_0830-H-2009_-1.pdf

download _0830-H-2009_-1.pdf

of 20

Transcript of _0830-H-2009_-1.pdf

  • HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROM ETABOLIK PADA LANJUT USIA DI POLI GERIATRI

    RSUP SANGLAH DENPASAR

    TESIS

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2

    Minat Utama Gizi dan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan

    Diajukan Oleh : I G.A.Sagung Kusuma Dewi NIM :07/260929/PKU/9230

    Kepada

    PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    2009

    i

  • ii

  • iii

  • KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

    karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis

    yang berjudul HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROM

    METABOLIK PADA LANJUT USIA DI POLI GERIATRI RSUP SANGLAH

    DENPASAR. Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan

    mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi Ilmu Kesehatan

    Masyarakat Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan pada minat Utama Gizi dan

    Kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga penulis

    haturkan kepada Bapak Dr. I Dewa Putu Pramantara S.,Sp.PD.K.Ger.

    selaku pembimbing utama dan Ibu Retno Pangastuti, DCN., M.Kes. selaku

    pembimbing pendamping yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan

    pemikiran dalam membantu serta membimbing penulis dalam menyusun

    tesis ini.

    Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih

    dan penghargaan kepada:

    1. Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan ijin

    dan dukungan moral kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

    2. Bapak Prof. dr. Hamam Hadi, MS,Sc.D. beserta staf dosen minat gizi

    dan kesehatan program studi S-2 IKM FK-UGM Yogyakarta.

    3. Kepala Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar beserta staf yang telah

    memberikan ijin dan dukungan moral kepada penulis selama mengikuti

    pendidikan.

    4. Dr. R.A.Tuty Kuswardhani,Sp.PD,K.Ger. selaku pembimbing lapangan

    dan Kepala Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar yang telah

    membantu serta membimbing penulis dalam menyusun tesis ini.

    iv

  • 5. Bapak Ir.Hertog Nursanyoto, M.Kes. yang telah banyak membantu

    dalam pengolahan data dan memberikan masukan selama

    penyusunan tesis.

    6. Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar Andi, Laksmi dan Lisma serta

    semua pihak lain yang ikut membantu memperlancar pengumpulan

    data di lapangan.

    7. Semua subyek penelitian yang bersedia meluangkan waktu, tenaga

    dalam penelitian hingga tesis ini terselesaikan.

    8. Semua teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan

    satu persatu yang telah bersama-sama dalam suka dan duka selama

    mengikuti perkuliahan.

    Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga

    tercinta yaitu Ibu dan suami tercinta atas segala dukungan dan doanya,

    serta ketiga ananda tersayang Arista, Tarisa dan Yogiswara atas segala

    pengorbanan, dukungan moral dan kasih sayang yang begitu besar

    sampai penulis menyelesaikan pendidikan.

    Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan

    semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya pada kita

    semua.

    Yogyakarta, Maret 2009

    Penulis.

    v

  • DAFTAR ISI

    BAB Halaman HALAMAN JUDUL.....................................................

    LEMBAR PENGESAHAN .......................................

    HALAMAN PERNYATAAN .......................................

    KATA PENGANTAR .................................................

    DAFTAR ISI...............................................................

    DAFTAR TABEL ......................................................

    DAFTAR GAMBAR ..................................................

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................

    INTISARI ...................................................................

    ABSTRAK .................................................................

    i

    ii

    iii

    iv-v

    vi-vii

    viii

    ix

    ix

    x

    xii

    BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................... 5 E. Keaslian Penelitian............................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 A. Lanjut Usia .......................................................... 8 B. Sindrom Metabolik .............................................. 9 1. Pengertian Sindrom Metabolik ....................... 9 2. Kriteria Sindrom Metabolik ............................. 9 3. Etiologi Sindrom Metabolik ............................. 11 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

    Sindrom Metabolik .......................................... 11

    C. Kebutuhan Gizi Lansia ....................................... D. Pola makan .dan Sindrom Metabolik .................

    18

    21

    E. Penilaian Konsumsi makan........ ........................ 25

    vi

  • F. Landasan Teori................................................... 25 G. Kerangka Teori ................................................... 27 H. Kerangka Konsep ................................................ 28 I. Hipotesis ............................................................. 28BAB III METODE PENELITIAN 29 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................... 29 B. Lokasi dan Waktu penelitian ............................... 29

    C. Subyek Penelitian ........... .................................... 30 D. Besar Subyek Penelitian ..................................... 31 E. Cara Pengambilan Sampel ................................. 31 F. Variabel Penelitian .............................................. 32 G. Definisi Operasional Variabel............................... 32 H. Instrumen dan alat penelitian .............................. 33 I. Jenis Data Yang Dikumpulkan ............................ 34 J. Cara Pengumpulan data ..................................... 34 K. Pengolahan dan Analisis data ............................. 36 L. Prosedur Penelitian............................................. 36 M. Etika penelitian .................................................... 37 N. Keterbatasan Penelitian ...................................... 37BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 A. Hasil .................................................................... 38 B. Pembahasan ....................................................... 49BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59 A. Kesimpulan .......................................................... 59 B. Saran ................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................. 60 LAMPIRAN ............................................................... 67

    vii

  • DAFTAR TABEL

    Nomor

    Halaman

    1 Karakteristik Kasus dan Kontrol ...............................

    39

    2 Rerata Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ................... 39

    3 4

    Rerata Konsumsi Zat Gizi Sehari ............................ Rerata Tingkat Konsumsi Kasus dan Kontrol ..........

    40

    41

    5 Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Gizi dengan Sindrom Metabolik ...................................................

    42

    6 Hubungan Tingkat Aktifitas Fisik dengan Sindrom Metabolik ...................................................

    44

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    Analisis Bivariat Variabel .......................................... Model Regresi Logistik Multivariat dengan Variabel Kandidat ................................................................... Evaluasi Perubahan Nilai OR setelah Variabel Tingkat Konsumsi dikeluarkan dari model ................ Evaluasi Perubahan Nilai OR setelah Variabel Tingkat Aktifitas Fisik dikeluarkan dari model ........... Hasil Evaluasi Variabel Interaksi ............................... Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Sindrom Metabolik berdasarkan Analisis Regresi Logistik Ganda .......................................................................

    45

    45

    46

    46

    47

    48

    viii

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor

    Halaman

    1 Kerangka Teori ........................................................

    27

    2 Kerangka Konsep .................................................... 28

    ix

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor

    Halaman

    1

    Kuesioner Penelitian ............................................. 67

    2 Pernyataan Kesediaan menjadi Responden........ 68

    3 Kuisioner Identitas Responden Penelitian ............ 69

    4 Formulir Semi Kuantitatif FFQ ............................. 70

    5 Kuesioner IPAQ..................................................... 75

    6 Formulir Penapisan Kognitif AMT.......................... 77

    7 8 9

    10

    Komorbiditas Subyek Penelitian .......................... Hasil Analisa Statistik ........................................... Surat Keterangan Kelaikan Etik............................. Surat Ijin Penelitian ...............................................

    78

    80

    123

    124

    x

  • INTISARI Latar Belakang: Asupan makanan merupakan salah satu faktor penentu status kesehatan dan faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif termasuk sindrom metabolik. Fungsi fundamental dari status gizi seseorang dalam proses terjadinya penyakit degeneratif dan sindrom metabolik terlihat melalui pengaruh makanan terhadap kejadian obesitas, hipertensi, dislipidemia maupun gangguan toleransi glukosa. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pola makan dengan terjadinya sindrom metabolik pada lanjut usia di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan matched case control study dengan perbandingan 1 : 1. Sampel 80 orang yaitu kelompok kasus 40 orang dan kelompok kontrol 40 orang yang di matching umur dan jenis kelaminnya. Pola makan dilakukan dengan FFQ selanjutnya dihitung dan dibandingkan dengan kebutuhan. Analisis statustik menggunakan uji Chi Square dan pengukuran faktor risiko dengan menghitung Odds Ratio (OR). Analisis multivariat dengan regresi logistik berganda untuk mengetahui faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap sindrom metabolik. Hasil: Hasil uji statistik bivariat perbedaan yang signifikan dengan terjadinya sindrom metabolik (p

  • ABSTRACT

    Background: Food intake is a factor determining health status and risk for degenerative diseases including metabolic syndrome. The fundamental function of someone's nutrition status in the process of the emergence of generative disease and metabolic syndrome can be identified through the effect of food to the prevalence of obesity, hypertension, dislipidemia or glucose tolerance disorder. Objective: To identify the association between eating pattern and the prevalence of metabolic syndrome among the elderly at Geriatric Polyclinic of Sanglah Hospital Denpasar. Method: The study was analytic observational with matched case control study design using ratio 1:1. There were 80 samples consisting of 40 as control group and 40 as cases matched by age and gender. Eating pattern was identified through food frequency questionnaire and calculated and compared to the need. Statistical analysis used chi square and risk factors were measured using Odds Ratio (OR). Multivariate analysis used double logistic regression to find out risk factors dominantly affected metabolic syndrome. Result: The result of bivariate statistical test showed significant difference in the prevalence of metabolic syndrome (p

  • BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang

    mungkin akan dilalui oleh setiap individu. Saat ini statistik penduduk dunia

    menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia sekitar 450 juta jiwa yaitu 7% dari

    jumlah total penduduk dunia. Diperkirakan tahun 2025 jumlah tersebut

    mencapai dua kali lipat jumlah saat ini (Rochmah, 2006). Meningkatnya

    populasi lanjut usia ini akan diikuti dengan timbulnya berbagai masalah

    kesehatan fisik, psikologik, biologik dan sosial. Dari aspek kesehatan,

    beberapa penyakit kronik degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi,

    dislipidemia dan sebagainya akan semakin meningkat jumlahnya

    (Hardywinoto & Setiabudhi, 1999).

    Sindrom Metabolik merupakan sekelompok kelainan metabolik baik

    lipid maupun non lipid yang merupakan faktor risiko penyakit jantung

    koroner yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia aterogenik ( kadar

    trigliserida meningkat dan atau kadar High Density Lipoprotein / HDL yang

    rendah), tekanan darah meningkat dan resistensi insulin (Adam, 2005).

    Prevalensi sindrom metabolik pada dekade terakhir ini makin

    meningkat. Diduga hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya populasi

    obesitas di berbagai negara. Di Amerika, prevalensi obesitas meningkat

    dari 25,4% pada tahun 1980 menjadi 33,3% pada tahun 1991, (Peter &

    Khan, 2005), sedangkan prevalensi sindrom metabolik di Swedia di

    dapatkan 22,6% dari 508 orang yang diteliti (Nilsson et al., 2006).

    Prevalensi sindrom metabolik yang tinggi juga dilaporkan di Australia

    bagian tenggara. Data dari Australian Institute of Health and Welfare

    membuktikan adanya peningkatan prevalensi overweight dan obesitas di

    Australia sejak tahun 1980. Pada tahun 1999 2000 Australian Diabetes,

    Obesity and Lifestyle Study (Ausdiab) menunjukkan 48,2% laki - laki dan

    1

  • 29,9% pada wanita menderita overweight, dan 19,3% pada laki-laki serta

    22,2% pada wanita mengalami obese (Janus et al., 2007).

    Di Indonesia sampai saat ini belum banyak dilaporkan angka kejadian

    sindrom metabolik. Hasil penelitian Nasution et al. (2005) menemukan

    tingginya prevalensi sindrom metabolik pada perempuan lanjut usia di 4

    Panti Wredha Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan Bekasi yaitu 57,6%;

    komponen sindrom metabolik terbanyak adalah hipertensi (79,3%), dan

    berturut-turut diikuti oleh rendahnya kadar HDL (55,4%) dan obesitas

    sentral 53%.

    Prabowo et al. (2005), dalam penelitiannya tentang sindrom metabolik

    pada lanjut usia di Minahasa menemukan dari 53 subyek, 45 orang (85%)

    menderita sindrom metabolik yang terdiri dari pria 18 orang (40%) dan

    wanita 27 orang (60%). Dari ke 53 subyek tersebut, penderita sindrom

    metabolik dengan tekanan darah sistolik 130 dan diastolik 85

    sebanyak 42 orang (93,3%). Pemeriksaan gula darah puasa 110 mg/dl

    ditemukan 34 orang (75,5%) dan trigliserida >150 mg/dl berjumlah 32

    orang (71,1%). Hasil pemeriksaan Kolesterol HDL < 40 mg/dl pada pria

    dan < 50 mg/dl pada wanita ditemukan 34 orang (75,5%) dan

    pemeriksaan lingkar pinggang > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk

    wanita 38 orang (84,4%).

    Hasil penelitian di Desa Sangsit Bali, prevalensi obesitas pada lanjut

    usia berdasarkan indek massa tubuh ditemukan sebesar 26%. Demikian

    pula dengan prevalensi obesitas pada lansia di poli Geriatri RSUP

    Sanglah didapatkan sebesar 27,91% dari 61 subyek yang diteliti. Hal ini

    terjadi kemungkinan akibat perubahan pola hidup masyarakat yang

    cenderung meningkatkan konsumsi makanan kalori tinggi namun rendah

    serat dan menurunnya aktifitas fisik (Artana et al., 2005).

    Data Laporan Tahunan Poli Geriatri tahun 2006 didapat kasus

    terbanyak dengan penyakit Hipertensi (2.931 kasus) dan diikuti dengan

    Diabetes Mellitus (1810 kasus) serta Penyakit Jantung Koroner (654

    kasus). Pada tahun 2007, terjadi peningkatan 29% pada kasus hipertensi

    2

  • yaitu 3.784 kasus, diikuti dengan Diabetes Mellitus yang meningkat lebih

    dari 39% menjadi 2.526 kasus (Laporan tahunan Poli Geriatri 2006/2007).

    Kondisi kesehatan pada lansia, sangat ditentukan oleh asupan

    makanannya baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara alamiah lanjut

    usia akan mengalami kemunduran fisik, biologis, mental maupun sosial

    dan timbulnya berbagai penyakit. Menurunnya fungsi faali seiring

    meningkatnya usia akan mengganggu utilisasi zat-zat gizi ditambah

    dengan menurunnya selera makan, maka kelompok usia lanjut menjadi

    kelompok yang rentan terhadap penyakit (Dinarto, 2000).

    Esmaillzadeh et al. (2007), dalam penelitiannya tentang pola makan

    dan sindrom metabolik pada guru-guru di Iran dengan mengevaluasi

    hubungan antara pola makan mayor dengan terjadinya resistensi insulin

    dan sindrom metabolik menemukan bahwa pola makan tinggi lemak

    mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan terjadinya sindrom

    metabolik (OR 1,73). Hasil penelitian Lutsey et al. (2008) menemukan

    pola makan yang kebarat-baratan, konsumsi daging yang tinggi dan

    makanan gorengan merupakan parameter insiden terjadinya sindrom

    metabolik, namun penelitian Kim, et al. (2008) yang meneliti lansia di

    Korea menemukan energi berlebih dan asupan lemak bukan merupakan

    faktor risiko utama tetapi adanya peradangan/infeksi dan asupan yang

    rendah dari vitamin A dan E merupakan faktor risiko sindrom metabolik

    pada lansia di Korea.

    Wannamethee et al. (2006) dalam penelitiannya pada lansia pria

    tentang efek dari perubahan Lifestyle menemukan obesitas, rendahnya

    aktifitas fisik, tingginya konsumsi karbohidrat dan merokok berhubungan

    dengan tingginya risiko sindrom metabolik. Penelitian Isdiany dan

    Widartika (2007) juga menemukan adanya hubungan yang kuat antara

    faktor gaya hidup yang tidak sehat (OR:3,2) dengan prevalensi sindrom

    metabolik. Pengaruh globalisasi, menyebabkan adanya perubahan gaya

    hidup masyarakat ke masyarakat modern. Perubahan pola makan dari

    makanan tradisional ke makanan instant (fast food dan junk food). Pola

    3

  • makan kebarat-baratan yang tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol

    mengakibatkan peningkatan munculnya berbagai penyakit seperti

    penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, maupun obesitas dan

    berisiko terjadinya sindrom metabolik (Satoto et al.,1998)

    Berdasarkan uraian diatas dan melihat tingginya penyakit hipertensi,

    diabetes mellitus maupun penyakit jantung koroner pada lansia di RSUP

    Sanglah Denpasar, tingginya prevalensi obesitas di Bali serta masih

    sedikitnya penelitian tentang hubungan pola makan dengan terjadinya

    sindrom metabolik pada lansia, maka peneliti tertarik untuk meneliti

    hubungan pola makan dengan kejadian sindrom metabolik pada lansia

    di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah

    sebagai berikut :

    1. Apakah ada perbedaan pola makan antara penderita sindrom

    metabolik dan bukan sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri

    RSUP Sanglah Denpasar?

    2. Apakah pola makan merupakan faktor risiko terhadap kejadian

    sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri RSUP Sanglah

    Denpasar ?

    C. Tujuan Penelitian

    2. Tujuan Umum :

    Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian sindrom

    metabolik pada lansia di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar.

    2. Tujuan Khusus :

    - Mengetahui perbedaan pola makan (tingkat konsumsi energi,

    protein, lemak, karbohidrat dan serat) antara penderita sindrom

    4

  • metabolik dan bukan sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri

    RSUP Sanglah Denpasar .

    - Menganalisis faktor risiko pola makan terhadap kejadian sindrom

    metabolik di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peneliti

    Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

    pengalaman dan mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan

    suatu penelitian ilmiah.

    2. Bagi pembuat Kebijakan dan Institusi Pelayanan Kesehatan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan

    dalam melakukan upaya pencegahan terhadap peningkatan

    prevalensi penyakit sindrom metabolik di Bali. Hasil penelitian ini juga

    diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi institusi pelayanan

    kesehatan dalam pemberian terapi gizi dan medis pada lansia sebagai

    upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

    3. Bagi Masyarakat

    Penelitian ini dapat memberikan informasi dan dijadikan

    pertimbangan dalam upaya pemeliharaan kesehatan dengan

    mengatur pola makannya sehingga terhindar dari masalah obesitas

    dan sindrom metabolik.

    E. Keaslian Penelitian

    1. Kim et al. (2008) Risk Factors Associated with Metabolic Syndrome in

    Korean Elderly. Rancangan cross-sectional, subyek usia 60 tahun.

    Metode : food recall 1x24 jam. Hasil : energi berlebih dan asupan

    5

  • lemak bukan merupakan faktor risiko utama tetapi adanya

    peradangan/infeksi dan asupan yang rendah dari vitamin A dan E

    merupakan faktor risiko sindrom metabolik pada lansia di Korea.

    2. Lutsey et al. (2008) Dietary intake and the Development of the

    Metabolic Syndrome. Rancangan Cohort Prospective, subyek usia

    45 tahun. Metode semiquantitative food-frequency questionnaire

    (FFQ). Hasil : pola makan yang kebarat-baratan, konsumsi daging

    yang tinggi dan makanan gorengan merupakan parameter insiden

    terjadinya sindrom metabolik.

    3. Wannamethee et al. (2006) Modifiable Lifestyle Factors and the

    Metabolic Syndrome in Older Men : Effects of Lifestyle Changes.

    Rancangan cross-sectional and longitudinal analyses of cohort study.

    Subyek : pria usia 60 79 tahun, tidak menderita diabetes mellitus

    atau coronary heart disease. Metode yang digunakan food recall

    selama 7 hari dan food frequency questionnaire. Hasil obesitas,

    rendahnya aktifitas fisik, tingginya konsumsi karbohidrat dan merokok

    berhubungan dengan tingginya risiko sindrom metabolik.

    4. Nasution et al. (2005) Gambaran Resistensi Insulin dan Sindrom

    Metabolik pada Perempuan Usia Lanjut di Panti Werda. Rancangan

    cross-sectional, subyek lansia usia 64 tahun di empat panti werda di

    Jakarta dan Bekasi. Hasil : subyek dengan resistensi insulin memiliki

    paling tidak satu komponen sindrom metabolik. Prevalensi sindrom

    metabolik pada perempuan usia lanjut di panti werda tinggi (57,6%).

    Penelitian yang akan dilakukan adalah:

    1. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan Matched Case

    Control Study dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1.

    2. Subyek penelitian lansia usia 60 tahun dengan kasus adalah

    penderita sindrom metabolik , dan kontrol bukan penderita sindrom

    metabolik yang ditegakkan oleh dokter.

    6

  • 3. Variabel yang diteliti yaitu variabel bebas: pola makan, aktifitas fisik

    dan variabel terikat: sindrom metabolik.

    7

  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Lanjut Usia

    Lansia adalah kependekan dari kata lanjut usia, sebagai sebutan bagi

    seseorang yang telah memasuki masa tua. Batasan-batasan kapan

    seseorang disebut lanjut usia sulit dijawab secara memuaskan, karena

    ada berbagai batasan mengenai umur yang dianggap sebagai lanjut usia.

    Menurut WHO, lanjut usia terbagi menjadi :

    - Usia pertengahan (middle age) : kelompok usia 45 59 tahun

    - Lanjut usia (elderly) : kelompok usia 60 74 tahun

    - Lanjut usia tua (old) : kelompok usia 75 90 tahun

    - Usia sangat tua (very old) : kelompok diatas 90 tahun

    Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998

    pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang di maksud dengan

    lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas

    (Hardywinoto & Setiabudhi, 1999), sedangkan batasan umur lansia yang

    digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1982 adalah 55 tahun.

    Proses menua berasosiasi dengan penurunan fungsi berbagai organ

    tubuh, perubahan struktur, kehilangan massa tubuh dan peningkatan

    relatif massa lemak seiring dengan bertambahnya usia. Aspek gizi dan

    makanan merupakan suatu hal fundamental terhadap perkembangan

    kesehatan lanjut usia dan successful aging (Purba, 2007).

    Keadaan kesehatan lansia sangat bervariasi dan mempunyai ciri khas

    seperti munculnya gejala tidak kentara, penyakit cenderung

    menahun/kronis dan bersifat multikausal. Salah makan yaitu makan lebih

    banyak dari kebutuhan dan tidak seimbang sangat di pengaruhi oleh

    gaya hidup seseorang dan merupakan faktor risiko yang sumbangannya

    sangat tinggi terhadap munculnya berbagai penyakit-penyakit degeneratif

    seperti diabetes mellitus, obesitas, dislipidemia serta berisiko terjadinya

    sindrom metabolik (Satoto et al.,1998).

    8