09E00953
Transcript of 09E00953
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
MEDAN
PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MEDAN
2009
SAHAT SIREGAR
040903065
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
ABSTRAK PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)
Nama : Sahat Siregar NIM : 040903065 Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP Penelitian ini berjudul Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan).
Latar belakang penelitian ini adalah adanya kenyataan bahwa suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya selalu dilakukan oleh manusia sebagai Sumber Daya Manusia atau pegawai yang dinamis dan memiliki pengetahuan, kemampuan, sikap dan perilaku yang terus berkembang. Dengan perkembangan pada pegawai akan mempengaruhi perkembangan organisasi dengan kinerja yang diwujudnyatakan dalam setiap aktifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan. Pengembangan sumber daya manusia adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan pengetahuan pegawai baik dari segi kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek melalui pendidikan dan pelatihan, kegiatan non-diklat, tugas belajar serta promosi. Kemudian kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, kehadiran, ketepatan waktu dan dampak interpersonal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian assosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai. Data diperoleh dari pegawai yang bertugas pada kantor pusat Dinas Perhubungan dengan populasi 127 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik proposional random sampling, sehingga diperoleh 32 orang responden. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang didapat maka hasilnya yaitu terdapat hubungan yang sedang antara pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai sebesar 0,624. Hal ini berarti koefisien korelasi positif dengan signifikansi sebesar 38,97%. Pengembangan sumber daya manusia pada Dinas Perhubungan sudah tinggi dan kinerja pegawai pun berada pada kategori tinggi. Sebagai proses yang berkesinambungan pengembangan sumber daya manusia harus mengedepankan kebutuhan kekinian pegawai agar semakin memperbaiki kualitas kinerjanya. Kata Kunci : Pengembangan SDM, Pendidikan dan pelatihan, Kinerja pegawai
negeri
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pengembangan Sumber Daya
Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota
Medan).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S-1 di
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
dukungan dan dorongan semangat dari berbagai pihak penulis tak akan sanggup
menyelesaikan skripsi ini. Baik dukungan secara moril, dukungan doa dan
dukungan materiil.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan
terima kasih yang terdalam kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini. Khusus kepada :
1 Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2 Bapak Dr. marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik.
3 Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan tenaga, pikiran dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan Penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
4 Bapak Dearmando Purba, SH selaku kepala Dinas Perhubungan Kota
Medan yang telah memberikan ijin kepada Penulis untuk melakukan
penelitian di kantor Dinas Perhubungan Kota Medan. Khususnya kepada
Kasubbag Kepegawaian Ibu Nisma Darma Siregar, SH yang telah
memberikan bantuan informasi yang berharga dalam penulisan skripsi ini.
Juga kepada Kasitel Ibu Legayanti Situmorang,SE, yang memberi
masukan-masukan kepada penulis, dan kepada Ibu Sundari,SE.
5 Orang tua Penulis yang sangat disayangi Pdt. Dj. Siregar/D.Br. Pardede,
yang telah memberikan perhatian yang besar dan kasih sayang yang tiada
terukur buat semangat dan motivasi pada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6 Saudara-saudara penulis yang telah membantu dan mendukung
penyelesaian Skripsi ini. Untuk bang Rico, S.Sos terima kasih atas segala
dukungan semangat dan saran-sarannya, bang Jerry, dan bang Ricky.
7 Saudara Philip Siregar, SE yang telah menyediakan fasilitas kepada
penulis untuk menyelesaikan pengetikan skripsi ini.
Penulis mengakui, tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap ada ada saran dan kritikan yang membangun. Sekian danterima
kasih.
Medan, 2009
Penulis
(Sahat Siregar)
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................... ........ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.5. Kerangka Teori ............................................................................ 6
1.5.1. Pengembangan ....................................................................... 6
1.5.2. Sumber Daya Manusia .......................................................... 8
1.5.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia ................................ 9
1.5.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ............................ 11
1.5.3.2. Kegiatan Non-Diklat ................................................. 17
1.5.3.3. Tugas Belajar ............................................................ 18
1.5.3.4. Promosi .................................................................... 19
1.5.4. Pengertian Kinerja ................................................................ 20
1.5.5. Pegawai .. .............................................................................. 21
1.5.6. Kinerja Pegawai .................................................................... 21
1.5.7. Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dengan Kinerja Pegawai ........................................................ 23
1.6. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 24
1.7. Defenisi Konsep ............................................................................ 25
1.8. Defenisi Operasional .................................................................... 25
1.9. Sistematika Penulisan ................................................................... 27
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian .......................................................................... 29
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
2.2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 29
2.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 29
1. Populasi ..................................................................................... 29
2. Sampel ....................................................................................... 29
2.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30
2.5. Teknik Pengumpulan Skor ......................................................... 31
2.6. Teknik Analisa Data ..................................................................... 32
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan .................................... 35
3.2. Struktur Dinas Perhubungan Kota Medan ............................... 36 3.3. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan ....................... 45 3.4. Arah Kebijakan ............................................................................ 47
BAB IV PENYAJIAN DATA
4.1 Data Dari Responden Pejabat Struktural .................................. 49 4.2 Data Dari Responden Staff Pegawai ........................................... 63 4.3 Klasifikasi Data ............................................................................. 78
4.3.1. Pengembangan Sumber Manusia (Variabel X) ................... 79
4.3.2. Kinerja Pegawai (Variabel Y) ............................................. 80
4.3.3. Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Kinerja Pegawai ................................................................... 81
BAB V ANALISA DATA .............................................................................. 86
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan .................................................................................. 98
6.2. Saran ............................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Jenis Kelamin 49
Tabel 2 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Usia..... 50
Tabel 3 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Pendidikan Terakhir.. 50
Tabel 4 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Golongan .. 50
Tabel 5 : Data Responden Pejabat Struktural Mengenai Lama Bekerja ........... 51
Tabel 6 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Frekuensi
Mengikuti Diklat ....................................... 51
Tabel 7 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Jenis dan
Jenjang Diklat yang Pernah Diikuti... 52
Tabel 8 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan, dan Sikap Setelah
Mengikuti Diklat.......................................................................... 52
Tabel 9 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kualifikasi
Tenaga Pelatih Diklat .. 52
Tabel 10 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Materi
Sesuai dengan Kebutuhan Dinas dan Kebutuhan Pegawai . 53
Tabel 11 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kurikulum
Diklat Sesuai dengan Kompetensi Jabatan .................................. 54
Tabel 12 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Metode Diklat
Sesuai dengan Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri......... 54
Tabel 13 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Adanya
Evaluasi Diklat ......................... 55
Tabel 14 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah
Diklat BerpengaruhPada Kinerja. 55
Tabel 15 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Usaha Mengembangkan Diri Sendiri Dengan Belajar Mandiri ....... 56
Tabel 16 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Usaha
Dinas Perhubungan Memberi Kesempatan pada
Pegawai Mengembangkan Diri Melalui suatu
Organisasi ........................................................................................ 56
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Tabel 17 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah
Mempengaruhi KinerjaMengembangkan Diri secara Mandiri
Maupun Melalui suatu Organisasi .... 57
Tabel 18 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mengikuti Tugas Belajar .. 57
Tabel 19 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Tugas
Belajar Meningkatkan Kinerja .... 58
Tabel 20 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mendapat Promosi ... 58
Tabel 21 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Promosi Berdasarkan Kinerja.... 58
tabel 22 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai
Promosi Mempengaruhi Kinerja ... 59
Tabel 23 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Perasaan
Senang Pada Hasil Kerja ............................. 60
Tabel 24 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Apakah Pernah
Mengalami Kendala Kerja .. 60
Tabel 25 : Jawaban Responden Pejabat Struktural tentang
Kemampuan Memperoleh Tanggung Jawab yang Lebih Besar ...... 60
Tabel 26 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Tentang
Penundaan Menyelesaikan Tugas ... 61
Tabel 27 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan
Peraturan Jam Kerja . 61
Tabel 28 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Kepatuhan
Prosedur Kerja dalam Hal Kehadiran .............................................. 62
Tabel 29 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Rasa Bangga
dalam Bekerja .. 62
Tabel 30 : Jawaban Responden Pejabat Struktural Mengenai Menjaga
Hubungan Personal .. 63
Tabel 31 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Jenis Kelamin .. 63
Tabel 32 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Usia........... 63
Tabel 33 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Pendidikan Terakhir 64
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Tabel 34 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Golongan .. .. 64
Tabel 35 : Data Responden Staff Pegawai Mengenai Lama Bekerja ................. 65
Tabel 36 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Frekuensi
Mengikuti Diklat ............................... 66
Tabel 37 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai jenis dan Jenjang
Diklat yang Pernah Diikuti..... 66
Tabel 38 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai
Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan, dan Sikap Setelah
Mengikuti Diklat................................... 67
Tabel 39 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kualifikasi
Tenaga Pelatih Diklat .. 67
Tabel 40 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Materi Sesuai
dengan Kebutuhan Dinas dan Kebutuhan Pegawai ...... 68
Tabel 41 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kurikulum Diklat
Sesuai dengan Kompetensi Jabatan .............................................. 68
Tabel 42 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Metode Diklat
Sesuai dengan Kebutuhan Praktis dan Pengembangan Diri ......... 69
Tabel 43 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Adanya Evaluasi
Diklat ... 69
Tabel 44 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Diklat Berpengaruh
Pada Kinerja......... 70
Tabel 45 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Usaha
Mengembangkan Diri Sendiri Dengan Belajar Mandiri .................. 70
Tabel 46 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Usaha
Dinas Perhubungan Memberi Kesempatan pada
Pegawai Mengembangkan Diri Melalui suatu Organisasi ............... 71
Tabel 47 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Mempengaruhi
Kinerja Mengembangkan Diri secara Mandiri Maupun Melalui
suatu Organisasi .... 71
Tabel 48 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah Mengikuti
Tugas Belajar .... 72
Tabel 49 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Tugas
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Belajar Meningkatkan Kinerja .... 72
Tabel 50 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah Mendapat
Promosi 73
Tabel 51 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Promosi
Berdasarkan Kinerja.. 73
Tabel 52 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Promosi
Mempengaruhi Kinerja .... 74
Tabel 53 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Perasaan Senang
Pada Hasil Kerja ...... 74
Tabel 54 : Jawaban Responden Staff Pegawai Apakah Pernah
Mengalami Kendala Kerja .. 75
Tabel 55 : Jawaban Responden Staff Pegawai tentang Kemampuan
Memperoleh Tanggung Jawab yang Lebih Besar ........... 75
Tabel 56 : Jawaban Responden Staff Pegawai Tentang Penundaan
Menyelesaikan Tugas .. 76
Tabel 57 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kepatuhan
Peraturan Jam Kerja . 76
Tabel 58 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Kepatuhan
Prosedur Kerja dalam hal Kehadiran ............................................... 77
Tabel 59 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Rasa Bangga
dalam Bekerja .. 78
Tabel 60 : Jawaban Responden Staff Pegawai Mengenai Menjaga
Hubungan Personal .. 78
Tabel 61 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel X ........................................................................................ 80
Tabel 62 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel Y ........................................................................................ 81
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................ 10
Gambar 2 : Hubungan Pengembangan Sumber Daya terhadap Kinerja
Pegawai ........................................................................................ 24
Gambar 3 : Struktur Dinas Perhubungan Kota Medan ................................... 38
Gambar 4 : Uji Signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua fihak .............. 85
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Tabulasi Variabel X (Pengembangan Sumber Daya Manusia)
Lampiran 3 : Tabulasi variabel Y (Kinerja Pegawai)
Lampiran 4 : Tabel Tabulasi Koefisien Korelasi X dan Y
Lampiran 5 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 6 : Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi
untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai
peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun didukung dengan sarana
dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber
daya manusia yang andal, kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan
baik.1
Pengembangan sumber daya manusia mengandung tugas untuk
mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga secara
Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok
yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,
sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
organisasi. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak
sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Perubahan perlu
mendapat dukungan pimpinan puncak sebagai langkah pertama yang penting
untuk dilakukan bukan hanya sekedar lip service saja.
Organisasi merupakan sarana kegiatan orang-orang dalam usaha mencapai
tujuan bersama. Dalam wadah kegiatan ini, setiap orang atau pegawai harus
memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan jabatannya.
1 Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta, hal: v.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
optimal, sehingga sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal untuk
bersama-sama mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi.2
2 B. Prihatminingtyas, 2005, Pengaruh Kemampuan Terhadap kinreja dan Dampaknya pada
Kepuasan Kerja, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIP Press, Malang,, hal: 119.
Dalam organisasi pemerintahan, kinerja pegawai dalam melakukan
tugasnya atau pekerjaannya sering tidak sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat. Mereka sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi
misalnya sering tidak masuk kerja, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan
jam kerja. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan
menjadi sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu
tidak terpakai dengan baik. Mereka beranggapan bekerja di pemerintahan itu tidak
perlu bekerja maksimal, karena gaji sudah ditetapkan jumlahnya, tunjangan sudah
diberikan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada
saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain di
luar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja pegawai, karena
perhatiannya terbagi dengan aktifitasnya di luar dari kewajibannya sebagai
pelayan publik. Sehingga pegawai tersebut tidak secara total memberikan
pengabdian diri pada organisasi..
Melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Medan, maka berdirilah Dinas Perhubungan sebagai unsur
pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang perhubungan yang dipimpin
oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Untuk menyempurnakan tugas pemerintah tersebut melalui Keputusan
Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Perhubungan, Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas
pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai sebuah organisasi pemerintah
daerah mempunyai visi sebagai penentu arah jalannya organisasi yaitu :
Untuk menciptakan sistem gerakan/aktifitas perhubungan yang handal dan
berkemampuan tinggi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi,
politik, sosial budaya serta mampu berperan sebagai penunjang, penggerak dan
pendorong pembangunan Kota Medan.3
Dinas Perhubungan Kota Medan menangani masalah-masalah
perhubungan baik di bidang perhubungan darat, perhubungan laut, perhubungan
udara, teknik sarana dan prasarana serta pos dan telekomunikasi. Adapun yang
menjadi tugas dan tujuan dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah menangani
dan sekaligus mengawasi kelancaran jalannya arus perhubungan di wilayah Kota
Untuk merealisasikan visi tersebut maka Dinas Perhubungan Kota Medan
perlu diberikan pengembangan sumber daya manusia, karena pegawai yang
bekerja disana adalah orang-orang yang diangkat oleh pemerintah untuk
menduduki suatu jabatan tertentu yang diarahkan untuk menjamin
penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan secara berdaya guna dan
berhasil guna.
3 pemkomedan.go.id/dis_phb.php.htm
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Medan. Dan merekalah yang paling berkompeten dalam segala urusan mengenai
perhubungan.
Pegawai Dinas Perhubungan terbagi menjadi dua bagian yaitu pegawai
yang bertugas di kantor yaitu mengurusi layanan masyarakat berupa surat-surat
ijin kelayakan kendaraan (speksi), surat pajak kendaraan bermotor, tarif angkutan,
dan urusan lainnya. Sedangkan pegawai lapangan berada di pos-pos terminal
berupa terminal Amplas; terminal Pinang Baris; terminal Sambu; terminal Aksara
dan terminal Belawan serta sebelas wilayah tugas.
Di dalam melaksanakan tugasnya tersebut tentu harus memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas baik. Pengembangan dapat dilakukan dengan
berbagai cara misalnya pendidikan dan pelatihan (diklat), mengikutsertakan
pegawai tugas belajar untuk mengikuti pendidikan formal, dan kegiatan lainnya.
Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pegawai yang sudah
mengikuti Diklat (alumni peserta Diklat). Evaluasi Diklat hanya dalam bentuk
output berupa sertifikat dan dilakukan sesaat setelah pegawai selesai mengikuti
Diklat, tetapi tidak setelah pegawai kembali ke instansinya. Outcome dari Diklat
yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada pengetahuan, sikap dan perilaku
alumni peserta Diklat belum termonitor dan terevaluasi, sementara pegawai tetap
harus bekerja.4
Banyaknya peserta diklat yang tidak disesuaikan dengan rencana
pengembangan karier mengakibatkan peserta diklat setelah kembali tidak
memperoleh penempatan promosi maupun pengembangan potensinya. Hal ini
menimbulkan frustasi dan kekecewaan bagi para pegawai. Kecenderungan yang
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
terjadi dalam organisasi pemerintahan bahwa ada pegawai yang tidak punya
beban kerja dan malah menimbulkan masalah dalam kantor misalnya bermalas-
malasan maka untuk memberikan jalan keluarnya pegawai tersebut didiklatkan.
Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH ANTARA
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA
PEGAWAI (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah : Apakah
Terdapat Pengaruh antara Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan
Kinerja Pegawai di Dinas Perhubungan Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan sumber daya
manusia terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara pengembangan sumber daya manusia dengan kinerja pegawai di
Dinas Perhubungan Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
4 Miftah Thoha, 2005, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Penerbit Kencana, Jakarta,
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat :
1. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan untuk memberi gambaran tentang
pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap peningkatan
Kinerja sehingga dapat ditentukan kebijakan yang tepat dalam
pemberdayaan sumber daya manusia.
2. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam
menganalisa masalah-masalah Sumber Daya Manusia serta menerapkan
teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah terhadap praktek di
lapangan.
3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan acuan atau
rujukan terhadap penelitian yang relevan.
1.5. Kerangka Teori
1.5.1. Pengembangan
Menurut Andrew E. Sikula pengembangan adalah merupakan satu proses
pendidikan jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual
dan teoritis untuk mencapai tujuan umum.5
Pengembangan menurut Suprihanto adalah suatu kegiatan untuk
memperbaiki kemampuan pegawai dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
Hal: 91.
5 DR. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2003, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penerbit Reflika Diatama, Bandung, hal :50.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
pengertian pengetahuan umum termasuk peningkatan penguasaan teori,
pengambilan keputusan dalm menghadapi persoalan organisasi.6
1. Tujuan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, maksudnya adalah
bahwa setiap kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan harus jelas
kemana arahnya dan dapat dikerjakan, dan harus disesuaikan dengan kondisi,
jangan mengada-ada dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dari pengertian pengembangan yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
maka pengembangan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses peningkatan
kemampuan atau pendidikan jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan
konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas
hubungan manusia (human relation) untuk mencapai tujuan umum yang
dilakukan secara sistematis dan terorganisasi dan dilakukan oleh pegawai
manajerialnya (tingkat atas dan menengah). Jadi dalam hal ini pengembangan
ditujukan pada para manajer atau staf agar mereka lebih mampu untuk mengelola
suatu organisasi melalui pengambilan keputusan dan memperluas hubungan
manusia.
Komponen-komponen pengembangan antara lain :
2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai (profesional),
maksudnya orang-orang yang dijadikan pelatih adalah orang yang memang
mampu dalam melatih dan itu merupakan bidangnya agar hasil yang
diperolehnya baik.
6 John Suprihanto, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta,
hal : 88.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
3. Materi pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,
maksudnya agar materi yang diberikan itu tidak lari dari jalur atau tujuan yang
hendak dicapai karena akan mengakibatkan kerugian.
Tahapan-tahapan penyusunan pengembangan :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
b. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
c. Menetapkan metode pengembangan
d. Mengadakan percobaan revisi
e. Mengimplementasikan dan mengevaluasi
Tujuan dari pengembangan ialah :
a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
b. Meningkatkan produktifitas kerja
c. Meningkatkan kualitas kerja
d. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
e. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
f. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
g. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi maksimal
h. Menghindarkan keusangan
i. Meningkatkan kepribadian pegawai
1.5.2. Sumber Daya Manusia
Nawawi7
7 H. Hadari Nawawi, 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, hal: 46.
menjelaskan tiga pengertian dari sumber daya manusia,yakni :
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu
organisasi (sering disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber daya manusia adalah potensi dan merupakan aset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi, yang
diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi.
