09E00453.pdf

97
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository © 2009 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI OLEH : MARDALENA DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Transcript of 09E00453.pdf

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

    MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI

    YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA

    FERMENTASI

    SKRIPSI

    OLEH :

    MARDALENA

    DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2007

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

    MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI

    YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA

    FERMENTASI

    SKRIPSI

    OLEH :

    MARDALENA 020301016/Agronomi

    Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

    DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2007

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Judul Skripsi :Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

    Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

    Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi

    Nama : Mardalena

    NIM : 020301016

    Departemen : Budidaya Pertanian

    Program Studi : Agronomi

    Disetujui Oleh :

    Komisi Pembimbing

    (Dr. Ir. Hapsoh, MS) (Ir. Sanggam Silitonga) Ketua Anggota

    Mengetahui

    (Ir. Edison Purba Ph.D) Ketua Departemen Budidaya Pertanian

    Tanggal Lulus :

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    ABSTRACT

    The research held to test about the growing response of cucumber and production of cows urine, that not experince significant change of fermentation. Scheme of the experiment that used in the research is scheme disamanged group, factorial 2 factors and 3 repeats. The first is the factor cows urine (U) namely U0 = 0 cc / liter water + basic manure, U1 = 25 cc / liter water, without basic manure, U2 = 50 cc / liter water, without basic manure and U3 = 50 cc / liter water + basic manure. The second factor long of fermentation (F) namely F1 = one weeks, F2 = two weeks, and F3 = three weeks. So that we can look combination action, the parameter which abserve is the longest of plant, diameter of trunk, total of the branches no productive, time of harvest, massa of fruit per plot from the research. And we can compound that cows urine is very influence. From the result of the research was got that the urine of cow has given the to flowering time, harvesting age, female flower productive branch number, and non-productive branch number, the fermentation of urine of cow has significant influence to male flower, non-productive branch number, but the interactions of two treatment is not showed significant influence.

    Keywords: cucumber, urine of cow, fermentation, growth, yield.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Penelitian dilaksanakan untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 (dua) faktor dan 3 (tiga) ulangan. Faktor I. Urine Sapi (U) terdiri dari empat perlakuan yaitu: U0 = 0 cc/liter air + pupuk dasar, U1 = 25 cc/liter air, tanpa pupuk dasar, U2 = 50 cc/liter air, tanpa pupuk dasar dan U3 = 50 cc/liter air + pupuk dasar. Faktor II. Perbedaaan lama Fermentasi (F) yaitu : F1 = 1 minggu, F2 = 2 minggu dan F3 = 3 minggu, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman (cm), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), jumlah bunga jantan dan bunga betina (hari), jumlah cabang produktif (cabang), jumlah cabang tidak produktif (cabang), umur panen (hari) bobot buah per sampel (g), diameter buah per sampel (mm) dan bobot buah per plot (g). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif dan jumlah cabang tidak produktif. Fermentasi urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah bunga cabang tidak produktif. Sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Kata kunci : mentimun, urine sapi, fermentasi, pertumbuhan, produksi

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    RIWAYAT HIDUP

    Mardalena, lahir di Simeulue 17 Juli 1984, anak pertama dari enam

    bersaudara, putri dari pasangan ayahanda Julian Harefa dan Ibunda Adisma.

    Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sibigo dan tahun 2002

    terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian

    Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur Pemanduan Minat dan Prestasi

    (PMP)

    Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan

    Nusantara (PTPN) III Kebun Rambutan mulai bulan Juni 2006 sampai bulan Juli

    2006.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

    berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan

    ini merupakan skripsi berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Respon

    Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

    Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi yang

    merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

    Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

    Dr. Ir. Hapsoh, MS, selaku ketua komisi pembimbing, Ir. Sanggam Silitonga,

    selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan

    kepada penulis.

    Terima kasih juga disampaikan Ayahanda Julian Harefa dan Ibunda

    Adisma dan adik Helma, Musliadi, Maspian, Muliantoni dan Fitra Abisa

    Aprilyanti, serta teman-teman yaitu: Gacenk, Indra, Joko, Budi, Ikwan, buat

    Hendri, Mery, Anna, Evie, Citra, Frisna, Mian, Maya, Nola, Ribka, Sri (Cero

    Ceria), Aini, Icut, Mita, Erli, Paman Leo, Ali, Imran, Supriadi dan Ari (Simeulue

    2002) Petroda, teman-teman yang ada di peternakan dan juga Himadita Nursery.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Penulis menyadari skripsi belum sempurna maka kritik dan saran yang

    bertujuan menyempurnakan tulisan ini sangat dihargai. Akhir kata, semoga tulisan

    ini bermanfaat.

    Medan, September 2007

    Penulis

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    Hal ABSTRACT ............................................................................................... i ABSTRAK ......................................................................................... ........ ii RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x PENDAHULUAN

    Latar Belakang .................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 5 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6

    TINJAUAN PUSTAKA

    Botani Tanaman ............................................................................... 7 Syarat Tumbuh ................................................................................. 8

    Iklim ......................................................................................... 8 Tanah ...................................................................................... 9

    Urine Sapi ........................................................................................ 10 Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi ................................. 11 Kegunaan Pertanian Organik ............................................................ 12

    METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 16 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 16 Metode Penelitian ............................................................................. 18 Parameter Penelitian ......................................................................... 18

    PanjangTanaman (cm) ............................................................. 18 Diameter Batang (mm) ............................................................ 18 Umur Berbunga (hari) .............................................................. 19 Jumlah Bunga Jantan dan Jumlah Bunga Betina (hari) ............. 19 Umur Panen (Hari) .................................................................. 19 Jumlah Cabang Produktif (Cabang) .......................................... 19 Jumlah Cabang Tidak Produktif (Cabang) ................................ 19 Bobot Buah Per sampel (g) ...................................................... 19 Bobot Buah Per plot (g) ........................................................... 20 Diameter Buah Per sampel (mm) ............................................. 20

    Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 20 Persiapan Areal Penelitian ....................................................... 20 Pembuatan Fermentasi Urine Sapi ........................................... 20 Penanaman Benih .................................................................... 21

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Penyulaman ............................................................................. 21 Pemupukan .............................................................................. 21 Pengaplikasian Urine Sapi ....................................................... 21

    Pemeliharaan Tanaman ..................................................................... 22 Penyiraman .............................................................................. 22 Pengajiran ................................................................................ 22 Penyiangan .............................................................................. 22 Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 22

    Panen ................................................................................................ 23 HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil.................................................................................................. 24 Pembahasan ...................................................................................... 39

    Pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ................................................................ 39 Pengaruh perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ........................................... 42 Pengaruh interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ....... 43

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan ....................................................................................... 44 Saran ................................................................................................. 44

