05-Pedoman Umum Pemanfaatan Asbuton

download 05-Pedoman Umum Pemanfaatan Asbuton

of 38

Transcript of 05-Pedoman Umum Pemanfaatan Asbuton

Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton1PEDOMANKonstruksidanBangunanPemanfaatan AsbutonBuku 1UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL BINA MARGANo: 001 01 / BM / 2006Buku 1: Pedoman Pemanfaatan AsbutoniBuku 1: Pedoman Pemanfaatan AsbutoniiDaftar IsiPrakata i-vDaftar Isi ii-vDaftar Tabel iii-vDaftar Gambar iii-vPendahuluan iv-v1. Ruang Lingkup 1-12. Istilah dan Definisi 1-23. Asbuton 1-23.1. Deposit Asbuton 1-33.2. Karakteristik Asbuton 1-43.3. Asbuton Untuk Bahan Jalan 1-53.3.1. Asbuton butir 1-63.3.2. Asbuton hasil ekstraksi 1-83.4. Manfaat Asbuton Sebagai Bahan Campuran 1-93.4.1. Kelebihan penggunaan Asbuton secara teknik 1-103.4.2. Kelebihan penggunaan Asbuton secara finansial 1-114. Pengelolaan Lingkungan Pada Pelaksanaan Konstruksi 1-144.1. Umum 1-144.2. Mobilisasi dan demobilisasi 1-144.3. Transportasi dan penanganan 1-144.4. Pemeliharaan lalu lintas 1-154.5. Bahan dan penyimpanan 1-154.6. Pekerjaan pembersihan 1-154.7. Aspek lingkungan hidup 1-164.8. Galian 1-194.9. Lapis Ikat dan Lapis Resap Ikat 1-194.10. Ketentuan Instalasi Pencampur 1-194.11. Pemeliharaan jalan samping dan jembatan yang digunakan 1-194.12. Pemeliharaan untuk keamanan lalu lintas 1-195. Permasalahan pada perencanaan dan pelaksanaan 1-205.1. Perrmasalahan Perencanaan 1-205.1.1. Pengaruh peralatan 1-205.1.2. Pengaruh pelaksanaan 1-225.2. Permasalahan pelaksanaan 1-235.2.1. Pengaruh peralatan 1-235.2.2. Pengaruh pelaksanaan 1-30Buku 1: Pedoman Pemanfaatan AsbutoniiiDaftar TabelTabel 1.1 :Perkiraan Deposit Asbuton di daerah Lawele dan sekitarnya 1-4Tabel 1.2 :Sifat fisik aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele 1-4Tabel 1.3 :Sifat kimia aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele 1-5Tabel 1.4 :Komposisi kimia mineral Asbuton Kabungka dan Lawele 1-5Tabel 1.5 :Jenis pengujian dan persyaratan Asbuton Butir 1-7Tabel 1.6 :Persyaratan Aspal Dimodifikasi Dengan Asbuton 1-9Tabel 1.7 :Persyaratan Bitumen Asbuton Modifikasi 1-10Tabel 1.8 :Perbandingan Proporsi Bahan dan Perkiraan Biaya Per TonCampuran Beraspal Panas Lapis Permukaan, ACWC (LokasiJawa Barat)1-12Tabel 1.9 :Contoh Perhitungan Overlay 1-13Daftar GambarGambar1.1 :Ilustrasi deposit Asbuton1-2Gambar1.2 :Peta lokasi sebaran asbuton1-3Gambar1.3a :Ilustrasi pengolahan Asbuton padat dengan nilai penetrasibitumen rendah (< 10 dmm) menjadi Asbuton Butir1-7Gambar1.3b :Ilustrasi pengolahan Asbuton padat dengan nilai penetrasibitumen tinggi (> 10 dmm) menjadi Asbuton Butir1-8Gambar1.4 :Peningkatan Modulus Resilien campuran beraspal panasyang menggunakan berbagai Tipe Asbuton Butir1-10Gambar1.5 :Deformasi Plastis1-21Gambar1.6 :Retak1-22Gambar1.7 :Tempat penimbunan agregat yang terlindung tapi tercampur1-23Gambar1.8 :Agregat pada Bin Dingin tanpa penyekat/pembatas1-24Gambar 1.9a :Penyumbatan akibat agregat basah1-24Gambar 1.9b :Salah satu bukaan Bin Dingin yang rusak1-25Gambar 1.10 :Asap hitam keluar dari cerobong pembuangan1-26Gambar 1.11 :Kemiringan drum pengering agregat tidak sesuai persyaratan1-26Gambar 1.12 :Kondisi saringansudah ada yang rusak dantidak sama1-27Gambar 1.13 :Bin Panas1-28Gambar 1.14 :Pedal dan dinding pencampur (mixer/pugmill) tidak terawat1-29Gambar 1.15 :Pengisian campuran beraspal ke alat penghampar berlebih1-31Gambar 1.16 :Pekerjaan perapihan dengan penebaran secara manual1-31Gambar 1.17 :Pekerjaan perapihan dengan penebaran secara manual1-32Buku 1: Pedoman Pemanfaatan AsbutonivPendahuluanPenyusunanbukuPedomanPemanfaatanAsbutonini, dimaksudkanuntukmembantudalammemperbaikidan meningkatkanpemahamantentangpenggunaanAsbutonuntukpekerjaan perkerasan beraspal, baik untuk campuran beraspal panas maupun campuranberaspal dingin. Denganbukupedomanini, diharapkandapat memberikanketeranganyangcukupbagi perencanadanpelaksanadalammerencanakandanmelaksanakanpekerjaan perkerasan beraspal yang menggunakan Asbuton sehingga didapatkan kinerjaperkerasan beraspal sesuai dengan perencanaan.Buku Pedoman Pemanfaatan Asbuton ini disajikan dalam 6 buku, dengan ruang lingkupsebagai berikut:- Buku 1. UmumMenguraikan tentang deposit, sifat bitumen dan mineral asbuton, perkembangan danprospek pemanfaatannya, illustrasi pengolahan asbuton serta menguraikan jenis-jenisAsbuton olahan sebagai bahan campuran beraspal. Di samping itu, menguraikan jugakeunggulan penggunaan Asbuton secara teknik serta gambaran manfaat secarafinansial.Buku 1 ini menguraikan juga hal-hal yang penting dalam pengelolaan lingkungan padasaat pelaksanaan konstruksi perkerasan beraspal, serta permasalahan padaperencanaan dan pelaksanaan.- Buku 2. Pengambilan dan pengujian bahan serta pengujian campuran beraspalMenguraikan tata cara pengambilan contoh bahan, pengujian bahan (aspal danagregat) dan pengujian campuran atau lapis beraspal. Tata cara pengambilan contohbahan dan cara pengujian tersebut, diuraikan secara ringkas dan hal ini diperlukanuntuk menentukan sifat-sifat bahan yang menjadi parameter mutu, baik bahan yangakan atau telah digunakan dapat dievaluasi.- Buku 3. Campuran beraspal panas dengan asbuton olahanMenguraikan persyaratan bahan, campuran, hasil pelaksanaan dan persyaratanperalatan. Disampingitu, menguraikanjugatatacarapembuatanformulacampuranrencana, formulacampurankerjasertatatacarapelaksanaanpencampurandi unitpusat pencampur, pelaksanaanpenghamparan, pelaksanaanpemadatandantatacara pengendalian mutu pekerjaan campuran beraspal panas dengan Asbutonolahan.- Buku 4. Campuran beraspal hangat dengan Asbuton ButirMenguraikan tentang persyaratan bahan, campuran, hasil pelaksanaan danpersyaratan peralatan. Disamping itu, menguraikan juga tata cara pembuatan formulacampuran rencana, formula campuran kerja serta tata cara pelaksanaanpencampuran beraspal hangat dengan Asbuton Butir di unit pusat pencampur,pelaksanaanpenghamparan, pelaksanaanpemadatandantatacarapengendalianmutu pekerjaan.- Buku 5. Campuran beraspal dingin dengan Asbuton Butir dan peremaja Emulsipersyaratan bahan, campuran, hasil pelaksanaan dan persyaratan peralatan.Disampingitu, menguraikanjugatatacarapembuatanformulacampuranrencana,formulacampurankerjasertatatacarapelaksanaanpencampuranberaspal dingindengan Asbuton Butir dan peremaja aspal emulsi di tempat pencampur, pelaksanaanpenghamparan, pelaksanaan pemadatan dan tata cara pengendalian mutu pekerjaan.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbutonv- Buku 6. Lapis penetrasi macadam AsbutonMenguraikan tentang perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan lapis penetrasiMacadam sebagai lapis permukaan atau lapis aus yang dihampar dan dipadatkan diatas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai denganSpesifikasi Umum dan yang ditetapkan dalam Gambar Rencana.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton1Buku 1U m u m1. Ruang LingkupCampuran beraspal merupakan bagian perkerasan lentur yang terletak di bagian atasataudiataslapispondasi. Karenaletaknyadi bagianatasmakacampuranberaspalharus tahan terhadap pengausan akibat beban roda kendaraan dan pengaruhlingkungan (panas matahari dan air hujan). Disamping itu, campuran beraspal dituntutuntukmemiliki kekutanyangbaiksehinggadapat mengeliminasi teganganvertikalyangterjadi padapondasi sampai ketanahdasar sehinggateganganyangterjaditidak menimbulkan deformasi berlebih.Untukitu, agar campuranberaspal sesuai yangdiharapkanmakakomposisi bahandalamcampuran beraspal terlebih dahulu harus direncanakan sehingga setelahterpasang diperoleh perkerasan beraspal yang memenuhi kriteria sebagai berikut:o Stabilitas yang cukup, yaitu lapisan campuran beraspal harus mampu mendukungbebanlalu-lintasyangmelewatinyatanpamengalami deformasi permanendandeformasi plastis selama umur rencana.o Durabilitasataukeawetanyangcukup, yaitulapisancampuranberaspal harusmampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim, serta gesekan antararoda kendaraan dengan permukaan perkerasan jalan.o Kelenturanataufleksibilitasyangcukup, yaitulapisancampuranberaspal harusmampumenahanlendutanakibat bebanlalu-lintasdanpergerakandari pondasiatau tanah dasar tanpa mengalami retak.o Cukupkedapair, yaitu lapisancampuranberaspal cukupkedapair sehinggatidak ada rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya.o Kekesatanyangcukup, yaitucampuranberaspal untuklapispermukaanharuscukup kesat terutama pada kondisi basah, sehingga tidak membahayakanpemakai jalan (kendaraan tidak tergelincir atau selip).o Ketahananterhadapkelelahan, yaitulapisancampuranberaspal harusmampumenahan beban berulang dari beban lalu-lintas tanpa terjadi kelelahan retak danalur selama umur rencana.o Kemudahankerja, yaitulapisancampuranberaspal harusmudahdilaksanakan,mudah dihamparkan dan dipadatkan.Berdasarkan kriteria di atas, maka salah satu alternatif untuk meningkatkan stabilitasdan durabilitas sehingga dapat meningkatkan umur kelelahan adalah denganmenggunakan Asbuton sebagai bahan campuran beraspal.Pada Buku 1 ini merupakan bagian dari pedoman penggunaan asbuton yangmenguraikan tentang deposit, sifat bitumen dan mineral asbuton, perkembangan danprospek pemanfaatannya, illustrasi pengolahan asbuton serta menguraikan jenis-jenisAsbuton olahan sebagai bahan campuran beraspal.Di sampingitu, menguraikanjugakeunggulanpenggunaanAsbutonsecarateknikserta contoh keunggulan secara finansial untuk wilayan Jawa Barat.Buku 1 ini menguraikan juga hal-hal yang penting dalam pengelolaan lingkungan padasaat pelaksanaan konstruksi perkerasan beraspal.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton22. Istilah Dan Definisi2.1asbuton (aspal batu buton)aspal alam dari Pulau Buton yang berbentuk padat2.2asbuton butiraspal alamdari PulauButonyangberbentukbutiranhasil pengolahandenganukuranbutir, kadar air, kadar bitumen dan nilai penetrasi bitumen tertentu2.3aspal yang dimodifikasi asbutonaspal keras pen 60 yang dicampur atau dimodifikasi dengan asbuton hasil ekstraksi tetapimasih mengandung mineral2.4bitumen asbuton yang dimidifikasibitumen hasil ekstraksi Asbuton yang dicampur atau dimodifikasi dengan minyak berat.3. AsbutonAsbutonadalahaspal alamyangterdapat di pulauButon, Sulawesi Tenggarayangselanjutnyadikenal denganistilahAsbuton. AsbutonatauAspal batuButonini padaumumnya berbentuk padat yang terbentuk secara alami akibat proses geologi. Prosesterbentuknya asbuton berasal dari minyak bumi yang terdorong muncul ke permukaanmenyusup di antara batuan yang porous.KandunganbitumenpadaAsbutonbervariasi danilustrasi deposit asbutondisajikanpada Gambar 1.1.Gambar 1.1. Ilustrasi deposit AsbutonBuku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton33.5. Deposit AsbutonAspal alamyangtersediadi PulauButonmempunyai cadanganyangsangatbesar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Deposit Asbuton tersebardari teluk Sampolawa sampai dengan teluk Lawele sepanjang 75 km dengan lebar12 km (Gompul, 1991) ditambah wilayah Enreke yang termasuk wilayahkabupatenMuna. Ilustrasi lokasi deposit aspal alam, diperlihatkanpadaGambar1.2.Dari eksplorasi yang dilakukan Alberta Research Council di daerah Lawele(Supriyadi S., Alberta Research Council,1989) pada 132 titik pengeborandiperoleh hasil bahwa ketebalan asbuton berkisar antara 9 meter sampai 45 meteratauketebalanrata-rata29,88meterdengantebal tanahpenutup017meteratau rata-rata tebal tanah penutup 3,47 meter pada luas daerah pengaruh asbuton1.527.343,5 m2.Gambar 1.2. Peta lokasi sebaran asbutonData tersebut ditunjang pengkajian lanjutan yang dilakukan oleh KPNBhumiDharma, Bidangwilayahpertambangandanenergi propinsi Sulawesi Tenggara(1997) serta data satelit (Kurniadji, 2003), memperlihatkan cadangan aspal alamtotaladalahsekitar 677,247juta tonyangtersebardi willayah Waesiu0,100jutaton, Kabungka 60 juta ton, Winto 3,2 juta ton, Winil 0,600 juta ton, Lawele 210,283juta ton, Siantopina 181,25 juta ton, Ulala 47,089 juta ton, Enreko 174,725 juta ton.Data tersebut menunjukkan perkiraan cadangan Asbuton terbesar ternyataterdapatdi wilayahLaweleyangsebagianbesarmempunyaikadaraspaldi atas25% aspal alam dengan lokasi dan jumlah dugaan cadangan seperti diperlihatkanpada Tabel 1.1.Dari sekian banyak lokasi deposit Asbuton, hanya lokasi penambangan Kabungkasaja yang telah ditambang dan dimanfaatkan, daerah lokasi penambangan lainnyaseperti daerah Lawele, baru dalam tahap eksplorasi dan sedikit pemanfaatan.Oleh karena itu sejauh ini rekayasa perkerasan jalan di Indonesia hanya mengenalaspal alamdengankarakteristik Asbutondari Kabungka. SecaraumumdapatdibedakanduajenisAsbutondengankarakteristikberbedayaitubersifat kerasseperti dari Kabungka dan bersifat relatif lunak dari Lawele.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton4Tabel 1.1. Perkiraan Deposit Asbuton di daerah Lawele dan sekitarnyaNo. LokasiLuas(m2)Tebal(m)Kadar aspal (%)Deposit(juta ton)1. Batuawu 550.000 76,1 20 40 60,692. Mempenga 280.000 72 20 30 29,2323. Langunturu 420.000 61 20 25 37,1494. Kabukubuku 570.000 50 20 35 41,3255. Wangkaburu 460.000 62,8 20 - 35 41,8886. Siantopina 5000.000 25 Belum diketahui 181,257. Ulala 1.500.000 21,65 Belum diketahui 47,089Sumber : Kurniadji,(1993)Dari hasil eksplorasi, di daerahLawelemempunyai jenis Asbutonlunak yangtertutup dengan lapisan tanah (overburden) rata-rata antara 0sampai 4,9 meter.Dari uraiandi atas menunjukkanbahwacadanganAsbutonterbesar di pulauButonterdapat di daerahLaweledenganmutuaspal yangtinggi, yangperludilakukanadalahteknologi yangtepat sehinggaaspal alamdari Laweledapatdimanfaatkandalam pekerjaan perkerasan jalan beraspal dengan hasil maksimal.Selanjutnya dari hasileksplorasi juga menyebutkan bahwa telah terjadi beberapahambatanuntuk melaksanakanpengeboran, salah