05 - Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi Dari IPIP) Pada Mahasiswa Suku Jawa

13
264 INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005 mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan suku yang lain. Kekhasan tersebut salah satunya hal sifat dan karakteristik kepribadian. Sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu, yang relatif menetap dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi yang penting Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa Endah Mastuti Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK Perkembangan kepribadian big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait dalam kepribadian big five. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai alat ukur telah dikembangkan untuk mengukur kepribadian big five. Penelitian ini bertujuan ingin mengadaptasi salah satu alat ukur kepribadian big five yang diambil dari International Personality Item Pool (IPIP) dan menguji validitas konstraknya di suku Jawa sehingga penggunaan taksonomi tentang alat tes ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan di Indone- sia, khususnya di suku Jawa. Selain itu, ingin membuktikan validitas aitem, reliabilitas alat ukur kepribadian big five yang diadaptasi dari International Personality Item Pools (IPIP) tersebut. Subyek penelitian ini adalah 110 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Metode yang digunakan adalah analisis faktor eksploratori untuk menguji validitas konstraknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas konstrak alat ukur kepribadian big five yang diambil dari International Personality Item Pools (IPIP) dengan sampel mahasiswa Jawa, tidak terbukti. Hal ini karena data yang didapatkan tidak sesuai dengan teori kepribadian big five yang diteorikan. Pada penelitian ini dengan analisis faktor menunjukkan bahwa trait kepribadian terdiri dari 6 faktor yaitu Neuroticism, Extraversion, Opennes to Experience, Agreeableness, Conscientiousness dan Morality. Keywords: kepribadian big five, validitas konstrak, reliabilitas, suku Jawa. INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005 © 2005, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Indonesia sebagai kepulauan nusantara terdiri dari berbagai pulau, daerah dan suku bangsa. Tidak dapat dipungkiri setiap suku

Transcript of 05 - Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi Dari IPIP) Pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 264INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    mempunyai ciri khas tersendiridibandingkan suku yang lain. Kekhasantersebut salah satunya hal sifat dankarakteristik kepribadian. Sifat-sifat ataukarakteristik tertentu dari individu, yangrelatif menetap dalam psikologi disebutdengan kepribadian. Kepribadianmerupakan aspek psikologi yang penting

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five(Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

    Endah MastutiFakultas Psikologi Universitas Airlangga

    ABSTRAK

    Perkembangan kepribadian big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagaipenelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-traitdalam kepribadian big five. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai alat ukur telahdikembangkan untuk mengukur kepribadian big five. Penelitian ini bertujuan inginmengadaptasi salah satu alat ukur kepribadian big five yang diambil dari InternationalPersonality Item Pool (IPIP) dan menguji validitas konstraknya di suku Jawa sehinggapenggunaan taksonomi tentang alat tes ini bisa dikembangkan dan diaplikasikan di Indone-sia, khususnya di suku Jawa. Selain itu, ingin membuktikan validitas aitem, reliabilitas alatukur kepribadian big five yang diadaptasi dari International Personality Item Pools(IPIP) tersebut.Subyek penelitian ini adalah 110 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.Metode yang digunakan adalah analisis faktor eksploratori untuk menguji validitaskonstraknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas konstrak alat ukur kepribadianbig five yang diambil dari International Personality Item Pools (IPIP) dengan sampelmahasiswa Jawa, tidak terbukti. Hal ini karena data yang didapatkan tidak sesuai denganteori kepribadian big five yang diteorikan. Pada penelitian ini dengan analisis faktormenunjukkan bahwa trait kepribadian terdiri dari 6 faktor yaitu Neuroticism,Extraversion, Opennes to Experience, Agreeableness, Conscientiousness danMorality.

    Keywords:kepribadian big five, validitas konstrak,reliabilitas, suku Jawa.

    INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    2005, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

    Indonesia sebagai kepulauan nusantaraterdiri dari berbagai pulau, daerah dan sukubangsa. Tidak dapat dipungkiri setiap suku

  • 265INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    dalam menentukan perilaku individu.Berbagai alat untuk mengukur kepribadiantelah banyak dikembangkan denganbermacam-macam pendekatan. Untukmemperoleh gambaran yang representatiftentang kepribadian individu, makapenggunaan alat tes kepribadian yang validdan reliabel menjadi tolak ukur utama. Saatini banyak ahli psikologi berkeyakinanbahwa gambaran yang paling baik mengenaistruktur trait dimiliki oleh Five Factor Model.Menurut Five Factor Model (FFM) ini traitkepribadian digambarkan dalam bentuk limadimensi dasar (McCrae & Costa.Jr, 1997).Kelima dimensi dasar tersebut adalahNeuroticism, Extraversion, Openness toExperience, Agreeableness, Conscientiousness.Berbagai alat tes dikembangkan untukmengukur kepribadian yang berdasar padateori tersebut, diantaranya NEO- PIR, PCI,HPI, AB5C. Pendekatan yang menggunakantaksonomi ini dominan dalam berbagai risetkepribadian.