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL

    Hal. 1. Rataan panjang tanaman (cm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 25

    2. Rataan diameter batang (mm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 25

    3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 26

    4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 28

    5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 29

    6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) perbedaan

    lama fermentasi (F) ............................................................................... 31

    7. Rataan jumlah cabang produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 33

    8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine

    sapi (U) perbedaan lama fermentasi (F) ................................................. 35

    9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 37

    10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U)

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 37

    11. Rataan bobot buah per plot (g) pada perlakuan urine sapi (U)

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 38

    DAFTAR GAMBAR

    Hal. 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 27

    2. Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama

    fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U) ......................................... 28

    3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 30

    4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 32

    5. Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 34

    6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan Perbedaan lama

    fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U) .......................................... 36

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal 1. Deskripsi tanaman .................................................................................. 47

    2. Hasil analisa kandungan unsur hara pada fermentasi urine sapi ............... 48

    3. Makanan ternak yang urinenya digunakan sebagai bahan penelitian ....... 49

    4. Jadwal kegiatan ...................................................................................... 50

    5. Gambar bagan penelitian ........................................................................ 51

    6. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 2 MST ..................................... 52

    7. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ........................................ 52

    8. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 3 MST ..................................... 53

    9. Analisa sidik ragam panjang tanaman 3 MST ....................................... 53

    10. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 4 MST ..................................... 54

    11. Analisa sidik ragam panjang tanaman 4 MST ........................................ 54

    12. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 5 MST ..................................... 55

    13. Analisa sidik ragam panjang tanaman 5 MST ........................................ 55

    14. Data pengamatan diameter batang (mm) 2 MST ..................................... 56

    15. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ........................................ 56

    16. Data pengamatan diameter batang (mm) 3 MST ..................................... 57

    17. Analisa sidik ragam diameter batang 3 MST ......................................... 57

    18. Data pengamatan diameter batang (mm) 4 MST ..................................... 58

    19. Analisa sidik ragam diameter batang 4 MST ......................................... 58

    20. Data pengamatan diameter batang (mm) 5 MST .................................... 59

    21. Analisa sidik ragam diameter batang 5 MST ......................................... 59

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    22. Data pengamatan umur berbunga (hari) .................................................. 60

    23. Analisa sidik ragam umur berbunga ..................................................... 60

    24. Data pengamatan jumlah bunga jantan (hari) .......................................... 61

    25. Analisa sidik ragam jumlah bunga jantan ............................................. 61

    26. Data pengamatan jumlah bunga betina (hari) .......................................... 62

    27. Analisa sidik ragam jumlah bunga betina .............................................. 62

    28. Data pengamatan umur panen (hari) ....................................................... 63

    29. Analisa sidik ragam umur panen ............................................................ 63

    30. Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang) ............................... 64

    31. Analisa sidik ragam jumlah cabang produktif ........................................ 64

    32. Data pengamatan jumlah cabang tidak produktif (cabang) ...................... 65

    33. Analisa sidik jumlah cabang tidak produktif .......................................... 65

    34. Data pengamatan bobot buah per sampel (g) .......................................... 66

    35. Analisa sidik ragam bobot buah per sampel ........................................... 66

    36. Data pengamatan diameter buah per sampel (mm) .................................. 67

    37. Analisa sidik ragam diameter buah per sampel ...................................... 67

    38. Data pengamatan bobot buah per plot (g) ................................................ 68

    39. Transformasi akar kuadrat data pengamatan bobot buah per plot ............. 68

    40. Analisa sidik ragam bobot buah per plot ................................................ 69

    41. Rangkuman uji beda rataan parameter pada perlakuan urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 70

    42. Hasil Dokumentasi penelitian ................................................................. 71

    43. Hasil analisa tanah pada tempat penelitian .............................................. 79

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah

    satu jenis sayuran dari famili Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia.

    Menurut sejarahnya tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber

    literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi

    sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan

    daerah asal tanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya

    (Rukmana, 1994).

    Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia 1000 (seribu) tahun

    yang lalu. Columbus disebut - sebut sebagai orang yang berjasa menyebarluaskan

    tanaman mentimun ke seluruh dunia. Di Cina mentimun mulai dikenal dua abad

    sebelum Masehi, tanaman mentimun juga menyebar di Timur Tengah, kemudian

    meluas ke negara - negara lain di kawasan Asia, sedangkan penyebaran mentimun

    di Amerika adalah California, New York, Carolina Selatan, Texas dan Florida.

    Pembudidayaan mentimun meluas keseluruh dunia, baik di daerah beriklim panas

    (tropis) maupun daerah beriklim sedang (sub-tropis). Di Indonesia tanaman

    mentimun banyak di tanam di daratan rendah. Pada tahun 1991, daerah

    penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah provinsi Jawa

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah

    (Ashari, 1995).

    Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang

    banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar. Nilai gizi

    mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan

    mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein,

    0,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin,

    natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu 0,40 gr, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin

    A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena, 2001).

    Mentimun termasuk salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak

    manfaat dalam kehidupan masyarakat sehari - hari, sehingga permintaan terhadap

    komoditi ini sangat besar. Buah ini disukai oleh seluruh golongan masyarakat,

    mulai dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah sampai

    berpenghasilan tinggi, sehingga buah mentimun dibutuhkan dalam jumlah relatif

    besar dan berkesinambungan. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus

    meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup,

    tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi

    (Cahyono, 2003).

    Peningkatan jumlah penduduk Indonesia maupun dunia meningkatkan

    permintaan sayuran. Di Indonesia anjuran konsumsi sayuran untuk mencapai

    sehat gizi adalah sebesar 65,5 kg/kapita/tahun. Pada tahun 1993 - 1994 konsumsi

    sayuran sehat gizi baru terpenuhi 80%. Salah satu upaya untuk meningkatkan

    persediaan sayuran adalah meningkatkan produksi mentimun (Rukmana, 1994).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55,792 ha

    dengan produksi 268,201 ton. Luas areal panen komoditi mentimun di Sumatera

    Utara pada tahun 2006 sebesar 3,591 ha dengan produksi rata-rata 125,06 kw/ha

    (BPS, 2006).

    Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha

    sampai 4,8 ton/ha, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha

    budidaya mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak

    dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun di tanam hanya sebagai tanaman

    selingan (Warintek, 2006).

    Buah mentimun muda dapat dibuat acar, pencampur gado - gado, asinan

    dan lain-lain. Buah mentimun juga dapat dimanfaatkan untuk kosmetik, menjaga

    kesehatan tubuh, menghambat penuaan dan menghilangkan kerut, mentimun

    dapat menurunkan panas karena demam dan meningkatkan stamina. Kandungan

    serat buah mentimun yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air besar,

    menurunkan kolestrol dan menetralkan racun di dalam tubuh (Rukmana, 1994).

