05550106

download 05550106

of 202

Transcript of 05550106

  • APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU

    DETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI

    ( STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS )

    S K R I P S I

    Oleh : HERSA FARIDA QORIANI

    05550106

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

  • APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU

    DETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI

    (STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS)

    S K R I P S I

    Diajukan Kepada: Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Malang

    Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Strata Satu (S-I)

    Oleh : Hersa Farida Qoriani

    05550106

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU DETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI (STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS)

    S K R I P S I

    Oleh HERSA FARIDA QORIANI

    NIM. 05550106

    Telah Disetujui, 20 Juni 2009

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ririen Kusumawati M.Kom M.Ainul Yaqin M.Kom NIP. 150 368 775 NIP. 150 377 940

    Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Informatika

    Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang

    Suhartono, S.Si, M.Kom NIP.150 327 241

  • HALAMAN PENGESAHAN

    APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU DETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI

    (STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS)

    SKRIPSI Oleh :

    HERSA FARIDA QORIANI NIM. 05550106

    Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)

    Tanggal, 20 Juni 2009

    Susunan Dewan Penguji : TandaTangan

    1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom ( ) NIP. 150 368 177 2. Ketua Penguji : Zainal Abidin, M.Kom ( )

    NIP.150 368 794 3. Sekretaris Penguji : Ririen Kusumawati, M.Kom ( )

    NIP. 150 368 775 4. Anggota Penguji : Ainul Yaqin, M.Kom ( )

    NIP. 150 377 940 Mengetahui dan Mengesahkan

    Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

    Suhartono, M.Kom

    NIP. 150 327 241

  • Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi.

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam

    Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba

    Sesungguhnya Allah Tidak A

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan,

    Allah tidak Membeba

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam

    Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba

    Sesungguhnya Allah Tidak A

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan, karena setelah Gelap Akan terbit Terang

    Allah tidak Membeba

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam Mimpi dan Angan

    Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba

    Sesungguhnya Allah Tidak A

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    diri mereka sendiri

    (Ar

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan, karena setelah Gelap Akan terbit Terang

    Allah tidak Membeba

    dengan kesanggupannya

    (Al-Baqarah 286)

    MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam Mimpi dan Angan-angan

    Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba

    Sesungguhnya Allah Tidak Akan Merobah Nasib Suatu

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    diri mereka sendiri

    (Ar-Rad 11)

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan, karena setelah Gelap Akan terbit Terang

    Allah tidak Membebani seseorang melainkan sesuai

    dengan kesanggupannya

    Baqarah 286)

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam angan

    Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. Berfikirlah bisa, niscaya pasti akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba

    kan Merobah Nasib Suatu

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    diri mereka sendiri

    Rad 11)

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan, karena setelah Gelap Akan terbit Terang

    ni seseorang melainkan sesuai

    dengan kesanggupannya

    Baqarah 286)

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam

    Berfikirlah bisa, niscaya pasti akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba-Nya

    kan Merobah Nasib Suatu

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan, karena setelah Gelap Akan terbit Terang

    ni seseorang melainkan sesuai

    Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam

    Berfikirlah bisa, niscaya pasti

    kan Merobah Nasib Suatu

    Kaum sehingga Mereka Merobah keadaan yang ada pada

    Jangan Pernah Putus Asa dan Berkecil Hati jika Menghadapi kesusahan,

    ni seseorang melainkan sesuai

  • KATA PENGANTAR

    Bissmillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik

    Informatika jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

    Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

    menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak

    memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis

    ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:

    1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Malang beserta seluruh staf. Darma Bakti Bapak dan Ibu sekalian

    terhadap Universitas Islam Negeri Malang turut membesarkan dan

    mencerdaskan penulis.

    2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan

    Fakults Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang beserta staf .

    3. Bapak Suhartono, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang

    telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan

    benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini .

    4. Ririen Kusumawati, M.Kom selaku dosen pembimbing yang bersedia

    meluangkan waktu untuk membimbing, membantu dan mengarahkan

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  • 5. Ainul Yaqin, M.Kom selaku dosen pembimbing Integrasi Sains dan Islam

    yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan

    terhadap permasalahan integrasi dalam skripsi ini.

    6. dr. Aisiyah yang telah bersedia sebagai pakar dan konsultan masalah

    penyakit lupus, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

    7. Ayah dan Ibuku tersayang, yang telah memberikan doa dan motivasi

    8. Kakakku dr.Hemma wahyuda Indirayani,yang memberikan inspirasi serta

    meminjamkan buku-buku tentang lupus yang bermanfaat.

    9. Adik-adikku tersayang, Helmi Qathafie Muhammada serta Hervina Benazir

    Ardiyanti yang memberikan semangat

    10. Emmas-ku yang telah memberikan dorongan dan semangat serta sebagai

    tempat curhat mendengarkan semua keluh kesahku .

    11. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya skripsi

    ini, khususnya kepada Sahabatku tercinta meymuna, rumi,mbak nung,

    rohman, abid. semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas

    jasa dan bantuan yang telah diberikan.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak

    akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan

    hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan

    penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu

    pengetahuan.

    Malang, Mei 2009

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii MOTTO .......................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x ABSTRAK ...................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6 1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 6 1.4 Tujuan ............................................................................................ 7 1.5 Manfaaat ......................................................................................... 7 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10 2.1 Penyakit Imunologi ........................................................................ 10

    2.1.1 Lupus .................................................................................. 11 2.1.2 Faktor resiko ....................................................................... 22 2.1.3 Penatalaksanaan pasien lupus ............................................. 30

    2.1.3.1 Lupus discoid .......................................................... 30 2.1.3.2 Lupus sistemik erithematosus ................................. 34 2.1.3.3 Lupus Pengaruh obat .............................................. 39

    2.2 Sistem Pakar ................................................................................... 42 2.2.1 Definisi Sistem Pakar .......................................................... 43 2.2.2 Latar Belakang Perkembangan Sistem Pakar ..................... 45 2.2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar .......................................................... 47 2.2.4 Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar ... 48 2.2.5 Keuntungan Sistem Pakar ................................................... 49 2.2.6 Kelemahan Sistem pakar .................................................... 50 2.2.7 Konsep dasar sistem pakar .................................................. 51 2.2.8 Bentuk sistem pakar ............................................................ 53 2.2.9 Struktur sistem pakar .......................................................... 53

    2.2.9.1 Basis pengetahuan (Knowledge based) .................. 56 2.2.9.2 Mesin Inferensi ....................................................... 57

    2.2.10 Kategori permasalahan dalam sistem pakar ........................ 60 2.2.11 Probabilitas klasik (a priori probability) ............................ 61

    2.3 Perangkat pemodelan sistem dalam pembuatan suatu program ..... 62 2.3.1 Diagram konteks (Context Diagram) ................................. 63

  • 2.3.2 Data Flow Diagram ............................................................ 65 2.3.3 Entity Relationship (ERD) ................................................. 67 2.3.3.1 Kardinalitas/derajat relasi ...................................... 69

    2.4 Pengertian sistem database ............................................................. 72 2.5 Bagan Alir Flowchart ..................................................................... 74 2.6 PHP (Hypertex Prepocessor).......................................................... 84

    2.6.1 Kelebihan PHP ...................................................................... 85 2.6.2 Script PHP ............................................................................. 85

    2.7 MySQL ........................................................................................... 87

    BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM .................................... 85 3.1 Metodologi penelitian .................................................................... 85 3.2 Analisis Basis Pengetahuan (Knowledge based) ........................... 87

    3.2.1 Blok Diagram area permasalahan ..................................... 87 3.2.2 Blok Diagram Fokus permasalahan .................................. 88 3.2.3 Blok Diagram Faktor kritis ............................................... 88 3.2.4 Dependency diagram ........................................................ 90 3.2.5 Pembuatan Pohon Keputusan ........................................... 90 3.2.6 Analisa prosentase dengan probabilitas klasik ................. 101

    3.3 Analisis Sistem ............................................................................... 102 3.3.1 Diagram Konteks (Data Context Diagram) ....................... 102 3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ................................................ 104

    3.3.2.1 DFD Level 1 .......................................................... 104 3.3.2.2 DFD level 2 proses konsultasi ............................... 104 3.3.2.3 DFD Level 2 Administrator ................................... 104

    3.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD) .................................. 110 3.3.4 Struktur Basis Data ............................................................ 112

