08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

11
Membangun Komitmen Parapihak Pengurangan Risiko Bencana DI Yogyakarta Dalam Pembentukan Platform PRB DI Yogyakarta Oleh Ninil R Miftahul Jannah/Perkumpulan Lingkar, Forum PRB DI Yogyakarta A. LATAR BELAKANG Pemerintah telah menyusun berbagai regulasi yang mengatur upaya penanggulangan bencana, seperti Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) yang merupakan turunan Kerangka Aksi Hyogo dan UU No. 24 Tahun 2007 beserta peraturanperaturan turunannya. RAN yang diluncurkan pada tahun 2007 adalah dokumen yang berisi kerangka kerja 20062010, rencana aksi dan prioritas, mekanisme pelaksanaan, serta dasar kelembagaan PRB. Dokumen juga menjabarkan tugas, fungsi dan kewajiban seluruh pemangku kepentingan yang dilaksanakan dengan dasar koordinasi, partisipasi dan sejalan dengan Kerangka Aksi Hyogo. RAN menjadi arahan untuk menfasilitasi para pengambil keputusan untuk memberikan komitmennya secara lintas sektor dan prioritasprioritas program secara sistematis. Idealnya dokumen RAN disusun oleh suatu Platform Nasional yang dapat berbentuk forum atau komite multipihak. Platform ini akan berfungsi sebagai sebuah mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB yang menyeluruh. Di daerah akan ada platform PRB daerah yang akan mengawal kerjakerja PRB, termasuk penyusunan RAD PRB. Diskusi tentang Platform PRB DI Yogyakarta telah dimulai sejak 31 Oktober 2007. Berikut hasil ringkas “Diskusi Pemangku Kepentingan PRB di Provinsi DIY Membangun Landasan yang Kokoh bagi Pengurangan Risiko Bencana, Hotel Mercure, Yogyakarta: Diskusi tentang Apa bentuk platform PRB yang paling sesuai untuk DIY? Siapa saja yang akan dilibatkan? Bagaimana kita akan membangun platform tersebut? Bagaimana mekanisme kerja platform PRB DIY? Seperti apakah kegiatan konkret? Telah dimulai sejak tahun 2007 (Workshop Diskusi Pemangku Kepentingan PRB di Provinsi DIY Membangun Landasan yang Kokoh bagi Pengurangan Risiko Bencana, 31 Oktober 2007, dihadiri oleh NGO’s/INGO’s yang bekerja untuk penanggulangan bencana di D.I.Yogyakarta). Hampir berakhirnya proyekproyek/kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah, banyaknya clustercluster yang sudah vakum melakukan kegiatan bersama dimana diskusidiskusi dan koordinasi yang bermanfaat dan mengundang

Transcript of 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

Page 1: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

Membangun Komitmen Parapihak Pengurangan Risiko Bencana DI Yogyakarta Dalam Pembentukan Platform PRB DI Yogyakarta 

 Oleh Ninil R Miftahul Jannah/Perkumpulan Lingkar, Forum PRB DI Yogyakarta 

  