    Pupuk organik apabila dilihat secara fisik ada dua macam yaitu pupuk

    organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat lebih umum

    digunakan karena berkaitan dengan ketersediaan dan cara penggunaannya. Pupuk

    organik termasuk padat termasuk pupuk yang kandungan unsur haranya

    dilepaskan secara perlahan - lahan. Pelepasan pupuk organik berbeda dengan

    pupuk kimia, pelepasan unsur hara organik akan semakin baik apabila dibantu

    dengan aktivitas mikroorganisme (Isnaini, 2006).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Kegunaan budidaya organik pada dasarnya adalah meniadakan atau

    membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya

    kimiawi. Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata

    dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan

    keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara

    makro dan mikro yang dapat dikatakan Cuma - cuma. Pupuk organik dan pupuk

    hayati berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam - macam proses yang saling

    mendukung dalam menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasi dan

    menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya

    pencemaran lingkungan (Sutanto, 2002).

    Bahan organik tanah meliputi semua jenis lapisan tanaman dan sisa hewan.

    Bahan organik ini akan berganti menjadi humus apabila telah dipisahkan menjadi

    komponen yang aktif di dalam tanah. Di dalam tanah bahan organik secara garis

    besarnya berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

    (Murdowo, 2004).

    Kandungan bahan organik dalam tanah semakin lama semakin berkurang,

    bahan organik sering disebut sebagai bahan penyangga tanah. Tanah dengan

    kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuannya mengikat pupuk

    kimia sehingga efesiensinya menurun akibat sebagian besar pupuk hilang melalui

    pencucian, fiksasi atau penguapan (Musnamar, 2003).

    Penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya adalah

    Anty (1980) melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh

    yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA. Lebih

    lanjut dijelaskan bahwa urine sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    pertumbuhan vegetatif tanaman. Karena baunya yang khas urine sapi ternak juga

    dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat

    berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Naswir, 2003).

    Fermentasi urine sapi mempunyai sifat menolak hama atau penyakit pada

    tanaman. Hama atau penyakit bisa saja datang, tetapi langsung pergi, bukan

    musnah tetapi hanya menyingkir dari tanaman. Pemupukan dengan menggunakan

    urine sapi yang telah difermentasikan selama + 1 bulan dapat meningkatkan

    produksi tanaman. Urine sapi mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi

    dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap serangan

    penyakit (Phrimantoro, 2002).

    Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian untuk mengetahui respon

    pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah

    mengalami fermentasi.

    Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun

    terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi.

    Hipotesis Penelitian

    1. Ada pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

    mentimun.

    2. Ada pengaruh fermentasi urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi

    tanaman mentimun.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    3. Ada interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap

    pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

    Kegunaan Penelitian

    1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi yang

    merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas

    Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

    2. Sebagai bahan informasi budidaya mentimun.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    TINJAUAN PUSTAKA

    Botani Tanaman

    Sistimatika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut

    (Sharma, 2002).

    Kingdom : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Subdivisio : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Ordo : Cucurbitales

    Famili : Cucurbitales

    Genus : Cucumis

    Spesies : Cucumis sativus L.

    Tanaman mentimun berakar tunggang. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke

    dalam tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm, perakaran tanaman mentimun dapat

    tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).

    Mentimun termasuk tanaman semusim annual yang bersifat menjalar

    atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat

    mencapai 50 cm - 250 cm, bercabang dan yang tumbuh di sisi tangkai daun

    (Rukmana, 1994).

    Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan

    bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-

    cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan

    kedalaman lekuk daun mentimun bervariasi (Cahyono, 2003).

    Bunga mentimun merupakan bunga sempurna. Berbentuk terompet dan

    berukuran 2 cm - 3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga

    berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah

    pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 - 6 buah, berwarna kuning terang dan

    berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003).

    Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda

    dan hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar sementara buah mentimun

    tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun

    antara 12 cm - 25 cm (Sumpena, 2001).

    Biji timun berwarna putih, krem, berbentuk bulat lonjong (oval) dan

    pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang

    tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji - biji ini dapat digunakan

    untuk perbanyakan atau pembiakan (Cahyono, 2003).

    Syarat Tumbuh

    Iklim

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap

    lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah

    dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian + 1.000 meter di atas permukaan laut

    (Sumpena, 2001).

    Tanaman mentimun tumbuh dan produksi tinggi pada suhu udara berkisar

    antara 20oC - 32oC, dengan suhu udara optimal 27oC. Di daerah tropik seperti di

    Indonesia keadaan suhu udara di tentukan oleh tinggi permukaan laut. Cahaya

    merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun,

    karena penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan

    berlangsung antara 8 jam - 12 jam/hari (Cahyono, 2003).

    Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun

    untuk pertumbuhannya antara 50 - 85 %, sementara curah hujan optimal yang

    diinginkan tanaman sayur ini antara 200 - 400 mm/bulan. Curah hujan yang telalu

    tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai

    berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga

    (Sumpena, 2001).

    Tanah

    Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan

    pertanian, cocok ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi yang tinggi

    dan kualitas baik tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur,

    banyak mengandung humus, tidak tergenang dan pH-nya berkisar antara 6 - 7.

    namun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 yaitu batasan minimal dan 7,5

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    yaitu batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan

    peyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu,

    sedangkan pada tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan menderita

    penyakit klorosis (Rukmana, 1994).

    Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan

    tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik memiliki tingkat

    kesuburan tanah yang tinggi (Cahyono, 2003).

    Urine Sapi

    Urine sapi sering juga disebut pupuk kandang cair. Urine sapi

    mengandung unsur hara N, P, K dan bahan organik, yang berperan memperbaiki

    struktur tanah. Urine sapi dapat digunakan langsung sebagai pupuk baik sebagai

    pupuk dasar maupun pupuk susulan (Sutanto, 2002).

    Urine sapi yang diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 minggu

    setelah tanam, pengaruhnya mulai nampak nyata bahkan sangat nyata terhadap

    panjang tanaman, karena konsentrasi urine sapi yang disemprotkan lewat daun

    mampu menstimulir panjang batang utama (Agusuryani, 1995).

