06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan
-
Upload
abdurrachman-nur-ichsan-sst -
Category
Documents
-
view
493 -
download
2
description
Transcript of 06. Bab IV Hasil Dan Pembahasan
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Lokasi Sampling
Pengambilan sampel air sungai Code dilakukan di beberapa lokasi yang
terbentang dari hulu sampai ke hilir sungai, yaitu dari mata air Turgo hingga di
daerah Wonokromo. Kondisi dari setiap lokasi dapat mempengaruhi distribusi
dari polutan logam berat. Baik kondisi alam maupun karena faktor dari
penggunaan lahan. Di samping itu, terdapatnya sumber-sumber pencemar yang
berada di Daerah Aliran Sungai, juga memberikan kontribusi dalam proses
penyebaran polusi logam berat. Secara garis besar penggunaan lahan dan sumber
pencemar dari setiap lokasi pengambilan sampel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Lokasi sampling dan sumber pencemar sungai Code
Lokasi Penggunaan Lahan Indikasi Sumber Pencemar
Dam
Boyong/Mata
Air Turgo
Pertambangan batu dan
pasir
Mata air langsung (air dari
sumbernya), material-material
pasir, batu, tanah dan lain-lain
Boyong Pertambangan batu dan
pasir
Mata air langsung (air dari
sumbernya), material-material
pasir, batu, tanah dan lain-lain
Ngentak,
Sinduharjo
Pertanian dan permukiman Adanya air irigasi masuk ke
sungai, limbah cair dari
pertanian (pestisida), limbah
cair dari rumah tangga, limbah
padat dari sampah domestik.
50
Tabel 4.1 Lokasi sampling dan sumber pencemar sungai Code (Lanjutan)
Lokasi Penggunaan Lahan Indikasi Sumber Pencemar
Ringroad Utara Pemukiman dan jasa
otomotif
Adanya limbah cair dari rumah
tangga, limbah padat berupa
sampah domestik, adanya
saluran air kotor dari rumah
tangga dan tempat
pembuangan sampah
Sardjito Jasa kesehatan dan
pemukiman
Adanya buangan air limbah
dari jasa yang berupa limbah
rumah sakit dan buangan
limbah dari rumah tangga
Recobuntung,
Tukangan
Jasa dan pemukiman Adanya buangan air limbah
dari jasa yang berupa limbah
rumah sakit dan hotel, serta
buangan limbah dari rumah
tangga
Tungkak Jasa, industri dan
pemukiman
Adanya buangan limbah dari
jasa yang berupa hotel, limbah
dari industri dan rumah tangga
(limbah domestik)
Karangkajen Industri dan pemukiman Adanya air limbah dari rumah
tangga (limbah domestik) dan
limbah dari industri
Ringroad
Selatan
Jasa, pertanian dan
pemukiman
Adanya air limbah dari rumah
sakit, limbah cair dari
pertanian (pestisida), dan
limbah dari rumah tangga
Abang, Ngoto Industri, pertanian, dan
pemukiman
Adanya air limbah dari
industri, limbah cair dari
pertanian (pestisida), dan
limbah dari rumah tangga
Pacar,
Wonokromo
Pertanian dan pemukiman Adanya air irigasi masuk ke
sungai, limbah cair dari
pertanian (pestisida), limbah
cair dari rumah tangga, limbah
padat dari sampah domestik
Sumber : Data Primer Lab.AAN, 2006
51
4.2 Dokumentasi Lokasi Sampling
Gambar 4.1 Pertambangan pasir di
sekitar Dam Boyong
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.2 Sampah di lokasi Ringroad
Utara
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.3 Banyak sampah di kanan
kiri sungai
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.4 Air sungai yang kotor di
lokasi Ringroad Utara
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.5 Input ke Sungai Code yang berasal dari kegiatan rumah tangga,
jasa, maupun industri
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
52
Gambar 4.6 Lokasi 1 Dam Boyong
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.7 Lokasi 2 Boyong
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.8 Lokasi 3 Ngentak, Sinduharjo
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.9 Lokasi 4 Ringroad Utara
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
53
Gambar 4.10 Lokasi 5 Sardjito
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.11 Lokasi 6 Recobuntung, Tukangan
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.12 Lokasi 7 Tungkak
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
54
Gambar 4.13 Lokasi 8 Karangkajen
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.14 Lokasi 9 Ringroad Selatan
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.15 Lokasi 10 Ngoto
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
Gambar 4.16 Lokasi 11 Wonokromo
(Sumber : Data primer Lab.AAN, 2006)
55
4.3 Analisis SIG untuk Pemetaan Distribusi Logam Berat
4.3.1 Konsentrasi Logam Berat untuk Setiap Lokasi Sampling
4.3.1.1 Distribusi Logam Berat Tahun 2005
Dalam penampilan konsentrasi logam berat untuk setiap lokasi sampling
dibagi dalam tiga wilayah, yaitu : wilayah Sleman, Kodya, dan Bantul. Adapun
distribusi konsentrasi sebaran logam berat untuk wilayah Sleman dititik beratkan
pada daerah hulu, dekat Ringroad Utara, dan dekat Rumah Sakit Sarjito.
