09E02639 (1)

106
KARAKTERISTIK PENDERITA PERDARAHAN ANTEPARTUM YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : ERNAWATI GULTOM NIM. 051000052 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

description

jj

Transcript of 09E02639 (1)

  • KARAKTERISTIK PENDERITA PERDARAHAN ANTEPARTUM YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH

    MEDAN TAHUN 2004-2008

    SKRIPSI

    Oleh :

    ERNAWATI GULTOM NIM. 051000052

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2009

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • KARAKTERISTIK PENDERITA PERDARAHAN ANTEPARTUM YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH

    MEDAN TAHUN 2004-2008

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Kesehatan masyarakat

    Oleh :

    ERNAWATI GULTOM NIM. 051000052

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • ABSTRAK

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu yang disebabkan plasenta previa, solusio plasenta, dan penyebab lain. Insidens plasenta previa dan solusio plasenta di Indonesia masing-masing 0,5% dan 2%. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 85 kasus selama tahun 2004-2008. Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 85 data penderita (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi-square, Exact Fisher, t, dan Kruskal-Wallis

    Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak 84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan daerah asal kota Medan 89,4%. Proporsi mediko obstetri tertinggi : paritas nullipara 34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa 92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 25,9% yaitu seksio cesarea 50,0%. Proporsi gejala objektif tertinggi : kadar Hb

  • ABSTRACT

    Antepartum bleeding is bleeding happened after pregnancy 28 weeks which caused by previa placenta, solutio placenta, and other causes. Incidence rate of previa placenta and solutio placenta each 0,5% and 2%. In Elisabeth Hospital Medan there is 85 cases of antepartum bleeding. In order to know characteristics of antepartum bleeding patients who are hospitalized in Elisabeth Hospital Medan, descriptive study has been done by using case series design. The population and sample were 85 data patients (total sampling). Data was analized descriptively by using test of chi-square, Fishers Exact, t, and Kruskal-Wallis.

    Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of antepartum bleeding cases as it shows by the formula y = -3,8x + 28,4. Socio-demographically, the highest proportion: age 20-35 years 81,2%, Batak ethnic 84,7%, Christian 64,7%, house-keeper 52,9%, dan reside in Medan 89,4%. Medico obstetric, the highest proportion:nullipara 34,2%, age pregnancy >28 weeks 82,4%, caused bleeding is previa placenta 92,9%, there is bad obstetric history 25,9%, the type of bad obstetry history is sectio cesarea 50,0%. Objective symptomp, the highest proportion:Hb not normal 36,5%, soft anemic 96,8%, systolic blood pressure is low 58,8% and diastolic blood pressure is normal 49,4%, high of uteri fundus is normal 83,5%, and heart beat of foetus is normal 98,8%. Status of treatment, the highest proportion:revocation 71,8%, type of revocation is docter of specialist obstetric and ginocology 90,2%, medical act is active 77,6%, condition of babys born is life 95,5%, and condition of mother when go home is cure 84,7%. Average length of stay 5,79 days (6 days). There is no significant differences proportion of medical act and caused bleeding (p=0,580); average length of stay and caused bleeding (p=0,733); average length of stay and medical act (p=0058).Average length of stay who clinical recovery and outpatient is longer than cure and discharged of self request (F=4,765; p=0,030; 7,67 days vs 5,68 days vs 3,50 days).

    To docters and nurses more give information to pregnant mothers about sickness and complication of pregnancy and medical record to pay more attention to those patients who are suffering from antepartum bleeding by collecting more detail information, and also to mothers who had risk factors in order to conscientious and always take care her pregnancy regularly. Key words : Antepartum bleeding, Characteristics of patient

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Ernawati Gultom

    Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 9 Juni 1987

    Agama : Kristen Protestan

    Status Perkawinan : Belum Kawin

    Jumlah Bersaudara : 6 orang

    Alamat Rumah : Jl. Bandar II No.1 Rt 006 Rw 06 Kel, Rawa Badak

    Selatan, Kec. Koja, Jakarta Utara

    Riwayat Pendidikan :

    1. 1993-1999 : SD Tabita Jakarta

    2. 1999-2002 : SLTP Negeri 30 Jakarta

    3. 2002-2005 : SMA Negeri 13 Jakarta

    4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

    dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008. Skripsi ini merupakan salah satu

    syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara.

    Secara khusus, skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua

    tercinta, papaku L. Gultom dan mamaku L. Manurung, yang telah membesarkan

    penulis dengan penuh kasih sayang, berkorban materi maupun memberikan dorongan

    secara moril dan spiritual, dan selalu memberi semangat maupun motivasi bagi

    penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

    Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof.

    dr.Nerseri Barus, MPH selaku dosen pembimbing I, Bapak Drs. Jemadi, M.Kes

    selaku dosen pembimbing II, Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen pembanding I,

    dan juga kepada Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen pembanding II yang

    memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

    Dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

    berbagai pihak, untuk itu penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih dan

    penghargaan yang tulus kepada :

    1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku kepala Departemen

    Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik.

    4. Bapak Direktur Balai Pelayanan Kesehatan RS Santa Elisabeth Medan, Suster

    Kepala Bagian Rekam Medik beserta seluruh pegawai di bagian rekam medik RS

    Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan izin dan bantuan dalam

    pelaksanaan penelitian.

    5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan pengajaran selama penulis mengikuti

    proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    dan seluruh pegawai serta staff yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    6. Guru-guru penulis dari SD sampai SMA yang telah mendidik dan mengajar

    penulis sehingga bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

    7. Abang dan adik-adik penulis (BRisman, Riyanto, Tika, Siska, dan Eri) buat doa,

    motivasi, dan kasih sayangnya, serta sanak keluarga yang telah memberikan

    bantuan secara moril maupun materi kepada penulis selama mengikuti pendidikan

    di FKM USU dan penyelesaian skripsi ini.

    8. Sahabat-sahabat penulis (Arden Jaya, Rilma, Herty, Lisa, Melfa, Nduma, Fourgel,

    Vida, dll), teman-teman peminatan Epidemiologi, dan rekan-rekan mahasiswa

    FKM USU angkatan 2005 buat kebersamaannya selama mengikuti pendidikan di

    FKM USU.

