08E00604_2

download 08E00604_2

of 13

Transcript of 08E00604_2

  • 7/29/2019 08E00604_2

    1/13

    ONIKOMIKOSIS

    OLEH

    IMAM BUDI PUTRA

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

    FAKULTAS KEDOKTERAN USU

    RSUP. H. ADAM MALIK

    MEDAN

    2008

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    2/13

    ONIKOMIKOSIS

    Pendahuluan

    Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur atau dermatomikosis merupakan

    penyakit yang sering dijumpai terutama di negara tropis karena udara yang lembab

    dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur

    khususnya mikosis superfisialis. Salah satu bentuk dermatomikosis adalah

    onikomikosis yaitu infeksi jamur pada kuku. Zaias menyatakan onikomikosis adalah

    satu kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dematofita, ragr (yeasts) dan

    kapang (moulds). Penyakit tersebut bersifat menahun dan sangat resisten terhadappengobatan.

    1

    Onikomikosis adalah istilah umum untuk kelainan kuku akibat infeksi jamur. Semula,

    secara tradisional istilah onikomikosis hanya digunakan untuk infeksi

    nondermatofita. Tinea unguium adalah kelainan kuku akibat infeksi

    dermatofita.2,3,4,5,6,7

    ETIOLOGI

    I. Dermatofita telah dilaporkan sebagai penyebab onikomikosis.

    a. Genera trychopyton

    1. T. rubrum (seluruh dunia)

    2. T. mentagrophytes (Eropa dan Amerika)

    3. T. violaceum (Eropa, Afrika dan Timur Dekat)

    4. T. schoenieinii (Eropa Timur, Afrika Utara, Timur Dekat)

    5. T. tonsuras (seluruh dunia)

    6. T. magninii (Portugal dan Spanyol)

    7. T. concentricum (sangat jaring)

    8. T. samdamemse( sangat jarang, Afrika)

    9. T. gaurivilli (sangat jarang, Afrika)

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    3/13

    b. Generaepidermophyton

    1. E. floccosum (seluruh dunia)

    c. Genera microsporum

    1. M. audouini (sangat jarang, Afrika, Amerika Utara)

    2. M. cains (seluruh dunia)

    II. Kandida walaupun banyak ditemukan tumbuh sebagai safrofit pada kulit dan uku,

    tetapi yang dianggap agen penyebab adalah 3 spesies.

    a. Candida albicansb. Candidaparapsilosisc. Candida guilermondi

    III.Selanjutnya banyak penyelidik dapat mengisolasi berbagai spesies dari moulds ini

    kuku yang menderita kelainan.

    1. l. A. plavus2. A. furnigatus3. A. glaucus4. A. nidulans5. A. sydowii6. A. terreus7. A. ustus8. A. versicolor9. Cephalosporium spesies10.Fusarium oxysporum11.Il. Pseudorotium ovalis12.Hendersonula toruloidea13.Syctalidium hylinum14.Svctatidiumbrevicaulis l,2,3

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    4/13

    Epidemiologi

    Onikomikosis adalah infeksi jamur superfisial yang ditemukan di seluruh

    dunia. Di negara maju (industri) didapatkan angkat insiden onikomikosis hingga 30%

    dari seluruh kejadian infeksi jamur superfisial, 40% dari seluruh penyakit kuku dan

    diperkirakan terjadi 2 hingga 18% pada populasi. Onikomikosis lebih sering terjadi

    pada kuku jari kaki dari pada kukujari tangan.

    Onikomikosis disebabkan oleh jamur dermatofita sebesar 76%, oleh ragi

    (yeast) sebesar 13,5% dan kapang (moulds) sebesar 5,5%, sisanya sebesar 5% oleh

    karena infeksi campuran.

    Jamur dermatofita penyebab onikomikosis terbanyak adalah Trichophyton

    rubrum sebesar 70% disusul Trichophyton mentagrophyta sebesar 19,8% dan

    Epidermophyton floccosum sebesar 2,2%, s isanya jamur dermatofita lainnya.