Pemilihan ini didasarkan atas perkiraan bahwa pada daerah hulu relatif belum
mengalami pencemaran.Daerah Ringroad Utara adanya pencemaran mulai terlihat
yang kemungkinan berasal dari perumahan warga yang bermukim di sekitar
Daerah Aliran Sungai Code, dan juga kemungkinan berasal dari pembuangan sisa
atau limbah dari jasa-jasa yang ada misalnya jasa otomotif.
Sedangkan untuk daerah Rumah Sakit Sarjito sumber pencemar
dimungkinkan berasal dari buangan limbah cair yang mengandung bahan-bahan
kimia sisa jasa kesehatan. Distribusi logam berat di wilayah Sleman pada tahun
2005 tertera pada Gambar 4.17.
56
St.Ringroad
St.Sarjito
St.Sinduharjo
St.Boyong
MataAirTurgo
PropinsiJawaTengah
Gambar 4.17 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tahun 2005
Untuk wilayah Sleman selama tahun 2005, logam berat yang paling
dominan adalah Kadmium yaitu secara berturut-turut dari hulu, di Stasiun Turgo
konsentrasi Kadmium belum terdeteksi sampai Stasiun Ringroad Utara mulai
57
muncul dengan konsentrasi 0,009+0,0007 ppm dan di Stasiun Sarjito mengalami
peningkatan yaitu sebesar 0,015+0,0000 ppm. Untuk logam Kromium tertinggi di
Stasiun Sarjito dengan konsentrasi 0,011+0,0009 ppm. Sedangkan untuk wilayah
Kodya Yogyakarta seperti pada gambar berikut :
Skala 1 : 130.000Legenda :
Stasiun Sampling
Sungai Code
Batas Kota
PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH KODYA
KonsLogam
KONSEN_AS
KONSEN_HG
KONSEN_CR
KONSEN_CO
KONSEN_CD
Kodya
Ringroad
St. Tukangan
St. Karangkajen
St. Tungkak
KotaMadyaYogyakarta
Bantul
Sleman
110˚21'
110˚22' 110˚23' 110˚24'
110˚24'110˚23'110˚22'
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI
LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU
DAN LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
Gambar 4.18 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Kodya tahun 2005
58
Sama halnya dengan wilayah Sleman, logam berat yang dominan di wilayah
Kodya Yogyakarta adalah Kadmium dengan besar konsentrasi tertinggi di Stasiun
Karangkajen yaitu 0,032+0,0011 ppm. Logam Kromium juga dominan dengan
konsentrasi tertinggi di Stasiun Karangkajen sebesar 0,018+0,0009 ppm.
St. Wonokromo
St. Ngoto
St. Ringroad Selatan
KulonProgo
Gambar 4.19 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Bantul tahun 2005
59
Konsentrasi logam Kadmium makin meningkat di wilayah Bantul dengan
konsentrasi 0,034+0,0011 ppm di Stasiun Ringroad Selatan, 0,034+0,0012 ppm
di Stasiun Ngoto, dan 0,034+0,0010 ppm di Stasiun Wonokromo. Begitu juga
dengan logam Kromium, konsentrasi meningkat menjadi 0,025+0,0003 ppm di
Stasiun Ringroad Selatan, 0,028+0,0033 ppm di Stasiun Ngoto, dan 0,032+0,0025
ppm. Untuk logam Arsen dan Raksa dari lokasi sampling MataAirTurgo sampai
Stasiun Wonokromo relatif tidak terjadi perubahan. 0,001+0,00008 ppm di
MataAirTurgo, 0,002+0,00022 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen.
