05c teknologi (emulsions science seafood products)
-
Upload
bambang-riyanto -
Category
Food
-
view
257 -
download
2
Transcript of 05c teknologi (emulsions science seafood products)
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 1
SINERGI… bukanlah penjumlahan
Bambang Riyanto 1
EMULSIONS SCIENCE
Oleh : Bambang Riyanto
Bambang Riyanto 2
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN Kognitif : Mampu menjelaskan sains dan teknologi (K)
ekstraksi, konsentrasi serta pengembangan produk pengolahan berbasis daging ikan lumat (minced fish) atau surimi
Afektif : Mampu bekerjasama dan mengembangan
konsep dan kreativitas (A) dalam pembuatan produk baru yang potensial untuk dikomersialkan dan memberi sumbangan dalam penciptaan kedaulatan pangan protein ikani.
Psikomotorik : Mampu mempraktekkan dan mengaplikasikan (P)
produk bernilai tambah hasil perairan dalam pembuatan produk baru yang potensial untuk dikomersialkan dan memberi sumbangan dalam penciptaan kedaulatan pangan protein ikani.
Bambang Riyanto 3
• TUTORIAL DAN DISKUSI
• COLLABORATIVE LEARNING (CBL)
• PROJECT BASED LEARNING (PJBL) MODEL PROYEK : KOOPERATIF DAN KOLABORATIF GAGASAN KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUK
STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
Bambang Riyanto 4
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 3
ASSESSMENT KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI KOGNITIF PERFORMANCE ASSESMENT/ASESMEN KINERJA 1. UJIAN TENGAH SEMESTER 2. QUIS
Bambang Riyanto 5
ASSESSMENT KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI AFEKTIF DISKUSI DAN PEMBUATAN RESUME (RUBRIC-DESKRIPTIF DAN HOLISTIK)
Bambang Riyanto 6
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 4
DISKUSI DAN PEMBUATAN RESUME DISKUSI 1. Bagaimana emulsi dapat berperan dalam pengembangan
produk perikanan. Bagaimana dengan emulsifier, terutama emulsifier dari bahan laut.
2. Bagaimana prinsip emulsi pada produk seafood, ice cream
dan mayonnaise
Bambang Riyanto 7
PENILAIAN AUTENTIK (RUBRIK DESKRIPTIF) (85%)
Bambang Riyanto 8
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 5
LINGKARI SALAH SATU PILIHAN NILAI DIMENSI
KONTRIBUSI PADA HASIL TUGAS DAN TUGAS YANG DIBERIKAN 5 A. Sangat Berkontribusi 3 B. Berkontribusi sama dan adil 2 C. Hanya memberi kontribusi yang ada
KEPEMIMPINAN 5 A. Inisiatif dan terlihat memberikan perhatian yang besar dalam
menyelesaikan tujuan bersama 3 B. Bertanggungjawab pada tujuan dan menerima pembagian yang
adil 2 C. Kurang memberikan perhatian dan tidak sesuai dengan arah
tujuan KERJASAMA
5 A. Menghargai pendapat orang lain dan sangat berkontribusi dalam diskusi kelompok
3 B. Menghargai pendapat orang lain dan berkontribusi dalam diskusi kelompok
2 C. Tidak berkontribusi pada diskusi kelompok atau sering gagal berpartisipasi
NILAI TOTAL !
PENILAIAN UNTUK SESAMA ANGGOTA TIM (15%)
Bambang Riyanto 9
ASSESSMENT KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI PSIKOMOTORIK 1. PRAKTIKUM
2. MODEL PROYEK : KOOPERATIF DAN KOLABORATIF GAGASAN KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUK
Bambang Riyanto 10
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 6
KOMPETENSI DASAR
Bambang Riyanto 11
1. Definition 2. Types of Emulsions 3. Advantages/Disadvantages 4. Test of Identifications 5. Emulsifying Agents 6. Types of Emulsifying Agents 7. Theories of Emulsification 8. Preparation of Emulsions 9. Stability of Emulsions
Bambang Riyanto 12
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 7
Bambang Riyanto 13
PUSTAKA
David Julian McClements. 2015. Food Emulsions: Principles, Practices, and Techniques, Third Edition. CRC Press
1. DEFINITION
Bambang Riyanto 14
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 8
EMULSI
Suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan minyak dan air yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil dengan ukuran diameter 0,1 – 100 nm yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok (sesuai)
Bambang Riyanto 15
Bambang Riyanto 16
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 9
Bambang Riyanto 17
Bambang Riyanto 18
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 10
Bambang Riyanto 19
INTERNAL PHASE OR EXTERNAL PHASE IN EMULSIONS
Ø The dispersed liquid is known as the Internal
or Discontinuous phase. Ø Whereas the dispersion medium is known as
the External or Continuous phase
Bambang Riyanto 20
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 11
BASED ON SIZE OF LIQUID DROPLETS Ø Macroemulsions 0.2 – 50 mm
Ø Microemulsions 0.01 – 0.2 mm
Bambang Riyanto 21
Bambang Riyanto 22
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 12
Bambang Riyanto 23
2. KEUNTUNGAN EMULSI
Bambang Riyanto 24
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 13
1) Bahan yang mempunyai susunan yang tidak menyenangkan dapat dibuat dengan formulasi emulsi.
