041

15
KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA Januar Eky Pambudi FE Universitas Muhammadiyah Tangerang Farid Addy Sumantri FE Universitas Muhammadiyah Tangerang Abstract Earningsmanagement is the act ofa managertopresent thereportto raiseorlower thecurrent periodprofitof the business unitsunder his responsibility, without causingan increaseordecrease intheunitof economicprofitabilityin the long term. This studyaimed toexamine the effect ofauditorquality, firm size, andleverageon earnings management. The sample usedin this studyconsistedof39samples offoodandbeveragecompanylisted on theIndonesia Stock Exchange(IDX) duringthe period 2010-2012. The samples wereselected usingpurposivesamplingmethod. Earnings management is proxy by discretionary accruals using the Modified Jones Model(1995). Data collection methodsused aresecondary data. Analysis ofthe data usedin this studywithdescriptivestatisticanalysis, the classicalassumption test, multiple linear regression analysis, analysisof determination, t testand F test. The result of thisstudyshowedthat firm sizehas a significant influenceon earnings management, whereasthe variablequalityandleveragehas no effection earnings management. Keywords: Audit Quality, Firm’s Size, Leverage, andEarnings Management SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014 1 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Transcript of 041

  • KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP

    MANAJEMEN LABA

    Januar Eky Pambudi FE Universitas Muhammadiyah Tangerang

    Farid Addy Sumantri FE Universitas Muhammadiyah Tangerang

    Abstract Earningsmanagement is the act ofa managertopresent thereportto

    raiseorlower thecurrent periodprofitof the business unitsunder his responsibility, without causingan increaseordecrease intheunitof economicprofitabilityin the long term. This studyaimed toexamine the effect ofauditorquality, firm size, andleverageon earnings management.

    The sample usedin this studyconsistedof39samples offoodandbeveragecompanylisted on theIndonesia Stock Exchange(IDX) duringthe period 2010-2012. The samples wereselected usingpurposivesamplingmethod. Earnings management is proxy by discretionary accruals using the Modified Jones Model(1995). Data collection methodsused aresecondary data. Analysis ofthe data usedin this studywithdescriptivestatisticanalysis, the classicalassumption test, multiple linear regression analysis, analysisof determination, t testand F test.

    The result of thisstudyshowedthat firm sizehas a significant influenceon earnings management, whereasthe variablequalityandleveragehas no effection earnings management. Keywords: Audit Quality, Firms Size, Leverage, andEarnings Management

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    1

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • PENDAHULUAN Sesuai yang dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Caoncepts

    (SFAC) No.1 dalam Herawaty (2010), informasi laba merupakan perhatian utama untuk

    menilai kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga

    membantu pemilik atau pihak lain dalam mengetahui earnings power perusahaan di

    masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari

    oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi

    tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional behavior)

    yang salah satu bentuknya adalah earning management. Oleh karena itu, penelitian

    yang berhubungan dengan manajemen laba menjadi pusat perhatian dari berbagai

    kalangan baik praktisi, investor dan pemegang saham yang memiliki kepentingan

    terhadap laporan keuangan perusahaan.

    Manajemen laba terjadi yang dilakukan oleh pihak manajer dalam proses

    pelaporan keuangan suatu perusahaan karena pihak manajer ingin mengharapkan apa

    yang telah mereka lakukan. Manajemen laba menarik untuk diteliti karena dapat

    memberikan suatu gambaran tentang perilaku manajer dalam pelaporan kegiatan

    usahanya pada periode tertentu dengan adanya kemungkinan munculnya motivasi

    tertentu untuk memanage data keuangan yang dilaporkan.Pihak manajemen tidak selalu

    dikaitkan dengan upaya memanipulasi data tetapi lebih cenderung dengan pemilihan

    metode akuntansi untuk mendapatkan keuntungan yang memang diperkenankan

    menurut accounting regulations.