Dengan demikian sumber daya manusia merupakan faktor vital dari
keberlangsungan sebuah organisasi dan yang paling menentukan dalam mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang dimaksud
adalah orang-orang yang siap pakai dan memiliki kemampuan dalam pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
1.5.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk
mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui proses
perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau pegawai untuk
mencapai suatu hasil optimal..8
Pengembangan sumber daya manusia melibatkan proses pengubahan
perilaku (behavior engineering). Kata "belajar" menurut para pakar memang
selalu melibatkan proses perubahan perilaku (dari suatu keadaan ke keadaan lain
yang lebih baik). Di samping itu, harus pula ditegaskan bahwa "pengalaman
8 Sama dengan catatan kaki No. 1.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
belajar" di dalam proses itu harus dilakukan secara sadar, yakni direncanakan
dengan baik, dilaksanakan secara cermat, dan diukur tingkat efektifitasnya.
Dari pengertian diatas maka pengembangan sumber daya manusia
merupakan proses merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari
suatu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik untuk mempersiapkan suatu
tanggung jawab di masa mendatang dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua dimensi
yaitu dimensi individual dan dimensi institusional/organisasional. Tujuan yang
berdimensi individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang
pegawai. Tujuan berdimensi institusional mengacu kepada apa yang dapat dicapai
oleh institusi/organisasi sebagai hasil dari program-program pengembangan
sumber daya manusia.9
Gambar 1
Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
OUTPUT OUTCOME
INDIVIDUAL INSTITUSIONAL
Dari gambar diatas, hasil paling langsung dapat diamati dari suatu program
pengembangan sumber daya manusia adalah disebut Output, yakni keluaran
Pengemba-ngan
sumber daya
manusia
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
dalam bentuk Sumber Daya Manusia yang memperbaiki kualitasnya. Bila output
ini telah dikembalikan ke tempat kerjanya masing-masing, maka diharapkan dapat
menghasilkan Outcome, yakni keluaran yang berdimensi organisasional.
Sebagai contoh, sekelompok pegawai dilatih dalam hal keterampilan
mengoperasikan komputer. Jika program pelatihan ini selesai diadakan, maka
diharapkan sekelompok pegawai ini telah dapat mengoperasikan komputer.
Sekelompok pegawai dengan keterampilan ini disebut output pengembangan
sumber daya manusia. Bila output ini telah kembali bekerja ke tempat masing-
masing dan mereka terbukti mampu memberi sumbangan yang berarti bagi
organisasi, misalnya urusan pengelolaan informasi menjadi efektif dan efisien,
maka manfaat ini disebut sebagai outcome.
Proses pengembangan (development) SDM berhubungan erat dengan
konsep pendidikan (education) dan pelatihan (training). Pendidikan dan pelatihan
dalam konteks ini adalah cara yang mesti dilalui untuk mencapai suatu
pengembangan. Pengembangan tidak bisa dipisahkan dari pendidikan dan
pelatihan. Pengembangan ini dapat berjalan secara optimal bila dilakukan melalui
cara-cara yang terencana dan secara mendasar dan sistematik.10
Menurut Sastradipoera,
1.5.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
11
9 LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri
Sipil, Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal: 15. 10 ibid. hal: 8. 11 Komaruddin Sastradipoera, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia : suatu pendekatan fungsi
operatif. Bandung, Kappa-Sigma, hal: 51.
pengembangan sumber daya manusia mencakup
baik pendidikan yang meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
lingkungan keseluruhan maupun pelatihan yang menambah keterampilan dalam
melaksanakan tugas yang spesifik. Pendidikan (education) sumber daya manusia
merupakan proses pengembangan jangka panjang yang mencakup pengajaran dan
praktek sistematik yang menekankan pada konsep-konsep teoritis dan abstrak.
Sedangkan pelatihan (training) adalah salah satu jenis proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.
Soeprihanto12
Pendidikan dan pelatihan adalah upaya mengembangkan sumber daya
manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian
manusia. Pendidikan dan pelatihan adalah proses belajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah menunjukkan kedudukan,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang dalam organisasi. Pelatihan yang
dimaksud adalah upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada
mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada umumnya,
termasuk peningkatan penguasaan teori pengambilan keputusan dalam
menghadapi persoalan-persoalan organisasi. Sedangkan latihan adalah kegiatan
untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan.
12 Sama dengan catatan kaki No. 5, hal :85.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta menerima dan melakukan
pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.
Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan haruslah yang spesifik
dan latihan harus diarahkan pada perubahan perilaku yang telah diidentifikasikan.
Pelatihan juga harus mempelajari keterampilan atau teknik khusus yang dapat
diobservasi pada tempat tugasnya.
Tujuan pendidikan menurut Moekijat13
1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat
:
2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara lebih rasional
3. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja sama
antara rekan-rekan pegawai dengan manajemen pendidikan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan pada umumnya dalam rangka pembinaan
terhadap para pegawai agar dapat :14
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi
dan masyarakat
2. meningkatkan mutu dan kemampuan, serta keterampilan baik dalam
melaksanakan tugasnya maupun kepemimpinannya.
3. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam
melaksanakan tugas
4. Melatih dan meningkatkan kerja dalam merencanakan
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) no 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil tujuan Diklat adalah :
13 Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung,
hal: 38. 14 Abdurrahman Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 98.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;
b. Menciptakan Pegawai yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan
tugas pemerintah dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan
yang baik.
Sasaran Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.
a. Jenis dan Jenjang Diklat15
Diklat Pra Jabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam
rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, selain
pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang
1. Diklat Pra Jabatan
CPNS baik Golongan I dan II maupun Golongan III sebelum diangkat
menjadi PNS terlebih dahulu harus mengikuti pendidikan dan pelatihan Pra
Jabatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PP No. 101 Tahun 2000 dan
Keppres No. 5 Tahun 1996 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan Pegawai
Negeri Sipil.
15 Sama dengan catatan kaki No. 9.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
tugas dan budaya organisasi, agar mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayan masyarakat. Diklat Pra Jabatan ini terdiri atas:
a. Diklat Pra Jabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I;
b. Diklat Pra Jabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II;
c. Diklat Pra Jabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.
2.Diklat Dalam Jabatan
Diklat dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Terdiri dari Diklat kepemimpinan,
Diklat fungsional, dan diklat teknis.
Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) dilaksanakan persyaratan kompetensi
kepemimpinan Pegawai Pemerintah jenjang Jabatan Struktural, tersusun atas :
1) Diklatpim Tingkat IV, untuk Jabatan Struktural Eselon IV;
2) Diklatpim Tingkat III, untuk Jabatan StrukturaI Eselon III;
3) Diklatpim Tingkat II, untuk Jabatan Struktural Eselon II;
4) Diklatpim Tingkat I, untuk Jabatan Struktural Eselon I.
Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.
Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi teknis adalah
kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas
masing-masing. Bagi PNS yang belum memenuhi persyatatan kompetensi jabatan
perlu mengikuti Diklat Teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi
jabatan masing-masing.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
c. Kurikulum dan Metode
Kurikulum pendidikan dan pelatihan pegawai disusun berdasarkan
kebutuhan kompetensi untuk suatu jabatan. Setiap jenis dan jenjang Diklat
mempunyai Tujuan Kurikuler Umum (TKU) dan Tujuan Kurikuler Khusus(TKU).
Kurikulum Diklat sebagaimana dimaksud memuat struktur kurikulum, mata
pelajaran-mata pelajaran diklat, dan ringkasan materi dari setiap mata Diklat yang
terdiri dari deskripsi singkat, Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan
Instruksional Khusus (TIK), pokok bahasan, waktu (sesi dan jam pelajaran), dan
metode.
Metode Diklat menggunakan cara pembelajaran bagi orang dewasa, serta
disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menggambarkan
kebutuhan praktis dan pengembangan diri peserta.
Metode Diklat diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran antara lain:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Praktik/latihan
4. Studi banding
5. Studi kasus
6. Simulasi
7. Bermain peran
8. Belajar dengan menggunakan media
Metode diklat sebagaimana disebutkan di atas dipilih dan ditetapkan
seimbang pada setiap proses diklat.
d. Evaluasi
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Pendidikan apapun bentuk dan tingkatnya pada akhirnya menuju kepada
suatu perubahan perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat. Seberapa
jauh perubahan atau peningkatan kemampuan itu terjadi diperlukan suatu
mekanisme.16
16 Sama dengan catatan kaki No. 1, hal: 81.
Alat pengukur sering disebut tes, evaluasi, serta pengukuran dan
dipergunakan secara bersama-sama namun pengertiannya berbeda-beda. Tes
mempunyai pengertian sebagai tugas-tugas yang telah dibakukan yang diberikan
kepada sasaran belajar untuk diselesaikannya pengukuran meliputi segala cara.
Untuk memperoleh informasi ini orang melakukan tes. Sedangkan evaluasi adalah
penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara-
cara lain untuk memperoleh dan membuat keputusan pendidikan. Dengan
sendirinya keputusan-keputusan ini akan bersifat subjektif, tergantung pada
pertimbangan pribadi. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi
yang diperoleh dari pengukuran. Sedangkan untuk pengukuran ini dilakukan tes.
Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program diklat yang telah
dilaksanakan adalah penting untuk mengukur seberapa jauh program diklat
tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan bagi
pegawai secara khusus maupun organisasi secara umum.
1.5.3.2. Kegiatan Non-Diklat
Ada banyak kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan atau diikuti
baik secara mandiri maupun secara organisasi oleh instansinya atau pihak luar
instansinya.
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia secara mandiri antara lain:
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
a. Membaca buku teks, referensi, dan media cetak lainnya.
b. Menonton program pendidikan dan pelatihan melalui TV, Video,
dan media proyeksi lainnya.
c. Mendengar siaran radio, kaset dan media terekam lainnya.
d. Melalui komputer atau internet.
e. Menulis buku, referensi, artikel dan sebagainya.
f. Mengajar atau melatih (menurut Covey Belajar dengan cara
mengajar dan melakukannya)
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang diorganisasi oleh
suatu instansi berupa:
a. Lokakarya/workshop.
b. Seminar
c. Semiloka (Seminar dan Lokakarya)
d. Simposium
e. Pameran (Ekspose)
f. Studi Banding
g. Wisata karya (Field Trip)
1.5.3.3 Tugas Belajar
Untuk menciptakan pegawai yang memiliki kompetensi jabatan diperlukan
peningkatan kualitas kemampuan profesional sesuai dengan persyaratan
jabatannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan professional
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
tersebut adalah melalui tugas belajar guna mengikuti pendidikan formal di
Perguruan Tinggi dan Institut yang terakreditasi.17
a. Menunjukkan semangat, minat dan potensi untuk pengembangan
prestasi kerjanya.
Tugas belajar dari suatu instansi dengan biaya APBN/APBD umumnya ke
pendididkan formal kedinasan seperti Institut Ilmu Kepemerintahan (IIP)
Departemen Dalam Negeri. Kepala Dinas/Instansi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam merekrut atau menyeleksi pegawainya yang akan
mengikuti tugas belajar dapat berpedoman pada syarat-syarat berikut:
b. Latar belakang pendidikan formal dan diklat yang telah diikuti.
c. Batas usia pensiun (BUP) minimal 5 (lima) tahun.
d. Pengetahuan Akademik yang telah dimiliki sesuai atau ada
relevansinya dengan kurikulum pendidikan yang akan diikutinya.
e. Kesiapan fisik dan mental untuk mengikuti tugas belajar.
f. Kesiapan berbahasa Inggris atau bahasa yang dipersyaratkan oleh
Perguruan Tinggi tempat tugas belajar.
Penyelenggaraan Pendidikan Formal untuk tugas belajar PNS adalah
Perguruan Tinggi berupa Akademi, Politeknik, Institute, Sekolah Tinggi maupun
Universitas.
Program Pendidikan di Perguruan Tinggi yang dapat dipilih adalah
Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor.
1.5.3.4 Promosi
17 Sama dengan catatan kaki No.9, hal.11.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Pentingnya promosi bagi pegawai adalah sebagai salah satu reward dan
incentive (ganjaran perangsang), adanya ganjaran perangsang ini berupa
promosi dapat meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai.18
Promosi adalah perubahan kedudukan seseorang pegawai dalam rangkaian
susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan semula baik dari
segi tanggung jawab, syarat-syarat kerja atau penghasilannya.
19
Promosi adalah pengangkatan PNS pada tingkat kedudukan yang lebih
tinggi baik dalam arti kepangkatan (kenaikan pangkat) maupun jabatan. Pangkat
adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangkaian
susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Adapun jabatan
adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
seseorang PNS dalam suatu susunan organisasi negara. Jabatan dalam lingkungan
PNS terdiri dari jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional.
20
Promosi pada hakekatnya adalah kenaikan ke sesuatu jenjang yang lebih
tinggi nilai atau derajatnya dari pekerjaan atau tugas lama. Kesempatan promosi
dalam suatu organisasi dapat terjadi karena lowongan, baik lowongan dari segi
kepangkatan yang timbul dalam sistem kepegawaian yang menggunakan sistem
Sebagai salah satu upaya pengembangan, promosi sangat diharapkan oleh
setiap pegawai dimanapun ia berada, oleh karena dengan promosi itu pegawai
akan mendapatkan hak-hak yang bersifat material misalnya kenaikan pendapatan,
perbaikan fasilitas, sedangkan hak nonmaterial misalnya status sosial, rasa
bangga.
18 Soekidjo Notoadmodjo, 1992, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 29. 19 A.S. Moenir, 1993, Manajemen Personalia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 173. 20 LAN dan DEPDAGRI, 2007, Modul 1 Manajemen Sumber Daya Manusia, Diklat Teknis
Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,.Jakarta, hal : 22.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
pengurutan kepangkatan, misalnya di lingkungan PNS. Sedangkan lowongan dari
segi jabatan timbul dalam sistem kepegawaian yang menggunakan sistem
klasifikasi pekerjaan , dan ini banyak dianut di lingkungan perusahaan. Namun
demikian di lingkungan organisasi pemerintahan juga terdapat lowongan dari segi
jabatan baik struktural maupun nonstruktural.
1.5.4. Pengertian Kinerja
Menurut Simamora kinerja adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai misinya21. Sedangkan Shadily, mengatakan kinerja atau performance
adalah berdaya guna prestasi atau hasil22
Dalam bahasa Indonesia kata pegawai berasal dari kata pe- dan gawai.
Pe- adalah sebuah awalan yang menunjukkan arti orang yang mengerjakan atau
.
Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai
tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja
suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja
fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.
Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja itu merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya yang diperoleh selama periode waktu tertentu dan meliputi elemen-
elemen seperti kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, kehadiran dan kemampuan
bekerja sama.
1.5.5. Pegawai
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
mempunyai pekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata dasar, sedangkan gawai
berarti kerja23
21 Bilson Simamora, 2003, Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan, Gramedia Pustaka,
Jakarta, hal: 45. 22 Hasan Shadily, 1993, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 425. 23 Tim Dosen Administrasi IKIP Malang, 1990, Pegawai dan Administrasi, Malang, hal: 179.
.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai
adalah orang-orang yang bekerja pada suatu tempat yang resmi, memiliki data-
data pribadi dan mempunyai kekuatan hukum. Tempat pekerjaan yang dimaksud
adalah organisasi, lembaga, atau badan dan lainnya yang berhubungan dengan
pegawai.
1.5.6. Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai (employee performance) adalah hasil dari perilaku
anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya
perilaku. Untuk mengetahui ukuran kinerja organisasi maka dilakukan penilaian
kinerja. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik pegawai
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standard dan kemudian
mengomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Pengukuran kinerja di
sektor publik lebih sulit dilakukan dibandingkan di sektor swasta. Di sektor
swasta, indikator kinerja utamanya adalah keuntungan, sedangkan di sektor publik
yang menghasilkan barang dan berbagai jasa, penilaian kinerjanya menjadi lebih
kompleks dan multi-dimensional. Kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama
dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang
dilakukan.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Menurut Sulistiyani24
1) Kualitas
ada lima hal yang dapat dijadikan indikator kinerja
pegawai antara lain:
Menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan.
2) Kuantitas
Yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah
lingkaran aktifitas.
3) Ketepatan waktu
Sesuai dengan standar yang ditetapkan organisasi pelaksanaan kerja dapat
diselesaikan dalam waktu yang ditentukan
4) Kehadiran
Jumlah kegiatan yang dihadiri pegawai dalam masa kerja organisasi
5) Dampak interpersonal
Menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di antara
teman kerja, maupun kepada bawahan dan atasan.
1.5.7. Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja
Pegawai
Didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan
serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang untuk
bekerja dengan baik dan suksesi posisi yang ditemui selama karirnya,25
24 Ambar T Sulistiyani & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal: 228.
maka
pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dilakukan
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
untuk merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dari suatu keadaan
ke keadaan lain yang lebih baik melalui pendidikan jangka panjang dan
pengalaman belajar dalam mempersiapkan pegawai untuk tanggung jawab di
masa mendatang.
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, ketepatan
waktu, kehadiran dan mempunyai dampak interpersonal dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.26
Gambar 2. Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia
terhadap Kinerja Pegawai
Feed back
Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk menghasilkan
sumber daya manusia organisasi yang andal dan memiliki kompetensi yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Tujuan pengembangan sumber daya manusia pada
akhirnya adalah untuk menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang baik
dengan cara meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat berkinerja lebih baik.
Jika kinerja pegawai sebelumnya adalah positif, maka pengembangan yang
diberikan bertujuan untuk semakin meningkatkan prestasi pegawai tersebut dalam
proses menapaki jenjang karir. Sedangkan bila kinerja sebelumnya negatif, maka
tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memperbaikinya agar
menjadi baik dan positif.
Untuk menerangkan hubungan pengembangan sumber daya manusia
dengan kinerja pegawai dapat dilihat dari gambar berikut:
25 Simamora 1995, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Penerbit FISIP Press, Malang, 2005,
hal: 120.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Kegiatan non-Diklat
3. Tugas Belajar
4. Promosi
Kinerja Pegawai
Kualitas Kuantitas Ketepatan
waktu Kehadiran Hubungan
Interpersonal
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Feed back
1.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.27
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial.
Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pengembangan sumber daya manusia dengan kinerja pegawai di Dinas
Perhubungan Kota Medan.
1.7. Defenisi Konsep
28
26 Sama dengan catatan kaki No. 23. 27 Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, hal: 70. 28 Masri Singarimbun, dkk, 1995, Metode Penelitian Survei, Penerbit LP3ES, Jakarta, Hal.33.
Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka
penulis mengemukakan defenisi konsep yaitu :
1. Pengembangan sumber daya manusia yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
pengetahuan pegawai baik dari segi kemampuan pengetahuan secara teori
maupun praktek melalui pendidikan dan pelatihan, kegiatan non-Diklat,
tugas belajar serta promosi.
2. Pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil
yang telah terdaftar dalam registrasi pegawai, memakai seragam dengan
atribut dan simbol-simbol Dinas Perhubungan dan sehari-hari aktifitasnya
berada di lingkungan kerja Dinas Perhubungan Kota Medan.
3. Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas, kehadiran,
ketepatan waktu dan dampak interpersonal
4. Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai
adalah untuk memperbaiki, meningkatkan pegetahuan pegawai dari segi
kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek melalui pendidikan
dan pelatihan, kegiatan non-Diklat, tugas belajar serta promosi akan
meningkatkan hasil kerja pegawai secara kualitas, kuantitas, kehadiran,
ketepatan waktu dan dampak interpersonalnya.
1.8. Defenisi Operasional
Berdasarkan pendapat Singarimbun defenisi operasional adalah semacam
petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi
operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu
penelitian.29
Partisipasi pegawai mengikuti perjenjangan diklat
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X) : Pengembangan sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan pengetahuan pegawai baik dari segi
kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktek.
Pengembangan sumber daya manusia sebagai variabel bebas, diukur melalui
indikator sebagai berikut :
1. Pendidikan dan pelatihan
Adanya perubahan pada pengetahuan, kemampuan dan sikap dalam bekerja
Tenaga pelatih diklat berkualifikasi memadai dan berpengalaman Materi disesuaikan dengan kebutuhan teknis pegawai Kurikulum sesuai dengan kompetensi jabatan Metode diklat sesuai dengan kebutuhan praktis dan pengembangan diri
pegawai
Adanya evaluasi outcomes diklat untuk mengetahui dampaknya pada kemajuan pegawai.
2. Kegiatan non-Diklat
Mengembangkan diri dengan belajar secara mandiri
Mengembangakan diri dengan belajar melalui suatu organisasi
3. Tugas belajar
Meningkatkan kemampuan kompetensi jabatan sesuai dengan persyaratan
jabatan
29 Sama dengan catatan kaki No.28, hal.46.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
4. Promosi
Perubahan jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya
Diberikan berdasarkan pada kinerja pegawai
2. Variabel Terikat (Y) : Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah serangkaian prestasi atau hasil yang diperoleh dari
kegiatan atau pekerjaan selama beberapa waktu tertentu.
Kinerja pegawai sebagai variabel terikat diukur melalui indikator sebagai berikut:
1. Kualitas
menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan
2. Kuantitas
Jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah
lingkaran aktifitas
3. Ketepatan waktu
Pelaksanaan kerja dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan
4. Kehadiran
Jumlah kegiatan yang dihadiri pegawai dalam masa kerja organisasi
5. Dampak interpersonal
Menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di
antara teman kerja maupun bawahan.
1.9. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
konsep, defenisi operasional, operasionalisasi variabel dan
sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian,
populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian dimana
peneliti melakukan penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh dan
dokumentasi hasil yang akan dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisi uraian data-data yang diperoleh setelah
melaksanakan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas hasil penelitian
yang dilakukan.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode
asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih.30
Menurut Bungin populasi penelitian merupakan keseluruhan dari
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jalan KL Yos
Sudarso No.13 P Brayan Medan.
2.3. Populasi dan Sampel Penelitian
2.3.1. Populasi
30 Sama dengan catatan kaki No. 26, hal: 11
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.31
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek dan
sumber data serta informasi dalam penelitian yang dianggap mewakili dari suatu
penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendapat Arikunto yaitu bila jumlah populasi kurang dari 100,
maka semuanya dijadikan sampel dan jika lebih dari seratus maka diambil sampel
sebanyak 10-15% atau 20-25%.
Populasi penelitian ini adalah adalah pegawai yang bertugas di kantor
pusat Dinas Perhubungan Kota Medan yang berjumlah 127 orang yang terdiri dari
pejabat struktural sebanyak 32 orang dan staff pegawai 95 orang.
2.3.2. Sampel
32
31 Burhan Bungin, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Kencana, Jakarta, hal: 99. 32 Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelititan, Rineka Cipta, Jakarta, hal: 104.
Maka sampel yang diambil sebanyak 32 orang
(25% x127= 31,75 dibulatkan menjadi 32). Rincian sampelnya terdiri dari :
1. Pejabat Struktural, 25% x 32 orang = 8 orang, di antaranya adalah :
a. Kepala Sub Bagian : 3 orang
b. Kepala Sub Dinas : 1 orang
c. Kepala Seksi : 4 orang
2. Staff Pegawai, 25% x 95 orang = 24 orang, dengan keterwakilan dari setiap sub
bagian dan seksi-seksi yang ada.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan,
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu :
a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada pihak-pihak terkait.
b. Observasi yaitu suatu teknik dengan mengamati langsung serta
mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu :
a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta
sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan
laporan penelitian serta lainnya.
2.5. Teknik Pengukuran Skor
Untuk menganalisa ataupun membuktikan kebenaran hubungan dari data
yang terkumpul dari responden serta guna memudahkan analisa data, khususnya
data-data yang diperoleh melalui angket (kuesioner), maka data tersebut terlebih
dahulu dengan mentransformasikannya ke dalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan
jalan memberikan skor pada setiap jawaban dari setiap item pertanyaan yang
diajukan dalam daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Data akan
disusun dalam tabel frekuensi dan persentase untuk semua jawaban responden
untuk setiap variabel penelitian.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif jawaban yang akan diberikan
skor sebagai berikut :
- Alternatif Jawaban a diberi skor 3
- Alternatif Jawaban b diberi skor 2
- Alternatif Jawaban c diberi skor 1
Untuk menentukan jawaban apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah
terlebih dahulu ditentukan intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban responden,
maka dapat ditentukan interval kelas sebagai berikut :
Skor Tertinggi Skor Terendah Banyaknya Bilangan Maka diperoleh : (3 1) / 3 = 0,66. Sehingga dengan demikian dapat
diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :
- Skor untuk kategori tinggi = 2,34 - 3,00
- Skor untuk kategori sedang = 1,67 2,33
- Skor untuk kategori rendah = 1,00 1,66
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong tinggi, sedang,
rendah maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan
membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat
diketahui jawaban responden termasuk ke dalam kategori yang mana.
2.6. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif
yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun metode statistik yang digunakan adalah :
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya
hubungan antara varabel bebas dan variabel terikat.33
( )[ ] ( )[ ] 2222 .. yyNxxN
Perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :
N. xy (x) (y) rxy = Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi r product moment N = Populasi x = Jumlah seluruh skor x y = Jumlah seluruh skor y xy = Jumlah hasil kali antara skor x dan skor y Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,
artinya kenaikan variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.
b. Nilai rxy yang negatif menunjukkan kedua variabel negatif, artinya
menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai
varabel yang lain.
33 Sama dengan catatan kaki No. 26, hal: 193.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
c. Nilai rxy yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel tidak
mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun yang
lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua
variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau
interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono34
Interval Koefisien
yaitu :
Tabel Interpretasi Korelasi Product Moment
Tingkat Hubungan 0,00 - 0,339 Rendah 0,34 - 0,679 Sedang 0,68 - 1,000 Tinggi
Dari nilai rxy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.