2) Menjadi lebih mudah diabsorpsi 3) Memiliki derajat elegansi tertentu 4) Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan
kekasaran (greasiness) 5) Untuk pemberian secara intravena 6) Aksi emulsi dapat diperpanjang 7) Memiliki keuntungan biaya yang penting dari pada
preparat fase tunggal
Bambang Riyanto 25
3. TIPE – TIPE EMULSI
Bambang Riyanto 26
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 14
TIPE – TIPE EMULSI A. MINYAK DALAM AIR (M/A)
suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan – tetesan dalam fase air
B. AIR DALAM MINYAK (A/M) Suatu emulsi dimana air teridispersi sebagai tetesan – tetesan dalam medium pendispersinya yaitu fase minyak
C. EMULSI GANDA Tipe ini dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahan aktif. Dalam tipe ini dihadirkan 3 fase, yaitu • air dalam minyak dalam air (a/m/a) atau • minyak dalam air dalam minyak (m/a/m)
Bambang Riyanto 27
Bambang Riyanto 28
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 15
Bambang Riyanto 29
Bambang Riyanto 30
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 16
Bambang Riyanto 31
4. CARA MEMPREDIKSI
TIPE EMULSI
Bambang Riyanto 32
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 17
a. Jika surfaktan (emulgator) larut dalam air, maka
akan terbentuk emulsi minyak dalam air (o/w). Begitu juga sebaliknya jika surfaktan (emulgator) larut dalam minyak, maka akan terbentuk emulsi air dalam minyak (w/o)
b. Emulsi air dalam minyak (w/o) dapat terbentuk jika jumlah air < 40 % dari volumenya. Jumlah yang lebih tinggi dari 40 % akan membentuk tipe emulsi minyak dalam air (o/w)
c. Walaupun airnya hanya 20 – 30 %, emulsi minyak dalam air (o/w) akan tetap terbentuk jika air ditambahkan pada proses pencampuran
d. Berdasarkan viskositas. Emulsi yang terbentuk didasarkan pada viskositas setiap fase. Peningkatan viskositas akan membentuk fase luar
Bambang Riyanto 33
5. IDENTIFICATION TEST FOR EMULSIONS
(CARA MENENTUKAN EMULSI)
Bambang Riyanto 34
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 18
a. Uji pengenceran (Dilution test) Tergantung pada bahan yang akan diencerkan. Jika emulsi minyak dalam air, maka diencerkan dengan air. Begitu juga sebaliknya jika emulsi air dalm minyak diencerkan dengan minyak b. Uji konduktifitas (Electrical conductivity Test) Air merupakan penghantar listrik yang baik. Jika sepasang elektroda dihubunngkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, kemudian dimasukkan ke dalam emulsi. Apabila lampunya menyala maka tipe emulsi minyak dalam air dan jika lampunya tidak menyala maka tipe emulsi air dalam minyak c. Uji kelarutan warna Suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi dan zat warna yang larut minyak akan ditarik oleh fase minyak.
Bambang Riyanto 35
d. Uji fluoresensi (Fluorescence Test) Minyak jika dipaparkan pada sinar UV akan berfluoresensi. Jika emulsi dipaparkan pada lampu UV dan semuanya berfluoresensi / berpendar maka emulsi tipe air dalam minyak. Tetapi jika emulsi dipaparkan pada lampu UV dan fluoresensinya berbintik – bintik maka emulsi tipe minyak dalam air e. Uji arah creaming Creaming adalah pemisahan antara 2 fase. Jika arah creamingnya ke bawah maka tipe emulsi yang terbentuk adalah air dalam minyak. Tetapi jika arah creaming ke atas maka tipe emulsi yang terbentuk adalam minyak dalam air f. Uji kertas saring / COCl2 (Cobalt Chloride Test) Kertas saring yang dijenuhkan dengan COCl2 dan dikeringkan (biru) berubah menjadi merah muda, bila emulsi minyak dalam air ditambahkan.