    Kandungan zat nitrogen urine sapi mempengaruhi dua arah pertumbuhan

    tanaman yaitu vegetatif dan generatif. Untuk tanaman dengan tipe pertumbuhan

    dan pembungaan indeterminet atau pertumbuhan vegetatif terus berlangsung,

    penambahan urine sapi sampai batas tertentu dapat mengaktifkan proses

    pemanjangan, pembesaran dan pembelahan sel pada tunas-tunas apikal pada

    tanaman mentimun (Phrimantoro, 2002).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Menurut Rudy (2003), pemakaian 10% - 15% pupuk pabrik ditambah

    kotoran sapi dan urine sapi akan menghasilkan pupuk yang berimbang bagi

    tanaman sehingga akan diperoleh tanaman yang subur.

    Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi

    Fermentasi urine sapi dalam ilmu pertanian disingkat (FUS), mempunyai

    zat pengatur tumbuh, yaitu auxin, FUS juga mampu menolak hama atau penyakit

    (Murdowo, 2004).

    Fermentasi urine sapi yang diaplikasi pada tanaman sangat

    menguntungkan petani karena dari segi biaya murah dan produksi meningkat

    dibandingkan dengan pupuk kimia. Fermentasi urine sapi dapat dipergunakan

    untuk sayuran dan hortikultura, biasanya fermentasi urine sapi diaplikasikan lewat

    daun (Naswir, 2003).

    Pemupukan daun dengan menggunakan urine sapi yang telah

    difermentasikan selama + 1 bulan. Urine sapi mengadung unsur N, P, K yang

    cukup tinggi dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap

    serangan hama dan penyakit (Raharja, 2005).

    Urine sapi memang memiliki bau yang khas dan tidak sedap, namun bagi

    petani manfaatnya jauh lebih besar dari pada baunya. Urine sapi bersifat menolak

    hama atau penyakit pada tanaman. Fermentasi urine sapi secara ilmiah

    mengandung zat pengatur tumbuh yaitu auxin (Solikun dan Masdiko, 2005).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Asam Indolasetat (IAA)

    Fungsi auxin pada tanaman antara lain merangsang pertumbuhan dan

    mempertinggi persentase timbulnya bunga dan buah, mendorong partenokarpi

    yaitu suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan,

    mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya, serta mematahkan dominasi pucuk

    atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau

    berkembang (Naswir, 2003).

    Auxin IAA (Indole-3-Acetic Acid) dengan rumus bangun C10 H9 O2N

    dapat mempengaruhi masa vegetatif dan reproduktif pada tanaman, mempunyai

    peranan terhadap pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi sel

    NH

    (Heddy, 1989).

    Kegunaan Pertanian Organik

    Melalui program revolusi hijau, produksi pangan dunia meningkat secara

    dramastis sehingga mampu mengatasi kerawanan pangan terutama di negara -

    negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Peningkatan produksi pangan tidak

    terlepas dari penggunaan produk teknologi modern seperti benih unggul, pupuk

    kimia, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan pertanaman monokultur.

    Akan tetapi pada kenyataannya program revolusi hijau dapat berhasil di wilayah

    dengan sumber daya air dan tanah baik serta infrastruktur yang mendukung

    (Sutanto, 2002).

    CH2 - COOH

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Dampat negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik saat

    revolusi hijau, akhirnya manusiapun berusaha mencari teknik bertahan secara baik

    untuk lingkungan maupun manusia. Inilah yang kemudian melahirkan teknik

    budidaya organik (Andoko, 2002).

    Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan

    konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia

    dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh

    kondisi lingkungan yang sehat, juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang

    berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dan menggunakan

    sumber daya alami. Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi yang

    rendah adalah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia

    yang lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran

    tanaman, polikultur, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan

    dengan pengelolaan tanaman yang baik (Sutanto, 2002).

    Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

    tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan

    menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan

    organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak

    mencemari lingkungan dan pengaplikasian pestisida organik relatif aman bagi

    petani (Andoko, 2002).

    Pupuk organik (pupuk kandang) bahan pembenah tanah yang paling baik

    dibandingkan bahan pembenah tanah yang lainnya. Nilai pupuk yang dikandung

    pupuk kandang umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur N, P dan

    K tetapi juga mengandung unsur esensial lainnya (Sutanto, 2002).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Dalam penerapannya pertanian organik banyak menghadapi kendala

    berupa keruahan (bulkiness) bahan, takarannya harus banyak dan dapat

    menghadapi persaingan dengan kepentingan lain untuk memperoleh sisa tanaman

    dan limbah organik dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya limbah panen

    digunakan untuk makanan ternak, jerami padi diminati oleh pabrik kertas, ampas

    tebu untuk bahan bakar dan sampah kota untuk menimbun lahan yang rendah atau

    cekungan untuk memperluas lahan (Sutanto, 2002).

    Budidaya tanpa penggunaan pupuk kimia dan pestisida maka produk

    pertanian organik terbebas dari residu dari zat berbahaya. Manusia sebagai

    konsumen akhir produk pertanian merasa bebas dan terjaga kesehatannya

    (Andoko, 2002).

    Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan

    pupuk organik adalah sebagai berikut:

    1. Mempengaruhi sifat fisik tanah, warna tanah dari cerah akan berubah menjadi

    kelam. Hal ini bahan organik dapat membuat tanah menjadi gembur,

    sehinggga aerasi menjadi lebih baik dan lebih mudah ditembus oleh akar

    tanaman. Pada tanah yang bertekstur pasir, bahan organik akan meningkatkan

    pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas untuk mengikat air.

    2. Mempengaruhi sifat kimia tanah, kapasitas tukar kation (KTK) dan

    ketersediaan unsur hara meningkat dengan penggunaan bahan organik. Asam

    yang dikandung humus akan membantu untuk meningkatkan proses pelapukan

    bahan mineral.

    3. Mempengaruhi sifat biologi tanah, bahan organik akan menambah energi yang

    diperlukan untuk kehidupan mikroorganisme tanah. Tanah yang kaya akan

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri, mikro flora dan

    mikro fauna di dalam tanah.

    4. Mempengaruhi kondisi sosial, daur ulang limbah perkotaan maupun

    pemukiman akan mengurangi dampak pencemaran dan meningkatkan

    penyediaan pupuk organik, meningkatkan lapangan kerja melalui daur ulang

    yang menghasilkan pupuk organik sehingga akan meningkatkan pendapatan

    (Sutanto, 2002).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    METODE PENELITIAN

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

    Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut

    (dpl) mulai bulan Februari sampai dengan April 2007.

    Bahan dan Alat Penelitian

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih mentimun

    varietas Mercy (Lampiran 1), urine sapi yang telah difermentasi (Lampiran 2),

    pupuk Urea, TSP, KCL dan kantong plastik.

    Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, gembor, hansdprayer,

    plang nama, plang perlakuan, pacak sampel, jangka sorong, timbangan, tali

    plastik, bambu, kalkulator, gelas ukur, kertas karton.

    Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

    dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu :

    Faktor I : Konsentrasi urine sapi dengan 4 (empat) taraf perlakuan yaitu :

    U0 = 0 cc / liter air + pupuk dasar

    U1 = 25 cc / liter air, tanpa pupuk dasar

    U2 = 50 cc / liter air, tanpa pupuk dasar

    U3 = 50 cc / liter air + pupuk dasar

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Faktor II : Urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi dengan 3

    (tiga) taraf perlakuan yaitu :

    F1 = 1 minggu

    F2 = 2 minggu

    F3 = 3 minggu

    Kombinasi perlakuan yaitu :

    U0F1 U1F1 U2F1 U3F1

    U0F2 U1F2 U2F2 U3F2

    U0F3 U1F3 U2F3 U3F3

    Jumlah ulangan : 3 Ulangan

    Jumlah plot percobaan : 36 Plot

    Ukuran plot : 90 cm x 70 cm

    Jarak tanam : 60 cm x 40 cm

    Jarak antar plot : 30 cm

    Jarak antar blok : 50 cm

    Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman

    Jumlah tanaman sampel : 72 tanaman

    Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman

    Jumlah sampel per plot : 2 tanaman

    Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model

    linear sebagai berikut :

    Yij = + i + j + k + ()jk + ijk

    Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi taraf ke-j konsentrasi urine

    sapi dan lama fermentasi pupuk urine sapi pada taraf ke-k.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    = Nilai tengah.

    i = Efek blok taraf ke-i.

    j = Efek konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j.

    k = Efek lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.

    ()jk = Efek intraksi antara konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j dan lama

    fermentasi urine sapi taraf ke-k.

    ijk = Galat percobaan pada blok ke-i dengan perlakuan konsentrasi urine sapi

    pada taraf ke-j dan lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.

    Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan

    Duncan (DMRT) pada taraf = 5 %.

    Parameter Penelitian

    Panjang Tanaman (cm)

    Panjang tanaman diukur mulai dari buku pertama pada tanaman sampai

    dengan titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Pengukuran panjang tanaman

    dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) hingga panen

    pertama dengan interval 1 minggu sekali.

    Diameter Batang (mm)

    Pengukuran diameter batang dilakukan pada buku pertama pada tanaman

    dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter batang dilakukan sejak

    tanaman berumur 2 MST hingga panen pertama dengan interval 1 minggu sekali.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Umur Berbunga (hari)

    Umur berbunga dihitung mulai dari muncul bunga pertama sampai 75 %

    tanaman mentimun berbunga.

    Jumlah Bunga Jantan dan Bunga Betina (hari)

    Bunga jantan dan bunga betina yang telah membuka sempurna dihitung

    setiap hari sampai penelitian berakhir.

    Umur Panen (hari)

    Umur panen dihitung mulai dari penanaman tanaman mentimun hingga

    tanaman menunjukkan kriteria panen.

    Jumlah Cabang Produktif (cabang)

    Dihitung jumlah cabang yang produktif (jumlah cabang yang

    menghasilkan buah) pada setiap tanaman dengan sekali pengambilan selama

    penelitian.

    Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)

    Dihitung jumlah cabang yang tidak menghasilkan buah pada setiap

    tanaman dengan sekali pengambilan selama penelitian.

    Bobot Buah Per sampel (g)

    Bobot buah dihitung dengan menimbang masing-masing buah pada

    tanaman sampel.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Bobot Buah Per plot (g)

    Bobot buah dihitung dengan menimbang buah pada masing masing plot.

    Diameter Buah Per sampel (mm)

    Diameter buah diukur pada masing-masing buah per sampel dengan

    menggunakan jangka sorong yaitu pada bagian 1/3 dari pangkal buah, bagian

    tengah buah dan dijumlahkan dan diambil rataannya kemudian dibagi 3.

    Pelaksanaan Penelitian

    Persiapan Areal Penelitian

    Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa - sisa tanaman.

    Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman

    olah 30 cm, dibagi dalam 3 blok dengan masing - masing blok terdiri dari 12 plot

    yang berukuran 90 cm x 70 cm. Dibuat parit keliling dengan lebar 50 cm dan

    parit antar plot dalam ulangan 30 cm.

    Pembuatan Fermentasi Urine Sapi

    Urine sapi yang telah dipersiapkan dan dimasukan kedalam wadah atau

    ember dan ditutup untuk mencegah masukknya air, kemudian difermentasikan,

    sesuai dengan perlakuan masing - masing yaitu 1 minggu, 2 minggu dan 3

    minggu.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Penanaman Benih

    Benih di tanam 2 benih per lubang tanam, benih terlebih dahulu direndam

    dengan air dingin untuk mempercepat keluarnya calon akar (Cahyono, 2003).

    Penyulaman

    Penyulaman dilakukan seawal mungkin yaitu 1 minggu setelah tanam

    untuk mengganti tanaman yang mati.

    Pemupukan

    Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk Urea 5,625 g/tanaman, TSP

    3,75 g/tanaman dan KCL 2,5 g/tanaman. Pupuk diberikan 3 tahap yaitu tahap I, 5

    hari setelah tanam, tahap II, 10 hari setelah tanam dan tahap III saat tanaman

    mulai berbunga, pupuk diberikan dengan cara tanam kedalam tanah di sekeliling

    tanaman + 15 cm dari batang.

    Pengaplikasian Urine Sapi

    Pengaplikasian urine sapi dilakukan pada saat tanaman mentimun berumur

    1 minggu setelah tanam, 2 minggu setelah tanam dan 3 minggu setelah tanam.

    Urine sapi yang diaplikasikan pada tanaman mentimun terlebih dahulu di

    fermentasikan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi urine sapi

    diberikan lewat daun. Pengaplikasian urine sapi dilakukan pada pagi hari yaitu

    + pukul 10 pagi.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Pemeliharaan Tanaman

    Penyiraman

    Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, penyiraman

    dilakukan setiap hari yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

    Pengajiran

    Ajir berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan

    dan tempat menopang buah. Pengajiran dilakukan seawal mungkin (+ 5 hari

    setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanaman. Tinggi

    ajir + 2 meter.

    Penyiangan

    Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut

    gulma yang ada di areal penelitian dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

    Pengendalian Hama dan Penyakit

    Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan

    insektisida nabati seperti daun nimba dan membuang bagian tanaman yang

    terserang hama dan penyakit.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Panen

    Panen pertama dilakukan pada umur tanaman 35 hari setelah tanam,

    setelah itu panen dilakukan secara bertahap 3 kali dalam 1 minggu, dipilih buah

    yang sudah layak panen yaitu buah berwarna sama mulai dari pangkal sampai

    ujung buah berwarna hijau keputihan. Panen dilakukan dengan cara memetik

    (memotong) tangkai buah dengan pisau tajam agar tidak merusak tanaman.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Dari hasil penelitian diperoleh perlakuan dengan menggunakan urine sapi

    berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen,

    jumlah cabang produktif, jumlah cabang tidak produktif, tetapi berpengaruh tidak

    nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga jantan, bobot

    buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah

    bunga jantan dan jumlah cabang produktif, tetapi berpengaruh tidak nyata

    terhadap panjang tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga betina,

    umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per

    sampel dan bobot buah per plot.

    Interaksi perlakuan urine sapi dan lama fermentasi berpengaruh tidak

    nyata terhadap semua parameter.

    Panjang Tanaman (cm)

    Data hasil pengamatan panjang tanaman umur 2 5 MST serta analisa

    sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 6 s/d 13. Dari analisa sidik ragam

    diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang

    tanaman, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap

    panjang tanaman 2 5 MST.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Rataan panjang tanaman pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Rataan panjang tanaman (cm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Diameter Batang (mm)

    Data hasil pengamatan diameter batang umur 2 5 MST serta analisa sidik

    ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14 s/d 21. Dari analisa sidik ragam

    diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter

    batang, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap

    diameter batang 2 5 MST.

    Rataan diameter batang pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 7.83 8.25 7.67 6.10 7.46 F2 7.67 8.08 7.92 8.17 7.96 F3 7.33 8.08 8.25 8.08 7.94

    Rataan 7.61 8.14 7.94 7.45

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan F1 149.67 167.33 150.50 145.83 153.33 F2 143.50 144.63 165.00 168.33 155.37 F3 150.33 158.50 148.50 147.50 151.21

    Rataan 147.83 156.82 154.67 153.89

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Umur Berbunga (hari)

    Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragamnya dapat

    dilihat pada Lampiran 22 s/d 23. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine

    sapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Perlakuan perbedaan lama

    fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, sedangkan interaksi

    kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

    Rataan umur berbunga akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama

    fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 30.00 a 26.33 a 27.67 a 26.67 a 27.67 a F2 28.33 a 26.33 a 25.33 a 26.67 a 26.67 a F3 27.33 a 27.00 a 27.00 a 27.00 a 27.08 a

    Rataan 28.56 a 26.56 b 26.67 b 26.78 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U0 sebesar 28,56 dan terendah terdapat pada perlakuan

    U1 sebesar 26,56. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.

    Dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 27,67 dan terendah

    pada perlakuan F2 sebesar 26,67. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2

    dan F3.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi pada beberapa cc/liter

    air disajikan pada Gambar 1.

    = 28.45 - 0.0842U + 0.0008U2, R2 = 0.9175maks = 26,234, pada Umin = 52,625

    26.00

    26.50

    27.00

    27.50

    28.00

    28.50

    29.00

    0 25 50 75 100

    Urine (cc/l)

    Um

    ur b

    erbu

    nga

    (har

    i)

    0,00

    Gambar 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar 1 terlihat hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi

    menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.

    Jumlah Bunga Jantan (hari)

    Data hasil pengamatan jumlah bunga jantan serta analisa sidik ragamnya

    dapat dilihat pada Lampiran 24 s/d 25. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa

    urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan. Perlakuan

    perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan,

    sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

    bunga jantan.

    Rataan jumlah bunga jantan akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan

    lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 4.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Tabel 4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 6.32 a 5.36 a 5.45 a 5.33 a 5.62 a F2 5.60 a 4.96 a 5.16 a 4.36 a 5.02 b F3 5.67 a 5.34 a 5.20 a 6.18 a 5.60 a

    Rataan 5.87 a 5.22 a 5.27 a 5.29 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U0 sebesar 5,87 dan terendah terdapat pada perlakuan U1

    sebesar 5,22. Perlakuan U0 tidak berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.

    Dari Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 5,62 dan terendah

    pada perlakuan F2 sebesar 5,02. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2, tetapi

    F1 tidak berbeda nyata terhadap F3.

    Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama fermentasi

    (minggu) disajikan pada Gambar 2

    = 7,3867 - 2,3583F + 0,5875F2, R2 = 1maks = 5,02, pada Umin = 2,007

    4.90

    5.00

    5.10

    5.20

    5.30

    5.40

    5.50

    5.60

    5.70

    0 1 2 3 4

    Fermentasi

    Jum

    lah

    bung

    a ja

    ntan

    0,00

    Gambar 2. Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama

    fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U).

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga jantan dan perbedaan

    lama fermentasi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi.

    Jumlah Bunga Betina (hari)

    Data hasil pengamatan jumlah bunga betina serta analisa sidik ragamnya

    dapat dilihat pada Lampiran 26 s/d 27. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa

    urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina. Perlakuan perbedaan

    lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina,

    sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

    bunga betina.

    Rataan jumlah bunga betina akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan

    lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 10.67 a 6.67 a 5.67 a 8.83 a 7.96 a F2 10.83 a 6.33 a 4.83 a 6.17 a 7.04 a F3 7.67 a 5.83 a 4.33 a 9.17 a 6.75 a

    Rataan 9.72 a 6.28 bc 4.94 c 8.06 ab Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U0 sebesar 9,72 dan terendah terdapat pada perlakuan U2

    sebesar 4,98. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 7,96 dan terendah

    pada perlakuan F3 sebesar 6,75. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2

    dan F3.

    Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi pada beberapa

    cc/liter air disajikan pada Gambar 3.

    = 9.8389 - 0.222U + 0.0026U2, R2 = 0.9791maks = 5.09151, pada Umin = 42.73077

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    0 25 50 75 100

    Urine (cc/l)

    Jum

    lah

    bung

    a be

    tina

    Gambar 3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga betina dan perlakuan

    urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine

    sapi.

    Umur Panen (hari)

    Data hasil pengamatan umur panen serta analisa sidik ragamnya dapat

    dilihat pada Lampiran 28 s/d 29. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine

    sapi berpengaruh nyata terhadap umur panen. Perlakuan perbedaan lama

    fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap umur panen, sedangkan interaksi

    kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur panen.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Rataan jumlah umur panen akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan

    lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 51.00 a 43.00 a 46.00 a 43.00 a 45.75 a F2 49.00 a 43.00 a 44.00 a 44.00 a 45.00 a F3 44.00 a 44.00 a 44.00 a 45.00 a 44.25 a

    Rataan 48.00 a 43.33 b 44.67 b 44.00 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U0 sebesar 48,00 dan terendah terdapat pada perlakuan

    U1 sebesar 43,33. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak

    berbeda nyata terhadap U3.

    Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 45,75 dan terendah

    pada perlakuan F3 sebesar 44,25. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2

    dan F3.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Hubungan antara umur panen dengan urine sapi pada beberapa cc/liter air

    disajikan pada Gambar 4.

    =47.6 - 0.1627U + 0.0016U2 , R2 = 0.7517maks =43,46386, pada Umin = 50,84375

    43.00

    44.00

    45.00

    46.00

    47.00

    48.00

    49.00

    0 25 50 75 100

    Urine (cc/l)

    Umur

    pan

    en (h

    ari)

    Gambar 4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada

    perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan umur panen dan perlakuan urine sapi

    menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.

    Jumlah Cabang Produktif (cabang)

    Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif serta analisa sidik

    ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30 s/d 31. Dari analisa sidik ragam

    diketahui bahwa urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

    cabang produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata

    terhadap jumlah cabang produktif.

    Rataan jumlah cabang produktif akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 7.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Tabel 7. Rataan jumlah cabang produktif (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 2.00 a 1.83 a 1.83 a 1.83 a 1.88 a F2 2.17 a 1.33 a 1.67 a 2.00 a 1.79 a F3 2.00 a 1.50 a 1.83 a 2.67 a 2.00 a

    Rataan 2.06 a 1.56 b 1.78 ab 2.17 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U3 sebesar 2,17 dan terendah terdapat pada perlakuan U1

    sebesar 1,56. Perlakuan U3 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak

    berbeda nyata terhadap U0.

    Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F3 sebesar 2,00 dan terendah

    pada perlakuan F2 sebesar 1,79. Perlakuan F3 tidak berbeda nyata terhadap F2

    dan F3.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan perlakuan urine sapi

    cc/liter air disajikan pada Gambar 5.

    = 2.0278 - 0.0244x + 0.0004x2 , R2 = 0.9324maks =1,6557, pada Umin = 30,5

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    0 25 50 75 100

    Urine (cc/l)

    Jum

    lah

    caba

    ng p

    rtodu

    ktif

    Gambar 5. Hubungan jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang produktif dan

    perlakuan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif terhadap

    perbedaan lama fermentasi.

    Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)

    Data hasil pengamatan jumlah cabang tidak produktif serta analisa sidik

    ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 32 s/d 33. Dari analisa sidik ragam

    diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak

    produktif. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap

    jumlah cabang tidak produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh

    tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak prouktif.

    Rataan jumlah cabang tidak produktif akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 8.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Tabel 8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 1.33 a 1.17 a 1.83 a 1.50 a 1.46 a F2 1.00 a 1.33 a 1.00 a 1.33 a 1.17 b F3 1.00 a 1.00 a 1.17 a 1.50 a 1.17 b

    Rataan 1.11 a 1.17 a 1.33 a 1.44 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang

    sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

    Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi

    terdapat pada perlakuan U3 sebesar 1,44 dan terendah terdapat pada perlakuan U1

    sebesar 1,11. Perlakuan U3 tidak berbeda nyata terhadap U0, U1, dan U3.

    Dari Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan

    perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 1,46 dan terendah

    pada perlakuan F2 dan F3 sebesar 1,17. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2

    dan F3.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perlakuan

    perbedaan lama fermentasi disajikan pada Gambar 6.

    = -0,1458x + 1,5556, r = 0,75

    0.00

    0.20

    0.40

    0.60

    0.80

    1.00

    1.20

    1.40

    1.60

    0 1 2 3 4

    Fermentasi

    Jum

    lah

    caba

    ng ti

    dak

    prod

    uktif

    Gambar 6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perbedaan

    lama fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U).

    Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang tidak produktif dan

    perlakuan perbedaan lama fermentasi menunjukkan hubungan yang linear negatif

    terhadap perlakuan urine sapi.

    Bobot Buah Per sampel (g)

    Data hasil pengamatan bobot buah per sampel serta analisa sidik ragamnya

    dapat dilihat pada Lampiran 34 s/d 35. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa

    urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per sampel. Perlakuan

    perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per

    sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap

    bobot buah per sampel.

    Rataan bobot buah per sampel akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 9.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Tabel 9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 149.95 198.20 537.70 321.83 301.92 F2 342.73 197.20 283.57 246.60 267.53 F3 367.70 241.60 330.20 223.30 290.70

    Rataan 286.79 212.33 383.82 263.91

    Diameter Buah Per Sampel (mm)

    Data hasil pengamatan diameter buah per sampel serta analisa sidik

    ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 36 s/d 37. Dari analisa sidik ragam

    diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah per

    sampel. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap

    diameter buah per sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak

    nyata terhadap diameter buah per sampel.

    Rataan diameter buah per sampel akibat pengaruh urine sapi (U) dan

    perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 10.

    Tabel 10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 17.96 23.20 36.29 28.76 26.55 F2 29.19 22.85 22.71 25.32 25.02 F3 29.84 23.46 31.59 25.42 27.58

    Rataan 25.67 23.17 30.20 26.50 Bobot Buah Per Plot (g)

    Data hasil pengamatan bobot buah per plot serta analisa sidik ragamnya

    dapat dilihat pada Lampiran 38 s/d 40. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot. Perlakuan

    perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot,

    sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah

    per plot.

    Rataan bobot buah per plot akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan

    lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 11.

    Tabel 11. Rataan bobot buah per plot (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

    Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

    F1 3426.67 7460.00 5373.33 6346.67 5651.67 F2 6504.00 6140.00 5286.67 4106.67 5509.33 F3 5216.67 4126.67 5996.00 4653.33 4998.17

    Rataan 5049.11 5908.89 5552.00 5035.56

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Pembahasan

    Pengaruh Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun

    Dari hasil analisa data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan dengan

    menggunakan urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter

    umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, tetapi

    tidak nyata terhadap parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga

    jantan, jumlah cabang tidak produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per

    sampel dan bobot buah per plot.

    Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang

    tanaman dan diameter batang. Hal ini diduga karena urine sapi memiliki

    kandungan unsur hara yang rendah (dapat dilihat dari hasil analisis unsur hara

    urine sapi pada Lampiran 2) sedangkan pada saat pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman sangat membutuhkan unsur hara, terutama unsur hara makro N, P dan K.

    kandungan unsur hara yang rendah tidak mencukupi bagi ketersediaan unsur hara

    pupuk organik umumnya lambat karena harus dirombak terlebih dahulu oleh

    mikroba untuk bisa menjadi bentuk senyawa yang dapat diserap oleh tanaman.

    Rendahnya kandungan unsur hara dan ketersediaan yang lambat, maka

    penyediaan hara dari pupuk organik biasanya terbatas dan tidak cukup alam

    menyediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berdampak kurang

    baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan

    peryataan Novizan (2005) bahwa pupuk organik yang belum terurai sempurna

    ratio C/N masih tinggi sehingga harus diberi waktu untuk proses penguraian agar

    tersedia bagi tanaman.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter umur

    berbunga. Hal ini diduga karena umur berbunga dipengaruhi oleh faktor genetik

    dan faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh

    terhadap pembentukan bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wilkins (1997)

    bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok

    produk produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga,

    penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.

    Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga

    betina. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor cahaya

    matahari dan intensitas cahaya matahari menurut Fisher dan Goldsworthy (1996)

    faktor lingkungan yang paling penting untuk mengendalikan proses pembungaan.

    Lebih lanjut cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan bunga

    betina dan bunga jantan pada tanaman mentimun. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Cahyono (2003) yang menyatakan bahwa panjang penyinaran

    matahari kurang dari 12 jam setiap hari dengan intensitas cahaya rendah maka

    tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga betina.

    Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga

    jantan. Hal ini diduga suhu yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatif bagi

    tanaman mentimun, sesuai dengan pernyataan Lakitan (1995) intensitas cahaya

    berpengaruh secara langsung terhadap laju sintesis karbohidrat pada tumbuhan,

    laju fotosintesis akan meningkat dengan menurunnya intensitas cahaya sampai

    pada batas tertentu. Lebih lanjut Cahyono (2003) menyatakan bahwa intensitas

    cahaya matahari yang tinggi tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga

    jantan.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur panen. Hal ini

    diduga karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan unsur hara, pupuk organik

    akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian dan penanaman,

    sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Sesuai dengan pernyataan

    Novizan (2005) yang menyatakan bahwa pupuk organik dalam waktu 1 2 bulan

    akan terurai sempurna sehinggga menjadi tersedia bagi tanaman.

    Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang

    produktif. Hal ini diduga karena pada fase pertumbuhan cabang unsur hara yang

    terdapat pada urine sapi sudah tersedia bagi tanaman, sehingga unsur unsur yang

    ada seperti N, P dan K (Lampiran 2) dapat diserap oleh tanaman. Unsur N, P dan

    K berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Lingga dan Marsono (2004) yang menyatakan bahwa peranan utama

    dari Nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan bagian

    tanaman khususnya batang, cabang dan daun tanaman.

    Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot

    buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot. Hal ini

    diduga pada saat berbuah tanaman mengalami kekurangan Ca. Hal ini dapat

    dilihat pada (Lampiran 2) hasil analisis urine sapi, padahal Ca sangat penting

    untuk pembentukan buah. Kekurangan unsur Ca juga dipengaruhi oleh air, air

    diperlukan untuk trasnpirasi yang bergerak dari tanah ke buah. Pemupukan Ca

    lewat daun sering tidak memuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

    Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa pemupukan Ca lewat

    daun sering tidak memuaskan karena Ca yang diserap daun tidak dapat bergerak

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    ke jaringan buah, pemupukan Ca lewat akar lebih efisien karena Ca dari akar

    langsung bergerak ke buah.

    Pengaruh Perbedaan Lama fermentasi Terhadap Pertumbuhan dan

    Produksi Tanaman mentimun

    Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan

    perbedaan lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter

    jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Namun terhadap

    parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga betina, jumlah cabang

    produktif, umur panen, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan

    bobot buah per plot berpengaruh tidak nyata.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap

    parameter jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Hal ini diduga

    selama terjadi fermentasi terjadi proses fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme

    yang ada dalam fermentasi urine sapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

    Rao (1994) yang menyatakan bahwa selama terjadi proses fermentasi terjadi

    fiksasi (penangkapan) N dari udara yang disebabkan oleh mikroorganisme.

    Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap

    parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga betina, jumlah cabang

    produktif, umur panen, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan

    bobot buah per plot. Hal ini diduga lama fermentasi dapat menyebabkan unsur N

    yang ada dalam urine sapi dapat menguap ke udara dan juga karena rendahnya

    kandungan unsur hara yang terdapat pada urine sapi. Hal ini sesuai dengan

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    pernyataan Nurjahtyah (2003) yang menyatakan bahwa fermentasi dan

    pemupukan lewat daun dapat menyebabkan N menguap ke udara.

    Pengaruh Interaksi Urine Sapi dan Perbedaan Lama Fermentasi Terhadap

    pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun

    Berdasarkan hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa

    interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata

    terhadap semua parameter. Hal ini karena kedua perlakuan tidak saling

    mendukung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter

    batang, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel, bobot buah per

    plot, tetapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga

    betina, umur panen dan jumlah cabang produktif.

    2. Perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang

    tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga jantan, jumlah

    bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per

    sampel, diameter buah per sampel, dan bobot buah per plot. tetapi

    berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak

    produktif.

    3. Dari hasil penelitian hasil yang terbaik terdapat pada perlakuan U1F2 dan

    U2F2. Hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 42).

    4. Interaksi dari urine sapi dan perbedaan lama fermentasi memberikan

    pengaruh yang tidak nyata terhadap semua perlakuan.

    Saran

    Disarankan pada saat membudidayakan tanaman mentimun sebaiknya

    mengaplikasikan urine sapi, karena dapat mengurangi serangan hama dan

    penyakit.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009

    DAFTAR PUSTAKA

    Agusuryani, S. 1995. Pengaruh Konsentrasi Urine Sapi dan Dosis Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka Non Biji. Universitas Santo Thomas. Medan. Hlm 21.

    Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm

    5-7. Anty, K. 1980. Urine Sapi.http/// Kompas-cetak, barisan. 15. htm 2.

    (25 Agustus 2006). Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm 255-257. BPS, 2006. Sumatera Utara dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi

    Sumatera Utara. Medan. Cahyono, B. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. Hlm 3,4,8,10, dan 27. Goldsworthy, P. R dan N. M, Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika.

    Penerjemah Tohari dan Soeharoedjian. UGM. Press Yogyakarta. Hlm 209. Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. Rajawali. Jakarta. Hlm 55-56. Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hlm 247-248. Lakitan, B. 1995. Hortikultura, Teori Budidaya dan Pasca Panen. Grafindo

    Persada. Jakarta. Hlm 71 dan 73. Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

    Jakarta. Hlm 4. Murdowo, J. 2004. http://www. Suara merdeka.com/barisan/0408/19/slo 28 htm.

    (28 Agustus 2006) Musnamar, E. I. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Penebar

    Swadaya. Jakarta. Hlm 1-2. Naswir. 2003. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasikan Sebagai Nutrisi

    Tanaman. http://www tumontou.net/702/07134/2006/07/20, htm 4. (20 Juli 2006) Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Hlm 97.

  • Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami