057 Sarono UGM Urgensi Pembelajaran Geografi Regional Indonesia Pada Tingkat Pendidikan Dasar...
-
Upload
agust-maulina -
Category
Documents
-
view
197 -
download
4
Transcript of 057 Sarono UGM Urgensi Pembelajaran Geografi Regional Indonesia Pada Tingkat Pendidikan Dasar...
URGENSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PA DA
TINGKAT PENDIDIKAN DASAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKA N
NASIONALISME BANGSA
DISUSUN OLEH :
Sarono ( 10/302675/GE/06933 )
Hamim Zaky H ( 10/302044/GE/06908 )
Lintang Galih Sukma ( 08/276842/GE/06545 )
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Karya Ilmiah : URGENSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI
REGIONAL INDONESIA PADA TINGKAT PENDIDIKAN DASAR
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NASIONALISME BANGSA
2. Penyusun Karya Ilmiah :
a. Nama : Sarono
b. NIM : 10/302675/GE/06933
a) Nama : Hamim Zaky Hadibasyir
b) NIM : 10/302044/GE/06908
a) Nama : Lintang Galih Sukma
b) NIM : 08/276842/GE/06545
3. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Erlis Saputra, S.Si, M.Si
b. NIP : 19801001 2008121 003
Menyetujui, Yogyakarta, 10 Mei 2011
Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana
( Erlis Saputra, S.Si, M.Si ) ( Sarono )
NIP. 19801001 2008121 003 NIM. 10/302675/GE/06933
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Geografi UGM
( Dr. Luthfi Muta’ali, S.Si, M.T )
NIP. 196804041994031003
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur sudah selayaknya kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “URGENSI
PEMBELAJARAN GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PADA TINGKAT
PENDIDIKAN DASAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NASIONALISME
BANGSA” ini bisa kami selesaikan dalam rangka Lomba Karya Ilmiah Nasional
yang di selenggarakan Oleh Sudi Ilmuah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta tahun 2011 ini. Solawat dan salam semoga tercurah kepada nabi
Muhammad SAW sang pendobrak kejahiliahan.
Terinspirasi dari minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang
kondisi Indonesia baik dari aspek fisik maupun aspek budaya yang tercermin dari
semakin terpuruknya bangsa Indonesia di mata internasional dan terkikisnya rasa
nasionalisme bangsa sebagai akibat dari masuknya pengaruh budaya asing di
Indonesia, maka kami ingin memberikan sumbangsih pemikiran agar permasalahan
tersebut dapat teratasi.Disamping itu kami sebagai penulis memiliki harapan agar
masyarakat Indonesia dapat diberdayakan sehingga memiliki daya saing baik segi
ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang turut serta
membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tak lupa kami juga ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing dari pihak universitas yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan biaya untuk mengoreksi artikel ini sehingga lebih baik dan layak diajukan
dalam ajang lomba karya ilmiah ini.
Yogyakarta, 10 Mei 2011
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… . ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… i v
RINGKASAN ………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1
B. Rumusan masalah. ………………………………………………… 2
C. Tujuan …………………………………………………………..… 3
D. Manfaat……………………………… …………………………… 3
1. Bagi Akademisi…… ………………………………………….. 3
2. Bagi Masyarakat……………………………………………… 3
3. Bagi Pemerintah ……………… ……………………………… 3
. E. Kajian Pustaka……………………… …………………………… 4
F. Metode Penulisan……………………… ………………………… 8
v
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi pendidikan dasar saat ini………………………………. 9
B. Kondisi pendidikan geografi di pendidikan dasar saat ini………… 10
C. Pembelajaran ilmu geografi di perguruan tinggi………………… 10
D. Implikasi pendidikan Geografi Regional Indonesia ……………… 11
E. Pihak-pihak yang terkait ………………………………………… 11
1. Instansi pemerintahan ……………………………………….. 11
2. Masyarakat …………………………………………………. 12
3. Kalangan Akademisi …………………………………………. 13
F. LANGKAH STRATEGIS……………………………………… 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………. 16
B. Saran ………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA
vi
RINGKASAAN KARYA TULIS
Karya tulis ini merupakan gagasan penulis tentang perlunya pembelajaran
Geografi Regional Indonesia pada tingkat pendidikan dasar sebagai upaya untuk
memberdayakan manusia indonesia melalui pendidikan geografi. Pendidikan geografi
pada tingkat dasar yang ada sekarang belum cukup dalam memberikan pengetahuan
tentang indonesia secara mendalam. Dengan diberikannya pendidikan Geografi
Regional Indonesia sejak dini maka output yang diharapkan adalah membentuk siswa
yang cinta tanah air dan mengenal segala sumber daya yang ada di indonesia
sehingga kedepannya mampu mengoptimalkan menjadi produk dalam negeri yang
berkualitas.