satunya adalah lengketnyamata bor dengan asbuton, kemungkinan hal tersebut terjadi karena sangatlunaknya asbuton di lapisan bawah.3.6. Karakteristik AsbutonSeperti telahdiketahui, di dalamAsbutonterdapat duaunsurutama, yaituaspal(bitumen) dan mineral. Didalampemanfaatannyauntukpekerjaanperaspalan,kedua unsur tersebut akan sangat dominan mempengaruhi kinerja dari campuranberaspal yang direncanakan.Hasil pengujianfisikdananalisiskimiadari mineral danbitumenAsbutonhasilekstraksi, dari deposit di lokasi KabungkadanLawelediperlihatkanpadaTabel1.2. danTabel 1.3.Tabel 1.2. Sifat fisik aspal Asbuton dari Kabungka dan LaweleHasil PengujianJenis pengujianAsbuton padatdari KabungkaAsbuton padatdari LaweleKadar aspal,% 20 30,08Penetrasi, 25oC,100 gr, 5 detik,0,1 mm 4 36Titik lembek,oC 101 59Daktilitas, 25oC, 5cm/menit, cm < 140 >140Kelarutan dalam C2HCL3, % - 99,6Titik Nyala,oC - 198Berat Jenis 1,046 1,037Penurunan berat (TFOT), 163oC, 5 jam - 0,31Penetrasi setelah TFOT, % asli - 94Titik Lembek setelah TFOT,oC - 62Daktilitas setelah TFOT, cm - >140Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton5Tabel 1.3. Sifat kimia aspal Asbuton dari Kabungka dan LaweleHasil PengujianJenis pengujianAsbuton padatdari KabungkaAsbuton padatdari LaweleNitrogen (N),% 29,04 30,08Acidafins (A1), % 9,33 6,60Acidafins (A2), % 12,98 8,43Parafin (P), % 11,23 8,86Parameter Maltene 1,50 2,06Nitrogen/Parafin, N/P 2,41 3,28Kandungan Asphaltene, % 39,45 46,92Dilihat dari komposisi kimianya, aspal Asbuton dari kedua daerah deposit memilikisenyawa Nitrogen base yang tinggi dan parameter malten yang baik.Hal tersebut mengindikasikan bahwa Asbuton memiliki pelekatan yang baikdengan agregat dan keawetan yang cukup. Namun dilihat dari karakteristik lainnyaAsbutondari Kabungkamemiliki nilai penetrasi yangrelatif rendahdibandingkandengan Asbuton dari Lawele.Mineral Asbutondidominasi olehGlobigerineslimestoneyaitubatukapuryangsangat halusyangterbentukdari jasadrenikbinatangpurbaforaminiferamikroyang mempunyai sifat sangat halus, relatif keras berkadar kalsium tinggi dan baiksebagai filler padacampuranberaspal. Hasil pengujiananalisis kimiamineralAsbutonhasil ekstraksi, dari lokasi KabungkadanLawelediperlihatkanpadaTabel 1.4.Tabel 1.4. Komposisi kimia mineral Asbuton Kabungka dan LaweleHasil PengujianSenyawaAsbuton darikabungkaAsbuton dariLaweleCaCO386,66 72,90MgCO31,43 1,28CaSO41,11 1,94CaS 0,36 0,52H2O 0,99 2,94SiO2 5,64 17,06Al2O3 + Fe2O31,52 2,31Residu 0,96 1,053.7. Asbuton Untuk Bahan JalanJenis-jenisasbutonyangtelahdiproduksi, baiksecarafabrikasi maupunsecramanual pada tahun-tahun belakangan ini adalah Asbuton butir atau mastikAsbuton, Aspal yangdimodifikasi denganAsbutondanBitumenAsbutonhasilekstraksi yang dimodifikasi.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton63.3.1. Asbuton butirAsbutonbutir adalahhasil pengolahandari Asbutonberbentuk padat yangdipecah dengan alat pemecah batu (crusher) atau alat pemecah lainnya yang sesuaisehingga memiliki ukuran butir tertentu. Adapun bahan baku untuk membuatAsbuton butir ini dapat asbuton padat dengan nilai penetrasi bitumen rendah ( 10 dmm) menjadi Asbuton Butir3.3.2. Asbuton hasil ekstraksiEkstraksi Asbuton dapat dilakukan secara total hingga mendapatkan bitumenAsbutonmurni atauuntukmemanfaatkankeunggulanmineral asbutonsebagaifiller, ekstraksi dilakukan hingga mencapai kadar bitumen tertentu. Produkekstraksi Asbutondalamcampuranberaspal dapat diigunakansebagai bahantambah(aditif) aspal atausebagai bahanpengikat sebagaimanahalnyaaspalstandar siap pakai atau setara aspal keras.Bahan baku untuk membuat aspal hasil ekstraksi Asbuton ini dapat dilakukan dariasbuton dengan nilai penetrasi rendah (misal asbuton eks Kabungka) atauasbuton dengan nilai penetrasi tinggi (misal asbuton eks Lawele).Bahan pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi asbuton diantaranya adalahkerosin, algosol, naptha, normal heptan, asam sulfat dan trichlor ethylen (TCE).Terdapat beberapa produk hasil ekstraksi (refine) Asbuton dengankadar/kandungan bitumen antara 60 hingga 100%. Apabila bitumen hasil ekstraksiyang keras (penetrasi rendah) maka untuk membuat bitumentersebut setaradengan aspal keras Pen 40 dan Pen 60 dapat dilunakkan dengan bahan pelunak(minyak berat) dengan komposisi tertentu.HasilekstraksiAsbuton yangmasih memilikimineralantara50% sampaidengan60%, agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat masih memerlukanpelunak atauperemajasehinggayangselamaini telahdigunakandilapanganadalahdenganmencampuranhasil ekstraksi tersebut denganAspal Kerasataudikenal denganistilahAspal YangDimodifikasi DenganAsbuton. PersyaratanAspal keras yang yang dimodifikasi dengan Asbuton diperlihatkan pada Tabel 1.6.Adapun Bitumen Asbuton hasil ekstraksi dengan kadar/kandungan bitumen 100%atau Bitumen Asbuton Modifikasi yang memiliki nilai penetrasi berkisar antara 40Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton9dmm sampai dengan 60 dmm, harus memenuhi persyaratan sesuai yangdiperlihatkan pada Tabel 1.7.Tabel 1.6. Persyaratan Aspal Yang Dimodifikasi Dengan AsbutonNo. Jenis Pengujian Metode Persyaratan1. Penetrasi, 25 C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 602. Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 Min. 553. Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min. 2254. Daktilitas; 25 C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 505. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,06. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat RSNI M-04-2004 Min. 907. Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat SNI 06-2440-1991 Maks. 18. Penetrasi setelah kehilangan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 559. Daktilitas setelah TFOT, cm SNI 06-2432-1991 Min. 2510 Mineral Lolos Saringan No. 100, % * SNI 03-1968-1990 Min. 90Catatan : * Hasil EkstraksiTabel 1.7. Persyaratan Bitumen Asbuton ModifikasiNo. Jenis Pengujian Metode Persyaratan1. Penetrasi, 25oC; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 602. Titik Lembek,oC SNI 06-2434-1991 Min. 553. Titik Nyala,oC SNI 06-2433-1991 Min. 2254. Daktilitas; 25oC, cm SNI 06-2432-1991 Min. 1005. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,06 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat RSNI M-04-2004 Min. 997. Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat SNI 06-2440-1991 Maks. 18 Penetrasi setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 659 Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991 Min. 503.8. Manfaat Asbuton Sebagai Bahan Campuran BeraspalSebagaimana diuraikan pada Butir 4.2, bahwa Asbuton memiliki kelebihan, yaitu:kandunganNitrogendanParameterMalteneyangrelatif tinggi sertakandunganmineral kapur dan silika. Pengaruh dari sifat tersebut maka secara teknik apabilaAsbuton digunakan sebagai bahan campuran beraspal, maka campuran beraspaltersebut akanmeningkat sifat tekniknya. Sejalandengannaiknyakarakteristikcampuran beraspal terbut, maka secara finansial pun untuk wilayah-wilayahtertentu kemungkinan akan lebih ekonomis. Hal tersebut sangat tergantungterhadap harga aspal keras pada suatu wilayah. Di bawah ini diuraikan kelebihansecara teknik penggunaan Asbuton sebagai bahan campuran beraspal panas dandiuraikancontohpenggunaanAsbutonsebagaibahancampuranberaspal panasdi daerah Jawa Barat yang mana secara finansial masih kompetitif (cukupekonomis) bila dibandingkan dengan harga campuran beraspal yang tanpamenggunakan Asbuton.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton103.4.1. Kelebihan penggunaan Asbuton secara teknikBerdasarkan hasil kajian dilaboratorium, diperoleh bahwa untuk pembuatancampuran beraspal panas dengan menggunakan Asbuton Butir, Aspal yangdimodifikasi AsbutondanBitumenAsbutonmodifikasi memiliki kelebihansecarateknikyaitusebagaimanaditunjukkandenganbesaranmekanistik,yaituModulusResilien(MR) atauModulusElastisitas(E). MakinbanyakpenambahanAsbuton(khususnyauntuk jenisAsbutonButir) makaModulus Resilien(MR) campuranberaspal makin tinggi (lihat Gambar 1.4a).Apabilamembatasi penggunaanAsbutonButir sehinggaModulusResilientidakterlampautinggi yang dapat mengakibatkancampuranberaspal mudahpatahkarena tebal nominalnya hanya 4 cm (misal untuk ACWC), khususnya untuk lapistambah (overlay). Untuk itu, Modulus Resilien campuran beraspal yangmenggunakan Asbuton ditetapkan maksimum2,5 kali Modulus Resilien lapispermukaanberaspal jalanexisting(umumnyaberkisar antara1500MPa). JadiModulus Resilien campuran beraspal yang menggunakan Asbutonmaksimumsebesar 3750 MPa.Berdasarkanuraiandi atas, makapadaGambar 5.4diperolehbahwaproporsimaksimum masing-masing tipe Asbuton Butir adalah Tipe 5/20 sebanyak 5%, Tipe15/20 sebanyak 7%, Tipe 15/25 sebanyak 8,5% dan Tipe 20/25 sebanyak 10,5%.Adapun untuk campuran beraspal panas yang menggunakan Aspal yangdimodifikasi Asbuton atau yang menggunakan Bitumen Asbuton Modifikasi apabiladibandingkan dengan campuran beraspal panas yang hanya menggunakan AspalPen 60, maka kedua campuran beraspal tersebut memiliki Modulus Resilien (MR)sekitar 1,5 kali dari Modulus Resilien (MR) campuran beraspal panas yang hanyamenggunakan Aspal Pen 60 (umumnya sebesar 2500 MPa).Untukseluruhcampuranberaspal panasyangmenggunakanAsbutonmemilikiketahananterhadapterjadinyaalur denganditunjukkandengannilai StabilitasDinamis hasilpengujian dengan alat Wheel TrackingMachine dengan besaran >2500 lintasan/mm.123456789101112132.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000Modulus (MPa)ProporsiTipeAsbutonButir(%ThpBeratTotalMix)T 5/20 T 15/20 T 15/25 T 20/25 LimitasiKeterangan:- T 5/20 : Asbuton butir Tipe 5/20- T 15/20 : Asbuton butir Tipe 15/20- T15/25: Asbuton butir Tipe 15/25- T 20/25 : Asbuton butir Tipe 20/25Gambar 1.4. Peningkatan Modulus Resilien campuran beraspal panas yangmenggunakan berbagai Tipe Asbuton ButirBuku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton113.4.2. Kelebihan penggunaan Asbuton secara finansialSesuai kajian teknik tentang kelebihan penggunaan Asbuton sebagai bahancampuran beraspal sebagaimana diuraikan pada Butir 4.4.1, maka pada Tabel 1.8di uraikanperbandinganantarabiayamasing-masingjeniscampuranberaspalyang menggunakan Asbuton pada setiap tonnya dengan biaya campuran beraspalpanas yang tanpa menggunakan Asbuton (contoh untuk lokasi Jawa Barat). PadaTabel 1.8, terlihat bahwa apabila membandingkan harga pada setiap tonnya makahanya harga campuran beraspal yang menggunakan Asbuton Butir Tipe 5/20 yanglebih murah dari pada campuran beraspal yang tanpa menggunakan Asbuton.Apabila memperhatikan Tabel 1.9, yaitu dengan menggunakan contoh perhitunganoverlay maka ditinjau dari kekuatan maka untuk umur rencana yang sama (misal 5tahun) campuran beraspal yang menggunakan Asbuton dapat mereduksiketebalan lapis tambah sehingga lebih ekonomis. Besarnya reduksi Aspal Pen 60,Agregat dan biaya konstruksi untuk masing-masing jenis campuran beraspalpanas yang menggunakan Asbuton adalah berturut-turut sebagai berikut:1. ACWC denganTipe 5/20: 16,7%; 4,3%; dan 13,5%2. ACWC dengan Tipe 15/20: 23,3%; 6,0%; dan 13,4%3. ACWC dengan Tipe 15/25: 35,4%; 6,8%; dan 14,0%4. ACWC dengan Tipe 20/25: 43,8%; 8,4%; dan 13,1%5. ACWC dengan Aspal Yang Dimodifikasi Asbuton: 20,0%; 0,3%; dan 8,1%6. ACWC dengan Bitumen Asbuton Modifikasi: 100%; 0%; dan 4%.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton12Tabel 1.8. Perbandingan Proporsi Bahan dan Perkiraan Biaya Per Ton Campuran Beraspal Panas Lapis Permukaan, ACWC (Lokasi Jawa Barat)% 6 94 5 5 90 4,6 7 88,4 3,875 8,5 87,625 3,375 10,5 86,125Ton 0,06 0,94 0,05 0,05 0,90 0,046 0,07 0,88 0,03875 0,085 0,88 0,03375 0,105 0,86ASUMSI BIAYA 4.250.000 1.000.000 1.250.000BAHAN PER TON : 250.000 1.100.000 1.300.000- Biaya Bahan 255.000 235.000 212.500 50.000 225.000 195.500 77.000 221.000 164.688 106.250 219.063 143.438 136.500 215.313- Campuran2. BIAYA BAHAN DANCAMPURANASB TIPE20/25 (Rp)AGREGAT(Rp)490.000 487.500 493.500 490.000 495.250ASPALPEN 60(Rp)ASB TIPE15/25 (Rp)AGREGAT(Rp)ASPALPEN 60(Rp)AGREGAT(Rp)ASPALPEN 60(Rp)ASB TIPE15/20 (Rp)AGREGAT(Rp)ASPALPEN 60(Rp)AGREGAT(Rp)ASPAL PEN60 (Rp)ASB TIPE5/20 (Rp)ASPALPEN 60ASB TIPE20/25 (Ton)AGREGAT(Ton)ASPAL PEN 60 = Rp. ASBUTON T 5/20 = Rp. ASBUTON T 15/25 = Rp.AGREGAT = Rp. ASBUTON T 15/20 = Rp. ASBUTON T 20/25 = Rp.AGREGAT(Ton)ASPALPEN 60(Ton)ASB TIPE15/25 (Ton)AGREGAT(Ton)ASB TIPE5/20 (Ton)AGREGAT(Ton)ASPALPEN 60(Ton)ASB TIPE15/20 (Ton)1. PROPORSI BAHAN DANCAMPURANASPALPEN 60(Ton)AGREGAT(Ton)ASPAL PEN60 (Ton)ACWC DGN ASPAL PEN 60 + ASBTIPE 15/25 (8,5%)ACWC DGN ASPAL PEN 60 + ASBTIPE 20/25 (10,5%)ACWC-P60 ACWC-T5/20 ACWC-T15/20 ACWC-T15/25 ACWC-T20/25URAIANACWC DGN ASPALPEN 60 (6%)ACWC DGN ASPAL PEN 60 + ASBTIPE 5/20 (5%)ACWC DGN ASPAL PEN 60 + ASBTIPE 15/20 (7%)% 6 94 6,3 93,7 6 94Ton 0,06 0,94 0,063 0,937 0,06 0,944.500.0005.000.000- Biaya Bahan 255.000 235.000 283.500 234.250 300.000 235.000- Campuran2. BIAYA BAHAN DANCAMPURANBITUMENASBUTONMODIFIKASIAGREGAT (Rp)517.750 535.000ASPALDIMODIFIKASIAGREGAT(Rp)ASPAL DIMODIFIKASI ASBUTON = Rp.BITUMEN ASBUTON MODIFIKASI = Rp.ASPALDIMODIFIKASIAGREGAT(Ton)BITUMENASBUTONMODIFIKASIAGREGAT (Ton)ACWC DGN ASPALDIMODIFIKASIASBUTONACWC DGN BITUMENASBUTONMODIFIKASIASPALPEN 60(Rp)AGREGAT(Rp)490.000URAIANACWC DGN ASPALPEN 60 (6%)ACWC-P601. PROPORSI BAHAN DANCAMPURANASPALPEN 60(Ton)AGREGAT(Ton)Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton131. KEKUATAN STRUKTUR PERKERASAN RENCANA (DESIGN STRUKTURAL NUMBER, SNdes) :METODA AASHTO 1993- Lalu lintas rencana pada =design lane, UR = 5 Tahun- CBR tanah dasar = 6%a. Reliability (R) = 90% --> ZR = -1,282b. Overall standard deviation (S0), = 0,35c. Design serviceability loss (PSI = IP0 IPt).Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt) = 2,0Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana (IPo) = 4,2d. Modulus resilien efektif (effective resilient modulus) material tanah dasar (MR), = 9000psiCBR Tanah Dasar = 6,0%f. Log10 (75.000.000) = 7,477e. Hubungan antara lalu lintas dengan konstruksi perkerasanSN-design= 52. PERHITUNGAN OVERLAYa. KEKUATAN STRUKTUR PERKERASAN EXISTING-SN-exit = a1 x D1 + a2 x D2 x m + a3 x D3x mm = 0,9 (Drainase relatif baik)-Kondisi Permukaan Perkerasan Rusak SedangFktor Koreksi = 0,80-ACLama = 13,0cm = 5,12inci a1 0,40-BASE = 20,0cm = 7,87inci a2 0,13-SUBBSAE = 40,0cm = 15,75inci a3 0,10SN-exist = 4,0B. TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY)SN-overlay = SN-perlu - SN-exist = 1,0per m2ACWC-P60 0,400 - -ACWC-T5/20 0,460 0,8 (9.880)ACWC-T15/20 0,465 0,9 (9.790)ACWC-T15/25 0,465 0,9 (10.240)ACWC-T20/25 0,465 0,9 (9.565)ACWC DGN ASPALDIMODIFIKASI ASBUTON0,460 0,8 (5.948)ACWC DGN BITUMENASBUTON MODIFIKASI0,455 0,8 (2.941)Keterangan :1)= Bila lebar perkerasan 7 meterTabel 1.9 Contoh Perhitungan Overlay30.000.000 ESAa1-OVMODULUS(MPa)JENIS CAMPURAN ACWCSELISIH TEBAL DAN BIAYA DIANBINGKAN ACWCPEN 60BIAYA/m2(Rp)TEBAL (cm)D BIAYA (Rp.)per km1)2500 6,5 73.255D TEBAL(cm)3750 5,6 63.4653700 5,7 63.3753750 5,6 63.6903750 5,6 63.0153500 5,7 70.3143700 5,7 67.308(66.953.495)(41.632.500)(20.585.000)-(69.160.000)(68.528.871)(71.679.624)( )8.07 - ) (M log x 2.321 SN10940.40IP - IPPSIlog0.20 - 1) (SN log x 9.36 S x Z ) (W LogR 105.19f 01010 0 R 18 10+++((

+ + + =Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton144. Pengelolaan Lingkungan pada pelaksanaan konstruksi4.1. UmumPengelolaanlingkunganperludilakukanpadasetiaptahapankegiatanpekerjaan,namun sesuai dengan judul pedomanl ini, pembahasan tentang pelaksanaanpengelolaan lingkungan ini adalah terbatas hanya pada tahap pelaksanaankonstruksi.Selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan serta perbaikan setiap cacat mutupekerjaan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:a. Mempunyai perhatian penuh terhadap keselamatan seluruh karyawan yangberada dilapangan dan memelihara lokasi pekerjaan serta pekerjaan dalamkondisi yang memadai dari gangguan yang membahayakan personil.b. Menyediakandanmemeliharaataspenerangan, pagar, rambuperingatandanperhatian, kapan dan dimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan atau untukkeselamatan dan kenyamanan masyarakat atau lainnya.c. Menangani semua tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindarikerusakan kehidupan dan lingkungan kerja. Tindakan pencegahan tersebut,harus termasuk tetapi tidak terbatas pada:1) Kelengkapanfasilitassanitasi untukpencegahanpolusi biologi ataupabrikdari lapanganatausetiapsumberair,sungai,sumur,tangki,penampungandan pemasokan air.2) Pencegahan timbulnya kerusakan tanpa alasan terhadap flora dan fauna.3) Pencegahantimbulnya gas yang berlebihanataupengeluaranasapdarimesin atau alat-alat operasional lainnya yang berhubungan denganpekerjaan.4) Pencegahandari kerusakanataugangguanterhadapsumber air, saluranirigasi dan drainase.5) Pencegahandari kebisingansuaraknalpot yangsangat menggangguatautidak dikehendaki.4.2. Mobilisasi dan demobilisasia. Mobilisasi dan pemasangan peralatan dari satu lokasi ke tempat pekerjaandimanaperalatantersebut akandigunakan. Peralatantersebut sesuai denganyang tercantum dalam penawaran.b. Penyediaandanpemeliharaanbasecamp, kantor lapangan, tempat tinggal,bengkel, gudang dan sebagainya.c. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.4.3. Transportasi dan penanganana. PelaksanaanpekerjaanharusmengacupadaPeraturanPemerintah,PeraturanDaerahPropinsi danKabupaten/Kotayangberlakumaupunketentuantentangpelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.b. Beban dan muatan sumbu kendaraan atau peralatan lainnya, harus disesuaikandenganjalandanjembatanyangadadilingkunganproyek. Bilamanaterjadikerusakan pada jalan ataupun jembatan yang disebabkan oleh kegiatanpelaksanaan pekerjaan maka harus bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.c. Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang maka harus mengaturpembuangan bahan di luar ruang milik jalan dan harus mendapatkan ijin tertulisdari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton154.4. Pemeliharaan lalu lintasa. Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintasdan dijaga dalam kondisi aman serta dapat digunakan sehingga permukiman disepanjangdanberdekatandenganlokasi pekerjaandisediakanjalanmasukyang aman dan nyaman.b. Bilamana diperlukan membuat jalan atau jembatan sementara, makasebelumnya harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, biladiperlukan termasuk pembayaran kepada pemilik tanah atas penggunaan tanahitu dan harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Setelahpekerjaan selesai, maka kondisi tanah tersebut harus dibersihkan dandikembalikan ke kondisi semula sesuai kesepakatan.c. Pengaturan sementara untuk lalu lintas untuk menjaga keselamatan umum dankelancaran lalu lintas harus mencakup:1) Pemasangandanpemeliharaanrambulalulintasdanpenghalang(barrier).Rambulalulintas dan penghalang yang digunakanselamapelaksanaanpekerjaan harus diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat jelaspada malam hari.2) Untukkelancaranlalulintasdi sampingpemasanganrambulalulintasdanpenghalang, diperlukan juga menyediakan dan menempatkan petugasbendera. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan arus lalu lintasyang melalui dan disekitar lokasi pekerjaan, terutama untuk pengaturan lalulintas satu arah.d. Pemeliharaan untuk keselamatan lalu lintas perlu dilakukan, yaitu terdiri atas:1) Penyediaan jalan sementara dan pengendalian lalu lintas selamapelaksanaankegiatanharusdipeliharaagartetapamandandalamkondisipelayanan yang memenuhi ketentuan, sehingga menjamin keselamatan lalulintas dan bagi pemakai jalan umum.2) Selamapelaksanaan, harusmenjaminbahwaperkerasandanbahujalandilokasi yang berdekatan dengan daerah milik jalan harus dijaga agar bebasdari bahan lapis pondasi, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yangdapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat.4.5. Bahan dan penyimpananBahanyangdigunakandalampekerjaanharusmemenuhi spesifikasi danstandaryang berlaku, memnuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalamGambar.4.6. Pekerjaan pembersihana. Selama periode pelaksanaan, pekerjaan harus bebas dari akumulasi sisa bahan,kotorandansampah, yangdiakibatkanolehoperasi pelaksanaansertaharusmemelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat. Pembersihanharusdilakukansecarateratur untukmenjaminbahwatempat kerja, struktur,kantor sementara, tempat hunian.b. Sistem drainase harus terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepasdan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.c. Rumput yang tumbuh pada benih lama atau yang baru pada lokasi yangdikerjakan dan pada talud samping harus dipangkas dan dipelihara.d. Bilamanadianggapperlu,untukmencegahdebuataupasiryangberterbanganmakaharusdilakukanpenyemprotandenganair terhadapbahandansampahyang kering disemprot air.