    3.4 Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Forward chaining) ... 118 3.5 Flowchart ....................................................................................... 120

    3.5.1 Flowchart pendaftaran ........................................................ 120 3.5.2 Flowchart laju diagnosa ..................................................... 121 3.5.3 Flowchart diagram diagnosa pilih ...................................... 122 3.5.4 Flowchart hasil tes diagnosa lupus ..................................... 124 3.5.5 Flowchart saran & kritik .................................................... 126 3.5.6 Flowchart input penyakit .................................................... 127

    BAB IV HASIL DAN IMPLEMENTASI ................................................... 130 4.1 Implementasi .................................................................................... 131

    4.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software ..................................... 131 4.2 Struktur Menu Program ................................................................... 132

    4.2.1 Struktur Menu Program Pengguna ...................................... 132 4.2.2 Struktur Menu Program Admin (Pakar Lupus) ................... 133

    4.3 Penjelasan Program .......................................................................... 133 4.3.1 Halaman Menu Program Pengguna ..................................... 133

    4.3.1.1 Halaman menu index ............................................. 134 4.3.1.2 Halaman menu profil ............................................. 134

  • 4.3.1.3 Halaman menu pendaftaran ................................... 135 4.3.1.4 Halaman menu saran kritik .................................... 137 4.3.1.5 Halaman menu about ............................................. 139 4.3.1.6 Halaman menu penyakit ........................................ 140 4.3.1.7 Halaman menu Login Konsultasi .......................... 141 4.3.1.7.1 Halaman Pertanyaan Konsultasi ................... 143 4.3.1.7.2 Halaman Hasil Konsultasi ............................ 146 4.3.1.7.3 Halaman Cetak laporan konsultasi ..................... 153

    4.3.2 Halaman Menu Program Admin (Pakar Lupus) .................. 154 4.3.2.1 Halaman Login Pakar ............................................ 155 4.3.2.2 Halaman index admin ............................................ 156 4.3.2.3 Halaman input jenis penyakit ................................ 157 4.3.2.4 Halaman Input gejala ............................................. 160 4.3.2.5 Halaman input relasi .............................................. 162 4.3.2.6 Halaman input solusi ............................................. 165 4.3.2.7 Halaman input pakar .............................................. 168 4.3.2.8 Halaman laporan data pasien ................................. 170 4.3.2.9 Halaman Laporan Saran Kritik .............................. 179

    4.4 Pengujian Sistem ............................................................................. 180 4.4.1 Rekapitulasi Hasil Kuisionermengenai tampilan dan desain

    sistem ...................................................................................... 181 4.4.2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner mengenai keakuratan dan

    kelayakan sistem ..................................................................... 182

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 185 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 185 5.2 Saran ............................................................................................... 186

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 188 LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Sistem Paar yang terkenal ............................................................... 44 Tabel 2.2 Perbedaan pakar dengan system pakar ............................................ 45 Tabel 2.3 Bagan Alir Sistem (Sistem Flowchart) ............................................ 76 Tabel 2.4 Bagan Alir Program ......................................................................... 82 Tabel 2.5 Bagan Alir Proses ............................................................................ 84 Tabel 3.1 Pembentukan Aturan/rule ................................................................ 95 Tabel 3.2 Deskripsi proses pertanyaan ............................................................ 104 Tabel 3.3 Deskripsi proses untuk proses hasil diagnosa .................................. 105 Tabel 3.4 Deskripsi proses untuk proses input gejala/rule ............................... 107 Tabel 3.5 Deskripsi proses untuk proses input penyakit .................................. 107 Tabel 3.6 Deskripsi proses untuk proses laporan hasil konsultasi .................. 107 Tabel 3.7 Deskripsi proses untuk proses Laporan data pengunjung ................ 108 Tabel 3.8 Deskripsi proses untuk proses laporan saran dan kritik ................... 108 Tabel 3.9 Deskripsi proses untuk proses laporan gejala .................................. 109 Tabel 3.10 Deskripsi proses untuk proses laporan gejala ................................ 109 Tabel 3.11 User_Admin ................................................................................... 112 Tabel 3.12 Pendaftaran peserta diagnose ......................................................... 113 Tabel 3.13 Saran Kritik .................................................................................... 113 Tabel 3.14 Perancangan Tabel gejala ............................................................... 114 Tabel 3.15 Perancangan Tabel Penyakit .......................................................... 114 Tabel 3.16 Perancangan Tabel Relasi .............................................................. 115 Tabel 3.17 Perancangan Tabel solusi ............................................................... 116 Tabel 3.18 Perancangan Tabel gejala_pilih ..................................................... 116 Tabel 3.19 Perancangan Tabelhitung ............................................................... 117 Tabel 3.20 Perancangan tabel probabilitas ....................................................... 118 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil kuisioner mengenai tampilan dan desain System .............................................................................................................. 181

    Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil kuisioner mengenai keakuratan dan kelayakan system ............................................................................................................... 183

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Konsep Dasar Fungsi Sistem Pakar ............................................. 51 Gambar 2.2 Struktur Sistem Pakar ................................................................... 54 Gambar 2.3 Proses Forward Chaining ............................................................. 58 Gambar 2.4 Diagram Alir Teknik Penelusuran DFS ....................................... 59 Gambar 2.5 Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth First Search .............. 59 Gambar 2.6 Diagram Alir Teknik Penelusuran Best First Search ................... 60 Gambar 2.7 Proses ........................................................................................... 66 Gambar 2.8 Aliran ............................................................................................ 66 Gambar 2.9 Simpanan Data ............................................................................. 66 Gambar 2.10 Kesatuan Luar ............................................................................ 67 Gambar 2.11 Simbol Entitas ............................................................................ 68 Gambar 2.12 Simbol Tabel .............................................................................. 68 Gambar 2.13Simbol Penghubung .................................................................... 68 Gambar 2.14 Relasi One to One ...................................................................... 70 Gambar 2.15 Relasi One to Many .................................................................... 71 Gambar 2.16 Relasi Many to One .................................................................... 71 Gambar 2.17 Relasi Many to Many ................................................................. 72 Gambar 3.1 Blok Diagram Area Permasalahan ............................................... 92 Gambar 3.2 Blok Diagram Fokus Permasalahan Secara Umum ..................... 93 Gambar 3.3 Blok Diagram Faktor Kritis ......................................................... 94 Gambar 3.4 Dependency Diagram ................................................................... 95 Gambar 3.5 Data Context Diagram .................................................................. 100 Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level 1 ......................................................... 103 Gambar 3.7 Data Flow Diagram level 2 Proses Konsultasi ............................. 104 Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 2 Administrator.................................. 106 Gambar 3.9 Entity Relationship Diagram ........................................................ 111 Gambar 3.10 Flowchart Proses Inferensi penalaran maju ............................... 119 Gambar 3.11 Flowchart Pendaftaran................................................................ 120 Gambar 3.12 Flowchart Diagram diagnosa lupus ............................................ 122 Gambar 3.13 Flowchart Hasil tes diagnosa lupus ............................................ 124

  • Gambar 3.14 Flowchart saran dan kritik .......................................................... 126 Gambar 3.15 Flowchart input penyakit ............................................................ 128 Gambar 4.1 Struktur Menu Program Pengguna ............................................... 132 Gambar 4.2 Struktur Menu Program Admin .................................................. 133 Gambar 4.3 Halaman Menu Home/index ........................................................ 134 Gambar 4.4 Halaman Menu Profile ................................................................. 135 Gambar 4.5 Halaman Menu Daftar .................................................................. 136 Gambar 4.6 Halaman Menu saran dan Kritik .................................................. 138 Gambar 4.7 Halaman Menu About .................................................................. 140 Gambar 4.8 Halaman Menu Penyakit ............................................................. 141 Gambar 4.9 Halaman Menu Login Konsultasi ................................................ 142 Gambar 4.10 Halaman Pertanyaan/konsultasi ................................................. 144 Gambar 4.11 Halaman Hasil konsultasi/proses identifikasi ............................ 147 Gambar 4.12 Halaman Cetak laporan konsultasi ............................................. 154 Gambar 4.13 Halaman Login Pakar ................................................................. 155 Gambar 4.14 Halaman index admin................................................................. 157 Gambar 4.15 Halaman input jenis penyakit ..................................................... 157 Gambar 4.16 Halaman input gejala .................................................................. 160 Gambar 4.17 Halaman Input relasi .................................................................. 163 Gambar 4.18 Halaman Input solusi .................................................................. 165 Gambar 4.19 Halaman Input pakar .................................................................. 168 Gambar 4.20 Halaman Laporan data pasien .................................................... 171 Gambar 4.21 Halaman laporan saran dan kritik ............................................... 179