Kondisi pendidikan geografi pada saat ini sungguh memprihatinkan seperti
kurikulum yang sangat kurang dalam memberikan gambaran tentang Indonesia secara
mendalam. Didukung lagi dengan kurangnya staff pengajar yang bukan dari latar
belakang geografi membuat pelajaran geografi sulit diterima oleh sebagian siswa.
Dengan diadakannya pendidikan Geografi Redional Indonesia diharapkan mampu
menutupi kekurangan yang ada di atas dan memberikan manfaat yang lebih kepada
masyarakat dan bangsa .
Gagasan ini dalam upaya merealisasikan membutuhkan kerjasama dari pihak
pihak yang terkait didalamnya seperti : Departemen Pendidikan Nasional, Masyarakat
sebagai obyeknya, dan kalangan akademisi dalam menelurkan staff pengajar geografi
regional Indonesia yang berkualitas. Untuk pengimplementasian gagasan yang
penulis sampaikan membuttuhkan kerjasama yang baik dari pihak-pihak yang terkait
di atas.
Adapun langkah-langkah dalam merealisasikan gagasan ini secara umum
adalah: Pembuatan program kerja dari Departeman Pendidikan Nasional yang
vii
memuat metode pembelajaran Geografi Regional Indonesia, bersamaan dengan itu
kalangan akademisi membuat kurikulum pendidikan Geografi Regional Indonesia
untuk pendidikan dasar, kemudian dari keduanya di sinkronisasikan menjadi
kurikulum yang matang. Selanjutnya akan di buat materi bahan ajar yang siap pakai,
dan akhirnya menjadi pembelajaran Geografi Regional Indonesia pada tingkat
pendidikan dasar. Dalam prosesnya kalangan akademisi berlaku sebagai pengawas
karena kalangan akademisi merupakan ahli dalam bidang Geografi Regional
Indonesia.
Output yang penulis harapkan dari gagasan ini diantaranya adalah
membangun generasi yang cinta tanah air dan mengenalkan Indonesia sejak dini
sehingga diharapkan mendorong masyarakat secara luas untuk mengolah sumberdaya
yang ada yang akhirnya membuat perekonomian bangsa semakin maju,
memberdayakan masyarakat melalui pendidikan geografi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara geografis Negara Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terdiri dari ribuan pulau yang dipisahkan oleh lautan.Selain itu Negara
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan
bentang alam. Sebagai akibat dari keanekaragaman budaya di Indonesia ini,
rasa nasionalisme akan persatuan dan kesatuan sangat lah rentan terganggu
baik oleh sukuisme maupun intervensi budaya asing. Disamping itu
minimnya pengetahuan masyarakat tentang kondisi indonesiasaat ini
membuat rasa nasionalisme semakin terkikis.
Pendidikan geografi di Indonesia pada saat ini lebih menekankan
pada tercapainya kurikulum yang kurang mendalami akan keanekaragaman
di Indonesia secara mendalam. Seperti yang disebutkan dalam Forum diskusi
online Universitas Pendidikan Indonesia yang menyebutkan bahwa :
“Kurikulum sekarang ini kurang Indonesianya” ( 2010; Elly Malihah ). Dari
kutipan tersebut dapat disimpulkan perlunya pendalaman materi geografi
yang khusus mengkaji mengenai regional Indonesia.
