05 - Proposal

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan atau diselenggarakan oleh masyarakat, yang kemudian bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menegakkan Tridharma Perguruan Tinggi. Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pengelolaan internal Perguruan Tinggi yang efektifitasnya ditentukan antara lain oleh gaya kepemimpinan, kematangan sub-ordinat, tata kelola, yang seluruhnya sesuai dengan sasaran, tujuan dan budaya organisasi. Selain mengelola sub-ordinat, pemimpin Perguruan Tinggi juga dikelola oleh atasannya yaitu Yayasan Penyelenggara Perguruan Tinggi bagi PTS atau Wali Amanat bagi PTN. Berdasarkan hal tersebut, maka efektifitas, sebagai ukuran keberhasilan Perguruan Tinggi, perlu dikaji ulang sejalan dengan penerapan Good University Governance (GUG) yang di adopsi dari Good Corporate Governance (GCG) sebagai tata laksana yang benar dalam pengelolaan perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa menjadi bagian terpenting dari dunia pendidikan tinggi, mahasiswa adalah konsumen layanan jasa pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan melibatkan para dosen sebagai provider layanan tersebut. Kualitas mahasiswa/lulusan mencerminkan kualitas output yang dihasilkan melalui proses pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Karena itu, kualitas layanan pendidikan yang diterima oleh seseorang mahasiswa dari PTS tempat mereka kuliah, akan berdampak pada kualitas mahasiswa tersebut. Banyaknya program studi yang hingga saat ini masih terakreditasi C seperti halnya yang terjadi pada sebagian besar PTS di Aceh dipastikan berdampak pada nasib mahasiswa/lulusan ketika mereka ingin mencari pekerjaan. Hal ini sangat beralasan karena umumnya instansi pemerintah/swasta yang dijadikan prioritas utama bagi sebagian besar sarjana ketika ingin memperoleh pekerjaan, menjadikan akreditasi sebagai syarat utama penerimaan pegawai/ karyawannya. Sinyalemen ini sudah mulai dirasakan pada penerimaan

description

proposal makhluk hidup

Transcript of 05 - Proposal

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah

    Perguruan Tinggi yang didirikan dan atau diselenggarakan oleh masyarakat, yang

    kemudian bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menegakkan

    Tridharma Perguruan Tinggi. Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi

    untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

    masyarakat. Pengelolaan internal Perguruan Tinggi yang efektifitasnya ditentukan

    antara lain oleh gaya kepemimpinan, kematangan sub-ordinat, tata kelola, yang

    seluruhnya sesuai dengan sasaran, tujuan dan budaya organisasi. Selain mengelola

    sub-ordinat, pemimpin Perguruan Tinggi juga dikelola oleh atasannya yaitu

    Yayasan Penyelenggara Perguruan Tinggi bagi PTS atau Wali Amanat bagi PTN.

    Berdasarkan hal tersebut, maka efektifitas, sebagai ukuran keberhasilan Perguruan

    Tinggi, perlu dikaji ulang sejalan dengan penerapan Good University Governance

    (GUG) yang di adopsi dari Good Corporate Governance (GCG) sebagai tata

    laksana yang benar dalam pengelolaan perusahaan.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa menjadi bagian terpenting dari

    dunia pendidikan tinggi, mahasiswa adalah konsumen layanan jasa pendidikan

    yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan melibatkan para dosen

    sebagai provider layanan tersebut. Kualitas mahasiswa/lulusan mencerminkan

    kualitas output yang dihasilkan melalui proses pendidikan yang diselenggarakan

    oleh perguruan tinggi. Karena itu, kualitas layanan pendidikan yang diterima oleh

    seseorang mahasiswa dari PTS tempat mereka kuliah, akan berdampak pada

    kualitas mahasiswa tersebut. Banyaknya program studi yang hingga saat ini masih

    terakreditasi C seperti halnya yang terjadi pada sebagian besar PTS di Aceh

    dipastikan berdampak pada nasib mahasiswa/lulusan ketika mereka ingin mencari

    pekerjaan. Hal ini sangat beralasan karena umumnya instansi pemerintah/swasta

    yang dijadikan prioritas utama bagi sebagian besar sarjana ketika ingin

    memperoleh pekerjaan, menjadikan akreditasi sebagai syarat utama penerimaan

    pegawai/ karyawannya. Sinyalemen ini sudah mulai dirasakan pada penerimaan

  • 2

    CPNS tahun 2013 yang berlangsung beberapa waktu yang lalu, dimana akreditasi

    program studi calon pelamar menjadi penilaian penting bagi panitia penerimaan

    CPNS di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Aceh

    Pada beberapa PTS di Provinsi Aceh mahasiswa tidak diberikan informasi

    yang sempurna tentang penilaian akreditasi program studi. Bahkan sebagian besar

    mahasiswa tidak paham sama sekali tentang proses penilaian akreditasi, mulai dari

    penyiapan borang akreditasi ditingkat jurusan/fakultas hingga item-item penting

    yang menjadi penilaian akreditasi program studi oleh asesor akreditasi yang

    berasal dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Mereka

    hanya disuguhkan informasi mengenai hasil akhir penilaian akreditasi. Ketika

    program studi tempat mereka kuliah terakreditasi C, hampir tidak ada informasi

    yang jelas dari ketua Prodi atau pun Dekan tentang penyebab hal tersebut terjadi.

    Bahkan sebaliknya, tidak sedikit di antara jajaran manajemen PTS seperti ketua

    jurusan/dekan misalnya, memberikan angin segar bagi mahasiswa tentang

    akreditasi program studi tempat mereka kuliah. Mahasiswa diberikan harapan

    bahwa program studi tempat mereka kuliah akan terakreditasi B, bahkan siap

    untuk mendapatkan akreditasi A. Namun kenyataannya, dalam beberapa kali

    penilaian akreditasi, upaya peningkatan akreditasi masih jauh dari harapan (Amri,

    2014).

    Saat ini pengelolaan PTS dapat dikatakan masih tertutup bagi masyarakat,

    terutama dari segi pengelolaan administrasi keuangan. Pihak pengelola badan

    pendidikan masih menganggap tabu untuk membuka akses masyarakat terhadap

    aliran pendanaan pendidikan. Masyarakat sering mengeluh tentang biaya

    pendidikan yang ditetapkan oleh pihak satuan pendidikan (PTS) yang tidak sesuai

    dengan tingkat pendapatan masyarakat Aceh. Padahal dalam era reformasi ini

    telah diatur kewajiban bagi para penyelenggara negara termasuk lembaga

    pendidikan untuk mengelola dana dan menyelenggarakan pendidikan secara

    transparan dan bertanggung jawab (Komkab, 2011).

