05120054

199
PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Pada Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Atik Hidayatal Khoiriyah (05120054) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Januari, 2010

Transcript of 05120054

Page 1: 05120054

PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN EKONOMI

Pada Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun

Pelajaran 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

Atik Hidayatal Khoiriyah

(05120054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Januari, 2010

Page 2: 05120054

PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI

Pada kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran

2009/2010

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan IPS ( S. Pd )

Oleh:

Atik Hidayatal Khoiriyah

(05120054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Januari, 2010

Page 3: 05120054

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI

Pada kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran

2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

Atik Hidayatal Khoiriyah

NIM. 05120054

Disetujui Pada Tanggal, 22 Januari 2010

Oleh :

Dosen Pembimbing,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd______

NIP. 19650403 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Muh. Yunus, M.Si ___

NIP. 19690324 199603 1 002

Page 4: 05120054

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI

Pada kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran

2009/2010

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Atik Hidayatal Khoiriyah (05120054)

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 11 Februari 2010

dengan nilai

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd.)

pada tanggal: 11 Februari 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang,

Drs. H. M. Hadi Masruri, MA :

NIP. 19670816 200312 1 002

Sekretaris Sidang,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd______ :

NIP. 19650403 199803 1 002

Pembimbing,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd______ :

NIP. 19650403 199803 1 002

Penguji Utama,

Drs. Muh. Yunus, M. Si____ :

NIP. 19690324 199603 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA____

NIP.19620507 133503 1 001

Page 5: 05120054

Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Atik Hidayatal Khoiriyah

Lamp : 4 Eksemplar Malang, 22 Januari 2010

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun

tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah

ini:

Nama : Atik Hidayatal Khoiriyah

Nim : 05120054

Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Active Learning

Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata

Pelajaran Ekonomi

pada Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang

Tahun Pelajaran 2009/2010

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak

untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu,alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dr. H. Nur Ali, M.Pd______

NIP. 19650403 199803 1 002

Page 6: 05120054

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 22 Januari 2010

Atik Hidayatal Khoiriyah

Page 7: 05120054

PERSEMBAHAN

Sujud syukurku kehadirat Allah SWT. yang mana telah memberikan

rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya atas terselesaikannya karya ini. Karya ini

akan kupersembahkan untuk:

Ayahanda Supardi dan Ibunda Siti Aminah yang telah bekerja keras dan

berbesar hati penuh kelembutan kasih sayang yang tiada akhir dengan penuh

kesabaran kepada ananda di setiap gerak langkah ananda, yang tak pernah putus

memberikan semangat, terima kasih atas keikhlasan dan ketulusan doa demi

kesuksesan ananda selama Studi di UIN Malang Maulana Malik Ibrahim.

Keluarga besarku beserta saudara-saudaraku yang menyumbangkan

dukungan, motivasi yang telah diberikan untukku.

Guru-guruku, dosen-dosenku Terimakasih telah mendidik dengan ikhlas

hingga saya menjadi manusia dewasa yang memperoleh berbagai ilmu

pengetahuan dan pengalaman yang berarti dan berharga.

Teman-teman Kos Bu Lamin tercinta ”Zeni, Kiki, Eva, Neha, Kumara,

Umi, Emy, Rani, Nimas, Erna, Wahida, Dian, Nurul dkk” dan tak lupa teman-

teman senasib dan seperjuangan Transferan dari D2 ”Ana, Rere, Ain,dan Iik”

yang selalu mendukung dan menghiburku.

Teman-teman IPS ( Economic Education ) angkatan 2005 yang telah

mewarnai hariku dalam setiap kebersamaan di UIN Malang dan dimanapun dan

terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Dan semuanya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu

Page 8: 05120054

MOTTO

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والمىعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسه إن ربك (١٢٥)هى أعلم بمه ضل عه سبيله وهى أعلم بالمهتديه

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl: 125)

Page 9: 05120054

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: ”Pengaruh Penerapan

Metode Active Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran

Ekonomi pada Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran

2009/2010” dengan baik walaupun dalam bentuk sederhana dan masih perlu

banyak pembenahan. Penulis menyadari bahwa masih banyak membutuhkan

kritik dan saran agar dapat ditindak lanjuti dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya

yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Ad-Dinul

Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan akherat.

Dengan terselesainya skripsi ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan

dukungan dari semua pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ayahanda Supardi dan Ibunda Siti Aminah, yang mendidikku tanpa lelah

memberikan segala bantuan baik berupa bantuan moril, spiritual, maupun

materi yang tidak bisa nanda berikan balasnya apa-apa selain do’a, atas segala

dorongan dan motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 10: 05120054

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah banyak

memberi pengarahan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang berguna

kepada penulis sehingga dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya.

5. Bapak Drs. Muh. Yunus, M.Si, selaku Ketua Jurusan IPS UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, atas

ilmu dan nasihat-nasihatnya.

7. Bapak Kepala MAN 3 Malang beserta para Guru dan staf karyawan serta

seluruh siswa-siswi MAN 3 Malang yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan penelitian di lembaga tersebut.

8. Saudara-saudaraku, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

9. Seluruh rekan-rekan angkatan 2005 kebaikan kalian tidak akan pernah

kulupakan.

10. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konsruktif dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan demi terwujudnya skripsi yang lebih baik untuk masa-

masa yang akan datang.

Page 11: 05120054

Akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal baik mereka diterima

oleh Allah sebagai amalan sholehah serta mendapatkan imbalan yang semestinya.

Penulis berharap semoga penulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Malang, 22 Januari 2010

Penulis

Page 12: 05120054

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ........................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

ABSTRAK ........................................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 9

F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 9

G. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Active Learning ................................................................ 11

1. Pengertian Active Learning ..................................................... 11

2. Prinsip-prinsip Metode Active Learning ................................. 13

3. Ciri-ciri Metode Active Learning ............................................ 15

4. Teknik-teknik Pembelajaran Active Learning ......................... 17

Page 13: 05120054

5. Kebaikan dan Kelemahan Metode Active Learning ................ 25

a. Kebaikan Metode Active Learning.................................... 25

b. Kelemahan Metode Active Learning ................................. 27

B. Motivasi Belajar ............................................................................ 29

1. Pengertian Motivasi Belajar .................................................... 29

2. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................ 31

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar .............................................. 33

4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ............................................ 34

5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar................................... 37

6. Indikator Siswa Termotivasi ................................................... 39

C. Mata Pelajaran Ekonomi ............................................................... 40

1. Pengertian Ekonomi ............................................................... 40

2. Fungsi dan Tujuan .................................................................. 41

3. Standart Kompetensi Lulusan (SKL) ................................... 42

4. Kompetensi Dasar (KD) ......................................................... 47

5. Ruang Lingkup ....................................................................... 51

D. Motivasi Belajar Dalam Perspektif Islam ..................................... 52

E. Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi ............. 58

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 61

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 62

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 62

D. Data dan Sumber Data ................................................................... 64

E. Instrumen Penelitian .................................................................... 64

F. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 70

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 72

1. ......................................................................................... Uji

Validitas ............................................................................ 72

Page 14: 05120054

2. ......................................................................................... Uji

Reliabilitas ........................................................................ 74

3. ......................................................................................... Reg

resi Linier Sederhana ......................................................... 75

a. Analisis Korelasi ............................................................... 76

b. Analisis Determinasi ......................................................... 77

4. Pengujian Hipotesis ................................................................... 78

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................... 81

1. Sejarah Singkat MAN 3 Malang ............................................. 81

2. Visi .. ....................................................................................... 85

3. Misi ......................................................................................... 86

4. Tujuan ..................................................................................... 86

5. Target ....................................................................................... 87

6. Strategi ..................................................................................... 88

7. Profil Guru dan Karyawan ...................................................... 88

8. Profil Siswa ............................................................................. 89

9. Sarana dan Prasarana ............................................................... 90

10. Struktur Organisasi .................................................................. 92

B. Deskripsi Data .............................................................................. 93

1. Data Tentang Penerapan Metode Active Learning .............. 95

2. Data Tentang Motivasi Belajar............................................ 103

C. Analisis Data Distribusi Jawaban Responden............................... 104

D. Uji Validitas................................................................................. 128

E. Uji Reliabilitas............................................................................. 135

F. Analisis Regresi Linier Sederhana............................................... 136

1. Analisis Korelasi ................................................................... 138

2. Uji Determinasi ..................................................................... 138

Page 15: 05120054

G. Uji Hipotesis................................................................................. 138

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Metode Active Learning di kelas XI IPS MAN

3 Malang ........................................................................................ 141

B. Motivasi Belajar Siswa dalam menggunakan pembelajaran

active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang .......................... 144

C. Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Terhadap

Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi pada

Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun

Pelajaran 2009/2010 ...................................................................... 153

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 157

B. Saran .............................................................................................. 158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: 05120054

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok ........................... 47

Tabel 3.1 : Jabaran Populasi dan Sampel ......................................................... 63

Tabel 3.2 : Indikator Soal dalam Kuesioner Instrumen Penelitian ................... 67

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning ”Poster

Comment” ..................................................................................... 96

Tabel 4.2 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning ”Poster

Comment” ..................................................................................... 96

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning ”Index

Card” ............................................................................................ 97

Tabel 4.4 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning ”Index

Card” ............................................................................................ 97

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning ”Active

Debate” .......................................................................................... 98

Tabel 4.6 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning ”Active

Debate” ......................................................................................... 98

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning ”Everyone

is Teacher Here” ........................................................................... 99

Tabel 4.8 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning ”Everyone is

Teacher Here” .............................................................................. 100

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning ”Team

Quiz” ............................................................................................. 100

Tabel 4.10 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning ”Team

Quiz” ............................................................................................. 101

Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active learning

”jigsaw”........................................................................................ 101

Tabel 4.12 : Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning

”jigsaw” ..................................................................................... 102

Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa............................. 103

Tabel 4.14 : Frekuensi KategoriMotivasi Belajar Siswa................................ 103

Page 17: 05120054

Tabel 4.15 : Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Penerapan Metode Active

learning ”Poster Comment” .......................................................... 105

Tabel 4.16 : Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Penerapan Metode Active

learning ”Index Card” ................................................................... 107

Tabel 4.17 : Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Penerapan Metode Active

learning ”Active Debate” ............................................................... 109

Tabel 4.18 : Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Penerapan Metode Active

learning ” Everyone is Teacher Here” .......................................... 113

Tabel 4.19 : Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Penerapan Metode Active

learning ” Team Quiz” ................................................................... 115

Tabel 4.20 : Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Penerapan Metode Active

learning ” Jigsaw ” ........................................................................ 118

Tabel 4.21 : Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Motivasi

Belajar............................................................................................ 120

Tabel 4.22 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

”Poster Comment” ......................................................................... 128

Tabel 4.23 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

”Index Card” .................................................................................. 129

Tabel 4.24 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

” Active Debat” ............................................................................ 130

Tabel 4.25 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

” Everyone is Teacher Here” ....................................................... 131

Tabel 4.26 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

” Team Quiz” ................................................................................ 131

Tabel 4.27 : Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

” Jigsaw” ..................................................................................... 132

Tabel 4.28 : Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ........................................ 133

Tabel 4.29 : Uji Reliabilitas .............................................................................. 135

Tabel 4.30 : Analisis Regresi.............................................................................. 136

Tabel 4.31 : Uji Hipotesis .................................................................................. 138

Page 18: 05120054

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Mentah.......................................................................................... 1

2. Frekuensi Tabel..................................................................................... 17

3. Validitas................................................................................................ 36

4. Frekuensi.............................................................................................. 55

5. Reliabilitas............................................................................................ 62

6. Regresi................................................................................................. 69

7. Bukti Konsultasi.................................................................................. 71

8. Foto MAN 3 Malang dan Foto Interview............................................ 72

9. Daftar Angket...................................................................................... 75

10. Transkip Wawancara.......................................................................... 82

11. Surat Penelitian dari Kantor Depag Kota Malang.............................. 96

12. Surat Penelitian Kepada Kepala MAN 3 Malang............................... 97

13. Surat Keterangan telah selesai Melaksanakan Penelitian dari MAN 3

Malang................................................................................................ 98

14. Denah Ruang...................................................................................... 99

15. Struktur Organisasi............................................................................. 100

Page 19: 05120054

ABSTRAK

Khoiriyah, Atik Hidayatal. 2010. Pengaruh Penerapan Metode Active

Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran

Ekonomi pada Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun

Pelajaran 2009/2010 . Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (Program Studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Tarbiyah,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Pembimbing : Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Kata Kunci :Penerapan Metode Active Learning, Motivasi Belajar

Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya sampai saat ini masih

didominasi oleh metode yang monoton seperti memberikan materi melalui

ceramah, pemberian tugas dan diskusi bebas. Sehingga guru tidak bisa

mengembangkan pembelajaran yang menarik. Jika hal ini saja yang diberikan

pada siswanya maka akan ada kecenderungan siswa merasa bosan dan jenuh pada

mata pelajaran yang diajarkan. Akibatnya ialah tidak ada minat dan motivasi

siswa untuk belajar. Oleh karena itu, untuk menghindari kecenderungan siswa

merasa bosan dan jenuh serta untuk memberi motivasi siswa untuk belajar

khususnya pada mata pelajaran Ekonomi, guru hendaknya lebih cermat dalam

memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang melibatkan siswa

secara aktif. Berpijak dari pemikiran di atas, maka penulis tertari untuk

mengambil sebuah judul yaitu ” Pengaruh Penerapan Metode Active Learning

Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi pada Kelas XI

IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

bagaimana penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS

MAN 3 Malang, bagaimana motivasi belajar siswa dalam menggunakan

pembelajaran active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang, dan apakah ada

pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning terhadap

motivasi belajar siswa.

Adapun tujuan yang ingin dicapai permasalahan tersebut diatas adalah

untuk mengetahui metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS MAN

3 Malang, mengukur seberapa besar motivasi siswa dalam menggunakan metode

active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang, dan untuk mengetahui pengaruh

antara metode active learning dengan motivasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif

yang dilakukan di MAN 3 Malang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IPS Man 3 Malang. Teknik pengumpulan data berupa

wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik regresi sederhana dengan reliabilitas, validitas dan untuk

menguji seberapa besar pengaruhnya digunakan uji t.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode active learning yang sering diterapkan di MAN 3 Malang adalah active

debate, team quiz, jigsaw, tanya jawab dengan perpaduan berbagai metode seperti

Page 20: 05120054

cooperatif dan konstektual. Hal tersebut terlihat pada daftar hasil angket siswa

diantaranya seperti siswa aktif bertanya tentang materi pelajaran yang belum

dimengerti, berpartisipasi dalam kelompok, mengemukakan pendapat, dan

menjelaskan materi kepada kelompok lain.

Adapun motivasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN 3 Malang pada

masing-masing kelas ternyata berbeda-beda. Ini diakibatkan oleh karakteristik

siswa yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan ini adalah

salah satu faktor bagi seorang guru agar lebih memotivasi siswanya untuk belajar,

khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Hasil jawaban dari sampel yang diambil

44 responden yang ada, 24 orang (54,54%) adalah mempunyai motivasi belajar

tinggi, dan 20 (45,46%) mempunyai motivasi belajar sedang, dan 0 orang

mempunyai motivasi rendah.

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas yaitu penerapan metode active learning terhadap

variabel terikat yaitu motivasi belajar, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung:

2,852 ≥ t tabel 2,021 dan nilai signifikannya 0.05, karena t hitung 2,852, dan t

tabel 2,021 maka, t hitung > t tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha di terima. Pada

level signifikan 0,05 sehingga variabel penerapan metode active learning

memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar.

Dari hasil penelitian ini bahwa penerapan metode active learning

berpengaruh terhadap motivasi belajar. Karena dalam pembelajaran siswa dapat

terlibat secara langsung, bekerjasama dan saling berinteraksi dengan yang lainnya.

Jadi bukan hanya guru yang aktif akan tetapi siswa juga berperan aktif dalam

pembelajaran ekonomi. Metode active learning membuat skegiatan pembelajaran

terasa lebih menyenangkan yang menyebabkan siswa jadi termotivasi dalam

belajar.

Page 21: 05120054

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pembelajaran pendidikan pada umumnya sampai saat ini masih

didominasi oleh metode ceramah. Dimana metode ini tidak begitu banyak

mengembangkan kemampuan berfikir siswa terutama dalam memecahkan

suatu permasalahan. Sering dijumpai dalam pembelajaran guru hanya

menggunakan metode yang monoton, dimana dalam metode tersebut guru

hanya memberikan materi melalui ceramah, pemberian tugas dan diskusi

bebas. Sehingga guru tidak bisa mengembangkan pembelajaran yang menarik.

Ada kesan guru takut untuk merancang pembelajaran sendiri, sehingga dari

bahan belajar sampai metode evaluasi nyaris tidak ada perbedaan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bergaya

ceramah, siswa kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu

pembelajaran. Siswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama

pembelajaran, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat

mengingat 20% materi pembelajaran .1

Guru dalam melaksanakan metode ceramah atau ekspositorinya masih

sering terjebak ke dalam pemberian hafalan untuk dilatihkan kepada siswanya.

Mereka hanya diminta untuk menghafal, bukan tidak penting bagi siswa

mengetahui hal ini, akan tetapi jika hal ini saja yang diberikan pada siswanya

1 Melvin L. Silberman, Active Learning (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm. 24

Page 22: 05120054

maka akan ada kecenderungan siswa merasa bosan dan jenuh pada mata

pelajaran yang diajarkan.

Kekhawatiran lain yang mungkin timbul akibat adanya rasa bosan dan

jenuh ini adalah siswa menjadi malas bahkan tidak mau lagi mengikuti

pelajaran. Akibatnya ialah tidak ada minat dan motivasi siswa untuk belajar.

Guru memiliki peranan penting dalam menentukan proses

pembelajaran di sekolah. Siswa-siswa yang berprestasi pada umumnya

memiliki akses untuk berkembang dengan baik dibawah bimbingan guru yang

professional. E. Mulyasa memberikan pendapat bahwa mengingat peranan

guru yang penting terhadap keberhasilan implementasi KBK bahkan sangat

menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar, maka guru perlu

memperhatikan hal-hal berikut: (1) Mengurangi ceramah, (2) memberikan

tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, (3) Mengelompokkan peserta

didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata pelajaran,

(4) Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya, (5) Jangan ragu untuk

berhubungan dengan spesialist, bila ada peserta didik yang mempunyai

kelainan, (6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan

membuat laporan, (7) Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam

kecepatan yang sama, (8) Usahakan mengembangkan situasi belajar yang

memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuannya masing-masing

Page 23: 05120054

pada tiap pelajaran, dan (9) Usahakan untuk melibatkan peserta didik dalam

berbagai kegiatan.2

Guru adalah praktisi dalam dunia pendidikan. Guru menjadi ujung

tombak dalam upaya menyukseskan program pembelajaran dan pendidikan

pada umumnya. Oleh karena itu, guru diharapkan secara terus menerus

berupaya meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Upaya itu tentu tidak

dapat dilaksanakan manakala guru kurang memahami realitas yang ada serta

permasalahan pembelajaran yang dihadapi atau dilaksanakannya. Untuk itu

penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan untuk mengenali

permasalahan, baik yang berkenaan dengan materi pembelajaran, pengelolaan

kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, minat dan motivasi belajar

siswa, kemampuan siswa, dan yang terlebih kemampuan guru itu sendiri.

Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar proses belajar mengajar

yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif. Dengan demikian pembelajaran

tersebut mampu menghasilkan prestasi belajar yang optimal dan menciptakan

suasana belajar yang menarik, terkontrol, dan sistematis. Menurut Sanusi

kriteria pembelajaran efektif antara lain: Pembelajaran siswa secara klasikal

tuntas, (2) Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan telah tercapai, (3)

Respon siswa terhadap pembelajaran positif, (4) Aktivitas siswa dan guru

adalah efektif dan, (5) kemampuan guru mengolah pembelajaran sudah baik

dengan syarat nomor 1 dan 2 terpenuhi.3

2 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.

186

3 Sanusi, Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Mengajarkan Persamaan Kuadart Di Kelas

1 MA/SMA (Madiun: IKIP PGRI Madiun), hlm. 68-92

Page 24: 05120054

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai

upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga

merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum

memenuhi harapan. Hal itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal

yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia,

apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu

yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan

gambaran rendahnya kualitas pendidikan kita.

Banyak faktor yang turut mempengaruhi rendahnya kualitas

pendidikan. Apabila pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang

turut memengaruhi kualitas pendidikan tersebut, menurut Deming meliputi:

(1) input mentah atau siswa, (2) lingkungan instruksional, (3) proses

pendidikan, dan (4) keluaran pendidikan. Dalam proses pendidikan,

sebenarnya di dalamnya terdapat motivasi belajar, akan tetapi bila hal ini tidak

diperankan dengan baik oleh guru seorang siswa tidak akan mempunyai

semangat untuk melakukan aktifitas belajar.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang

yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajar . Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang

akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang

menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama

sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang

Page 25: 05120054

seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia

lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Banyak anak

dengan inteligensi yang rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam belajar.

Fungsi motivasi yang seharusnya sebagai pendorong, penggerak, dan

pengarah perbuatan belajar tidak dijalankan dengan baik.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seseorang siswa,

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya. Sebab sebab itu biasanya bermacam-macam,

mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-

lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak

terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan

atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam inilah perlu dilakukan daya upaya

yang dapat menemukan sebab-musababnya dan kemudian mendorong

seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan,

yakni belajar. Dengan kata lain siswa itu perlu diberikan rangsangan agar

tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.4

Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi bisa jadi gagal karena

kekurangan motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang

tepat. Bergayut dengan hal ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu

4 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm.

74

Page 26: 05120054

saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil

dalam memberikan motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan

kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong

para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. Dalam hal ini sudah barang

tentu peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha

untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik

diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Hasil belajar akan menjadi

optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin

berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa.5

Mengingat hal tersebut diatas, penulis mencoba meneliti tentang

pengaruh penerapan metode active learning sebagai salah satu cara untuk

memotivasi siswa dalam belajar. Serta untuk mengasah pola fikir siswa agar ia

terbiasa dalam berfikir kritis analistis argumentatif punya kepekaan sosial

yang tinggi serta dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya,

baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

5 Ibid., hlm. 77

Page 27: 05120054

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan

masalah yang perlu dikaji antara lain:

1. Bagaimana penerapan metode active learning pada kelas XI IPS MAN

3 Malang?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam menggunakan pembelajaran

active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran

active learning terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui metode active learning yang diterapkan di kelas XI

IPS MAN 3 Malang.

2. Untuk mengukur seberapa besar motivasi siswa dalam menggunakan

metode active learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara metode active learning dengan

motivasi belajar siswa.

Page 28: 05120054

D. Manfaat Penelitian

Jika dalam penelitian ini ada kebenaran bahwa ada pengaruh antar

metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa, secara praktis hasil dari

penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dan manfaat. Adapun

secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagi guru

Sebagai masukan dalam merancang metode active learning

sehingga siswa menjadi termotivasi dalam belajar.

2. Bagi siswa

a. Siswa mengenal metode-metode pembelajaran yang bervariatif

sehingga mampu memotivasi belajar siswa.

b. Siswa termotivasi untuk lebih giat belajar supaya mendapatkan

hasil belajar yang optimal.

3. Bagi peneliti

a. Sebagai calon guru penelitian ini menambah pengalaman karya

ilmiah sebagai bekal kelak terjun ke dunia pendidikan.

b. Menambah pengetahuan untuk melakukan metode pembelajaran

secara tepat, inovatif dan efisien.

c. Sebagai pengalaman yang akhirnya dapat dipergunakan untuk

memperbaiki dirinya dalam proses belajar mengajar ekonomi pada

masa sekarang dan mendatang.

