09E00776
-
Upload
bimosatrio -
Category
Documents
-
view
231 -
download
16
description
Transcript of 09E00776
-
1
KAJIAN PERKEMBANGAN DAN DORMANSI PADA BIJI PADI (Oryza sativa L.)VARIETAS ARIZA DAN
SUNGGAL SERTA PEMECAHANNYA
TESIS
DONNA SINAMBELA 067001001/Agr
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
2
KAJIAN PERKEMBANGAN DAN DORMANSI PADA BIJI PADI (Oryza sativa L.)VARIETAS ARIZA DAN SUNGGAL
SERTA PEMECAHANNYA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Agronomi Pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Donna Sinambela 067001001/Agr
SEKOLAH PASCASARJANA AGRONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
3
Judul Tesis : KAJIAN PERKEMBANGAN DAN DORMANSI PADA BIJI PADI (Oryza sativa L.,) VARIETAS ARIZA DAN SUNGGAL SERTA PEMECAHANNYA
Nama Mahasiswa : Donna Sinambela Nomor Pokok : 067001001 Program Studi : Agronomi
Menyetujui:
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B.MSc) (Dr. Ir. Elisa Julianti, MS) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur (Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc) (Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, B. Msc) Tanggal Lulus : 09 September 2008
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
4
Telah diuji Pada Tanggal, 09 September 2008
Panitia Penguji Tesis : Ketua : Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, B. MSc Anggota : Dr. Ir. Elisa Julianti, MS Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc Dr. Ir. Rosmayati, MS Dr. Ir. Hamida Hanum, MS
-
5
ABSTRAK
Donna Kristina Sinambela.. Kajian perkembangan dan dormansi pada biji padi (Oryza sativa L.) varietas Sunggal dan Ariza Hibrindo R-1 serta pemecahannya, dibawah bimbingan Prof. Dr. T. Chairun Nisa, B. MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Elisa Julianti, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan benih padi varietas Sunggal dan Arize-hibrindo R-1, serta menetapkan fase matang fisiologis pada ke dua varietas tersebut. Untuk mengetahui penyebab serta pemecahan dormansi yang tepat dan efektif pada varietas sunggal dan arize hibrindo R-1 sehingga dapat diterapkan oleh analis benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan Produsen benih dalam pengujian perkecambahan, untuk mendukung program sertifikasi benih.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Penelitian pertama tentang perkembangan fisiologis biji padi pada kedua varietas. Parameter yang diamati : berat segar biji dan berat kering biji, kadar air biji, dan kandungan hormon ABA dan IAA selama perkembangan biji. Analisis data disusun berdasarkan statistik deskriptif. Penelitian ke dua tentang mengkaji dormansi serta pemecahannya yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah varietas padi yang terdiri dari 2 taraf yaitu varietas : Sunggal, Hibrida (Arize-Hibrindo R-1) dan Faktor ke dua adalah Pemecahan Dormansi yang terdiri dari 7 taraf yaitu : 1. Benih tidak diberi perlakuan (kontrol); 2. Pengupasan sekam secara hati-hati; 3. Pengupasan sekam dan menggores endosperm; 4. Pemanasan benih dalam oven pada suhu 50C selama dua hari; 5. Perendaman benih dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama dua hari; 6. Pemanasan benih dengan oven pada suhu 50C selama dua hari, diikuti perendaman dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama 2 hari; 7. Perendaman benih dalam larutan giberelin 0.02% selama 2 hari. Pengujian daya berkecambah dilakukan dengan metode Roled Paper. Empat ratus (400) butir benih diambil dari masing-masing perlakuan dan ditabur dalam empat (4) ulangan. Parameter yang diamati : persentase daya berkecambah pada 0, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah panen, kadar lemak biji pada 0, 6 minggu setelah panen.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa perkembangan benih padi pada kedua varietas menunjukkan pola/kurva perkembangan benih fisiologis secara normal untuk berat segar biji dan berat kering biji, kadar air biji, dan stadium masak fisiologis dicapai pada umur 27 hari setelah antesis. Kandungan hormon ABA pada biji semakin meningkat dengan meningkatnya stadia kemasakan biji. Selanjutnya kandungan hormon IAA pada perkembangan biji menurun dengan semakin meningkat stadia kemasakan biji.
Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan pemecahan dormansi berpengaruh sangat nyata terhadap persentase benih berkecambah. Varietas Ariza lebih cepat berkecambah, yaitu pada 0 dan 2 minggu
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
6
setelah panen memiliki perkecambahan yang lebih tinggi dari pada varietas Sunggal, sedangkan untuk varietas Sunggal perkecambahan yang tinggi mulai 4 minggu setelah panen. Pemecahan dormansi yang lebih cepat pada perlakuan Giberelin yang ditunjukkan oleh persentase benih berkecambah 98% pada 0 dan 2 minggu setelah panen.
Pemanasan benih dengan oven pada suhu 500C selama 2 hari diikuti perendaman dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama 2 hari dan perlakuan pemanasan benih dalam oven pada suhu 500C selama 2 hari mengakibatkan penurunan kandungan asam lemak yang nyata baik pada varietas sunggal maupun arize.
Kata Kunci : Biji Padi, Dormansi Benih, Hormon ABA dan IAA
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
7
ABSTRACT
Donna Kristina Sinambela. Studies on the development and dormancy of the rice seed, (Oryza sativa L,.) varieties Sunggal and Ariza Hibrindo-R1, and methods for breaking it, under supervision of Prof. Dr. T. Chairun, Nisa, B., MSc (Supervisor) and Dr. Ir. Elisa, Julianti, MS (Co- Supervisor).
The first objective of the research was to study the development pattern of the two rice seed varieties in order to ascertain their physiological maturity stage, while the second objective was to obtain the most effective treatment for breaking their dormancy closely after harvest, in order to facilititate the seed analyst at BPSB to record the germination percentage for the seed certification programme.
The research consisted of two experiments. The first was a descriptive experiment on the physiological development of both varieties of rice seeds. Parameters observed were fresh and dry seed weight, seed moisture content, and changes in the contents of the growth regulators ABA and IAA during seed development. Data were analyzed using the descriptive statical method. The second experiment was on dormancy breaking, using the Factorial Completely Randomized Design with two factors. The first factor was rice variety wich consisted of two levels, namely the sunggal variety and the ariza hibrindo R-1 variety. The second factor was seed treatments which consisted of seven levels : 1. without any treatment (control); 2. peeling the hull carefully; 3. peeling the hull and scratching the endosperm; 4. heating at 50C for two-days; 5. soaking in 3% KNO3 for two-days; 6. heating at 50C for two-days; followed soaking in 3% KNO3 for two-days each, soaking in 0.02 % gibberellin for two-days. After each treatment, germination test were carried out by the rolled paper towel method using 400 seeds with 4 replicates each. Parameters observed were germination percentages at 0, 2, 4, 6 and 8 week after sowing and fatty acid content of the seeds at 0 and 6 weeks after harvest.
Results from the first experiment showed that seeds of both rice varieties followed normal physiological development curves for both fresh and dry seed weight, and seed moisture content, and that physiological maturity stage was obtained at 27 days after anthesis. ABA content increased with increase in seed maturity, while IAA content decreased with seed maturity.
Results from the second experiement showed significant differences between the varieties and among seed treatments. Earlier germination at 0 and 2 weeks after harvest was obtainted for the variety ariza while for the variety sunggal high germination percentages started at 4 weeks after harvest. Highest germination percentages at 0 and 2 weeks after harvest of 98% each, was obtained from soaking in 0.02% gibberelin. Heating at 50C followed by soaking in 3% KNO3 each for two-days, and heating at 50C for two-days resulted in significant decreases of the fatty acid content of seed of both varieties. Key Words : Rice Seed, Seed Dormancy, Hormone ABA and IAA.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
8
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Kerajaan Surga atas
kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya dari mulai perencanaan penelitian,
pelaksanaan penelitian hingga penulisan tesis ini, penulis banyak menerima bantuan
dari banyak pihak, baik berupa doa, dorongan semangat, perhatian, bimbingan,
tenaga, fasilitas, materi, dana dan sebagainya. Dalam tulisan ini penulis mencoba
semampunya untuk menuangkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian penelitian dan tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
terdalam kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, B. Msc., selaku Ketua Komisi Pembimbing
sekaligus Direktur Sekolah Pasca Sarjana USU yang telah begitu banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Ir. Elisa Julianti, MS., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang juga
telah banyak membantu penulis dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc., selaku Ketua Program Studi
Agronomi dan Bapak Prof. Dr. Chairuddin Lubis, selaku Rektor USU Medan
yang telah menerima dan mendidik penulis sebagai mahasiswa di Sekolah Pasca
Sarjana USU.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
9
4. Kepala Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Medan, Kepala Dinas Pertanian
Propinsi Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam
mengikuti izin belajar pada Sekolah Pasca Sarjana USU.
5. Bapak Ir. Lalu Sukarno, selaku Kepala Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan
Pasca Panen Pertanian Bogor, Ibu Dr. Ir. Elisa Julianti, selaku Kepala
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Medan, Bapak Kusnadi, selaku Asst.