    Rendahnya kualitas PTS di Provinsi Aceh menjadi tantangan besar bagi

    perbaikan kualitas pendidikan di bumi serambi mekah ini. Dengan demikian

    kehadiran PTS tidak hanya diharapkan mampu menampung generasi muda Aceh,

    terutama para lulusan SLTA yang tidak tertampung pada PTN, PTS diharapkan

  • 3

    mampu mendukung program pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas

    pendidikan Aceh yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan derajat

    kehidupan masyarakat Aceh secara keseluruhan. Namun kenyataannya, kehadiran

    PTS sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pendidikan tinggi di Aceh,

    justru masih dihadapkan pada persoalan kualitas. Umumnya kualitas kampus

    terutama PTS di Aceh masih rendah bila dibandingkan dengan kualitas PTS di

    daerah lain. Menurut Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia

    (APTISI) Pusat menyatakan bahwa kualitas PTS di Aceh masih dibawah rata-rata,

    dimana rata-rata PTS di Aceh masih sangat sedikit yang terakreditasi bahkan jika

    dilihat dari nilai akreditasi program studi (Prodi), hampir tidak ada Prodi yang

    terakreditasi dengan nilai A (Serambi Indonesia, 10 Oktober 2013).

    Penelitian ini ingin mengkaji penerapan tatakelola keuangan pada PTS

    yang berbentuk universitas yang sementara ini masih bervariasi di Aceh.

    tatakelola keuangan yang baik dalam mewujudkan GUG pada universitas swasta

    dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya komitmen manajemen, keterbatasan

    informasi dan otoritas pengambilan keputusan, sehingga perlu dilakukan

    pengkajian lebih dalam mengenai variable yang mempengaruhi keberhasilan

    implementasi tatekelola keuangan yang baik pada universitas swasta di Aceh.

    2. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi

    beberapa permasalahan yang di hadapi oleh PTS di Aceh dalam meningkatkan

    kualitasnya, yaitu:

    a . Kualitas PTS di Aceh masih dibawah rata-rata, dimana rata-rata PTS di

    Aceh masih sangat sedikit yang terakreditasi bahkan jika dilihat dari

    nilai akreditasi program studi (Prodi), hampir tidak ada Prodi yang

    terakreditasi dengan nilai A

    b . PTS di Aceh tidak transparan dalam memberikan informasi PTS terutama

    dalam hal pengelolaan keuangan dan proses penilaian akreditasi

    c . Rendahnya komitmen manajemen dalam menerapkan GUG yang

    berdampak pada pengelolaan PTS yang tidak efektif dan efesien, seperti

    struktur organisasi yang gemuk dan tidak sesuai dengan kebutuhan,

  • 4

    penempatan dan pembagian tugas yang tidak jelas, sistem rekruitmen

    yang tidak mengacu pada UU.

    3. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah maka masalah penelitian ini di batasi

    pada variable yang mempengaruhi penerapan tatakelola keuangan dalam

    mewujudkan kualitas PTS melalui peran GUG diantaranya komitmen

    manajemen, keterbatasan informasi dan otoritas pengambilan keputusan

    4. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan hubungan yang telah dibatasi maka di bangun rumusan

    masalah sebagai berikut :

    1. Apakah komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap

    penerapan tatakelola keuangan yang baik

    2. Apakah keterbatasan sistem informasi berpengaruh negatif terhadap

    penerapan tatakelola keuangan yang baik

    3. Apakah otoritas pengambilan keputusan berpengaruh positif terhadap

    penerapan tatakelola keuangan yang baik.

    4. Apakah komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap Good

    University Governance (GUG).

    5. Apakah keterbatasan sistem informasi berpengaruh negatif

    terhadap Good University Governance (GUG).

    6. Apakah otoritas pengambilan keputusan berpengaruh positif

    terhadap Good University Governance (GUG).

    7. Apakah tatakelola keuangan yang baik berpengaruh positif

    terhadap Good University Governance (GUG).

    5. Signifikansi Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

    a. Sebagai indikator awal untuk mengukur kualitas PTS di Aceh.

    b. Sebagai kontribusi untuk membentuk jaminan mutu PTS di Aceh.

    c. Sebagai referensi bagi PTS di Aceh dalam mewujudkan GUG.

  • 5

    6. Kajian Riset Sebelumnya

    a. Penelitian Mahsun (2006) mengenai studi cross sectional dan

    scorecard terhadap kinerja perguruan tinggi terakreditasi menyatakan

    bahwa : 1) Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan

    status terakreditasi A, perguruan tinggi dengan status terakreditasi B,

    dan perguruan tinggi dengan status terakreditasi C berdasarkan perspektif

    keuangan. 2) Ada perbedaan kinerja antara perguruan tinggi dengan

    status terakreditasi A, perguruan tinggi dengan status terakreditasi B,

    dan perguruan tinggi dengan status terakreditasi C berdasarkan perpektif

    mahasiswa aktif. 3) Tidak ada perbedaan kinerja antara perguruan

    tinggi dengan status akreditasi A, perguruan tinggi dengan status

    akreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status akreditasi C

    berdasarkan perpektif proses bisnis internal. 4) Ada perbedaan kinerja

    antara perguruan tinggi dengan status terakreditasi A, perguruan

    tinggi dengan status terakreditasi B, dan perguruan tinggi dengan status

    akreditasi C berdasarkan perspektif inovasi dan pembelajaran.

    b. Penelitian Anwar dan Pratolo (2012) mengenai penerapan model tata

    kelola keuangan perguruan tinggi yang baik untuk mewujudkan Good

    University Governance (Studi Pada PTM se Indonesia) menyatakan

    bahwa kondisi aspek sistem GUG dan penerapan tatakelola keuangan

    yang baik pada PTM selama ini kondisinya tinggi. Kondisi kedua hal di

    atas dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh

    komitmen manajemen dan otoritas pengambil keputusan dimana

    keduanya merupakan dua aspek personil. Dari kedua aspek personil

    tersebut otoritas pengambil keputusan berada pada kondisi menengah

    sedang komitmen manajemen berada pada posisi tinggi. Kondisi

    keterbatasan sistem informasi pada PTM masih berada pada kondisi

    menengah yang artinya masih terjadi keterbatasan sistem informasi

    namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi baik secara langsung

    maupun tidak langsung terhadap GUG. Dari hasil penelitian ditunjukkan

    bahwa aspek non sistem keuangan lebih berperan dalam perwujudan

    GUG di PTM se Indonesia.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    2.1. Konsep Good University Governance (GUG)

    Konsep corporate governance dapat didefinisikan sebagai

    serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu

    perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan

    pemangku kepentingan (stakeholders). Good corporate governance (GCG)

    dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh

    organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah

    perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang (The Indonesian

    Institute For Corporate Governance, 2011). Sedangkan konsep university

    governance dapat diartikan sebagai serangkaian mekanisme untuk

    mengarahkan dan mengendalikan suatu universitas agar operasional

    universitas berjalan sesuai dengan harapan semua pihak yang

    berkepentingan (stakeholders). Good University Governance (GUG) dapat

    dipahami sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ

    universitas sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah

    universitas secara berkesinambungan dalam jangka panjang.