    9. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Tak Ada Gading yang Tak Retak. Penulis menyadari bahwa dalam

    penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan

    skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

    Medan, Juli 2009

    Penulis

    Ernawati Gultom

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • DAFTAR ISI

    Halaman Persetujuan .............................................................................................. i Abstrak...................................................................................................................... ii Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................. iv Kata Pengantar ....................................................................................................... v Daftar Isi .................................................................................................................. viii Daftar Tabel............................................................................................................. xii Daftar Gambar........................................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

    1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 5 1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................... 5

    1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 7 2.1. Defenisi .................................................................................................. 7 2.2. Klasifikasi ............................................................................................. 8

    2.2.1. Plasenta Previa ........................................................................... 8 2.2.2. Solusio Plasenta ......................................................................... 9 2.2.3. Perdarahan yang Belum Jelas Sumbernya ................................. 10

    2.3. Epidemiologi .......................................................................................... 11 2.3.1. Distribusi Frekuensi ................................................................... 11 2.3.2. Faktor Determinan ..................................................................... 12

    2.4. Gambaran Klinis .................................................................................... 16 2.5. Diagnosis................................................................................................ 17

    2.5.1. Anamnesis .................................................................................. 17 2.5.2. Inspeksi ...................................................................................... 18 2.5.3. Pemeriksaan Fisik Ibu................................................................ 18 2.5.4. Palpasi Abdomen ....................................................................... 18 2.5.5. Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ) ..................................... 18 2.5.6. Pemeriksaan Inspekulo .............................................................. 19 2.5.7. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung ............................... 19 2.5.8. Penentuan Letak Plasenta Secara Langsung .............................. 19

    2.6. Pencegahan............................................................................................. 19 2.6.1. Pencegahan Primer..................................................................... 19 2.6.2. Pencegahan Sekunder ................................................................ 21 2.6.3. Pencegahan Tersier .................................................................... 24

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 3 KERANGKA KONSEP ............................................................................. 25 3.1. Kerangka Konsep................................................................................... 25 3.2. Defenisi Operasional.............................................................................. 26

    BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................... 32

    4.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 32 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 32

    4.2.1. Lokasi Penelitian........................................................................ 32 4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................................ 32

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 32 4.3.1. Populasi Penelitian ..................................................................... 32 4.3.2. Sampel Penelitian....................................................................... 33

    4.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 33 4.5. Pengolahan dan Analisa Data................................................................. 33

    BAB 5 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 34

    5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan......................................... 34 5.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan

    Tahun ................................................................................................... 36 5.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan

    Sosiodemografi .................................................................................... 37 5.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan

    Mediko Obstetri ................................................................................... 38 5.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan

    Gejala Objektif ..................................................................................... 40 5.6. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan

    Status Rawatan..................................................................................... 42 5.7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi Penderita Perdarahan

    Antepartum........................................................................................... 43 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan

    Antepatum ........................................................................................... 43 5.9. Analisa Statistik ................................................................................... 44

    5.9.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan .............................. 44 5.9.2. Keadaan Janin Berdasarkan Penyebab Perdarahan.................. 45 5.9.3. Penatalaksanaanan Medis Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan................................................................................ 45 5.9.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu

    Sewaktu Pulang........................................................................ 46 5.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan................................................................................ 47 5.9.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan

    Penatalaksanaan Medis ........................................................... 48 5.9.7. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan

    Ibu Sewaktu Pulang ................................................................. 48

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 6 PEMBAHASAN ........................................................................................... 50 6.1. Distribusi dan Trend Kunjungan Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Data Tahun 2004-2008................................. 50 6.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan

    Sosiodemografi ..................................................................................... 51 6.2.1. Umur ........................................................................................... 51 6.2.2. Suku ............................................................................................ 52 6.2.3. Agama ......................................................................................... 53 6.2.4. Pekerjaan..................................................................................... 54 6.2.5. Daerah Asal................................................................................. 55

    6.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Mediko Obstetri .................................................................................... 57 6.3.1. Paritas.......................................................................................... 57 6.3.2. Usia Kehamilan........................................................................... 58

    6.3.3. Penyebab Perdarahan .................................................................. 59 6.3.4. Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek.......................................... 60 6.3.5. Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek................................. 61

    6.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Gejala Objektif ...................................................................................... 62 6.4.1. Kadar Hb ..................................................................................... 62 6.4.2. Anemia ........................................................................................ 63 6.4.3. Tekanan Darah Sistolik ............................................................... 64 6.4.4. Tekanan Darah Diastolik............................................................. 65 6.4.5. Tinggi Fundus Uteri .................................................................... 66 6.4.6. Denyut Jantung Janin .................................................................. 67

    6.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Status Rawatan...................................................................................... 68 6.5.1. Asal Kedatangan ......................................................................... 68

    6.5.2. Jenis Rujukan .............................................................................. 69 6.5.3. Penatalaksanaan Medis ............................................................... 70

    6.5.4. Keadaan Bayi Lahir..................................................................... 71 6.5.5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ..................................................... 73

    6.6. Lama Rawatan rata-rata Ibu .................................................................. 74 6.7. Analisa Statistik .................................................................................... 75

    6.7.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan ............................... 75 6.7.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan................................................................................. 76 6.7.3. Penatalaksanaa Medis Berdasarkan Keadaan Ibu

    Sewaktu Pulang......................................................................... 77 6.7.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan................................................................................. 79 6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan

    Penatalaksanaan Medis ............................................................. 80 6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan

    Sewaktu Pulang......................................................................... 81

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 83 7.1. Kesimpulan ........................................................................................... 83 7.2. Saran...................................................................................................... 85

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Master Data Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Statistik Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth MedanTahun 2004-2008 ............................................. 36

    Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................... 37

    Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Mediko Obstetri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................... 39

    Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Gejala Objektif yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................... 41

    Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Status Rawatan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................... 42

    Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan

    Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 44

    Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 44

    Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

    Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................ 45

    Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

    Keadaan Ibu Sewaktu Pulang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................ 46

    Tabel 5.10. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 47

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................................... 48

    Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu

    Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 49

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Perdarahan Antepartum

    Berdasarkan Data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.............................................................................. 50

    Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 51

    Gambar 6.3. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 52

    Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 54

    Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 55

    Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............ 56

    Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 57

    Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Usia Kehamilan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................................................................................. 58

    Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 59

    Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................................ 60

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................. 61

    Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Kadar Hb yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 62

    Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Anemia yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 63

    Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 64

    Gambar 6.15. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 65

    Gambar 6.16. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum yang Dirawat Inap Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................................................................................. 66

    Gambar 6.17. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Denyut Jantung Janin yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 67

    Gambar 6.18. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Asal Kedatangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................................................................................. 68

    Gambar 6.19. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Jenis Rujukan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............ 69

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Gambar 6.20. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 70

    Gambar 6.21. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Keadaan Bayi Lahir yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 72

    Gambar 6.22. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan

    Antepartum Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................................................ 73

    Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan

    Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................... 75

    Gambar 6.24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis

    Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 76

    Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan medis Berdasarkan

    Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................. 78

    Gambar 6.26. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab

    Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................ 79

    Gambar 6.27. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan

    Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................................ 80

