09E00453.pdf
-
Upload
londoireng48 -
Category
Documents
-
view
22 -
download
14
Transcript of 09E00453.pdf
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI
YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA
FERMENTASI
SKRIPSI
OLEH :
MARDALENA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI
YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA
FERMENTASI
SKRIPSI
OLEH :
MARDALENA 020301016/Agronomi
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Judul Skripsi :Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi
Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi
Nama : Mardalena
NIM : 020301016
Departemen : Budidaya Pertanian
Program Studi : Agronomi
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Hapsoh, MS) (Ir. Sanggam Silitonga) Ketua Anggota
Mengetahui
(Ir. Edison Purba Ph.D) Ketua Departemen Budidaya Pertanian
Tanggal Lulus :
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
ABSTRACT
The research held to test about the growing response of cucumber and production of cows urine, that not experince significant change of fermentation. Scheme of the experiment that used in the research is scheme disamanged group, factorial 2 factors and 3 repeats. The first is the factor cows urine (U) namely U0 = 0 cc / liter water + basic manure, U1 = 25 cc / liter water, without basic manure, U2 = 50 cc / liter water, without basic manure and U3 = 50 cc / liter water + basic manure. The second factor long of fermentation (F) namely F1 = one weeks, F2 = two weeks, and F3 = three weeks. So that we can look combination action, the parameter which abserve is the longest of plant, diameter of trunk, total of the branches no productive, time of harvest, massa of fruit per plot from the research. And we can compound that cows urine is very influence. From the result of the research was got that the urine of cow has given the to flowering time, harvesting age, female flower productive branch number, and non-productive branch number, the fermentation of urine of cow has significant influence to male flower, non-productive branch number, but the interactions of two treatment is not showed significant influence.
Keywords: cucumber, urine of cow, fermentation, growth, yield.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 (dua) faktor dan 3 (tiga) ulangan. Faktor I. Urine Sapi (U) terdiri dari empat perlakuan yaitu: U0 = 0 cc/liter air + pupuk dasar, U1 = 25 cc/liter air, tanpa pupuk dasar, U2 = 50 cc/liter air, tanpa pupuk dasar dan U3 = 50 cc/liter air + pupuk dasar. Faktor II. Perbedaaan lama Fermentasi (F) yaitu : F1 = 1 minggu, F2 = 2 minggu dan F3 = 3 minggu, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman (cm), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), jumlah bunga jantan dan bunga betina (hari), jumlah cabang produktif (cabang), jumlah cabang tidak produktif (cabang), umur panen (hari) bobot buah per sampel (g), diameter buah per sampel (mm) dan bobot buah per plot (g). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif dan jumlah cabang tidak produktif. Fermentasi urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah bunga cabang tidak produktif. Sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Kata kunci : mentimun, urine sapi, fermentasi, pertumbuhan, produksi
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
RIWAYAT HIDUP
Mardalena, lahir di Simeulue 17 Juli 1984, anak pertama dari enam
bersaudara, putri dari pasangan ayahanda Julian Harefa dan Ibunda Adisma.
Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sibigo dan tahun 2002
terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur Pemanduan Minat dan Prestasi
(PMP)
Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan
Nusantara (PTPN) III Kebun Rambutan mulai bulan Juni 2006 sampai bulan Juli
2006.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan
ini merupakan skripsi berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Respon
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Dr. Ir. Hapsoh, MS, selaku ketua komisi pembimbing, Ir. Sanggam Silitonga,
selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis.
Terima kasih juga disampaikan Ayahanda Julian Harefa dan Ibunda
Adisma dan adik Helma, Musliadi, Maspian, Muliantoni dan Fitra Abisa
Aprilyanti, serta teman-teman yaitu: Gacenk, Indra, Joko, Budi, Ikwan, buat
Hendri, Mery, Anna, Evie, Citra, Frisna, Mian, Maya, Nola, Ribka, Sri (Cero
Ceria), Aini, Icut, Mita, Erli, Paman Leo, Ali, Imran, Supriadi dan Ari (Simeulue
2002) Petroda, teman-teman yang ada di peternakan dan juga Himadita Nursery.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Penulis menyadari skripsi belum sempurna maka kritik dan saran yang
bertujuan menyempurnakan tulisan ini sangat dihargai. Akhir kata, semoga tulisan
ini bermanfaat.
Medan, September 2007
Penulis
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT ............................................................................................... i ABSTRAK ......................................................................................... ........ ii RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 5 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................... 7 Syarat Tumbuh ................................................................................. 8
Iklim ......................................................................................... 8 Tanah ...................................................................................... 9
Urine Sapi ........................................................................................ 10 Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi ................................. 11 Kegunaan Pertanian Organik ............................................................ 12
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 16 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 16 Metode Penelitian ............................................................................. 18 Parameter Penelitian ......................................................................... 18
PanjangTanaman (cm) ............................................................. 18 Diameter Batang (mm) ............................................................ 18 Umur Berbunga (hari) .............................................................. 19 Jumlah Bunga Jantan dan Jumlah Bunga Betina (hari) ............. 19 Umur Panen (Hari) .................................................................. 19 Jumlah Cabang Produktif (Cabang) .......................................... 19 Jumlah Cabang Tidak Produktif (Cabang) ................................ 19 Bobot Buah Per sampel (g) ...................................................... 19 Bobot Buah Per plot (g) ........................................................... 20 Diameter Buah Per sampel (mm) ............................................. 20
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 20 Persiapan Areal Penelitian ....................................................... 20 Pembuatan Fermentasi Urine Sapi ........................................... 20 Penanaman Benih .................................................................... 21
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Penyulaman ............................................................................. 21 Pemupukan .............................................................................. 21 Pengaplikasian Urine Sapi ....................................................... 21
Pemeliharaan Tanaman ..................................................................... 22 Penyiraman .............................................................................. 22 Pengajiran ................................................................................ 22 Penyiangan .............................................................................. 22 Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 22
Panen ................................................................................................ 23 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.................................................................................................. 24 Pembahasan ...................................................................................... 39
Pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ................................................................ 39 Pengaruh perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ........................................... 42 Pengaruh interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ....... 43
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................... 44 Saran ................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Hal. 1. Rataan panjang tanaman (cm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 25
2. Rataan diameter batang (mm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 25