  • ABSTRAK Qoriani, Hersa Farida. 2009. 05550106. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Membantu Deteksi dini Penyakit Imunologi Studi Kasus Lupus Erithematosus. Pembimbing (I) Ririen Kusumawati, M.Kom (II) Ainul Yaqin, M.Kom

    Kata kunci : Sistem pakar, lupus, forward chaining, probabilitas klasik Kesehatan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan seseorang. Jika

    kesehatan telah terganggu (sakit) maka aktivitas seseorang akan terganggu. Dewasa ini, banyak penyakit yang memiliki jumlah penderita yang banyak dan bahkan sebagai mesin pembunuh yang jitu. Salah satunya adalah lupus. Lupus adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi klinis bervariasi. Lupus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan,tetapi bila dideteksi secara dini dan segera diterapi maka dapat memperbesar survival rate penderita. Allah SWT menganjurkan kepada seluruh umat manusia hendaklah senantiasa bersabar dan banyak mengingat Allah SWT,karena sesungguhnya cobaan yang diberikan itu merupakan perwujudan kasih sayang Allah SWT kepada umatNya. Firman Allah Surat Al-Anbiya/ 21:83

    **** UUUU rr rr&&&& uu uu )))) 33 33 yy yy$$$$ tt tt //// uu uu oo oo rr rr&&&& zz zz ____ tt tt 9999 $$ $$#### || ||MMMM rr rr&&&& uu uu yy yymmmm rr rr&&&& qqqq 9999 $$ $$#### artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: " (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS.Al-Anbiya/ 21:83).

    Dari sepotong ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai umat manusia wajib bersyukur, sabar dan tabah terhadap segala cobaan penyakit yang diberi Allah, dan hendaknya kita selain usaha untuk periksa menyembuhkan penyakit, kita juga wajib selalu mengingat asma Allah SWT. Karena segala penyembuhan penyakit datang dari Allah SWT.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem pakar yang mampu mendiagnosa secara manifestasi klinis serta memberikan solusi untuk penyakit lupus. Sistem pakar ini berbasis web menggunakan pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis data. Dengan Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu kesimpulan prosentase jenis lupus serta solusi mengenai materi berdasarkan usia penderita, dimana prosentase didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus probabilitas klasik dimana peluang P(A) dengan A adalah gejala lupus, N adalah total banyaknya gejala lupus, serta nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A sehingga di dapatkan prosentase tiap jenis untuk lupus discoid adalah 27,59 %, lupus sistemik adalah 51,72 % sedangkan lupus pengaruh obat adalah 20,69 % serta solusi dan terapi berdasarkan usia pasien. Hasil pengujian berdasarkan kuisioner menunjukan bahwa, aplikasi ini membantu pengguna dalam mendapatkan informasi, melakukan proses diagnosa secara manifestasi klinis serta pemilihan terapi dan materi yang sesuai. Hal ini diperoleh dari sepuluh orang responden yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Jika kita mengamati kehidupan sehari-hari di masyarakat, rupanya bukan

    hanya faktor pendidikan, ekonomi, dan budaya saja yang menjadi masalah besar

    bagi masyarakat saat ini. Ternyata faktor sosial yang menyangkut taraf

    kesejahteraan dan kesehatan masyarakat merupakan masalah yang jauh lebih

    penting untuk diperhatikan sebab kesejahteraan hidup sangat berdampak pada

    tingkat kesehatan dari masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, bagi mereka yang

    hidup dengan taraf kesejahteraan baik, pola hidup serta kesehatan mereka

    cenderung lebih terjaga, sedangkan bagi mereka yang hidup dengan taraf

    kesejahteraan kurang, mereka biasanya kurang peduli atau bahkan tidak menjaga

    pola hidup dan kesehatan mereka. Mereka sering meremehkan penyakit yang

    dideritanya, yang cukup aman diatasi sendiri tanpa harus periksa ke dokter.

    Padahal gejala-gejala tersebut apabila tidak dideteksi secara dini kemungkinan

    dapat terserang penyakit yang lebih serius, salah satunya peyakit imunologi.

    Penyakit imunologi terjadi karena adanya kompleks antigen-antibodi

    dalam tubuh. Penyakit imunologi terjadi akibat sistim antibodi terlalu sensitif atau

    kompleks antigen-antibodi menghancurkan sistim antibodi sendiri sehingga

    kekebalan tubuh berkurang (Media Aesculapius, 2001: 568). Dengan adanya obat

    bebas dan obat bebas terbatas yang beredar di masyarakat luas, maka biasanya

    masyarakat cenderung untuk mengobati gejala penyakit alergi yang dianggap

    ringan. Padahal, penyakit alergi seperti lupus adalah penyakit yang tidak bisa

  • disembuhkan tetapi bila dideteksi secara dini dan dengan terapi maka dapat

    memperbesar survival rate penderita

    !! !!$$$$ tt tt uu uu yy yy7777 oo oo ==== yy yy rr rr&&&& )))) ZZ ZZpipipipi !! !!$$$$ 2222 $$$$ ==== jj jj9999 #### ZZ ZZ oo oo0000 #### \\ \\ tt tt uu uu 3333 ss ss9999 uu uu uu uu ss ssYYYY 2222 rr rr&&&& $$$$ 9999 $$ $$#### nn nn==== tt tt

    Artinya :Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba/34:28) Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Allah Swt berfirman kepada hamba dan

    Rasul-Nya yaitu Muhammad Saw, Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan

    kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai

    pemberi peringatan, yaitu kepada seluruh makhluk yang mukallaf, seperti firman

    Allah SWT, Katakanlah :Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah

    kepadamu semua. (QS. Al-Araf /7:158). Basyiron wa nadziron (sebagai

    pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan) yaitu engkau memberi

    kabar gembira bagi orang yang menaatimu dengan surga dan memberikan

    ancaman bagi orang yang bermaksiat kepadamu dengan neraka. Dengan

    memahami makna bahwa Nabi sebagai pembawa rahmat dan kabar gembira di

    atas, maka dapat diterapkan pada sebuah sistem pakar untuk diagnosa penyakit

    imunologi (lupus), apabila dengan diagnosa dini dan penatalaksanaan yang

    mutakhir maka 80-90% pasien dapat mencapai harapan hidup 10 tahun dengan

    kualitas hidup yang hampir normal (Media Aesculapius, 2001: 571) .Pada

    dasarnya memang kesembuhan berbagai macam penyakit, adalah atas kehendak

    Allah SWT, dan kita manusia wajib mensyukuri atas apa yang telah diberikan

    Allah kepada kita semua. Firman Allah SWT dalam QS.Luqman ayat 12:

  • ss ss)))) ss ss9999 uu uu $$$$ oo oo &&&& ss ss????#### uu uu zz zz yy yy )))) 9999 ss sspipipipi yy yy 3333 tttt :::: $$ $$#### rr rr&&&& 3333 $$ $$#### !!!! 44 44 tt tt uu uu 6666 tt tt $$$$ yy yy **** ss ss 3333 oo oo uu uu 9999 (( (( tt tt uu uu tt tt xx xx xx xx.... **** ss ss !!!! $$ $$####

    ;; ;; ____ xx xx yy yymmmm

    Artinya : Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. Luqmn/31 : 12).

    Ayat diatas menjelaskan mengenai seberapa besar rasa syukur manusia

    kepada Allah dan mengenai apa yang telah didapatkan dalam kehidupan setiap

    manusia, dimana pada saat manusia tersebut dapat mensyukuri dirinya sendiri,

    maka rasa syukur tersebut akan meluas dengan mensyukuri segala sesuatu yang

    didapatkan dalam hidupnya.

    Dengan adanya teknologi yang Semakin berkembang pesat membuat

    proses dalam membantu pendeteksian dini untuk penyakit lupus pun kini dapat

    dipermudah. Kemampuan komputer untuk mengolah informasi dan pengetahuan

    pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal ini terlihat dengan banyak

    munculnya program kecerdasan buatan atau disebut Artifical Intelligence yang

    merupakan salah satu bentuk dari perkembangan komputer yang dapat berpikir

    dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia. Salah satu bentuk dari

    kecerdasan buatan yang banyak digunakan pada saat ini antara lain adalah sistem

    pakar.

