042. Konsep Dasar Pkn

23
RINGKASAN BELAJAR MATA KULIAH: “KONSEP DASAR PKn” UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA TEMU I - III MATERI : 1. Pendahuluan 2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan 3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan 4. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum 5. Ruang Lingkup Pkn 6. Paradikma Baru Pkn Dosen : Rarasaning Satianingsih, SE., M.Pd. Ida Sulistyowati, SH., M.Pd. TUJUAN PERKULIAHAN UMUM Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan warga Negara dan Negara serta menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta bentuk sikap dan prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan banga. TUJUAN PERKULIAHAN KHUSUS: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan Pengertian Kewarganegaraan 2. Mahasiswa dapat mendiskripsikan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan 3. Mahasiswa dapat menyebutkan Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum 4. Mahasiswa dapat menyebutkan Ruang Lingkup Pkn 5. Mahasiswa memahami tentang Paradikma Baru Pkn

Transcript of 042. Konsep Dasar Pkn

Page 1: 042. Konsep Dasar Pkn

RINGKASAN BELAJAR  MATA KULIAH:

“KONSEP DASAR PKn”UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

TEMU  I -  III              MATERI :

1.      Pendahuluan2.      Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan3.      Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan4.      Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum5.      Ruang Lingkup Pkn6.      Paradikma Baru Pkn

Dosen :Rarasaning Satianingsih, SE., M.Pd.

Ida Sulistyowati, SH., M.Pd.

TUJUAN PERKULIAHAN UMUMMemberikan pengetahuan  dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan warga Negara dan Negara

serta menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta bentuk sikap dan prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan banga.

TUJUAN PERKULIAHAN KHUSUS:1.      Mahasiswa dapat menjelaskan Pengertian Kewarganegaraan2.      Mahasiswa dapat mendiskripsikan Tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan3.      Mahasiswa dapat menyebutkan Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum4.      Mahasiswa dapat menyebutkan Ruang Lingkup Pkn5.      Mahasiswa memahami tentang Paradikma Baru Pkn

PENDAHULUANalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 Pasal 3 tahun 2003, pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi masyarakat yang beriman dan

Page 2: 042. Konsep Dasar Pkn

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Rumusan tujuan dari pendidikan nasional tersebut merupakan amanat yang

harus diimplementasikan dalam belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan tujuan

pendidikan ini tampak jelas bahwa semua unsur yang dimiliki peserta didik yang patut

berkembang sudah ada didalamnya, hal ini mencerminkan tujuan pendidikan sudah bagus

sesuai dengan pandangan-pandangan modern dalam pendidikan (Pidarta, 2007:37).

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Selain itu mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materi

keilmuwan kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu

politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan filsafat.

Kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting

dalam membentuk warga negara yang baik yang sesuai dengan falsafah bangsa dan

konstitusi negara republik Indonesia.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut (BNSP,2006:78)

1.      Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.2.      Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam

kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.3.      Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-

karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.4.      Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau

tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Page 3: 042. Konsep Dasar Pkn

            Dalam kurikulum 2006 materi keilmuwan mata pelajaran Pkn mencakup dimensi

pengetahuan (knowledge),  ketrampilan (skills), dan nilai (values). Sejalan dengan ide

pokok mata pelajaran Pkn yang membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara

yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan,

ketrampilan, dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip PKn. Pada

gilirannyawarga Negara yang baik tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya

masyarakat yang demokratis.

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(PKN)

Mata kuliah pendidikan  Kewarganegaraan merupakan program pendidikan

yang memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya dan keyakinan bangsa Indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkannya

dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Secara epistimologis, pendidikan kewarganegaraan dikembangkan dalam tradisi

citizenship  education yang tujuannya sesuai dengan tujuan nasional masing-masing

Negara namun secara umum tujuan Negara mengembangkan pendidikan

kewarganegaraan (PKn) adalah agar setiap warga Negara menjadi warga Negara yang

baik (to be good citizens) yakni warganegara yang memiliki kecerdasan (Civic

Intelligence) baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga

dan tanggung jawab (Civic Responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara (Civic Participation) agar tumbuh rasa kebangsaan dan

cinta tanah air (Maftuh dkk,2005:320).

Page 4: 042. Konsep Dasar Pkn

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau Civic Education adalah program 

program pendidikan/pembelajaran yang secara programatik-prosedural berupaya

memanusiakan (Humanizing) dan membudayakan (Civilizing) serta memberdayakan

(empowering) manusia dalam hal ini siswa (diri dan kehidupannya menjadi warganegara

yang baik sebagimana tuntutan keharusan/ yuridis konstitusional bangsa/ Negara yang

bersangkutan (Kosasih djahiri,2006:9). Demikian juga National Council for the social

studies (NCSS) (dalam Somantri, 2001 : 294)  mendefinisikan  Civic Education dengan

rumusan sebagai berikut :

Civic Education is a process comprising all the positive influences which are intended to shape a citizen's view to his role in society. It comes partly from formal schooling, partly from parental influence, through Civic Education our youth are helped to gain an understanding of our national ideals, to common good, the process of self government.

Pada definisi tersebut, pengertian  civic education lebih dipertegas lagi karena

bahannya meliputi pengaruh positif dari pendidikan disekolah dan pendidikan diluar

kelas/ sekolah. Unsur-unsur itu harus dipertimbangkan dalam menyusun civic education

yang diharapkan akan membantu  para siswa dalam memahami dan mengapresiasikan

cita-cita nasional, membuat keputusan yang cerdas, dalam berbagai masalah pribadi,

masyarakat dan negara.

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

Pasal 37 dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran

wajib untuk jenjang sekolah dasar. Dengan   pernyataan ini PKn memiliki dasar hukum

yang sangat kuat dan wajib tidak saja untuk diselenggarakan tetapi juga dikembangkan

sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Implementasi dari UU Sisdiknas ini adalah

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Peraturan Pemerintah tentang SNP ini kemudian dijabarkan lagi dalam

Page 5: 042. Konsep Dasar Pkn

peraturan yang berada satu tingkat di bawahnya dengan adanya Permendiknas Nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

a.1 Pendidikan Kewaganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai Citizenship Education,

secara substansif dan pedagonis yang dirancang untuk membangun warga negara yang

cerdas dan baik untuk seluruh jalur pendidikan.

Pendidikan kewaranegaraan dapat diartikan menjadi 2 golongan, yaitu Civic

Education danCitizenship Education.Civic Education dapat diartikan sebagai suatu

pelajaran yang dirancang untuk mempersiapkan para generasi muda agar setelah dewasa

mampu berperan aktif dalam masyarakat, sedangkan cityzenship mempunyai arti yang

lebih luas yang mencakup formal dan informal. Pendidikan kewarganegaraan dapat juga

disebut civic education yang artinya adalah suatu program pendidikan yang merupakan

perkembangan dan perluasan dari ilmu kewarganegaraan yang berfokus pada perluasan

Demokrasi Politik, Demokrasi Sosial, dan Demokrasi Ekonomi dengan pengaruh positif

dari pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Istilah civic merupakan istilah yang paling tua sejak prtamakalinya digunakan

oleh Chreshore pada tahun 1886 dalam somantri (1969)untuk menunjukan the science of

citizenship yang isinya mempelajari hubungan antarwarga negara dan hubungan antara

warganegara dengan negara.

a.2 Ilmu Kewarganegaraan

Definisi Ilmu Kewarganegaraan diantaranya adalah terjemahan dari civics berasal

dari kata civicus (bahasa latin) atau citizens (bahasa inggris), secara terminologis civic

Page 6: 042. Konsep Dasar Pkn

diartikan sebagai studi yang berkaitan dengan tugas-tugas pemerintah dan kewajiban

warga negara.

Pendidikan kewarganegar¬aan dalam pengertian sebagai citizenship education,

secara riil dan pedagogis (Ilmu Mendidik) diatur sedemikian rupa untuk mengembangkan

warga Negara yang cerdas dan baik untuk semua jalur maupun jenjang pendidikan.

Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis

pendidikan nasional Indonesia dalam lima status.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler di sekolah atau luar

sekolah/di perguruan tinggi di Indonesia, kedudukannya sebagai mata pelajaran/mata

kuliah yang berdiri sendiri perlu terus dimantapkan di semua jenjang pendidikan, agar

proses education about citizenship terwadahi secara sistimatik dan berbobot.

Pertimbangan tersebut juga dimaksudkan bahwa secara perlahan tetapi pasti, melalui

pemantapan mata pelajaran/mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan penciptaan

kehidupan sosilakultural sekolah/ kampus yang demokratis, taat hukum, religius dan

berkeadaban,dapat dijalanai koridor sosial-kultural menuju proses education for

citizenship (konsep sekolah/kampus sebagai laboratory for democracy. Dengan cara itu,

pada saatnya nanti, para lulusan lembaga pendidikan formal mampu menampilkan

dirinya sebagai demokrat muda yang taat hukum, religius dan berkeadaban dalam

berbagai konteks kehidupan yang dijalaninya. Namun demikian khusus dalam konteks

pendidikan usia dini, yakni di taman kanak-kanak dan sekolah dasar kelas rendah (1-3),

karena perkembangan psikososial siswa yang berada pada tarap kognitif concrete

operation menuju formal-operation (Piaget:1960) dan moralita pre-conventional morality

yang didominasi oleh punishment and obedience orientation meningkat ke good boy and

Page 7: 042. Konsep Dasar Pkn

nice girl orientation menuju instrumental relativist orientation (Kohlberg:1975), yang

memerlukan keterpaduan dan kebermaknaan belajar dalam suasana yang otentik atau

hands-on experience, pendidikan kewarganegaraan dapat diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran lain yang relevan dengan pendekatan cross-curriculum, khususnya dalam

pendidikan IPS, Bahasa dan kesenian, seperti mata pelajaran Personal, Social, and Health

Education (PSHE) di sekolah dasar di UK, Life Orientation di Afrika Selatan dan Social

Studies di negara lainnya.

Berdasarkan uraian  diatas tampak jelas bahwa pendidikan kewarganegaraan tidak

hanya untuk membekali siswa hanya dengan dimensi rasional dan intelektual tetapi juga

bagaimana pendidikan kewarganegaraan yang membekali mereka dengan dimensi

spiritual, emosional dan sosial sehingga nantinya mereka diharapkan mampu hidup

bersosialisasi dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Atas dasar itu  siswa

jangan terlalu banyak diberi hal-hal yang bersifat abstrak, tetapi hal-hal yang nyata dan

berguna bagi kehidupan sehari-hari tanpa mengurangi dari tujuan pendidikan

kewarganegaraan itu sendiri.

B.      FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN (PKn)

Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu wahana mencerdaskan bangsa

sebagaimana menjadi tujuan nasional di dalam pembukaan UUD 1945 harus mampu

menbentuk warganegara yang kritis dan reflektif yang merupakan warga negara yang

cerdas, bertanggung jawab, memiliki komitmen yang tinggi, dan memiliki kompetensi

untuk terus berpartisipasi aktif memajukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Ini membutuhkan warga negara yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan

Page 8: 042. Konsep Dasar Pkn

yang luas dan mendalam; nilai-nilai dan sikap kewarganegaraan yang positif dan penuh

tanggung jawab; dan memiliki keterampilan kewarganegaraan yang bermakna bagi

kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Disamping itu, ketiga kapabilitas

kewarganegaraan ini harus diintegrasikan oleh civic confidence, civic commitment, dan

civic performance untuk menjadikan kompetensi kewarganegaraan yang bermakna bagi

sosial budaya dan kemasyarakatan (Winataputra dalam Sukardi, 2006:171).

Selanjutnya (Sukardi, 2006:173) mengemukakan bahwa pendidikan

kewaganegaraan (PKn) ke depan mempunyai visi menjadi program pendidikan sekolah

yang terintegrasi dalam rangka melahirkan warga negara yang cerdas, bertanggung

jawab, demokratis, berbudi pekerti luhur, bermoral tinggi dan mandiri, serta terampil dan

partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Baik di tingkat

lokal, nasional, dan global dengan tetap berlandaskan kepada nilai-nilai dan ketentuan-

ketentuan dalam Pancasila dan UUD 1945. Dengan visi ini hendaknya mampu

menghasilkan warga negara yang mampu berfikir global tetapi tetap respek dan

bertanggung jawab untuk melaksanakan komitmen kehidupan berbangsa dan bernegara

Indonesia.

