09E00957
-
Upload
dian-eka-yanti -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of 09E00957
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 1/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
1
STUDI TENTANG KANDUNGAN NITROGEN, KARBON ( C ) ORGANIK
DAN C/N DARI KOMPOS TUMBUHAN KEMBANG BULAN (Tithonia
diversifolia)
SKRIPSI
ESTHER L. TOBING
040802051
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 2/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
2
STUDI TENTANG KANDUNGAN NITROGEN, KARBON ( C ) ORGANIK
DAN C/N DARI KOMPOS TUMBUHAN KEMBANG BULAN (Tithonia
diversifolia)
Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelar Sarjana Sains
ESTHER L. TOBING
040802051
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 3/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
3
PERSETUJUAN
Judul : STUDI TENTANG KANDUNGAN NITROGEN,
KARBON ( C ) ORGANIK DAN C/N DARIKOMPOS TUMBUHAN KEMBANG BULAN
(Tithonia diversifolia)
Kategori : SKRIPSI
Nama : ESTHER L. TOBING
Nomor Induk Mahasiswa : 040802051
Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Disetujui,
Medan, Maret 2009
Komisi Pembimbing :
Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I
Drs. Ahmad Darwin, MSc Dra. Tini Sembiring, MS NIP. 130 872 296 NIP. 130 353 143
Diketahui/ Disetujui olehDepartemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
Dr. Rumondang Bulan Nst, MS
NIP. 131 459 466
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 4/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
4
PENGHARGAAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus oleh karena kasihdan penyertaanNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Dengan segala hormat saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dra. Tini Sembiring, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.
Ahmad Darwin, MSc selaku Dosen Pembimbing II dan Ibu Dra. Yugia Muis, MSi
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dalam kegiatan
akademik, dan kepada Bapak Prof.Dr. Harlem Marpaung selaku kepala laboratorium
bidang Kimia Analitik FMIPA USU, serta semua dosen Departemen Kimia FMIPA
USU. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris DepartemenKimia FMIPA USU Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst.,MS dan Bapak Drs. Firman
Sebayang, MS. Buat seluruh asisten Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU:
Ferdinan, Melfa, Refanti, Eve, Hisar, Eviana dan Tresna, serta K’Seri selaku analis.
Rekan mahasiswa/i jurusan kimia khususnya stambuk 2004, Gomgom, B’Viktor,
B’Ucok, Myrna, B’Ono, K’Tiwi, K’Devi, B’Tulus, K’Aika, K’Lisda, teman satu kost
JG 484, serta Santi, Chandra, Dedi, Dina terimakasih buat perhatiannya, buat teman
terbaikku Ronald S. terimakasih buat doa dan dukungannya. Akhirnya dengan penuh
kasih yang setulusnya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada
keluargaku yang kukasihi, kedua orangtuaku, Ayahanda H. L. Tobing dan Ibunda L.
Sitinjak atas bantuan baik moril maupun material. Terimakasih juga buat abang
Franky yang selalu memberikan motivasi, kakak Sophia dan adik-adikku tersayang
Mike, Lia dan Roy atas segala perhatian dan doanya, serta seluruh keluarga yang tidak
disebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita semua.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 5/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
5
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kadar Nitrogen, C-Organik dari tumbuhan Kembang Bulan(Tithonia diversifolia) sebelum dan sesudah pengomposan. Penentuan Nitrogen
dilakukan dengan metode Kjehldahl, C-Organik dengan metode Walkey black. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa tumbuhan Kembang Bulan sebelum pengomposan
nilai Nitrogen dan C-Organik masing-masing sebesar 3,92 % dan 43,49 %. Sedangkan
nilai Nitrogen dan C-Organik sesudah pengomposan 3-12 hari dengan interval waktu
3 hari masing-masing sebesar 4,48 %, 4,48 %, 4,23 %, 4,13 % dan 36,29 %, 31,83 %,
22,44 %, 20, 68 %. Sehingga kandungan N yang tinggi dapat direkomendasikan
bahwa tumbuhan Kembang Bulan dapat dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen pada
proses pemupukan.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 6/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
6
STUDY OF NITROGEN, ORGANIC CARBON (C) AND C/N CONTENT
FROM KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) COMPOST
ABSTRACT
Research about determining Nitrogen, Organic Carbon from Kembang Bulan plant
before and after composting, has been done. Determination of Nitrogen has been done
with Kjehldahl methode, organic carbon with Walkey Black methode. Based on the
research result that Kembang Bulan plant before composting had the value with part
of each Nitrogen and Organic carbon are 3,92 % and 43,49 %, whereas after
composting 3-12 days with 3 days interval had part of each Nitrogen, Organic Carbonare 4,48 %, 4,48 %, 4,23 %, 4,13 % and 36,29 %, 31,83 %, 22,44 %, 20, 68 %. With
the result that high content of nitrogen recomended that Kembang Bulan plant to use
nitrogen source for manure process.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 7/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
7
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan iiPernyataan iii
Penghargaan ivAbstrak v
Abstract vi
Daftar isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 11.2 Permasalahan 2
1.3 pembatasan Permasalahan 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Lokasi Penelitian 3
1.7 Metodologi Percobaan 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Kembang Bulan 4
2.2 Pupuk Organik 5
2.2.1 Peranan Pupuk Organik 5
2.2.2 Jenis Pupuk Organik 62.3 Nitrogen 9
2.4 Bahan Organik 112.5 Nisbah C/N 12
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan 132.7 Mekanisme pengomposan 14
2.7.1 Pengomposan secara Aerobik 142.7.2 Pengomposan secara Anaerobik 15
2.7.3 Fermentasi (Respirasi Anaerob) 16
2.8 Teknik Pengomposan anaerobik dengan EM4 172.8.1 Pembuatan Starter EM4 192.8.2 Kadar Air 19
2.9 Penentuan Nitrogen Secara Kjehldahl 19
2.10 Penentuan C-Organik 20
BAB 3 METODE PENELITIAN 21
3.1 Alat 213.2 Bahan 21
3.3 Prosedur Penelitian 223.3.1 Penyediaan Sampel Kembang Bulan 22
3.3.2 Pembuatan Larutan Gula 22
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 8/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
8
3.3.3 Pembuatan Starter 223.3.4 Pembuatan Kompos 22
3.3.5 Pembuatan Pereaksi 223.3.5.1 Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan Nitrogen 22
3.3.5.2 Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan C-Organik 243.3.6 Penentuan Kadar C-Organik dengan metode 24
Walkey Black3.3.7 Pengukuran Nitrogen 25
3.4 Bagan Penelitian 26
3.4.1 Pembuatan Kompos 26
3.4.2 Penentuan C-Organik 27
3.4.3 Penentuan Kadar Nitrogen 28
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29
4.1 Hasil dan Pengolahan Data 29
4.1.1 Hasil Penelitian 294.1.2 Penentuan % C-Organik 31
4.1.3 Penentuan % Nitrogen 32
4.1.4 Penentuan C/N 33
4.2 Pembahasan 34
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 9/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Data Volume FeSO4 0,9416 N yang Terpakai pada 29
Penentuan C-Organik dengan Metode Walkey Black
Tabel 4.2. Data Volume HCl 0,0102 N yang Terpakai pada 30
PenentuanNitrogen dengan Metode Kjehldahl
Tabel 4.3. Data Pengukuran C-Organik dengan Metode Walkey Black 40
Tabel 4.4. Data Pengukuran Nitrogen Dengan Metode Kjehldahl 40
Tabel 4.5. Data Nisbah C/N 40
Tabel 5.1. Standar Kualitas Kompos SNI : 19-7030-2004 41
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 10/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) 42
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 11/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam situasi krisis moneter sekarang ini, banyak orang beralih usaha ke usaha
agribisnis karena bidang ini yang masih kebal krisis. Dengan berkembangnya bidang
pertanian, berarti semua yang berhubungan dengan pertanian pun meningkat
kebutuhannya, termasuk pupuk. Namun sayang, kebutuhan pupuk yang meningkattidak diimbangi dengan ketersediaan pupuk yang mencukupi, bahkan harga pupuk
kimia (umumnya pupuk anorganik) melambung tinggi (Yovita Hety Indriani, 2006).