Page 29: 05120054

E. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini meliputi :

1. Penelitian ini digunakan untuk mengukur penerapan metode active learning

dan motivasi belajar siswa.

2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3

Malang.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu

kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat.

Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan

penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah

menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih

kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna.6 Dan terdapat hipotesis,

yaitu :

a. Hipotesis alternatif (Ha), adanya pengaruh yang signifikan antara

penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

b. Hipotesis nihil (Ho), Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

6 Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana,

2006), hlm. 75

Page 30: 05120054

G. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda di antara

pembaca, maka perlu diberikan batasan-batasan pengertian pada beberapa

istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu

dijelaskan pengertiannya antara lain: (1) Metode Active Learning (2) Motivasi

Belajar.

1. Metode Active Learning

Metode active learning merupakan suatu proses kegiatan belajar

mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional,

sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan

kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik.

2. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan.

Page 31: 05120054

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Active Learning

1. Pengertian Active Learning

Metode active learning merupakan suatu proses kegiatan belajar

mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional,

sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan

kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih baik.7 Dari

pengertian tersebut menunjukkan bahwa metode active learning menempatkan

siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa di pandang sebagai

objek dan sebagai subjek. Active learning merupakan suatu proses belajar

mengajar yang aktif dan dinamis. Dalam proses ini siswa mengalami

“keterlibatan intelektual-emosional” disamping keterlibatan fisiknya.8

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran

dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan

menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses

aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan

otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang

dipelajari, disamping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih

7 Nana Sudjana dan Arifin Daeng, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

(Bandung: CV Sinar Baru, 1988), hlm. 32

8 Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 117

Page 32: 05120054

ketrampilan fisiknya.9 Cara memberdayakan peserta didik tidak hanya dengan

menggunakan strategi atau metode ceramah saja, sebagaimana yang selama ini

digunakan oleh para pendidik (guru) dalam proses pembelajaran. Mendidik

dengan ceramah berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran,

yamg hanya bisa dicerna otak siswa 20%. Padahal informasi yang dipelajari

siswa bisa saja dari membaca (10%), melihat (30%), melihat dan dengar

(50%), mengatakan (70%), mengatakan dan melakukan (90%). Hal ini sesuai

dengan pendapat seorang filosof cina Konfusius bahwa “Apa yang saya

dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat” “Apa yang saya lakukan,

saya paham”.10

Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar

menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses

informasi tersebut samapai dapat dicerna dan baru kemudian disimpannya.

Karena itu jika ada sesuatu yang baru, otak akan bertanya “pernahkah aku

mendengar, melihat, mengalami sebelumnya, kapan dan dimanakah kira-kira

hal itu aku dengar, lihat dan kualami lalu dimanakah hal itu aku simpan?”.

Manusia dengan potensi dasar yang ia miliki termasuk otak tersebut perlu

diaktifkan, sehingga berfungsi semaksimal mungkin melalui proses belajar

yang ia lakukan.

Agar proses pembelajaran aktif bisa berjalan dengan baik, maka

pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk menggunakan

dan menguasai strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif sangat

9 A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Sukses Offset, 2008), hlm.

180

10 Ibid., hlm. 181

Page 33: 05120054

diperlukan karena peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda.

Ada yang senang belajar dengan membaca. Berdiskusi dan ada juga yang

senang dengan cara langsung praktik. Inilah yang sering disebut dengan gaya

belajar atau learning style. Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran

aktif bagi pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan dalam

mengajar. Bagi pendidik yang memiliki banyak jam mengajar, dan apabila

dalam mengajar hanya berorientasi pada ceramah saja, maka jelas pendidik

yang bersangkutan akan kehabisan energi karena mengekspose suara lisan

melalui ceramah secara terus-menerus.

Dilihat dari subjek didik maka metode active learning merupakan

proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka belajar. Dilihat dari segi

guru/pengajar maka metode active learning merupakan bagian strategi

mengajar yang menuntut keaktifan optimal subjek didik.

Bertitik tolak dari uraian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan metode active learning adalah salah satu cara

strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa

seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara

lebih efektif dan efisien.

2. Prinsip-prinsip Metode Active Learning

Proses belajar-mengajar yang dapat memungkinkan metode active

learning harus dilaksanakan dan dilaksanakan secara sistematik. Dalam

pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar

Page 34: 05120054

sehingga pada waktu proses belajar-mengajar siswa melakukan kegiatan

belajar secara optimal. Ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang

tumbuhnya cara belajar siswa aktif diantaranya adalah sebagai berikut:11

a. Perhatian dan motivasi

Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa

tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap

pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan

kebutuhannya. Sedangkan motivasi mempunyai peranan memberi tenaga

yang mengerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

b. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Dalam belajar siswa tidak sekedar mengamati secara langsung

tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan

bertanggung jawab terhadap hasilnya.

c. Pengulangan

Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang

terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,

merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan

maka daya daya-daya tersebut akan berkembang dan menjadi sempurna.

d. Balikan dan Penguatan

Sumber penguatan belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari

luar dan dari dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal dari luar seperti

nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran,

11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm.

42

Page 35: 05120054

hadiah, dan lain-lain. Merupakan cara untuk memperkuat respon siswa.

Sedangkan penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respon yang

dilakukan siswa betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan

kebutuhannya.

Prinsip-prinsip diatas penting dilaksanakan pada waktu mengajar

sehingga mendorong kegiatan belajar siswa seoptimal mungkin.

3. Ciri-ciri Metode Active Learning

Pada waktu mengajar harus ada interaksi antara guru dengan siswa

dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, oleh karena itu guru harus

menciptakan lingkungan belajar yang mendorong semua siswa aktif

melakukan kegiatan belajar secara nyata. Ada beberapa ciri yang harus

nampak dalam proses belajar active learning, diantaranya adalah:12

a. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas

tapi terkendali.

b. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan

rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah.

c. Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa

sumber tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri menjelaskan

permasalahan kepada murid lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat

bantu pengajaran, termasuk guru sendiri sebagai sumber belajar.

12 Sriyono dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA (Jakarta: PT Rineka Cipta,), hlm. 14-15

Page 36: 05120054

d. Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya bersama-

sama dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan

secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang

harus dilakukan oleh masing-masing siwa secara mandiri. Penetapan

kegiatan belajar tersebut diatur oleh guru secara sistematik dan terencana.

e. Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan

manusiawi bagaikan hubungan bapak anak, bukannya hubungan pimpinan

dengan bawahan. Guru menempatkan diri sebagai pembimbing semua

siswa yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan

belajar.

f. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tapi

sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa.

g. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai siswa

tapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa.

h. Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan

atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun

kepada siswa lainnya dalam pemecahan masalah belajar.

i. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah,

dan tidak diperkenankan membunuh atau mengurangi/menekan pendapat

siswa di depan siswa lainnya. Guru bahkan harus mendorong siswa agar

selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

Ciri-ciri diatas merupakan sebagian kecil dari hakikat belajar active

learning dalam praktek pengajaran. Untuk dapat mewujudkan ciri-ciri diatas

Page 37: 05120054

bukanlah hal yang mudah tapi perlu pengenalan teori strategi dan teori

penyusunan satuan pelajaran.

4. Teknik-teknik Pembelajaran Active Learning

Agar proses pembelajaran active learning bisa berjalan dengan baik,

maka pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk

menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran active learning.13

Strategi

pembelajaran active learning sangat diperlukan karena peserta didik

mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada yang senang belajar dengan

membaca, berdiskusi dan ada juga yang senang dengan cara langsung praktik.

Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran active learning bagi

pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar.14

Bagi

pendidik yang memiliki banyak jam mengajar, dan apabila dalam mengajar

hanya berorientasi pada ceramah saja, maka jelas pendidik yang bersangkutan

akan kehabisan energi karena mengekspose suara lisan melalui ceramah secara

terus-menerus.

Untuk itu sangat diperlukan penggunaan berbagai jenis strategi

pembelajaran active learning. Beberapa strategi dalam pembelajaran aktif

tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:

13 A. Fatah. Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008),

hlm.. 181 14

Ibid., hlm. 182

Page 38: 05120054

a. Poster comment (mengomentari gambar)

Yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud

mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa yang terkandung

dalam suatu gambar. Gambar tersebut tentu saja berkaitan dengan

pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran. Langkah-langkah

penerapannya:

1) Pendidik menyediakan potongan gambar yang dihubungkan dengan

materi bahasan.

2) Jangan ada tulisan apapun dalam gambar tersebut.

3) Peserta didik disuruh berkomentar dengan bebas secara bergiliran,

kira-kira ide apa yang akan dimunculkan setelah melihat gambar

tersebut.

4) Peserta didik boleh mengeluarkan pendapat yang berbeda, karena

pikiran manusia juga berbeda-beda.

5) Pendidik sudah mempersiapkan rumusan jawaban yang tepat mengenai

gambar tersebut, sehingga peserta didik merasa dapat penjelasan

sekaligus dapat pula menyaksikan gambarnya.

Dengan strategi ini peserta didik diharapkan dapat memberi

masukan berupa pendapat/ide yang bervariasi karena setiap pikiran

manusia itu berbeda-beda, dengan berbagai macam pendapat dari peserta

didik tersebut akan dapat ditarik benang merahnya tentang inti pokok dari

materi yang diajarkan.

Page 39: 05120054

b. Index Card Matc (Mencari Pasangan Jawaban)

Yaitu suatu startegi yang digunakan pendidik dengan maksud

mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan

pertanyaan yang sudah disiapkan. Langkah-langkah penerapannya:

1) Siapkan materi yang sudah dipelajari di rumah, dan atau yang sudah

pernah dialami sebagai pengalaman.

2) Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi

tentang pertanyaan dan jawaban.

3) Potongan kertas berisi pertanyaan dibagikan kepada separuh jumlah

peserta didik, dan yang berisi jawaban juga sejumlah separuh peserta

didik yang hadir.

4) Peserta didik disuruh mencari pasangan soal dan jawabannya, setelah

ketemu suruh mereka duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu

membacakan atau mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain

mendengarkan barangkali ada kekeliruan pasangan.

5) Pendidik mengoreksi dengan cara mendengarkan dan sekaligus

menjelaskan bahwa strategi ini sebagai latihan persiapan ujian akhir

atau ulangan.

Page 40: 05120054

c. Active debate (debat aktif)

Strategi ini mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau

peserta didik diharapkan memertahankan pendapat yang bertentangan

dengan keyakinannya sendiri. Langkah-langkah:15

1) Siapkan sebuah pertanyaan yang kontroversial.

2) Bagi kelas dalam 2 tim (pro dan kontra) dapat dikembangkan menjadi

lebih dari 2 buah sub kelompok.

3) Minta setiap juru bicara masing-masing kelompok untuk memaparkan

argumentasinya (argumentasi pembuka).

4) Setelah argumentasi pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub

kelompok. Setiap sub kelompok memilih jubirnya dan usahakan

bergantian (baru).

5) Lanjutkan kembali debat. Yang lain dapat memberikan catatan untuk

mendukung argumentasi kelompoknya (tepuk tangan juga

diperkenankan).

6) Pada saat yang tepat, akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok

mana yang menang.

7) Minta kepada peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang

paling baik menurut mereka.

Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong

pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan dapat

mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka

15 Ibid., hlm. 189

Page 41: 05120054

sendiri.16

Strategi ini dapat diterapkan kalau guru hendak menyajikan topik

yang menimbulkan pro kontra dalam mengungkapkan argumentasinya.

Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan strategi ini antara lain

kemampuan berkomunikasi dan mengkomunikasikan gagasannya kepada

orang lain.17

d . Everyone is teacher Here (semua adalah pendidik/guru)

Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud

meminta peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber

terhadap sesama temannya di kelas belajar. Langkah-langkah

penerapannya:

1) Berikan bahan bacaan dan minta peserta didik untuk membaca bahan

tersebut.

2) Mintalah setiap peserta didik untuk membuat pertanyaan dari bahan

terlalu bagikan kembali kepada semua peserta.

3) Kocoklah kertas pertannyaan tersebut, lalu bagikan kembali kepada

semua peserta.

4) Mintalah peserta membaca dalam hati sambil memikirkan jawabannya

dari pertanyaan tersebut.

5) Panggil secara bergantian setiap peserta untuk membaca pertanyaan

dan jawabannya masing-masing.

16 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nusamedia

dan Nuansa, 2006), hlm. 9

17

Siti Kusrini, dkk. Ketrampilan Dasar Mengajar (PPL I) (Malang: Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2006), hlm. 130-131

Page 42: 05120054

6) Minta peserta lain untuk memberi tanggapan.

Strategi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama

kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawannya.

Dengan ini diharapkan agar peserta didik yang pasif dapat ikut terlibat

dalam pembelajaran aktif.18

e. Team Quiz

Langkah-langkah metode kuis berkelompok adalah:19

1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.

2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.

3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian

mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10

menit.

4) Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.

Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan

mereka.

5) Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada

kelompom B. jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan,

lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

18 Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga,

2004), hlm. XVii

19

Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 114

Page 43: 05120054

6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok

C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.

7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk

kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses

untuk kelompok A.

8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjtkan

penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai

kelompok penanya.

9) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan Tanya jawab dan jelaskan

sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

f. Jigsaw

Yaitu strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada

kerjasama dan tanggung jawab. Kelebihan strategi ini adalah dapat

melibatkan seluruh siswa dan setiap peserta didik memikul suatu tanggung

jawab yang signifikan dalam kelompok.20

Langkah-langkah penerapannya:

1) Kelas diatur ke dalam sejumlah kelompok pangkalan kira-kira enam

anggota masing-masing.

2) Tugas dibagi ke dalam jumlah bagian yang sama dengan topic yang

berbeda-beda.

20 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008),

hlm. 44-45

Page 44: 05120054

3) Di dalam kelompok pangkalan, setiap siswa meneliti satu dari isu atau

pertanyaan yang berbeda-beda itu.

4) Kelompok menugaskan tugas khusus untuk angota-anggota kelompok

pangkalan atau membiarkan kelompok berunding diantara mereka

mengenai siapa yang melakukan apa.

5) Apa hasil kesimpulan dari masing-masing topik bacaan tersebut,

setelah selesai meneliti dan membacanya. Kemudian siswa disuruh

menguraikan atau membacakan.

Pada dasarnya model jigsaw merupakan salah satu model dari

cooperative learning yakni dengan membentuk diskusi atau learning

community. Rasa dalam satu kelompok ini memungkinkan peserta didik

menghadapi perubahan-perubahan dihadapannya. Ketika belajar lebih

senang dengan yang lain daripada sendirian, mereka memiliki dorongan

emosional dan intelektual, yang memungkinkan mereka melampaui

tingkat pengetahuan dan ketrampilan mereka sekarang. Jerome Bruner

dalam Mel Silberman21

mengenalkan sisi sosial dari belajar dalam buku

klasiknya yang berjudul Toward a Theory of Instruction. Ia

mendeskripsikan suatu kebutuhan yang dalam untuk merespon yang lain

dan secara bersama-sama dengan mereka terlibat dalam mencapai tujuan,

yang ia sebut reciprocity.

21 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategis to Teach Any Subject, terj., (Jakarta:,

YAPPENDES, 1996), hlm. 1

Page 45: 05120054

5. Kebaikan dan Kelemahan Metode Active Learning

a. Kebaikan Metode Active Learning

Proses belajar mengajar baru berhasil apabila guru memiliki

kewibawaan di depan kelas. Secara lahir kewibawaan guru banyak

ditentukan oleh penampilannya, posisinya di depan kelas, perkataan dan

tulisannya. Secara batin kewibawaan ditumpang oleh penguasaan bahan

yang diajarkan, penguasaan metode dan media pendidikan yang dipilih

dan digunakan, dan penguasaan alat penelitian yang diterapkan.22

Disamping itu guru juga memperhatikan keikutsertaan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar, diusahakan siswa aktif dan berpartisipasi secara

penuh dalam belajar, kewibawaan juga timbul karena kemahiran guru

dalam pengorganisasi waktu, bahan, dan siswa.

Kebaikan-kebaikan metode active learning adalah sebagai berikut:23

a. Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditujukan melalui

keberanian memberikan urung pendapat tanpa secara eksklusif diminta

misalnya di dalam diskusi-diskusi, mengemukakan usul dan saran di

dalam pendekatan tujuan atau cara kerja kegiatan belajar, kesediaan

mencari alat atau sumber dan lain sebagainya.

b. Keterlibatan mental siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang

telah berlangsung yang ditujukan dengan peningkatan diri kepada

tugas kegiatan. Baik secara intelektual maupun secara emosional yang

dapat diamati dalam bentuk perhatian serta pikiran siswa dengan tugas

22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 142

23

Ibid., hlm. 142-143

Page 46: 05120054

yang telah dihadapi serta komitmennya untuk menyelesaikan tugas

tersebut dengan sebaik-baiknya.

c. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator merupakan sisi lain

daripada kadar tinggi prakarsa serta tanggung jawab siswa di dalam

kegiatan belajar.

d. Belajar dengan pengalaman langsung, kekayaan variasi bentuk dan alat

kegiatan belajar mengajar merupakan indikator yang dominan dalam

metode active learning.

e. Indikator terakhir yang dikemukakan dalam masalah ini adalah

kualitas interaksi antar siswa, baik intelektual maupun sosial,

emosional sehingga meningkatkan peluang. Pembentukan kepribadian

seutuhnya, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan kemampuan

bekerjasama didalam memecahkan masalah, baik yang berkenaan

dengan kegiatan Intra maupun Ekstra Kurikuler.

Jadi kebaikan metode active learning adalah kadar kegiatannya lebih

diperbanyak. Untuk mendorong siswa belajar mempraktikkan proses-

proses intelektual seperti dikemukakan oleh Oemar Hamalik “

…mengorganisasi data, mempertanyakan persoalan dan memikirkan

secara kritis hubungan di dalam antara gagasan perorangan dengan

gagasan orang lain dengan kenyataan situasi”.24

24 Ibid., hlm. 143

Page 47: 05120054

b. Kelemahan Metode Active Learning.

Hakikat pendidikan adalah proses kemanusiaan yang hanya

dilakukan oleh manusia. Ini berarti bahwa prakarsa dan tanggung jawab

belajar ada pada subjek didik. Oleh karena itu untuk mendidik sendiri

harus secara eksklusif. Belajar tidak berarti hanya menerima pengetahuan

saja, tetapi belajar dapat terjadi dari hasil interaksi antara sesama siswa

atau prakarsa dirinya di dalam mengembangkan kemampuan yang ada

pada dirinya.25

Terjadinya kadar metode active learning yang menurun ini

terjadi akibat tidak keterlibatannya mental secara optimal di dalam kelas

maupun di luar kelas.

Beberapa kelemahan dari metode active learning adalah sebagai berikut:26

a. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan. Kendatipun telah

tercapai persetujuan, namun keputusan-keputusan itu belum tentu

dapat dilaksanakannya.

b. Diskusi tidak dapat diramalkan, pada mulanya diskusi diorganisasi

secara baik tetapi selanjutnya mungkin saja mengarah ke tujuan lain,

sehingga terjadi (Free Foryall) terutama jika kepemimpinan diskusi

tidak produktif.

c. Memasyarakatkan agar semua siswa memiliki ketrampilan berdiskusi

yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif.

25 Ibid..

26

Ibid., hlm 143-144

Page 48: 05120054

d. Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal

kegiatan secara luwes.

e. Dapat menjadi palsu (tidak murni lagi) jika pemimpin mengalami

kesulitan mempertemukan berbagai pendapat padahal dia telah

mengetahui jawaban yang diinginkan, sehingga ia menolak pendapat

peserta lain.

f. Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia

menolak pendapat peserta lain.

g. Jadi kelemahan metode active learning siswa yang pandai akan

bertambah pandai, siswa yang bodoh akan tertinggal.

Disamping ketrampilan kegiatan siswa, guru juga harus terampil

memilih dan menggunakan metode yang tepat pada waktu proses belajar

mengajar, karena tidak semua guru didukung oleh literature yang cukup

kuat dan tidak semua guru mampu menafsirkan dan mengolah informasi

metode active learning dan tepat sesusai dengan misi hakikat metode

active learning yang dimaksud.

Page 49: 05120054

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan.27

Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat mendesak. Atau dengan kata lain motivasi adalah dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah

laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Mc. Donald, “Motivation is a energy change within the

person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reactions.”motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari

pengertian yang dikemukakan MC.Donald ini mengandung tiga unsur yang

saling terkait yaitu;28

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan/ feeling/ afeksi seseorang.

27 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1986),

hlm. 73

28 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung,: CV Sinar Baru Algensindo,

2004), hlm. 15

Page 50: 05120054

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

Dari ketiga unsur diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu

sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan

persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian

bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.

Selanjutnya Oemar Hamalik mengatakan motivasi mempunyai dua

komponen, yakni komponen dalam (inner component) dan komponen luar

(outer component). Komponen dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang,

keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa

yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi

komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipuaskan,

sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.29

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar

untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena

termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi

politikus, dan memecahkan masalah.

29 Ibid., hlm. 174

Page 51: 05120054

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh

faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan, karena pada umumnya ada beberapa

motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.30

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar dibagi menjadi dua yaitu:31

a. Motivasi intrinsik.

Yang disebut dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tudak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai

yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain

seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan

sebagainya.

30 Sardiman A. M, op.cit., hlm. 75.

31

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.115

Page 52: 05120054

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya,

maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak

memerlukan motivasi dari luar dirinya.32

Dalam aktivitas belajar, motivasi

intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang

memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu

dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran

yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di

masa yang akan datang. Dorongan untuk belajar bersumber pada

kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik

dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan

kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar, seperti: angka, kredit, ijazah,

tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan dan lain-lain.33

Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi

ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan

dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar

siswa mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya.

Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang

menarik perhatian anak didik.

32 Ibid., hlm. 116

33

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm. 112

Page 53: 05120054

Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan

merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi

sebagai pendorong, tetapi menjadikan siswa malas belajar.

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada

dorongan untuk melaksanakan kegiatan itu, begitu juga daalm dunia

pendidikan, aspek motivasi ini sangat penting. Siswa harus mempunyai

motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar terutama dalam proses belajar

mengajar.

Ada tiga fungsi motivasi yang dipaparkan oleh Martinis Yamin dalam

belajar, yaitu:34

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Dengan adanya motivasi anak didik akan terdorong/tergerak untuk

melakukan perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tabrani dalam

bukunya Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar yaitu:

34 H. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia (Jakarta: Gaung Persada Press,

2006), hlm. 176-177

Page 54: 05120054

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.

b. Mengharapkan aktivitas belajar peserta didik.

c. Menggerakkan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.35

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha-usaha mencapai prestasi. Seseorang melakukan

sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas

motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya. Dengan demikian motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan.

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan penting dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada

motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Ada beberapa prinsip motivasi

dalam belajar seperti dalam uraian berikut ini:36

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.

Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk

belajar.

35Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV Remaja

Rosdakarya, 1989), hlm. 123

36 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: CV Sinar Baru Algensindo,

2004), hlm. 181

Page 55: 05120054

b. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada di

dalam dirinya sendiri.

c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk

apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas

prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada

seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya

untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah siswa

termotivasi belajar karena adanya kebutuhan.

e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar

bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya

kini, tetapi juga hari-hari mendatang.

f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya

prestasi belajar seorang siswa.

g. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk

memelihara minat siswa.

Page 56: 05120054

Cara mengajar yang yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi belajar

yang menantang dan menyenangkan.

h. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.

Apabila seseorang telah mengetahui tujuan yang hendak dicapainya,

perbuatan kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.

i. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat

yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu

dipaksakan oleh guru.

Apabila siswa diberi kesempatan untuk menemukan masalah sendiri dan

memecahkannya sendiri, ia akan mengembangkan motivasi dan disiplin

yang lebih baik.

j. Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas siswa.

Dengan teknik mengajar tertentu, motivasi siswa dapat diarahkan kepada

kegiatan-kegiatan kreatif.

Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip

motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan

dalam aktivitas belajar mengajar. Peran guru sangat penting dalam

menumbuhkan motivasi belajar siswa, karena dengan tanpa adanya motivasi

kegiatan belajar tidak akan terlaksana dengan maksimal.

Page 57: 05120054

5. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

mengarahkan belajar siswa di kelas sebagai berikut:37

a. Memberi angka

Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan

kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan

prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat

dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam

kurikulum.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan. Dalam dunia pendidikan hadiah bisa dijadikan sebagai alat

motivasi agar senantiasa mempertahankan dan meningkatkan prestasi

belajar.

c. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan untuk mendorong siswa agar bergairah

belajar.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri.

37 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.124-134

Page 58: 05120054

e. Memberi ulangan

Para siswa akan belajar dengan giat kalau mengetahui kalau akan ada

ulangan.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, siswa terdorong untuk belajar lebih

giat.

g. Pujian

Seorang siswa akan senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah mereka

selesaikan. Hal ini akan membesarkan jiwa seseorang dan akan lebih

bergairah dalam mengerjakannya.

h. Hukuman

Hukuman yang mendidik yakni bertujuan untuk memperbaiki sikap dan

perbuatan siswa yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman siswa

tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat berarti ada unsur kesengajaan dalam kegiatan belajar, sehingga

sudah barang tentu hasilnya akan jauh lebih baik.

j. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap atau suatu rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.

Page 59: 05120054

k. Tujuan yang diakui angka merupakan alat motivasi yang cukup

Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat

berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus

belajar.38

Bentuk-bentuk motivasi seperti diatas tersebut hanyalah sebagian cara

untuk mengarahkan belajar siswa agar termotivasi untuk selalu bersemangat

dalam belajar. Guru harus kreatif dalam memberikan suatu cara untuk

memotivasi siswanya agar mereka tidak merasa bosan atau jenuh, sehingga

akan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.

6. Indikator Siswa Termotivasi

Indikator yang bisa dijadikan patokan bahwa siswa itu termotivasi

adalah:39

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang

lama, tidak berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.

d. Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan.

e. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan

prestasinya).

38 Ibid..

39

Hamid Muhammad, Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu

SLTP, 2004), hlm. 21

Page 60: 05120054

f. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa”

(misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan dan sebagainya).

g. Senang dan rajin belajar, penuh semangat, capat bosan dengan tugas-tugas

rutin dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin

akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut).

h. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan

kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian).

i. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Jadi tugas dari guru adalah selalu melihat perkembangan dari

siswanya, agar nantinya bisa dijadikan evaluasi agar lebih baik lagi, karena

setiap siswa mempunyai motivasi belajar yang berbeda.

Posisi guru dan dan siswa boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring

dan setujuan. Seiring dalam arti kesamaan langkah dalam mencapai tujuan

bersama. Siswa berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas

mengantar dan membimbing siswa ke pintu gerbang cita-citanya. Untuk itulah

guru perlu memotivasi penuh agar tujuan dan cita-citanya tercapai.

C. Mata Pelajaran Ekonomi

6. Pengertian Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial yang

mempelajari hubungan antarmanusia. Definisi ilmu ekonomi menurut Paul A.

Samuelson adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat

dalam membuat pilihan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang

Page 61: 05120054

terbatas jumlahnya untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan

mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi (sekarang dan di masa depan)

kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.40

Ekonomi diartikan juga

sebagai ilmu yang mempelajari tentang prilaku dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang

dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,

konsumsi, dan distribusi.

2. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi

Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan

siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan

dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih

dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan

masyarakat.41

2. Tujuan

Tujuan mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas dan

Madrasah Aliyah adalah:42

a. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan

mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-

40

Tim Penyusun, Pekerjaan Rumah Ekonomi (Klaten: PT Intan Pariwara, 2002), hlm.

11

41 Kurikulum KTSP Standart Kompetensi (http:www.yahoo.com, diakses 22 Oktober 2009)

42

Ibid., hlm. 6

Page 62: 05120054

hari, terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu/rumah

tangga, masyarakat dan negara.

b. Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk

mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.

c. Membekali siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa

wirausaha.

d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun

skala internasional.

3. Standart Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum

Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk belajar

sepanjang hayat sebagai akumulasi kemampuan setelah seseorang

mempelajari berbagai kompetensi dasar yang dirumuskan setiap mata

pelajaran.43

Kompetensi Lintas Kurikulum tersebut dirumuskan menjadi

sembilan kompetensi sehingga siswa mampu:

a. Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan

berperilaku sesuai dengan agama yang dianutnya, serta menyadari bahwa

setiap orang perlu saling menghargai dan merasa aman.

43 Ibid., hlm. 7

Page 63: 05120054

b. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi

dengan orang lain.

c. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik- teknik

numerik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun pola, struktur,

dan hubungan.

d. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang

diperlukan dari berbagai sumber serta menilai kebermanfaatannya.

e. Memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan teknologi,

dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk

mengambil keputusan yang tepat.

f. Memahami konteks budaya, geografi, dan sejarah, serta memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif dalam

kehidupan, serta berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat dan

budaya global.

g. Berpartisipasi dalam kegiatan kreatif di lingkungan untuk saling

menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-

nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat

beradab.

Page 64: 05120054

h. Menunjukkan kemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral, berpikir

kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk menghadapi

berbagai kemungkinan.

i. Menunjukkan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu bekerja

mandiri, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

Standar Kompetensi Bahan Kajian

1). Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem

sosial dan budaya dan menerapkannya untuk:44

a. Mengembangkan sikap kritis dalam situasi sosial yang timbul sebagai

akibat perbedaan yang ada di masyarakat.

b. Menentukan sikap terhadap proses perkembangan dan perubahan sosial

budaya.

c. Menghargai keanekaragaman sosial budaya dalam masyarakat

multikultur.

2). Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang manusia,

tempat, dan lingkungan dan menerapkannya untuk:

44 Ibid., hlm. 8

Page 65: 05120054

a. Menganalisis proses kejadian, interaksi dan saling ketergantungan

antara gejala alam dan kehidupan di muka bumi dalam dimensi ruang

dan waktu.

b. Terampil dalam memperoleh, mengolah, dan menyajikan informasi

geografis.

3). Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang perilaku

ekonomi dan kesejahteraan dan menerapkannya untuk:

a. Berperilaku yang rasional dan manusiawi dalam memanfaatkan sumber

daya ekonomi.

b. Menumbuhkan jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan.

c. Menganalisis sistem informasi keuangan lembaga-lembaga ekonomi.

d. Terampil dalam praktik usaha ekonomi sendiri.

4). Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang waktu,

keberlanjutan dan perubahan dan menerapkannya untuk:

a. Menganalisis keterkaitan antara manusia, waktu, tempat, dan kejadian.

b. Merekonstruksi masa lalu, memaknai masa kini, dan memprediksi

masa depan.

c. Menghargai berbagai perbedaan serta keragaman sosial, kultural,

agama, etnis, dan politik dalam masyarakat dari pengalaman belajar

peristiwa sejarah.

5). Kemampuan memahami dan menginternalisasi sistem berbangsa dan

bernegara dan menerapkannya untuk:

a. Mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Page 66: 05120054

b. Membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum, dan

menjalankan peraturan.

c. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yang

demokratis, menjunjung tinggi, melaksanakan, dan menghargai HAM.

Standar Kompetensi Mata Pelajaran

a. Kemampuan memahami perilaku pelaku ekonomi dalam kaitannya dengan

kelangkaan, pengalokasian sumber daya dan barang, melalui mekanisme

pasar.

b. Kemampuan memahami konsep ekonomi kemasyarakatan dan kebijakan

pemerintah dalam bidang ekonomi.

c. Kemampuan memahami perekonomian internasional, system ekonomi

Indonesia, manajemen, pembangunan ekonomi, tenaga kerja, wirausaha

dan model pemecahan masalah ekonomi.45

4. Kompetensi Dasar (KD)

Standart Kompetensi : 1. Kemampuan memahami konsep ekonomi

kemasyarakatan dan kebijakan pemerintah

dalam bidang ekonomi.46

45 Ibid., hlm. 9

46

Ibid., hlm.18

Page 67: 05120054

TABEL 2.1

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.1 Kemampuan

mendeskripsikan

pendapatan

nasional

• Mendeskripsikan

konsep PDB, PNB, PN

Pendapatan Disposibe

dan Pendapatan

Perkapita

• Membedakan metode

perhitungan

pendapatan nasional

dengan pendekatan

pendapatan, produksi

dan pengeluaran

• Membandingkan PDB

dan pendapatan

perkapita Indonesia

dengan negara lain

• Mengidentifikasi

manfaat perhitungan

pendapatan nasional

Pendapatan Nasional

1.2 Kemampuan

mendeskripsikan

APBN dan APBD

serta

pengaruhnya

terhadap

perekonomian

• Menguraikan arti,

fungsi dan tujuan

APBN dan APBD

• Mengidentifikasi

sumber-sumber

pendapatan negara

dan daerah

• Menunjukan jenis

pembelanjaan

pemerintah pusat dan

Anggaran Pendapatan

Belanja Pemerintah

dan

Kebijakan Anggaran

Page 68: 05120054

daerah

• Menguraikan

pengaruh APBN dan

APBD terhadap

perekonomian

• Mendeskripsikan

kebijakan anggaran

• Membedakan macam

kebijakan anggaran

(seimbang, dinamis,

defisit dan surplus.

1.3 Kemampuan

memahami

kebijakan

pemerintah di

bidang

fiskal dan moneter,

serta pengaruhnya

terhadap

perekonomian

• Mendeskripsikan

pajak dan fungsinya

• Membedakan pajak

dengan pungutan

resmi lainnya sebagai

sumber pendapatan

negara dan daerah

• Memberi contoh cara

menghitung pajak

(PPh, PPN dan PBB)

sesuai dengan undang-

undang yang berlaku

• Mendeskripsikan

kebijakan fiskal dan

moneter

• Mengidentifikasi jenis-

jenis kebijakan fiskal

dan moneter

Kebijakan Fiskal dan

Moneter

Page 69: 05120054

1.4 Kemampuan

mendeskripsikan

peranan uang dalam

masyarakat

• Mendeskripsikan

konsep permintaan

dan penawaran uang

• Menguraikan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

permintaan dan

penawaran uang

• Menguraikan jenis-

jenis sistem standar

moneter

• Menguraikan

kelebihan dan

kekurangan masing-

masing sistem standar

moneter

Ekonomi Moneter

Page 70: 05120054

1.5 Kemampuan

menganalisis

penyebab terjadinya

inflasi dan cara

mengatasinya

• Mendeskripsikan

pengertian inflasi

• Menarik kesimpulan

sebab-sebab timbulnya

inflasi dan cara

mengatasinya

• Mengumpulkan

informasi tentang

dampak inflasi

terhadap masyarakat

yang berpendapatan

tetap dan yang

berpendapatan tidak

tetap

Inflasi

1.6 Kemampuan

memahami peranan

Bank dan Lembaga

Keuangan lainnya

• Menguraikan fungsi

Bank sentral, Bank

umum, Bank Syariah

dan Bank Perkreditan

Rakyat

• Mengidentifikasi cara

cara memanfaatkan

produk Bank dalam

kehidupan sehari-hari

• Menyebutkan jenis-

jenis dan fungsi

Lembaga Keuangan

lainnya

• Mendeskripsikan

konsep kredit

Bank dan Lembaga

Keuangan Bukan

Bank

Page 71: 05120054

• Menguraikan

persyaratan yang

harus dimiliki calon

penerima kredit (5 C)

• Mengungkapkan

kebaikan dan

keburukan kredit bagi

nasabah

Diadaptasi dari Kurikulum KTSP Standart Kompetensi

(http:www.yahoo.com, diakses 22 Oktober 2009).

5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran ekonomi di SMA dan MA dimulai

dari masalah-masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupannya

yang terdekat hingga pada lingkungan yang terjauh. Adapun ruang lingkup

pelajaran ekonomi di SMA dan MA adalah perilaku ekonomi dan

kesejahteraan yang secara rinci mencakup aspek-aspek sebagai berikut:47

1. Berekonomi.

2. Ketergantungan.

3. Spesialisasi dan pembagian kerja.

4. Perkoperasian.

5. Kewirausahaan.

6. Pengelolaan keuangan perusahaan.

47 Kurikulum KTSP Standart Kompetensi (http:www.yahoo.com, diakses 22 Oktober 2009),

hlm. 7

Page 72: 05120054

D. Motivasi Belajar Dalam Perspektif Islam

Sebagai agama yang menjadi rahmatan lil alamin, Islam telah

menyebutkan didalam Al-Qur’an bahwa salah satu dasar belajar yang

digunakan untuk mendidik kaum muslimin adalah motivasi.48

Apabila hati dan

fikiran seseorang bersih dari hal-hal yang dilarang maka motivasi itu akan

mudah juga dalam melakukan sesuatu perbuatan tertentu tanpa harus

memikirkannya terlebih dahulu. Salah satunya adalah adanya motivasi dalam

belajar, dengan hati bersih maka ilmu akan mudah diterima dan ilmu tersebut

dapat melekat dipikiran dan hatinya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat

bagi dirinya dan orang lain.

Mereka yang berilmu dan tidak berilmu itu berbeda dalam pandangan

Islam. Setiap manusia yang berilmu (belajar dan berpikir sampai ia

memperoleh ilmu pengetahuan) telah dijanjikan oleh Allah akan ditinggikan

derajatnya. Faktor terbesar yang membuat makhluk manusia itu mulia adalah

karena ia berilmu. Ia dapat hidup senang dan tenteram karena memiliki ilmu

dan menggunakan ilmunya. Ia dapat menguasi alam ini dengan ilmunya. Iman

dan takwanya dapat meningkat dengan ilmu juga.49

Hal ini dijelaskan dalam

Al-Qur’an berikut ini:

ا ي ذ ي ا ذا نااي ن م ضي ذا لا ي يضل ن ا ذ ا ام ي ي اذشذا ي مضي ن ا ي م ااي ن م ا آي ن ا ذ ي ا ذ يي ا نمشنزن ا ي ا ي ي ي ا ال ذ يي يي

نا ا ي ي ي اتا ي ل ن ا ام ذ م يا ن ا ي ال ذ يي ا آي ن اآذ م ن م نا ال ذ يي بذ ا ي نمشنزن ا ي م ي ذا ل اخي ابذ ي ا ي م ي ن ني

(١١)

48 Abubakar Muhammad, Hadis Tarbawi (Surabaya: Karya Abditama, 1997), hlm. 62

49

Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 6-7

Page 73: 05120054

Artinya: ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Q.S. Al-Mujadilah:11). 50

Demikianlah manusia itu mulia dalam pandangan Allah karena iman

dan ilmunya dan dengan dasar berilmu itu manusia jadi mulia di dunia ini.

Demikian pula dengan akal, akal adalah kelebihan yang dimiliki oleh

manusia yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan-Nya

yang lain. Kemampuan berpikir dan merasa ini merupakan nikmat anugerah

Tuhan yang paling besar, dan ini pulalah yang membuat manusia itu istimewa

dan mulia dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Dengan akal pulalah

manusia bisa menalar semua pelajaran yang telah didapat.51

sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an berikut ini:

ا اخذ ي يا اصي ذ د ا ي ي اذ د ا ي م ي ن ا ا ل ميذ ا ي نذ ا ني اي ا ن ي يم تي ذياا يآل ا يضم ا ييم بهذا نيم ةيا ي حم ي ي ي م ن ا ي

ا ن ان ا ألامبي بذا كل ن ا ذنل ي ا يتي ي االا ي م ي ن ني ا ي ال ذ يي ا ي م ي ن ني (٩) ال ذ يي

Artinya: “(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan

rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar: 9). 52

50 Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Diponegoro,

1989), hlm. 542

51

Zakiyah Daradjat, dkk. op cit., hlm. 4

52 Departemen Agama RI Al-Hikmah, op cit., hlm. 458

Page 74: 05120054

Karena akal itu merupakan alat untuk menuntut ilmu, dan ilmu

merupakan alat untuk mempertahankan kesulitan manusia, maka Islam

memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, bukan saja ilmu agama, tetapi

juga ilmu-ilmu lainnya.53

Keutamaan manusia dibandingkan mahkluk lainnya terletak pada

kemampuan akal kecerdasannya. Oleh karena itu, kemampuan “membaca”

dan “menulis” tersebut merupakan yang pertama kali diperintahkan oleh

Tuhan kepada utusan-Nya, Muhammad SAW dalam wahyu pertama yang

diturunkan Allah kepadanya.54

Setelah dapat membaca dan menulis, manusia

baru melangkah ke tingkat proses “mengetahui” hal-hal yang belum diketahui,

sebagaimana Tuhan mengajarkan hal-hal itu kepadanya, sebagaimana firman

Allah dalam surat Al-Alaq 1-5:

ا ال ذياخي يقا بكي ا ي ابذ صم ذاعي يقتا(ا١) م ي م يم اآذ ا إلنمضي ني ما(ا٢)خي يقي ا ألكم ي بيكي ا ال ذي(٣) م ي ما ي ي

ابذ ام ي ي ذا ا ي م ي ما(ا٤) عي ل ي اآي ااي م ا إلنمضي ني (٥) عي ل ي

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan. manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan

perantaraan tulis baca. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).55

Ayat diatas diawali dengan kata iqra’ yang bisa diartikan dengan

“membaca” shihab menjelaskan bahwa ”kata iqra” mempunyai arti membaca

53 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm.5

54

Arifin, H. M, Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 3

55 Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Diponegoro,

1989), hlm. 597

Page 75: 05120054

semua obyek yang sifatnya umum tidak hanya menyangkut ayat-ayat Allah,

tapi juga mencakup alam raya, masyarakat dan diri sendiri”. Ayat diatas juga

memberikan semangat kepada umat islam untuk senantiasa melakukan semua

aktifitas apapun dengan didasarkan pada “Bissmi Rabbik/ menyebut nama

Tuhan”.

Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak. Anak

didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan

masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu,

pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut,

sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang

tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang

berprilaku kurang baik menjadi baik.56

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-

Quran surat an-Nahl 125:

ا ن يا بلكي ا ي ا ذنل ين ضي ا يحم ابذ التذ ا ذ ي ام ن م ضي يةذا ي ي ذ عذ يةذا ام ي ةذا ي ام ي م ابذ ام ذ م ي بكي ا ي بذ يذ ا ذاي اصي ا م ن

بذ ذهذا ي ن يا اصي يم اعي يل ا ي يم ابذ ي اا يعم ي ن ابذ ام ن متي ذ يي ١٢٥) يعم ي ن

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl: 125).57

Ayat diatas memberikan isyarat adanya 3 metode yang digunakan oleh

Nabi dalam mendidik manusia dengan mempertimbangkan karakteristik dari

56 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Press, 2008), hlm. 61

57

Departemen Agama RI Al-Hikmah, op cit., hlm. 281

Page 76: 05120054

manusia yang dididik itu. Yang pertama bagi peserta didik yang mempunyai

intelegensi tinggi maka metode yang digunakan adalah bi al hikmah (dengan

akal sehat, dengan ilmu, dengan filsafat). Yang kedua bagi peserta didik yang

mempunyai intelegensi rendah (kaum awam) maka metode yang digunakan

adalah bi al maw‟idlah (ceramah/pesan-pesan spiritual). Yang ketiga bagi

peserta didik yang mempunyai intelegensi sedang-sedang atau suka

membantah dengan prinsip keragu-raguan, maka perlu didekati dengan

metode al mujadalah (berdiskusi, tanya jawab, audiensi).58

Dalam hadis umat Islam juga diperintahkan untuk mempertahankan

kemuliaannya, yakni diperintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang

tidak terbatas selama hayat dikandung badan atau asas pendidikan sepanjang

hayat atau long life education.59

Prinsip belajar selama hidup ini merupakan

ajaran Islam yang penting. Sabda Rasulullah SAW :

ا ذاي ا ال م ا:اا لا- ا ا اع ها-عيا انشابياآ ااك ا ام ي م ذ يي اآذ ا ام ذ م ي طم نبن

(ا ها ابياعب ا ااب ا )

Artinya: “Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat (mulai

dari kecil sampai mati). (H. R. Ibn. Abd. Bar).60

58 A. Fatah Yasin, op cit., hlm. 195

59

Arifin, H. M, Ilmu Pengetahuan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 36

60

Muhammad Fadhil al-Djamali, Tarbiyyah al-Djadid, hlm. 45-46

Page 77: 05120054

Lebih tegas lagi, Islam mewajibkan orang menuntut ilmu melalui

sabda Rasulullah :

ةاا- ا ا اع هاا-سابياآ ااكعيا انا ضم ذ ي آن ا ي ضم ذ ت اآن ةاعي ي اكني ا ي ذ مضي ا ام ذ م ذ لاطي يبن

(ا ها اابخ ا يا اآض )اا

Artinya: “ Menuntut ilmu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim

perempuan”.اا(H. R. Bukhari dan muslim).61

Dalam hadits-hadits ini sangat jelas sekali memberikan motivasi

kepada manusia untuk belajar, menggali ilmu pengetahuan tidak mengenal

perbedaan jenis kelamin bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap muslim baik

laki-laki maupun perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu demi

kelangsungan hidupnya.

E. Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi

Metode active learning adalah suatu cara/strategi belajar mengajar

yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin sehingga

siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.

Peran guru hanya sebagai fasililitator saja. Agar kegiatan belajar mengajar

berlangsung dengan efektif dan efisien maka harus menggunakan metode yang

61 HR. Abu Dawud dalam kitab Kitabul Ilmi Bab: Al-Hatsu „alal Thalabul „Ilmi (Anjuran

Menuntut Ilmu) dan At-Tirmidzi dalam kitabul Ilmi Bab: Maa Jaa fi Fadhil Fiqhi „alal „ibadati

Page 78: 05120054

tepat dan sesuai terhadap materi yang diajarkan oleh guru.62

Dengan demikian

akan menciptakan suasana belajar yang menjunjung KBM yang efektif dan

efisien. Hal tersebut akan dicapai suatu kondisi belajar yang optimal jika

kemampuan dan ketrampilan dikuasai atau dipenuhi guru dalam setiap

pembelajaran siswa.

Ketika kegiatan belajar mengajar berproses guru harus ikhlas dalam

bersikap dan berbuat, serta mau memahami peserta didiknya dengan segala

konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dapat menjadi penghambat

jalannya KBM baik yang berasal dari peserta didik maupun yang bersumber

dari luar diri peserta didik harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya

karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam

menggunakan metode pembelajaran yang tepat.63

Konsep belajar John Dewey menekankan bahwa belajar itu

menyangkut apa yang harus dikerjakan peserta didik untuk dirinya sendiri.

Guru adalah pembimbing dan pengarah, yang mengemudikan jalannya

kegiatan pembelajaran, tetapi tenaga untuk menggerakkan tersebut haruslah

berasal dari murid yang belajar.64

Sedangkan Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan

bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat

62 Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm.