    Di Indonesia penggunaan alat ukurkepribadian big five maupun pengembanganalatnya masih belum begitu populer. Padahalbanyak hal yang mampu diprediksi dengankepribadian big five. Penelitian tentang alatbig five di Indonesia diantaranya dilakukanoleh Suminar,dkk. (1997) yang mengujivaliditas konstruk alat Personality CharacteristicInventory (PCI). Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa setelah dilakukananalisis faktor ternyata hanya empat faktorsaja yang ada di Indonesia. Saran daripenelitian ini adalah melihat faktor budayaperlu dilihat. Penelitian lain dilakukan olehHalim, dkk. (2002) yang membandingkanbig five faktor antara mahasiswa Indonesia

    dan Amerika. Tes yang digunakan adalahNEO-Personality Inventory Revised danOMNI Berkeley Personality Profile. Subyekterdiri dari 385 mahasiswa di dua universitasdi Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa 2 dari 5 faktor dari kepribadian BigFive menunjukkan hasil yang sama yaitu padafaktor Neuroticism dan Conscientiousness.Sementara 3 faktor lain yaitu Extraversion,Agreeableness dan khususnya Opennesditemukan berbeda antara mahasiswaAmerika dan Indonesia.

    Mengingat banyak sekali aspek yangdapat diprediksi dengan kepribadian bigfive, maka pengembangan alat tersebut diIndonesia menurut peneliti perlu dilakukan.Apalagi pembahasan keberadaan alatkepribadian big five secara psikometri, jugabelum banyak dilakukan. Selain itu, telahdiketahui bahwa salah satu aspek yangmempengaruhi terbentuknya kepribadianadalah budaya, untuk itu denganmempertimbangkan keragaman budayayang ada di Indonesia, maka peneliti inginmenguji apakah pada budaya Jawa, trait-traitdalam big five tersebut universal. Berdasarkanlatar belakang masalah yang telah dijelaskandiatas, maka dapat dirumuskan persoalanpenelitian sebagai berikut:1 Berapa banyak faktor-faktor yang

    diungkap oleh alat ukur kepribadian bigfive.

    2 Apakah alat ukur kepribadian big fiveyang diadaptasi dari IPIP memilikivaliditas konstrak.

    Definisi KepribadianKepribadian menurut Allport (Barrick

    & Ryan, 2003) didefinisikan sebagai suatu

    Endah Mastuti

  • 266INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    organisasi yang dinamik dalam diri individuyang merupakan sistem psikopysikal dan haltersebut menentukan penyesuaian diriindividu secara unik terhadap lingkungan.Definisi ini menekankan pada atributeksternal seperti peran individu dalamlingkungan sosial, penampilan individu, danreaksi individu terhadap orang lain. Feist &Feist (1998) mendefinisikan kepribadiansebagai sebuah pola yang relatif menetap,trait, disposisi atau karakteristik didalamindividu yang memberikan beberapa ukuranyang konsisten tentang perilaku.

    Menurut Larsen & Buss (2002)kepribadian merupakan sekumpulan traitpsikologis dan mekanisme didalam individuyang diorganisasikan, relatif bertahan yangmempengaruhi interaksi dan adaptasiindividu didalam lingkungan (meliputilingkungan intrafisik, fisik dan lingkungansosial). Dari berbagai definisi diatas dapatdisimpulkan bahwa kepribadian menurutpeneliti adalah sebuah karakteristik didalamdiri individu yang relatif menetap, bertahan,yang mempengaruhi penyesuaian diriindividu terhadap lingkungan.

    Secara khusus faktor-faktor yangmempengaruhi terbentuknya kepribadianada dua yaitu faktor genetik dan faktorlingkungan (Pervin & John, 2001). Faktorgenetik mempunyai peranan pentingdidalam menentukan kepribadian khususnyayang terkait dengan aspek yang unik dariindividu (Caspi, 2000;Rowe, 1999, dalamPervin & John, 2001). Pendekatan iniberargumen bahwa keturunan memainkansuatu bagian yang penting dalammenentukan kepribadian seseorang(Robbins, 1998). Faktor lingkungan