Bambang Riyanto 36
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 19
6. THEORIES OF EMULSIFICATION
(TEORI EMULSIFIKASI)
Bambang Riyanto 37
Many theories have been advanced to account for the way or means by which the emulsion is stabilized by the emulsifier.
Bambang Riyanto 38
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 20
• Tekanan yang menyebabkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada permukaan paling bawah dengan hubungannya dengan ukuran yaitu bentuk bola
• dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesen membentuk satu tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total permukaan
Bambang Riyanto 39
1) Electric Double Layer Theory. 2) Phase Volume Theory. 3) Hydration Theory of Emulsions 4) Oriented wedge theory. 5) Adsorbed Film and Interfacial tension Theory 6) Surface Tension Theory
Bambang Riyanto 40
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 21
6. FENOMENA KETIDAKSTABILAN EMULSI
Bambang Riyanto 41
Bambang Riyanto 42
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 22
7. EMULGATOR
Bambang Riyanto 43
• Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang
menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi.
• Bahan pengemulsi adalah bahan yang digunakan untuk pembentukan proses emulsifikasi pada waktu pembuatan dan pengontrolan saat penyimpanan.
• Bahan pengemulsi adalah bahan yang ditambahkan untuk mencegah koalesensi sampai pada tingkat yang tidak nyata
PENGERTIAN
Bambang Riyanto 44
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 23
a. Harus efektif pada permukaan dan mengurangi tegangan antar muka sampai di bawah 10 dyne/cm.
b. Harus diabsorbsi cepat di sekitar tetesan terdispersi sebagai lapisan kental mengadheren yang dapat mencegah koalesensi
c. Memberikan tetesan-tetesan yang potensialnya listriknya cukup sehingga terjadi saling tolak-menolak
d. Harus meningkatkan viskositas emulsi
e. Harus efektif pada konsentrasi rendah
SIFAT-SIFAT EMULGATOR
Bambang Riyanto 45
MEKANISME KERJA EMULGATOR (Lachman : 1034)
• Penurunan Tegangan Permukaan • Pembentuk Lapisan Antarmuka • Penolakan Elektrik • Padatan Terbagi Halus
Bambang Riyanto 46
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 24
1) CHEMICAL STRUCTURE: • Synthetic Emulsifying Agents • Natural Emulsifying Agents • Finely Dispersed Solids • Auxilary Agents
2) MECHANISM OF ACTION: • Monomolecular • Multi-molecular • Solid particle films.
CLASSIFICATION OF EMULSIFYING AGENTS
Bambang Riyanto 47
SYNTHETIC EMULSIFYING AGENTS
1) ANIONIC (pH > 8) ü Sodium stearate ü Potassium laurate ü Sodium dodecyl sulfate ü Sodium sulfosuccinate. ü Sodium or potassium oleate ü Triethanolamine stearate ü sodium lauryl sulfate
2) CATIONIC (pH 3-7) ü Benzalkonium chloride, ü Benzethonium chloride ü Quaternary ammonium salts
3) NON IONIC (pH 3-10) ü Polyglycol, ü Fatty acid esters, ü Lecithin. ü Sorbitan esters (Spans). ü Polyoxyethylene derivatives of sorbitan
esters (Tweens), ü Glyceryl esters.
Bambang Riyanto 48
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 25
VEGETABLE DERIVATIVES: ü Acacia ü Tragacanth ü Agar ü Pectin ü Carrageenan ü Lecithin
ANIMAL DERIVATIVES ü Gelatin ü Lanolin ü Cholesterol
NATURAL EMULSIFYING AGENTS
Bambang Riyanto 49
ü These agents form a particulate layer around dispersed particles. Most will swell in the dispersion medium to increase viscosity and reduce the interaction between dispersed droplets. Most commonly they support the formation of o/w emulsions, but some may support w/o emulsions. For Instance,,
ü Bentonite ü Veegum, ü Hectorite, ü Magnesium Hydroxide, ü Aluminum Hydroxide ü Magnesium Tri silicate.