    Adanya asimetri informasi (information asymmetry) ini memungkinkan

    manajemen untuk melakukan modifikasi laba.Manajemen laba atau modifikasi laba

    adalah suatu tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar

    tertentu dengan tujuan memaksimalisasi kesejahteraan pihak manajemen dan atau nilai

    pasar perusahaan.Menurut Scott (2000) dalam Pratiwi (2009) manajemen dilakukan

    untuk memenuhi kepentingan manajemen dengan cara memanfaatkan kelemahan

    inheren dari kebijakan akuntansi namun tetap berada dalam koridor Generally Aceppted

    Accounting Principles (GAAP). Kasus manajemen laba di Indonesia yang terjadi pada

    tahun 2002 adalah kasus perusahaan Kimia Farma yang diduga melakukan mark up

    laporan keuangan dengan menggelembungkan laba sebesar Rp 32,688 miliar (Kompas,

    5 November 2002). Kasus Lippo Bank dengan menerbitkan 3 (tiga) versi laporan

    keuangan sekaligus dan saling berbeda antara satu dan lainnya, yaitu laporan keuangan

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    2

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • yang dipublikasi dalam media massa, kepada Bapepam, dan kepada manajer

    perusahaan. (Bapepam, 2003).

    Menurut Siregar dan Utama (2005) KAP yang lebih besar diasumsikan audit

    yang dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena

    adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk

    menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku.

    Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas penting penerapan mekanisme GCG

    (good corporate governance) dan pentingnya peranan kualitas auditor sangat

    mempengaruhi kesempatan melakukan manajemen laba sehingga memberikan motivasi

    untuk penulis melakukan penelitian dari tata kelola perusahaan dan peranan auditor

    terhadap kecenderungan dilakukannya manajemen laba oleh manajer

    perusahaan.Siregar dan Utama (2005) yang meneliti semua perusahaan yang terdaftar di

    BEJ, kecuali perusahaan dalam industri keuangan, real estate, property, dan

    telekomunikasi.Sampel perusahaan dalam penelitian ini sebanyak 144 perusahaan.Hasil

    dari penelitian ini menyimpulkan kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan

    memiliki pengaruh signifikan sedangkan untuk kepemilikann institusional dan praktek

    corporate governance tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    manajemen laba.

    Guna dan Herwaty (2010) dengan meneliti 40 sampel perusahaan manufaktur

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan kepemilikan institusional,

    kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, independensi auditor,

    serta ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan sedangkan leverage, kualitas audit

    dan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.Purwanti (2012) yang meneliti

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian ini adalah 96

    perusahaan selama tahun 2008-2010 yang memenuhi kriteria. Hasil dari penelitian ini

    menyimpulkan kecakapan manajerial dan leverage tidak memiliki pengaruh yang

    signifikan. Selain itu kualitas auditor, komite audit dan ukuran perusahaan memiliki

    pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.Dari ketiga penelitian terdahulu

    terlihat adanya perbedaan terhadap hasil penelitian dari variabel-variabel yang

    digunakan. Dari perbedaan tersebut di atas peneliti ingin mencoba mengambil tiga

    variabel yang memiliki hasil berbeda disetiap penelitian tersebut yaitu kualitas audit,

    firm size(ukuran perusahaan) dan leverage terhadap manajemen laba. Selain

    menggunakan variabel yang berbeda dari penelitian terdahulu, dalam penelitian ini

    menggunakan objek perusahaan makanan dan minuman dikarenakan perusahaan pada

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    3

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • sektor ini merupakan industri yang kompetitif dalam menghasilkan laba.Penelitian ini

    bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-

    variabel di atas terhadap manajemen laba.

    KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Putu (2008) mendefinisikan suatu

    hubungan keagenan sebagai suatu kontrak atau satu orang atau lebih (principal).Dalam

    hal ini, prinsipal mendelegasikan beberapa kewenangan kepada agen untuk mengambil

    keputusan.Jika kedua belah pihak berhubungan untuk memaksimalisasi utilitas, maka

    ada kemungkinan agen tidak selalu bertindak untuk kepentingan utama prinsipal. Untuk

    itu, prinsipal dapat membatasi agen dengan cara penetapan insentif. Dari penjelasan di

    atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teori agensi adalah hubungan antara

    principle dan agent dengan berbagai kepentingan yang dapat menyebabkan konflik

    diantara keduanya.