Di Tarutung, Siborong-borong dan daerah sekitarnya, masyarakat
memanfaatkan gulma kembang bulan atau lebih dikenal dengan bunga sipaet-paet
sebagai pupuk hijau. Dan dari hasil pengamatan mereka sebagai petani (masyarakat
awam) bunga sipaet-paet dapat menyuburkan tanah.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menentukan kadar nitrogen, C-Organik
dan C/N dalam tumbuhan kembang bulan dan membandingkannya setelah
dikomposkan dengan bantuan effective microorganism (EM4).
Ini akan mendorong kita untuk memanfaatkan hasil alam yang sebelumnya
terbuang sia-sia, untuk dikembalikan lagi kealam dalam bentuk yang lebih bermanfaat
(Redaksi Agromedia, 2008).
Penggunaan humus sebagai pupuk adalah warisan leluhur. Tanah pertanian
para petani zaman dahulu umumnya subur karena lahan mereka berasal dari hutan
humus yang kaya humus (Dipo Yuwono, 2005).
Pengembalian bahan organik ke dalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan
untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama
ini yang sering dikemukakan para ahli adalah :
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 12/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
12
a. pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun–tahun mengakibatkan
menurunnya kandungan C dan N organik
b. Penggunaan pupuk kimia seperti urea, KCl dan TSP telah melampaui batas
efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan petani dari
setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun.
Bahan organik sering disebut sebagai bahan penyangga tanah. Tanah dengan
kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuan mengikat pupuk kimia
sehingga efisiensinya menurun akibatnya sebagian besar pupuk hilang melalui
pencucian, fikasi dan penguapan, maka sangatlah penting mulai memperhatikan usaha
pengembalian bahan organik ke tanah ( E.I. Munawar, 2003).
1.2 Permasalahan
1. Apakah kandungan nitrogen, C–Organik dan C/N dalam tumbuhan kembang bulan
sebelum dan sesudah dikomposkan mempunyai perbedaan yang cukup nyata?
2. Apakah pemanfaatan tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia) sebagai
pupuk hijau dapat dimaksimalkan dengan pengomposan?
1.3 Pembatasan Permasalahan
Penelitian ini dibatasi pada penentuan Nitrogen, C – Organik dan C/N pada tumbuhan
kembang bulan (Titihonia diversifolia) sebelum pengomposan dan sesudah
pengomposan.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar Nitrogen, C–Organik dan C/N pada tumbuhan kembang
bulan sebelum dikomposkan dan sesudah dikomposkan sehingga dapat diketahui
apakah tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia) dapat digunakan sebagai
bahan baku pupuk organik.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 13/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
13
1.5 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang berguna untuk
pembuatan pupuk organik yang mengandung nitrogen.
2. Diharapkan masyarakat yang bermukim di pinggiran kota kecamatan Tarutung
dapat memanfaatkan tumbuhan kembang bulan sebagai bahan baku pupuk
organik.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
1.7 Metodologi Penelitian
1. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium
2. Pengomposan dilakukan dengan cara penambahan EM4 terhadap sejumlah tertentu
tumbuhan kembang bulan dengan waktu pengomposan bervariasi yaitu 3-15 hari
dengan interval pengomposan 3 hari
3. Penentuan C - Organik dilakukan dengan metode Walkey Black
4. Penentuan Nitrogen dilakukan dengan metode Kjehldahl
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 14/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kembang Bulan
Botani
Kingdom : Plantae – PlantsSubkingdom : Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta – Seed plants
Division : Magnoliophyta – Flowering plants
Class : Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass : Asteridae
Order : Asterales
Family : Asteraceae – Aster family
Genus : Tithonia Desf. ex Juss. – tithonia
Species : Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray – tree marigold
(http://plants.usda.gov/indekx.html)
Batang : 1-3 m, perdu yang tegak, tunas menjalar dalam tanah. Batangnya
bulat, dengan empelur putih. Daunnya bertangkai, berangsur runcing hingga pangkal,
taju runcing tajam. Bongkol berdiri sendiri, bertangkai panjang, tangkai mendukung
beberapa daun pelindung. Pembalut bentuk lonceng. Dasar bunga bersama bentuk
kerucut lebar, tabung berambut rapat, pendek, helaian bentuk lanset, bergigi 2-3,
kuniong keemasan. Bunga cakram sangat banyak berwarna kuning. Tabung kepala
sari coklat tua, cabang tangkai putik dua, melengkung kembali, berambut (Van
Steenis, 1988).
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 15/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
15
Tanaman legum tidak selalu dapat tumbuh baik pada tanah marginal. Salah
satu jenis tanaman legum yang dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur
adalah Tithonia diversifolia atau bunga matahari Meksiko. Tanaman ini telah
menyebar hampir di seluruh dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai sumber hara N
dan K oleh petani di Kenya, namun di Indonesia belum banyak dimanfaatkan.
Tithonia banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan, tebing, dan sekitar lahan
pertanian.
Tithonia diversifolia dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan sumber
bahan organik tanah melalui teknik pertanaman lorong atau tanaman pembatas kebun.
Tithonia merupakan salah satu sumber pupuk hijau yang murah. Tumbuhan ini dapat
memperbanyak diri secara generatif dan vegetatif, yaitu dari akar dan setek batang
atau tunas, sehingga dapat tumbuh cepat setelah dipangkas (http://www.pustaka-
deptan.go.id/publikasi/wr295072.pdf.).
2.2 Pupuk Organik
Selain menambah unsur hara makro dan mikro dalam tanah, pupuk organik ini pun
terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian. Pupuk organik tidak
lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa–sisa tanaman, hewan dan
manusia.
2.2.1 Peranan Pupuk Organik
Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik, diantaranya :a. Memperbaiki struktur tanah.
Ini dapat terjadi karena organisme tanah pada saat penguraian bahan organik dalam
pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir–butir tanah menjadi butiran
yang lebih besar.
b. Menaikkan daya serap tanah terhadap air
Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya
sering berpengaruh positif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 16/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
16
c. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah.
Hal ini terutama disebabkan oleh mikroorganisme dalam tanah yang memanfaatkan
bahan organik sebagai makanan. Oleh karena itu, pupuk organik seperti pupuk
kandang diberikan pada tanah harus diuraikan terlebih dahulu oleh jasad renik melalui
proses pembusukan atau peragian sebelum diisap oleh akar tanaman.
d. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.
Pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak
setinggi pupuk anorganik. Selain itu, cara kerjanya diakui memang agak lambat
dibandingkan pupuk anorganik. Itulah sebabnya untuk mencapai hasil maksimal,
pemakai pupuk organik diimbangi dengan pupuk anorganik agar keduanya saling
melengkapi.
2.2.2 Jenis pupuk organik
Seperti halnya pupuk anorganik, jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis
pupuk anorganik ditentukan oleh kadar haranya maka jenis pupuk organik ini
ditentukan oleh asal bahan terbentuknya. Dari sinilah lahir sebutan pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau, humus, dan pupuk burung atau guano.
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik yang berupa
kotoran padat yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Itulah
sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis yaitu padat dan cair.
b. KomposKompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami,
alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Proses pelapukan
bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.
Secara garis besar membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri
(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Penguraian bahan-bahan tersebut
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 17/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
17
dibantu oleh suhu 60oC. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat
dalam senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga
berguna bagi tanaman. Selain itu pengomposan pun bertujuan menurunkan rasio C/N
tergantung jenis tanamannya rasio C/N sisa tanaman yang masih segar umumnya
tinggi sehingga mendekati rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah perbandingan C
(karbon) dan N (nitrogen).
c. Pupuk Hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan, yaitu
bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda.Tujuannya untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lain ke dalam tanah,
terutama nitrogen.
d. Humus
Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang sudah
membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme (di dalam tanah) dan cuaca di
atas tanah. Lapisan atas tanah di hutan banyak terbentuk humus.