FINELY DIVIDED OR FINELY DISPERSED SOLID PARTICLE EMULSIFIERS
Bambang Riyanto 50
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 26
Water
OilBambang Riyanto 51
CLASSIFICATION OF EMULSIONS BASED ON MECHANISM OF ACTION
1) Monomolecular film: To reduce the interfacial tension Oil droplets are surrounded by a coherent monolayer of the surfactant which prevents coalescence. If the emulsifier is ionized, the presence of strong charge may lead to repulsion in droplets and hence increasing stability. Adsorbed at oil/water interface to form
2) Multimolecular film or Hydrophillic Colloids
3) Finely divided solid particles: They are adsorbed at the interface between two immiscible liquid phases to form Particulate film.
Bambang Riyanto 52
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 27
Bambang Riyanto 53
8. METODE PEMBUATAN EMULSI
Bambang Riyanto 54
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 28
1. METODE GOM BASAH (WET GUM METHODS) Gom didispersikan ke dalam air kemudian ditambahkan minyak dan dicampur hingga merata
2. METODE GOM KERING (DRY GUM METHODS) Gom didispersikan terlebih dahulu dalam minyak kemudian ditambahkan air dan dicampur hingga merata
3. METODE BOTOL (BOTTLE METHOD) Minyak dimasukkan dulu dalam botol besar lalu segera ditambahkan gom kering dan dikocok dengan cepat. Penting untuk menambahkan air dengan segera setelah gom terdispersi. Emulsi utama akan dibentuk melalui pengocokan.
4. METODE BEAKER (BEAKER METHOD) Masing-masing emulgator dimasukkan dalam beker terpisah diatas water batch dan dipanaskan sampai suhunya 70o C. Setelah itu kedua emulgator mencapai suhu yang sama maka fase internal dimasukkan dalam fase eksternal dengan pengadukan dan terus diaduk sampai minyaknya hampir dingin, kalau tidak, maka lapisan minyak akan naik kepermukaan campuran dan memadat membentuk cake, maka sedapat mungkin terdispersi secara seragam sampai sediaan jadi.
5. IN SITU SOAP METHOD
Bambang Riyanto 55
Bambang Riyanto 56
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 29
9. HLB
(HIDROFILIK LIFOFILIK BALANCE)
Bambang Riyanto 57
Sistem HLB adalah keseimbangan antara sejumlah emulgator hidrofilik dan lipofilik
PENGERTIAN
Bambang Riyanto 58
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 30
• HLB adalah • Angka yang menunjukkan perbandingan antara
senyawa hidrofilik (suka air) dengan senyawa oleofilik (suka minyak).
• Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok senyawa yang suka air. artinya, emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya.
• Kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya.
Bambang Riyanto 59
Nilai HLB dari fase minyak suatu emulsi, misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan pertama adalah penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator atau campuran emulgator yang dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang stabil.
KEGUNAAN HLB
Bambang Riyanto 60
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 31
Bambang Riyanto 61
Bambang Riyanto 62
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 32
CARA MENENTUKAN HLB
1. FASE I Menentukan HLB yang dibutuhkan secara kira-kira. Caranya dibuat 5 macam atau lebig emulsi suatu zat cair dengan sembarang campuran surfaktan dengan klas kimia yang sama. Dari hasil emulsi dapat dibedakan salah satu yang terbaik diperoleh HLB kira-kira. Bila semua emulsi baik atau jelek maka percobaan diulang dengan mengurangi atau menambah emulgator. 2. FASE II Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB di sekitar HLB yang diperoleh dari fase I. dari kelima emulsi, dipilih hasil yang terbaik, maka diperoleh nilai HLB yang ideal. 3. FASE III Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB yang ideal dari fase II dengan menggunakan bermacam-macam surfaktan atau campuran surfaktan. Dari emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang paling baik / ideal Bambang Riyanto 63
A % b = [(x – HLB b) : HLB a – HLB b] x 100 % B % a = [100% – A%] Keterangan : x = Harga HLB yang diminta (HLB Butuh) A = Harga HLB tinggi B = Harga HLB rendah
Bambang Riyanto 64
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 33
CONTOH : Tween 80 (15) (X – 4,5) X Span 80 (4,5) (15 – X)
A % b = [(x – HLB b) : HLB a – HLB b] x 100 % B % a = [100% – A%] Keterangan : x = Harga HLB yang diminta (HLB Butuh) A = Harga HLB tinggi B = Harga HLB rendah
(X – 4,5) : (15 – X) = 70 : 30 = 7 : 3 (X – 4,5) 3 = 7 (15 – X) 3X – 13,5 = 105 – 7X 10X = 118,5 X = 11,85 Jadi HLB Campuran = 11,85
Bambang Riyanto 65
10. ANEKA PRODUK PANGAN EMULSI
Bambang Riyanto 66
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 34
MICROSTRUCTURE OF FOOD EMULSIONS
Bambang Riyanto 67
Bambang Riyanto 68
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 35
MAYONNAISE
Bambang Riyanto 69
Bambang Riyanto 70
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 36
Bambang Riyanto 71
ICE CREAM
Bambang Riyanto 72
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 37
Bambang Riyanto 73
Bambang Riyanto 74
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 38
Ice cream by cryo-SEM. Author: H. D. Goff. The cross section shows 4 microscopic phases of frozen ice cream: ice crystals (blue - C), air bubbles (A), fat droplets (F) and the unfrozen phase (S - yellow).