    Ragi (yeast) penyebab onikomikosis adalah Candida albicans sebesar 61,5%,

    sisanya dari jenis ragi lain, sedangkan kapang (moulds) yang menjadi penyebab

    onikomikosis adalah Scopulariopsis brevicaulis sebesar (37,0%), sisanya adalah

    Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus, Hendersonulla toruloida, pada infeksi

    campuran, sejumlah 44% di antara semua kasus yang dijumpai juga ditemukan

    Trichophyton rubrum.

    Onikomikosis merupakan dermatomikosis superfisial yang sebagian besar

    penyebabnya adalah golongan dermatofita, berarti jamur yang keratinolitik, dimana di

    dalam hidupnya membutuhkan keratin. Jamur akan mengambil keratin disekitarnya

    untuk hidupnya. Kuku tersusun dari keratin. Karena keratin diambil oleh jamur maka

    lambat laun kuku menjadi rapuh dan akhirnya rusak.

    PATOGENESIS DAN MORBIDITAS

    I. Onikomikosis oleh karena dermatofitaJamur jenis dermatofita langsung menyerang keratin yang normal. RIPPON

    (1976) melaporkan beberapa strain T. mentagrophystes mempunyai kemampuan

    enzim proteolitik in vivo, yang bisa menghancurkan lempeng kuku. Faktor

    predisposisi yang mempengaruhi infeksi oleh dermatofita ini adalah keadaan basah

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    5/13

    dan lembab, yang memudahkan terjadinya kontaminasi, misalnya jalan dengan kaki

    telanjang, di tempat-tempat permandian umum, sauna showerdi asrama-asrama.

    Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa, lesi terutama pada kaki 80%, jari-jari

    tangan 20%.

    II. Onikomikosis karena kandidaPenyakit ini terutama menyerang orang dewasa, wanita 2 sampai 3 kali lebih

    banyak daripada laki-laki. Yang terutama diserang adalah jari-jari tangan + 70%

    dalam bentuk paranokial.2

    Faktor- faktor predisposisi pada penyakit ini.

    1. Faktor lokal

    - kuku yang rusak akibat gosokan, atau bahan kimia selama manicure

    - pekerjaan di air asin

    - maserasi dan penutupan kuku

    - pekerjaan pencuci piring, tukang masak

    2. Faktor sistemik

    - diabetes melitus

    - hipoparatiroidisme

    - malnutrisi

    - tumor ganas

    3. Faktor iatrogenik

    - kortikosteroid

    - antibiotik

    - antimitotik

    4. Kandidiasis mokokutan kronik

    Penyakit infeksi oleh kandida pada kuku, mukosa, kulit yang sifatnya kronik

    terjadi terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Pada penderita ini ditemukan

    gangguan sistem imun selular : fungsi sel T terganggu, limfositopenia,

    terganggunya transformasi limfosit, kemotaksis netrofil terganggu.3

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    6/13

    III. Onikomikosis karena mouldsMoulds merupakan organisme vegetatif, berbeda dengan dermatofita karena

    organisme ini tidak sensitif terhadap griseofulvin dan tidak membentuk hifa udara.

    Sebagian besar jamur jenis moulds ini patogen terhadap manusia. BERESTON dan

    KEIL (1941) untuk pertama kali mengisolasi Asperqillus dari kuku, serta

    mendemonstrasikan dengan sediaan langsung.

    WALSHE ENGLISH (1966) walaupun banyak penyelidikan menemukan

    moulds ini tumbuh sebagai safrofit pada kuku, akan tetapi moulds ini dapat dideteksi

    langsung dengan mikroskop dalam bentuk filamen.

    Jamur jenis moulds ini biasanya didapatkan di tanah, menyerang kuku pada

    ibu jari, dan penderita tua berumur di atas 60 tahun. Faktor predisposisi pada penyakit

    ini adalah : faktor lingkungan, gangguan peredaran darah perifer (vena, arteri, limfe)

    dan juga faktor anatomis (jari-jari yang tumpang tindih). Onikomikosis karena

    moulds bisa juga menyerang kuku jari-jari tangan, apabila terkontaminasi oleh jamur

    ini yang ada pada tumbuhtumbuhan di taman atau kebun.3

    Penurunan imunitas dapat terjadi pada orangtua, pasien imunokompromais,

    pengguna obat imunosupresan dan antibiotik jangka panjang. Pada anak-anak

    onikomikosis jarang ditemukan, kemungkinan dihubungkan dengan pajanan terhadap

    penyebab relatif jarang, pertumbuhan kuku yang lebih cepat, dan prevalensi tinea

    pedis yang rendah.

    GAMBARAN KLINIS

    Dikenal 4 tipe onikomikosis yang dibedakan berdasar gambaran klinis dan juga

    menandai rute invasi iamur.2,4

    1. Onikomikosis subungual distal (OSD) : Jamur menyerang bantalan kuku di

    bawahlempeng kuku melalui hiponikium dan bergerak ke arah proksimal. Kulit

    telapak kaki dan tangan merupakan lokasi infeksi primer. Invasi juga dapat dari

    lateral (onikomikosis subungual distal dan lateral atau OSDL). Gambaran klinis

    ditandai oleh hiperkeratosis subungual dan onikolisis, selain wama kuku

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    7/13

    kekuningan,bentuk ini umumnya disebabkan T.rubrum, selain oleh

    T.mentagrophytes var.interdigitale.

    2. Onikomikosis subungual proksimal (OSP) : Infeksi dimulai dari lipat kuku

    proksimal, melalui kutikula dan masuk ke kuku yang baru terbentuk, selanjutnya

    bergerak ke arah distal. Kelainan berupa hiperkeratosis dan onikolis proksimal,

    serta destruksi lempeng kuku proksimal. Bentuk ini merupakan bentuk paling

    jarang dijumpai, tetapi umum ditemukan pada penderita AIDS. Penyebab

    biasanya T. rubrum.

    3. Onikomikosis superfisial putih (OSPT) : Kelainan ini juga jarang ditemui; terjadi

    bila jamur menginvasi langsung lapisan superfisial lempeng kuku. Klinis ditandai

    bercak-bercak putih keruh berbatas tegas yang dapat berkonfluensi. Kuku menjadi

    kasar, lunak, dan rapuh. Penyebab tersering adalah T. mentagrophytes, meskipun

    kadang beberapa kapang nondermatofita antara lain Aspergillus, Acremonium,

    dan Fusarium dapat ditemukan.

    4. Onikomikosis kandida (OK) : Infeksi dapat dibedakan dalam 3 kategori, yakni (1)

    dimulai sebagai paronikia yang kemudian menginvasi matriks sehingga

    memberikan gambaran klinis depresi transversal kuku, sehingga kuku menjadi

    cekung, kasar, dan akhirnya distrofi. (2). Pada kandidosis kronik mukokutan,

    kandida langsung menginvasi lempeng kuku sehingga baru pada stadium lanjut

    tampak sebagai pembengkakan lipat kuku proksimal dan lateral yang membentuk

    gambaran pseudoclubbing alau chicken drumstick. (3). Invasi pada kuku yang

    telah onikolisis, terutama terjadi pada tangan, tampak sebagai hiperkeratosis

    subungual dengan massa abu-abu kekuningan dibawahnya, mirip OSD.

    Pada keadaan lanjut keempat tipe tersebut akan menunjukkan gambaran distrofik

    total (ODT).

    Baran (1998) menambahkan I tipe lagi onikomikosis endoniks, yang merupakan

    invasi langsung pada permukaan kuku sekaligus penetrasi ke lapisan dalam kuku,

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    8/13

    yang ditandai pelepasan lamelar. Umumnya disebabkan oleh organisme yang

    menyebabkan tinea kapitis endotriks, misalnya T. soudanese.2

    Onikomikosis karena moulds

    Lebih sering mengenai kuku ibu jai, jarang mengenai kuku jari tangan. Ada

    pengaruh faktor lokal sebagai gangguan sirkulasi perifer, jari kaki saling bertemu,

    kuku tumbuh ke dalam. Kuku jari tangan terkena kontaminasi moulds pada

    tumbuhtumbuhan.

    Kuku berubah wamanya menjadi kuning atau coklat, kerusakan lempeng

    kuku, hiperkeratosis subungual, selanjutnya teq'adi destruksi kuku yang lengkap.

    Berdasarkan luas lempengan kuku yang terinfeksi onikomikosis dibagi atas

    tiga stadium yaitu :

    - Stadium I bila luas lempengank uku yang terinfeksil ebih kecil dai30%

    - Stadium II bila luas lempengan kuku yang terinfeksi30%-60%

    - Stadium III bila luas lempengan kuku yang terinfeksi lebih besar 60%.3

    DIAGNOSIS BANDING

    Gejala klinis onikomikosis sangat bervariasi, maka dari itu diagnosis tepat dan

    pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan. Kelainan kuku menyerupai

    onikomikosis misalnya kelainan kuku kongenital. Juga kelainan karena faktor luar

    misalnya : trauma kontak, onikogrifosis, onikotilomania, infeksi oleh virus dan

    bakteri, neoplasma. Banyak penyakit kulit mengenai kulit bagian dorsal jari

    kaki/tangan menyebabkan kerusakan kuku, misalnya : akrodermatitis, liken planus,

    penyakit Darier, skleroderma, penyakit Raynaud, keratoderma palmaris, dermatitis

    eksfoliativa, psoriasis.2,3,6,7

    Pada psoriasis, selain kuku pada umumnya kelainan juga ditemukan pada bagian kulit

    yang lain. Meskipun demikian dapat terjadi kelainan psoriasis hanya mengenai kuku.

    Psoriasis kuku memberikan gambaran mirip OSD. Kadang-kadang gambaran nail

    pitting dan tanda onikolisis berupa "tetesan minyak" warna coklat kemerahan yang

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    9/13

    tidak ada pada onikomikosis serta keterlibatan jari kedua tangan, dapat membantu

    membedakannya dari onikomikosis.2,3

    DIAGNOSIS

    Anamnesis dan gambaran klinis saja pada umumnya sulit untuk memastikan

    diagnosis, apalagi onikomikosis dapat merupakan kelainan sekunder pada kelainan

    kuku yang telah ada sebelumnya. Mengingat banyaknya diagnosis banding secara

    klinis, pemeriksaan penunjang harus selalu dilakukan.2

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah pemeriksaan sediaan

    mikroskopik langsung yang diikuti pemeriksaan biakan untuk identifikasi spesies

    penyebab. Penentuan spesies bermanfaat untuk pemilihan jenis obat dan menilai

    prognosis.1,2,3,4

    Pengambilan sediaan pada penderita onikomikosis harus memenuhi

    persyaratan-persyaratan, antara lain : penderita bebas dari obat-obat anti jamur untuk

    beberapa hari atau minggu, sediaan diambil pada lokasi yang tepat, sediaan terpisah

    antara kuku jari tangan dan kaki.3

    Pemeriksaan langsung dapat dilakukan dengan sediaan KOH 20-30% dalam

    air atau dalam dimetil sulfoksida (DMSO) 40% untuk mempernudah lisis keratin. Zat

    warna tambahan misalnya tinta Parker blue-black, atau pewarnaan PAS akan

    mempermudah visualisasi jamur. Penambahan zat warna chlorazol blackE atau

    calcofluor white pada KOH bersifat spesifik untuk elemen jamur karena hanya terikat

    khitin yang merupakan dinding jamur, tetapi tidak pada keratin atau benang dan

    artefak lain. Namun untuk calvofluor white dibutuhkan mikroskop fluoresen untuk

    memeriksanya.2

    Selain memastikan hasil positif atau negatif, perlu dicari bentuk tipikal atau

    atipikal elemen jamur, misalnya hifa dermatofita tidak berwarna (hialin), hifa

    Scytalidium panjang dan berbelok-belok, jamur dermatiaceae berwarna hitam,

    konidia Scopulariopsis mempunyai bentuk mirip buah lemon. Ditemukannya

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    10/13

    pseudohifa kandida lebih mempunyai arti diagnostik daripada bila hanya ada sel

    ragi.2

    Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan

    langsung sediaan basah untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan

    dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Medium yang dianggap paling

    baik saat ini adalah medium agar dekstrosa Sabaraud dapat ditambahkan antibiotik

    saja (kloramfenikol) atau ditambahkan pula klorheksimid. Kedua zat tersebut

    diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bakteri ataupun jamur kontaminan

    pada media.l

    Bila secara klinis kecurigaan onikomikosis besar tetapi hasil sediaan

    mikroskopik langsung maupun biakan negatif, pemeriksaan hispatologi dapat

    membantu. Dapat dilakukan dengan biopsi kuku atau cukup nail clippings pada OSD.

    Pemeriksaan ini dapat sekaligus membantu memastikan bahwa jamur terdapat dalam

    lempengan kuku dan bukan komensal atau kontaminan di luar lempeng kuku.2

    PENATALAKSANAAN ONIKOMIKOSIS

    Sebagaimana pada penatalaksanaan penyakit jamur superfisial lainnya, maka

    prinsip penatalaksanaan onikomikosis adalahm enghilangkan faktor predisposisi yang

    memudahkan terjadinya penyakit, serta terapi dengan obat anti jamur yang sesuai

    dengan penyebab dan keadaan patologi kuku. Perlu ditelusuri pula sumber

    penularan.2

    Dalam upaya mendapatkan pengobatan yang optimal dan memuaskan, ada

    beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan jika dilihat secara holistik, terutama dari

    segi obat dan kemampuan penderita, yaitu sarana yang tersedia,harga, dapat tidaknya

    obat diterima oleh penderita, efek samping, dan kemudahan penggunaan.1

    Pengobatan onikomikosis ada dua cara yaitu secara sistemik dengan

    menggunakan obat antifungsi oral dan secara lokal yaitu dengan menggunakan obat

    antifungsi topikal. Pada keadaan tertentu kedua cara ini digunakan secara bersama-

    sama.1

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    11/13

    Obat topikal

    Pengobatan onikomikosis dengan antifungi topikal yang telah ada mengalami

    hambatan pada formulasi obat baik bentuk bubuk, krim, larutan dan gel karena

    dirancang untuk pengobatan mikosis superfasialis (kulit) tanpa mempertimbangkan

    struktur anatomi kuku yang sangat sulit ditembus air. Pada onikomikosis organisme

    penyebab infeksi berada di bawah lempengan kuku, sehingga komponen aktif obat

    anti fungi tidak dapat menjangkau organisme penyebab. Obat anti mikosis topikal

    yang baik haruslah memenuhi syarat sebagai berikut :l

    Melekat erat pada lempeng kuku

    Pelepasan zat aktif obat dari pembawa baik

    Penetrasi obat ke dalam lempeng kuku cepat dan optimal Konsentrasi pada tempat infeksi mencapai kadar fungisida, resiko efek samping

    minimal

    Pemakaian yang mudah dan jarang

    Obat topikal formulasi khusus dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam

    kuku, yakni :

    1. Bifonazol-urea : kombinasi derivat azol, yakniS.bifonazol 1% dengan urea 40%

    dalam bentuk salap. Urea untuk melisiskan kuku yang rusak sehingga penetrasi

    obat antijamur meningkat. Kesulitan yang ditimbulkan adalah dapat terjadi iritasi

    kulit sekitar kuku oleh urea.

    2. Amorolfin : merupakan derivat morfolin yang bersifat tunggal fungisidal.

    Digunakan dalam bentuk cat kuku konsentrasi 5%

    3. Siklopiroksolamin : suatu derivat piridon dengan spektrum antijamur luas, juga

    digunakan dalam bentuk cat kuku.2

    Diperlukan ketekunan karena umumnya masa pengobatan panjang. Meskipun

    penggunaan obat topikal mempunyai keterbatasan,n amun masih mempunyai tempat

    untuk pengobatan onikomikosis karena tidak adanya resiko sistemik, relatif lebih

    murah, dan dapat sebagai kombinasi dengan obat oral untuk memperpendek masa

    pengobatan, selain itu bentuk cat kuku mudah digunakan.2

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    12/13

    Obat sistemik

    Griseofulvin karena sifat farmakokinetik dan farmakodinamiknya tidak

    merupakan obat yang efektif untuk onikomikosis. Untuk tinea unguium, didapatkan

    angka kesembuhan rendah dan kekambuhan tinggi.

    1. Obat sistemik generasi baru yang dapat digunakan untuk pengobatan

    onikomikosis adalah flukanazol, itrakonazol, dan terbinafin. Berbagai penelitian

    telah dilakukan untuk menilai kelebihan dan kekurangan masing-masing obat.

    Derivat azol bersifat fungistatik tetapi mempunyai spektrum antijamur luas,

    sedangkan terbinafin bersifat fungisidal tetapi efektivitas terutama terhadap

    dermatofita.

    2. Flukonazol. Penelitian tentang penggunaan pada onikomikosis masih jarang, baik

    penggunaan dosis kontinyu 100 mg per hari atau dosis mingguan 150 mg, dengan

    hasil bervariasi. Dosis mingguan tampaknya mengharuskan penggunaan

    berkesinambungan sampai resolusi lengkap (6-12 bulan). Penggunaan jangka

    panjang untuk infeksi Candida pada penderita AIDS dikhawatirkan menyebabkan

    peningkatan resistensi pada Candida.

    3. Itrakonazol. Berbagai laporan telah menunjukkan bahwa obat ini memberi hasilbaik untuk onikomikosis dengan dosis kontinyu 200 mg/hari selama 3 bulan atau

    dengan dosis denyut 400 mg per hari selama seminggu tiap bulan dalam 2-3

    bulan, baik untuk penyebab dermotifita maupun Candida.

    4. Terbinafin. Obat ini sangat efektif terhadap dermatofit, tetapi kurang efektif

    terhadap Candida, kecuali C. parapsilosis. Dosis 250 mg/hari secara kontinyu 3

    bulan pada tinea unguium memberi hasil baik. Obat ini tidak digunakan untuk

    dosis denyut.2,4,7

    Terapi bedah

    Pengangkatan kuku dengan tindakan bedah skalpel selain menyebabkan nyeri juga

    dapat memberi gejala sisa distrofi kuku. Tindakan bedah dapat dipertimbangkan bila

    kelainan hanya 1-2 kuku, bila ada kontraindikasi terhadap obat sistemik, dan pada

    keadaan patogen resisten terhadap obat. Tindakan bedah tetap harus dengan

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

  • 7/29/2019 08E00604_2

    13/13

    Imam Budi Putra : Onikomikosis, 2008USU e-Repository 2008

    kombinasi obat antijamur topikal atau sistemik. Sebagai alternatif lain adalah

    pengangkatan (avulsi) kuku dengan bedah kimia menggunakan formulasi urea 20-

    40%. Umumnya bentuk salap dalam bebat oklusi pada lempeng kuku dengan

    melindungi kulit sekitar kuku.2

    PROGNOSIS

    Meskipun dengan obat-obat baru dan dosis optimal, 1 diantara 5 kasus onikomikosis

    ternyata tidak memberi respons baik. Penyebab kegagalan diduga adalah diagnosis

    tidak akurat, salah identifikasi penyebab, adanya penyakit kedqa, misalnya psoriasis.

    Pada beberapa kasus, karakteristik kuku tertentu, yakni pertumbuhan lambat serta

    sangat tebal juga merupakan penyulit, selain faktor predisposisi terutama keadaan

    imunokopromais. Menghindari sumber penularan misalnya sepatu lama atau kaos

    kaki yang mengandung spora jamur, perlu diperhatikan untuk mencegah

    kekambuhan.2

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Adiguna M.S, Onikomikosis dan Pengobatannya dengan cat kuku saklopiroksa,

    dalam Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 49, No. 7, Juli 1999, Jakarta. 268-72

    2. BramonoK, Onikomikosis, dalam Dermatomikosis Superfisialis, Budimulja U

    etall. Editor Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 200I,46-54

    3. Pemayun T.P., Kelainan Kuku Karena Fungus, dalam Media Dermato-

    Venereologi indonesia, Vol. XVIII, No. 48, 1991, Jakarta, 37-42

    4. Odom R.B. Janus, WD, Gerber, TG, Disease Resulting from Fungi And Yeasts,

    dalam Andrew's Disences of the Skim Chiminal Dermatology, 9th

    ed,

    Philadelphia WR. Saunders Company, 200, 376-8

    5. Fungal Nail Infection http://www.dermnetnz.org/dna.fungi/fnail.html

    6. Tinea unguium, dalam http://www.ecureme.com/myhealth/data/tineaunguium.asp

    7. Onychomycosis dalam

    http://www.docctorfungus.org/mycoses/human/other/onychormycosigeneral.htm