A. LATAR BELAKANG      Pemerintah  telah menyusun  berbagai  regulasi  yang mengatur  upaya  penanggulangan bencana,  seperti  Rencana  Aksi  Nasional  Pengurangan  Risiko  Bencana  (RAN  PRB)  yang merupakan  turunan  Kerangka  Aksi  Hyogo  dan  UU  No.  24  Tahun  2007  beserta  peraturan‐peraturan  turunannya.  RAN  yang  diluncurkan  pada  tahun  2007  adalah  dokumen  yang  berisi kerangka  kerja  2006‐2010,  rencana  aksi  dan  prioritas, mekanisme  pelaksanaan,  serta  dasar kelembagaan PRB. Dokumen juga menjabarkan tugas, fungsi dan kewajiban seluruh pemangku kepentingan  yang  dilaksanakan  dengan  dasar  koordinasi,  partisipasi  dan  sejalan  dengan Kerangka Aksi Hyogo. RAN menjadi arahan untuk menfasilitasi para pengambil keputusan untuk memberikan  komitmennya  secara  lintas  sektor  dan  prioritas‐prioritas  program  secara sistematis.     Idealnya  dokumen  RAN  disusun  oleh  suatu  Platform  Nasional  yang  dapat  berbentuk forum  atau  komite  multipihak.  Platform  ini  akan  berfungsi  sebagai  sebuah  mekanisme koordinasi  dalam  pengarusutamaan  PRB  dan  berperan  dalam  pembentukan  dan pengembangan  sistem PRB yang menyeluruh. Di daerah akan ada platform PRB daerah yang akan mengawal kerja‐kerja PRB, termasuk penyusunan RAD PRB. Diskusi tentang Platform PRB DI  Yogyakarta  telah  dimulai  sejak  31 Oktober  2007. Berikut  hasil  ringkas  “Diskusi  Pemangku Kepentingan PRB di Provinsi DIY Membangun  Landasan  yang Kokoh bagi Pengurangan Risiko Bencana, Hotel Mercure, Yogyakarta:      Diskusi tentang Apa bentuk platform PRB yang paling sesuai untuk DIY? Siapa saja yang akan dilibatkan? Bagaimana kita akan membangun platform tersebut? Bagaimana mekanisme kerja  platform  PRB  DIY?  Seperti  apakah  kegiatan  konkret?  Telah  dimulai  sejak  tahun  2007 (Workshop  Diskusi  Pemangku  Kepentingan  PRB  di  Provinsi  DIY Membangun  Landasan  yang Kokoh bagi Pengurangan Risiko Bencana, 31 Oktober 2007, dihadiri oleh NGO’s/INGO’s  yang bekerja untuk penanggulangan bencana di D.I.Yogyakarta).     Hampir berakhirnya proyek‐proyek/kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah, banyaknya cluster‐cluster yang sudah vakum melakukan kegiatan bersama dimana diskusi‐diskusi dan koordinasi yang bermanfaat dan mengundang 

Page 2: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

spririt aksi kolektif dirasakan hilang. Pada penghujung Maret 2008, beberapa pihak dari LSM, International NGO’s/UN‐Agency, dan Instansi pemerintah bekerja di bidang penanggulangan bencana dan kemanusiaan, di D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah paska gempa bumi 27 Mei 2006  bersepakat untuk bersama‐sama menjalankan kegiatan paguyuban untuk isu‐isu pengurangan risiko bencana, yang diberi nama Forum PRB. Kemudian menyepakati kegiatan Kampanye Pengurangan Risiko Bencana pada akhir Mei sampai Juli 2008 menggunakan momentum peringatan 2 tahun gempa dan 1 tahun lahirnya Undang‐Undang Penganggulangan Bencana di Indonesia, yang dilaksanakan ramai‐ramai oleh 13 NGO’s/INGO’s dan 7 instansi/proyek pemerintah yang bekerja di D.I.Yogyakarta/ Jawa Tengah. Evaluasi kegiatan ini merupakan tonggak penting yang melatarbelakangi motivasi untuk segera mewujudkan sebuah Platform Lokal PRB untuk D.I. Yogyakarta sekaligus merupakan pembuktian  bahwa inisiasi mekanisme koordinasi yang bersifat multistakeholder di D.I.Yogyakarta telah hadir.    Maka paguyuban Forum PRB membentuk tim kerja pembentukan platform/forum PRB sebagai bentuk forum multistakeholder yang akan berperan dalam menyusun RAD PRB Daerah/Provinsi, dan menyelenggarakan Workshop multistakeholder pada tanggal 30 Agustus 2008. Dengan me‐reartikulasi ulang pertanyaan‐pertanyaan tenang  apa bentuk platform PRB yang paling sesuai untuk DIY? Bagaimana kita akan membangun platform tersebut? Bagaimana mekanisme kerja platform PRB DIY? Seperti apakah kegiatan konkret?. (Lihat Tabel Konfirmasi Rekomendasi Mekanisme Forum PRB)  Tabel Konfirmasi Rekomendasi Mekanisme Forum PRB  ASPEK • SEMILOKA 17 OKTOBER 2007 SEMILOKA 30 AGUSTUS 2008 BENTUK INSTITUSI