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton16e. Rambulalulintasdansejenisnyaharusdibersihkansecarateraturagarbebasdari kotoran dan bahan lainnya.f. Untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah dilapangansebelum dibuang, harus disediakan tempat khusus, misal drum.g. Sisa bahan, kotoran dan sampah harus dibuang ditempat yang telah ditentukansesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undangPencemaran Lingkungan yang berlaku.h. Sisabahan, kotorandansampahtidakdiperkenankandikubur dilokasi proyektanpa persetujuan dan tidak diperkenankan dibuang pada daerah aliran air atausungai.4.7. Aspek lingkungan hidupa. Sebelum pelaksanaan fisik dilapangan, program pelaksanaan manajemenlingkungan terlebih dahulu harus disusun dan telah mendapat persetujuan.b. Perencanaan pengelolaan lingkungan (PPL) yang harus dilaksanakanmencakup:1) Semua kendaraan dan mesin-mesin yang digunakan pada pelaksanaanpekerjaan harus memiliki peredam sehingga menghasilkan suara yang tidakmembisingkan, Disamping itu, gas buang yang dihasilkan harus sesuaidengan standar mutu udara yang ada.2) Operasidan pemeliharaan kendaraan dan mesin-mesin harus dilaksanakansesuai dengan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.3) Semuakegiatanpelaksanaanpekerjaanharusdiusahakandilakukanpadasiang hari, kecuali ada ijin atau perintah lain.4) Pengadaantenagakerjadengankemampuandankeahliansesuai denganyang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.5) Lokasi sumberbahan(Quarry), harusdipilihberdasarkanbeberapaarahansebagai berikut:a) Prioritas utama dalam pemilihan lokasi sumber bahan adalah yang sudahdibuka, bilamana jumlah dan mutunya memenuhi.b) Lokasi sumber bahan harus dipilih yang memberikan rasio tertinggiantarakapasitas bahanyangdigali (baik kuantitas dankualitas) dankehilangan sumber daya Negara.c) Lokasisumberbahanyangdisarankanadalah yangberdekatandenganalinyemen jalan, yang sangat mudah diambil dan mempunyai tebing yangtidak curam.d) Ekploitasi sumber bahanyangberlokasi di daerahsumber dayaalamyangvital harusdihindari, seperti hutantanamankayudanhutanlebatlainnyamaupundaerah-daerahpenghasil bahanmakanandanhutanlindung untuk hewan lainnya.e) Disarankan untuk dihindari atau setidaknya mengurangi pemilihan lokasisumber bahan di dasar sungai. Meskipun pemilihan lokasi sumber bahandi luar dasar sungai tidak memungkinkan, sumber bahan yang terletak disungai atausalurankecil tetaptidakbolehdiambil. Disarankanuntukmemilihlokasi sumberbahandipetak-petakatauendapanalluvial yangterletak di dasar sungai tetapi tidak dialiri air pada kondisi air normal.6) Penggaliandidaerahsumberbahanhanyadilaksanakanuntukpemasokanbahan kebutuhan proyek.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton177) Bilamanasumber bahanterletak didaerahbergunungatauberbukit, ataubilamana kondisi talud sangatlah mempengaruhi stabilitas lereng, makapenggalianbertanggaharus dilakukan. Lerengsumber bahanyangtelahdibentukkembaliharus mempunyaikelandaian yangtidakkurangdarirata-rata1: 3(kurangdari 2%). Setelahpelaksanaanlerengbertanggadanpembaharuan sistem drainase, permukaan tersebut harus dilengkapi denganlapisanrumput danditanami dengansemakmaupunpohon. Pemeliharaantanaman ini diperlukan dalam dua tahun pertama setelah penanaman.8) Pembentukankembali lokasi sumber bahandilaksanakandengankriteriasebagai berikut:a) Kegiatanrehabilitasi harusdimulai sesegeramungkinsetelahpekerjaanselesai dan kegiatan ini harus dilaksanakan bersama-sama denganpengambilan bahan galian berikutnya.b) Galian dilokasi sumber bahan harus ditimbun kembali denganmenggunakanbahanyangdiperolehdari pekerjaanpembersihandanbahan galian yang tidak dapat digunakan untuk bahan konstruksi.c) Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan dengan memanfaatkan kembali bahanhumusyangdiperolehdari pekerjaanpembersihandanpembongkaranpada lapis permukaan tanah asli (kira-kira setebal 50 cm). Bahan humusini ditumpuk agak landai dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan jauhdari lokasi pengambilan bahan galian. Tumpukan humus ditutup denganbahan organik seperti rumput atau daun. Perumputan dengan jenisHerbaceous lebih disarankan. Tumpukan humus tersebut secarabertahap ditempatkan kembali di lokasi bekas galian pada sumber bahandanselanjutnyaditutupdengantanaman. Rumput, semakdanpohondapat digunakan untuk penutupan ini.Apabila bahan ini diperoleh dari pemasok maka ketentuan pada Butir 8)c) di atas tidak digunakan.9) Kegiatanpembersihandanpembongkaranhanyadilaksanakandi daerahyang benar-benar diperlukan untuk pekerjaan.10) Pembabatan tanaman selama kegiatan pembersihan dan pembongkaranharus ditindaklanjuti dengan penanaman kembali sedemikian hinggamendekati kondisi sebelum pembabatan.11) Penanamankembali dengan pohon atau semak harus mengikuti hal-halberikut:a) Penggantian dengan tanaman sejenis yang ditebang, bilamemungkinkan.b) Bilamana pertumbuhan tanaman dirasa agak lambat, maka tanamanyangberumur tigatahunataulebihharusdigunakan, kecuali jikajenistersebut tidak mampumenciptakankondisi seperti semulaatautidakmampu memberikan perlindungan lereng dalam waktu yang lama.Selanjutnya, jenis tanaman dengan pertumbuhan sedangsampaicepatdapat digunakan.c) Jenis Authochthonous lebih disarankan untuk tanaman exotic.d) Untuk penanaman kembali semak, pemilihan jenis semak harusmengutamakanjenisyangdapat memberi makanandanperlindunganbagi binatang.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton18e) Jenis tanamanberakar panjangtetapi tidak membahayakanstabilitasjalan dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi lebihdisarankan.f) Berbagai jenistanamanyangbaikuntukdigunakan, untukpenanamankembali adalah Leucaena, Leucocephala, Calliandra, Calonthrysus,Acacia Auriculiformis, Acacia Ducurrens dan Gliricidia Sepium.g) Pohonharusditanampadajarakyangcukupdari tepi jalandanjarakantara pohon pada garis yang sama sekitar 15 meter.h) Pemeliharaanyangteraturpadatanamanyangditanam kembalisangatdiperlukan.i) Pohonhasil penanamankembali yangmati harusdiganti denganyangbaru.12) Permukaanyangmenghasilkansejumlahdebudistmosfir akibat kegiatanpekerjaan harus dibasahi secara teratur.13) Kerusakandangangguanterhadaputilitasumumseperti jaringantelepon,listrik, gas, pipaair, fasilitasirigasi, pipaminyak, pipapembuangan, pipadrainase, danlainsebagainya, harusdicegahdenganupayamendapatkaninformasi tetangkeberadaanlokasi utilitasyangada, terutamautilitasapayang terletak dibawah permukaan tanah.14) Setiapfasilitaspipakabel, salurankabel ataujaringanbawahtanahataustruktur yangmungkin ditemukan, harus dilindungidan harus diperbaikibilaterjadi kerusakan yang diakibatkan oleh operasi kegiatan