    Menurut Scott (2000) dalam Budi (2009) manajemen laba adalah suatu tindakan

    manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan

    memaksimalisasi kesejahteraan pihak manajemen dan atau nilai pasar

    perusahaan.Discretionary accrual adalah komponen akrual yang memungkinkan

    manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan,

    sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau

    kondisi perusahaan yang sesungguhnya. De Angelo (1986) dalam Meutia (2004)

    menyatakan konsep model akrual memiliki dua komponen, yaitu komponen non-

    discretionary dan discretionary.

    Salah satu yang biasanya digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan

    membatasi perilaku opportunistic manajemen (agent) adalah corporate governance.Jadi

    corporate governanceadalah suatu peraturan yang menentukan hubungan antara

    pemegang saham dan manajer sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.Wahyuni dan

    Sasongko(2011) corporate governance merupakan kunci sukses perusahaan dalam

    mengelola perusahaan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan terjamin

    kualitasnya.Tata kelola perusahaan yang baik mencerminkan apakah perusahaan

    tersebut, dalam hal ini manajemen, sehat dan transparan sehingga diharapkan dapat

    menekan aktivitas perekayasaan kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak

    menggambarkan nilai sesungguhnya.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    4

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Kualitas Audit Menurut Becker dkk (1998) menyimpulkan bahwa klien dari auditor Non Big 6

    melaporkan akrual diskresioner (proxy dari pengelolaan laba) secara rata-rata lebih

    tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 6. Penelitian di Indonesia mengenai

    kualitas audit dilakukan oleh Wirjolukito (2003), dimana kualitas audit yang tinggi

    (KAP Big 4) tidak memperkecil besaran underpricing. Sandra dan Kusuma (2004)

    menemukan bahwa kualitas audit bukan merupakan variabel moderating antara perataan

    laba dan reaksi pasar. Hasil kedua penelitian tersebut dapat mengindikasikan bahwa

    ukuran KAP mungkin bukan merupakan proxy kualitas audit yang tepat di Indonesia

    (Siregar dan Utama, 2005).

    Ukuran Perusahaan

    Menurut Nuryaman (2008) perusahaan yang berukuran besar memiliki basis

    pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar

    akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan

    perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap

    prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah)

    akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran

    pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum.

    Leverage

    Menurut Verawati (2012) hutang merupakan perjanjian antara perusahaan

    sebagai debitur dengan kreditur.Dalam perjanjian hutang ini, ada kepentingan

    perusahaan untuk dinilai positif oleh kreditur dalam hal kemampuan membayar

    hutangnya. Terdapat kemungkinan bahwa adanya perjanjian kontrak hutang memicu

    manajemen untuk meningkatkan laba dengan tujuan memperlihatkan kinerja positif

    pada kreditur sehingga memperoleh suntikan dana atau untuk memperoleh penjadwalan

    kembali pembayaran hutang.

    Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba Isnanta (2008) dalam Welvin (2010) auditor yang bekerja di KAP Big Four

    dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan

    dan prosedur serta memiliki program audit yang lebih akurat dan efektif dibandingkan

    dengan auditor dari KAP non Big Four. Lenox (1999) dalam Handayani (2009)

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    5

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • memperoleh hasil yang hampir sama bahwa ukuran kantor akuntan publik berkorelasi

    positif terhadap akurasi pelaporan keuangan. Sedangkan Siregar dan Utama (2005)

    gagal membuktikan bahwa ukuran KAP mempunyai pengaruh signifikan terhadap

    praktik manajemen laba.

    H1: Kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba

    Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Choutrou, dkk (2001) dalam Purwanti (2012) menemukan bahwa ukuran

    perusahaan di Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap manajemen

    laba.Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan

    manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil. Sedangkan penelitian di Indonesia oleh

    Siregar dan Utama (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan

    menggunakan logaritma natural nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun

    berpengaruh signifikan negatif terhadap besaran pengelolaan laba, artinya semakin

    besar ukuran perusahaan semakin kecil besaran pengelolaan labanya.