Ciri khas humus adalah berwarna hitam sampai coklat tua. Sifatnya tidak
berbeda dari kompos, yaitu mudah mengikat dan merembeskan air dan gembur. Itulah
sebabnya humus sangat berguna untuk memperbaiki keasaman tanah yang tidak beres,
sayangnya humus susah dicari. Kalau diamati memang sulit membedakan antara
kompos dan humus. Perbedaannya hanya bahan dan cara terjadinya. Kalau kompos
dibuat dari berbagai bahan dan dilapukkan dengan bantuan manusia maka humus
terjadi dari bagian tanaman yang membusuk atau melapuk dengan sendirinya (Pinus
Lingga, Marsono, 2004).
Humus didefinisikan sebagai material organik yang berasal dari degradasi
ataupun pelapukan daun-daunan ataupun ranting-ranting tanaman yang membusuk
(mengalami dekomposisi) yang akhirnya berubah menjadi humus (bunga tanah), dan
kemudian menjadi tanah. Sedangkan secara lebih kimia, humus didefinisikan sebagai
suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak cincin dan
subtituen-subtituen polar seperti fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 18/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
18
Komponen kimiawi fraksi humus, kompos terutama tersusun atas material organik
dan sedikit material anorganik. Hasil dari pemecahan material organik oleh
mikrobiologi dalam kompos akan membentuk humus. Fraksi humus ini terdiri dari
dua komponen kimiawi yaitu:
1. Humus substans
Material humus substans disusun oleh 60-80% kompos material organik yang
mempunyai ciri warna coklat gelap dengan berat molekul beragam dari 200-300.000
g/mol. Material ini adalah produk sintesis sekunder dari senyawaan organik sederhana
yang terbentuk karena pemecahan material organik oleh mikrobiologi. Humus subtans
ini dapat dipisahkan atas asam fulvat, asam humat dan humin.
Humus
Substans
Berat
Molekul
Penjelasan
Asam Fulvat 1000-5000
g/mol
Asam fulvat berwarna terang, larut dalam seluruh
daerah pH, dan sangat rentan terhadap serangan
mikroba
Asan Humat 10.000-
100.000
g/mol
Asam humat dibentuk oleh polimerisasi asam fulvat
melalui rantai ester, larut dalam basa tapi tidak larut
dalam asam
Humin > 100.000
g/mol
Berwarna coklat gelap, tidak larut dalam asam dan
basa, dan sangat resisten akan serangan mikroba
Selain sebagai penyusun material dari fraksi humus, humus substans, asam humat, dan
asam fulvat diatas juga merupakan bahan kimia acuan dalam menentukan kedewasaan
kompos. Penentuan kedewasaan kompos ini sangat penting, karena apabila kompos
yang kita gunakan pada tanah pertanian belum terkompos sempurna atau komposnya
masih muda dapat menyebabkan fitotoksisitas terhadap tanaman dan mempengaruhi
lingkungan. Secara umum, kompos segar mengandung asam humat dengan mutu
rendah sedangkan mutu asam fulvat tinggi. Mutu humus substans tidak berubah
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 19/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
19
selama pengomposan, namun jumlah asam humat bertambah dari 7-8% dalam
material kasar, menjadi 12-14% dalam kompos dewasa.
2. Non material Humat
Bahan non humat terlarut terutama disusun oleh polisakarida terlarut, peptida dan
asam-asam amino, lemak-lemak, lilin-lilin dan asam-asam yang mempunyai berat
molekul kecil. Senyawa-senyawa ini dengan mudah diserang oleh mikroorganisme
dan terdegradasi dalam waktu yang singkat.
Humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-
senyawa organik toksik (Sinly Evan Putra, 2009).
e. Kotoran Burung Liar (Guano)
Pupuk kotoran burung yang lazim disebut guano merupakan kotoran dari berbagai
jenis burung liar (bukan burung peliharaan). Pupuk ini terhitung tidak kalah
dibandingkan pupuk lainnya. Menurut penelitian kotoran burung banyak mengandung
unsur hara bagi tanaman karena berisi biji-bijian yang berasal dari tanaman (Pinus
Lingga, Marsono, 2004).
2.3 Nitrogen
Diantara tiga unsur yang biasanya diberikan, nitrogen mempunyai efek paling cepat
dan menonjol. Mula-mula cenderung meningkatkan pertumbuhan diatas tanah dan
memberikan warna hijau pada daun. Pada semua tanaman, nitrogen merupakan pengatur yang sangat menguasai penggunan kalium, fosfor dan unsur yang lain.
Selama proses dekomposisi sisa-sisa tanaman dan hewan oleh mikroba,
terutama yang rendah kadar nitrogennya, banyak nitrogen anorganik diubah menjadi
bentuk organik. Mula–mula nitrogen diikat oleh jaringan mikroba. Kalau sisa- sisa itu
tidak cukup banyak kandungan nitrogen anorganiknya, ion-ion NO3 dan NH4 tanah
akan diasimilasikan (Soegiman, 1982).
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 20/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
20
Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa mahluk hidup (bahan
organik). Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh
tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme
tanah.
Tahap reaksi tersebut sebagai berikut :
a. Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino. Tahap
ini disebut reaksi aminisasi.
b. Perubahan asam amino menjadi senyawa–senyawa amonia (NH3) dan amonium
(NH4+). Tahap ini disebut reaksi amonifikasi.
c. Perubahan senyawa ammonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri
Nitrosomonas danNitrosococus. Tahap ini disebut reaksi nitrifikasi
(Ir.Novizan., 2005).
Penguapan nitrogen tanah sangat ditingkatkan oleh drainase buruk dan aerasi
kurang lancar. Penguapan tersebut antara lain :
a. Penguraian oleh organisme
Mikroorganisme yang bersangkutan bentuk heterotrofik meningkatkan aminisasi dan
amonifikasi. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
-2[O] -2[O] -2[O]
2 HNO3 2HNO2 N2O N2
- H2O Nitrat nitrit oksidanitrogen unsur N
- O2NO
- H2O nitrogen monoksida
Dalam keadaan umum tanah, dinitrogen oksida (N2O) ialah gas yang paling
banyak hilang, nilai pH diatas 7 mendorong hilangnya N dalam bentuk unsur dan nilai
pH dibawah 6 meningkatkan hilangnya N dalam bentuk nitrogen monoksida (NO).
b. Pengurangan Kimia
Ada cara lain yang memungkinkan nitrogen hilang dalam bentuk gas.
Misalnya nitrit dalam larutan asam lemah, lambat laun akan menjadi gas nitrogen
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 21/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
21
kalau bersentuhan dengan garam ammonium tertentu, dengan amina-amina sederhana
seperti urea bahkan dengan senyawa sulfur yang tidak mengandung nitrogen dan
karbohidrat.
Reaksi berikut tentang apa yang dapat terjadi pada urea masih merupakan suatu saran:
2HNO2 + CO(NH2)2 CO2 + 3 H2O + 2 N2 nitrit urea
Tanaman yang kurang mendapat nitrogen akan kerdil dan memiliki sistem
perakaran terbatas. Daun menjadi kuning atau hijau kekuningan dan cenderung mudah
jatuh.
Karena pemberian senyawa nitrogen berefek sangat cepat pada tanaman, orang
cenderung menganjurkan pemberian yang lebih tinggi daripada yang diperlukan.Anjuran ini sangat merugikan, akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman tertentu.
Daun berwarna hijau tua, lunak, banyak berair (Soegiman, 1982).
2.4 Bahan Organik
Bahan Organik tanah mempengaruhi sifat fisika dan kimia tanah, sedang pengaruh
relatif sangat besar dibanding dengan jumlahnya yang sedikit dalam tanah. Biasanya
paling sedikit separuh dari kemampuan menukar kation dipengaruhinya dan
bertanggung jawab pada kemantapan agregat tanah lebih tanah lebih besar dibanding
dengan tiap faktor yang lain. Lagi pula bahan organik menyediakan senyawa energi
dan senyawa pembentuk tubuh jasad mikro.