Kebun Percobaan Pasar Miring Medan, dan juga seluruh Staff dan Pegawai
Kebun Percobaan Pasar Miring Medan yang tidak dapat penulis ucapkan satu
persatu.
6. Spesial Thanks buat temanku yang sangat baik yaitu Lince Romauli Panataria
yang telah banyak berkorban baik waktu maupun materi selama penulis
menyelesaikan studi di Sekolah Pasca Sarjana USU Medan.
7. Sobatku yang baik Titir br. Butar-butar, Julia br. Hutahaean yang telah banyak
membantu dan memberi dorongan kepada penulis selama study maupun selama
penelitian berlangsung. Kalian adalah sobatku yang baik.
8. Thanks buat Bang Sabar Sinaga dan Rekan-rekanku yang ada di Laboratorium
Kak Ir. Raulina Situmeang, Kak Herdeliana Manihuruk, Kak Bonur Situmorang,
Kak Lusperia Butar-butar, Kak Liner Simanjuntak, Kak Purnama Hutasoit n Eka
Ruliyani.
9. Buat teman-teman kuliahku stambuk 2006 yaitu Iwan Hasrizart, Syamsafitri,
Julia. E. Hutahaean, Muhammad Nasir, Early Tiurlan. Irawati Rosalyne.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
10
10. Kepada kedua orang tua, Bapak K.R Sinambela dan Ibu S.T. Naiborhu yang
memotivasi untuk melanjutkan pendidikam S2, dan semua adik-adikku, Elisabeth,
Horas, Natalin, terima kasih atas semua dukungan doa dan perhatiannya.
11. Terima kasih yang terdalam kusampaikan kepada suami terkasih, Raja
Marnangkok Siahaan, S.E., Ak., yang dengan setia memberi motivasi/dukungan
moral dan materiil, juga kepada putra-putriku Gamaliel Bungaran Siahaan,
Galvano Sosuharon Siahaan, Giovanni Serena Siahaan atas pengertian, waktu,
dan dorongan sekolah. Kiranya karya ini, hadiah terindah buat kalian.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.
Medan, Juli 2008
Penulis
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
11
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan RahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Prof. Dr. T. Chairun Nisa, B. MSc. Selaku Ketua Komisi Pembimbing, dan kepada
Ibu Dr. Ir.. Elisa Julianti, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini berjudul Kajian Perkembangan dan Dormansi Pada Biji Padi
(Oryza sativa L.) Varietas Ariza dan Sunggal serta Pemecahannya. Tulisan ini
merupakan persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan terutama
bagi para produsen benih, analis benih di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
untuk mendapatkan cara pemecahan dormansi yang tepat dan efektif.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak
dalam penyempurnaannya.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
12
Akhir kata penulis berharap, semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Juli 2008
Hormat saya,
Penulis
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
13
DAFTARISI
HalamanABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT ............................................................................................... iii UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii PENDAHULUAN ........................................................................... ......... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1Perumusan Masalah ............................................................................ 3Tujuan Penelitian ................................................................................ 4Hipotesis .............................................................................................. 4Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6Proses Pembentukan Biji dan Perkecambahan ................................... 6Dormansi Pada Benih Padi ................................................................. 9Perlakuan Pematahan Dormansi ......................................................... 12
Perlakuan Mekanis .................................................................... 12Perlakuan Kimia ........................................................................ 14Perlakuan Hormon Giberelin .................................................. 14
Peranan Beberapa Zat Pengatur Tumbuh dalam Perkecambahan ...... 16Hormon ABA (Asam Absisat) ................................................... 16Hormon IAA (Asam indol-3 asetat) .......................................... 16
METODE PENELITIAN ........................................................................... 18
Tempat dan Waktu .............................................................................. 18Bahan dan Alat Penelitian ................................................................... 18Rancangan Penelitian .......................................................................... 19
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
14
Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 20Benih ......................................................................................... 20Persiapan Lahan ........................................................................ 21Penyemaian Bibit ...................................................................... 21Penanaman Bibit ....................................................................... 21Pemupukan ............................................................................... 22Pemeliharaan Tanaman ............................................................. 22Perkecambahan ......................................................................... 23
Penelitian Pertama .............................................................................. 24Pengamatan Kandungan Hormon pada Biji Padi ...................... 241. Analisisis Kandungan ABA .................................................. 242. Analisis Kandungan IAA ...................................................... 25
Penelitian Kedua ................................................................................. 25a. Pemanenan ............................................................................. 25b. Pengujian ............................................................................... 25c. Pengamatan Daya Berkecambah ........................................... 26
Variabel Yang Diamati pada Penelitian Pertama ............................... 271. Berat Segar Benih .................................................................. 272. Berat Kering Benih ................................................................ 273. Kadar Air Benih .................................................................... 274. Kekerasan Benih ................................................................... 285. Daya Berkecambah ............................................................... 286. Kandungan ABA ................................................................... 28
Variabel yang Diamati pada Penelitian Kedua ................................... 291. Lemak .................................................................................... 292. Daya Berkecambah ................................................................ 29
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 31Hasil Penelitian Tahap Pertama .......................................................... 31Hasil Penelitian Tahap Kedua ............................................................. 53
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 62Kesimpulan ......................................................................................... 62Saran ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 64 LAMPIRAN .............................................................................................. 69
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
15
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman1. Rataan Berat Segar Biji, Berat Kering Biji, Kadar Air Biji,
Kekerasan Biji, Daya Kecambah mulai dari 0 HSA (Awal Anthesis) sampai 30 HSA (Panen) .............. ..............................
31
2. Perkembangan Bunga Padi Varietas Sunggal
.................................... 40
3. Perkembangan Biji Padi Varietas Sunggal
......................................... 41
4. Perkembangan Bunga Padi Varietas Ariza
.... 43
5. Perkembangan Biji padi Varietas Ariza
............................................. 44
6. Rataan Persentase Benih Berkecambah Pada Padi (%) Pada
Perlakuan Varietas Dan Pemecahan Dormansi ..
54
7. Rataan Persentase Kadar Asam Lemak Pada Padi (%) pada
Perlakuan Varietas dan Pemecahan Dormansi ...
59
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
16
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman1. Pertambahan Berat Basah Biji Pada Tanaman Padi Varietas
Sunggal Dan Varietas Ariza mulai dari 0 30 HSA .....................
32
2. Perubahan Berat Kering Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal Dan Varietas Ariza dari 0 30 HSA ...................................
33
3. Perubahan Kadar Air Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal
Dan Varietas Ariza dari 0 30 HSA ..........................................
34
4. Grafik Perubahan Berat Segar, Berat Kering, Kadar Air Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dari 0 30 HSA .............
35
5. Grafik Perubahan Berat Segar, Berat Kering, Kadar Air Pada
Tanaman Padi Varietas Ariza mulai dari 0 30 HSA....
35
6. Perubahan Kekerasan Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal Dan Varietas Ariza dari 0 30 HSA ..................................
36
7. Perubahan Daya Berkecambah Biji Pada Tanaman Padi Varietas
Sunggal danVarietas Ariza dari 0 30 HSA ..
38
8. Bagian bagian Bunga Padi .. 39
9. Kurva Perubahan Kandungan Hormon ABA Dan IAA Pada Biji Padi Varietas Sunggal pada 28 sampai 77 HSA
50
10. Kurva Perubahan Kandungan Hormon ABA Dan IAA Pada Biji
Padi Varietas Ariza pada 28 sampai 77 HSA ...
51
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
17
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman 1. Rata - Rata Persentase Benih Berkecambah Umur 0 Minggu Setelah
Panen ..
69 2. Sidik Ragam Persentase Benih Berkecambah 0 Minggu Setelah
Panen ..
69 3. Rata - Rata Persentase Benih Berkecambah Umur 2 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
70 4. Sidik Ragam Persentase Benih Berkecambah 2 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
70 5. Rata - Rata Persentase Benih Berkecambah Umur 4 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
71 6. Sidik Ragam Persentase Benih Berkecambah 4 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
71 7. Rata - Rata Persentase Benih Berkecambah Umur 6 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
72 8. Sidik Ragam Persentase Benih Berkecambah 6 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
72 9. Rata - Rata Persentase Benih Berkecambah Umur 8 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
73 10. Sidik Ragam Persentase Benih Berkecambah 8 Minggu Setelah
Panen ..................................................................................................
73 11. Rata - Rata Persentase Kadar Lemak Umur 0 Minggu Setelah Panen 74 12. Sidik Ragam Persentase Kadar Asam Lemak Umur 0 Minggu
Setelah Panen .
74 13. Rata - Rata Persentase Kadar Asam Lemak Umur 6 Minggu Setelah
Panen ..
75 14. Sidik Ragam Persentase Kadar Asam Lemak Umur 6 Minggu
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
18
Setelah Panen ..................................................................................... 75
15. Matriks Korelasi Berat Segar, Kadar Air, Kekerasan, Daya Berkecambah Berat Kering, Kandungan Hormon ABA dan Kandungan Hormon IAA Varietas Sunggal Sunggal ........................
76 16. Matriks Korelasi Berat Segar, Kadar Air, Kekerasan, Daya
Berkecambah Berat Kering, Kandungan Hormon ABA dan Kandungan Hormon IAA Varietas Ariza Hibrindo R-1 .