    Gambar 6.28. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu

    Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................ 81

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas sumber

    daya manusia. Pencapaian kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat

    berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, maupun masa nifas.1

    Salah satu tantangan dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah

    masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.2 AKI merupakan salah satu

    parameter kemampuan suatu negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

    terhadap masyarakat.3

    Menurut World Health Organization (2007), pada tahun 2005 AKI di dunia

    400 per 100.000 kelahiran hidup, negara maju AKI 9 per 100.000 kelahiran hidup,

    dan negara berkembang 450 per 100.000 kelahiran hidup. Di Afrika AKI 820 per

    100.000 kelahiran hidup, Asia 330 per 100.000 kelahiran hidup, Amerika Latin dan

    Karibia 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan Oceania 430 per 100.000 kelahiran

    hidup.4

    Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 AKI di

    Indonesia 420 per 100.000 kelahiran hidup, 390 per 100.000 kelahiran hidup tahun

    1994 dan 373 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1995.5

    Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKI di

    Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun

    atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • persalinan dan nifas. Dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, AKI di

    Indonesia adalah tertinggi. Dapat dilihat pada tahun 2002 AKI di Thailand 44 per

    100.000 kelahiran hidup, di Brunai 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan di Myanmar

    255 per 100.000 kelahiran hidup.6

    Di Sumatera Utara pada tahun 2002 AKI 360 per 100.000 kelahiran hidup,

    tahun 2003 AKI 345 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 AKI 330 per 100.000

    kelahiran hidup dan tahun 2005 AKI 315 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini

    menunjukkan AKI cenderung menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang

    ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 150 per 100.000

    kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya

    diperkirakan target tersebut di masa mendatang tidak tercapai.1

    Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2002 bahwa pada tahun

    2000 AKI 172 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2001 AKI 165 per 100.000

    kelahiran hidup dan tahun 2002 AKI juga sebesar 165 per 100.000 kelahiran hidup.7

    Kematian ibu hamil dapat terjadi dengan tiga peristiwa dalam satu rangkaian,

    yaitu seorang wanita hamil, menderita komplikasi obstetrik, dan komplikasi tersebut

    menyebabkan kematian.8 Tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh trias klasik,

    yaitu perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi yang merupakan penyebab

    kematian obstetrik secara langsung dimana penyebab yang paling banyak adalah

    perdarahan.9 Menurut SKRT 2001, proporsi penyebab obstetrik langsung 90%,

    sebagian besar disebabkan oleh perdarahan dengan proporsi 28%, eklamsia 24%, dan

    infeksi 11%.10

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Kasus perdarahan sebagai sebab utama kematian maternal dapat terjadi pada

    masa kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas.11 Perdarahan pada kehamilan harus

    selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada masa kehamilan

    muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut

    perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua

    adalah 28 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.12 Penyebab

    perdarahan antepartum antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan

    yang belum jelas sumbernya.12,13

    Di RSU Palembang dilaporkan 429 kasus perdarahan antepartum yang

    disebabkan oleh plasenta previa dari 14.765 persalinan (proporsi 2,9%) selama tahun

    1986-1990. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa di RSU

    Banda Aceh tahun 1990 dilaporkan 11 kasus dari 655 persalinan (proporsi 1,7%),

    sedangkan yang disebabkan oleh solusio plasenta dilaporkan 2 kasus dari 655

    persalinan (proporsi 0,3%).14

    Perdarahan antepartum akibat solusio plasenta di RSUD Dr.Moewardi

    Surakarta pada tahun 2001-2003 tercatat sebanyak 32 kasus dari 4.878 persalinan

    (proporsi 0,65%) atau 1 kasus tiap 154 persalinan.7 Di RSUD Arifin Achmad Pekan

    Baru pada tahun 2002-2006 tercatat sebanyak 33 kasus dari 12.709 persalinan

    (proporsi 0,26%).15

    Menurut penelitian ME Simbolon (2004) di RS Santa Elisabeth Medan selama

    kurun waktu 1999-2003. Pada tahun 1999 sebanyak 21 kasus, tahun 2000 sebanyak

    28 kasus, tahun 2001 sebanyak 34 kasus, tahun 2002 sebanyak 18 kasus, dan tahun

    2003 sebanyak 15 kasus. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • previa tercatat 90 kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 77,6%),

    sedangkan perdarahan antepartum yang disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 17

    kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 14,7%).16

    Di RS Dr. Pirngadi Medan selama kurun waktu 2001-2004, FR Bangun

    menemukan 126 kasus perdarahan antepartum dari 5040 persalinan (proporsi 2,5%).

    Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tercatat 96 kasus dari

    126 kasus perdarahan antepartum (proporsi 76,2%), sedangkan perdarahan yang

    disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 25 kasus dari 126 kasus perdarahan

    antepartum (proporsi 19,8%).17

    Pada survei pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit Santa

    Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 77 kasus selama

    tahun 2004-2008. Pada tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 34

    kasus, tahun 2006 sebanyak 10 kasus, tahun 2007 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2008

    sebanyak 9 kasus.

    Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian untuk

    mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di

    Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

    1.2. Rumusan Masalah

    Belum diketahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat

    inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat

    inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita perdarahan antepartum

    berdasarkan data tahun 2004-2008.

    b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum

    berdasarkan sosiodemografi (umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

    daerah asal).

    c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum

    berdasarkan mediko obstetri (paritas, keluhan, usia kehamilan, penyebab

    perdarahan, dan riwayat kehamilan/persalinan jelek)

    d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum

    berdasarkan gejala objektif (kadar Hb, tekanan darah, tinggi fundus uteri,

    keadaan uterus, denyut jantung janin)

    e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum

    berdasarkan status rawatan (asal rujukan, penatalaksanaan medis, keadaan

    janin, keadaan bayi, keadaan bayi sewaktu pulang, keadaan ibu sewaktu

    pulang).

    f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan

    antepartum.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan

    antepartum.

    h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan penyebab

    perdarahan.

    i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab

    perdarahan.

    j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan

    penyebab perdarahan.

    k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan

    keadaan ibu sewaktu pulang.

    l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab

    perdarahan.

    m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan

    medis.

    n. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu

    pulang.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan tentang karakteristik penderita perdarahan antepartum.

    1.4.2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang perdarahan antepartum

    dan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang dapat dijadikan sebagai

    referensi untuk penelitian yang akan datang.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Defenisi

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28

    minggu.12,18 Karena perdarahan antepartum terjadi pada kehamilan di atas 28 minggu

    maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga.19

    Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada trimester ketiga, akan

    tetapi tidak jarang juga terjadi sebelum kehamilan 28 minggu karena sejak itu segmen

    bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah

    tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai

    membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen

    bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat

    di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah

    terjadi perdarahan.12

    Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan

    plasenta. Hal ini disebabkan perdarahan yang bersumber pada kelainan plasenta

    biasanya lebih banyak, sehingga dapat mengganggu sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi

    dari ibu kepada janin. Sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan

    plasenta seperti kelainan serviks biasanya relatif tidak berbahaya. Oleh karena itu,

    pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal

    itu bersumber pada kelainan plasenta.11,12

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2.2. Klasifikasi

    Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang secara

    klinis biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya adalah plasenta previa dan

    solusio plasenta. Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi

    sebagai berikut :12

    2.2.1. Plasenta Previa

    Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

    abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

    pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).12,19,20

    Klasifikasi plasenta previa dibuat atas dasar hubungannya dengan ostium uteri

    internum pada waktu diadakan pemeriksaan. Dalam hal ini dikenal empat macam

    plasenta previa, yaitu :

    a. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri

    internum) tertutup oleh plasenta.

    b. Plasenta previa lateralis, apabila hanya sebagian dari jalan lahir (ostium uteri

    internum) tertutup oleh plasenta.

    c. Plasenta previa marginalis, apabila tepi plasenta berada tepat pada pinggir

    pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal).

    d. Plasenta letak rendah, apabila plasenta mengadakan implantasi pada segmen

    bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir.

    Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan

    sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.21,22

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Penentuan macamnya plasenta previa tergantung pada besarnya pembukaan

    jalan lahir. Misalnya plasenta previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi

    plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm. Begitu juga plasenta previa totalis

    pada pembukaan 3 cm dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm. Maka

    penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan keterangan mengenai

    besarnya pembukaan, misalnya plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm.20

    2.2.2. Solusio Plasenta

    Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio plasentae,

    accidental haemorrhage dan premature separation of the normally implanted

    placenta.19

    Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal

    terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.12,19

    Berdasarkan gejala klinik dan luasnya plasenta yang lepas, maka solusio

    plasenta dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :

    a. Solusio plasenta ringan

    Luas plasenta yang terlepas kurang dari 1/4 bagian, perut ibu masih lemas dan

    bagian janin mudah teraba, janin masih hidup, tanda persalinan belum ada,

    jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml, terjadi perdarahan

    pervaginam berwarna kehitam-hitaman.

    b. Solusio plasenta sedang

    Luas plasenta yang terlepas lebih dari 1/4 bagian tetapi belum sampai 2/3

    bagian, perut ibu mulai tegang dan bagian janin sulit diraba, jumlah darah

    yang keluar lebih banyak dari 250 ml tapi belum mencapai 1000 ml, ibu

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • mungkin telah jatuh ke dalam syok, janin dalam keadaan gawat, tanda-tanda

    persalinan biasanya telah ada dan dapat berlangsung cepat sekitar 2 jam.

    c. Solusio plasenta berat

    Luas plasenta yang terlepas telah mencapai 2/3 bagian atau lebih, uterus

    sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri, serta bagian janin sulit diraba,

    ibu telah jatuh ke dalam syok dan janin telah meninggal, jumlah darah yang

    keluar telah mencapai 1000 ml lebih, terjadi gangguan pembekuan darah dan

    kelainan ginjal. Pada dasarnya disebabkan oleh hipovolemi dan penyempitan

    pembuluh darah ginjal.23,24

    2.2.3. Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya12

    Perdarahan anterpartum yang belum jelas sumbernya terdiri dari :

    a. Pecahnya sinus marginalis

    Sinus marginalis adalah tempat penampungan sementara darah

    retroplasenter.21 Perdarahan ini terjadi menjelang persalinan, jumlahnya tidak

    terlalu banyak, tidak membahayakan janin dan ibunya, karena persalinan akan

    segera berlangsung. Perdarahan ini sulit diduga asalnya dan baru diketahui

    setelah plasenta lahir.3 Pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit

    dan menjelang pembukaan lengkap yang perlu dipikirkan kemungkinan

    perdarahan karena sinus marginalis pecah.18

    b. Pecahnya vasa previa

    Perdarahan yang terjadi segera setelah ketuban pecah, karena pecahnya

    pembuluh darah yang berasal dari insersio vilamentosa (keadaan tali pusat

    berinsersi dalam ketuban).21,25

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2.3. Epidemiologi

    2.3.1. Distribusi Frekuensi

    Perdarahan antepartum terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan, yang terdiri

    dari plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.9

    Seperti yang dikutip oleh D.Anurogo, Insidence Rate (IR) plasenta previa di

    Amerika Serikat terjadi pada 0,3-0,5% dari semua kelahiran.26 Menurut FG

    Cuningham di Amerika Serikat (1994) ditemukan IR perdarahan antepartum yang

    disebabkan oleh plasenta previa 0,3% atau 1 dari setiap 260 persalinan.27

    Di Indonesia, plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan

    (IR 0,5%).28 Menurut penelitian HR Soedarto di RSU Uli Banjarmasin tahun 1998-

    2001 tercatat proporsi plasenta previa 82,9% atau 92 kasus dari 111 perdarahan

    antepartum.29 Di RS Santa Elisabeth Medan (1999-2003), ME Simbolon menemukan

    90 kasus plasenta previa dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 77,6%)

    dengan kematian perinatal 4,4%.16

    Perdarahan antepartum yang diakibatkan solusio plasenta di Indonesia terjadi

    kira-kira 1 diantara 50 persalinan (IR 2%).12 Menurut penelitian Gunawan di RSU

    Padang (1997) dalam FR Bangun ditemukan proporsi solusio plasenta 0,48% atau 1

    diantara 210 persalinan.17 Menurut penelitian HR Soedarto di RSU Uli Banjarmasin

    tahun 1998-2001 tercatat proporsi solusio plasenta 5,4% atau 6 kasus dari 111

    perdarahan antepartum.29

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2.3.2. Faktor Determinan

    a. Umur

    Umur yang lebih tua dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan

    antepartum.12,19

    Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan

    persalinan adalah 20-35 tahun. Wanita pada umur kurang dari 20 tahun memiliki

    resiko yang lebih tinggi untuk mengalami perdarahan antepartum karena alat

    reproduksi belum sempurna atau matang untuk hamil. Selain itu, kematangan fisik,

    mental dan fungsi sosial dari calon ibu yang belum cukup menimbulkan keragu-

    raguan jaminan bagi keselamatan kehamilan yang dialaminya serta perawatan bagi

    anak yang dilahirkannya. Sedangkan umur di atas 35 tahun merupakan faktor yang

    dapat meningkatkan kejadian perdarahan antepartum karena proses menjadi tua dari

    jaringan alat reproduksi dari jalan lahir, cenderung berakibat buruk pada proses

    kehamilan dan persalinannya.12

    Perdarahan antepartum lebih banyak pada usia di atas 35 tahun. Wanita yang

    berumur 35 tahun atau lebih mempunyai resiko besar untuk terkena dibandingkan

    dengan wanita yang lebih muda.9,18

    Di RS Sanglah Denpasar Bali (2001-2002) ditemukan bahwa resiko plasenta

    previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar dibandingkan dengan

    umur

  • dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang

    adekuat.13

    b. Pendidikan

    Ibu yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, cenderung memperhatikan

    kesehatannya dibandingkan ibu yang tingkat pendidikannya rendah. Dengan

    pendidikan yang tinggi, diharapkan ibu mempunyai pengetahuan dan mempunyai

    kesadaran mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga

    timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan

    teratur.30

    c. Paritas

    Paritas dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu21,31 :

    1) nullipara, yaitu golongan ibu yang belum pernah melahirkan.