    Peran GUG membentuk struktur kerja dan menciptakan sistem

    check dan balances, karena efektivitas suatu universitas berhubungan

    dengan perbandingan biaya rutin dan biaya sewaktu-waktu yang dikeluarkan oleh

    suatu universitas, yang hasilnya dapat dirasakan dikemudian hari. Menurut Serian

    (Wijatno, 2009) penerapan prinsip GCG di Universitas dapat dilihat dari berbagai

    aspek berikut :

    a. Transparancy (keterbukaan informasi), universitas harus dan dapat menerapkan prinsip keterbukaan di bidang keuangan, sistem dan prosedur

    penerimaan mahasiswa baru, sistem dan prosedur akuntansi, pelaporan

    keuangan, rekrutmen dosen dan karyawan, pemilihan pejabat struktural,

    pemilihan anggota senat fakultas/akademis, pemilihan penggurus

    yayasan/BPH, dan informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku kepentingan secara memadai, akurat, dan tepat waktu.

    b. Accountability (akuntabilitas), universitas harus mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas (secara tertulis) dari setiap pejabat struktural,

    anggota senat fakultas/akademis, pengurus yayasan, dosen dan karyawan.

  • 7

    Termasuk juga kriteria dan proses pengukuran kinerja, pengawasan, dan

    pelaporan. Harus ada audit internal yang tugasnya antara lain: melakukan

    penilaian, analisis, dan interpretasi dari aktivitas suatu organisasi secara

    independen. Pada dasarnya ruang lingkup audit internal mencakup segala

    aspek kegiatan dalam organisasi dalam rangka penilaian kinerja untuk tujuan

    mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas organisasi, sehingga proses, tujuan

    dan sasaran organiasasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif. Selain itu,

    ada baiknya juga dilakukan manajemen audit atau financial audit plus oleh

    KAP independen.

    c. Responsibility (pertanggungjawaban), setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan universitas harus bertanggung jawab atas segala tindakannya

    sesuai dengan job description yang telah ditetapkan. Termasuk para dosen

    harus menaati etika dan norma kedosenan. Harus dihindari pemerasan atau penjualan nilai pada mahasiswa baik oleh dosen maupun oleh karyawan non akademis.

    d. Independency (kemandirian), pihak yayasan dan pengelola universitas dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya harus bebas dari segala bentuk

    benturan kepentingan yang berpotensi untuk muncul. Hal ini diperlukan untuk

    memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara independen,

    bebas dari segala bentuk tekanan dari pihak lain, sehingga dapat dipastikan

    bahwa keputusan itu dibuat semata-mata demi kepentingan universitas.

    Pengurus yayasan/BPH harus memberi wewenang penuh kepada rektorat

    untuk menyelenggarakan tri dharma perguran tinggi.

    e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), perlakuan yang adil dan berimbang kepada para pemangku kepentingan yang terkait (equitable treatment). Dalam

    hal ini, para pemangku kepentingan terdiri atas mahasiswa, masyarakat, para

    dosen dan karyawan non akademis, serta pengurus yayasan.

    Dalam penyelenggaraannya, sebuah institusi perguruan tinggi harus

    memenuhi prinsip-prinsip partisipasi, orientasi pada konsensus, akuntabilitas,

    transparansi, responsif, efektif dan efisien, ekuiti (persamaan derajat) dan

    inklusifitas, dan penegakan/supremasi hukum. Yang berbeda adalah nilai dan

    tujuan yang menjiwainya.

    Prinsip-prinsip manajerial tersebut hendaknya diterapkan untuk

    mendukung fungsi-fungsi dan tujuan dasar pendidikan tinggi. Selain itu,

    perbedaan lain adalah dalam hal stakeholders yang terkait dengan

    penyelenggaraan pendidikan dan perguruan tinggi. Keistimewaan institusi

    perguruan tinggi dibanding institusi lain terletak pada fungsi dasarnya, yaitu

    dalam hal pendidikan, pengajaran dan usaha penemuan atau inovasi. Fungsi-

    fungsi inilah yang kemudian mendefinisikan peranan perguruan tinggi dalam

    masyarakat. Wacana yang kemudian sering mengemuka dalam

  • 8

    penyelenggaraan perguruan tinggi kemudian adalah mengenai academic

    excellence dan manajemen perguruan tinggi, termasuk dalam hal pembiayaan.

    Ada sebuah kesepahaman atau kesetujuan umum mengenai pentingnya

    otonomi dalam usaha pencapaian academic excellence (yaitu dalam hal

    pengajaran dan riset) untuk perguruan tinggi, akan tetapi hal yang sama

    belum berlaku dalam hal manajerial dan pembiayaan. Perbedaan pandangan

    ini biasanya terkait dengan pentingnya fungsi perguruan tinggi bagi

    masyarakat dan mahalnya biaya penyelenggaraan pendidikan tinggi.

    Kecenderungan saat ini, tingginya biaya pendidikan tinggi biasanya

    dianggap dapat membebani negara dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi

    dianggap lebih baik berusaha mencari sumber-sumber pembiayaan mandiri.

    2.2. Good University Governance (GUG) dan Yayasan

    Konsep Yayasan menurut UU No. 16 Tahun 2001, adalah badan

    hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan

    diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan

    kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang

    pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha

    dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Perbedaan mendasar organisasi

    profit dan non profit seperti yayasan dalah mekanisme organisasi bersangkutan

    dalam memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh

    dari sumbangan.

    Menurut Bastian (2007) laporan keuangan yayasan memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    - Sumber daya yayasan berasal dari para penyumbang yang tidak

    mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang

    sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

    - Menghasilkan barang dan/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau

    suatu yayasan menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan

    kepada para pendiri atau pemilik yayasan tersebut.