    mempunyai pengaruh yang membuatseseorang sama dengan orang lain karenaberbagai pengalaman yang dialaminya.Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya,kelas social, keluarga, teman sebaya, situasi.Diantara faktor lingkungan yang mempunyaipengaruh signifikan terhadap kepribadianadalah pengalaman individu sebagai hasildari budaya tertentu. Masing-masing budayamempunyai aturan dan pola sangsi sendiridari perilaku yang dipelajari, ritual dankepercayaan. Hal ini berarti masing-masinganggota dari suatu budaya akan mempunyaikarakteristik kepribadian tertentu yangumum (Pervin & John, 2001). Faktor lainyaitu faktor kelas sosial membantumenentukan status individu, peran yangmereka mainkan, tugas yang diembannyadan hak istimewa yang dimiliki. Faktor inimempengaruhi bagaimana individu melihatdirinya dan bagaimana mereka mempersepsianggota dari kelas sosial lain (Pervin & John,2001). Salah satu faktor lingkungan yangpaling penting adalah pengaruh keluarga(Collins et al., 2000; Halvelson & Wampler,1997; Maccoby, 2000 dalam Pervin & John,2001). Orang tua yang hangat danpenyayang atau yang kasar dan menolak,akan mempengaruhi perkembangankepribadian pada anak. Menurut Pervin &John (2001), lingkungan teman mempunyaipengaruh dalam perkembangan kepribadian.Pengalaman pada masa kecil dan remajadalam suatu kelompok mempunyaipengaruh terhadap perkembangankepribadian. Situasi, mempengaruhidampak keturunan dan lingkungan terhadapkepribadian. Kepribadian seseorang,walaupun pada umumnya mantap dan

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 267INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    konsisten, berubah dalam situasi yangberbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasiyang berlainan memunculkan aspek-aspekyang berlainan dari kepribadian seseorang(Robbins, 1998).

    Pendekatan Trait dalam KepribadianAda beberapa pendekatan yang

    dikemukakan oleh para ahli untukmemahami kepribadian. Salah satupendekatan yang digunakan adalah teoritrait. Teori trait merupakan sebuah modeluntuk mengidentifikasi trait-trait dasar yangdiperlukan untuk menggambarkan suatukepribadian. Trait didefinisikan sebagaisuatu dimensi yang menetap darikarakteristik kepribadian, hal tersebut yangmembedakan individu dengan individu yanglain (Fieldman, 1993). Selama beberapatahun debat diantara para tokoh-tokoh teoritrait mengenai jumlah serta sifat dimensi traityang dibutuhkan dalam menggambarkankepribadian. Sampai pada tahun 1980-ansetelah ditemukan metode yang lebihcanggih dan berkualitas, khususnya analisafaktor, mulailah ada suatu konsensus tentangjumlah trait. Saat ini para peneliti khususnyagenerasi muda menyetujui teori trait yangmengelompokkan trait menjadi lima besar,dengan dimensi bipolar (John, 1990; Costa& McCrae, 1992 dalam Pervin & John,2001), yang disebut Big Five.

    Secara modern bentuk dari taksonomibig five, diukur dengan dua pendekatanutama. Cara pertama dengan berdasar padaself rating pada trait kata sifat tunggal,seperti talkactive, warm, moody, dsb.Pendekatan lain dengan self rating padaitem-item kalimat, seperti hidupku seperti

    langkah yang cepat (Larsen & Buss, 2002).Lewis R. Goldberg telah melakukan

    penelitian secara sistematik denganmenggunakan trait kata sifat tunggal.Taksonomi Goldberg telah diuji denganmenggunakan analisa faktor, yang hasilnyasama dengan struktur yang ditemukan olehNorman tahun 1963. Menurut Goldberg(1990 dalam Larsen & Buss, 2002), big fiveterdiri dari:a. Surgency atau extraversionb. Agreeablenessc. Conscientiousnessd. Emotional Stabilitye. Intellec atau Imagination

    Sementara itu, pengukuran big five yangmenggunakan trait kata tunggal sebagaisebuah item, dikembangkan oleh Paul T.Costa dan Robert R. McCrae. Alat yangdigunakan untuk mengukur ini dinamakanNEO-PI-R yaitu The Neuroticism-Extraversion-Openness (NEO) Personality Inventory (PI)Revised (R) (Costa & McCrae, 1989 dalamLarsen & Buss, 2002).

    Faktor-faktor didalam big five menurutCosta & McCrae ( 1985;1990;1992 dalamPervin & John, 2001) meliputi :

    1) NeuroticismTrait ini menilai kestabilan dan

    ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasikecenderungan individu apakah mudahmengalami stres, mempunyai ide-ide yangtidak realistis, mempunyai coping response yangmaladaptif ( Costa & McCrae1985;1990;1992 dalam Pervin & John,2001). Dimensi ini menampung kemampuanseseorang untuk menahan stres. Orangdengan kemantapan emosional positif

    C. D. Ino Yuwono, M. G. Bagus Ani Putra

  • 268INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    cenderung berciri tenang, bergairah danaman. Sementara mereka yang skornyanegatif tinggi cenderung tertekan, gelisahdan tidak aman (Robbins, 2001).