    Sistem Pakar sudah banyak dikembangkan, baik untuk kepentingan

    penelitian maupun untuk kepentingan bisnis, juga dari berbagai bidang ilmu

  • seperti ekonomi, keuangan, teknologi dan kedokteran. Sistem pakar dalam bidang

    diagnosis kesehatan telah dikembangkan pada pertengahan tahun 1970 di Stanford

    University. Sistem tersebut dapat digunakan untuk melakukan diagnosis dan

    terapi terhadap penyakit meningitis dan infeksi bacterimia. Sistem pakar yang

    merupakan suatu program untuk penalaran seorang pakar dengan keahlian pada

    suatu wilayah pengetahuan tertentu, akan lebih terasa efektif serta efisien, apabila

    pengguna dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi di manapun dan

    kapanpun. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi web yang

    bersifat dinamis.

    Saat ini, aplikasi web merupakan salah satu sumber informasi yang banyak

    digunakan. Teknologi internet begitu menyentak dan membawa banyak

    pembaharuan termasuk memperbaiki metode pengembangan aplikasi. Kini web

    tidak hanya digunakan untuk membangun sebuah situs, namun juga digunakan

    untuk pengolahan, pendistribusian data penting dan aplikasi sistem pakar itu

    sendiri. Aplikasi sistem pakar dengan web dibuat agar pemakai dapat berinteraksi

    dengan penyedia informasi secara mudah dan cepat, melalui dunia internet.

    Aplikasi web tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis, melainkan

    juga mampu memberikan informasi yang berubah secara dinamis, dengan cara

    melakukan koneksi terhadap database.

    Penulis hendak membuat suatu prototype sistem pakar yang dapat

    digunakan sebagai alat bantu untuk masyarakat awam agar dapat membantu

    mendeteksi penyakit lupus secara dini. Deteksi ini adalah deteksi sementara yang

    dapat dipergunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera menghubungi

  • dokter untuk memperoleh diagnosa pasti dan terapi sejak dini, sehingga dapat

    memperpanjang usia harapan hidup penderita.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan

    masalah, yaitu bagaimana merancang dan membuat sistem pakar yang mampu

    membantu deteksi penyakit lupus secara dini sehingga masyarakat mendapatkan

    solusi dan informasi secara optimal.

    1.3 Batasan Masalah

    Agar penyusunan tugas akhir ini tidak keluar dari pokok permasalahan

    yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada :

    1. User yang dapat menggunakan sistem pakar ini adalah masyarakat, dokter dan

    pasien

    2. Input dari user berupa usia dan gejala-gejala yang timbul untuk menentukan

    hasil diagnosis berupa prosentase jenis lupus dan juga solusi berdasarkan usia

    penderita.

    3. Sistem pakar ini hanya mendiagnosa sementara (untuk prediksi awal) penyakit

    imunologi yaitu lupus (yang terdiri dari discoid, sistemik dan pengaruh obat)

    yang menyerang manusia guna meningkatkan kewaspadaan dan

    menghindarkan ke tingkat penyakit yang lebih lanjut/parah. bukan sebagai

    pengganti dokter

    4. Penelitian ini dilakukan untuk diagnosa penyakit lupus secara dini pada

    pasien yang berusia 15 -.40 tahun. Dengan dibagi menjadi 3 kategori. Yaitu

    usia < 19 tahun , 19-40 tahun, >40 tahun

  • 5. Pengembangan aplikasi ini akan dititikberatkan pada implementasi metode

    inferensi foward chaining

    6. Pembuatan dan perancangan aplikasi system pakar ini berbasis web dengan

    menggunakan macromedia dreamweaver 8.0, pemrograman PHP MySQL

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah merancang dan membuat

    sistem pakar berbasis web yang mampu membantu deteksi dini penyakit

    imunologi studi kasus lupus erithematosus secara dini sehingga masyarakat

    mendapatkan solusi dan informasi secara optimal.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Kegunaan yang dapat dihasilkan dari hasil penelitian dalam tugas akhir ini

    adalah :

    1. Sebagai bahan acuan serta pembuka wawasan untuk masyarakat mengenai

    penyakit imunologi studi kasus lupus yang selama ini kurang dipahami.

    2. Mempermudah dan mempercepat untuk diagnosis secara dini dan pemberian

    solusi sehingga upaya-upaya preventif dan promotif akan dapat lebih di

    maksimalkan.

    3. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat untuk antisipasi dini

    terhadap gejala-gejala suatu penyakit.

    4. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pijakan bagi para peneliti

    berikutnya yang akan membahas mengenai masalah sistem pakar.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

  • BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

    masalah, tujuan, manfaat, metodologi dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan

    permasalahan yang diambil.

    BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

    Bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan dalam

    merancang dan membuat sistem pakar yang meliputi Blok Diagram

    Area Permasalahan, Blok Diagram Fokus Permasalahan, Blok

    Diagran Faktor Kritis, Dependency Diagram, Data Context

    Diagram (DCD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship

    Diagram (ERD), Rancangan Database, Flowchart.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat

    secara keseluruhan. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi

    yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat

    menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang

    diharapkan.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat

    bermanfaat untuk pengembangan pembuatan program aplikasi

    selanjutnya.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Penyakit Imunologi

    #### ss ss )))) uu uu MMMM tt tt uu uu ss ss oo oo Artinya :Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku, (QS As-

    syuara : 80). Dalam tafsir Ibnu Katsir kalimat Dan apabila aku sakit, Dialah yang

    menyembuhkanku disandarkan penyakit pada dirinya, sekalipun hal itu

    merupakan qadar, qadha dan ciptaan Allah. Akan tetapi, ia sandarkan hal itu

    kepada dirinya sebagai sikap beradab. Makna hal itu berarti, jika aku menderita

    sakit, maka tidak ada seorang pun yang berhak menyembuhkanku selain-Nya

    sesuai takdir-Nya yang dikarenakan oleh sebab yang menyampaikannya. Hikmah

    dari ayat ini adalah bahwa penyembuhan suatu penyakit merupakan hak

    sepenuhnya dari Allah swt, namun jika hanya menyandarkan kepada Allah swt

    tanpa berusaha maka penyakit tersebut susah untuk di sembuhkan.

    Hal ini sesuai dengan sabda Rasul :

    ) ! " $ &' ! (

    "Berobatlah, wahai para hamba Allah! Sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit melainkan Ia menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua (Dirawikan oleh Ahmad dari Usamah bin syuraik) . Penyakit-penyakit autoimun adalah kondisi-kondisi dimana ada suatu

    kelainan dari sistim imun yang dikarakteristikan oleh produksi yang abnormal dari

    antibodi-antibodi (auto-antibodies) yang diarahkan terhadap jaringan-jaringan

    tubuh. Penyakit-penyakit autoimun secara khas mencirikan peradangan dari

    beragam jaringan-jaringan tubuh. seperti systemic lupus erythematosus, Sjogren's

  • syndrome, rheumatoid arthritis, polymyositis, scleroderma, Hashimoto's

    thyroiditis, juvenile diabetes mellitus, Addison disease, vitiligo, pernicious

    anemia, glomerulonephritis, dan pulmonary fibrosis, infeksi-infeksi kronis dan

    kanker (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).

    Imunologi ialah cabang bidang medis yang berkaitan dengan gerak balas tubuh

    terhadap antigen (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431). Beberapa contoh penyakit

    autoimun,antara lain

    1. Lupus

    2. Rheumatoid Arthritis

    3. Multiple Sclerosis

    4. Antinuclear Antibody Test (ANA)

    5. Scleroderma

    2.1.1 Lupus

    Lupus bukan sebuah cerita drama tapi sebuah penyakit, beberapa waktu

    lalu lupus merupakan suatu penyakit yang belum terlalu dikenal tapi dengan

    berjalannya waktu lupus bagai sebuah jamur yang tumbuh cepat di berbagai

    tempat.

    Lupus berasal dari bahasa latin yang berarti serigala,ini disebabkan karena

    pada penderita lupus yang disebut juga odapus terdapat ruam merah dipipinya

    yang disebut butterfly rash, lupus juga sering disebut dengan systemic lupus

    erithematosus (SLE).