    - Tidak ada kepemilikan, dalam arti bahwa kepemilikan tidak dapat dijual,

    dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak

    mencerminkan proporsi pembagian sumber daya yayasan pada saat

    likuidasi atau pembubaran.

  • 9

    Pihak pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama

    untuk menilai jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk

    memberikan jasa tersebut dan cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya

    serta aspek lain dari kinerja yayasan. Yayasan mempunyai organ yang terdiri

    atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pengelolaan kekayaan dan

    pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus

    wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina

    mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas

    bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus

    dalam menjalankan kegiatan yayasan.

    Dalam mengelola yayasan salah satu aspek yang perlu menjadi

    pedoman yaitu aspek managerial. Menurut Panggabean (2002) dalam

    pengelolaan yayasan perlu ditinjau dari aspek managerial, agar yayasan dapat

    tumbuh dan berkembang dalam mencapai maksud dan tujuannya, dan yayasan

    perlu mempertimbangkan hal-hal strategis di bawah ini :

    a. Pendiri dan pengurus harus bersedia menanggalkan kepentingan pribadi dan secara sukarela menyumbangkan pikiran dan sumber daya lainnya

    bagi pencapaian maksud dan tujuan yayasan.

    b. Visi dan Misi yayasan harus dirumuskan dengan jelas dan tegas sebagai

    dasar untuk memberi arah dalam penyusunan rencana strategis dalam

    pencapaian maksud dan tujuan yayasan.

    c. Pengelolaan yayasan harus dijalankan secara transparan, karena para

    donatur dan konstituen yayasan menuntut adanya keterbukaan dan

    akuntabilitas pembukuan. Profesionalisme pengelolaan yayasan akan

    menciptakan citra yang positif di mata donatur dan konstituen termasuk

    pemerintah. Dengan citra yang positif akan memudahkan yayasan

    menggalang dukungan dan partisipasi berbagai pihak dalam menggali

    sumber pendanaan.

    d. Pengelolaan yayasan dilakukan secara efektif dan efisien seperti halnya

    suatu organisasi bisnis, namun dana yang dihasilkan diperuntukkan

    sepenuhnya untuk pencapaiaan maksud dan tujuan yayasan.

    e. Yayasan harus menciptakan kegiatan dan program kreatif yang

    berorientasi pasar karena akan disukai konsumen sehingga memudahkan

    yayasan menggali sumber pendanaan untuk mendukung kegiatannya.

    f. Pengelolaan keuangan dilakukan secara profesional berlandaskan prinsip

    transparansi, efisiensi dan akuntabilitas. Pembukuan harus diselenggarakan dengan tertib dan informasi keuangan yang dihasilkan

    tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengurus untuk tujuan

    evaluasi, pengawasan, dan perencanaan.

    g. Pengurus harus meningkatkan pemahaman tentang Anggaran Dasar (AD)

  • 10

    dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yayasan serta berbagai aspek hokum

    lainnya yang relevan untuk meyakinkan bahwa segala tindakan dan

    keputusan yayasan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku

    2.3. Tata Kelola Keuangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

    Dalam rangka mewujudkan Good University Governance (GUG), hal-hal

    yang menjadi tantangan perguruan tinggi swasta antara lain adalah bagaimana

    menumbuhkan sumber-sumber pendanaan baru yang produktif, tatakelola

    keuangan, kebebasan lebih besar dalam merumuskan kurikulum dan hal-hal lain

    yang terkait dengan bidang akademis, akuntabilitas publik dan sebagainya.

    Pemikiran-pemikiran baru mulai bermunculan mengenai bagaimana konsep

    penyelenggaraan institusi perguruan tinggi yang dianggap cukup ideal untuk

    menghadapi tantangan-tantangan baru tersebut. Konsep tersebut, apapun

    bentuknya, harus memperhatikan pelibatan dan pemenuhan kebutuhan dari

    seluruh stakeholders yang terkait dengan institusi perguruan tinggi, mengingat

    peranan ideal pendidikan tinggi bagi sebuah bangsa yang sangat vital dalam

    menelurkan calon putra-putra terbaiknya dan memperhatikan bahwa

    lingkungan perguruan tinggi merupakan sebuah komunitas yang relatif kritis

    terhadap permasalahan-permasalahan disekitarnya. Pengelolaan dana perguruan

    tinggi haruslah diikuti dengan transparansi anggaran secara menyeluruh kepada

    publik berdasarkan prinsip keadilan, akuntabilitas, dan kejujuran seperti yang

    dijelaskan dalam pasal 48 UU Sisdiknas No 20/2003. Prinsip akuntabilitas dan

    transparansi adalah prinsip dasar untuk membawa sebuah perguruan tinggi

    menuju GUG. Memahami prinsip-prinsip dasar dalam GUG akan memacu

    untuk mencari bentuk yang terbaik sebuah perguruan tinggi yang paling dekat

    dengan para sivitas akademika.

    Laporan GAO (1997) dalam Anwar dan Pratolo (2012) menyebutkan

    beberapa faktor yang berpotensi menghambat kesuksesan GUG, yang meliputi:

    banyaknya tujuan di organisasi perguruan tinggi yang saling tumpang tindih

    sehingga sulit untuk mengidentifikasikan tujuan strategis organisasi secara

    tepat, terdapatnya kebijakan/program/kegiatan yang sulit dievaluasi karena

    memiliki tujuan yang subyektif, lemahnya sistem informasi, kurangnya reward

  • 11

    bagi para pegawai untuk menggunakan informasi kinerja, dan kurangnya

    komitmen manajemen terhadap implementasi sistem tatakelola perguruan tinggi

    yang baik. Dalam hal tatakelola keuangan, Julnes dan Holzer (2001) dalam

    Anwar dan Pratolo (2012) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

    implementasi sistem tatakelola keuangan yang meliputi keberadaan

    ketentuan internal, ketersediaan sumber daya, akses terhadap informasi, orientasi

    (kesepakatan) akan tujuan, ketentuan eksternal yang mengharuskan organisasi

    melakukan pengukuran kinerja, keberadaan dukungan internal dan eksternal

    serta sikap keterbukaan organisasi, pimpinan, dan stafnya terhadap inovasi dan

    perubahan yang akan meningkatkan kinerja organisasi (budaya organisasi).