76 17. Matriks Korelasi Persentase Benih Berkecambah, Kadar Lemak
Varietas Ariza ..................................................................................... 76
18. Matriks Korelasi Persentase Benih Berkecambah, Kadar Lemak
Varietas Sunggal ................................................................................ 77
19. Perubahan Daya Berkecambah (%) Biji Pada Tanaman Padi
Varietas Sunggal dan Vaeietas Ariza dari 0-30 HSA
77 20. Tranformasi Perubahan Daya Berkecambah (%) Biji Pada Tanaman
Padi Varietas Sunggal dan Vaeietas Ariza dari 0-30 HSA
77 Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Sunggal 28 HAS ..
78 21. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Sunggal 35 HAS ..
79 22. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Sunggal 49 HAS ..
80 23. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid)
Pada Sampel Padi Varietas Sunggal 56 HAS ..
81 24. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid)
Pada Sampel Padi Varietas Sunggal 77 HAS ..
82 25. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Ariza Hibrindo R-1 28 HSA ...
83 26. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Ariza Hibrindo R-1 35 HSA ...
84
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
19
27. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada Sampel Padi Varietas Ariza Hibrindo R-1 49 HSA
85
28. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Ariza Hibrindo R-1-56 HSA ...
86 29. Hasil Analisis ABA (Absisic Acid) & IAA (Indole Acetic Acid) Pada
Sampel Padi Varietas Ariza Hibrindo R-1-77 HSA ...
87 30. Deskripsi Varietas Ariza Hibrindo R-1 .............................................. 88 31. Deskripsi Varietas Sunggal ................................................................ 89
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi dalam rangka ketahanan
pangan nasional adalah dengan mengembangkan padi varietas unggul bersertifikat
dan memperbaiki teknik budidaya padi sawah. Diantara padi varietas unggul
bersertifikat adalah varietas sunggal yang mempunyai umur panen 115 -125 hari, dan
padi hibrida yang varietasnya telah banyak dilepas oleh pemerintah seperti varietas
hibrida Ariza-hibrindo R-1 yang mempunyai umur panen 108-118 hari (Baihaki
2004, Sinambela, dkk, 2004, dan Mashur 2007).
Sertifikasi benih telah diterapkan sebagai suatu mekanisme pengendalian
mutu eksternal, untuk melindungi konsumen dalam memperoleh benih yang baik dan
untuk membantu produsen dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap mutu
benih yang dihasilkan.
Sampai saat ini produksi benih padi bersertifikat di Indonesia baru mencapai
sekitar 25% dari kebutuhan total. Dari sekian banyak kendala dalam produksi benih
padi bersertifikat, di antaranya berkaitan dengan dormansi benih (Sinambela, dkk,
2004).
Pada perkembangan biji padi dimana, kandungan hormon ABA dalam biji
semakin meningkat, dengan meningkatnya kemasakan biji. Sebaliknya kandungan
hormon IAA selama perkembangan biji menurun, sejalan meningkat kemasakan biji.
Hal ini menunjukkan bahwa, ABA merupakan penyebab dormansi, karena menurut
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
21
(Gardner, dkk, 1991), bahan perangsang pertumbuhan sering menurun selama
pembentukan biji, sedangkan penghambat pertumbuhan seperti ABA meningkat.
Akibatnya terjadi dormansi pada saat biji masak, karena adanya ketidak-seimbangan
hormon.
Dormansi, disatu pihak bersifat positif tapi dilain pihak bersifat negatif pada
saat benih diperlukan untuk segera tumbuh. Dormansi pada benih padi
menguntungkan produsen benih karena dapat menekan laju deteriorasinya pada masa
prapanen maupun pascapanen (pengeringan, prosesing, dan penyimpanan). Dormansi
pada lot benih menyulitkan analis, karena dapat menimbulkan kekeliruan dalam
pengujian daya berkecambah benih. Pengujian daya berkecambah terhadap lot benih
dorman tanpa didahului oleh pematahan dormansi yang efektif dapat menyebabkan
daya berkecambah benih yang dihasilkan tidak menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Benih dorman yang tidak berkecambah akan dikelompokkan oleh
analis ke dalam benih mati (Udin, 2001,Ade Santika, 2007).
Ini menyebabkan kurangnya validitas hasil pengujian daya berkecambah.
Dalam pengujian, dimana lot-lot benih dorman sering dinyatakan tidak lulus atau
belum memenuhi syarat untuk sertifikasi karena daya berkecambah benih kurang dari
80%. Oleh sebab itu, daya berkecambah benih harus diuji ulang beberapa minggu
kemudian. Selama menunggu pengujian ulang, benih yang disimpan dalam suhu
kamar mengalami after-ripening. Kondisi ini dapat menyebabkan sebagian benih
patah dormansinya secara alamiah. Sebagian benih lainnya yang sudah tidak dorman,
vigornya menurun atau bahkan mati. Penundaan kelulusan benih memberikan
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
22
kontribusi terhadap penurunan vigor atau daya simpan benih. Hal ini dapat diketahui
dari seringnya dijumpai kasus-kasus penurunan daya berkecambah benih menjadi di
bawah 80%, sementara label masih berlaku. Oleh karena itu, pemecahan dormansi
yang efektif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pengujian daya berkecambah
yang benar untuk menghindari penundaan sertifikasi yang dapat menurunkan vigor
dan daya simpan benih. Bila pemecahan dormansi yang efektif sudah diketahui,
maka kekeliruan dalam penilaian daya berkecambah benih dapat diatasi, atau waktu
yang diperlukan untuk pengujian daya berkecambah menjadi lebih singkat.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul Kajian Perkembangan dan Dormansi pada biji Padi (Oryza sativa L)
varietas Arize dan varietas Sunggal serta pemecahannya.
Perumusan Masalah
Dormansi pada benih padi menyulitkan analis benih, karena dapat
menimbulkan kekeliruan dalam pengujian daya berkecambah, dimana benih dorman
yang tidak berkecambah akan dikelompokkan oleh analis ke dalam benih mati,
sehingga hasil pengujian daya berkecambah tidak mencerminkan keadaan
sesungguhnya.
Belum adanya informasi rinci tentang penyebab dormansi, serta saat
tercapainya fase matang fisiologis pada varietas unggul dan hibrida.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
23
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola perkembangan benih padi varietas Sunggal dan Arize-
hibrindo R-1, serta menetapkan fase matang fisiologis pada ke dua varietas
tersebut.
2. Untuk mengetahui penyebab serta pemecahan dormansi yang tepat dan efektif
pada padi varietas Sunggal dan Arize-hibrindo R-1 sehingga dapat diterapkan
oleh analis benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan Produsen
benih dalam pengujian perkecambahan, untuk mendukung program sertifikasi
benih.
Hipotesis Penelitian
1. Fase matang fisiologis biji padi dicapai pada kisaran 26-28 HSA.
2. Penyebab dormansi terdapat peningkatan kandungan ABA (Asam Absisat) dan
penurunan kandungan IAA (Indol Acetic Acid) pada benih padi dengan semakin
meningkatnya stadia kemasakan benih.
3. Giberelin merupakan suatu cara pemecahan yang tepat dan efektif dalam
pematahan dormansi padi yang dapat mempercepat perkecambahannya.
4. Ada perbedaan tanggap daya kecanbah dari dua varietas terhadap pemecahan
dormansi.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
24
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi analis benih khususnya
(BPSB) dan Produsen benih dimana hasil pengujian daya berkecambah dapat
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Penelitian ini juga ditujukan sebagai salah satu syarat penyelesaian program
Magister Pertanian pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
25
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Pembentukan Biji dan Perkecambahan
Setelah terjadi pembuahan atau peleburan diri antara inti sperma dengan inti
sel telur, akan dihasilkan sebuah zygot atau embrio yang kelak akan menjadi tanaman
baru, lalu zygot itu akan beristirahat dulu beberapa waktu. Peristiwa kedua adalah
penggabungan diri antara inti sperma yang lain, dengan dua inti polar, dapat
menyebabkan terjadinya endosperma yang mengandung zat makanan. Setelah
endosperma terbentuk, maka inti endosperm akan membelah diri berulang kali
dengan cepat, kadang-kadang dapat mendesak nucellus sedemikian hebatnya
sehingga nucellus akhirnya hanya tinggal sebagai selaput yang tipis didalam biji.
Pertumbuhan embryo di dalam biji pada permulaan berjalan lamban. Setelah embrio
itu menyerap zat makanan yang tertimbun didalam endosperm maka tumbuhnya akan
lebih cepat (Kamil, 1982, Santoso, 1992, Copeland dan Mc.Donald 2001, Sutopo,
2004)
Zygot, kantong embrio dan ovul berkembang menjadi biji sementara ovarium
di sekelilingnya berkembang menjadi buah (perikarp). Proses pertumbuhan, bahan
kimia yang disebut zat tumbuh atau hormon tumbuh sangat berperan penting
(Salisbury dan Ross 1995, Copeland dan Mc.Donald 2001).
Buah pada saat masak fisiologis akan menghasilkan benih bermutu tinggi
(Sadjad 1980, Kamil, 1982, Ismunadji, dkk, 1988, Santoso, dkk, 1990). Proses
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
26
kemasakan benih terjadi sejak fertilisasi ditunjukkan dengan perubahan morfologi,
fisiologi maupun biokimia. Salah satu faktor yang menentukan tingkat mutu benih
adalah fase perkembangan dan kemasakan benih.