    H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba

    Leverage terhadap Manajemen Laba

    Leverage dapat menjadi tolak ukur mengenai manajemen laba yang dilakukan

    perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki liabilitas

    yang lebih besar jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki, hal ini mengakibatkan

    risiko dan tekanan yang besar pada perusahaan. Shanti dan Yudhanti (2007) dalam

    Purwanti (2012) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki financial leverage tinggi

    akibat besarnya liabilitas dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga

    melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat

    memenuhi kewajiban membayar liabilitas pada waktunya. Penelitian Chin et al. (2009)

    juga menemukan bahwa terdapat pengaruh positif leverage terhadap manajemen laba.

    Penelitian lain yang dilakukan Dichev dan Skinner (2002), Jaggi dan Lee (2002) dan

    Othman dan Zhegal (2006) juga menemukan hubungan positif antara hutang dan

    manajemen laba.

    H3: Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    6

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sampel perusahan-perusahaan kelompok industri

    makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010

    sampai 2012 yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan dengan informasi laba

    positif. Dari keterangan di atas diperoleh 13 perusahaan sampel yang akan digunakan

    sebagai sumber data untuk dianalisis, Adapun proses seleksi sampel disajikan pada tabel

    1 dibawah ini:

    ===TABEL 1 DISINI===

    Pengukuran Variabel

    Manajemen Laba

    Manajemen laba diproksikan dengan menggunakan discretionary accruals dan

    dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model. Modified Jones Model dapat

    mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya.

    Untuk mengukur discreatonary accruals mengacu pada penelitian Dechow et al.

    (1995).

    TAC= Nit CFOit

    Nilai Total Accrual (TAC) yang diestimasi dengan persamaan regresi

    OLS(Ordinary Least Square) sebagai berikut:

    TAit/Ait-1 = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1) + 3 (PPEt/Ait-1) +

    Menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals (NDA)

    dapat dihitung dengan rumus:

    NDAit = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1 Rect/Ait-1) + 3 (PPEt/Ait-1)

    Selanjutnya DA dapat dihitung sebagai berikut:

    DAit = TAit/Ait-1 NDAit

    Keterangan: DAit = Discretionary Accruals perusahaan I pada periode ke-t NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan I pada periode ke-t TAit = Total Akrual perusahaan i pada periode ke-t Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke-t Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1 Revt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke-t PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke-t Rect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke-t = Error

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    7

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Kualitas Auditor Dimensi kualitas auditor yang paling sering digunakan dalam penelitian adalah

    ukuran kantor akuntan publik atau KAP karena nama baik perusahaan (KAP) dianggap

    merupakan gambaran yang paling penting. Kualitas auditor akan berpengaruh terhadap

    hasil audit yang dilakukan oleh auditornya. Kualitas auditor dapat diukur dengan

    mengklasifikasikan atas audit yang dilakukan oleh KAP Big Four dan KAP Non-Big

    Four. Kualitas auditor dalam penelitian ini mengggunakan variabel dummy (Anita,

    2012).Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big Four maka diberi nilai 1 dan jika tidak

    diberi nilai 0. Kategori KAP Big Four di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

    a. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Drs.

    HadiSusanto dan rekan, dan KAP Haryanto Sahari.

    b. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP

    Sidharta-Sidharta dan Wijaya.

    c. KAP Ernest and Young, yang bekerja sama dengan KAP Drs. Sarwoko dan

    Sanjoyo, Prasetyo Purwantono.

    d. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Drs. Hans

    Tuanakota dan Osman Bing Satrio.

    Ukuran Perusahaan

    Ukuran perusahaan dapat berpengaruh untuk melakukan manajemen laba.

    Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur dari jumlah total asset perusahaan

    sampel yang ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural (Indra Dewi Suryani,

    2010).

    Variabel ini diukur dengan menggunakan logaritmadari jumlah total asset.

    Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Size = LogTotal Asset

    Leverage Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva

    perusahaan. Rasio ini menunjukan besarnya besar aktiva yang dimiliki perusahaan yang

    dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai leverage maka risiko yang akan dihadapi

    investor akan semakin tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang semakin

    besar. Oleh karena itu, semakin besar leverage maka kemungkinan manajer untuk

    melakukan manajemen laba akan semakin besar (Maruf, 2006 dalam Welvin, 2010).

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    8

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio total utang terhadap total aktiva.

    Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

    (Sumber: Guna, 2010)

    Keterangan:

    Leverage = Rasio utang terhadap aktiva Utang = Total utang pada tahun t Aktiva = Total aktiva pada tahun t Hubungan antara kualitas auditor, ukuran perusahaan, danleverageterhadap

    manajemen laba dapat dinyatakan dalam model rumus sebagai berikut:

    ML = 0+ 1KA+ 2SIZE + 3LEV +

    Keterangan :

    ML = adalah manajemen laba yang diukur dengan menggunakan rumusModified

    Model Jones pada penelitian Dechow et al. (1995).

    KA = Adalah kualitas audit, yang diukur dengan menggunakan

    variable dummy yaitu perusahaan diaudit oleh KAP Big Four

    maka diberi nilai 1 dan jika tidak diberi nilai 0.

    SIZE = Adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan

    log total aset

    LEV = Adalah rasio dari total kewajiban dibagi dengan total asset

    HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel yang digunakan meliputi kualitas auditor, ukuran perusahaan, leverage

    dan manajemen laba. Dari hasil dari pengujian statistik deskriptif atas keempat variabel

    tersebut dengan sampel (n=39), maka diperoleh hasil sesuai dengan Tabel 2 di bawah

    ini:

    ===TABEL 2 DISINI=== Dari tabel 2 ditas diketahui kualitas auditor (KA) memiliki nilai minimum

    sebesar 0% dan nilai maximum sebesar 100%. Nilai rata-rata variabel kualitas auditor

    adalah sebesar 0,4615 dengan standar deviasi sebesar 0,50504. Hal ini mengindikasikan

    bahwa sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini rata-rata menggunakan

    auditor non big four sebesar 53,85%. Penggunaan KAP non big four akan mengurangi

    kontrol dalam penyusunan laporan keuangan oleh pihak manajemen. Auditor dengan

    Aset TotalHutang Total LEV =

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    9

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • reputasi yang baik (KAP big four) memiliki kemampuan lebih untuk menemukan

    pelanggaran dalam sistem akuntansi (De Angello dalam Siregar dan Utama, 2005).

    Ukuran perusahaan (SIZE) berkisar antara 5,04 sampai dengan 7,77 dengan rata-

    rata sebesar 6,2982 dan standar deviasisebesar 0,75393. Hasil di atas menunjukkan

    bahwa nilai standar deviasi

  • 0,044 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor, ukuran perusahaan

    dan leverage secara simultan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

    Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

    Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa kualitas auditor

    berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p

    value sebesar 0,424 atau lebih besar dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan dalam

    penelitian ini ditolak.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar

    dan Utama (2005) yang menyatakan bahwa kualitas auditor tidak memiliki pengaruh

    signifikan terhadap manajemen laba.Hal ini mengindikasikan bahwa KAP baik yang big

    four maupun non big four tidak bisa memperkecil kesempatan pihak manajemen untuk

    melakukan tindakan manajemen laba. Hasil sejalan dengan penelitian Siregar dan

    Utama (2005) yang mengindikasikan bahwa ukuran KAP mungkin bukan merupakan

    proxy kualitas audit yang tepat di Indonesia.

    Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan

    berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p

    value sebesar 0,026 atau lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan dalam

    penelitian ini diterima.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Widyastuti (2009), Watts dan Zimmerman (1986) serta Warner (1977).Berdasarkan

    hasil pengujian hipotesis yang diajukan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh

    negatif signifikan terhadap manajemen laba.Hal ini mengindikasikan laporan keuangan

    yang dipublikasikan oleh perusahaan yang berskala besar lebih transparan dibandingkan

    dengan perusahaan yang berskala kecil. Dengan semakin transparan dalam penyajian

    laporan keuangan akan memperkecil kesempatan pihak manajemen untuk melakukan

    tindakan manajemen laba.

    Leverage Terhadap Manajemen Laba

    Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah leverage berpengaruh

    negatif terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai p value

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    11

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • sebesar 0,226 atau lebih besar dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

    ini ditolak.

    Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Azlina (2010), Widyastuti (2009) serta Guna (2010). Berdasarkan hasil pengujian

    hipotesis yang diajukan bahwa variabel leveragetidak signifikan terhadap manajemen

    laba. Leverage yang tinggi mengindikasikan hutang yang dimiliki cukup besar hal ini

    mengakibatkan risiko dan tekanan yang besar dari pihak kreditur ataupun sebaliknya.