    Lebih jauh, Cavalluzzo dan Ittner (2003) dalam Anwar dan Pratolo (2012)

    telah membuktikan bahwa keterbatasan sistem informasi, komitmen

    manajemen, otoritas pembuatan keputusan, dapat mempengaruhi implementasi

    sistem tatekelola organisasi. Berdasarkan tinjauan literatur tersebut, beberapa

    faktor yang diduga mempengaruhi penerapan tatakelola keuangan yang baik

    dan GUG adalah komitmen manajemen, keterbatasan sistem informasi, dan

    otoritas pengambilan keputusan.

    2.3.1. Komitmen Manajemen

    Norman (2010) mempersepsikan dan mendefenisikan komitmen

    manajemen sama dengan komitmen organisasi yaitu sebagai suatu kelekatan

    afeksi atau emosi terhadap organisasi seperti individu melakukan identifikasi

    yang kuat, memilih keterlibatan tinggi dan senang menjadi bagian dari organisasi.

    Kemudian menurut Nadirsyah (2010) dalam Silvia (2013) menyatakan komitmen

    manajemen adalah suatu keyakinan dan dukungan yang kuat dari manajemen

    untuk melakukan, menjalankan dan mengimplementasikan suatu kebijakan yang

    ditetapkan secara bersama sehingga tujuan atas diterapkannya kebijakan tersebut

    dapat dicapai.

    Organisasi dengan komitmen manajemen yang kuat dari pimpinan dan

    bawahannya maka akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang diinginkan untuk

    menghasilkan kinerja yang lebih baik, dibandingkan dengan organisasi yang tidak

    memiliki komitmen manajemen. Dengan demikian keberadaan komitmen

    manajemen yang kuat sangat dibutuhkan organisasi agar dapat meningkatkan

  • 12

    akuntabilitas kinerja serta pengguanaan yang lebih baik atas informasi kinerja

    yang dihasilkan.

    Indikator komitmen manajemen menurut Nurkhamid (2008)

    manajemen memiliki komitmen untuk mengalokasikan sumberdaya (meliputi:

    waktu, orang, uang), menugaskan staf dan divisi/ departemen dalam organisasi

    untk melakukan evaluasi terhadap kinerja suatu program, mengumpulkan

    data yang relevan dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk menilai

    kinerja organisasi serta menggunakan bencmark untuk mengevaluasi

    kinerja organisasi.

    2.3.2. Keterbatasan Sistem Informasi

    Menurut Norman (2010), keterbatasan adalah keadaan terbatas atau telah

    dibatasi. Keterbatasan sistem informasi merupakan keadaan dimana sistem

    informasi memberikan keterbatasan untuk memberikan data yang

    dibutuhkan oleh pengguna informasi.

    Teknologi merupakan salah satu faktor kunci yang

    mempengaruhi kesuksesan implementasi suatu sistem informasi. Organisasi

    yang tidak memilki teknologi yang tepat dan memadai biasanya akan

    mengalami kesulitan dalam memungkinkan pengoperasian mendesain,

    mengimplementasi, dan mengevaluasi produk atau jasa yang sudah dihasilkan.

    Organisasi dengan kualitas sistem informasi yang lebih baik akan dapat

    mengimplementasikan sistem pengukuran secara lebih mudah

    dibandingkan dengan organisasi dengan sistem informasi yang kurang baik

    (Poole et al dan Krumwiede dalam Nurkhamid, 2008).

    Indikator keterbatasan sistem informasi menurut Nurkhamid

    (2008) adalah kesulitan memperoleh data yang valid atau reliabel, kesulitan

    memperoleh data secara tepat waktu, biaya pengumpulan data yang tinggi, dan

    ketidakmampuan teknologi informasi yang ada untuk memberikan data

    yang diperlukan.

    2.3.3. Otoritas Pengambilan Keputusan

    Cavalluzzo dan Ittner (2003) dalam Silvia (2013) menyatakan bahwa

    Otoritas pengambilan keputusan merupakan suatu kondisi dimana seseorang

    mempunyai otorisasi atau hak untuk membuat keputusan dengan persyaratan

  • 13

    yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam rangka mencapai tujuan strategis

    organisasi. Pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari pimpinan

    kepada para bawahannya merupakan elemen penting untuk

    terciptanya peningkatan kinerja organisasi. Dengan adanya pendelegasian

    otoritas pengambilan keputusan maka dapat membantu manajemen untuk

    dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat, menumbuhkembangkan

    kreatifitas dan usaha dalam melakukan suatu perubahan. Selain itu juga

    dapat meningkatkan akuntabilitas diantara personil organisasi sektor publik.

    Setiap bawahan yang diberi otoritas untuk mengambil keputusan dan bawahan

    tersebutharus mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil untuk mencapai

    target yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dengan pendelegasian otoritas

    pengambilan keputusan dari pimpinan kepada bawahan di PTS dapat membantu

    organisasi tersebut untuk meningkatkan kinerjanya.

  • 14

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen manajemen,

    keterbatasan sistem informasi dan otoritas pengambilan keputusan terhadap

    penerapan tatakelola keuangan yang baik, dan untuk menguji pengaruh komitmen

    manajemen, keterbatasan sistem informasi, otoritas pengambilan keputusan

    dan tata kelola keuangan terhadap Good University Governance (GUG).

    3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada PTS Provinsi Aceh yang berbentuk

    universitas, dengan waktu penelitian 1 Juni 2015 sampai dengan tanggal 31

    Januari 2016.

    3.3. Metode dan Desain Penelitian

    Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

    dengan mengkaji pengaruh komitmen manajemen, keterbatasan sistem informasi

    dan otoritas pengambilan keputusan terhadap penerapan tatakelola keuangan

    yang baik dalam mewujudkan Good University Governance (GUG).

    3.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan universitas, fakultas

    dan prodi pada universitas swasta yang ada di Provinsi Aceh yang berjumlah 10

    universitas sebagai unit analisis.

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

    Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan untuk

    menentukan sampel bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen

    dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2008: 118).

  • 15

    3.5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan cara

    menyebarkan kuesioner (Angket) kepada responden. Teknik pengumpulan data

    dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008 : 199).

    3.6. Metode Analisis Data

    3.6.1. Pengujian Data

    a. Uji Validitas (Test of validity)

    Pengujian terhadap validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-

    masing skor butir pertanyaan dengan total skor untuk masing-masing

    variabel menggunakan korelasi Product Momen Pearson (Alhusni, 2002).

    Apabila angka korelasi signifikan berarti alat ukur tersebut valid dan layak

    digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila tidak

    signifikan maka tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis

    penelitian.

    b. Uji Reliabilitas (Test of reliability)

    Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha dimana

    Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai

    koefisien yang diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2002).