Proses perkembangan dan kemasakan benih melalui tiga fase masing-masing
1) fase pertumbuhan, 2) fase menghimpun makanan, dan 3) fase pemasakan. Fase
pertumbuhan terjadi beberapa hari sesudah penyerbukan dan pembuahan. Laju fase
pertumbuhan mengikuti laju pembentukan jaringan yang berisi laju pembelahan sel
dalam embrio dan kulit benih. Kadar air benih pada fase itu sekitar 75 80 %. Pada
fase penghimpunan bahan makanan bobot kering benih meningkat hingga tiga kali
sebaliknya kadar air menurun sekitar 60%. Akhir fase ini bobot kering benih
mencapai maksimum dan benih mencapai tingkat masak fisiologis. Benih yang sehat
padat dan masak biasanya lebih awet disimpan dibandingkan dengan benih yang
belum masak (Kamil, 1982, Ismunadji, dkk, 1988, Santoso, dkk, 1990).
Pada fase perkembangan biji terjadi peningkatan berat kering benih.
Peningkatannya mula-mula perlahan, kemudian lebih cepat, dan akhirnya lebih
lambat lagi sampai titik berat kering maksimum tercapai. Berat kering maksimum
tercapai pada saat benih masih relatif tinggi kadar airnya berkisar antara 25-35%,
kemudian benih masuk pada fase pematangan dimana selama fase pematangan benih
mengering. Pada fase ini terdapat sedikit peningkatan kandungan bahan. Berat
kering konstan, tetapi kadar air turun sampai 10-20% (Copeland dan Mc Donald,
2001).
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
27
Sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sampai sekitar 20%, maka biji
mencapai fase masak fisiologis, dimana tidak terjadi proses pertumbuhan pada biji
sehingga biji tidak bertambah besarnya atau biji telah mencapai ukuran besar
maksimum, berat kering maksimum, serta daya kecambah maksimum (Kamil, 1982).
Perkecambahan biji, bagi ahli fisiologi benih adalah munculnya radikula
melalui kulit benih, sedangkan bagi analis benih perkecambahan adalah muncul dan
berkembangnya struktur-struktur penting dari embrio benih. Proses metabolisme
perkecambahan benih ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor
lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu dan cahaya (Copeland dan Mc
Donald, 2001).
Air adalah kebutuhan dasar untuk perkecambahan benih yang penting untuk
aktivitas enzim, penguraian, translokasi dan penggunaan cadangan makanan. Proses
pertama yang terjadi selama perkecambahan adalah pengambilan air melalui proses
imbibisi. (Copeland dan Mc Donald, 2001) menyatakan imbibisi tergantung pada
komposisi kimia benih, permiabilitas kulit benih dan ketersediaan air. Sedangkan
ketersediaan air tergantung pada kekuatan matrik dinding sel, konsentrasi osmotik
sel, dan tekanan turgor sel.
Dalam kondisi ketersediaan air optimum, penyerapan air selama
perkecambahan benih berlangsung dalam tiga fase (Bewley dan Black, 1985). Fase
pertama disebut imbibisi (Bewley dan Black, 1985; Come dan Thevenot, 1982;
Hadas, 1982). Fase ke dua disebut fase transisi (Hadas, 1982) atau fase aktivasi
(Come dan Thevenot, 1982) atau lag phase (Bewley dan Black, 1985). Fase terakhir
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
28
merupakan fase pertumbuhan (Come dan Thevenot, 1982; Hadas, 1982). Fase ini
hanya dialami oleh benih non dorman.
Fase aktivasi merupakan fase yang paling kritis karena fase ini berperan
dalam proses pertumbuhan yang menuju pada pembentukan tanaman (Come dan
Thevenot, 1982; Hadas, 1982). Bewley dan Black, (1985) juga menekankan
pentingnya lag phase karena pada fase ini terjadi peritiwa-peristiwa metabolik untuk
persiapan pemunculan akar.
Dormansi Pada Benih Padi
Dormansi diartikan sebagai suatu fenomena fisiologis yang menunjukkan
ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah pada kondisi optimum (Copeland
dan Mc Donald, 2001, ISTA. 2005). Pada benih padi, dormansi telah terjadi sejak
benih masih berada pada tanaman induknya setelah embrio berkembang penuh,
sehingga disebut innate dormancy atau dormansi primer (Ellis dkk, 1985). Dormansi
yang demikian dapat berperan dalam mencegah benih berkecambah pada malainya
sebelum dipanen atau viviparous yang merugikan produsen benih (Ellis dkk, 1985).
Benih dalam keadaan dorman bukan berarti mati, karena benih tersebut dapat
dirangsang untuk berkecambah dengan berbagai perlakuan. Benih yang dorman dan
benih yang mati dapat diketahui melalui uji perkecambahan. Bila volume benih pada
akhir perkecambahan sama dengan keadaan sebelum dikecambahkan maka benih
dalam keadaan dorman. Sebaliknya, bila volume benih menunjukkan perubahan,
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
29
misalnya mengecil, ditumbuhi cendawan dan atau bila dipijat terasa lembek, berarti
benih tersebut mati (Saenong dkk. 1989).
Benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat
bagi perkecambahannya (Schmidt, 2000, Viemont dan J. Crabbe, 2000).
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi benih adalah tidak sempurnanya
embrio, embrio belum masak fisiologis, kulit benih yang tebal, kulit yang
impermiabel dan adanya zat-zat penghambat perkecambahan (Schmidt, 2000,
Copeland dan Mc.Donald 2001).
Beberapa jenis benih tetap dorman disebabkan oleh kulit benihnya yang
cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari embrio. Kulit benih tidak dapat
dilalui air atau udara karena keras atau tertutup oleh gabus maupun lilin. Jika kulit
benih dihilangkan maka akan terjadi perkecambahan. Dormansi juga dapat
disebabkan keadaan fisiologi dari embrio antara lain akibat embrio yang rudimenter
atau secara fisiologis belum masak, maksudnya belum mampu membentuk zat-zat
yang diperlukan untuk perkecambahan misalnya zat tumbuh seperti Giberelin
(Schmidt, 2000).
Hambatan perkecambahan benih dapat terjadi karena kulit benih dan dapat
pula karena kandungan bahan kimia. Bahan kimia tersebut dapat menciptakan
suasana osmotik yang tidak menguntungkan pertumbuhan, dapat pula merangsang
pembentukan zat-zat penghambat pertumbuhan, yang membatasi pertumbuhan, atau
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
30
dapat mengadakan sistem-sistem biokimia lebih kompleks yang berhubungan dengan
kepekaan benih terhadap cahaya.
Bahan perangsang pertumbuhan sering menurun selama pembentukan biji,
sedangkan penghambat pertumbuhan seperti ABA meningkat. Akibatnya, terjadi
dormansi pada saat biji masak, karena adanya ketidak-seimbangan hormon (Gardner,
dkk, 1991). ABA merupakan zat penghambat tumbuh, yang dalam fase dormansi biji
menyebabkan biji tidak berkecambah. Hal ini terutama disebabkan oleh hambatan
terhadap proses pemanjangan radikel.
Biji yang telah masak, waktu dikecambahkan ada yang tidak dapat
berkecambah meskipun berada dalam lingkungan yang baik. Schmidt (2000)
menyatakan bahwa terhalangnya perkecambahan biji dapat disebabkan faktor genetik
dan lingkungan. Ketebalan sekam lemma dan palea pada benih padi diduga dapat
menghambat perkecambahan. Dengan mengupas kulit biji, maka masa dormansi padi
dapat dipatahkan (IRRI, 1997).
Pada padi, masa dormansi benih beragam dari 0 sampai 11 minggu sesudah
panen. Padi yang benihnya tidak memiliki dormansi memungkinkan untuk ditanam
secara beruntun atau terus menerus. Walau bagaimanapun, benih dapat segera
tumbuh apabila ditanam di musim hujan dan panen sewaktu masih banyak hujan, atau
sewaktu disimpan sementara menjelang proses pengeringan. Namun hal ini berakibat
turunnya mutu gabah/beras.
Pada padi tipe indica, dormansi benih dapat disebabkan oleh perikarp yang
impermiabel terhadap oksigen (Bewley dan Black, 1985), adanya zat penghambat
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
31
abscisic acid ( Hayashi, 1987), atau asam-asam lemak jenuh rantai pendek (IRRI,
1987).
Schmidt, (2000) membagi usaha pematahan dormansi dalam empat kategori
yaitu perlakuan secara mekanis, perlakuan dengan memakai cahaya, perlakuan
dengan suhu dan perlakuan dangan bahan kimia.