181

63 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.61

64

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),

hlm.116

Page 79: 05120054

seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

yang diperolehnya.65

Dari batasan belajar yang dikemukakan oleh Dewey serta Gage dan

Berliner, kita dapat menandai bahwa belajar merupakan suatu proses yang

melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi

sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya.

Dengan demikian, dalam belajar orang tidak mungkin melimpahkan tugas-

tugas belajarnya kepada orang lain. Orang yang belajar adalah orang yang

mengalami sendiri proses belajar.

Diantara salah satu kemampuan penerapan metode active leaning

adalah mengupayakan siswa untuk belajar, berdasarkan gambaran-gambaran

nilai dari macam-macam dan tujuan perlu disyaratkan bagi guru untuk

mencapai tujuan instruksional bidang IPS khususnya ekonomi. Dari

penjelasan tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan:

a. Penerapan metode active learning dapat memantapkan arah dan tujuan

pelajaran IPS khususnya ekonomi pada siswa dari aspek motivasi belajar

siswa.

b. Pendidikan yang erat hubungannya dengan tingkah laku akan ditunjang

oleh fungsi serta tujuan penerapan metode active learning berdasarkan

motivasi belajar siswa.

c. Penerapan metode active learning akan memudahkan dalam proses belajar

mengajar siswa dan memantau guru mengajar secara efektif dan efisien,

65 Ibid..

Page 80: 05120054

dalam rangka memenuhi tujuan pengajaran, dan motivasi belajar siswa

sebagai akibat dari perolehan dari pengajar.

Page 81: 05120054

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan di atas, maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan

informasi yang lengkap dan mendalam mengenai pengaruh penerapan metode

active learning terhadap motivasi belajar ekonomi siswa di MAN 3 Malang,

maka peneliti mencoba menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang

ingin diketahui. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah ”sesuai dengan

namanya yaitu banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data terhadap tersebut, serta penampilan dari data

tersebut.66

Dengan metode deskriptif penelitian survei, yaitu bertujuan untuk

menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu

berdasarkan apa yang terjadi.67

66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), hlm. 10

67 Bungin, M . Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana,

2006), hlm. 122

Page 82: 05120054

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di MAN 3 Malang yang berlokasi di jl.

Bandung No 7 Malang. Lokasi penelitian ini letaknya cukup strategis yakni

terletak di jalan raya, hal ini akan mempermudah MAN 3 Malang untuk

mengembangkan diri. Peneliti memilih lokasi ini guna memahami pengaruh

penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran ekonomi di MAN 3 Malang tersebut.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sutrisno Hadi

mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai sifat yang sama.68

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang jadi populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XI IPS MAN 3 Malang yang berjumlah 54 siswa.

Alasan pemilihan kelas XI sebagai populasi penelitian adalah karena di kelas

XI sudah ada penjurusan sesuai dengan minat siswa.

68 Sutrisno Hadi, Statistik II (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 220

Page 83: 05120054

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi69

. Sampel merupakan bagian terkecil dari suatu populasi.70

Sample

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS MAN 3 Malang,

karena sedikitnya jumlah populasi, maka penulis menggunakan metode total

sampling yakni seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai

sample, karena sampel yang besar cenderung memberikan atau lebih

mendekati nilai sesungguhnya terhadap populasi atau dapat dikatakan semakin

kecil pula kesalahan (penyimpangan terhadap nilai populasi), sebagaimana

yang dikemukakan Wahid Murni mengutip pendapat Arikunto.71

Tabel 3.1 Jabaran Populasi dan Sampel

Kelas Populasi Sampel

XI IPS 1 27 27

XI IPS 2 27 27

Jumlah 54 54

Sumber: Arsip MAN 3 Malang

69 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 91

70

Ibid..

71 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 121

Page 84: 05120054

D. Data dan Sumber Data

Adapun sumber data yang dapat diperoleh melalui, yaitu:

a. Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

di lokasi penelitian atau objek penelitian.72

Dalam hal ini kepala

sekolah, guru, siswa dan pihak yang terkait.

b. Sumber data sekunder yaitu data yang lebih dulu dikumpulkan oleh

orang yang ada di luar penyelidikan.73

Dalam hal ini buku-buku

(literatur) dan dokumen-dokumen yang ada.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.74

Sedangkan Sukardi mengatakan

“ instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah”.75

1. Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah daftar

pertanyaan atau kuesioner yang diserahkan kepada siswa kelas XI IPS

Semester Ganjil MAN 3 Malang. Sedangkan metode yang digunakan untuk

72 Bungin. M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana,

2006), Hal: 36

73

Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik (Bandung: Tarsito,

1991), hlm. 162

74

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2008), hlm. 102

75 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 121

Page 85: 05120054

mengumpulkan data primer adalah metode survei dengan cara penyebaran

daftar pertanyaan atau pernyataan yang mengenai variabel metode active

learning dan motivasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas XI

IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang.

2. Skala Pengukuran

Dalam penelitian konsep harus di hubungkan dengan realita dan

untuk itu harus dilakukan dengan cara memberikan angka pada objek atau

kejadian yang sedang diamati menurut aturan tertentu. Jadi dapat dikatakan

bahwa pengukuran bertujuan untuk mendapatkan deskripsi yang tepat dari

konsep-konsep yang telah di berikan.76

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif.77

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala

Likert. Skala Likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekolompok orang.78

Data diolah dengan menggunakan skala Likert dengan jawaban atas

pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas

76 Singarimbun Masri dan Efendi Sofian, Metode Penelitian dan Survei (Yogyakarta: LP3ES,,

1989), hlm. 95

77 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,

2008), hlm. 92

78 Ibid.,hlm. 93

Page 86: 05120054

jawaban responden, dimana nilai yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. (TP) = Tidak pernah skor jawaban 1

2. (JR) = Jarang skor jawaban 2

3. (KD) = Kadang-kadang skor jawaban 3

4. (SR) = Sering skor jawaban 4

5. (SLL) = Selalu skor jawaban 5

Ciri khas dari skala Likert adalah bahwa makin tinggi skor yang

diperoleh oleh seorang responden merupakan indikasi bahwa responden

tersebut sikapnya makin positif terhadap obyek yang ingin diteliti oleh

peneliti.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

menggunakan instrument seperti di bawah ini:

Page 87: 05120054

Table 3.2

Tabel Indikator soal dalam kuisioner instrumen penelitian

Variabel Sub variabel indikator Sumber

data

Metode

pengumpulan

data

Metode

active

learning

Poster

Comment

(mengomentari

gambar)

Index Card

(mencari

pasangan

jawaban)

Active Debate

(debat aktif)

Everyone is

Teacher Here

(semua adalah

pendidik)

Melakukan

pengamatan

tentang gambar

yang disajikan

Kelancaran

mengemukakan

pendapat

Cermat dan

tepat dalam

mencocokkan

pertanyaan dan

jawaban

Menempelkan

pasangan dan

jawaban di

papan tulis

Keaktifan

siswa dalam

bertanya

Kelancaran

siswa dalam

menjawab

pertanyaan

Menghargai

pendapat

teman yang

lain

Mampu

menjelaskan

Siswa Angket

Page 88: 05120054

Team Quiz

Jigsaw

materi

Menuliskan

konsep-konsep

penting tentang

materi

Mengadakan

Tanya jawab

Menggunakan

berbagai teknik

dalam

mengajar

Aktif dalam

diskusi

kelompok

Memberikan

masukan/kome

ntar

Berpartisipasi

dalam

mengerjakan/m

embahas tugas

kelompok

Mampu

bekerja dalam

kelompok

Mampu

mendemonstras

ikan/menjelask

an kepada

kelompok lain

Page 89: 05120054

Motivasi

Belajar

Internal

Eksternal

Motivasi internal

Tekun dalam

menghadapi

tugas, dalam

waktu yang

lama dan tidak

pernah berhenti

sebelum selesai

Ulet

menghadapi

kesulitan dan

tidak lekas

putus asa serta

tidak cepat

puas dengan

prestasi yang

diperolehnya

Senang

mencari dan

memecahkan

masalah

Motivasi

eksternal

Belajar karena

ingin

mendapatkan

nilai bagus

Belajar karena

ingin

mendapatkan

hadiah

Belajar malam

karena disuruh

orang tua

Siswa

Siswa

Angket

Angket

F. Metode Pengumpulan Data

Page 90: 05120054

Untuk mendapatkan data yang ada hubungannya dengan penulisan ini,

penulis memakai beberapa metode sebagai berikut:

1. Interview/wawancara

Interview atau wawancara merupakan cara pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik

dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.79

Metode ini merupakan cara

pengumpulan data yang pelaksanaannya dengan jalan berdialog atau

tanya jawab sepihak mengenai persoalan-persoalan yang terkait dengan

judul penelitian untuk mendapatkan jawaban dari responden. Metode ini

digunakan untuk memperoleh tanggapan dari para guru dan para siswa

selama penerapan active learning, dan untuk mengetahui metode apa

saja yang dipakai sebelumnya. Selain hal tersebut metode ini juga

digunakan untuk memperoleh data tentang sekolah, mencakup sejarah,

prestasi dan lain-lain. Interview yang dilakukan penulis ini memakai cara

interview bebas terpimpin, artinya peneliti menggunakan pedoman

interview sebagai instrumen pengumpulan data yang hanya merupakan

garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

2. Kuisioner/Angket

Metode kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh

responden. Setelah diisi,angket dikirim kembali atau dikembalikan ke

79 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 231

Page 91: 05120054

petugas atau ke peneliti.80

Metode ini digunakan oleh penulis untuk

memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah penerapan metode active learning. Dalam hal ini peneliti

memakai metode kuisioner langsung sebagai instrumen penelitian, yaitu

responden menajawab tentang dirinya, dan dilihat dari bentuknya

kuisioner ini termasuk rating scale (skala bertingkat), yaiti sebuah

pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-

tingkatan.

3. Dokumentasi

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.81

Dokumentasi asal

katanya adalah dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode ini

digunakan untuk melengkapi data tentang gambaran obyek penelitian.

Instrumen yang dipakai dalam metode ini adalah pedoman dokumentasi

berupa kerangka yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan

dicari datanya.

80 Bungin, M . Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana,

2006), hlm. 123

81

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 231

Page 92: 05120054

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data-data yang diperoleh peneliti menggunakan

teknik yang berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil penelitian,

kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memudahkan bagi penulis dalam

mengumpulkan data, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dalam menganalisis

data tentang penelitian ini peneliti menggunakan:

1. Uji Data Penelitian

Sebagaimana dimaklumi bahwa data merupakan kedudukan yang

sangat penting bagi suatu penelitian, karena data merupakan

penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat untuk

membuktikan hipotesis. Oleh sebab itu benar tidaknya data, sangat

menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya

data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen

yang baik harus memenuhi harus memenuhi dua persyaratan penting,

yaitu validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur variabel yang ada.82

Sebuah instrumen

dikatakan valid jika mampu mengukur yang dinginkan oleh peneliti,

serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambar tentang

82 Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian dan Survei (Yogyakarta: LP3ES,.

1989), hlm. 122

Page 93: 05120054

variabel yang dimaksud.83

Cara pengujian validitas dengan

menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dan skor

total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.

Teknik korelasi Product Moment ini digunakan untuk mencari

hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data

kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua

variabel atau lebih tersebut adalah sama.84

Teknik analisis data product

moment dengan angka kasar digunakan untuk menemukan pengaruh

penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

Valid tidaknya suatu item instrument dapat diketahui dengan

membandingkan indeks Korelasi Product Moment atau r hitung

dengan nilai kritisnya dan rumus Product Moment yang digunakan

adalah sebagai berikut85

:

Rxy = 2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

Rxy : angka indeks korelasi ”r” product moment

N : banyaknya pasangan skor X dan skor Y (banyaknya

subjek)

XY : penjumlahan hasil perkalian antara skor X dan skor Y

83Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek Edisi Revisi VI (Jakarta:

: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 168-16

84 Bungin, M . Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama (Jakarta: Kencana,

2006), hlm. 195-197

85Arikunto Suharsimi, op.cit., hlm. 169-170

Page 94: 05120054

X : jumlah seluruh skor X

Y : jumlah seluruh skor Y.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan86

. Bila

suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama

dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan

data yang sama.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut87

:

r11=

2

1

2

11

b

k

k

dimana:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑ 2

b :jumlah varians butir

2

t :varians total.

86 Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian,. Metode Penelitian dan Survei ( Yogyakarta:

LP3ES, 1989), hlm. 140

87

Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 196

Page 95: 05120054

Uji reliabilitas ini dihitung dengan cara mengkorelasikan skor

item satu dengan skor item yang lain kemudian hasilnya dibandingkan

dengan nilai kritis pada tingkat signifikan 5 % (α = 0,05). Jika

koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, maka alat ukur tersebut

dikatakan reliabel.

c. Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana adalah regresi linier di mana variabel

yang terlibat di dalamnya hanya dua, yaitu satu variabel terikat, Y dan

satu variabel bebas, X, dan berpangkat satu.88

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Persamaan umum regresi linear sederhana dirumuskan

sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

Y = Variabel Terikat

a = nilai Intercept (konstan)

88 Hasan, Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002), hlm. 115

Page 96: 05120054

b = koefisien regresi variabel, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan

variabel independen.

X = Variabel bebas

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan

antara penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar

maka digunakan analisis korelasi dan determinasi.

1) Analisis korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan

antar variabel yang dianalisis89

.

Nilai korelasi berada dalam rentang 0 sampai +1 atau 0 sampai -1, tanda

positif dan negatif menunjukkan arah hubungan.

Tanda positif menunjukkan arah perubahanyang sama, artinya jika satu

variabel yang lain juga naik. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan

yang berlawanan.

Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan bergerak =1 sampai -1 atau

dapat ditulis sebagai berikut : -1 < r <, artinya :

r =1 atau mendekati +1 berarti hubungan antara variabel x dan y

sempurna positif (searah), hubungan sangat kuat, dan positif ini

berarti apabila variabel meningkat maka variabel y juga meningkat

dan sebaliknya

89 Ridwan MBA, Belajar Mudah Penelitian, Guru dan Karyawan (Bandung: Alfabeta, 2005),

hlm. 222

Page 97: 05120054

r = -1 atau mendekati -1 berarti hubuntgan antara variabel x dan y

sempurna negatif (tidak searah), hubungan sangat kuat, dan negatif

berarti jika variabel x meningkat maka variabel y turun.

r = 0 atau mendekati 0 berarti hububungannya sangat lemah antara

variabel x dan y

2) Analisa Determinasi

Analisa determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi pearson

product moment yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel X (penerapan metode active

learning) mempunyai kontribusi atau mampu menerangkan variabel Y

(motivasi belajar). Formula dari koefisien determinasi adalah sebagai

berikut90

:

KP = r2 x 100%

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi

d . Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak

maka digunakan perhitungan uji t. Uji t (parsial) merupakan uji

statistik secara individu untuk mengetahui pengaruh masing-masing

90 Ibid., hlm. 224

Page 98: 05120054

variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu sebagai berikut91

:

a. Perumusan Hipotesis

Ho: b1 = 0 variabel penerapan metode active learning tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar.

Ha : b1 ≠ 0 variabel penerapan metode active learning berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel motivasi belajar.

b. Penentuan Nilai Kritis

Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan sebesar 5 % ( α = 0,05)

dan dengan menggunakan uji 2 pihak (arah), maka menentukan t tabel92

:

T tabel = t (α/2 ; n-1) = t = (0,05/2; 44-1) = t = (0,025;43) = 2,021

c. Penentuan Kriteria Penerimaan dan Penolakan

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

-ttabel ttabel

Sumber: Sugiyono, 2008 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan

R & D. Alfabeta, Bandung

91 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 215

92

Ridwan MBA. 2005. Belajar Mudah Penelitian, Guru dan Karyawan Bandung: Alfabeta.

Hal: 164

Page 99: 05120054

d. Menghitung Nilai t Hitung

Rumus t hitung sebagai berikut93

:

t = r√n-2

√ 1 - r2

Di mana :

t = Nilai thitung atau tes signifikan korelasi

r = Koefisien korelasi hasil rhitng

n = Jumlah responden

e. Kesimpulan

Menolak Ho dan menerima Ha secara parsial variabel

penerapan metode active learning berpengaruh terhadap variabel

dependen motivasi belajar, atau menerima Ho dan menolak Ha

artinya bahwa secara parsial variabel penerapan metode active

learning tidak berpengaruh terhadap variabel dependen motivasi

belajar.

93 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 214

Page 100: 05120054

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat MAN 3 Malang

Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang (MAN 3 Malang) merupakan salah

satu dari lima madrasah model di Jawa Timur, dan juga merupakan salah satu

madrasah terpadu se Indonesia. Sejarah singkat MAN 3 Malang, bermula dari

suatu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru

pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah rendah negeri. Hal ini berdasarkan

surat keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan

Menteri Agama pada tanggal 2 Desember 1946 No. 1142/BH. A tentang

penyediaan guru agama secara kilat dan cepat, sehingga ditetapkan rencana

pendidikan guru agama Islam jangka pendek dan panjang. Untuk mewujudkan

rencana tersebut, maka pada tanggal 16 mei 1948 mulai didirikan Sekolah

Guru Hakim Islam (SGHI) dan Sekolah Guru Agama Islam (SGAI).

Selanjutnya berdasarkan ketetapan menteri Agama tertanggal 15 Agustus

1951 No. 7 SHAI diubah menjadi Pendidikan Guru Agama (PGA 5 tahun)

yang siswanya berasal dari lulusan sekolah rendah atau madrasah rendah.94

Berdasarkan surat ketetapan menteri agama tanggal 21 Nopember

1953 No. 35 lama belajar di PGA di tambah 1 tahun, sehingga menjadi 6

tahun, dan diubah menjadi dua bagian, yaitu pertama: Pendidikan Guru

Agama Pertama (PGAA), lama belajarnya 4 tahun (kelas 1 s/d kelas 4) dan

94 Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 101: 05120054

kedua: Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA), lama belajarnya dua tahun

(kelas 5 dan kelas 6). Selanjutnya pada tahun ajaran 1958/1959 PGAP dan

PGAA dilebur menjadi PGAN 6 TAHUN Malang. Berikutnya, dengan adanya

surat keputusan Menteri Agama tanggal 16 Maret 1978 No. 16, PGAN 6 tahun

dipecah lagi menjadi dua lembaga pendidikan yaitu: pertama, kelas 1 s/d 3

menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang 1, dan kedua, kelas 4

s/d 6 menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Malang.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 42 tanggal 1

Juli 1992 PGAN Malang beralih fungsi menjadi Mdrasah Aliyah Negeri

(MAN) 3 Malang. Dan berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam tanggal 6 Juni 1993 No. E/55/1993.

MAN 3 Malang diberi wewenang untuk menyelenggarakan Madrasah Aliyah

Program Khusus (MAPK) yang selanjutnya berdasarkan perubahan kurikulum

1984 ke kurikulum 1994, MAPK berubah nama menjadi Madrasah Aliyah

Keagamaan (MAK) sampai sekarang.95

PGAN Malang telah mencapai kejayaan, hal ini berkaitan dengan

keberhasilan out putnya yang dominan di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata

alumni PGAN Malang menjadi orang yang berpengaruh di masyarakat. Selain

itu juga banyak yang menjadi pejabat penting di Lingkungan Departemen

Agama maupun Departemen lain. Secara kronologis Sejarah berdirinya MAN

3 Malang dapat diuraikan sebagai berikut:96

95 Dokumentasi MAN 3 Malang

96 Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 102: 05120054

a. PGAA Malang dimulai tahun ajaran baru pada tanggal 1 Agustus 1956,

dengan nama PGAAA 1 Malang dengan kepala sekolah R. Soeroso,

sedang PGAA II Malang adalah asal dari PGAA Surabaya yang pada

tahun 1958 di pindah ke malang.

b. PGAA 1 Malang menampung siswa dari PGAA 4 tahun, sedangkan

PGAP pada waktu itu (tahun 1956) di pimpin oleh kepala sekolah Bapak

Soerat Wirjodihardjo.

c. Gedung pertama PGAP dan PGAA 1 Malang adalah di Jalan Bromo No.

1 pagi hari untuk PGAA 1 tahun dan sore hari PGAP 4 tahun.

d. Pada tahun pelajaran 1956/1957 di Malang masih ada siswa SGHA

(bagian dan /Hukum agama) yang kemudian dihapus.

e. Gedung PGAA 1 Malang pada pertengahan tahun ajaran 1958

berhubungan dengan gedung baru PGAA 1 sudah selesai

pembangunannya yabng terletak di jalan Bandung No. 7 Malang, maka

gedung baru (Jl. Bandung No. 7 Malang) segera ditempati, begitu pula

pada PGAP 4 tahun ikut pindah di jalan Bandung No. 7 Malang.

f. Pada akhir tahun 1958 PGAA Surabaya dipindah ke Malang dengan

nama PGAA II Malang dengan kepala sekolah Ibu Mas’ud yang

kemudian tahun 1959 dipindah ke Dinoyo Malang.

g. Pada tahun 1958/1959 PGAA 1 dan PGAP 4 tahun dilebur menjadi satu

yaitu PGA Negeri 6 tahun Malang kelas 1 s/d VI, dengan kepala sekolah

Bapak R. D. Soetario.

Page 103: 05120054

h. Pada tahun 1961 s/d 1965 kepala sekolah dijabat Bapak R. Soemarsono

dan tahun 1966 s/d 1978 kepala sekolah Bapak Drs. Imam Effendi, tahun

1979 s/d 1987 kepala sekolah Bapak Sakat, tahun 1988 s/d 1990 kepala

sekolah Bapak H. Sanusi, tahun 1990 s/d akhir 1991 kepala sekolah Drs.

Masdjudin dan Bapak kepala sekolah Drs. Untung Saleh menjabat sejak

tanggal 16 Desember 1991 s/d September 1993.

i. Pada tanggal 1 Juli 1992 dengan surat keputusan menteri agama RI No.

42 tahun 1992 PGAN Malang dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) Malang III dengan kepala sekolah Drs. Untung Saleh.

j. Dan pada tanggal 16 Juni 1993 dengan surat Keputusan Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E/55/1993, MAN

Malang diberi wewenang untuk menyelenggarakan Mdrasah Aliyah

Program Khusus.

k. Pada tanggal 30 September 1993 kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs.

H. Khusnan A. s/d tanggal 31 Mei 1998.

l. Pada tanggal 20 Februari 1998 dengan surat keputusan direktorat

jenderal pembinaan kelembagaan agama Islam No. E. IV/

Pembinaan.00.6/ KEP/17.A/1998 ditunjuk sebagai MAN Model dengan

kepala sekolah Drs. H. Kusnan A.

m. Pada tanggal 1 Januari 1998 kepala sekolah MAN 3 Malang dijabat oleh

Bapak Drs. H. Munandar menjabat sampai dengan tanggal 20 September

2000.

Page 104: 05120054

n. Pada tanggal 20 September kepala sekolah Man 3 Malang di jabat oleh

Bapak Drs. H. Abdul Djalil, M. Ag s/d 30 April 2005.

o. Bapak Drs. Imam Sujarwo, M. Pd tanggal 02 Mei 2005-sekarang.

Harapan ke depan setelah PGAN Malang beralih fungsi ke MAN 3

Malang dari semua komponen yang ada barang tentu ingin mempertahankan

citra lembaga pendidikan favorit yang berada di jalan Bandung ini.