3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 26
4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 28
5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 29
6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) perbedaan
lama fermentasi (F) ............................................................................... 31
7. Rataan jumlah cabang produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 33
8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine
sapi (U) perbedaan lama fermentasi (F) ................................................. 35
9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 37
10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U)
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 37
11. Rataan bobot buah per plot (g) pada perlakuan urine sapi (U)
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Hal. 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 27
2. Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama
fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U) ......................................... 28
3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 30
4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 32
5. Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ............................................... 34
6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan Perbedaan lama
fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U) .......................................... 36
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal 1. Deskripsi tanaman .................................................................................. 47
2. Hasil analisa kandungan unsur hara pada fermentasi urine sapi ............... 48
3. Makanan ternak yang urinenya digunakan sebagai bahan penelitian ....... 49
4. Jadwal kegiatan ...................................................................................... 50
5. Gambar bagan penelitian ........................................................................ 51
6. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 2 MST ..................................... 52
7. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ........................................ 52
8. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 3 MST ..................................... 53
9. Analisa sidik ragam panjang tanaman 3 MST ....................................... 53
10. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 4 MST ..................................... 54
11. Analisa sidik ragam panjang tanaman 4 MST ........................................ 54
12. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 5 MST ..................................... 55
13. Analisa sidik ragam panjang tanaman 5 MST ........................................ 55
14. Data pengamatan diameter batang (mm) 2 MST ..................................... 56
15. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ........................................ 56
16. Data pengamatan diameter batang (mm) 3 MST ..................................... 57
17. Analisa sidik ragam diameter batang 3 MST ......................................... 57
18. Data pengamatan diameter batang (mm) 4 MST ..................................... 58
19. Analisa sidik ragam diameter batang 4 MST ......................................... 58
20. Data pengamatan diameter batang (mm) 5 MST .................................... 59
21. Analisa sidik ragam diameter batang 5 MST ......................................... 59
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
22. Data pengamatan umur berbunga (hari) .................................................. 60
23. Analisa sidik ragam umur berbunga ..................................................... 60
24. Data pengamatan jumlah bunga jantan (hari) .......................................... 61
25. Analisa sidik ragam jumlah bunga jantan ............................................. 61
26. Data pengamatan jumlah bunga betina (hari) .......................................... 62
27. Analisa sidik ragam jumlah bunga betina .............................................. 62
28. Data pengamatan umur panen (hari) ....................................................... 63
29. Analisa sidik ragam umur panen ............................................................ 63
30. Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang) ............................... 64
31. Analisa sidik ragam jumlah cabang produktif ........................................ 64
32. Data pengamatan jumlah cabang tidak produktif (cabang) ...................... 65
33. Analisa sidik jumlah cabang tidak produktif .......................................... 65
34. Data pengamatan bobot buah per sampel (g) .......................................... 66
35. Analisa sidik ragam bobot buah per sampel ........................................... 66
36. Data pengamatan diameter buah per sampel (mm) .................................. 67
37. Analisa sidik ragam diameter buah per sampel ...................................... 67
38. Data pengamatan bobot buah per plot (g) ................................................ 68
39. Transformasi akar kuadrat data pengamatan bobot buah per plot ............. 68
40. Analisa sidik ragam bobot buah per plot ................................................ 69
41. Rangkuman uji beda rataan parameter pada perlakuan urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) ............................................................... 70
42. Hasil Dokumentasi penelitian ................................................................. 71
43. Hasil analisa tanah pada tempat penelitian .............................................. 79
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah
satu jenis sayuran dari famili Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia.
Menurut sejarahnya tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber
literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi
sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan
daerah asal tanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya
(Rukmana, 1994).
Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia 1000 (seribu) tahun
yang lalu. Columbus disebut - sebut sebagai orang yang berjasa menyebarluaskan
tanaman mentimun ke seluruh dunia. Di Cina mentimun mulai dikenal dua abad
sebelum Masehi, tanaman mentimun juga menyebar di Timur Tengah, kemudian
meluas ke negara - negara lain di kawasan Asia, sedangkan penyebaran mentimun
di Amerika adalah California, New York, Carolina Selatan, Texas dan Florida.
Pembudidayaan mentimun meluas keseluruh dunia, baik di daerah beriklim panas
(tropis) maupun daerah beriklim sedang (sub-tropis). Di Indonesia tanaman
mentimun banyak di tanam di daratan rendah. Pada tahun 1991, daerah
penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah provinsi Jawa
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah
(Ashari, 1995).
Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang
banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar. Nilai gizi
mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan
mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein,
0,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin,
natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu 0,40 gr, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin
A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena, 2001).
Mentimun termasuk salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan masyarakat sehari - hari, sehingga permintaan terhadap
komoditi ini sangat besar. Buah ini disukai oleh seluruh golongan masyarakat,
mulai dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah sampai
berpenghasilan tinggi, sehingga buah mentimun dibutuhkan dalam jumlah relatif
besar dan berkesinambungan. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus
meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup,
tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi
(Cahyono, 2003).
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia maupun dunia meningkatkan
permintaan sayuran. Di Indonesia anjuran konsumsi sayuran untuk mencapai
sehat gizi adalah sebesar 65,5 kg/kapita/tahun. Pada tahun 1993 - 1994 konsumsi
sayuran sehat gizi baru terpenuhi 80%. Salah satu upaya untuk meningkatkan
persediaan sayuran adalah meningkatkan produksi mentimun (Rukmana, 1994).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55,792 ha
dengan produksi 268,201 ton. Luas areal panen komoditi mentimun di Sumatera
Utara pada tahun 2006 sebesar 3,591 ha dengan produksi rata-rata 125,06 kw/ha
(BPS, 2006).
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha
sampai 4,8 ton/ha, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha
budidaya mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak
dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun di tanam hanya sebagai tanaman
selingan (Warintek, 2006).