Masalah yang dihadapi pendidikan geografi di Indonesia hanya
membahas fenomena geosfer secara global sehingga pemahaman siswa
mengenai kondisi regional Indonesia menjadi sangat minim.Kondisi tersebut
di perburuk lagi oleh kurangnya staff pengajar geografi yang memiliki latar
belakang geografi.Sehingga pada daerah tertentu mata pelajaran geografi
pada tingkat dasar lebih banyak diampu oleh staff pengajar yang bukan dari
2
latar belakang geografi.Akibatnya materi yang disampaikan kurang dapat
diterima oleh siswa.
Gambar 1. Ilustrasi kondisi staff pengajar geografi sekarang ini
Geografi Regional Indonesia merupakan cabang dari ilmu geografi
yang megkaji secara mendalam berbagai keunikan yang ada di Indonesia
mulai dari aspek fisik, ekonomi, sosial maupun budaya.Dengan adanya
pendidikan Geografi Regional Indonesia diharapkan rasa nasionalisme
bangsa semakin tumbuh sejak dini.
1.2 Rumusan masalah
Dengan memperhatikan dari latar belakang yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan dan dirumuskan ada beberapa
masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini yaitu :
a) Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman.
b) Keanekaragaman di Indonesia sangat rentan terhadap perpecahan.
3
c) Pendidikan geografi memiliki kewajiban memberikan sumbangsih untuk
memperkenalkan kondisi Indonesia saat ini.
d) Geografi Regional Indonesia merupakan cabang geografi yang mengkaji
khusus tentang Indonesia secara mendalam.
Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka
judul karya tulis yang penyusun tulis adalah : “URGENSI
PEMBELAJARAN GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PADA
TINGKAT PENDIDIKAN DASAR SEBAGAI UPAYA MENINGKAKAN
NASIONALISME BANGSA”.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis llmiah ini adalah sebagai berikut:
a) Menganalisa pendidikan geografi pada tingkat pendidikan dasar di
Indonesia.
b) Memberikan solusi pendidikan geografi pada tingkat pendidikan dasar.
c) Memberdayakan dan menumbuhkan nasionalisme bangsa melalui
pendidikan Geografi Regional Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini di
bagi atas 3 aspek.
a) Akademisi
Sebagai sarana pembelajaran tentang kondisi regional
Indonesia di tingkat pendidikan dasar.
4
b) Masyarakat
Dapat digunakan sebagai media menumbuhkan rasa
nasionalisme dan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan georafi
reginal Indonesia.
c) Pemerintah
Sebagai acuan dalam menentukan kebijakan di bidang
pendidikan geografi dan acuan untuk menentukan kurikulum berbasis
Geografi Regional Indonesia.
1.5 Kajian Pustaka
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979) dengan mengutip
tulisan Hagget (1970) menyebut goegrafi regional banyak terkotak-kotak
masih tergolong sebagai geografi ortodoks dan mengembangkan pandangan
hanya ada satu geografi, yaitu geografi terpadu, yang meliputi tiga bentuk
pendekatan analisisnya, yaitu : analisa keruangan, analisa ekologi, dan
analisa wilayah, masing-masing dengan teori-teori kajiannya untuk
aplikasinya dalam pembangunan. Meskipun Geografi Regional tergolong
pada paradigma geografi masa lalu, dalam kenyataannya hingga saat ini
kajian regional wilayah-wilayah dunia masih tetap diperlukan, walau tidak
selalu dalam judul Geografi Regional seperti misalnya yang ditulis oleh Blij
dan Muller dalam bukunya yang berjudul “Geography, realms, regions, and
concepts” (1997).
Geografi Regional merupakan bagian geografi yang memusatkan
perhatiannya pada kajian kewilayahan muka bumi yang keadaannya dinamis,
berubah dari waktu ke waktu, dan menyangkut dimensi tempat, ruang dan
waktu, baik yang terkait dengan keadaan lingkungan alam maupun
5
kehidupan manusianya. Karenanya untuk sampai pada pemahamannya secara
komprehensif dan kemanfaatannya secara optimal, kajiannya memadukan
apa-apa yang sudah dipelajari oleh geografi fisik maupun juga geografi sosial
dan budaya, serta berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik,
dan kemasyarakatan penduduk wilayah yang bersangkutan dalam
hubungannya dengan wilayah dan bangsa lain di dunia.
Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif-
integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di
suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian atau keseluruhan
bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat pula
dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi
penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik
local,negara, maupun continental. Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan
gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan
integrasi, interelasi keruangannya. Melalui interpretasi dan analisa geografis
regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat ditonjolkan,
sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja,
1988). Hal yang di bahas di dalam Geografi Regional sangat luas,
karena seluruh aspek fisiografis dan manusia yang saling berinterelasi,
interaksi, dan interdependensi serta persebarannya menjadi perhatiannya.
Aspek fisik misalnya bentuk lahan, jenis batuan/tanah, iklim, struktur
geologi, dan lain-lain yang berkaitan dengan aspek manusia yang berada di
atas atau di sekitarnya, kaitan persebaran sumber daya alam dengan
karakteristik penduduk, sistem mata pencaharian, serta aspek-aspek sosial
lainnya. Berdasarkan struktur keilmuan geografi, maka Geografi
Regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun geografi
fisik. Tetapi Geografi Regional merupakan bagian dari geografi yang
bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi,
relasi, interelasi, interakasi, inter- dependensi) unsur fisik dan manusia yang
6
ada pada suatu region tertentu pada waktu tertentu. Asosiasi dan korelasi
gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi
proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan
urutan waktunya. Dengan demikian, dalam melakukan pendekatan dan
analisa berdasarkan kerangka kerja Geografi Regional tidak hanya
memperhatikan faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan waktu
sebagai faktor historiknya.
Melalui pendekatan historic seorang ahli geografi akan dapat
memperhitungkan atau melakukan pendugaan terhadap kemungkinan
perubahan suatu gejala di dalam region. Kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran Geografi Regional ialah kemampuan mendeskripsikan wilayah
(regional discription), pendugaan wilayah (regional forecasting), analisis dan
sintesis wilayah dan melakukan evaluasi wilayah (regional evaluation)
dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Hal yang
biasanya terjadi, kompetensi yang dicapai hanya sampai pada
mendeskripsikan wilayah, sehingga materi Geografi Regional terkesan
berupa kumpulan diskripsi wilayah yang kering dari makna.
Biddle berpendapat bahwa pada dasarnya geografi yang
diajarkan pada sekolah menengah terdiri atas Geografi Sistematis, Geografi
Topik-topik, dan Geografi Regional. Pada tingkat sekolah dasar sekarang
geografi lebih umum diberikan tidak sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri, melainkan dalam pelajaran atau bidang studi ilmu pengetahuan sosial
dan ilmu pengetahuan alam. (Biddle, 1969).
7
Gambar 2. Citra Satelit Indonesia
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan
bahwa Indonesia merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan
nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia
sebagai bagian dari wilayah di permukaan bumi dianggap sebagi suatu region
berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian wilayah Indonesia mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan
bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting secara hukum antar
bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang berasal dari
wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa, Derah
Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Bila dianalisis
lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukanlah
satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian
region itu dibuat secara makro, misalnya kriteria region berdasarkan iklim matahari,
yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 - 23,50 LU/LS), subtropik (23,50
8
LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50 LU/LS - 90 LU/LS), maka seluruh
bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropic.
1.6 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyajikannya dalam
tiga bab. Bab pertama terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, kajian pustaka dan metode penulisan.
Pada bab kedua merupakan isi dan pembahasan dari karya tulis ilmiah
ini yang terdiri dari kondisi pendidikan dasar di Indonesia saat ini, kondisi
pendidikan geogfrafi di pendidikan dasar saat ini, implikasi pendidikan Geografi
Regional Indonesia terhadap pendidikan, pihak-pihak yang terkait, dan langkah-
langkah strategis yang akan diambil dalam mengimplementasikan gagasan kami.
Bab ketiga merupakan kesimpulan dan saran yang penulis ajukan
berdasarkan pembahasan.
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi pendidikan dasar di Indonesia saat ini
Pendidikan dasar di Indonesia saat ini tengah mengalami masalah
yang cukup kompleks. Baru baru ini indeks pendidikan di Indonesia atau EDI (
Education Development Index ) menurun yang dilaporkan oleh EFA ( Education For
All ) dan dipublikasikan pada November 2010 lalu. Posisi dalam kategori sedang
“menengah” bersama 53 negara lainnya.