2. Visi

Visi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan di MAN 3

Malang adalah: menjadi MAN MODEL yang unggul, Islami dan Populis.97

Unggul : Diakui, diterima, dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat

Islami : Memiliki kesalehan, tangguh, dan selalu menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan

Populis : Memiliki kualitas yang berorientasi pada mutu lulusan yang baik

dengan penguasaan iptek dan imtaq serta kompetitif sebagai

khalifah fil ardhi.

3. Misi

Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada kualitas baik

secara keilmuwan maupun secara moral dan sosial sehingga mampu

menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang unggul dibidang

97 Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 105: 05120054

iptek dan imtaq. Sedangkan misi penyelenggaraan pembelajaran dan

pendidikan di MAN 3 Malang adalah:98

a. Meningkatkan penerapan manajemen partisipatif.

b. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggungjawab stakeholder Madrasah.

c. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia (SDM) secara

menyeluruh.

d. Membina dan mengembangkan kerja sama dengan lingkungan.

e. Mengoptimalkan penghayatan terhadap nilai-nilai agama untuk

dijadikan sumber kearifan bertindak.

4. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MAN 3

Malang adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta pengetahuan siswa,

khusus di bidang iptek agar siswa mampu melanjutkan pendidikan

pada jenjang perguruan tinggi yang berkualitas.

b. Siswa MAN 3 Malang diharapkan berwawasan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) dan iman taqwa (IMTAQ) secara terpadu.

c. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan social budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai

dengan nilai-nilai Islam.

98 Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 106: 05120054

d. Menjadikan MAN 3 Malang sebagai Madrsah Model dalam

pendidikan IPTEK dan IMTAQ bagi madrasah lainnya.

5. Target

Target penyelenggaraan pembelajaran di MAN 3 Malang adalah

sebagai berikut:99

a. Diterimanya lulusan MAN 3 Malang di perguruan tinggi negeri yang

brekualitas.

b. Diperolehnya prestasi akademik yang baik alumnus MAN 3 Malang

selama di perguruan tinggi.

c. Terciptanya kehidupan yang religius di lingkungan madrasah yang

diperlihatkan dengan prilaku ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah dan

kebebasan berkreasi.

d. Mengoptimalkan potensi siswa dengan pembelajaran dan bimbingan

yang intensif.

6. Strategi

Strategi yang dilakukan MAN 3 Malang untuk tercapainya target yang

dicanangkan adalah sebagai berikut:100

99 Dokumentasi MAN 3 Malang

100

Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 107: 05120054

a. Menciptakan suasana kehidupan yang kreatif, inovatif, apresiatif,

sehat, nyaman dan religius.

b. Menyiapkan tenaga pendidik yang professional dan berdedikasi tinggi.

c. Menjaring calon siswa sebagai input dari lulusan MTS dan SLTP yang

unggul.

d. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang representative.

e. Melakukan studi banding ke madrasah/ sekolah lain.

f. Mengembangkan proses pembelajaran dalam mengantisipasi era

otonomi daerah dan persaingan global.

g. Mengadakan kerja sama pendidikan dengan berbagai pihak terkait.

h. Menyediakan perpustakaan yang memadai.

i. Mengadakan pelatihan atau seminar berkala bagi guru dan karyawan.

7. Profil Guru dan Karyawan MAN 3 Malang

Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kompetensi dan

kualifikasi pengetahuan dan dedikasi yang tinggi, guna mewujudkan tujuan

lembaga sebagaimana yang tercantum dalam visi dan misinya. Adapun secara

rinci guru dan karyawan di madrasah Aliyah Negeri 3 Malang memiliki profil

unggulan sebagai tenaga pendidik siswa sebagai berikut:

a. Selalu menampakkan diri sebagai seorang mukmin dan muslim dimana

saja ia berada.

b. Memiliki wawasan keilmuwan yang luas serta profesionalisme dan

dedikasi yang tinggi.

Page 108: 05120054

c. Bersikap dan berprilaku amanah, berakhlak mulai dan dapat menjadi

contoh civitas akademika yang lain.

d. Berdisiplin tinggi dan selalu menaati kode etik guru.

e. Memiliki kemampuan penalaran dan ketajaman berfikir ilmiah yang

tinggi.

f. Memiliki kesadaran yang tinggi di dalam bekerja yang didasari oleh

niat beribadah dan selalu berupaya meningkatkan kualitas pribadi.

g. Berwawasan luas dan bijak dalam menghadapi dan menyelesaikan

masalah.

h. Memiliki kemampuan antisipatif masa depan dan bersikap proaktif.

8. Profil Siswa MAN 3 Malang

Siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang harus bisa menjaga

nama baik almamater, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Maka dari itu siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang sebagai

hamba yang beriman dan bertaqwa harus mempunyai:101

a. Selalu menampakkan diri sebagai seorang mukmin dan muslim dimana

saja ia berada.

b. Berakhlakul karimah

c. Memiliki penampilan sebagai seorang muslim, yang ditandai dengan

kesederhanaan, kerapihan, patuh dan penuh percaya diri.

d. Disiplin tinggi

101 Dokumentasi MAN 3 Malang

Page 109: 05120054

e. Haus dan cinta ilmu pengetahuan

f. Memiliki keberanian, kebebasan dan keterbukaan.

g. Kreatif, inovatif dan berpandangan jauh ke depan.

h. Dewasa dalam menyelesaikan segala persoalan

i. Unggul dalam hal keilmuwan

9. Sarana dan Prasarana MAN 3 Malang

a. Tiga auditorium, dengan kapasitas masing-masing 1000, 500 dan 100

orang, selain untuk pusat kegiatan siswa dan pelatihan-pelatihan, juga

sering disewa oleh instansi lain atau pihak umum untuk kegiatan

seminar, lokakarya, resepsi pernikahan, manasik haji,dan lain-lain.

Tentu saja hasil dari persewaan tersebut dimanfaatkan untuk

kepentingan pengembangan madrasah.

b. Unit laboratorium bahasa yang Full computereized.

c. Masing-masing satu unit Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia, dan

Komputer.

d. Internet center, dengan kapasitas 40 unit komputer yang

memungkinkan siswa mengakses nilai ulangan harian, tugas-tugas dan

nilai rapor bulanan serta sumber-sumber belajar secara online.

e. Ruang kesehatan dengan dokter jaga yang selalu stand by memberikan

layanan kesehatan bagi siswa, guru dan karyawan madrasah.

f. Ruang perpustakaan yang telah dilengkapi dengan audio visual room

yang telah dimanfaatkan untuk proses pembelajaran secara terjadwal.

Page 110: 05120054

g. Televisi dan VCD player di semua kelas sehingga memungkinkan

dilaksanakannya pembelajaran interaktif dengan media pembelajaran

dalam bentuk VCD. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi pola-

pola pembelajaran yang semakin individualizad (mandiri) sesuai

dengan kecepatan dan gaya belajar siswa.

h. Taman-taman belajar yang dirancang seindah mungkin sehingga siswa

merasa nyaman untuk belajar terutama untuk kelas-kelas siang yang

kebanyakan dilaksanakan outdoor untuk menghilangkan kejenuhan.

i. Asrama siswa yang bisa menampung sekitar 150 siswa. Asrama ini

terutama ditujukan bagi siswa yang berprestasi untuk diberikan

pengayaan-pengayaan secara intensif.

j. Pusat sumber belajar bersama (PSBB) yang dilengkapi dengan

penginapan dengan kapasitas 120 orang. Bekerjasama dengan

Departemen Agama dan beberapa PT.

k. Sarana penunjang lainnya, yang semuanya dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di MAN 3 Malang seperti sanggar

seni, lapangan olah raga, green house, cafetaria, dll.

10. Struktur Organisasi MAN 3 Malang

Setiap suatu organisasi baik lembaga formal maupun lembaga non

formal pasti memiliki struktur organisasi yang jelas. Sebab dalam struktur

tersebut menempatkan orang-orang dalam suatu kelompok atau penempatan

hubungan antara orang-orang dalam suatu kelompok baik berupa kewajiban,

Page 111: 05120054

hak, dan tanggung jawab masing-masing di dalam struktur organisasi yang

telah ditentukan.

Penentuan struktur organisasi, serta tugas dan tanggung jawab

dimaksudkan agar tersusun pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan

bersama dalam lembaga pendidikan.

Seperti halnya lembaga-lembaga yang lain, MAN 3 Malang juga

memiliki struktur organisasi yang tertata dengan rapi guna menjalankan proses

pendidikan. Adapun struktur organisasi yang ada di MAN 3 Malang dapat

dilihat dalam lampiran.

B. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini masih berupa data kualitatif

(hasil angket) untuk X sebagai variabel independent dan Y sebagai variabel

dependen. Mengingat analisis yang digunakan dengan menggunakan metode

statistik maka data yang telah ada harus diubah terlebih dahulu ke dalam data

kuantitatif. Dari hasil pengolahan data penelitian ini dapat dideskripsikan

berdasarkan dua deskripsi yaitu: pertama, penerapan metode active learning.

Kedua, motivasi belajar siswa. Ketiga, pengaruh antara penerapan metode

active learning terhadap motivasi belajar siswa. Deskripsi data tersebut berasal

dari jawaban responden yang berjumlah 44 orang terhadap instrument

penelitian yang berupa angket. Jumlah angket yang disebarkan 54 dan hanya

kembali 44, hal ini dikarenakan ada siswa yang tidak masuk, sakit dan

sebagainya. Adapun variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Page 112: 05120054

1) Variable independent (X) tentang penerapan metode active learning yang

meliputi, guru menggunakan metode poster comment, Index Card Matc,

active debate, everyone is teacher here, team quiz dan jigsaw.

2) Variable dependen (Y) tentang motivasi belajar siswa yang dipengaruhi

oleh faktor intrinsik seperti belajar karena ingin menguasai nilai-nilai

yang terkandung dalam mata pelajaran dan faktor ekstrinsik seperti angka,

hadiah, pujian, persaingan dan lain-lain.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa proses pengumpulan data

tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan angket. Yang mana

angket tersebut disebarkan kepada populasi siswa kelas XI IPS dengan jumlah

54 orang. Kemudian karena sedikitnya jumlah populasi maka sampel yang

digunakan adalah semua jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel sebanyak

54 siswa yang menjadi responden. Jumlah angket yang disebarkan 54 hanya

kembali 44, hal ini dikarenakan ada siswa yang tidak masuk, sakit dan

sebagainya.

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan penyekoran, pada variabel

penerapan metode active learning terdapat 40 pertanyaan dan 5 item jawaban,

masing-masing metode jumlah pertanyaannya tidak sama, pada masing-

masing penerapan metode active learning ”Poster Comment, Index Card,

Everyone is Teacher Here, dan Jigsaw” terdapat 5 pertanyaan dan 5 item

jawaban, sedangkan pada masing-masing penerapan metode active learning

”Active Debate dan Team Quiz” terdapat 10 pertanyaan dan 5 item jawaban.

Variabel motivasi belajar siswa terdapat 20 pertanyaan dan 5 item jawaban.

Page 113: 05120054

Sehingga hasil dari penyekoran pada variabel masing-masing penerapan

metode active learning ”Poster Comment, Index Card, Everyone is Teacher

Here, dan Jigsaw” diperoleh skor tertinggi 5x5=25 sedangkan skor terendah

adalah 5x1=5, sedangkan pada masing-masing penerapan metode active

learning ”Active Debate dan Team Quiz” diperoleh skor tertinggi 5x10=50

dan skor terendah 10x1=10. Hasil penyekoran pada variabel motivasi belajar

siswa diperoleh skor tertinggi 20x5=100 sedangkan skor terendah adalah

20x1=20.

Dari angket yang telah diisi oleh responden, hasil skornya kemudian

dikategorikan menjadi tiga. Dengan nilai interval sebanyak enam. Sehingga

pada penerapan metode active learning ” Poster Comment, Index Card,

Everyone is Teacher Here, Jigsaw. diperoleh kategori-kategori sebagai

berikut:

Interval antara 18 -25 bernilai tinggi

Interval antara 12-16 bernilai sedang

Interval antara 5 -11 bernilai rendah

Sedangkan pada penerapan metode Active Learning ”Active Debate dan

Team Quiz”

Interval antara 37-50 bernilai tinggi

Interval antara 23- 36 bernilai sedang

Interval antara 10-22 bernilai rendah

Variabel motivasi belajar diperoleh kategori-kategori sebagai berikut:

Page 114: 05120054

Interval antara 74-100 bernilai tinggi

Interval antara 47- 73 bernilai sedang

Interval antara 20-46 bernilai rendah

Maka penyajian tabel frekuensi dan tiga kategori yang ada akan

ditunjukkan pada masing-masing pembahasan data sebagai berikut.

1. Data Tentang Penerapan Metode Active Learning

Hasil dari pengumpulan dan penyekoran pada angket tentang

penerapan metode active learning, maka dapat ditentukan jumlah frekuensi

penerapan metode active learning dengan perhitungan interval dan

pengkategorian dalam tabel-tabel berikut ini:

TABEL 4.1

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning “Poster

Comment”

Penerapan Metode Active

Learning “Poster Comment”

(skor total)

Frekuensi

(F)

23-25

20-22

17-19

14-16

11-13

8-10

5-7

3

15

13

12

0

0

1

J u m l a h 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

Page 115: 05120054

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning “poster comment” sebagai berikut:

TABEL 4.2

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning“Poster Comment”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 31 70,45%

Sedang 12 27,27 %

Rendah 1 2,28%

Jumlah 44 100%

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasarkan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 31

orang (70,45 %) menilai tinggi, 12 orang (27,27%) menilai sedang, dan

1 orang (2,28%) menilai penerapan metode active learning “poster

comment” guru rendah.

TABEL 4.3

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning“Index Card”

Penerapan Metode Active

Learning “Index Card”

(skor total)

Frekuensi

(F)

23-25

20-22

17-19

14-16

11-13

8-10

5-7

4

14

14

11

0

1

0

J u m l a h 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Page 116: 05120054

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning” index card” sebagai berikut:

TABEL 4.4

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning“Index Card”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 32 72,72 %

Sedang 11 25 %

Rendah 1 2,28 %

Jumlah 44 100%

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasakan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 32

orang (72,72 %) menilai tinggi, 11 orang (25%) menilai sedang, dan 1

orang (2,28%) menilai penerapan metode active learning “index card”

guru rendah.

TABEL 4.5

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning “Active

Debate”

Penerapan Metode Active

Learning “Active Debate”

(skor total)

Frekuensi

(F)

Page 117: 05120054

42-50

37-41

23-36

18-22

10-17

8

21

14

1

0

J u m l a h 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning “active debate” sebagai berikut:

TABEL 4.6

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning “Active Debate”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 29 65,90 %

Sedang 14 31,81%

Rendah 1 2,28 %

Jumlah 44 100%

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasakan data dari table diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sample yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 29

orang (65,90%) menilai tinggi, 14 orang (31,81%) menilai sedang, dan

1 orang (1,82 %) menilai penerapan metode active learning “active

debate” rendah.

Page 118: 05120054

TABEL 4.7

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning

“Everyone is Teacher Here”

Penerapan Metode Active

Learning “Everyone is

Teacher Here”

(skor total)

Frekuensi

(F)

23-25

20-22

17-19

14-16

11-13

8-10

5-7

2

13

17

8

4

0

0

J u m l a h 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning “everyone is teacher here” sebagai

berikut:

TABEL 4.8

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning “Everyone is Teacher

Here”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 32 72,72%

Sedang 12 27,28%

Rendah 0 0%

Jumlah 44 100%

(Sumber: Diolah dari data angket )

Page 119: 05120054

Berdasakan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 32

orang (72,72%) menilai tinggi, 12 orang (27,28%) menilai sedang, dan

0 orang (0%) menilai penerapan metode active learning “everyone is

teacher here” guru rendah.

TABEL 4.9

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning “Team Quiz”

Penerapan Metode Active

Learning “Team Quiz”

(skor total)

Frekuensi

(F)

42-50

37-41

23-36

18-22

10-17

8

26

8

2

0

J u m l a h 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning “Team Quiz” guru sebagai berikut:

TABEL 4.10

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning “Team Quiz”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 34 77,27 %

Sedang 8 18,18 %

Rendah 2 4,55 %

Jumlah 44 100%

Page 120: 05120054

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasakan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 34

orang (77,27 %) menilai tinggi, 8 orang (18,18%) menilai sedang, dan 2

orang (4,55%) menilai penerapan metode active learning “Team Quiz”

guru rendah.

TABEL 4.11

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Active Learning “Jigsaw”

Penerapan Metode Active

Learning “Jigsaw”

(skor total)

Frekuensi

(F)

23-25

20-22

17-19

14-16

11-13

8-10

5-7

5

13

15

10

1

0

0

Jumlah 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan pada

penerapan metode active learning “Jiqsaw” guru sebagai berikut:

TABEL 4.12

Frekuensi Kategori Penerapan Metode Active Learning “Jigsaw”

Kreativitas Guru Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 33 75%

Page 121: 05120054

Sedang 11 25%

Rendah 0 0%

Jumlah 44 100%

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasakan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa

dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 33

orang (75%) menilai tinggi, 11 orang (25%) menilai sedang, dan 0

orang (0%) menilai penerapan metode active learning “Jiqsaw” guru

rendah.

2. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa

Hasil dari pengumpulan dan penyekoran pada angket tentang

motivasi belajar siswa, maka dapat ditentukan jumlah frekuensi

motivasi belajar siswa dengan perhitungan interval dan pengkategorian

dalam tabel-tabel berikut ini:

TABEL 4.13

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Minat siswa

(skor total)

Frekuensi

(F)

86-100

73-85

61-72

47-60

35-46

20-34

2

22

15

5

0

0

Jumlah 44

(Sumber: Diolah dari data angket )

Page 122: 05120054

Dari ketiga kategori yang telah ditentukan ini, kemudian dilakukan

pemilahan frekuensi masing-masing kategori. Sehingga jelas jumlah

masing-masing frekuensi beserta nilai prosentase yang didapatkan.

TABEL 4.14

Frekuensi Kategori Motivasi Belajar Siswa

Minat belajar Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi 24 54,54%

Sedang 20 45,46%

Rendah 0 0%

Jumlah 44 100 %

(Sumber: Diolah dari data angket )

Berdasakan data dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dari

sampel yang diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 24 orang

(54,54%) memiliki motivasi belajar tinggi, 20 orang (45,46%) adalah

memiliki motivasi belajar sedang, dan 0 orang (0%) memiliki motivasi

belajar rendah.

C. Analisis Data Distribusi Jawaban Responden

Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh variabel penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini

diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 44 responden yang

ditunjukkan untuk mengetahui apakah penerapan metode active learning

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi

Page 123: 05120054

pada kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang. Sebelum melakukan

analisa dari hasil pembahasan penelitian, terlebih dahulu akan disajikan tabel

mengenai distribusi frekuensi berikut ini:

TABEL 4.15

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Poster Comment” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 1 1,2 - - 14 17,1 21 25,6 8 9,8

2 1 1,2 4 4,9 23 28,0 11 13,4 5 6,1

3 1 1,2 1 1,2 7 8,5 17 20,7 18 22,0

4 - - 3 3,7 17 20,7 20 24,4 4 4,9

5 3 3,7 1 1,2 17 20,7 16 19,5 7 8,5

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.1 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden

yang menyatakan tidak pernah mengamati media/gambar yang disajikan oleh

guru berjumlah 1 orang (1,2%), yang menyatakan jarang tidak ada, yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 14 orang (17,1%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 21 (25,6%), dan responden yang menyatakan

selalu berjumlah 8 orang (9,8%).

Page 124: 05120054

Dari tabel 4.1 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden

yang menyatakan tidak pernah mengemukakan pendapat saat pembelajaran

ekonomi berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang menyatakan jarang

berjumlah 4 orang (4,9%), responden yang menyatakan kadang-kadang

berjumlah 23 orang (28,0%), responden yang menyatakan sering berjumlah

11 orang (13,4%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 5 orang

(6,1%).

Dari tabel 4.1 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menghargai pendapat teman berjumlah 1 orang

(1,2%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 7 orang (8,5%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 17 orang (20,7%), dan

responden yang menyatakan sangat selalu berjumlah 18 orang (22,0%).

Dari tabel 4.1 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menafsirkan keadaan dalam bentuk visual secara

lancar tentang media yang disajikan tidak ada, responden yang menyatakan

jarang berjumlah 3 orang (3,7% ), responden yang menyatakan kadang-kadang

berjumlah 17 orang (20,7%), responden yang menyatakan sering berjumlah

20 orang (24,4%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 4 orang

(4,9%).

Dari tabel 4.1 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah merasa bahwa media dapat mempermudah tentang

pemahaman materi berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang menyatakan

Page 125: 05120054

jarang berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang menyatakan kadang-

kadang berjumlah 17 orang (20,7%), dan responden yang menyatakan sering

berjumlah 16 orang (19,5%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 7 orang (8,5%).

TABEL 4.16

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Index Card” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 - - 5 6,1 19 23,2 16 19,5 4 4,9

2 4 4,9 - - 18 22,0 15 18,3 7 8,5

3 - - 2 2,4 14 17,1 21 25,6 7 8,5

4 - - 3 3,7 9 11,0 18 22,0 14 17,1

5 - - 2 2,4 13 15,9 23 28,0 6 7,3

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS,

Dari tabel 4.2 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah cermat dan tepat dalam mencocokkan jawaban yang

diberikan oleh guru ekonomi tidak ada, responden yang menyatakan jarang

berjumlah 5 orang (6,1%), responden yang menyatakan kadang-kadang

berjumlah 19 orang (23,5%), dan responden yang menyatakan sering

berjumlah 16 orang (19,5%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 4 orang (4,9%).

Page 126: 05120054

Dari tabel 4.2 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah semangat belajar dalam menggunakan metode index

card berjumlah 4 orang (4,9%), responden yang menyatakan jarang berjumlah

tidak ada, responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 18 orang

(22,0%), responden yang menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 7 orang (8,5%).

Dari tabel 4.2 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah teliti dalam menjawab soal-soal ekonomi tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 14 orang (17,1%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 21 orang (25,6%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 7 orang (8,5%).

Dari tabel 4.2 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah bisa berinteraksi dalam menemukan pertanyaan

dengan jawaban tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 3

orang (3,7%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 9 orang

(11,0%), dan responden yang menyatakan sering berjumlah 18 orang (22,0%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 14 orang (17,1%).

Dari tabel 4.2 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah aktif dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi tidak

ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden

Page 127: 05120054

yang menyatakan sering berjumlah 23 orang (28,0%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 6 orang (7,3%).

TABEL 4.17

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Active Debate” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 - - 4 4,9 24 29,3 10 12,2 6 7,3

2 - - 2 2,4 24 29,3 14 17,1 4 4,9

3 - - - - 12 14,6 19 23,2 13 15,9

4 - - 1 1,2 21 25,6 16 19,5 6 7,3

5 1 1,2 - - 20 24,4 14 17,1 9 11,0

6 1 1,2 1 1,2 11 13,4 20 24,4 11 13,4

7 1 1,2 5 6,1 20 24,4 12 14,6 6 7,3

8 2 2,4 3 3,7 16 19,5 15 18,3 8 9,8

9 2 2,4 2 2,4 17 20,7 13 15,9 10 12,2

10 1 1,2 3 3,7 20 24,4 10 12,2 10 12,2

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah aktif dalam bertanya tentang materi ekonomi tidak

Page 128: 05120054

ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 24 orang (29,3%), responden

yang menyatakan sering berjumlah 10 orang (12,2%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 6 orang (7,3%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah lancar dalam menjawab pertanyaan tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 24 orang (29,3%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 14 orang (17,1%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 4 orang (4,9%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menghargai pendapat teman yang memberikan

masukan tidak ada, responden yang menyatakan jarang juga tidak ada,

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 12 orang

(14,6),responden yang menyatakan sering berjumlah 19 orang (23,2%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 13 orang (15,9%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah aktif dalam diskusi dan memberikan masukan serta

tanggapan tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang

(1,2%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 21 orang

(25,6%), responden yang menyatakan sering berjumlah 16 orang (19,5%),

dan responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 6 orang (7,3%).