    Sebagian besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat leverage

    yang rendah sebesar 45,18%. Jika dilihat dari nilai rata-rata, sehingga akan mengurangi

    tekanan dari pihak kreditur kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan

    manajemen laba.

    SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, ukuran

    perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan dan

    minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

    kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai p-value sebesar

    0,424, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba dengan nilai p-

    value sebesar 0,026, danleverage tidak berpengaruh terhadap manajemen dengan nilai

    p-value sebesar 0,226.

    KETERBATASAN

    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1) Perusahaan yang diambil hanya

    perusahaan kelompok industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 2) Periode

    pengamatan dalam penelitian ini sangat singkat yaitu hanya pada tahun 2010-2012. 3)

    Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu kualitas audit, ukuran

    perusahaan dan leverage. Hasilnya hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh

    sedangkan variabel kualitas audit dan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen

    laba.

    REKOMENDASI

    Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya periode penelitian yang digunakan

    ditambah serta sampel yang digunakan dapat ditambah atau di perluas pada sector

    perusahaan yang lain. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    12

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • variabel lain seperti kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan

    komisaris, komite audit, dan komisaris independen untuk menguji kembali variabel

    dalam penelitian selanjutnya.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    13

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Referensi

    Ahmad, Diah Fika Saadati. 2010. Hubungan Manajemen Laba Sebelum IPO Dan

    Return Saham Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Empirs Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

    Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba : Studi Pada

    Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Pekbis Jurnal. (Volume II; 355-363). Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate

    Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audi dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. (Vol.12; 53-68).

    Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan

    Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan : Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

    Ikatan AkuntanIndonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012. Jakarta:

    Ikatan Akuntan Indonesia Lasdi, Lodovicus. 2008. Perilaku Manajemen Laba Perusahaan dan Konservatisme

    Akuntansi: Berbeda atau Sama?.Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.(Tahun 1; 109-125).

    Meutia, Inten.2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk

    KAP Big 5 dan Non Big 5.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. (Vol.7 ; 333-350). Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

    Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (Vol.6 ; 89-116).

    Purnomo, Budi S. dan Puji Pratiwi. 2009. Pengaruh Earning Power terhadap Praktek Manajemen Laba (Earning Management). Jurnal Media Ekonomi (Vol. 14; 1-13).

    Putri, I Gusti Ayu Made Asri Dwija. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Good

    Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.Buletin Studi Ekonomi (Vol. 17; 157-171).

    Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen

    Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. (Volume 11; 97-116). Verawati, Diana. 2012. Pengaruh Diversifikasi Operasi, Diversifikasi Geografis,

    Leverage dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba : Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010. Skripsi.Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

    Widyastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan Terhadap

    Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Maksi. (Vol. IX; 30-41).

    http://www.idx.co.id/

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    14

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • LAMPIRAN

    Tabel 1. KriteriaPemilihan Sampel Kriteria Jumlah

    Perusahaan kelompok industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012 18

    Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang dinyatakan dalam Rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan

    -

    Perusahaan yang menghasilkan laba positif selama tahun pengamatan -

    Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode dari tahun 2010-2012

    (5)

    Total 13 Sumber :Indonesian Capital Directory Market

    Tabel 2. Statistik Deskriptif

    Sumber : Data yang diolah

    Tabel 3.Hasil Pengujian Regresi Berganda ML = 0+ 1KA+ 2SIZE + 3LEV +

    Model Unstandardized Coefficients

    T

    Sig

    1 (Constant) 0,979 0,976 0,336 0,05 Kualitas Auditor 0,211 0,809 0,424 0,05 Ukuran Perusahaan -0,359 -2,326 0,026 0,05 Leverage -1,063 -1,234 0,226 0,05 Ajusted R2 = 0,135 F = 2,994 Sig. F = 0,044 Sumber: Data Diolah, 2013

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KA 39 .00 1.00 .4615 .50504 SIZE 39 5.04 7.77 6.2982 .75393 LEV 39 .16 .71 .4518 .14852 LN_DA 39 -4.78 -.81 -1.6682 .74410 Valid N (listwise) 39

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    15

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id