Buah mentimun muda dapat dibuat acar, pencampur gado - gado, asinan
dan lain-lain. Buah mentimun juga dapat dimanfaatkan untuk kosmetik, menjaga
kesehatan tubuh, menghambat penuaan dan menghilangkan kerut, mentimun
dapat menurunkan panas karena demam dan meningkatkan stamina. Kandungan
serat buah mentimun yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air besar,
menurunkan kolestrol dan menetralkan racun di dalam tubuh (Rukmana, 1994).
Pupuk organik apabila dilihat secara fisik ada dua macam yaitu pupuk
organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat lebih umum
digunakan karena berkaitan dengan ketersediaan dan cara penggunaannya. Pupuk
organik termasuk padat termasuk pupuk yang kandungan unsur haranya
dilepaskan secara perlahan - lahan. Pelepasan pupuk organik berbeda dengan
pupuk kimia, pelepasan unsur hara organik akan semakin baik apabila dibantu
dengan aktivitas mikroorganisme (Isnaini, 2006).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Kegunaan budidaya organik pada dasarnya adalah meniadakan atau
membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya
kimiawi. Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata
dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan
keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara
makro dan mikro yang dapat dikatakan Cuma - cuma. Pupuk organik dan pupuk
hayati berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam - macam proses yang saling
mendukung dalam menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasi dan
menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya
pencemaran lingkungan (Sutanto, 2002).
Bahan organik tanah meliputi semua jenis lapisan tanaman dan sisa hewan.
Bahan organik ini akan berganti menjadi humus apabila telah dipisahkan menjadi
komponen yang aktif di dalam tanah. Di dalam tanah bahan organik secara garis
besarnya berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
(Murdowo, 2004).
Kandungan bahan organik dalam tanah semakin lama semakin berkurang,
bahan organik sering disebut sebagai bahan penyangga tanah. Tanah dengan
kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuannya mengikat pupuk
kimia sehingga efesiensinya menurun akibat sebagian besar pupuk hilang melalui
pencucian, fiksasi atau penguapan (Musnamar, 2003).
Penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya adalah
Anty (1980) melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh
yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa urine sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
pertumbuhan vegetatif tanaman. Karena baunya yang khas urine sapi ternak juga
dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat
berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Naswir, 2003).
Fermentasi urine sapi mempunyai sifat menolak hama atau penyakit pada
tanaman. Hama atau penyakit bisa saja datang, tetapi langsung pergi, bukan
musnah tetapi hanya menyingkir dari tanaman. Pemupukan dengan menggunakan
urine sapi yang telah difermentasikan selama + 1 bulan dapat meningkatkan
produksi tanaman. Urine sapi mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi
dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap serangan
penyakit (Phrimantoro, 2002).
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian untuk mengetahui respon
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah
mengalami fermentasi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun
terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi.
Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
mentimun.
2. Ada pengaruh fermentasi urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman mentimun.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
3. Ada interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi budidaya mentimun.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistimatika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut
(Sharma, 2002).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitales
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
Tanaman mentimun berakar tunggang. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke
dalam tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm, perakaran tanaman mentimun dapat
tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).
Mentimun termasuk tanaman semusim annual yang bersifat menjalar
atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat
mencapai 50 cm - 250 cm, bercabang dan yang tumbuh di sisi tangkai daun
(Rukmana, 1994).
Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan
bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-
cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan
kedalaman lekuk daun mentimun bervariasi (Cahyono, 2003).
Bunga mentimun merupakan bunga sempurna. Berbentuk terompet dan
berukuran 2 cm - 3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga
berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah
pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 - 6 buah, berwarna kuning terang dan
berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003).
Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda
dan hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar sementara buah mentimun
tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun
antara 12 cm - 25 cm (Sumpena, 2001).
Biji timun berwarna putih, krem, berbentuk bulat lonjong (oval) dan
pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang
tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji - biji ini dapat digunakan
untuk perbanyakan atau pembiakan (Cahyono, 2003).
Syarat Tumbuh
Iklim
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap
lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah
dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian + 1.000 meter di atas permukaan laut
(Sumpena, 2001).
Tanaman mentimun tumbuh dan produksi tinggi pada suhu udara berkisar
antara 20oC - 32oC, dengan suhu udara optimal 27oC. Di daerah tropik seperti di
Indonesia keadaan suhu udara di tentukan oleh tinggi permukaan laut. Cahaya
merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun,
karena penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan
berlangsung antara 8 jam - 12 jam/hari (Cahyono, 2003).
Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun
untuk pertumbuhannya antara 50 - 85 %, sementara curah hujan optimal yang
diinginkan tanaman sayur ini antara 200 - 400 mm/bulan. Curah hujan yang telalu
tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai
berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga
(Sumpena, 2001).
Tanah
Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan
pertanian, cocok ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi yang tinggi
dan kualitas baik tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humus, tidak tergenang dan pH-nya berkisar antara 6 - 7.
namun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 yaitu batasan minimal dan 7,5
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
yaitu batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan
peyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu,
sedangkan pada tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan menderita
penyakit klorosis (Rukmana, 1994).
Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan
tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik memiliki tingkat
kesuburan tanah yang tinggi (Cahyono, 2003).
Urine Sapi
Urine sapi sering juga disebut pupuk kandang cair. Urine sapi
mengandung unsur hara N, P, K dan bahan organik, yang berperan memperbaiki
struktur tanah. Urine sapi dapat digunakan langsung sebagai pupuk baik sebagai
pupuk dasar maupun pupuk susulan (Sutanto, 2002).
Urine sapi yang diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 minggu
setelah tanam, pengaruhnya mulai nampak nyata bahkan sangat nyata terhadap
panjang tanaman, karena konsentrasi urine sapi yang disemprotkan lewat daun
mampu menstimulir panjang batang utama (Agusuryani, 1995).
Kandungan zat nitrogen urine sapi mempengaruhi dua arah pertumbuhan
tanaman yaitu vegetatif dan generatif. Untuk tanaman dengan tipe pertumbuhan
dan pembungaan indeterminet atau pertumbuhan vegetatif terus berlangsung,
penambahan urine sapi sampai batas tertentu dapat mengaktifkan proses
pemanjangan, pembesaran dan pembelahan sel pada tunas-tunas apikal pada
tanaman mentimun (Phrimantoro, 2002).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Menurut Rudy (2003), pemakaian 10% - 15% pupuk pabrik ditambah
kotoran sapi dan urine sapi akan menghasilkan pupuk yang berimbang bagi
tanaman sehingga akan diperoleh tanaman yang subur.
Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi
Fermentasi urine sapi dalam ilmu pertanian disingkat (FUS), mempunyai
zat pengatur tumbuh, yaitu auxin, FUS juga mampu menolak hama atau penyakit
(Murdowo, 2004).
Fermentasi urine sapi yang diaplikasi pada tanaman sangat
menguntungkan petani karena dari segi biaya murah dan produksi meningkat
dibandingkan dengan pupuk kimia. Fermentasi urine sapi dapat dipergunakan
untuk sayuran dan hortikultura, biasanya fermentasi urine sapi diaplikasikan lewat
daun (Naswir, 2003).
Pemupukan daun dengan menggunakan urine sapi yang telah
difermentasikan selama + 1 bulan. Urine sapi mengadung unsur N, P, K yang
cukup tinggi dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap
serangan hama dan penyakit (Raharja, 2005).
Urine sapi memang memiliki bau yang khas dan tidak sedap, namun bagi
petani manfaatnya jauh lebih besar dari pada baunya. Urine sapi bersifat menolak
hama atau penyakit pada tanaman. Fermentasi urine sapi secara ilmiah
mengandung zat pengatur tumbuh yaitu auxin (Solikun dan Masdiko, 2005).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Asam Indolasetat (IAA)
Fungsi auxin pada tanaman antara lain merangsang pertumbuhan dan
mempertinggi persentase timbulnya bunga dan buah, mendorong partenokarpi
yaitu suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan,
mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya, serta mematahkan dominasi pucuk
atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau
berkembang (Naswir, 2003).
Auxin IAA (Indole-3-Acetic Acid) dengan rumus bangun C10 H9 O2N
dapat mempengaruhi masa vegetatif dan reproduktif pada tanaman, mempunyai
peranan terhadap pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi sel
NH
(Heddy, 1989).
Kegunaan Pertanian Organik
Melalui program revolusi hijau, produksi pangan dunia meningkat secara
dramastis sehingga mampu mengatasi kerawanan pangan terutama di negara -
negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Peningkatan produksi pangan tidak
terlepas dari penggunaan produk teknologi modern seperti benih unggul, pupuk
kimia, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan pertanaman monokultur.
Akan tetapi pada kenyataannya program revolusi hijau dapat berhasil di wilayah
dengan sumber daya air dan tanah baik serta infrastruktur yang mendukung
(Sutanto, 2002).
CH2 - COOH
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Dampat negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik saat
revolusi hijau, akhirnya manusiapun berusaha mencari teknik bertahan secara baik
untuk lingkungan maupun manusia. Inilah yang kemudian melahirkan teknik
budidaya organik (Andoko, 2002).
Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan
konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia
dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh
kondisi lingkungan yang sehat, juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang
berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dan menggunakan
sumber daya alami. Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi yang
rendah adalah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia
yang lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran
tanaman, polikultur, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan
dengan pengelolaan tanaman yang baik (Sutanto, 2002).
Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan
menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan
organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak
mencemari lingkungan dan pengaplikasian pestisida organik relatif aman bagi
petani (Andoko, 2002).
Pupuk organik (pupuk kandang) bahan pembenah tanah yang paling baik
dibandingkan bahan pembenah tanah yang lainnya. Nilai pupuk yang dikandung
pupuk kandang umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur N, P dan
K tetapi juga mengandung unsur esensial lainnya (Sutanto, 2002).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Dalam penerapannya pertanian organik banyak menghadapi kendala
berupa keruahan (bulkiness) bahan, takarannya harus banyak dan dapat
menghadapi persaingan dengan kepentingan lain untuk memperoleh sisa tanaman
dan limbah organik dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya limbah panen
digunakan untuk makanan ternak, jerami padi diminati oleh pabrik kertas, ampas
tebu untuk bahan bakar dan sampah kota untuk menimbun lahan yang rendah atau
cekungan untuk memperluas lahan (Sutanto, 2002).
Budidaya tanpa penggunaan pupuk kimia dan pestisida maka produk
pertanian organik terbebas dari residu dari zat berbahaya. Manusia sebagai
konsumen akhir produk pertanian merasa bebas dan terjaga kesehatannya
(Andoko, 2002).
Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan
pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Mempengaruhi sifat fisik tanah, warna tanah dari cerah akan berubah menjadi
kelam. Hal ini bahan organik dapat membuat tanah menjadi gembur,
sehinggga aerasi menjadi lebih baik dan lebih mudah ditembus oleh akar
tanaman. Pada tanah yang bertekstur pasir, bahan organik akan meningkatkan
pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas untuk mengikat air.
2. Mempengaruhi sifat kimia tanah, kapasitas tukar kation (KTK) dan
ketersediaan unsur hara meningkat dengan penggunaan bahan organik. Asam
yang dikandung humus akan membantu untuk meningkatkan proses pelapukan
bahan mineral.
3. Mempengaruhi sifat biologi tanah, bahan organik akan menambah energi yang
diperlukan untuk kehidupan mikroorganisme tanah. Tanah yang kaya akan
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri, mikro flora dan
mikro fauna di dalam tanah.
4. Mempengaruhi kondisi sosial, daur ulang limbah perkotaan maupun
pemukiman akan mengurangi dampak pencemaran dan meningkatkan
penyediaan pupuk organik, meningkatkan lapangan kerja melalui daur ulang
yang menghasilkan pupuk organik sehingga akan meningkatkan pendapatan
(Sutanto, 2002).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut
(dpl) mulai bulan Februari sampai dengan April 2007.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih mentimun
varietas Mercy (Lampiran 1), urine sapi yang telah difermentasi (Lampiran 2),
pupuk Urea, TSP, KCL dan kantong plastik.
Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, gembor, hansdprayer,
plang nama, plang perlakuan, pacak sampel, jangka sorong, timbangan, tali
plastik, bambu, kalkulator, gelas ukur, kertas karton.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu :
Faktor I : Konsentrasi urine sapi dengan 4 (empat) taraf perlakuan yaitu :
U0 = 0 cc / liter air + pupuk dasar
U1 = 25 cc / liter air, tanpa pupuk dasar
U2 = 50 cc / liter air, tanpa pupuk dasar
U3 = 50 cc / liter air + pupuk dasar
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Faktor II : Urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi dengan 3
(tiga) taraf perlakuan yaitu :
F1 = 1 minggu
F2 = 2 minggu
F3 = 3 minggu
Kombinasi perlakuan yaitu :
U0F1 U1F1 U2F1 U3F1
U0F2 U1F2 U2F2 U3F2
U0F3 U1F3 U2F3 U3F3
Jumlah ulangan : 3 Ulangan
Jumlah plot percobaan : 36 Plot
Ukuran plot : 90 cm x 70 cm
Jarak tanam : 60 cm x 40 cm
Jarak antar plot : 30 cm
Jarak antar blok : 50 cm
Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman
Jumlah tanaman sampel : 72 tanaman
Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman
Jumlah sampel per plot : 2 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model
linear sebagai berikut :
Yij = + i + j + k + ()jk + ijk
Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi taraf ke-j konsentrasi urine
sapi dan lama fermentasi pupuk urine sapi pada taraf ke-k.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
= Nilai tengah.
i = Efek blok taraf ke-i.
j = Efek konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j.
k = Efek lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.
()jk = Efek intraksi antara konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j dan lama
fermentasi urine sapi taraf ke-k.
ijk = Galat percobaan pada blok ke-i dengan perlakuan konsentrasi urine sapi
pada taraf ke-j dan lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.
Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan
Duncan (DMRT) pada taraf = 5 %.
Parameter Penelitian
Panjang Tanaman (cm)
Panjang tanaman diukur mulai dari buku pertama pada tanaman sampai
dengan titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Pengukuran panjang tanaman
dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) hingga panen
pertama dengan interval 1 minggu sekali.
Diameter Batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan pada buku pertama pada tanaman
dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter batang dilakukan sejak
tanaman berumur 2 MST hingga panen pertama dengan interval 1 minggu sekali.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga dihitung mulai dari muncul bunga pertama sampai 75 %
tanaman mentimun berbunga.
Jumlah Bunga Jantan dan Bunga Betina (hari)
Bunga jantan dan bunga betina yang telah membuka sempurna dihitung
setiap hari sampai penelitian berakhir.
Umur Panen (hari)
Umur panen dihitung mulai dari penanaman tanaman mentimun hingga
tanaman menunjukkan kriteria panen.
Jumlah Cabang Produktif (cabang)
Dihitung jumlah cabang yang produktif (jumlah cabang yang
menghasilkan buah) pada setiap tanaman dengan sekali pengambilan selama
penelitian.
Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)
Dihitung jumlah cabang yang tidak menghasilkan buah pada setiap
tanaman dengan sekali pengambilan selama penelitian.
Bobot Buah Per sampel (g)
Bobot buah dihitung dengan menimbang masing-masing buah pada
tanaman sampel.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Bobot Buah Per plot (g)
Bobot buah dihitung dengan menimbang buah pada masing masing plot.
Diameter Buah Per sampel (mm)
Diameter buah diukur pada masing-masing buah per sampel dengan
menggunakan jangka sorong yaitu pada bagian 1/3 dari pangkal buah, bagian
tengah buah dan dijumlahkan dan diambil rataannya kemudian dibagi 3.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Areal Penelitian
Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa - sisa tanaman.
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman
olah 30 cm, dibagi dalam 3 blok dengan masing - masing blok terdiri dari 12 plot
yang berukuran 90 cm x 70 cm. Dibuat parit keliling dengan lebar 50 cm dan
parit antar plot dalam ulangan 30 cm.
Pembuatan Fermentasi Urine Sapi
Urine sapi yang telah dipersiapkan dan dimasukan kedalam wadah atau
ember dan ditutup untuk mencegah masukknya air, kemudian difermentasikan,
sesuai dengan perlakuan masing - masing yaitu 1 minggu, 2 minggu dan 3
minggu.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Penanaman Benih
Benih di tanam 2 benih per lubang tanam, benih terlebih dahulu direndam
dengan air dingin untuk mempercepat keluarnya calon akar (Cahyono, 2003).
Penyulaman
Penyulaman dilakukan seawal mungkin yaitu 1 minggu setelah tanam
untuk mengganti tanaman yang mati.
Pemupukan
Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk Urea 5,625 g/tanaman, TSP
3,75 g/tanaman dan KCL 2,5 g/tanaman. Pupuk diberikan 3 tahap yaitu tahap I, 5
hari setelah tanam, tahap II, 10 hari setelah tanam dan tahap III saat tanaman
mulai berbunga, pupuk diberikan dengan cara tanam kedalam tanah di sekeliling
tanaman + 15 cm dari batang.
Pengaplikasian Urine Sapi
Pengaplikasian urine sapi dilakukan pada saat tanaman mentimun berumur
1 minggu setelah tanam, 2 minggu setelah tanam dan 3 minggu setelah tanam.
Urine sapi yang diaplikasikan pada tanaman mentimun terlebih dahulu di
fermentasikan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi urine sapi
diberikan lewat daun. Pengaplikasian urine sapi dilakukan pada pagi hari yaitu
+ pukul 10 pagi.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, penyiraman
dilakukan setiap hari yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Pengajiran
Ajir berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan
dan tempat menopang buah. Pengajiran dilakukan seawal mungkin (+ 5 hari
setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanaman. Tinggi
ajir + 2 meter.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut
gulma yang ada di areal penelitian dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan
insektisida nabati seperti daun nimba dan membuang bagian tanaman yang
terserang hama dan penyakit.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Panen
Panen pertama dilakukan pada umur tanaman 35 hari setelah tanam,
setelah itu panen dilakukan secara bertahap 3 kali dalam 1 minggu, dipilih buah
yang sudah layak panen yaitu buah berwarna sama mulai dari pangkal sampai
ujung buah berwarna hijau keputihan. Panen dilakukan dengan cara memetik
(memotong) tangkai buah dengan pisau tajam agar tidak merusak tanaman.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Dari hasil penelitian diperoleh perlakuan dengan menggunakan urine sapi
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen,
jumlah cabang produktif, jumlah cabang tidak produktif, tetapi berpengaruh tidak
nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga jantan, bobot
buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah
bunga jantan dan jumlah cabang produktif, tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap panjang tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga betina,
umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per
sampel dan bobot buah per plot.