  • Lupus merupakan penyakit autoimun kronik yang dapat mengenai

    kulit,susunan saraf,sendi,ginjal,paru dan bagian tubuh yang lainnya. Pada

    penyakit lupus ini imun yang seharusnya menjaga tubuh dari serangan virus atau

    bakteri, malah sebaliknya jaringan tubuh yang sehat malah diserang oleh imunnya

    sendiri. Sampai sekarang penyebab terjadinya serangan lupus belum diketahui

    tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu genetenetik

    (keturunan),lingkungan ,(obat-obatan,racun,makan,dan sinar matahari)

    (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).

    Lupus tidak menular ,karena lupus bukan penyakit menular.Bagaimana

    gejala lupus? Biasanya gejala yang umum dirasakan oleh odapus merasa lelah

    atau badannya lemah,demam,bercak pada kulit dan nyeri pada otot dan persendian

    ,kadangkala gejala ini dapat diartikan dengan penyakit flu atau demam berdarah.

    Lupus biasanya mengenai berbagai alat tubuh gejala yang dirasakan antara lain:

    System otot dan tulang

    Sakit pada sendi pada kedua sisi (kiri ataupun kanan) tanpa merusak sendi

    tersebut gejala ini sering menyerang bagian tangan , lutut dan pegelangan

    tangan .

    Kulit dan rambut

    Serangan pada kulit dan rambut 90% terjadi pada odapus , pada serangan ini

    ditemukan seperti kemerahan pada wajah (butterfly rash) yang dicetuskan

    karena sinar matahari, selain itu juga terdapat serang discoid pada kulit

    ,rambut menjadi rontok dengan pengobatan yang baik insyaAllah serangan

    pada kulit dan rambut dapat dihilangkan/disembuhkan

  • Mata

    Kerusakan pada mata jarang didapati pada odapus kerusakan retina dapat

    terjadi karena akibat pengobatan lupus dengan menggunakan antimalaria

    (chloroquine) jika menggunakan obat yang demikian hendaklah teratur periksa

    ke dokter mata juga.

    Susunan saraf

    15 % Gangguan otak,saraf dan kejiwaan didapati pada odapus, kelainan dapat

    berupa kejang-kejang ,kelemahan otot ,depresi,gelisah dan stroke.

    Paru-paru

    Sesak nafas yang dirasakan pada odapus dapat disebabkan karena adanya

    cairan pada selaput parunya dan juga karena akibat infeksi paru(pneumonia)

    Lupus bukan penyakit turunan tapi ada beberapa faktor kalau orang tua

    memegang peranan penting terjadinya pemicu lupus itu aktif pada tubuh

    odapus,tapi seberapa besar pengaruh antara satu dengan yang lainnya berbeda-

    beda pada sebagaian orang rentan terjangkit lupus. Lupus bukan penyakit turunan

    tapi ada beberapa faktor kalau orang tua memegang peranan penting terjadinya

    pemicu lupus itu aktif pada tubuh odapus (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431) ,tapi

    seberapa besar pengaruh antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda pada

    sebagian orang rentan terjangkit lupus. Pada saat ini belum ditemukan cara

    penyembuhan lupus secara tuntas. Dengan hidup sehat dan pengobatan secara

    teratur aktivitas lupus dapat ditekan.

    Setiap yang hidup pasti akan mati,lupus bukan penyakit mematikan tapi

    dengan adanya infeksi dan komplikasi itu yang menimbulkan kematian kepada

  • odapus. Lupus sering menyerang kaum perempuan dibandingkan kaum laki-laki,

    gejala-gejala lupus sering dijumpai pada usia produktif 15-40 tahun.kalaupun ada

    usia dibawah 15 tahun atau di atas 40 tahun, kemungkinannya ada sangat kecil

    dan gejalanya masih belum jelas terlihat (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).

    Dalam mendiagnosa lupus perlu diperhatikan 3 macam:

    1. Lupus Eritematosus Sistemik (LES/SLE)

    Yaitu bagian sistemiknya. Dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak,

    lupus paru-paru, lupus jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal,

    lupus jantung, lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain. Gejala yang

    tampak antara lain :

    1. Arthritis (Sakit/nyeri/bengkak pada persendian selama lebih dari 3 bulan)

    2. Jari tangan/jari kaki tampak pucat/tidak nyaman pada saat dingin

    3. Sariawan > 2 minggu atau lebih (sampai mulut taraf parah)

    4. Anemia (Kurang darah)

    5. Pleuritis / pericarditis (Nyeri di dada saat menarik nafas yang panjang

    selama beberapa hari)

    6. Merasa sangat lemah dan cepat lelah meskipun telah cukup istirahat

    7. Diare secara terus menerus > 2 minggu

    8. Demam diatas 38 derajat celcius tanpa sebab yang jelas & terjadi secara

    berulang

  • 9. Penurunan Berat badan (berat badan turun drastis > 10 kg dalam 2

    minggu)

    10. Pembengkakan kelenjar (biasanya sering terjadi pada kaki, tangan menjadi

    bengkak membesar)

    11. Hematuria (Air kemih mengandung darah)

    12. Gangguan penglihatan (Tiba-tiba mata menjadi perih dan sakit waktu

    melihat, penglihatan menjadi buram yang lama-kelamaan dapat berakibat

    kebutaan pada penderita)

    13. Mimisan (terjadi secara berulang)

    14. Gangguan menelan (tenggorokan terasa sakit dan perih pada saat kita

    menelan makanan)

    15. Batuk darah

    2. Lupus Diskoid

    Yaitu bagian Kulit .Lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan

    kulit. Termasuk paling banyak menyerang. Gejala yang termasuk dalam

    kategori discoid, antara lain :

    1. Butterfly rash (Adanya ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu bersayap

    meliputi kedua pipi)

    2. Photosensitivity (Kulit menjadi hipersensitif terhadap sinar matahari)

    3. Discoid rash (Ruam rash pada wajah yang berbentuk bulat pada pipi)

  • 4. Di bagian tubuh terdapat bercak-bercak merah berbentuk cakram dan

    terkadang bersisik

    5. Mucus membrane ulcers (muncul Borok-borok yang berlendir)

    6. Alopesia (Kebotakan pada rambut yang sulit tumbuh)

    7. Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

    8. Kaki sering mengalami mati rasa dan kesemutan

    3. Lupus Obat

    Timbul akibat efek samping obat dan akan sembuh sendiri dengan

    memberhentikan obat terkait. Umumnya berkaitan dengan pemakaian obat

    hydralazine (obat hipertensi) dan procainamide (untuk mengobati detak

    jantung yang tidak teratur). (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433). Gejala yang

    termasuk di dalamnya antara lain :

    1. Sering sekali mengalami kejang

    2. Rasa mual, muntah > 2 minggu

    3. Menurunnya nafsu makan

    4. Brain Irritation (Sering mengalami nyeri kepala sebelah yang menyerupai

    migren)

    5. Nyeri otot secara berulang

    6. Nyeri pada perut

  • Ada beberapa kriteria untuk mendiagnosa lupus. Umumnya seseorang

    memenuhi paling sedikit 4 (empat) kriteria sebelum diagnosa dilakukan:

    1. Arthritis (Sakit/nyeri/bengkak pada persendian selama lebih dari 3 bulan)

    2. Jari tangan/jari kaki tampak pucat/tidak nyaman pada saat dingin

    3. Sariawan > 2 minggu atau lebih (sampai mulut taraf parah)

    4. Anemia (Kurang darah)

    5. Butterfly rash (Adanya ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu bersayap

    meliputi kedua pipi)

    6. Pleuritis / pericarditis (Nyeri di dada saat menarik nafas yang panjang

    selama beberapa hari)

    7. Merasa sangat lemah dan cepat lelah meskipun telah cukup istirahat

    8. Photosensitivity (Kulit menjadi hipersensitif terhadap sinar matahari)

    9. Sering sekali mengalami kejang

    10. Discoid rash (Ruam rash pada wajah yang berbentuk bulat pada pipi)

    11. Di bagian tubuh terdapat bercak-bercak merah berbentuk cakram dan

    terkadang bersisik

    12. Rasa mual, muntah > 2 minggu

    13. Menurunnya nafsu makan

    14. Diare secara terus-menerus > 2 minggu

  • 15. Brain Irritation (Sering mengalami nyeri kepala sebelah yang menyerupai

    migren)

    16. Mucus membrane ulcers (muncul Borok-borok yang berlendir)

    17. Alopesia (Kebotakan pada rambut yang sulit tumbuh)

    18. Demam diatas 38 derajat celcius tanpa sebab yang jelas & terjadi secara

    berulang

    19. Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

    20. Nyeri otot yang berulang

    21. Penurunan Berat badan (berat badan turun drastis > 10 kg dalam 2

    minggu)

    22. Pembengkakan kelenjar (biasanya sering terjadi pada kaki, tangan menjadi

    bengkak membesar)

    23. Nyeri pada perut

    24. Kaki sering mengalami mati rasa dan kesemutan

    25. Hematuria (Air kemih mengandung darah)

    26. Gangguan penglihatan (Tiba-tiba mata menjadi perih dan sakit waktu

    melihat, penglihatan menjadi buram yang lama-kelamaan dapat berakibat

    kebutaan pada penderita)

    27. Mimisan (terjadi secara berulang)

  • 28. Gangguan menelan (tenggorokan terasa sakit dan perih pada saat kita

    menelan makanan)

    29. Batuk darah

    (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433).

    Secara Etiologi Penyakit lupus penyebabnya belum diketahui. Diduga

    faktor genetik,infeksi dan lingkungan ikut berperan serta pada patofisiologi lupus

    (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433). Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan

    untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan

    reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibody secara terus-menerus. Antibody

    ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan

    penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan. Faktor-faktor

    risiko pada penderita lupus, antara lain:

    1. Faktor Risiko Genetik, meliputi jenis kelamin, umur dan faktor keturunan.

    2. Faktor risiko hormon

    3. Sinar Ultraviolet

    4. Imunitas

    5. Obat

    6. Infeksi

    7. Stress

    Positif lupus, empat kriteria Gejala penyakit ini dibedakan atas gejala

    umum dan gejala pada organ tertentu (Media Aesculapius, 2001).Gejala umum

    yang sering ditemukan di antaranya, penderita sering merasa lemah, kelelahan

  • berlebihan, demam, dan pegal-pegal. Gejala ini muncul ketika lupus sedang aktif

    dan menghilang ketika tidak aktif.

    Organ-organ tubuh yang biasanya menunjukkan adanya lupus sangat

    banyak, dari kulit, ginjal, jantung, hingga otak. Pada kulit gejalanya berupa ruam

    merah berbentuk mirip kupu-kupu di kedua pipi. Di bagian tubuh lainnya terdapat

    bercak merah berbentuk cakram dan terkadang bersisik. Kerontokan rambut dan

    sariawan merupakan gejala lain pada kulit. Kalau dilihat secara utuh, penderita

    lupus dengan gejala-gejala tadi akan tampak mirip monster.

    Pada dada timbul rasa sakit yang menimbulkan gangguan pernapasan. Bila

    jantung atau paru-paru terserang, penderita akan merasakan jantung berdebar atau

    sesak napas. Bila jantung mengalami kelainan lanjutan, kaki menjadi bengkak.

    Pada sistem otot gejala yang dirasakan penderita adalah rasa lemah atau sakit di

    otot. Pada pesendian akan dirasakan sakit, baik dengan ataupun tanpa

    pembengkakan dan kemerahan. Sedang pada saluran pencernaan muncul gejala

    sakit perut, mual, muntah, diare, atau sukar buang air besar. Pada ginjal terjadi

    gangguan fungsi yang mengakibatkan tidak dapat dikeluarkannya racun hasil

    metabolisme dan banyaknya kandungan protein dalam urine. Pada sistem saraf

    timbul gangguan pada otak, saraf sumsum tulang belakang dan saraf tepi, yang

    mengakibatkan pusing atau kejang. Bahkan, bisa sampai menimbulkan stroke dan

    gangguan jiwa, meskipun ini jarang terjadi.

    Pada 1971 untuk bisa menentukan seseorang terserang lupus setidaknya

    diperlukan 14 kriteria. Pada 1982 kriteria itu menjadi 11. Sekarang, diperlukan

    hanya empat kriteria. "Tapi bukan berarti kalau ada tiga kriteria bukan lupus. Satu

  • kriteria saja diduga sudah bisa menunjukkan kemungkinan adanya penyakit

    lupus," tambah dr. Heru, oleh karena itu antisipasi masyarakat sejak dini sangat

    diperlukan, demi kesehatan mereka juga. Bahkan, bila menunjukkan gejala pada

    dua atau lebih organ atau sistem tadi, seseorang harus diwaspadai menderita

    lupus. (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 434).

    Kebanyakan gejala penyakit Lupus adalah peradangan. Jadi pengobatan lebih

    banyak ditujukan untuk mengurangi peradangan tersebut. Ada 4 (empat)

    kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit ini yaitu:

    Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), Corticosteroids, antimalarials,

    dan obat-obat cytotoxic (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 434).

    Gejala lupus sering menyerupai penyakit lain, sehingga penyakit ini sering

    dijuluki Si Peniru Ulung. Karena itu kita harus hati-hati dalam

    menginterprestasikan hasil pemeriksaan. Bisa saja dokter menduga pasiennya

    terserang sifilis, batu ginjal, atau rematik, seperti yang dialami Tiara Savitri,

    penderita lupus yang kini menjadi Ketua Yayasan Lupus Indonesia.

    Hamil boleh, tapi direncanakan meski masih belum bisa disembuhkan,

    odapus tetap bisa mendapatkan pengobatan agar bisa hidup lebih lama seperti

    orang sehat. Pengobatan ditujukan untuk menghilangkan gejala lupus yang ada.

    Pengobatan juga perlu didukung perubahan pola hidup, pengendalian emosi,

    pemakaian obat secara tepat, dan pengaturan gizi seimbang

  • 2.1.2 Faktor Risiko

    Orang-orang yang mempunyai keluarga yang pernah terkena penyakit

    Lupus ini dicurigai berkecenderungan untuk terkena penyakit ini, lebih kurang 5-

    12% lebih besar dibanding orang normal.

    1. Faktor Risiko Genetik. Meliputi jenis kelamin (Frekuensi pada Wanita

    dewasa 8 kali lebih sering daripada pria dewasa), umur (lebih sering pada

    usia 15-40 tahun), dan faktor keturunan (frekuensinya 20 kali lebih sering

    dalam keluarga dimana terdapat anggota dengan penyakit tersebut).

    2. Faktor risiko hormon. Konsumsi hormon juga akan berdampak buruk bagi

    kesehatan kita. Estrogen menambah risiko SLE.

    3. Sinar Ultraviolet. Sinar ultraviolet mengurangi supresi imun sehingga

    terapi menjadi kurang efektif, sehingga lupus kambuh atau bertambah

    berat. Ini disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin

    sehingga terjadi inflamasi di tempat tersebut maupun secara sistemik

    melalui peredaran di pembuluh darah.

    4. Imunitas. Pada pasien lupus terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi

    terhadap sel T.

    5. Obat. Obat tertentu dalam prosentase kecil sekali pada pasien tertentu dan

    diminum dalam jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat

    (Drug Induced Lupus Erythematosus atau DILE). Jenis obat yang dapat

    menyebabkan lupus obat adalah :

  • - Obat yang pasti menyebabkan lupus obat: klorpromazin, metildopa,

    hidralasin, prokainamid, dan isoniazid.

    - Obat yang mungkin dapat menyebabkan lupus obat: dilantin,

    penisilamin, dan kuinidin

    6. Infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang-

    kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi.

    7. Stres. Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki

    kecenderungan akan penyakit ini.

    (Media Aesculapius, 2001: 568).

    Lupus adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan

    manifestasi klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat (Mansjoer, 2001: 568).

    Lupus juga dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang yang menyerang

    sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada tulang sendi,otot ,

    kulit dan jaringan penghubung lainnya dan organ (Hartawan, 2007: 1). Lupus

    menyebabkan sistem kekebalan memproduksi antibodi - antibodi yang menyerang

    sel-sel dan dan jaringan-jaringan yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri.

    Seperti yang diungkapkan dalam buku kecil Care for Lupus (Syamsi

    Dhuha), Lupus adalah sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai

    Lupus Erythematosus. Dalam istilah sederhana, seseorang dapat dikatakan

    menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi alergi pada

    dirinya sendiri. Lupus adalah istilah dari bahasa Latin yang berarti Serigala.Hal ini

  • disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki butterfly rash atau

    ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi Serigala, tetapi

    berwarna putih.

    Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus

    Erythematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh

    atau sistem internal manusia. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh,

    penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Pada Lupus, tubuh

    menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat

    terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk

    melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut sebagai

    autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).

    Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk yang menyerang

    tubuh odapus, yang pertama yaitu Cutaneus Lupus, seringkali disebut discoid

    yang mempengaruhi kulit. Kedua, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang

    menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, jantung, ginjal, hati,

    otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus (DIL), timbul karena menggunakan

    obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan, umumnya gejala akan hilang.

    dan biasanya odapus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari hal-hal yang

    dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :

    1. Menghindari stress

    2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari

  • 3. mengurangi beban kerja yang berlebihan

    4. menghindari pemakaian obat tertentu.

    odapus dapat memeriksakaan diri pada dokter-dokter pemerhati penyakit ini,

    dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal,

    hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan

    teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum

    seumur hidup), odapus akan dapat hidup layaknya orang normal.

    Lupus eritematosus sistemik (lupus eritematosus disseminata, lupus)

    adalah suatu penyakit autoimun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa

    menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian dan organ

    dalam.pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang

    berbeda. beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai

    penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis.Apakah

    Penyebabnya? Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan

    pertahanan tubuh dalam melawan infeksi.Pada lupus dan penyakit autoimun

    lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi

    yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. antibodi ini menyerang organ

    dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun.Mekanisme maupun

    penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya dimengerti. Penyebab

    dari lupus tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor lingkungan dan

    keturunan.Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus:

    * infeksi

  • * antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)

    * sinar ultraviolet

    * stres yang berlebihan

    * obat-obatan tertentu

    * konsumsi hormon.

    Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen

    penyebabnya tidak diketahui. penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari

    kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun

    saudara kandung) yang telah maupun akan menderita lupus.Statistik menunjukkan

    bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang akan menderita penyakit

    ini. Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita

    oleh pria.Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita,

    meskipun 10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita (Hariadi&Hoediyanto,

    2007: 434)

    Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering

    menyerang wanita. meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum

    menstruasi dan/atau selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon

    (terutama estrogen) mungkin berperan dalam timbulnya penyakit ini.Meskipun

    demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada wanita

    dan pada masa pra-menstruasi, masih belum diketahui. Kadang-kadang obat

    jantung tertentu (hidralazin, prokainamid dan beta-bloker) dapat menyebabkan

  • sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan

    (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 434).

    GEJALA:

    Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada

    penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak

    diketahui) menentukan gejala mana yang akan berkembang. karena itu, gejala dan

    beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita. Perjalanan penyakit ini

    bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang berat.Gejala

    pada setiap penderita berlainan, serta ditandai masa kekambuhan

    (eksaserbasi).Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di

    kemudian hari akan melibatkan organ lainnya, antara lain: (Hariadi&Hoediyanto,

    2007: 435)

    * otot dan kerangka tubuh.

    Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan kebanyakan

    menderita arthritis. persendian yang sering terkena adalah persendian pada jari

    tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut.Kematian jaringan pada tulang

    panggul dan bahu sering merupakan penyebab dari nyeri di daerah tersebut.

    * kulit

    Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal

    hidung. ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena sinar

  • matahari.Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar

    oleh sinar matahari.

    * ginjal

    Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di dalam sel-

    sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus (peradangan ginjal yang

    menetap).

    pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani dialisa

    atau pencangkokkan ginjal.

    * sistem saraf

    Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. yang paling sering

    ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa

    terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf.kejang,

    psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa kelainan

    sistem saraf yang bisa terjadi.

    * jantung

    Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis, endokarditis

    maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari

    keadaan tersebut.

  • * paru-paru

    Pada lupus bisa terjadi pleurisi (peradangan selaput paru) dan efusi pleura

    (penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya).Akibat dari keadaan

    tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.

    Gejala dari penyakit lupus:

    - demam

    - lelah

    - merasa tidak enak badan

    - penurunan berat badan

    - ruam kulit

    - ruam kupu-kupu

    - ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

    - sensitif terhadap sinar matahari

    - pembengkakan dan nyeri persendian

    - pembengkakan kelenjar

    - nyeri otot

    - mual dan muntah

    - nyeri dada pleuritik

    - kejang

    - psikosa.

    Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

    - hematuria (air kemih mengandung darah)

  • - batuk darah

    - mimisan

    - gangguan menelan

    - bercak kulit

    - bintik merah di kulit

    - perubahan warna jari tangan bila ditekan

    - mati rasa dan kesemutan

    - luka di mulut

    - kerontokan rambut

    - nyeri perut

    - gangguan penglihatan.

    2.1.3 Penatalaksanaan pasien lupus discoid

    ~ Untuk usia < 19 tahun

    Penatalaksanaan Umum:

    1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

    emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

  • 4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

    5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

    7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

    Penatalaksanaan Medikamentosa,dalam hal ini nantinya akan dikategorikan

    berdasarkan usia pasien yaitu:

    1. Untuk pasien dengan usia < 19 tahun

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    1,5 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

    3) Prednison 1,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan.

    ~ Untuk usia 19-40 tahun

    Penatalaksanaan Umum:

  • 1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

    emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

    4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

    5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

    7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

    Penatalaksanaan Medikamentosa,dalam hal ini nantinya akan dikategorikan

    berdasarkan usia pasien yaitu:

    Untuk pasien dengan usia 19-40 tahun

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

  • 1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    2,5 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

    3) Prednison 2,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan

    ~ Untuk usia > 40 tahun

    Penatalaksanaan Umum:

    1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

    emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

    4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

    5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

  • 7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

    Penatalaksanaan Medikamentosa,dalam hal ini nantinya akan dikategorikan

    berdasarkan usia pasien yaitu:

    Untuk pasien dengan usia > 40 tahun

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    3 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

    3) Prednison 3 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1 minggu

    sesuai kebutuhan.

    2.1.4 Penatalaksanaan pasien lupus sistemik erithematosus:

    ~ Usia < 19 tahun

    > PENATALAKSANAAN UMUM

    1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

  • emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

    4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

    5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

    7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    1,5 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

  • 3) Prednison 1,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan.

    4) Kalsium/vitamin D/kalsitonin, dan biophosphonates untuk meningkatkan

    pembentukan tulang.

    5) Colchidne 0,6 mg dua kali sehari.

    6) Dapsone 100-150 mg/hari, atau thalidomide 100-200 mg/hari.

    7) Thalidomide 100-200 mg sehari

    8) 200 mg dua kali sehari sangat efektif

    ~ Untuk usia 19-40 tahun:

    > PENATALAKSANAAN UMUM

    1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

    emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

    4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

  • 5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

    7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

    9) Hindari kehamilan terlebih dahulu

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    2,5 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

    3) Prednison 2,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan.

    4) Kalsium/vitamin D/kalsitonin, dan biophosphonates untuk meningkatkan

    pembentukan tulang.

    5) Colchidne 1 mg dua kali sehari.

    6) Dapsone 150-200 mg/hari, atau thalidomide 150-250 mg/hari.

  • 7) Thalidomide 150-250 mg sehari

    8) 250 mg dua kali sehari sangat efektif

    ~ Untuk usia >40 tahun :

    > PENATALAKSANAAN UMUM

    1) Kelelahan bisa karena sakitnya atau karena penyakit yang lain seperti anemia,

    demam, infeksi, gangguan hormonal, komplikasi pengobatan, atau stress

    emosional. upaya mengurangi kelelahan di samping pemberian obat adalah

    istirahat yang cukup, pembatasan aktivitas yang berlebih, dam mampu

    mengubah gaya hidup.

    2) Hindari merokok

    3) Hindari Asap rokok

    4) Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi

    5) Hindari stress dan trauma fisik

    6) Diet sesuai dengan kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

    7) Hindari pajanan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet pada pukul 10.00

    sampai 15.00

    8) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon

    estrogen

  • 9) Hindari kehamilan

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    3 mg/hari

    2) Penambahan obat antimalaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di mukosa

    membran (mulut)

    3) Prednison 3 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1 minggu

    sesuai kebutuhan.

    4) Kalsium/vitamin D/kalsitonin, dan biophosphonates untuk meningkatkan

    pembentukan tulang.

    5) Colchidne 1,5 mg dua kali sehari.

    6) Dapsone 200-300mg/hari, atau thalidomide 200-300 mg/hari.