    2) ExtraversionMenilai kuantitas dan intensitas

    interaksi interpersonal, level aktivitasnya ,kebutuhan untuk didukung, kemampuanuntuk berbahagia ( Costa & McCrae1985;1990;1992 dalam Pervin & John,2001). Dimensi ini menunjukkan tingkatkesenangan seseorang akan hubungan.Kaum ekstravert (ekstraversinya tinggi)cenderung ramah dan terbuka sertamenghabiskan banyak waktu untukmempertahankan dan menikmati sejumlahbesar hubungan. Sementara kaum introvertcenderung tidak sepenuhnya terbuka danmemiliki hubungan yang lebih sedikit dantidak seperti kebanyakan orang lain, merekalebih senang dengan kesendirian (Robbins,2001)

    3) Openness to ExperienceMenilai usahanya secara proaktif dan

    penghargaannya terhadap pengalaman demikepentingannya sendiri. Menilai bagaimanaia menggali sesuatu yang baru dan tidakbiasa ( Costa & McCrae 1985;1990;1992dalam Pervin & John, 2001). Dimensi inimengamanatkan tentang minat seseorang.Orang terpesona oleh hal baru dan inovasi,ia akan cenderung menjadi imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orangyang disisi lain kategori keterbukaannya ianampak lebih konvensional dan menemukankesenangan dalam keakraban (Robbins,2001).

    4) AgreeablenessMenilai kualitas orientasi individu

    dengan kontinum nulai dari lemah lembutsampai antagonis didalam berpikir, perasaandan perilaku ( Costa & McCrae1985;1990;1992 dalam Pervin & John,2001). Dimensi ini merujuk kepadakecenderungan seseorang untuk tundukkepada orang lain. Orang yang sangatmampu bersepakat jauh lebih menghargaiharmoni daripada ucapan atau cara mereka.Mereka tergolong orang yang kooperatifdan percaya pada orang lain. Orang yangmenilai rendah kemampuan untukbersepakat memusatkan perhatian lebihpada kebutuhan mereka sendiri ketimbangkebutuhan orang lain (Robbins, 2001)

    5) ConscientiousnessMenilai kemampuan individu didalam

    organisasi, baik mengenai ketekunan danmotivasi dalam mencapai tujuan sebagaiperilaku langsungnya. Sebagai lawannyamenilai apakah individu tersebut tergantung,malas dan tidak rapi (Costa & McCrae1985;1990;1992 dalam Pervin & John,2001). Dimensi ini merujuk pada jumlahtujuan yang menjadi pusat perhatianseseorang. Orang yang mempunyai skortinggi cenderung mendengarkan kata hatidan mengejar sedikit tujuan dalam satu carayang terarah dan cenderungbertanggungjawab, kuat bertahan,tergantung, dan berorientasi pada prestasi.Sementara yang skornya rendah ia akancenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebihhedonistik (Robbins, 2001).

    Dari lima faktor didalam Big Five,masing-masing dimensi terdiri dari beberapa

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 269INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    facet. Facet merupakan trait yang lebihspesifik, merupakan komponen dari 5 faktorbesar tersebut.

    Komponen dari big five faktortersebut menurut NEO PI-R yangdikembangkan Costa & McCrae (Pervin &John, 2001) adalah:

    a. NeuroticismKecemasan (Anxiety)Kemarahan (Anger)Depresi (Depression)Kesadaran diri (Self-consciousness)Kurangnya kontrol diri (Immoderation)Kerapuhan (Vulnerability)

    b. ExtraversionMinat berteman (Friendliness)Minat berkelompok (Gregariousness)Kemampuan asertif (Assertiveness)Tingkat aktivitas (Activity-level)Mencari kesenangan (Excitement-seeking)Kebahagiaan (Cheerfulness)

    c. Openness to ExperienceKemampuan imajinasi (Imagination)Minat terhadap seni (Artistic interest)Emosionalitas (Emotionality)Minat berpetualangan (Adventurousness)Intelektualitas (Intellect)Kebebasan (Liberalism)

    d. AgreeablenessKepercayaan (Trust)Moralitas (Morality)Berperilaku menolong (Altruism)Kemampuan bekerjasama (Cooperation)Kerendahan hati (Modesty)Simpatik (Sympathy)

    e. ConscientiousnessKecukupan diri (Self efficacy)keteraturan (Orderliness)Rasa tanggungjawab (Dutifulness)

    Keinginan untuk berprestasi(Achievement-striving)Disiplin diri (Self-disciplin)Kehati-hatian (Cautiosness)

    Pengukuran Kepribadian

    a. Alat Ukur Kepribadian Big FiveAda berbagai alat ukur yang

    dikembangkan untuk mengukur kepribadianbig five, diantaranya NEO-PI-R, HPI, PCI,NEO FFI, AB5C, CPI, Big Five factor Maker,dll. Berbagai inventori tersebut dalampenggunaannya perlu ijin khusus daripenciptanya. Sebagai konsekuensinyainstrumen-instrumen tersebut tidak dapatdigunakan secara bebas oleh ilmuwan lain.Selain itu, juga tidak memungkinkan oranglain untuk mengembangkan maupunmerevisinya. Mengingat hal tersebutGoldberg mempelopori adanya bank aitemmengenai inventori kepribadian yangdipubilkasikan dalam International PersonalityItem Pool (IPIP) website. IPIP websitemerupakan suatu usaha secara internasionaluntuk mengembangkan sebuah set inventorikepribadian yang berasal dari aitem-aitemdomain publik daan skala tersebut dapatdigunakan untuk tujuan ilmiah maupuntujuan komersil (http://ipip.ori.org/).