Sumber asli bahan organik tanah ialah jaringan tumbuhan. Kira-kira 75% atau
lebih, jaringan hijau tanaman tingkat tinggi adalah air. Bahan kering dibuat dari
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen dan unsur-unsur mineral.
Meskipun lebih dari 90% berat kering ialah karbon, oksigen dan hidrogen,
tetapi unsur yang lain memegang peranan penting dalam kelangsungan tumbuhan.
Nitrogen, sulfur, kalium, fosfor, kalium dan kalsium dari sumber organik sangatlah
penting. Sebagian terbesar nitrogen tanah asli menjadi bagian solum sebagai penyusun
jaringan tumbuhan dan hewan.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 22/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
22
Susunan umum yang mewakili jaringan tumbuhan sangat banyak dan
bervariasi.Susunan umum yang mewakili jaringan tumbuhan yang masak dan kering
diberikan sebagai berikut :
Sederhana 1- 5 %
Karbohidrat–karbohidrat larut dalam air 10 – 28 %
yang kasar 20 – 50 %
Lemak-lemak, lilin-lilin, tanin, dan lain-lain 1 – 8 %
Lignin 10 – 30 %
Gula dan pati
Protein–protein Hemiselulosa 1 – 15 %
Selulosa
Senyawa dalam jaringan tumbuhan dapat digolongkan menurut mudahnya
dekomposisi sebagai berikut :
1. Gula, pati dan protein sederhana ( cepat terurai )
2. Protein kasar
3. Hemiselulosa
4. Selulosa sangat lambat
5. Lignin, lemak, lilin dan sebagainya terurai
Karbon merupakan penyusun umum dari semua bahan organik. Karena
senyawa dalam sisa tumbuhan dihancurkan, karbondioksida dilepaskan. Disamping
karbondioksida, karbonat dan bikarbonat, penyederhanaan bahan organikmenghasilkan karbon yang lain ( Soegiman, 1982 ).
2.5 Nisbah C/N
Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organik hingga sama
dengan C/N tanah (<20). Dengan semakin tingginya C/N bahan maka proses
pengomposan akan semakin lama karena C/N harus diturunkan. Bahan organik tidak
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 23/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
23
dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman karena perbandingan C/N
dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak sama dengan C/N tanah.
Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan
C/N mendekati atau samadengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat digunakan
atau diserap tanaman. Namun, umumnya bahan organik yang segar mempunyai C/N
yang tinggi, seperti jerami padi 50-70; daun-daunan > 50 (tergantung jenisnya); kayu
yang telah tua dapat mencapai 400 (Yovita Hety Indriani, 2006).
Nisbah karbon dan nitrogen (nisbah C/N) sangat penting untuk memasok hara
yang diperlukan mikroorganisme selama proses pengomposan berlangsung. Karbon
diperlukan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk
membentuk protein. Mikroorganisme akan mengikat nitrogen tetapi tergantung pada
ketersediaan karbon. Bila ketersediaan karbon terbatas (nisbah C/N terlalu rendah)
tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang dimanfaatkan mikroorgnisme untuk
mengikat seluruh nitrogen bebas. Dalam hal ini jumlah nitrogen bebas dilepaskan
dalam bentuk gas NH3 dan kompos yang dihasilkan mempunyai kualitas rendah.
Apabila ketersediaan karbon berlebih (C/N>40) jumlah nitrogennya sangat terbatas
sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan mikroorganisme.
Proses dekomposisi menjadi terhambat karena kelebihan karbon pertamakali
harus dibakar/dibuang oleh mikroorganisme dalam bentuk CO2. Nisbah C/N yang
cukup besar juga menunjukkan sebagai bahan bakar yang sukar terdekomposisi,
sedangkan nisbah C/N rendah relatif menunjukkan persentase yang lebih besar
daripada bahan yang mudah terdekomposisi (Rachman Sutanto,2002).
Nisbah C/N bahan organik merupakan indikator ketersediaan hara yang
dikandungnya, N-mineral hanya tersedia apabila nisbah ini sekitar 20:1 atau lebih
kecil lagi, nisbah yang lebih besar menunjukkan bahwa N-mineral hanya cukup atau
lebih rendah dibanding yang dimobilisasi oleh mikroorganisme dekomposer untuk
perkembangan dan aktifitasnya. Fenomena inilah yang menyebabkan sering terjadinya
defesiensi atau tidak efisiennya pemupukan N di lapangan apabila kita memberikan
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 24/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
24
bahan organik bernisbah C/N tinggi. Nisbah C/N bahan organik yang ideal adalah
yang mendekati nisbah C/N tanah subur yaitu 10:1 (Kemas Ali Hanafiah, 2005).
2.6 Faktor yang mempengaruhi proses pengomposan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pengomposan yaitu nilai:
1. Nilai C/N bahan
Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan
semakin singkat.
2. Ukuran bahan
Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposannya karena
semakin luas bahan yag tersentuh dengan bakteri. Untuk itu, bahan organik perlu
dicacah sehingga berukuran kecil.
3. Jumlah mikroorganisme
Biasanya dalam proses ini bekerja bakteri, fungi, aktinomycetes dan protozoa.
Sering ditambahkan pula mikroorganisme kedalam bahan yang akan
dikomposkan. Dengan bertambahnya jumlah mikroorganisme, diharapkan proses
pengomposan akan lebih cepat.
4. Kelembapan dan Aerasi
Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40-
60%. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara
optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau tinggi dapat menyebabkan
mikroorganisme tidak berkembang atau mati. Adapun kebutuhan aerasi tergantung
dari proses berlangsungnya pengomposan tersebut aerobic atau anaerobik.
5.TemperaturTemperatur optimal sekitar 30-500C (hangat). Bila temperatur terlalu tinggi
mikroorganisme akan mati. Bila temperatur relatif rendah mikroorganisme belum
dapat bekerja atau dalam keadaan dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam
proses pengomposan tersebut juga menghasilkan panas sehingga untuk menjaga
temperature tetap optimal sering dilakukan.
6. Keasaman
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 25/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
25
Keasaman atau pH dalam mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Kisaran pH
yang baik sekitar 6,5-7,5 (Yovita Hety indriani, 2006).
2.7 Mekanisme Pengomposan
Pengomposan merupakan proses perombakan (dekomposisi) dan stabilisasi bahan
organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan terkendali (terkontrol)
dengan hasil akhir berupa humus atau kompos. Proses pengomposan dibedakan
berdasarkan ketersediaan oksigen bebas. Ada dua mekanisme proses pengomposan,
yakni :
2.7.1 Pengomposan secara aerobik
Pada proses pengomposan ini, oksigen mutlak dibutuhkan. Proses perombakan bahan
organik secara aerobik akan menghasilkan humus, karbondioksida, air, dan energi.