Interaksi perlakuan urine sapi dan lama fermentasi berpengaruh tidak
nyata terhadap semua parameter.
Panjang Tanaman (cm)
Data hasil pengamatan panjang tanaman umur 2 5 MST serta analisa
sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 6 s/d 13. Dari analisa sidik ragam
diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang
tanaman, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap
panjang tanaman 2 5 MST.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Rataan panjang tanaman pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan panjang tanaman (cm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Diameter Batang (mm)
Data hasil pengamatan diameter batang umur 2 5 MST serta analisa sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14 s/d 21. Dari analisa sidik ragam
diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter
batang, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap
diameter batang 2 5 MST.
Rataan diameter batang pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 7.83 8.25 7.67 6.10 7.46 F2 7.67 8.08 7.92 8.17 7.96 F3 7.33 8.08 8.25 8.08 7.94
Rataan 7.61 8.14 7.94 7.45
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan F1 149.67 167.33 150.50 145.83 153.33 F2 143.50 144.63 165.00 168.33 155.37 F3 150.33 158.50 148.50 147.50 151.21
Rataan 147.83 156.82 154.67 153.89
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Umur Berbunga (hari)
Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragamnya dapat
dilihat pada Lampiran 22 s/d 23. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine
sapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Perlakuan perbedaan lama
fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, sedangkan interaksi
kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.
Rataan umur berbunga akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama
fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 30.00 a 26.33 a 27.67 a 26.67 a 27.67 a F2 28.33 a 26.33 a 25.33 a 26.67 a 26.67 a F3 27.33 a 27.00 a 27.00 a 27.00 a 27.08 a
Rataan 28.56 a 26.56 b 26.67 b 26.78 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U0 sebesar 28,56 dan terendah terdapat pada perlakuan
U1 sebesar 26,56. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.
Dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 27,67 dan terendah
pada perlakuan F2 sebesar 26,67. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2
dan F3.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi pada beberapa cc/liter
air disajikan pada Gambar 1.
= 28.45 - 0.0842U + 0.0008U2, R2 = 0.9175maks = 26,234, pada Umin = 52,625
26.00
26.50
27.00
27.50
28.00
28.50
29.00
0 25 50 75 100
Urine (cc/l)
Um
ur b
erbu
nga
(har
i)
0,00
Gambar 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar 1 terlihat hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi
menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.
Jumlah Bunga Jantan (hari)
Data hasil pengamatan jumlah bunga jantan serta analisa sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 24 s/d 25. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa
urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan. Perlakuan
perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan,
sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
bunga jantan.
Rataan jumlah bunga jantan akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan
lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 4.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Tabel 4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 6.32 a 5.36 a 5.45 a 5.33 a 5.62 a F2 5.60 a 4.96 a 5.16 a 4.36 a 5.02 b F3 5.67 a 5.34 a 5.20 a 6.18 a 5.60 a
Rataan 5.87 a 5.22 a 5.27 a 5.29 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U0 sebesar 5,87 dan terendah terdapat pada perlakuan U1
sebesar 5,22. Perlakuan U0 tidak berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.
Dari Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 5,62 dan terendah
pada perlakuan F2 sebesar 5,02. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2, tetapi
F1 tidak berbeda nyata terhadap F3.
Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama fermentasi
(minggu) disajikan pada Gambar 2
= 7,3867 - 2,3583F + 0,5875F2, R2 = 1maks = 5,02, pada Umin = 2,007
4.90
5.00
5.10
5.20
5.30
5.40
5.50
5.60
5.70
0 1 2 3 4
Fermentasi
Jum
lah
bung
a ja
ntan
0,00
Gambar 2. Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama
fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U).
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga jantan dan perbedaan
lama fermentasi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi.
Jumlah Bunga Betina (hari)
Data hasil pengamatan jumlah bunga betina serta analisa sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 26 s/d 27. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa
urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina. Perlakuan perbedaan
lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina,
sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
bunga betina.
Rataan jumlah bunga betina akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan
lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 10.67 a 6.67 a 5.67 a 8.83 a 7.96 a F2 10.83 a 6.33 a 4.83 a 6.17 a 7.04 a F3 7.67 a 5.83 a 4.33 a 9.17 a 6.75 a
Rataan 9.72 a 6.28 bc 4.94 c 8.06 ab Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U0 sebesar 9,72 dan terendah terdapat pada perlakuan U2
sebesar 4,98. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 7,96 dan terendah
pada perlakuan F3 sebesar 6,75. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2
dan F3.
Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi pada beberapa
cc/liter air disajikan pada Gambar 3.
= 9.8389 - 0.222U + 0.0026U2, R2 = 0.9791maks = 5.09151, pada Umin = 42.73077
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
0 25 50 75 100
Urine (cc/l)
Jum
lah
bung
a be
tina
Gambar 3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga betina dan perlakuan
urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine
sapi.
Umur Panen (hari)
Data hasil pengamatan umur panen serta analisa sidik ragamnya dapat
dilihat pada Lampiran 28 s/d 29. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine
sapi berpengaruh nyata terhadap umur panen. Perlakuan perbedaan lama
fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap umur panen, sedangkan interaksi
kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur panen.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Rataan jumlah umur panen akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan
lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 51.00 a 43.00 a 46.00 a 43.00 a 45.75 a F2 49.00 a 43.00 a 44.00 a 44.00 a 45.00 a F3 44.00 a 44.00 a 44.00 a 45.00 a 44.25 a
Rataan 48.00 a 43.33 b 44.67 b 44.00 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U0 sebesar 48,00 dan terendah terdapat pada perlakuan
U1 sebesar 43,33. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak
berbeda nyata terhadap U3.
Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 45,75 dan terendah
pada perlakuan F3 sebesar 44,25. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2
dan F3.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Hubungan antara umur panen dengan urine sapi pada beberapa cc/liter air
disajikan pada Gambar 4.
=47.6 - 0.1627U + 0.0016U2 , R2 = 0.7517maks =43,46386, pada Umin = 50,84375
43.00
44.00
45.00
46.00
47.00
48.00
49.00
0 25 50 75 100
Urine (cc/l)
Umur
pan
en (h
ari)
Gambar 4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada
perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan umur panen dan perlakuan urine sapi
menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.
Jumlah Cabang Produktif (cabang)
Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif serta analisa sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30 s/d 31. Dari analisa sidik ragam
diketahui bahwa urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
cabang produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata
terhadap jumlah cabang produktif.
Rataan jumlah cabang produktif akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 7.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Tabel 7. Rataan jumlah cabang produktif (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 2.00 a 1.83 a 1.83 a 1.83 a 1.88 a F2 2.17 a 1.33 a 1.67 a 2.00 a 1.79 a F3 2.00 a 1.50 a 1.83 a 2.67 a 2.00 a
Rataan 2.06 a 1.56 b 1.78 ab 2.17 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U3 sebesar 2,17 dan terendah terdapat pada perlakuan U1
sebesar 1,56. Perlakuan U3 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak
berbeda nyata terhadap U0.
Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F3 sebesar 2,00 dan terendah
pada perlakuan F2 sebesar 1,79. Perlakuan F3 tidak berbeda nyata terhadap F2
dan F3.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan perlakuan urine sapi
cc/liter air disajikan pada Gambar 5.
= 2.0278 - 0.0244x + 0.0004x2 , R2 = 0.9324maks =1,6557, pada Umin = 30,5
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 25 50 75 100
Urine (cc/l)
Jum
lah
caba
ng p
rtodu
ktif
Gambar 5. Hubungan jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F). Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang produktif dan
perlakuan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif terhadap
perbedaan lama fermentasi.
Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)
Data hasil pengamatan jumlah cabang tidak produktif serta analisa sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 32 s/d 33. Dari analisa sidik ragam
diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak
produktif. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap
jumlah cabang tidak produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh
tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak prouktif.
Rataan jumlah cabang tidak produktif akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 8.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Tabel 8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 1.33 a 1.17 a 1.83 a 1.50 a 1.46 a F2 1.00 a 1.33 a 1.00 a 1.33 a 1.17 b F3 1.00 a 1.00 a 1.17 a 1.50 a 1.17 b
Rataan 1.11 a 1.17 a 1.33 a 1.44 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi
terdapat pada perlakuan U3 sebesar 1,44 dan terendah terdapat pada perlakuan U1
sebesar 1,11. Perlakuan U3 tidak berbeda nyata terhadap U0, U1, dan U3.
Dari Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan
perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 1,46 dan terendah
pada perlakuan F2 dan F3 sebesar 1,17. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2
dan F3.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perlakuan
perbedaan lama fermentasi disajikan pada Gambar 6.
= -0,1458x + 1,5556, r = 0,75
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
0 1 2 3 4
Fermentasi
Jum
lah
caba
ng ti
dak
prod
uktif
Gambar 6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perbedaan
lama fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U).
Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang tidak produktif dan
perlakuan perbedaan lama fermentasi menunjukkan hubungan yang linear negatif
terhadap perlakuan urine sapi.
Bobot Buah Per sampel (g)
Data hasil pengamatan bobot buah per sampel serta analisa sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 34 s/d 35. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa
urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per sampel. Perlakuan
perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per
sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap
bobot buah per sampel.
Rataan bobot buah per sampel akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 9.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Tabel 9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 149.95 198.20 537.70 321.83 301.92 F2 342.73 197.20 283.57 246.60 267.53 F3 367.70 241.60 330.20 223.30 290.70
Rataan 286.79 212.33 383.82 263.91
Diameter Buah Per Sampel (mm)
Data hasil pengamatan diameter buah per sampel serta analisa sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 36 s/d 37. Dari analisa sidik ragam
diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah per
sampel. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap
diameter buah per sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak
nyata terhadap diameter buah per sampel.
Rataan diameter buah per sampel akibat pengaruh urine sapi (U) dan
perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 17.96 23.20 36.29 28.76 26.55 F2 29.19 22.85 22.71 25.32 25.02 F3 29.84 23.46 31.59 25.42 27.58
Rataan 25.67 23.17 30.20 26.50 Bobot Buah Per Plot (g)
Data hasil pengamatan bobot buah per plot serta analisa sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 38 s/d 40. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot. Perlakuan
perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot,
sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah
per plot.
Rataan bobot buah per plot akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan
lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rataan bobot buah per plot (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).
Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan
F1 3426.67 7460.00 5373.33 6346.67 5651.67 F2 6504.00 6140.00 5286.67 4106.67 5509.33 F3 5216.67 4126.67 5996.00 4653.33 4998.17
Rataan 5049.11 5908.89 5552.00 5035.56
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Pembahasan
Pengaruh Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun
Dari hasil analisa data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan dengan
menggunakan urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter
umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, tetapi
tidak nyata terhadap parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga
jantan, jumlah cabang tidak produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per
sampel dan bobot buah per plot.
Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang
tanaman dan diameter batang. Hal ini diduga karena urine sapi memiliki
kandungan unsur hara yang rendah (dapat dilihat dari hasil analisis unsur hara
urine sapi pada Lampiran 2) sedangkan pada saat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sangat membutuhkan unsur hara, terutama unsur hara makro N, P dan K.
kandungan unsur hara yang rendah tidak mencukupi bagi ketersediaan unsur hara
pupuk organik umumnya lambat karena harus dirombak terlebih dahulu oleh
mikroba untuk bisa menjadi bentuk senyawa yang dapat diserap oleh tanaman.