    Aitem-aitem dalam IPIP telah dibandingkan dengan target berbagai inventorikepribadian yang sudah baku, diantaranyadengan Big Five factor Maker, NEO-PI-R,AB5C, 16 PF, CPI, MPQ, dll. Salah satu yangdibandingkan dengan NEO-PI-R dari 30faset yang ada aitem-aitem dalam IPIPmempunyai koefisien alpha 0,64 sampai0,88. Sementara itu dari aitem NEO-PI-Ryang asli mempunyai koefisien alpha mulai

    C. D. Ino Yuwono, M. G. Bagus Ani Putra

  • 270INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkanbahwa aitem-aitem dalam IPIP mempunyaireliabilitas yang cukup baik. Sementara itukorelasi antara IPIP dan NEO-PI-R mulai0,51 sampai 0,77.

    B. Validitas Dan ReliabilitasPersyaratan utama dari alat ukur

    kepribadian adalah memiliki validitas alatukur maupun validitas aitem yang memadai.Menurut Suryabrata (2000), dalam bidangpsikologi kata validitas sekurang-kurangnyadigunakan dalam tiga konteks, yaitu (1)validitas penelitian, (2) validitas soal, (3)validitas alat ukur. Terkait dengan penelitianini maka yang dibahas disini adalah tentangvaliditas alat ukur. Secara etimologi, validitasberasal dari kata validity yang mempunyai artisejauhmana ketepatan dan kecermatan suatualat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Suatu tes atau instrumen pengukur dapatdikatakan mempunyai validitas yang tinggiapabila alat tersebut menjalankan fungsiukurnya, atau memberikan hasil ukur yangsesuai dengan maksud dilakukannyapengukuran tersebut. Tes yangmenghasilkan data yang tidak relevandengan tujuan pengukuran dikatakansebagai tes yang memiliki validitas yangrendah ( Azwar, 2000).

    Secara umum validitas tes terbagikedalam tiga jenis yaitu validitas isi (contentvalidity), validitas berdasar kriteria (criterion-related validity), dan validitas konstruk (constructvalidity) (Thorndike, 1997;Azwar.2000;Suryabrata, 2000). Validitas isi menunjukkepada sejauh mana tes yang merupakanseperangkat soal-soal, dilihat dari isinyamemang mengukur apa yang dimaksudkanuntuk diukur. Ukuran sejauh mana ini

    ditentukan berdasar sejauhmana derajatrepresentasinya (Suryabrata, 2000).

    Validitas konstrak mempersoalkansejauh mana skor-skor hasil pengukurandengan instrumen yang dipersoalkan itumerefleksikan konstruksi teoritis yangmendasari penyusunan alat ukur tersebut.Dasar pikiran penerapan analisis faktoruntuk validasi ini adalah bahwa walaupunperilaku manusia itu sangat banyakragamnya, namun perilaku yang sangatberagam itu didasari oleh sejumlah terbatasfaktor saja. Faktor-faktor ini yang seringdisebut dimensi atau komponen itu sudahtercermin dalam spesifikasi instrumen yangdisusun pada tahap awal pengembanganinstrumen. Melalui analisis faktordikonfirmasi apakah data yang diambilmemang mengandun faktor-faktor yangditeorikan itu (Suryabrata, 2003). Validitasberdasarkan Kriteria adalah derajad yangmenunjukkan sejauhmana suatu alat tesmenunjukkan hasil pengukuran yang samadengan alat tes lain yang dijadikan kriteria,baik yang pengukurannya dilaksanakan padasaat yang relatis berbeda maupun ketika alattes diberikan dalam waktu yang bersamaan.

    Salah satu kriteria dalam pengukurankepribadian adalah memiliki reliabilitas yangtinggi. Setiap pengukuran mengandungelemen resiko yang disebut denganmeasurement error. Apabila measurement errorhanya sedikit, maka pengukuran dapatdisebut pengukuran yang reliabel, dansebaliknya bila elemen resikonya tinggi,maka pengukuran tersebut menjadi tidakreliabel (Nunnaly, 1972). Sifat reliabel atautidak reliabel suatu alat ukur akandiperlihatkan oleh tinggi rendahnya