Dan untuk logam Raksa di MataAirTurgo tidak terdeteksi, di Stasiun Wonokromo
sebesar 0,0011+0,00001 ppm.
Distribusi untuk masing-masing logam berat di setiap lokasi sampling dapat
diperlihatkan dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 4.20 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2005
0.00108
0.00104
0.00109
0.00106
0.00217
0.00219
0.00215
0.0021
0.00207
0.00206
0.00222
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2005
60
Gambar 4.21 Grafik distribusi logam Raksa tahun 2005
Gambar 4.22 Grafik distribusi logam Kromium tahun 2005
0 0
0.00035
0.00055
0.00093
0.0009
0.00092
0.00095
0.00095
0.00107
0.00111
0
0.0002
0.0004
0.0006
0.0008
0.001
0.0012Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM RAKSA TAHUN 2005
0 0 0 0
0.0119
0.0132
0.0152 0.0189
0.02530.0283
0.0325
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2005
61
Gambar 4.23 Grafik distribusi logam Kadmium tahun 2005
Selama tahun 2005, distribusi logam berat dari Arsen (As), Raksa (Hg),
Kromium (Cr), dan Kadmium (Cd) dapat terdeteksi. Namun logam berat Kobalt
(Co) tidak dapat terdeteksi, sehingga distibusi untuk logam berat Kobalt tidak
dapat dipetakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG).
4.3.1.2 Distribusi Logam Berat Tahun 2006
Distribusi konsentrasi logam berat untuk logam Arsen, Kromium, dan
Kadmium di tahun 2006 mengalami peningkatan. Namun, untuk logam Raksa dan
Kobalt konsentrasinya tidak terdeteksi. Besar konsentrasi Arsen di wilayah
Sleman tertinggi berada di Stasiun Ringroad Utara yaitu 0,86+0,05, untuk logam
Kromium tertinggi berada di Stasiun Sarjito dengan konsentrasi 0,72+0,08 ppm,
dan untuk logam Kadmium tertinggi di Stasiun Sarjito sebesar 1,73+0,10. Adapun
0 0 0
0.009
0.015 0.022
0.031
0.032
0.034
0.034
0.034
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
Konsentrasi
LokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSamplingLokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM KADMIUM TAHUN 2005
62
visualisasi distribusi konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tampak pada
gambar berikut ini :
Skala 1 : 130.000Legend
PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH SLEMAN
KonsLogam
KONSEN_AS
KONSEN_HG
KONSEN_CR
KONSEN_CO
KONSEN_CD
KabupatenSleman
PropinsiJawaTengah
KodyaYogyakarta
PropinsiJawaTengah
St.Sinduharjo
St.Boyong
St.RingroadLor
St.sarjito
MataAirTurgo
SlemanKab
Ringroad
Sungai Code
Batas Propinsi
Stasiun Sampling
110˚20' 110˚30'
7˚35'
7˚40'
7˚45'
7˚35'
7˚40'
7˚45'
110˚20' 110˚30'
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI
POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM
FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
Gambar 4.24 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Sleman tahun 2006
Senada dengan distibusi konsentrasi di wilayah Sleman, di wilayah Kota
Madya Yogyakarta logam berat yang teridentifikasi adalah Arsen, Kromium, dan
63
Kadmium. Dengan konsentrasi tertinggi untuk Arsen berada di Stasiun
KarangKajen yaitu 2,67+0,2 ppm, untuk Kromium di Stasiun Tungkak dan
KarangKajen besar konsentrasi sama yaitu 6,65+0,3 ppm, sedangkan untuk logam
Kadmium tertinggi di Stasiun Wonokromo yaitu 7,14+0,2 ppm. Sebaran
konsentrasi logam berat tersebut tampak pada gambar berikut ini :
Skala 1 : 130.000Legend
PETA KONSENTRASI LOGAM BERAT DI WILAYAH KODYA
KonsLogam
KONSEN_AS
KONSEN_HG
KONSEN_CR
KONSEN_CO
KONSEN_CD
Bantul
Sleman
St. Tukangan
St. Karangkajen
St. Tungkak
Rel Sepur
Sungai Code
Ringroad
Batas Kota
Stasiun Sampling
Kodya
110˚21'
110˚22' 110˚23' 110˚24'
110˚24'110˚23'110˚22'
KotaMadyaYogyakarta
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI
LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU
DAN LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
Gambar 4.25 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Kodya tahun 2006
64
Distibusi logam berat di wilayah Bantul tidak berbeda dengan Kabupaten
Sleman dan Kota Madya Yogyakarta, logam yang dapat teridentifikasi adalah
Arsen, Kromium, dan logam Kadmium.