Perlakuan Pematahan Dormansi
Perlakuan Mekanis
Beberapa cara perlakuan mekanis untuk memecahkan dormansi benih yang
disebabkan oleh impermiabilitas kulit biji baik terhadap air atau gas yaitu :
1. Skarifikasi.
Skarifikasi dapat dilakukan dengan aberasi yaitu menggosok kulit benih
dengan benda yang kasar atau kikir, maupun kertas pasir. Tujuan untuk menipiskan
kulit biji yang keras sehingga lebih permianel terhadap air atau gas (Salisbury dan
Ross, 1995). Olivera, dkk (1982) dalam Gardner dkk (1991) menjelaskan, bahwa
faktor utama yang bertanggung jawab atas kerasnya biji pada Leucaena (legum)
adalah tertutupnya pleurogram. Banyak benih dapat diperbaiki perkecambahannya
dengan menghilangkan atau menipiskan jaringan kulit benih terutama lapisan batu
yang sering kali sangat menentukan peristiwa dormansi benih. Hal ini sering
dilakukan secara luas terutama pada benih leguminosa yang mempunyai kulit tebal
dan keras (Danoesastro, 1973).
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
32
Cooklebur dan oat liar merupakan contoh klasik dormansi biji yang
diakibatkan oleh kulit biji kedap O2. Penghilangan sekam pada cooklebur dan oat liar
meningkatkan perkecambahan (Gardner, dkk, 1991).
Dormansi embrio pada barley dapat dipecahkan dengan membuang scutellum
dan pada apel dengan membuang sebagian jaringan kotiledon.
Penggerusan kulit biji pada palem dapat meningkatkan perkecambah sebesar
68.89% (Purba, 2000).
2. Daging buah dikupas
Daging buah yang menyelimuti biji sering mengandung zat penghambat yang
dapat menghalangi perkecambahan benih.
Pada rotan diperoleh percepatan dan peningkatan daya kecambah dengan
membuang kulit daging buah, dengan cara ini diperoleh daya kecambah diatas 80%
(Schmidt, 2000).
Ketebalan sekam lemma dan palea pada benih padi diduga dapat menghambat
perkecambahan, dengan mengupas kulit biji, masa dormansi dapat dipatahkan
(Nugraha, 2001).
3. Perendaman dalam air panas
Beberapa jenis benih perlu diberi perlakuan perendaman dalam air panas
dengan tujuan meningkatkan permeabilitas (Salisbury dan Ross, 1995).
Perendaman biji dalam air panas bertujuan untuk memperbaiki permeabilitas
kulit benih sehingga dapat mempermudah masuknya air dan gas, sehingga dapat
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
33
meningkatkan persentase biji berkecambah. Telah dilaporkan, bahwa pemanasan biji
legum pada suhu 100 0C selama 1.5 menit atau pada air panas dapat mengurangi biji
yang keras dan pemberian panas 100 0C selama 5-20 detik dapat menyebabkan
terbukanya pleurogram dan menghasilkan perkecambahan 95-100% (Olvera, dkk,
1982 dalam Gardner, dkk, 1991).
Demikian pula, pemanasan pada benih jati pada suhu 80 0C selama 2 hari
menunjukkan peningkatan perkecambahan menjadi sebesar 56% (Haryati, 2002)
Perlakuan Kimia
Perlakuan dengan kimia sering dipakai untuk memecahkan dormasi pada
benih, tujuannya agar kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses
imbibisi. Bahan kimia yang biasa dipakai adalah Potassium Nitrat, Potassium
hydroxide, asam Nitrat dan Thiourea (Schmidt, 2000, Sutopo, 2004 ).
Perendaman dengan Potassium Nitrat pada benih Acacia nilotica pada
konsentrasi 1%, telah menyebabkan perkecambahan meningkat dari 37% (kontrol)
menjadi 79%, dan pada konsentrasi 2% meningkat menjadi 85%. Pada benih
Casuarina equisetifolia perkecambahan meningkat dari 46% (kontrol) menjadi 65%
setelah perendaman dalam 1.5% selama 36 jam (Schmidt, 2000).
Demikian pula perendaman dengan Thiourea 1% selama 24 jam pada benih
benih Ziziphus mauritiana, telah memperbesar persentase perkecambahan dari 41%
(control) menjadi 78%. (Schmidt, 2000).
Perlakuan Hormon Giberelin
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
34
Amen (1963) dalam Gardner, dkk, 1991 menyatakan bahwa kebanyakan
mekanisme dormansi dapat dihilangkan oleh bahan perangsang pertumbuhan.
Kenyataan, bahwa perlakuan dengan GA3 (Giberelin Acid) dapat menggantikan
kebutuhan akan cahaya pada banyak biji fotoblastik (selada, tembakau) dan
mengganti kebutuhan akan suhu dingin pada spesis yang membutuhkan stratifikasi.
Kandungan bahan perangsang pertumbuhan sering kali menurun selama
pembentukan biji sedangkan penghambat pertumbuhan seperti ABA meningkat,
akibatnya terjadi dormansi pada saat biji masak karena adanya ketidak seimbangan
hormon. Penghambat pertumbuhan yang mengendalikan dormansi mungkin terdapat
dalam embrio seperti pada beberapa rumput-rumputan ; dalam sekam seperti pada
selada atau dalam buah seperti pada apel dan tomat (Abidin, 1987).
Menurut Bewley dan Black (1985) ABA terdapat pada biji dorman, tapi
kebanyakan sudah hilang jauh sebelum dormansi berakhir. Jadi ABA mungkin
merupakan penghambat kuat bagi perkecambahan tetapi masih ada penghambat
lainnya yang menyebabkan biji dorman.
Pada biji, salah satu efek giberelin adalah mendorong pemanjangan sel
sehingga radikula dapat mendobrak endosperm, kulit biji atau buah yang membatasi
pertumbuhannya (Salisbury dan Ross, 1995). Giberelin juga mendorong sekresi
enzim hidrolitik ke endosperm tempat enzim tersebut mencerna cadangan makanan
dan dinding sel. Cadangan makanan menjadi lebih mudah tersedia (Gardner, dkk,
1991).
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
35
Giberelin terdapat pada banyak macam benih dimana apabila benih Avena
fatua keluar dari dormansi, terbentuklah suatu zat perangsang pertumbuhan yang
mirip giberelin. Benih ini juga dapat dipatahkan dormansinya apabila direndam
dalam giberelin. Demikian juga peristiwa dormansi yang berhubungan dengan suatu
zat penghambat dapat diatasi dengan cara merendam dalam larutan giberelin
(Danoesastro, 1973).
Pengaruh GA3 terhadap perkecambahan biji berbeda-beda tergantung pada
jenis biji dan dormansinya. Pada biji yang masa dormansinya lama seperti Licuala
grandis, dan masa dormansinya sedang seperti Archontophoenix alexandrae
pemberian GA3 meningkatkan perkecambahan, tetapi tidak berpengaruh terhadap
Livistonia chinensis dan Caryota mitis dan malah menurunkan perkecambahan
Phytohosperma macarthurii (Lakitan, 1997).
Peranan Beberapa Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perkecambahan
Hormon ABA (Asam absisat)
Semua jaringan tanaman mengandung hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B- kompleks. Senyawa
ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti
akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Peneliti
tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun 1967 pada tanaman
kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964 pada tanaman lupin (Wattimena
1992).
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
36
Menurut Salisbury dan Ross (1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di
dalam tanaman disebut juga hormon tanaman. Hormon tanaman yang dianggap
sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami
berbagai keadaan rawan diantaranya ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain
kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman
mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
Hormon IAA (asam indol-3 asetat)
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frist Went seorang mahasiswa Pasca
Sarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang kini diketahui sebagai asam indol-3
asetat atau IAA (Salisbury dan Ross 1995). Senyawa ini terdapat cukup banyak
diujung koleoptil tanaman oat kearah cahaya. Dua mekanisme sintesis IAA yaitu
pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang
paling aktif diperlukan untuk mengubah triphtofan menjadi IAA terdapat di jaringan
muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan
kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan bagian
tumbuhan lainnya (Salisbury dan Ross 1995). IAA dapat memacu pemanjangan akar
pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen yang terdapat
dalam tanaman. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yaitu perbesaran sel, yaitu koleoptil atau batang penghambat mata tunas
samping, pada konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mata tunas untuk
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
37
menjadi tunas absisi (pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh
IAA.
METODE PENELITIAN
Penelitian pertama mengkaji perkembangan fisiologi biji padi serta
kandungan hormon ABA dan IAA selama perkembangan.
Penelitian ke dua untuk mengkaji dormansi serta pemecahannya pada biji padi
varietas Hibrida (Arize-Hibrindo R-1), varietas unggul (Sunggal),
Tempat dan Waktu
Pertanaman padi dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasar Miring. Kabupaten
Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, pada bulan Desember 2007 hingga Mei 2008.
Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Analisis hormon ABA dan IAA dilaksanakan di Balitbiogen Bogor.
Penelitian ini dimulai bulan April 2008 sampai dengan Juli 2008
Penelitian pemecahan dormansi dilaksanakan di Laboratorium UPT. Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini dimulai bulan April 2008 sampai dengan Juli 2008
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
38
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah: benih padi dari 2 varietas
yang meliputi varietas Hibrida (Arize-Hibrindo R-1), varietas unggul (Sunggal),
kompos jerami, pupuk Urea, TSP, dan KCL, untuk pengendalian hama dan penyakit
serta gulma dipakai insektisida, pestisida.
Alat yang digunakan adalah etiket, tali rafia, spidol, mesin perontok padi,
pinggan petri, kertas koran, gunting, gelas ukur, pinset, pensil, mistar, buku catatan
data, bak plastik, alat penghitung (counter), dan germinator model IPB73-2A/B.