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 271INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    koefisien hasil ukur suatu alat tes.Ditinjau dari segi etimologi, reliabilitas

    merupakan penerjemahan dari kata reliabilityyang mempunyai asal kata rely dan ability.Pengukuran yang mempunyai reliabilitastinggi disebut sebagai pengukuran yangreliabel. Walaupun reliabilitas mempunyaiberbagai nama lain seperti keterpercayaan,keterandalan, keajegan, kestabilan,konsistensi, dan sebagainya, namun idepokok yang terkandung dalam konsepreliabilitas adalah sejauhmana hasil suatupengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini adalah penelitianmengenai alat ukur kepribadian big five.Variabel utama dalam penelitian ini adalahskor kepribadian big five yang terdiri darilima faktor besar yaitu extraversion, neuroticism,agreeableenes, conscientiousness dan opennes toexperience. Skor didapat dari respon subyekterhadap aitem-aitem yang dibuatberdasarkan subkomponen (facet) padamasing-masing faktor.Subjek penelitian yangmenjadi target penelitian, dipilih dengankriteria berikut :

    1. Mahasiswa2. Usia 17 tahun keatas3. Suku Jawa4. Jenis kelamin pria atau wanita

    Populasi penelitian adalah mahasiswaPsikologi Universitas Airlangga. Alat yangdigunakan adalah alat ukur yang diambil dariIPIP (INTERNATIONAL PER-SONALITY ITEM POOL) milikGoldberg. IPIP adalah sebuah usaha secara

    internasional untuk mengembangkan danmenyaring secara kesinambungan sejumlahbank item inventori kepribadian. Semuaitemnya bebas diambil dan memiliki skalayang dapat digunakan secara ilmiah maupununtuk tujuan komersial (Goldberg & Saucierdalam Barrick,M.R. & Ryan,M.,2003). Item-item yang diambil dari IPIP adalah item-itemyang mengukur konstrak yang sama denganalat ukur NEO PIR. Alat ukur big five yangdigunakan terdiri dari 5 faktor dan 30 facet.Masing-masing faktor terdiri dari 6subfaktor atau facet dan setiap facet terdiridari 3 aitem positif dan 3 aitem negatifsehingga diperkirakan jumlah aitemkeseluruhan kurang lebih 180 aitem.

    Uji validitas alat ukur yang digunakandalam penelitian ini adalah validitaskonstrak. Validitas konstrak mempersoalkansejauh mana skor-skor hasil pengukurandengan instrumen yang dipersoalkan itumerefleksikan konstruksi teoritis yangmendasari penyusunan alat ukur tersebut.(Suryabrata, 2000). Validitas konstrak adalahtipe validitas yang menunjukkansejauhmana tes mengungkap suatu trait ataukonstrak teoritik yang hendak diukurnya(Allen & Yen dalam Azwar, 2001). Padapenelitian ini pendekatan yang digunakanuntuk menguji validitas konstrak adalahpendekatan analisis faktor.Teknik Analisis terdiri dari:

    1. Analisis Faktor Eksploratori.Validitas alat ukur yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah validitas konstrakyang dicari melalui tehnik analisa faktor.Analisis dilakukan dengan menggunakanprogram SPSS 11.00 for Windows.

    C. D. Ino Yuwono, M. G. Bagus Ani Putra

  • 272INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    Tabel 1. Blue print alat ukur kepribadian big five

    Neuroticism Kecemasan (Anxiety) 1,2,3 4,5,6 6

    Kemarahan (Anger) 7,8,9 10,11,12 6

    Depresi (Depression) 13,14,15, 16 17,18 6

    Kesadaran diri 19,20,21 22,23,24 6(Self-consciousness)

    Kurangnya kontrol diri 25,26,27 28,29,30 6(Immoderation)

    Kerapuhan (Vulnerability) 31,32,33 34,35,36 6

    Extraversion Minat berteman (Friendliness) 37,38,39, 40,41,42 6

    Minat berkelompok 43,44,45 46,47,48 6(Gregariousness)

    Kemampuan asertif 49,50,51 52,53,54 6(Assertiveness)

    Tingkat aktivitas 55,56,57 58,59,60 6(Activity-level)

    Mencari kesenangan 61,62,63, 64 65,66 6(Excitement-seeking)

    Kebahagiaan (Cheerfulness) 67,68,69, 70 71,72 6

    Openness to Kemampuan imajinasi 73,74,75 76,77,78 6Experience (Imagination)

    Minat terhadap seni 79,80,81 82,83,84 6(Artistic interest)

    Emosionalitas (Emotionality) 85,86,87 88,89,90 6

    Minat berpetualang 91,92,93 94,95,96 6(Adventurousness)

    Intelektualitas (Intellect) 97,98,99 100,101,102 6

    Kebebasan (Liberalism) 103,104,105 106,107,108 6

    Agreeableness Kepercayaan (Trust) 109,110,111 112,113,114 6

    Moralitas (Morality) 115,116 117,118,119, 6120

    Berperilaku menolong 121,122,123 124,125,126 6(Altruism)

    Kemampuan bekerjasama 127,128,129 130,131,132 6(Coope-ration)