Bambang Riyanto 75
SOSIS
Bambang Riyanto 76
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 39
Bambang Riyanto 77
Bambang Riyanto 78
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 40
Bambang Riyanto 79
Hot processed meat emulsions (liver patées and liver sausages) • mono-diglycerides • distilled mono-diglycerides
Cold processed meat emulsions (frankfurters, wieners, hotdog sausages, bolognas and mortadella) • citric acid esters
Bambang Riyanto 80
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 41
TOTAL QUALITY
NUTRITIVE VALUE CONTENT AND COMPOSITION OF PROTEINS DIGESTIBILITY AND BIOLOGICAL VALUE OF PROTEINS CONTENT OF HEAVY METALS RESIDUES OF ORGANIC SOLVENTS PRESENCES OF PATHOGENIC MICROFLORA PRESENCES OF TOXINS
TECHNOLOGICAL VALUE WATER HOLDING CAPACITY SOLUBILITY VISCOSITY OF WATER DISPERSIONS FOAMING CAPACITY GEL FORMING ABILITY FIBRE FORMING CAPACITY FAT EMULSIFYING CAPACITY EMULSION STABILIZING CAPACITY ABILITY TO INTERACT WITH OTHER PROTEINS
SENSORY QUALITY
COLOUR ODOUR
FLAVOUR STABILITY OF SENSORY
CHARACTERISTICS ABILITY TO IMPART SENSORY PROPERTIES TO OTHER FOOD
CONSTITUENTS
THE ATTRIBUTES OF QUALITY OF CONCENTRATED FISH PROTEIN PRODUCTS
Bambang Riyanto 81
THE FORMATION OF A FISH SAUSAGE FORMULATION FISH MEAT
PROTEINS IN THE TISSUE STRUCTURE, LIPIDS, EXTRACTIVES, WATER
FORMATION OF LIPID-PROTEIN STRUCTURES
SOLUBILIZATION OF GLOBULIN
HYDRATION AND SWELLING OF COLLAGEN FIBRES
HYDRATION AND SWELLING OF MICROFIBRILS
SOLUBILIZATION OF ALBUMINS
DISINTEGRATION OF THE TISSUE STRUCTURE
FORMATION OF FISH-PROTEIN AGGREGATES
FORMATION OF LIPID-PROTEIN STRUCTURES
SALTS WATER
FAT FAT
MIN
CIN
G A
ND
MIX
ING
IN A
SIL
EN
T C
UTT
ER
HOMOGENOUS FISH SAUSAGE FORMULATION Water solution of proteins, salts, and other extractives, scraps of various connective tissue membranes,
fragments of and intact whole myofibrils or bundles of them, aggregates of myofilaments, other particulate, fat and protein aggregates Bambang Riyanto 82
THP 333 Diversifikasi dan Pengembangan Produk Perikanan/Kuliah Ke-3c1 42
FISH SAUSAGE FORMULATION Colloidal liquid-solid system, behaving as non-Newtonian liquid with pseudoplastic
properties, plastic body, a viscous liquid with elastic properties, or a viscoelastic solid
THERMO- HYDROLYSIS
COAGULATION OF ALBUMINS
DEHYDRATION
SHRINKING OF COLLAGEN
JELLING OF MYOFIBRILLAR PROTEINS
STABILIZATION OF LIPID-PROTEIN STRUCTURES
DENATURATION OF PROTEINS
AGGREGATION AND PRECIPITATION OF PROTEINS
H2O
NON-COLLAGEN PROTEINS GELATIN
LIPIDS H2O
FISH SAUSAGE Jellied structure, displaying the rheological properties of a viscoelastic plastic solid
CHANGES IN A SAUSAGE FORMULATION DUE TO HEATING C
HA
NG
ES
DU
RIN
G C
OO
KIN
G
Bambang Riyanto 83
TERIMA KASIH
Bambang Riyanto 84