• Forum PRB DIY • Badan mandiri • Unsur Badan PB • Lintas fungsi PB • Ada landasan Hukum/Alat Hukum • UU No. 24/2007 RAN PRB RAD

• Menggunakan istilah “Forum” • Perlu legalisasi dari Gubernur agar

memiliki kekuatan hukum sehingga tidak perlu akta notaris

• Fleksibel Otonom/Mandiri

STRUKTUR • Koordinasi antar sektor • Mengatur aksi/aktivitas semua pihak

yang terlibat dalam PRB • Transparan dan akuntabel • Jelas landasan hukum • Jelas aturan main • Jelas aktor/pelaku • Perencanaan strategis Badan Mandiri

(DIP = detail implementation plan dn budget).

• Level otoritas yang jelas.

• Ada koordinator/ketua dan jajaran pengurus secara fungsional

• Perlu kesekretariatan/sekber

MEKANISME • Pelibatan pemangku kepentingan • Koordinatif dan prosedural

Page 3: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

pada area dia mereka bekerja, seperti: di bidang preparedness, mitigasi dan restorasi (rehab rekons)

• Partisipasi dan community base • Pembentukan kelompok kerja

(Pokja) • Diskusi-diskusi dan koordinasi • Drafting/sosilisasi/feedback/review • Community based • Musyawarah (dialog, diskusi) • Tim penyusun (perwakilan-

perwakilan) • Badan Mandiri

membentuk/memfasilitasi partisipasi dan jaringan pada level formal dan non formal.

• Ada Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab

• Konsultasi publik ataupun dialog publik untuk mengambil kebijakan

• Transparan dan akuntabel • Ada aturan main yang jelas

KEANGGOTAAN

• Multipihak/multistakeholder (Pemerintah, Akademisi, Masyarakat, Dunia usaha/private sector, LSM , Masyarakat, Perguruan tinggi/akademisi, Masyarakat (tokoh masyarakat), Media massa, Lainnya)

• Dari berbagai sektor • Sukarela • Terbuka • Komitmen • Institusi

PROGRAM KERJA

• Pertemuan rutin • Inventarisasi potensi • Sosialisasi platform yang telah

disepakati • Pengarusutamaan PRB ke semua

sektor pembangunan • Monitoring dan evaluasi • Sosialisasi PB • Pendidikan PB • Simulasi • Pemetaan potensi bahaya di DIY /

kerentanan. • Sosialisasi dan advokasi / diseminasi • Rencana aksi tiap wilayah DIY • Pertemuan rutin • Inventarisasi potensi • Breakdown Perda sampai ke level

pemerintahan terbawah • Monev (berkala) • Kurikulum formal tentang PRB pada

tiap level pendidikan. • Fokus pada preparedness dan

mitigasi • Concern to: rentan/vulnerable dan

difable

• Sosialisasi platform yang telah disepakati

• Pertemuan rutin • Inventarisasi potensi • Pemetaan potensi bahaya di DIY /

kerentanan. • Sosialisasi dan advokasi /

diseminasi • Rencana aksi tiap wilayah DIY • Pengarusutamaan PRB ke semua

sektor pembangunan • Monitoring dan evaluasi • Sosialisasi PB • Pendidikan PB • Simulasi • Kenduri sadar bencana • Pondok-pondok baca

