riset kepustakaan ( Library Research)
Riset kepustakaan yaitu teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data dengan membaca buku yang ada kaitannya dengan materi yang
dibahas. Data yang diperoleh menjadi data sekunder yang akan di
proses manjadi tinjauan pustaka,
Dalam pengumpulan data kepustakaan, penulis menempuh dua cara
yaitu :
a. Kutipan langsung, yaitu mengutip suatu pendapat sesuai
dengan redaksi aslinya.
16
b. Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip suatu pendapat dengan
mengadakan perubahan redaksi melalui ikhtisar dan ulasan.
Data yang diperoleh akan menjadi data sekunder yang akan diproses
menjadi tinjauan pustaka.
2. Riset lapangan ( Field Research )
Riset lapangan yaitu teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan penelitian langsung di daerah tertentu.
Untuk memperoleh data tersebut digunakan teknik observasi,
interview, dokumentasi, dan angket. Untuk observasi dipergunakan
dalam melaksanakan pengamatan langsung ke tempat penelitian untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan, misalnya sarana dan prasarana
yang ada di tempat penelitian.
Teknik interview digunakan untuk data lisan yang tidak dapat
diperoleh melalui angket dan hasil interview tidak dianalisa secara
tersendiri. Sedangkan teknik angket digunakan dalam penelitian ini
untuk memperoleh data yang ada hubungannya dengan permasalahan.
Data yang diperoleh menjadi data primer yang akan diolah, di analisi
dan akan ditarik kesimpulan di bab 4
1.8 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap PT.Pos
Indonesia (Persero). Penelitian ini dilakukan secara langsung ke PT.Pos Indonesia
Kantor Pos Besar Asia Afrika Bandung 40000 yang beralamat di Jln Asia afrika
No 49. Penelitian dilakukan pada bulan September 2012 sampai dengan selesai.