Prosedur kerja meliputi pengambilan sampel, pengujian, dan pengamatan.
Rancangan Penelitian
Penelitian pertama tentang perkembangan fisiologis biji dan kandungan
hormon pada padi varietas Sunggal dan varietas Hibrida Ariza-Hibrindo R-1
Penelitian ke dua tentang mengkaji dormansi serta pemecahannya pada biji
padi varietas Hibrida (Arize-Hibrindo R-1), varietas unggul (Sunggal), disusun
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan model rancangan sebagai
berikut :
Yijk = + i + j + ( )ij + ijk: dimana : i = 1,2,3,4 ; j = 1,2
Yijk = nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan varietas dan pemecahan
dormansi
= nilai rata-rata
i = pengaruh taraf ke-i dari faktor I
j = pengaruh taraf ke-j dari faktor II
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
39
( )ij = adanya perbedaan tanggap dari dua varietas terhadap pemecahan
Dormansi
ijk = pengaruh sisa (galat percobaan) taraf ke-i dari faktor I dan taraf ke-j
dari
faktor II pada ulangan ke-k
Faktor I adalah Varietas padi (V)
V1 = Sunggal
V2 = Hbrida (Ariza Hibrindo R-1
Faktor II adalah Pemecahan Dormansi (P)
Pemecahan Dormansi dilakukan dengan
P0 = Benih tidak diberi perlakuan (kontrol).
P1 = Pengupasan sekam secara hati-hati,
P2 = Pengupasan sekam dan menggores endosperm
P3 = Pemanasan benih dalam oven pada suhu 50C selama dua hari
P4 = Perendaman benih dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama dua
hari
P5 = Pemanasan benih dengan oven pada suhu 50C selama dua hari, diikuti
perendaman dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama dua hari
P6 = Perendaman benih dalam larutan giberelin 0.02%.selama dua hari
Dengan demikian penelitian terdiri atas 2 x 7 = 14 kombinasi perlakuan dan
setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga seluruhnya diperoleh
14 x 3 = 42 kombinasi perlakuan
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
40
Pelaksanaan Penelitian Benih
Benih yang digunakan adalah benih yang mempunyai kelas benih Pokok (BP
) dan berasal dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balitpa) Sukamandi, Jawa
Barat. Benih yang digunakan adalah varietas sunggal dan varietas Hibrida (arize-
Hibrindo R-1).
Persiapan Lahan
Petak penelitian dilakukan pada satu petakan seluas 425 m dengan jarak
tanam 30 cm x 30 cm
Untuk perlakuan tradisionil tillage (TI) yaitu tanah sawah (petakan) digenangi
dengan air sampai jenuh hingga tergenang selama 1 hari kemudian tanah dicangkul
dengan ke dalam 20 cm dan di balik kemudian dibiarkan selama 2 hari, setelah itu
tanah dicangkul kembali hingga halus dan diratakan kemudian bibit di tanam
kelapangan dengan umur bibit 7 hari setelah semai.
Penyemaian Bibit
Lahan persemaian di cangkul dan dihaluskan setelah itu diberi pupuk kompos
setara 10 ton/ha. (5 kg untuk luas lahan 1 x 5m2 ). Kondisi lahan untuk persemaian
dalam kondisi jenuh air.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
41
Sebelum benih disemai terlebih dahulu direndam dengan fungisida Ditane-
M45 lebih kurang 15 menit, lalu direndam dalam air mengalir lebih kurang 24 jam,
setelah itu bibit disebar merata di persemaian, kemudian ditutup dengan tanah tipis.
Penanaman Bibit
Bibit dipindahkan ke lapangan setelah berumur 7 hari setelah semai dengan 1
bibit/lubang tanam. Jarak tanam 30 cm x 30 cm. Pada saat penanaman bibit atau
selama fase vegetatif (pertumbuhan) kondisi tanah di jaga agar tetap pada posisi
jenuh air sehingga perkembangan akar dan anakan maksimal.
Pemupukan
Pupuk dasar (Urea, TSP dan KCL) diberikan sesuai dengan rekomendasi
setempat yaitu, dosis anjuran pupuk Urea (150 kg urea/ha) pupuk urea diberikan 3
kali dengan dosis dari dosis anjuran, pemberian pemupukan urea pertama
dilakukan pada saat tanam sebanyak (1,44 kg), pemberian pupuk yang kedua pada
saat 3 Minggu Setelah Tanam (3 MST) sebanyak (1.44 kg), dan pemberian pupuk
yang ketiga pada 6 MST sebanyak (1,44 kg).
Pupuk TSP dan KCL diberikan sekali yaitu pada saat tanam. Dosis anjuran
untuk pupuk P (100 kg TSP/ha) pemberian pupuk P sebanyak (2.89 kg), dan untuk
dosis anjuran untuk pupuk K (100 kg KCl/ha) pemberian pupuk K sebanyak (2.89
kg).
Pemeliharaan Tanaman
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
42
Kondisi tanah dijaga dalam kondisi jenuh air selama masa pertumbuhan
vegetatif dengan cara mengatur air irigasi, bila terjadi hujan dibuat saluran
pembuangan air sehingga kondisi tanah tetap jenuh air.
Setelah tanaman memasuki masa pertumbuhan generatif yang ditandai dengan
pembengkakan batang utama (bunting), tanah sawah diberikan air sampai tergenang
dengan ketinggian air mencapai 5-7 cm yang bertujuan untuk mengendalikan gulma,
menekan serangan hama wereng, dan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman
agar pertumbuhan generatif berjalan normal tidak terganggu.
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara menyiangi rumput dari areal
tanaman setelah tanaman berumur 3, 6 MST atau sehari sebelum aplikasi pemberian
pupuk pada 3 dan 6 MST.
Pemberantasan terhadap hama dan penyakit dilakukan penyemprotan dengan
memakai beberapa jenis obat-obatan yang biasa dilakukan oleh petani setempat
seperti hama keong mas disemprot dengan Samponen (2kg/rante), Kurater atau
Furadan (17 kg/ha), hama putih, ulat penggulung daun disemprot dengan bestok,
wereng disemprot dengan Aplaud, daun kuning disemprot dengan Bapistin, dan
disesuaikan dengan jenis hama yang terdapat dilapangan.
Setelah tanaman memasuki masa pematangan bulir/biji, air di areal sawah
secara perlahan dikeluarkan sampai kondisi tanah mencapai jenuh air, terus mencapai
kapasitas lapang dan akhirnya kering. Pengeringan ini bertujuan untuk mempercepat
pematangan bulir padi secara serentak.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
43
Perkecambahan
Empat ratus (400) butir benih diambil secara acak dari masing-masing
perlakuan dan ditabur dalam empat (4) ulangan, satu (1) ulangan sebanyak 100 butir.
Benih ditaburkan antara dua lapis kertas basah lalu digulung kemudian dimasukkan
dalam kantong plastik dan diletakkan berdiri dalam germinator (UKDp).
Penelitian Pertama
Pengamatan dilakukan sejak terjadinya antesis hingga mencapai masak
fisiologis. Pengamatan dilakukan pada tanaman yang berbunga, pemasangan label
setelah terjadinya antesis pada tanaman untuk setiap varietas, pengamatan dilakukan
setiap minggu setelah terjadinya antesis, ke tiga pengambilan sampel untuk diamati.
Parameter-parameter yang diamati sebagai berikut : perkembangan gabah mulai
antesis sampai matang fisiologis, berat segar biji, berat kering biji, kadar air biji,
kekerasan biji, daya berkecambah biji.
Pengamatan kandungan hormon pada biji padi
1. Analisis kandungan ABA
Analisis ABA menggunakan metode Synder dan Robertson dkk. (1987)
dengan alat High Performance Liquid Chromatography. Tahap analisis mencakup
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
44
penyimpanan ekstrak. Ekstrak dari jaringan benih padi yaitu bagian embrio dan
kotiledonnya disimpan dalam nitrogen cair. Kemudian di purifikasi dengan larutan
methanol: akuades : asam asetat ( 50 : 49 ; 1, v/v). Penetapan kandungan ABA,
larutan contoh disuntikkan ke alat High Performance Liguid Chromatographi. Fase
diam yang digunakan adalah kolom C 18 sedangkan fase cair adalah metanol : asam
asetat : akuades. Detektor dengan 260 nm sedang kecepatan alir fase gerak adalah 1
ml/menit suhu detektor 25 C dengan attenuasi 0.02.
2. Analisis kandungan IAA
Analisis kandungan IAA ini menggunakan metode Sandberg dkk. (1987).
Tahap analisis mencakup penyimpanan ekstrak. Ekstrak dari jaringan benih padi yaitu
bagian embrio dan kotiledonnya disimpan dalam larutan metanol 0.3 g/ml yang
mengandung 0.02 % natrium dietikarbamat, selama 2 jam. Ekstrak metalonat
dipurifikasi dengan kromatografi XAD, kemudian dicuci 5 ml etil asetat/hexana
(3:1,v/v), dan disuntikkan pada alat High Performance Liquid Chromatographi.