Page 4: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

B. PEMIKIRAN DASAR       Mengapa  juga  di‐leading  oleh  formatur  yang merepresentasi  stakeholder? Mengapa terasa begitu  kuat peran  representasi  civil  society dalam proses pembentukan paltform PRB D.I.Yogyakarta? Pertama, Intepretasi dan apresiasi prinsip‐prinsip yang merupakan modal sosial dari  kelompok‐kelompok  civil  society  di  D.I.  Yogyakarta  (dan  dari  luar  Yogyakarta)  yakni partisipasi, Kesetiakawanan, solidaritas, Kesukarelaan, Terbuka, Toleransi, Kesetaraan, Non‐diskriminatif, Komitmen, Akuntabilitas. Yang  telah ditunjukkan melalui bagaimana kelompok non‐pemerintahan  ini  berproses  dalam  melaksanakan  kegaitan‐kegiatan  tanggap  darurat, rehabilitasi,  rekonstruksi,  dan  mentransformasi  ketidak‐sempurnaan  bahkan  pengabailan beberapa hal selama masa tersebut sesegera mungkin dengan sumberdaya dan kapasitas yang ada baik secara sendiri‐sendiri, terutama melalui upaya kolektif.      Walaupun  dihadapkan  pada  berbagai  persoalan  seperti  “Wajarnya  hak/kewenangan  membuat  produk  kebijakan  ada  pada  eksekutif  dan  legislatif”. Menegakkan  kedaulatan  civil society, khususnya dalam hal menentukan prioritas kebutuhan, prioritas isu, dan cara‐cara yang memperhatikan  tingkat  kesiapan  (kapasitas  dan  kerentantan  yang  ada),  cara‐cara  yang  lebih sesuai (lokal), terutama ketika cara‐cara tersebut mengapresiasi copping mechanism yang telah ada, baik karena potensi kearifan  lokal maupun daya adaptasi yang  layaknya diapresiasi  lebih baik.    Kedua,  hampir  sebagian  besar  pangkalan  sumberdaya  dan  knowledge  tentang kebencanaan  dan  pengurangan  risiko  bencana masih menjadi  kapasitas  kelompok‐kelompok civil  society;  seperti  (1)  Rancangan‐rancangan  kebijakan  terkait  PB  dan  PRB,  difasilitasi  oleh LSM/UN  atau  International Agency,  (2) Rancangan RAD PRB DIY, disusun oleh  tim  gabungan (LSM  dan  Instansi  Pemerintah)  dan  dimonitoring  dengan  baik  oleh  sebuah  forum  LSM,  (3) Pengembangan‐pengembangan  kapasitas  staf  instansi  pemerintah  difasilitasi  oleh proyek/program  dari  LSM/UN  atau  International  Agency,  (4)  Pengetahuan‐pengetahuan mitigasi struktural masih didominasi oleh perguruan tinggi, (5) Kerelawanan   yang merupakan bagian penting dari PRB, tumbuh kembang dengan subur di organisasi/komunitas civil society karena kelenturan tupoksi dari kelompok non‐pemerintahan  ini, (6) Pengalaman menunjukkan tingginya kemampuan penggalangan dana dan sumberdaya dari sektor private dan media, dll.    Akan tetapi unsur pemerintahan tetap merupakan hal penting, karena komponen utama platform adalah kepemimpinan  lokal, dan mobilisasi sumber daya. Dan setiap urusan PB/PRB kegiatan  akan  melekat  dalam  program‐program  pembangunan  (cakupan  setiap  instansi pemerintah, SKPD, dll).  

Page 5: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

   Eksistensi memang  ditunjukkan  dari  kegiatan‐kegiatan  riil,  akan  tetapi  sebuah  dasar hukum mengenai  forum/platform  diperlukan  sebagai  bentuk  pengakuan  bahwa  Forum  PRB telah diakui oleh pemerintah, apalagi forum yang diproyeksikan untuk: (1) menyusun RAD PRB DIY,  (2) menyusun RAD RPB DIY,  (3) Mereview RTRW DIY,  dan  (4) membahas pembentukan BPBD  DIY  (Catatan  Penulis:  Ini  hanya  gagasan  internal  Formatur/Tim  Pembentukan Platform/Forum  PRB,  bukan  sumber  formal)akan  diminta  untuk  mengasisteni/  mambantu Pemerintah  dalam  hal  Pengurangan  Resiko  bencana. Walaupun  perlu  diwaspadai  agar  dasar hukum  tersebut  akan  membatasi  ruang  gerak  Forum  PRB.  Pilihan  untuk  di  payungi  SK Gubernur,  dipertimbangakan  dengan  alasan  (1)  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur merupakan indikator dukungan dan pengakuan secara politis oleh pemerintah,  (2) SK.Gubernur merupakan legalitas  kelembagaan  (semi  formal)  yang  memuat  konsekuensi  tugas  dan  kewajiban  yang dimandatkan  bagi  para  pengurusnya,  dan  (3)  Adanya  SK  Gubernur  dapat  memudahkan melakukan koordinasi dengan SKPD‐SKPD yang ada didalam kesatuan Pemerintah DIY.    Perangkan Forum/Platform tidak perlu dipilih dengan cara fit and proper test karena: (1) F.PRB merupakan  forum multistakeholder dari  semua  sector dan memiliki  keanggotaan  yang cukup  banyak;  (2)  Para  anggotalah  yang  akan menentukan  siapa‐siapa  yang  layak menjadi pengurus F.PRB dengan mempertimbangakan tingkat pengalaman dan keahliannya khususnya dalam konteks isu penanggulangan bencana, (3) Forum/Platform PRB akan memiliki fungsi dan peran  yang  fleksibel  baik  advokasi,  moderasi,  dan  juga  advisory  antara  masyarakat  dan pemerintah. Contoh‐contoh lembaga public semi formal yang ditetapkan melalui SK Gubernur: Dewan Kebudayaan Daerah DIY, Dewan Pendidikan Propinsi DIY, Komisi Plasma Nutfah Daerah Propinsi  DIY,  Dll.  (Sedang  contoh‐contoh  lembaga  public  formal  yang  ditetapkan melalui  SK Gubernur  tetapi  dengan  cara  fit  and  proper  test:  LOD DIY,  LOS DIY,  KPID  (Komisi  Penyiaran Indonesia Daerah).  

C. PENUTUP    Proses  pembentukan  Forum  ini  saat  ini  sedang  dalam  proses,  (Lihat bagian  Kerangka Kerja  Pembentukan  Platform  Forum  PRB D.I.Yogyakarta, di  lampiran  berikut).  Prinsip  kehati‐hatian  dalam  mencoba  merepresentasi  pemangku  kepentingan  PRB  di  D.I.Yogyakarta, merupakan  perhatian  utama,  sekaligus  menjadi  siasat  untuk  menggalang  komitmen  sedini mungkin  dan  scalling  up  kapasitas  PRB  di  D.I.yogyakarta  dan  Platform  PRB  lokal  yang sustainable dengan sumberdaya lokal, dan tangguh.   

Page 6: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY
Page 7: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

DRAFT STATUTA FORUM PRB DI.YOGYAKARTA   BENTUK  Forum adalah wadah yang menyatukan organisasi pemangku kepentingan (stakeholders) DI.Yogyakarta yang bergerak dalam mendukung upaya‐upaya pengurangan risiko bencana (PRB) di wilayah DI.Yogyakarta. Termasuk didalamnya mereka: 

‐ Institusi pemerintahan ‐ Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non Politik ‐ Organisasi sektor swasta (private sector) ‐ Perguruan Tinggi atau lembaga penelitian ‐ Oganisasi/kelompok masyarakat sipil dan Organisasi Masyarakat ‐ Organisasi Palang Merah (Bagian dari strukur Palang Merah Internasional) 

Yang bekerja atau berkontribusi pada bidang‐bidang, seperti: ‐ Pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat ‐ bantuan kemanusiaan ‐ pembangunan berkelanjutan ‐ pembangunan yang bertugas di sektor publik ‐ penanggulangan bencana ‐ pengurangan risiko bencana 

 Dalam aktivitasnya forum adalah organisasi mandiri (lembaga otonom) yang mengembangkan fleksibilitas untuk mencapai tujuan bersama dan menyelesaikan persoalan, berpegang dan berpedoman pada prinsip‐prinsip yang disepakati forum anggota,  peraturan, dan kerjasama yang saling menguntungkan dari seluruh organisasi yang menjadi anggota Forum.  Pengurangan risiko bencana adalah kerangka konseptual yang terdiri dari elemen‐elemen yang dipandang mempunyai kemungkinan untuk meminimalkan kerentanan dan risiko bencana di seluruh masyarakat; untuk menghindari (pencegahan) atau membatasi (mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak merugikan yang ditimbulkan bahaya, dalam konteks luas pembangunan berkelanjutan   PRINSIP 

Partisipasi   Kesetiakawanan  solidaritas  Kesukarelaan 

Page 8: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

Terbuka  Toleransi  Kesetaraan   Non‐diskriminatif  Komitmen   Akuntabilitas  

   FUNGSI 

1) Mekanisme untuk meningkatkan kolaborasi & koordinasi berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan aktivitas‐aktivitas PRB selaras dengan RAN PRB dan RAD PRB DI. Yogyakarta 

2) Mekanisme yang digunakan daerah untuk pembentukan dan pengembangan sistem PRB  

3) Pengawas (watch body) kegiatan‐kegiatan Pengurangan Risiko Bencana 4) Memfasilitasi integrasi PRB ke dalam kebijakan, perencanaan dan program daerah 

di berbagai sektor pembangunan serta ke dalam kebijakan dan program bantuan pembangunan nasional maupun internasional 

5) Mekanisme yang digunakan daerah untuk menangani masalah‐masalah sosial, ekonomi dan lingkungan terkait pengurangan dan pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas 

6) Katalis untuk konsultasi daerah dan membangun konsensus para pihak atau pemangku kepentingan (multi‐party or multi‐stakeholders) 

 VISI  

- Negara Republik Indonesia dan Komunitas DI. Yogyakarta yang tangguh terhadap bencana 

 MISI  

1. Mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung bagi pengembangan budaya pencegahan, melalui advokasi dan penumbuhan kesadaran dan pengetahuan tentang PRB 

2. Memfasilitasi pengarusutamaan PRB ke dalam pembangunan 3. Menggunakan berbagai perspektif dan aksi yang bersifat multi sektor dan multi disiplin 

ilmu 4. Wadah kerjasama efektif multi‐pihak  dan lintas bidang/sektor dalam proses‐proses 

pembangunan berkelanjutan 

Page 9: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

5. Mempengaruhi perubahan‐perubahan positif melalui upaya yang terpadu dan terkoordinasi dalam proses penyusunan kebijakan, perencanaan, administrasi dan pengambilan keputusan 

6. Mobilisasi sumber daya dan kapasitas pemangku kepentingan lokal, lembaga‐lembaga nasional, regional dan internasional/struktur PBB yang relevan 

7. Menjadi Center of excellence dalam pengurangan risiko bencana   TUJUAN‐TUJUAN UMUM 

1) Keterpaduan kegiatan PRB di DI.Yogyakarta 2) Kerjasama efektif antar pihak dan pemangku kepentingan lokal dalam isu PRB  3) Institusionalisasi (pelembagaan) dan pengarusutamaan PRB dalam perencanaan, 

kebijakan, dan program‐program pembangunan di DI. Yogyakarta   TUJUAN‐TUJUAN KHUSUS 

1) Mewujudkan upaya PRB yang memiliki sumberdaya lebih baik, efektif, terpadu antar pemangku kepentingan dan antar daerah 

2) Mendorong partisipasi aktif para pengambil keputusan, perencana dan pelaku pembangunan, dan wakil masyarakat sebagai subyek pembangunan 

3) Menciptakan wadah untuk saling bertukar informasi, pengalaman, petikan pembelajaran atau lessons learnt,  dan praktik terbaik atau good‐practices 

4) Memfasilitasi pihak‐pihak berwenang dalam mengarusutamakan PRB ke dalam pembangunan 

5) Akses dan hubungan dengan para pelaku PRB di tingkat daerah, nasional, regional dan global 

 KEGIATAN‐KEGIATAN 

1) Mendokumentasikan pengalaman, petikan pembelajaran atau lessons learnt,  dan praktik terbaik atau good‐practices 

2) Menyusun informasi data dasar untuk PRB; termasuk profil ancaman dan risiko bencana, kebijakan, strategi, kapasitas, sumberdaya, dan program daerah/nasional   

3) Melakukan analisa sistem PRB dan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah yang terkait  secara menyeluruh  

4) Mengidentifikasi tren, kesenjangan, permasalahan & tantangan serta menentukan bidang prioritas PRB   

5) Berperan dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB 6) Membentuk gugus tugas tematis (thematic platform/task force) sesuai dengan bidang 

prioritas RPB yang kontekstual 

Page 10: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

7) Mengelola kegiatan koordinasi dan berbagi data/ informasi antar pihak dalam melaksanakan kegiatan PRB  

8) Mendorong proses menyusun atau mengadopsi kebijakan dan peraturan perundangan yang berpespektif PRB   

9) Menyusun RAD PRB DI.Yogyakarta  10) Menetapkan patokan kemajuan yang dicapai dalam menggalakkan PRB dan 

pengarusutamaan PRB ke dalam kebijakan, perencanaan dan program pembangunan  11) Menyusun rencana kerja yang berorientasi hasil dan selaras dengan kerangka kerja aksi 

RPB yang disepakati secara nasional  12) Mengkoordinasikan upaya bersama antar/sesama anggota untuk PRB  13) Memantau, mencatat dan melaporkan aksi‐aksi pengurangan risiko bencana di tingkat 

daerah sejalan dengan kerangka kerja aksi PRB yang disepakati     PERANGKAT ORGANISASI Perangkat organisasi dalam organisasi Forum PRB DI. Yogyakarta adalah: 

Dewan Kehormatan  Presidium Forum  Anggota Tetap  Anggota Tidak tetap 

 Dewan Kehormatan adalah pemimpin yang memiliki peran strategis dalam PB dan pembangunan daerah, dan tokoh masyarakat yang keteladanan dan aktivitasnya mampu memberi motivasi bagi mobilisasi sosial untuk kepentingan penguatan civil society dan kemanusiaan di D.I.Yogyakarta.  Presidium adalah pengurus Forum PRB yang terdiri dari 5 orang, yang membagi tugas dan kewenangannya dalam 4 bidang dan 1 orang yang berfungsi mengkordinasi dan memimpin Presidium Forum. Bidang‐bidang tersebut yakni: 

Kelembagaan dan regulasi  Data dan Informasi teknis   Edukasi dan kampanye  Partisipasi   

Page 11: 08nov20Ninil Forum PRB DIY Membangun Komitment Parapihak Prb DIY

  Rapat Anggota

Presidium

(terdiri dari 5 orang, 1

Dewan Kehormatan

memilih

merekomendasikan

Difasilitasi sekretariat

 

Anggota tetap adalah organisasi/institusi/instansi yang berbasis di D.I. Yogyakarta, bekerja dalam jangka panjang atau berdomisili di D.I.Yogyakarta.  Anggota tidak tetap adalah organiasi/institusi/agency yang bekerja dalam jangka tertentu bukan jangka panjang di D.I.Yogyakarta.