Rendahnya kandungan unsur hara dan ketersediaan yang lambat, maka
penyediaan hara dari pupuk organik biasanya terbatas dan tidak cukup alam
menyediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berdampak kurang
baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan
peryataan Novizan (2005) bahwa pupuk organik yang belum terurai sempurna
ratio C/N masih tinggi sehingga harus diberi waktu untuk proses penguraian agar
tersedia bagi tanaman.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter umur
berbunga. Hal ini diduga karena umur berbunga dipengaruhi oleh faktor genetik
dan faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh
terhadap pembentukan bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wilkins (1997)
bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok
produk produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga,
penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.
Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga
betina. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor cahaya
matahari dan intensitas cahaya matahari menurut Fisher dan Goldsworthy (1996)
faktor lingkungan yang paling penting untuk mengendalikan proses pembungaan.
Lebih lanjut cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan bunga
betina dan bunga jantan pada tanaman mentimun. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Cahyono (2003) yang menyatakan bahwa panjang penyinaran
matahari kurang dari 12 jam setiap hari dengan intensitas cahaya rendah maka
tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga betina.
Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga
jantan. Hal ini diduga suhu yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatif bagi
tanaman mentimun, sesuai dengan pernyataan Lakitan (1995) intensitas cahaya
berpengaruh secara langsung terhadap laju sintesis karbohidrat pada tumbuhan,
laju fotosintesis akan meningkat dengan menurunnya intensitas cahaya sampai
pada batas tertentu. Lebih lanjut Cahyono (2003) menyatakan bahwa intensitas
cahaya matahari yang tinggi tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga
jantan.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur panen. Hal ini
diduga karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan unsur hara, pupuk organik
akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian dan penanaman,
sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Sesuai dengan pernyataan
Novizan (2005) yang menyatakan bahwa pupuk organik dalam waktu 1 2 bulan
akan terurai sempurna sehinggga menjadi tersedia bagi tanaman.
Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang
produktif. Hal ini diduga karena pada fase pertumbuhan cabang unsur hara yang
terdapat pada urine sapi sudah tersedia bagi tanaman, sehingga unsur unsur yang
ada seperti N, P dan K (Lampiran 2) dapat diserap oleh tanaman. Unsur N, P dan
K berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lingga dan Marsono (2004) yang menyatakan bahwa peranan utama
dari Nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan bagian
tanaman khususnya batang, cabang dan daun tanaman.
Perlakuan urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot
buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot. Hal ini
diduga pada saat berbuah tanaman mengalami kekurangan Ca. Hal ini dapat
dilihat pada (Lampiran 2) hasil analisis urine sapi, padahal Ca sangat penting
untuk pembentukan buah. Kekurangan unsur Ca juga dipengaruhi oleh air, air
diperlukan untuk trasnpirasi yang bergerak dari tanah ke buah. Pemupukan Ca
lewat daun sering tidak memuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa pemupukan Ca lewat
daun sering tidak memuaskan karena Ca yang diserap daun tidak dapat bergerak
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
ke jaringan buah, pemupukan Ca lewat akar lebih efisien karena Ca dari akar
langsung bergerak ke buah.
Pengaruh Perbedaan Lama fermentasi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman mentimun
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan
perbedaan lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter
jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Namun terhadap
parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga betina, jumlah cabang
produktif, umur panen, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan
bobot buah per plot berpengaruh tidak nyata.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Hal ini diduga
selama terjadi fermentasi terjadi proses fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme
yang ada dalam fermentasi urine sapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rao (1994) yang menyatakan bahwa selama terjadi proses fermentasi terjadi
fiksasi (penangkapan) N dari udara yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga betina, jumlah cabang
produktif, umur panen, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan
bobot buah per plot. Hal ini diduga lama fermentasi dapat menyebabkan unsur N
yang ada dalam urine sapi dapat menguap ke udara dan juga karena rendahnya
kandungan unsur hara yang terdapat pada urine sapi. Hal ini sesuai dengan
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
pernyataan Nurjahtyah (2003) yang menyatakan bahwa fermentasi dan
pemupukan lewat daun dapat menyebabkan N menguap ke udara.
Pengaruh Interaksi Urine Sapi dan Perbedaan Lama Fermentasi Terhadap
pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa
interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata
terhadap semua parameter. Hal ini karena kedua perlakuan tidak saling
mendukung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter
batang, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel, bobot buah per
plot, tetapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga
betina, umur panen dan jumlah cabang produktif.
2. Perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang
tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga jantan, jumlah
bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per
sampel, diameter buah per sampel, dan bobot buah per plot. tetapi
berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak
produktif.
3. Dari hasil penelitian hasil yang terbaik terdapat pada perlakuan U1F2 dan
U2F2. Hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 42).
4. Interaksi dari urine sapi dan perbedaan lama fermentasi memberikan
pengaruh yang tidak nyata terhadap semua perlakuan.
Saran
Disarankan pada saat membudidayakan tanaman mentimun sebaiknya
mengaplikasikan urine sapi, karena dapat mengurangi serangan hama dan
penyakit.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi, 2007. USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Agusuryani, S. 1995. Pengaruh Konsentrasi Urine Sapi dan Dosis Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka Non Biji. Universitas Santo Thomas. Medan. Hlm 21.
Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm
5-7. Anty, K. 1980. Urine Sapi.http/// Kompas-cetak, barisan. 15. htm 2.
(25 Agustus 2006). Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm 255-257. BPS, 2006. Sumatera Utara dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara. Medan. Cahyono, B. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. Hlm 3,4,8,10, dan 27. Goldsworthy, P. R dan N. M, Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika.
Penerjemah Tohari dan Soeharoedjian. UGM. Press Yogyakarta. Hlm 209. Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. Rajawali. Jakarta. Hlm 55-56. Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hlm 247-248. Lakitan, B. 1995. Hortikultura, Teori Budidaya dan Pasca Panen. Grafindo
Persada. Jakarta. Hlm 71 dan 73. Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. Hlm 4. Murdowo, J. 2004. http://www. Suara merdeka.com/barisan/0408/19/slo 28 htm.
(28 Agustus 2006) Musnamar, E. I. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hlm 1-2. Naswir. 2003. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasikan Sebagai Nutrisi
Tanaman. http://www tumontou.net/702/07134/2006/07/20, htm 4. (20 Juli 2006) Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hlm 97.
-
Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami