06062014094306PERDATA-NO.33.2014.PT.PDG
-
Upload
deadurrotunnisa -
Category
Documents
-
view
5 -
download
2
description
Transcript of 06062014094306PERDATA-NO.33.2014.PT.PDG
P U T U S A NNOMOR 33/PDT/2014/PT PDG
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Padang, yang mengadili perkara perdata, telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
1. RAMLI DT. BAGINDO NAN GADANG, umur 70 tahun, laki-laki, suku
Koto Piliang, pekerjaan swasta, mamak kepala waris dalam
kaum, jabatan sepanjang adat adalah Manti suku Koto
Piliang, selanjutnya disebut Penggugat 1/ Pembanding;
2. ROHANI RASYID, umur + 60 tahun, perempuan, pekerjaan ibu rumah
tangga, anggota kaum, selanjutnya disebut Penggugat
II/Pembanding;
3. SYAHDIMAR, umur + 55 tahun, perempuan, ibu rumah tangga, anggota
kaum, selanjutnya disebut Penggugat III/Pembanding;
4. BUDAHAR DT. RAJO LELO, umur + 57 tahun, laki-laki, wiraswasta,
anggota kaum, selanjutnya disebut Penggugat
IV/Pembanding;
Keempatnya beralamat di RT 1 RW 1 Kelurahan Sinapa Piliang Kecamatan
Lubuk Sikarah Kota Solok. Para Penggugat memberikan kuasa kepada: 1. Suarno,
S.H., 2. Nurhayati Nurdin, S.H., M.H., dan 3. Elvia Winda, S.H., berdasarkan Surat
Kuasa Khusus yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Solok, Nomor
Register: 51/SK.Pdt/2012, tanggal 17 Desember 2012, selanjutnya disebut sebagai
Para Penggugat/ Pembanding;
Lawan:
1. HJ.PUTRI FARIDA LATIF, umur 75 tahun, perempuan, pekerjaan ibu
rumah tangga, beralamat di Jalan Cipunegara No. 31 RT 04
RW 04 Kelurahan Cipahit Kecamatan Bandung Wetan Kota
Bandung, selanjutnya disebut Tergugat I/Terbanding;
2. RENO ELVIANI LATIF, umur 50 tahun, perempuan, pekerjaan ibu rumah
tangga, beralamat di Jalan Cipunegara No. 31 RT 04 RW
04 Kelurahan Cipahit Kecamatan Bandung Wetan Kota
Bandung, selanjutnya disebut Tergugat II/Terbanding;
3. ELSA NOVARA, umur 49 tahun, perempuan, pekerjaan ibu rumah
tangga, beralamat di Mampang Prapatan II No. 4 RT 08/07
Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang
Prapatan Jakarta Selatan, selanjutnya disebut Tergugat
III/Terbanding;
Halaman 1 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
4. PUTRI ELVIRA MAITRINELLY, umur 47 tahun, perempuan, pekerjaan
ibu rumah tangga, beralamat di Mampang Prapatan XI/30
RT 06/05 Kelurahan Duren Tiga Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan, selanjutnya disebut Tergugat
IV/Terbanding;
5. HARRY RAHMATSYAH LATIF, umur 46 tahun, laki-laki, pekerjaan
swasta, beralamat di Hotel Pangeran Jalan Sudirman
No.371-373 RT 02/01 Kelurahan Cinta Raja Kecamatan Sail
Pekan Baru, selanjutnya disebut Tergugat V/Terbanding;
6. RACHMALIA INTAN SARI, umur 38 tahun, perempuan, pekerjaan
notaris, beralamat di Mampang Prapatan IV No.52 RT 07/02
Kelurahan Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan
Jakarta Selatan, selanjutnya disebut Tergugat
VI/Terbanding;
7. KEPALA BPN, Kantor Pertanahan Nasional Solok, Jalan Lubuk Sikarah
No.25 A Kota Solok, selanjutnya disebut Tergugat
VII/Terbanding;
8. ERMAN, laki-laki, suku Supanjang Nan Balimo, beralamat di Sawah Sianik
Kelurahan Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota
Solok, selanjutnya disebut Tergugat VIII/Terbanding ;
9. YUSNI, perempuan, beralamat di RT 1 RW 01 Kelurahan Tanah Garam
Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok, selanjutnya disebut
Tergugat IX/Terbanding ;
10. YUSRIZAL GLR MALIN PUTIAH, laki-laki, beralamat di RT 1 RW 01
Kelurahan Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota
Solok, selanjutnya disebut sebagai Tergugat X/Terbanding;
Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VIII, IX, X/Terbanding memberikan kuasa kepada:
1. H.Chaidir Gani, S.H., 2. H.Donny Indra, S.H., LLM., 3. Irwan Ilyas, S.H., dan 4. Adi
Amiruddin, S.H., selanjutnya disebut sebagai Para Tergugat/ Para Terbanding:
Pengadilan Tinggi tersebut :
Setelah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Padang Nomor 33/
PDT/2014/PT PDG tanggal 17 Maret 2014 tentang penunjukan Majelis
Hakim untuk mengadili perkara ini dalam tingkat banding;
2. Berkas perkara, serta surat-surat yang bersangkutan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUK PERKARA
Memperhatikan, dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduk perkara
Halaman 2 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Negeri Solok Nomor
28/Pdt.G/2012/PN Slk tanggal 30 Oktober 2013, yang amarnya sebagai berikut:
1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.1.781.000,- (satu juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa sesuai dengan Akta Pernyataan Banding Nomor 16/
Pdt.Bdg/2013/PN Slk, yang dibuat oleh Zainal Abidin, S.H, Panitera Pengadilan
Negeri Solok, bahwa tanggal 2 Desember 2013 Kuasa Para Penggugat/ Pembanding
telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Solok tersebut,
permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Kuasa Para
Tergugat/Terbanding pada tanggal 19 Desember 2013, dan kepada Tergugat
VII/Terbanding pada tanggal 13 Desember 2013;
Menimbang, bahwa Kuasa Para Penggugat/Pembanding telah mengajukan
Memori Banding tanggal 23 Desember 2013 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Solok pada tanggal 23 Desember 2013, dan telah diberitahukan
kepada Kuasa Para Tergugat/Terbanding pada tanggal 9 Januari 2014, dan kepada
Tergugat VII/Terbanding tanggal 27 Desember 2013;
Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding dari Kuasa Para
Penggugat/Pembanding tersebut, Kuasa Para Tergugat/Terbanding mengajukan
Kontra Memori Banding tanggal 2 Januari 2014, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Solok pada tanggal 4 Februari 2014, dan telah diberitahukan
kepada Kuasa Para Penggugat/Pembanding tanggal 24 Februari 2014, dan kepada
Tergugat VII/Terbanding tanggal 5 Februari 2014;
Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim untuk pemeriksaan
tingkat banding, kepada para pihak yang berperkara telah diberi kesempatan untuk
mempelajari berkas perkara, sesuai dengan relas mempelajari berkas perkara,
kepada Kuasa Para Penggugat/Pembanding tanggal 24 Desember 2013, kepada
Kuasa Para Tergugat/Terbanding tanggal 19 Desember 2013, dan kepada Kuasa
Tergugat VII/Terbanding tanggal 13 Desember 2013;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Para Penggugat/ Pembanding
telah diajukan dalam tenggang waktu, dan menurut tata cara serta memenuhi
persyaratan yang ditentukan undang-undang, maka permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa dalam Memori Banding Para Penggugat/ Pembanding
pada pokoknya menyatakan pertimbangan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama
bertolak belakang dengan fakta-fakta dan ketentuan hukum adat Minangkabau yang
Halaman 3 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
berlaku, yang telah mengubah pokok perkara dari masalah perbuatan melawan
hukum menjadi seolah-olah masalah ahli waris dalam satu suku, dan masalah harta
pusaka kaum Para Penggugat/ Pembanding dengan kaum Para
Tergugat/Terbanding;
Menimbang, bahwa dalam Kontra Memori Banding Para Tergugat I s/d
VI/Terbanding pada pokoknya menyatakan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama
sudah tepat dan benar, karena telah menggali dan mamahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat
(1) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan telah sesuai
dengan hukum adat Minangkabau yang berlaku;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca dan
meneliti dengan seksama berkas perkara, serta mencermati putusan Pengadilan
Negeri Solok Nomor 28/Pdt.G/2012/PN Slk tanggal 30 Oktober 2013, dan setelah
memperhatikan pula Memori Banding dan Kontra Memori Banding, Majelis Hakim
Tingkat Banding tidak sependapat dengan pertimbangan dan putusan Majelis Hakim
Tingkat Pertama yang menyatakan menolak gugatan Para Penggugat/Pembanding,
dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa hal yang sama-sama dibenarkan, tidak dibantah atau
tidak diperselisihkan objek sengketa telah ber-sertifikat Hak Milik Nomor 624 GS
591/1994 luas 10.605 M2, 3.045 M2, dan tanah ber-sertifikat Hak Milik Nomor 625 GS
592/1994 luas 18.890 M2, terletak di Kelurahan Desa Tanah Garam Kecamatan
Lubuk Sikarak Kota Solok atas nama Chaidir Nien Latif, SH., berasal dari harta pusaka
kaum Alm.H.Haroen Abdul Latif Dt. Bagindo Nan Gadang yang telah putus waris
bertali darah;
Menimbang, bahwa yang dipermasalahkan oleh Para Penggugat/
Pembanding dalam perkara ini, adalah perbuatan Alm.Chaidir Nien Latif, S.H., yang
telah mensertifikatkan objek sengketa atas namanya sendiri, dan perbuatan Para
Tergugat I s/d VI/Terbanding menguasai dan mengajukan permohonan balik nama
objek sengketa dari atas nama Alm.Chaidir Nien Latif, S.,H kepada atas nama
Tergugat VI/Terbanding tanpa sepengetahuan dan seizin Para
Penggugat/Pembanding, yang didalilkan Para Penggugat/ Pembanding sebagai
perbuatan melawan hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena Para Penggugat/Pembanding mendalilkan
sebagai ahli waris dari Alm.H.Haroen Abdul Latif Dt.Bagindo Nan Gadang yang telah
putus waris bertali darah, maka sebelum mempertimbangkan apakah benar Para
Penggugat/Pembanding telah melakukan perbuatan melawan hukum, terlebih dahulu
harus dipertimbangkan seberapa jauh hubungan waris Para Penggugat/Pembanding
Halaman 4 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
dengan Alm.H.Haroen Abdul Latif Dt. Bagindo Nan Gadang?
Menimbang, bahwa generasi penerus dalam sistim adat Minangkabau
disebut “sewaris” yang lebih berhak untuk menggantikan peranan melanjutkan
menerima harta pusaka kaum disebut juga “sekaum”, ciri-ciri sekaum adalah seharta
sepusaka, serumah gadang, sepandam sepekuburan, segolok segadai, sehina
semalu, sehutang sebayar;
Menimbang, bahwa hubungan kerabat bertali darah adalah hubungan
kerabat yang paling dekat, karena kesamaan keturunan yang ditelusuri ke atas
melalui garis perempuan. Dalam kelompok kerabat bertali darah terdapat lagi
perbedaaan dari segi jarak antara pewaris (mamak) kepada penerus (kemenakan),
yakni ada kemenakan jarak setampok disebut kemenakan kandung, ada kemenakan
jarak sejengkal disebut kemenakan dunsanak ibu, ada kemenakan jarak sehasta
disebut kemenakan dunsanak nenek, dan ada kemenakan jarak sedepa disebut
kemenakan dunsanak moyang;
Menimbang, bahwa untuk menentukan seberapa jauh jarak hubungan antara
pewaris (mamak) dengan penerus (kemenakan) dapat dibuktikan dengan Ranji
(sisilah) keturunan menurut garis keturunan perempuan, yang dibuat oleh mamak
kepala waris dalam kaum, yang disetujui oleh ninik mamak, alim ulama dan cerdik
pandai dalam nagari;
Menimbang, bahwa ternyata Para Penggugat/Pembanding dalam perkara ini
tidak ada mengajukan alat bukti Ranji kaum, untuk membuktikan hubungan waris
dengan Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang, oleh karena itu tidak
ada alasan menurut hukum untuk menyatakan Para Penggugat/Pembanding adalah
ahli waris jarak setampok, jarak sejengkal, jarak sehasta, ataupun jarak sedepa
dengan Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang, dengan demikian dapat
dinyatakan Para Penggugat/Pembanding bukan kemenakan kandung, bukan
kemenakan dunsanak ibu, bukan kemenakan dunsanak nenek, dan bukan pula
kemenakan dunsanak moyang dari Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan
Gadang;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Kamaruddin, saksi
Yurmantias Dt. Bungsu, saksi Syofyan Dt. Kayo pada pokoknya menerangkan bahwa
hubungan waris Penggugat I/Pembanding Ramli Dt.Bagindo Nan Gadang dengan
Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang adalah waris bertali adat dalam
suku Koto Piliang, yakni tidak sekaum dan tidak pula seharta sepusaka;
Menimbang, bahwa selanjutnya saksi Syafruddin Dt.Kuruh diajukan sebagai
ahli, berfungsi sebagai Ketua Bidang Sako dan Pusako pada Kerapatan Adat Nagari
Lubuk Sikarak Kota Solok, pada pokoknya menjelaskan pengertian punah menurut
Halaman 5 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
adat Minangkabau khususnya dalam kenagarian Solok. Bahwa punah adalah putus
waris bertali darah, dalam arti tidak ada lagi dalam kaum yang akan meneruskan
peranan mengurus harta pusaka, oleh karena itu harta pusaka peninggalan almarhum
H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang dipegang oleh ninik mamak dalam
satu suku Koto Piliang, bahwa sako dan pusakonya dilipat dan dipegang oleh Ninik
Mamak Nan IV Jinih buat sementara, kemudian dimusyawarahkan untuk menentukan
kaum mana nan kabuliah atau yang berhak menerima sako dan pusako dari kaum
yang punah tersebut;
Menimbang, bahwa menurut Dr. Amir Syarifuddin 1984, dalam bukunya
Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Linkungan Adat Minangkabau,
menerangkan pengertian punah dalam adat Minangkabau sulit terjadi, karena yang
akan menerima waris itu luas sekali lingkungannya, apabila putus waris bertali darah
yaitu kemenakan dibawah dagu, maka sebagai ahli warisnya adalah kemenakan
bertali adat yaitu kemenakan dibawah dada, apabila ahli waris bertali adat tidak ada
maka yang menjadi ahli waris adalah kerabat bertali budi yang disebut kemenakan di
bawah perut, jika ahli waris bertali budi juga tidak ada maka ahli warisnya adalah
kemenakan bertali emas yang disebut kemenakan dibawah lutut. Apabila semua ahli
waris tersebut di atas tidak ada lagi barulah suatu kaum disebut punah, maka harta
peninggalan akan diurus oleh penghulu dalam negeri untuk kepentingan negeri, jadi
bukan untuk kepentingan pribadi penghulunya;
Menimbang, bahwa berpedoman kepada pendapat kedua ahli tersebut di
atas, sejauhmana selama persidangan dalam perkara ini, belum ada data dan fakta
yang diajukan berupa surat keputusan hasil musyawarah dari Ninik Mamak Nan IV
Jinih ataupun berupa surat Keputusan Kerapatan Adat Nagari Solok untuk
menentukan ahli waris atau orang yang patuik buliah mauleh (menyambung) waris
menerima harta pusaka kaum almarhum H.Noerout Abdul Latief Dt.Bagindo Nan
Gadang, dengan kata lain menurut hukum Para Penggugat/Pembanding belum
mendapat hak sebagai ahli waris secara resmi berdasarkan keputusan musyawarah
ninik mamak untuk menerima harta pusako peninggalan dari Alm.H.Noerout Abdul
Latief Dt. Bagindo Nan Gadang, demikian pula gelar sako almarhum H.Noerout Abdul
Latief Dt. Bagindo Nan Gadang telah disandang oleh Penggugat I/Pembanding Ramli
yang sebelumnya bergelar Dt. Mangkudum, namun tidak diajukan berupa bukti surat
keputusan musyawarah ninik mamak nan IV Jinih dalam suku Koto Piliang yang
diketahui dan ditanda tangani oleh seluruh ninik mamak suku Koto Piliang, sebagai
bukti untuk dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum yang berlaku;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut kiranya tidak cukup
alasan menurut hukum untuk menyatakan bahwa kaum Panggugat/Pembanding
Halaman 6 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
adalah ahli waris bertali adat yang sah dari Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo
Nan Gadang;
Menimbang, bahwa ternyata berdasarkan bukti T.I-VI,VIII-X/3 yang diajukan
oleh Para Tergugat/Terbanding, berupa Surat Pernyataan Bersama dari tiga orang
ninik mamak yaitu Syafei Dt. Panduku Basa, Ramli Dt. Bagindo Nan Gadang, Santian
Dt, Bagindo Nan Gadang Santian Dt, Bagindo Nan Gadang mengatas namakan Ninik
Mamak IV Jinih dalam suku Koto Piliang pada tanggal 13 Maret 1990, telah membuat
Surat Pernyataan Bersama menyatakan bahwa harta pusaka peninggalan
Alm.H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang adalah harta guntung yang
dipegang oleh ninik mamak nan IV Jinih, tapi sekarang masih dipegang oleh pihak
lain, untuk itu dipercayakan kepada Ramli DT.Bagindo Nan Gandang suku Koto
Piliang untuk mencarinya kemudian disertifikatkan atas nama Ramli Dt. Bagindo nan
Gadang, dengan perjanjian sebagai berikut:
1. Penghulu Suku Adat Koto Piliang (Syafei Dt. Panduku Basa) dapat bagian
25 persen;
2. Manti Adat Suku Koto Piliang (Ramli Dt. Bagindo Nan Gadang) dapat
bahagian 30 persen;
3. Hulu Balang Adat Suku Koto Piliang (Santian Dt, Bagindo Nan Gadang)
dapat bagian 25 persen;
4. Cadangan 20 persen untuk ninik mamak yang lainnya;
Menimbang, bahwa surat bukti T.I-VI,VIII-X/3 tersebut adalah sebuah surat
pernyataan yang sifatnya tidak memutus dan tidak mengikat, karena tidak berupa
surat keputusan seluruh ninik mamak dan pemuka masyarakat yang berwenang untuk
menentukan ahli waris bertali adat untuk menerima harta guntung dari Alm.H.Nuroet
Abdul Latif Dt. Bagindo Nan Gadang yang telah punah atau putus waris bertali darah,
bahwa surat pernyataan tersebut lebih bersifat pembagian harta pusaka peninggalan
H.Noerout Abdul Latief Dt. Bagindo Nan Gadang antara tiga orang yang disebut
dalam surat pernyataan tersebut, bukan untuk kepentingan nagari;
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat I/Pembanding Ramli Dt.Bagindo
Nan Gadang belum ada surat keputusan ninik mamak dan pemuka masyarakat
tentang siapa ahli waris yang berhak atas harta pusaka Alm.H.Nuroet Abdul Latif Dt.
Bagindo Nan Gadang, maka gugatan ini masih premature dan legal standing Para
Penggugat/Pembanding sebagai ahli waris mengajukan gugatan atas objek sengketa
dalam perkara ini tidak dapat diterima karena belum memenuhi persyaratan formil ;
Menimbang, bahwa berdasarkan semua pertimbangan tersebut kiranya
sudah dijadikan sebagai argument dan alasan yang kuat menurut hukum untuk
Halaman 7 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
menyatakan gugatan Para Penggugat/Pembanding tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke verklaard);
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat/pembanding
sudah dinyatakan tidak dapat diterima, maka perbuatan melawan hukum para
Tergugat/Terbanding yang didalilkan oleh Para Penggugat/Pembanding tidak perlu
lagi dipertimbangkan dalam perkara ini, selanjutnya kiranya putusan Pengadilan
Negeri Solok Nomor 28/Pdt.G/2012/PN Slk tanggal 30 Oktober 2913 yang
dimohonkan banding tersebut tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan
dalam tingkat banding dan Pengadilan Tingkat Banding akan mengadili sendiri
sebagai tersebut dibawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat/Pembanding
dinyatakan tidak dapat diterima maka Para Penggugat/Pembanding dihukum untuk
membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan dalam tingkat banding
sebagaimana tersebut dalam amar putusan ini;
Mengingat, disamping pasal yang disebutkan diatas juga Pasal 199 RBg
Pasal 51 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986, sebagaimana
diubah dengan Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009, Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, serta pasal-pasal
lain dari perundang-undangan dan peraturan hukum yang bersangkutan;
MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari Para Penggugat/Pembanding;
2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Solok Nomor 28/Pdt.G/2012/PN
Slk tanggal 30 Oktober 2013 yang dimohonkan banding tersebut;
MENGADILI SENDIRI:
1. Menyatakan gugatan Para Penggugat/Pembanding tidak dapat diterima;
2. Menghukum Para Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan dalam tingkat banding sejumlah
Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah),-
Halaman 8 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Padang, pada hari: Kamis, tanggal 22 Mei 2014, oleh kami
Hj.Irama Chandra Ilja, S.H., M.H., Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Padang selaku
Hakim Ketua, Hidayatul Manan, S.H., M.H., dan Moch. Mawardi, S.H., M.H, masing-
masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi Padang Nomor 33/PDT/2014/PT PDG tanggal 17 Maret 2014,
putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga, dalam sidang terbuka untuk umum
olah Hakim Ketua dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, Emmy Jefriati,
S.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara atau
Kuasanya.-
Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua,
Hidayatul Manan, S.H., M.H. Hj. Irama Chandra Ilja, S.H., M.H.
Moch. Mawardi, S.H., M.H.
Panitera Pengganti,
Emmy Jefriati, S.H.
Perincian biaya perkara :
1. Materai putusan : Rp. 6.000,00
2. Redaksi putusan : Rp. 5.000,00
3. Pemberkasan : Rp.139.000,00
Jumlah : Rp.150.000,00 (Seratus lima puluh ribu rupiah).
Halaman 9 dari 9 Putusan Nomor 33/PDT/2014/PT PDG