Selain visi pendidikan kewarganegaraan yang telah dijelaskan di atas,

pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ini memiliki misi sebagai berikut:

a.       PKn sebagi pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan

pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai

warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik dan kesadaran politik, serta

kemampuan berpartisipasi politik yang tinggi.

Page 9: 042. Konsep Dasar Pkn

b.      PKn sebagai pendidikan hukum, berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk

membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi,

menyadari akan hak dan kewajibannya, dan memiliki kepatuhan terhadap hukum.

c.       PKn sebagai pendidikan nilai (Value education), yang berarti melalui pendidikan

kewarganegaraan diharapkan tertanam dan tertranspormasikan nilai, moral, dan norma

yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri siswa, sehingga mendukung

upaya nation and character building (Maftuh dkk, 2005:321).

Dengan melihat pada misi PKn tersebut, maka kompetensi materi PKn bukan

hanya konsep-konsep ilmu politik saja, tetapi juga memuat konsep-konsep ilmu hukum

dan disiplin ilmu sosial lainnya. Selain itu, sebagai pendidikan nilai, maka dalam konsep

dalam PKn juga memuat nilai-nilai luhur yang terkandung pada nilai sentral bangsa

Indonesia, yakni Pancasila.

 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:78) merumuskan tujuan mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a.       Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b.      Berpartisipasi secara aktif dan bertangung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam

kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.

c.       Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-

karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

d.      Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dala percaturan dunia secara langsung atau tidak

langsung dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi.

Page 10: 042. Konsep Dasar Pkn

Dari fungsi dan tujuan di atas tampak terdapat 3 komponen penting yang

hendak dikembangkan yaitu: warga negara yang cerdas (berpikir kritis dan berpartisipasi)

dan berkarakter (loyal kepada bangsa dan negara, memiliki kebiasaan berpikir dan

bertindak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, dapat hidup bersama dengan bangsa-

bangsa lain). Dengan demikian diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan

cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.

C.    KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN   PKN

            Dengan memperhatikan visi dan misi mata pelajaran PKn yaitu membentuk warga

negara yang baik, maka selain mencakup dimensi pengetahuan, karateristik mata

pelajaran PKn ditandai dengan pemberian penekanan pada dimensi sikap dan ketrampilan

kewarganegaraan. Jadi seorang warga Negara perlu memahami dan menguasai penguasai

pengetahuan yang lengkap tentang konsep prinsip politik, hukum, dan moral

kewarganegaraan. Setelah menguasai pengetahuan, selanjutnya seorang warga negara

diharapkan memiliki sikap atau karakter sebagai warga Negara yang baik  dan memiliki

ketrampilan berpartisipasi dalam bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara serta

ketrampilan menentukan posisi diri, serta kecakapan hidup (life skills).

Somantri (2001:161), memberikan gambaran tentang karakteristik Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) yang masih terus harus dikembangkan baik secara ilmiah

maupun Pedagogis sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagai berikut :

1.      PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan Pendidikan IPS, yaitu bahan

pendidikannya diorganisasikan secara terpadu (integrated) dari berbagai disiplin ilmu

sosial, humaniora, dokumen Negara, terutama pancasila, UUD1945, GBHN, dan

Page 11: 042. Konsep Dasar Pkn

perundangan Negara, dengan tekanan bahan pendidikan yang berkenaan dengan bela

Negara.

2.      PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, Pancasila,

UUD 1945 dan dokumen Negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara

ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

3.      PKn dikembangkan secara ilmiah dan pedagogis untuk tingkat pendidikan dasar  dan

menengah serta perguruan tinggi.

4.      Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berfikir secara integratif,

yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara pengetahuan ekstraseptif (ilmu),

kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan nasional, Pancasila, UUD 1945, Filsafat

pendidikan, Psikologi Pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin ilmu social dan

humaniora, kemudian dibuat program pendidikannya yang terdiri atas unsure : (1) tujuan

Pendidikan, (2) bahan Pendidikan, (3) metode pendidikan, (4) evaluasi.