Dengan penilaian pada kategori angka partisipasi pendidkan dasar,
angka melek huruf pada usia 15 tahun keatas, angka partisipasi menurut kesetaraan
gender, dan angka bertahan siswa hingga kelas 5 sekolah dasar. Peringkat melorot
dari 58 pada tahun sebelumnya menjadi 62 pada tahun ini, setingkat diatas kita yang
tahun sebelumnya sempat berada di bawah. Dari kategori penilaian tersebut dapat
diketahui bahwa masih sedikit lebih baik diantara Negara-negara kawasan asia
tenggara seperti kamboja, Vietnam, Myanmar. Mungkin saja tahun kedepan Negara-
negara tersebut akan melampaui angka pencapaian Negara kita. Hal ini ditunjukan
dengan peningkatan total index pendidikan setiap tahunnya.Oleh karena itu patut
menjadi perhatian bahwa jatuhnya peringkat index dari tahun sebelumnya berarti
kuantitas angka partisipasi pendidikan dasar menurun belum lagi kalau berbicara
kualitas.
Masalah lain pada pendidikan Negara kita adalah tidak tersusunnya
pola yang jelas dalam kurikulum pembelajaran sekolah. Kurikulum sekolah yang
semestinya diajukan dalam system pengajaran belum bias diterapkan dengan
semestinya di beberapa daerah terutama daerah0daerah yang terpencil. Hal ini
dikarenakan oleh kurangnya fasilitas mengajar di beberapa daerah.Ini menyebabjkan
10
kualitas lulusa sekolah-sekolah tersebut tidak dapat bersaing dengan lulusan sekolah-
sekolah dikota-kota besar di Indonesia.
2.2 Kondisi pendidikan geogfrafi di pendidikan dasar saat ini
Berdasarkan strukrur pendidikan formal di Indonesia secara umum,
pendidikan geografi dapat dikelompokan dalam dua tahan yaitu:
a. Pembelajaran pengetahuan geografi di tingkat dasar ( SD, SMP, SMA ).
Pada tingkat SD mata pelajaran geografi saat diberikan bersamaan dengan
IPS dan itu pun porsinya sangat sedikit sehingga pemahaman geografi siswa SD
sangat minim terutama Geografi Regional Indonesia. Pada tingkat SMP dan SMA
mata pelajaran geografi sudah diberikan secara tersendiri, namun untuk porsi
tentang regional Indonesia sangatlah kurang apalagi pada tingkat tersebut mata
pelajaran geografi sering di ajarkan oleh staff pengajar yang bukan dari latar
belakang geografi. Padahal pemahaman Geografi Regional Indonesia sangat lah
penting untuk siswa di tingkat ini untuk meningkatkan basionalisme bangsa dan
meningkatkan daya saing bangsa di tingkat internasional.
Telaah materi dan proses pembelajaran mata pelajaran geografi mulai dari
Sd sampai SMA di Indonesia menunjukkan adanya beberapa kelemahan sehingga
perlu adanya perbaikan Yaitu : Mata pelajaran di tingkat SD di berikan tersendiri
seperti pada tingkat SMP dan SMA. penyempurnaan materi kelas satu SMA,
pembukaan mata pelajaran geografi bagi siswa kelas 3 SMA, pelajaran geografi
diasuh oleh guru dari latar belakang geografi.
b. Pembelajaran ilmu geografi di perguruan tinggi
Pada saat ini pola pendidikan strata 1 geografi terdiri atas program
pendidikan yang menghasilkan sarjana geografi atau yang bersifat keilmuan dan
11
program pendidikan yang menghasilkan sarjana kependidikan geografi atau yang
bersifat ilmu kependidikan.
2.3 Implikasi pendidikan Geografi Regional Indonesia terhadap pendidikan
Geografi Regional Indonesia membahas secara mendetail baik aspek
fisik maupun non fisik dalam wilayah tertentu dalam hal ini batasan tersebut
adalah tentang Indonesia. Dengan adanya pelajaran Geografi Regional Indonesia
pada tingkat pendidikan dasar diharapkan mampu memberikan pengetahuan
secara mendalam tentang keanekaragaman Indonesia sehingga menumbuhkan
rasa cinta tanah air sejak dini yang output kedepannya akan membangun
masyarakat yang berkualitas dari berbagai aspek.
Geografi Regional Indonesia akan memberikan materi tentang segala
sumberdaya termasuk kebudayaan yang ada di Indonesia. Pada tingkat pendidikan
dasar pengetahuan tersebut sangatlah penting untuk mengenalkan budaya
Indonesia sejak dini sehingga di harapkan mampu mendorong siswa untuk
melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan semakin menumbuhkan
rasa cinta tanah air.
Rasa cinta tanah air yang ditumbuhkan sejak dini akan mendorong
masyarakat Indonesia untuk mengoptimalkan segala potensi yang terdapat di
Indonesia. Sehingga akan tercipta produk dalam negeri yang berkualitas dan
dapat bersaing dalam pasar internasional. Pada akhirnya nanti akan memajukan
perekonomian bangsa dan membuat citra Indonesia di mata dunia semakin baik.
2.4 Pihak-pihak yang terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam implementasi karya tulis ini yaitu:
a) Pihak Pemerintah
12
a.1 Kemendiknas
Dalam program kerja tahunan kementrian pendidikan
nasional tahun 2010, menyebutkan bahwa staff pengajar harus
memiliki kompetensi sesuai bidang yang akan diajarkan. Hal lain
menyebutkan bahwa pendidikan pada tingkat dasar ( SD,SMP,
SMA ) selain harus memenuhi standar kompetensi belajar
minimal ( SKBM ), sekolah harus mampu menciptakan siswa
yang mempunyai rasa cinta terhadap tanah air dan memiliki rasa
nasionalisme sehingga di kemudian hari siswa tersebut dapat
berkontribusi kepada negara dalam berbagai sektor dan dapat
bersaing di dunia internasional.
Dengan demikian berkenaan dengan karya tulis ilmiah
“URGENSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI REGIONAL
INDONESIA PADA TINGKAT PENDIDIKAN DASAR
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NASIONALISME
BANGSA” kemendikas berperan penting dalam upaya
merealisasikan gagasan tersebut.
b) Pihak Masyarakat
Seluruh lapisan masyarakat memiliki peran sebagai
pelaksana dalam upaya merealisasikan gagasan dalam karya tulis
ilmiah ini terutama pelaku akademisi pada tingkat pendidikan
dasar dalam hal ini siswa dan staff pengajar. Siswa dan staff
pengajar harus berperan aktif dalam proses belajar mengajar
Geografi Regional Indonesia.
c) Pihak Akademisi
c.1 Perguruan tinggi
13
Perguruan tinggi berperan dalam upaya merealisasikan
gagasan karya tulis ilmiah ini sebagai pihak pencipta lulusan yang
berkompeten di bidang Geografi Regional Indonesia
c.2 Organisasi Profesi Geografi
Organisasi profesi geografi yang dimaksud di sini adalah
organisasi himpunan mahasiswa geografi, organisasi profesi
geografi profesional, dan lain-lain memiliki peran dalam sebagai
fasilitator dan pengawas berjalannya program dalam karya tulis
ilmiah ini. Dengan adanya peran dari organisasi profesi geografi
diharapkan keberlangsungan program dapat berjalan dengan baik.
2.5 Langkah-langkah strategis
Untuk menerapkan gagasan yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini,
pertama-tama ada dua instansi yang berperan yaitu Kementrian Pendidikan
Nasional dan Organisasi Profesi Geografi. Kementrian Pendidikan Nasional
membuat program kerja yang mendukung adanya materi mengenai Geografi
Regional Indonesia. Bersamaan dengan hal itu, organisasi profesi geografi
sebagai fasilitator dan pengawas, membuat suatu bahan ajar mengenai
Geografi Regional Indonesia yang masih bersifat global. Setelah kedua belah
pihak melakukan hal di atas, langkah selanjutnya adalah melakukan
sinkronisasi antara program kerja yang dibuat oleh kemendiknas dengan
bahan ajar global yang dibuat oleh organisasi profesi geografi sehingga
tercipta kurikulum Geografi Regional Indonesia yang berkualitas dan sesuai
dengan proporsi pendidikan pada tingkat dasar.