    3.6.2. Uji Asumsi Klasik

    Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur,

    terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik regresi berupa uji normalitas,

    dan uji heteroskedastisitas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada

    dasarnya model analisis jalur merupakan model regresi (walaupun lebih

    khusus karena digunakan unuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak

    langsung) sehingga model analisis jalur memiliki asumsi yang harus dipenuhi

    yaitu asumsi normalitas, dan tidak terjadi heterskedastisitas.

    3.6.3. Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan terhadap hipotesis yang telah dirumuskan

    sebelumnya untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut.

  • 16

    Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel seperti

    tertuang pada paradigma struktural secara lengkap. Pengujian atas struktur

    di atas dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut

    Riduwan dan Kuncoro (2008: 2) analisis jalur (path analysis) adalah digunakan

    untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui

    pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)

    terhadap variabel terikat (endogen).

    Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan model analisis

    jalur dengan alasan bahwa model penelitian ini merupakan model struktural

    yang meliputi baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung seperti

    gambar 3.1 dibawah ini.

    Gambar 3.1.

    Hubungan struktural antar variabel penelitian

    Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008: 116) Prosedur teknik pengujian

    hipotesis menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:

    1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.

    2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koofisien regresi.

    3. Menghitung koofisien jalur secara simultan (keseluruhan)

    4. Menghitung koofisien jalur secara individu.

    5. Meringkas dan menyimpulkan.

    Komitmen

    Manajemen

    Penerapan Sistem tata Kelola Keuangan

    Yang Baik

    Keterbatasan

    Sistem Informasi

    Otoritas Pengambilan Kepututusan

    Good University

    Governance

  • 17

    BAB IV

    BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Untuk melancarkan pelaksanaan penelitian ini ada dua skema pembiayaan

    yang dilakukan yaitu usulan biaya ke DIKTI dan pembiayaan mandiri dengan

    total biaya sebesar Rp. 14.950.000. Secara rinci anggaran biaya terbagi dalam dua

    bagian, yaitu bagian pertama dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua

    rekapitulasi anggaran penelitian.

    a. Justifikasi Anggaran Biaya Penelitian

    Justifikasi anggaran meliputi biaya honor, peralatan penunjang, pembelian

    bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara kota/kabupaten serta biaya

    publikasi. Secara lebih rinci besaran anggaran yang dibutuhkan terlihat pada

    lampiran 1.

    b. Rekapitulasi Anggaran Biaya Penelitian

    Rekapitulasi anggaran biaya penelitian seperti dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.1

    Rekapitulasi anggaran penelitian

    No. JENIS PENGELUARAN TOTAL (Rp)

    1 BHP / Peralatan Penunjang (51%) 7,600,000.00

    2 Gaji dan upah (20%) 3,000,000.00

    2 BHP / Peralatan Penunjang (51%) 7,600,000.00

    3 Perjalanan (14%) 2,150,000.00

    4 Lain-lain (15%) 2,200,000.00

    TOTAL 14,950,000.00

    4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    Rencana waktu penelitian mulai dari tanggal 1 Juni 2015 sampai dengan

    tanggal 31 Januari 2016. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:

    a. pelaksanaan persiapan penelitian;

    b. pelaksanaan pra penelitian;

    c. sosialisasi dan penetapan lokasi penelitian;

    d. pengadaan alat dan bahan penelitian;

  • 18

    e. pelaksanaan studi perpustakaan;

    f. pengambilan data di lapangan;

    g. analisis data;

    h. penyusunan laporan penelitian;

    i. pengiriman laporan penelitian;

    j. publikasi hasil penelitian.

    Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian terlihat pada lampiran 2.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Amri, Khairul. 2014. http://atjehpress.com/2014/01/capaian-dan-proses-

    akreditasi-pts-informasi-penting-bagi-mahasiswa/

    Anwar, Misbahul dan Pratolo, Suryo, 2012. Penerapan Model Tatakelola

    Keuangan Perguruan Tinggi yang Baik Untuk Mewujudkan Good

    University Governance (Studi Pada PTM se-Indonesia). Universitas

    Muhammadiyah Yogyakarta.

    Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Yayasan Dan Lembaga Publik, Jakarta.

    Cavalluzzo, Ken S. dan Christopher D. Ittner. 2003. Implementing

    Performance Measurement Innovations: Evidence fro Government.

    (www.SSRN.com) Hal 1-54 (18/02/2012)

    GAO. 1997. Managing For Results: Analytic Challenges in Measuring

    Performance. MD:General Accounting Office, Gaithersburg, GAO-01-

    596

    GAO. 2001. Managing For Results: Federal Managers Views on Key Management IssuesVary Widely Across Agencies. MD: General

    Accounting Office, Gaithersburg, GAO-01-592.

    Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS,

    Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

    Julnes, Patria de Lancer dan Marc Holzer. 2001. Promoting the Utilization of

    Performance

    Komkab. 2011. http://komkab.blogspot.com/2011/09/masyarakat-harus-

    mengkontrol-pts-untuk.html

    Mahsun, Mohammad. 2006. Study Cross Sectional and Scorecard For

    Accreditation University Performance in Yogyakarta. Jurnal Akuntansi

    dan Keuangan Sektor Publik. Vol 07. No 02.

    Norman, F. 2010. Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bengkulu. Jurnal SNA XIII. Purwokerto.

    Nurkhamid, M. 2008. Implementasi Inovasi Sistem Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah, Volume 3 Nomor 1. Jurnal Akuntansi Pemerintah

    Panggabean, H.P. 2002, Kasus Aset Yayasan Dan Alternatif Penyelesaian

    Sengketa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

    Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

  • 20

    Republik Indonesia. 2001. Undang-undang nomor 16 tentang yayasan

    Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai

    Analisis Jalur (Path Analysis). Alfabeta. Bandung.

    Silvia. 2013. Pengaruh Keterbatasan Sistem Informasi, KomitmenManajemen dan

    Otoritas Pengambilan Keputusan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah. Skripsi. FE Universitas Negeri Padang.

    Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

    R&D). Alfabeta, Bandung.