Secara keseluruhan, reaksinya akan berlangsung sebagai berikut:
Bahan organikMikroba Aerob
CO2 + H2O + unsur hara + humus + energi
2.7.2 Pengomposan secara Anaerobik
Proses pengomposan anaerobik berjalan tanpa adanya oksigen. Biasanya prosesnya
dilakukan dalam wadah tertutup. Pengomposan anaerobik akan menghasilkan gas
metan (CH4), karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul
rendah seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat, dan asam
suksinat (Suhut Simamora et al, 2006)
Reaksi yang terjadi pada proses pengomposan
Reduksi Sulfat :
CH3CHOHCOOH + SO4-2 2 CH3COOH + H2S + 2OH-
4 H2 + SO4-2
2 H2O + H2S + 2 OH-
Reduksi karbon organik secara anaerobik :
CH3COOH CH4 + CO2
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 26/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
26
4CH3OH 3 CH4 + CO2 + 2 H2O
C6H12O6 bakteri 3 CH3COOH
C6H12O6 kapang 2 CH3CH2OH + 2 CO2
Reduksi karbondioksida :
2CH3CH2OH + CO2 2 CH3COOH + CH4
4 H2 + CO2 CH4 + 2 H2O
H2 + 2 CO2 2CH3COOH + 2 H2O
Reaksi oksidasi sempurna :
CH3COOH + 2 O2 CO2 + 2 H2O
2 H2 + O2 CO2 + 2 H2O
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O
(M.Judoamidjojo et al, 1992)
Reaksi aminasi :
Protein proses enzimatik
senyawa asam amino kompleks + O2 + amina
R – NH2 + HO hidrolisa enzim R – OH + NH3 + energi
Reaksi amonifikasi :
2 NH3 + H2CO3 (NH4)2CO3 2NH4
+
+ CO3
-2
Reaksi Nitrifikasi :
NH4+ + O2 NO2
- + H2O + H+ + Energi
NO2- + O2 NO3
- + Energi
(Mul Nulyani Sutedjo, 2002)
2.7.3 Fermentasi (Respirasi Anaerob)
Untuk melangsungkan hidup, semua organisme memerlukan energi. Proses dimana
energi dilepaskan dari bahan makanan seperti gula disebut dengan respirasi dan
mungkin terdapat ada tidaknya oksigen. Yang paling umum menggunakan substrat
adalah gula glukosa.
Respirasi aerobik dan anaerobik merupakan rantai dalam sel setiap individu
yang mana tahap demi tahap dikendalikan oleh enzim. Enzim diproduksi dalam sel
dan tiap-tiap enzim memiliki aturan dari reaksi-reaksi biasanya, sering juga
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 27/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
27
meningkatkan kecepatan reaksi. Setelah reaksi berakhir enzim tidak berubah dan
mampu untuk beraktivitas kembali.
Makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tersedia diluar sel dan
sebelum digunakan harus melewati membran sel. Banyak senyawa yang dapat lewat
dari membran tersebut; misalnya pati / tepung, sedangkan lemak dan selulosa tidak
dapat lewat karena strukturnya masih kompleks. Dengan itu sel menggunakan
senyawa kompleks tersebut dalam metabolismenya, enzim akan dikeluarkandari
membran sel dan memecahkan molekul yang besar menjadi molekul yang lebih kecil
sehingga dapat lewat melewati membran sel.
Respirasi melibatkan pemecahan glokosa - yang memiliki enam atom karbon –
oleh sebuah enzim yang mengontrol tahap ini menjadi dua molekul asam piruvat –
sebuah senyawa dengan tiga atom karbon.
Perbedaan respirasi aerobik dan anaerobik antara lain, dalam respirasi aerobik
asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air–yang menghasilkan energi
kimia yang besar untuk digunakan dalam sel. Dalam respirasi anaerobik jauh lebih
sedikit langkah yang dilibatkan dan asam piruvat dipecah tidak sempurna, hasil
akhirnya karbondioksida, alkohol, asam laktat atau asam-asam organik dengan energi
yang lebih kecil.
Dibawah ini merupakan gambaran umum ringkasan respirasi.
Glukosa ( 6 C )
Penambahan phospat
phospogliseradehida
melepaskan phospat bentuk ATP
asam piruvat ( 3 C )
respirasi aerobik respirasi anaerobik ( fermentasi )
+ oksigen
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 28/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
28
menghasilkan menghasilkan
energi besar energi rendah
CO2 + air asetaldehida + CO2
etil alkohol
asam laktat dan
produk lain
( Thelma J.Parry et al, 1983 )
2.8 Teknik Pengomposan anaerobik dengan EM4
Untuk mempercepat proses pengomposan umumnya dilakukan dalam kondisi aerobic
karena tidak menimbulkan bau. Namun, proses mempercepat proses pengomposan
dengan bantuan effective microorganism (EM4) berlangsung secara anaerobik
(sebenarnya semi anaerobik karena masih ada sedikit udara). Dengan metode ini, bau
yang dihasilkan ternyata dapat hilang bila proses berlangsung dengan baik (Yovita
Hety Indriani, 2006)
EM4 (effective microorganism 4) berupa larutan cair berwarna kuning
kecoklatan, ditemukan pertama kali oleh prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas
Ryukyus Jepang. Cairan ini berbau sedap dengan rasa asam manis dan tingkat
keasaman (pH) kurang dari 3,5. Apabila tingkat keasaman melebihi 4,0 maka cairan
ini tidak dapat digunakan lagi.
Mikroorganisme efektif atau EM adalah suatu kultur campuran berbagai
mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat,
ragi, Actinomycetes, dan jamur peragian) yang dapat digunakan sebagai inokulan
untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah dan dapat memperbaiki pertumbuhan
serta kualitas tanah. Pada gilirannya juga akan memperbaiki pertumbuhan serta
jumlah mutu hasil tanaman (Dipo Yuwono, 2006).
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 29/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
29
Effective microorganism (EM4) turunan bisa digunakan seperti penggunaan
EM4 murni. Namun, EM4 generasi baru hanya dapat digunakan dalam jangka waktu
tiga hari. Lebih dari tiga hari, aktivitas mikroorganisme di dalamnya akan menurun
( Nan Djuarnani et al, 2006).
Kompos yang dibuat menggunakan EM disebut juga bokashi. Kata bokashi
berasal dari bahasa Jepang yang artinya kira-kira bahan-bahan organik yang sudah
diuraikan (difermentasikan). Pembuatan bokashi harus dilakukan ditempat yang
terlindung dari sinar matahari dan terpaan air hujan (Redaksi Agromedia, 2008).
Keunggulan dengan bantuan EM4, bokashi yang diperoleh sudah dapat
digunakan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu setelah proses 4-7 hari. Selain itu,
bokashi hasil pengomposan tidak panas, tidak berbau busuk, tidak mengundang hama
dan penyakit, serta tidak membahayakan pertumbuhan atau produksi tanaman (Yovita
Hety Indriani, 2006)
Beberapa ciri bokashi yang baik adalah memiliki bau yang sedap dan berwarna
keputihan karena dilapisi jamur. Jika sebelum dipakai akan disimpan, bokasi
sebaiknya disebarkan diatas lantai semen yang berada dalam ruangan yang teduh dan
diangin-anginkan hingga kering ( Nan Djuarnani et al, 2006)
2.8.1 Pembuatan Starter EM4
Mikroorganisme di dalam larutan EM4 asli berada dalam keadaan tidur (dorman)
sehingga perlu dibangunkan (diaktifkan) terlebih dahulu dengan cara memberikan air
dan makanan.
Campurkan 1 cc EM4 dengan 1 Liter air (1.000 cc) dan 1 gram gula (larutan
0,1 % starter EM4).aduklah campuran ini lalu diamkan selama 2-24 jam untuk
memperoleh starter EM4 (Dipo Yuwono, 2006).
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 30/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
30
Jika tidak ada molasses dapat diganti dengan gula merah yang telah
diencerkan. Larutan molasses dan EM4 dimasukkan kedalam campuran bahan,
kemudian diaduk hingga merata.
2.8.2 Kadar Air
Kadar air campuran bahan sebaiknya 30-40 %. Menentukan kadar air bias
dilakukan dengan cara mengambil segemgam campuran bahan, kemudian
meremasnya. Campuran bahan dikatakan memilki kadar air 30-40% jika bahan tetap
menggumpal setelah dilepaskan dari gemgaman, tetapi akan retak atau pecah jika
disentuh dengan jari ( Nan Djuarnani et al, 2006)
2.9 Penentuan Nitrogen secara Kjedahl
Cara ini terutama penting dalam penentuan kadar protein. Pada dasarnya, bahan
dasarnya, bahan dioksidasi dengan asam sulfat pekat panas hingga hancur. Tahap ini
disebut tahap digestion atau pencernaan. Disini nitrogen diubah menjadi ion
ammonium. Pada tahap berikutnya, larutan ditambah basa kuat sehingga bereaksi basa
lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dengan HCl baku yang tertentu jumlahnya
untuk mengikat NH3 tersebut dan setelah selesai, destilat dititrasi dengan NaOH baku
untuk menentukkan kelebihan asam.