Tabel korelasi ini menentukan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini
signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesis diterima.
2. Uji Signifikan
Uji signifikan digunakan untuk menetukan apakah hipotesis diterima atau
ditolak. uji signifikan yang dilakukan terhadap hipotesis nihil mengatakan :
Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Ho ditolak apabila
nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan diterima bila t-hitung
nilainya lebih kecil dari t-tabel (t-hitung < t-tabel). Rumus yang digunakan adalah :
thitung = 2nr 21 r
34 Sama dengan catatan kaki No.26, hal: 149.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
3. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi product moment (rxy) dan dikalikan dengan
100%.
D = (rxy)2 x 100%
Keterangan :
D = Koefisien Determinant
rxy = Koefisien Korelasi Product Moment
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan
Dinas Perhubungan Kota Medan, secara de facto telah lahir sejak
diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Namun
secara de jure Dinas Perhubungan Kota Medan lahir setelah ditetapkannya
Keputusan Walikota Medan No.21 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perhubungan Kota Medan.
Dengan adanya UU otonomi daerah mengatur bahwa wilayah Negara
kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah propinsi, daerah kabupaten dan
daerah kota yang bersifat otonom. Daerah otonom memiliki hak untuk mengatur
dan mengelola daerahnya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
masyarakatnya. Daerah otonom melaksanakan tugas-tugas, fungsi dan
kewenangan bidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.
Untuk dapat melakukan tugas-tugas, fungsi dan kewenangan dalam
bidang-bidang di atas diperlukan adanya perangkat daerah, maka untuk itu perlu
dibentuk organisasi dan tata kerja dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kota
Medan dan menetapkannya dalam Peraturan Daerah. Hal ini didukung oleh
Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat
daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 2000 tentang Pedoman
Susunan Organisasi dan Tata Kerja.
Berdasarkan peraturan tersebut dibentuklah organisasi dan tata kerja dinas-
dinas daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang terdiri dari :
1. Dinas Pekerjaan Kota Medan
2. Dinas Kesehatan Kota Medan
3. Dinas Pendidikan kota Medan
4. Dinas Pertahanan Kota Medan
5. Dinas Perhubungan Kota Medan
6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan
7. Dinas Tenaga Kerja Kota Medan
8. Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan
9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota medan
10. Dinas Kpendudukan Kota Medan
11. Dinas Pencegah Pemadam Kota Medan
12. Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan
13. Dinas Kebersihan Kota Medan
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
14. Dinas Pertamanan Kota Medan
15. Dinas Pendapatan Kota Medan
16. Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan
17. Dinas Pertanahan Kota Medan
3.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan
Berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai turunan dari
Perda Nomor 4 Tahun 2001, susunan Organisasi Dinas Perhubungan kota Medan
sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Program
3. Sub Dinas Teknik dan Prasarana terdiri dari :
a. Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri
b. Seksi Teknik Perparkiran Terminal
c. Seksi Teknik Pengujian
4. Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdiri dari :
a. Seksi Lalu Lintas
b. Seksi Angkutan
c. Seksi Angkutan Sungai, Danau, Penyeberangan (ASDP) dan Rel
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
5. Sub Dinas Perhubungan Laut terdiri dari :
a. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut
b. Seksi Kepelabuhan
c. Seksi Penunjang Keselamatan Pelayaran
6. Sub Dinas Perhubungan Udara terdiri dari :
a. Seksi Kebandarudaraan
b. Seksi Penunjang Keselamatan Penerbangan
7. Sub Dinas Pos dan Telekomunikasi terdiri dari :
a. Seksi Pos
b. Seksi Telekomunikasi
8. Unit Pelaksanan Teknis Dinas
9. Kelompok Pejabat Fungsional
Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan
KEPALA DINAS
BAGIAN TATA USAHA
SUBBAG UMUM
SUBBAG KEPEGAWAIA
N
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG PROGRAM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBDIS TEKNIK
SARANA DAN PRASARANA
SUBDIS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
SUBDIS PERHUBUNGAN
LAUT
SEKSI TEKNIK PERBENGKELAN
& KAROSERI
SEKSI LALU LINTAS
SEKSI LALU LINTAS
ANGKUTAN
SEKSI ANGKUTAN
SEKSI KEPELABUHAN
SEKSI TEKNIK PERPARKIRAN &
TERMINAL
SEKSI PENGUJIAN
SEKSI ANGKUTAN
SUNGAI, DANAU,
PENYEBERANGA
SEKSI PENUNJANG
KESELAMATAN PELAYARAN
SUBDIS PERHUBUNGAN UDARA
SUBDIS POS DAN TELEKOMUNIKASI
SEKSI KEBANDARUDARAAN
SEKSI PENUNJANG KESELAMATAN PENERBANGAN
SEKSI POS
SEKSI TELEKOMUNIKASI
UPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A
AMPLAS
UPTD TERMINAL PENUMPANG TIPE A
PINANG BARIS
WALIKOTA
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
Adapun tugas-tugas dan fungsi dari Dinas Perhubungan Kota Medan,
seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 21 Tahun
2004, antara lain :
1. Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga dalam bidang perhubungan dan melaksanakan tugas pembantuan
sesuai dengan bidang tugasnya, selain itu fungsinya antara lain :
a) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perhubungan.
b) Mengumpulkan dan mengolah data, menyusun rencana dan program
bidang perhubungan.
c) Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan pengawasan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas di bidang perhubungan darat, laut, dan
udara serta pos dan telekomunikasi.
d) Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya.
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
2. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok
Dinas di bidang Ketatausahaan dan urusan umum lainnya, fungsinya ialah :
a) Menyusun rencana kegiatan kerja.
b) Menyusun program dan rencana kerja.
c) Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.
d) Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum
lainnya.
e) Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
-
Sahat Siregar : Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan Kota Medan), 2009. USU Repository 2009
f) Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan rencana
laporan keuangan.
g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Sub Dinas Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Dinas di bidang teknis sarana dan prasarana, fungsinya ialah :
a) Menyusun rencana kegiatan kerja.
b) Melaksanakan pengawasandan pembinaan terhadap kegiatan perbengkelan
dan karoseri.
c) Menyelenggarakan proses pemberian ijin bengkel umum dan karoseri.
d) Mengkoordinasikan kegiatan perparkiran.
e) Menyusun rencana penunjukan lokasi dan pembangunan serta
pengembangan terminal.
f) Melaksanakan kegiatan pengelolaan terminal yang meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal yang
bukan Unit Pelaksa