KulonProgo
St. Wonokromo
St. Ngoto
St. Ringroad Selatan
Gambar 4.26 Peta konsentrasi logam berat di wilayah Bantul tahun 2006
Dengan rincian konsentrasi tertinggi untuk masing
adalah : konsentrasi 3,6
7,14+0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar
konsentrasi di Stasiun Ngoto dan Stasiun Wonokromo sama yaitu 6,98
Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan
secara grafik, yaitu :
Gambar 4.27 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2006
Gambar 4.28 Grafik distribusi logam
0.58
0.58
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Ko
nse
ntr
asi
DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2006
0 00
1
2
3
4
5
6
7
8
ko
nse
ntr
asi
DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2006
Dengan rincian konsentrasi tertinggi untuk masing-masing lokasi sampling
adalah : konsentrasi 3,6+0,4 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen,
0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar
asi di Stasiun Ngoto dan Stasiun Wonokromo sama yaitu 6,98+
Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan
Gambar 4.27 Grafik distribusi logam Arsen tahun 2006
Gambar 4.28 Grafik distribusi logam Kromium tahun 2006
0.58
0.65
0.86
0.82 1.64
2.132.67
2.67
3
3.6
LokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM ARSEN TAHUN 2006
0
0.63 0.72
6.156.65
6.65
5.97
6.98
6.98
LokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM KROMIUM TAHUN 2006
65
masing lokasi sampling
0,4 ppm di Stasiun Wonokromo untuk logam Arsen,
0,2 ppm untuk Kadmium di Stasiun Wonokromo, dan untuk Kromium besar
+0,7 ppm.
Distibusi logam berat Arsen, Kromiun, dan Kadmium dapat digambarkan
6.98
66
Gambar 4.29 Grafik distribusi logam Kadmium tahun 2006
4.3.2 Visualisasi Pemetaan Distribusi Konsentrasi Logam Berat
Dalam memvisualisasikan distibusi konsentrasi logam berat untuk setiap
lokasi sampling yang akan dipetakan, dipilih logam yang paling dominan dengan
metode untuk memetakan distibusi konsentrasi masing-masing logam adalah sama
yaitu menggunakan Ekstensi Tiga Dimensi (3D) Spatial Analyst dalam perangkat
lunak ArcGIS versi 9.2. Berdasarkan data primer Lab AAN PTAPB-BATAN
tahun 2005 dan 2006, logam berat yang dominan adalah Kadmium (Cd).
4.3.2.1 Peta Kontur Distribusi Logam Berat
Data spasial berupa data konsentrasi logam berat pada tahun 2005 dan 2006
untuk setiap lokasi sampling yang diolah menggunakan ArcGIS akan
menghasilkan model ketinggian digital atau Digital Elevation Model (DEM). Di
dalam Sistem Informasi Geografis secara umum DEM merupakan bentuk
0 0
0.65 0.731.73
5.01
5.17
6.3
6.25
6.85
7.14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Ko
nse
ntr
asi
LokasiSampling
DISTRIBUSI LOGAM KADMIUM TAHUN 2006
67
visualisasi digital rupa bumi berdasarkan atas harga ketinggian suatu tempat
dengan sistem koordinat (x,y, dan z).