Penelitian Ke Dua
a. Pemanenan
Biji padi yang dipetik hanya biji yang dipasang label yang tanggal
penandaan labelnya sama dan pemetikan dilakukan pada biji yang telah masak
fisiologis, yaitu biji mengisi penuh dan telah berwarna kuning. Malai dari tiap
varietas diikat dengan tali rafia yang telah diberi etiket identitas varietas.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
45
Selanjutnya, malai dibawa ke BPTP Pasar Miring untuk dirontok dengan
menggunakan mesin perontok.
b. Pengujian
Gabah dirontok segera setelah panen, kemudian diambil sampel benih
untuk pengamatan awal (daya berkecambah, kadar air). Sisa benih dikeringkan
sampai kadar air 11%, dibersihkan dan disortasi, kemudian dikemas dalam
kantong plastik. Perlakuan meliputi: 1) pengupasan sekam secara hati-hati (P1),
2) pengupasan sekam dan menggores endosperm (P2), 3) benih tidak diberi
perlakuan (kontrol) (P0), 4) pemanasan benih dalam oven pada suhu 50C selama
dua hari (P3), 5) perendaman benih dalam larutan KNO3 3% masing-masing
selama dua hari (P4), 6) pemanasan benih dengan oven pada suhu 50C selama
dua hari, diikuti perendaman dalam larutan KNO3 3% masing-masing selama 2
hari (P5), 7) perendaman benih dalam larutan giberelin 0.02% (P6). Benih
dinyatakan patah dormansinya apabila daya berkecambahnya 80% atau lebih.
Pengujian daya berkecambah dilakukan dengan metode Rolled Paper. Setiap
varietas padi dianalisis secara terpisah.
c. Pengamatan Daya Berkecambah
Pengamatan daya berkecambah benih masing-masing varietas dari tiap
ulangan dilakukan pada hari ketujuh setelah pengecambahan, dengan cara
menghitung benih yang berkecambah. Menurut Kamil (1982), benih dikatakan
berkecambah bila radikula telah tampak keluar menembus koleorhiza diikuti
munculnya koleoptil yang membungkus daun. Dengan menggunakan pinset,
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
46
benih diambil sambil dihitung menggunakan alat penghitung (counter) dan
dikumpulkan pada bak plastik. Hasil pengamatan dicatat pada buku catatan data,
kemudian dibuat nilai rata-ratanya. Pengujian dilakukan setiap dua minggu,
dengan cara menyiapkan kembali benih yang diambil dari sampel benih yang
tersisa masing-masing 100 butir, dengan tiga ulangan untuk tiap varietas. Benih
dikecambahkan pada kertas koran. Kemudian diberi nomor urut varietas sesuai
dengan buku catatan data. Setelah diberi air secukupnya, benih disimpan dalam
germinator. Sisa benih yang telah dirontok disimpan dalam plastik transparan
pada ruang terbuka dengan suhu udara 26-33C. Pengujian dihentikan satu
minggu setelah varietas mencapai titik perkecambahan tertinggi.
Variabel Yang Diamati Pada Penelitian Pertama
1. Berat Segar Benih
Pengujian Berat Segar benih (g) dilakukan pada saat 7 HSA 14 HSA, 21
HSA, 28 HSA Pengukuran dilakukan dengan cara menimbang benih sebanyak
100 butir. (ISTA Rules, 2005)
2. Berat kering Benih
Pengujian Berat Kering benih (g), dilakukan pada saat 7HSA, 14HSA,
21HSA, 28HSA. Pengukuran dilakukan dengan cara benih dikering ovenkan
selama 24 jam pada suhu 105 0C sebanyak 100 butir. Setelah 24 jam benih
dimasukkan ke desikator selama 30 menit kemudian ditimbang. (ISTA Rules,
2005)
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
47
3. Kadar air benih (%)
Penetapan kadar air dilakukan pada 7HSA, 14HSA,, 21HSA, 28HSA,
Penetapan kadar air dilakukan dengan menghitung kadar air biji.
Kadar air (KA) dihitung berdasarkan rumus yang terdapat dalam ISTA
Rules, (2005), yaitu sebagai berikut:
Berat Segar Berat Kering Kadar Air = Berat Segar
4. Kekerasan Benih
Kekerasan Benih (kg/cm2), diukur dengan cara mengukur kekerasan benih
yang berumur 7HSA, 14HSA, 21HSA, 28HSA dengan menggunakan alat zwick.
5. Daya Berkecambah
Pengujian daya berkecambah dilakukan pada saat 7HSA, 14HSA, 21HSA
dan 28HSA. Daya berkecambah diukur berdasarkan persentase kecambah nomal
pada hari ke 7 setelah benih dikecambahkan. Kriteria kecambah normal
berdasarkan pada kriteria kecambah normal benih padi yaitu; pada akar dimana
akar primer tumbuh panjang, disertai dengan banyak akar sekunder, pada
plumule dimana pertumbuhan daun pertama baik, biasanya muncul dari koleoptil
atau paling sedikit berukuran kira-kira seperdua panjang koleoptil atau koleoptil
mungkin pecah (terbuka), sehingga daun pertama tumbuh normal atau hanya
sedikit membuka Kamil (1982). Daya Berkecambah (DB) akhir dihitung
X 100%
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
48
berdasarkan rumus yang terdapat dalam Copeland dan McDonald (2001) yaitu
sebagai berikut :
benih yang berkecambah normal X 100%
benih yang dikecambahkan
6. Kandungan ABA
Pengujian kandungan ABA dilakukan dengan menggunakan empat tingkat
kemasakan 28HSA, 35HAS, 49HSA , 56 HAS.
Variabel Yang Diamati Pada Penelitian Kedua
1. Lemak
Pengujian kadar lemak dilakukan pada 1MSP dan 6MSP
Kadar lemak ditentukan dengan menggunakan Tecator Soxter System HT
1043 dan Extraction unit Apriyantono dkk (1989) sebanyak 2-3 gram sampel
yang dihaluskan (W0) dimasukkan kedalam timbel lalu ditimbang dan diatasnya
ditutup dengan kapas yang bebas lemak. Kemudian timbel ditempatkan kedalam
thimbel holder dalam Extraction unit. Tambahkan 50 ml larutan alkohol dan
chloroform dengan perbandingan 2 : 1 kedalam tiap cawan ektraksi yang telah
ditimbang sebelumnya (W1).
Ekstraksi berlangsung selama 15 menit dengan timbel dalam posisi
mendidih dan dalam posisi rinsing selama 30 menit. Setelah pelarut diuapkan,
cawan ektraksi dikeluarkan untuk dikeringkan pada suhu 105 0C selama 30
menit. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W2). Bagian
DB =
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
49
yang terlarut dinyatakan sebagai kandungan lemak dalam sampel (crude fat)
dihitung sebagai berikut :
(W2 W1) Lemak = X 100 W1
2. Daya Berkecambah
Pengujian daya berkecambah dilakukan pada saat 0 MSP, 2 MSP, 4 MSP,
6 MSP, 8 MSP, 10 MSP, (sampai Patah Dormansinya), dengan berbagai
perlakuan. Daya berkecambah diukur berdasarkan persentase kecambah nomal
pada hari ke 7 setelah benih dikecambahkan. Kriteria kecambah normal
berdasarkan pada kriteria kecambah normal benih padi yaitu; pada akar dimana
akar primer tumbuh panjang, disertai dengan banyak akar sekunder, pada
plumule dimana pertumbuhan daun pertama baik, biasanya muncul dari koleoptil
atau paling sedikit berukuran kira-kira seperdua panjang koleoptil atau koleoptil
mungkin pecah (terbuka), sehingga daun pertama tumbuh normal atau hanya
sedikit membuka Kamil (1982). Daya Berkecambah (DB) akhir dihitung
berdasarkan rumus yang terdapat dalam dalam Copeland dan Mc. Donald (2001)
yaitu sebagai berikut :
benih yang berkecambah normal DB = X 100% benih yang dikecambahkan
-
50
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Tahap Pertama
Kajian perkembangan fisiologi biji padi serta kandungan hormon ABA dan
IAA selama perkembangan.
Berat Segar Biji (g)
Berat segar biji (g) diperoleh dari hasil penimbangan biji sebanyak 100 butir
yaitu mulai dari umur 0 HSA sampai 30 HSA
Data rataan berat segar biji pada tanaman padi varietas sunggal dan ariza
terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Berat Segar Biji, Berat Kering Biji, Kadar Air Biji, Kekerasan Biji, Daya Kecambah mulai dari 0 HSA (Awal Antesis) sampai 30 HSA (Panen)
Varietas Sunggal Varietas Ariza Hari
Setelah Antesis (HSA)
Berat Segar Biji (gr)
Berat Kering
Biji (gr)
Kadar Air Biji (%)
Kekerasan Biji
(kg/cm2)
Daya Kecambah
(%)
Berat Segar Biji (gr)
Berat Kering
Biji (gr)
Kadar Air Biji (%)
Kekerasan Biji
(kg/cm2)
Daya Kecambah
(%)
0 3.89 0.63 83.93 9.50 0.71 2.57 0.47 81.83 10.50 0.71 7 7.61 0.88 88.51 21.00 0.71 5.42 0.74 86.40 24.50 0.71 14 4.09 1.60 60.96 146.00 0.71 1.01 1.40 61.43 179.00 1.87 21 4.00 2.45 38.79 508.75 1.22 3.45 2.28 34.09 728.25 3.24 23 3.56 2.65 25.50 571.25 1.22 3.39 2.40 29.17 789.25 3.24 25 3.38 2.60 23.05 663.25 1.22 3.34 2.55 23.54 850.25 3.24 27 3.47 2.70 22.22 922.25 2.35 3.38 2.60 23.08 1065.5 3.39 28 2.94 2.30 21.74 984.75 2.35 3.17 2.50 21.2 1144.75 3.39 30 3.13 2.50 20.00 1000.75 2.35 3.15 2.49 20.88 1163.25 3.94
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
51
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 7 14 21 23 25 27 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
Ber
at S
egar
Biji
(gr)
Var. SunggalVar. Ariza
segar m
varietas ariza menurun menjadi 1.01, pada umur 21 HSA mulai menaik sebesar 3.45
sesuai dengan keadaan lingkungan.
Agar lebih jelas pertambahan berat segar biji (g) pada varietas sunggal dan
varietas ariza mulai dari 0 HSA sampai 30 HSA dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pertambahan Berat Basah Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dan Varietas Ariza mulai dari 0-30 HSA
Pada pengamatan pertama yaitu hari ke 0 HSA, diperoleh pengukuran berat
segar biji padi untuk varietas sunggal 3.89 gram dan varietas ariza 2.57 gram. Berat
aksimum diperoleh untuk varietas sunggal umur 7 HSA yaitu 7.61 gram dan
untuk varietas ariza umur 7 HSA yaitu 5.42 gram. Pada umur 14 HSA kondisi berat
segar biji untuk varietas sunggal menurun menjadi 4.09 gram, sedangkan untuk
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
52
2.5
3
0
0.5
1
1.5
2
0 7 14 21 23 25 27 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
Ber
at K
erin
g B
iji (g
r)
Var. SunggalVar. Ariza
Berat Kering Biji (g)
Berat kering biji (g) diperoleh dari hasil penimbangan berat segar biji (g)
kemudian dilanjutkan pengovenan untuk menimbang berat kering biji (g). Data rataan
berat kering biji pada tanaman padi varietas sunggal dan ariza dapat dilihat pada
Tabel 1.
Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa pada umur 27 HSA, berat kering biji (g)
untuk varietas sunggal dan ariza telah mencapai titik maksimum yang berarti biji
telah mencapai fase matang fisiologis.
Agar lebih jelas pertambahan berat kering biji (g) pada varietas sunggal dan
varietas ariza mulai dari 0 HSA sampai 30 HSA dapat dilihat pada Gambar 2.
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
53
80
90
100
0
10
20
30
40
50
60
70
0 7 14 21 23 25 27 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
Kad
ar A
ir B
iji (g
r)
Var. Sunggal
Var. Ariza
Gambar 2. Perubahan Berat Kering Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dan
Varietas Ariza dari 0-30 HSA Kadar Air Biji (%)
Data hasil pengamatan kadar air biji dapat dilihat pada tabel 1. Kadar air biji
diukur setelah kering ovenkan yang diukur dengan metode yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui rataan kadar air biji dapat dilihat pada Tabel 1.
Kadar air biji yang terendah diperoleh pada pengamatan umur 30 HSA yaitu
untuk varietas sunggal 20% dan varietas ariza 20.88%, sedangkan kadar air yang
tertinggi diperoleh pada pengamatan umur 7 HSA sebesar 88.51 % untuk varietas
sunggal dan 86.40% untuk varietas ariza.
Agar lebih jelas kadar air biji mulai dari 0 HSA sampai 30 HSA dapat dilihat
pada Gambar 3.
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
54
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
(gr)
0510152025303540455055606570758085
(%)
6 90
Berat Segar Var. Ariza (gr) Berat Kering Var. Ariza (gr)Kadar Air Var. Ariza (%) Daya Kecambah (%)
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
55.5
66.5
77.5
8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
(gr)
051015202530354045505560657075808590
(%)
Berat Segar Var. Sunggal (gr) Berat Kering Var. Sunggal (gr)Kadar Air Var. Sunggal (%) Daya Kecambah (%)
Gambar 3. Perubahan Kadar Air Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dan Varietas Ariza dari 0-30 HSA
Gambar 4. Grafik Perubahan Berat Segar, Berat Kering, Kadar Air, Daya Kecambah Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dari 0-30 HSA
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
55
0
200
400
600
800
1000
1200
0 7 14 21 23 25 27 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
Kek
eras
an B
iji (k
g/cm
2 )
1400
Var. Sunggal
Var. Ariza
Gambar 5. Grafik Perubahan Berat Segar, Berat Kering, Kadar Air, Daya
Berkecanbah Pada Tanaman Padi Varietas Ariza dari 0-30 HSA Kekerasan Biji (kg/cm2)
Kekerasan biji (kg/cm2) diperoleh dengan alat zwick. Data rataan kekerasan
biji pada tanaman padi varietas sunggal dan ariza dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pada pengamatan umur 0 HSA diperoleh
kekerasan biji 9.50 kg/cm2 untuk varietas sunggal dan 10.50 kg/cm2 untuk varietas
m
ariza. Pengamatan selanjutnya sampai umur 30 HSA diperoleh kekerasan biji
1000.75 kg/cm2 untuk varietas sunggal dan 1163.25 untuk varietas ariza. Hal ini
disebabkan karena tingkat kematangan biji, dimana dengan semakin matangnya biji
aka komponen komponen biji semakin padat dan kompak dan kekompakan
komponen biji tersebut mencerminkan kekerasan biji.
Agar lebih jelas perkembangan kekerasan biji (kg/cm2 ) dari 0 HSA sampai 30
HSA dapat dilihat pada Gambar 6.
-
56
Gambar 6. Perubahan Kekerasan Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal dan Varietas Ariza dari 0-30 HSA
Perkembangan benih padi dalam penelitian ini menunjukkan pola yang
normal dan sesuai dengan pola perkembangan benih secara umum, yaitu terdiri dari 3
fase. (Copeland dan Mc. Donald, 2001). Fase I., fase pembelahan sel (terjadi
pertambahan berat segar), fase II, akumulasi cadangan makanan atau fase
menghimpun cadangan makanan (terjadi pertambahan berat kering, penurunan kadar
air), fase III, fase pemasakan (terjadi penambahan kekerasan benih).
Daya Kecambah (%)
Daya berkecambah diukur berdasarkan persentase kecambah nomal pada hari
ke 7 setelah benih dikecambahkan. Data rataan daya kecambah biji padi varietas
sunggal dan ariza terdapat pada Tabel 1.
Pada penelitian ini biji padi varietas sunggal sudah mulai berkecambah pada
umur 21 HSA sebesar 1%, sedangkan biji padi varietas ariza sudah mulai
berkecambah pada umur 14 HSA sebesar 3%. Ini membuktikan bahwa sebenarnya
benih telah mampu berkecambah jauh sebelum mencapai masak fisiologi,
sebagaimana dinyatakan (Copeland dan Mc Donald, 2001) telah melaporkan bahwa
kedele mampu berkecambah pada kira-kira 38 hari setelah penyerbukan, sedangkan
berat kering maksimumnya (masak fisiologisnya) baru dicapai pada 60-65 hari.
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
57
0
1
2
3
4
5
0 7 14 21 23 25 27 28 30
Hari Setelah Anthesis (HSA)
Day
a K
ecam
bah
(%)
Var. SunggalVar. Ariza
Gambar 7. Perubahan Daya Berkecambah Biji Pada Tanaman Padi Varietas Sunggal
Agar lebih jelas pertambahan daya berkecambah (%) pada varietas sunggal
dan varietas ariza mulai dari 0 HSA sampai 30 HSA dapat dilihat pada Gambar 6.
dan Varietas Ariza dari 0-30 HSA Ciri-Ciri Perkembangan Bunga dan Biji
Hasil pengamatan secara morfologi maupun fisiologi dari 10 stadia
perkembangan biji padi dibagi ke dalam 2 stadia perkembangan bunga dan 8 stadia
perkembangan biji, disajikan dalam Tabel 2,3,4,5. Kesepuluh stadia yang dihasilkan
-
Donna Sinambela : Kajian Perkembangan Dan Dormansi Pada Biji Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ariza Dan Sunggal Serta Pemecahannya, 2008 USU Repository 2008
58
pada penelitian ini maka dapat dibagi tiga fase (Ismunadji, dkk, 1988, Sadjad 1988,
Santoso, dkk, 1990, Copeland dan Mc. Donald, 2001).
Fase pertumbuhan terjadi dari stadium 2 hingga stadium 3, fase menghimpun
cadangan makanan terjadi dari stadium 4 hingga stadium 6, dan fase pemasakan
terjadi dari stadium 7 hingga stadium 10. Penelitian ini menunjukkan bahwa stadium
masak fisiologi dicapai pada stadium 8 umur 27 HSA. Ciri-ciri masak fisiologis biji
untuk varietas sunggal adalah sebagai berikut : kulit biji berwarna kuning, berat segar
ram, kulit biji semakin
air biji 22.22% dan untuk varietas ariza
r biji yaitu 3.38 gram, bera