    2) primipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 1 kali.

    3) multipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 2-4 kali.

    4) grandemultipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 5 kali.

    Frekuensi perdarahan antepartum meningkat dengan bertambahnya paritas.10,18

    Perdarahan antepartum lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi. Wanita

    dengan paritas persalinan empat atau lebih mempunyai resiko besar untuk terkena

    dibandingkan dengan paritas yang lebih rendah.9,18

    Pada paritas yang tinggi kejadian perdarahan antepartum semakin besar karena

    endometrium belum sempat sembuh terutama jika jarak antara kehamilan pendek.

    Selain itu kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali

    direnggangkan, kehamilan cenderung menimbulkan kelainan letak atau kelainan

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • pertumbuhan plasenta. Akibatnya terjadi persalinan yang disertai perdarahan yang

    sanngat berbahaya seperti plasenta previa dan solusio plasenta.18

    Penelitian A.Wardhana dan K.Karkata (2001-2002) di RS Sanglah Denpasar,

    Bali menemukan bahwa resiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar

    dibandingkan primigravida.13

    Penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan selama kurun waktu 2001-

    2004 dengan desain case series menemukan proporsi paritas kelompok resiko rendah

    76,2% atau 96 orang dari 126 penderita perdarahan antepartum, sedangkan pada

    kelompok resiko tinggi 23,8% atau 30 orang dari 126 penderita perdarahan

    antepartum.17

    d. Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu

    Riwayat kehamilan dan persalinan yang dialami oleh seorang ibu juga

    merupakan resiko tinggi dalam terjadinya perdarahan antepartum. Cedera dalam alat

    kandungan atau jalan lahir dapat ditimbulkan oleh proses kehamilan terdahulu dan

    berakibat buruk pada kehamilan yang sedang dialami. Hal ini dapat berupa

    keguguran, bekas persalinan berulang dengan jarak pendek, bekas operasi (seksio

    cesarea) atau bekas kuretase.19

    Menurut penelitian A.Wardhana dan K.Karkata di RS Sanglah Denpasar, Bali

    selama tahun 2001-2002 menemukan bahwa resiko plasenta previa pada wanita

    dengan riwayat abortus adalah 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat

    abortus.13

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Pasien dengan plasenta previa menghadapi 4-8% resiko terkena plasenta previa

    pada kehamilan berikutnya. Kejadian solusio plasenta juga meningkat di kalangan

    mereka yang pernah menderita solusio plasenta (rekurensi). Setiap pasien dengan

    riwayat solusio plasenta harus dipertimbangkan mempunyai resiko pada setiap

    kehamilan berikutnya.28

    e. Kadar Hb

    Pada kehamilan anemia relatif terjadi karena volume darah dalam kehamilan

    bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.

    Volume darah tersebut mulai bertambah jelas pada minggu ke-16 dan mencapai

    puncaknya pada minggu ke-32 sampai ke-34 yaitu kira-kira 25%. Meskipun ada

    peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume

    plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah menjadi lebih

    rendah.12

    Menurut WHO ( 1979 ) kejadian anemia ibu hamil berkisar antara 20% sampai

    89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya.12 Ibu hamil yang menderita

    anemia lebih peka terhadap infeksi dan lebih kecil kemungkinan untuk selamat dari

    perdarahan atau penyakit lain yang timbul selama hamil dan melahirkan. Saat ibu

    mengalami perdarahan banyak, peredaran darah ke plasenta menurun. Hal ini

    menyebabkan penerimaan oksigen oleh darah janin berkurang yang pada akhirnya

    menyebabkan hipoksia janin.14

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • f. Tekanan darah

    Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan atau yang kronik tidak jarang

    ditemukan pada wanita hamil. Hipertensi pada kehamilan adalah apabila tekanan

    darahnya antara 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Hipertensi dalam kehamilan

    merupakan komplikasi kehamilan sebagai salah satu trias klasik yang merupakan

    penyebab kematian ibu. Selain itu, pasien dengan penyakit hipertensi kehamilan

    memiliki resiko pelepasan plasenta prematur.32

    2.4. Gambaran Klinis12

    Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada trimester ketiga atau

    setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan

    plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya

    ialah plasenta previa dan solusio plasenta.

    Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri merupakan tanda khas plasenta previa,

    apalagi jika disertai tanda-tanda lainnya seperti bagian terbawah janin belum masuk

    ke dalam pintu panggul atas atau kelainan letak janin. Karena tanda pertamanya

    adalah perdarahan, pada umumnya penderita akan segera datang untuk mendapatkan

    pertolongan. Beberapa penderita yang mengalami perdarahan sedikit-sedikit,

    mungkin tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena

    dianggap sebagai tanda persalinan biasa. Setelah perdarahannya berlangsung banyak,

    mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Lainnya halnya dengan solusio plasenta, kejadiannya tidak segera ditandai oleh

    perdarahan pervaginam sehingga penderita tidak segera datang untuk mendapatkan

    pertolongan. Gejala pertamanya adalah rasa nyeri pada kandungan yang makin lama

    makin hebat dan berlangsung terus menerus. Rasa nyeri yang terus-menerus ini sering

    kali diabaikan atau dianggap sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Setelah

    penderita pingsan karena perdarahan retroplasenter yang banyak, atau setelah tampak

    perdarahan pervaginam, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Pada

    keadaan demikian biasanya janin telah meninggal dalam kandungan.

    Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh sinus marginalis, biasanya tanda

    dan gejalanya tidak khas. Vasa previa baru menimbulkan perdarahan setelah

    pecahnya selaput ketuban. Perdarahan yang bersumber pada kelainan serviks dan

    vagina biasanya dapat diketahui apabila dilakukan pemeriksaan dengan spekulum

    yang seksama. Kelainan-kelainan yang mungkin tampak adalah erosio portionis

    uteris, carcinoma portionis uteris, polypus cervicis uteri, varices vulva, dan trauma.

    2.5. Diagnosis

    Pada setiap perdarahan antepartum, pertama sekali harus dicurigai bahwa hal

    itu bersumber dari kelainan plasenta, dengan penyebab utama yaitu plasenta previa

    dan solusio plasenta sampai ternyata dugaan itu salah. Diagnosis ditegakkan dengan

    adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan12:

    2.5.1. Anamnesis

    Plasenta Previa

    a. Perdarahan pervaginam yang tanpa nyeri.

    b. Warna darah merah terang.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Solusio Plasenta

    a. Perdarahan pervaginam disertai sakit terus-menerus.

    b. Warna darah merah gelap disertai bekuan-bekuan darah.19

    2.5.2. Inspeksi

    a. Perdarahan yang keluar pervaginam.

    b. Pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemia.

    2.5.3. Pemeriksaan fisik ibu

    a. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok.

    b. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.

    c. Pada pemeriksaan dapat dijumpai tekanan darah, nadi, dan perdarahan.18

    2.5.4. Palpasi Abdomen

    Plasenta Previa

    a. Tinggi Fundus Uteri (TFU) masih normal

    b. Uterus teraba lunak dan lembut

    c. Bagian janin mudah diraba

    Solusio Plasenta

    a. TFU tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.

    b. Uterus teraba tegang dan nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

    c. Bagian janin susah diraba karena uterus tegang.19

    2.5.5. Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ)

    Plasenta previa : bila keadaan janin masih baik, DJJ mudah didengar

    Solusio plasenta : sulit karena uterus tegang.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2.5.6. Pemeriksan inspekulo

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari

    uterus atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti erosio porsionis uteri,

    karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva dan trauma.

    Apabila perdarahan berasal dari uterus, adanya plasenta previa dan solusio

    plasenta harus dicurigai.

    2.5.7. Penentuan letak plasenta tidak langsung

    Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

    radiografi, radioisotop dan ultrasonografi.

    2.5.8. Penentuan letak plasenta secara langsung

    Untuk menegakkan diagnosa yang tepat maka dilakukan pemeriksaan dalam

    yang secara langsung meraba plasenta. Pemeriksaan dalam harus dilakukan di

    atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan operasi

    persalinan atau hanya memecahkan ketuban.12

    2.6. Pencegahan

    2.6.1. Pencegahan Primer

    Pencegahan primer adalah upaya untuk mempertahankan kondisi orang sehat

    agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.

    Pengawasan antenatal memegang peranan yang sangat penting untuk

    mengetahui dan mencegah kasus-kasus dengan perdarahan antepartum. Beberapa

    pemeriksaan dan perhatian yang biasa dilakukan pada pengawasan antenatal yang

    dapat mengurangi kesulitan yang mungkin terjadi ialah pemeriksaan kehamilan,

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • pengobatan anemia kehamilan, menganjurkan ibu untuk bersalin di rumah sakit atau

    di fasilitas kesehatan lainnya, memperhatikan kemungkinan adanya kelainan plasenta

    dan mencegah serta mengobati penyakit hipertensi menahun dan preeklamsia.12

    Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil

    memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali, dengan jadwal 1 kunjungan pada

    trimester pertama, 1 kunjungan pada trimester kedua, dan 2 kunjungan pada trimester

    ketiga. Tetapi apabila ada keluhan, sebaiknya petugas kesehatan memberikan

    penerangan tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil. Perlu juga

    memberikan penerangan tentang pengaturan jarak kehamilan, serta cara mengenali

    tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : nyeri perut, perdarahan dalam kehamilan,

    odema, sakit kepala terus-menerus, dan sebagainya.32

    Para ibu yang menderita anemia dalam kehamilan akan sangat rentan terhadap

    infeksi dan perdarahan. Kematian ibu karena perdarahan juga lebih sering terjadi

    pada para ibu yang menderita anemia kehamilan sebelumnya. Anemia dalam

    kehamilan, yang pada umumnya disebabkan oleh defisiensi besi, dapat dengan mudah

    diobati dengan jalan memberikan preparat besi selama kehamilan. Oleh karena itu,

    pengobatan anemia dalam kehamilan tidak boleh diabaikan untuk mencegah kematian

    ibu apabila nantinya mengalami perdarahan.

    Walaupun rumah sakit yang terdekat letaknya jauh, para ibu hamil yang

    dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum hendaknya diusahakan sedapat

    mungkin untuk mengawasi kehamilannya dan bersalin di rumah sakit tersebut.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Untuk kehamilan dengan letak janin yang melintang dan sukar diperbaiki atau

    bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul pada minggu-minggu terakhir

    kehamilan, dapat juga dicurigai kemungkinan adanya plasenta previa.

    Preeklamsia dan hipertensi menahun sering kali dihubungkan dengan

    terjadinya solusio plasenta. Apabila hal ini benar, diperlukan pencegahan dan

    pengobatan secara seksama untuk mengurangi kejadian solusio plasenta.12

    2.6.2. Pencegahan Sekunder

    Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah orang yang telah sakit

    menjadi semakin parah dan mengusahakan agar sembuh dengan melakukan tindakan

    pengobatan yang cepat dan tepat.

    Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 28 minggu yang lebih banyak dari

    perdarahan yang biasa, harus dianggap sebagai perdarahan antepartum. Apapun

    penyebabnya, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas

    untuk transfusi darah dan operasi. Jangan melakukan pemeriksaan dalam di rumah

    atau di tempat yang tidak memungkinkan tindakan operatif segera, karena

    pemeriksaan itu dapat menambah banyaknya perdarahan.

    Pemasangan tampon dalam vagina tidak berguna sama sekali untuk

    menghentikan perdarahan, tetapi akan menambah perdarahan karena sentuhan pada

    serviks sewaktu pemasangannya.

    Perdarahan yang terjadi pertama kali jarang sekali atau boleh dikatakan tidak

    pernah menyebabkan kematian, asalkan sebelumnya tidak dilakukan pemeriksaan

    dalam. Biasanya masih terdapat cukup waktu untuk mengirimkan penderita ke rumah

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • sakit sebelum terjadi perdarahan berikutnya yang hampir selalu akan lebih banyak

    daripada sebelumnya.

    Ketika penderita belum jatuh ke dalam syok, infus cairan intravena harus

    segera dipasang dan dipertahankan terus sampai tiba di rumah sakit. Memasang jarum

    infus ke dalam pembuluh darah sebelum syok akan jauh lebih memudahkan transfusi

    darah apabila sewaktu-waktu diperlukan.

    Segera setelah tiba di rumah sakit, usaha pengadaan darah harus segera

    dilakukan, walaupun perdarahannya tidak seberapa banyak. Pengambilan contoh

    darah penderita untuk pemeriksaan golongan darahnya dan pemeriksaan kecocokan

    dengan darah donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan darurat pemeriksaan

    seperti itu mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat dilakukan sehingga terpaksa

    langsung mentransfusikan darah yang golongannya sama dengan golongan darah

    penderita, atau mentransfusikan darah golongan O rhesus positif, dengan penuh

    kesadaran akan segala bahayanya.