Page 129: 05120054

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah mudah untuk mengeluarkan pendapat berjumlah 1

orang (1,2%), responden yang menyatakan jarang tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 20 orang (24,4%), dan responden yang

menyatakan sering berjumlah 14 orang (17,1%) dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 9 orang (11,0%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 6 bahwa responden yang

menyatakan dalam menggunakan metode debat aktif tidak pernah mendorong

pemikiran dan perenungan dalam mempertahankan pendapat berjumlah 1

orang (1,2%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 11 orang (13,4%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 20 orang (24,4%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 11 orang (13,4%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 7 bahwa responden yang

menyatakan dalam menggunakan metode debat aktif tidak pernah merasa

lebih cepat memahami materi ekonomi berjumlah 1 orang (1,2%), responden

yang menyatakan jarang berjumlah 5 orang (6,1%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 20 orang (24,4%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 12 orang (14,6%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 6 orang (7,3%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 8 bahwa responden yang

menyatakan dalam menggunakan metode debat aktif tidak pernah merasa

bosan dengan pelajaran ekonomi berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang

Page 130: 05120054

menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%), responden yang menyatakan

sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 8 orang (9,8%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 9 bahwa responden yang

menyatakan dalam menggunakan metode debat aktif tidak pernah

memudahkan dalam memunculkan ide secara lisan berjumlah 2 orang (2,4%),

responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 17 orang (20,7%), dan responden

yang menyatakan sering berjumlah 13 orang (15,9%) dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 10 orang (12,2%).

Dari tabel 4.3 dapat diketahui pada item no 10 bahwa responden yang

menyatakan dalam menggunakan metode debat aktif tidak pernah

menimbulkan semangat belajar ekonomi berjumlah 1 orang (1,2%), responden

yang menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 20 orang (24,4%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 10 orang (12,2%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 10 orang (12,2%).

TABEL 4.18

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Everyone is Teacher Here” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

Page 131: 05120054

1 - - 5 6,1 17 20,7 13 15,9 9 11,0

2 1 1,2 1 1,2 13 15,9 16 19,5 13 15,9

3 - - 2 2,4 17 20,7 15 18,3 10 12,2

4 1 1,2 3 3,7 21 25,6 14 17,1 5 6,1

5 - - 6 7,3 16 19,5 17 20,7 15 6,1

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.4 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menjelaskan pelajaran dengan baik tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 5 orang (6,1%), responden yang

menyatakan rkadang-kadang berjumlah 17 orang (20,7%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 13 orang (15,9%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 9 orang (11,0%).

Dari tabel 4.4 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menuliskan konsep-konsep penting berjumlah 1

orang (1,2%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 16 orang (19,5%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 13 orang (15,9%).

Dari tabel 4.4 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menggunakan teknik dalam mengajar tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang

Page 132: 05120054

menyatakan kadang-kadang berjumlah 17 orang (20,7%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 10 orang (12,2%).

Dari tabel 4.4 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah lebih paham apabila kegiatan belajar mengajar

langsung dipraktekkan oleh siswa berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang

menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 21 orang (25,6%), responden yang menyatakan

sering berjumlah 14 orang (17,1%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 5 orang (6,1%).

Dari tabel 4.4 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menciptakan suasana pembelajaran yang menarik

tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 6 orang (7,3%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 17 orang (20,7%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 15 orang (6,1%).

TABEL 4.19

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Team Quiz” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 1 1,2 - - 8 9,8 23 28,0 12 14,6

Page 133: 05120054

2 - - 1 1,2 13 15,9 21 25,6 9 11,0

3 - - 3 3,7 15 18,3 20 24,4 6 7,3

4 - - 4 4,9 22 26,8 14 17,1 4 4,9

5 - - - - 15 18,3 19 23,2 10 12,2

6 - - 2 2,4 15 18,3 18 22,0 8 9,8

7 - - - - 13 15,9 22 26,8 9 11,0

8 - - 3 3,7 16 19,5 22 26,8 3 3,7

9 1 1,2 2 2,4 23 28,0 12 14,6 6 7,3

10 - - 4 4,9 20 24,4 15 18,3 5 6,1

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah berpartisipasi dalam kelompok berjumlah 1 orang

(1,2%), responden yang menyatakan jarang tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 8 orang (9,8%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 23 orang (28,0%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 12 orang (14,6%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah aktif dalam diskusi tidak ada, responden yang

menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden yang menyatakan

Page 134: 05120054

sering berjumlah 21 orang (25,6%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 9 orang (11,0%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah memberikan masukan serta tanggapan tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 15 orang (18,3%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 20 orang (24,4%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 6 orang (7,3%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah cepat dan tanggap dalam menjawab pertanyaan tidak

ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 22 orang (26,8%), responden

yang menyatakan sering berjumlah 14 orang (17,1%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 4 orang (4,9%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah senang apabila di bentuk kelompok belajar pada saat

pembelajaran ekonomi tidak ada, responden yang menyatakan jarang juga

tidak ada, responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 15 orang

(18,3%), responden yang menyatakan sering berjumlah 19 orang (23,2%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 10 orang (12,2%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 6 bahwa responden yang

menyatakan dengan metode team quiz tidak pernah menarik perhatian

sehingga lebih aktif tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 2

Page 135: 05120054

orang (2,4%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 15

orang (18,3%), responden yang menyatakan sering berjumlah 18 orang

(22,0%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 8 orang (9,8%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 7 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah bisa bekerjasama membangun tim tidak ada,

responden yang menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 22 orang (26,8%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 9 orang (11,0%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 8 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah berinteraksi dengan baik tidak ada, responden yang

menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%), responden yang menyatakan

sering berjumlah 22 orang (26,8%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 3 orang (3,7%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 9 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah mempertahankan pendapat kelompok berjumlah 1

orang (1,2%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 23 orang (28,0%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 12 orang (14,6%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 6 orang (7,3%).

Dari tabel 4.5 dapat diketahui pada item no 10 bahwa responden yang

menyatakan dengan metode team quiz tidak pernah menguasai materi tidak

Page 136: 05120054

ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 20 orang (24,4%), responden

yang menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 5 orang (6,1%).

TABEL 4.20

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL PENERAPAN METODE

ACTIVE LEARNING “Jigsaw” (X)

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 - - 2 2,4 19 23,2 18 22,0 5 6,1

2 - - - - 13 15,9 24 29,3 7 8,5

3 - - - - 24 29,3 15 18,3 5 6,1

4 1 1,2 2 2,4 15 18,3 18 22,0 8 9,8

5 - - - - 15 18,3 20 24,4 9 11,0

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menjelaskan materi tidak ada, responden yang

menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 19 orang (23,2%), responden yang menyatakan

sering berjumlah 18 orang (22,0%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 5 orang (6,1%).

Page 137: 05120054

Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah bekerja dalam kelompok tidak ada, responden yang

menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang menyatakan kadang-

kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden yang menyatakan sering

berjumlah 24 orang (29,3%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 7 orang (8,5%).

Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah memahami materi tidak ada, responden yang

menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang menyatakan kadang-

kadang berjumlah 24 orang (29,3%), responden yang menyatakan sering

berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 5 orang (6,1%).

Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan dengan metode Jigsaw tidak pernah merasa bertanggung jawab

memberikan informasi kepada kelompok lain berjumlah 1 orang (1,2%),

responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden

yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 15 orang (18,3%), responden

yang menyatakan sering berjumlah 18 orang (22,0%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 8 orang (9,8%).

Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah berinteraksi dengan baik sesama teman tidak ada,

responden yang menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 15 orang (18,3%), responden yang

Page 138: 05120054

menyatakan sering berjumlah 20 orang (24,4%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 9 orang (11,0%).

TABEL 4.21

DISTRIBUSI FREKUENSI ITEM-ITEM VARIABEL MOTIVASI BELAJAR

No

Item

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 - - 2 2,4 19 23,2 15 18,3 8 9,8

2 - - 2 2,4 28 34,1 6 7,3 8 9,8

3 - - 5 6,1 23 28,0 9 11,0 7 8,5

4 - - 3 3,7 22 26,8 14 17,1 5 6,1

5 - - 1 1,2 25 30,5 11 13,4 7 8,5

6 - - 5 6,1 16 19,5 21 25,6 5 7,3

7 - - 2 2,4 16 19,5 21 25,6 5 6,1

8 4 4,9 4 4,9 24 29,3 10 12,2 2 2,4

9 - - 1 1,2 15 18,3 15 18,3 13 15,9

10 - - - - 17 20,7 15 18,3 12 14,6

11 - - 3 3,7 14 17,1 13 15,9 14 17,1

12 - - 4 4,9 17 20,7 10 12,2 13 15,9

13 - - 4 4,9 25 30,5 10 12,2 5 6,1

14 - - - - 13 15,9 17 20,7 14 17,1

15 - - 2 2,4 12 14,6 17 20,7 13 15,9

16 - - - - 14 17,1 12 14,6 18 22,0

17 1 1,2 1 1,2 12 14,6 14 17,1 16 19,5

Page 139: 05120054

18 2 2,4 1 1,2 16 19,5 14 17,1 11 13,4

19 4 4,9 6 7,3 18 22,0 9 11,0 7 8,5

20 - - - - 13 15,9 17 20,7 14 17,1

Sumber: Data primer kuesioner diolah SPSS

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 1 bahwa responden

yang menyatakan tidak pernah senang mencari dan memecahkan masalah

tidak ada, yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 19 orang (23,2%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 8 orang (9,8%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 2 bahwa responden

yang menyatakan tidak pernah akan belajar tanpa disuruh orang tua setiap

malam selalu belajar tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah

2 orang (2,4%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 28

orang (34,1%), responden yang menyatakan sering berjumlah 6 orang

(7,3%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 8 orang (9,8%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 3 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah belajar atau mengulang kembali pelajaran di rumah

tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 5 orang (6,1%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 23 orang (28,0%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 9 orang (11,0%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 7 orang (8,5%).

Page 140: 05120054

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 4 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah tekun dalam menghadapi tugas tidak ada, responden

yang menyatakan jarang berjumlah 3 orang (3,7%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 22 orang (26,8%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 14 orang (17,1%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 5 orang (6,1 %).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 5 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak lekas

putus asa tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang

(1,2%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 25 orang

(30,5%), responden yang menyatakan sering berjumlah 11 orang (13,4%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 7 orang (8,5%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 6 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah belajar setiap hari tidak ada, responden yang

menyatakan jarang berjumlah 5 orang (6,1%), responden yang menyatakan

kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%), responden yang menyatakan

sering berjumlah 17 orang (20,7%), dan responden yang menyatakan selalu

berjumlah 6 orang (7,3%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 7 bahwa responden yang

menyatakan termotivasi untuk belajar hanya karena untuk menguasai nilai-

nilai tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 2 orang (2,4%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%),

Page 141: 05120054

responden yang menyatakan sering berjumlah 21 orang (25,6%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 5 orang (6,1%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 8 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah memerlukan dorongan untuk belajar berjumlah 4

orang (4,9%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%),

responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 24 orang (29,3%),

responden yang menyatakan sering berjumlah 10 orang (12,2%), dan

responden yang menyatakan selalu berjumlah 2 orang (2,4%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 9 bahwa responden yang

menyatakan ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 15 orang (18,3%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 13 orang (15,9%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 10 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah mempunyai target untuk menguasai materi tidak ada,

responden yang menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu 12 berjumlah orang (14,6%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 11 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah menjadi tambah semangat belajar jika guru memberi

pujian tidak ada, responden yang menyatakan jarang berjumlah 3 orang

Page 142: 05120054

(3,7%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 14 orang

(17,1%), responden yang menyatakan sering berjumlah 13 orang (15,9%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 14 orang (17,1%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 12 bahwa responden yang

menyatakan guru tidak pernah menyuruh saya untuk rajin belajar tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 17 orang (20,7%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 10 orang (12,2%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 13 orang (15,9%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 13 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah dihukum apabila tidak mengerjakan tugas tidak ada,

responden yang menyatakan jarang berjumlah 4 orang (4,9%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 25 orang (30,5%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 10 orang (12,2%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 5 orang (6,1%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 14 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah belajar hanya untuk mendapatkan nilai bagus tidak

ada, responden yang menyatakan jarang juga tidak ada, responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang (15,9%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 15 orang (18,3%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 12 orang (14,6%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 15 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah merasa bahwa teman terdekat sangat berpengaruh

Page 143: 05120054

terhadap semangat untuk belajar tidak ada, responden yang menyatakan jarang

berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang menyatakan kadang-kadang

berjumlah 12 orang (14,6%), responden yang menyatakan sering berjumlah

17 orang (20,7%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 13 orang

(15,9%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 16 bahwa responden yang

menyatakan tidak pernah mempunyai keinginan untuk bisa ketika melihat

teman mempunyai prestasi bagus tidak ada, responden yang menyatakan

jarang juga tidak ada, responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah

14 orang (17,1%), responden yang menyatakan sering berjumlah 12 orang

(14,6%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 18 orang (22,0%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 17 bahwa responden yang

menyatakan guru tidak pernah menyakinkan bahwa siswa dapat berhasil

meskipun pernah mengalami kegagalan berjumlah 1 orang (1,2%), responden

yang menyatakan jarang berjumlah 1 orang (1,2%), responden yang

menyatakan kadang-kadang berjumlah 12 orang (14,6%), responden yang

menyatakan sering berjumlah 14 orang (17,1%), dan responden yang

menyatakan selalu berjumlah 16 orang (19,5%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 18 bahwa responden yang

menyatakan hadiah tidak pernah membuat termotivasi dalam belajar

berjumlah 2 orang (2,4%), responden yang menyatakan jarang berjumlah 1

orang (1,2%), responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 16

Page 144: 05120054

orang (19,5%), responden yang menyatakan sering berjumlah 14 orang

(17,1%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 11 orang (13,4%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 19 bahwa responden yang

menyatakan guru atau orang tua tidak pernah membandingkan dengan teman

lain yang lebih pandai berjumlah 4 orang (4,9%), responden yang menyatakan

jarang berjumlah 6 orang (7,3%), responden yang menyatakan kadang-kadang

berjumlah 18 orang (22,0%), responden yang menyatakan sering berjumlah 9

orang (11,0%), dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 7 orang

(8,5%).

Dari tabel 4.7 dapat diketahui pada item no 20 bahwa responden yang

menyatakan guru tidak pernah membantu atau membimbing ketika mengalami

kesulitan dalam pelajaran tidak ada, responden yang menyatakan jarang juga

tidak ada, responden yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 13 orang

(15,9%), responden yang menyatakan sering berjumlah 17 orang (20,7%),

dan responden yang menyatakan selalu berjumlah 14 orang (17,1%).

D. Uji Validitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan analisis untuk mengetahui apakah jumlah

butir pertanyaan/item mampu mengungkapkan variabel yang diungkapkan

pengujian ini diukur dengan koefisien korelasi product moment. Dalam

penelitian ini butir-butir angket dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih

besar daripada r tabel (0,3).

Page 145: 05120054

a) Variabel Penerapan Metode Active Learning

TABEL 4.22

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Poster Comment”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,759 0,3 Valid

X2 0,833 0,3 Valid

X3 0,669 0,3 Valid

X4 0,783 0,3 Valid

X5 0,723 0,3 Valid

Sumber: Output SPSS, Diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

TABEL 4.23

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Index Card”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,687 0,3 Valid

X2 0,666 0,3 Valid

X3 0,676 0,3 Valid

X4 0,814 0,3 Valid

X5 0,618 0,3 Valid

Page 146: 05120054

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

TABEL 4.24

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Active Debat”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,624 0,3 Valid

X2 0,519 0,3 Valid

X3 0,539 0,3 Valid

X4 0,591 0,3 Valid

X5 0,775 0,3 Valid

X6 0,763 0,3 Valid

X7 0,778 0,3 Valid

X8 0,792 0,3 Valid

X9 0,781 0,3 Valid

10 0,682 0,3 Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

Page 147: 05120054

TABEL 4.25

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Everyone is Teacher Here”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,776 0,3 Valid

X2 0,631 0,3 Valid

X3 0,825 0,3 Valid

X4 0,745 0,3 Valid

X5 0,692 0,3 Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

TABEL 4.26

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Team Quiz”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,586 0,3 Valid

X2 0,746 0,3 Valid

X3 0,773 0,3 Valid

X4 0,767 0,3 Valid

X5 0,518 0,3 Valid

X6 0,560 0,3 Valid

X7 0,875 0,3 Valid

X8 0,672 0,3 Valid

Page 148: 05120054

X9 0,714 0,3 Valid

10 0,801 0,3 Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

TABEL 4.27

Uji Validitas Variabel Penerapan Metode Active Learning

“Jigsaw”

Item r hitung r tabel Keterangan

X1 0,743 0,3 Valid

X2 0,809 0,3 Valid

X3 0,827 0,3 Valid

X4 0,747 0,3 Valid

X5 0,800 0,3 Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-

masing indikator adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r

tabel.

b). Variabel Motivasi Belajar

TABEL 4.28

UJI VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR

Item r hitung r table Keterangan

Y1 0,435 0,3 Valid

Y2 0,403 0,3 Valid

Page 149: 05120054

Y3 0,321 0,3 Valid

Y4 0,444 0,3 Valid

Y5 0,676 0,3 Valid

Y6 0,458 0,3 Valid

Y7 0,520 0,3 Valid

Y8 0,113 0,3 Tidak Valid

Y9 0,542 0,3 Valid

Y10 0,694 0,3 Valid

Y11 0,390 0,3 Valid

Y12 0,568 0,3 Valid

Y13 0,374 0,3 Valid

Y14 0,656 0,3 Valid

Y15 0,418 0,3 Valid

Y16 0,650 0,3 Valid

Y17 0,690 0,3 Valid

Y18 0,534 0,3 Valid

Y19 0,113 0,3 Tidak Valid

Y20 0,589 0,3 Valid

Sumber: Output SPSS, Diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil perhitungan dari indikator Y1-

Y7, Y9-Y18 dan Y20 valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel.

Sedangkan Y8 dan Y19 tidak valid karena nilai r hitung lebih kecil

dibandingkan dengan nilai r tabel.

Page 150: 05120054

E. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

ukur dapat dipercaya atau di andalkan. Hasil yang diperoleh dari alat analisis

SPSS pada uji reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

TABEL 4.29

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

Variabel Nilai Alpha r tabel Keterangan

Penerapan Metode Active

Learning

Poster Comment

Index Card

Active Debate

Everyone is

Teacher Here

Team Quiz

Jigsaw

0,729

0,773

0,767

0,788

0,768

0,801

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Motivasi Belajar 0,728 0,6 Reliabel

Sumber: Data hasil analisis SPSS

Page 151: 05120054

Semua butir pertanyaan yang digunakan pada variabel penelitian

mempunyai alpha cronbach >0,6 kriteria reliabilitas dapat pula diukur bila

alpha cronbach berada diatas angka 0,6 sehingga semuanya dapat dikatakan

reliabel karena memiliki tingkat konsisten yang baik dan handal untuk dipakai.

Dengan demikian data dari popolasi yang penulis teliti termasuk dalam

kategori valid dan reliabel, sehingga layak untuk dilakukan pengujian

selanjutnya.

F. Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mempermudah perhitungan analisis regresi linier sederhana

berikut ini akan peneliti sajikan hasil olahan data dengan menggunakan

program SPSS dari variabel yang dianalisis.

TABEL 4.30

ANALISIS REGRESI

Variabel

Koefisien

regresi

t hitung

Sig

Penerapan Metode

Active Learning

0,999 2,852 0,007

Konstanta : 73,609

R : 0,403

R Square : 0,162

F hitung : 8,137

Sig : 0,007

Sumber: Output SPSS, Diolah

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat suatu model persamaan

sebagai berikut:

Page 152: 05120054

Motivasi Belajar (Y) = 73,609 + 0,999 Penerapan Metode Active

Learning (X)

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta (α) = 73,609

Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya variabel penerapan

metode active learning (X) bernilai nol, maka motivasi belajar

sebesar 73,609.

b. Koefisien regresi motivasi belajar

b1 = 0,999 nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa setiap

variabel penerapan metode active learning mempengaruhi motivasi

belajar siswa sebesar 0,999 satuan atau berpengaruh positif yang

artinya jika penerapan metode active learning ditingkatkan satu

satuan, maka motivasi belajar siswa akan naik sebesar 0,999

satuan, sebaliknya jika penerapan metode active learning

diturunkan 1 satuan, maka motivasi belajar siswa akan turun

sebesar 0,999 satuan.

a. Analisis Korelasi

Koefisien korelasi menunjukkan suatu hubungan yang erat

antara variabel bebas penerapan metode active learning(X) dengan

variabel terikat motivasi belajar(Y). Dari perhitungan dengan

menggunakan SPSS diperoleh hasil korelasi sebesar 0,403 berarti

derajat keeratan hubungan variabel penerapan metode active learning

dengan motivasi belajar adalah sangat erat.

Page 153: 05120054

b. Uji Determinasi

Nilai R Square atau R2 sebesar 0,162 berarti variabel bebas

penerapan metode active learning mampu menerangkan variabel

motivasi belajar sebesar 16,21% ( r2 X 100), sedangkan sisanya 83,8%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

G. Uji Hipotesis

Digunakan untuk menguji dan mengetahui tentang pengaruh penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil

penelitian SPSS ver. 15 diperoleh hasil sebagai berikut:

TABEL 4.31

UJI HIPOTESIS

Variabel T hitung T tabel Keterangan

Penerapan Metode

Active Learning

2,852 2,021 Signifikan

Sumber: Data hasil analisis SPSS

Keterangan:

Ho: b = 0 tidak ada pengaruh

Ho: b ≠ 0 ada pengaruh

Karena uji 2 pihak (arah) maka α /2

Dan df = n-1

= 44-1

df = 43

Page 154: 05120054

t hitung = r√n-2

√1-r²

= 2,852

T tabel = 2,021

Daerah Daerah

Penolakan Ho Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

ttabel: thitung:

2,021 2,852

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa t hitung : 2,852, oleh

karena t hitung >t tabel maka Ho ditolak dan Ha di terima. Pada level

signifikan 0,05 sehingga variabel penerapan metode active learning (X)

memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar (Y).

Page 155: 05120054

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

D. Penerapan Metode Active Learning di kelas XI IPS MAN 3 Malang

Metode active learning merupakan suatu proses kegiatan belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual,

dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara

kognitif, afektif, dan psikomotor.102

Proses aktivitas pembelajaran didominasi

oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan

memecahkan masalah yang sedang dipelajari.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan angket

dari sample sebanyak 44 siswa menunjukkan nilai perkiraan skor sedang

mendekati tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan melakukan penentuan kelas

interval dengan selang interval empat, hasil dari jawaban 44 responden

menilai dengan skor tertinggi 23-25 ada 3 orang, skor 20-22 dinilai oleh 15

orang, nilai 17-19 sebanyak 13 orang, nilai 14-16 sebanyak 12 orang, nilai

11-13 ada 0 orang, nilai 8-10 sebanyak 0 orang dan 1 orang menilai

penerapan metode active learning “poster comment” guru rendah.