5.      PKn menitikberatkan kepada kemampuan dan keterampilan berpikir aktif warga negara,

terutama generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga negara  yang baik

(good citizen) dalam suasana demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan (civic

affairs,)

6.      Dalam kepustakaan asing PKn sering disebut civic education yang salah satu batasannya

ialah “seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat menumbuhkan

demokrasi”.

Page 12: 042. Konsep Dasar Pkn

D.   RUANG LINGKUP PKN

Pengembangan Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

Pendidikan Nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar isi, proses,

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

pembiayaan, dan penilaian Pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan

tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan

utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim

Pendidikan Nasional tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa KTSP

jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan dengan mengacu kepada SI

dan SKL serta panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut

kurikulum dalam UU 20/2003.

Dalam UU No.20/2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1

ditegaskan bahwa kurikulum prndidikan dasar dan menengah wajib memuat :

b.            Pendidikan Kewarganegaraan;

c.             Bahasa;

d.            Matematika;

e.             Ilmu Pengatahuan Alam;

f.             Ilmu Pengetahuan Soaial;

g.            Seni dan budaya;

Page 13: 042. Konsep Dasar Pkn

h.            Pendidikan Jasmani dan Olahraga;

i.              Keterampilan/ kejuruan; dan

j.        Muatan lokal

Untuk melaksanakan ketentuan mengeanai kurikulum sebagaimana diatur dalam

UU NO. 20/2003, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Standar

Nasional Pendidikan. Ketentuan mengenai kurikulum yang diatur dalam PP No. 19/2009

diantaranya adalah tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum. Dalam pasal 6

ditegaskan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada

jenjang pendidikan Dasar dan menengah terdiri atas:

Kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia;

b.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c.       Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d.      Kelompok mata pelajaran estetika;

e.       Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian di

Sd/MI/SLB/Paket A, SMP/ MTs/SMPLB/ Paket A, SMA/MA/SMALB/ Paket C,

SMK/MAK. Atau bentuk lain yang sederajad  dilaksanakan melalui muatan dan/ atau

kegiatan Agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan

pendidikan Jasmani. Hal ini diatu dalam PP No. 19/2005 adalah berkenaan dengan

kedalaman muatan Kurikulum. Dalam pasal 8 PP No. 19/2005 ditegaskan bahwa

kedgalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

kompetensi pada setiap tingkat dan/ atau semester sesuai dengan standar nasional

pendidikan. Kompetensi sebagaimana dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan

Page 14: 042. Konsep Dasar Pkn

kompetensi dasar. Ketentuan menganai kedalam muatan kurikulum dikembangkan oleh

Badan Standar Nasional pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Dalam hal ini tedapat dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan Dasar dan menengah.

Berikut disajikan standar isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang

meliputi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dalam standar Isi (BSNP, 2006:

271) dijelaskan juga mengenai ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan, yakni

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a.       Persatuan dan kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam Perbedaan, Cinta

lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan Negara, Sikap positif

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan Jaminan keadilan.

b.      Norma, hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di

sekolah, Norma yang berlaku didalam masyarakat, peraturan-peraturab daerah, norma-

norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional,

hukum dan peradilan Internasional.

c.       Hak Asasi Manusia meliputi : Hak dan Kewajiban Anak, Hak dan Kewajiban aggota

masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Penghormatan dan perlindungan

HAM.

d.      Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong rotong, Harga diri sebagai Warga

masyarakat, kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai

keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.

Page 15: 042. Konsep Dasar Pkn

e.       Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan Konstitusi yang pertama,

konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi

f.       Kekuasaan dan politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah

dan otonomi, pemerintahan pusat, Demokrasi dan sistim Politik, budaya politik, Budaya

demokrasi meniju masyarakat madani, sistim pemerintahan, Pers dalam masyarakat

demokrasi.

g.      Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi Negara,

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Pengamalan nilai-nilai pancasila

dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai idiologi terbuka.

h.      Globalisai meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era

Globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan

mengevaluasi globalsasi.