    Pertolongan selanjutnya di rumah sakit tergantung dari paritas, tuanya

    kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu, keadaan janin, sudah atau belum

    mulainya persalinan dan diagnosis yang ditegakkan.12

    Apabila pemeriksaan baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum

    inpartum, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau berat janin masih dibawah 2500

    gram, maka kehamilan dapat dipertahankan dan persalinan ditunda sampai janin

    dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik lagi. Tindakan medis pada pasien

    dilakukan dengan istirahat dan pemberian obat-obatan seperti spasmolitika, progestin,

    atau progesteron.19

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Sebaliknya jika perdarahan yang telah berlangsung atau yang akan berlangsung

    dapat membahayakan ibu dan/atau janinnya, kehamilan juga telah mencapai 37

    minggu, taksiran berat janin telah mencapai 2500 gram, atau persalinan telah mulai,

    maka tindakan medis secara aktif yaitu dengan tindakan persalinan segera harus

    ditempuh. Tindakan persalinan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu persalinan

    pervaginam dan persalinan perabdominam dengan seksio cesarea.12,19,20

    Pada plasenta previa, persalinan pervaginam dapat dilakukan pada plasenta

    letak rendah, plasenta marginalis, atau plasenta previa lateralis anterior (janin dalam

    presentasi kepala). Sedangkan persalinan perabdominam dengan seksio cesarea

    dilakukan pada plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis posterior, dan plasenta

    letak rendah dengan janin letak sungsang.

    Pada solusio plasenta, dapat dilakukan persalinan perabdominam jika

    pembukaan belum lengkap. Jika pembukaan telah lengkap dapat dilakukan persalinan

    pervaginam dengan amniotomi (pemecahan selaput ketuban), namun bila dalam 6

    jam belum lahir dilakukan seksio cesarea.19

    Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta

    dan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga

    perdarahan berhenti. Seksio cesarea bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber

    perdarahan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk

    berkontraksi menghentikan perdarahan dan untuk menghindari perlukaan serviks dari

    segmen bawah uterus yang rapuh.12

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 2.6.3. Pencegahan Tersier

    Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi (pemulihan kesehatan) yang ditujukan

    terhadap penderita yang baru pulih dari perdarahan antepartum meliputi rehabilitasi

    mental dan sosial, yaitu dengan memberikan dukungan moral bagi penderita agar

    tidak berkecil hati, mempunyai semangat untuk terus bertahan hidup dan tidak putus

    asa sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna.22

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 3

    KERANGKA KONSEP

    3.1. Kerangka Konsep

    Berdasarkan tujuan sep dalam penelitian ini

    adalah :

    1. Sosiode

    UmSukAgPenPekDa

    2. Mediko ParKeUsiPenRiw

    3. Gejala oKaTekTinKeDe

    4. Status RAsaPenKeKeKeKe

    5. Lama R6. Lama R

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdara2004-2008, 2009.penelitian, maka kerangka kon

    Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum

    mografi ur u

    ama didikan erjaan

    erah asal Obstetri itas luhan a kehamilan yebab perdarahan ayat kehamilan/persalinan jelek

    bjektif dar Hb anan darah ggi fundus uteri adaan uterus nyut jantung janin awatan l Rujukan atalaksanaan Medis adaan Janin adaan Bayi Lahir adaan Bayi Sewaktu Pulang adaan Ibu Sewaktu Pulang awatan Rata-rata Bayi awatan Rata-rata Ibu

    han Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

  • 3.2. Defenisi Operasional

    3.2.1. Penderita Perdarahan Antepartum adalah seluruh penderita yang dinyatakan

    menderita perdarahan antepartum berdasarkan diagnosa dokter di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

    3.2.2. Sosiodemografi penderita perdarahan antepartum dibedakan atas :

    a. Umur adalah usia penderita perdarahan antepartum sesuai dengan yang

    tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas12 :

    1. 35 tahun

    b. Suku adalah etnik yang melekat pada penderita perdarahan antepartum

    sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Nias 6. Lain-lain

    c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita perdarahan antepartum

    sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Katolik 4. Hindu 5. Budha

    d. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penderita

    perdarahan antepartum sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,

    dikategorikan atas :

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Akademi/Perguruan Tinggi

    e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita perdarahan

    antepartum sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan

    atas :

    1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Ibu Rumah Tangga 5. Mahasiswa

    f. Daerah asal adalah tempat tinggal penderita perdarahan antepartum sesuai

    dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Kota Medan 2. Luar kota Medan

    3.2.3. Mediko Obstetri dibedakan atas :

    a. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh penderita

    perdarahan antepartum sebelum kehamilan atau persalinan ini sesuai

    dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas21,28 :

    1. Nullipara 2. Primipara 3. Multipara 4. Grandemultipara

    b. Keluhan adalah keluhan yang menyebabkan ibu dibawa berobat ke rumah

    sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas:

    1. Perdarahan Tanpa Nyeri 2. Perdarahan dengan Nyeri

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • c. Usia kehamilan adalah usia kehamilan penderita perdarahan antepartum

    sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. 28 minggu 2. > 28 minggu

    d. Penyebab perdarahan adalah pembagian perdarahan antepartum sesuai

    dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Plasenta Previa 2. Solusio Plasenta 3. Penyebab Lain

    e. Riwayat kehamilan/persalinan jelek adalah riwayat kehamilan dan

    persalinan penderita perdarahan antepartum sebelumnya sesuai dengan

    yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Tidak Ada 2. Ada

    f. Jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek dikategorikan atas :

    1. Abortus 2. Seksio Cesarea 3. Prematur 4. Ekstraksi Vacum

    3.2.4. Gejala objektif dibedakan atas :

    a. Kadar Hb adalah kadar Hb penderita perdarahan antepartum saat dibawa

    ke rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,

    dikategorikan atas12 :

    1. 11 gr% : Tidak Anemia 2. < 11 gr% : Anemia

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • b. Anemia dikategorikan atas18 :

    1. Anemia Ringan : 9-10 gr% 2. Anemia Sedang : 7-8 gr% 3. Anemia Berat : < 7 gr%

    c. Tekanan darah adalah tekanan darah penderita perdarahan antepartum saat

    dibawa ke rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,

    dikategorikan atas30:

    Tekanan darah sistolik 1. Rendah : 140 mmHg Tekanan darah diastolik 1. Rendah : 100 mmHg

    d. Tinggi Fundus Uteri (TFU) adalah keadaan tinggi fundus uteri penderita

    perdarahan antepartum saat dibawa ke rumah sakit sesuai dengan yang

    tercatat pada kartu status, dikategorikan atas19 :

    1. Normal 2. Lebih tinggi

    e. Keadaan uterus adalah keadaan uterus pada waktu diraba saat dilakukan

    pemeriksaan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan

    atas19 :

    1. Lunak dan lembut 2. Tegang

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • f. Denyut jantung janin adalah keadaan denyut jantung janin saat dilakukan

    pemeriksaan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan

    atas19 :

    1. Normal 2. Tidak Normal

    3.2.5. Status Rawatan dibedakan atas :

    a. Asal kedatangan adalah tempat penderita perdarahan antepartum dirawat

    sebelum dibawa ke rumah sakit, sesuai dengan yang tercatat pada kartu

    status, yang dikategorikan atas :

    1. Langsung 2. Rujukan

    b. Jenis rujukan dikategorikan atas :