Kurikulum yang telah dibuat tersebut kemudian dikembangkan
menjadi bahan ajar yang siap untuk diterapkan pada SD, SMP, SMA. Jika
bahan ajar telah diterapkan dengan baik, maka harapan kedepannya akan
14
tercipta suatu output yang berupa masyarakat yang memahami kondisi dan
potensi yang dimiliki Indonesia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain di
kancah internasional. Dalam proses implementasi gagasan ini, organisasi
profesi geografi melakukan pemantauan dari awal hingga akhir.
15
Kemendiknas Organisasi Profesi Geografi
Penyusunan Program
Kerja
Penyusunan Bahan Ajar
Global
Proses Pembuatan
Kurikulum Geografi
Regional Indonesia
Kurikulum Berkualitas
Bahan Ajar yang Siap Diterapkan pada Pendidikan
Dasar
SD SMP SMA
Output
Peng
aw
asan d
an P
eman
tauan
Gambar 2. Diargram Alir Langkah-langkah Strategis
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program wajib belajar Geografi Regional Indonesia dapat
menyelesaikan permasalahan proses belajar mengajar geografi pada tingkat
pendidikan dasar. Permasalahan tersebut diantaranya:
a) Kurikulum pada tingkat pendidikan dasar kurang mendalami
regional Indonesia.
b) Ketidaksesuaian staff pengajar geografi di tingkat pendidikan dasar.
Program wajib belajar Geografi Regional Indonesia mampu
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan cinta tanah air. Dalam hal ini
Geografi Regional Indonesia memberikan bekal pengetahuan kondisi dan potensi
yang ada Indonesia sehingga masyarakat mampu mengoptimalkan hal tersebut
menjadi produk yang berkualitas dan mengangkat perekonomian bangsa.
Rasa nasionalisme yang saat ini semakin pudar akibat globalisasi dan
infiltrasi budaya asing dapat diminimalisir dengan pendidikan wajib belajar Geografi
Regional Indonesia karena pendidikan Geografi Regional Indonesia memberikan
materi tentang negara Indonesia baik dari aspek fisik maupun aspek non fisik.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan karya tulis ilmiah “URGENSI
PEMBELAJARAN GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PADA TINGKAT
PENDIDIKAN DASAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NASIONALISME
BANGSA” penulis memberikan saran sebagai berikut:
17
a. Pada pendidikan dasar perlu diberikan materi Geografi Regional
Indonesia supaya siswa mempunyai pengetahuan mengenai kondisi
dan potensi negara Indonesia sehingga di kemudian hari dapat
mengoptimalkan hal tersebut dan dapat bersaing dengan bangsa lain
di kancah internasional.
b. Staff pengajar untuk mata pelajaran geografi sebaiknya berasal dari
orang yang memiliki latar belakang pendidikan geografi.
c. Kurikulum mata pelajaran geografi pada tingkat pendidikan dasar
sebaiknya lebih mendalami mengenai negera Indonesia.
d. Pemerintah lebih kooperatif dalam berlangsungnya proses belajar
geografi pada tingkat pendidikan dasar.
e. Semua elemen masyarakat termasuk pihak akademisi seperti
organisasi profesi geografi turut berpartipasi aktif dalam pendidikan
geografi di tingkat dasar supaya tercipta generasi yang memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi dan mampu mengoptimalkan potensi
yang dimiliki negara Indonesia sehingga dapat bersaing dengan
bangsa lain di kancah Internasional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sandy, I Made. 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta; Penerbit
Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti
Suparmat. 1989. Geografi Regional Negara Berkembang. Jakarta; Ditjen Pendidikan
Tinggi
Yakub Rais. 2004. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta; Pradnya Paramitha
Hadi, Bambang Saeful. 2008. Diktat kuliah Geografi Regional Indonesia. Yogyakarta
; Universitas Negeri Yogyakarta
Suharyono. 2005. Dasar-Dasar Kajian Geografi Regional. Semarang ; UNNES Pers
Ramantyo. 1997. Metode Pembelajaran di Tingkat Pendidikan Dasar. Yogyakarta ;
PT Hardana Ekacita Tunggal