    7) Thalidomide 200-250 mg sehari

    8) 300 mg dua kali sehari sangat efektif

    (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 436)

    2.1.5 Penatalaksanaan lupus pengaruh obat :

    ~ Untuk usia < 19 tahun :

    > PENATALAKSANAAN UMUM

  • 1) Jika gejala lupus disebabkan karena obat misalnya pada obat prokainamid (obat

    untuk memperbaiki irama jantung), hidralazin (obat darah tinggi), serta INH

    (obat tuberkulosis), maka menghentikan penggunaan obat bisa

    menyembuhkannya, walaupun diperlukan waktu berbulan-bulan.

    2) Hindari stress dan trauma fisik

    3) Hindari merokok

    4) Hindari asap rokok

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    3 mg/hari

    2) Prednison 1,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan.

    3) Vitamin B1 300 mg sebanyak tiga kali sehari selama empat minggu

    4) Vitamin B6 50 mg sebanyak tiga kali sehari selama empat minggu

    ~ Untuk usia 19-40 tahun :

    > PENATALAKSANAAN UMUM

    1) Jika gejala lupus disebabkan karena obat misalnya pada obat prokainamid (obat

    untuk memperbaiki irama jantung), hidralazin (obat darah tinggi), serta INH

  • (obat tuberkulosis), maka menghentikan penggunaan obat bisa

    menyembuhkannya, walaupun diperlukan waktu berbulan-bulan.

    2) Hindari stress dan trauma fisik

    3) Hindari merokok

    4) Hindari asap rokok

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    2,5 mg/hari

    2) Prednison 2,5 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1-2

    minggu sesuai kebutuhan.

    3) Vitamin B1 400 mg sebanyak tiga kali sehari selama delapan minggu

    4) Vitamin B6 100 mg sebanyak tiga kali sehari selama delapan minggu

    ~ Untuk usia > 40 tahun :

    > PENATALAKSANAAN UMUM

    1) Jika gejala lupus disebabkan karena obat misalnya pada obat prokainamid (obat

    untuk memperbaiki irama jantung), hidralazin (obat darah tinggi), serta INH

    (obat tuberkulosis), maka menghentikan penggunaan obat bisa

    menyembuhkannya, walaupun diperlukan waktu berbulan-bulan.

  • 2) Hindari stress dan trauma fisik

    3) Hindari merokok

    4) Hindari asap rokok

    > PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA

    1) Aspirin = obat antiinflamasi nonsteroid merupakan pilihan utama dengan dosis

    3 mg/hari

    2) Prednison 3 mg/hari. dosis dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1 minggu

    sesuai kebutuhan.

    3) Vitamin B1 450 mg sebanyak tiga kali sehari selama Delapan minggu

    4) Vitamin B6 200 mg sebanyak tiga kali sehari selama Delapan minggu

    2.2 Sistem Pakar

    Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah

    sistem pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama dibidang bisnis telah terbukti

    sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem pakar juga

    merupakan bidang teknik kecerdasan buatan yang paling luas penerapannya.

    2.2.1 Definisi Sistem Pakar

    Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang

    berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer

  • dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

    Dalam hal ini, Firman Allah Surat Al-Hujurat ayat 6 :

    $$$$ pp pp rr rr'''' tt tt tt tt %%%% !!!! $$ $$#### (( ((#### tt tt#### uu uu )))) .... uu uu !! !!%%%% yy yy```` 77 77,,,, $$$$ ss ss :: ::**** tt tt6666 tt tt //// (( ((#### &&&& tt tt6666 tt ttGGGG ss ss rr rr&&&& (( ((#### 7777 ???? $$$$ JJ JJ ss ss%%%% 77 77'''' ss ss#### yy yy pp ppgggg 2222 (( ((#### ssss 6666 GGGG ss ss 44 44 nn nn???? tt tt $$$$ tt tt FFFF ==== yy yy ss ss tt tt tt tt

    Artinya :Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu

    orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar

    kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa

    mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

    perbuatanmu itu (QS. Al-Hujurat:6)

    Maksud dari ayat diatas adalah dengan adanya system pakar yang

    dibuat adalah system yang berasal dari pikiran pakar, semua data benar-

    benar berasal dari pakar dalam bidangnya, bukan dari orang sembarangan.

    Yang dibuat agar orang awam dapat menyelesaikan masalahnya yang

    rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli.

    Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai

    asisten yang sangat berpengalaman (Kusumadewi, 2003: 110).

    Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, beberapa

    contoh diantaranya :

    Tabel 2.1 Sistem Pakar yang Terkenal

    Sistem Pakar Kegunaan MYCIN Diagnosa penyakit radang pembuluh darah DENDRAL Mengindentifikasi struktur molekular

    campuran yang tidak dikenal XCON& XCEL Membantu konfigurasi sistem komputer

    besar

  • SOPHIE Analisis sirkit elektronik PROSPECTOR Digunakan di dalam geologi untuk

    membantu mencari dan menemukan deposit FOLIO Membantu memberikan keputusan bagi

    seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi

    DELTA Pemeliharaan lokomotif listrik diesel (Kusumadewi, 2003: 110)

    2.2.2 Latar Belakang Pengembangan Sistem Pakar

    Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan.

    Darkin (1994) mengemukakan perbandingan kemampuan antara seorang

    pakar dengan sebuah sistem pakar.

    Tabel 2.2 Perbedaan seorang pakar dengan sistem pakar

    Faktor Human Expert Expert System Time availibility Hari kerja Setiap saat Geografis Lokal/tertentu Dimana saja Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti Perishable/dapat habis Ya Tidak Performansi Variable Konsisten Kecepatan Variable Konsisten Biaya Tinggi Terjangkau

    (Muhammad Arhami, 2005: 6)

    Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan

    sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu:

    1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin

    sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus menerus setaip

    hari tanpa beristirahat.

    2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan

    kemudian dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-

  • beda untuk digunakan sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada

    satu tempat dan pada saat yang bersamaan.

    3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa

    saja yang diberikan hak akses untuk menggunakannya dan jawaban

    yang diberikan oleh sistem terbebas dari proses intimidasi atau

    ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman atau

    tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.

    4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan

    bisa hilang atau lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh

    maintenance yang baik, sedangkan pegetahuan seorang pakar manusia

    lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang semakin tua,

    maupun menderita suatu penyakit.

    5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak

    dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan,

    faktor ekonomi atau perasaan tidak suka.

    6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem

    pakar relatif lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia.

    7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan

    penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program

    sistem pakar itu sudah ada).

    Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar

    dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya:

    1. Dapat menyediakan kepakaran tiap waktu dan di berbagai lokasi

  • 2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

    seorang pakar

    3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi

    4. Seorang pakar akan mahal

    5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat

    2.2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar

    Sistem pakar merupakan program-program prakris yang menggunakan

    strategi heuristic yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan

    permasalahan-permasalahan yang spesifik (khusus). Disebabkan oleh

    keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan, maka

    umumnya sistem pakar bersifat:

    1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-

    langkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

    tentang proses penyelesaian.

    2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

    kemampuan dari basis pengetahuannya.

    3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang seringkali tidak

    sempurna) untuk mendapatkan penyelesainannya.

    4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

    5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

    6. Terbatas pada bidang yang spesifik.

    7. dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau

    tidak pasti.

  • 8. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara

    yang dapat dipahami.

    9. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

    10. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

    11. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

    12. Output tergantung dari dialog dengan user.

    13. Knowledge base dan Inference engine terpisah.

    2.2.4 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar

    Perbandingan sistem konvensional dan sistem pakar yaitu :

    Sistem Konvensional :

    1. Informasi dan pemrosesan umunya digabungkan dalam satu program

    sequential.

    2. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah).

    3. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil

    diperoleh.

    4. Data harus lengkap.

    5. Perubahan pada proram merepotkan.

    6. Sistem bekerja jika sudah lengkap.

    7. Eksekusi secara algoritmik (step-by-step).

    8. Manipulasi pada database yang besar.

    9. Efisiensi adalah tujuan utama.

    10. Data Kuantitatif.

    11. Representasi data dalam numerik.

  • 12. Menangkap, menambah dan mendistribusikan data numerik atau

    informasi.

    Sistem Pakar :

    1. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (interface).

    2. Program bisa saja melakukan kesalahan.

    3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari sistem pakar.

    4. Data tidak harus lengkap.

    5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah.

    6. Sistem dapat bekerja hanya dengan rules yang sedikit.

    7. Eksekusi dilakukan secara heuristik dan logik.

    8. Manipulasi efektif pada knowledge base yang besar.

    9. Efektif adalah tuuan utama.

    10. Data kualitatif.

    11. Representasi