Selisih HCl yang ditambahkan dengan yang dititrasi merupakan jumlah yang
diikat NH3 sehingga dapat dihitung berupa NH3 yang terdestilasi dan dengan demikian
N di dalam bahan analisa.
Reaksi – reaksi :
Protein + moksidator NH+ + CO2 + H2O + lain–lain (digestion )
NH+ + OH
- NH3 + H2O ( destilasi )
NH3 + HCl berlebih NH4Cl ( penampungan )
HClsisa + NaOH NaCl + H2O ( titrasi )
atau :
NH3 + HBO2 NH4BO2 ( penampungan )
NH4BO2 + HCl HBO2 + NH4Cl (titrasi )
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 31/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
31
( W. Harjadi, 1993).
2.10 Penentuan Kadar C-Organik
Material organik tanah merupakan sisa tumbuhan, hewan dan organisme tanah, baik
yang telah maupun yang sedang mengalami dekomposisi. Material organik tanah yang
tidak terdekomposisi menjadi humus yang berwarna coklat sampai hitam dan bersifat
koloidal. Pengukuran kandungan bahan organik tanah berdasarkan jumlah organik
yang mudah teroksidasi akan mereduksi Cr 2O72- yang diberikan secara berlebihan.
Terjadi reaksi ini karena adanya energi yang dihasilkan oleh reaksi H2SO4 pekat dan
K 2Cr 2O7. Keadaan ini menyebabkan Cr 5+ direduksi oleh C-Organik menjadi warna
hijau dari Cr 3+
(Nuin Muhammad Suin, 2002).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat–alat
- Labu Kjehldahl Pyrex
- Hot Plate Stirer PMC
- Statif
- Klemp
- Mikro pipet Pyrex
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 32/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
32
- Timbangan Elektrik Mettler PM 400
- Alat – alat gelas Pyrex
- Oven Galamerican
3.2 Bahan–bahan
- Tumbuhan Kembang Bulan
- EM4
- Gula Aren
- Akuades
- H2SO4 (p) p.a. E. Merck
- H3PO4 (p) p.a. E. Merck
- HCl (p) p.a. E. Merck
- H3BO3 p.a. E. Merck
- NaOH p.a. E. Merck
- Fenolftalein p.a. E. Merck
- Selenium p.a. E. Merck
- K 2Cr 2O7 p.a. E. Merck
- Difenilamin p.a. E. Merck
- FeSO4 p.a. E. Merck
- HNO3 (p) p.a. E. Merck
- H2C2O4 p.a. E. Merck
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Penyediaan Sampel Kembang Bulan
Tumbuhan Kembang Bulan dirajang menjadi potongan-potongan kecil, kemudian
dikeringkan udara selama 3 hari.
3.3.2 Pembuatan Larutan Gula
Ditimbang sebanyak 500 g gula merah atau sesuai dengan yang dibutuhkan dan
dilarutkan dengan air sebanyak 1 L.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 33/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
33
3.3.3 Pembuatan Starter
Dimasukkan EM4 sebanyak 10 mL kedalam labu takar, ditambahkan larutan gula 10
mL, kemudian ditambahkan akuades hingga garis tanda. Lalu dihomogenkan
kemudian didiamkan selama 2-24 jam untuk memperoleh starter EM4.
3.3.4 Pembuatan Kompos
Ditimbang sebanyak 300 g sampel dimasukkan kedalam ember plastik, ditambahkan
starter EM4 sebanyak 400 mL, pencampuran dilakukan perlahan-lahan dan merata
hingga kandungan air 30-40%, kandungan air yang diinginkan diuji dengan tidak
menetesnya air bila bahan digemgam dan merekah bila gemgaman dilepaskan.
Kemudian ember ditutup rapat. Ditanam dalam tanah. Dilakukan pengadukan sekali
48 jam untuk mengeluarkan gas-gas yang terbentuk dan agar suhu adonan tidak terlalu
tinggi.
3.3.5 Pembuatan Pereaksi
3.3.5.1 Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan Nitrogen
a. Larutan NaOH 40%
Sebanyak 40 g Kristal NaOH kemudian dilarutkan dengan akuades, dimasukkan ke
dalam labu takar 100 mL, diencerkan hingga garis tanda, dan dihomogenkan.
b. Larutan Indikator FenolftaleinSebanyak 1 g kristal Fenolftalein dilarutkan dengan alkohol 96%, dimasukkan
kedalam labu takar 100 mL, diencerkan hingga garis tanda, dan dihomogenkan.
c. Larutan H3BO3 3%
Sebanyak 3 g H3BO3 dilarutkan dengan akuades, dimasukkan dalam labu takar 100
mL, diencerkan hingga garis tanda dan dihomogenkan.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 34/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
34
d. Larutan Indikator Campuran
Sebanyak 2 bagian indikator metal biru 0,1% (b/v) dan 1 bagian indikator metal merah
0,2% (b/v) dalam etanol
e. Larutan H2C2O4 0,01 N
Sebanyak 0,63 g kristal H2C2O4.2H2O dilarutkan dengan akuades, dimasukkan ke
dalam labu takar 1000 mL, diencerkan hingga garis tanda, dan dihomogenkan.
f. Larutan HCl 0,01 N
Sebanyak 0,83 mL HCl 37% dipipet ke dalam labu takar 1000 mL, diencerkan hingga
garis tanda dengan akuades, dan dihomogenkan.
g. Larutan Borat 0,01 N
Sebanyak 0,4765 gram Na2B4O7.10H2O dimasukkan kedalam gelas piala, dilarutkan
dengan 150 mL akuades panas bebas CO2 (akuades didihkan untuk membebaskan
CO2), didinginkan. Dimasukkan larutan kedalam labu takar 250 mL, ditambahkan
akuades hingga garis tanda, kemudian dihomogenkan.
h. Standarisasi HCl 0,01 N
- dipipet 10 mL larutan borak 0,01 N dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- ditambahkan 3 tetes indikator merah metil 0,2 %
- dititrasi dengan HCl 0,01 N hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
merah
- dilakukan hal yang sama sebanyak 3 kali
3.3.5.2 Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan C-Organik
a. Larutan K2Cr2O7 1N
Ditimbang secara kuantitatif kristal K 2Cr 2O7 sebanyak 12,258 g, dimasukkan kedalam
gelas piala 250 mL, dilarutkan dengan akuades, dimasukkan kedalam labu takar 250
mL, diencerkan hingga garis tanda, dihomogenkan
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 35/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
35
b. Larutan FeSO4 1N
Ditimbang secara kuantitatif kristal FeSO4.7H2O sebanyak 69,505 g, dimasukkan
kedalam gelas piala 250 mL, dilarutkan dengan akuades secukupnya, ditambahkan
37,5 mL H2SO4 (p) secara perlahan–lahan, dimasukkan kedalam labu takar 250 mL,
ditambahkan air destilasi (akuades) hingga garis tanda, didinginkan, dan
dihomogenkan.
c. Larutan difenilamin
Ditimbang 0,5 g difenilamin, dimasukkan kedalam gelas piala 1 L yang telah diisi
dengan 20 mL air destilasi, direndam dengan air es, ditambahkan 100 mL H 2SO4 (p)
secara perlahan–lahan, diaduk hingga larut.
3.3.6 Penentuan Kadar C-Organik dengan metode Walkey Black
- Ditimbang 0,1 g sampel
- Dimasukkan kedalam erlenmeyer
- Ditambahkan 10 mL K 2Cr 2O7 1 N
- Ditambahkan H2SO4 (p) 20 mL secara perlahan–lahan
- Diaduk selama 1 menit
- Didiamkan selama 30 menit
- Ditambah 100 mL akuades
- Ditambahkan 5 mL H3PO4 (p) dan 1 mL larutan difenilamin
- Dititrasi dengan larutan FeSO4 hingga terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi hijau
Catatan : Terlebih dahulu dilakukan hal yang sama pada blanko untuk standarisasi
FeSO4
3.3.7 Pengukuran Nitrogen
- Sebanyak 0,1 g sampel dimasukkan kedalam labu Kjehldahl
- Ditambahkan 0,3 g selenium dan 25 mL H2SO4 pekat
- Didektruksi sampel pada temperature 400 oC hingga sampel berubah menjadi
larutan cokelat kehitaman
- Dipindahkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan 50 mL akuades
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 36/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
36
- Ditambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein dan NaOH 40% sehingga berwarna
merah lembayung
- Disediakan penampung untuk hasil destilat berupa labu erlenmeyer yang berisi
50 mL H3BO3 3% dan 3 tetes indikator campuran
- Dipasang tabung destilasi pada alat destilasi, kemudian diletakan pada
tempatnya.
- Dilakukan destilasi hingga diperoleh warna hijau muda
- Detilat kemudian dititrasi dengan HCl 0,01 sampai terbentuk merah lembayung
- Dicatat volume titran ditentukan %N
- Dilakukan hal yang sama sebanyak 3 kali
3.4 Bagan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Kompos
Tumbuhan kembang bulan
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 37/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
37
Dipotong kecil–kecil
Dikeringkan didalam ruangan selama 3 hari
Ditimbang sebanyak 300 g
Dimasukkan kedalam ember plastik
Ditambahkan starter EM4 hingga kandungan 30-40%
(kandungan air yang diinginkan diuji dengan tidak menetesnya
air bila digemgam dan merekah bila gemgaman dilepaskan)
Ditutup rapat ember plastik
Dibenamkan dalam tanah
Dilakukan pengadukan sekali 48 jam untuk mengeluarkan gas-
gas yang terbentuk dan menjaga suhu adonan
Ditentukan kadar C-Organik dan Nitrogen masing-masing
kompos dengan variasi waktu 3-12 hari
3.4.2 Penentuan C – Organik
300 g serbuk kembang bulan
Kompos kembang bulan
Hasil
0,1 g serbuk kembang bulan
kering
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 38/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
38
Ditambahkan 10 mL K 2Cr 2O7 1 N
Ditambahkan 20 mL H2SO4 pekat
Diaduk selama 1 menit
Didiamkan selama 30 menit
Ditambahkan 100 mL akuades
Ditambahkan 5 mL H3PO4 85%
Ditambahkan 1 mL larutan difenilamin
Dititrasi dengan FeSO4 0,9784 N hingga warna berubah
menjadi hijau
Dicatat volume FeSO4 0,9784 N yang terpakai
Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing- masing kompos sesudah
pengomposan dengan variasi waktu 3-12 hari
Hasil pengukuran dikoreksi dengan penentuan berat kering sampelPengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
3.4.3 Penentuan Kadar Nitrogen
Hasil
Larutan hijau kekuningan
Larutan ungu
0,1 g serbuk kembang bulankering
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 39/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
39
Ditambahkan 0,3 g selenium dan H2SO4 pekat
Didektruksi pada suhu 400 oC hingga menjadi larutan coklat
kehitaman
Dipindahkan ke dalam labu destilasi
Ditambahkan 50 mL akuades
Ditambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein
Ditambahkan NaOH 40% sampai berwarna merah lembayung
Didestilasi
Ditampung destilat ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi 50
mL H3BO3 3% dan 3 tetes indikator campuran hingga berwarna
hijau
Ditampung ke dalam erlenmeyer yang berisi 50 mL H3BO3 3%
dan 3 tetes indikator campuran
Dititrasi dengan HCl 0,01 N
Ditentukan %N
Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing- masing kompos sesudah
pengomposan dengan variasi waktu 3-12 hari
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Larutan cokelat kehitaman
Destilat berwarna hijau
Larutan merah muda
Hasil
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 40/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
40
4.1 Hasil dan Pengolahan Data
4.1.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penentuan C-Organik dengan metode Walkey Black dapat dilihat pada tabel
4.1.; penentuan Nitrogen dengan metode kjehldahl dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.1. Data Volume FeSO4 0,9416 N yang Terpakai pada Penentuan
C-Organik dengan Metode Walkey Black
No Perlakuan Berat Kering Sampel
(g)
Volume FeSO4
0,9416 N (mL)
1 Blangko - 10,66
10,58
10,62
2 Tanpa Pengomposan 0,100 3,48
3,54
3,52
3 Pengomposan 3 hari 0,104 6.22
6,26
6,34
4 Pengomposan 6 hari 0,100 6.56
6,44
6,34
5 Pengomposan 9 hari 0,101 7,007.28
7,28
6 Pengomposan 12 hari 0,101 8,46
8,68
8,52
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 41/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
41
Tabel 4.2. Data Volume HCl 0,0102 N yang Terpakai pada Penentuan
Nitrogen dengan Metode Kjehldahl
No Perlakuan Berat Kering Sampel
(g)
Volume HCl
0,0102 N (mL)
1 Blangko - 0,3
0,3
0,3
2 Tanpa Pengomposan 0,101 5,9
5,8
6,0
3 Pengomposan 3 hari 0,101 6,8
6,4
6,7
4 Pengomposan 6 hari 0,101 6,5
6,9
6,7
5 Pengomposan 9 hari 0,101 6,1
6,2
6,3
6 Pengomposan 12 hari 0,101 6,0
6,2
6,4
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 42/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
42
4.1.2 Penentuan % C - Organik
Penentuan FeSO4 standar yang digunakan untuk menentukan % C–Organik :
N FeSO4 =
722
722722
OCr K
OCr K OCr K
V
xV N
N FeSO4 = Normalitas FeSO4 standar
V FeSO4 = mL FeSO4 yang terpakai untuk blangko
N K2Cr2O7 = Normalitas K 2Cr 2O7 yang digunakan sebagai larutan standar primer
V K2Cr2O7 = mL K 2Cr 2O7 yang digunakan untuk menstandarisasi
N FeSO4 =mL
mL Nx
62,10
101
= 0,9416 N
Penentuan % C-Organik dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
C - Organik(%) =77,0)(ker
33,01044
xgingsampelberat
x xV N FeSOFeSO
−
Dimana :
N FeSO4 = Normalitas FeSO4
V FeSO4 = mL FeSO4 standar yang digunakan untuk titrasi sampel
Catatan : nilai 0,33 menyatakan bahwa 1 grek K 2Cr 2O7 dapat mengoksidasi 3 grek
FeSO4 dan nilai 0,77 menyatakan bahwa hanya 77% senyawa organik yang
dapat dioksidasi oleh K 2Cr 2O7
Berdasarkan data volume FeSO4 0,9416 N yang terpakai dalam penentuan C-Organik
dengan metode Walkey Black (tabel 4.1.) maka dapat ditentukan % C-Organik padasampel, yaitu :
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 43/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
43
Untuk tumbuhan kembang bulan sebelum dikomposkan
Pengukuran I
C - Organik (%) =( )[ ]77,01,0
33,051,39416,010
x
x x−
= 43,49 %
Hasil pengukuran C-Organik pada tumbuhan kembang bulan setelah pengomposan
dengan variasi pengomposan 3 sampai 12 hari (setiap pengukuran C-Organik masing-
masing dilakukan sebanyak tiga kali ditunjukkan pada lampiran data
4.1.3 Penentuan % Nitrogen
Penentuan Normalitas HCl standar digunakan untuk menentukan % Nitrogen :
N HCl = HCl
borat laruborat laru
V
xV N tantan
Dimana :
N larutan borat = Normalitas larutan borat
V larutan borat = mL larutan borat yang dititrasi
N HCL = Normalitas HCl
V HCL = mL HCl (peniter)
N HCl =8,9
01,010 x
= 0,0102 N
Penentuan Nitrogen dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
% Nitrogen =( )
1000)(ker
100145
xgingberat
x x x xN VbV HCl
−
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 44/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
44
Dimana :
V = mL larutan HCl standar yang terpakai menitrasi sampel
Vb = mL larutan HCl standar yang terpakai menitrasi blangko
NHCl = Normalitas HCl
Berdasarkan data volume HCl 0,0102 Nyang terpakai dalam penentuan Nitrogen
dengan metode kjehldahl(table 4.2.) maka dapat ditentukan % Nitrogen pada sampel,yaitu:
Untuk tumbuhan kembang bulan sebelum dikomposkan
% Nitrogen =
( )
10001,0
1001450102,03,09,5
x
x x x x−
= 3,92 %
Hasil pengukuran Nitrogen pada tumbuhan kembang bulan setelah pengomposan
dengan variasi pengomposan 3 sampai 12 hari (setiap pengukuran C-Organik masing-
masing dilakukan sebanyak tiga kali ditunjukkan pada lampiran data
4.1.4 Penentuan C/N
C/N dari tumbuhan kembang bulan dapat ditentukan dengan membandingkan nilai %
C-Organik rata-rata (tabel )dengan % Nitrogen rata- rata (tabel )
C / N = Nitrogen
Organik C
%
% −
C / N = 92,3
49,43
Data C/N tumbuhan kembang bulan selengkapnya setelah pengomposan dengan
waktu pengomposan 3-12 hari dengan interval 3 hari dapat ditunjukkan pada lampiran
data
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 45/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
45
4.2 Pembahasan
Didalam penelitian, diperoleh bahwa % C-Organik pada tumbuhan kembang bulan
sebelum pengomposan 43,49 %, setelah 3 hari 36,29 %, setelah 6 hari 31,83 %,
setelah 9 hari 22,44 %, setelah 12 hari 20,68 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
dengan bertambahnya waktu pengomposan maka semakin turun % C-organik dari
tumbuhan kembang bulan. Hal ini karena selama pengomposan senyawa karbon
organik dimanfaatkan oleh bakteri sebagai sumber energi di dalam proses
metabolisme dan perbanyakan sel yang mana secara anaerob senyawa organik diubah
menjadi asam organik dan alkohol terlebih dahulu kemudian diubah menjadi CO2,
CH4, NH3 dan H2O (Dipo Yuwono, 2006)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 3 6 9 12 15
Waktu pengomposan ( hari )
C - O r g a n i k ( % )
Gambar 4.2.1. Kurva perubahan C - Organik terhadap Waktu
Pengomposan
Didalam Penelitian juga diperoleh kadar Nitrogen dari tumbuhan kembang
bulan sebelum pengomposan 3,92 %, setelah 3 hari 4,48 %, setelah 6 hari 4,48 %,
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 46/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
46
setelah 9 hari 4,13 %, setelah 12 hari 4,13 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa %
nitrogen pada tumbuhan kembang bulan mengalami penurunan dan peningkatan. Hal
ini disebabkan bahwa dalam proses pengomposan Nitrogen organik diubah terlebih
dahulu menjadi ammonia (NH3) yang mudah menguap, kemudian diubah menjadi
nitrit (NO2) dan nitrat (NO3-) yang merupakan bentuk nitrogen yang lebih stabil. Pada
pengomposan 3 dan 9 hari % nitrogen mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
pengomposan, dan pada saat pengomposan 9 hari mengalami penurunan karena
sebagian NH3 menguap. Pada pengomposan 12 hari sudah stabil karena ammonia
(NH3) diubah bentuk nya menjadi lebih stabil yaitu nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3
-)
(Hefni Efendi, 2003)
3.8
3.9
4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
0 3 6 9 12 15
waktu pengom posan ( hari )
N i t r o g e n ( % )
Gambar 4.2.1. Kurva perubahan Nitrogen terhadap Waktu
Pengomposan
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 47/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
47
Sehingga dapat dilihat bahwa sebelum pengomposan telah mencapai rasio C/N
yang optimum yaitu 11,09 karena telah mendekati Nilai C/N tanah sekitar 10-12
(Yovita Hety Indriani, 2006).
0
3
6
9
12
15
0 3 6 9 12 15
Lama Pengomposan ( hari )
r a s i o C / N
Gambar 4.2.1. Kurva perubahan C/N terhadap Waktu
Pengomposan
Berdasarkan SNI 19-7030-2004, hasil penelitian tumbuhan kembang bulan setelah
dikomposkan tidak memenuhi standar kompos berdasarkan kadar C/N karena kadar
C/N lebih kecil dari 10. Sedangkan sebelum pengomposan memenuhi standar karena
kadar C/N 11,09 %.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 48/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
48
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diperoleh kadar Nitrogen, C-Organik dan C/N dapat
dinyatakan bahwa kompos tumbuhan kembang bulan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber Nitrogen sebagai pengganti pupuk kandang dalam pembuatan kompos karena
mengandung Nitrogen rata-rata 4 % pada waktu pengomposan Sehingga dapat
menurunkan kadar C/N jika bahan baku pembuatan kompos mengandung C-Organik
yang tinggi.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya diperlukan penelitian dengan memanfaatkan tumbuhan
kembang bulan sebagai sumber Nitrogen untuk menurunkan kadar C/N bahan baku
pembuatan kompos yang mengandung C-Organik yang tinggi dan penelitian untuk
kadar parameter-parameter lainnya suatu kompos.
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 49/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
49
DAFTAR PUSTAKA
Djuarnani, N. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Hanafiah, K.A. 2005. Biologi Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://plants.usda.gov/indekx.html. 16 September 2008
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr295072.pdf. 16 September 2008
Indriani, Y.H. Membuat Kompos Secara Kilat . Jakarta: Penebar Swadaya
Judoamidjojo, M., Darwis dan Said. 1992. Teknologi Fermentasi. Jakarta: Penerbit
Rajawali
Lingga, P. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Jakarta: Penebar Swadaya
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. Medan: USU Press
Munawar, E.I. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat . Jakarta: Penebar
Swadaya
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif . Tangerang: PT Agromedia Pustaka
Parry, T.J. dan Rossa K. Pawsey. 1983. Principles of Microbiology for Students of
Food Technology. Second Edition. New York
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 50/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
50
Putra, S.E. 2009. Humus, Material Organik Penyubur Tanah. http :// www.chem-is-
try.org. 6 Maret 2009
Redaksi Agromedia. 2008. Cara Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka
Simamora, S. dan Salundik. 2002. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Steenis, V. 1988. Flora. Jakarta: Pt Pradnya Paramitha
Suin, M.N. 2002. Metode Ekologi. Padang: Universitas Andalas
Sutanto, K. 2002. Penerapan Pertanian Organik . Jakarta: Kanisius
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta
Yuwono, D. 2005. Kompos. Depok: Penebar Swadaya
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 51/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
51
Tabel 4.3. Data Pengukuran C-Organik dengan Metode Walkey Black
No Perlakuan % C-Organik
1. Tanpa Pengomposan 43, 49
2. Pengomposan 3 hari 36,29
3. Pengomposan 6 hari 31,83
4. Pengomposan 9 hari 22,44
5. Pengomposan 12 hari 20,68
Tabel. 4.4. Data Pengukuran Nitrogen Dengan Metode Kjehldahl
No Perlakuan % Nitrogen
1. Tanpa Pengomposan 3,92
2. Pengomposan 3 hari 4,48
3. Pengomposan 6 hari 4,48
4. Pengomposan 9 hari 4,13
5. Pengomposan 12 hari 4,13
Tabel 4.5. Data Nisbah C/N
No Perlakuan % C % N C/N
1. Tanpa Pengomposan 43,49 3,92 11,09
2. Pengomposan 3 hari 36,29 4,48 8,10
3. Pengomposan 6 hari 31,83 4,48 7,10
4. Pengomposan 9 hari 22,44 4,13 5,43
5. Pengomposan 12 hari 20,68 4,13 5,00
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 52/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
52
Tabel 5.1. Standar Kualitas Kompos SNI : 19-7030-2004
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 53/54
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon ( C ) Organik Dan C/N Dari Kompos TumbuhanKembang Bulan (Tithonia diversifolia), 2009.USU Repository © 2009
53
Gambar 1. Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia)
7/23/2019 09E00957
http://slidepdf.com/reader/full/09e00957 54/54
54