    1. Bidan 2. Dokter Spesialis Kandungan 3. Rumah Bersalin 4. Rumah Sakit

    c. Penatalaksanaan medis adalah usaha atau tindakan yang dilakukan oleh

    dokter terhadap penderita perdarahan antepartum sesuai dengan yang

    tercatat pada kartu status, dikategorikan atas20 :

    1. Aktif (pervaginam, seksio cesarea) 2. Pasif (istirahat dan pemberian obat)

    d. Keadaan janin adalah kondisi janin yang dikandung oleh penderita

    perdarahan antepartum pada waktu masuk rumah sakit sesuai dengan yang

    tercatat pada kartu status, dikategorikan atas24 :

    1. Sehat 2. Fetal stres 3. Mati

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • e. Keadaan bayi lahir adalah kondisi bayi setelah dilahirkan penderita

    perdarahan antepartum yang dilakukan penatalaksanaan medis secara aktif

    sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Hidup 2. Meninggal

    f. Keadaan bayi sewaktu pulang adalah kondisi bayi penderita perdarahan

    antepartum sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat

    pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Sehat 2. Meninggal

    g. Keadaan ibu sewaktu pulang adalah kondisi penderita perdarahan

    antepartum sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat

    pada kartu status, dikategorikan atas :

    1. Sembuh 2. Pulang Berobat Jalan (PBJ) 3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

    3.2.6. Lama rawatan rata-rata bayi adalah jumlah hari rata-rata lama rawatan bayi

    penderita perdarahan antepartum sejak dilahirkan sampai keluar rumah sakit

    sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

    3.2.7. Lama rawatan rata-rata ibu adalah jumlah hari rata-rata lama rawatan

    penderita perdarahan antepartum mulai dari hari pertama masuk sampai keluar

    rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif

    dengan desain case series.33

    4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.2.1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan

    lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa di rumah sakit tersebut

    tersedianya data yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang

    karakteristik penderita perdarahan antepartum tahun 2004-2008.

    4.2.2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2009 Juli 2009, dimulai dari

    survei pendahuluan, bimbingan proposal, seminar proposal, pengambilan dan

    pengolahan data, bimbingan skripsi, dan ujian skripsi.

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

    4.3.1. Populasi Penelitian

    Populasi penelitian adalah data seluruh penderita perdarahan antepartum yang

    dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang

    berjumlah 85 kasus.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 4.3.2. Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita perdarahan

    antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-

    2008 yang berjumlah 85 kasus (total sampling).

    4.4. Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status

    penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap yang berasal dari bagian rekam

    medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008, kemudian dilakukan

    pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

    4.5. Teknik Analisa Data

    Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan komputer

    yang menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) lalu

    dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan uji chi-square, Exact Fisher, t, dan

    Kruskal-Wallis serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi,

    diagram bar, dan diagram pie.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • BAB 5

    HASIL PENELITIAN

    5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

    5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terletak di Jalan H. Misbah No.7 Medan.

    Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransisikanes Santa

    Elisabeth Medan.

    5.1.2. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

    Menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam

    memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan

    persaudaraan sejati pada era globalisasi.

    5.1.3. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

    Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya manusia yang

    profesional, sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan

    masyarakat Indonesia.

    5.1.4. Pelayanan Medis

    Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli

    Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU). Masing-

    masing unit dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

    UGD sebagai unit pelayanan kegawatdaruratan, dilengkapi dengan ruang

    tindakan, ruang resusitasi, ruang bedah, ruang one day care dan fasilitas yang

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • memadai. Poli umum dilayani dokter umum yang melayani pasien rawat jalan non

    emergensi dan pemeriksaan kesehatan dari perusahaan.

    Poli Spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit

    urologi, neurologi/saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi, kulit/kelamin, mata,

    gigi, bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang tersedia adalah kamar bedah

    digestif, thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT, mata, mulut, kebidanan, dan

    onkologi. Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi, 2 kamar tindakan untuk bedah

    minor, dan 1 kamar ruang pemulihan (recovery room).

    5.1.5. Pelayanan Penunjang Medis

    Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium,

    rontgen, farmasi, fisioterapi, ruang diagnostik, hemodialisa. Laboratorium buka

    selama 24 jam. Pemeriksaan di laboratorium dapat dilakukan dengan darurat dan

    bukan darurat.

    5.1.6. Penunjang Umum

    Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,

    jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengolahan air limbah,

    instalasi gizi dan dapur umum, Central Steril Supply Department (CSSD), teknik

    pemeliharaan, kendaraan, dan fasilitas umum lainnya.34

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 5.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Tahun

    Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan rincian tahun yang

    dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan

    Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

    No. Tahun f Proporsi (%) 1. 2004 18 21,18 2. 2005 34 40,00 3. 2006 10 11,76 4. 2007 14 16,47 5. 2008 9 10,59

    Total 85 100 Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan

    antepartum tertinggi pada tahun 2005 sebesar 40% dan terendah pada tahun 2008

    sebesar 10,59%.

    Kecenderungan penderita perdarahan antepartum yang dirawat

    inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun 2004-2008

    menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Frekuensi kasus

    dari tahun 2004-2008 menurun sebanyak 18-9 = 9 kasus, dengan simpel rasio

    penurunan 189 = 0,5 kali, serta persentase penurunan sebesar %50%100

    18918 = .

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • 5.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Sosiodemografi

    Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi yang

    dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

    No. Sosiodemografi f Proporsi (%) 1. Umur

    20-35 tahun >35 tahun

    69 16

    81,2 18,8

    Total 85 100 2. Suku

    Batak Jawa Melayu Aceh Nias Lain-lain

    72 4 1 1 2 5

    84,7 4,7 1,2 1,2 2,4 5,9

    Total 85 100 3. Agama

    Islam Kristen Protestan Katolik Hindu Budha

    7 55 18 2 3

    8,2 64,7 21,2 2,4 3,5

    Total 85 100 4. Pekerjaan

    Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Mahasiswa

    9 20 10 45 1

    10,6 23,5 11,8 52,9 1,2

    Total 85 100 5. Daerah Asal

    Kota Medan Luar kota Medan

    76 9

    89,4 10,6

    Total 85 100

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

  • Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa karakteristik berdasarkan

    sosiodemografi yaitu proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun

    81,2% dan terendah pada kelompok umur >35 tahun 18,8%.

    Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Batak 84,7% dan terendah

    suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Berdasarkan agama, proporsi tertinggi

    adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan terendah agama Hindu 2,4%.

    Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi adalah ibu rumah tangga

    52,9% dan terendah mahasiswa 1,2%. Berdasarkan daerah asal penderita, proporsi

    tertinggi berasal dari kota Medan yaitu 89,4%. Berdasarkan pendidikan tidak dapat

    didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.

    5.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Mediko Obstetri

    Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri yang

    dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini.

    Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.