Pada penerapan metode index card hasil dari jawaban 44 responden

menilai dengan skor tertinggi 23-25 ada 4 orang, skor 20-22 dinilai 14 orang,

nilai 17-19 sebanyak 14 orang, nilai 14-16 sebanyak 11 orang, nilai 11-13 ada

102 Cece Wijaya, dkk. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 179

Page 156: 05120054

0 orang, nilai 8-10 sebanyak 1 orang dan 0 orang menilai penerapan metode

active learning “index card” guru rendah.

Pada penerapan metode active debate hasil dari jawaban 44 responden

menilai dengan skor tertinggi 42-50 ada 8 orang, skor 37-41 dinilai 21 orang,

nilai 23-36 sebanyak 14 orang, nilai 18-22 sebanyak 1 orang dan nilai 10-17

ada 0 orang menilai penerapan metode active learning “active debate” guru

rendah.

Pada penerapan metode everyone is teacher here hasil dari jawaban 44

responden menilai dengan skor tertinggi 23-25 ada 2 orang, skor 20-22

dinilai 13 orang, nilai 17-19 sebanyak 17 orang, nilai 14-16 sebanyak 8

orang, nilai 11-13 ada 4 orang, nilai 8-10 sebanyak 0 orang dan nilai 5-7

sebanyak 0 orang menilai penerapan metode active learning “everyone is

teacher here” guru rendah.

Pada penerapan metode team quiz hasil dari jawaban 44 responden

menilai dengan skor tertinggi 42-50 ada 8 orang, skor 37-41 dinilai 26 orang,

nilai 23-36 sebanyak 8 orang, nilai 18-22 sebanyak 2 orang dan nilai 10-17

ada 0 orang menilai penerapan metode active learning “team quiz” guru

rendah.

Pada penerapan metode jigsaw hasil dari jawaban 44 responden

menilai dengan skor tertinggi 23-25 ada 5 orang, skor 20-22 dinilai 13 orang,

nilai 17-19 sebanyak 15 orang, nilai 14-16 sebanyak 10 orang, nilai 11-13 ada

Page 157: 05120054

1 orang, nilai 8-10 sebanyak 0 orang dan nilai 5-7 sebanyak 0 orang menilai

penerapan metode active learning “jigsaw” guru rendah.

Berdasarkan data diatas penerapan metode active learning di MAN 3

Malang sudah dilakukan dengan baik, metode pembelajaran biasanya

menggunakan active debate, team quiz dan jigsaw, kerja kelompok dengan

dipadukan dengan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa

sehingga lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Seperti hasil

wawancara dengan Bapak Agus Anang Fauziyan selaku guru ekonomi bahwa

penerapan metode active learning dikolaborasikan dengan metode-metode

lainnya seperti konstektual, kooperatif dan lain-lain sesuai dengan kondisi dan

situasi sekolah. Kegiatan belajar yang bervariasi membuat peserta didik

mempunyai semangat untuk belajar, seperti hasil wawancara dengan Anisatul

Istiqomah Fadhilah siswa kelas XI IPS 1 MAN 3 Malang.

Penerapan metode active learning diarahkan untuk menunjang

keberhasilan proses belajar mengajar guna penguasaan berbagai kompetensi

yang diharapkan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan materi ekonomi.

Masing-masing materi yang harus dikuasai peserta didik tentunya dalam

pembelajarannya menggunakan jenis metode yang berbeda, sehingga guru

dalam mendidik harus betul-betul memperhatikan seberapa besar tingkat

kesulitan materi, jenis dan karakteristik materi dan tingkat perkembangan

intelektual anak. Untuk itu, penerapan metode active learning perlu

memerhatikan berbagai prinsip-prinsip mendasar dalam penerapannya.

Page 158: 05120054

Prinsip-prinsip tersebut diantaranya motivasi dan perhatian,103

dengan

penerapan metode active learning diarahkan untuk dapat memberi

dorongan/motivasi agar peserta didik aktif belajar dan mengikuti pelajaran,

dan dengan membangkitkan perhatian peserta didik agar tertarik terhadap

persoalan-persoalan yang disampaikan atau yang sedang dipelajari, melalui

metode active learning tersebut.

Penerapan metode active learning dapat mendorong motivasi belajar

peserta didik karena dengan menggunakan metode ini menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik lebih giat lagi dalam

belajar.

2. Motivasi Belajar Siswa dalam Menggunakan Pembelajaran Active Learning di

kelas XI IPS MAN 3 Malang

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan angket

dengan sampel sebanyak 44 siswa menunjukkan nilai perkiraan skor yang

tinggi, hasil jawaban dari 44 responden menilai dengan skor tertinggi 86-100

ada 2 orang, skor 73-85 dinilai oleh 22 orang, nilai 61-72 sebanyak 15 orang,

sedangkan nilai 47-60 sebanyak 5 orang, nilai 35-46 dan 20-34 tidak ada yang

mempunyai motivasi belajar rendah.

Sedangkan dari hasil distribusi angket dalam kategori

pengklasifiasianya dalam prosentase, diketahui bahwa dari sampel yang

diambil yaitu sebanyak 44 responden yang ada, 24 orang (54,54%) memiliki

103 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm.

42

Page 159: 05120054

motivasi belajar tinggi, 20 orang (45,46%) adalah memiliki motivasi belajar

sedang, dan 0 orang (0%) memiliki motivasi belajar rendah.

Motivasi belajar di MAN 3 Malang ditunjukkan dengan selalu tekun

dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan

memecahkan soal-soal, senang dan rajin belajar, ingin mendalami

bahan/bidang yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, menunjukkan minat

terhadap macam-macam masalah dan mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

Hal ini terjadi karena mereka terdorong oleh kebutuhan untuk selalu belajar,

bahwa pelajaran yang diajarkan akan berguna baik pada saat sekarang maupun

masa yang akan datang.

Sedangkan berdasarkan karakteristik item peryataan angket, pada

pernyataan saya senang mencari dan memecahkan masalah, yang menyatakan

kadang-kadang yaitu 19 orang (23,2%). Hal ini mendukung teori tentang

indikator siswa termotivasi, sesuai dengan pendapat Hamid Muhammad

tentang indikator siswa termotivasi yang mempengaruhi motivasi belajar siswa

diantaranya adalah senang mencari dan memecahkan soal-soal, senang dan

rajin belajar, dan tidak gampang putus asa dalam mengerjakan tugas.104

Pada pernyataan tanpa disuruh orang tua setiap malam selalu belajar

ada 28 orang (34,1%) menyatakan kadang-kadang. Dalam suatu teori

dijelaskan bahwa motivasi itu di dorong oleh motif-motif yang berasal dari

104

Hamid Muhammad, Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Proyek Peningkatan

Mutu SLTP, 2004), hlm.21

Page 160: 05120054

dalam dan luar.105

Siswa yang mau melakukan kegiatan belajar karena

kebutuhannya menandakan bahwa kegiatan belajar sudah menjadi kebutuhan

hidupnya, bukan paksaan dari orang tua untuk mendapat nilai yang baik.

Pernyataan saya belajar atau mengulang kembali pelajaran di rumah

ada 23 orang (28,0%) menjawab kadang-kadang. Motivasi juga dapat berasal

dari luar dirinya yaitu dorongan dari lingkungan, misalnya guru dan orang

tua,106

karena kurangnya motivasi dari berbagai pihak, jadi mereka malas

mempelajari materinya kembali.

Pernyataan saya tekun dalam menghadapi tugas ada 22 orang (26,8%),

menjawab kadang-kadang. Kebanyakan siswa tidak tekun dalam menghadapi

tugas, mereka gampang mengeluh dalam menghadapi semua tugas yang

menjadi tanggung jawabnya.

Pernyataan tentang saya ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak

lekas putus asa banyak yang menyatakan kadang-kadang melakukannya yaitu

ada 25 orang (30,5%). Siswa yang termotivasi belajar akan tidak kenal

menyerah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar, bahkan

membuat siswa terpacu untuk menyelesaikannya.

Pernyataan saya belajar setiap hari yang menjawab sering berjumlah 17

orang (20,7%). Belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang

105

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),

hlm.115

106

H. Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 121-122

Page 161: 05120054

relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.107

Oleh karena

kegiatan belajar seharusnya dilakukan setiap hari untuk melatih kecerdasan.

Saya termotivasi untuk belajar hanya karena untuk menguasai nilai-

nilai, kebanyakan siswa menjawab sering mereka lakukan, yaitu ada 21 orang

(25,6%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memerlukan dorongan dari

luar untuk belajar, hal ini menandakan bahwa belajar sudah menyentuh

kebutuhan hidupnya.108

Pernyataan tentang saya memerlukan dorongan untuk belajar, ada 24

orang (29,3%) yang menjawab kadang-kadang. faktor berupa pujian, angka,

hadiah, ulangan, mengetahui hasil, dan persaingan merupakan faktor

pendorong ekstern yang juga dibutuhkan dalam memotivasi siswa dalam

belajar.109

Saya ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan banyak

yang menjawab sering, yaitu 15 orang (18,3%). Siswa yang termotivasi dalam

belajar akan selalu mempunyai keinginan untuk mendalami semua bidang

pengetahuan yang belum ia ketahui, ia tidak akan pernah merasa puas dengan

pengetahuannya.110

107 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hlm. 65

108

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007),

hlm. 77

109

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm.112

110

Hamid Muhammad, Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu

SLTP, 2004), hlm.21

Page 162: 05120054

Saya mempunyai target untuk menguasai materi, yang menjawab

sering berjumlah 15 orang (18,3%). Sasaran merupakan arah yang harus

dituju, dengan menetapkan target tertentu siswa dapat menguasai materi dalam

jangka waktu yang telah ditentukan.

Pertanyaan saya tambah semangat belajar jika guru memberi pujian,

yang menjawab selalu berjumlah 14 orang (17,1%), kebanyakan siswa

melakukannya karena mereka memerlukan dorongan-dorongan dari luar untuk

memberikan motivasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan teori Sardiman A.M

yang menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik itu tetap diperlukan karena

keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juiga mungkin komponen-

komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi

siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.111

Guru menyuruh saya untuk rajin belajar, yang menjawab kadang-

kadang berjumlah 17 orang (20,7%). Peran dari guru untuk memotivasi siswa

dalam belajar sangat diperlukan, disamping peran dari orang tuanya dan juga

siswa itu sendiri.

Saya dihukum apabila tidak mengerjakan tugas, yang menjawab

kadang-kadang berjumlah 25 orang (30,5%), kebanyakan siswa merasa takut

akan hukuman yang akan didapatnya apabila tidak mengerjakan tugas yang

diberikan guru. Dorongan itu akan membuat siswa merasa terbiasa dalam

mengerjakan tugas-tugas lainnya.

111 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007),

hlm. 91

Page 163: 05120054

Saya belajar hanya untuk mendapatkan nilai bagus, siswa yang

menjawab sering berjumlah 15 orang (18,3%), dengan mengetahui nilai/angka

mereka akan semakin termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

Pernyataan teman terdekat sangat berpengaruh terhadap semangat

untuk belajar sering berjumlah 17 orang (20,7%). Faktor-faktor yang

berpengaruh dalam belajar diantaranya lingkungan sekitar, sesuatu yang ada

didekatnya akan sangat mempengaruhi siswa tersebut dalam belajar, apabila ia

dekat dengan teman yang rajin belajar maka ia akan rajin belajar juga dan

sebaliknya.112

Pernyataan saya mempunyai keinginan untuk bisa ketika melihat teman

mempunyai prestasi bagus, siswa yang menjawab selalu berjumlah 18 orang

(22,0%). Keinginan untuk menyamai siswa lain yang berprestasi bagus adalah

indikasi siswa tersebut termotivasi untuk lebih baik lagi dalam meningkatkan

prestasi yang telah didapatnya.

Pernyataan guru menyakinkan bahwa siswa dapat berhasil meskipun

pernah mengalami kegagalan, siswa yang menjawab selalu berjumlah 16 orang

(19,5%). Orang yang sukses adalah orang yang pernah merasa kegagalan,

dengan kegagalan itu dapat menjadi sebuah pelajaran yang berharga dalam

bertindak lebih baik lagi dan tidak akan mengulanginya.

Pernyataan bahwa hadiah membuat termotivasi dalam belajar, siswa

yang menjawab kadang-kadang berjumlah 16 orang (19,5%), kebanyakan

112 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hlm. 152-153

Page 164: 05120054

siswa merasa bahwa hadiah dapat membuat semangat dalam belajar, ia akan

termotivasi lebih baik lagi dalam belajar.

Pernyataan guru atau orang tua membandingkan dengan teman lain

yang lebih pandai, siswa yang menjawab kadang-kadang berjumlah 18 orang

(22,0%), kebanyakan siswa merasa tidak senang bila ia dibanding-bandingkan

dengan orang lain yang lebih pintar darinya, akan tetapi hal ini bisa membuat

siswa meningkatkan kemampuannya lebih baik lagi.

Pernyataan guru membantu atau membimbing ketika mengalami

kesulitan dalam pelajaran, siswa yang menjawab sering berjumlah 17 orang

(20,7%), dengan perhatian dan motivasi yang lebih dari guru akan memotivasi

siswa dalam belajarnya

Motivasi merupakan dorongan yang kuat dari dalam seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan perbuatan atau tingkah laku untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar setiap

siswa berbeda-beda, jadi pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi

individu anak. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,

memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.113

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak, dan

hanya didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan

peserta didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nahl 125:

113 Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Arab (Malang: UIN Press, 2008), hlm. 61

Page 165: 05120054

ا ن يا بلكي ا ي ا ذنل ين ضي ا يحم ابذ التذ ا ذ ي ام ن م ضي يةذا ي ي ذ عذ يةذا ام ي ةذا ي ام ي م ابذ ام ذ م ي بكي ا ي بذ يذ ا ذاي اصي ا م ن ا يعم ي ن

بذ اصي يم اعي يل ا ي يم ابذ ي ابذ ام ن متي ذ يي ا يعم ي ن (١٢٥)اذهذا ي ن ي

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl:125)114

Ayat diatas memberikan isyarat adanya 3 metode yang digunakan oleh

Nabi dalam mendidik manusia dengan mempertimbangkan karakteristik dari

manusia yang dididik itu. Apabila peserta didiknya itu mempunyai intelegensi

tinggi maka metode yang digunakan adalah bi al hikmah. Al hikmah adalah

dengan akal sehat, dengan ilmu, dengan filsafat dan dengan kekuatan profetik.

Apabila yang dididik itu berintelegensi rendah (kaum awam) maka metode

yang digunakan adalah bi al maw‟idlah (ceramah/pesan-pesan spiritual) yang

menyenangkan dan menggembirakan. Dan apabila peserta didiknya itu

berintelegensi sedang-sedang atau suka membantah dengan prinsip keragu-

raguan, maka perlu didekati dengan metode al mujadalah (berdiskusi, tanya

jawab, audiensi) agar bisa lebih jelas untuk diterima mereka.115

Motivasi belajar siswa dalam menggunakan pembelajaran aktive

learning meningkat, karena kegiatan belajar mengajar semakin menyenangkan

114 Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Diponegoro,

1989), hlm. 281

115 A. Fatah Yasin. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Press, 2008), hlm. 194-

195

Page 166: 05120054

karena pengetahuan dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima

secara pasif dari guru mereka. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh penerapan

metode active learning yang diterapkan oleh guru ekonomi, dan tentunya juga

dipengaruhi faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar seperti motivasi

instrinsik dan motivasi eksternal. Motivasi instrinsik seperti keinginan untu

mendapatkan ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, dan

lain-lain. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan motivasi

yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar/eksternal seperti,

angka, ijazah, hadiah dan lain-lain.

Al-Qur’an telah memberikan motivasi dan dorongan kepada manusia

agar selalu belajar, bahkan perintah untuk belajar, menuntut ilmu dalam ajaran

Islam merupakan yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-’Alaq ayat 1-5:

ا ال ذياخي يقا بكي ا ي ابذ صم ذيياا(١) م ي م اعي يم اآذ ا إلنمضي ني ماا(٢) تاخي يقي ا ألكم ي بيكي ال ذيا(٣) م ي ما ي ي

ابذ ام ي ي ذا ا ي م ي ما(ا٤) عي ل ي اآي ااي م ا إلنمضي ني (٥) عي ل ي

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan. manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan

perantaraan tulis baca. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).116

Dari ayat diatas, tidak menjelaskan apa sebenarnya objek yang harus

dibaca, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kebebasan pada umat manusia

116 Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Diponegoro,

1989), hlm. 597

Page 167: 05120054

untuk belajar semua ilmu pengetahuan yang ada selama ilmu itu bermanfaat

untuk kemaslahatan manusia.

Dalam menuntut ilmu peran motivasi sangat diperlukan, dengan

adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk belajar dengan lebih giat

karena secara sadar mengetahui bahwa ilmu itu bermanfaat baik pada masa

sekarang atau masa yang akan datang, tanpa adanya motivasi yang tinggi

kegiatan belajar tersebut tidak akan maksimal. Motivasi pula yang

mengarahkan perbuatan kita mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi apabila

mempunyai motivasi yang baik maka hati dan fikiran seseorang bersih dari

hal-hal yang dilarang maka akan mudah dalam melakukan sesuatu perbuatan

tertentu tanpa harus memikirkannya terlebih dahulu. Salah satunya adalah

motivasi dalam belajar, apabila hati kita bersih maka ilmu akan mudah

diterima dan ilmu tersebut dapat melekat dipikiran dan hatinya sehingga

menjadi ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

3. Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Terhadap Motivasi Belajar

Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi pada Kelas XI IPS Semester

Ganjil MAN 3 Malang Tahun Pelajaran 2009/2010

Hasil analisis data terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar, hal ini di

tunjukkan dengan nilai thitung 2,852 ≥ ttabel 2,021 dan nilai signifikannya 0,05.

Hasil analisis data terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

penerapan metode active learning terhadap motivasi belajar, hal ini di

tunjukkan dengan nilai thitung 2,852 ≥ ttabel 2,021 dan nilai signifikannya 0,05.

Page 168: 05120054

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa thitung 2,852 dan ttabel 2,021 oleh karena

thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pada level signifikan 0,05

sehingga variabel penerapan metode active learning memiliki pengaruh

signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis diatas yang menerangkan bahwa ternyata

penerapan metode active learning sangat berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa. Hal ini sangat sesuai dengan teorinya Mulyasa, agar murid dapat

belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna hingga

sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi tinggi untuk

belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta kalau guru dapat

menyakinkan peserta didik akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan

nyata peserta didik sendiri. Demikian juga guru harus dapat menciptakan

situasi sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.

Guru harus punya sensitifitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah

kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa. Jika hal ini terjadi, guru

harus segera mencari metode pembelajaran baru yang lebih tepat guna.

117Dalam strategi aktive learning setiap materi pelajaran yang baru harus

dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada

sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan

pengetahuan yang sudah ada.118

117

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 241

118

Umi Machmudah, Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Arab, (Malang: UIN Press, 2008) hlm. 70

Page 169: 05120054

Hal ini juga sesuai dengan teorinya Muhaimin dan A. Mujib, tujuan

digunakannya metode-metode pembelajaran adalah menjadikan proses dan

hasil belajar mengajar menjadi lebih berdaya guna dan menimbulkan

kesadaran anak didik untuk mengamalkan materi pembelajaran melalui teknik

motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap.

Dari pendapat tersebut sangatlah jelas bahwa penerapan metode active

learning sangat penting di dalam pembelajaran. Penggunaan metode yang baik

merupakan suatu keharusan guna mencapai tujuan pembelajaran. Mengajar

secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode

mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Disinilah letak peranan penting

fungsi perangkat sekolah terutama guru, akan tetapi keluarga dan masyarakat

tidak bisa lepas tangan begitu saja, karena itu merupakan tanggung jawab

bersama. Siswa juga diharapkan untuk terus memupuk motivasinya untuk

belajar.

Menurut teori pembelajaran konstruktivisme belajar adalah proses

mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun

manusiawi. Proses konstruksi ini dilakukan secara pribadi dan sosial dan

proses ini adalah proses yang aktif. Beberapa faktor seperti pengalaman,

pengetahuan yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan

berpengaruh terhadap motivasi belajar. Kelompok belajar dianggap sangat

membantu proses belajar karena mengandung beberapa unsur yang berguna

untuk menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang.

Page 170: 05120054

Berdasarkan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan

metode active learning sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa,

dalam hal ini hasil dan sumbangsih yang peneliti berikan adalah menjelaskan

bahwa ternyata dari hasil penelitiannya diperoleh t hitung lebih besar dari pada

t tabel pada regresi linear sederhana ini berarti bahwa penerapan metode active

learning sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Sedangkan dari

penelitian ini juga menyatakan bahwa penerapan metode active learning

sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa Hal ini ditunjukkan

dengan nilai t hitung 2,852 ≥ t tabel 2,021 dan nilai signifikannya 0.05.

Hasil penelitian ini diperoleh dari sumber data primer hasil jawaban

angket dari siswa kelas XI IPS MAN 3 Malang yang telah menjawab dari

item-item pertanyaan tentang penerapan metode active learning dan motivasi

belajar

Page 171: 05120054

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan skripsi dan hasil penelitian sesuai dengan apa yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah diatas, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode active larning yang sering diterapkan dalam mata

pelajaran ekonomi di MAN 3 Malang adalah kerja kelompok, team quiz,

debat aktif, jigsaw dan lain-lain. Dan dipadukan dengan metode-metode

lainnya seperti cooperative, konstektual serta disesuaikan dengan materi

pelajaran yang akan dibahas.

2. Motivasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN 3 Malang, pada masing-

masing kelas ternyata berbeda-beda. Ini diakibatkan oleh karakteristik

siswa yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan ini

adalah salah satu faktor bagi seorang guru agar lebih memotivasi siswanya

untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil jawaban

dari sampel yang diambil 44 responden yang ada, 24 orang (54,54%)

adalah mempunyai motivasi belajar tinggi, dan 20 (45,46%) mempunyai

motivasi belajar sedang, dan 0 orang mempunyai motivasi rendah.

3. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penerapan metode

active learning terhadap motivasi belajar , maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dari hasil penelitian di peroleh bahwa variabel bebas yaitu

penerapan metode active learning (X) memiliki pengaruh yang signifikan

Page 172: 05120054

terhadap variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa (Y), hal ini

ditunjukkan dengan nilai t hitung: 2,852 ≥ t tabel 2,021 dan nilai

signifikannya 0.05, karena t hitung 2,852, dan t tabel 2,021 maka, t hitung

> t tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha di terima. Pada level signifikan 0,05

ini berarti variabel penerapan metode active learning memiliki pengaruh

terhadap motivasi belajar. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai koefisien

determinannya sebesar 16,2%. Berdasarkan dengan masalah yang diajukan

dalam penelitian ini terdapat pengaruh antara penerapan metode active

learning terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat penerapan metode active

learning guru ekonomi, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dari bab sebelumnya, selanjutnya

peneliti dapat memberikan sumbangan saran dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi siswa

Menyakini dan berfikir positif bahwa semua pelajaran yang diterapkan di

sekolah itu akan berguna dimasa yang akan datang. Dan menumbuhkan

motivasi dengan sering berlatih mengerjakan soal-soal ekonomi.

Page 173: 05120054

2. Bagi guru

a. Hendaknya guru selalu berkomunikasi dengan BP dan orang tua

tentang kemajuan belajar siswa agar dalam proses belajar mengajar

siswa dapat lebih lancar dalam mencapai prestasi yang lebih baik.

b. Guru lebih bervariasi dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih

termotivasi dalam belajar.

c. Guru sebagai mediator dan motivator harus mampu menciptakan

suasana persaingan yang sehat dan ketat serta mampu mengarahkan

para siswa untuk menyelesaikan tugasnya.

3. Bagi kepala sekolah

a. Sebaiknya pihak sekolah lebih sering mengirim tenaga pengajarnya

untuk mengikuti seminar, worksop dan pelatihan yang berhubungan

dengan penerapan metode active learning mengingat betapa

pentingnya metode ini dalam kegiatan belajar mengajar yang bertujuan

agar guru lebih bervariasi dalam mendidik dan mengajar sehingga

siswa tidak merasakan kejenuhan dalam belajar dan mempunyai

motivasi belajar yang tinggi dalam belajar.

b. Kepala sekolah hendaknya menyediakan segala fasilitas belajar yang

memadai serta perlu adanya menejemen pendidikan yang baik untuk

mendukung proses belajar agar siswa termotivasi dalam belajar, dan

pada akhirnya siswa bisa meraih prestasi yang maksimal.

Page 174: 05120054

c. Untuk lebih mematangkan pemahaman dan penguasaan guru tentang

penerapa metode active learning, sebaiknya pihak sekolah

menyediakan referensi yang berhubungan dengan penerapan metode

active learning.

4. Bagi wali murid

a. Diharapkan agar orang tua lebih memperhatikan perkembangan putra-

putrinya dan mengontrol jam-jam belajar serta dorongan spiritual

sebagai motivasi yang kuat.

b. Mengarahkan dan menciptakan lingkungan yang baik untuk anaknya

sebagai upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar agar dapat belajar

secara optimal.

Page 175: 05120054

DAFTAR PUSTAKA

A. M, Sardiman.1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Daradjat, Zakiah. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Departemen Agama RI. 1989. Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya:

Diponegoro

Fatah Yasin, A. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sukses

Offset.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Sinar

Baru Algensindo

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia

H. M, Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik II. Yogyakarta: Andi Oofset

Kurikulum KTSP Standart Kompetensi (http:www.yahoo.com, diakses 22 Oktober

2009)

Kusrini, Siti. Ketrampilan Dasar Mengajar. Malang: Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang

L. Silberman, Melvin. 2006. Active Learning. Bandung: Penerbit Nusamedia

Page 176: 05120054

M, Abubakar. 1997. Hadis Tarbawi. Surabaya: Karya Abditama

Muhammad, Hamid. 2004. Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Proyek

Peningkatan Mutu SLTP.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

______. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik,

dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

M.Burhan, Bungin. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Machmudah Umi, Rosyidi A.W. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Arab. Malang: UIN Press

Nurdin Syarifuddin dan Usman Basyiruddin. 2002. Guru Profesional Dan

Implementasikurikulum. Jakarta: Ciputat Pers.

Penyusun, Tim. 2002. Pekerjaan Rumah Ekonomi. Klaten: PT Intan Pariwara

Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian, Guru dan Karyawan. Bandung:

Alfabeta

Rusyan, Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

CV Remaja Rosdakarya

Sudjana Nana dan Arifin Daeng.1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Sugiono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

______. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Sanusi. Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Mengajarkan Persamaan

Kuadrat di Kelas I MA/SMA. Madiun: IKIP PGRI Madiun

Sriyono. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Dan Survey.

Yogyakarta: LP3ES

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 177: 05120054

Surahmad, Winarno. 1991. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.

Bandung: Tarsito

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Wijaya, Cece. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran.

Jakarta: Gaung Persada Press

Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Zaini, Hisyam. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN

Sunan Kalijaga

Page 178: 05120054

LAMPIRAN

KUESIONER

PENGARUH PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI

Pada kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Ajaran 2009/2010

a. Pengantar

1. Angket ini diedarkan kepada Anda dengan maksud untuk mendapatkan

informasi sehubungan dengan penelitian tentang pengaruh penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa.

2. Informasi yang diperoleh dari Anda sangat berguna bagi kami untuk

menganalisis tentang pengaruh penerapan metode active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

3. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan

penelitian. Untuk itu, Anda tidak perlu ragu untuk mengisi angket ini.

4. Partisipasi Anda memberikan informasi sangat kami harapkan

b. Petunjuk pengisian

1. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, saya mohon

kesediaan Anda untuk membacanya terlebih dahulu petunjuk pengisian

ini.

2. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai

dengan keadaan Anda, lalu bubuhkan tanda “ cek” (√ ) pada kotak

yang tersedia.

Keterangan:

SLL : Selalu JR : Jarang

SR : Sering TP : Tidak Pernah

KD : Kadang-kadang

Identitas Responden

1. Nama :……………………………...............................

2. Jenis Kelamin :…………………………………………………

3. Kelas :…………………………………………………

Teliti setiap jawaban yang anda berikan sehingga tidak ada pernyataan yang

terlewati terima kasih atas kerjasamanya.

Peneliti

Atik Hidayatal Khoiriyah

Page 179: 05120054

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

No Metode Pernyataan SLL SR KD JR TP

1

Poster

comment

(mengomen-

tari gambar)

Saya melakukan pengamatan

tentang gambar/media yang

disajikan oleh guru ekonomi

Saya berusaha mengemukakan

pendapat/ide dalam setiap

pembelajaran ekonomi

Pada saat pembelajaran ekonomi

saya menghargai pendapat

teman-teman yang lain

Mampu menafsirkan keadaan

dalam bentuk visual secara

lancar tentang media ekonomi

yang disajikan oleh guru

Dengan metode poster comment

memudahkan saya dalam

pemahaman tentang materi

ekonomi

2

Index Card

(mencari

pasangan

jawaban)

Saya cermat dan tepat dalam

mencocokkan pertanyaan dengan

jawaban yang diberikan guru

ekonomi

Dengan menggunakan metode

index card saya menjadi

semangat dalam pembelajaran

ekonomi

Saya teliti dalam menjawab soal-

soal ekonomi

Mampu berinteraksi dalam

bekerjasama dalam menemukan

pertanyaan dengan jawabannya

Saya aktif dalam kegiatan belajar

mengajar ekonomi.

3

Active

Debate

(debat aktif)

Saya aktif dalam bertanya

tentang materi ekonomi yang

kurang jelas

Jika saya diberi pertanyaan

tentang materi ekonomi maka

saya lancar dalam menjawab

pertanyaan

Page 180: 05120054

Saya menghargai pendapat

teman yang memberikan

masukan/sanggahan walaupun

pendapatnya tersebut kurang

sesuai

Saya aktif dalam diskusi dan

memberikan masukan serta

tanggapan yang sesuai dengan

materi ekonomi yang dibahas

Melalui debat active saya merasa

lebih mudah dalam

mengeluarkan pendapat

Dengan metode debat aktif

mendorong pemikiran dan

perenungan dalam

mempertahankan pendapat

Saya merasa lebih cepat

memahami materi ekonomi

dengan menggunakan metode

debat aktif

Dengan metode debat aktif

membuat saya tidak merasa

bosan dengan pelajaran ekonomi

Memudahkan saya

memunculkan ide/gagasan

secara lisan

Menimbulkan gairah/semangat

belajar ekonomi

4

Everyone is

Teacher

Here (semua

adalah guru)

Mampu menjelaskan materi

pelajaran ekonomi dengan baik

Guru menuliskan konsep-konsep

penting tentang materi ekonomi

Menggunakan berbagai teknik

dalam mengajar ekonomi,

misalnya memulai pelajaran

dengan jalan bertanya terlebih

dahulu (pre tes), lalu

menjelaskan materi dan

membentuk kelompok

Saya lebih paham apabila

kegiatan belajar ekonomi

langsung dipraktekkan oleh

siswanya, guru hanya

menerangkan materi secara

global

Page 181: 05120054

Mampu menciptakan suasana

pembelajaran ekonomi yang

menarik

5

Team Quiz

Ikut berpartisipasi kelompok

dalam mengerjakan/membahas

tugas ekonomi

Saya aktif dalam diskusi

kelompok yang membahas

tentang masalah ekonomi

Memberikan masukan serta

tanggapan yang sesuai dengan

materi ekonomi yang dibahas

Cepat dan tanggap dalam

menjawab pertanyaan-

pertanyaan ekonomi

Dalam pembelajaran ekonomi

saya lebih senang di bentuk

kelompok belajar

Dengan metode team quiz dapat

menarik perhatian saya sehingga

lebih aktif dalam pembelajaran

ekonomi

Saya mampu bekerjasama

membangun team dalam

kegiatan belajar mengajar

ekonomi

Saya bisa berinteraksi dengan

baik ketika dibentuk team quiz

pada saat pelajaran ekonomi

Saya mampu mempertahankan

pendapat kelompok dari awal

sampai akhir

Dengan metode team quiz saya

lebih menguasai materi ekonomi

6

Jigsaw

Mampu

mendemonstrasikan/menjelaskan

materi ekonomi kepada

kelompok lain

Saya mampu bekerja dalam

kelompok pembelajaran

ekonomi

Mampu memahami materi

pelajaran ekonomi secara lebih

rinci

Dengan metode jigsaw saya

merasa bertanggung jawab untuk

Page 182: 05120054

memberikan informasi tentang

materi ekonomi kepada

orang/kelompok lain

Pada saat pembelajaran ekonomi

saya dapat berinteraksi dengan

baik sesama teman

MOTIVASI BELAJAR

No Macam

Motivasi

Pernyataan SLL SR KD JR TP

1

Internal

Saya senang mencari dan

memecahkan masalah

Tanpa disuruh belajar orang tua,

setiap malam selalu belajar

tentang materi yang akan

diajarkan keesokan harinya

Saya belajar/ mengulang

kembali pelajaran dirumah

meskipun tidak ada ulangan

Tekun dalam menghadapi tugas,

dalam waktu yang lama dan

tidak pernah berhenti sebelum

selesai

Ulet menghadapi kesulitan dan

tidak lekas putus asa serta tidak

cepat puas dengan prestasi yang

diperolehnya

Saya setiap hari belajar, karena

semua mata pelajaran yang

dipelajari sekarang akan

dibutuhkan dan sangat berguna

kini dan di masa yang akan

datang

Page 183: 05120054

Saya termotivasi untuk belajar

semata-mata untuk menguasai

nilai-nilai yang terkandung

dalam bahan pelajaran

Saya tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk

berprestasi

Ingin mendalami bahan/bidang

pengetahuan yang diberikan

Setiap belajar,saya mempunyai

target untuk menguasai beberapa

materi

2

Motivasi

Eksternal

Saya menjadi tambah semangat

belajar jika guru memberi pujian

Guru menyuruh saya untuk

selalu rajin dalam belajar

Saya akan dihukum apabila tidak

mengerjakan tugas

Saya belajar untuk mendapatkan

nilai bagus

Teman terdekat sangat

berpengaruh terhadap semangat

untuk belajar

Saya ingin bisa juga, apabila

melihat teman yang mempunyai

prestasi bagus

Guru berusaha menyakinkan

siswa bahwa mereka dapat

berhasil meskipun pernah

mengalami kegagalan pada masa

lampau

Hadiah membuat saya

termotivasi mempertahankan dan

meningkatkan prestasi belajar

Guru/orang tua membandingkan

saya dengan teman-teman yang

lebih pandai

Guru membantu/membimbing

jika saya mengalami kesulitan

dalam pelajaran yang diajarkan

Page 184: 05120054

TRANSKIP WAWANCARA

Responden: Guru Bidang Ekonomi

Nama: Drs. Anang Agus Fauzian, M.Si

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS MAN 3

Malang?

1. Dalam kegiatan belajar apakah Bapak menerapkan metode active

learning?

Jawab: Ya, tapi biasanya metode pembelajarannya dipadukan dengan

konstektual learning, kolaboratif, dan kooperatif learning.

Dilaksanakan sesuai kondisi madrasah

2. Metode apa yang Bapak gunakan, agar siswa biasa belajar secara aktif

dalam mata pelajaran ekonomi?

Jawab: Memadukan metode-metode yang ada, bisa kooperatif dengan

active learning dll/dengan metode menyenangkan yang membuat

siswa tidak bosan.

3. Untuk mendukung terlaksananya penerapan metode active learning dalam

kegiatan belajar mengajar, langkah-langkah apa saja yang Bapak lakukan?

Jawab: Menyiapkan media pembelajaran, menjelaskan materi secara

global saja, dan membentuk pengaturan fisik (sepert kursi dan

meja).

4. Apakah Bapak menyamaratakan penerapan metode mengajar pada setiap

kelas atau menyesuaikan metode sesuai dengan kondisi kelas?

Jawab: Tidak, karena memang antara kelas XI IPS 1 dan 2 beda. Kalau

IPS 1 kelas unggulan jadi motivasi belajarnya lebih tinggi karena

ada semangat untuk belajar, jadi dengan menggunakan berbagai

metode mereka tetap bisa memahami materi. Sedangkan kelas XI

IPS 2 mereka kebanyakan masuk IPS karena terpaksa.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS MAN 3 Malang?

5. Usaha-usaha apa saja yang anda lakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi?

Page 185: 05120054

Jawab: Banyak hal, diantaranya dengan melaksanakan bimbingan untuk

melihat motivasi belajarnya, motivasi dilihat dari prestasi belajar

mereka, apabila prestasi belajar baik maka motivasi juga tinggi dan

sebaliknya.

6. Bagaimana motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode active

learning ini?

Jawab: Pada kelas XI IPS1 motivasi belajarnya lebih tinggi, rencana

jangka panjang sudah kelihatan. Sedangkan pada XI IPS 2 masih

sekitar 50%

7. Bagaimana solusi Bapak dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?

Jawab: Dengan mengadakan koordinasi, tiap kelas mempunyai 1 guru

wali dan 3 guru pembimbing akademik/PA, masing-masing PA

membawahi 10 siswa untuk memonitor prestasi setiap

minggunya.

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Setelah menggunakan metode active learning, apakah motivasi belajar

siswa dalam mata pelajaran ekonomi jadi meningkat?

Jawab:Motivasi belajar para siswa menunjukkan peningkatan, karena

dengan metode ini menciptakan suasana yang menyenangkan

sehingga memudahkan pemahaman para siswa.

9. Bagaimana respon para siswa dalam menerima pelajaran dengan

menggunakan metode active learning?

Jawab:Responnya cukup baik, para siswa semakin aktif dalam belajar

karena dengan metode ini membuat suasana semakin

menyenangkan dan memudahkan memahami tentang materi

ekonomi.

10. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran active learning dapat

mengatasi kejenuhan siswa selama proses belajar mengajar?Mengapa

Page 186: 05120054

Jawab: Ya, karena dengan metode aktive learning ini siswa dituntut untuk

aktif dengan menemukan sendiri pengalaman belajarnya.

Responden: : Anisatul Istiqomah Fadhilah

Motivasi Tinggi: Anisatul Istiqomah Fadhilah

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS 1 MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan guru mata pelajaran ekonomi selama

pembelajaran berlangsung?

Jawab: Menggunakan bermacam-macam metode, biasanya

dikolaborasikan dengan berbagai model.

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Sangat memberi motivasi saya dalam belajar

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, akan tetapi guru menggunakan metode yang bervariasi dari

kerja kelompok, diskusi, power point dll.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 1 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Motivasi saya lumayan tinggi untuk ekonomi

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Anda jadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Page 187: 05120054

Jawab: Iya

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Jawab: Jarang. Kadang kalau dari teman saja yang menjelaskan itu kurang

jelas

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, karena kita dipicu untuk berfikir

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Anda mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Pasti

10. Menurut pendapat Anda apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Ada

Page 188: 05120054

Responden: Siswa Kelas XI IPS 1 MAN 3 Malang

Motivasi Sedang: Anissa Noor

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI 1 IPS MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi

selama pembelajaran berlangsung?

Jawab: Menggunakan bermacam-macam metode, biasanya

dikolaborasikan dengan berbagai model

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Lebih menyenangkan kita menjadi lebih mudah memahami tentang

materi ekonomi

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok/diskusi

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, akan tetapi guru menggunakan berbagai macam metode

seperti power point, kerja kelompok, jigsaw dll.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 1 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Lebih termotivasi lagi untuk belajar lebih giat

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Saudara menjadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Jawab: Iya

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Page 189: 05120054

Jawab: Jarang. Kadang kalau dari teman saja yang menjelaskan itu kurang

jelas

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, karena kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Saudara mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Ya pasti mempunyai keinginan juga untuk bisa

10. Menurut pendapat Saudara apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Iya

Page 190: 05120054

Responden: Siswa Kelas XI IPS 1 MAN 3 Malang

Motivasi Rendah: Muhammad Fawaid

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS 1 MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan guru mata pelajaarn ekonomi selama

pembelajaran berlangsung?

Jawab: Kerja Kelompok

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Menurut saya metode active learning ini membuat siswa yang

bingung semakin tambah bingung yang akhirnya tertinggal dan

yang pintar tambah pintar.

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok, karena beban menjadi berkurang karena belajar

secara bersama-sama.

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, guru ekonomi biasanya menerapkan metode kerja

kelompok, jigsaw, dll.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 1 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Menurut saya sama saja (belum begitu termotivasi)

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Saudara jadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Jawab: Sama saja

Page 191: 05120054

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Jawab: Ya, faktornya biasanya mengantuk

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, karena kita bisa mencoba-coba berbagi metode yang

menyenangkan

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Saudara mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Kadang-kadang

10. Menurut pendapat Saudara apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Ya ada, karena dengan metode active learning ini kita menjadi

lebih berusaha dengan usaha sendiri

Page 192: 05120054

Responden: Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 3 Malang

Motivasi Tinggi: Fatiya Halum Husna

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI IPS 2 MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi

selama pembelajaran berlangsung?

Jawab: Menggunakan bermacam-macam metode, biasanya

dikolaborasikan dengan berbagai model.

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Sangat memberi motivasi saya dalam belajar, tetapi kalau saya

mendapat penjelasan saja dari teman itu masih kurang begitu

jelas.

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok/diskusi

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, akan tetapi guru menggunakan berbagai macam metode

seperti power point, kerja kelompok, jigsaw dll.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 2 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Biasa saja

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Saudara menjadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Jawab: Ya, karena siswanya yang aktif jadi kita meras mempunyai

tanggung jawab untuk menguasai materi.

Page 193: 05120054

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Jawab: Tergantung tingkat kesukaran materi yang diberikan dan saya

sendiri (kadang-kadang mendengarkan materi dan tidak).

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, kalau kerja kelompok karena kita bias sharing sesama teman

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Saudara mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Ya, tapi kadang-kadang

10. Menurut pendapat Saudara apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Ya, pengaruhnya siswa menjadi aktif jadi teman-teman termotivasi

untuk belajar lebih giat lagi.

Page 194: 05120054

Responden: Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 3 Malang

Motivasi Sedang: Tsiqatun Nasyiah

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI 2 IPS MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi

selama pembelajaran berlangsung?

Jawab: Menggunakan bermacam-macam metode, biasanya

dikolaborasikan dengan berbagai model.

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Lebih menyenangkan kita menjadi lebih mudah memahami tentang

materi ekonomi

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok/diskusi

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, akan tetapi guru menggunakan berbagai macam metode

seperti power point, kerja kelompok, jigsaw dll.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 1 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Lebih termotivasi lagi untuk belajar lebih giat

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Saudara menjadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Jawab: Iya

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Page 195: 05120054

Jawab: Tidak ada, karena saya menjadi lebih paham

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, karena menyenangkan menjadi lebih cepat memahami materi

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Saudara mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Ya pasti

10. Menurut pendapat Saudara apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Ada

Page 196: 05120054

Responden: Siswa Kelas XI IPS 2 MAN 3 Malang

Motivasi Rendah: Syamsul Arifin

Penerapan metode active learning yang diterapkan di kelas XI 2 IPS MAN 3

Malang?

1. Metode apa yang sering diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi

selama pembelajaran berlangsung?

Jawab: Banyak sekali, ganti-ganti

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang penerapan metode active learning?

Jawab: Lumayan menyenangkan karena tidak hanya bergantung kepada

guru.

3. Dari sekian metode yang telah diterapkan oleh guru mata pelajaran

ekonomi, metode apa yang paling Saudara suka?

Jawab: Kerja kelompok, karena bisa bekerja sama sehingga dapat

menutupi kelemahan siswa.

4. Apakah guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi menggunakan

metode pembelajaran itu-itu saja/monoton?

Jawab: Tidak, guru biasanya menggunakan metode kerja kelompok,

individu, menjelaskan/menerangkan dan power point.

Motivasi siswa dalam menggunakan pembelajaran active learning di kelas XI

IPS 2 MAN 3 Malang?

5. Bagaimana motivasi belajar ekonomi Saudara setelah diterapkannya

metode active learning?

Jawab: Biasa-biasa saja

6. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode active learning

apakah Saudara menjadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran?

Jawab: Lumayan

7. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah Saudara mengalami kesulitan

untuk menerapkan metode active learning, kalau ia faktor apa saja yang

menjadi penyebab kesulitan tersebut?

Page 197: 05120054

Jawab: Ya, karena kita dituntut untuk aktif sendiri

Pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran active learning

terhadap motivasi belajar siswa.

8. Apakah setelah menggunakan metode active learning, pemahaman tentang

materi pelajaran ekonomi menjadi terasa mudah?berikan alasannya

Jawab: Ya, akan tetapi kalau yang menjelaskan dari murid saja kurang

jelas. Atau tergantung materi yang diberikan.

9. Ketika melihat teman aktif dalam diskusi, apakah Saudara mempunyai

keinginan untuk melakukan hal yang sama?

Jawab: Ya ingin

10. Menurut pendapat Saudara apakah ada pengaruhnya antara penerapan

metode active learning terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab: Ada, karena kita menjadi lebih berusaha lagi dengan tidak

bergantung dari guru saja.

Page 198: 05120054

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS TARBIYAH

Jalan Gajayana 50 Malang Telepon (0341) 551354 Fax (0341) 572533

BUKTI KONSULTASI

Nama : Atik Hidayatal Khoiriyah

NIM : 05120054

Jurusan : Pendidikan IPS (Program Studi Pendidikan Ekonomi)

Fakultas : Tarbiyah

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada

Kelas XI IPS Semester Ganjil MAN 3 Malang Tahun Ajaran

2009/2010

Dosen Pembimbing : Dr. H. Nur Ali M.Pd.

NO Tanggal/Bulan Materi Konsultasi Tanda Tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

Malang, 22 Januari 2010

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. M. Zainuddin, MA

NIP. 150 275 502

Page 199: 05120054

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

FAKULTAS TARBIYAH Jalan Gajayana No. 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile (0341) 552398

Nomor : Un. 3.1/TL.00/303/2009 19 Desember 2009

Lampiran : 1 (satu) berkas Proposal

Perihal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala MAN 3 Malang

di-

Malang

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswa di

bawah ini:

Nama : Atik Hidayatal Khoiriyah

NIM : 05120054

Semester/Th. Ak. : Ganjil, 2009/2010

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Active

Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa

dalam Mata Pelajaran Ekonomi pada Kelas

XI Semester Ganjil MAN 3 Malang

Tahun Pelajaran 2009/2010

dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/menyusun

skripsinya, yang bersangkutan mohon diberikan izin/kesempatan

untuk mengadakan penelitian di lembaga/instansi yang menjadi

wewenang Bapak/Ibu sesuai dengan judul skripsinya di atas.

Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/Ibu disampaikan

terima kasih.

Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb Dekan

Dr. H. M. Zainuddin. MA

NIP. 150275502