pekerjaan.15) Bilamanasumursebagai sumberairyangterletakdidekat lokasi pekerjaanyang dipengaruhi oleh kegiatan galian atau timbunan, maka sumur penggantiyangsetaraharusdisediakan, meskipunharusmembuat sumurbaru, baikdengan penggalian maupun pengeboran.16) Tumpahan minyak dan polusi bahan bangunan yang berasal dari pekerjaanharus di cegah.17) Dampaklingkunganyangdiakibatkanolehpekerjaanjembatansementara(untuk jalan akses) harus dicegah dengan menggunakan teknikpengembalian bentuk yang cocok, sesuai arahan sebagai berikut:a) Pelaksanaan pengembalian bentuk harus dilaksanakan sesegeramungkin, bersama-sama dengan pekerjaan.b) Pengembalian bentuk sungai harus dilaksanakan dengan pemadatanyang cukup pada tanah yang diganti, terutama untuk daerah yang kurangstabil, danharus diberi tanamanpelindungyangcepat tumbuh(baikrumput atau semak).c) Untuk talud-taludyang penting dimanapengembalianbentuk denganteknikrekayasabiologi (bioengineering) sangat diperlukan, makacaraslopefascinate (anyamansemak-semak) dapat digunakan. Bilamanakelandaianlerengtepi sungai di atassekitar 1: 3, danuntuksungaidenganfluktuasi aliranyangbesar danrisikopenggerusanyangtinggipada saat banjir, maka cara wooden green prop harus digunakan.d) Jalan masuk yang dibuat di dalam air untuk pelaksanaan pembuatan pierharusditutup kembalidengantumpukantanah disampingnyadanharusditanami kembali.18) Penggunaansistempelaksanaanyangmemadai untukmengurangi suaradan getaran yang diakibatkan oleh pekerjaan jembatan harus diterapkan.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton194.8. Galiana. Pekerjayangmelaksanakanpekerjaangalian, pendudukdanbangunanyangada disekitar lokasi penggalian harus dijamin keselamatannya.b. Bilamana agregat untuk campuran beraspal yang diperoleh dari galian sumber diluar ruang miliki jalan, maka harus melakukan pengaturan yang diperlukan untukmembayar konsesi danrestribusi kepadapemilik bahanmaupunpihak yangberwenang untuk ijin menggali dan mengangkut bahan-bahan tersebut.c. Seluruhtempatbekasgalianbahanatausumberbahanyangdigunakanharusditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yangstabil dan saluran drainase yang memadai.4.9. Lapis Ikat dan Lapis Resap Ikata. Aspal cair atau aspal emulsi yang digunakan sebagai bahan lapis ikat atau lapisresapikat (biladiperlukan) harusdisimpandalamtangki yangterletakdi ataslantai betonyanglebihtinggi dari tanahsekitarnyadandikelilingi dindingyangcukuptinggi sehinggadapat menghalangi tersebarnyacairanyangbocor atautumpah.b. Bilaterdapat sisabahanlapisikat danlapisresapikat (biladigunakan) makatidak boleh dibuang ke saluran air ataupun dibuang di atas tanah.4.10. Ketentuan Instalasi Pencampura. Instalasi pencampur harus dipasang dilokasi yang jauh dari permukimansehingga tidak menggangu penduduk sekitarnya.b. Instalasi pencampur harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dustcollector)yanglengkap, yaitusistempusaran kering(drycyclone) dan pusaranbasah (wet cyclone) sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu ke atmosfir.Bilamanasalahsatusistemdiatasrusakatautidakberfungsi makaInstalasipencampur tersebut tidak boleh digunakan.4.11. Pemeliharaan jalan samping dan jembatan yang digunakana. Jalan umum dan jembatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, yaituuntukkegiatantransportasi danpengangkutandalampelaksanaanpekerjaan,termasukperkuatanjembatanyangada, pembuatanjembatansementaradanjalanmasukkelokasi sumber bahanharusdipeliharasecarakeseluruhandanharus ditinggalkan dalam keadaan berfungsi dengan baik, mutu dankenyamanannya tidak lebih buruk daripada sebelum kegiatan dimulai.b. Jembatan sementara yang dibuat, tidak boleh dibongkar kecuali diperintahkan.4.12. Pemeliharaan untuk keamanan lalu lintasSeluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali lalu lintas yang adadi jalan samping atau jalan lokal yang menuju ke lokasi pekerjaan maka pada setiapsaat selamaperiodepekerjaanharusdipeliharadalamkondisi amandandapatberfungsi menurut ketentuansehinggadapat menjaminkeamananlalulintasdanmasyarakat yang menggunakan jalan tersebut.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton205. Permasalahan pada perencanaan dan pelaksanaan5.1. Permasalahan PerencanaanPerencanaancampuranberaspal adalahaspekyangsangat pentingkarenayangmenjadi tolok ukur dalamproses perencanaan ini adalah untuk mendapatkanformulacampuranberaspal yangsesuai denganhasil perhitunganperencanaanperkerasan. Disamping itu, hasil perencanaan ini merupakan acuan dalampelaksanaan dilapangan. Untuk itu, kelaikan peralatan yang digunakan danpelaksananya harus mengetahui dan memahami prosedur/metoda kerja.Apabilasalahsatudari keduaaspekdi ataskurangterpenuhi makahasil kualitascampuran beraspal yang dihasilkan dari perencanaan tersebut tidak sesuai dengankualitas campuran beraspal yang ditetapkan dalam perencanaan perkerasan.Ada beberapa permasalahan yang kemungkinan terjadi karena pengaruh peralatandan kekurang tahuan atau kurang disiplinnya pelaksana, yaitu diuraikan di bawah ini.5.1.1. Pengaruh PeralatanPeralatan untuk menguji kualitas bahan dan pembuatan campuran beraspalselamaperiodepekerjaanharusselalulaikpakai danterkalibrasi. Bahkanuntukjenisalat-alat tertentuseperti untukmenguji aspal disampingalatnyaharus laik dan terkalibrasi juga harus tersedianya prasarana ruangan khususyang memadai.Kekuranglengkapandankekurang-laikanperalatanlabotaroriumini masihsering dijumpai dilapangan. Untuk itu,tidaklah heran apabila kualitas bahandancampuranhasil perencanaanini kurangmemenuhi persyaratansesuaidengan yang diharapkan. Ada beberapa kasus hasil pelaksanaan ataukinerjacampuranberaspal dilapanganyangkemungkinandisebabkanolehpengaruhperalatanlaboratoriumyangkuranglengkapdanbahkankuranglaik serta tidak terkalibrasi, yaitu seperti:1. Kegemukan aspal atau deformasi plastis; kerusakan ini dapat disebabkankarena:a) Alat uji aspal kuranglaik seperti alat uji penetrasi aspal dantitiklembek. Sebagai contoh, seharusnya aspal yang digunakan masuk kekelas aspal keras pen 80, ternyata dari hasil pengujian aspal tersebutmasuk ke kelas aspal keras Pen 60Khusus untuk campuran beraspal yang menggunakan asbuton(asbuton butir dan aspal yang dimodifikasi asbuton), kandunganbitumen dan mineralnya harus diketahuidengan pasti, sehingga alatekstraksi seperti alat uji reflukharusada. Bilacampuranberaspalmenggunakan salah satu dari keduajenis asbuton tersebut tidakdiperhitungkan kandungan bitumennya maka dalam pembuatanformula campuran kandungan aspal dalam campuran tersebutberlebih.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton21b) Alat timbangan kurang laik dan tidak terkalibrasi sehinggakemungkinan proporsi aspal yang digunakan berlebih.c) Alat uji kepadatan mutlak tidak tersedia atau tidak laik sehinggadalam pembuatan formula campuran tidak mengakomodasi VIM padakondisi kepadatan mutlak (VIM at refusal).Gambar 1.5. Deformasi Plastis2. Pelepasan butir atau lubang atau retak-retak; kerusakan ini dapatdisebabkan karena:a) Alat uji agregat kuranglengkapataukuranglaik, yaituseperti tidakadanya atau kurang laiknya alat uji setara pasir dan abrasi.b) Alat timbangan aspal kurang laik sehingga tidak akurat (kemungkinanproporsi aspal yang digunakan kurang).c) Tersedianya dan laiknya alat uji ekstraksi (seperti alat ekstraksirefluk), yaitu untuk mengetahui dengan pasti kandungan bitumenasbutonbutir atauaspal yang dimodifikasi asbuton. Apabilahasilekstraksi kandunganbitumenyangdiperolehlebihtinggi dari yangsebenarnya maka kandungan aspal pada formula campuransebenarnya kurang.Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton22Gambar 1.6. RetakKetepatan hasil perencanaan yang sesuai dengan kualitas yangditetapkan tidak lepas dari kelengkapan dan kealikan sertaterkalibrasinyaperalatanyangdigunakandalampembuatanformulacampuran. Untuk itu, agar permasalahan penyimpangan dapat diatasimaka kelengkapan, kelaikan dan pelaksanaan kalibrasi peralatanserta ruangan yang sesuai dengan peruntukannya perlu diperhatikandan tersedia selama periode pekerjaan karena hal tersebut diperlukanjuga untuk pengendalian mutu.5.1.2. Pengaruh PelaksanaanKonstribusi terhadappermasalahhasil perencanaandapat terjadi sebagaiakibat dari kekurang-tahuan dan kekurang-pahaman pelaksana terhadapprosedur atau metoda kerja. Pada penerapan perencanaan campuranberaspal yang menggunakan asbuton terdapat hal yang prinsip dalammembuat formulacampuran, yaituperludiketahui dengantepat proporsibitumendan mineralyangterkandungdalamasbutonbutiratauaspalyangdimodifikasi asbuton. Hal ini, sangat penting dalamperhitungkan untukpembuatanformulacampuran, yaitubitumenasbutonberpengaruhdalammenetapkan kadaraspal optimumdanmineral asbutonberpengaruhdalamperhitungan untuk menetapkan gradasi agregat gabungan yang akanditetapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan.Apabilakandunganbitumendanmineral yangterkandungdalamasbutonbutir atau aspal yang dimodifikasi asbuton tidak diperhitungkan dengan tepatmakakinerjacampuranberaspal yangdiperolehbukannyalebihbaikdarikinerja campuran beraspal tanpa asbuton, tetapi yang diperolehkemungkinan akan mengalami kerusakan seperti deformasi plastis (Gambar1.5) atau retak-retak (Gambar 1.6).Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton235.2. Permasalahan PelaksanaanSebagaimana halnya dengan pekerjaan campuran beraspallainnya, permasalahanataupenyimpangandalampelaksanaanyangmungkinterjadi adalahpadaprosesproduksi campuran (di tempat pencampur), pada proses penghamparan danpemadatan. Permasalahan ini dapat terjadi karena peralatan yang kurang laik ataupengaruh kekurang-tahuan atau kekurang pahaman pelaksana.5.2.1. Pengaruh PeralatanKualitascampuranberaspalyangdilaksanakan sangattergantungterhadapkelaikan peralatan. Namun demikian, meskipun alat tersebut laik tetapipermasalahandapat terjadi penggunaanbahanyangkurangbaik. Sebagaicontoh,kurangoptimalnyapengoperasianunit peralatandi alat pencampurkarena penggunaan agregat yang basah. Permasalahan peralatan di tempatpencampur, alat penghampar dan pemadatan, diuraikan dibawah ini.1. Tempat penimbunan agregat dan penampungan aspal (Stock pile)Penyimpangan gradasi yang terjadi pada stock pile dapat menyebabkanoperator AMP sulit dan bahkan tidak mungkin untuk mengadakanpenyesuaian gradasidalam waktu yang sangat terbatas. PadaGambar1.7, terlihat bahwa tempat penimbunan cukup baikterlindungdaricurahhujan langsung, namun tidak ada pemisah, hingga dapat tercampuragregat satudengan lainnya.Gambar 1.7. Tempat penimbunan agregat yang terlindungtapi tercampurHal-hal yang perlu diperhatikan pada penimbunan agregat, antara lain:a) Agregat agar tidak tercampur dan tidak terkontaminasi dengan tanahlempung dan bahan lainnya serta harus ditumpuk secara terpisahb) Penumpukan agregat tidak terlalu tinggiBuku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton242. Pada Bin Dingin (Cold bin)Kesinambunganaliranmaterial dari bindinginini sangat berpengaruhterhadap produksi campuran beraspal.Penyimpangan yang masih dijumpai dilapangan diantaranya adalah:a) Tidak dipasangnya pembatas antara mulut pasokan agregat pada bindingin sehingga agregat dari bin dingin yang satu bercampur denganagregat dari bin dingin lainnyab) Bukaan bin dingin kadang-kadang tersumbat, misalnya: jika agregathalusbasahagregat terkontaminasi tanahlempung. (Gambar 1.9adan 1.9b)Gambar 1.8. Agregat pada Bin Dingin tanpapenyekat/pembatasGambar 1.9a. Penyumbatan akibat agregat basahBuku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton25Gambar 1.9b. Salah satu bukaan Bin Dingin yang rusakHal-halyang perlu diperhatikan pada Bin Dingin dan penggunaan agregatantara lain adalah:a) Atara Bin perlu pemisah atau penyekat sehingga pencampuran agregatantara bin yang berdekatan dapat dicegah dan pengisian tidak berlebih.b) Loaderyangdigunakanuntukmengisi agregat kemasing-masingBinmemiliki lebar bak (bucket) tidak lebihbesar dari bukaanmulut bindingin.c) Kondisi semuaBinharusbersihdantidak bocor sertakondisi ataufungsi sistem pengeluaran yang baik.d) Alat penggetar pada tiap Bin berfungsi baik.e) Agregat basah yang akan digunakan sebaiknya dihindari.3. Pengering (Dryer)Permasalahan yang sering terjadi pada unit pengering (dryer) adalah:a) Kondisi danfungsi alat ukur temperaturuntukpemanasanagregatkurang laik atau belum dikalibrasi.b) Kondisi dan fungsi sistem pembakaran, pembakaran harussempurna, hal ini dapat diindikasikandari warnaasapyangkeluardari cerobongasapadalahputih. Warnayanghitammenandakanpembakaran tidak sempurna, sementara warna putih berkabutmenandakan agregat mengandung kadar air yang relatif banyak.Sebagai contoh adalah, pada saat pengambilan agregat dari hot bin,agregat terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga (Gambar 1.10).Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-pori agregatdan tidak dapat melekat dengan baik.c) Kondisi drumpengeringkadangseringkurangmendapat perhatian,misalnya;1) Dimensi dan kecepatan putaran drum pengering2) Kebersihanbagian dalam drum pengering3) Kondisi dan fungsi penyemprotan bahan bakarBuku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton264) Kondisi danfungsi lubangpemasukandanpengeluaranagregatdari drum pengering5) Kemiringan drum pengering (Gambar 1.11)Gambar 1.10. Asap hitam keluar dari cerobong pembuanganGambar 1.11. Kemiringan drum pengering agregat tidaksesuai persyaratanHal-hal yang perlu diperhatikan pada drum pengering agregat antara lainadalah:a) Sistem pembakaran harus sempurna dan suply bahan bakar cukup.b) Pengukur temperatur/ temperatur untuk pemanasan agregatterkalibrasi.c) Kebersihanbagian dalam drum pengering terjadad) Kondisi dan fungsi lubang pemasukan dan pengeluaran agregat daridrum pengering selalu terpeliharae) Kemiringan drum pengering sesuai persyaratan (