    Kerendahan hati (Modesty) 133,134,135 136,137,138 6

    Simpatik (Sympathy) 139,140,141 142,143,144 6

    Faktor Faset/SubfaktorAitem Nomor

    Aitem + Aitem

    JumlahAitem

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 273INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

    Pada analisis faktor eksploratori yangdilakukan terhadap kelompok subyek sukuJawa menunjukkan bahwa alat ukurkepribadian big five terdiri dari 6 faktor. Halini tidak sesuai dengan teori aslinya bahwakepribadian individu terdiri dari 5 faktor atau5 trait besar yang disebut big five. Hasil inimenunjukkan bahwa validitas konstrak alatukur kepribadian big five yang diambil dariIPIP ini, tidak terbukti. Hasil analisis faktoreksploratori yang memberikan hasil 6 faktortersebut menjelaskan varians secarabervariasi, untuk faktor 1 menjelaskanvarians sebesar 50,334% didukung dengan8 variabel. Faktor 2 menjelaskan varianssebesar 14,629% dengan 7 variabel yangmendukungnya. Sementara faktor 3menjelaskan varians sebesar 13.305% dandidukung 5 variabel. Faktor 4 menjelaskanvarians sebesar 6,659% dengan 4 variabelyang berada didalamnya. Faktor 5menjelaskan varians sebesar 5,009 %didukung variabel sebanyak 3 dan faktor 6menjelaskan varians sebesar3,753 % dengan3 variabel yang mendukungnya. Secarakeseluruhan varians yang menjelaskan

    sebesar 93,688 % sehingga varians yangdijelaskan oleh keenam faktor tersebuttergolong tinggi. Hal ini sesuai pendapatCronbach (1955) bahwa validitas tes yangbaik dicapai bila varians yang diperoleh>0,60. Faktor-faktor baru yang dihasilkansetelah dilakukan analisis faktor tersebut,secara rinci dijelaskan dalam Tabel 2.

    Berbagai penelitian lintas budayamengenai kepribadian big five ini salahsatunya yang dilakukan di Korea, ternyatadari lima faktor yang ada dua diantaranyayaitu faktor Extraversion dan Agreeableness,juga memiliki muatan faktor yang berbedadari data normatif yang ada. Sementara tigafaktor lain yaitu Neuroticism, Openness toExperience dan Conscientiousness memilikimuatan yang sama dengan yang diteorikan(Piedmont & Chae, 1997). Hasil ini hampirmirip dengan temuan dalam penelitian ini,ada satu faktor yang didukung olehsubfaktor yang sama dengan data normatif,yaitu faktor Conscientiousness, meskipun disiniada tambahan subfaktor simpatik. Menurutpenelitian sebelumnya ada dua kemungkinanyang dapat diinterpretasi dari hasil ini, yaitupertama, subfaktor atau facet-facetmenunjukkan trait yang spesifik dari suatubudaya. Pola ini juga ditemukan pada sampel

    Conscientious- Kecukupan diri (Self efficacy) 145,146,147 148,149,150 6

    ness keteraturan (Orderliness) 151,152,153 154,155,156 6

    Rasa tanggungjawab 157,158.159 160,161,162 6(Dutifulness)

    Keinginan ber-prestasi 163,164,165 166,167,168 6(Achi-evement-striving)

    Disiplin diri (Self-disciplin) 169,170,171 172,173,174 6

    Kehati-hatian (Cautiosness) 175,176,177 178,179,180 6

    TOTAL AITEM 180

    C. D. Ino Yuwono, M. G. Bagus Ani Putra

  • 274INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    di Philipina sehingga bisa diargumentasikanadanya struktur yang spesifik dari budayaasia. Kedua, hal ini dapat diinterpretasibahwa adanya struktur yang bervariasikarena dalam proses rotasi didalam datamenunjukkan adanya kesalahan. Terkaitdengan penelitian ini dapat dijelaskan bahwadalam budaya Jawa, memang ada satu traityang sama dengan trait yang diteorikan

    dalam kepribadian big five yaitu faktorConscientiousness. Tetapi adanya tambahan 1faktor dan menyebarnya subfaktor atau facetyang mendukungnya, dimungkinkan karenaadanya kekhasan sifat-sifat pada budaya ini.Dibandingkan dengan penelitiansebelumnya yang dilakukan di Indonesiaoleh Halim dkk (2002) yaitu trait yangmemiliki struktur faktor yang sama adalah

    1 Faktor 1 (Opennes to experince) Tingkat aktivitas (Activity-level)Mencari kesenangan (Excitement-Seeking)Keceriaan (Cheerfulness)Kemampuan imajinasi (Imagination)Minat terhadap seni (Artistic interest)Emosionalitas (Emotionality)Minat berpetualang (Adventurousness)Intelektualitas (Intellect)