Tanpa mengurangi arti dari DEM secara SIG tersebut, penelitian ini
mencoba untuk mengganti nilai z dengan harga konsentrasi logam berat di setiap
lokasi sampling. Perubahan nilai z tersebut bertujuan untuk mempermudah
metode pembacaan besar konsentrasi logam berat yang ada di dalam air sungai
Code. Dengan metode pengolahan data dalam ArcGIS, pola distribusi logam berat
di setiap lokasi sampling dapat ditampilkan dalam bentuk peta kontur dan DEM.
Pembuatan peta kontur dibagi menjadi dua bagian, pertama peta kontur
dalam segmen-segmen kecil antara dua lokasi sampling untuk logam berat yang
terdeteksi, dan peta kontur secara keseluruhan lokasi sampling di sungai Code
untuk logam berat yang dominan mencemari sungai Code. Peta kontur distribusi
logam berat untuk tahun 2005 tampak pada Gambar 3.20, Gambar 3.25, Gambar
3.26, dan Gambar 3.27. Sedangkan peta kontur distribusi logam berat pada tahun
2006 dengan cara pengolahan yang sama dengan proses pemetaan distribusi
logam berat pada tahun 2005 yaitu menggunakan Ekstensi Tiga Dimensi (3D)
Spatial Analyst software ArcGIS 9.2, tampak pada Gambar 4.30, 4.31, dan 4.32
berikut ini :
68
0.86
Gambar 4.30 Kontur logam berat Arsen
(Sumber : Lab. AAN, 2006)
69
0.63
0,0
6,98
Gambar 4.31 Kontur konsentrasi logam berat Kromium
(Sumber : Lab. AAN, 2006)
70
7,14
Gambar 4.32 Kontur konsentrasi logam berat Kadmium
(Sumber : Lab.AAN, 2006)
71
Sedangkan logam berat yang dominan mencemari sungai Code pada tahun
2005-2006 adalah logam Kadmium (cd), dan kontur konsentrasi logam Kadmium
pada tahun 2005 dan tahun 2006 tertera pada Gambar 4.33 dan Gambar 4.34.
Gambar 4.30 Peta kontur konsentrasi logam berat Kadmium tahun 2005
72
Gambar 4.31 Peta kontur konsentrasi logam berat Kadmium tahun 2006
73
4.3.2.2 Digital Elevation Model (DEM) Logam Kadmium
Pola distribusi konsentrasi logam berat Kadmium untuk tahun 2005 dan
2006 seperti pada gambar 4.32 berikut ini :
Konsentrasi Kadmium tahun 2005 (ppm)
0,000 ± 0,00000
0,000 ± 0,00000
0,000 ± 0,00000
0,009 ± 0,00070
0,015 ± 0,00000
0,022 ± 0,00220
0,031 ± 0,00130
0,032 ± 0,00011
0,034 ± 0,00110
0,034 ± 0,00120
0,034 ± 0,00100
St1.
St2.
St3.
St4.
St5.
St6.
St7.
St8.
St9.
St10.
St11.
Konsentrasi Konsentrasi
0,000 ± 0,00000
0,000 ± 0,00000
0,065 ± 0,07000
0,073 ± 0,07000
1,730 ± 0,10000
5,010 ± 0,70220
5,170 ± 0,20000
6,300 ± 0,30000
6,250 ± 0,50000
6,850 ± 0,40000
7,140 ± 0,20000
St1.
St2.
St3.
St4.
St5.
St6.
St7.
St8.
St9.
St10.
St11.
Konsentrasi Konsentrasi
Konsentrasi Kadmium tahun 2006 (ppm)
7˚50'7˚40' 7˚45' 7˚55'
110˚27'110˚37'
7˚50'7˚40' 7˚45' 7˚55'
110˚37'
a) DEM Kadmium tahun 2005, dengan titik puncak tidak muncul karena dibawah harga nol
b) DEM Kadmium tahun 2006, titik puncak muncul karena bernilai 7
110˚27'
Konsentrasi Kadmium (ppm)
Low : 0.000
High : 7.140
Konsentrasi Kadmium (ppm)
Low : 0.000
High : 0.034
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK PEMETAAN
DISTRIBUSI POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co, DAN Cd PADA AIR
SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU DAN LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
Legenda :
Sungai Code
Batas Propinsi
Stasiun SamplingSt.
Gambar 4.32 DEM logam Kadmium tahun 2005 dan 2006