    The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG).

    http://www.iicg.org/index.php?option=com_content&task=view&id=53

    &I temid=1, 8 November 2011 pukul 16.00

    Wijatno, Serian. 2009. Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif, Dan

    Ekonomis, Jakarta.

    www.pts.co.id. Direktori Perguruan Tinggi Swasta

  • 21

    Lampiran. I

    Justifikasi Anggaran Penelitian

    1. Rincian Biaya Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dengan perencanaan waktu

    selama 6 (Enam) bulan (2015), dengan usulan anggaran sebagai berikut:

    No. Jenis Pengeluaran Total (Rp)

    1 Gaji dan Upah (20%) 3.000.000

    2 BHP / Peralatan Penunjang (51%) 7.600.000

    3 Perjalanan (14%) 2.150.000

    4 Lain (15%) 2.200.000

    T o t a l 14.950.000

    2. Gaji dan Upah

    No. Peran Kegiatan Utama

    dalam Penelitian Jumlah Jumlah (Rp)

    1 Ketua Peneliti 1 Orang 1.700.000

    2 Peneliti Anggota 1 Orang 1.300.000

    T o t a l 3.000.000

    3. Bahan Habis Pakai dan peralatan

    No. Nama Bahan Kegunaan Vol Harga

    Satuan (Rp)

    Biaya

    (Rp)

    1 Kertas HVS A4 Mirage Pelaporan dan Analisa data 2 Rim 45.000 90.000

    2 Alat tulis Investigasi dan Analisa data 1 paket 1.000.000 1.000.000

    3 Catridge Canon Warna Pelaporan dan Analisa data 3 Buah 150.000 450.000

    4 Catridge Canon Black Pelaporan dan Analisa data 4 Buah 140.000 560.000

    5 Foto copy Pengolahan data/pencetakan 1 paket 1.000.000 1.000.000

    6 Flash Disk 8 GB Pengarsipan dokumen 2 Buah 150.000 300.000

    7 Peralatan penunjang Instrumen Validasi 1 paket 1.500.000 1.500.000

    8 Peralatan penunjang Instrumen survey 1 paket 1.500.000 1.500.000

    9 Peralatan penunjang Internet 6 bulan 200.000 1.200.000

    TOTAL 7.600.000

  • 22

    4. Perjalanan

    No. Kota/Tempat Tujuan Keperluan Kuantitas Biaya Satuan

    (Rp)

    Jumlah

    Biaya (Rp)

    1 Sigli/Universitas Jabal Ghafur Survey dan sampling 1 paket 300.000 300.000

    2 Bireuen/Universitas Al

    Muslim Survey dan sampling 1 paket 350.000 350.000

    3 Takengon/Universitas Gajah

    Putih Survey dan sampling 1 paket 400.000 400.000

    4 Kota Cane/Universitas Gunung Leuser Aceh

    Survey dan sampling 1 paket 700.000 700.000

    5 Langsa/Universitas Sains Cut Nyak Dhien

    Survey dan sampling 1 paket 400.000 400.000

    T o t a l

    2.150.000

    5. Lain-Lain (Publikasi, Seminar, Laporan final)

    No. Uraian Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

    Satuan (Rp)

    Jumlah

    (Rp)

    1 Konsultasi Ahli Persiapan Seminar 2 Paket 500.000 1.000.000

    2 Penunjang Laporan Akhir Proses Pelaporan 2 Paket 600.000 1.200.000

    T o t a l 2.200.000

  • 23

    Lampiran 2.

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian :

    6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

    1 Pelaksanaan persiapan penelitian

    a. Perizinan dengan lembaga terkait

    b. Penetapan lokasi penelitian

    c. Pertemuan awal anggota penelitian

    d. Penetapan jadwal penelitian

    e. Penetapan bentuk rancangan penelitian

    f. Persiapan penyusunan instrument penelitian

    2 Pelaksanaan pra penelitian

    a. Penetapan survey lapangan pra penelitian

    b. Pertemuan anggota pra penelitian

    c. penyusunan laporan pra penelitian

    3 Sosialisasi dan Penetapan pelaksanaan penelitian

    a. Sosialisasi penelitian

    b. Pertemuan anggota penetapan sosialisasi

    c. Uji pakar

    4 Pengadaan alat dan bahan penelitian

    a. pembelian alat-alat penunjang

    b. pembelian bahan habis pakai

    5 Pelaksanaan Studi Pustaka

    a. Searching data pendukung penelitian via internet

    b. Studi perpustakaan

    c. penyusunan bahan studi perpustakaan

    6 Pelaksanaan pengambilan data di lapangan

    a. Pertemuan anggota persiapan pengambilan data

    di lapangan

    b. Koordinasi pengambilan data oleh petugas

    lapangan

    c. penyusunan data hasil pengambilan data di

    lapangan

    7 Pelaksana analisis data

    a. pertemuan anggota persiapan analisis data

    b. Mempersiapkan bahan analisis data

    c. penyediaan tenaga analisis data

    d. Penyusunan bahan hasil analisis data

    8 Penyusunan laporan akhir

    a. pertemuan anggota persiapan penyusunan

    laporan akhir

    b. Melakukan penyusunan konsep laporan akhir

    c.Penyusunan laporan akhir

    d. Konsultasi pakar hasil laporan akhir

    e. penyusunan bahan untuk presentasi

    f. persiapan untuk pelaksanaan seminar hasil

    penelitian

    9 Pengadaan dan Pengiriman laporan

    a.pelaksanaan penggandaan laporan akhir

    b. pengiriman laporan akhir

    10 Publikasi hasil penelitian

    a. penyusunan naskah artikel ilmiah

    b. Pemuatan naskah artikel ilmiah pada jurnal

    Nasional dan Internasional

    c. Persiapan presentasi hasil penelitian

    d. Publikasi hasil penelitian dalam Seminar dan

    prosiding Nasional

    No. KegiatanWaktu pelaksanaan (bulan)

  • 24

    Lampiran 3.

    Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas

    No Nama / NIDN Instansi AsalBidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu(jam/minggu)Uraian Tugas

    Surna Lastri, SE, M.Si

    Mengkoordinasi proses pengambilan data,

    pengumpulan data, analisis data, penyusunan

    interpretasi data, dan penyusunan laporan

    penelitian.

    121027402

    Mengkoordinasi persiapan instrument

    penelitian, perlengkapan penelitian, dan

    instrument penunjang.

    Mengkoordinasi penyusunan laporan akhir

    penelitian, publikasi hasil penelitian dalam

    seminar nasional/ prosiding.

    Bertanggung jawab terhadap hasil

    pelaporan penelitian mulai dari laporan

    harian, laporan kemajuan, laporan akhir dan

    penggunaan anggaran penelitian

    Marlizar, SE, MM

    Membantu ketua dalam proses

    pengambilan data, pengumpulan data,

    analisis data, penyusunan interpretasi data,

    dan penyusunan laporan penelitian.

    111098205

    Membantu ketua dalam persiapan

    instrument penelitian, perlengkapan

    penelitian, dan instrument penunjang.

    Membantu ketua dalam penyusunan

    laporan akhir penelitian, publikasi hasil

    penelitian dalam seminar nasional/ prosiding.

    Turut bertanggung jawab terhadap hasil

    pelaporan penelitian mulai dari laporan

    harian, laporan kemajuan, laporan akhir dan

    penggunaan anggaran penelitian

    1

    Universitas

    Muhammadiyah

    Aceh

    Ekonomi 12 jam/minggu

    2

    Universitas

    Muhammadiyah

    Aceh

    Ekonomi 10 jam/minggu

  • 25

    Lampiran 4.

    Biodata Ketua Penelitian

    A. Identitas Diri

    1 Nama Lengkap : Surna Lastri, SE. M.Si

    2 Jenis Kelamin: Perempuan

    3 Jabatan Fungsional: Asisten Ahli

    4 NIP/NIK/Identitas lainnya: 19740221 200801 2 001

    5 NIDN: 0121027402

    6 Tempat dan Tanggal Lahir: Samadua, 21 Februari 1974

    7 E-mail: [email protected]

    9 Nomor Telepon/HP: 0811689748

    10 Alamat Kantor: Jl. Unmuha, No. 93 Batoh Banda Aceh

    11 Nomor Telepon/Faks: 0651-31053

    12. Mata Kuliah yg Diampu: 1. Pengantar Akuntansi

    2. Auditing

    3. Perpajakan

    4. Akuntansi Manajemen

    B. Riwayat Pendidikan

    C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir -

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

    S-1 S2 S3

    Nama Perguruan TinggiFE Universitas Muhammadiyah

    Aceh

    PPS Magister Akuntansi

    Universitas Syiah Kuala

    Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi

    Tahun Masuk-Lulus 2001 2003 2010-2013

    Judul

    Skripsi/Tesis/Disertasi

    Analisis Penerapan Aplikasi

    Akuntansi Quick Books pada

    Koalisi NGO HAM Aceh

    Manajemen Fundraising LSM

    Aceh dalam mendukung

    pendanaan dan keberlajutan

    organisasi

    Nama

    Pembimbing/PromotorH. Aliamin, SE, M.Si. Ak, Dr. Hasan Basri, M.Com

    Drs. Maimun, NH Dr, Darwanis, M.Si, Ak

  • 26

    E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

    No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

    Nomor/Tahun

    1

    Analisa Pengakuan Pendapatan Dan Beban

    Serta Pengaruhnya Pada Laporan Keuangan Di

    Lp3i Banda Aceh. JAM

    Vol 2.No.2 /ISSN:

    2087- 9776

    2

    Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada

    Lembaga Keuangan Syariah (Lks) Koperasi

    Syariah Baitul Qiradh Badan Zakat Nasional

    Madani Kec. Darul Imarah Ace Besar

    JAM Vol 3.No.1 /ISSN:

    2087- 9776

    3 Lsm Dan Manajemen Fundraising (Suatu

    Kajian Literatur). JAM

    Vol 4.No.2 /ISSN:

    2087- 9776

    4

    Kemampuan Fundraising Lsm Dalam

    Mendukung Pendanaan Dan Keberlanjutan

    Organisasi (Study Kasus Pada LSM Marifad

    Banda Aceh)

    Prosiding Seminar,

    Workshop, Call for

    Paper & Student

    Colloquium

    ISBN: 978- 602-

    274- 013-1

    F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah /

    Seminar Judul Artikel Ilmiah

    Waktu dan

    Tempat

    1 Konferensi Ilmiah Akuntansi

    II

    Kemampuan

    Fundraising Lsm

    Dalam Mendukung

    Pendanaan Dan

    Keberlanjutan

    Organisasi (Study

    Kasus Pada LSM

    Marifad Banda Aceh)

    Kampus UPN

    Veteran Jakarta

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan saya, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

    persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

    Banda Aceh, 27 April 2015

    Pengusul

    (Surna Lastri, SE, M.Si)

  • 27

    Biodata Anggota Tim Peneliti

    A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap : Marlizar, SE, MM

    2 Jenis Kelamin : Laki-laki

    3 Jabatan Fungsional :

    4 NIP/NIK/Identitas

    lainnya

    : 19820911 2013 06 1 001

    5 NIDN : 0111098205

    6 Tempat dan Tanggal

    Lahir

    : Desa Baru, 11 September 1982

    7 E-mail : [email protected]

    9 Nomor Telepon/HP : 085260770076

    10 Alamat Kantor : Jl. Unmuha, No. 93 Batoh Banda Aceh

    11 Nomor Telepon/Faks : 0651-31053

    12 Mata Kuliah yg Diampu : Metode Penelitian Bisnis

    Manajemen Keuangan

    Sistem Informasi Manajemen

    B. Riwayat Pendidikan

    S-1 S2 S3

    Nama Perguruan

    Tinggi

    Fakultas Ekonomi

    Unsyiah

    Magister Manajemen

    PPS Unsyiah

    Bidang Ilmu Manajemen Manajemen

    Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2008-2012

    Judul

    Skripsi/Tesis/Disertasi

    Pengaruh

    Pengumuman Rugi

    terhadap asimetri

    Informasi pada

    Perusahaan

    Manufaktur di Bursa

    Efek Jakarta

    Analisis Faktor-faktor

    yang mempengaruhi

    keputusan masyarakat

    menjadi nasabah Bank

    Syariah Mandiri

    Banda Aceh

    Nama

    Pembimbing/Promotor Faisal, SE, M.Si, MA

    Dr. Hafasnuddin, SE,

    MBA/

    Dr. Nurdasila

    Darsono, SE, MM

    C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Jml (Juta Rp)

    1 2014

    Suvey Indeks Kepuasan

    Masyarakat (IKM) pada 25

    unit pelayanan di

    Kabupaten Pidie Jaya

    LOGICA 2 -

    Australia Aid 200,000,000

  • 28

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Pengabdian kepada

    Masarakat Pendanaan

    Jumlah

    (Juta Rp)

    1 2014

    Pemasaran Sosial Program

    PLPBK (Program

    Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis

    Kominitas) Gampong Lueng

    Ie Kec. Krueng Barona Jaya

    PNPM Mandiri

    Perkotaan Kab. Aceh Besar

    50.000.000

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan saya, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

    persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

    Banda Aceh, 27 April 2015

    Pengusul

    (Marlizar, SE, MM)