    2 Faktor 2 (Conscientiousness) Simpatik (Sympathy)Kecukupan diri (Self efficacy)keteraturan (Orderliness)Rasa tanggungjawab (Dutifulness)Keinginan berprestasi (Achievement-striving)Disiplin diri (Self-disciplin)Kehati-hatian (Cautiosness)

    3 Faktor 3 (Extraversion) Kurangnya kontrol diri (Immoderation)Kerapuhan (Vulnerability)Minat berteman (Friendliness)Minat berkelompok (Gregariousness)Kemampuan asertif (Assertiveness)

    4 Faktor 4 (neuroticism) Kecemasan (Anxiety)Kemarahan (Anger)Depresi (Depression)Kesadaran diri (Self-consciousness)

    5 Faktor 5 Kebebasan (Liberalism)(morality) Kepercayaan (Trust)

    Moralitas (Morality)

    6 Faktor 6 Berperilaku menolong (Altruism)(Agreeableness) Kemampuan bekerjasama (Cooperation)

    Kerendahan hati (Modesty)

    Tabel 2Faktor-Faktor Baru Hasil Analisis Faktor Eksploratori

    No Faktor Variabel yang mendukungnya

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa

  • 275INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    faktor Neuroticism dan Conscientiousness. Halini hampir sama dengan hasil penelitian ini,yaitu pada faktor Conscientiousness memilikistruktur faktor yang sama, meskipun padafaktor Neuroticism pada penelitian ini tidakmemiliki struktur yang sama dengan aslinya.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian ini, dapatdisimpulkan :

    Pada penelitian ini dengan analisis faktormenunjukkan bahwa trait kepribadianterdiri dari 6 faktor yaitu Neuroticism,Extraversion, Opennes to Experience,Agreeableness, Conscientiousness danMorality. Hal ini berarti validitas konstrakalat ukur kepribadian big five yangdiambil dari International Personality ItemPools (IPIP) dengan sampel mahasiswaJawa, tidak terbukti. Hal ini karena datayang didapatkan tidak sesuai denganteori kepribadian big five yang diteorikan.

    Berdasarkan kesimpulan diatas dapatdisarankan, bahwa:1. Mengingat validitas konstraknya pada

    subyek Jawa tidak terbukti, maka untukpemakaian alat ukur kepribadian big fiveyang diadaptasi dari IPIP sebaiknya hati-hati, dalam pemakaiannya untuk subyekJawa sebaiknya dicermati aitem-aitemyang mendukung faktor-faktornyasehingga tidak salah menginterpretasi.

    2. Belum maksimalnya sampel yangdigunakan dalam penelitian ini, dapatdijadikan masukan untuk penelitianselanjutnya dengan memperbesarsampel penelitian sehingga didapatkanhasil yang lebih akurat.

    3. Agar informasi yang didapatkan lebihkomprehensif, maka perlu dilakukananalisis lain, seperti analisis faktorkonfirmatori untuk memperkuatkesimpulan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Azwar, S. 2001. Dasar-dasar Psikometri. Edisike 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Barrick, M.R. & Ryan, A.M. 2003. Personalityand work: Reconsidering the role ofpersonality in organization. San Farnsisco:Jossey-Bass.

    Fieldman, Robert S. 1993. Essential OfUnderstanding Psychology. New York: McGraw Hill.

    Feist, J. & Fesit, G.J. 1998. Theories of Personality.Fourth edition. New York: McGraw HillCompany.

    Halim, Magdalena S. & Boon van Ostade.Differences in Big Five Factors ofPersonality between American andIndonesian students. Scientific Programand Abstracs. XVI Congress of theInternational Association for Cross-Cultural Psychology. Yogyakarta: tidakditerbitkan.

    Larsen, R.J., Buss, David M. 2002. PersonalityPsychology: Domain Of Knowledge AboutHuman Nature. New York: McGraw Hill.

    McCrae, R.R & Costa Jr., P.T. 1997.Personality Trait Structure as a HumanUniversality. Americant Psychologist. Vol52. No 5. 509-516.

    Pervin, L.A & John, O.P. 2001. Personality;Theory and Reasearch. 8 ed. New York:John Wiley & Sons, Inc.

    Piedmont, R.L. & Ho Chae, J. 1997. Cross-Cultural Generalizability Of The Five-

    C. D. Ino Yuwono, M. G. Bagus Ani Putra

  • 276INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005

    Factor Model Of Personality,Development and Validation of TheNEO PI-R for Koreans. Journal OfCross-Cultural Psychology. Vol 28 no 2.131-155.

    Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi : konsep,kontroversi, aplikasi. Versi BahasaIndonesia. Jakarta : Prehallindo

    Suminar, D., Handoyo, S., Hartini, N., &Suryanto. 1997. Validasi KonstrakPersonality Characteristic Inventory.Laporan Penelitian. Surabaya: lembagapenelitian Universitas Airlangga. tidakditerbitkan.

    Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat UkurPsikologis. Yogyakarta: Andi Offset..

    Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa