04-2012

312
Page 1 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012 PDI Perjuangan Korwil (Unit Kerja) RF Jerman Berbagi Berita eBook Aneka – Ragam Berita Minggu 04/2012 (23 – 29.01.2012) Compiled by Dr. Wirantaprawira from various sources [email protected] http://www.pdiperjuangan.or.id/

Transcript of 04-2012

Page 1 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

PDI Perjuangan Korwil (Unit Kerja) RF Jerman

Berbagi Berita

eBook

Aneka – Ragam Berita

Minggu 04/2012

(23 – 29.01.2012)

Compiled by Dr. Wirantaprawira from various sources

[email protected] http://www.pdiperjuangan.or.id/

Page 2 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Frankfurt am Main, 29.01.2012

Assalam´mualaikum Warrohmatullohi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera,

Om Swasty Astu,

Mulai awal tahun ini, setiap Minggu, dimulai tanggal 08 Januari 2012, Korwil

(Unit Kerja) PDI Perjuangan di RF Jerman akan berbagi Aneka Ragam Berita

dalam bentuk e-Book, yang dirangkum dari berbagai Media Massa nasional

dan internasional, dalam bahasa Indonesia, Jerman dan Inggris.

Untuk membaca e-Book tsb Anda memerlukan PDF-Reader yang bisa di-

download di http://get.adobe.com/de/reader/

Untuk membuat PDF-File Anda bisa men-download PDF – Printdriver dari:

http://www.bullzip.com/

Bilamana Anda tertarik untuk mengikuti perkembangan dan berita-berita

resmi yang di-release oleh DPP PDI Perjuangan, silahkan kunjungi :

http://www.pdiperjuangan.or.id/

Direncanakan e-Book tsb bisa dibaca & di-download dari:

http://www.wirantaprawira.eu/news/

Selamat membaca !

Wassalam´mualaikum Warrohmatullohi Wabarakatuh,

Om Shanti Shanti Shanti Om,

Kepada semua yang merayakan:

GONG XI FACAI & XIN NIAN KUAILE 2563 Wan Shi Ru Yi - Shen Ti Jian Kang !!!!!

Semoga Tahun Naga Air ini membawa keselamatan, kesejahteraan & keberkahan bagi kita

semua !! Semoga sukses selama-lamanya & selalu dalam keadaan sehat !!!!

Korwil (Unit Kerja) PDI Perjuangan di RF Jerman

c/o Dr. Willy R. Wirantaprawira

P.O. Box 10 3735

D-60107 Frankfurt am Main

+49 69 400 31195

Page 3 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

I n d e x

Informasi dari dan sekitar PDI Perjuangan Page 4 - Page 22

Berita Nasional

Rubrik Hukum & HAM Page 23 - Page 37

Rubrik Korupsi Page 38 - Page 67

Rubrik Ekonomi Page 67 - Page 110

Rubrik Politik Page 110 - Page 125

Rubrik HanKam Page 125 - Page 144

Rubrik SosBud Page 145 - Page 155

Rubrik HAM & Korban ORBA 1965 Page 155 - Page 175

Rubrik Agama Page 176 - Page 196

Rubrik Aneka – Ragam Page 197 - Page 245

Berita-Berita Internasional Page 245 - Page 312

(lihat juga Lampiran Berita-Berita Internasional II)

Page 4 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Informasi dari dan sekitar

PDI Perjuangan

Refleksi : Kembali ke Politik Bebas aktif di abad ke XXI akan menghadapi tantangan besar!!!

Tentang penempatan 2.500 pasukan marinir AS di Darwin, tidak dapat dimengerti secara

terpisah dari taktik dan strategi global imperialisme Amerika Serikat dalam melaksanakan

taktik dan strateginya yang selalu agresif dan ambesius untuk menguasai dunia. Manajemen

"smart power― Barak Obama dimaksud untuk mengurangi anggaran belanja militer dalam

usahanya untuk mensukseskan taktik dan strateginya; Dengan ―soft power― berarti bahwa

politik luarnegeri AS harus terarahkan pada tujuan untuk menciptakan pemeritah-

pemerintah boneka yang patuh, dan mampu bekerja sama secara baik tanpa melalui

paksaan; dan dengan ―hard power― berarti politik luarnegeri AS akan menjadikan negara-

negara bonekanya yang sudah mempunyai tradesi militerisme, seperti misalnya rezim

neoliberal SBY penguasa NKRI, sebagai instrumen yang aktif untuk melakukan dialog-dialog

dalam diplomasi-diplomasi politik, yang cenderung mengarah pada tekanan militer.

Jadi bisa dipercaya bahwa ―smart power― yang dimaksud oleh Barak Obama dalam

pidatonya tanggal 5 Januari 2012 lalu adalah: Politik luarnegeri imperialisme AS harus tetap

menjaga kesetabilan AS sebagai negara adikuasa Dunia; untuk maksud itu diperlukan

adanya saling hubungan yang baik dan erat antara ―hard power― dengan ―sof power―,

artinya negara-negara boneka seperti Indonesia dibawah kekuasaan rezim neoliberal SBY

agar supaya dapat menjanin 100% keberhasilan ―Smart power―. Dalam konteks ini ―hard

power―, yang dimaksud tidak lain adalah untuk melakukan tekanan militer, dengan

memanfaatkan negara-negara bonekanya sebagai instrumen aktif dalam diplomasi politik.

Dalam konteks ini kehadiran 2.500 pasukan marinir di Darwin adalah merupakan cadangan

strategis untuk mengadakan tekanan militer terhadap negara-negara di kawasan Asia Pasifik

yang membangkan terhadap kehendak imperialisme AS.

Menurut pengamatan saya manajemen ―smart power― yang di rencanakan oleh

imperialisme AS akan selalu diarahkan pada pembentukkan politik dan ideologi LIBERAL

INTERNATIONALISM, dengan maksud untuk mensuskseskan tujuan utama pemerintah AS,

yaitu untuk mengatur perpolitikan dan perekonomi seluruh dunia menurut keinginannya,

yang pada prinsipnya adalah AS ingin tetap menjadi negara adikuasa Dunia sepanjang

masa, dengan biyaya yang semurah-murahnya, untuk maksut itulah diperlukan adanya

―Smart power―, yang di ikuti dengan „soft power― dan „hard power―.

Dalam menhadapi situasi seperti tersebut diatas, tulisan bung Burhan Ketua Korwil PDI

Perjuangan di Negeri Belanda, yang menghimbau Kembali ke Politik Bebas Aktif, Tinggalkan

Model SBY dan Marty Natalegawa, dapat dibenarkan; meskipun nampaknya skeptis, karena

menghadapi tantangan-tantangan besar; tantangan itu disebabkan oleh karena hilangnya

semangat solidaritas internasional, setelah hancurnya negeri-negeri sosialis atau terpecah

belahnya negeri-negeri sosialis, misalnya Uni-Sovijet (USSR), dan hancurnya Negeri-negeri

Sosialis Eropah Timur, karena telah diubahnya oleh pemilik kapital-Barat menjadi negeri-

negeri yang mereka sebut Negeri-negeri „Transisi― ( maunya si Bush dan kawan-kawannya

tentu „transisi kekiblat-Barat yang punya duit). Semuanya ini terjadi diluar dugaan ! Para ahli

politik dan sosiologi pasti sudah ―mengira‖ perubahan sistim ―holargi-kapitalisme‖ ini.

Selain daripada itu adanya pergeseraan potitik di RRT yang cenderung untuk

mengintegrasikan dirinya pada strategi liberalisme internasional, yang berkaitan dengan

―smart power― seperti yang direncanakan oleh pemerintah AS, akan selalu mempunyai arti

yang besar terhadap sukses atau tidaknya politik NON BLOK, yang dijiwai oleh semangat

Bangdung. Yang jelas sikap penguasa NKRI sekarang ini sudah tidak lagi committed dalam

politik bebas aktif, ia sudah memihak pada imperiakisme AS . Kecuali jika rakyat Indonesia

bisa berhasil menumbangkan rezim neoliberal SBY-Boedi, sebalum waktunya, dan menyetop

PD,PAN dan GOLKAR untuk mencapai kemenangan pada pemilu 2014.

Adanya perubahan politik pemerintah RRT itu tercermin dalam suatu kenyataan bahwa, RRT

yang dulunya aktif menyokong gerakan pembebasan di negara-negara yang baru

berkembang, yang berjuang melawan imperialisme dan kolonialisme, sekarang sudah tidak

kedengaran lagi gemanya, dengan alasan tidak mau mencampuri urusan negara lain.

Page 5 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Seperti kita ketahuai bahwa lahirnya pola Politik Bebas Atif adalah dari gerakan anti

kolonialisme dan imperialisme, yang dipelopori oleh NKRI dibawah presiden Soekarno,

dimana RRT ikut aktif didalamnya. Sedangkan situasi sekarang sudah berbeda sekali, NKRI

sudah dikuasai oleh PD partainya SBY yang merupakan antek setia imperialisme neoliberal

AS, yang didukung oleh koalisinya yaitu GOLKAR, PAN,PPP,PKS dll; sedangkan dipihak lain RRT

sudah cenderung mengintegrasikan dirinya pada politik globalisasi pasar bebas imperialis,

dan terkesan berambesi untuk mengantikan kedudukan AS. Inlah yang sangat di

khawatirkan oleh pemerintah AS, sehingga mengeluarkan rencana menajemen „smart

power― sebagai politik luarnegerinya dan menempatkan 2.500 pasukan marinir di Darwin,

dan terus berusaha untuk melobi penguasa RRT yang sudah berganti keblat agar supanya

terjalin kerjasama yang baik dan seimbang antara keduanya.

Roeslan.

Von: [email protected] [mailto:[email protected]] Im Auftrag von

Chalik Hamid

Gesendet: Freitag, 20. Januar 2012 07:39

An: Gelora 45; [email protected]; Sastra Pembebasan;

[email protected]; Jaringan Kerja Indonesia

Betreff: [GELORA45] PDI Perjuangan Belanda: Kembali ke Politik Bebas Aktif, Tinggalkan

Model SBY dan Marty Natalegawa

PDI Perjuangan Belanda: Kembali ke Politik Bebas Aktif, Tinggalkan

Model SBY dan Marty Natalegawa

Kamis, 19 Januari 2012 , 16:59:00 WIB

Laporan: A. Supardi Adiwidjaya

RMOL. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 5

Januari 2012 lalu telah mengumumkan strategi baru

negaranya di abad ke-21, diantaranya merampingkan

angkatan bersenjata AS sehingga dapat mengurangi

anggaran belanja militer, menitik-beratkan hubungan

politik, militer dan ekonomi dengan kawasan Asia-Pasifik

yang saat ini menjadi motor penggerak ekonomi dunia.

AS akan mengubah cara mencapai tujuannya dengan

apa yang disebut "smart power" yang memadukan "soft power" dengan

"hard power".

"Strategi baru ini merupakan penyesuaian terhadap strategi luar negeri AS sebelumnya yang

dikenal sebagai "Doktrin Bush" yang menekankan hak AS melakukan penghacuran terhadap

sumber bahaya yang mungkin datang mengancam rakyat dan kepentingan Amerika," jelas

Ketua Korwil PDI Perjuangan di Negeri Belanda, Burhan Azis, saat berbincang dengan Rakyat

Medeka Online di Amsterdam, Belanda (Kamis, 19/1).

Sebagai bagian dari pelaksanaan strategi baru ini, AS mengumumkan rencana untuk

menempatkan 2.500 pasukan marinir di Darwin, Australia dan di sana akan dibangun tempat

pelatihan militer AS. Panglima Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Jonathan Greenert

mengatakan bahwa mereka berencana menempatkan beberapa kapal tempur pantai

(littoral combat ship-LCS) dengan difasilitas angkatan laut Singapura. Ini semua, kata Burhan,

merupakan bagian dari strategi keseluruhan Amerika Serikat di Asia Pasifik yang baru-baru ini

diumumkan oleh presiden AS Obama.

Rencana AS memperkuat kehadiran di Asia-Pasifik dan tidak akan mengurangi anggaran

belanja militer AS di kawasan tersebut, lanjut Burhan Azis, menimbulkan kekuatiran Republik

Rayat Tiongkok (RRT).

Kantor Berita Pemerintah RRT, Xin Hua, tanggal 10 Januari 2012 memberitakan, fokus AS yang

kembali ke Asia Pasifik telah membawa pengaruh paling mendalam. Atau dengan kata lain,

AS berusaha mewujudkan keseimbangan dalam pertarungan dengan Tiongkok di kawasan

Asia Pasifik, dengan titik beratnya mencegah keseimbangan strategis kawasan semakin

condong ke Tiongkok agar AS jangan sampai tersisih dari kawasan ini.

Dalam konteks itu, kata Azis, AS terang melaksanakan strategi baru di Asia Pasifik dengan

mengutamakan smart power dan menggunakan perselisihan Tiongkok dengan negara-

BURHAN

AZIS/IST

Page 6 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

negara sekitarnya. Dalam kondisi itu, negara-negara lainnya berusaha melakukan

keseimbangan diplomatik di tengah pertarungan Tiongkok dan AS. Mereka juga khawatir

menimbulkan kemarahan Tiongkok kalau memihak AS, sehingga tidak bisa berbagi

keuntungan perkembangan ekonomi Tiongkok. "Ini menunjukkan lingkungan sekitar Tiongkok

masih belum memburuk sepenuhnya."

Sementara CRI (China Radio International) tanggal 13 Januari 2012 menyiarkan bahwa

tujuan utama pengalihan titik berat strategi AS ke kawasan Asia-Pasifik adalah untuk

mengekang Tiongkok melalui "pengekangan lunak". Berkenaan dengan itu, Tiongkok perlu

melawannya dengan "pengekangan lunak" juga.

Selanjutnya mengenai strategi apa yang akan diambil RRT menghadapi strategi baru AS

tersebut, Xin Hua menulis, "Tiongkok perlu memasukkan Asia Barat dalam lingkungan

eksternal, merumuskan strategi dengan mempertimbangkan perpaduan kondisi laut dan

darat, barat dan timur, selatan dan utara, khususnya mempertimbangkan kekuatan AS,

Rusia, Jepang, India, Australia dan lain-lain dalam tatanan yang sama."

"Tiongkok hendaknya menggunakan kekuatannya di bidang ekonomi, militer dan diplomasi

secara terpadu untuk menghadapi krisis, mendorong terbentuknya kerangka interaksi positif

antara Tiongkok, AS, dan negara-negara di sekitar Tiongkok," lanjut tulisan Xin Hua.

Bagaimana sikap Indonesia menghadapi perubahan ini?

Burhan Azis menjelaskan pentingnya politik luar negeri bebas aktif yang kita anut. Sistem ini

telah memainkan peranan penting dalam usaha mencapai pengakuan kemerdekaan

tahun 1949, pembentukan kekuatan Non-Blok dan perjuangan pembebasan Irian Barat awal

tahun 60-an. Sayang politik luar negeri bebas aktif ini telah diselewengkan oleh pemerintah

Orde Baru Suharto.

Politik luar negeri bebas aktif terbentuk pada masa perjuangan kemerdekaan sebagai

jawaban pemerintah RI terhadap tuntutan kaum kiri yang meminta kepada pemerintah RI

agar menyatakan Indonesia berdiri di blok Uni Sovyet. Dalam menjelaskan politik pemerintah

RI ketika itu, perdana menteri Hatta mengatakan bahwa dasar politik pemerintah dapat

dibulatkan sebagai berikut; pemerintah berpendapat, pendirian yang harus kita ambil ialah

supaya jangan menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus

tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan

tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya (Hatta dalam "Jawaban Pemerintah

Kepada BP KNIP", 16 September 1948).

Ada dua alasan yang menjadi dasar politik bebas aktif RI yakni, tujuan perjuangan bangsa

Indonesia dan memelihara kebebasan sebagai subjek, jangan sampai menjadi objek

kekuatan asing. Tujuan yang harus menjadi landasan kebijakan dalam dan luar negeri RI

telah ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Yang menarik adalah munculnya ide "a Million Friends, Zero Enemies" yang menjadi visi politik

luar negeri presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan ada pula yang menyebutnya

sebagai pembaruan penafsiran dari prinsip "diplomasi bebas aktif". Tidak perlu dibahas lebih

jauh, cukup hanya melihat praktek kebijakan luar negeri Presiden SBY saja.

SBY, terang Burhan Azis, telah membiarkan pencaplokan wilayah perbatasan RI oleh

Malaysia demi menciptakan "zero enemies". Karenanya kita kehilangan wilayah tanah air

yang seharusnya kita bela dengan sekuat tenaga. Membela seluruh tumpah darah

Indonesia adalah kewajiban sakral kita sebagai bangsa berdaulat!

Terhadap rencana Amerika Serikat menempatkan 2500 marinirnya di Darwin, Australia, demi

menciptakan "zero enemies" SBY hanya mengamini saja apa yang disampaikan oleh

presiden AS Obama dan perdana menteri Australia Julia Gillard yang mengatakan bahwa

hal itu (penempatan marinir AS) dilakukan hanya untuk keperluan pelatihan militer serta

untuk menghadapi ancaman non tradisional seperti bencana. "Bahwa tidak ada niatan

apapun untuk mengganggu negara-negara di luar Australia. Tidak ada niat untuk

mengganggu siapapun," begitu jawaban SBY di Bali (Sabtu, 19/11) tahun lalu.

Lebih jauh SBY membela kebijakan AS tersebut dengan mengatakan, baik Amerika maupun

Australia juga memiliki peran untuk menjaga stabilitas kawasan.

Page 7 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

RI punya pengalaman buruk dengan AS. Ketika pemerintah RI yang dipimpin oleh presiden

Sukarno tidak mau mengikuti komando AS, Amerika menggunakan pangkalan militernya di

Filipina guna melatih anggota-anggota militer PRRI/Permesta, mengirimkan senjata ke

Permesta di Sulawesi Utara dan PRRI di Sumatera Barat guna menumbangkan pemerintah RI

yang sah. Bukankah sejarah dapat terulang lagi dengan adanya pangkalan AS di Darwin,

bila pemerintah RI tidak bersedia mengikuti strategi baru AS di Asia Pasifik dalam

membendung pengaruh RRT? Apakah RI bersedia menjadi objek atau pion AS di Asia

Pasifik?, kata Burhan, sesuatu yang pasti akan ditentang oleh rakyat Indonesia !

Berbeda dengan visi luar negeri SBY, menteri luar negeri RI Marty Natalegawa menafsirkan

politik bebas aktif Indonesia dengan apa yang disebut "dynamic equilibrium".

"Keseimbangan dinamis" dipahami sebagai kekuatan di satu kawasan tidak sama dengan

seluruh kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Ia hanya dapat dipandang

sebagai satu keinginan tentang bagaimana persaingan berbagai kekuatan disuatu

kawasan dikelola agar tidak berubah menjadi konflik terbuka yang menjurus ke peperangan.

"Keseimbangan dinamis" dapat kita perjuangkan, tetapi apakah dapat dipertahankan

dalam jangka panjang, lebih banyak tergantung kepada perimbangan kekuatan besar di

suatu kawasan. Situasi ketidak-seimbangan baru, diingatkan Burhan Azis, akan selalu ada

dalam kenyataan. Walaupun demikian, dilihat dari reaksi Marty terhadap penempatan

pasukan AS di Darwin, ia berbeda dengan SBY. Bila SBY menerima saja penjelasan AS, Marty

menganggap hal itu dapat menimbulkan "a vicious circle or tensions and mistrust or distrust"

(lingkaran setan berupa ketegangan dan kecurigaan atau ketidakpercayaan) di kawasan

Asia Pasifik. Marty ada keberanian menyatakan sikapnya secara terbuka terhadap kebijakan

AS.

Baik dokrin luar negeri SBY, "a million friends, zero enemies", maupun dokrin luar negeri Marty

"dynamic equilibrium" berpusat kepada penciptaan suatu kondisi lingkungan ekternal

Indonesia. Ini, kata Burhan, tidak tergambar apa yang menjadi tujuan perjuangan bangsa

Indonesia. Sebaliknya dokrin politik luar negeri "bebas aktif" seperti yang diuraikan Hatta

mencakup dua isi, yaitu tujuan perjuangan bangsa serta menjaga kebebasan kita dalam

setiap usaha mencapai tujuan tersebut.

Burhan Azis mengimbau sebaiknya untuk segera meninggalkan dokrin luar negeri "a million

friends, zero enemies" yang telah membuat Indonesia menjadi "the good boy" yang penurut

bagi kebijakan AS! Kita dapat menggunakan kebijakan Marty "dynamic equilibrium" sebagai

salah satu usaha menciptakan lingkungan sekitar kita, tetapi bukan menjadikannya sebagai

suatu dokrin kebijakan luarnegeri kita secara keseluruhan. Dokrin kebijakan luarnegeri RI

tetap harus bebas aktif !

Menjalankan politik bebas aktif, sambung Burhan, berarti membina hubungan baik dengan

semua negara termasuk dengan negara-negara besar yang bertarung di Asia Pasifik. Tidak

terjerumus kedalam keberpihakkan pada salah satu negara besar yang berebut pengaruh,

menentang pemaksaan kehendak negara-negara besar kepada Indonesia, pandai

menjaga keseimbangan kekuatan negara-negara besar yang bertarung di sekitarnya demi

mempertahankan eksistensi, kebebasan, kedaulatan, dan kemandirian bangsa demi

kemajuan Indonesia. [dem]

Von: Tatiana Lukman

Datum: 24.01.2012 16:59:28

An: Gelora; sastra; Temu

Betreff: [temu_eropa] Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif

Politik Luar Negeri Bebas Dan Aktif

Membaca laporan A. Supardi tentang himbauan PDI-P Belanda yang disuarakan melalui

wakilnya, sdr. Burhan Azis, untuk kembali kepada politik luar negeri bebas dan aktif, mau tak

mau ingatan kembali kepada apa yang saya pelajari tentang politik luar negeri

Pemerintahan Sukarno. Dalam komentarnya, sdr. Roeslan menghubungkan politik luan

negeri bebas dan aktif dengan semangat Konferensi Bandung yang anti kolonialisme dan

anti imperialisme. Namun, sdr. Burhan, untuk menjelaskan politik luar negeri bebas dan aktif

dari Pemerintah Indonesia, mengajukan kutipan Hatta yang pada tahun 1948 menjabat

sebagai perdana menteri: ―........ dasar politik pemerintah dapat dibulatkan sebagai berikut;

pemerintah berpendapat, pendirian yang harus kita ambil ialah supaya jangan menjadi

objek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus tetap menjadi subjek

Page 8 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu

Indonesia merdeka seluruhnya (Hatta dalam "Jawaban Pemerintah Kepada BP KNIP", 16

September 1948).

Pilihan terhadap Hatta sebagai referensi dalam membicarakan politik luar negeri bebas dan

aktif membuat saya berpikir banyak.

Pertama-tama, tak mungkin saya melupakan peranan Hatta dalam provokasi Madiun yang

telah mengalirkan darah kaum komunis (salah satu korbannya masih hidup: tante Fransiska

Fangiday yang suaminya ditembak dalam peristiwa Madiun). Tanya kepadanya apa dosa

suaminya.

Sejak kudeta militer 1965 dan berkuasanya Orba dengan Suharto dan tanpa Suharto, yang

sepenuhnya mengabdi kepentingan imperialisme, propaganda anti-komunis untuk

mensatanisasi PKI, kaum komunis dan kaum kiri revolusioner tak pernah berhenti. Tidak saja

media komunikasi resmi pemerintah, tapi juga elemen-elemen kaum intelektual /peneliti

dengan hasil penelitiannya ingin memojokkan PKI dan kaum komunis. Misalnya, Harry A.

Poeze, peneliti Belanda yang terkenal yang sangat dipuji oleh banyak orang, termasuk oom

Ibrahim Isa yang (kalau tidak salah ingat) pernah menulis sebuah kolom dalam rangka

mempromosikan bukunya tentang Tan Malaka, sampai kepada kesimpulan bahwa

penamaan ―peristiwa Madiun‖ adalah salah. Poeze menganggap nama yang tepat adalah

―pemberontakan PKI‖.

Saya memang merasakan adanya riak-riak kecil dari sementara intelektual yang rajin menulis

untuk menampilkan misalnya, Tan Malaka, Hatta dan Syahrir ke pentas sejarah dan

memberinya gelar pahlawan nasional. Penonjolan terhadap mereka bukanlah sesuatu yang

tanpa tujuan yang lebih penting lagi: yaitu menghitamkan PKI dan mengurangi (dan kalau

bisa, menghapuskan) peranan kaum komunis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peranan Hatta tidak bisa dilupakan dalam Perundingan Meja Bundar yang melahirkan

sebuah persetujuan yang sangat tidak menguntungkan Indonesia (antara lain,

ditinggalkannya Papua Barat dalam kekuasaan Belanda, diterimanya hutang Pemerintah

Kolonial Belanda sebagai hutang pemerintah Indonesia). Karena itu akhirnya KMB dibatalkan

tahun 1956. Sikap anti-komunis dari Hatta sudah terlihat sejak dia turut dalam Perhimpunan

Indonesia di Belanda ( orang komunis seperti pak Abdul Majid turut mimpin PI). Sikapnya

yang menentang kerja sama antara Perhimpunan Indonesia dengan organisasi internasional

revolusioner seperti ―League Opponents of Imperialism and Oppression‖ membuat dia

akhirnya dikeluarkan dari organisasi pada tahun 1931. Kenyataan bahwa Hatta pernah

belajar Marxisme, sama sekali tidak membuat dia tidak anti-komunis. Jadi, bukanlah sesuatu

yang mengherankan kalau selama Hatta berkuasa terjadi pembantaian dan dijebloskannya

kaum komunis ke dalam penjara tanpa pengadilan apapun. Bukan rahasia lagi keterlibatan

imperialisme AS dalam provokasi Madiun yang pada pokoknya ditujukan untuk

membersihkan pengaruh besar dari kaum komunis dalam kekuatan bersenjata revolusi

Agustus. Partisipasi kaum komunis dalam perjuangan membebaskan diri dari kolonialisme

Belanda tak terbantahkan dan sudah dimulai sejak berdirinya Partai Komunis Indonesia

tahun 1920.

Setelah provokasi Madiun, datanglah agresi militer kedua Belanda. Begitu tepat momennya,

bukan? Dipakainya tangan Hatta untuk menghabiskan dulu kekuatan yang paling

konsekwen dalam melawan penjajahan kolonial, baru dilancarkan agresi militer.

Berdasarkan kenyataan sejarah di atas, sungguh aneh kalau Hatta dipakai sebagai referensi

untuk sebuah politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sepak terjangnya yang anti-komunis

justru memperlihatkan politik luar negeri yang sepenuhnya mengabdi kepada kepentingan

imperialisme. Dan ini sama sekali bertentangan dengan pengertian saya akan politik luar

negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh pemerintahan Sukarno yang didukung oleh

Partai-partai politik dan berbagai organisasi massa kiri dan revolusioner. Tidak mungkin kita

bicara soal politik luar negeri bebas dan aktif tanpa menghubungkannya dengan semangat

konferensi Bandung yang anti kolonialisme, anti-neo-kolonialisme dan anti-imperialisme. Dan

bicara soal semangat Bandung, tidak bisa dilupakan peranan Tiongkok Sosialis yang

mendukung sepenuhnya perjuangan pembebasan nasional negeri-negeri Asia dan Afrika

melawan penjajahan kolonial dan imperialisme.

Dipandang dari sifat dan karakteristik pemerintahnya, kenyataan baik di Indonesia maupun

di Tiongkok sudah berubah 180 derajat. Partai yang diwakili oleh sdr. Burhan Azis

Page 9 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mengkategorisasikan dirinya sebagai partai nasionalis. Sebuah kategorisasi yang umum dan

dapat diinterpretasi macam-macam. Sebuah Partai yang sudah pernah memerintah dan

sudah sangat mengecewakan rakyat pemilihnya yang berilusi dapat melihat hasil yang

dijanjikan selama kampanye pemilu. Ilusi lahir karena Megawati anak biologis Sukarno.

Kasihan juga Sukarno.Tak seorangpun dari keturunannya yang menunjukkan tanda-tanda

mewarisi pikiran atau keinginan serius untuk mengikuti jejaknya. Soalnya, memang tidak

mudah mengikuti contoh seorang pemimpin seperti Sukarno yang harus membayar

keyakinan dan cita-citanya dengan pengorbanan.

Kalau orang ingin dengan serius menerapkan kembali politik luar negeri bebas dan aktif,

pertama-tama harus mengerti betul dan menerima hakekat dan inti sari dari politik itu. Politik

bebas dan aktif sama sekali tidak berarti netral atau tidak berpihak. Politik bebas dan

aktifnya Sukarno jelas berpihak kepada rakyat dalam perjuangannya melawan kolonialisme

dan imperialisme. Mengapa Burhan Azis membawa kita kepada sebuah definisi yang

diberikan Hatta, yang sama sekali tidak bicara tentang kolonialisme dan imperialisme?

Ternyata, ia sendiri mengakuinya, partai yang diwakilinya itu memang tidak anti-

imperialisme, karena mereka hanya melihat kapital/kapitalisme yang harus dilawan. Nah, ini

dia masalahnya. Rupanya ada teori baru yang memisahkan kapital/kapitalisme dari

imperialisme. Saya jadi bertanya-tanya sendiri, bagaimana kongkritnya menjalankan politik

luar negeri bebas dan aktif yang melawan kapital atau kapìtalisme tapi tanpa melawan

imperialisme? Mungkinkah itu? Sudah pasti akan mereka jawab, mungkin! Masalahnya

adalah sebuah politik luar negeri bebas dan aktif yang tidak anti –imperialisme, ya tidak bisa

dikasih nama politik luar negeri bebas dan aktif dong! Ya pada hakekatnya setali tiga uang

dengan politiknya SBY sekarang!! Imperialisme AS terus bikin perang agresi, terus memperluas

basis militer, terus merampok kekayaan sumber alam dan tenaga murah melalui

multinasionalnya, SBY tidak perduli! Sebaliknya, kalau memang PDI-P serius ingin menjalankan

politik luar negeri bebas dan aktif yang sejati, bukan yang sudah dikebiri atau dikosongkan

dari hakekatnya, satu-satunya jalan adalah betul-betul berkiblat kepada kepentingan rakyat

Indonesia dan rakyat dunia, mendukung perjuangan anti-neokolonialisme dan anti-imperialis

dan tidak berpangku tangan saja melihat sepak terjang sang imperialis yang tidak pernah

berkurang keagresifannya! Sungguh amat lucu mendengar MDH dipelajari di kalangan PDI-P

tapi tidak berani menyebut imperialisme! Apa mbak Mega tidak akan dijewer sama

bapaknya tuh! Lha terus buat apa belajar MDH? Masyaallah!!!! Ini baru soal imperialisme.

Kalau memang betul serius MDH dipelajari tanpa merevisi atau mengebiri hakekat dan inti

sarinya, bisa diharapkan dong nantinya PDI-P akan berjuang untuk sosialisme ilmu, sosialisme

a la Indonesia yang menentang explotation de l‘homme par l‘homme!

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hubungan dengan politik luar negeri bebas

dan aktif adalah masalah peranan Tiongkok. Sdr. Roeslan sudah menyinggung masalah ini.

Sdr. Burhan menamakan PKT sebuah Partai Marxis. Dalam milis ini saya sudah berdebat lebih

dari setahun lamanya dengan beberapa teman tentang apakah PKT masih bisa dikatakan

sebuah Partai Marxis. Semua mereka yang membela PKT sebagai Partai ―Marxis‖ tidak

pernah mengajukan argumentasi, alasan atau dasar yang digunakan untuk tetap

mengkarakterisasi PKT sebagai partai Marxis. Sebaliknya, saya mengajukan alasan atau

dasar, mengapa PKT tidak bisa lagi dinamakan Partai Marxis. Orang yang pernah belajar

MDH, termasuk mereka yang berdebat dengan saya, sesungguhnya tahu dan sadar bahwa

antara Partai komunis atau partai yang mengakui Marxisme sebagai ideologi

pembimbingnya, terjalin sebuah hubungan yang mengakui adanya kewajiban solidaritas

proletar. Kesetiakawanan proletar dijunjung oleh semua Partai yang mengaku dirinya

sebagai partai klas proletar/klas buruh.

Bagaimana sikap PKT setelah Mao meninggal dan Deng xiao-ping memegang kekuasaan

Partai dan Negara? Di samping mulai melaksanakan reform-reform kapitalis dan membuka

pintu kepada modal asing, di bidang hubungan kepartaian Deng juga melakukan

perubahan. Politik ekonomi kapitalis telah merubah Deng dalam melihat hubungan

kepartaian. Untuk membuka kembali hubungan dengan Indonesia, Deng harus

mengorbankan hubungannya dengan PKI yang selama ini menerima solidaritas proletariat

dari PKT di bawah pimpinan Mao. Oleh karena itu PKT nya Deng mengajukan syarat kepada

orang-orang komunis yang masih ingin terus tinggal di Tiongkok. Syaratnya adalah boleh

tinggal di Tiongkok tapi tidak lagi mengerjakan kegiatan politik. Lha komunis macam apa itu

kalau tidak melakukan kegiatan politik. Kan itu sama saja dengan ―mengusir‖ ! Sikap Deng ini

berlaku bagi orang komunis dari negeri lain juga, jadi bukan ―hak istimewanya‖ orang

Page 10 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Indonesia. Kutipan di bawah ini menjelaskan bagaimana PKT Deng juga memutus hubungan

dengan Partai Komunis Filipina.

The Communist Party of the Philippines (CPP) is no longer a concern of the 90-year-old and

80-million member Communist Party of China (CPC), according to a top party official.Shen

Beili, director general of the international department of the Bureau of Southeast and South

Asian Affairs of the CPC Central Committee, has described as ―zero‖ the Chinese ruling

party‘s ties with its Philippine counterpart.Shen told a group of visiting Asian and African

journalists—including this reporter—taking part in a two-week media program sponsored by

the People‘s Daily, the mouthpiece of the CPC, that the party‘s relations with the CPP ―have

been severed since the 1980s.‖―The CPC and the CPP used to have relations in the 1960s and

1970s. But in the 1980s, we made adjustments in our party policies and our relations were

severed,‖ she recalled.Shen emphasized that ―as long as our counterpart groups in other

countries (like the CPP) are banned or considered illegal by their host governments, then we

cannot have normal party-to-party relations.Asked if they were willing to reestablish ties with

the CPP, Shen said ―only if the party is considered legal by its host government.‖‖

Orang bisa saja beragumentasi bahwa itu adalah masalah intern dan hak PKT untuk

menentukan dengan siapa dia mau berhubungan. Betul! Tapi untuk sebuah partai yang

menamakan dirinya Partai Komunis, ada prinsip-prinsip yang harus dia hormati untuk dapat

menyandang nama itu. Partai komunis bukanlah sembarang partai yang bisa disamakan

dengan partai-partai borjuis atau borjuis kecil lainnya. Apa artinya kalau Partai itu tidak mau

lagi menghormati prinsip yang tadinya dia dukung? Ya, harusnya jangan lagi pakai nama

partai komunis! Lagi pula, orang harus bertanya, kenapa dulu ketika masih dibawah Mao,

tidak terjadi pemutusan hubungan itu? Mengapa justru di bawah Deng baru terjadi

pemutusan hubungan?

Semua orang komunis yang benar otaknya tahu dan sadar bahwa orang mendirikan partai

komunis adalah untuk berjuang membangun sosialisme. Karena itu di banyak negeri dengan

kekuasaan diktatur, partai komunis harus hidup di bawah tanah. Justru partai yang di bawah

tanah itulah yang harus banyak dibantu dan menerima solidaritas proletariat. Tapi coba

baca sendiri sikap pejabat Deplu: ―selama partai itu dilarang atau dianggap ilegal oleh

pemerintahnya, kami tidak dapat menjalin hubungan partai yang normal‖.

Apakah masih bisa dinamakan partai Marxis, partai yang sudah meninggalkan prinsip

solidaritas proletar? Partai yang justru bermesraan dengan Golkar? Ya, saya sih sama sekali

tidak heran kalau PKT yang sudah revisionis itu sekarang mempunyai hubungan dengan

ratusan partai-partai borjuis, borjuis kecil dan partai-partai revisionis. Itu logis! Juga logis PKT

yang revisionis tidak punya hubungan apa-apa dengan semua partai komunis yang masing

terus berjuang untuk pembebasan rakyat dan sosialisme.

Tiongkok sekarang yang dipimpin oleh PKT yang revisionis, tidak mungkin memainkan

peranan seperti yang dulu dimainkan oleh Tiongkok sosialis. Sama dengan PDI-P, PKT

revisionis juga tidak berani menyebut imperialisme, apa lagi mengutuknya! Lihat saja sikap

Tiongkok dalam berbagai masalah agresi imperialisme AS. Masalahnya, yang membimbing

politik luar negeri Tiongkok sekarang adalah kepentingan bisnis nasionalnya dan

kepentingan kapitalnya.

Justru karena kondisi nyata dari PDI-P dengan segala keterbatasannya yang saya paparkan

di atas, dan juga pengertian politik luar negeri bebas dan aktif yang jauh terpisah dari

pengertiannya yang sejati, apakah tidak lebih baik mencari rumusan lain yang lebih pantas

dan sesuai dengan ciri-ciri klasnya PDI-P sendiri? Kasihan Sukarno. Sudah dijatuhkan oleh

antek-anteknya imperialis, lalu ajarannya pun mau dikebiri lagi!

TL

[Non-text portions of this message have been removed]

----- Original Message -----

From: ASAHAN

To: SASTRA PEMBEBASAN

Sent: Wednesday, January 25, 2012 10:17 PM

Subject: Fw: #sastra-pembebasan# Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif

Mengharapkan Pemerintahan yang sekarang melakukan politik bebas dan aktif sama saja

seperti mengharapkan kapitalisme mengharamkan pasar bebas atau Komunisme

Page 11 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mengharamkan Diktatur Proletariat. Bahkan di jaman Pemerintahan Sukarno apa yang

dinamakan Politik Luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif cumalah sebuah keinginan,

sesuatu yang diharapkan atau semoga demikianlah hendaknya. Dalam kenyataan,

pengaruh ekonomi dan politik kubu Imperialis masih tetap menguasai dan bergerak bebas di

Indonesia, modal asing masih bertebaran, mata-mata CIA bebas bergerak ke seluruh

pelosok kegiatan politik dan kebudayaan Indonesia dan bahkan Presiden Indonesia sendiri

tak henti-hentinya menjadi incaran dan sasaran terror kubu Imperialis. Yang sanggup

melaksanakan politik bebas dan aktiv hanyalah negara-negara kubu Imperialis/kapitalis

sedang semua negara yang dibawah pengaruh dan komandonya tidak ada yang bisa

melakukan politik luar negerinya yang bebas dan aktiv. Jadi, ingin memberlakukan sesuatu

yang tidak pernah bisa diberlakukan dan tidak mungkin diberlakukan adalah ilusi dan impian

kosong. Sukarno pernah bermimpi demikian tapi dia tidak punya kekuatan dan juga dalam

praktek dan kenyataan dia tidak berani melawan bahkan dia takut berhadapan dengan

hanya kaki tangan kaum Imperialis seperti suharto yang ahirnya Sukarno menyerah kalah

dan menjadi tawanan suharto hingga ahir hayatnya. Hanya satu Pemerintahan Rakyat yang

kuat dan berdikari yang tidak tergantung pada Imperialis/kapitalis akan mampu melakukan

dan melaksanakan politik bebas aktiv. Hanya dengan omongan dan semangat melulu,

sama dengan mengharapkan pepesan kosong punya isi bandeng gemuk. Indonesia yang

sekarang tidak mampu menemukan sesuatu yang baru, gagasan baru, ide-ide baru dan

kalaupun disodorkan tidak akan berani mencobanya dan juga tidak cukup nyali untuk itu,

karenanya lalu ingin kembali ke masa silam, ke warisan-warisan yang sudah lapuk tidak

pernah berguna. Sukarno hanyalah peninggalan sejararah dan harus diperlakukan sebagai

peninggalan sejarah karna hanya dengan demikian dia bisa selalu dihormati dan dikenang

bangsa dan rakyatnya. Tapi bila ingin menghidupkan kembali ajaran-ajaran dan politik

Sukarno di masa silam maka akan selalu terjadi perdebatan tidak berguna atau solusi yang

kontraproduktif dan juga akan mendidik orang menjadi naif politik. Era Sukarno sudah berahir

untuk selama lamanya. Ada kemungkinan semua anak-anak Sukarno termasuk Megawati

menyedari soal itu yang barangkali oleh karena itu pula mereka semua telah meninggalkan

jalan bapak mereka yang hal ini tidak disedari oleh para fanatikus pengagum Sukarno yang

tetap bersiteguh mempertahankan kultus individu terhadap Sukarno sebagai pelarian

ideologi dan politik, frustrasi dan ilusi yang tak kunjung lenyap. Mentalitas Indonesia sekarang

bila mengalami nasib sial maka mereka rindu akan masa lalu, rindu akan jaman suharto,

rindu jaman Sukarno dan bukannya bekerja keras menciptakan masa depan yang lebih

baik. Apakah ini sudah takdir? atau dari sononya sudah gitu? Kalau memang gitu, pantes

aja dengan mudah bisa dijajah Malaysia.

ASAHAN

[Non-text portions of this message have been removed]

Sdr. Chan yb,

Ciri anda tetap seperti sudah selalu saya katakan, tidak mampu membaca dan menarik inti

sari dari apa yang anda baca. Dan akhirnya selalu menarik kesimpulan yang tidak sesuai

dengan kenyataan.

Saya tidak saja membeberkan siapa Hatta, tapi juga menjelaskan bahwa kutipannya yang

diinterpretasikan oleh sdr. Burhan Azis sebagai politik luar negeri yang bebas dan aktif sama

sekali tidak bicara tentang politik yang anti kolonialisme dan anti imperialisme. Rumusan

Hatta sangat umum sekali dan tidak bicara kepada siapa dia berpihak dalam percaturan

politik dunia. Pemerintah manapun, artinya yang reaksioner pun, bisa bilang tidak mau

dijadikan objek percaturan politik dunia dan ingin menjadi subjek dengan hak menentukan

sikap sendiri. Di sini letak perbedaannya dengan politik luar negeri bebas dan aktif dari

Sukarno yang anti kolonialisme dan anti-imperialisme.

Jelas, orang yang rajin menulis tentang tokoh-tokoh seperti Hatta, Tan Malaka atau Syahrir

sama sekali tidak takut dikatakan menjadi pengikut Hatta. Mereka justru inginmenggunakan

keadaan di mana kekuatan progresif dan revolusioner masih kecil, belum bisa sepenuhnya

memulihkan dirinya dari pukulan bertubi-tubi rejim fasis Suharto dan propaganda anti-

komunis yang tak pernah berhenti untuk ―menilai‖ kembali sejarah dengan maksud

mendiskreditkan PKI dan orang-orang komunis yang setia kepadanya. Sudah tentu menilai

atau meninjau kembali sejarah itu sendiri bukanlah sesuatu yang negatif, bahkan positif

karena dengan demikian bisa diadakan koreksi terhadap hal-hal yang kurang atau tidak

benar, atau tidak sesuai dengan kenyataan. Masalahnya adalah dalam meninjau kembali

Page 12 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sejarah, tak terhindarkan pencerminan pandangan dunia dan kepada siapa berpihak dan

untuk apa pekerjaan itu dilakukan.

Sudah pernah saya katakan bahwa orang mengutip kata-kata guru besar atau peneliti,

atau siapapun, termasuk tokoh yang negatif, adalah dengan berbagai maksud. Bisa untuk

mengemukakan persetujuan atau penolakan terhadap apa yang dikutip, atau bisa juga

digunakan untuk bukti. Saya perhatikan anda memang lebih suka membaca dan lebih

menghargai tulisan yang serampangan yang hanya diolah di otak subjektif orang itu sendiri

tanpa memikirkan apakah apa yang ditulis itu sesuai dengankenyataan.

Jadi tidak seperti yang anda katakan, kalau kita angkat tokoh negatif lalu hasilnya harus

negatif! Kita bisa ―angkat‖ tokoh negatif karena kita memang ingin menunjukkan

kenegatifannya tapi dengan maksud menarik pelajaran dari kenegatifannya itu, sehingga

hasilnya menjadi positif! Karena dengan begitu orang bisa mawas diri untuk tidak

mengulangi kenegatifannya itu.

Anda menulis:

Lha, saat Soekarno dicampakkan karena dibilang "KIRI", dekat dengan PKI dan akrab

dengan RRT, lalu Hatta dari golongan "KANAN" yang pro AS juga berpendapat "Politik Luar

Negeri Bebas Aktif", kenapa Presiden RI sejak Soeharto berkuasa sampai Presiden SBY

sekarang ini tidak juga menjalankan politik luar-negeri Bebas Aktif?

Kalimat anda di atas ingin menunjukkan bahwa orang Kanan seperti Hatta toh bisa

berpendapat/melaksanakan ―politik luar negeri bebas dan aktif‖. Nah, di sinilah letak

pengebirian atau pencatutan atas arti dan hakekat dari ―politik luar negeri bebas dan aktif‖

yang sejati! Hatta hanya berkata ―tidak menjadi objek dalam percaturan politik dunia dan

menjadi subjek dengan hak menentukan sikap sendiri‖. Ini sama sekali tidak bisa

diinterpretasikan sebagai politik luar negeri bebas dan aktif! Dan dalam kenyataan

prakteknya pun, Hatta sama sekali tidak melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan

aktif (seperti dibuktikan oleh catatan sejarah sdr. Lusi). Yang ia jalankan adalah politik luar

negeri anti-komunis dan pro-imperialis! Jadi Hatta pun berpihak. Tapi berpihak kepada

siapa? Itulah penjabaran atau realisasi kongkrit dari ―tidak menjadi objek dalam percaturan

politik dunia dan menjadi subjek dengan hak menentukan sikap sendiri‖.

Pemerintah orba Suharto sampai SBY, pada hakekatnya menjalankan politik luar negeri anti-

komunis dan pro imperialis , tidak jauh bedanya dari Hatta!

Kalau memang ingin menjalankan politik luar negeri seperti yang dirumuskan oleh Hatta dan

dengan terang-terangan mengakui tidak anti-imperialis, ya jangan pakai nama ―politik luar

negeri bebas dan aktif‖ dong! Carilah nama lain yang lebih sesuai dengan hakekat dan isi

politik luar negeri yang tidak anti-imperialis. Kan curang itu namanya! Memakai istilah yang

begitu populer dulu ketika Sukarno memerintah, tapi mengosongkan isi progresifnya. Sama

saja dengan mengaku diri sebagai pengikut atau penjunjung Sukarno, tapi Sukarno yang

sudah ―ditelanjangi‖ atau dipreteli sifat tidak anti-komunisnya, sifat anti-imperialismenya, sifat

anti modal asing, sifat pro sosialisme a la Indonesia yang anti explotation de l‘homme par

l‘homme.

TL

________________________________

From: Lusi D. <[email protected]>

To: [email protected]

Sent: Wednesday, January 25, 2012 9:22 AM

Subject: Re: [GELORA45] Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif

Bung ChanCT, saya juga ikut nimbrung.

Pada periode awal kemerdekaan Bung Karno sebagai Presiden RI secara resmi menunjuk

Suripno untuk melakukan kegiatan mencari pengakuan atas eksistensi Republik Indonesia di

negeri-negeri Eropa dan pada bulan Agustus 1948 pulang ke tanahair untuk melapor

kepada pemerintah RI di Jogya atas hasil pekerjaannya, salah satunya adalah kesediaan Uni

Soviet untuk mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Artinya Uni Soviet, sejak

Proklamasi 17 Agustus 1945 itu tidak menganggap Indonesia itu wilayah jajahan Belanda

lagi. Tetapi Hatta tidak bersedia menerima kesediaan Uni Soviet ini. Kalau Hatta memiliki

pendirian politik bebas dan aktif seperti yang dianggap sementara teman sekarang ini,

mengapa Hatta menolak kesediaan pengakuan dari Uni Soviet ini? Yang saya kemukakan ini

Page 13 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

adalah fakta sejarah. Tidak ada hubungan perseorangan dengan sosok Hatta, tapi masalah

pekerjaan dia sebagai seorang negarawan. Mungkin Bung ChanCT bisa menjelaskannya?

Salam

Lusi.-

Am Wed, 25 Jan 2012 09:57:44 +0800

schrieb "ChanCT" <[email protected]>:

Saya juga ikut nimbrung:

Nampak bahwa pemikiran kita masih saja terjebak oleh SIAPA yang mengatakan, bukan

terutama melihat APA yang dinyatakan itu benar atau salah. Padahal dalam kenyataan,

sesuatu itu benar atau salah tidak karena dikatakan oleh SIAPA, tidak karena itu dikatakan

oleh Marx, Lenin, Mao, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, ... lalu serta merta menjadi BENAR.

Sebaliknya, apa yang dikatakan mereka-mereka itu dalam kenyataan juga tidak sedikit

SALAH-nya!

Jadi, saat mengajukan "Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif" yang juga dinyatakan Hatta,

tidak karena Hatta dianggap tokoh negatif, lalu berubah menjadi SALAH! Lalu, kalau kita

gunakan prinsip "Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif", takut dikatakan menjadi pengikut

Hatta?

Begitu? Hahahaa, ... Lucu juga pemikiran kita!

Memang sih, kebiasan kita saat mengajukan pendapat, diajukanlah kata-kata yang

diucapkan guru-guru besar atau tokoh-tokoh besar untuk memperkuat, ... Lalu kalau kita

angkat tokoh negatif, apakah hasilnya juga menjadi kebalikan? Menjadi negatif? Belum

tentu juga. Lha, saat Soekarno dicampakkan karena dibilang "KIRI", dekat dengan PKI dan

akrab dengan RRT, lalu Hatta dari golongan "KANAN" yang pro AS juga berpendapat "Politik

Luar Negeri Bebas Aktif", kenapa Presiden RI sejak Soeharto berkuasa sampai Presiden SBY

sekarang ini tidak juga menjalankan politik luar-negeri Bebas Aktif? Kenapa Rakyat Indonesia

tetap saja membiarkan RI dicocok hidung oleh AS? Cara ini kan juga baik untuk

mengikatkan orang banyak, Hatta yang kanan saja juga berpegang "Politik Luar Negeri

Bebas Aktif!"

Sekaloipun sebagai pengikut setia Bung Karno penganut Marhenisme, ...juga tidak salah

mengatakan: "lebih baik mengangkat nama Bung Karno ketimbang Hatta, ...!"

Salam,

ChanCT

----- 原始郵件-----

寄件者: iwamardi

收件者: [email protected]

傳送日期: 2012年1月25日 5:00

主旨: Re: [GELORA45] Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif

Nimbrung :

Dalam soal contoh yang dipilih, mengapa Hatta dan bukan Bung Karno (hanya dalam hal

ini) saya sangat sependapat dengan Sdri. Tatiana.

Karena politik bebas dan aktif tak bisa dipisahkan dengan nama Bung Karno dalam ikut

memimpin bangsa2 Asia Afrika dalam melawan imperialisme !

Konsekwensinya : kita harapkan tanggapan balasan dari penulis artikel yang melalaikandan

dan mau memisahkan nama Bung Karno dari politik bebas dan aktif, dan yang memberikan

penafsiran lain kepada politik bebas aktif yang telah menghasilkan kekuatan ke 3 didunia,

dengan konferensi Asia Afrika yang dihadiri oleh BK + PM Ali Sastroamidjojo, PM Chou, PM

Nehru, PM Nasser, PM Ali Bhuto, Pangeran Norodom Sihanouk, PM U Nu, Kwame Nkrumah,

PM Ceylon John Kotelawala, dll..dll...sejumlah 29 negara Asia-Afrika. Penulis yang justru dari

PDIP yang katanya mengemban ajaran Bung Karno !

Salam

Iwa

Page 14 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

----------------------------------------------------------

Von: iwamardi

Datum: 25.01.2012 12:13:16

An: [email protected]

Betreff: [temu_eropa] Politik Luar Negeri Bebas dan AktifJustru itulah Bung Chan, buat saya :

jangan tergantung kpd. siapa yang menulis/mengucapkan !

** Hatta bilang : bebas aktiv itu tidak ikut blok sana maupun sini ( waktu itu : SU atau US).

Tapi BK bilang: bebas aktiv berarti tidak tergantung blok manapun, tetapi anti imperialis ,

terutama imperialis barat.

Maka didukung juga oleh PM Chou dan lain2nya.

Sedanghkan dari pernyataan Hatta ( yang ikut mengakui bhw. RI itu dihadiahi kemerdekaan

tahun 1949 oleh Belanda, bukan karena memproklamirkan sendiri kemerdekaan tahun 1945,

17 Agustus) tidak ada pernyataan anti imperialis . Jadi memang intinya berlainan. Apanya

berlainan.

** Hatta membiarkan Indonesia tetap didalam pengaruh barat, sedang BK mati2an mau

mempertahankan kedaulatan RI sampai achir hayatnya, makanya dia dicoup dan dibunuh

pelan2. Sementara pada masa orba Hatta tetap jaya....

Beda kan ? Jadi tak perduli siapa yang menulis ataupun mengucapkan fakta ini.

Bukan karena orangnya, tapi isi dari konsepnya.

Bukan begitu bung ?

Salam

iwa

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61443

25 Januari 2012 | BP

Puan Gantikan Tjahjo Kumolo

Jakarta (Bali Post) –

Guna menghadapi Pemilu 2014, DPP PDI Perjuangan mengganti kepemimpinan fraksinya di

DPR. Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo yang sebelumnya menjadi ketua fraksi, diganti oleh

Puan Maharani. ''Mulai 2012 makin banyak tugas partai menjelang pemilu, maka hasil pleno

menugaskan saya,'' kata Tjahjo, Selasa (24/1) kemarin.

Tjahjo membantah langkah mundurnya dari ketua fraksi akan ditindaklanjuti dengan

mundurnya sebagai anggota DPR. ''Tidak benar. Sebagai orang politik saya dipercaya Mega

sebagai sekjen, tetapi tetap memegang tugas sebagai anggota DPR,'' ujarnya.

Soal dipilihnya Puan, Tjahjo mengatakan, pertimbangannya semata karena putri Ketua

Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu dinilai mampu. ''Puan juga termasuk senior. Ukuran

senior bukan masa jabatan di DPR. Saya kira ini bagian dari penugasan partai dan partai

menilai Puan mampu,'' kata anggota DPR dapil Jawa Tengah I ini.

Usai dilantik sebagai Ketua Fraksi PDI-P di DPR yang baru, Puan Maharani menjamin bahwa

pergantian ini tidak ada kaitannya dengan suksesi kepemimpinan di PDI-P. Ia membantah

anggapan bahwa pergantian ini dilakukan dalam rangka dirinya yang diplot akan

meneruskan ibunya, Megawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum PDI-P.

''Penugasan ini tidak ada hubungannya dengan 2014 dan 2015. Ini berkembang dan kita

tidak tahu, yang pasti saya berusaha menggunakan energi saya ke depan. Selain sebagai

ketua fraksi, saya juga Ketua DPP PDI-P yang akan membantu Pak Tjahjo,'' kata Puan.

Namun, Puan mengaku tidak akan menolak jika diberi tugas mulia memimpin partai. ''Saya

kader partai yang taat pada penugasan apa pun penugasan itu, tetapi saya tidak akan

berandai-andai,'' tandasnya. (kmb4)

http://www.thejakartapost.com/news/2012/01/23/puan-replaces-tjahjo-pdi-p-faction-chief.

html

Page 15 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Puan replaces Tjahjo as PDI-P faction chief

The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 01/23/2012 8:50 PM

Puan Maharani, the daughter of Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) chief patron

and former president Megawati Soekarnoputri, has replaced Tjahjo Kumolo as the party

faction chief at the House of Representatives.

―Puan is officially the faction leader now while Tjahjo will focus on party‘s internal affairs

ahead of the 2014 general elections,‖ PDI-P faction member Trimedya Panjaitan said after

attending Megawati‘s birthday lunch on Monday.

PDI-P politician Maruarar Sirait confirmed the replacement, saying that the decision had

been made during a party meeting last week.

―We will announce it some time this week,‖ Maruarar said as quoted by tempo.co. Maruarar

denied rumors saying that Tjahjo would resign from his post at the House and that the

replacement was part of efforts to groom Puan as the party‘s presidential candidate for the

election.

―There was no discussion about him resigning his post at the House during the meeting. [The

replacement] was a common thing,‖ he said.

Separately, Tjahjo, who is also the party secretary general, confirmed his replacement, citing

that he had been holding the position for too long. ―I‘ve hold the post since 2003. But I‘ll still

be the party secretary general and a House member,‖ he said. (swd/mtq)

Related News

* Puan Maharani leads PDI-P 39th anniversary commemoration

* PDI-P wants tax halt on rice imports revoked

* Mega, Puan PDI-P‘s presidential candidates: Kiemas

(Non-text portions of this message have been removed]

Von: roeslan

Datum: 24.01.2012 16:16:20

An: [email protected]; [email protected];

[email protected]

Betreff: [temu_eropa] RE: [nasional-list] Puan replaces Tjahjo as PDI-P faction chief

Menurut pengamatan saya PDIP adalah bukan Partai Marhainis tipe Bung Karno!!!, ia

hanyalah merupakan partai burjuis kecil, yang hendak memanfatkan nama Bung Karno

pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berideologi Marhainisme; dengan maksud agar

supaya bisa mendapatkan suara banyak dalam pemilu. Kita semua masih ingat apa yang

terjadi ketika PDIP berkuasa di negeri ini. Yang jelas hasilnya telah melahirkan rezim neoliberal

SBY, dimana TK (teman dan pengagum SBY) telah dinobatkan sebagai ketua MPR untuk

menjaga kestabilan kekuasaan rezim neoliberal SBY di Indonesia.

Jadi tak mengherankan jika PDIP telah mengikuti sistem herarki „Kim-isme―; Tentu saja untuk

menutup-nutupi usahnya dalam mencalonkan Puan ada saja alasannya. Itu biasa kan? Mari

kita saksikan adegan sinetron yang selanjutnya.

Roeslan

[Non-text portions of this message have been removed]

*Kolom IBRAHIM ISA*

*Minggu, 29 Januari 2012*

*-------------------------------*

*Menoleh SEBENTAR Ke ―PERISTIWA 27 JULI 1996‖ Atau 'PERISTIWA

SABTU KELABU‖*

Mengapa sekarang mengangkat kembali ―Peristiwa 27 Juli 1996‖?

Maksudnya, tak lain, adalah, untuk menambah bahan, dokumentasi, analisis kritis dan fakta,

dalam rangka mencari-tau mengapa 'konflik antara SBY dan Mega' begitu heibat. Sehingga

Page 16 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Mega beroposisi terhadap pemerintah Presiden SBY, dan tidak mau hadir dalam undangan-

undangan penting Presiden SBY kepadanya. Termasuk undangn perayaan 17 Agustus 1945.

Tampaknya tidak umum diketahui, termasuk oleh anggota-anggota PDI-P, bahkan kader-

kadernyapun kurang menyadari, bahwa 'konflik‖ SBY vs Mega, sesungguhnya punya latar

belakang agak jauh ke belakang, Paling tidak sejak 'Peristiwa 26 Juli 1996‖, di Jalan

Diponegoro 58, Jakarta. Yaitu, ketika kantor PDI Mega diserbu massa pendukung PDI

pimpinan Soeryadi.

PDI Soeryadi dengan bantuan aparat keamanan negeri sebagai kekuatan pokoknya. Kalau

ditelusuri ke belakang, maka tampaknya penjelasan mengeni apa sebab terjadi konflik

Mega vs SBY, bahwa itu dikarenakan -- Mega dua kali kalah dalam pemilihan presiden, --- itu

bukan merupakan penjelasan yang mengungkap inti masalah. Barangkali memang ada

ada faktor itu, tetapi ada yang lebih mendasar, lebih prinsipil. Bahwa, – - 'konflik' antara

Mega vs SBY, bukan masalah 'like and dislike', bukan masalah pribadi, tetapi MASALAH

PRINSIPIL. Katakanlah punya latar belakang IDEOLOGIS.

SBY, --- Seperti jelas dari praktek politiknya selama menjabat fungsi tertinggi negara, dan

Partai Demokrat yang dilahirkannya, tampak beda besar dengan strategi dan politik PDI-P di

bawah pimpinan Mega. PDI-P Mega menjadikan Pancasila dan ajaran Bung Karno sebagai

dieologi pembimbingnya (paling tidak seperti yang dideklarasikannya). Sedangkan Partai

Demokrat yang dibina SBY meneruskan strategi dan politik Orba, yang berorientsi pada NEO

LIBERALISME.

/* * */

―Peristiwa 27 Juli 1996‖, -- baik disegarkan ingatan kita, --- adalah peristiwa penyerbun dan

didudukinya dengan kekerasan kantor Partai Demokrasi Indonesia, yang dipimpin oleh

Megawati Sukarnoputri, Kekerasan tsb telah menimbulkan korban yang tewas, luka-luka dan

'hilang'.. Mega ketika itu sudah mencuat namanya sebagai tokoh politik periode rezim Orba,

yang berani berkonfrontasi, berhadap-hadapan terhadap Orba. Mega menantang Presiden

Suharto yang ketika itu sedang jaya-jayanya.

Sejak Megawati berani secara terbuka menantang Suharto, mula-mula sekitar penyeleng-

garaan Kongresi PDI, dimana kekuatan rezim Orba melakukan segala sesuatu untuk

menggeser Megawati dari kepimpinan PDI, --- sampai kepada ucapan Mega, bahwa ia

bersedia mengambil oper kepemimpinan negara bila itu disetujui rakyat. Sejak itu rezim Orba

menggencarkan segala daya upaya untuk menghancurkan PDI pimpinan Mega.

Menggantikannya dengan PDI pimpinan Soeryadi yang sepenuhnya merupakan alat politik

yang patuh pada Suharto.

―*Perisitiwa 26 Juli 1996‖ adalah puncak operasi intel Suharto untuk menggeser Megawati

dari dunia politik Indonesia dan menghancurkan samasekali PDI pimpinan Megawati.*

*Nah, dalam operasi ―Peristiwa 27 Juli 1996‖ militer yang bertanggung-jawab, yang

mengambil keputusan 'penyerbuan' itu tidak lain adalah Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketika itu ia menjabat Kasdam Jaya.*

*Inilah a.l. LATAR BELAKANG penting konflik SBY vs Mega. Sudah sejak dulu SBY dan kekuatan

yang diwakilinya HENDAK MENHANCURKAN PDI-P PIMPINAN MEGAWATI.*

/* * */

Baik telutusuri ―suntingan‖ WIKIPEDIA, sekitar ―PERISTIWA 27 JULI 1996‖, sbb:*

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,*Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa

pengambilalihan secara paksa kantor DPP <http://id.wikipedia.org/wiki/DPP> Partai

Demokrasi Indonesia <http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrasi_Indonesia> (PDI) di Jl

Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri

<http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri>. Penyerbuan dilakukan oleh massa

pendukung Soerjadi <http://id.wikipedia.org/wiki/Soerjadi> (Ketua Umum versi Kongres PDI di

Medan

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongres_PDI_di_Medan&actionedit&redlink=1>)

serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI <http://id.wikipedia.org/wiki/TNI>.

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta

<http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta>, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba,

Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.

Page 17 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD <http://id.wikipedia.org/wiki/PRD> sebagai

penggerak kerusuhan.

Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara.

Budiman Sudjatmiko <http://id.wikipedia.org/wiki/Budiman_Sudjatmiko> mendapat hukuman

terberat, yakni 13 tahun penjara./

ISTILAH

Ada dua istilah untuk Peristiwa 27 Juli ini, yaitu:

Kudatuli <http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kudatuli&action=edit&redlink=1>.

Akronim dari Kerusuhan 27 Juli. Pertama kali dimuat di Tabloid Swadesi

<http://id.wikipedia.org/wiki/Swadesi> dan kemudian luas digunakan oleh berbagai media

massa. Mayjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Soehardiman, SE juga pernah menggunakannya dalam

bukunya. /

Sabtu Kelabu

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabtu_Kelabu&action=edit&redlink=1>.

Merujuk pada hari saat terjadinya peristiwa ini yaitu hari Sabtu, kata "kelabu" untuk

menggambarkan "suasana gelap" yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat itu.

Tidak diketahui pencetusnya, namun diduga semula beredar dalam forum-forum di Internet.

*LAPORAN KOMNAS - HAM*

Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

<http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Nasional_Hak_Asasi_Manusia>: 5 orang meninggal

dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga

menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia.

Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan

tanggal 24 Juli <http://id.wikipedia.org/wiki/24_Juli> 1996 di Kodam Jaya

<http://id.wikipedia.org/wiki/Kodam_Jaya> dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo

Bambang Yudhoyono <http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono>. Hadir

pada rapat itu adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zacky_Anwar_Makarim&action=edit&redlink=1>,

Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso <http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Santoso>, dan

Alex Widya Siregar

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alex_Widya_Siregar&action=edit&redlink=1>.

Dalam rapat itu, Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau

pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya.

Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI

c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan

pasukan pemukul Kodam Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota

pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan. Seperti tercatat di

dokumen itu, rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya

Yudha menyerbu dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta

serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996,

di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1]

<http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_note-0>

Latar belakang

/Soeharto <http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto> dan pembantu militernya merekayasa

Kongres PDI di Medan dan mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.

Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu dilawan pendukung

Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI.

Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru,

telah mampu membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru.

Sehingga ketika terjadi pengambilalihan secara paksa, perlawanan dari rakyat pun terjadi.

Pasca Orde Baru

Pengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden Megawati

<http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati> hanya mampu membuktikan seorang buruh

Page 18 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

bernama Jonathan Marpaung yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke

Kantor PDI. Ia dihukum dua bulan sepuluh hari, sementara dua perwira militer yang diadili, Kol

CZI Budi Purnama (mantan Komandan Detasemen Intel Kodam Jaya) dan Letnan Satu (Inf)

Suharto (mantan Komandan Kompi C Detasemen Intel Kodam Jaya) divonis bebas.

Garis waktu

*Pukul 01.00*

Di Markas PDI ada sekitar 300 orang yang berjaga -- suatu kebiasaan dilakukan sejak Kongres

Medan lalu. Di luar pagar, ada sekitar 50 orang. Satgas dan simpatisan Megawati mulai

terlelap dan sebagian ada yang main catur di pinggir pelataran kantor dan juga di Jalan

Diponegoro dengan beralaskan terpal.

*Pukul 03.00*

Para pendukung Mega mulai mencium sesuatu bakal terjadi, setelah patroli mobil polisi

berkali-kali melintas. Sebagian dari mereka mencoba memantau keadaan dari jembatan

kereta api Cikini <http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cikini&action=edit&redlink=1>.

*Pukul 05.00*

Serombongan pasukan berbaju merah, kaus PDI, bergerak menuju Diponegoro 58. Konon

mereka diangkut dengan delapan truk.

*Pukul 06.15*

Pasukan berkaus merah tadi akhirnya sampai di depan Kantor PDI dan kedatangan mereka

disambut para pendukung Mega dengan lemparan batu. Pasukan merah tadi pun

membalas dengan batu dan lontaran api. Maka, spanduk yang menutupi hampir semua

bagian depan Kantor PDI terbakar ludes. Bentrok fisik pun tak terhindarkan. Sebuah sumber

mengatakan ada empat orang tewas, tapi angka ini belum dikonfirmasi.

Semua jalan menuju ke arah Diponegoro sudah diblokir oleh kesatuan polisi. Perempatan

Matraman <http://id.wikipedia.org/wiki/Matraman> menuju ke Jalan Proklamasi ditutup

dengan seng-seng Dinas Pekerjaan Umum

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinas_Pekerjaan_Umum&action=edit&redlink=1>

yang sedang dipakai dalam pembangunan jembatan layang Pramuka-Jalan Tambak.

Massa sudah berkumpul di depan Bank BII Megaria

<http://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop_Megaria>. Sedang di samping pos polisi sudah bersiap

dua mobil anti huru-hara dan empat mobil pemadam kebakaran persis di depan DPP PDI.

Polisi anti huru-hara terlihat ketat di belakang mobil anti huru-hara dan di depan Kantor PDI./

*Pukul 09.15*

Di samping Kantor PDI (dan PPP) terlihat massa -- yang tampaknya bukan dari PDI -- sedang

baku lempar batu dengan ABRI <http://id.wikipedia.org/wiki/ABRI> yang bertameng dan

bersenjatakan pentungan. Massa terus melawan dengan melempar batu.

*Pukul 09. 24*

Massa di belakang Gedung SMP 8 dan 9, di samping Kantor PDI dan PPP, mulai terdesak

mundur ketika ada bantuan pasukan yang tadinya hanya berjaga-jaga di bawah jembatan

kereta api. Mereka dipukul mundur sampai di belakang Gedung Proklamasi

<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gedung_Proklamasi&action=edit&redlink=1>.

Tiga wartawan foto mulai membidik massa yang lari tunggang langgang, Sedang salah

seorang wartawan foto mendekati pasukan loreng dan berusaha mengambil gambar. Tiba-

tiba seorang wartawan foto -- yang belakangan diketahui bernama Sukma dari majalah

Ummat <http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majalah_Ummat&action=edit&redlink=1>

-- terlihat dipukuli pasukan loreng dan diseret bajunya (Lihat berita KOMPAS, 29 Juli 1996).

Dari sana Sukma -- dengan menarik bajunya -- dibawa ke belakang Gedung SMP 8 dan 9

Jakarta, tempat pasukan loreng berkumpul yang berjarak 300 meter dari tempat pertama

pemukulan.

*Pukul 09. 35*

Massa di depan Megaria yang diblokade pasukan polisi anti huru-hara, melempar batu

ketika mobil ambulans dari Sub Dinas Kebakaran Jakarta yang meluncur dari kantor DPP PDI

Page 19 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mencoba menerobos kerumanan massa dan polisi di depan Bank BII di pertigaan Megaria.

Massa yang berada di depan gedung bioskop Megaria

<http://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop_Megaria> dan Bank BII, berteriak-teriak dan bernyanyi,

"Mega pasti menang, pasti menang, pasti menang"./

*Pukul 09. 45*

Wartawan dalam dan luar negeri, yang sedari pagi berkumpul di depan pos polisi, mulai

dihalau oleh pasukan anti huru-hara menuju kerumunan massa di depan Bank BII.

Saat itu juga terlihat kepulan asap hitam membubung dari DPP PDI. Salah seorang satgas PDI

pro Mega mengatakan bahwa sebagian Kantor PDI sempat dibakar dan arsip-arsip di

dalam kantor sudah dimusnahkan. Korban tewas dari PDI pro Megawati yang berada di DPP

diperkirakan empat orang.

Sekitar 300 orang luka parah, 50 orang diantaranya dari cabang-cabang Jawa Timur yang

tengah berjaga-jaga di Kantor PDI.

Jalan Diponegoro di depan DPP PDI mulai dibersihkan dari batu-batu dan bekas kebakaran.

Seonggok bangkai mobil dan motor yang terbakar juga disiram dan berada persis di depan

pintu masuk Kantor PDI.

*Pukul 11. 30*

Ribuan massa terus bertambah dan terpisah letaknya di tiga tempat. Yaitu di depan Bioskop

Megaria, di depan BII, serta di depan Telkom, persis di depan jalan tempat Proyek

Apartemen Menteng. Mereka menjadi satu kerumunan besar di pos polisi di bawah

jembatan kereta api layang.

Belum lagi massa dari arah Selatan di bawah jembatan layang kereta api yang sebelumnya

dipukul mundur, sudah mulai bergerak maju dan menjadi satu kembali dengan massa besar

tadi.

Mimbar bebas pun digelar. Helikopter polisi terus memantau massa yang mulai mengadakan

mimbar bebas. Dipandu aktivis pemuda, mimbar bebas menjadi ajang umpatan pada

aparat keamanan, dan sanjungan untuk Mega.

"Mega pasti menang, pasti menang, pasti menang.....," terus terdengar. Massa yang masih di

dalam pagar lintasan kereta api mulai merobohkan pagar besi, lantas menyatu dengan

massa peserta mimbar bebas.

Pukul 11. 40*

Massa yang berada di dalam pagar lintasan kereta api mulai melempar batu ke arah

aparat yang sudah berjaga-jaga di depan SMP 8 dan 9 Jakarta. Terdengar dari kejauhan

massa di mimbar bebas terus berteriak mengecam aparat berseragam loreng. Batu-batu

yang beterbangan membuat wartawan berlindung di belakang blokade polisi dan sebagian

lagi menyelamatkan diri dengan berlindung di mobil anti huru-hara.

/Pihak kepolisian Jakarta Pusat berusaha menenangkan massa yang melempari pasukan

dari Yon Kavaleri VII dan Yon Armed 7 Jayakarta. Massa yang terus bergerak membuat

pasukan berseragam loreng bertahan di sekitar Jalan Pegangsaan Timur.

/Di depan pos polisi, massa yang terus bertambah jumlahnya memenuhi pentas mimbar

bebas. Massa di depan bioskop Megaria merobohkan pagar besi pembatas jalan dan

bergabung menyaksikan mimbar bebas. Salah seorang tampak berdiri di tengah lingkaran

massa dengan membawa tongkat berbendera Merah Putih yang dikibarkan setengah tinggi

tongkat. Dia berteriak, "Kita di sini menjadi saksi sejarah. Kawan-kawan kita mati di dalam

Kantor PDI. Kita harus menunggu komando langsung dari Ibu Mega," teriaknya lantang. Yang

lain menyanyikan, "Satu komando..... satu tindakan." Kemudian ada doa bersama untuk

mereka yang tewas.

*Pukul 12. 40*

Pihak keamanan meminta utusan mimbar bebas untuk bersama-sama pihak keamanan

masuk melihat situasi di dalam Kantor PDI. Lima orang akhirnya dipilih, sementara mimbar

bebas terus berjalan.

*Pukul 12. 45*

Page 20 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Bantuan polisi dari satuan Sabhara Polda Metro Jaya mulai berdatangan memenuhi jalan

depan Kantor PDI. Sedang lima orang utusan di bawah pimpinan Drs. Abdurrahman Saleh,

bekas pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, masuk ke dalam kantor DPP

yang porak poranda. Sekitar lima menit berada di dalam Kantor PDI, lima utusan tadi ke luar.

Salah seorang wakil utusan, ketika ditanya TEMPO Interaktif tentang bagaimana kondisi di

dalam kantor DPP, mengatakan, "Di dalam tidak ada apa-apa; darah berceceran di semua

ruangan." Orang ini bercerita sambil menahan tangis; matanya sarat air mata, sambil

membawa jaket merah PDI bernama dada Nico Daryanto, mantan Sekretaris Jenderal PDI,

dan satu spanduk merah.

Kelima utusan tersebut didaulat naik ke atas mobil anti huru-hara untuk melaporkan

keadaan di dalam gedung. Baru beberapa kata terucap dari utusan tadi, sebuah batu

melayang entah darimana dan mengenai tangan seorang utusan yang berdiri di atas mobil

anti huru-hara. Akhirnya, laporan keadaan Kantor PDI berhenti sampai di sini.

*Pukul 13. 52*

Pengacara Megawati, RO Tambunan, berpidato di depan Kantor PDI. Dia mengatakan, "Kita

menduduki Kantor DPP karena Megawati adalah pimpinan yang syah. Negara ini adalah

negara hukum, jadi tunggu proses hukum selesai," katanya keras. Yang dimaksud Tambunan

adalah proses hokum berupa tuntutan Megawati ke alamat Soerjadi dan sejumlah pejabat

pemerintah di pengadilan yang sampai kini masih disidangkan, sehingga status Kantor PDI

belum diputuskan.

Menurut RO Tambunan, Kapolres Jakarta Pusat sudah berjanji tidak seorang pun

diperkenankan masuk, termasuk kubu Soerjadi. Barang-barang tak satu pun boleh keluar dari

dalam kantor; pihak pengacara akan mendaftar barang-barang DPP. "Ini negara hukum,

kita harus turuti perintah hukum," ujar Tambunan.

*Pukul 14. 05*

Soetardjo Soerjogoeritno, salah satu pimpinan DPP PDI yang pro Megawati, tiba-tiba terlihat

berjalan mendekati Kantor PDI. Sesaat kemudian Soerjogoeritno bicara dengan Kapolres

Jakarta Pusat soal status Kantor PDI.

Massa yang mencoba mendekati Soerjogoeritno dihalau anggota Brimob yang bersiaga

dengan anjing pelacak. Tapi, melihat ribuan orang, dua anjing herder itu tak berani

bergerak mengejar massa. Massa makin berani. "Kami ini manusia, kok dikasih anjing," kata

seseorang marah. Siang itu pula setumpuk koran Terbit yang memberitakan Kantor DPP PDI

Diserbu, ramai-ramai dirobek-robek.

*Pukul 14. 29*

Hujan batu terjadi. Massa yang di berada depan pos polisi melempari barikade polisi anti

huru-hara. Satuan anti kerusuhan itu terpaksa mundur dan berlindung dari hujan batu. Mobil

anti huru-hara yang tetap nongkrong di bawah jembatan layang dilempari batu bertubi-

tubi. Dua lapis barisan polisi dan tentara bergerak maju. Dengan tameng dan tongkat

mereka merangsek maju menghalau massa. Maka, ribuan orang itu beringsut mundur ke

arah Salemba.

Ada sekitar seratus orang yang berlindung di dalam gedung Kedutaan Besar Palestina, persis

di depan Kantor PDI. Di samping Kantor PDI, di Kantor PPP, terlihat puluhan wartawan

berkumpul. Sementara itu, polisi dan tentara mengejar massa sampai di depan Rumah Sakit

Cipto (RSCM).

Beberapa orang terlihat dipentung dengan rotan. Seorang siswa STM 1 Jakarta, menangis di

depan bioskop Megaria -- lengannya patah ketika menangkis pukulan dan pentungan

petugas. Di depan Megaria itu suasananya gaduh, ambulans meraung-raung terus menerus.

Korban-korban yang bocor kepalanya dan luka-luka diseret ke depan Kantor PDI dan

menjadi bidikan foto wartawan.

*Pukul 15. 00*

Enam buah panser mulai berdatangan di depan pos polisi Megaria. Persis di depan Rumah

Sakit Cipto (RSCM), sebuah bus tingkat dibakar massa. Tak jauh dari bus yang terbakar, satu

lagi bus PPD nomor trayek 40, disiram bensin dan dibakar dengan sebuah korek api.

Terbakarlah bus jurusan Kampung Rambutan-Kota itu.

Page 21 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

*Pukul 15. 37*

Persis di depan Fakultas Kedokteran UI Salemba, sebuah bus Patas PPD nomor trayek 2, habis

terbakar. Ribuan massa mulai mencabuti rambu-rambu lalu lintas dan menghancurkan

lampu lalu-lintas di pertigaan Salemba.

Asrama Kowad -- yaitu gedung Persit Kartika Candra Kirana – merupakan gedung pertama

yang diamuk massa. Pertama-tama dengan lemparan batu dari luar, kemudian massa

masuk ke halaman, dan membakar gedung tersebut.

Sebuah kendaraan jip yang diparkir di halaman dibakar massa, menimbulkan api yang

besar.

Wisma Honda yang terletak di sebelah Barat gedung Persit, tak luput dari lemparan batu.

Tapi, beberapa jam kemudian, gedung Honda itu pun habis dilalap si jago merah. Massa

kemudian bergerak ke arah Selatan dan membakar Gedung Departemen Pertanian yang

berlantai delapan. Sebuah sedan Mercy juga dibakar habis.

*Pukul 15. 55*

Massa terus bergerak ke arah Matraman. Maka, beberapa gedung pun jadi korban amukan

api yang disulut massa. Pertama-tama gedung Bank Swansarindo Internasional. Api yang

berasal dari karpet lantai dan korden jendela kaca itu dengan cepat merambat ke atas

gedung berlantai lima ini. Show room Auto 2000 yang berada disebelahnya juga tidak luput

dari amukan massa dan dibakar beserta mobil yang dipamerkan di dalamnya. Selanjutnya

Bank Mayapada juga dibakar massa.

Ribuan massa terus bergerak ke arah Matraman. Dengan tembakan ke udara, massa mulai

tercerai-berai. Sebagian ke arah Pramuka, sebagian lagi ke arah Proyek Perdagangan

Senen. Sebelumnya, seorang polisi kelihatan memegangi kepalanya yang bocor kena

lemparan batu. Dia berkata kepada seorang rekannya yang berseragam loreng, "Bapak

yang bawa senjata ke depan saja Pak."

*Pukul 16. 19*

Massa rupanya melempari Bank BHS di Jalan Matraman. Kelihatan api mulai menyala di

samping gedung BHS, tetapi tidak sampai menyentuh gedung bank itu karena sepasukan

tentara berbaret hitam dengan tronton pengangkut pasukan segera tiba.

Sedangkan jalan Salemba Raya terlihat gelap. Asap hitam tebal dari gedung Bank

Mayapada dan Auto 2000 membubung ke udara. Massa yang bergerak ke arah Salemba

inilah yang kemudian membakar gedung Darmex, Gedung Telkom, terus sampai ke arah

Senen. Namun mereka dihalau panser tentara dan gagal mencapai Senen.

*Pukul 16. 33*

Tiga panser didatangkan ke perempatan Matraman. Panser ini berhasil membubarkan

massa yang merusak semua rambu-rambu lalu lintas.

*Pukul 19.00*

Massa di Jalan Proklamasi mulai berkerumun. Tak lama kemudian mereka membakar toko

Circle K, Studio SS Foto, dan beberapa bangunan lagi. Aksi dikabarkan berlangsung sampai

pukul 01.00 dinihari.[2] <http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_note-1>/

Buku dan penelitian

Peristiwa 27 Juli menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah penelitian.

Pejabat militer juga menulis buku untuk menjelaskan posisinya dalam kasus itu. Benny S

Butarbutar, yang menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus 27

Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI

<http://id.wikipedia.org/wiki/ABRI>.

Ia membangun teori persaingan srikandi kembar antara Megawati dan Siti Hardijanti

Rukmana <http://id.wikipedia.org/wiki/Siti_Hardijanti_Rukmana> sebagai latar terjadinya

Kasus 27 Juli. Ia juga memaparkan, rivalitas di tubuh tentara yang membuatnya tersingkir dari

militer. Soeyono menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck Game, rekayasa untuk

"Membunuh Bebek Lumpuh."

Sehari sebelum kejadian, Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow.

Page 22 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 dengan editor

Darmanto Jatman (2001). Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

<http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Ilmu_Pengetahuan_Indonesia> juga membukukan

hasil penelitian mengenai Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru-Soeharto di Belakang

Peristiwa 27 Juli? (2001).

Peringatan

Pada Rabu 26 Juli <http://id.wikipedia.org/wiki/26_Juli> 2006

<http://id.wikipedia.org/wiki/2006>, Malam Dasawarsa Tragedi 27 Juli 1996 digelar di bekas

Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta

Pusat. Acara hanya dihadiri keluarga korban dan saksi mata peristiwa ini. Petinggi partai

yang sudah berubah nama menjadi PDI Perjuangan

<http://id.wikipedia.org/wiki/PDI_Perjuangan> tidak terlihat hadir.

Begitu juga Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri

<http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Sukarnoputri>. Walau begitu acara berjalan

khidmat. Setelah tahlilan, peringatan itu diteruskan pemotongan tumpeng kemudian ditutup

dengan renungan. [3] <http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_note-2>

Referensi

1. /*^*/ <http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_ref-0>/Selimut Politik Sabtu Kelabu

<http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/mbm.20040726.LU94162.id.html>

Tempo /

2. /*^*/ <http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_ref-1>/TEMPO Interaktif, edisi 23/01

- 10/Agustus/1996 /

3. <http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli#cite_ref-2>/Liputan 6

<http://liputan6.com/view/1,126444,1,0,1153978562.html> /

Pranala luar

/*(Indonesia)*////, Tempo /

/*(Indonesia)*//Diponegoro 58, Suatu Hari pada 1996

<http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/mbm.20040726.LU94166.id.html>

Tempo /

/*(Indonesia)*//Letjen (Purn.) Soeyono: "SBY Ada di Lokasi, tapi ..."

<http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/mbm.20040726.LU94165.id.html>

, Tempo /

/*(Indonesia)*//Pengakuan Syarwan Hamid (Detik)

<http://jkt.detik.com/gudangdata/pengakuan-syarwan.shtml> /

/*(Indonesia)*//Kasus 27 Juli

<http://unisosdem.org/article_printfriendly.php?aid=2247&coid=3&caid=22>

/*(Indonesia)*//Kapolri Perintahkan Kasus 27 Juli Dilanjutkan (Media Indonesia)

<http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2004060802030413>

/*(Indonesia)*//Kumpulan tulisan seputar peristiwa 27 Juli

<http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/>/*(Indonesia)*//Kekerasan

27 Juli 1996 Dalam Kenangan Ujang (liputan6.com)

<http://www.liputan6.com/view/11,59271,1,0,1153935589.html>

/(Indonesia)*//Kudatuli <http://lifeschool.wordpress.com/2008/07/27/kudatuli/> /

Page 23 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berita Nasional

Rubrik Hukum & HAM

Prof. Jeffrey Winters: Indonesia Dikuasai Para Maling!

Selasa, 09 Agustus 2011 , 15:51:00 WIB

Laporan: Soemitro

RMOL. Ahli Indonesia dari Notrhtwestern University AS, Prof. Jeffrey Winters mengingatkan,

salah satu kegagalan utama gerakan reformasi 1998 di Indonesia adalah tidak disiapkannya

sistem hukum yang kuat. Karenanya, Indonesia menjadi suatu negara yang anomali.

"Ada demokrasi tapi tanpa hukum. Demokrasinya tumbuh, tapi hukumnya tunduk di bawah

kendali mereka yang kuat jabatan dan atau uangnya," kata Jeffrey dalam diskusi

perubahan bertema "Pengadilan Hosni Mubarak:Pelajaran bagi Indonesia" yang

diselenggarakan Rumah Perubahan, di Duta Merlin, Jakarta Pusat (Selasa, 9/8).

Dikatakan Jeffrey, secara prosedural demokrasi di Indonesia sudah cukup bagus. Namun

secara substansial, masih harus banyak diperbaiki. Sistem demokrasi yang sekarang dikuasai

para maling. Hanya mereka yang punya uang banyak yang bisa naik. Setelah berkuasa,

mereka kembali maling untuk mengembalikan sekaligus meraup untung dari investasi yang

dikeluarkan. Yang terjadi seperti lingkaran setan.

"Pemilihan presiden secara langsung sudah OK. Tapi karena calon harus dari partai, maka

hanya para maling saja yang bisa tampil. Untuk tampil harus punya uang. Jadi negeri ini

sudah dikuasai para maling. Rakyat harus bersatu mengubah sistem demokrasi maling

seperti ini," kata Jeffrey. [dem]

kalau mau jujur, saya setuju. Memang tidak semua seperti itu, tapi yang mencuat dan

tersosialisasikan ke masyarakat luas, ya kesannya seperti itu. Hukumnya kurang "menggigit",

soalnya macan di atas kertas, di lapangan bisa jadi pus meong-meong yang jinak dan lucu.

([email protected])

From: hendro s.joedho [email protected]

To: "[email protected]" <[email protected]>

Sent: Friday, January 20, 2012 11:40 AM

Subject: Bls: [Hukum-Online] Jimly Asshidiqie: Hukum di Indonesia Kampungan

Setahu saya istilah "kampungan" bukan bermaksud mengejek atau merendahkan orang

kampung tetapi dengan arti "norak", sehingga yang dikatakan kampungan bisa saja justru

orang yang tinggal di perkotaan, di metropolitant city.

Orang yang tinggal di kampung, pelosok desa belum tentu kampungan.

cmiiw

salam

hen

Dari: RobagaGautama [email protected]

Kepada: "[email protected]" <[email protected]>

Dikirim: Jumat, 20 Januari 2012 9:18

Judul: Re: [Hukum-Online] Jimly Asshidiqie: Hukum di Indonesia Kampungan

Pak jimly jangan asal ngomong, orang kampung itu lebih taat dan lebih gampang diatur

tertib dibidang hukum, malah sebaliknya yang banyak jadi mafia dan pelaku

penyimpangan itu di perkotaan / kota-kota besar, baca deh beritanya... mungkin lebih

tepat "hukum di Endonesia Kotaan".

Page 24 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

From: Hukum Online [email protected]

To: [email protected]

Sent: Friday, January 20, 2012 9:06 AM

Subject: [Hukum-Online] Jimly Asshidiqie: Hukum di Indonesia Kampungan

Jimly Asshidiqie: Hukum di Indonesia Kampungan

Jakarta, Seruu.com - Lembaga hukum yang ada di Indoensia dipandang sebagai lembaga

yang paling buruk, hal ini terkait dengan banyaknya penyelewengan hukum yang terjadi di

Indonesia.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly

Asshiddiqie. Bahkan, Jimly menyebut perkembangan hukum di Indonesia terkesan

kampungan.

"Saya prihatin dengan penegakan hukum di Indonesia ini. Hukum tidak berjalan dengan

efisien dan terlihat kampungan," kata Jimly dalam acara Silaturahmi Ke-3 Tokoh Bangsa di PP

Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (19/01/2012).

Dia juga mengatakan, masih banyak kasus yang berjalan dari tahap penyelidikan menuju ke

persidangan yang berjalan lambat, ditambah dengan banyaknya penyelewengan.

"Kita ambil contoh saja seperti kasus bom bali. Proses dari penyelidikan, penyidikan sampai

persidangan memakan waktu selama 3 tahun. Berbeda dengan kasus bom di Swedia yang

kasusnya beberapa hari saja masuk ke persidangan," kata Jimly. [nurholis]

http://www.seruu.com/utama/hukum-a-kriminal/artikel/jimly-asshidiqie-hukum-di-indonesia-

kampungan

TGPF Temukan Bukti Rekayasa Kasus Mesuji

TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Kasus Mesuji, Denny Indrayana,

menyatakan timnya menemukan bukti adanya rekayasa laporan mengenai penembakan

Made Aste, warga Pelita Jaya, Register 45, Mesuji, Lampung, pada 6 November 2010. "Di

Register 45 ada video yang berbeda," katanya kepada Tempo di ruang kerjanya kemarin.

Menurut Denny, dalam video itu terlihat Made tak membawa parang ketika ditembak. Tim

terpadu penertiban yang berisi unsur kepolisian, pasukan pengamanan perusahaan, dan

polisi hutan terekam meletakkan parang di tangan Made yang sekarat. Bahkan tak terlihat

upaya tim menyelamatkan nyawa Made. "Kami tak tahu siapa yang meletakkan (parang),

tapi ada," ujarnya.

Kejadian itu, Denny menambahkan, terekam dalam video berdurasi sekitar 6 menit yang

dibuat di Register 45. Wilayah perkebunan sawit itu yang menjadi sengketa warga Mesuji

dengan PT Silva Inhutani. Isi rekaman ini berbeda dengan data yang dijadikan dasar oleh

kepolisian bahwa pria asal Bali itu terpaksa ditembak karena mengancam membacok polisi

menggunakan parang. Maka Tim Gabungan memutuskan menyerahkan temuan itu kepada

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. "(Video) sudah kami serahkan tadi malam ke Komnas

HAM," ucap Denny, yang juga Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Page 25 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim menyatakan telah menerima video itu. "Segera kami

dalami," katanya kemarin. Ia menilai video tersebut mengungkap banyak fakta yang

berbeda dengan keterangan dari kepolisian. Bahkan Komnas baru memiliki foto Made

terbaring dengan tangan memegang parang. "Memang sangat mengejutkan."

Menurut dia, polisi banyak melakukan pelanggaran, seperti perlakuan terhadap Made yang

sudah sekarat. Namun ia mengakui kasus kematian Made belum didalami, karena selama ini

Komnas berfokus pada investigasi dugaan pelanggaran HAM dalam penggusuran warga

dan sengketa lahan. Itu sebabnya, tim penyelidik kasus di Register 45 segera bekerja untuk

mengkonfirmasi temuan baru tersebut.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo berjanji akan memproses temuan kasus pidana

oleh Tim Gabungan, termasuk temuan terbaru. "Semua temuan, kalau memang ada bukti

fakta yang bisa diproses, akan kami proses," ujarnya sela-sela rapat pimpinan Polri di gedung

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, kemarin.

Adapun juru bicara Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, menepis adanya

rekayasa dalam laporan kematian Made. "Sudah bukan saatnya sekarang ini merekayasa,"

katanya.

Menurut dia, berdasarkan keterangan 16 saksi, Made ditembak oleh Brigadir Polisi Dua

Setiawan karena dia akan membacok Ajun Komisaris Besar Priyo Wira Nugraha. Jika

rekayasa terjadi, Saud menyatakan, saksi di lapangan akan mengungkapkannya di

pengadilan. "Rekayasa akan mentah di pengadilan," ucapnya. Setiawan tengah menjalani

proses hukum dalam kasus ini. Menurut Saud, Polri siap adu data dengan Tim Gabungan di

pengadilan. Ia mengklaim institusinya juga memiliki video yang menunjukkan bahwa Made

menyerang Priyo. Bahkan ia membuka peluang video dari Tim Gabungan menjadi barang

bukti di pengadilan.

IRA G | ANANDA WT | JOBPIE S

http://id.berita.yahoo.com/tgpf-temukan-bukti-rekayasa-kasus-mesuji-222910252.html

Begini Parang Akhirnya Terpasang di Tangan Made

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Pencari Fakta menemukan fakta yang berbeda

mengenai kematian Made Aste, warga Register 45, Mesuji, Lampung, saat penertiban yang

dilakukan tim terpadu, 6 November 2011. TGPF menemukan fakta bahwa saat ditembak,

Made tidak sedang memegang parang. Hal ini membantah pernyataan resmi polisi yang

menyatakan Made ditembak karena menyerang polisi.

Dalam video berdurasi 6 menit 31 detik yang diperoleh TGPF itu terlihat seseorang dari tim

gabungan sengaja meletakkan parang ke tangan Made yang tengah sekarat. Peristiwa

tragis itu terjadi saat tim terpadu yang dibentuk Gubernur Lampung datang ke Register 45.

Tim yang terdiri dari kepolisian, Badan Pertanahan Nasional, personel TNI, dan pengamanan

perusahaan itu masuk ke Desa Pelita Jaya dengan membawa senjata. Tak hanya senjata

laras panjang, ada pula yang terlihat membawa parang, bambu runcing, dan kayu

pemukul. Dalam keterangan resmi polisi, ada 60 personel yang diturunkan ketika itu.

Saat menuju areal lahan yang ditempati penduduk, rombongan tim terpadu terlihat

melakukan serangan. Suara tembakan pun mulai terdengar. Sepanjang jalan mereka

merobohkan rumah dan gubuk milik warga. Bahkan tak sedikit pula yang dibakar.

Memasuki menit kedua, tim terpadu mulai menembakkan senjata. Salah satu gambar yang

tertangkap kamera video terlihat seorang anggota Brimob melepaskan tembakan ke udara,

yang diikuti bunyi tembakan lain. Saat berjalan bergerombol, tim terpadu terus menenteng

senjata. Pasukan polisi dan TNI yang ada di situ tak mempersoalkan senjata tajam itu.

Pada menit keempat, seseorang terlihat berlari dari arah desa sambil berujar, "Ada yang

kena tembak." Di tempat yang dimaksud oleh lelaki tadi, terlihat dua warga, Nyoman

Sumarde dan Made Aste, terjatuh di tanah. Made tersungkur dengan darah mengalir di

bagian pantat. Saat itu Made masih hidup, tangan dan matanya masih terlihat bergerak.

Tak ada parang di tangan Made.

Dua langkah di depan Made, Nyoman terlihat meringis kesakitan juga dengan posisi jatuh di

tanah. Di depannya, seorang berpakaian TNI tampak menghardik Nyoman yang tak

berdaya.

Page 26 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Tiarap!" ujarnya.

Ada beberapa orang yang mengelilingi Nyoman dan Made. Namun tak satu pun yang

mencoba memberikan pertolongan. Bahkan, pada menit kelima, seorang anggota tim

gabungan berpakaian seragam mirip Satpol PP terlihat mengacak-ngacak baju Made

mencari sesuatu. Diduga lelaki itu tengah mencari senjata tajam di tubuh Made.

Beberapa detik berikutnya, tiba-tiba dalam rekaman video itu terlihat sudah ada parang di

tangan Made. Tak ada penjelasan siapa yang meletakkan parang itu. Namun, menurut

Ketua TGPF Denny Indrayana, parang diletakkan salah seorang anggota tim. Sekitar 46 detik

sebelum video berakhir, terekam gambar bahwa parang yang diletakkan tim terpadu

terjatuh dari tangan Made. Seseorang pun berteriak, "Pasangkan lagi, pasangkan lagi."

Tak lama setelah parang terpasang, seseorang berbaju hitam yang diduga pimpinan tim

lapangan segera berkomunikasi dengan seseorang melalui telepon seluler. Pria itu

mengambil posisi menjauh dari sosok Made dan Nyoman yang tergeletak. Tak lama dia

memberi laporan, "Ya, gimana, Pak, saya mau dibacok," ujarnya.

Setelah itu video langsung mengarah pada peristiwa lain. Saat itu terlihat Made dan

Nyoman dimasukkan ke bak belakang mobil Ranger dobel kabin berwarna hijau.

Markas Besar Kepolisian RI siap mengadu rekaman video yang dimilikinya dengan video

yang dimiliki Tim Gabungan Pencari Fakta Mesuji. Kepolisian mengaku memiliki rekaman

video berisi gambar Made Aste memegang parang dan menyerang Ajun Komisaris Besar

Priyo saat terjadi bentrok di Register 45, Mesuji, Lampung.

"Tidak ada masalah (diadu). Nanti kan kita uji di persidangan," ujar Kepala Divisi Humas

Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di sela-sela Rapat Pimpinan

Polri, Kamis, 19 Januari 2012.

IRA GUSLINA

http://id.berita.yahoo.com/begini-parang-akhirnya-terpasang-di-tangan-made-

081306197.html

Vonis 3 Bulan karena Surat Curhat ke Kapolri

From: "Hukum Online" <[email protected]>

Sender: [email protected]

Date: Fri, 20 Jan 2012 08:55:37 +0700

To: <[email protected]>

ReplyTo: [email protected]

Subject: [Hukum-Online] Vonis 3 Bulan karena Surat Curhat ke Kapolri

Vonis 3 Bulan karena Surat Curhat ke Kapolri

Bripka Tatik diadukan mencemarkan nama baik karena melaporkan suaminya.

Bripka Tatik Divonis 3 Bulan

Eko Huda S , Puspita Dewi - Semarang , | Kamis, 19 Januari 2012, 14:34 WIB

VIVAnews - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah menjatuhkan vonis 3

bulan penjara dengan 6 bulan masa percobaan untuk Bripka Tatik Suryani. Majelis hakim

yang diketuai Kisworo menyatakan anggota polisi dari Polda Jawa Tengah itu terbukti

melakukan pencemaran nama baik seorang pengusaha Ani Widyastuti.

Majelis hakim berpendapat Tatik terbukti telah mengirim surat pengaduan kepada Kapolri

Bambang Hendarso Danuri dengan tembusan 20 alamat.

Dalam pengaduan yang disebut sebagai 'curhat' itu, Bripka Tatik menyertakan sejumlah foto

suaminya yang juga anggota polisi, AKP Supriyanto, bersama Ani Widyastuti. Foto-foto

tersebut di antaranya adalah foto AKP Supriyanto yang sedang bergandengan tangan

dengan Ani.

Sebenarnya dalam surat 'curhat' itu, Bripka Tatik memohon agar Kapolri bersedia memberi

saran dan pembinaan kepada suaminya. Alih-alih mendapat perlindungan, surat 'curhat' itu

malah jatuh ke tangan Ani. Ani yang merasa dicemarkan namanya dengan surat itu

langsung melapor ke Polres Semarang Selatan, di mana suami Bripka Tatik bertugas.

Page 27 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Setelah melalui sidang yang cukup panjang, majelis hakim memutuskan Bripka Tatik Suryani

bersalah telah mencemarkan nama baik Ani dan juga melakukan perbuatan tidak

menyenangkan.

"Melihat fakta dan bukti yang dihadapkan jaksa di pengadilan ini, majelis hakim

memutuskan menghukum Tatik Suryani, pangkat Bripka, dengan hukuman 3 bulan penjara

dan percobaan selama 6 bulan," kata Kisworo saat membacakan putusan di PN Semarang,

Kamis 19 Januari 2012.

Vonis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa, yakni 6 bulan kurungan, satu tahun percobaan.

Sidang ini mendapat perhatian publik cukup besar. Puluhan ibu rumah tangga yang

memberi dukungan langsung menghambur dan memeluk Bripka Tatik. Dengan

menggandeng Farel (8) anaknya, Bripka Tatik terus menangis.

Menurut direktur Legal Resource Center Keadilan Jender dan HAM, Fatkhuroji menyebutkan

bahwa putusan majelis hakim tersebut mencederai konvensi CEDAW. "Saat pemerintah

tengah berupaya serius melindungi perempuan korban, majelis hakim justru bertindak

sebaliknya," kata Fatkhuroji.

Kepada VIVAnews, sambil memeluk Farel putranya, Bripka Tatik menyampaikan

kekecewaannya. "Saya sudah menjadi korban KDRT, dan sekarang jadi terpidana," kata

Bripka Tatik.

Sementara itu, Tutik, dari salah satu NGO pendamping Bripka Tatik, menyebutkan pihaknya

akan melakukan banding. (eh)

© VIVAnews

http://wap.vivanews.com/news/read/281371-vonis-3-bulan-karena-surat-curhat-ke-kapolri

Gunakan alasan pembenar biar adil? Benar menurut siapa?

Mesti belajar banyak juga pembenaran tersebut.

kalau saja curhat menggunakan pasal 284 KUHP, mungkin ceritanya lain.

Sayang lembaga perkawinan dibikin mandul.

Salam damai,

Handaya

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "waris Agono Abdul Wahab" <[email protected]>

Sender: [email protected]

Date: Fri, 20 Jan 2012 02:24:38 +0000

To: <[email protected]>

ReplyTo: [email protected]

Subject: Re: [Hukum-Online] Vonis 3 Bulan karena Surat Curhat ke Kapolri

Tidak ada manusia yg kebal hukum. Bahkan anggota Polri pun tdk kebal hukum. Kalau tidak

ingin aibnya dibuka oleh Allah SWT maka janganlah membuka aib orang lain..... Kita

seharusnya melihat kasus ini lebih komprehensif....mungkin latar belakang keluarga tsb juga

tdk hidup amal agama di dlm rumah, shg aib suami istri terbuka kpd orang lain. Suami sbg

imam harusnya memberi contoh yg baik bagi istri dan anak anaknya, demikian juga istri hrs

bijaksana bila suami dan anak anaknya melakukan kesalahan. Mungkin atasan suami dan

atasan istri sdh memberikan jalan keluar yg adil, tapi sekali lagi kita tdk tahu latar blkg

masalah yg sesungguhnya terjadi di keluarga tsb. Yg sekilas saya dengar dan saya baca di

media, dua duanya melakukan perbuatan yg menyimpang... Kalau memang spt itu, ya tak

akan ketemu ujungnya.....insya Allah ribut terus...apalagi kalau di rumah tangga itu tdk hidup

amal agama... Smg tdk terjadi di keluarga dan lingkungan kita, dan smg Allah SWT

mengampuni dan membimbing mereka. aamiin.

___________________________________

"Semua yang berjiwa pasti mati, jiwa menghadap Illahi Robbi, yang dibawa hanya iman dan

amal sholeh maupun amal salah"wassallam!

Page 28 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

(Waris Agono Abdul Wahab)

Lapor Suami ke Kapolri Polwan Disidang

Surat Bripka Tatik Bocor ke Politisi Demokrat

Laporkan suami yang diduga selingkuh, Bripka Tatik Suryaningsih terancam 2 tahun pejara.

Tatik dilaporkan politisi Partai Demokrat Jawa Tengah, Ani Widyastuti dengan tuduhan

mencemarkan nama.

Andhika Puspita / Angga Haksoro

10 Agustus 2011 - 16:6 WIB

VHRmedia, Semarang – Pengadilan Negeri Semarang melanjutkan sidang pencemaran

nama pengurus Partai Demokrat Jawa Tengah, Ani Widyastuti. Ani mengaku namanya

dicemarkan polisi wanita Brigadir Kepala Tatik Suryaningsih.

Menurut saksi Teddy sopir Ani Widyastuti, surat laporan ke Kapolri (saat itu) Bambang

Hendarso Danuri ditemukan berserakan tanpa sampul di garasi. Surat inilah yang menjadi

pangkal kasus pencemaran nama Ani Widyastuti.

‖Saya tidak tahu isinya. Besok harinya saya dipanggil Bu Ani dan dimarahi karena dalam

surat menyebutkan saya memberi informasi mengenai Bu Ani,‖ kata Teddy dalam sidang di

PN Semarang, Rabu (10/8).

Bripka Tatik mengatakan, laporan perselingkuhan suaminya AKP Supriyanto dengan Ani

Widyastuti dikirim untuk Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Laporan berisi foto Ani dengan

AKP Supriyanto ditembuskan ke 20 instansi lainnya.

Bripka Tatik mengaku tidak tahu bagaimana laporan tersebut bisa sampai ke tangan Ani

Widyastuti. ‖Saya hanya mencari keadilan dan perlindungan, sehingga mengirimkan surat

pengaduan itu. Tapi ternyata begini akibatnya,‖ ujar Tatik.

Tiga saksi yang diajukan jaksa hari ini memberatkan terdakwa. ‖Jika hukum dan keadilan

ditegakkan, saya yakin Bu Tatik dibebaskan,‖ kata Tanti pengacara Tatik Suryaningsih. (E1)

Foto: VHRmedia/Andhika Puspita

Curhat ke Kapolri, Polwan Jadi Terdakwa

----------------------------------------------------------

Rabu, 3 Agustus 2011 | 13:17 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — "Ma, aku ngantuk. Nanti habis ini langsung bobok, ya," rengek

Farrel Nazhir Sayyid Ivana, 6,5 tahun. "Iya boleh. Kalau sekarang pengin bobok, di mobil aja

enggak papa," jawab Bripka Tatik Suryani.

Untunglah polisi perempuan (polwan) berhidung mancung ini tak harus menguras energinya

untuk menenangkan Farrel, anaknya semata wayang. Pasalnya, ia harus berjuang di

hadapan Pengadilan Negeri Semarang, Rabu (3/8/2011).

Keduanya lalu tenggelam dalam diam. Barangkali pikiran mereka mengembara ke saat-

saat indah ketika AKP Supriyanto, ayah Farrel, masih mendampingi mereka.

Menjadi polwan memang sudah dicita-citakan Tatik sejak kecil. Ia melihat ketidakadilan

banyak terjadi dan makin membulatkan tekadnya menjadi polwan. Namun, nyatanya ia

bahkan tak mampu melindungi dirinya sendiri, sementara tugas perlindungan masyarakat ia

lakukan dengan sepenuh hati.

"Awal kasus ini adalah saat saya dan anak saya ditinggal tugas suami saya. Saat itu suami

tak pernah pulang. Dihubungi juga tak bisa, termasuk saat Farrel sakit saat usia dua tahun,"

kata Bripka Tatik.

Di tengah-tengah kegelisahannya, tiba-tiba ia mendapat kiriman sebuah flashdisk yang

berisi foto-foto suaminya tengah bermesraan dengan Ani Widyastuti, seorang pengusaha

dan politisi asal Jawa Tengah. Nalurinya sebagai polisi muncul. Ia mencium sesuatu yang tak

beres.

Page 29 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Akhirnya saya mencari tempat mencurahkan isi hati (curhat). Dari banyak teman, tak satu

pun yang bisa membuat saya lega. Akhirnya saya curhat kepada Bapak Kapolri, saat itu

Bapak Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. Isinya ya cuma cerita masalah keluarga

saya, dan saya minta petunjuk beliau. Bagaimanapun, saya dan suami adalah anggota

Polri," kata Bripka Tatik dengan mata berkaca-kaca.

Seusai menuliskan curhatnya, tak ada kejadian apa pun. Sementara itu, laporannya ke

Kepolisian Daerah Jawa Timur tentang perlakuan AKP Supriyanto yang menelantarkannya

juga sudah diputus pengadilan dengan vonis pembebasan bagi sang suami.

Namun, pada Oktober 2009, justru muncul panggilan pemeriksaan terhadap dirinya oleh

penyidik Kepolisian Daerah Jawa Tengah atas perbuatan tidak menyenangkan dan

pencemaran nama baik, dengan pelapor Ani Widyastuti.

Dengan harapan hukum akan ditegakkan, Bripka Tatik menyewa sebuah mobil dan

mendatangi Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Mapolda Jateng). "Saya tak tahu

pencemaran nama baik seperti apa yang saya lakukan, perbuatan tidak menyenangkan

kaya apa yang pernah saya lakukan. Setelah saya pelajari, ternyata semua berawal dari

surat curhat saya kepada Pak Kapolri," kata Tatik.

Rabu ini adalah sidang kali kesekian. Agenda utamanya adalah pemeriksaan saksi. Sambil

menunggu sidang, Bripka Tatik mencoba menengok ruang jaksa. "Saya kaget setengah

mati. Dalam ruang sidang itu ada pelapor, ada suami saya, dan ada pula Bu Kurnia dan Bu

Efrita selaku jaksa," kata Tatik.

Ia mengaku heran dengan AKP Supriyanto yang malah menjadi saksi memberatkan. "Berarti

dugaan saya benar. Selama ini ia seperti yang ada di foto yang dikirimkan itu," kata Tatik.

Suhu udara di Pengadilan Negeri Semarang, siang ini, terasa sangat panas. Termometer

yang ada menunjukkan angka 32 derajat celsius. Udara yang panas itu makin menyesakkan

dada Bripka Tatik saat majelis hakim yang terdiri dari Dolman Sinaga, Ira Loliawati, dan

Kisworo sebagai ketua majelis hakim memulai persidangan dengan menempatkan suaminya

sebagai pembela pelapor.

Padahal, jelas-jelas AKP Supriyanto yang mencampakkannya bertahun-tahun dan juga tidak

menceraikannya. "Saya hanya bisa berharap, hukum ditegakkan. Setiap minggu saya harus

mengeluarkan uang untuk menyewa mobil, melakukan perjalanan Surabaya-Semarang,

mengorbankan sekolah Farrel demi mendapatkan keadilan. Saya sangat berharap masih

ada keadilan di negara saya ini," kata Bripka Tatik didampingi pengacara RR Tantie Supriatsih

dan Tutik Sri Rahayu dari Savy Amira Woman Crisis Centre Surabaya, serta seorang pejabat

Polda Jatim yang memberi bantuan hukum.

http://regional.kompas.com/read/2011....Jadi.Terdakwa

Lima Kejanggalan Kasus Xenia Maut

Indra Subagja - detikNews

Mobil Xenia maut (Fajar P/ detikcom)

Jakarta - Sudah 9 orang yang tewas dalam sebuah tragedi Xenia vs pejalan kaki di dekat

Tugu Tani, Jakarta pusat, kemarin. Afriyani Susanti (29) langsung ditetapkan sebagai

Page 30 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

tersangka oleh kepolisian karena dianggap lalai, tidak bisa mengemudikan mobilnya

dengan baik.

Whamm!!! Dengan kecepatan 100 km/ jam, Xenia berwarna hitam itu menabrak orang-

orang yang baru saja pulang dari jogging di Monas. Hasil tes urine menunjukkan jika Afriyani

telah menggunakan ekstasi, ganja, sabu, dan menenggak Miras.

Polisi menggelar jumpa pers untuk menjelaskan kasus ini di Mapolda Metro Jaya. Pihak Hotel

Borobudur pun sudah memberikan pernyataan resmi karena beredar foto Apriani dan

kawan-kawannya yang diduga sedang berpesta narkoba.

Masih ada kejanggalan-kejanggalan dari keterangan yang diberikan polisi maupun Hotel

Borobudur terkait kejadian ini. Berikut hal-hal yang mengganjal itu:

1. Sesaat setelah kejadian Afriyani tidak terlihat syok atau terkejut. Dia terlihat 'dingin'

memainkan telepon genggamnya seperti hendak berkomunikasi atau mengirim

pesan pada orang lain.

2. Awal jumpa pers polisi menyebutkan Hotel Borobudur. Namun usai jumpa pers, polisi

mengatakan tempat terakhir yang dikunjungi Afriyani cs adalah sebuah hotel di

kawasan senayan.

3. Hotel Borobudur menyangkal 'pesta narkoba' di tempatnya. Afriyani hanya

menghadiri pesta pernikahan kawannya pukul 10.00 WIB sebelum akhirnya tragedi itu

terjadi. Tapi baju yang dikenakan Afriyani saat pesta sama dengan saat kecelakaan

terjadi, atasan putih dan bawahan bercorak biru.

4. Resepsi pernikahan di Hotel Borobudur mulai pukul 10.00 WIB. Padahal konon

umumnya resepsi pernikahan di hotel-hotel dimulai pukul 11.00 WIB atau malam hari.

5. Saat kecelakaan terjadi, Afriyani tidak membawa SIM dan STNK mobil Xenia. Polisi

juga tidak memberikan keterangan dengan jelas siapa pemilik kendaraan dengan

nomor polisi B 2479 XI.

(ndr/gah)

http://www.detiknews.com/read/2012/01/23/164546/1822631/10/?992204topnews

Begini Cara Security Klub Malam Stadium Geledah

Pengunjungnya

Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Polisi memastikan jika Afriyani Susanti Cs, sopir maut mobil Xenia, membeli pil ekstasi

di klub malam Stadium di Jl Hayam Wuruk, Jakarta. Bagaimana sebenarnya petugas

keamanan Stadium dalam melakukan penggeledahan terhadap pengunjung klub malam

tersebut?

"Kita mengecek semua pengunjung, mulai dari badannya hingga barang bawaannya,"

terang petugas keamanan Stadium, Andre, kepada detikcom, Senin (23/1/2012).

Andre menerangkan, usai dicek tersebut, pengunjung memang dapat keluar masuk klub.

Namun penggeledahan akan kembali dilakukan.

"Meski dia juga membawa tas yang sama," lanjut Andre yang mengaku sudah 8 tahun

bekerja di tempat ini.

Jika pengunjung itu perempuan, pihak Stadium pun mempersiapkan seorang petugas

wanita yang akan ikut menggeledah. Pengamanan di Stadium dilakukan dengan dua

metode. Ada yang memakai seragam resmi dan berpakaian preman. Untuk yang pakaian

preman, mereka akan disebar di dalam klub.

"Lantas, kok bisa didapatin ekstasi di dalam klub?" tanya detikcom.

Andre mengaku tidak tahu soal peredaran barang haram itu. "Bisa saja dimasukin ke saku

kan, soalnya kecil," elak Andre yang mengaku belum pernah menemukan pengunjung yang

kedapatan membawa pil ekstasi selama bekerja di Stadium.

Sebelumnya, Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nugroho Aji Widjajanto,

menerangkan jika Afriyani Susanti Cs membeli pil ekstasi di Stadium. "Mereka membeli pil

ekstasi di situ," terang Nugroho.

Page 31 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Nugroho juga mengatakan, Afriyani Cs ke Stadium pada Minggu (22/1) dini hari, setelah

sebelumnya minum bir dan whiskey di kawasan Kemang. Sebelum ke Kemang, Afriyani Cs

menghadiri acara di Hotel Borobudur, Sabtu (21/1).

"Mereka awalnya ke Hotel Borobudur pada Sabtu malam," papar Nugroho.

Nugroho mengatakan, Afriyani Cs akhirnya meninggalkan kawasan Hayam Wuruk pada

Minggu pagi untuk menuju ke kawasan Kemang. Mereka memilih melewati Jl Ridwan Rais

hingga akhirnya insiden itu terjadi. (mok/feb)

Di Tahanan, Afriyani Enjoy dan Tak Terlihat Shock

Mohamad Rizki Maulana - detikNews

Jakarta - Pengemudi 'Xenia maut', Afriyani Susanti, saat ini telah ditahan di rutan narkoba

Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya sebagai tersangka kasus narkoba. Di tahanan

itu, Afriyani terlihat biasa.

"Dia terlihat sehat, enjoy, dan tidak terlihat shock," kata Perwira Piket Direktorat Tahanan dan

Penitipan Barang Bukti Polda Metro Jaya, AKP Umar Wirahadikusuma, usai serah terima

tahanan Afriyani dari unit Lakalantas Polda Metro Jaya ke rutan narkoba Direktorat Reserse

Narkoba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/01/2012).

Hal itu disampaikan Umar saat ditanya tentang kondisi Afriyani. Namun, terkait tiga teman

Afriyani yang lain, Umar mengaku belum mengtahuinya.

"Yang lain saya belum tahu," ujar Umar.

Ternyata, hari ini Afriyani sudah dikunjungi oleh teman-temannya. Dalam kunjungan itu,

tambah Umar, teman-teman Afriyani membawakan pakaian seraya menghiburnya. Di situ

mereka terlihat saling tertawa, meskipun ada juga berpelukan karena sedih.

"Ya, seperti biasa dijenguk lah," tutur Umar.

Umar juga telah menyampaikan hal-hal yang dirasa perlu kepada Afriyani. Jika

membutuhkan sesuatu, dia bisa menyampaikannya kepada penjaga tahanan yang di

dalam.

"Karena kita juga punya Polwan yang jaga di dalam. Tahanan juga bisa ngobrol dengan

dia," tandas Umar. (gah/gah)

http://www.detiknews.com/read/2012/01/23/191217/1822702/10/di-tahanan-afriyani-enjoy-

dan-tak-terlihat-shock?nd992203605

Berkaca dari Xenia Maut, Jam Buka Klub Malam Harus Diatur

Tegas

Ramadhian Fadillah – detikNews

Kamis, 26/01/2012 08:06 WIB

Jakarta - Pengemudi 'Xenia maut' Afriyani Susanti begadang dari klub malam dan sempat

mengkonsumsi narkoba sebelum kecelakaan berdarah itu. Faktor mengantuk dan pengaruh

obat-obatan menyebabkan kontrol hilang. Mencegah hal ini terulang, jam buka klub malam

harus diatur ketat.

"Banyak kecelakaan itu terjadi di pagi hari. Pagi hari itu waktu yang paling rawan bagi orang

yang kurang tidur. Karena itu klub malam seharusnya hanya boleh buka hingga pukul 24.00

WIB saja. Jangan ada yang boleh beroperasi hingga dini hari," ujar pengamat perkotaan

Universitas Trisakti Yayat Supriyatna kepada detikcom, Kamis (26/1/2012).

Yayat juga meminta agar polisi memberantas peredaran narkoba yang terjadi di klub

malam. Menurutnya tidak harus klub malam yang ditutup, kebetulan saja ada pengedar

narkoba yang berkeliaran di sana.

"Transaksi kan bisa dimana saja. Kebetulan ini terjadi di klub malam," katanya.

Yayat pun menyoroti seringnya razia narkoba yang bocor di klub malam. Hal ini dianggap

sebagai salah satu penyebab sulitnya memberantas peredaran narkoba di klub malam.

Page 32 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Mungkin ada jaringan yang bermain," duganya. Segudang aktivitas dilakoni Afriyani di

sejumlah tempat hiburan. Mulai dari menenggak minuman keras hingga narkoba. Afriyani

dan 3 rekannya memulai malam di Hotel Borobudur sebelum mengakhirinya di Stadium

pada pagi hari. (rdf/nvc)

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya:

Pengemudi "Xenia Maut" Dihantui Perasaan Bersalah

| Jimmy Hitipeuw | Kamis, 26 Januari 2012 | 03:27 WIB

KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO Rumah keluarga Afriani Susanti di Jalan

Ganggeng Terusan, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Afriani Susanti adalah

pengemudi Daihatsu Xenia yang menabrak kumpulan pejalan kaki di Jalan M Ihwan Ridwan

Rais, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (22/1/2012) lalu. Sembilan orang tewas dalam peristiwa

itu.

JAKARTA, KOMPAS.com — Afriyani Susanti (29), tersangka kecelakaan "Xenia maut", tetap

bungkam seribu bahasa seusai diperiksa. Ia menghindari wartawan dengan berlari menuju

tahanan, Rabu (25/1/2012) malam.

Afriyani keluar dari pemeriksaan sekitar pukul 20.50 WIB. Menggunakan kaus berwarna pink

dan bercelana pendek, Afriyani menutupi kepala dengan selendang putih menuju ruang

tahanan.

"Kondisinya sehat-sehat saja, baik. Pasti adalah perasaan bersalah," ucap Direktur Reserse

Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji.

Seperti diketahui, Afriyani menjalani pemeriksaan terkait tersangka konsumsi narkoba jenis

ekstasi. Narkoba ini berbuntut pada kecelakaan maut di kawasan Tugu Tani, Minggu

(22/1/2012). Akibatnya, sembilan nyawa melayang dan empat orang terluka.

Kecelakaan Maut

Argumentasi Polisi soal Tes Urine Berubah

Sabrina Asril | Hertanto Soebijoto | Rabu, 25 Januari 2012 | 11:32 WIB

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO Kecelakan lalu litas mobil xenia B 2479 XI di Jalan MI Ridwan

Rais, Gambir Minggu (22/1/12) siang, yang dikemudikan Apriyani Susanti dan mewaskan 9

orang. Foto diambil di halaman Direktorat Lalu Lintas Polda Metro jaya Subdirektorat

Penegakan Hukum di Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (23/1/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama setelah peristiwa kecelakaan maut yang menewaskan

sembilan pejalan kaki terjadi di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, aparat kepolisian

langsung mengamankan Afriyani Susanti (29), pengemudi mobil Daihatsu Xenia B 2479 XI.

Afriyani beberapa jam kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Metro

Jaya karena dianggap lalai dalam menyetir yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang

lain.

Awalnyan, polisi menduga bahwa Afriyani menabrak karena mengonsumsi narkoba. Namun,

pada Minggu (22/1/2012) siang, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Dwi

Sigit Nurmantyas menyangkalnya. Dia menyatakan hasil tes urine pengemudi dan seluruh

penumpang, yakni Arisandi (34), Denny M (30), dan Adistina (26) negatif dari kandungan zat

yang terdapat dalam narkoba.

Tes urine itu dilaksanakan di Rumah Sakit RS Sukanto (Polri) Kramat Jati, tak lama setelah

kecelakaan terjadi. Namun anehnya, pada Senin (25/1/2012) pagi, Kepala Bidang Humas

Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto kembali menarik pernyataan terdahulu.

Demikian juga dengan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nugroho

Aji Wijayanto. Dikatakannya, hasil tes urine yang dilakukan di Direktorat Narkoba Polda Metro

Jaya menyatakan keempatnya positif menggunakan narkoba. Dia menjelaskan, perbedaan

hasil antara kedua institusi ini terjadi karena adanya perbedaan teknis dalam pengujiannya.

"Tes urine macam-macam yang dites ada zat canabis yaitu ganja, amphetamine,

metamphemine. Saat pemeriksaan pertama, tidak dilakukan uji metamphetamine di sini

kami lakukan dan tahunya kok malah positif," ungkap Nugroho, Selasa (24/1/2012) malam

pukul 22.30, di Mapolda Metro Jaya.

Page 33 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Nugroho, pengujian urine dua kali oleh dua instansi yang berbeda itu bukan

masalah. "Sama-sama saling menguji supaya hasilnya akurat yah tidak masalah," katanya.

Nugroho mengatakan, saat ini aparat kepolisian masih menunggu hasil tes darah yang

dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap keempatnya. Tes darah ini untuk

memperkuat hasil tes urine. Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris

Besar Dwi Sigit Nurmantyas, mengatakan pihaknya sebenarnya melakukan tes urine ulang

lantaran curiga dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang tidak sesuai dengan

hasil tes urine.

"Awalnya hasilnya negatif, tetapi saya tidak percaya karena kerusakan mobilnya terlalu

parah, banyak korban yang berjatuhan. Akhirnya saya meminta dokter Polda untuk

memeriksa ulang dan ternyata hasilnya bertolak belakang," ujar Sigit.

Afriyani saat itu mengaku hanya membawa kendaraannya pada kecepatan 40 km/jam. Ia

juga mengaku remnya blong saat kejadian. Namun, setelah ditelusuri ternyata rem masih

berfungsi dengan baik sementara bekas rem tidak ditemukan di lokasi kejadian. Akhirnya,

polisi pun mendapatkan bahwa Afriyani saat itu melaju sangat kencang dengan kecepatan

100 km/jam dan sama sekali tidak menginjak pedal rem.

Hasil tes urine yang negatif, kata Sigit, diakuinya memang mencurigakan jika dilihat dari fakta

di lapangan yang menunjukkan adanya kelalaian pengemudi. Dia menduga hasil tes itu

sedikit dipaksakan karena beberapa hal. "Waktu itu kan libur, mungkin pemeriksaan

dokternya kurang, itu baru dugaan saja yah. Tetapi Polda alatnya lebih cangih," kata dia.

[Non-text portions of this message have been removed]

Siaran Pers

Masyarakat Adat Ngaju Menduduki Lahan PT. Rejeki Alam

Semesta Raya

Jopi <[email protected]>,in: [email protected], Tuesday, 24 January 2012, 17:18

Sei Ahas, Kapuas. 23 januari 2012, warga masyarakat adat dayak ngaju dari 4 desa di

Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, melakukan aksi pendudukan lahan perkebunan

sawit milik PT. Rezeki Alam Semesta Raya (PT RASR). Aksi pendudukan lahan yang dipimpin

Asrin Kini melibatkan ratusan massa dari Desa Sei Ahas, Katimpun, Kalumpang, dan

Mantangai.

Aksi pendudukan ini bukan pertama kali terjadi. Bahkan pada 2008, masyarakat adat

bentrok dengan karyawan PT RASR. Perusahaan ini adalah satu dari 23 perusahaan

perkebunan sawit yang beroperasi di bekas lokasi Pengembangan Lahan Gambut dengan

total luasa mencapai 38.000 hektar. PT RASR ini juga satu dari 3 perusahaan yang dilaporkan

kemenhut ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) karena melanggar aturan dengan

menyerobot kawasan hutan.

Menurut pimpinan aksi, Asrin Kini, aksi pendudukan ini dilakukan karena perusahaan telah

merampas lahan masyarakat adat, hutan adat dan melakukan penipuan dengan

mengganti rugi tanaman dengan harga yang tidak layak. Bahkan, perusahaan ini telah

menggusur lahan dan kebun masyarakat adat serta merusak saluran irigasi pertanian ketika

belum mempunyai izin operasi.

Namun, Pemerintah Kabupaten Kapuas seakan menutup mata dengan aktifitas perusahaan

tersebut. Pemkab Kapuas mengabaikan tuntutan Masyarakat Adat Dayak Ngaju untuk

segera menyelesaikan sengketa.

‖Kami meragukan komitmen dan kemampuan pemerintah dalam menegakkan hukum dan

menindaklanjuti protes tuntutan rakyat untuk mendapatkan keadilan, adanya pengakuan

dan perlindungan hak atas tanah, adanya jaminan perlindungan mata pencaharian

masyarakat dan keberlanjutan daya dukung lingkungan, kata Asrin Kini.

Hal tersebut kemudian mendorong masyarakat adat bertindak dengan cara dan hukumnya

sendiri. Sepertinya yang dilakukan kemarin, dengan melakukan pendudukan di atas lahan

perkebunan sawit milik PT. RASR. Mereka mendesak pihak perusahaan PT RASR untuk

melakukan dialog dengan masyarakat adat terkait dengan aktivitas perusahaan yang

menyerobot lahan dan hutan adat.

Page 34 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Aksi pendudukan Masyarakat Adat Dayak Ngaju kali ini menuntut PT. RASR dan Pemerintah

Kabupaten Kapuas agar segera mengembalikan tanah yang dirampas PT. Rezeki Alam

Semesta Raya, menetapkan wilayah kelola masyarakat adat Dayak Ngaju sebagai kawasan

hutan adat, Melaksanakan reforma agraria sejati dan m enghentikan kekerasan aparat

kepada petani yang memperjuangkan lahan/tanah.

Masyarakat Adat mengultimatum PT. RASR agar segera menggelar dialog dengan

menghadirkan Hartono Utomo selaku Direktur PT. Rezeki Alam Semesta Raya. Selain itu,

masyarakat adat mendesak agar dialog dilaksanakan pada 25 Januari 2012 di Kantor

Camat Mantangai. Jika sampai batas waktu tersebut, pihak PT RASR tidak memenuhi

tuntutan maka lahan milik PT. RASR akan segera di patok menjadi milik masyarakat.

Pimpinan aksi mengatakan bahwa aksi ini adalah aksi damai. Selama permasalahan ini

belum selesai masyarakat tidak akan berbuat sesuatu yang merugikan siapapun.

Jakarta, 24 Januari 2012

Hormat Kami,

Pengurus Besar AMAN

Abdon Nababan

Sekretaris Jendral

[Non-text portions of this message have been removed]

Saurip Kadi : Konflik Lahan di Seruyan Bisa Lebih Dahsyat Dari

Mesuji

Jakarta, Seruu.com - Mantan Aster TNI AD, Saurip Kadi kembali mengungkapkan mengenai

konflik lahan di Kalimantan yang potensi bahanya bagi warga bisa lebih parah dari Mesuji di

Lampung dan Sumsel. Konflik tersebut terjadi di Seruyan, Kalimantan Tengah.

"Maraknya penyerobotan tanah ditandai pemerintah lambat dalam menanganinya," ujar

tim pendamping masyarakat adat Dayak, Mayjen (Purn) Saurip Kadi kepada wartawan

dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Cawang Kencana, Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta

Timur, Jumat (13/1/2012).

Saurip Kadi menjelaskan, duduk permasalahan penyerobotan tanah di Kabupaten Seruyan,

Kalimantan Tengah hampir mirip dengan yang terjadi di Mesuji, yakni dilakukan oleh

perusahaan sawit.

Saurip menambahkan, sebagaimana sengketa lahan di sejumlah daerah, banyak rakyat

Kalimantan Tengah yang hidup turun temurun menyatu dengan hutan, saat ini tersingkir dari

kampung halamannya akibat penyerobotan lahan oleh perusahaan.

Sehingga, terang Saurip, rakyat yang tidak memiliki bukti kepemilikan tanah ataupun izin

pengusahaan hutan harus berhadapan dengan pengusaha yang mengantongi izin atas

ribuan, ratusan, bahkan jutaan hektare hutan ataupun tanah. "Tanah ulayat yang dilindungi

oleh UU pun, tidak dihargai justru oleh pemerintah sendiri," imbuh Saurip.

Dengan mengangkat permasalahan ini ke media, Saurip berharap agar ada perhatian dari

pemerintah menyikapi hal tersebut, mengingat potensi dampak yang akan terjadi jauh lebih

dasyat dari kasus Mesuji. [ndis]

http://www.seruu.com/utama/politik/artikel/saurip-kadi-konflik-lahan-di-seruyan-bisa-lebih-

dahsyat-dari-mesuji

Tanah Ulayat Dirampas Pengusaha Sawit, Warga Dayak Seruyan

Mengadu ke DPD

Jakarta, Seruu.com - Puluhan warga Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah

(Kalteng) mendatangi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengadukan soal lahan tanah

ulayat mereka yang dirampas oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di DPD, mereka

diterima oleh Wakil Ketua La Ode Ida dan anggota DPD asal Kalteng, Permana Sari dan

Rugas Binti serta dua anggota DPD asal Kalimantan Selatan yakni Gusti Farid Hasan Aman

Habib Hamid Abdullah.

Page 35 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Perwakilan dari Kabupaten Seruyan, Jenggot Naga, meminta agar DPD menurunkan tim

untuk menyelesaikan sengketa lahan di Kabupaten Seruyan. Sengketa tersebut berawal dari

tanah yang mereka tinggali dan hidup turun-menurun.

"Kini, kami tersingkir dari lahan dimaksud karena tidak memiliki bukti kepemilikan tanah.

Tanah kami diambil oleh pengusaha yang mengantongi jutaan hektar hutan. Tim yang

diturunkan DPD nantinya jangan hanya sampai kabupaten. Nanti buta mata, tuli karena

uang,‖ katanya.

Selain itu, mereka juga meminta perlindungan hukum terhadap 12 orang masyarakat

Seruyan yang ditahan pihak Kepolisian Polres Seruyan atas kasus tuduhan perusakan

perkebunan kelapa sawit.

Sementara La Ode Ida menegaskan kasus-kasus lahan yang timbul sekarang merupakan

koreksi atas kebijakan investasi di bidang pertambangan dan perkebunan. DPD RI juga telah

membentuk pansus pertambangan dan akan segera merampungkan hasilnya. DPD RI

berkehendak melakukan moratorium pertambangan. ‖Kalau ada kasus seperti ini mungkin

bisa dipikirkan moratorium perkebunan,‖ kata La Ode.

Selanjutnya, La Ode berharap agar DPD RI harus lebih sensitif dan proaktif untuk mendeteksi

permasalahan masyarakat sehingga tidak ada lagi korban. ‖Sebagai langkah antisipasi,

harus ada tim yang turun ke lapangan,‖ ujar La Ode.

Rugas Binti menambahkan sebagai tahap awal, pada sidang paripurna ke-8 yang lalu DPD

RI telah sepakat untuk membentuk panitia khusus (Pansus) agraria dan nantinya akan

melakukan investigasi langsung di lapangan. ‖Kami akan menata Pansus agar sesuai

dengan yang diharapkan,‖ ujar Rugas.

Gusti Farid Hasan Aman mengatakan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di Kalimantan

Tengah tapi juga daerah lain, seperti masalah pertambangan dan perkebunan di

Kalimantan Selatan.

Ia jelaskan bahwa ada empat hal yang menjadi masalah saat ini yaitu masalah perkebunan,

pertambangan, lingkungan hidup, dan masalah kepala daerah. ‖Keempat hal ini seperti

lingkaran setan, kadang-kadang mengelola ketiganya tapi kepala daerah kekurangan atau

kelebihan wewenang juga akan kacau balau,‖ pungkas Rugas. [mus]

http://www.seruu.com/utama/politik/artikel/tanah-ulayat-dirampas-pengusaha-sawit-warga-

dayak-seruyan-mengadu-ke-dpd

URGENT ACTION

Pengantar:

Tindakan segera !

Dear kawan-kawan, terkait dengan aksi pendudukan lahan yang sedang dilakukan oleh

masyarakat 4 desa di Kecamatan Mentangai kapuas, maka kita dari sekretariat bersama

pemulihan hak-hak rakyat mengkonsolidasikan pernyataan bersama untuk mendukung

upaya masyarakat tersebut.

Berikut adalah pernyataan sikap, apabila kawan-kawan setuju dan mendukung pernyataan

sikap ini mohon kiranya bisa merespon email ini dan akan segera di masukan dalam aliansi

sebagai pihak yang mendukung upaya ini !

Salam

Rio (Arie Rompas, Walhi Kalteng)

Arie Rompas <[email protected]>

Nb : tolong di teruskan ke yang lain

Pernyataan Sikap Bersama

Sekertariat Besama Pemulihan Hak-Hak Rakyat

Kalimantan Tengah

Mendukung Pendudukan Lahan Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Desa Sei Ahas, Desa

Ketimpun, Desa Keladan dan Desa Kalumpang Dari Perampasan Lahan Yang Dilakukan oleh

PT. Rezeki Alam Semesta Raya

Page 36 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Salam Solidaritas !!

Konflik agraria dan sumber daya alam yang terus terjadi di Indonesia termasuk di kalimantan

tengah merupakan akumulasi kegagalan pemerintah dalam memenuhi rasa keadilan bagi

warga negaranya dan suatu saat akan menjadi konflik yang lebih luas dan merugikan

semua pihak di kemudian hari.

Hal ini terjadi karena lalainya pemerintah dalam menjamin hak-hak atas tanah yang menjadi

sumber penghidupan rakyat. Pengusaan sumberdaya alam dan ketimpangan dalam

kepemilikan agraria menjadi pemicu utama yang didorong oleh berbagai kebijakan

pemerintah melalui undang-undang untuk melindungi kepentingan modal dan melegalkan

perampasan hak-hak rakyat atas tanah dan sumberdaya alam seperti UU No.25/2007

Tentang Penanaman Modal, UU No.41/1999 Tentang Kehutanan, UU 18/2004 Tentang

Perkebunan, UU No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air, UU No. 27/2007 Tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, UU No. 4/2009 Mineral dan Batubara, dan yang terbaru

pengesahan UU Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan adalah kebijakan yang

mengutamakan kepentingan pengusaha dan menjauhkan rakyat atas kekayaan

sumberdaya alam yang dimilikinya.

Kalimantan tengah yang merupakan salah satu bagian dari negeri ini tidak terlepas dari

penguasaan dan kosentrasi monopoli tanah oleh investasi seperti pertambangan, HPH/HTI,

Perkebunan sawit dan proyek REDD yeng menggunakan pengusaan tanah sebagai syarat

utama untuk mengakumulasi modalnya. Hampir 78 % daratan wilayah kalteng sudah dikuasi

oleh investasi tersebut ditambah dengan pengusaan tanah negara berupa Taman Nasional

dan hutan lindung yang menutup akses masyarakat dari sumberedaya alamnya.

Akibat dari ketimpangan tersebut telah muncul berbagai macam konflik diberbagai pelosok

kalimantan tengah dimana maraknya konflik agraria dan sumberdaya alam yang

menempatkan masyarakat adat/ lokal menjadi pihak yang selalu dirugikan dalam

mempertahankan dan memperjuangkan hak atas tanahnya bahkan mereka sering

diintimidasi, dikriminalisasi dan dipenjara oleh aparat hukum yang seharusnya melindungi

mereka dari ancaman perampasan tanah yang dilakukan oleh perusahaan.

Namun selama ini perjuangan untuk memperoleh hak atas tanah dan sumberdaya alam

selalu dibenturkan pada kepentingan pembangunan dan atas nama pendapatan daerah,

padahal pada kenyataanya investasi tersebut tidak pernah memberikan manfaat bagi

masyarakat yang hidup di sekitarnya. Upaya untuk memperjuangkan hak atas tanah selalu

dihadang dengan kriminalisasi oleh aparat kepolisian yang menghilangkan rasa keadilan

namun tidak menyurutkan niat untuk memperjuangkan dan mempertahankan hak hidup

mereka dengan cara apapun.

Saat ini masyarakat dari Desa Sei Ahas, Desa Kalumpang, Desa Katimpun dan Desa Keladan

Kecamatan Mentangai Kabupaten Kapuas sejak tanggal 20 januari 2012 hingga saat ini

sedang memperjuangkan hak atas tanahnya seluas 3351,59 hektar yang di rampas oleh

perusahaan PT. Rezeki Alam Semesta Raya padahal perusahaan ini tidak memiliki legalitas

karena belum memiliki HGU dan ijin pelepasan kawasan hutan dari Menteri kehutanan serta

masuk dalam wilayah Peta Indikatif Moratorium. Sejak tahun 2004, tanah-tanah yang di

rampas pihak perusahaan merupakan sumber mata pencaharian berupa Handil, Beje,

Kebun karet tanpa ada penyelesaian hingga saat ini bahkan sudah berganti menjadi pohon

sawit. Berbagai upaya sudah sering dilakukan masyarakat namun tidak pernah

mendapatkan tanggapan dan penyelesaian yang adil oleh perusahaan dan pemerintah

sehingga masyarakat melakukan blokade dan menduduki lahan-lahan tersebut sebagai

upaya dalam menuntut dan mempertahankan hak-hak mereka.

Berkaitan dengan hal tersebut kami yang tergabung dalam Aliansi Pemulihan Hak-Hak

Rakyat Kalimantan Tengah mendukung perjuangan masyarakat Desa Keladan, Ketimpun,

Sei Ahas dan Kalumpang Kecamatan Mentangai dalam memperjuangkan hak atas

tanahnya dan mendesak kepada pemerintah khususnya Bupati Kapuas untuk mencabut ijin

PT. Rejeki Alam Semesta Raya dan segera mengembalikan hak atas tanah dan wilayah

kelola kepada masyarakat sebagai wilayah adat masyarakat 4 desa tersebut.

Selain itu, untuk memastikan terjaminnya rasa aman juga menuntut kepada aparat

kepolisian untuk segera menghentikan kriminalisasi dan kekerasan terhadap para petani dan

masyarakat adat yang sedang memperjuangkan hak atas tanahnya dan segera

membentuk mekanisme penyelesaian konflik agraria dan sumberdaya alam di kalimantan

Page 37 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

tengah sebagai langkah awal untuk menuju reforma agraria sejati sebagai wujud dari

terlaksananya keadilan agraria.

Demikian pernyataan sikap bersama ini disampaikan untuk pemulihan hak-hak masyarakat

dalam mempertahankan dan memperjuangkan hak-hak atas tanahnya.

Pulihkan hak-hak rakyat indonesia dan lawan perampasan tanah dan ruang hidup rakyat !!!

Palangkaraya, 25 Januari 2012

Lembag-lembag yang tergabung

1. AMAN Kalteng

2. Walhi Kalimantan Tengah

3. Dst ……..

====================================================================

Arie Rompas

Direktur Eksekutif

Walhi Kalimantan Tengah Address : Jalan Virgo IV No. 129 Amaco Palangkaraya 73112

Kalimantan Tengah

Telp : +(62)536-3229202

Fax : +(62)535-3238382

Email : [email protected] [email protected] web : www.walhikalteng.org

[Non-text portions of this message have been removed]

Korban: Komnas HAM Tak Mampu Selesaikan Kasus HAM

http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/7747-korban-komnas-ham-tak-mampu-selesaikan-

kasus-ham

Thursday, 26 January 2012 22:31

Jakarta - Keluarga korban berbagai tragedi tindak pelanggaran hak asasi berat (HAM)

menilai, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2007-2012 tidak mampu

menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat di Tanah Air.

Rasa kekecewaan tersebut disampaikan beberapa orang keluarga korban peristiwa

Semanggi I dan II, Trisakti, Mei 1998, penculikan dan penghilangan paksa 1997-1998, Talang

Sari, Wasior- Wamena, dan Talang Sari di Kantor Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak

Kekerasan (KontraS), Jakarta, Kamis (26/1).

"Periode Komnas HAM tinggal beberapa hari lagi, saya menarik kesimpulan, walaupun

sekarang yang duduk dari LSM, seperti Ifdal Kasim, tapi tidak bisa berbuat banyak selesaikan

kasus pelanggaran HAM berat," kata Pujo Untung, keluarga korban kasus pelanggaran HAM

berat tahun 1965.

Menurutnya, hal tersebut lantaran anggota komisioner tidak independen dari tekanan

pemerintah, aparat penegak, hukum, dan kekuasaan. Ia juga mendesak, anggota Komnas

yang terpilih untuk periode 2012-2017 harus berani mengusut tahun 1965.

"Saya meminta, Komnas HAM usut korban 65 karena semua berawal dari kasus 65,"

ungkapnya.

Ungkapan di atas senada dengan keluarga korban Semanggi I, Sumarsih. Menurutnya,

Komnas HAM punya andil besar terhadap berulangnya berbagai tindak kekerasan.

Pasalnya, Komnas HAM tidak berhasil melakukan berbagai penyelidikan dan pengungkapan

kasus-kasus pelanggaran HAM besar.

"Komnas HAM hanya mengulur-ulur waktu penyelidikan berbagai kasus, seperti Semanggi I

dan II, Wasior, Lampung, dan lain-lain. Kami sangat kecewa pada Komnas HAM periode ini.

Mereka hanya aktivis yang duduk di pemerintah," terangnya.

Keluarga korban kasus Tanjungpriok, Beni Biki, menilai, anggota Komnas HAM periode

sekarang, dengan mendiamkan kasus pelanggaran HAM berat, sama dengan telah

melakukan pelanggaran HAM berat.

"Komnas HAM melakukan pelanggaran lebih berat daripada pelaku pelanggaran HAM,

karena mendiamkan kasus pelanggaran HAM berat. Mereka lalai, loyo, dan tidak mampu

melakukan apa-apa," tandasnya. [IS]

Page 38 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berita Nasional

Rubrik Korupsi

Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto HALANGI Abraham Samad untuk

MENGELUARKAN SURAT PENANGKAPAN terhadap Anas Urbaningrum dan Andi Alfian

Malarangeng

Abraham Samad mulai geram dengan sikap pimpinan-pimpinan KPK yang lainnya. kemarin

hari senin tanggal 23 Januari 2012, pada saat rapat pimpinan KPK terkait kasus Wisma Atlet,

Abraham Samad memberikan sikap yang tegas terhadap para tersangka, bahkan Abraham

Samad telah MENGELUARKAN SURAT PENANGKAPAN terhadap Anas Urbaningrum dan Andi

Alfian Malarangeng, karena mereka bukan lagi sebagai TERDUGA, melainkan sudah menjadi

TERSANGKA bagi KPK untuk menyelediki lebih lanjut. cuman sayang, ketika hendak

menandatangani surat penangkapan itu, Abraham Samad dan pimpinan-pimpinan KPK

yang lain melakukan rapat untuk menandatangani itu, Busyro Muqoddas dan Bambang

Widjojanto menyarankan untuk menunda dulu penangkapan itu dan mereka juga tidak

bersedia menandatangani surat itu. DENGAN DEMIKIAN ABRAHAM SAMAD GERAM DAN

MEMBANTING BEBERAPA MEJA DITEMPAT ITU HINGGA PATAH. Tapi sayang, wartawan tidak

ada yang tahu tentang hal demikian, bahkan wartawan resmi KPK tidak mengetahui hal itu.

Setelah kejadian itu, para Dewan Pembina Partai Demokrat berkumpul di Cikeas untuk

membahas masalah itu. dalam pemberitaan media, pertemuan itu untuk merapatkan

barisan supaya semakin solid dan kuat, padahal yang sebenarnya adalah untuk membahas

RENCANA PENANGKAPAN ANAS URBANINGRUM dan ANDI ALFIAN MALARANGENG oleh KPK.

Busyro & Bambang terus beda sikap dgn Abraham Samad. Sebelumnya mrka tolah sidik rek

gendut dan century. Skrg mrka tolak tangkap Anas dan andi. Setelah century, rek gendut

dan penangkapan anas dan andi malarangeng yg dicegah oleh busyro & bambang, ntar

pimp banggarpun jg mereka tolak. Rakyat indonesia harus sadar bhw pelemahan KPK skrg

dimotori oleh Bambam dan Busyro. Mereka sdh jadi antek2 koruptor

Note : saat rapat pimpinan KPK untk penentuan tersangka baru dlm hal ini AU dan AM terkait

kasus Wisma Atlet, Pandu dukung Abraham samad, busyro dan bambang menentang dan

zulkarnain abstain.

From: Chalik Hamid [email protected]

To: Gelora 45 <[email protected]>; [email protected]; Sastra

Pembebasan <[email protected]>; [email protected];

[email protected]; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-

[email protected]>

Sent: Friday, January 27, 2012 1:43 PM

Subject: #sastra-pembebasan# Pimpinan KPK Diisukan Pecah Terkait Rencana Penangkapan

Anas dan Andi

Pimpinan KPK Diisukan Pecah Terkait Rencana Penangkapan Anas

dan Andi

Posted on January 27 2012 by WK ./ IM

Page 39 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini diterpa isu perpecahan, terkait

rencana penangkapan dan penahanan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas

Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Namun, Ketua KPK Abraham Samad cepat-cepat membantah kabar tersebut. Menurut dia,

tidak ada perpecahan di tubuh Pimpinan KPK, terkait penangkapan Anas Urbaningrum dan

Andi Mallarangeng.

Sebaliknya, Abraham mempertanyakan balik kabar perpecahan tersebut, yaitu siapa

jajaran pimpinan yang tidak setuju. ―Siapa (pimpinan) yang tidak setuju,‖ tanya Abraham

ketika jumpa pers di Jakarta, Kamis (26/1).

Menurut Abraham, kabar penangkapan tersebut bukan kapasitasnya untuk menjawab.

Melainkan, hanya memastikan bahwa lima Pimpinan KPK masih tetap solid dan kompak.

‖Kita pimpinan sudah bukan sahabat tetapi sudah seperti saudara,‖ ungkap Abraham.

Juru Bicara (Jubir) KPK, Johan Budi menambahkan bahwa kabar perpecahan tersebut

hanyalah asumsi. Tetapi, yang terjadi tidak demikian ‖Pimpinan KPK itu kompak. Jadi, berita

itu tidak benar,‖ kata Johan di kantor KPK, Jakarta, Kamis (26/1).

Seperti diketahui, beredar kabar sebelumnya bahwa ada dua pimpinan KPK yang tidak

setuju terhadap keputusan Ketua KPK untuk menangkap Anas Urbaningrum dan Andi

Mallarangeng. Siapa kedua pimpinan KPK itu, wartawan pun belum bisa mendapatkan

informasi pasti.

Print PDF This post was submitted by WK ./ IM.

[Non-text portions of this message have been removed]

Ketua KPK Ngamuk, Meja Kursi Hancur Berantakan

Posted by KabarNet pada 27/01/2012

Jakarta – KabarNet: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, naik pitam

sampai membanting meja kursi di ruangan kantornya hingga hancur berantakan. Pasalnya,

langkah Abraham Samad yang akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dan Menteri Pemuda dan Olahraga

(Menpora) Andi Malarangeng, terkait kasus suap Wisma Atlet, dicegah pimpinan KPK yang

lain. Pencegahan inilah yang membuat Abraham berang, naik darah dan melampiaskan

kemarahannya. Inilah informasi yang dirilis oleh Anggota DPR-RI, Ahmad Yani (PPP), dan

Akbar Faisal (Hanura).

Terungkapnya berita ini bermula dari pesan singkat (SMS/BBM) yang beredar di kalangan

tertentu, terkait langkah Ketua KPK Abraham Samad yang akan mengeluarkan surat

perintah penangkapan terhadap Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menpora

Andi Alfian Malarangeng. Peristiwa itu berawal ketika Ketua KPK Abraham Samad sudah siap

hendak menandatangani surat perintah penangkapan terhadap Ketum Partai Demokrat

Anas Urbaningrum dan Menpora Andi Malarangeng. Namun langkah ini dicegah oleh Wakil

Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto, yang menyarankan agar menunda

dulu rencana penangkapan tersebut. Pencegahan inilah yang membuat Abraham naik

pitam. Kontan saja suara hiruk pikuk dari ruang kantor Abraham yang sedang membanting-

banting meja kursi itu terdengar oleh banyak petugas KPK yang lain, dan tanpa diketahui

siapa yang memulai tahu-tahu berita ini sudah beredar dan menjadi perbincangan anggota

dewan.

Page 40 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Anggota Komisi III DPR-RI, Ahmad Yani, sangat menyesalkan terjadinya ketegangan antar

Pimpinan KPK dalam proses investigasi dan penindakan atas kasus dugaan korupsi Wisma

Atlet. Ahmad Yani mengaku dirinya mendapat informasi ini dari rekannya di Komisi III, Akbar

Faisal. ―Saya baru mendapatkan informasi ini dari rekan Akbar Faisal, dan Akbar Faisal

mendapat informasi yang menurutnya kualifikasi A1. Kualifikasi A1 ini tentunya bukan

perorangan, bukan anggota penyidik, tapi pasti dari Pimpinan KPK,‖ ungkapnya kepada

wartawan di Gedung DPR, Kamis (26/1/2012).

Lebih lanjut Ahmad Yani berpendapat, untuk menetapkan siapa tersangka kasus suap

Wisma Atlet berikutnya tidak dibutuhkan kecerdasan khusus. Dengan melihat fakta-fakta

yang yang terungkap di persidangan dan berdasarkan proses hukum acara, dari situ saja

sudah cukup bisa diketahui siapa saja yang terlibat. ―Dan orang yang akan ditetapkan

tersangka itu adalah orang yang berkali-kali dipanggil KPK dan berkali-kali datang ke KPK,‖

tandasnya.

Ahmad Yani menyayangkan kejadian dicegahnya Ketua KPK yang akan menangkap

tersangka pelaku tindak pidana korupsi. Ia khawatir KPK tidak bisa diharapkan lagi untuk

membongkar kasus-kasus lain yang melibatkan orang-orang tertentu yang memiliki akses ke

kekuasaan dan finansial. Menurutnya, intergritas dan moralitas KPK saat ini betul-betul

sedang dipertaruhkan. ―Kalau KPK sudah dijadikan instrumen politik untuk melindungi partai

politik tertentu dengan maksud tujuan tertentu, ini menjadi tidak adil buat partai lain dan

orang lain. Yang tidak memiliki akses kekuasaan bisa digulung habis,‖ pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR-RI Akbar Faisal, meyakini kebenaran informasi tentang

adanya perpecahan di tubuh pimpinan KPK. Akbar mengaku bahwa dirinya mendapatkan

informasi tentang perpecahan di unsur pimpinan KPK langsung dari sumber di dalam

lembaga tersebut. Diungkapkannya bahwa Ia mengenal dekat Ketua KPK Abraham Samad

karena sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan, disamping juga karena pekerjaan Akbar

yang sebelumnya pernah berprofesi sebagai wartawan.

Akbar berpendapat bahwa sangat masuk akal jika Abraham Samad sampai naik pitam

sehingga membanting meja kursi di ruang kantornya lantaran ada pimpinan KPK lain yang

berusaha menghalangi keputusan KPK untuk menangkap Anas Urbaningrum dan Andi

Malarangeng. ‖Saya mengenal Abraham sebagai orang paling keras kepala yang saya

kenal,‖ ungkap Akbar kepada para wartawan usai menjadi pembicara dalam acara Forum

Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, di Jakarta, pada hari Kamis (26/1/2012).

Saat ditanya siapa nama sumber informasi tentang berita persengketaan antar pimpinan

KPK ini, Akbar menolak menyebutkan nama. Akan tetapi, lanjutnya, sebagai seorang yang

pernah berprofesi sebagai wartawan, dirinya meyakini kebenaran informasi yang

diperolehnya. Sebagai misal, Akbar mencontohkan bahwa dirinya juga pernah mendapat

informasi tentang perpecahan di kalangan pimpinan KPK terkait kasus skandal mega korupsi

Bank Century. ‖Waktu itu ada pimpinan KPK yang bilang kepada Abraham agar jangan

mengikuti kemauan politikus DPR dalam kasus Century, karena menganggap DPR punya

agenda,‖ pungkasnya.

Analisa Redaktur KabarNet:

Dari hal-hal yang diungkapkan oleh Anggota Komisi III DPR, Akbar Faisal seperti yang tertulis

di atas, dapat ditarik suatu benang merah bahwa informasi tersebut tentunya diperoleh

Akbar dari Ketua KPK Abraham Samad sendiri. Mengingat kedekatan hubungan pribadi

antara Abraham dan Akbar, disamping kaitan posisi Akbar di Komisi III DPR yang salah satu

tugasnya mengontrol kinerja KPK, maka menjadi sangat logis dan manusiawi kalau Abraham

mengeluhkan kendala-kendala yang dihadapinya kepada Akbar selaku temannya. Secara

sederhana, ada dua hal yang bisa disimpulkan dari masalah ini:

1] Kemungkinan kebenarannya sangat besar soal berita tentang terjadinya perpecahan

diantara personil unsur pimpinan KPK terkait langkah-langkah penindakan terhadap

tersangka kasus suap Wisma Atlet.

2] Kemungkinan kebenarannya sangat besar, bahwa seandainya Ketua KPK Abraham

Samad tidak dicegah oleh dua pimpinan yang lain, maka surat perintah penangkapan

terhadap Anas dan Andi tersebut tentunya sudah ditanda-tangani. Atau dengan kata lain,

andaikan langkah Abraham Samad tidak dihalangi, tentunya Ketum Partai Demokrat, Anas

Urbaningrum, dan MENPORA Andi Malarangeng saat ini sudah meringkuk di balik jeruji besi

penjara. [KbrNet/adl]

Page 41 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Share this:

[Non-text portions of this message have been removed]

Bambang Susatyo : Miranda tokoh kunci kasus Century

Jumat, 27 Januari 2012 04:44 WIB | 2219 Views

Miranda Swaray Goeltom (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA News ) - Anggota Komisi III DPR Bambang Susatyo mengatakan bahwa

tersangka baru kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

Miranda Goeltom merupakan tokoh kunci kasus dana talangan Bank Century.

"Kalau kita baca dan dengar transkrip beberapa rapat menjelang proses "bail-out" Century,

Miranda Goeltom memiliki peran yang cukup besar di sana," kata Bambang dalam sebuah

diskusi di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis malam.

Menurut Bambang, penetapan Miranda sebagai tersangka dalam kasus cek pelawat itu

bisa membuka jalan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyelesaikan kasus Bank

Century.

"Miranda sangat paham dan tahu siapa-siapa saja yang merekayasa supaya Bank Century

menjadi layak di"bail-out" saat itu," kata anggota Fraksi Partai Golkar itu.

Pada November lalu, mantan Deputi Senior Gubernur BI itu telah sempat datang ke kantor

KPK guna memberikan keterangan terkait proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Bank

Century.

Miranda Swaray Goeltom mengaku terkejut setelah dirinya resmi ditetapkan sebagai

tersangka oleh KPK, Kamis.

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan telah memegang bukti kuat keterlibatan Miranda,

yaitu membantu atau turut serta memfasilitasi Nunun Nurbaeti melakukan tindak pidana

korupsi memberikan cek perjalanan.

Tersangka lainnya, Nunun, diduga menjadi perantara pemberian suap terhadap sejumlah

anggota dewan periode 1999-2004.

Terkait perkembangan terbaru kasus Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada

Kamis telah memerintahkan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri Sekretris

Negara Sudi Silalahi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Jaksa Agung Basrief Arief

melakukan penanganan pengembalian aset Bank Century dari luar negeri. (P012/A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

Miranda, dari guru besar ke tersangka suap

Kamis, 26 Januari 2012 16:40 WIB | 1048 Views

Miranda Swaray Goeltom (FOTO ANTARA)

Page 42 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

KPK Janji Tak Akan Peti-eskan ...

Anggota KPK Jalani Tes Urine

Jakarta (Antara News) - Kamis pagi tadi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya

menetapkan Miranda Swaray Goeltom sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap

pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode 2004.

Ia dijerat dengan pasal penyuapan dengan ancaman hukuman minimal satu tahun dan

maksimal lima tahun penjara, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 30 tahun 1999 dan UU

Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Miranda yang sudah beberapa kali diperiksa KPK dan bersaksi di persidangan mengaku

tidak tahu dari mana sumber cek perjalanan itu berasal.

Namun, hari ini, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan KPK telah memegang bukti kuat

keterlibatan Miranda.

Miranda diduga turut serta membantu Nunun Nurbaeti melakukan tindak pidana korupsi

dengan memberikan sejumlah cek perjalanan ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat priode

1999-2004.

Sebanyak 480 lembar cek perjalanan senilai Rp 24 miliar mengalir kepada anggota DPR

yang berkaitan dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 yang

dimenangi Miranda.

Page 43 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Siapakah Miranda Goeltom itu?

Miranda adalah perempuan pertama yang menjabat Deputi Gubernur Senior BI melalui uji

kelayakan oleh DPR.

Namanya kemudian disangkutkan dengan kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia priode 2004 begitu kasus itu terbongkar aparat hukum.

Terungkapnya kasus ini berawal dari pengakuan politisi PDIP Agus Tjondro Prayitno pada 4

Juli 2008. Ia mengaku menerima suap dalam bentuk cek perjalanan. Ia juga menyatakan

ada anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang juga menerima suap.

Pada 9 Juni 2009, kasus ini kemudian diserahkan kepada KPK.

Babak demi babak berlalu, namun Miranda tetap lolos dari jerat hukum. Untuk sekian lama

Miranda aman dalam status saksi dalam kasus itu. Ironisnya, sejak Oktober 2010, Miranda

dicegah bepergian ke luar negeri. Publik pun bertanya-tanya.

Karir

Lahir di Jakarta pada 9 Juni 1949, Miranda dikenal sebagai guru besar Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia (FEUI). Ia mulai mengajar sebagai dosen FEUI pada 1975.

Wanita yang memiliki khas rambut pendek ini adalah pakar ekonomi moneter terkemuka di

Indonesia.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia, sementara gelar Master

dan PhD-nya didapatkan dari Universitas Boston, Amerika Serikat.

Karirnya dimulai pada 1973 sebagai koordinator dan staf pengajar untuk kursus jangka

pendek dan jangka panjang pada Program Perencanaan Nasional, Bappenas-FEUI.

Miranda pernah menjadi konsultan Bank Dunia dalam berbagai proyek dan Badan Bantuan

Pengembangan Internasional Amerika (USAID), Jakarta.

Pada 1998, ia menjadi Presiden Komisaris PT. Bank UPPINDO dan Komisaris Utama PT.

ASKRINDO sebagai wakil pemegang saham Bank Indonesia.

Pada 2004, Miranda menjabat Presiden Komisaris PT Rabobank Internasional Indonesia

setelah sebelumnya sempat menjadi Alternate Governor pada Bank Pembangunan Asia

untuk Indonesia.

Ia turut dalam pemilihan gubernur BI pada 2003 namun kalah dari Burhanuddin Abdullah.

Akhirnya dia harus puas menjabatt posisi deputi senior.

Jabatan deputi senior Gubernur BI ini disandangnya dari 2004 sampai 2008, setelah

sebelumnya menjabat deputi Gubernur BI.

Setelah Boediono maju dalam pencalonan Wakil Presiden untuk mendampingi Susilo

Bambang Yudhoyono yang mencalonkan diri lagi sebagari Presiden RI, Miranda

mengambilalih posisi Boediono, sebagai Pejabat Pelaksana Tugas Harian Gubernur Bank

Indonesia.

Kamis, 26 Januari 2012, Ketua KPK Abraham Samad, menyatakan bahwa KPK telah

menetapkan Miranda sebagai tersangka dalam kasus cek pelawat dalam kaitannya

dengan dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior BI pada 2004.

Sejumlah media mengabarkan Miranda mungkin segera ditahan KPK. Kamis sore ini di

rumahnya di Jakarta Selatan, Miranda menggelar jumpa pers di mana dia mengatakan

"Saya terkejut.".

Monalisa dari berbagai sumber

Editor: Jafar M Sidik

Bambang Soesatyo: Miranda Tokoh Kunci Kasus Century

Liputan 6 – 3 jam yang lalu

Page 44 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Perbesar Foto

Bambang Soesatyo: Miranda Tokoh Kunci Kasus Century

Liputan6.com, Jakarta: Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan bahwa

tersangka baru kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

Miranda Goeltom merupakan tokoh kunci kasus dana talangan Bank Century.

"Kalau kita baca dan dengar transkrip beberapa rapat menjelang proses "bail-out" Century,

Miranda Goeltom memiliki peran yang cukup besar di sana," kata Bambang dalam sebuah

diskusi di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (26/1) malam.

Menurut Bambang, penetapan Miranda sebagai tersangka dalam kasus cek pelawat itu

bisa membuka jalan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelesaikan kasus

Bank Century.

"Miranda sangat paham dan tahu siapa-siapa saja yang merekayasa supaya Bank Century

menjadi layak di"bail-out" saat itu," kata anggota Fraksi Partai Golkar itu.

Pada November lalu, mantan Deputi Senior Gubernur BI itu telah sempat datang ke kantor

KPK guna memberikan keterangan terkait proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Bank

Century.

Miranda Swaray Goeltom mengaku terkejut setelah dirinya resmi ditetapkan sebagai

tersangka oleh KPK, Kamis.

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan telah memegang bukti kuat keterlibatan Miranda,

yaitu membantu atau turut serta memfasilitasi Nunun Nurbaeti melakukan tindak pidana

korupsi memberikan cek perjalanan.

Tersangka lainnya, Nunun, diduga menjadi perantara pemberian suap terhadap sejumlah

anggota dewan periode 1999-2004.

Terkait perkembangan terbaru kasus Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

pada Kamis telah memerintahkan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri

Sekretris Negara Sudi Silalahi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Jaksa Agung

Basrief Arief melakukan penanganan pengembalian aset Bank Century dari luar negeri.

(ANT/MEL)

http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/7751-menguak-dalang-kasus-cek-pelawat-

Menguak Dalang Kasus Cek Pelawat

Friday, 27 January 2012 08:21

Miranda Swaray Gultom akhirnya ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pemberian cel

pelawat. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sendiri yang

mengumumkan di kantor di Kantor KPK, Jakarta, Kamis 26 Januari 2012.

Sebelum menjadi tersangka, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode 2004-2009 itu

sudah dicegah bepergian ke luar negeri sejak 12 Desember 2011. "Berdasarkan hasil ekspose

dan pengembangan terhadap kasus cek pelawat, maka kasus ini kita tingkatkan ke

penyidikan terhadap seorang tersangka inisial MSG. Kami tingkatkan statusnya dari saksi

menjadi tersangka," tutur Abraham.

Tuduhan untuk Miranda adalah turut membantu atau turut serta dengan tersangka Nunun

Nurbaetie Daradjatun memberikan cek pelawat kepada anggota DPR periode 1999-2004.

Miranda pun dijerat dengan Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) kesatu dan ayat 2 Jo Pasal 56

KUHP.

Page 45 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Miranda S. Gultom (ANTARA/Yudhi Mahatma)

Abraham berjanji, KPK akan melakukan pengembangan dalam kasus ini. Setelah statusnya

ditingkatkan menjadi tersangka, kata Abraham, Miranda tentu akan dttahan. "Kalau

kepentingan penyidikan mengharuskan yang bersangkutan ditahan, maka dilakukan

penahanan," ujarnya. Menurut Abraham, ada tradisi di KPK bahwa tersangka sudah pasti

akan dilakukan penahanan untuk mempermudah penyidikan.

Tetapi hingga saat ini Miranda mengaku belum menerima surat penetapan sebagai

tersangka dari KPK. kata pengacara miranda, Dodi S. Abdulkadir,sejak kasus ini meletup

pada 2008, setiap dipanggil menjadi saksi, Miranda tidak pernah mangkir. Dengan ketaatan

seperti itu, Dodi berharap tidak ada keperluan untuk menahan kliennya.

Mengenai sponsor, Miranda berjanji akan buka-bukaan dalam persidangan nanti. "Dalam

persidangan nanti lebih baik saudara dengarkan semua. Saya tidak akan bicara substansi

seperti itu, di luar sidang," kata Miranda. Miranda mengaku sudah menjalankan proses

pemilihan DGS BI sesuai aturan yang ada.

Salah satu tahapannya adalah fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan. Dia

menilai, dalam fit and proper test yang waktunya hanya 1 jam itu, calon tidak cukup waktu

untuk menjelaskan semua visi misi. "Maka saya berusaha bertemu dengan anggota DPR

seperti yang dilakukan oleh semua yang mengikuti proses pemilihan tersebut."

Dia mengungkapkan bertemu dengan 15 anggota DPR dari PDI Perjuangan dan didampingi

4 orang dari angkatan bersenjata. "Tidak pernah saya bertemu berdua-duaan, itu sudah

saya jelaskan."

Sementara hal-hal di luar proses ini, Miranda mengaku tidak tahu sehingga tidak bisa

menjawab pertanyaan wartawan, termasuk soal sponsor. "Kalau saya tidak menjawab

sekarang, bukan karena saya tidak mau menjawab anda-anda. Tetapi memang saya tidak

tahu persoalannya."

Miranda mengajak semua pihak menghormati proses hukum yang ada atas kasus yang

menyeret sejumlah politisi ke penjara ini. Dia juga yakin KPK akan bisa menjalankan tugasnya

dengan baik. "Sehingga meskipun begitu banyak tekanan, saya yakin semuanya akan

berjalan dengan baik."

Dengan penetapan Miranda sebagai tersangka, publik berharap kasus ini bakal menyentuh

pihak pemberi cek pelawat. Ketua KPK pun sudah mengumbar janji, bahwa kasus cek

pelawat ini tidak akan berhenti pada Miranda dan Nunun. KPK berjanji akan mengusut siapa

penyandang dana cek pelawat yang dibagikan ke anggota DPR periode 1999-2004 itu.

"Kami masih gali terus kasus ini apakah ada orang lain yang berperan," ujar Abraham

Samad.

Sebelumnya terungkap peran dari PT First Mujur. Perusahaan inilah yang membeli 480 cek

pelawat senilai Rp 24 miliar dari Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk. Cek tersebut dibayar

melalui rekening perusahaan itu di Bank Artha Graha.

Page 46 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dalam pemeriksaan sebelumnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Direktur Keuangan PT

First Mujur, Budi Santoso, mengaku 480 lembar cek pelawat di Bank Internasional Indonesia

melalui Bank Artha Graha merupakan permintaan Suhardi alias Ferry Yen. Diketahui, cek

perjalanan itu merupakan pembayaran uang muka pembelian lahan kelapa sawit seluas

5.000 hektar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Belakangan cek-cek itu mengalir ke tangan para anggota Dewan. Keterangan Ferry ini bisa

mengungkap asal muasal cek tersebut sampai ke tangan DPR. Namun sayangnya, Ferry

telah meninggal empat tahun silam.

Selain itu, KPK juga sudah gencar memanggil sejumlah pihak yang diduga mengetahui asal

muasal cek pelawat. KPK sudah memanggil Kepala Cabang Bank Artha Graha cabang

Pemuda, Arifin Djadja, Kepala Divisi Treasury PT Bank Artha Graha, Gregorius Suryo Wiarso,

Cash Officer Bank Artha Graha Tutur dan Suparno.

KPK juga pernah memeriksa Direktur Utama Bank Artha Graha, Andy Kasih, pada 3

November 2010. Nah, sampai sejauh ini, dalang dibalik cek pelawat untuk memuluskan

Miranda ke kursi Deputy Gubernur BI, masih juga belum terungkap.

Itulah tantangan para pemimpin baru KPK untuk mengungkap kasus yang tak berujung

pangkal itu. Apalagi, dengan penetapan Miranda sebagai tersangka ini, terbuka peluang

untyk mengungkap 'dongeng' lain, yakni kasus bailout ke Bank Century senilai Rp6,7 triliun.

Banyak pihak menilai, Miranda tahu banyak soal kasus Century, karena saat kasus ini terjadi,

yang bersangkutan menjabat sebagai Deputy Gubernur Senior BI. "Mudah-mudahan

penetapan ini ada gunanya, karena konon katanya, Miranda tahu juga soal Century," kata

Trimedya Panjaitan, kader partai PDIP. (HP, dari berbagai sumber)

PKS: Miranda dan Nunun Hanya Figur Kecil

Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jumat, 27/01/2012 09:55 WIB

Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR dari PKS Nasir Jamil mengapresiasi penetapan Miranda

Gultom sebagai tersangka kasus suap cek pelawat. Bagi PKS, Miranda dan Nunun hanyalah

figur kecil. KPK harus menuntaskan kasus itu sampai diketahui penyandang dana dan

motivasinya memenangkan Miranda.

"Langkah KPK yang menetapkan Miranda Gultom sebagai tersangka kasus cek pelawat

harus diapresiasi dan diharapkan agar KPK bisa menemukan penyandang dananya," kata

Nasir kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2012).

Menurut Nasir, penetapan tersangka Miranda adalah langkah maju. Ia yakin sekali kasus ini

segera selesai dan akan terbukti siapa saja dalang kasus tersebut.

"Miranda dan Bu Nunun itu hanya figur kecil, karenanya jika penyandang dana bisa

diketahui kasus ini akan cepat selesai," tutur Nasir.

Ia berharap KPK tak mengulur-ulur penuntasan kasus ini. Mengingat masih banyak kasus lain

yang belum dituntaskan KPK.

"KPK masih banyak hutang, karenanya kasus cek pelawat dengan tersangka baru ini jangan

diselesaikan dalam waktu yang lama," tandasnya. (van/did)

Informasi Rafat soal Century Mengerikan

| Heru Margianto | Kamis, 26 Januari 2012 | 13:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Pengawas Bank Century DPR meminta agar buronan kasus

Century, Rafat Ali Rizki, membuat testimoni tentang kasus Century yang dia ketahui.

Permintaan itu disampaikan kepada pengacara Rafat, Lucas, ketika rapat dengar

pendapat di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (26/1/2012). Dalam rapat itu ikut hadir terpidana

Robert Tantular.

Testimoni itu diminta menyusul tawaran dari Lucas agar Timwas bertemu langsung dengan

Rafat di Singapura. Lucas menawarkan itu lantaran ia tidak bisa mengungkap informasi yang

dia terima dari Rafat mengenai kasus Century.

Page 47 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Ilustrasi.

Menurut Lucas, ia tak bisa mengungkap lantaran ada kode etik pengacara. Lagi pula Lucas

tidak mempercayai sepenuhnya pernyataan Rafat itu. "Banyak cerita, latar belakang. Cerita

itu mengerikan, banyak nama disebut (Rafat)," kata Lucas.

Atas tawaran Lucas, Ganjar Pranowo anggota Timwas mengatakan, tidak mungkin seorang

pejabat negara bertemu buronan. Karena itu, menurut politisi PDI-P itu, lebih baik Rafat

menyampaikan informasi yang disebut mengerikan itu secara tertulis.

Senada dikatakan Chaeruman Harahap, anggota Timwas lain. "Tidak perlu kita ketemu.

Tidak ada untungnya bagi kita karena dia buronan," kata politisi Partai Golkar itu.

Atas permintaan Timwas itu, Lucas mengaku akan mengusakan agar mantan pemilik Bank

Century itu membuat testimoni. "Tentunya akan kita usahakan," kata dia.

Din : KPK tidak boleh takut soal Century

Jumat, 27 Januari 2012 02:12 WIB | 1617 Views

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiah Din Syamsuddin (FOTO ANTARA)

Arga Divonis Tiga Tahun ...

Page 48 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ibas Hadiri Sidang Aktivis ...

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin

mengimbau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak ragu dalam menyelesaikan

kasus Bank Century, termasuk dalam memanggil nama yang berada di lingkar kekuasaan.

"Kami memberikan dukungan moril kepada KPK. Kasus Century ini termasuk dalam kejahatan

besar yang dalam bahasa agama termasuk dalam kategori "minal khabair" atau pelakunya

berdosa besar," kata Din usai menyelenggarakan Kajian bertema "Quo Vadis Skandal Bank

Century" di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis malam.

Menurut Din, pengurus Muhammadiyah mendapat amanat dari muktamar bahwa kasus

korupsi, seperti halnya Bank Century, harus didesak penyelesaiannya.

Din juga mengajak kepada para anggota Dewan Perwakilan Rakyat agar tidak bergumul

dengan retorika pernyataan, karena kasus Bank Century sudah diketahui seluruh rakyat

Indonesia sejak pansus terkait kasus tersebut terbentuk.

"Muhammadiyah mendorong agar fraksi-fraksi di DPR menggunakan hak menyatakan

pendapat sebagai salah satu cara penyelesaian kasus itu," kata Din.

Selain itu, Din juga meminta secara khusus kepada Presiden untuk menaruh perhatian yang

lebih serius sehingga kasus Century yang disebut-sebut melibatkan nama Wakil Presiden

Boediono itu bisa tuntas.

"Kami sangat berharap kepada pemerintah, agar melakukan sesuatu sehingga kasusnya

bisa selesai secara hukum maupun politik," katanya.

Hasil audit forensik yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan yang diumumkan pada

Desember lalu belum menyimpulkan secara bulat aliran dana mencurigakan dari Bank

Century kepada nasabah lembaga maupun perorangan.

Saat itu, Ketua BPK, Hadi Purnomo, telah mengatakan bahwa dari hasil audit investigasi

lanjutan kasus Bank Century, BPK menemukan adanya 13 temuan transaksi mencurigakan

serta dua informasi lainnya.

BPK telah meminta keterangan kepada sekitar 100 orang serta memeriksa sekitar 60.000

rekening dalam menindaklanjuti aliran dana pada kasus Bank Century, sementara Wakil

Ketua DPR, Pramono Anung, menilai hasil audit investigasi yang dilakukan BPK terhadap

kasus Bank Century itu belum memuaskan. (P012)

Editor: B Kunto Wibisono

Bambang Susatyo : Miranda tokoh kunci kasus Century

Jumat, 27 Januari 2012 04:44 WIB | 2219 Views

Miranda Swaray Goeltom (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA News ) - Anggota Komisi III DPR Bambang Susatyo mengatakan bahwa

tersangka baru kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

Miranda Goeltom merupakan tokoh kunci kasus dana talangan Bank Century.

"Kalau kita baca dan dengar transkrip beberapa rapat menjelang proses "bail-out" Century,

Miranda Goeltom memiliki peran yang cukup besar di sana," kata Bambang dalam sebuah

diskusi di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis malam.

Page 49 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Bambang, penetapan Miranda sebagai tersangka dalam kasus cek pelawat itu

bisa membuka jalan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyelesaikan kasus Bank

Century.

"Miranda sangat paham dan tahu siapa-siapa saja yang merekayasa supaya Bank Century

menjadi layak di"bail-out" saat itu," kata anggota Fraksi Partai Golkar itu.

Pada November lalu, mantan Deputi Senior Gubernur BI itu telah sempat datang ke kantor

KPK guna memberikan keterangan terkait proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Bank

Century.

Miranda Swaray Goeltom mengaku terkejut setelah dirinya resmi ditetapkan sebagai

tersangka oleh KPK, Kamis.

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan telah memegang bukti kuat keterlibatan Miranda,

yaitu membantu atau turut serta memfasilitasi Nunun Nurbaeti melakukan tindak pidana

korupsi memberikan cek perjalanan.

Tersangka lainnya, Nunun, diduga menjadi perantara pemberian suap terhadap sejumlah

anggota dewan periode 1999-2004.

Terkait perkembangan terbaru kasus Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada

Kamis telah memerintahkan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri Sekretris

Negara Sudi Silalahi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Jaksa Agung Basrief Arief

melakukan penanganan pengembalian aset Bank Century dari luar negeri. (P012/A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Bambang Susatyo : "bola" Century ada di KPK

Jumat, 27 Januari 2012 02:17 WIB | 2263 Views

Politisi Golkar Bambang Soesatyo. (ANTARA)

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR Bambang Susatyo mengatakan

penyelesaian kasus Bank Century kini berada di tangan Komisi Pemberantasan Korupsi

sehingga lembaga negara tersebut perlu didukung secara penuh.

"Sekarang ini bola Century sebenarnya ada di tangan KPK, bukan lagi di lembaga negara

lain. Kalau KPK serius untuk mengembalikan citranya di mata publik, maka kasus Century

harus selesai," kata Bambang dalam sebuah diskusi di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis

malam.

Menurut Bambang, KPK tidak boleh lagi mencari alasan yang akan meringankan kasus

Century karena kerugian negara yang ditanggung akibat aliran dana untuk talangan bank

yang kini bernama Bank Mutiara itu sudah sangat jelas.

"Ketika bank sudah dirampok, kemudian diisi oleh pemerintah, kemudian dirampok lagi oleh

pemiliknya, urusan apa negara mengeluarkan uang untuk menalangi bank yang

bermasalah itu," kata anggota Fraksi Partai Golongan Karya itu.

"Harusnya KPK berpijak kepada fakta itu. Fakta yang ada menunjukkan pemerintah tidak

perlu memberikan "bail out" karena Bank Century tidak memenuhi persyaratan," katanya.

Sejumlah dokumen kasus Bank Century telah diserahkan kepada KPK pada 12 Januari lalu.

Dokumen tersebut meliputi surat dari mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani, notulen

percakapan Sri Mulyani dengan Wakil Presiden Boediono sebelum pemberian Fasilitas

Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP), dan catatan dari pakar-pakar terhadap kasus pidana

Bank Century.

Saat itu Ketua KPK yang baru dilantik, Abraham Samad, mengatakan bahwa kasus Bank

Century tidak akan "dipeti-es-kan".

"Kita menguji keberanian KPK. Kita menagih janji Abraham (Samad), untuk segera

meningkatkan status kasus Bank Century ini dari penyelidikan menjadi penyidikan," kata

Bambang yang juga merupakan anggota Tim Pengawas Kasus Bank Century itu.

"Dan juga harus segera diumumkan tersangka baru," tegasnya. (P012)

Page 50 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

Ref: Kalau BPK mendapat instruksi atau bailout disetujui oleh SBY, apakah SBY melakukan

pelanggaran?

http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/bpk-9-pelanggaran-bailout-bank-

century/16538

BPK: 9 Pelanggaran ‗Bailout‘ Bank Century

Jumat, 27 Januari 2012 | 11:39

[JAKARTA] Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam hasil audit investigatif yang dilakukan

tahun 2008, menemukan adanya 9 dugaan pelanggaran hukum dalam kasus bailout Bank

Century. Di mana, akhirnya menjadi dasar pengajuan hak angket oleh DPR tahun 2008 lalu.

Berikut 9 temuan BPK tersebut:

1. Bank Indonesia (BI) tidak tegas dan hati-hati menerapkan aturan akuisisi

2. BI tidak tegas atas pelanggaran Bank Century pada 2005-2008

3. BI diduga mengubah persyaratan CAR supaya Bank Century bisa memperoleh

Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

4. Keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan terkait penanganan Century tidak

berdasarkan data yang lengkap, mutakhir, dan terukur.

5. Kelembagaan Komite Koordinasi saat penyerahan Bank Century pada 21 November

2008 belum dibentuk berdasarkan UU.

6. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diduga merekayasa peraturan supaya Bank

Century memperoleh tambahan dana.

7. Selama Century dalam pengawasan khusus, ada penarikan dana Rp 938,6 miliar

yang melanggar aturan BI

8. Dana talangan disalahgunakan Robert Tantular

9. Pemegang saham, pengurus, dan pihak terkait diduga melakukan praktik perbankan

tidak sehat. [N-8]

Dibawah ini komentar untuk Abraham Samad, yang pernah saya tulis tgl. 5 Desember 2011.

Kalau harus mengomentari lagi, saya tetap pada komentar lama saya itu !

Jadi juga :

"Maju terus membela orang awam ,

gunakan apa yang sudah kau genggam,

jangan takut dikecam,

Abraham !"

ditambah :

Usir awan gelap kelam,

pembawa suasana suram

rakyat yang ditindas kejam

kuasa uang dan moral hitam

jangan banyak ber ragam

bagai tupai loncat ke kolam !

maju , Abraham !

iwa

Page 51 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

----- Forwarded Message -----

From: iwamardi <[email protected]>

To: "[email protected]" <[email protected]>

Cc: "[email protected]" <[email protected]>

Sent: Monday, December 5, 2011 6:07 AM

Subject: Darah baru yang bersih ?..............................

Abraham Samad, "anak kampung" harapan bangsa ? Mudah mudahan !!!!!!!

Darah baru yang segar dan bersih !?!

Jika benar, mudah mudahan tidak cepat terkontaminasi oleh bibit bibit penyakit , baik yang

smooth (gemerlapan hasil sogokan) maupun yang harsh (ancaman ancaman)......

Maju terus membela orang awam , gunakan apa yang sudah kau genggam, jangan takut

dikecam, Abraham !

==========================================================================

Fokus

Wawancara Abraham Samad:

"Meski Saudara, Jika Korupsi Saya Gantung."

"Kalau tak berhasil selesaikan kasus korupsi dalam satu tahun, saya pulang ke Makassar."

Minggu, 4 Desember 2011, 21:06 WIB

Arry Anggadha, Nur Eka Sukmawati

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

BERITA TERKAIT

* Abraham: Kasus di Atas BLBI Pun Kami Buru

* Abraham Siap Panggil Boediono dan Sri Mulyani

* Tantangan untuk Pimpinan KPK Baru

* Bambang Widjojanto: Hilangkan Saling Curiga

* Abraham: Saya Wakafkan Diri untuk Bangsa

VIVAnews --Tidak banyak yang mengenal orang ini. Tapi begitu terpilih menjadi ketua Komisi

Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad seperti bom. Dua hari belakangan ini, setelah

terpilih Jumat 2 Desember 2011, Abraham berjanji --yang lain menyebutnya mengumbar--

menyeret siapa saja yang terlibat kasus korupsi.

Ia haqul yakin bisa menuntaskan sejumlah kasus korupsi raksasa yang selama ini masih

mengantung. Dari kasus Bank Century, kasus pajak, Nunun Nurbaeti yang melenggang di

negeri seberang, dan sejumlah kasus besar yang melibatkan tokoh-tokoh besar.

Ketika ditanya, apa dia punya nyali menyeret pentinggi negeri ini, jika terbukti korupsi,

Abraham menjawab dengan gagah, "Jangankan pejabat tinggi, saudara saya saja, bila

terbukti korupsi akan saya gantung." Ia juga sudah bertekad mewakafkan jiwanya untuk

memberantas korupsi di negeri ini, siapa pun lawannya dan siapa pun orang di belakang si

koruptor itu.

Lahir di Makasar 27 November 1966, Abraham Samad adalah ketua KPK yang paling muda

dari empat ketua semenjak komisi itu berdiri. Meski usianya masih muda, ilmu, riwayat dan

nyalinya dalam memberantas korupsi sesungguhnya sudah cukup panjang. Ia

menyelesaikan sarjana hukum di Universitas Hasanuddin. Menuntaskan gelar master dan

jenjang doktor di universitas yang sama pada tahun 2010. Ilmunya di bidang hukum pidana

boleh dibilang sudah lengkap.

Soal pengalaman berjuang melawan korupsi, Abraham juga bukan "barang mentah."

Setidaknya di Makasar. Ia lama menjadi pengacara dan lama berkiprah di Lembaga

Swadaya Masyarakat antikorupsi, Anti Corruption Committee (ACC) di Sulawesi Selatan.

Tidak sedikit ancaman yang pernah diterimanya. Rumahnya di Makasar pernah dilempar

orang dan usaha Wartel kecil-kecilannya porak-poranda dihajar oleh orang-orang yang

disebutnya sebagai "kaki tangan" koruptor. "Saya sudah biasa dengan yang begituan,"

katanya.

Page 52 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berikut petikan wawancara Abraham dengan wartawan VIVAnews.com, Nur Eka

Sukmawati, di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2011.

Apa tanggapan Anda setelah terpilih menjadi Ketua KPK?

Ini kan ada ekspektasi yang begitu besar dari masyarakat yang direpresentasikan oleh

teman-teman di DPR untuk membawa KPK memberantas korupsi tanpa pandang bulu.

Ekspektasi itu harus kami jawab dengan kinerja yang lebih optimal. Kami harus fokus

memberantas korupsi yang berskala besar, karena kalau kami garap semua korupsi maka

kami bisa kehabisan energi. Sebab, KPK punya keterbatasan dari segi SDM dan infrastruktur.

Kami punya skala prioritas yang harus kami dahulukan yaitu korupsi yang berskala besar,

tanpa tebang pilih.

Apakah menjadi Ketua KPK itu target Anda?

Target saya sebenarnya bukan jadi Ketua KPK. Target saya datang dari Makassar untuk

memberantas korupsi yang berskala besar. Tapi Tuhan mentakdirkan lain dan memilih saya

menjadi pimpinan KPK.

Kasus apa yang akan Anda prioritaskan?

Semua kasus-kasus yang besar yang merugikan negara begitu besar, membuat rakyat

begitu menderita, banyak masyarakat yang tidak bisa makan, berobat saja nggak bisa dan

meninggal di RS.

Apa yang dimaksudkan dengan kasus besar itu?

Semua kasus-kasus yang besar, kita garap. Indikator besar itu pertama dari angka atau

nominal, kemudian memporak-porandakan struktur ekonomi. Semua kasus yang masuk

dalam indikator itu, kita kategorikan grand corruption.

Target 100 hari pertama Anda apa saja?

Pimpinan KPK itu sifatnya kolektif. Oleh karena itu kami harus membangun sinergi dengan

pimpinan lain. Visi misi masing-masing pimpinan akan kami gabungkan, sehingga kami

mendapat satu formula yang jitu dalam bekerja memberantas korupsi.

Banyak pekerjaan di KPK yang harus kami lakukan. Yang harus segera dijawab dan

dituntaskan, agar tidak menjadi beban bagi KPK itu sendiri. Saya percaya bahwa empat

teman-teman yang terpilih itu adalah orang-orang hebat semua. Itu sebabnya, sehingga

saya optimis kami bisa berjalan dengan baik.

Beban Anda cukup besar. Banyak anggota DPR yang memilih Anda mendesak untuk

membongkar kasus Century dan sejumlah kasus besar lainnya. Anda ditantang untuk

memanggil Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia yng saat ini menjadi Wakil Presiden

dan Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan

Jangankan nama-nama yang kamu sebut itu [Boediono dan Sri Mulyani], saudara saya pun

kalau dia korupsi saya gantung.

Kasus pemilihan pimpinan Bank Indonesia yang melibatkan Nunun Nurbaeti, yang hingga kini

masih buron?

Semua kasus besar akan kami prioritaskan dan akan kami tuntaskan kalau dia memenuhi

syarat-syarat hukum untuk ditindaklanjuti. Siapapun yang ada di belakangnya akan kami

proses.

Anda berani melawan orang-orang besar di belakangnya?

Saya ini semenjak mendaftar menjadi pimpinan KPK, saya sudah berkomitmen untuk

mewakafkan diri saya untuk bangsa dan negara untuk memberantas korupsi tanpa

pandang bulu. Jika saya dalam mewakafkan diri saya kemudian menemui ajal, maka saya

akan mati secara terhormat.

Kalau tidak berhasil dalam waktu 1 tahun, Anda siap mundur?

Kalau tidak berhasil saya selesaikan kasus korupsi dalam 1 tahun, pulanglah saya ke Makasar.

Kami digaji oleh negara, ekspektasi masyarakat begitu besar, terus kami tidak bisa

menyelesaikan, itu sama saja kita menerima gaji buta.

Page 53 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Biasanya, calon pimpinan KPK saat direkrut begitu kuat komitmennya, begitu terpilih

melempem. Banyak yang beranggapan Anda juga akan begitu?

Insya Allah saya bukan tipe orang yang seperti itu. Saya selalu berkomitmen apa yang saya

ucapkan, itu pula tindakan saya.

Saya minta maaf ke teman-teman media, mungkin ketika saya sudah dilantik, saya tidak lagi

banyak bicara dan melayani teman-teman. Karena saya ingin konsentrasi bekerja. Biarlah

hal-hal yang ingin diketahui, saya serahkan ke Juru Bicara dan saya berkonsentrasi

memberantas korupsi, karena itulah tugas saya.

Tekanan dan intervensi politik terhadap Ketua KPK biasanya sangat besar, bagaimana Anda

menghadapi tekanan itu?

Nggak ada urusan saya dengan tekanan atau intervensi politik. Karena saya punya sikap

yang mandiri, independen, dan terlepas dari kepentingan-kepentingan yang ada di negara

ini.

Meski Anda ketua paling muda di antara pimpinan yang lain?

Nggak ada masalah kan. Soekarno juga dulu terpilih menjadi presiden dalam usia yang

relatif muda. Barack Obama juga muda. Ini darah segar untuk teman-teman di KPK.

Sudah berkomunikasi dengan tiga pimpinan lainnya?

Insya Allah kami sudah berkomunikasi. Teman-teman mempunyai kelebihan masing-masing,

sehingga ini akan menjadi kekuatan KPK jilid tiga.

Meski tidak ada yang ahli akuntansi, komposisi pimpinan KPK menurut Anda sudah lengkap?

Jangan dilihat dari unsur pimpinannya saja. Di KPK ada deputi-deputi yang ahli akuntan. Ini

adalah tim yang sangat kuat dan solid. Begitu terpilih, kami harus konsisten bekerja untuk

negara sepanjang waktu dari pagi sampai subuh. Saya nggak takut. Rumah saya waktu di

Makassar dilempari oleh koruptor. Saya punya wartel hancur, biasalah saya dengan yang

begitu.

Anda sudah komunikasi dengan beberapa parpol?

Nggak pernah ada. Karena saya selama ini di Makasar jadi tidak pernah kontak-kontak

dengan teman di DPR. Mungkin teman-teman memilih saya karena saya dianggap orang

dari kampung yang tidak kepentingan apapun dan belum terkontaminasi.

Bagaimana pendapat Anda soalwacana bahwa tim penyidik KPK sebaiknya independen,

terlepas dari kepolisian dan kejaksaan?

Itu memang salah satu gagasan yang pernah saya sampaikan. Tapi itu harus ada

kesepakatan dari eksekutif maupun legislatif. Sebab, bagaimanapun wacana itu kita

lontarkan, kalau tidak ada dukungan dari eksekutif dan legislatif, tidak akan berjalan. Kalau

tidak disetujui eksekutif dan legislatif, maka kami akan optimalkan penyidik-penyidik

kepolisian maupun kejaksaan yang ada di KPK.

Apakah akan menerapkan pembuktian terbalik?

Itu bagus, Malaysia juga menerapkan sistem pembuktian terbalik sempurna.

Bagaimana dengan tindak pidana pencucian uang?

Kalau ada kolerasinya dengan tindak pidana korupsi yang terjadi yang sedang kami sidik, ya

tentunya kami akan melihat ke arah sana.

Ini ketiga kalinya ada mengikuti seleksi pimpinan KPK dan akhirnya terpilih. Mengapa begitu

ngotot?

Itu kan bentuk komitmen saya. Kalau saya nggak komitmen memberantas korupsi, mungkin

hanya sekali saja. Rasanya sia-sia kalau saya tidak mengamalkan disiplin ilmu saya karena S1

sampai S3 saya adalah pidana.

Setelah menjadi Ketua KPK, gaya hidup Anda akan berubah?

Gaya hidup saya biasa-biasa aja. Kami jadi rakyat jelata saja lah. Lebih enak supaya kita

bisa makan di pinggir jalan.

Kasus BLBI sudah lama tidak kunjung selesai, Anda mau menyelidiki kasus ini?

Page 54 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Nanti akan kami periksa. Kalau dia memenuhi syarat, kami kejar aja. Siapa tahu giliran saya

yang periksa beda. Jangankan BLBI, kalau ada di atasnya BLBI akan kami buru, nggak ada

masalah lah itu. Semua kasus-kasus korupsi yang besar akan kami sidik, nggak boleh pilih

kasih. Karena kalau kami melakukan penegakan hukum secara tebang pilih, maka kami

bertindak tidak adil.

Sudah ada ucapan selamat dari petinggi partai politik?

Nggak ada. Saya ini kan orang kampung, nggak ada Ketua Partai yang kenal, nggak

dikenal sama teman-teman di DPR.

Apa harapan Anda kepada pimpinan KPK yang lain?

Setiap pemimpin KPK punya kelebihan-kelebihan khusus. Kalau kami padukan akan menjadi

satu kekuatan yang besar. Saya harapkan penegak hukum tidak boleh banyak bicara,

hanya melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan. Ini yang saya minta pimpinan KPK

fokus bekerja, cukup Jubir saja yang top.• VIVAnews

[Non-text portions of this message have been removed]

Kalau korupsi makin liar, maka kemarahan rakyatpun akan semakin memuncak/ liar - lalu

kemana ujung-ujungnya kalau tidak kesabaran rakyat pun akan meletus dan akan berakhir

dengan revolusi - jadi kalau ini sampai terjadi, maka yang salah bukan rakyat melainkan

karena pemerintah ini tidak becus dan tidak bisa memenuhi janjinya untuk memberantas

korupsi dan memakmurkan rakyat dengan sesumbar berdiri dibarisan paling depan segala

itu .... !!!

From: awind [email protected]

To: [email protected]

Sent: Thursday, January 5, 2012 5:58 AM

Subject: [nasional-list] Awas, Korupsi Makin Liar di Tahun Naga Air

http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/6762-awas-korupsi-makin-liar-di-tahun-naga-

air

Awas, Korupsi Makin Liar di Tahun Naga Air

Wednesday, 04 January 2012 07:50

0 Komentar

Sosialisasi anti korupsi di Sekolah. (FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah)

Tahun 2012 disebut-sebut dalam kalender China sebagai tahun Naga Air. Naga Air dicirikan

dengan sifat ganas dan liar. Banyak pengamat dan ahli nujum yang meramalkan bahwa

tahun ini Indonesia akan diwarnai kedua sifat itu. Sayangnya, kebanyakan ramalan

dihubungkan dengan budaya koruptif yang mencederai kehidupan negeri ini.

Para analis meneropong, tahun ini para koruptor makin ganas dan liar, seperti sifat sang

naga air. Keberingasan para koruptor itu dikaitkan dengan Persiapan Pemilihan Umum dan

Pemilihan Presiden pada 2014. Alhasil, tahun 2012 diperkirakan berujung adanya goncangan

politik.

Saat ini, berbagai pihak mulai gemas dengan kinerja pemerintahan SBY yang dinilai belum

berhasil memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan penegakan hukum secara adil. Publik

juga kecewa dengan banyaknya penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang di kalangan

pejabat dan para elite.

Produk dari penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan itu adalah stagnasi proses hukum

sejumlah kasus. Contoh paling terang benderang adalah skandal Bank Century yang proses

hukumnya mandeg. Begitu juga kasus mafia pajak.

Selain stagnasi proses hukum, modus penyederhanaan kasus hukum juga sudah tak sungkan-

sungkan lagi dipraktikkan. Seperti pada upaya melokalisir kasus Wisma Atlet dan Hambalang

hanya pada Nazaruddin dan pelaku kecil lainnya.

Trend penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan sudah sedemikian masif. Dalam

skandal Bank Century, misalnya, salah satu pelanggaran dalam kasus ini adalah dugaan

penyalahgunaan kekuasaan, yakni ada sejumlah birokrat berkomplot menyalahgunakan

Page 55 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

wewenang mereka mencairkan dana negara Rp6,7 triliun atas nama stabilitas sektor

keuangan negara.

Hal itu patut dicurigai. Apalagi, perubahan peraturan atau ketentuan bank sentral itu diduga

dilatarbelakangi motif penyelamatan dana nasabah besar bernama senilai hampir Rp2 triliun

dan ratusan miliar rupiah dana milik perusahaan BUMN, Yayasan BI, serta dana BI dalam

bentuk Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) senilai Rp632 miliar di Bank Century.

Seperti diketahui, jika saat itu Bank Century ditutup, maka triliunan dana dan ratusan miliar

dana perusahaan BUMN, yayasan BI dan dana FPJP BI senilai Rp632 miliar akan hangus dan

hanya dijamin oleh UU Rp2 miliar per satu nama nasabah.

Memasuki 2012, publik pun sangat khawatir bahwa pencegahan korupsi bakal berujung

kegagalan. Pasalnya, praktik korupsi yang kian merajalela sangat sulit dihentikan.

Penegakan hukum tidak lagi memberikan efek jera, dan perlu ada gerakan masyarakat

untuk menghentikan budaya korupsi yang merugikan keuangan negara.

―Semua kalangan harus bekerja keras untuk memerangi korupsi, karena korupsi ibarat

kleptomania (penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk

mencuri) yang sulit disembuhkan,‖ kata aktivis antikorupsi Ray Rangkuti.

Selain megakasus Bank Century dan Wisma atlit serta proyek hambalang yang menjadi

'santapan' para elit politik, korupsi di berbagai instansi dan lembaga juga marak. Seperti

terungkap dalam laporan akhir tahun Mahkamah Agung (MA), yang disampaikan Ketua MA

Harifin A Tumpa dalam jumpa pers 'Catatan Akhir Tahun Kinerja MA' pekan lalu.

Kata Haripin, sepanjang 2011 MA menangani 956 kasus perkara korupsi yang masuk melalui

pengadilan tindak pidana korupsi dan nontipikor. Dari total kasus tersebut, sebanyak 40

perkara kasus korupsi diputus bebas di tingkat kasasi. Itu berarti 10,31 persen dari perkara

korupsi yang oknumnya dibebaskan dari jerat hukum.

Lebih lanjut Haripin memaparkan, dari total 956 perkara yang masuk, jumlah perkara yang

belum diputus 568 perkara atau 59,41 persen. Sementara perkara yang sudah diputus 388

perkara atau 40,59 persen. Sedangkan jumlah perkara kasus korupsi yang sudah dihukum 348

perkara atau 89,69 persen.

Dalam lingkungan pengadilan tipikor, jumlah perkara yang masuk sepanjang 2011 sebanyak

18 perkara di tingkat kasasi. Dari jumlah itu, 12 perkara atau 66,67 persen belum diputus, dan

sebanyak 6 perkara atau 33,33 persen sudah diputus oleh MA. "Semuanya dihukum dan

tidak ada yang bebas," kata Harifin.

Korupsi yang terjadi secara masif di negeri ini akibat terbukanya banyak celah birokrasi untuk

melakukan kongkalikong mendodos uang rakyat. Misalnya model penganggaran di

birokrasi. Alokasi anggaran dalam satu tahun, sengaja dibuat tidak boleh ada yang sisa,

tetapi harus dihabiskan, sehingga program yang dibuat asal-asalan agar anggaran bisa

terserap tuntas. Tak heran jika banyak birokrat terjangkit penyakit kleptomania korupsi yang

susah disembuhkan.

Yayan M Royani, mahasiswa Magister Ilmu Hukum Undip Semarang dalam makalahnya

mengungkapkan perilaku korupsi subur di Tanah Air, karena dipengaruhi empat aspek yakni

kekuasaan, ekonomi, moral, dan hukum. "Era reformasi yang harusnya menjadi momentum

menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan justru menciptakan peluang bagi

sejumlah kalangan untuk melakukan tindak pidana korupsi. Janji pemberantasan korupsi dari

pemerintah tidak dilaksanakan secara maksimal. Memble di tengah jalan," papar Yayan.

Karena itu, tahun ini mahasiswa dan rakyat harus berani mendorong pemerintah untuk

membasmi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Selama KKN (Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme) masih subur dan penyalahgunaan kekuasaan terus marak, maka krisis legitimasi

mengancam.

Sejauh ini, publik mengandalkan KPK untuk mengungkap indikasi penyalahgunaan

kekuasaan yang menyebabkan terjadinya stagnasi proses hukum sejumlah kasus. Faktanya,

sepanjang 2011, lembaga antikorupsi itu babak belur disikat para mafia koruptor.

Karena situasi tersebut, gerakan ekstraparlementer melalui aksi parlemen jalanannya

diperkirakan akan makin marak pada 2012 ini. Terlebih lagi, pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono tidak mengatasi persoalan aksi massa ini dengan cara elegan. Bisa jadi, aksi

parlemen jalanan itu berlanjut untuk menggoyang pemerintahan.

Page 56 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Ini sangat mungkin terjadi dengan banyaknya persoalan yang tidak diselesaikan pada

tahun lalu," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Jakarta.

Semoga hal itu tidak terjadi. Sebab rakyatlah yang akan menjadi jika negeri ini chaos yang

berujung pergantian rejim penguasa. (HP)

Refl: Kalau boss adalah Abunawas, maka tentu saja anak buahnya pun juga harus pandai

membual.

http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=53&id=36583

UMAT, 20 Januari 2012 | 1092 Hits

Denny Indrayana Dianggap Tukang Bual

Jakarta, AE.- Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, dituding sebagai tukang

bual. Tudingan itu dilontarkan Hotma Sitompul, saat membacakan nota pembelaan (pledoi)

bagi Gayus Tambunan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (19/1).

Menurut Hotma, pada Mei 2011 Denny pernah melontarkan pernyataan tentang asal uang

di pundi-pundi Gayus Tambunan. Denny, sebut Hotma, juga mengungkapkan tentang aliran

uang Gayus dan lokasi penyimpanannya. Hanya saja, waktu itu Denny meminta waktu untuk

mengunkapkannya.

―Tapi sampai pledoi ini kami susun, tidak ada perkembangan soal itu. Jelas pernyataan

Denny itu hanya bualan semata,‖ tuding Hotma di hadapan majelis hakim yang diketuai

Suhartoyo.

Pengacara senior itu juga menilai Denny yang pernah duduk sebagai Sekretaris Satgas

Pemberantasan Mafia Hukum, tak lebih dari sekedar pemburu jabatan. ―Pernyataan-

pernyataan Denny hanya untuk mengangkat citra diri dan meraih jabatan,‖ kata Hotma.

Diungkapkannya pula, Gayus pernah menerima intimidasi dari Denny. Padahal, awalnya

Gayus menganggap Denny sebagai Dewa Penolong lantaran menjanjikan banyak

keringanan dan akan memposisikan mantan pegawai Ditjen Pajak itu sebagai whistle

blower.

Nama lain yang disentil Hotma adalah mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK) Yunus Husein. Menurut Hotma, Yunus pernah menuduh Gayus punya tiga

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Namun ternyata tudihan itu tidak pernah terbukti. ―Yunus hanya ingin membangun citra

agar menjadi bisa terpilih menjadi Ketua KPK. tapi sayangnya gagal total,‖ ucap Hotma.

Diberitakan sebelumnya, Gayus dituntut dengan hukuman delapan tahun penjara serta

denda Rp 1 milar subsidair enam bulan kurungan. Gayus dijerat dengan empat dakwaan

sekaligus. Di antaraya dakwaan menerima gratifikasi dari PT Arutmin, Bumi Resources, Kaltim

Prima Coal dan PT Metropolitan Retailmart. Gayus juga didakwa menyuap petugas Rutan

Brimob, melakukan tindak pidana pencucian uang, serta menerima suap.

Penuntasan Kasus Korupsi Jalan Keluar bagi SBY

Sandro Gatra | Kistyarini | Rabu, 25 Januari 2012 | 07:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penuntasan sejumlah kasus korupsi berskala besar dinilai satu-

satunya jalan keluar bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengatasi terus

merosotnya popularitas pemerintah di mata publik.

"Tidak ada instrumen lain yang bisa memperbaiki citra pemerintah SBY-Boediono, kecuali

komitmen keduanya pada aspek penegakan hukum dan pemberantasan korupsi," kata

anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, melalui pesan singkat, Rabu (25/1/2012).

Bambang menyikapi hasil berbagai jajak pendapat yang menyebutkan kepercayaan publik

terhadap pemerintah terus turun.

Menurut Bambang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun tak membuat publik lupa pada

sejumlah kasus korupsi yang masih diambangkan. Contohnya, kata dia, kasus bail out Bank

Century dan kasus suap wisma atlet SEA Games yang diduga melibatkan petinggi partai

tertentu.

Page 57 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Shutterstock

"Saya percaya Presiden SBY tidak meremehkan hasil survei itu. Saya menduga, hasil survei itu

menjadi salah satu faktor pendorong SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat

menyelenggarakan pertemuan dengan anggota Dewan Pembina di Cikeas semalam," kata

Bambang.

"Tapi yang jadi pertanyaan, mengapa Presiden tidak merespons persepsi publik mengenai

buruknya kinerja pemerintah? Padahal, Presiden dikenal sebagai pemimpin yang sangat

peduli pada hasil jajak pendapat," pungkas politisi Partai Golkar itu.

Andi Mallarangeng

SBY Tidak Ungkit Masalah Anas Urbaningrum

| Jimmy Hitipeuw | Rabu, 25 Januari 2012 | 03:53 WIB

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (tengah)

didampingi Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (kanan), dan Ketua

Fraksi Demokrat DPR, Muhammad Jafar Hafsah memberikan keterangan kepada wartawan

terkait keberadaan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin di kantor Dewan

Pengurus Pusat Partai Demokrat, Jakarta, Senin (6/6/2011). Menurut Anas, M Nazaruddin

akan kembali ke Tanah Air jika telah selesai berobat di Singapura.

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Andi

Mallarangeng menegaskan, pertemuan anggota dengan Ketua Dewan Pembina PD

Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/1/2012)

malam, tidak membicarakan soal Anas Urbaningrum.

"Tidak, kita hanya membicarakan umum mengenai persoalan yang akhir-akhir ini dihadapi

Partai Demokrat," kata Mallarangeng seusai pertemuan. Selain itu, kata dia, ada upaya

bersama untuk memajukan Partai Demokrat ke depan.

"Ya kita tahulah, kalau partai lain sudah siap untuk melangkah maju, maka Partai Demokrat

juga perlu ambil langkah supaya maju ke depan terus, dan bersama kader Partai Demokrat

dan tugas Dewan Pembina adalah menyampaikan kepada Ketua Dewan Pembina hal-hal

tersebut," kata Mallarangeng.

Rapat yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB itu dihadiri, antara lain, Sekretaris Dewan Pembina

Andi Mallarangeng yang hadir mengendarai sedan Toyota Crown Royal Saloon nomor polisi

B 1705 RFS. Kemudian hadir pula Anggota Dewan Pembina yang juga Menteri Urusan

Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan dengan mobil dinasnya bernomor polisi RI 21.

Lalu, Sekretaris Dewan Kehormatan yang juga Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin

dengan mobilnya bernomor polisi RI 19. Hadir juga Ketua DPR Marzuki Alie selaku Wakil Ketua

Dewan Pembina Demokrat dan Anggota Dewan Kehormatan Jero Wacik.

Page 58 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Hadir malam itu hanya anggota Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan Demokrat.

Pertemuan diadakan di dalam rumah SBY di dalam kompleks perumahan Puri Cikeas.

Wartawan tidak dibolehkan masuk dan hanya menunggu di pintu kompleks perumahan

tersebut.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/01/25/7610.html

Rabu, 25 Januari 2012, 11:37:44 WIB

Presiden Gelar Dialog dengan LSM Antikorupsi

*Presiden SBY dan sejumlah menteri melakukan dialog dengan LSM penggiat antikorupsi di

Istana Negara, Rabu (25/1) sore. (foto: haryanto/presidensby.info)

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar dialog dengan lembaga swadaya

masyarakat (LSM) penggiat antikorupsi di Istana Negara, Rabu (25/1) siang. Pertemuan ini

sebagai tindak lanjut dialog pemerintah dengan LSM dalam peringatan Hari Antikorupsi

Sedunia di Semarang, Jawa Tengah, 19 Desember lalu.

"Alhamdulilah kita dapat berkumpul setelah bulan lalu kita bertemu di Semarang. Waktu itu

saya katakan forum diantara kami, pemerintah dan jajaran penegak hukum, dengan para

pimpinan NGO termasuk penggiat antikorupsi itu diperlukan, sebab dengan saudara-

saudara menyampaikan kritik, termasuk rekomendasi, tentu berguna bagi semua upaya

untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi," ujar Presiden SBY di awal

sambutan.

Tokoh LSM penggiat antikorupsi yang hadir, antara lain, Sekretaris Jenderal Tranparansi

Internasional Indonesia (TII) Teten Masduki, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW)

Danang Widoyoko, Program Manager Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Maryati,

dan Koodinator Pokja 30 Samarinda Carolus Tuah. Hadir pula Ketua KPK Abraham Samad.

Menurut Presiden, kritik dan usulan LSM penggiat antikorupsi sebagaimana disampaikan

pada forum di Semarang tersebut lebih. Di luar itu, lanjut Presiden, pemerintah juga

mendengarkan apa yang menjadi keprihatinan, kepedulian, dan kemarahan rakyat melalui

unjuk rasa dan dalam forum talk show.

"Kritik keras merupakan sesuatu hal yang sah dalam kehidupan demokrasi, tetapi yang

terpenting adalah bagaimana koreksi dan usulan mendapatkan tempat dan dijalankan

untuk meningkatkan kinerja negara dan bangsa dalam memberantas korupsi," SBY

menambahkan.

Presiden SBY menginginkan pertemuan semacam ini dilakukan secara rutin. "Ini bangsa kita

sendiri, masa depan Indonesia, masa depan kita. Ini akan bagus memiliki hubungan kritis,

tidak poltik, tapi tujuannya sama," SBY menjelaskan.

Kepala Negara juga mengutarakan bisa menerima dan memahami kritik yang mengatakan

masih banyaknya korupsi. Jajaran penegak hukum, SBY menambahkan, diharapkan juga

bisa menerima kritik untuk menjadi cambuk bagi semua demi terciptanya keadaan yang

lebih baik.

Forum ini dirasa tepat karena menyentuh faktor esensial yang juga masih menjadi rapor

merah bangsa. "Banyak yang harus kita bikin 'biru' di waktu yang akan datang, dan kuncinya

kolaborasi. Kebersamaan, bukan kolusi. Oleh karena itu harus terbuka, rakyat juga harus tahu

apa maknanya pertemuan seperti ini. Jangan dicurigai, jangan-jangan ini 'kongkalikong'.

Tidak ada kongkalikong kalau pemberantasan korupsi jadi harus tajam," Presiden SBY

menegaskan.

Dari jajaran KIB II hadir, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi,

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Azwar

Abubakar, Jaksa Agung Basrief Arief, dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. (dit)

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/01/25/7612.html

Rabu, 25 Januari 2012, 13:50:53 WIB

Teten Masduki

Page 59 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Tidak Banyak Retorika dan Konkret, Ini Bagus

Jakarta: Ada lima hal konkret yang dibicarakan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

antikorupsi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kelima hal tersebut adalah hukum,

korupsi di daerah dan sumber daya alam, reformasi birokrasi, penguatan gerakan

masyarakat sipil dan pendidikan antikorupsi, serta akuntabilitas dan efisiensi anggaran besar.

Sekretaris Jenderal Tranparansi Internasional Indonesia (TII) Teten Masduki menyampaikan hal

ini dalam keterangan pers, seusai dialog dengan Presiden SBY di Istana Negara, Rabu (25/1)

siang. Kegiatan ini sendiri merupakan inisiatif Presiden sebagai tindak lanjut dialog

pemerintah dengan LSM pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Semarang, Jawa

Tengah, 19 Desember lalu.

Untuk isu korupsi di daerah dan sumber daya alam, Teten merasa banyak kasus yang

dihentikan kejaksaan dan selalu mengkambinghitamkan izin Presiden untuk tidak menangani

kasus-kasus kepala daerah. "Di daerah, terutama di Kalimantan, banyak kasus yang

berkaitan dengan korupsi dalam pengelolaan umber daya alam batubara," kata Teten

Masduki, yang dalam keterangan persnya didampingi Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny

Indrayana.

Dalam dialog dengan Presiden tadi, Teten menjelaskan, tidak banyak retorika dan langsung

bicara butir demi butir. "Di luar dugaan kita, Presiden membahas satu per satu dari usuluan-

usulan kami. Satu per satu. Ini menurut saya bagus. Ada yang sedang dijalankan oleh

pemerintah, ada yang sudah menjadi agenda atau PR pemerintah," ujar Sekjen TII tersebut.

"Menurut kami, ini langkah positif untuk mengefektifkan kerja-kerja antara masyarakat

dengan pemerintah, dan sayangnya kita belum mengajak kelompok bisnis. Kami percaya

pemberantasan korupsi tidak bisa ditangani pemerintah sendiri, tetapi ini harus menjadi aksi

kolektif dari masyrakat, pemerintah, dan kelompok bisnis," Tenten menambahkan.

Kelompok bisnis bisa menjadi faktor supply dari korupsi . "Ini yang saya kira penting untuk

membangun fondasi gerakan antikorupsi yang melibatkan semua pihak. Alhamdulilah,

pemerintah sudah mau ikut dalam kerangka aksi kolektif dan merespon dengan baik, dan

dialog ini akan dilanjutkan di kemduian hari," Teten Masduki menuturkan.

Menurut Teten, para tokoh antikorupsi menegaskan bahwa dialog antara LSM antikorupsi

dengan Presiden SBY tidak akan tersendera oleh kepentingan istana. "Dalam dialog tadi

Presiden juga bersetuju dengan pendidikan antikorupsi sedini mungkin," kata Teten. Presiden

SBY, tambahnya, menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya akan dilakukan pada awal

April, pada saat itu akan disampaikan evaluasi jajaran pemerintah atas beberapa usulan

dari tokoh antikorupsi yang hadir.

Dalam dialog tadi, hadir 40 orang yang mewakili 36 LSM antikorupsi. Dari Jakarta ada 25

orang mewakili 25 lembaga, sisanya berasal dari luar Jakarta, diantaranya dari Papua,

Semarang, Kupang, dan Mataram. (dit)

Anas Tersudut, Demokrat Limbung

TEMPO.CO – 1 jam 32 menit lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Terseret dalam pusaran kasus suap proyek Wisma Atlet Jakabaring,

Palembang, posisi Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kian terjepit.

Pertemuan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan

sekitar 10 anggota Dewan Pembina adalah isyarat kuat: ada upaya penyelamatan (citra)

partai di tengah kasus yang tengah ditanggung Anas.

Popularitas dan tingkat keterpilihan partai memang tengah anjlok. Sejumlah survei

menunjukkan hal itu. Gempuran mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad

Nazaruddin terhadap Anas datang bertubi-tubi. Dari ruang pengadilan, kesaksian Mindo

Rosalina Manulang dan Yulianis makin menguatkan dugaan keterlibatan Anas.

»Silakan Mas Anas menentukan sikap. Mau nonaktif, silakan,‖ kata Hayono Isman, anggota

Dewan Pembina.

SUNUDYANTORO

Page 60 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Walau Pamor Turun, PD Yakin Anas & Ibas Tetap Jadi Duet Maut

Elvan Dany Sutrisno – detikNews

Kamis, 26/01/2012 08:41 WIB

Jakarta - Citra PD terus turun dihempas kasus Nazaruddin, Ketum PD Anas Urbaningrum pun

digoyang dorongan mundur. Walau 'serangan' terus datang, namun kombinasi Anas dan

Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono, masih dianggap duet maut.

"Ketum dan Sekjen masih sebagai duet maut kita. Semua arahan dan semua mekanisme,

semua operasi kerja DPP berjalan baik dan solid. Arahan dari Ketum ada arahan dari Sekjen

ada dan semua dijalankan dengan baik," kata Wasekjen PD, Ramadhan Pohan kepada

detikcom, Kamis (26/1/2012).

Menurut Ramadhan, kasus Nazaruddin tak mengacaukan internal PD. Anas dan Ibas pun

tetap kompak memimpin PD.

"Sesungguhnya nggak ada sesuatu yang menggejolak. Sepertinya kan gejolaknya tinggi,

tapi kalau di dalam kita tidak ada persoalan di dalam," jelas Ramadhan.

Rabu (25/1) malam, misalnya, Ibas dan Anas tampak akrab dalam rapat DPP PD di kantor

DPP PD. Awal pekan ini bahkan keduanya dipanggil bersamaan Ketua Dewan Pembina PD,

Presiden SBY, ke Cikeas.

"Kita tadi malam rapat juga ketawa-ketawa ada Ketum ada Sekjen ada Jhony Allen, kita

hadir semua. Kita rapat tadi 2,5 jam konsolidasi itu berlangsung kondusif tidak ada yang

tegang, tidak ada yang keras. Karena kita bicara tentang pembenahan," beber Ramadhan.

(van/ndr)

[Non-text portions of this message have been removed]

Yulianis: Tercatat Ada Uang ke Anas

| Jimmy Hitipeuw | Kamis, 26 Januari 2012 | 06:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali

disebut dalam sidang kasus wisma atlet. Dalam kesaksiannya di persidangan kasus ini di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (25/1/2012), Yulianis mengatakan, ada

catatan uang ke Anas sebesar Rp 100 juta.

Hal itu terjadi ketika Anas maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres

Partai Demokrat di Bandung pada Mei 2010. Selain ke Anas, ada juga aliran uang ke calon

ketua umum lainnya, Andi Mallarangeng, sebesar Rp 150 juta.

Uang tersebut, kata Yulianis, diberikan oleh Mindo Rosalina Manulang, Direktur Marketing PT

Anak Negeri, salah satu anak perusahaan Grup Permai yang merupakan perusahaan milik

mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. ‖Jadi, Bu Rosa

berperan sebagai pengusaha yang mau menyumbang Pak Andi dan Pak Anas

Urbaningrum,‖ katanya.

Bukan kali ini saja Anas disebut menerima uang dari Nazaruddin. Ketika bersaksi dalam

sidang kasus ini pada 16 Januari 2011, Mindo menyebut ada jatah untuk Anas, yang dia

sebut ketua besar, dalam proyek wisma atlet.

Dalam kesaksiannya, Yulianis mengatakan, uang dari perusahaan Nazaruddin mengalir ke

mana-mana, salah satunya ke Kongres Partai Demokrat di Bandung, sebanyak Rp 30 miliar

dan 5 juta dollar AS. Sebagian uang tersebut berasal dari fee yang didapat perusahaan-

perusahaan milik Nazaruddin dalam permainan tender proyek pemerintah.

Nazaruddin dan kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea, lalu mencecar Yulianis apakah

uang tersebut diberikan kepada Anas yang saat itu maju menjadi salah satu calon Ketua

Umum Partai Demokrat. ‖Saya hanya dipesan uang tersebut untuk biaya kongres,‖ kata

mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai itu.

Namun, menurut Yulianis, memang ada catatan uang ke Anas Rp 100 juta dan ke Andi

Mallarangeng Rp 150 juta.

Biaya kongres

Page 61 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Yulianis, dia membawa uang Rp 30 miliar dan 5 juta dollar AS ke Bandung

menggunakan mobil boks serta mobil Nissan X-trail, Honda CRV, dan Toyota Fortuner.

‖Uangnya ditaruh di Hotel Aston, lantai 9, untuk biaya kongres (Partai Demokrat),‖ kata

Yulianis.

Sesampai di Bandung, uang Rp 30 miliar dan 5 juta dollar AS yang dibawa Yulianis diminta

oleh staf ahli Nazaruddin. Yulianis mengatakan, uang tersebut sebagian besar berasal dari

Grup Permai, perusahaan utama yang membawahkan ratusan perusahaan milik

Nazaruddin. ‖Sebanyak 3 juta dollar AS merupakan hasil sumbangan,‖ kata Yulianis.

Di persidangan, Yulianis juga mengungkapkan, perusahaan-perusahaan di bawah Grup

Permai biasa memainkan tender proyek pemerintah. Menurut Yulianis, perusahaan-

perusahaan di bawah Grup Permai ini bisa menjadi perusahaan pemenang tender, tetapi

belum tentu mengerjakan proyeknya karena dikerjakan perusahaan lain yang membeli atau

memberikan fee.

Menurut Yulianis, tenaga pemasar di perusahaan-perusahaan Nazaruddin biasa

mendapatkan proyek pemerintah yang dibahas di DPR. Yulianis mengistilahkan upaya

mendapatkan proyek pemerintah tersebut dengan istilah ‖menggiring proyek‖.

Untuk urusan menggiring proyek tersebut, menurut Yulianis, ada aliran dana dari Grup Permai

kepada anggota DPR. Untuk menggiring proyek wisma atlet, misalnya, Grup Permai

mengeluarkan hingga Rp 6 miliar yang antara lain diberikan kepada politikus Partai

Demokrat, Angelina Sondakh, dan politikus PDI-P, I Wayan Koster.

‖Pengajuannya ada ke Pak Wafid, ada ke Pak Paul Nelwan, ada Angelina Sondakh, dan

Wayan Koster. Saya tak bisa memilah antara Angelina dan Wayan. Angkanya tak disebut

per orang. Jadi ditulis, untuk Bu Angelina Sondakh/Wayan Koster Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar.

Ada di laporan pembukuan. Saya laporkan kepada Pak Nazar. Setiap mau mengeluarkan

uang, saya izin dulu kepada Pak Nazar,‖ katanya.

Yulianis menuturkan, Nazaruddin marah karena nilai proyek Kemenpora yang keluar hanya

Rp 200 miliar, sementara Grup Permai telah mengeluarkan uang hingga Rp 20 miliar.

Nazaruddin marah kepada Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang,

terpidana dalam kasus suap wisma atlet.

Kepada Yulianis, Nazaruddin memerintahkan agar meminta fee 21 persen dari nilai proyek

wisma atlet yang dikerjakan PT Duta Graha Indah (DGI). Namun, PT DGI ternyata hanya

sanggup membayar 13 persen dari nilai proyek Kemenpora.

Dalam persidangan juga terungkap, PT DGI paling tidak memiliki 10 proyek yang dikerjakan

pada tahun 2010 atas bantuan Grup Permai sehingga mereka membayar fee kepada

perusahaan milik Nazaruddin. ‖Itu belum yang tahun 2009,‖ kata Yulianis.

Wayan Koster membantah

Ketika dikonfirmasi Kompas, anggota Komisi X DPR, Wayan Koster, membantah keterangan

Yulianis yang menyebutkan, dia menerima uang dalam kasus wisma atlet. Anggota Badan

Anggaran DPR ini menyatakan siap memberikan keterangan kepada Komisi Pemberantasan

Korupsi.

‖Saya tidak pernah mengenal dan berhubungan dengan Yulianis serta Mindo Rosalina

Manulang. Saya juga tidak pernah membicarakan proyek pembangunan wisma atlet

dengan Nazaruddin,‖ kata Wayan Koster.

Wayan Koster menuturkan, dirinya pernah dimintai keterangan KPK tentang mekanisme

pembahasan anggaran untuk SEA Games, di mana pembangunan wisma atlet ada di

dalamnya. ‖Saya juga ditanya, apakah pernah menerima uang dari Nazaruddin atau

stafnya? Saat itu saya jawab dengan tegas, tidak pernah,‖ ujarnya.

Sementara itu, salah seorang kuasa hukum Anas Urbaningrum, Carrel Ticualu, mengatakan,

keterangan Yulianis bahwa ada uang mengalir ke Kongres Partai Demokrat pernah

disampaikan. ‖Uang itu mungkin ada, tetapi tidak terpakai,‖ katanya.

Dalam Kongres Partai Demokrat, menurut Carrel, banyak sumbangan uang dari simpatisan,

termasuk kepada tim sukses setiap calon ketua. ‖Sumbangan itu untuk biaya politik, seperti

akomodasi kader-kader partai dari daerah,‖ katanya.

Page 62 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Terkait keterangan Yulianis bahwa Anas secara pribadi juga menerima uang, Carrel tidak

tahu persis. ‖Kalau saya tanya kepada Anas, Anas mengatakan, silakan dibuktikan,‖

katanya.

Sebagai calon ketua atau ‖pengantin‖, kata Carrel, Anas tidak tahu hal-hal yang teknis

terkait penerimaan dan pengeluaran uang di kongres. (BIL/NWO/FER)

[Non-text portions of this message have been removed]

Bambang Soesatyo Desak Presiden Tuntaskan Kasus-kasus Besar

Antara – 7 jam yang lalu

Perbesar Foto

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo

mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyelesaikan kasus-kasus korupsi

besar jika ingin mengembalikan kemerosotan popularitas pemerintahan dan kepercayaan

rakyat.

"Tidak ada instrumen lain yang bisa memperbaiki citra pemerintahan SBY-Boediono, kecuali

komitmen keduanya pada aspek penegakan hukum dan pemberantasan korupsi," kata

Bambang Soesatyo di Jakarta, Rabu.

Menurut Bambang, prospek pertumbuhan ekonomi yang tinggi sekali pun tidak membuat

publik lupa pada sejumlah kasus korupsi yang masih diambangkan hingga saat ini.

Hasil dari berbagai jajak pendapat menyebutkan, kepercayaan rakyat terhadap

pemerintahan SBY-Boediono terus merosot. Menurut hasil survei Litbang Kompas, para

responden menilai pemerintahan SBY-Boediono sarat praktik penyalahgunaan wewenang.

Dari 10 responden, hanya tiga yang menilai pemerintahan SBY masih kredibel. Publik juga

menilai, Presiden tidak "all out" menuntaskan kasus-kasus korupsi berskala besar.

"Saya percaya, Presiden SBY tidak meremehkan hasil survei seperti itu. Saya menduga, hasil

sejumlah survei itu menjadi salah satu faktor pendorong SBY sebagai Ketua Dewan Pembina

PD menyelenggarakan pertemuan dengan anggota dewan pembina PD di Cikeas Selama

(24/1) malam," kata Bambang.

Namun, tambah Bambang, yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah mengapa

Presiden tidak segera merespons persepsi publik mengenai buruknya kinerja pemerintahan

ini. Padahal, presiden dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat peduli pada hasil jajak

pendapat.

[Non-text portions of this message have been removed]

Refl: Pernyataan anggota DPR ini membuktikan bahwa pemberantas korupsi berjalan

pincang sekalipun digembar-gemborkan oleh SBY dan komplotannya, jadi dibutuhkan

pendekatan baru dan pendekatan baru akan bisa berjalan baik membutuhkan pendekar

baru yang berdedikasi bukan tebang pilih.

http://www.antaranews.com/berita/294842/anggota-dpr-pemberantasan-korupsi-butuh-

pendekatan-baru

Anggota DPR: pemberantasan korupsi butuh pendekatan baru

Sabtu, 28 Januari 2012 13:09 WIB |

Pekanbaru (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI yang membidangi hukum dan HAM,

Bambang Soesatyo dari Fraksi Partai Golkar menegaskan, pemberantasan korupsi butuh

pendekatan baru dan jangan hanya melalui imbauan atau wacana.

"Terbukti, cara-cara itu tidak efektif lagi dan pemberantasan korupsi malah hanya akan terus

terjebak dalam kebuntuan," katanya kepada ANTARA News Pekanbaru, Sabtu.

Dikatakannya, menemukan pendekatan baru yang lebih efektif merupakan hal penting, jika

masih ingin melanjutkan implementasi rencana pemberantasan korupsi.

"Sebab, apa yang terjadi sekarang, tak lain adalah kebuntuan pemberantasan korupsi.

Publik sedang bertanya, di mana `kubur` skandal Bank Century? Mengapa pemerintah tidak

tertarik menuntaskan kasus mafia pajak?," ujarnya.

Page 63 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, menurut dia, lebih bermakna sebagai gugatan publik

atas kebuntuan proses hukum kasus-kasus korupsi berskala besar.

"Sementara itu, jumlah kasus korupsi terus meningkat. Tengok saja di penghujung 2011,

Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan, jumlah kasus korupsi yang ditangani Polri

selang tahun lalu meningkat cukup tinggi," ungkapnya.

Dikatakannya, kalau pada 2010 Polri hanya menangani 585 kasus, selang 2011 jumlahnya

melonjak sampai 1.323 kasus.

"Kenaikannya terbilang sangat tinggi, yakni 55,78 persen," katanya.

Arti dari lonjakan kasus tersebut, demikian Bambang Soesatyo, ialah kinerja pemberantasan

korupsi sangat mengecewakan.

"Tidak mengherankan jika survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan anjloknya

kepercayaan publik kepada pemerintah. Hingga Desember 2011, kepercayaan publik

menurun menjadi 44 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya yang masih pada 52

persen," tuturnya.

Diakuinya, pemerintah telah menerbitkan Inpres Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pencegahan

dan Pemberantasan Korupsi.

"Inpres ini kelanjutan Inpres Nomor 9 Tahun 2011. Dan dua Inpres ini boleh diterjemahkan

sebagai keinginan presiden meningkatkan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi,"

katanya.

Namun, menurutnya, aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi itu butuh kepemimpinan

yang kuat, berani serta independen.

"Tidak sebatas pidato atau wacana, melainkan harus dengan aksi nyata, tanpa pandang

bulu. Kalau hanya mengandalkan Inpres dan imbauan, publik bisa berasumsi, itu hanya sikap

berpura-pura. Seolah serius, padahal tidak," tandas Bambang Soesatyo.

(M036/S023)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

***“I don‟t have any worries,” Goeltom, 62, said today by telephone. “I‟m pretty sure the anti-

graft body will be fair and they will see the truth.”

***Indonesia‟s ranking in Transparency International‟s Corruption Perceptions Index improved

last year compared with 2010, according to its latest report.

Ex-Bank Indonesia Deputy Says She‘s Suspect in Bribery Case

January 27, 2012, 12:18 PM EST

By Femi Adi and Daniel Ten Kate

(Adds Bank Indonesia‘s comment in sixth paragraph.)

Jan. 27 (Bloomberg) -- Former Bank Indonesia Senior Deputy Governor Miranda S. Goeltom

said the country‘s anti-corruption agency has named her as a suspect in the bribery case

involving her election to the post in 2004.

―I don‘t have any worries,‖ Goeltom, 62, said today by telephone. ―I‘m pretty sure the anti-

graft body will be fair and they will see the truth.‖

Goeltom‘s election sparked one of the highest profile corruption scandals to involve

Indonesia‘s parliament, with more than 20 lawmakers jailed for accepting bribes for votes.

President Susilo Bambang Yudhoyono has faced renewed pressure to stem corruption after a

party official came under investigation for bribery last year.

Fighting graft is key to Indonesia‘s efforts to attract investment after winning its second credit

rating upgrade in five weeks. Moody‘s Investors Service on Jan. 19 returned the country to

investment level for the first time since the Asian financial crisis.

―I am not guilty,‖ Goeltom said, adding that she never asked anybody to give money to

lawmakers and that she learned of her being a suspect from local media reports.

Page 64 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Bank Indonesia isn‘t providing any assisting to Goeltom regarding the case and will defer to

the the legal process, Difi Johansyah, a spokesman at Bank Indonesia, said by text message

today.

Minimal Impact

The graft agency may have a tough time proving a connection between those who bribed

lawmakers and Goeltom herself, Fauzi Ichsan, a Jakarta-based senior economist at Standard

Chartered Plc, said by phone. The impact of the case will be minimal since she is no longer

with the central bank, he said.

Her case ―is something that attracts the attention of the elite and within financial circles, but

it‘s not something that attracts the interest of the mass population,‖ Ichsan said.

The graft agency said yesterday a former senior deputy governor was a suspect, while

declining to provide the person‘s full name. The agency is only allowed to provide the

suspect‘s initials, which are MSG, spokesman Johan Budi said.

Goeltom‘s five-year term as senior deputy governor expired in July 2009. She received a

doctorate in economics from Boston University, according to the central bank‘s website.

Muhammad Nazaruddin, former treasurer of Yudhoyono‘s Democrat Party, faces trial over

alleged bribes for building projects for the Southeast Asian Games hosted by Indonesia in

November. He has connections to businesses worth at least 6 trillion rupiah ($669 million),

according to the Corruption Eradication Commission, or KPK.

Yudhoyono‘s popularity slumped after Nazaruddin‘s arrest in August. A poll by Indonesian

Survey Circle published Oct. 16, the most recently released, showed 46.2 percent approved

of his performance, down from 63.1 percent in January 2010.

Indonesia‘s ranking in Transparency International‘s Corruption Perceptions Index improved

last year compared with 2010, according to its latest report.

--With assistance from Novrida Manurung and Berni Moestafa in Jakarta. Editors: Patrick

Harrington, Paul Tighe

To contact the reporter on this story: Femi Adi in Jakarta at [email protected]

To contact the editor responsible for this story: John Brinsley at [email protected]

http://www.businessweek.com/news/2012-0 ... -case.html

Komparasi Nasib Anas & Ical:

Langit Tak Lagi Biru, Entah Kapan Badai Berlalu

Oleh MA Hailuki | Inilah – 16 jam yang lalu

Perbesar Foto

Komparasi Nasib Anas & Ical: Langit Tak Lagi Biru, Entah Kapan

Badai Berlalu

INILAH.COM, Jakarta - 2010 adalah tahun yang cukup berat bagi Partai Golkar. Ketika itu,

ketua umum mereka, Aburizal Bakrie diopinikan sebagai mafia pajak yang merugikan

keuangan negara dan harus dimusuhi oleh rakyat.

Badai besar melanda Golkar tatkala Gayus tertangkap kamera berada di Nusa Dua, Bali

menggunaka wig dan kaca mata untuk pernyamaran. Padahal seharusnya Gayus berada

di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Ketika itu, di Nusa Dua, Bali tengah digelar pertandingan dua petenis dunia, Daniela

Hantuchova melawan Yanina Wickmayer. Ical yang dikenal sangat menggilai olahraga tenis

ternyata juga menonton pertandingan itu.

Dari sinilah isu merebak, Ical dituduh melakukan pertemuan dengan Gayus guna

membicarakan tentang kasus tunggakan pajak. Entah siapa yang menghembuskan isu itu,

namun para politikus Golkar menduga pelakunya adalah lawan politik Ical, yaitu geng

neolib dan juga Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.

Page 65 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ical membantah keras tuduhan dia bertemu Gayus di Bali untuk menyusun strategi. "Pada

waktu itu saya memang sedang berada di Bali. Akan tetapi bukan untuk menemui Gayus.

Kalau ingin bertemu dengan Gayus, kenapa harus di Bali?"

Golkar menduga ada operasi intelijen untuk menyudutkan Ical dan Partai Golkar. Dugaan itu

didasarkan pada begitu masifnya pemberitaan media yang mendiskreditkan Group Bakrie,

Ical dan Golkar.

Kebetulan, isu Gayus mengemuka setelah pemerintah dan Partai Demokrat kalah bertarung

dalam Pansus Angket Century di DPR yang menyudutkan Sri Mulyani, Boediono serta

keluarga Cikeas.

Sepanjang 2010 hingga 2011, isu konspirasi perselingkuhan Gayus dan Ical menghiasi media

massa baik televisi, cetak maupun internet. Berbagai kelompok antikorupsi mendesak KPK

untuk memeriksa Ical. Posisi Ical kian terjepit dan tersudut, seolah berada di ujung tanduk.

Hingga akhirnya isu itu menghilang dengan sendirinya ketika Gayus yang semula

menyudutkan Ical berbalik menyerang pemerintah. Gayus mengaku dipaksa oleh Satgas

Pemberantasan Mafia Hukum yang dibentuk oleh Presiden SBY untuk menyudutkan Ical dan

kelompok usaha Bakrie.

"Istri saya dipaksa-paksa untuk mengaku bertemu Ical di Bali, padahal tidak. Kalau tidak,

kenapa yang tidak saya lakukan dipaksa untuk diakui. Yang dijadikan sasaran tembak

Denny, selalu Ical. Padahal, kalau mau membongkar mafia pajak, bukannya sasarannya

tembaknya adalah Direktur dan Dirjen Pajak dan peran Cirus Sinaga yang membongkar

kasus Antasari Azhar," ungkap Gayus.

Publik terbelalak, pengakuan Gayus seketika mematahkan penggiringan opini yang sudah

dibangun lama. Ical dan Golkar tampil sebagai pemenang, sidang-sidang yang dijalani

Gayus tak lagi menjadi pusat perhatian media massa.

Golkar dan Ical telah membuktikan ketangguhan dalam menghadapi badai isu,

propaganda dan konspirasi penggiringan opini. Ical kini tampil sebagai tokoh nasional yang

tangguh dan salah satu kandidat kuat calon presiden pada 2014.

Tempaan yang dialaminya itu menjadikan Ical makin kuat dan Golkar makin solid. Hampir

tak ada lagi pemberitaan yang mengabarkan perpecahan di internal Golkar. Kini Ical asyik

menggelorakan Gerakan Ayo Bangkit yang digulirkannya dari Aceh hingga Papua.

Hari berganti, musim berlalu. Memasuki pertengahan 2011 badai beralih menerpa Partai

Demokrat. Semenjak kasus suap di Kemenpora terungkap, ketua umum mereka, Anas

Urbaningrum berada di posisi sulit, persis seperti yang dulu dialami Ical.

Namun bedanya, seluruh kader Golkar baik senior maupun junior bersatu membela Ical

hingga akhirnya badai berlalu. Adapun Demokrat, kader junior membela Anas, sedangkan

kader senior tak seluruhnay membela.

Tertangkapnya M Nazaruddin di Kolombia makin menyudutkan Anas. Nazaruddin yang

dikenal sebagai pengikut setia justru malah menyerang Anas dan Demokrat. Residu konflik

Kongres Bandung yang memetakan Demokrat menjadi tiga faksi yaitu Anas, Andi

Mallarangeng dan Marzuki Alie makin menambah runyam persoalan.

Isu pencopotan Anas melalui Kongres Luar Biasa (KLB) dan juga usulan penonaktifan sebagai

ketua umum makin memperkeruh keadaan. pada 2011 Anas diisukan akan dicopot, namun

tak terbukti. Kemudian pekan ini, Anas kembali diisukan akan dicopt namun tak juga terbukti.

Bola panas bergerak liar membidik sejumlah elite-elite Demokrat. Persidangan Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) mengungkap sejumlah nama. Kasus terus menggelinding,

bukan hanya Anas, tapi juga Andi Mallarangeng, Sutan Bhatoegana, Mahyuddin, Mirwan

Amir dan Angelina Sondakh ikut dalam posisi tersudut. Badai yang menerpa Demokrat

tampaknya belum akan berlalu. Ini menjadi ujian bagi Anas, SBY dan kader Demokrat. Jika

seluruh stake holder Demokrat cari selamat sendiri maka bukan tidak mungkin prinsip Tiji

Tibeh; mati siji, mati kabeh bisa terjadi. Langit tampaknya tak lagi biru, entah kapan badai

akan berlalu. [mah]

Berita Lainnya

Ical Minta Polemik Ikan Salmon Dihentikan

Golkar Minta Kadernya Tak Terpancing Isu Sindir-menyindir

Page 66 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ical Minta Bambang Soesatyo Hentikan Polemik Ikan Salmon

Bambang Soesatyo Bantah Ditegor Ical Terkait Ikan Salmon

Sekjen Golkar: Elektabilitas Ical Terus Naik

Demokrat: Ada yang Cegal Anas Jadi Capres

Ical: Capres Golkar Tidak Musti Saya

[Non-text portions of this message have been removed]

Sungguh kasihan: Anas jadi benang, Partai Demokrat jadi tepung. Benang akan terputus-

putus. Tepung akan berserakan. Tidak bisa diselamatkan.

--- Pada Ming, 29/1/12, GELORA45 <[email protected]> menulis:

Dari: GELORA45 <[email protected]>

Judul: [GELORA45] Anas Dinonaktifkan secara Halus

Kepada: "GELORA_In" <[email protected]>

Tanggal: Minggu, 29 Januari, 2012, 1:32 AM

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/anas-dinonaktifkan-secara-halus/

28.01.2012 12:07

Anas Dinonaktifkan secara Halus

Penulis : Inno Jemabut/Daniel Tagukawi

JAKARTA - Petinggi Demokrat tidak akan gegabah mengganti Ketua Umum Partai Demokrat

Anas Urbaningrum. Namun, Anas akan dinonaktifkan secara halus, sehingga justru tidak

memicu persoalan baru di tubuh Demokrat.

―Ada istilah yang digunakan dalam rapat Dewan Pembina, proses itu seperti menarik

benang tanpa merusak tepung. Ya kalau benang ditarik, jangan sampai tepung

berserakan,‖ kata seorang sumber kepada SH di Jakarta, Jumat (27/1).

Dia mengatakan, apa yang disampaikan pengurus partai di media tidak seperti yang terjadi

di rapat Dewan Pembina sebab DPP PD tidak ikut dalam rapat Dewan Pembina. Sebagian

besar anggota Dewan Pembina menghadiri rapat itu, kecuali beberapa orang yang

berhalangan. ―Pak Sukarwo dari Jawa Timur juga hadir,‖ katanya.

Selain itu, ujar dia, semua Dewan Pembina juga sepakat untuk memperbaiki partai dan

berkonsolidasi, karena popularitas Demokrat merosot tajam menjadi 14 persen. Saat ini,

popularitas Demokrat berada jauh di bawah PDIP dan Golkar. ―Ini semua karena citra

hancur di media, akibat beberapa kader tersangkut kasus,‖ jelasnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan di Kantor

Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat (27/1), menegaskan apa pun status hukum

yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Umum Partai

Demokrat sudah diantisipasi partai tersebut.

Karena itu, status hukum apa pun terhadap Anas Urbaningrum oleh KPK tidak akan

memengaruhi kondisi internal partai, kecuali pencitraan negatif yang muncul ke luar.

"Ini hanya masalah pencitraan untuk ekstern. Kita tidak pecah. Tidak ada," seru Syarif Hasan.

Mekanisme Syarif Hasan menjelaskan, dalam AD/ART Partai Demokrat, telah diatur

bagaimana partai harus mengantisipasi kondisi seperti yang dihadapi Anas Urbaningrum

dalam dugaan kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang saat ini.

"Semua sudah ada aturan di partai, secara konkret di AD ART. Apa pun sudah diantisipasi di

AD ART," jelasnya. Namun Syarif tidak merinci seperti apa antisipasi dalam AD/ART yang ia

maksudkan.

Partai Demokrat, katanya, kini berharap agar proses hukum yang melibatkan sejumlah kader

Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum segera tuntas. Dengan demikian, konsolidasi internal

dan pencitraan ke luar bisa ditata kembali dengan lebih baik.

Hingga kini, menurut pengakuan Menteri Koperasi dan UKM tersebut, komunikasi Partai

Demokrat dengan rakyat sama sekali tak terganggu. Hanya saja agar komunikasi itu lebih

baik, masalah hukum ini harus jelas penyelesaiannya sesegera mungkin.

Page 67 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Sekarang kita bangun solidaritas di antara sesama anggota partai. Integritas kita

ditingkatkan dalam pemberantasan korupsi dan pelayanan publik lainnya," ia

menambahkan.

[Non-text portions of this message have been removed]

Berita Nasional

Rubrik Ekonomi

Rp 230.000,- s/d Rp 300.000, ( $23.- s/d $ 30.- ) sebulan sebagaisebagai batas kemiskinan ????

Jadi yang berpenghasilan Rp. 350.000 , ( $35.-) sebulan sudah dianggap tidak miskin ? Ya

Allah....., ini otak apa ya?

Berapa bayar sewa rumah, berapa beli pakaian, berapa beaya sekolah anak2,

dan...berapa ongkos makan tiap bulan ?

Emangnya yang boleh sekolah hanya anak2 orang yang memerintah dan orang2 kaya

lainnya saja ? Kalau mereka(anak2 itu) pinter, paling2 kebanyakan seperti bapak/ibunya

saja, pinter korup....

Orang yang bisa menyekolahkan (kuat bayar) anak2nya sampai SMA paling2 20-30 % , dan

orang yang tidak mampu menyekolahkan anaknya berarti melarat !

Jangan percaya statistik pemerintah/instansi pemerintah, kecuali bila anda juga ikut

memalsukannya demi penipuan !

________________________________

From: Sunny <[email protected]>

To: [email protected]

Sent: Tuesday, January 24, 2012 5:15 AM

Subject: [GELORA45] Kemisikinan Indonesia Masih di Atas 10 Persen

Refl : Di atas 10%, tepatnya berapa? Sebab bisa juga 14, 18, 19% etc. ―Sudah banyak

pengemis yang menghasilkan Rp 10.000 sehari, masa mereka tidak termasuk orang miskin,‖

Harry Azhar Azis‖. Apakah pengemis sesuai pengertian pemerintah NKRI adalah pekerja atau

buruh? Kalau begitu makin banyak orang mengemis dan rata-rata uang sedekah yang

diterima Rp 10.000,-- maka angka kemiskinan akan menurun menjadi nol dalam waktu

singkat.

-------

Harian Komentar

19 Januari 2012

Kemisikinan Indonesia Masih di Atas 10 Persen

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika me-mimpin Sidang Kabinet Pari-purna di Kantor

Presiden, Jakarta, Rabu (18/01), mendo-rong peningkatan efektivitas penanggulangan

kemiskinan di Indonesia. Presiden me-maparkan dua alasan me-ngapa peningkatan efektivi-

tas penanggulangan kemis-kinan penting bagi peme-rintah Indonesia. ―Pertama, walaupun

angka kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun, tapi kenyataan-nya tahun

ini masih di atas sepuluh persen. Tentu kita harus lebih bersemangat agar di tahun-tahun

menda-tang lebih turun lagi. Itu realitas pertama,‖ kata Pre-siden.

Kedua, kata Presiden, gejo-lak perekonomian global me-miliki dampak pada upaya

penanggulangan kemiskin-an. Krisis global dapat me-nyebabkan inflasi mening-kat. Harga

energi dan pangan pun terancam meroket. ―Kenaikan harga pangan dan energi langsung

meng-hambat penanggulangan kemiskinan. Juga kita saksi-kan di banyak negara, termasuk

negara-negara maju, gejolak perekonomian itu menciptakan pengangguran baru. Kalau itu

terjadi di ne-gara berkembang, ada inflasi pangan dan energi, ada new unemployment dan

hampir pasti kemiksinan akan me-ningkat,‖ kata Presiden.Maka itu, Presiden mengatakan,

pemerintah akan terus melakukan percepatan dan perluasan ekonomi, sembari juga

Page 68 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mengurangi angka kemiskinan. Tak ha-nya Indonesia, negara-negara yang tergabung pada

G-2- juga melakukan upaya yang sama. ―Bedanya, mereka menggunakan mekanisme

pasar, sedangkan kita melalui MP3EI,‖ kata Presiden.

Sementara itu sebelumnya Komisi XI DPR akan meng-arahkan pemerintah agar me-ngubah

garis kemiskinan yang saat ini ditetapkan setara dengan penghasilan Rp 230.000 per orang

dalam sebulan.

Garis kemiskinan tersebut dinilai salah kaprah karena mengabaikan orang yang

berpenghasilan sedikit di atas garis kemiskinan tersebut.―Kalau garis kemiskinannya Rp

230.000, lalu bagaimana orang yang hanya menghasilkan Rp 280.000 sebulan? Itu kan

berarti dia hanya punya Rp 9.000 seha-ri, cukup apa uang sebesar itu. Sudah banyak

pengemis yang menghasilkan Rp 10.000 sehari, masa mereka tidak termasuk orang miskin,‖

Harry Azhar Azis.

Atas dasar itu, Harry menegaskan, pihaknya akan men-dorong pemerintah untuk me-

masukkan satu pasal khusus dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN 2012 yang

menekankan bahwa anggaran yang dialokasikan pada APBN 2012 adalah un-tuk

mengatasi kemiskinan dengan target tertentu. Pasal itu juga harus menegaskan bah-wa

target pengentasan rakyat dari kemiskinan tersebut di-dasarkan atas garis kemiskinan yang

baru.

―Jadi, dasarnya tidak lagi garis kemiskinan Rp 230.000 itu. Ini angka yang tidak operasional.

Itu garis kemi-kinan, jadi yang di bawah angka itu orang miskin, lalu yang 20 persen lebih

tinggi, yakni yang berpenghasilan Rp 280.000 dianggap hampir miskin. Orang ini sudah

dianggap kaya,‖ ujarnya.(kmp)

[Non-text portions of this message have been removed]

lipat, karena overhead yang melebihi harga sesungguhnya akan masuk kekantong-kantong

yang megurusi proyek ini di BUMN !!

kayak kita gak tahu aja ..... !!??

From: Satrio Arismunandar [email protected]

To: news2 <[email protected]>; Kampus tiga <kampus-

[email protected]>; AIPI politik <[email protected]>; Menwa UI Menwa

<[email protected]>; Kahmi HMI <[email protected]>;

PPI India <[email protected]>; nasional-list <[email protected]>;

sastra pembebasan <[email protected]>; technomedia

<[email protected]>; Pers <[email protected]>; jurnalisme

jurnalisme <[email protected]>; angkasa <[email protected]>

Sent: Wednesday, January 4, 2012 9:55 PM

Subject: [nasional-list] Dahlan Iskan Larang BUMN Ikutan Buat Mobil Esemka

Rabu, 04/01/2012 17:13 WIB

Dahlan Iskan Larang BUMN Ikutan Buat Mobil Esemka

Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan melarang perusahaan milik

negara ikut-ikutan membuat mobil nasional seperti Esemka. Ia berharap mobil nasional

digarap oleh pelaku swasta saja.

"BUMN janganlah. Yang berbisnis biar swasta. Jangan semua bisnis dipegang BUMN. Biarkan

rakyat yang berbisnis. Bukan negara," kata Dahlan saat ditanya soal apakah BUMN ikut

membangun mobil murah Esemka, saat ditemui di kantor menko perekomian, Jakarta, Rabu

(4/1/2012).

Dahlah sayang enggan merinci maksudnya itu, bahkan ia juga tak banyak komentar soal

produksi mobil Esemka berpotensi mengajak swasta nasional seperti Astra. "Tanyakan saja

sama Astra," ujar Dahlan sambil tertawa.

Mungkin Dahlan lupa, jika selama ini ada BUMN yaitu PT Industri Kereta Api (INKA) yang juga

membuat mobil nasional bermerek GEA. Bahkan mobil GEA digadang-gadang akan

menjadi mobil murah yang sudah banyak dipesan oleh pemerintah daerah.

Page 69 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Di 2011, PT INKA sudah dapat pesanan dari Pemda Sulsel (Sulawesi Selatan). Bahkan

sebanyak 3 unit sudah dikirim, sisanya akan dikirim bertahap, harga mobil ini berkisar antara

Rp 50-60 juta/unit.

Selama ini GEA juga sudah ada yang dibuat sebagai mobil toko alias (Moko). PT INKA sudah

membangun fasilitas workshop di Madiun, Jawa Timur.

Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah akan menyiapkan

mobil angkutan murah seharga Rp 50 juta yang hanya disediakan untuk para petani di

pedesaan. Mobil ini akan diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA)

Pada tahap pertama, Hidayat menyatakan produksi akan dimulai pada tahun ini sebanyak

300 unit. Mobil murah ini akan menjadi produk anak bangsa dengan 65% kandungan lokal.

Hidayat menjelaskan mobil tersebut ditujukan untuk mengangkut hasil panen petani.

(hen/dnl)

========================================

Satrio Arismunandar

Executive Producer, News Division Trans TV, Lantai 3

Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790

Telp: 7917-7000 ext: 3542; Fax: 021-79184558HP: 0819 0819 9163

http://satrioarismunandar6.blogspot.com

http://facebook.com/satrio.arismunandar

Dahlan Iskan Janji Selesaikan Dokumen dalam Seminggu

C05-12 | I Made Asdhiana | Selasa, 24 Januari 2012 | 21:38 WIB

Robert Adhi Ksp/KOMPAS Menneg BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung ke kantor Redaksi

Harian Kompas, Selasa (25/10/2011)

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berjanji

akan menyelesaikan lebih kurang 100 dokumen kementerian BUMN dalam waktu satu

minggu. Apa yang dilakukan Dahlan ini untuk menyelesaikan temuan Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) bahwa banyak dokumen bermasalah di kementerian ini. "Pertemuan tadi

dengan BPK kan (karena) kemarin masih ada tunggakan-tunggakan pekerjaan yang belum

dikerjakan," ujar Dahlan seusai mengadakan rapat pimpinan BUMN, juga pertemuan dengan

BPK, di Jakarta, Selasa (24/1/2012).

Dahlan menuturkan, pertemuan dengan BPK berlangsung singkat lantaran perusahaan-

perusahaan dan satuan pengawas intern (SPI) BUMN cepat menyelesaikan dokumen-

dokumen yang masih bermasalah.

Perusahaan dan SPI, kata Dahlan, cepat menuntaskan pekerjaan rumahnya karena adanya

rapat pimpinan yang diadakan setelah pertemuan dengan BPK. "Rapat (pimpinan) ini kan

sudah direncanakan sejak 10 hari yang lalu sehingga tiba-tiba mayoritas sudah bisa

diselesaikan tadi. Sehingga tadi rapatnya cepat karena gara-gara adanya rapat ini masing-

masing cepat menyelesaikan," kata Dahlan.

Bahkan, Dahlan menyebutkan, pekerjaan rumah terbanyak yang belum diselesaikan justru

dokumen dari kementerian sendiri. Ia pun berjanji dalam waktu seminggu akan

menyelesaikannya sekalipun ada lebih dari 100 dokumen yang harus ditandatanganinya.

Dokumen itu sifatnya administratif.

"Misalnya begini, seharusnya kementerian (BUMN) menandatangani persetujuan, tapi

(hingga) sekarang belum menandatangani. Itu banyak banget, ada 100 lebih. Sehingga

Page 70 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

saya nanti akan banyak menandatangani persetujuan-persetujuan penyelesaian itu,"

katanya.

Seperti diwartakan, Dahlan telah memerintahkan semua direktur utama dan SPI 141 BUMN

untuk menyelesaikan dokumen dan administrasi keuangan yang banyak bermasalah. Ini

sejalan dengan instruksi BPK yang menemukan sejumlah dokumen bermasalah di BUMN.

Dokumen administrasi keuangan yang sering kali bermasalah terutama menyangkut aset

perusahaan, seperti tanah, bangunan, dan pelaksanaan kontrak. Bahkan, BPK menemui

banyak dokumen perusahaan yang tidak lengkap dan sudah berusia di atas 10 tahun.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/setelah-fitch-kini-moodys/

9.01.2012 10:05

Setelah Fitch, Kini Moody‟s

Penulis : Editorial Sinar Harapan

(Foto:dok/ist)

Satu bulan setelah Fitch Rating menaikkan peringkat Indonesia ke posisi layak investasi

(investment grade), kemarin lembaga pemeringkat Moody‘s juga memberikan penilaian

serupa.

Peringkat surat utang pemerintah Indonesia oleh Moody‘s dinaikkan dari Ba1 menjadi Baa3,

yang menunjukkan kepercayaan lembaga tersebut terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Ada empat alasan Moody's menaikkan peringkat Indonesia tersebut.

Mereka percaya kebijakan keuangan akan tetap konsisten, pertumbuhan ekonomi

Indonesia cukup kuat terhadap guncangan eksternal yang besar, kebijakan dan instrumen

keuangan mampu mengatasi bahaya finansial, serta sistem perbankan yang dinilai sehat.

Pengumuman Moody‘s langsung direspons positif pelaku pasar terlihat dari penawaran

global bond dengan tenor 30 tahun yang memperoleh permintaan terbesar dengan imbal

hasil (yield) terendah.

Pemerintah pun tak menyembunyikan kegembiraannya melihat perkembangan ini, yang

akan memberikan dorongan dan rasa percaya diri lebih besar dalam upaya menarik

investor untuk menanamkan modal di Indonesia.

Pemerintah dan Bank Indonesia layak berbesar hati karena dalam pertimbangannya

Moody's memberikan penilaian positif terhadap berbagai aspek kebijakan yang ditempuh

selama ini. Ekonomi Indonesia dinilai mampu menghadapi guncangan eksternal, inflasi

cukup rendah, defisit anggaran juga rendah, serta cadangan devisa cukup besar.

Namun Moody's tetap mencermati tata kelola pemerintah dan perbaikan fundamental

Indonesia selain perkembangan reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kita

menyambut gembira peningkatan posisi yang diberikan Fitch dan Moody‘s.

Kita berpandangan lembaga tersebut profesional dan objektif, namun kita juga mencatat

penilaian beberapa lembaga internasional yang justru memberikan catatan sebaliknya.

Mungkin saja Fitch dan Moody‘s hanya mengamati aspek makro perekonomian kita tanpa

memperhitungkan berbagai aspek lain yang masih menjadi persoalan di dalam negeri.

Kita telah membaca laporan World Economic Forum dalam The Global Competitiveness

Report untuk 2011-2012. Posisi Indonesia justru menurun dari 44 tahun sebelumnya menjadi 46.

Banyak aspek yang dikaji sebelum lembaga ini menetapkan peringkat suatu negara,

misalnya masalah korupsi, birokrasi yang tidak efisien, kondisi infrastruktur, stabilitas politik,

akses pembiayaan, masalah perburuhan, dan berberapa aspek lain.

Indonesia juga tidak mencapai peringkat bagus dalam indeks kemudahan investasi yang

dikaji Bank Dunia. Peringkat Indonesia bahkan terus menurun beberapa tahun terakhir, yaitu

122 (2009) menjadi 126 pada 2010, dan tahun lalu menurun lagi ke posisi 129.

Peringkat Indonesia hanya lebih baik dari Filipina (136), Kamboja (138), dan Timor Leste (168),

namun jauh di bawah Singapura, Thailand (17), Malaysia (18), Brunei Darussalam (83), dan

Vietnam (98).

Page 71 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dari 10 indikator yang diukur, tiga di antaranya mengalami kenaikan namun enam lainnya

justru menurun, seperti masalah kemudahan memperoleh kredit, pasokan listrik, birokrasi

yang berbelit-belit, perizinan, serta demikian pula masalah perlindungan usaha dan

penegakan hukum.

Jadi masih banyak masalah yang harus dibenahi.Karena itu, kita sebenarnya belum

memahami sepenuhnya apa makna dari pemberian peringkat investment grade oleh Fitch

dan Moody‘s tersebut. Sekurang-kurangnya kita patut mengingatkan agar jangan terlena

dengan puja-puji tersebut, namun coba lebih realistis terhadap keadaan riil yang sekarang

dihadapi.

Apalagi, belakangan ini banyak sekali masalah ruwet yang menghadapkan pemerintahan

Presiden SBY pada berbagai kritik akibat ketidakpuasan rakyat. Berkaitan dengan investment

grade tersebut, Komite Ekonomi Nasional pernah mengingatkan banyaknya aspek yang

harus diwaspadai, termasuk dampak krisis Eropa dan AS.

Komite bahkan mengingatkan kecenderungan yang meningkat mengenai ketimpangan

pendapatan rakyat yang terus memburuk. Kita patut mengingatkan pemerintah untuk

mempertegas strategi investasinya seraya mencegah investasi asing yang hanya

mengeksploitasi kekayaan alam tapi tidak memberikan nilai tambah.

Tanpa ketegasan itu maka investment grade sekadar pintu terbuka bagi investor. Kita ingin

agar setiap sen investasi itu berkorelasi dengan kemampuan industri nasional dan

peningkatan kesejahteraan rakyat. Bukan sebaliknya, memperkuat dominasi asing tapi

terlepas dari upaya negara untuk menyejahterakan rakyatnya.

http://finance.detik.com/read/2012/01/21/141202/1821827/4/ri-makin-seksi-perusahaan-

lokal-diantre-investor-asing

Sabtu, 21/01/2012 14:12 WIB

RI Makin Seksi, Perusahaan Lokal 'Diantre' Investor Asing

Wahyu Daniel – detikFinance

Jakarta - Beberapa hari lalu perusahaan pemeringkat Moody's menaikkan peringkat

Indonesia setelah sebelumnya Fitch Ratings melakukan hal yang sama. Kondisi ini

berpengaruh dengan banyaknya investor asing yang ingin bekerjasama dengan

perusahaan lokal.

Direktur Sinar Mas Gandi Sulistiyanto mengatakan, sebelum peringkat Indonesia dinaikkan

pihaknya susah sekali membuat janji untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan asing

guna mengajak kerjasama.

"Namun sekarang kami dihubungi oleh tokoh-tokoh dan juga perusahaan kelas dunia.

Padahal tahun lalu kami sulit menghubungi mereka, sekarang jadi gampang," kata Sulis saat

ditemui di kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Jumat (20/1/2012).

Dikatakan Sulis, tiap hari ada sekitar 25 daftar janji dari pihak asing yang ingin bertemu

dengan pihaknya. "Indonesia sekarang benar-benar seksi dan akibat kenaikan peringkat

tersebut perbedaannya terasa sekali," kata Sulis.

Sinar Mas yang bergerak di sektor kelapa sawit atau CPO banyak mendapat tawaran

kerjasama dengan pihak asing saat ini. Apalagi produksi sawit Indonesia merupakan yang

terbesar di dunia.

"Saat ini negara-negara lain ingin belajar ke kita soal kelapa sawit. Bahkan dari Afrika ingin

agar kami berinvestasi di sektor kelapa sawit di sana karena lahan mereka luas," kata Sulis.

Karena itu dalam kesempatan pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davost, Swiss

pada 25-29 Januari 2012 nanti, Sinar Mas bakal berbicara soal lingkungan pada industri

kelapa sawit yang saat ini banyak disorot oleh LSM asing. "Kami ingin jelaskan soal

lingkungan," katanya.

Di tempat yang sama, Vice President Corporate Communications Garuda Pujobroto

mengatakan pihaknya juga mengalami hal yang sama dengan Sinar Mas. Saat ini banyak

pihak asing yang datang untuk menawarkan kerjasama.

"Sekarang kami sangat dianggap. Apalagi dengan lesunya ekonomi di Eropa dan AS

membuat bisnis penerbangan di Indonesia dan kawasan menjadi sangat berpotensi.

Page 72 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Mudah-mudahan dengan momentum WEF akan banyak investor yang berinvestasi

khususnya di infrastruktur penerbangan kita," jelas Pujobroto.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, kenaikan peringkat

Indonesia ini membuat atensi dunia terhadap Indonesia meningkat.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan ketiga tertinggi di dunia setelah RRT dan India.

Kita dapat menghadapi krisis dan mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan," tukas

Mari. (dnl/dnl)

http://personalfinance.kontan.co.id/news/mengoptimalkan-dana-kebutuhan-jangka-

pendek

Jumat, 20 Januari 2012 | 11:00 oleh Anastasia Lilin Y

KIAT KOCEK

Mengoptimalkan dana kebutuhan jangka pendek

JAKARTA. Lantaran Putri bakal lulus sekolah dasar (SD) sekitar enam bulan lagi, Ibu Klara

mencairkan investasi jangka panjangnya di reksadana saham, bulan ini. Investasi ini

memang sengaja Ibu Klara lakukan untuk memenuhi kebutuhan dana masuk ke sekolah

menengah putri semata wayangnya tersebut.

Kebetulan, awal tahun ini, hasil investasinya sudah mencapai asumsi dana pendidikan yang

dibutuhkan untuk masuk ke sekolah idaman Putri. Ibu Klara khawatir, jika menunggu tiga

bulan lagi, yakni saat Putri mendaftar ke sekolah tersebut, nilai investasinya justru turun.

Masalahnya, kini setelah dana investasi tersebut cair, Ibu Klara bingung mau

menempatkannya di mana. Untuk sementara ini, dia menempatkan dana tersebut di

tabungan yang biasa dia pergunakan untuk transaksi belanja sehari-hari. Tapi, ia khawatir,

uang tersebut tanpa ia sadari akan terpakai untuk belanja barang-barang yang tidak begitu

dia perlukan. Sebab, sudah jadi kebiasaan Ibu Klara, jika melihat angka tabungan yang

tertera di layar ATM masih berderet-deret, ia tidak akan segan menggesekkan kartu

debitnya untuk berbelanja ‗barang-barang perempuan‘.

Sebenarnya, selain tabungan, ada beberapa wadah lain untuk menyimpan dana yang

dibutuhkan dalam jangka pendek. Sebut saja, deposito, dan reksadana pasar uang. Namun,

masing-masing instrumen memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi, pemilihan wadah ini

harus disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan keuangan kita.

―Ada tiga hal yang harus dipahami, yakni kesesuaian jangka waktu dengan kebutuhan,

likuiditas, dan potensi return-nya,‖ ujar Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt

Financial Planning.

Bedakan kebutuhan rutin dan tidak rutin

Dalam perencanaan keuangan, kebutuhan dana jangka pendek adalah dana yang

pemanfaatannya kurang dari satu tahun. Itu berarti, dana tersebut harus ditempatkan di

produk yang memiliki likuiditas tinggi. Maksudnya, produk tersebut memungkinkan si pemilik

dana mencairkan dananya dengan mudah, kapan pun dia membutuhkannya.

Namun, seperti dijelaskan oleh Risza, kita harus menyesuaikan setiap produk yang kita pilih

dengan kebutuhan kita. Meski sama-sama bersifat jangka pendek, sebenarnya kebutuhan

ini masih bisa dipecah menjadi kebutuhan yang bersifat rutin dan kebutuhan yang tidak

rutin.

Kebutuhan rutin terdiri dari pos-pos pengeluaran yang rutin dikeluarkan setiap bulan.

Biasanya, meski tidak selalu sama, nilainya bisa diperkirakan dan relatif tidak berubah dari

waktu ke waktu. Contoh kebutuhan rutin adalah belanja kebutuhan rumah tangga bulanan,

pembayaran rekening listrik, tagihan telepon dan internet, upah pembantu dan sopir, service

kendaraan, serta uang saku anak.

Sementara, kebutuhan non-rutin bulanan, misalnya renovasi rumah, dana pendidikan anak

setahun ke depan, dana liburan, dana mudik, atau pembayaran pajak bumi dan

bangunan.

Meski tidak rutin, kebutuhan dana jangka pendek tersebut masih bisa dijadwalkan. Namun,

ada juga kebutuhan jangka pendek yang tidak terjadwal dan bersifat darurat. Misalnya, jika

Page 73 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mobil kita mengalami kecelakaan dan kerusakannya tidak ditanggung oleh asuransi. Untuk

kebutuhan semacam ini, kita sebaiknya menyiapkan dana darurat yang ditempatkan di

wadah terpisah.

Nah, kita setelah mengetahui berbagai jenis kebutuhan jangka pendek kita, kita tinggal

menyesuaikannya dengan wadah atau produk yang cocok.

Dari sisi likuiditas, tidak bisa dipungkiri, tabungan merupakan produk yang paling likuid di

antara jenis wadah dana jangka pendek lainnya.

Apalagi, hampir semua produk tabungan kini dilengkapi dengan kartu ATM dan fasilitas

transaksi elektronik lainnya, seperti internet banking atau mobile banking. Dengan demikian,

pemilik rekening tabungan tidak perlu repot mengantri ke petugas teller di kantor bank

bersangkutan. Ia cukup pergi ke mesin ATM, membuka koneksi internet, atau pencet tuts

telepon selulernya untuk melakukan berbagai transaksi.

Namun, faktor likuiditas yang tinggi ini juga bisa menjadi kelemahan, terutama bagi mereka

yang kurang bisa mengontrol pengeluarannya. Selain itu, dari sisi return, bunga tabungan

sangat mini. Saat ini berkisar 2% per tahun, bahkan kurang. Jelas, dibandingkan laju inflasi

yang hampir 4%, nilai uang Anda sebenarnya akan berkurang jika disimpan di tabungan.

Jadi, tabungan cocok sebagai wadah dana jangka pendek bersifat rutin dan dana darurat.

Tapi ingat, rekening dana darurat harus dipisahkan dari tabungan untuk kebutuhan rumah

tangga rutin. ―Dengan adanya kartu debet maka makin likuid, jadi bisa diambil sewak-

waktu,‖ kata Risza.

Tidak bisa berharap return yang tinggi

Sementara, deposito dan reksadana pasar uang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan di

bawah satu tahun yang tidak bersifat rutin bulanan.

Dari sisi likuiditas, reksadana pasar uang memang bisa diambil sewaktu-waktu. Tapi,

pencairannya agak repot karena harus mengurus administrasinya dan transfer dananya

perlu waktu. Sementara deposito tidak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo. Jika nekad,

Anda akan menanggung risiko terkena penalti.

Dari sisi keamanan, sepanjang sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjaminan Simpanan

(LPS), produk deposito seaman tabungan. Nilai dana Anda tidak akan turun. Berbeda

ceritanya jika dana tersebut disimpan di reksadana pasar uang. Nilai dana Anda mungkin

saja turun akibat fluktuasi harga efek yang jadi aset dasarnya.

Dari sisi return, deposito dan reksadana pasar uang bisa memberikan return lebih tinggi

daripada tabungan. Secara historikal, kedua produk ini menghasilkan return di atas 5% per

tahun. Jadi, sedikit di atas tingkat inflasi.

Namun, perencana keuangan dari TGRM Financial Planning Services Taufik Gumulya

mengingatkan, investor memang tak bisa mengharapkan return banyak-banyak untuk

investasi kurang dari setahun. ―Investasi jangka pendek itu bukan untuk spekulasi dan tidak

berharap bunga,‖ katanya

http://personalfinance.kontan.co.id/news/meski-bunga-lunak-bukan-modal-berburu-diskon

Senin, 23 Januari 2012 | 11:00 oleh Anastasia Lilin Y

PINJAMAN LUNAK

Meski bunga lunak, bukan modal berburu diskon

JAKARTA. Harapan Toni – sebut saja begitu – untuk membuka usaha sampingan di kampung

halaman sebentar lagi bakal terwujud. Pekan depan, pinjaman Rp 4 juta yang dia ajukan ke

kantor akan cair. Nah, duit itu hendak dia pakai membuka bisnis yang akan dijalankan

saudara di kampung.

Toni wajib melunasi pinjaman tersebut sampai 12 kali cicilan bulanan alias setahun. Karena

pinjaman tersebut tanpa bunga, berarti saban bulan - mulai bulan depan - gajinya kena

potong Rp 333.333,33 per bulan. Jika ingin cepat lunas, tenor cicilan pun bisa dipersingkat. Ini

merupakan pinjaman ke kantor Toni yang pertama, setelah lebih dari dua tahun bekerja di

sebuah perusahaan swasta tempat bekerja.

Page 74 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

―Syaratnya ternyata mudah,‖ kata Toni menuturkan alasannya memilih pendanaan hutang

dari kantor. Namun, Toni mengakui bahwa pinjaman yang bisa diberikan kantornya tidak

besar karena maksimal cuma dua kali gaji pokok yang dia dapat.

Utang seringan ini tentu tidak mungkin dia dapatkan jika meminjam di lembaga keuangan

seperti bank. Lihat saja, beragam tawaran kredit tanpa agunan (KTA) dari bank memasang

bunga rata-rata 20% per tahun. Taruh kata Toni mencairkan KTA dengan nilai yang sama,

maka dia harus mengembalikan pokok pinjaman plus bunga sebesar Rp 4,8 juta. Dengan

kata lain, per bulan dia harus menyetor duit Rp 400.000 alias selisih Rp 66.666,67

dibandingkan dengan cicilan ke kantor. Selisih yang lumayan, bukan?

Fasilitas pinjaman dari kantor seperti ini tergolong pinjaman lunak. Bukan hanya pinjaman

tanpa bunga yang masuk golongan ini, melainkan seluruh pinjaman yang memungut bunga

di bawah bunga pasar yang berlaku di bank, multifinance, atau lembaga keuangan lain.

Sekadar informasi, pengertian pinjaman lunak dalam kamus BI setidaknya mengandung tiga

kriteria, yakni syarat pelunasan yang ringan, tingkat suku bunga yang rendah, serta waktu

pelunasan yang panjang. Definisi BI tersebut lebih tertuju bagi pinjaman dari lembaga

keuangan dunia kepada negara-negara berkembang dengan pendapatan per kapita

rendah.

Perencana keuangan dari MRE Financial Business & Advisory Lili Pratiwi mengatakan,

pinjaman di luar skema konvensional yang dikeluarkan oleh bank dan mulfinance, memang

biasanya memungut bunga ringan. Namun pinjaman tersebut tidak berlaku untuk umum,

karena biasanya hanya bisa dimanfaatkan oleh karyawan kantor yang bersangkutan atau

anggota asosiasi.

Selain tingkat bunga yang lebih rendah, persyaratan yang diminta biasanya lebih mudah

dipenuhi. Prosedur pengajuan pinjaman pun lebih singkat. Bukan hanya itu, Tejasari,

perencana keuangan dari Tatadana Consulting, menambahkan bahwa biasanya pinjaman

lunak juga tidak menuntut agunan alias jaminan kredit. ―Ada beberapa pinjaman lunak

yang memberikan tenor pelunasan lebih panjang dari pinjaman yang berlaku umum,‖ ujar

dia.

Kekurangan pinjaman lunak

Meskipun pinjaman lunak memiliki banyak kelebihan, tapi bukan berarti pinjaman ini tak

memiliki cela. Lili mengatakan bahwa terbatasnya dana yang bisa dipinjam menjadi

kendala besar bagi calon peminjam. Ini memang wajar karena perusahaan atau asosiasi

memang tidak fokus pada aktivitas utang piutang.

Pinjaman lunak yang bisa diajukan tersebut tak lebih sebagai fasilitas yang bertujuan

membantu karyawan atau anggota organisasi. Di sisi lain, perusahaan atau asosiasi juga

harus menghitung berapa dana yang bisa dipinjamkan kepada karyawan atau anggota.

Kekurangan lain dari pinjaman lunak, lanjut Lili, adalah perihal kerahasiaan yang tak bisa

dijamin. Jika ditanya jujur, siapa, sih, yang senang borok keuangannya terkuak? Begitu juga

jika seseorang harus berutang. Kebanyakan orang memilih menyimpan ―rahasia‖ bahwa dia

berutang.

―Sementara, jika menggunakan pinjaman lunak ini, anggota atau karyawan yang lain bisa

mengetahui Anda punya pinjaman,‖ beber Lili. Tejasari menyoroti kekurangan lain pinjaman

lunak seperti ini, yaitu perihal minusnya asuransi jiwa.

Pinjaman lunak yang dikeluarkan oleh kantor atau asosiasi biasanya tak dibalut asuransi jiwa

yang biasanya sudah menyertai produk kredit bank atau multifinance. Kalau tidak ada

kejadian buruk yang menimpa peminjam, sih, tidak apa-apa. Tapi, kalau ada peristiwa buruk

terjadi, balutan asuransi jiwa ini menjadi penting. Utang para debitur bank yang meninggal,

misalnya, biasanya dilunasi oleh asuransi, bukan keluarga atau ahli waris.

Nah, setelah memahami karakter pinjaman lunak termasuk mengetahui kekurangannya,

apa yang bisa dilakukan oleh orang yang ingin memanfaatkan pinjaman ini? Ada baiknya

wejangan dari para perencana keuangan berikut Anda simak.

Untuk tujuan produktif

Alasan seseorang berutang beragam. Namun, jika melihat segala macam keterbatasan

yang menyertai, menurut Lili pinjaman lunak lebih cocok digunakan untuk mendanai

Page 75 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

kebutuhan mendesak seperti membayar biaya rumah sakit. Jika bunganya benar-benar

mini, modal usaha berskala kecil juga bisa disokong dari sini.

Perencana keuangan dari Fahima Advisory, Fauziah Arsiyanti atau yang akrab disapa Zizi,

sepakat soal penggunaan dana hasil pinjaman lunak ini. Jangan mentang-mentang tanpa

bunga, Anda seenak perut memakainya untuk memenuhi hasrat konsumtif, seperti membeli

mobil, perhiasan mewah, atau liburan. Zizi tak memasukkan rumah sebagai barang

konsumtif. ―Rumah dihitung sebagai aset,‖ katanya.

Setali tiga uang, Tejasari menandaskan, kalau pinjaman lunak dipakai untuk membiayai

kegiatan produktif, baru benar-benar layak dipertimbangkan. Sebab, di satu sisi Anda tak

terbebani bunga mahal, tapi di sisi lain Anda bisa menghasilkan keuntungan bermodal dana

pinjaman tersebut.

Bukan memodali investasi berisiko

Sebagian orang berani menggunakan dana pinjaman lunak untuk berinvestasi portofolio,

misalnya membeli saham. Sebaiknya Anda tidak gegabah untuk mengekor mereka. Ingat,

semua investasi mengandung risiko. Jika investasi Anda jeblok, maka bunga ringan atau nol

persen dari pinjaman lunak yang dipakai untuk memodali investasi pun percuma.

Jika merasa sayang fasilitas kantor atau organisasi ini tak dimanfaatkan, boleh saja Anda

menggunakan pinjaman lunak untuk ―investasi‖ tanpa risiko. Misalnya, Anda mencairkan

pinjaman lunak lalu Anda depositokan. Tentu saja kalau bendahara kantor atau bos tak

melarang tujuan seperti itu. Namun, tentu saja Anda tetap harus menimbang rasio cicilan

terhadap gaji.

Jangan melebihi plafon cicilan

Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika akan mengajukan pinjaman jenis apa pun

adalah mengukur seberapa sehat kondisi keuangan pribadi atau keluarga. Tak terkecuali

ketika dia hendak mengajukan pinjaman lunak.

Dalam rumusan para perencana keuangan, maksimal cicilan utang saban bulan yang bisa

ditoleransi adalah 30% dari total pendapatan per bulan. Jadi taruh kata pendapatan

seseorang dalam sebulan Rp 6 juta, berarti saban bulan maksimal total cicilan utang yang

bisa dia bayarkan adalah Rp 2 juta.

Jika setelah dihitung cicilan lebih dari Rp 2 juta, sebaiknya Anda mengurungkan rencana

berutang tersebut, tak peduli utang tersebut berbunga ringan atau bahkan 0% sekalipun.

Porsi pinjaman lunak lebih besar

Berapa besar porsi pinjaman lunak dan pinjaman komersial dalam sebuah keluarga?

Memang tak ada patokan yang tegas. Namun para perencana keuangan sepakat bahwa

semakin besar pinjaman lunak di banding pinjaman komersial, tentu beban keuangan Anda

menjadi lebih ringan.

Tentu akan lebih baik lagi, kalau Anda tak memiliki tanggungan utang komersial. Dan akan

semakin sehat lagi kalau Anda tak punya utang apapun kepada siapa pun. Selamat bijak

memanfaatkan pinjaman!

Di Balik Pembatasan Subsidi BBM

Selasa, 24 Januari 2012 | Editorial Berdikari Online

Pemerintah sudah berketetapan hati menjalankan pembatasan subsidi BBM pada 1 April

2012 mendatang. Dengan kebijakan baru itu, pemilik kendaraan plat hitam dipaksa

berpindah dari premium ke pertamax. Mereka pun harus menanggung kenaikan 100%: dari

membeli BBM jenis premium seharga Rp 4.500 menjadi pertamax Rp 9 ribu.

Sejumlah alasan klise pun dilontarkan. Hal itu dimaksudkan untuk memberi bungkus

"populisme" pada kebijakan ini. Maklum, meski pemilu 2014 masih agak jauh, tapi aroma

pertarungan politik sudah sangat nyata.

Salah satu alasan klise tersebut: subsidi BBM sudah sangat membebani APBN. Menurut

pemerintah, subsidi BBM telah "membengkak" sebesar Rp 45 Triliun. Di sini, pemerintah selalu

menganggap subsidi bagi rakyat sebagai pemborosan. Akan tetapi, pada aspek lain,

pemerintah tidak menganggap subsidi kepada swasta, baik berupa subsidi langsung

maupun insentif, sebagai bentuk pemborosan.

Page 76 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pemerintah kita juga tidak jeli melihat sejumlah pos anggaran lain di APBN sebagai sumber

pemborosan. Sebut saja: pembayaran utang luar negeri dan belanja aparatur negara. Dua

pos anggaran ini justru "menyandera" APBN tiap tahunnya. Pembayaran utang, misalnya,

pada tahun 2010 dianggarkan sebesar Rp 215.546 triliun.

Untuk diketahui, pada APBN 2011, alokasi anggaran untuk belanja rutin (aparatus negara)

mencapai 61 persen dari total anggaran. Sementara persentase alokasi anggaran subsidi

untuk rakyat hanya 14 persen. Jadi, tudingan bahwa subsidi telah `membebani APBN'

adalah tidak berdasar.

Bagi kami, kebijakan pembatasan subsidi ini merupakan bagian dari agenda besar

pemerintah untuk melepaskan harga BBM sesuai mekanisme pasar. Selama ini, penerapan

subsidi BBM dianggap "distorsi" terhadap harga pasar. Akibatnya, pemain asing kurang

diuntungkan jika bermain dalam bisnis BBM di Indonesia.

Sejak tahun 2005 lalu, tiga perusahaan asing sudah menyiapkan kesiapannya untuk

membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di berbagai wilayah di Indonesia.

Ketiganya adalah Shell (milik Inggris dan Belanda), Petronas (Malaysia), dan Total (Prancis).

Pada tahun 2006, Dirjen Migas ESDM sudah mencatat, setidaknya 25% perusahaan swasta

(lokal dan asing) sudah mendapat ijin prinsip ataupun ijin usaha untuk terlibat bisnis BBM.

Dua pemain asing utama, Shell dan Petronas, berencana membangun ratusan SPBU untuk

menyambut potensi bisnis BBM itu: Shell berencana membangun 400 SPBU dan Petronas

akan membangun 500 SPBU. Sejumlah perusahaan swasta lokal juga sudah merintis usaha

yang sama.

Sementara itu, kemampuan pemerintah untuk memproduksi pertamax masih kecil. Saat ini,

produksi pertamax di kilang pertamina hanya berkisar 0,45 juta kiloliter per hari. Jika ingin

memproduksi pertamax, pertamina terpaksa mengimpor lebih banyak high octane mogas

component (HOMC). Tentu, jika dipaksa begitu, pertamina harus menangguk biaya produksi

yang lebih tinggi. Sehingga, boleh jadi, kalaupun pertamina memproduksi pertamax lebih

banyak, maka harganya lebih tinggi.

Sementara tiga perusahaan asing yang sudah hilir mudik dalam bisnis BBM di Indonesia, yaitu

Shell, Petronas, dan Total, sudah terbiasa dengan produksi bensin ber-oktan tinggi. Dalam

banyak kasus, harga jual pertamax di SPBU asing ini lebih rendah dan kualitasnya pun bagus.

Dengan demikian, kebijakan memaksa pembeli klas menengah dan kaum kaya untuk

beralih ke pertamax sangat menguntungkan SPBU asing. Sementara pertamina akan

kehilangan sebagian pangsa pasarnya. Pertanyaannya: dimana keberpihakan pemerintah

terhadap perusahaan negara sendiri?

Sementara pilihan lainnya, yaitu konversi ke bahan bakar gas (BBG), belum juga

dipersiapkan infrastrukturnya: pipa distribusi dan stasiun pengisian bahan bakar Vi-Gas (LGV)

dan gas alam terkompresi (CNG).

BPH Migas sendiri memperkirakan, jika pemerintah ingin membangun pipa guna mengalirkan

gas dari Kalimantan ke Jawa, maka setidaknya diperlukan anggaran sebesar Rp 77 triliun.

Dan, karena anggaran itu sangat besar, BPH Migas pun menawarkan solusi: menyerahkan

proyek pembangunan pipa tersebut kepada pihak swasta.

Tetapi, hal itu akan berkonsekuensi buruk: pemerintah harus membayar kepada pihak swasta

atas penggunaan pipa tersebut. Dengan demikian, program ini justru akan terus-menerus

membebani anggaran negara. Lebih dari itu, pihak asing juga punya peranan cukup

menentukan dalam proses distribusi gas di Indonesia. Hal itu akan berpengaruh pada harga

BBG kepada konsumen.

Pembatasan subsidi BBM bersubsidi juga akan berpengaruh pada ekonomi secara umum,

khususnya sektor industri menengah dan kecil. Dalam ketentuan baru ini, para pemakai

kendaraan UMKM harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Padahal, jumlah

UMKM yang punya SIUP paling hanya 10%. Dengan demikian, banyak UMKM yang harus

menangguk ongkos produksi yang lebih besar.

Agenda liberalisasi sektor migas sebetulnya sudah niat lama. Tahun 2000 lalu, pihak asing

melalui USAID sudah memulai proposal ini. Proposal itu melahirkan UU nomor 22 tahun 2011

tentang minyak dan gas. Sejalan dengan UU itu, proses liberalisasi sektor migas Indonesia pun

berjalan cepat, dari hulu ke hilir.

Page 77 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Anda dapat menanggapi Editorial kami di: [email protected]

http://berdikarionline.com/editorial/20120124/di-balik-pembatasan-subsidi-bbm.html

<http://berdikarionline.com/editorial/20120124/di-balik-pembatasan-subsidi-bbm.html>

[Non-text portions of this message have been removed]

Kebijakan BBM Terkesan Coba-coba

| Erlangga Djumena | Rabu, 25 Januari 2012 | 08:44 WIB

KOMPAS/PRIYOMBODO Rencana Pembatasan BBM Subsidi Kendaraan pribadi mengisi

bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di SPBU 31.103.03 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat,

Selasa (3/1/2012). Guna menahan jebolnya anggaran subsidi, pemerintah terus berupaya

membahas kebijakan energi nasional yang pada tahun 2012 ini berencana untuk menaikkan

tarif dasar listrik dan membatasi konsumsi BBM subsidi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah tentang pengaturan bahan bakar minyak

bersubsidi belum jelas. Sampai saat ini, wacana yang dimunculkan adalah pembatasan

atau kenaikan harga. Hal ini dinilai sejumlah pihak sebagai politik coba-coba karena tidak

ada sosialisasi kajiannya.

Menjawab pertanyaan wartawan seusai rapat koordinasi tentang pengembangan sektor riil

di Jakarta, Selasa (24/1/2012), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa

menyatakan, sampai sekarang pemerintah belum menetapkan alternatif mana yang dipilih.

Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012, kata Hatta, tidak

mengakomodasi opsi kenaikan harga. Namun, opsi itu akan dibahas Komisi VI DPR serta

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

‖Kita lihat nanti seperti apa (hasilnya). Tapi, menurut saya, sebaiknya semua opsi itu tersedia.

Nanti kita bahas bersama, apa yang terbaik untuk bangsa ini, itu yang dipilih,‖ kata Hatta.

Prinsipnya, Hatta menegaskan, opsi apa pun yang akan diambil tetap mengacu strategi

mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan mendorong penggunaan gas.

Terkesan coba-coba

Ditemui seusai rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Menteri Keuangan Agus Martowardojo

menyatakan, kebijakan pemerintah sejauh ini tetap pada pembatasan BBM bersubsidi

sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2012. Namun, hal itu

bukannya mustahil terjadi jika ada kesepakatan antara pemerintah dan DPR. ‖Sesuai

dengan UU APBN 2012, itu (kenaikan harga) tidak bisa. Tetapi, kalau seandainya ada

pembicaraan di Komisi VI dan pemerintah, masih dimungkinkan itu,‖ kata Agus.

Ekonom dari Econit, Hendri Saparini, menyatakan, model pengambilan kebijakan BBM

bersubsidi yang ada saat ini merupakan bentuk buruk kebijakan publik yang diambil oleh

pemerintah. Bukannya mendasarkan kajian dan berkesinambungan, pemerintah justru

terkesan coba-coba atau testing the water sebelum menetapkan kebijakan.

Page 78 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sementara itu, Direktur Pengolahan PT Pertamina Edi Setianto menyatakan, PT Pertamina

berencana mengalihkan impor BBM jenis premium ke pertamax. Hal ini untuk mengantisipasi

penerapan program pembatasan pemakaian BBM bersubsidi jenis premium yang

direncanakan 1 April 2012. Jadi, tidak ada penambahan impor BBM.

Perseroan juga akan meningkatkan produksi pertamax secara bertahap hingga 19,99 juta

kiloliter tahun 2018. Penambahan volume produksi pertamax itu dari peningkatan

kemampuan kilang yang ada serta pembangunan dua kilang baru di Balongan, Jawa Barat,

dan Tuban, Jawa Timur, kapasitas masing-masing 300.000 barrel per hari.

Sementara peningkatan produksi pertamax dari kilang yang ada direncanakan dari Kilang

Plaju sebesar 2.300 barrel per hari tahun 2013, kilang Cilacap 104.000 barrel per hari tahun

2014-2015, serta kilang Dumai dan kilang Balikpapan. ‖Kami telah menyusun roadmap

infrastruktur kilang pengolahan yang ada dan dua kilang baru untuk peningkatan produksi

pertamax,‖ ujarnya.

Dalam rencana program Pertamina, ditargetkan produksi pertamax tahun 2012 mencapai 1

juta kiloliter dan tahun 2013 menjadi 1,85 juta kiloliter. Secara bertahap, produksi pertamax

dari kilang Pertamina akan terus bertambah hingga 19,99 juta kiloliter tahun 2018,

menggantikan produksi premium. (LAS/EVY)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.suarapembaruan.com/home/hilangkan-kemiskinan-itu-sasaran-pembangunan-

indonesia-yang-belum-tercapai/16418

Hilangkan Kemiskinan, Itu Sasaran Pembangunan Indonesia yang

Belum Tercapai

Rabu, 25 Januari 2012 | 9:12

[JAKARTA] Pemerintah dan semua pihak harus menekan jumlah orang miskin di Indonesia,

bila perlu dihilangkan. Kalau itu yang dilakukan, maka nilai Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Indonesia semakin bagus.

Selain itu, sasaran pembangunan global pada tahun 2015 akan tercapai. Demikian

dikatakan Sugiarto Sumas, Direktur Partisipasi Masyarakat pada Dirjen Pembinaan

Penempatan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Kemnakertrans), pada ujian disertasinya untuk gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB),

di kampus Darmaga IPB, Bogor, Selasa (24/1).

Dalam disertasinya dengan judul "Dampak Kebijakan Fiskal Sektor Pendidikan dan Sektor

Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia", itu Sugiarto mengatakan,

untuk mencapai target pembangunan Indonesia tahun 2015, maka harus mengurangi

tingkat kemiskinan hingga setengahnya, serta sasaran di bidang pendidikan tercapainya

pendidikan dasar untuk semua orang.

Selain itu, sasaran di bidang kesehatan tercapai dengan pengurangan dua pertiga

kematian anak berumur di bawah lima tahun, dan tercapainya pengurangan tiga per

empat kematian ibu melahirkan.

Page 79 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Ini komitmen bangsa Indonesia secara global, sehingga mutlak menjadi tanggung jawab

seluruh komponen bangsa, yang dimotori oleh aparatur pemerintah di semua sektor

pembangunan, baik aparat pusat maupun daerah," kata dia.

Untuk itu, tegas Sugiarto, perlu dicari aktivitas yang dapat mengungkit kenaikan

pencapaiannya. Dikatakan, IPM sebagai pendekatan kinerja pembangunan yang berpusat

pada manusia, belum menunjukkan kemajuan yang menggembirakan di Indonesia.

Berdasarkan laporan UNDP tahun 2009 yang dirilis tanggal 5 Oktober 2009, IPM Indonesia

berada pada peringkat ke 111 dari 182 negara yang diukur. Bahkan dibandingkan dengan

negara-negara tetangga terdekat sesama anggota ASEAN, IPM Indonesia masih jauh dari

Singapura pada urutan 23 dan Malaysia pada urutan 66.

Menurut Sugiarto, cara pengukuran IPM di seluruh dunia, maka IPM Indonesia diukur dengan

rumus tertentu yang terdiri atas tiga dimensi pokok pembangunan manusia di Indonesia yaitu

hidup layak yang diukur dari indeks hidup layak (IHL), hidup panjang yang diukur dari indeks

hidup panjang (IHP), hidup mudah yang diukur dari diukur dari indeks pendidikan (IP). [E-8]

[Non-text portions of this message have been removed]

http://personalfinance.kontan.co.id/news/tarif-premi-murah-jangan-harap-proteksi-yang-

wah

Rabu, 25 Januari 2012 | 13:58 oleh Dikky Setiawan

KIAT MEMILIH ASURANSI

Tarif premi murah, jangan harap proteksi yang wah!

JAKARTA. Ahmad Latif tak bisa menyembunyikan rasa gundahnya. Putri keduanya yang baru

berusia 3 tahun dinyatakan positif terserang demam berdarah dengue (DBD). Kegundahan

lelaki berusia 33 tahun itu semakin menjadi tatkala putrinya divonis harus dirawat inap

beberapa hari.

Bukan karena cara penanganan sakit anaknya yang dipersoalkan Latif, tapi biaya

pengobatan rawat inap di rumahsakit yang membuatnya gundah. Maklum, biasanya biaya

rawat inap tidak sedikit. Nah, ketika anaknya harus dirawat inap, Latif tidak memegang uang

tunai untuk biayanya.

Beruntung, perusahaan tempatnya bekerja menyediakan fasilitas tunjangan sakit untuk diri

dan keluarganya. Sayangnya, Latif hanya seorang karyawan golongan rendah. Karenanya,

plafon tunjangan kesehatan yang dia dapat dari kantornya nya hanya Rp 2 juta per tahun.

Di sini persoalannya. Ketika putrinya sembuh, Latif harus mengeluarkan total biaya rawat

inap rumahsakit Rp 3,5 juta. Dana itu untuk biaya kamar kelas dua senilai Rp 275.000 per hari.

Sisanya untuk biaya administrasi, pembelian obat, dan tindakan dokter. Alhasil, dengan

plafon tunjangan kesehatan dari kantornya yang hanya Rp 2 juta, Latif pun harus merogoh

kocek sendiri untuk menutupi biaya rawat inap sang anak.

Sejatinya, kisah seperti Latif banyak dialami masyarakat di negeri ini. Kendati telah memiliki

dana tunjangan kesehatan dari perusahaannya, fasilitas itu tidak mencukupi biaya

kesehatan keluarganya.

Jadi, apa yang harus dilakukan jika kita berada dalam posisi seperti Latif? Salah satu

solusinya memiliki polis asuransi kesehatan dari luar kantor. Belakangan ini banyak

perusahaan asuransi yang menjual produk asuransi kesehatan dengan premi murah di

bawah Rp 100.000 per tahun.

Tapi, tunggu dulu. Sebelum memutuskan membeli, ada baiknya Anda

mempertimbangkannya dengan matang. Dengan demikian, polis asuransi kesehatan yang

kita beli dengan premi murah tersebut bisa benar-benar menutupi kebutuhan ketika kita

sakit.

Nah, yang harus Anda lihat pertama, apakah fasilitas asuransi kesehatan dari perusahaan

tempat bekerja telah meng-cover penuh kebutuhan biaya ketika sakit atau tidak. ―Kalau

sudah terpenuhi, tidak perlu membeli polis asuransi kesehatan lagi, meskipun preminya

murah,‖ ujar Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial

(QM).

Page 80 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Hal yang perlu dilihat juga adalah kebutuhan biaya kesehatan masing-masing individu.

Sebab, tidak semua perusahaan menyediakan fasilitas asuransi kesehatan yang sesuai

dengan kebutuhan karyawannya. Contoh, jika mendapat perawatan di rumahsakit,

karyawan di level tertentu hanya mendapat fasilitas perawatan di kamar yang tarifnya

hanya Rp 300.000 per hari. Padahal, dia hanya nyaman dirawat di kamar yang tarifnya Rp

500.000 per hari.

Nah, jika itu yang dinginkan, maka karyawan itu harus menambah sendiri biaya tersebut dari

kocek pribadinya. Ketika kondisinya seperti itu, Teguh menyarankan agar karyawan tadi

memiliki asuransi kesehatan dari luar kantor. ―Karena di situ ada selisih antara fasilitas yang

didapat dari kantor dengan kebutuhannya,‖ imbuhnya.

Namun, Teguh mengingatkan agar nasabah teliti ketika membeli produk asuransi yang

preminya murah. Berikut ini adalah beberapa tips memilih asuransi kesehatan dengan premi

murah yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

Hitung UP-nya

Poin penting lainnya yang harus dilakukan calon nasabah ketika membeli produk asuransi

kesehatan premi murah adalah melihat besaran uang pertanggungan (UP) yang diberikan

produk itu. Teguh memberi gambaran. Jika calon nasabah sakit dan harus mendapat

perawatan di rumahsakit selama tiga hari, fasilitas uang santunannya harus menutupi atau

mendekati total biaya rumahsakit. ―Misalnya total biaya dibutuhkan Rp 1,5 juta, maka nilai

santunannya Rp 500.000 per hari,‖ papar Teguh.

Pendapat senada diungkapkan Rahmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk

& Rekan. Dia bilang, pertanggungan asuransi dengan premi murah belum tentu bisa

menutupi kebutuhan seseorang ketika sakit. ―Asuransi premi murah biasanya membidik

nasabah dengan penghasilan yang tidak terlalu besar,‖ imbuh dia. Dengan begitu, karena

preminya murah, otomatis perusahaan asuransi tersebut tidak bisa memberikan fasilitas

perlindungan yang wah. ―Pasti ada keterbatasannya atau tidak sesuai dengan kebutuhan

nasabah. Jadi, lebih baik uangnya buat investasi saja,‖ kata dia.

Karenanya, Anda harus melihat apakah pertanggungan yang diberikan produk asuransi

kesehatan dengan premi murah itu cukup memenuhi kebutuhan ketika sakit atau tidak,

seperti biaya kamar, pembelian obat, dan tindakan dokter.

Sistem klaim

Selain uang pertanggungan, menurut Rakhmi, calon nasabah juga harus melihat sistem

pembayaran klaim dari asuransi premi murah itu. Biasanya ada tiga sistem pembayaran

klaim asuransi, yakni Reimburse, Cashless, dan Santunan.

Fasilitas klaim dengan sistem reimburse artinya nasabah harus membayar dulu biaya

rumahsakit dari kocek pribadinya, kemudian ditagihkan kepada perusahaan asuransi

dengan melampirkan kuitansi pembayaran dari pihak rumahsakit.

Sedangkan sistem cashless, kita menunjukkan kartu dari asuransi dan kasir rumahsakit akan

menghubungi perusahaan asuransi. Tapi biasanya preminya sedikit lebih mahal dari sistem

reimburse. Sementara itu, dengan sistem klaim santunan, perusahaan asuransi akan

memberikan santunan harian selama Anda dirawat.

Contohnya, Anda mengambil asuransi dengan santunan harian Rp 500.000, maka jika Anda

dirawat selama 5 hari, akan dapat dana santunan sebesar Rp 500.000 x 5 hari = Rp 2.500.000,

tanpa melihat berapa tagihan rumah sakit. ―Jadi, nasabah harus cari tahu dulu bagaimana

sistem klaimnya, apakah memang pakai sistem reimburse atau santunan. Sebab, saya belum

pernah dengar asuransi kesehatan premi murah pakai sistem cashless,‖ kata Rakhmi.

Pencairan klaim

Proses pencairan klaim adalah hal penting yang harus dilihat calon nasabah jika membeli

polis asuransi kesehatan premi murah. Muhamad Ichsan, perencana keuangan dari

PrimePlanner, mengatakan, ketika seorang nasabah hendak mencairkan klaim asuransi

kesehatan, biasanya perusahaan asuransi menetapkan beberapa prosedur pencairan.

―Nah, pada proses klaim apakah perlu bukti asli tagihan biaya dari rumahsakit atau tidak.

Sebab, biasanya perusahaan asuransi meminta bukti yang asli, bukan fotokopi,‖ kata dia.

Page 81 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Persoalannya, tambah Ichsan, jika bukti asli yang diminta, maka nasabah tidak bisa

mendapatkan double claim dari perusahaan tempatnya bekerja dan perusahaan asuransi.

―Lazimnya, pihak kantor juga meminta bukti asli biaya rawat inap rumahsakit. Jadi, jangan

sampai klaim biaya yang kita butuhkan tertunda,‖ katanya.

Selain itu, nasabah juga harus melihat rekam jejak atau track record perusahaan asuransi

yang menjual produknya. ―Prosedur pencairan klaimnya sulit atau tidak. Biasanya proses

pencairan klaim antara 7-14 hari kerja,‖ kata Ichsan.

http://dunia.vivanews.com/news/read/282824-menteri-finlandia--indonesia-is-the-future

Menteri Finlandia Takjub Lihat Ekonomi RI

Perkembangan perekonomian yang pesat di Asia menurut Stubb sangat seksi

Rabu, 25 Januari 2012, 16:31 WIB

Denny Armandhanu

VIVAnews - Asia tenggara, khususnya Indonesia, memiliki potensi besar untuk menjadi

penyelamat Eropa dan perekonomian dunia secara keseluruhan. Finlandia telah melihat

potensi ini dan menyarankan Uni Eropa untuk lebih terbuka pada pasar Asia.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Urusan Uni Eropa dan Perdagangan Luar Negeri Finlandia

Alexander Stubb di Jakarta, Rabu 25 Januari 2012. Menurutnya, saat ini dunia telah

memasuki masa multipolar, di mana kekuatan ekonomi politik dan ekonomi tidak melulu

dikuasai oleh AS dan Eropa. Ada kekuatan-kekuatan lain yang mulai ikut bermain dalam

catur perekonomian dunia.

"Sekarang tidak hanya AS dan Eropa yang memegang kuasa, tapi ada negara lain, yaitu

China, Indonesia, Brasil, Afrika Selatan, Korea Selatan," kata Stubb.

Perubahan kentara, menurutnya, dapat dilihat di Indonesia. Pada kunjungan dua harinya ke

Jakarta, dia mengatakan telah melihat perkembangan yang nyata di negara ini.

Menurutnya, perkembangan ekonomi Indonesia saat ini telah melampaui perkembangan di

Eropa, terutama di tengah krisis yang telah berlangsung dua tahun terakhir.

Stubb mengetengahkan, perkembangan ekonomi Indonesia tahun lalu mencapai 6,4

persen, tahun ini diperkirakan 6,5 persen, dan tahun 2014 Indonesia menargetkan 7 persen.

"Bagi saya Indonesia is the future, Indonesia sangat seksi," kata Stubb.

Perkembangan di Asia, khususnya Indonesia ini, kata Stubb haruslah digunakan Eropa untuk

mengatasi krisisnya. Ke depannya, menurutnya, Amerika Serikat memang tetap akan

menjadi negara super power, tapi hanya di bidang militer. Tapi Asia yang akan menjadi

kawasan super power di bidang ekonomi. Sementara Eropa, candanya, hanya akan

menjadi super power di bidang gaya hidup.

"Tapi kau tidak bisa mempertahankan gaya hidup tanpa perkembangan ekonomi. Eropa

harus paham betul masa depan di Asia," kata Stubb.

"Eropa harus melihat masa depan mereka di Asia. Ini soal bergabung dengan pasar yang

tengah berkembang. Uni Eropa memang mengerti soal globalisasi, tapi ekonomi global

dikalahkan oleh politik lokal," lanjut Stubb, merujuk pada posisi Uni Eropa yang ditentukan

oleh para politisi yang cenderung tidak satu suara dalam mengatasi krisis.

Posisi Indonesia yang kuat juga disampaikan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia,

Julian Wilson. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan ASEAN dapat membantu

meredakan krisis di Eropa.

Kepada VIVAnews, Wilson mengatakan, saat ini yang perlu dilakukan Asia adalah tetap

membuka pasar mereka kepada Eropa. "Pertumbuhan di Indonesia membantu kami. Jika

melihat intra ASEAN, sebenarnya kalian telah terintegrasi secara ekonomi, 10 kali lebih pesat

daripada 10 tahun terakhir. Integrasi ASEAN lebih tinggi dua per tiga dibandingkan integrasi

Uni Eropa," kata Wilson. (umi)

Di posisi puncak bukan berarti berhenti berinovasi

Michael T. Tjoajadi

CEO Schroder Investment Management

Page 82 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Selasa, 17 Januari 2012 | 08:31

Share4

Dari sisi dana kelolaan, Schroder Investment Management telah menjadi nomor satu di bisnis

aset manajemen Indonesia. Bahkan, manajer investasi ini menguasai sepertiga dana

kelolaan reksadana. Bagaimana strategi Schroder menghadapi persaingan yang semakin

ketat? Wartawan KONTAN Avanty Nurdiana mewawancarai Direktur Utama Schroder

Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi, Selasa (10/1) pekan lalu.

Sampai akhir tahun 2011, kami mengelola dana sekitar Rp 62 triliun. Sebesar Rp 45 triliun di

antaranya adalah reksadana dan sisanya adalah segregated (discretionary portfolio). Ini

pencapaian yang luar biasa. Pesaing Schroder masih jauh. Sebenarnya, semisal kami tutup

mata tanpa melakukan aksi, memang kami bisa tetap unggul. Tapi, kami harus tetap

meningkatkan kinerja. Kami tidak bisa berhenti berkembang karena para pesaing masih

jauh.

Dana ini sangat likuid sehingga sewaktu-waktu bisa pindah. Karena itu, kami harus terus

berevolusi untuk terus meningkatkan kualitas Schroder. Sebagai pemimpin di sini, saya juga

harus bekerja keras untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah kami kantongi.

Saya memang sudah bekerja selama 16 tahun, tapi baru saat ini posisi tertinggi di Schroder

Investment Management Indonesia (mulai September 2011) saya emban. Salah satu cara

mempertahankan posisi tersebut adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada nasabah, baik dari sisi kinerja maupun sisi keamanan berinvestasi.

Nasabah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengelola dana mereka. Saya

tidak ingin memberikan imbal hasil yang selalu tinggi mengungguli yang lain. Tapi, unsur

yang paling penting yang lain adalah manajemen risiko.

Saya bisa saja memberikan top performance, tapi kalau risiko tinggi, nasabah tidak mau lagi

berinvestasi kepada Schroder. Pergerakan pasar sangat tinggi. Jadi, apabila sewaktu-waktu

pasar jatuh, risiko jatuh juga besar.

Kami tidak ingin seperti itu. Risk and return harus seimbang. Saya ingin nasabah yang

berinvestasi di tempat kami merasa aman dan bisa tidur nyenyak.

Meski begitu, bukan berarti kinerja kami tidak bagus. Saya tetap menjaga agar kinerja juga

bagus. Sepanjang 2011 kemarin, rata-rata kinerja reksadana saham kami masih bisa

mengalahkan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tak hanya itu, reksadana obligasi kami juga bisa menghasilkan kinerja di atas kinerja rata-

rata reksadana pendapatan tetap industri. Kinerja reksadana yang lain juga bisa dilihat

hampir sama.

Dari sisi total dana kelolaan yang dimiliki, saya tidak muluk memasang target. Bisa tumbuh

10% dari total dana kelolaan yang ada sekarang sudah bagus. Maklum, total dana kelolaan

kami sekarang sudah mencapai Rp 62 triliun. Artinya kalau target tersebut tercapai, di akhir

2012, dana kelolaan kami bisa jadi Rp 68 triliun–Rp 69 triliun.

Caranya adalah mencoba diversifikasi sistem penjualan. Selain itu juga, kami mencoba

menjaga kinerja, tidak sekadar menjual produk. Saya ingin Schroder menjadi solusi investasi.

Kalau ada orang yang mempunyai masalah berinvestasi, kami akan melayaninya dan

memberi alternatif pada mereka berinvestasi benar.

Saya juga tidak ingin memperbanyak produk reksadana baru. Tahun lalu, kami pun

melakukan hal yang sama. Produk baru reksadana kami hanya sekitar lima produk.

Saya rasa, tahun ini, kami juga akan seperti itu. Kami sudah cukup dengan produk yang ada

sekarang. Banyak manajer investasi punya banyak produk tapi dana kelolaan per produk

kecil.

Schroder tidak begitu. Kami punya sedikit produk tapi dana kelolaan dari satu reksadana

bisa sangat besar, bisa sampai Rp 6 triliun–Rp 7 triliun per produk. Saya akan

mempertahankan prinsip tersebut, sehingga kami bisa menjaga kinerja dari masing-masing

produk dengan baik.

Tahun lalu memang menjadi masa yang sulit bagi para fund manager untuk mengelola

dana. Sebab, pasar cukup fluktuatif. Masalah Eropa yang semula menjadi masalah

Page 83 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

perusahaan yang sakit, sekarang sudah menjadi masalah pemerintah. Dan, itu memang sulit

karena di situ juga ada faktor politik.

Menambah kuantitas dan kualitas SDM

Karena itu, sangat sulit bagi para analis kami untuk menentukan langkah. Ini menjadi sebuah

tantangan. Bagaimana caranya? Saya terus menambah kualitas dari analis yang kami

punya. Mereka menambah jumlah saham yang mereka cover.

Tak hanya dari sisi kualitas SDM, saya juga menambah dari sisi jumlah orang. Sampai akhir

tahun 2011 kemarin, Schroder mempunyai delapan tambahan karyawan baru untuk bagian

pengembangan produk, bagian penjualan, analis, bagian compliance, dan operasi. Tidak

semua karyawan baru kami berpengalaman. Ada yang dari fresh graduate.

Karena itu, saya harus mendidik mereka, mengirim ke luar negeri, ikut pertemuan dengan

Schroder regional, agar mereka belajar dari SDM di sana. Kami juga menyekolahkan mereka

di London selama setahun agar mereka paham dengan cara kerja kami.

Saya juga terus melakukan investasi di back office. Kami terus-menerus melakukan perbaikan

dan investasi di teknologi informasi (TI), agar nanti kalau ada perkembangan, kami bisa

langsung menangkap.

Maklum, perkembangan bisnis reksadana di Indonesia sangat pesat. Anda bisa melihat dari

pertumbuhan dana kelolaan reksadana mulai tahun 2008 yang hanya sekitar Rp 75 triliun. Di

tahun lalu, total dana kelolaan reksadana sudah sekitar Rp 170 triliun.

Bisnis ini masih bisa tumbuh lebih besar. Sebab, jumlah investor reksadana di Indonesia masih

sangat kecil. Padahal, sebenarnya, jumlah manusia Indonesia yang mau dan bisa

berinvestasi itu besar. Minimal ada 5 juta–7 juta orang yang bisa melakukan investasi di

capital market. Tapi, baru satu juta kurang yang sudah ada sekarang.

Bandingkan dengan mereka yang menyimpan dananya di bank. Ada sekitar Rp 2.600 triliun.

Dana di reksadana masih sangat jauh. Mungkin, dalam kurun waktu lima tahun, industri ini

bisa menjadi besar dengan dana kelolaan sampai Rp 500 triliun.

Ini suatu perkembangan yang saya rasa tidak mustahil. Tapi, memang dibutuhkan produk-

produk yang inovatif. Soal ini memang sedikit terhalang karena banyak regulasi yang

membatasi.

Karena itu, kami tetap aktif partisipasi dalam asosiasi, supaya ketika ada regulasi yang akan

berlaku kami bisa memberikan masukan dan sesuai kebutuhan industri.

Inovasi produk ini juga penting, karena di tahun 2015, kita akan menghadapi integrasi pasar

ASEAN. Kalau semua produk investasi dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia, pangsa pasar

kami bisa makin tergerus. Sebab, nasabah mempunyai pilihan produk dari luar.

Kami juga terus mendekati pasar dengan memberikan pengetahuan pada masyarakat luas.

Tidak hanya di kota besar, kami juga memberi pengetahuan ke masyarakat di kota kecil.

Ini cukup bermanfaat, sehingga nasabah juga tahu akan produk investasi reksadana dan

produk capital market lainnya. Masyarakat juga tidak terperosok pada investasi yang salah.

Kalau misalnya ada masalah, tidak hanya satu perusahaan yang terkena, tapi industri juga.

Sebagai perusahaan, kami yang tidak ada sangkut pautnya bisa saja terseret. Akibatnya,

banyak terjadi penarikan dana.

Inilah sebabnya edukasi kepada masyarakat sangat penting.

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/01/25/7613.html

Rabu, 25 Januari 2012, 14:26:42 WIB

Rapat Kabinet Bahas Pendirian Bank Infrastruktur

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Wapres Boediono, mengadakan

rapat terbatas kabinet bidang ekonomi yang membahas rencana dan kebijakan untuk

menghadirkan bank infrasturktur dan juga isu-isu perbankan dan keuangan terkait lainnya.

Rapat dilangsungkan di Kantor Presiden, Rabu (25/1) pukul 14.00 WIB.

Sebelum memulai rapat, Presiden menyampaikanhasil pertemuannya dengan para

penggiat antikorupsi Indonesia. "Kita menyadari bahwa gerakan antikorupsi ini harus menjadi

Page 84 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

gerakan nasional, ibarat sebuah sistem atau mesin, maka semua harus berfungsi baik. Ibarat

sebuah orkestra, semua pemain dan pelaku juga harus memainkan perannya dengan baik

pula," kata Presiden SBY.

Pemerintah, lanjut Presiden, hanyalah salah satu unsur karena juga ada para penegak

hukum, masyarakat, LSM, aktivis, organisasi internasional, dan juga pers. "Kita menyadari, di

tengah banyak hasil dan capaian selama tahun-tahun terakhir ini tetapi masalah korupsi

tetap menjadi tugas berat kita, pekerjaan rumah kita. Oleh karena itu yang paling baik kita

berkolaborasi, bergandengan tangan. Bukan kolusi, tetapi agar semua sasaran

pemberantasan korupsi itu bisa diwujudkan," SBY menjelaskan.

Presiden SBY kemudian mengutip kata-kata salah satu aktivis antikorupsi dalam dialog tadi.

"Pak Presiden, dengan masih banyak masalah saja, korupsi kita masih terjadi dan ini dan itu,

ekonomi kita masih tumbuh 6.5 persen. Bayangkan kalau kita bikin baik birokrasinya, gerakan

antikorupsinya, semuanya, tentunya lebih meningkat lagi." Presiden SBY menuturkan. Presiden

sangat setuju dengan ungkapan tersebut dan hal ini sekaligus menjadi energi dan semangat

pemerintah untuk terus memberantas korupsi.

Hadir dalam rapat terbatas ini, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko

Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Keuangan Agus

Martowardojo, dan Menteri PPN/Kepaal Bappenas Armida Alisjahbana. (arc)

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/01/25/7615.html

Rabu, 25 Januari 2012, 17:33:57 WIB

Pemerintah akan Bentuk Lembaga Pembiayaan Infrastruktur

Jakarta: Diperlukan lembaga pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur. Bentuknya

tidak harus bank, melainkan bisa dengan, misalnya, memperkuat Sarana Multi-Infrastruktur

Indonesia (SMI) yang sudah kita miliki. Menteri Perokonomian Hatta Rajasa dan Gubernur

Bank Indonesia Darmin Nasution menyampaikan hal ini dalam keterangan pers seusai rapat

terbatas kabinet di Kantor Presiden, Rabu (25/1) sore.

Dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),

ujar Hatta Rajasa, pembiayaan untuk infrastrultur mencapai Rp 1.700 triliun dari total biaya

MP3EI sebesar Rp 4 ribu triliun. "Oleh sebab itu diperlukan pembiayaan. Dalam rapat tadi

telah dipaparkan rencana untuk memperkuat institusi yang saat sudah ada. Lembaga yang

dimaksud adalah SMI atau Sarana Multi-Infrasturktur Indonesia," Hatta menjelaskan.

Sementara itu, Gubernur BI Darmin Nasution menjyampaikan bahwa pilihannya bukan untuk

membuat sebuah bank. "Mengenai pembiayaan infrastruktur itu sendiri memang pilihannya

sebetulnya bukan membuat bank pembiayaan infrastruktur atau semacamnya atau bukan

karena apapun juga. Upaya ke arah itu pasti memerlukan waktu yang panjang," ujar Darmin.

Menurut Darmin, saat ini merupakan momentum yang pas untuk membangun proyek-proyek

jangka panjang karena pertumbuhan ekonomi Indonesia baik dan stabil. "Di pihak lain,

rating dari utang dan perekonomian kita sudah semakin bagus, maka sebenarnya semakin

terbuka kesempatan buat kita untuk merumuskan pembiayaan infrastruktur dengan sumber-

sumber dana yang jauh lebih luas," Gubernur BI menambahkan.

Memang banyak usulan dan pemikiran perihal lembaga pembiayaan infrastruktur ini.

Diantaranya adalah memperkuat lembaga-lembaga yang sudah ada, sampai kepada

pemikiran tentang membentuk lembaga pembiayaan baru. "Semua itu pasti memerlukan

waktu dan masa transisi yang mesti kita siapkan dengan baik," Darmin menegaskan.

Lembaga pembiayaan infrastruktur praktis ada di setiap negara, walaupun bentuknya bisa

berbeda-beda. Masalah ini, ujar Darmin, akan dirumuskan lebih lanjut dengan

mempertimbangkan aspek manfaatnya. "Mudah-mudahan tidak dalam waktu yang lama

kita akan sampai pada kesimpulan apa, jalan mana yang kita tempuh," kata Darmin. (arc)

Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan Mobnas

Nah, achirnya ada tanda tanda titik terang dalam pertumbuhan dan perkembangan

industri automotive di Indonesia !

Setelah mengalami sambutan2 / tanggapan2 baik yang positiv , bergairah memberikan

dukungan moril dan materiel, maupun sambutan skeptis, pesimistis, tanda2 mentalitas

Page 85 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

lembèk tidak percaya diri dan hanya percaya pada "kehebatan" luar negeri ( atau ada

udang dibalik batu ?) , takut mau bergerak maju dengan segala alasan dengan segala

"aleman" nya *) , (anehnya juga dari menteri BUMN Dahlan Iskan dan pendukung2nya para

skeptik) ,....achirnya produksi SUV Kiat-Esemka telah mencapai tempat chusus di media pers

dan DPR !

Semua ini berkat team anak2 murid SMK& guru2 mewreka, berkat Pak Sukiat dari Klaten,

berkat semuanya yang mendukung dengan gairah proyek ini dan...last but not least :

Walikota Solo Jakowi yang unik ini, yang punya andil besar dalam menunjang semangat

berdikari ini !!!

Hayo ,tunjukkan kemampuan kalian semuanya, yang mewakili kemampuan bangsa

Indonesia juga dibidang tehnik yang nantinya pasti akan menjadi kebanggaan bangsa

Indonesia !

Tunjukkan bahwa orang Indonesia bukan hanya dibidang korupsi saja keahliannya !

Maju terus Pak Kiat, SMK dan Jakowi !

Maju terus semangat berdikari rakyat Indonesa !

Abaikan semua reaksi yang belum belum sudah mau menginjak pedal rem SUV Kiat-Esemka

ini , bahkan sebelum SUV ini distarter dan dijalankan !

Holobis kuntul baris, rawe rawe rantas, malang malang putung !

Majulah Solo dengan semangat Slamet Rijadi !

*) aleman = manja , tidak bersemangat mandiri .

Iwa

________________________________

From: GELORA45 <[email protected]>

To: GELORA_In <[email protected]>

Sent: Thursday, January 26, 2012 3:33 AM

Subject: [GELORA45] Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan Mobnas

Mobnas

Mobil Esemka "Masuk" ke DPR

Stefanus Osa Triyatna | Marcus Suprihadi | Rabu, 25 Januari 2012 | 12:01 WIB

D Budhi Martono via Wikimedia Mobil Esemka buatan siswa-siswi SMK di Solo.

TRIBUNNEWS.com Wali Kota Solo Joko Widodo dan mobil Kiat Esemka produksi anak bangsa

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Mobil karya siswa SMK Negeri 2 Surabaya yang diberi nama

Esemka Patua diuji coba di halaman sekolah, Kamis (12/1), di Surabaya. Mobil berjenis truk

mini 1.500 cc tersebut meramaikan karya otomotif yang berhasil dibuat oleh Esemka.

KOMPAS/DAHLIA IRAWATI Minitruk Esemka - Siswa SMKN 2 Probolinggo, Rabu (18/1/2012)

terlihat mempersiapkan minitruk Esemka rakitannya tersebut. Minitruk yang berfungsi sebagai

kendaraan pengangkut multifungsi itu dirakit dalam lima hari dengan komponen masih

impor.

JAKARTA, KOMPAS.com- Mobil Kiat Esemka akhirnya "masuk" pembahasan serius di Komisi VI

DPR RI, Jakarta, Rabu (25/1/2012). Tidak tanggung-tanggung, Wali Kota Solo Joko Wiedodo

duduk bersama pihak kementerian perindustrian dan industri terkait lainnya.

Dengan singkat, Joko Wi mengatakan, sejak lima tahun lalu, impian menggerakkan kota Solo

menjadi kota Vokasi. Implementasinya adalah membuat mobil. Untuk itu, kata Joko Wi,

wilayah pembelajaran tetap berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan

wilayah komersial atau bisnis difokuskan di PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan Solo

Technopark.

"Produksi dan merakit sudah dilakukan di negeri ini. Tinggal pelaksanaannya saja," ujar Joko

Wie. Namun, sebagai pemain pemula, produksinya tetap tahu diri. Paling tidak, hanya 200-

300 unit per bulan. Kalau mendapat support pemerintah, produksinya bisa 500 unit per bulan.

Page 86 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Inilah Peluang dan Tantangan Mobnas

Republika – 24 menit yang lalu Perbesar Foto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, diiringi dengan

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita menjadi peluang semakin

berkembangnya produksi mobil nasional.

Demikian dikatakan Direktur jendral industri unggulan berbasis teknologi tinggi, Budi Darmadi

saat dengar pendapat tentang mobil esemka di DPR, Rabu (25/1). Semangat nasioanalisme

yang tinggi dan lamanya penantian masyarakat akan suksesnya mobil nasional juga

menjdikan hasil karya anak negeri menjadi sesuatu yang ditunggu. B Tapi perlu diwaspadai

dengan industri otomotif multinasional yang sudah mapan dan menguasai pasar indonesia.

Dalam rangka penetrasi pasar, Budi mengatakan perlu dukungan pemerintah untuk

pembelian tahap awal oleh pemerintah agar mendapatkan kepercayaan dari pasar.

Pengembangan industri mobnas juga masih menemui berbagai hambatan. ―Keterbatasan

supply chain dari industri komponen nasional yang umumnya IKM. Kualitas dan kontinuitas

jadi hambatan utama,‖ kata Budi. Selain itu, persaingan dengan perusahaan multinasional

dengan merek global yang selama ini menguasai pasar nasional juga perlu diwaspadai.

[Non-text portions of this message have been removed]

Bung Sunny.

Saya sendiri belum pernah melihat SUV made iKlaten/Solo ini. Jadi hanya baca dari s.k.

Indonesia saja. Menmurut berita dibawah, 89% komponen SUV ini sudah dibikin di Indonesia,

sedangka 20 % masih import . Bung bisa memnbacanya sendiri dibawah (saya lampirkan).

Blok motor yang bung tanyakan, juga dicor di Klaten ! (Saya jadi pwercaya ceritanya bung

Djie ttg Klaten ).

Saya bisa bayangkan tentang pengecoran blok motor ini, karena waktu saya di fakultas

technik UGM (Mesin) dulu (pertenganhan tahun 60 an)pernah praktikum mengenai mesin

diesel, yang kata dosen saya blok nya di cor sendiri, dengan sendirinya dulu motor mobil

belum banyak elektroniknya, belum ada electronic injection (masih pakai carburator) ,

electronic control unit nya tidak ada seperti sekarang. semua masiih mekanis . Lambda

sonde juga belum ada. Apalagi particle filter untuk exhausting gas (diesel) belum

diciptakan...dll..dll. Tetapi blok motornya sudah dibikin sendiri saat itu !

Blast furnace saat itupun bukan barang asing di Indonesia. Jadi saya percaya kalau blok

motor sudah dibikin sendiri oleh bengkel pak Sukiat itu. Hanya tentu saja alat2 elektronik pasti

mesti import. Tidak apa2, mobil2 BMW , Mercedes ,Porsche pun tidak membuat sendiri

electronic devices nya, mereka pesen dari Bosch GmbH.

Salam

Jokowi dengan SUV Kiat Esemka.

Silahkan membaca sendiri artikel dibawah ini (ttg. blok motor , saya beri warna merah) :

==================================================

Kesengsem Kiat Esemka

Walikota Solo memakai mobil dinas buatan anak SMK Surakarta. Isu mobil nasional marak

lagi

Jum'at, 6 Januari 2012, 23:46 WIB

Sandy Adam Mahaputra

mobil Kiat Esemka (VIVAnews/ Fajar Sodik)

VIVAnews - Sorot mata Walikota Solo, Joko Widodo, tak lepas dari sebuah mobil pick up

berkelir hitam, yang tengah dipamerkan di ajang Kreasi Anak Sekolah, Ngarsopuro, Solo, Juli

tahun lalu. Rasa penasaran Jokowi—begitu Joko biasa disapa—semakin besar melihat mobil

itu memiliki desain yang garang dan elegan.

Jokowi lantas mengunjungi stan dan bertanya kepada salah satu penjaganya yang

berseragam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ―Mobil apa ini? Siapa yang buat?‖

Page 87 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pak Walikota kaget mendengar jawaban si penjaga stan: mobil itu buatan teman-temannya

sendiri, para siswa SMK di Solo. Belum selesai jawaban terucap, Jokowi langsung memotong,

―Ini bagus sekali, saya ingin menggunakannya,‖ kata dia sambil langsung menaikinya.

Di dalam, Jokowi makin terpincut. Selain desainnya bagus, interiornya juga terkesan luks.

Ganjalannya cuma satu, pick up ini tentu tak cocok digunakan sebagai kendaraan dinas

atau pribadi. Jokowi lantas menantang para siswa untuk membuat mobil dengan tipe

berbeda, tanpa menghilangkan kesan gagah dan elegan. Mereka diberi tenggat hingga

Desember. ―Saya tunggu versi lainnya. Jika sudah selesai, saya yang akan launch dan

membantu memasarkannya,‖ Jokowi menjanjikan.

Tantangan itu melecut semangat para siswa SMK.

Di awal tahun 2012 permintaan Jokowi mereka jawab. Mobil itu selesai dikerjakan. Ketika

ditunjukkan pertama kali, Jokowi lagi-lagi terkejut. Dia setengah tak percaya jika mobil

pesanannya sudah berganti model dari pick up menjadi SUV (Sport Utility Vehicle). Tak

banyak kata, tak lama dipikir, dia segera mengganti mobil dinas Camry miliknya dengan

mobil made in Surakarta yang diberi nama ―Kiat Esemka‖ itu.

Walikota yang terkenal nyentik itu langsung mencopot pelat nomor merah AD 1 A dari

Camry-nya dan langsung memasangkannya ke mobil itu. Menurut Jokowi, memilih

menggunakan mobil dari pabrikan lokal, dan menyingkirkan sedan premium buatan Jepang

seharga Rp400 jutaan, sangatlah beralasan.

"Interiornya bagus dan mewah, mesinnya halus, dan desainnya juga menjual. Tidak kalah

dengan pabrikan mobil dunia, seperti Toyota dan Honda " kata dia usai mencoba

mengendarai Kiat Esemka. "Saya hanya ingin menyuarakan semangat anak-anak SMK.‖

Siapa di balik Esemka

Banyak yang bertanya-tanya siapa orang di balik kelahiran Esemka ini. Mobil ini lahir dari

tangan-tangan siswa tiga SMK di Solo, SMK 2, SMK 5, dan SMK Warga Surakarta. Tiga SMK ini

menjalin kerjasama dengan bengkel Kiat Motor Klaten. Di sini lah bakat para siswa ditempa

oleh pemilik Kiat Motor, Sukiyat. Pria yang tak lulus STM ini memulai kariernya dengan

membuka bengkel pengecatan mobil dengan sistem oven dan perbaikan bodi mobil pada

1978. Persinggungannya dengan siswa SMK dimulai ketika pada 2007 ayah dua anak ini

memodifikasi sebuah Toyota Crown menjadi mirip Toyota Land Cruiser.

Kreativitas itu rupanya sampai ke telinga Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Joko Sutrisno. Tertarik, Joko lantas menyambangi bengkel sekaligus rumah

Sukiyat di Jalan Raya Solo-Jogja Km 4, Klaten. Joko mengajak Sukiyat bekerja sama merakit

mobil dengan melibatkan siswa-siswa SMK.

Singkat cerita, sejak 2007 hingga kini bengkel Kiat Motor seluas 6.500 meter persegi tidak

pernah sepi dari aktivitas perakitan mobil siswa-siswa SMK. Di kalangan siswa SMK, Sukiyat

dijuluki ―Henry Ford dari Klaten‖. Dia tekun membimbing para siswa untuk merakit dan

mengembangkan mobil di mana hampir setengah komponennya buatan dalam negeri.

Berbekal peralatan sederhana, bengkel milik pria kelahiran Trucuk, Klaten, 55 tahun silam itu

menjelma jadi rumah kreasi bagi siswa SMK. Di situ, mereka bisa dengan leluasa membuat

mesin, rangka, dan komponen-komponen lainnya. Eksperimen tak henti dilakukan, meski tak

jarang banyak juga yang gagal.

―Awalnya itu cuma main-main dan siswa belajar membongkar dan merakit kembali mobil.

Kami mengajari siswa mengenai pembuatan bodi dan pengecatan. Eh, ternyata malah bisa

membuat mobil baru,‖ kata Sukiyat dengan nada bangga.

Kiat Esemka mengandalkan 80 persen komponen lokal. Sisanya, sekitar 20 persen, masih

harus diimpor, seperti ring seker, metal duduk, krek as dalam mesin, komponen di luar mesin,

dan dashboard. Yang menarik, mesin mobil dibuat sendiri, tidak mengadopsi mesin-mesin

mobil lainnya.

Blok mesin dibuat di pengrajin pengecoran besi di Batur, Klaten. Komponen mesin lain

didatangkan dari PT Autocar Industri Komponen di Cikampek.Untuk urusan pembuatan body

dan pengecatan mobil, seluruhnya dibuat di bengkel Kiat Motor. Proses perakitan dilakukan

di Solo Techno Park. Semua alat yang digunakan serta bahan baku mobil juga telah

memenuhi Standar Nasional Indonesia. Desainnya dibuat oleh Dirjen Joko Sutrisno. Ia

Page 88 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mengadopsi dan mencampurkan berbagai desain mobil Jepang dan Amerika Serikat,

seperti Honda CR-V, Isuzu Demax, Mitsubishi Pajero, Ford Everest, hingga Nissan Terano.

Tak seperti halnya pabrik otomotif ternama, yang dalam sepekan bisa menghasilkan

produksi mobil dalam jumlah besar, tim Sukiyat—yang terdiri dari 10 siswa SMK—bisa

menghabiskan waktu 2,5 hingga 3 bulan untuk memproduksi satu unit mobil.

Dan jerih payah itu akhirnya berbuah.

Lahirlah mobil dalam bentuk menawan, berkelir hitam, berdesain futuristik, dan dilengkapi

interior mewah. Mereka kemudian menamainya Kiat Esemka. Nama itu dipilih karena mobil

tersebut dibuat di bengkel Kiat oleh siswa-siswa SMK. Untuk logo, mereka memilih gambar

sebuah gear.

Terciptanya Kiat Esemka tak lepas dari peran Rimba Setiadi dan Madi, dua dari 10 siswa SMK

yang terlibat dalam proyek membanggakan ini. Keduanya menyatakan tak pernah

menyangka mobil ciptaan mereka bisa jadi begini populer.

Rimba Setiadi adalah siswa kelas XII Jurusan Otomotif SMK Warga Surakarta. Dia bertugas

merakit mesin dan memasang interior mobil, selain juga memasang kelengkapan roda

seperti sasis. Menuru Rimba, mobil buatannya tidak kalah hebat jika dibandingkan mobil

buatan Eropa dan Jepang . Selain nyaman, mobil tersebut tetap stabil saat dipacu dengan

kecepatan tinggi. "Kami cukup bangga dan senang," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Madi, siswa SMKN 2 Surakarta. Bersama lima teman sekolahnya, dia

mendapat jatah menggarap pelat-pelat body, bumper, dan pintu mobil. "Awalnya kami

tidak percaya bisa membuat mobil," ujarnya.

Prestasi ini tak lepas dari peran sekolah tempat para siswa SMK itu menuntut ilmu. Di sekolah,

para siswa lebih dulu telah bereksperimen membongkar mobil yang sudah jadi dan lalu

merakitnya kembali. Eksperimen tak selalu berjalan mulus. Terkadang, mobil yang mereka

rakit kembali justru jadi tak semulus versi aslinya. Begitu juga untuk barang eletronik lainnya,

seperti TV dan perangkat komputer.

SMK 2 Surakarta, yang terletak di depan Markas Polresta Solo, selama ini mampu

memproduksi barang-barang elektronik dengan kualitas bagus, seperti TV LCD, notebook,

dan proyektor. Selain memiliki jurusan otomotif, SMK ini juga membuka jurusan elektronika

dan informatika.

―Para siswa telah mampu membuat sekitar 200 unit mesin mobil. Mesin itu digunakan untuk

praktek para siswa, mulai dari dibongkar komponennya lalu dirakit kembali,‖ ujar Kepala

Sekolah SMK Warga Surakarta, Heru Munandar.

Buah bibir

Begitu dipromosikan Jokowi, Kiat Esemka mendadak menjadi perbincangan luas. Tak mau

kalah, para menteri , politisi Senayan, dan artis berduyun-duyun ikut memesan mobil SUV

made in Surakarta ini. Salah satunya adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. "Kalau

ada, saya pesan satu," kata Gita saat berkunjung ke kantor VIVAnews.com, Rabu, 4 Januari

2012.

Di Senayan, Marzuki Alie, Tjahjo Kumolo, dan Roy Suryo, juga menyatakan ikut memburu Kiat

Esemka. Begitu pula dengan artis papan atas Ibukota, yang biasanya menggunakan mobil

mewah buatan pabrikan dunia. Salah satunya adalah Afgan. Penyanyi ini bahkan

menyatakan sudah langsung mengontak Jokowi, menyatakan niatnya membeli Esemka.

Geger Esemka juga sampai ke istana. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melalui juru

bicaranya, menyambut positif kehadiran Esemka. Toh demikian, belum ada sinyal dari SBY

untuk menggunakan dan mencoba sendiri Kiat Esemka ini. "Ya, tentu, Bapak Presiden sudah

mendengar adanya kreasi dan inovasi dari anak Bangsa di Jawa Tengah," kata Julian Aldrin

Pasha, Juru Bicara Presiden.

Mobil nasional

Lebih jauh lagi, kelahiran Kiat Esemka tiba-tiba mengingatkan publik tentang proyek mobil

nasional yang dulu sempat diprakarsai melalui mobil Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat)—

ini sejatinya mobil KIA Sephia yang diimpor dan dirakit menggunakan komponen lokal.

Bersamaan dengan Timor, juga sempat hadir produk Bimantara Cakra.

Page 89 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Setelah Soeharto jatuh, proyek mobil nasional pun pupus. Timor kehilangan pamor dan

tergerus mobil-mobil buatan Jepang, Amerika Serikat, bahkan China. Kini, banyak yang

optimistis Kiat Esemka bakal menjadi titik awal bangkitnya kembali proyek mobil nasional. Kiat

Esemka bisa menjadi ―Timor era reformasi‖.

Ditanya soal ini, Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia Hartanto Sukmono mengklarifikasi

pihaknya tidak terlibat dan memiliki kaitan dengan kelahiran Kiat Esemka. ―Belum ada

rencana kerjasama. Tapi kami cukup kagum dengan kreativitas siswa-siswa SMK

itu,potensinya sangat menjanjikan,‖ kata Hartanto. Dia mewanti-wanti agar Kiat Esemka

memenuhi tiga unsur terpenting dalam produksi mobil, yakni keamanan, keselamatan, dan

ketahanan.

Tiga aspek itu, sementara ini, memang masih jadi pertanyaan yang belum bisa terjawab. Kiat

Esemka belum mendapatkan sertifikat laik jalan. Itulah yang membuat Kiat Esemka milik

Jokowi belum bisa dikendarai dan harus kembali dikandangkan.

"Sertifikat laik jalannya belum keluar. Memang harus ada uji tabrak dan keamanan sebagai

prasyarat mendapatkan sertifikat tersebut. Kalau memang belum terpenuhi, kami siap

melakukan perbaikan,‖ kata Koordinator Program Pembelajaran Industri Kreatif Mobil SMK 2

Surakarta, Dwi Budhi Martono.

Dari sisi bisnis, segmen pasar untuk Kiat Esemka juga cukup menjanjikan. Dengan harga

dibanderol hanya Rp95 juta—jika diproduksi massal, Esemka bakan menjadi SUV dengan

harga paling terjangkau. Dengan kapasitas tujuh penumpang, mobil ini memiliki luas kabin

seperti MPV (Multi Purpose Vehicle). Ia bisa mengisi ceruk pasar yang belum sesak terisi. Saat

ini, jenis mobil dengan tipe dan fitur seperti itu tidak dimiliki oleh produk-produk bikinan

pabrikan dunia seperti Toyota dan Daihatsu, yang saat ini mendominasi pasar otomotif

Indonesia. (Laporan Fajar Sodiq, Solo|kd).

________________________________

From: Sunny <[email protected]>

To: [email protected]

Sent: Friday, January 27, 2012 12:57 PM

Subject: Re: [GELORA45] Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan

Mobnas

Bung Iwa,

Bagaimana dengan mesin utamanya, apakah dibuat sendiri?

Salam

From: iwamardi

Sent: Thursday, January 26, 2012 11:29 AM

To: [email protected]

Cc: [email protected]

Subject: Re: [GELORA45] Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan

Mobnas

Nimbrung :

Bung Sunny.

Disitulah letak perbedaannya dengan apa yang saya baca dikoran Indonesia. Dikabarkan

80% (!) dari parts SUV ini , termasuk karoseri yang dibikin oleh bengkelnya pak Kiat di Klaten ,

dibuat sendiri di Indonesia !

Jika misalnya semua hanya rakitan dan spt. yang bung tulis hanya tinggal pesan saja, maka

pasti tidak akan menimbulkan keragu2an pada menteri BUMN dan bung Rahardjo

Mustadjab tentang sparepartsnya yang katanya mungkin tidak compatible dengan produk

luar negeri (merek2 mobil asing).

Saya optimis akan masa depan produksi SUV dan mobil lainnya yang mereka kelola ini,

walau misalnya hanya 50% saja yang diproduksi didalam negeri, dan....usaha koperasi,

Page 90 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

bukan dari salah satu konglomerat, seperti mobil Timor dulu yang mau diproduksi oleh

modalnya Tommy Suharto.

Salam

Iwa

________________________________

From: Sunny <[email protected]>

To: [email protected]

Sent: Friday, January 27, 2012 10:20 AM

Subject: Re: [GELORA45] Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan

Mobnas

Kalau ada manualnya bisa saja dirakitkan. Kalau punya duit bisa pesan helicopter atau

pesawat terbang sipil dari USA untuk untuk dirakitkatkan.

-----Original Message-----

From: Charles Christano

Sent: Thursday, January 26, 2012 6:16 AM

To: [email protected]

Cc: Setio Boedi ; Sugeng Prayitno ; Stephanus Erick ; TIMOTIUS LIENARDY ; Andreas

Christanday ; Sunarto Markus ; cahyosb ; Heru Himawan ; s3tyow4ty mangcuap ; ryan lina ;

George Hadi Santoso ; Mutia Hartono ; Keturunan Tan ; Naniek Christano ; Daniel Listijabudi ;

rudolfus antonius ; Sri Wandaningsih; Henky Suryantyo ; ferrykristiawan ; Hindarto Thiam Hien

Subject: Re: [GELORA45] Mobil Esemka "Masuk" ke DPR - Inilah Peluang dan Tantangan

Mobnas

Bravo Jokowi.

Terus maju. Anda salah seorang pemimpin yang layak dijadikan panutan dan tuntunan di

tengah-tengah begitu menjamurnya tokoh yang pinternya menjadi tontonan. Parahnya,

tontonannya tidak lucu tetapi malah bikin malu. Sekali lagi bravo.

CC

Pada tanggal 26/01/12, GELORA45 <[email protected]> menulis:

Mobnas

Mobil Esemka "Masuk" ke DPR

Stefanus Osa Triyatna | Marcus Suprihadi | Rabu, 25 Januari 2012 | 12:01 WIB

D Budhi Martono via Wikimedia Mobil Esemka buatan siswa-siswi SMK di Solo.

TRIBUNNEWS.com Wali Kota Solo Joko Widodo dan mobil Kiat Esemka produksi anak bangsa

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Mobil karya siswa SMK Negeri 2 Surabaya yang diberi nama

Esemka Patua diuji coba di halaman sekolah, Kamis (12/1), di Surabaya. Mobil berjenis truk

mini 1.500 cc tersebut meramaikan karya otomotif yang berhasil dibuat oleh Esemka.

KOMPAS/DAHLIA IRAWATI Minitruk Esemka - Siswa SMKN 2 Probolinggo, Rabu (18/1/2012)

terlihat mempersiapkan minitruk Esemka rakitannya tersebut.

Minitruk yang berfungsi sebagai kendaraan pengangkut multifungsi itu dirakit dalam lima hari

dengan komponen masih impor.

JAKARTA, KOMPAS.com- Mobil Kiat Esemka akhirnya "masuk" pembahasan serius di Komisi VI

DPR RI, Jakarta, Rabu (25/1/2012). Tidak tanggung-tanggung, Wali Kota Solo Joko Wiedodo

duduk bersama pihak kementerian perindustrian dan industri terkait lainnya.

Dengan singkat, Joko Wi mengatakan, sejak lima tahun lalu, impian menggerakkan kota Solo

menjadi kota Vokasi. Implementasinya adalah membuat mobil. Untuk itu, kata Joko Wi,

wilayah pembelajaran tetap berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan

Page 91 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

wilayah komersial atau bisnis difokuskan di PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan Solo

Technopark.

"Produksi dan merakit sudah dilakukan di negeri ini. Tinggal pelaksanaannya saja," ujar Joko

Wie.

Namun, sebagai pemain pemula, produksinya tetap tahu diri. Paling tidak, hanya 200-300

unit per bulan. Kalau mendapat support pemerintah, produksinya bisa 500 unit per bulan.

Inilah Peluang dan Tantangan Mobnas

Republika – 24 menit yang lalu

Perbesar Foto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, diiringi dengan

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita menjadi peluang semakin

berkembangnya produksi mobil nasional.

Demikian dikatakan Direktur jendral industri unggulan berbasis teknologi tinggi, Budi Darmadi

saat dengar pendapat tentang mobil esemka di DPR, Rabu (25/1).

Semangat nasioanalisme yang tinggi dan lamanya penantian masyarakat akan suksesnya

mobil nasional juga menjdikan hasil karya anak negeri menjadi sesuatu yang ditunggu.

Tapi perlu diwaspadai dengan industri otomotif multinasional yang sudah mapan dan

menguasai pasar indonesia. Dalam rangka penetrasi pasar, Budi mengatakan perlu

dukungan pemerintah untuk pembelian tahap awal oleh pemerintah agar mendapatkan

kepercayaan dari pasar.

Pengembangan industri mobnas juga masih menemui berbagai hambatan. ―Keterbatasan

supply chain dari industri komponen nasional yang umumnya IKM. Kualitas dan kontinuitas

jadi hambatan utama,‖ kata Budi. Selain itu, persaingan dengan perusahaan multinasional

dengan merek global yang selama ini menguasai pasar nasional juga perlu diwaspadai.

------------------------------------

Berita dan Tulisan yang disiarkan GELORA45-Group, sekadar untuk diketahui dan sebagai

bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili pendapat dan pendirian

GELORA45.Yahoo! Groups Links

http://groups.yahoo.com/group/GELORA45/

Traditional

(Yahoo! ID required)

[email protected]

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/gara-gara-krisis-ekonomi-tidak-ke-indonesia

Map

Hilversum, Belanda

Gara-Gara Krisis Ekonomi Tidak ke Indonesia

Diterbitkan : 25 Januari 2012 - 9:40am | Oleh Jean van de Kok (Foto: Vectorportal)

Diarsip dalam:

a.. Belanda

b.. Indonesia

c.. krisis ekonomi

"Biasanya pulang kampung setahun sekali, tapi tahun ini tidak bisa," demikian Sinta Quist,

wanita Indonesia yang menikah dengan pria Belanda dan sudah 10 tahun tinggal di

Belanda. Inilah salah satu imbas krisis ekonomi yang melanda Eropa, termasuk Belanda,

terhadap warga Indonesia.

"Pulang ke Indonesia adalah kebutuhan pokok untuk mereka yang tinggal di Belanda,"

demikian Dian Paramita, sosiolog asal Indonesia yang menetap di Belanda. Menurut Dian,

Page 92 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sejauh yang ia tahu sedikit orang Indonesia yang dililit utang. Ia kenal banyak wanita

Indonesia yang menikah dengan pria Belanda.

Kebanyakan mereka sadar dan hati-hati dalam mengelola keuangan, pengeluaran

disesuaikan dengan pendapatan. Kalau perlu menghemat.

Perketat ikat pinggang

Sinta Quist adalah seorang di antara mereka. Suaminya memiliki perusahaan sendiri.

Biasanya setiap enam bulan perusahaan itu mendapat kontrak, namun kali ini tidak ada

kontrak yang diperpanjang. Sudah lima bulan tidak ada proyek baru.

Sinta harus menghemat. Selain tidak ke Indonesia, dia juga mengurangi pengeluaran untuk

santai di luar, misalnya makan di restoran. Dulu, bersama suaminya, Sinta satu atau dua kali

seminggu ke restoran. Sekarang tiga bulan sekali.

Pengurangan belanja bulanan dilakukan Sinta dengan mengurangi makan mewah,

misalnya daging steak yang cukup mahal di Belanda, kini dikurangi dan diganti ayam yang

lebih murah. "Ini pengorbanan, harus menyesuaikan diri, mau apa tidak ada pilihan lagi, bisa

berhutang tapi buat apa, masa plesir saja sampai berhutang," demikian Sinta.

Menyambi

Dian juga merasakan krisis ekonomi ini, sebagai freelance ia tidak mendapat order

penelitian. Topik integrasi tidak mendapat perhatian dunia politik lagi, mereka mengurangi

subsidi penelitian dalam rangka penghematan.

Dulu Dian bekerja di sebuah lembaga penelitian integrasi warga pendatang. Namun karena

subsidi distop pemerintah daerah, Dian menganggur. "Krisis ekonomi global adalah

penyebabnya," katanya.

Dian melihat satu perbedaan dalam sikap orang Belanda menghadapi krisis ini, kalau

dibandingkan dengan orang Indonesia. Di Indonesia orang bekerja pada lebih dari satu

tempat, di Belanda tidak ada orang Belanda yang menyambi bekerja sampingan selain

pekerjaan utamanya. Ini tidak lazim di Belanda.

"Misalnya suami saya, walau ada waktu ekstra tidak kepikiran melakukannya," demikian

tambahnya.

Pensiun berkurang

Salah satu masalah besar dalam krisis di Belanda adalah dana pensiun yang berkurang

akibat krisis. Karena jatuhnya harga saham, tabungan pensiun yang dikelola sejumlah

yayasan pensiun turun drastis.

Harry Kwee adalah seorang lansia asal Jakarta yang sudah mendapat surat dari dana

pensiun. "Sebagai pensiunan arsitek saya sudah mendapat pemberitahuan dari dana

pensiun arsitek, jaminan sudah mencapai batas minumum, pensiun harus dikurangi. Pensiun

bisa berkurang tapi karena sudah lansia pengeluaran saya tidak banyak."

Pramono Sutikno, pensiunan PNS Belanda juga menyatakan pensiunnya dikurangi, tidak naik

lagi. Ia sudah menyetop langganan surat kabar, bisa baca berita dari internet. Tidak naik

mobil lagi, namun memilih menggunakan kendaraan umum.

"Saya hidup hemat, jarang makan daging, mencari sayuran murah, tidak merokok," ujarnya.

Hidup hemat berarti jangan beli begitu saja, tapi sungguh-sungguh memperhatikan apa

yang dibeli. Kalau harga roti naik 10 sen, cari supermarket lain di mana bisa dibeli roti yang

lebih murah.

Pramono tidak pulang ke Indonesia lagi, terlalu jauh untuk lansia. Dokter menasihati

sebaiknya jangan.

Sinta Quist menyatakan ketika di Indonesia ia tidak pernah menyangka di Belanda akan

terjadi krisis. "Suami saya punya perusahaan sendiri. Kami kelas menengah ke atas kena juga.

Apalagi pekerja buruh, lebih terkena imbasnya."

Pembersih

Sementara Dian menambahkan empat tahun lalu masih banyak tawaran untuk bekerja

sebagai pembersih, "cleaning service", saat ini hampir tidak ada lagi. Demikian juga

lowongan sebagai buruh tani yang sering diisi perempuan Indonesia kini berkurang.

Page 93 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dinas sosial pemerintah daerah mempekerjakan dulu para penganggur dengan santunan

sosial.

Sinta menceritakan krisis ini kepada keluarganya di Indonesia: "Adik saya sampai heran,

kamu kok ndak pulang kenapa, biasanya setahun sampai dua kali."

[Non-text portions of this message have been removed]

Leeghttp://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61478

26 Januari 2012 | BP

Pertanian

Sejahterakan Petani di Awang-awang

Salah satu dari tujuh program unggulan Pemprov Bali adalah menjamin ketersediaan sarana

produksi dan pemasaran hasil pertanian. Program itu tentu berorientasi untuk meningkatkan

kesejahteraan para petani Bali. Namun realitanya, kesejahteraan petani Bali masih tetap

terpuruk, sehingga banyak krama Bali yang terpaksa ''lari'' dari sektor ini. Alasannya,

pertanian tidak menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Satu permasalahan

klasik yang tetap mengganjal adalah petani Bali tidak memiliki akses pasar yang cukup luas

untuk memasarkan produk pertanian yang dihasilkan. Sementara campur tangan

pemerintah dalam penanganan pascapanen juga sangat minim.

Pengamat pertanian Universitas Udayana (Unud) I Putu Sudiarta S.P., M.Si., Ph.D. dan Dr. IGN

Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr. tidak menampik bahwa mayoritas petani Bali masih

terkendala masalah pemasaran. Padahal kondisi riil di lapangan, kemampuan petani

berproduksi sudah tidak diragukan lagi. Namun, ketika overproduksi maka harga yang anjlok

membuat petani putus asa. Selain tidak memiliki akses pasar yang luas, mereka juga rata-

rata sepenuhnya masih bergantung pada penjualan produk pertanian dalam bentuk

mentah (bahan baku) atau belum mengalami proses pengolahan apa pun sehingga harga

produk pertanian itu dihargai rendah atau tidak memiliki nilai tambah secara ekonomi.

''Itulah sebenarnya permasalahan mendasar yang membelit komunitas petani di Bali,'' jelas

Alit Susanta. Pemerintah daerah seharusnya mencari solusi bagaimana cara memperluas

akses pasar produk pertanian lokal Bali, termasuk memberikan pelatihan yang berkelanjutan

agar petani bisa meningkatkan nilai jual produknya dengan penanganan pascapanen yang

baik dan melakukan pengolahan, sehingga produk itu bisa dihargai lebih tinggi. Alit Susanta

meminta pemimpin di Bali lebih memusatkan perhatian terhadap upaya-upaya peningkatan

kesejahteraan petani. Mengingat mayoritas petani itu bermukim di pedesaan,

pengembangan usaha tani di tingkat pedesaan wajib diikuti dengan upaya-upaya

membina usaha-usaha kecil yang ada untuk menghasilkan produk-produk yang punya

kualitas tinggi sehingga mampu bersaing dengan produk luar. Ditegaskan, upaya

pemerintah daerah untuk mengembangkan usaha kecil ini tidak cukup hanya sampai usaha

kecil tersebut menghasilkan produk yang berkualitas saja. Namun, harus ikut berperan dalam

usaha pemasarannya.

Menurut Alit Susanta, pemerintah daerah di Bali wajib mengembangkan konsep

pembangunan pertanian dari hulu ke hilir. Sebagai contoh, petani berproduksi kemudian

pemerintah bekerja sama dengan pengusaha mampu mengemas produk itu jadi lebih

menarik dan memiliki nilai jual tinggi. Keberadaan pasar yang khusus memasarkan produk

pertanian lokal itulah yang harus secepatnya direalisasikan oleh pemerintah daerah di Bali.

Dengan begitu, petani Bali tidak perlu lagi bergantung kepada tengkulak, sehingga hasil

pertanian Bali lebih dikenal dan dihargai.

Hal senada juga dilontarkan Sudiarta. Dia meminta pemerintah daerah di Bali mau

mengadopsi konsep sinergitas yang diterapkan oleh negara maju seperti Jepang. Sebuah

konsep organinasi pertanian yang selalu berhubungan dari hulu ke hilir. Organisasi yang

benar-benar mampu memecahkan masalah pertanian dari penyiapan bibit sampai bahan

jadi bahkan solusi pemasarannya. ''Yang bisa memfasilitasi hal itu hanyalah pemegang

kekuasaan,'' jelasnya.

Belum Optimal Kesulitan Memasarkan

Guru besar Fakultas Pertanian Unud Prof. Dr. Ir. Nyoman Wijaya mengatakan perlu ada

kebijakan dari pemerintah untuk memasarkan hasil pertanian petani Bali. Memang selama ini

sudah ada perhatian terhadap hasil pertanian lokal, tetapi belumlah maksimal. Tatkala hasil

Page 94 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

melimpah, semestinya pemerintah ikut membantu memasarkannya. Agar petani tak

mengalami kerugian, misalnya cabai atau tomat yang berlimpah saat musim panen, dibeli

oleh pemerintah dengan harga yang wajar. Kemudian pemerintah bekerja sama dengan

pihak industri makanan untuk mengolah cabai dan tomat itu menjadi saos. Sebab,

pengalaman membuktikan, ketika hasil pertanian berlimpah harganya menjadi turun. Petani

rugi, karena kurang pembeli. Dalam kondisi seperti itu, peran pemerintah menjadi sangat

penting.

Dikatakannya, pertanian dan petani bisa maju seperti di Thailand, karena komitmen

pemerintah demikian besar. Pemerintah di sana betul-betul membiayai penelitian dalam

bidang pertanian, sehingga buah unggul banyak dihasilkan oleh petani setempat.

Komitmen yang sama hendaknya dilakukan di Bali, sehingga petani makin bergairah dan

generasi muda tertarik menggeluti sektor pertanian.

Pengamat pertanian Universitas Warmadewa Gusti Made Arjana menilai program-program

yang digulirkan pemerintah dalam penyediaan sarana dan pemasaran hasil pertanian

masih belum optimal. Bahkan terkesan mandek. Bantuan sarana produksi yang

digelontorkan masih terbatas pada beberapa komoditas pangan, itu pun dinilai masih

belum optimal kendati sudah ada bantuan pupuk bersubsidi. ''Pupuk bersubsidi ada, tetapi

sering tidak sampai pada petani. Begitu pula petani masih sering mengeluh kekurangan

bibit,'' katanya.

Ditambahkan, walau temu usaha sering digelar untuk mengakomodir permasalahan-

permasalahan para petani, kerap kegiatan itu hanya menjadi pertemuan yang

menghabiskan anggaran tapi tidak ada realisasi dalam bentuk kebijakan yang nyata-nyata

bisa membantu petani. ''Tidak cukup sebatas diskusi tetapi butuh tindak lanjut bagaimana

pemerintah mampu membantu petani utamanya dalam hal pemasaran. Pemerintah harus

menjadi mediator dengan berbagai kebijakannya, misalnya bagaimana membina petani

dan menyalurkan hasil produksinya ke hotel-hotel dan restoran,'' ujarnya.

Sementara itu, anggota DPRD Bali Ir. Ketut Suania mengatakan dewan sedang membahas

perda yang bisa melindungi dan menguatkan sektor pertanian, termasuk bagaimana

pemasaran hasil produksi petani. Selain itu, perlu dipikirkan bagaimana agar ada program

dan bantuan untuk mengolah hasil produksi agar mampu lebih bernilai ekonomis. Untuk

mendukung itu, penyediaan teknologi dan pelatihan pada para petani sangat diperlukan.

Ia mencontohkan, dengan sentuhan teknologi, beras bisa diolah menjadi wine sehingga

lebih bernilai ekonomis. Selain itu, jambu mete juga bisa diolah menjadi wine dan jangan

sampai hanya menjadi pakan ternak.

Ditambahkan, Pemprov Bali harus mampu menggenjot komoditas yang berpotensi untuk

diekspor, misalnya kakao. Dari segi pemasaran produk pertanian ke hotel-hotel dan restoran,

perlu ada kebijakan yang mampu memberi ruang agar produk pertanian lokal bisa terserap.

Karo Humas Setda Bali Ketut Teneng menyatakan, sebenarnya produksi pertanian di Bali

tidak ada persoalan, termasuk juga sarana produksi. ''Kita sudah lakukan pola simantri untuk

mengatasai hal itu. Yang terpenting kita perlu secara bersama-sama memikirkan

permasalahan pertanian karena selama ini yang menjadi persoalan klasik adalah produksi

pertanian belum bisa berkesinambungan. Selain itu kita perlu sentuhan-sentuhan teknologi,''

ujarnya, beberapa hari lalu.

Lalu apa langkah nyata dan bantuan pemrov dalam meningkatkan pemasaran hasil

pertanian, karena ada juga keluhan dari masyarakat sulit memasarkan hasil pertaniannya?

Terhadap pertanyaan itu, Teneng menyatakan, ''Saya rasa pemasaran hasil pertanian tidak

ada masalah. Banyak wisatawan yang datang ke Bali itu kan memerlukan bahan makanan.

Jangan lupa kita memberi makan bukan untuk 4 juta tetapi 12 juta masyarakat yang datang

ke Bali. Itu menjadi peluang.'' (ian/wid/08)

[Non-text portions of this message have been removed]

Aksi Massa Dan Iklim Investasi

Kamis, 26 Januari 2012 | Editorial Berdikari Online

Sudah menjadi kebiasaan penguasa di Indonesia untuk mengkambing-hitamkan aksi massa

sebagai penyebab kaburnya investasi. Ini juga kebiasaan sebagian besar pengusaha dan

para intelektual neoliberal.

Page 95 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, misalnya, dengan gegabah

menuding aksi-aksi demonstrasi sebagai penyebab terganggunya iklim investasi di dalam

negeri. Ia juga menuding aksi-aksi massa rakyat itu telah dimanfaatkan oleh kelompok

tertentu. (Suara Karya, 21 Desember 2011).

Begitu pula dengan cara pandang Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dalam kasus aksi

mogok pekerja PT. Freeport, misalnya, `Bos besar' Partai Amanat Nasional (PAN) itu

menganggap aksi itu bisa mengganggu iklim investasi di Indonesia.

Pandangan Sofyan Wanandi dan Hatta Rajasa di atas mewakili cara pandang umum

kalangan penguasa (pemerintah) dan pengusaha di Indonesia. Terutama saat aksi massa

sedang marak. Seperti sekarang ini, dua sektor rakyat, yakni kaum buruh dan tani, berada di

garis depan melawan penindasan modal.

Di berbagai daerah, kaum tani tampil di garda depan untuk mempertahankan tanah dan

sumber daya dari penetrasi modal asing yang kian massif. Sedangkan di kota dan pusat-

pusat industri, kaum buruh melancarkan pemogokan dan blokade jalan tol sebagai bentuk

protes terhadap politik upah murah dan berbagai kebijakan perburuhan yang berbau

neoliberal.

Pertanyaannya: apakah benar aksi massa menjadi faktor utama pengganggu iklim investasi

di Indonesia?

Pada Februari 2007 lalu, ketika sedang membacakan pidato awal tahun, Presiden SBY

menguraikan sejumlah faktor penghambat invetasi. Dalam penjelasan Presiden, faktor

pertama penghambat investasi adalah sulitnya mengakses dana perbankan akibat suku

bunga bank yang terlalu tinggi.

Faktor penghambat lainnya yang diungkapkan oleh Presiden adalah soal perpajakan,

perizinan, dan soal kepastian hukum. Sementara faktor keamanan dan stabilitas politik

sendiri, termasuk di dalamnya soal maraknya aksi massa, ditempatkan sebagai faktor kelima

dan keenam.

Apa artinya perbedaan pandangan Sofyan Wanandi/Hatta Rajasa dengan Presiden SBY

tersebut? Di sini, seolah-olah sudah ada `kesepakatan tidak tertulis' antara penguasa dan

pengusaha Indonesia, ketika terancam kepentingannya oleh meluasnya perlawanan rakyat,

untuk mengkambing-hitamkan `aksi massa'.

Cara berfikir itu bukanlah gaya baru. Di jaman kolonial, penguasa lihai mengolah kata dan

stigma untuk mendiskreditkan perlawanan rakyat. Pola itu juga dipakai dan dikembangkan

oleh rejim orde baru. Jangan heran, ketika orde baru berkuasa, penghancuran gerakan

rakyat dan aksi massa dilakukan sangat massif.

Ada kesamaan watak antara negara kolonial dan negara jaman orba: sama-sama

mengabdi kepada kepentingan kapital alias pemilik modal. Saat itu, negara tidak lebih

sebagai perpanjangan tangan kepentingan kapital. Dengan demikian, negara tidak pernah

netral ketika berhadapan dengan perbenturan kepentingan antara rakyat versus pemilik

modal. Di sini, negara memihak kepentingan kapital dan menggunakan aparatus

kekerasannya untuk menindas perlawanan rakyat.

Sekarang pun watak negara tidak berubah. Malahan, jika kita lihat, negara neoliberal benar-

benar perpanjangan tangan kapital. Ini tidak saja nampak dalam pengerahan aparatus

kekerasan negara untuk menindas rakyat, tetapi juga sangat nampak pada lahirnya

berbagai regulasi yang memfasilitasi kepentingan ekspansi kapital di Indonesia.

Meningkatnya perlawanan rakyat membawa pesan jelas: tingkat penetrasi dan derajat

eksploitasi kapital makin massif. Dalam konflik agraria, misalnya, menjelaskan bagaimana

perluasan kepentingan kapital dalamperebutan sumber daya dan perampasan tanah-

tanah produktif.

Begitu juga dengan meluasnya aksi blokade dan pemogokan oleh kaum buruh.Itu berarti

derajat eksploitasi di sektor perburuhan, khsusunya dalam politik pengupahan, sudah pada

batas yang tak bisa lagi ditoleransi oleh kaum buruh. Apalagi, jika menengok pada data

yang ada, masih banyak pengusaha yang membayar upah di bawah UMP. Juga, masih

banyak pengusaha yang menolak memenuhi hak-hak normatif kaum buruh.

Bung Karno, di hadapan pengadilan kolonial pada tahun 1930, mengatakan sebagai

berikut: "percobaan-percobaan dulu untuk menimbulkan revolusi di Sumatra, Borneo,

Page 96 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sulawesi dan lain-lain, semuanya adalah tanda-tanda kesengsaraan kaum tani, yang

berusaha mencari perbaikan nasibnya."

Dengan demikian, bagi gerakan rakyat di Indonesia, keadaan ini mestinya menjadi basis

material untuk—meminjam perkataan Bung Karno—`mencari jalan-jalan lain untuk

mencapai perbaikan yang kekal'. Artinya, kita harus mengakhiri sistim ekonomi-politik yang

menyebabkan kesengsaraan rakyat ini.

Anda dapat menanggapi Editorial kami di: [email protected]

http://berdikarionline.com/editorial/20120126/aksi-massa-dan-iklim-investasi.html

<http://berdikarionline.com/editorial/20120126/aksi-massa-dan-iklim-investasi.html>

[Non-text portions of this message have been removed]

Leeghttp://www.sinarharapan.co.id/content/read/buruh-sweeping-perusahaan-di-

jababeka/

26.01.2012 11:45

Buruh "Sweeping" Perusahaan di Jababeka

Penulis : Jonder Sihotang/Parluhutan Gultom

(foto:dok/SH)

BEKASI - Aksi unjuk rasa buruh kembali terjadi, Kamis (26/1) pagi, di Bekasi. Namun, jumlah

pengunjuk rasa tidak sebanyak direncanakan.

Pihak yang melakukan aksi kali ini adalah kelompok Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia

(KASBI). Sekitar 1.000-an buruh berkeliling melakukan "sweeping" ke perusahaan-perusahaan

di kawsan Jababeka Cikarang, Bekasi.

Menggunakan sepeda motor, kelompok buruh ini mendatangi perusahaan dan mengajak

teman-teman sesama pekerja untuk ikut dalam aksi tersebut. Hingga berita ini diturunkan,

kelompok pekerja itu masih berkeliling di seputar kawasan industri Jababeka. Namun aksi

mereka tidak sampai ke jalan raya sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

Salah seorang koordinator lapangan KASBI, Junaedi Saputra saat ditemui SH, mengaku

melakukan aksi damai memprotes ulah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang

membohongi buruh dan tidak mau mencabut gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Bandung. Sejumlah anggota polisi ikut mengawal aksi demo buruh tersebut.

Pengamatan SH di lapangan, para pengusaha tampak takut terhadap aksi buruh. Di depan

gerbang perusahaan, pada umumnya mereka memasang tulisan yang isinya perusahaan itu

mendukung dan membayar upah sesuai UMK yang ditetapkan melalui keputusan Gubernur

Jawa Barat.

Bahkan banyak perusahaan mengaku bukan anggota Apindo. Hal itu terlihat di beberapa

perusahaan di Jababeka yang mengaku bukan anggota Apindo melalui spanduk

bertuliskan: "Kami bukan anggota Apindo".

Presidium Komunikasi Informasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FKI-SPSI) Bekasi, Teguh

Maianto tadi pagi mengatakan, mereka tidak akan berdemo. Hal itu dicapai karena pada

Rabu (25/1) malam, sudah ada kesepakatan dalam rapat antara polres, serikat pekerja se-

Kabupaten Bekasi, dan pengusaha.

Dalam rapat yang juga dihadiri para direksi pengelola kawasan dan pemimpin 109

perusahaan akan mendukung keputusan Gubernur Jawa Barat terkait pelaksanaan Upah

Minimum Kabupaten (UMK).

Ke-109 pengusaha yang selama ini memberikan kuasa kepada Apindo Kabupaten Bekasi,

dalam rapat semalam menyatakan akan melaksanakan pembayaran UMK sesuai keputusan

Gubernur Jawa Barat. Kalaupun ada gugatan di PTUN Bandung maka pengusaha

menyatakan akan mengabaikan hal itu. Terhitung Januari 2012, UMK akan dibayar sesuai

keputusan gubenur.

DPRD Desak Apindo

DPRD Kabupaten Tangerang akhirnya tidak berdaya menghadapi desakan buruh. Para

wakil rakyat itu akhirnya mengeluarkan pernyataan sikap mendukung penuh perjuangan

buruh.

Page 97 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Artinya, DPRD ikut membantu buruh mendesak Apindo mencabut gugatannya ke PTUN, atas

SK Gubernur Banten yang merevisi Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Upah Minimum

Sektoral (UMS).

"Kami mendukung perjuangan buruh mendapatkan haknya. Kami juga meminta Apindo

Kabupaten Tangerang mencabut gugatannya di PTUN atas SK Gubernur Banten terkait revisi

UMK dan UMS," ujar anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Naziel Fikri, Rabu (25/1) sore.

Selain mendesak Apindo mencabut gugatan, Naziel yang mewakili DPRD juga berjanji akan

menyurati Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang agar segera membuat surat edaran

kepada pabrik di wilayah itu untuk menerapkan UMK dan UMS hasil revisi.

"Kami minta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) sesegera mungkin membuat

surat edaran ke seluruh pabrik agar mematuhi perintah Gubernur Banten terkait revisi UMK

dan UMS. Kami berharap UMK sebesar Rp 1,529 juta bisa segera diterapkan," ujarnya.

Pernyataan sikap DPRD Kabupaten Tangerang itu langsung disambut sukacita oleh sekitar

5.000 buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) yang

menduduki kantor DPRD Kabupaten Tangerang. Sambil meneriakkan yel-yel salut DPRD,

ribuan buruh kemudian membubarkan diri dari halaman kantor wakil rakyat Kabupaten

Tangerang.

Sekertaris Jenderal Apindo Kabupaten Tangerang, Djuanda Usman mengatakan, pihaknya

tidak akan mencabut gugatan UMK dan UMS yang telah dilayangkan ke PTUN. Ini karena

selain gugatan sudah dalam proses, revisi UMK dan UMS yang dikeluarkan Gubernur Banten

juga melanggar aturan.

[Non-text portions of this message have been removed]

Leeghttp://www.antaranews.com/berita/294597/buruh-tutup-tol-delta-mas-polisi-siapkan-

ribuan-personel

Buruh tutup Tol Delta Mas, polisi siapkan ribuan personel

Kamis, 26 Januari 2012 18:17 WIB | 4743 Views

Buruh Bekasi Sejumlah buruh dari berbagai organisasi perburuhan Bekasi berunjukrasa

melawan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN), Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/1). Dalam persidangan Majelis hakim Pengadilan

Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung mengabulkan gugatan yang diajukan Apindo Bekasi

atas SK Gubernur Jabar tentang penetapan UMK Gubernur. (ANTARA/Agus Bebeng) ()

Berita Terkait

a.. Gerbang tol Cikarang sudah dibuka

b.. Pekerja asal Bekasi di Jakarta kesulitan tansportasi

c.. Dampak demo buruh Bekasi kompleks

d.. Kendaraan ke Jakarta dialihkan keluar gerbang Karawang

e.. Buruh Bekasi dan Apindo berunding

Jakarta (ANTARA News) - Puluhan buruh dari Aliansi Buruh Bekasi Bergerak berdemonstrasi

dan menutup pintu tol Delta Mas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis petang. Alhasil

kemacetan luar biasa sempat terjadi dan polisi mengantisipasi aksi susulan dengan

menyiapkan ribuan personel.

Demonstrasi buruh itu berlatar dari keputusan PTUN Bandung, Jawa Barat, yang memenangi

gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia atas besaran tarif Upah Regional Provinsi dalam SK

yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

"Kami siapkan 2.817 personel untuk mengantisipasi hal-hal lain terkait demonstrasi buruh ini,"

kata Kepala Polres Bekasi, Komisaris Besar Polisi Wahyu Adiningrat. Dia memonitor ketat

perkembangan aksi demonstrasi itu.

Kemacetan parah terjadi dari arah Jakarta menuju Cikarang walau polisi telah tiba dan

menangkap lima di antara puluhan buruh yang berdemonstrasi itu.

Sebelumnya, polisi juga telah menahan enam buruh yang dianggap memprovokasi dan

menganiaya buruh-buruh lain yang tidak mau ikut berdemonstrasi. Penangkapan polisi

terhadap enam buruh provokator dan penganiaya itu terjadi pada 19 Januari lalu.

Page 98 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut informasi, demonstrasi di Lippo Cikarang Selatan dan Cibitung yang dikatakan akan

jauh lebih besar akan dilakukan lagi pada pukul 05.00 WIB besok (27/1). Demonstrasi terkait

putusan PTUN Bandung soal besaran UMP buruh itu akan dilakukan aliansi sama dan

Sekretariat Bersama Buruh, dan dikatakan akan berjumlah 300.000 buruh.

Kawasan Delta Mas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, merupakan kawasan

elit. Di sana terdapat perumahan di mana para pemilik pabrik dan industri bertempat

tinggal. Walau begitu, aktivitas di banyak pabrik di beberapa kawasan industri setempat

tetap berjalan normal.

Sedangkan pintu tol Delta Mas menjadi titik strategis karena di situlah terdapat pintu masuk

menuju kawasan pemerintahan Kabupaten Bekasi. Akses menuju Kantor Bupati Bekasi,

Kantor DPRD Bekasi, dan instansi-instansi lain pemerintahan hanya bisa dicapai melalui jalan

berasal dan menuju pintu tol Delta Mas itu.

Sebelum demonstrasi itu terjadi, pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyatakan,

menyerahkan penyelesaian perselisihan mengenai UMP itu kepada Kementerian

Ketenagakerjaan. (PK-AFR)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

==========

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/buruh-ancam-lumpuhkan-kawasan-industri/

27.01.2012 11:47

Buruh Ancam Lumpuhkan Kawasan Industri

Penulis : Jonder Sihotang/Moh Ridwan

(foto:SH/Jonder Sihotang)

CIKARANG - Menyusul keputusan PTUN Bandung, Jawa Barat, yang memenangkan gugatan

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi terkait UMK 2012, ribuan buruh di

Kabupaten Bekasi, Jumat (27/1), kembali menggelar aksi unjuk rasa di tujuh kawasan industri.

Mereka pun mengancam melumpuhkan kawasan industri itu. Sebelum berunjuk rasa,

dengan sepeda motor sejak pukul 05.00 WIB buruh melakukan sweeping ke sejumlah pabrik,

seperti di pabrik baja di Kampung Pasir Limus, Desa Sukadanau Cibitung, di ruas Jalan

Kalimalang.

Aksi serupa juga dilakukan di setiap pabrik di kawasan industri MM2100, Jababeka I,

Jababeka II, Ejip, Hyundai, Lippo Cikarang, dan Delta Silikon. Buruh yang bekerja diajak

bergabung dalam aksi solidaritas itu.

Aksi difokuskan di dua titik lokasi, yakni Jalan Arteri Tol Cibitung untuk massa dari kawasan

industri MM2100 dan simpang Jalan Raya Cikarang-Cibarusah untuk buruh dari kawasan

industri Jababeka I, Jababeka II, Lippo Cikarang, Hyundai, dan Ejip.

Koordinator Buruh Bergerak Bekasi (BBB) Obon Tabroni kepada SH pagi ini mengatakan,

pihaknya melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di tujuh kawasan yang ada di Kabupaten

Bekasi. Hingga berita ini diturunkan ribuan buruh kini mulai berorasi di perempatan kawasan

EJIP dan Lippo Cikarang, tepatnya di depan Kantor Polsek Cikarang Selatan.

Konvoi ribuan buruh menggunakan sepeda motor sudah memasuki kawasan Jababeka dan

kawasan MM2100. Gerbang tol masuk MM2100 kini sudah tutup dan kemacetan di jalan tol

mulai terjadi hingga belasan kilometer.

Kapolsek Cikarang Selatan Komisaris Badari mengakui akses jalan raya dari Cikarang menuju

Kecamatan Cibarusah, yang merupakan akses jalan utama menuju beberapa kawasan

industri, sudah penuh buruh, hingga mengganggu akses lalu lintas.

Pasukan Brigade Mobil (Brimob) sudah bersiaga guna menghalau ribuan buruh yang

jumlahnya terus bertambah melakukan aksi demo.Juru bicara aliansi BBB Fathony

mengatakan pihaknya membagi massa ke dalam tiga rombongan, yakni rombongan

penyisir, sosialisasi, dan orasi dengan menutup sejumlah akses transportasi darat.

Page 99 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut dia, target pelumpuhan adalah perusahaan yang hingga kini belum melaksanakan

Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2012 yang jumlahnya terdata 109 perusahaan dari

berbagai sektor industri, seperti otomotif, elektronik, dan konveksi.

"Kami beri mereka waktu sampai pukul 10.00 WIB untuk pengusaha segera menandatangani

kesepakatan UMK 2012 bersama perwakilan serikat pekerja masing-masing. Kalau tidak, kami

akan paksa pekerjanya keluar dari lingkungan pabrik," katanya.

Koordinator Aliansi Sekber Kabupaten Bekasi Nining Elitos mengaku akan berkoordinasi

bersama sejumlah serikat pekerja untuk bergabung dalam rombongan di Simpang Patung

Kuda Jababeka II dan bergerak menutup akses jalan utama dan pintu tol kawasan industri

setempat untuk melumpuhkan aktivitas produksi.

"Kami memiliki massa dari 4.831 pabrik yang beroperasi di Kabupaten Bekasi," ujar Nining.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar sangat

menyesalkan putusan PTUN Bandung yang memenangkan gugatan Apindo.

Langkah MediasiTerkait unjuk rasa itu, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Kemenakertrans) pagi ini telah mengutus lima perwakilan dari Direktorat Jenderal

Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga kerja (PHI dan Jamsos) untuk

melakukan mediasi terkait kisruh penetapan UMK Bekasi 2012.

"Pagi ini lima anggota tim kami sudah berangkat ke Bekasi. Kami akan berupaya

mempertemukan perwakilan serikat pekerja/buruh, Apindo, serta Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten Bekasi untuk berdiskusi mencari jalan terbaik," kata Direktur Jenderal PHI dan

Jamsos Kemenakertrans, Myra M Hanartani, ketika dihubungi SH, Jumat pagi.

Ketua Apindo Djimanto yang dihubungi SH secara terpisah mengimbau agar kalangan

serikat pekerja/buruh tidak melakukan aksi-aksi yang dampaknya merugikan banyak pihak.

Menurutnya, Apindo tidak menutup diri untuk melakukan dialog dengan kalangan serikat

pekerja/buruh.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Bekasi Harris Wijaya dan Ketua Dewan

Pengupahan Kabupaten (DPK) Bekasi Ratna yang dihubungi SH berulang kali melalui

teleponnya tidak mengangkat teleponnya.

Padahal, sebelum Gubernur Jawa Barat memutuskan besaran UMK, terlebih dahulu melalui

pembahasan dan dikeluarkannya rekomendasi dari DPK dan Bupati Bekasi Sa'duddin.

Kapolresta Bekasi Kota Kombes Wahyu Hadiningrat kepada SH mengatakan telah menyebar

sekitar 2.817 personel gabungan dari Polda Metro Jaya dan pihaknya untuk mengamankan

sekitar 22 titik kawasan setempat. "Di antaranya PT Cikarang Listrikindo, PT Pertamina Tegal

Gede, sembilan kawasan industri, dan sejumlah akses pentu tol," katanya.

Ia mengancam akan menindak tegas pengunjuk rasa yang bertindak anarkis di lapangan.

"Dari dua kali rangkaian aksi sejak 11 dan 19 Januari, kami sudah tahan empat oknum buruh

karena terlibat aksi kekerasan dan perusakan," katanya.

Hingga berita ini diturunkan buruh menggunakan sepeda motor memblokade Jalan Tol

Jakarta - Cikampek, mengakibatkan jalur di Kilometer (KM) 13 Bekasi Barat hingga KM 31

Kompleks Deltas Mas, Kabupaten Bekasi macet total.

[Non-text portions of this message have been removed]

----- Forwarded Message -----

From: Su Dian <[email protected]>

To: "[email protected]" <[email protected]>

Cc: gri. mhmd <[email protected]>

Sent: Saturday, January 28, 2012 4:37 PM

Subject: Fw: DUKUNGAN DPP GRI THD AKSI BURUH

GERAKAN RAKYAT INDONESIA (GRI) DUKUNG AKSI BURUH

Hidup Buruh !

Hidup Rakyat !

Rebut Hak-hak Kedaulatan Rakyat !

Page 100 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dewan Poimpinan Pusat Gerakan Rakyat Indonesia (DPP GRI) sepenuhnya mendukung aksi

kaum buruh menuntut kenaikan upah dan dilaksanakannya keputusan Gubernur Jawa Barat

tentang UMK. Gerakan Rakyat Indonesia (GRI) menilai bahwa tuntutan kaum buruh

mengenai kenaikan UMK adalah tuntutan yang adil, karena dengan semakin melonjaknya

harga-harga kebutuhan hidup sudah tak sesuai lagi dengan upah kerja minimum kaum

buruh.

Kerja produksi kaum buruh secara otomatis memenuhi kebutuhan hidup seluruh umat

manusia, sementara kaum buruh sendiri hidup dalam penderitaan, tak dapat memenuhi

kebutuhannya yang disebabkan oleh rendahnya upah buruh.

Kaum kapitalis memproduksi barang dagangan hanya semata-mata mengejar keuntungan

sebesar-besarnya, tanpa memperhatikan hak-hak kaum buruh sebagai tenaga pokok atas

terciptanya barang-barang dagangan tersebut. Kaum buruh bekerja sepenuhnya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi kaum kapitalis menghisap tenaga kerja kaum buruh

secara besar-besaran untuk menekan biaya produksi, dengan maksud mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya.

Tak ada dewa dan tak ada raja yang dapat membebaskan kaum buruh dari penghisapan

dan penindasan, kecuali dari hasil perjuangan kaum buruh itu sendiri. Oleh sebab itu,

Gerakan Rakyat Indonesia (GRI) selain mendukung sepenuhnya perjuangan kaum buruh

menuntut kenaikan upah minimum, juga menyerukan sebagai berikut :

Kaum Buruh di Seluruh Tanah Air Bersatulah !

Kaum Tani dan Semua Kaum Pekerja Indonesia agar Bersekutu Mendukung Kaum Buruh !

Tingkatkan Aksi Buruh dan Rakyat Menuntut Hak-hak Kedaulatan !!!.

Jakarta, 27 Januari 2012.

Dewan Pimpinan Pusat

Gerakan Rakyat Indonesia (DPP GRI)

Ketua Umum Sekretaris Umum

Erwan S Teguh K

[Non-text portions of this message have been removed]

Dahlan Ajak Pengusaha tak Main Sogok, Tapi Naikkan Gaji Buruh

Republika – 13 menit yang lalu

Perbesar Foto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di zamannya, saat masih aktif sebagai pebisnis, Menteri Negara

BUMN, Dahlan Iskan sangat akrab dengan kebiasaan pengusaha memberikan uang sogok

menyogok aparat, terutama dalam berhadapan dengan aksi mogok buruh. Sekalipun adat

ini sudah semakin berkurang, Dahlan mengingatkan para pelaku usaha untuk tidak lagi

sogok-menyogok, dan mengalihkannya untuk meningkatkan gaji buruh.

"Pengusaha perlu berubah, tidak perlu lagi menyogok. (Dana menyogok) itu bisa dipakai

untuk menaikkan gaji buruh, yang akhirnya bisa bantu pengusaha sendiri," tutur Dahlan saat

tampil sebagai keynote speaker di Seminar Strategi Investasi dan Portofolio 2012 di Hotel

Pullman (Ex-Hotel Nikko), Jakarta, Jumat (27/1).

Page 101 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pada 2012, pebisnis yang membesarkan Jawa Pos Group ini melihat harapan dan tantangan

yang besar bagi pengusaha. Seperti gejolak finansial di Eropa. Termasuk tuntutan buruh atas

kenaikkan gaji, yang dikatakan Dahlan, seiring suasana kehidupan yang semakin gegap

gempita.

Meskipun krisis Eropa membuat omset eksportir mengering, tapi Dahlan meyakini kenaikan

status Layak Kredit atau Investment Grade dari dua lembaga pemeringkat kredit

internasional akan berimbas pada kepercayaan asing yang semakin besar.

"Tiap perusahaan punya kiatnya sendiri-sendiri. Dalam mengahadapi gejolak Eropa dan

buruh ini, ingat pepatah pengusaha Tionghoa, mendung tidak akan ada di situ terus, pasti

akan bergeser. Pasti akan ada perubahan," ujar Dahlan.

Diingatkannya, untuk naik level dalam berusaha, pasti akan menemui turbulance kecil dan

besar. Gejolak Eropa dan buruh masih dilihat Dahlan sebagai turbulance kecil.

"Jangan terlalu memikirkan gejolak Eropa atau gejolak buruh. Pertumbuhan tahun ini

diprediksi rata-rata 6,5 persen. Artinya, ada perusahaan yang tumbuh 15 persen, 30 persen,

tapi ada juga yang 0 persen, bahkan minus. Tapi dari rata-rata tadi, selalu ada peluang

yang harus tetap dimanfaatkan pengusaha," ungkapnya.

Sekalipun hal ini tidak patut diceritakan, tapi Dahlan memberitahukan bahwa dirinya pernah

dikenankan bunga 26 persen oleh pihak bank saat dirinya masih berbisnis. Sekalipun begitu,

dirinya tetap berhasil menghidupkan bisnisnya dengan berbagai usaha.

[Non-text portions of this message have been removed]

Menristek Turunkan Tim Pelajari Kiat Esemka

Defri Werdiono | Robert Adhi Ksp | Jumat, 27 Januari 2012 | 07:55 WIB

KOMPAS/SRI REJEKI Sejumlah

warga dan wartawan, Jumat (6/1/2012), melihat-lihat mobil Kiat Esemka yang dipamerkan di

halaman depan rumah dinas wali Kota Solo.

BANJARMASIN, KOMPAS.com — Terkait keberadaan mobil Kiat Esemka yang ramai

dibicarakan orang akhir-akhir ini, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta

mengaku secara pribadi dan sebagai menteri sangat menghargai karya anak bangsa,

sekecil apa pun itu.

Kementerian Riset dan Teknologi sendiri telah mengirimkan tim untuk mempelajari karya

tersebut. Jika ada kekurangan, tim akan memberikan masukan untuk penyempurnaan.

"Kita melihat mesinnya, bodi seperti apa. Kita beri masukan," ujar Hatta usai mengikuti dialog

interaktif dalam rangka rakor penelitian dan pengembangan untuk mendukung program

SIDa dan MP3EI Koridor III, di Banjarmasin, Kalsel, Kamis (26/1/2012) malam.

Menurut Hatta, mobil tersebut adalah program dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Semuanya ada 10 SMK yang diuji coba, salah satunya yang menghasilkan Kiat Esemka.

Sementara SMK lainnya mengerjakan produk yang lain.

[Non-text portions of this message have been removed]

Leeghttp://www.suarapembaruan.com/home/kerentanan-pangan-indonesia-semakin-

tinggi/16509

Kerentanan Pangan Indonesia Semakin Tinggi

Page 102 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Kamis, 26 Januari 2012 | 15:33

Irman Gusman [Dok SP]

Berita Terkait

a.. Lampung Dicanangkan Jadi Provinsi Pertanian

b.. DPD Sahkan Pansus Agraria Awal Februari

c.. Irman Gusman: Terjadi Perselingkuhan Politik dan Hukum

d.. Filipina Dukung DPD Masuk AIPA

e.. Irman Gusman Resmikan Wahana DPD di KidsZona Makasar

[BANDAR LAMPUNG] Sektor pangan Indonesia saat ini berada pada level kerentanan

pangan yang tinggi. Hal itu dipicu oleh lemahnya ke-swasembadaan pangan dan faktor

perubahan iklim yang melanda akhir-akhir ini.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dalam seminar revitalisasi pertanian

"Petani Bisa Kaya" di Lampung, Kamis (26/1) mengatakan, dalam upaya meraih

swasembada pangan, Indonesia masih terbentur oleh berbagai macam persoalan,

diantaranya ketersediaan lahan dari kebutuhan lahan belum kecukupan. Sehingga, dengan

terpaksa kita harus tergantung pada bahan pangan negara lain yang sebenarnya bisa

mengancam stabilitasi ekonomi, sosial dan politik Indonesia.

"Dari sekitar kebutuhan lahan yang 11-15 juta hektar, kita baru punya sekitar 7,7 juta hektar.

Dari seluas lahan itupun kita menghadap masalah baru, yaitu terus berkurangnya lahan

yang disebabkan oleh konversi peruntukan lahan ke sektor industri dan pemukiman,"

katanya.

Adapun, kecepatan alih fungsi lahan pertanian ke fungsi lain mencapai 100-110 ribu hektare

per tahun (data fakultas pertanian UGM). Hal itu disebabkan oleh lemahnya konsep dan

strategi pembangunan pertanian pemerintah, sektor pertanian di Indonesia dianggap makin

menjadi tidak menarik bagi petani kecil hingga besar.

"Jangan salahkan mereka ketika harus terjebak dalam sistem ijon, perdagangan tak layak

dengan tengkulak dan kemiskinan yang seolah tiada akhirnya," ucap Irman.

Lebih lanjut, dia merinci, pendapatan perkapita petani padi sangat rendah. Misalnya saja

petani yang memiliki lahan sawah satu hektar hanya mendapatkan keuntungan Rp 2,7 juta

perbulannya. Jadi, bila petani Indonesia yang rata-rata memiliki 0,3-0,7 hektar maka mereka

hanya dapat mengantongi Rp 540 ribu per bulan.

"Dengan jumlah 4-5 orang saja dalam satu keluarga, pendapatan itu jauh dari cukup. Belum

lagi besarnya potensi kerugian karena perubahan iklim yang dengan sekejap bisa

melenyapkan semua usaha dan investasi," tambahnya.

Sementara itu, petani seluruh Indonesia, menurut Irman, harus menjadi orang kaya. Sebab,

jika 50% petani itu kaya maka masalah bangsa bisa terselesaikan.

Namun sayangnya, angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian yaitu mencapai 30%

dari seluruh komposisi jumlah tenaga kerja di Indonesia masih hidup dibawah garis

kemiskinan. Berbeda halnya dengan Selandia Baru di mana penduduknya hanya 6 juta dan

jumlah produksi sapinya 30 juta dengan biri-biri 40 juta, namun bisa hidup berkelimpahan.

"Dia (Selandia Baru, Red) bisa, kenapa kita tidak bisa," ungkapnya. [O-2]

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61529

» Berita Nasional/Politik

27 Januari 2012 | BP

Penyuluh Mati Suri, Bali Terancam Krisis Pangan

Dunia pertanian di Bali terancam. Selain karena alih fungsi lahan, sektor pertanian juga

ditinggalkan oleh krama Bali. Demikian pula infrastruktur irigasi mulai amburadul. Akibatnya,

hasil pertanian tak mampu maksimal. Yang menyedihkan lagi, harga pertanian saat panen

selalu anjlok. Semua itu akan mengancam krisis pangan di Bali.

Bali saat ini sangat tergantung dengan pasokan bahan makanan dari luar. Ini merupakan

persoalan serius yang harus segera dipecahkan. ''Kita jangan merasa gagah karena mampu

Page 103 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

membeli bahan makanan dari luar daerah. Tetapi, harus bisa mandiri dalam memenuhi

kebutuhan makanan,'' kata pakar pertanian Universitas Udayana, Prof. Mertha, Kamis (26/1)

kemarin.

Pria asal Penebel, Tabanan ini menjelaskan, sejatinya Bali memiliki sumber pangan yang

melimpah. Namun, anehnya, puluhan ton beras dan sayuran mengalir ke Bali setiap hari dari

luar.

Menurutnya, kondisi ini harus dipecahkan bersama dengan membuat tameng yang jelas

bagi produksi bahan pangan di Bali. Salah satunya, memperbarui sistem pertanian yang

ada.

Saat ini, kata Prof. Mertha, pola tanam pertanian di Bali amburadul, bahkan cenderung tak

tertib. Kondisi ini yang memicu hama tanaman mengganas dan sulit dikendalikan. Persoalan

ini bisa diatasi jika petugas penyuluh pertanian tak mati suri dan profesional sesuai

bidangnya.

''Kami melihat penyuluh banyak yang mati suri, sehingga para petani tak mendapatkan

bimbingan yang tepat,'' kritiknya. Dia mencontohkan, ketika lahan petani terserang hama,

peran penyuluh tak bisa maksimal. Bahkan, cenderung kurang mengerti metode

penyelesaiannya. Penggunaan pola tanam para petani juga tak banyak melibatkan para

penyuluh. Sehingga petani terpaksa menggunakan cara konvensional dan saling meniru.

Keadaan ini, kata Prof. Mertha, tak boleh terus dibiarkan. Dia berharap penyuluh bisa

bekerja profesional. Petugas yang diturunkan sebagai penyuluh juga wajib mengetahui liku-

liku pertanian. Ketika tak mampu menyelesaikan kasus pertanian, penyuluh melakukan

konsultasi dengan para pakar pertanian.

Prof. Mertha menambahkan, selama ini pertanian selalu ditempatkan di urutan kedua. Hal ini

terlihat dari program pemerintah yang belum sepenuhnya memikirkan nasib petani.

Ketua DPD HKTI Bali Prof. Nyoman Suparta menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam

mengatasi permasalahan tersebut masih sebatas wacana. ''Program pemerintah dalam

mengatasi permasalahan pertanian masih klise, pemerintah terlalu fokus pada produksi,

padahal petani sudah cukup mampu di situ,'' ungkap Nyoman Suparta, Rabu (25/1).

Menurutnya, visi pertanian adalah agribisnis tidak hanya berkutat pada produksi semata.

Untuk itu pemerintah ke depan harus membangun dan menguatkan sistem pemasaran hasil

pertanian. Pemerintah khususnya Dinas Pertanian harus kolaborasi dengan Disperindag dan

stakeholders sebaik mungkin untuk membangun sistem pemasaran dengan jaminan

kepastian.

''Pemerintah juga harus segera mendorong penguatan agroindustri pengolahan agar hasil

panen cepat dan pasti tersalurkan ke pasar industri. Selain melakukan promosi fanatisme

penggunaan produk pertanian lokal juga harus ditingkatkan,'' sebutnya.

Dosen Pertanian Unwar Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si. mengatakan, permasalahan yang

dihadapi sektor pertanian secara umum adalah sifat pertanian yang mudah rusak, sehingga

diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi guna mengatasi masalah tersebut.

Sebagian besar produk pertanian juga bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh

kondisi, sehingga aspek kontinuitas produk agroindustri menjadi tidak terjamin.

Dosen Fakultas Ekonomi Unwar Drs. I Wayan Arjana, M.M. mengatakan, pemerintah harus

melakukan langkah kongkret untuk menyelamatkan pertanian. Mempertahankan lahan

pertanian merupakan masalah mendesak yang harus segera diatasi oleh Pemprov Bali

melalui program-program pemerintah dalam memajukan sektor pertanian.

''Selama ini upaya pemerintah untuk memajukan sektor pertanian masih sebatas wacana.

Hingga kini belum ada program pemerintah yang mampu mengangkat sektor tersebut.

Dampaknya alih fungsi lahan merajarela,'' pungkasnya. (udi/par/bit)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61581

28 Januari 2012 | BP

Lahan Pertanian Makin Terhimpit

Page 104 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pertanian yang menjadi taksu Bali telah terancam. Terbukti alih fungsi lahan setiap tahun

mengalami peningkatan. Sementara APBD untuk sektor pertanian juga masih sangat kecil. Ini

menandakan kepedulian pemerintah daerah menghidupkan sektor ini masih sangat rendah.

Padahal, sebagian besar masyarakat Bali masih menggantungkan hidup pada sektor ini.

Kalau ini terus berlanjut, masihkah sektor pertanian mampu menjadi taksu Bali mendorong

pertumbuhan sektor pariwisata?

PERTANIAN di Bali dari tahun ke tahun makin terhimpit dan didera berbagai tantangan mulai

dari alih fungsi lahan, kesulitan sarana produksi hingga kesulitan dalam pascapanen dan

pemasaran. Permasalahan pertanian pun dinilai sangat kompleks dan seperti benang kusut.

Sayangnya di tengah cobaan berat yang dihadapi para petani Bali, program-program

pemerintah belum mampu mengangkat kehidupan petani, sehingga mereka tetap

berlumpur dan melarat di tengah gemerincing dolar yang mengalir deras ke Bali.

Ditemui Jumat (27/1) kemarin, anggota DPRD Bali Gede Kusuma Putra mengatakan selama

ini nilai tambah yang dinikmati petani masih kurang, sehingga petani enggan menggarap

lahannya. Permasalahan terparah kerap muncul ketika pascapanen dan pemasaran. ''Ambil

saja contoh saat ini buah-buahan sedang panen di Buleleng tetapi harganya terjun bebas.

Hal itu yang kerap membuat petani ngekoh,'' tuturnya.

Permasalahan pascapanen dan pemasaran itu, menurutnya, perlu dipecahkan, misalnya

dengan mendirikan BUMD di masing-masing kabupaten/kota yang bisa menampung hasil

pertanian dan memasarkan hasil pertanian dengan harga standar sesuai kualitasnya,

sehingga tidak terjadi gejolak harga.

Selain itu, diharapkan peran penyuluh pertanian agar lebih dioptimalkan. ''Pemerintah perlu

menjembatani permasalahan pemasaran ini sehingga petani mendapat kepastian harga.

Kalau diserahkan ke mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah, petani kita bisa

celaka,'' ujarnya.

Terkait anggaran untuk pengembangan pertanian, dikatakannya, selama ini masih minim

sehingga pihaknya berharap ada perda yang bisa mendorong agar ada kepastian standar

anggaran pertanian. ''Anggaran pertanian harus ditingkatkan dan diimbangi dengan SDM

yang berkualitas, manajemen yang bagus serta tenaga penyuluh yang terampil dan bisa

memecahkan permasalahan di lapangan,'' ujar politisi PDI-P ini.

Lebih lanjut dikatakan, selama ini terkesan petani Bali mensubsidi pengusaha-pengusaha

besar karena pihak hotel maupun restoran yang mengambil produksi pertanian langsung ke

petani selalu membayar dua atau tiga bulan setelah barang diambil. ''Harus ada kebijakan

pemerintah yang bisa mendorong pihak hotel dan restoran sesegera mungkin membayar

produk pertanian yang diambil dari petani kita,'' harapnya.

Sementara itu anggota DPRD lainnya, Nyoman Gde Putra Astawa, mengatakan perlu ada

perencanaan yang mampu memperhitungkan bagaimana nasib pertanian Bali dalam kurun

waktu 20 tahun ke depan. Untuk itu, pada Juli mendatang akan dilaksanakan seminar

nasional untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan pertanian di Bali, termasuk akan

diagendakan standar anggaran pertanian yang selama ini dinilai masih minim. ''Anggaran

pertanian kita masih di bawah 5 persen. Karenanya kami mendorong agar anggaran untuk

itu ditingkatkan dan dibakukan melalui perda, sehingga upaya pengembangan pertanian

bisa lebih optimal,'' ujarnya.

Sulit Dibendung

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Gede Ambara

Putra didampingi Kasubag Pemberitaan Pemkot Denpasar Dewa Gede Rai, Jumat kemarin

mengatakan, program mempertahankan lahan pertanian sejatinya sudah dilakukan di

semua sektor. Hanya, alih fungsi terutama untuk permukiman sangat sulit untuk dibendung.

Saat ini jumlah subak di Denpasar masih bertahan sebanyak 41 subak. Luas lahan pertanian

mencapai 2.597 hektar. ''Untuk mempertahankan luasan pertanian di Denpasar, kami sudah

melakukan sejumlah program yang cukup banyak. Di antaranya, untuk menekan alih fungsi

lahan di jalur hijau, Pemkot memberikan subsidi pajak,'' katanya. (wid/ara)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailrubrik&kid=7&id=6164

28 Januari 2012 | BP

Page 105 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ironi Kemiskinan di Pulau Dolar

GAGALNYA pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahan atau program kerjanya

bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat yang jauh dari harapan ideal. Sungguh

ironi Pulau Bali yang masih memiliki image sebagai gulanya wisata dengan dolar yang

bergelimang, masih saja ada penduduk miskin dan buta aksara.

Kantong-kantong kemiskinan itu terletak di wilayah yang justru memiliki sumber daya alam

yang potensial seperti Karangasem, Klungkung dan Bangli. Apabila dicerna dengan

pemikiran rasional, ini sungguh-sungguh mengerikan. Lalu apa selama ini yang direncanakan

pemerintah dalam hal ini Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam mengentaskan

kemiskinan? Seperti ada simtom adem-ayem dan pembiaran. Belum ada langkah nyata dan

hasil yang diinginkan.

Padahal, sebagai pengayom dan 'pelayan' masyarakat pemerintah hendaknya

meninggikan kepentingan masyarakat daripada kepentingan PAD (pendapatan asli

daerah) masing-masing. Selama ini belum ada kiat-kiat solid dari pemerintah baik itu provinsi,

kota dan kabupaten untuk bersama-sama berpikir mengentaskan kemiskinan dengan cara

turun langsung ke lokasi, melihat dengan kacamata objektif, tidak hanya menerima laporan

sana-sini yang sarat kepetingan politis.

Orang bijaksana mengatakan, kemiskinan hanya bisa dientaskan melalui jalur pendidikan.

Manakala orang sudah cerdas, punya kemampuan internal, niscaya bisa survive di tengah

kerasnya arus medernisasi.

Sedangkan di Bali justru banyak generasi usia produktif yang masih saja buta aksara. Sekali

lagi, ini benar-benar ironi pulau surga. Gula wisata hanya dinikmati para kapitalis gede.

Pemerintah di sini seakan memposisikan diri sebagai penonton. Di titik ini semua pihak mesti

duduk bersama, satu visi, satu misi, dengan tujuan mulai entaskan kemiskinan di Bali. Usaikan

konflik kepentingan, jangan lagi berlomba-lomba untuk mencapai citra, mengejar

pendapatan untuk foya-foya. Kalau masih saja kemiskinan mendekap Bali, ini pertanda

pemerintah telah gagal melaksanakan tugasnya.

I Gusti Agung Pandji

Jalan Nusa Indah, Denpasar

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Warmadewa

[Non-text portions of this message have been removed]

Apakah pihak Istana akan mengabulkan usul/tuntutan ini?

--- Pada Jum, 27/1/12, edouard santoso <[email protected]> menulis:

Dari: edouard santoso <[email protected]>

Judul: [GELORA45] Bahas Agraria,Wakil Pengunjuk Rasa Masuk Istana

Kepada: [email protected]

Tanggal: Jumat, 27 Januari, 2012, 8:45 PM

Bahas Agraria, Wakil Pengunjuk Rasa Masuk Istana

Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Jakarta - Usai unjuk rasa selama kurang lebih satu jam di depan Istana Negara,

perwakilan dari pengunjuk rasa konflik agraria diperbolehkan masuk ke dalam Istana

Negara.

"Sebanyak 45 orang dari Sekretariat Bersama Pemulihan Hak Rakyat sudah diterima untuk

negosiasi konflik agraria," ujar Koordinator Media Relation Sekretariat Bersama, Aan Anshary,

di depan Istana Negara, Kamis, 12 Januari 2012.

Menurut Aan, perwakilan yang masuk ke Istana akan membahas petisi yang dirancang

Sekretariat Negara. Isi petisi antara lain pencabutan Undang-Undang Penanaman Modal, UU

Kehutanan, UU Perkebunan, UU Mineral dan Batu Bara, UU Pengadaan Tanah, permintaan

penarikan aparat bersenjata dari lokasi konflik, menghentikan kekerasan di lokasi konflik,

serta menghentikan pemerasan dan monopoli tanah warga.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui hasil negosiasi. Namun, sejumlah pengunjuk

rasa telah mulai bergerak menjauhi Istana.

Page 106 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

ISTMAN MP

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.antaranews.com/berita/294682/buruh-bekasi-hentikan-mesin-produksi-kawasan-

industri

Buruh Bekasi hentikan mesin produksi kawasan industri

Jumat, 27 Januari 2012 08:28 WIB | 3094 Views

Ilustrasi - Aksi buruh Blokir Jalan Ribuan buruh yang tergabung dalam Buruh Bekasi Bergerak

memblokir jalan(FOTO ANTARA/M Agung Rajasa) ()

Buruh di tujuh kawasan industri akan stop produksi mematikan mesin-mesin produksi. Keluar

dari pabrik jam 09.00 WIB hari ini, Jumat (27/1), dan berjalan kaki di kawasan industri.

Berita Terkait

a.. UMK Bekasi jadi naik, tapi tidak merembet ke kabupaten lain

b.. Pemerintah temukan penyelesaian masalah upah minimum Bekasi

c.. Rakor UMK Bekasi hasilkan 4 kesepakatan

d.. Pemerintah temukan penyelesaian permasalahan UMK Bekasi

e.. Menakertrans minta buruh-pengusaha di Bekasi berunding

Bekasi (ANTARA News) - Buruh dari tujuh kawasan industri Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,

sepakat akan menghentikan produksi dan menggelar unjuk rasa pascaputusan Pengadilan

Tata Usaha Negara yang memenangkan gugatan pengusaha.

"Buruh di tujuh kawasan industri akan stop produksi mematikan mesin-mesin produksi. Keluar

dari pabrik jam 09.00 WIB hari ini, Jumat (27/1), dan berjalan kaki di kawasan industri,"

demikian dikatakan Humas Aliansi Buruh Bekasi Bergerak (BBB) Nyumarno melalui pesan

singkat yang diterima, di Bekasi, Jumat.

Dalam aksinya, seluruh pengurus serikat pekerja akan mengumpulkan massa dengan cara

menyisir setiap pabrik di kawasan industri MM2100, Jababeka I, Jababeka II, Ejip, Hyundai,

Lippo Cikarang, dan Delta Silikon agar buruh yang bekerja bergabung dalam aksi solidaritas

itu.

Sementara itu, perwakilan buruh, Rasyid, mengatakan aksi akan difokuskan di dua titik lokasi.

Yakni Jalan Arteri Tol Cibitung untuk massa dari kawasan industri MM2100 dan simpang Jalan

Raya Cikarang-Cibarusah untuk buruh dari kawasan industri Jababeka 1, Jababeka 2, Lippo

Cikarang, Hyundai, dan Ejip.

"Kita akan tutup pintu tol dan menyumbat jalan untuk melumpuhkan industri," katanya.

Kapolresta Bekasi Kota Kombespol Mahyu Hadiningrat mengatakan telah menyebar sekitar

2.817 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, dan pihaknya untuk mengamankan sekitar

22 titik kawasan setempat.

"Di antaranya PT Cikarang Listrikindo, PT Pertamina Tegal Gede, sembilan kawasan industri,

dan sejumlah akses pentu tol," katanya.

Wahyu mengimbau demonstran untuk melakukan aksinya secara tertib tanpa merugikan

masyarakat umum khususnya pengguna jalan serta menghindari prilaku anarkis yang dapat

merugikan orang lain.

"Kami akan tindak tegas siapapun yang bertindak anarkis di lapangan. Dari dua kali

rangkaian aksi sejak 11 dan 19 Januari, kami sudah tahan empat oknum buruh karena

terlibat aksi kekerasan dan pengerusakan," katanya.

Aksi tersebut adalah buntut dari kekecewaan ribuan buruh dari empat serikat pekerja

setempat atas putusan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung yang

memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi atas

pengesahan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2012 yang dinilai cacat administrasi.

(KR-AFR/M008)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Page 107 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Cetak

Email

Facebook Twitter

Komentar Pembaca

Bejo

semua ini ulah apini do yg menghianati kesepakatan yg udah d tanda tangani Jumat, 27

Januari 2012 20:02 WIB

Balas

Catur

Emang betul. Parah banget tuh pemerintah. masa pendemo masuk jalan tol diperbolehkan.

Itu kan sudah menggangu pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan UMK.

Tindak tegas dong para pendemo yang mengganggu ketertiban. Gimana sih pemerintah

ini.

Parah juga nih Gubernur nggak tau tata cara dan peraturan. Kalo berunding UMK ya duduk

bersama dulu, pengusaha, pekerjja, perwakilan depnakertrans dan pemda.

Bukan cacat administrasi kayak gini. Gubernur kok malah menyulut api? Jumat, 27 Januari

2012 17:00 WIB

Balas

Meykif

Aneh sekali dgn pemerintah ini. Kenapa masalah ini di biarkan dan "dipermainkan". Jelas

sudah berapa Ratusan Milyar Rupiah yang hilang akibat kawasan Industri yang tdk dapat

berproduksi akbiat aksi ini. Contoh hari ini, tidak ada pengamanan baik dari pihak polisi dan

TNI di ke 3 kawasan industri Cibitung-Cikarang. Ini berbeda dengan tanggal 24 Jan yang lalu,

dimana pasukan polisi dan TNI berjaga di ke 3 kawasan tsb. Mau sampaikan kapan seperti

ini? Jumat, 27 Januari 2012 10:20 WIB

Balas

[Non-text portions of this message have been removed]

Perjuangan Buruh Berbuntut Rusuh

http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/7797-perjuangan-buruh-berbuntut-rusuh

Saturday, 28 January 2012 11:42

Demo buruh melawan Apindo (FOTO ANTARA/Agus Bebeng)

Jalan tol Jakarta-Cikampek lumpuh pada Jumat (27/1/2012) kemarin. Ruas jalan tol yang

menjadi nadi perekonomian di kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang

Bekasi) itu diblokir oleh ribuan buruh. Amarah mereka terpanggang oleh pengingkaran janji

para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten

Bekasi, yang membatalkan pencabutan gugatan upah minimum kabupaten (UMK). Aksi

yang diikuti oleh seluruh buruh pabrik sekabupaten Bekasi itu dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.

Pusat aksi difokuskan di 7 kawasan industri seperti Ejip, Hyundai, Delta Silicon, Jababeka 1,

Jababeka 2, MM 2100, dan Kawasan Gobel. Mereka menutup jalan di KM 31 Cikarang Barat.

Akibatnya, arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Cikampek maupun sebaliknya,

mengalami macet hingga puluhan kilometer.

Kemacetan bahkan mengular hingga jalan Kalimalang, Cawang, Jalan Raya Pangkalan Jati

dan Bekasi. Arus lalu lintas di wilayah itu pun nyaris lumpuh. Situasi pun kian memanas saat

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menemui demonstran yang

memusatkan konsentrasi massa di km 24.400, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Muhaimin memang diminta Presiden

untuk segera melakukan komunikasi aktif dengan perwakilan para buruh sehingga tercapai

kesepahaman. Pihak istana menilai, aksi pemblokiran jalan tol telah merugikan masyarakat

Page 108 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

banyak. "Tindakan itu tidak perlu terjadi bilamana komunikasi antarpihak terkait dilakukan

dengan baik," ujar Julian.

Aksi buruh Bekasi menguasai jalan tol bukan kali ini saja. Pada 19 Januari 2012 lalu, mereka

juga memblokir jalan tol Jakarta-Cikampek saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut

kenaikan upah. Buntutnya, kemacetan panjang hingga kawasan Cikunir pun tak bisa

dihindari.

Koordinator aksi, Obon Tabroni, mengungkap bahwa sumber permasalahan aksi masal Buruh

Bekasi Bergerak (BBB) adalah keputusan Pengadilan Tata usaha Niaga (PTUN) Bandung yang

memenangkan gugatan UPK Bekasi tahun 2012 yang diajukan DPK Asosiasi Pengusaha

Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi.

Sejatinya, menurut Obon, UMK Bekasi tahun 2012 lahir dari hasil rekomendasi Dewan

Pengupahan Kab Bekasi. Dalam proses dan mekanisme pembahasan rekomendasi tersebut

telah melibatkan Apindo Bekasi. Namun, diakui Obon, DPK Apindo Kab Bekasi memang

melakukan aksi walkout di saat terakhir perundingan. Toh Dewan Pengupahan Kabupaten

melalui mekanisme voting tetap menyepakati angka UMK Bekasi.

"Sebenarnya buruh tidak puas terhadap angka UMK tersebut. Karena angka buruh di kisaran

Rp2.247.000, sementara yang disepakati hanya sekitar Rp1.491.866. Walau jauh dari harapan,

namun buruh terpaksa menerima angka tersebut karena menghormati mekanisme yang

ada dan kesepakatan yang disepakati bersama," kata Obon.

Rekomendasi UMK Kab Bekasi pun lolos tanpa cacat, sekaligus ditandatangani dan disahkan

dalam rapat pleno Dewan Pengupahan Provinsi Jabar yang didalamnya terdiri dari unsur

Serikat Pekerja, Pemerintah, termasuk DPP Apindo Provinsi Jabar. "Semua perwakilan

tersebut, termasuk DPP Apindo Jabar, menandatangani surat rekomendasi yang akhirnya

disahkan dalam bentuk SK Gubernur," ungkap Obon.

Tetapi DPK Apindo Bekasi kemudian melayangkan gugatan ke PTUN Bandung untuk

mencabut SK Gubernur mengenai UMK Kab. Bekasi tersebut. Langkah pengusaha pun

ditanggapi dengan ancaman buruh yang akan menggelar aksi demonstrasi pada 16 hingga

19 Januari 2012.

Aksi itu urung dilakukan setelah DPP Apindo Kabupaten Bekasi dengan Serikat Pekerja

menyepakati beberapa poin dari pertemuan di Hotel Grand Sahid, Jakarta. Dalam

kesepakatannya, DPP Apindo berjanji akan mencabut gugatannya di PTUN Bandung pada

Kamis, 19 Januari 2012. Serikat Pekerja sepakat membatalkan rencana aksi demonstrasi

tersebut.

Ternyata, kata Obon, DPK Apindo Bekasi tak kunjung mencabut gugatannya di PTUN

Bandung hingga waktu yang disepakati. Bahkan, para buruh menilai, kuasa penggugat

tidak menunjukan itikad baik. Hingga pada Kamis, 26 Januari 2012, sidang PTUN Bandung

membacakan putusan yang memenangkan gugatan DPK Apindo Bekasi. Majelis Hakim

memerintahkan agar Gubernur Jabar merevisi SK UMK Tahun 2012. Tak pelak, para buruh pun

langsung merespon dengan demo besar-besaran dengan memblokir rus tol Jakarta-

Cikampek.

Pihak pengusaha pun angkat bicara soal tersebut. Committee of Manpower, Asosiasi

Pertekstilan Indonesia (API), Mulyadi Djaya, menegaskan, gugatan di Pengadilan Tinggi

Usaha Negara Bandung muncul karena adanya pengingkaran penerbitan Surat Keputusan

(SK). "Perundingan dan keputusannya lain, sehingga Gubernur harus turun tangan," kata

Mulyadi.

Menurut Mulyadi, Apindo sama sekali tidak ikut menandatangani jumlah kesepakatan UMK

antara buruh dan pengusaha. Dengan demikian pengusaha menilai keputusan UMK hanya

disepakati sepihak.

Apapun alasan yang dikeluarkan oleh para buruh maupun pengusaha, pemblokiran jalan

tol yang menjadi nadi perekonomian bangsa itu jelas merugikan masyarakat. Data Traffic

Management Center (TMC) Polda Metro Jaya menunjukkan, kemacetan di jalur tol menuju

Cikampek masih berlangsung hingga pukul 18.35 WIB.

Bahkan, dampak kemacetan masih terus terjadi di Jalan Tol Dalam Kota hingga malam hari.

Titik jalan seperti di kawasan Pejompongan, Semanggi, Kuningan, Pancoran, hingga

Cawang padat merayap hingga menjelang tengah malam.

Page 109 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dari sisi ekonomi, aksi pemblokiran dan mogok masal buruh ini menyebabkan efek

gangguan produksi di beberapa kawasan industri, yang menyebabkan kerugian hingga

miliaran rupiah. Kerugian terutama berasal dari keterlambatan penyerahan barang yang

harus dikirim melalui udara.

Dampak lebih luas, demo dengan memblokir akses jalan utama telah menimbulkan persepsi

negatif dari para investor. Kabarnya, sekitar 400 perusahaan akan merelokasi pabriknya ke

luar Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bekasi. Jika para investor kabur dari wilayah ibukota

negara dan sekitarnya, bisa jadi, bakal memicu hengkangnya investor asing.

Karena itu, pihak-pihak terkait harus segera menemukan solusi agar hubungan baik antara

pengusaha dan buruh tetap terpelihara. (HP)

Dampak demo buruh Bekasi kompleks

Saturday, 28 January 2012 02:33

Bekasi - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto

mengatakan bahwa dampak demonstrasi buruh Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan

melumpuhkan ruas tol Jakarta-Cikampek sangat kompleks. "Dampaknya sangat kompleks

karena merugikan banyak pihak," kata Rikwanto saat memantau aksi demo di pintu tol

Cikarang Barat III, Jumat (27/1/2012).

Rikwanto mengatakan, dampak terparah dirasakan kalangan pengusaha di wilayah timur

Jakarta. Seluruh armada angkut industri terjebak kemacetan akibat akses tol terputus di KM

31. "Akibatnya, pengiriman barang produksi lumpuh total," ujarnya.

Dampak domino (ikutan) dari kejadian itu, kata dia, perjalanan pengguna jalan juga

terhambat baik mereka yang hendak bepergian mapun yang pulang ke rumah. "Pelaku

bisnis jasa seperti travel tak jalan," katanya.

Rikwanto berharap, seluruh pihak yang terlibat dalam penetapan UMK Kabupaten Bekasi

kembali duduk bersama mendiskusikan jalan keluar masalah itu. "Sebaiknya berunding lagi

mencari solusi terbaik, jangan seperti ini," katanya.

Di lokasi demo, sekitar 3.200 petugas keamanan gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres

Bekasi Kabupaten dan Polres Metropolitan Bekasi Kota, tak bisa berbuat banyak dalam

mengamankan aksi massa. Satuan Brigade Motor (Brimob) juga diterjunkan tetapi mereka

masuk ke massa demonstrasi guna mencegah adanya penyusup yang berpotensi

melakukan provokasi.

"Kami hanya bisa menjaga situasi tetap aman. Saya pesankan kepada pihak-pihak terkait

berunding kembali," kata Rikwanto.

Rikwanto menambahkan, pihaknya telah memutuskan menutup tol mulai dari Bintara Bekasi

Barat, sampai Karawang. Tetapi tak sedikit kendaraan telah terjebak di ruas tol, terutama di

kawasan Cikarang Barat.

Truk kontainer milik industri yang terjebak di ruas tol malah dijadikan panggung massa untuk

berorasi. Bahkan, massa sempat menggelar shalat Jumat berjamaan di badan jalan tol. (HP,

Ant)

[Non-text portions of this message have been removed]

Upah Minimum

Bupati Bekasi Segera Keluarkan Surat Edaran UMK

Cokorda Yudhistira | Nasru Alam Aziz | Sabtu, 28 Januari 2012 | 21:43 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Bupati Bekasi Sa‘duddin menyatakan akan segera membuat surat

edaran mengenai pelaksanaan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang UMK

Kabupaten Bekasi 2012 yang baru. Besaran UMK Kabupaten Bekasi, sesuai kesepakatan

dalam rapat koordinasi pemerintah bersama wakil serikat buruh dan Apindo di Kantor

Kementerian Koordinator Perekonomian pada Jumat (27/1/2012) malam, Rp 1.491.000.

Menurut Sa‘duddin, kesepakatan pada Jumat malam merupakan solusi terbaik untuk semua

pihak. ‖Mudah-mudahan tidak ada lagi unjuk rasa soal UMK,‖ ujar Sa‘duddin kepada

Kompas, Sabtu (28/1/2012), di Bekasi.

Page 110 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Rapat koordinasi pemerintah dengan wakil serikat buruh dan Asosiasi Pengusaha Indonesia

(Apindo) pada Jumat untuk merespons aksi buruh Bekasi yang menggelar unjuk rasa dan

mogok kerja. Buruh di Bekasi berunjuk rasa dan kembali menutup akses jalan tol dan jalan Tol

Jakarta-Cikampek sebagai bentuk kekecewaan mereka atas putusan PTUN Bandung yang

mengabulkan sebagian gugatan Apindo Kabupaten Bekasi atas SK Gubernur Jawa Barat

Nomor 561/Kep.1540-Bangsos/2011 tentang UMK 2012.

Sa‘duddin menambahkan, pemerintah mengajak semua pihak, termasuk buruh, pekerja,

dan pengusaha, di Kabupaten Bekasi untuk bekerja sama membangun daerah dan

bersama-sama menjaga suasana kondusif di Kabupaten Bekasi.

[Non-text portions of this message have been removed]

Berita Nasional

Rubrik Politik

http://www.thejakartapost.com/news/2012/01/19/the-new-indonesia-67-million-first-time-

voters-2014.html

The new Indonesia: 67 million first-time voters in 2014

Ratih Hardjono, Jakarta | Thu, 01/19/2012 9:43 AM

With so much political jockeying going on among the elites in Jakarta ahead of the 2014

presidential election, the fact that 67 million first-time voters across the archipelago will be

exercising their right to vote in 2014 has been largely overlooked. These young people did not

experience reformasi or life during the New Order period, and probably only generally know

that a man by the name of Soeharto led the country for a long period.

These first-time voters for 2014 were only small children when the reformasi movement took

place in 1998. They have grown up in a different Indonesia than those who were 12 years old

in 1998, who still experienced the turbulence of that historical year.

These voters have never had to struggle for democracy and have had democracy delivered

to them. They take democracy and the freedoms they enjoy today for granted. They do not

realize this nor do they seem to care.

They have a different world view than the reformasi generation or the generation of

democratic activists pushing for change during the last days of the Soeharto period. Their

focus of life is not about democracy anymore, but equality, fair distribution of economic

growth and access to the much talked about economic growth.

Statistician Kresnayana Yahya from the November 10 Institute of Technology (ITS) analyzed

the 2010 census results and found out that there would be 175 million potential voters in 2014.

He added that 10-12 million youths who are under 18 years of age will be married and

therefore eligible to vote. This brings the total potential of eligible voters to a whopping 187

million out of the total population of 250 million Indonesians.

The fact is that these 67 million new voters, which will be approximately 35 percent of the

total number of voters in 2014, will be determining the future political landscape of Indonesia

through their votes. No matter what sort of political discourse is taking place today among

the political elites in Jakarta, the fact remains that there will be new voters who are not

listening to the current political discourse in Jakarta. These new voters have their own dreams

they are chasing.

These first-time voters will be swing voters, those who will have no allegiance to any political

party and whose unpredictable decisions can swing the outcome of an election one way or

the other. The current political elites in Jakarta will have no pull with new voters unless the

elites start developing some capability to understand and embrace this emerging group of

Indonesians.

More than 10 years after the inception of regional autonomy, population growth has been a

catalyst to further allow regional voices to be broadcast, and demographic factors become

a vehicle for the young all over Indonesia to demand a better life.

Page 111 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

From my conversations with many of these youths all over Indonesia, these young people

want a better life than their parents‘. They also want to know why between June 2010 and

June 2011, the total net worth of Indonesia‘s top 150 tycoons rose by nearly 75 percent to

US$107.9 billion (Globe Asia June 2011) and why during this same period Indonesia‘s rank in

the Human Development Index by the United Nations Development Program dropped

significantly from 108 in 2010 to 124 in 2011. Stagnant and poor education and health

indicators contributed to this decline.

Gone are the days where communities across Indonesia lived in isolation with no access to

modernization. Television has brought isolated villagers in touch with modernization and has

progressively increased their expectations of what modern life in Indonesia is all about.

Never mind that these expectations are unrealistic, the fact is that these isolated villagers and

the young living in these places see the wealth on their televisions. Whose wealth? It‘s not

important who owns the wealth; the point is that they want access to it! This is only natural

human behavior.

The rate of urbanization is also on the increase. The 2010 national census found that 120

million people or 49 percent of Indonesians live in cities and this number will continue to grow

with the Central Statistics Agency (BPS) estimating Indonesia will reach a 68 percent

urbanization rate by 2025. This means that people, mainly young people are leaving their

villages and living in cities to seek a better life.

They believe that if they want to own a cellular phone or even a motorbike, they are not

going to be able to buy it by being a farmer like their parents; instead, they must go and work

in the big cities where they will have easier access to cash.

Even more forceful are the expectations of the first-time voters living in urbanized areas across

Indonesia. Greater Jakarta (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi), which has a

population of 29 million people, has an estimated 35 percent of new voters. This means that

more than 10 million new voters are currently living around the Greater Jakarta area. They

don‘t see wealth only on television, but see it in real life just by visiting the malls in Central

Jakarta, or by merely riding public transportation and ogling the beautiful and expensive cars

driving around Jakarta.

Democracy must start delivering a better quality of life for all Indonesians, not just politically

but socially and economically. Otherwise these 67 million first-time voters will start searching

for other alternatives to replace democracy.

The writer, a former journalist, is secretary-general for the Indonesian Community for

Democracy (KID) She was a recipient of the Nieman Fellowship for Journalism at Harvard

University, class 1994.

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailrubrik&kid=3&id=6152

24 Januari 2012 | BP

Integritas Moral Politisi

PERILAKU sementara politisi dituding mencederai hati nurani rakyat. Politisi ini tidak hanya

dikenal sebagai pengurus partai politik. Mereka juga duduk di parlemen dan lembaga

eksekutif sebagai fungsionaris partai politik.

Perilaku elite partai politik yang melukai hati rakyat ditunjukkan melalui minimnya peran

mereka dalam merespons aspirasi aktual rakyat. Elite partai politik terkesan bersikap apatis

ketika rakyat menghadapi berbagai masalah.

Peristiwa jembatan gantung yang diberitakan rusak parah di Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten belakangan ini, dibiarkan menggantung. Media massa dalam negeri maupun asing

memublikasikan foto anak sekolah menyeberang di jembatan rusak yang membahayakan

keselamatan mereka. Berita itu menghebohkan masyarakat dunia. Masyarakat di belahan

dunia lain ikut mengekspresikan rasa keprihatinannya dan sikap kritisnya.

Tetapi, politisi kita hampir tidak tampak meresponsnya. Politisi partai politik lokal dan nasional

umumnya terkesan adem-adem. Sorotan tajam justru datang dari pihak media massa.

Padahal, tugas pengawasan terhadap program pembangunan merupakan salah satu

fungsi partai politik. Tugas tersebut dijalankan fungsionaris partai politiknya. Politisi partai

Page 112 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

politik seyogianya cepat bersuara jika ada kepincangan program pembangunan dalam

pelaksanaannya.

Kepincangan pembangunan tentu diharapkan tidak hanya ramai disorot elite partai politik

menjelang pemilu legislatif. Hal ini juga tidak hanya dilakukan politisi partai politik

menyongsong perhelatan pilkada bupati/wali kota, pilgub, maupun pilpres. Sorotan elite

partai politik terhadap kepincangan dalam pelaksanaan pembangunan harus dilakukan

terus-menerus.

Kenyataannya, sikap kritis politisi partai politik cenderung tampak mengemuka hanya

menjelang ajang suksesi politik di lembaga perwakilan rakyat maupun lembaga eksekutif.

Umumnya dalam momen semacam itu elite politik beramai-ramai menggagas konsep

kegiatan yang mengesankan sikap prorakyat dan simpati pada nasib rakyat banyak. Kritik

pedas terhadap kepincangan pembangunan seakan tumpah-ruah di hadapan calon

pemilih mereka.

Namun, setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat tidak semua janji di hadapan

pemilihnya diupayakan terbukti secara konkret. Politisi yang menang pilkada bupati/wali

kota, pilgub, maupun pilpres pun tidak menunjukkan prestasi optimal dalam

memperjuangkan aspirasi dan nasib rakyat.

Ironisnya, ada sementara oknum elite politik yang telah dipilih rakyat untuk duduk di

lembaga perwakilan rakyat maupun lembaga eksekutif di pusat dan daerah malah

tersangkut perbuatan tercela. Kabar wakil rakyat, bupati, wali kota, dan gubernur yang

disebut-sebut terseret skandal korupsi bukan sekali dua kali diberitakan media massa.

Selain sejumlah anggota DPR yang telah terbukti terlibat skandal korupsi, wakil rakyat lainnya

pun dikabarkan justru sibuk dengan perilaku hampir sama. Ini tercermin dari terkuaknya

kabar tak sedap berkaitan kebijakan dana miliaran rupiah untuk renovasi gedung DPR,

dugaan skandal korupsi yang disebut-sebut melibatkan pimpinan Badan Anggaran,

termasuk mencuatnya pernyataan sikap saling serang antarelite.

Perilaku tidak terpuji wakil rakyat tadi seharusnya memancing reaksi keras pengurus partai

politiknya. Pengurus partai politik seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap oknum

wakil rakyat nakal dan korup itu. Tetapi, kenyataannya harapan semacam ini hanya tinggal

harapan. Tindakan tegas tadi jarang terdengar datang dari kebijakan partai politik jika ada

fungsionaris partai politik di DPR atau DPRD berulah mencederai hati nurani rakyat. Yang ada

justru perilaku bernada pembelaan.

Ulah tercela fungsionaris dan pengurus partai politik semacam itu mencerminkan rendahnya

integritas moral mereka. Sikap jujur untuk memperjuangkan kebenaran tidak mengental

dalam diri mereka. Mereka memang lahir dari proses perekrutan dan pengaderan yang

belum mengedepankan persyaratan integritas moral.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kembali Ke Sosio-Demokrasi

Rabu, 25 Januari 2012 |Editorial Berdikari Online

Sudah 45 hari petani menggelar aksi pendudukan di depan gedung DPR. Dalam penantian

yang cukup panjang di depan gedung rakyat itu, suara kaum tani tak juga menyentuh

keberpihakan politik para anggota parlemen. Bahkan, beberapa minggu lalu, DPR meminta

bantuan polisi untuk membubarkan aksi kaum tani.

Di tempat yang lain, di depan kantor Mendagri, ratusan warga Tanah Merah juga

menggelar aksi pendudukan. Mereka hanya menuntut hak mereka sebagai warga negara:

dokumen kependudukan. Tetapi Mendagri, bahkan Presiden yang berkantor beberapa

meter dari tenda warga Tanah Merah, sama sekali tidak tergerak hatinya oleh tuntutan

rakyat.

Dalam waktu bersama, rakyat di Bima, Nusa Tenggara Barat, terus menggelorakan

penentangan terhadap kehadiran perusahaan tambang. Di sana, aksi pendudukan dan

blokade hampir terjadi setiap hari. Entah mengapa, pemerintah daerah tidak juga

mendengar protes rakyat itu.

Inikah yang dalam jaman sekarang disebut demokrasi? Sebuah demokrasi yang hanya

diukur dari seberapa rutin pemilu dilaksanakan dan bagaimana prosedurnya dijalankan.

Page 113 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Tetapi soal-soal yang lebih mendasar, seperti kesejahteraan rakyat banyak, hampir tidak

terbahaskan dalam perdebatan demokrasi sekarang.

Demokrasi sekarang diwarnai perdebatan yang begitu riuh. Tetapi perdebatan-perdebatan

itu sangat jauh dari kebutuhan rakyat. Apa yang terjadi di luar gedung parlemen, seperti

rakyat yang kehilangan pekerjaan, menganggur, kesulitan mendapatkan pendidikan, dan

lain-lain, tidak pernah masuk agenda perdebatan anggota parlemen yang terhormat.

Demokrasi sekarang sangat unik: ketika mayoritas rakyat menginginkan

A. maka mayoritas anggota parlemen justru memutuskan

B. Ketika menjelang pemilu, para politisi itu berlomba-lomba merebut hati rakyat dengan

berbagai cara: bagi-bagi sembako, perbaiki jalan, masuk ke kampung-kampung kumuh,

dan lain-lain. Tapi, begitu mereka terpilih, mereka akan segera lupa dengan bau keringat

rakyat.

Padahal, 80 tahun yang lalu, para pendiri bangsa kita sudah menolak bentuk demokrasi

yang macam begini. Demokrasi parlementer ini, yang diimpor atau dipaksakan dari negeri

barat sana, hanya menjamin kesetaraan rakyat di kotak suara saja, tetapi tidak demikian di

lapangan kehidupan yang lebih luas: ekonomi, sosial, dan politik yang lebih luas.

Demokrasi semacam ini hanya menjadikan rakyat jelata—meminjam istilah Bung Karno—

`sebagai perkakasnya klas berkuasa saja': rakyat hanya diperlukan suaranya dalam pemilu,

tetapi jeritannya—sekalipun disuarakan dengan keras—tidak akan didengar oleh para

penguasa itu.

Bung Hatta dalam tulisan "Ke Arah Indonesia Merdeka" dengan tegas mengatakan,

demokrasi barat yang dilahirkan oleh revolusi Perancis tidak membawa kemerdekaan bagi

rakyat yang sebenarnya, melainkan menimbulkan kekuasaan kapitalisme. Jangan heran, di

jaman demokrasi sekarang ini, anggota parlemen lebih tunduk kepada kekuasaan pemilik

modal.

Karena itu, para pendiri bangsa kita mengajukan konsep demokrasi sendiri. Dalam fikiran

Bung Karno, misalnya, demokrasi dianggap sebagai alat untuk mencapai cita-cita bersama.

Dengan demikian, alat yang bernama demokrasi ini harus sanggup berdiri di tengah-tengah

kepentingan rakyat banyak. Konsep tersebut, dengan digagas diatas jiwa dan kepribadian

bangsa Indonesia, bertujuan untuk menciptakan kesetaraan bagi rakyat di segala lapangan

kehidupan: masyarakat sama rata, sama rasa.

Salah satunya adalah konsep Bung Karno tentang sosio-demokrasi. Sosio-demokrasi adalah

demokrasi yang memihak, yaitu pada massa rakyat. Sosio-demokrasi bercita-cita

menghapuskan sistem yang menciptakan kepincangan dalam masyarakat: imperialisme

dan kapitalisme. Sosio-demokrasi tidak ingin mengabdi kepentingan sesuatu gundukan kecil

sahaja, tetapi kepentingan masyarakat …….. Sosio-demokrasi adalah demokrasi politik dan

demokrasi ekonomi". (Sukarno, 1932)

Sayang sekali, 65 tahun Indonesia Merdeka, konsep sosio-demokrasi itu tidak pernah bisa

dijalankan. Pasalnya, sebagian besar elit yang memegang tampuk kekuasaan lebih tergiur

dengan model demokrasi barat. Maklum, dengan konsep demokrasi barat itu, yang secara

terang membuka jalan bagi berkuasanya kapitalisme, sangat sejalan dengan kepentingan

klas mereka (klas pemilik modal dan elit politik komprador).

Model demokrasi borjuis itu harus kita buang ke tong sampah. Selanjutnya, jika kita ingin

berjuang untuk cita-cita nasional kita, yakni masyarakat adil dan makmur, maka sudah

saatnya kembali pada demokrasi temuan pendiri bangsa: Sosio-Demokrasi!

Anda dapat menanggapi Editorial kami di: [email protected]

http://berdikarionline.com/editorial/20120125/kembali-ke-sosio-demokrasi.html

<http://berdikarionline.com/editorial/20120125/kembali-ke-sosio-demokrasi.html>

[Non-text portions of this message have been removed]

Demokrat Ngotot Inginkan Pemilihan Gubernur DIY

Page 114 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

JAKARTA, RIMANEWS-Anggota Komisi II DPR RI Ramadhan Pohan mengatakan, Fraksi Partai

Demokrat (FPD) tetap menginginkan untuk pengisian jabatan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta dilakukan melalui pemilihan langsung.

"Untuk pengisian jabatan gubernur, kami tetap ingin itu dilakukan melalui pemilihan. Itu yang

benar sesuai dengan konstitusi kita," kata anggota Komisi II DPR dari FPD Ramadhan Pohan di

Jakarta, Kamis (19/1).

Lebih lanjut Ramadhan menjelaskan, posisi fraksi jelas sesuai dengan konstitusi yang

menyatakan gubernur dipilih secara langsung. Ramadhan justru menilai teman-teman yang

setuju penetapan dinilainya hanya ingin mencari simpati publik.

"Konstitusi harus kita harus dihargai. Kita ingin tempatkan Jogja dan rajanya pada posisinya

yang tinggi," kata Ramadhan.

Ramadhan mencontohkan jika dilakukan pemeriksaan keuangan, dimana posisi Raja

Yogyakarta jika dilakukan dengan penetapan. Begitu juga terhadap kasus-kasus pidana

atau lainnya. (Ant/MI/ach)

http://www.rimanews.com/read/20120119/52137/demokrat-ngotot-inginkan-pemilihan-

gubernur-diy

Walah, Ada Spanduk Pro Pemilihan di Kulonprogo

Pemasang Spanduk Remaja Belasan Tahun

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO- Spanduk-spanduk bertuliskan dukungan terhadap

pemilihan terpampang di beberapa titik di Kulonprogo.Spanduk-spanduk ini dipasang oleh

orang yang dikenal pada Selasa(17/1/2012) sore di lima lokasi berbeda yakni Simpang Tiga

Toyan, Pintu masuk Pantai Glagah, Simpang Empat Naggung, Simpang Lima Karangnongko

serta di dekat Jembatan Bantar Sungai Progo di Sentolo.

Menurut salah seorang warga, Setiyono(62), spanduk yang bertuliskan ―Kami Rakyat

Kulonprogo Siap Menyongsong Pemilihan Gubernur Tahun 2013‖ tersebut dipasang oleh

empat orang pada Selasa sore.

Saat itu dirinya tidak mengetahui persis apa isinya dan baru tahu pada pagi harinya.

‖Yang memasang spanduk ada empat orang. Umurnya kelihatan masih muda-muda,

kemungkinan kurang dari dua puluh tahun,‖katanya saat ditemui di rumahnya,

Rabu(18/1/2012).

Setiyono menjelaskan, dirinya juga tidak mengetahui siapa dan apa maksud dipasanganya

spanduk tersebut. Saat itu dirinya langsung masuk ke dalam rumah. Kalau tahu spanduk

yang dipasang tersebut bertuliskan tentang pro pemilihan dirinya ingin menanyakan

langsung kepada pemuda yang memasang. Namun saat itu sebelum spanduk terpasang,

dirinya sudah keburu masuk ke dalam rumah.

‖Saya tidak sempat menanyakan dari mana dan siapa yang memasang. Tapi yang jelas

ada empat pemuda,‖katanya.(*)

http://jogja.tribunnews.com/2012/01/18/walah-ada-spanduk-pro-pemilihan-di-kulonprogo

Pemilukada, Demokrasi Paling Tepat.

http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/7718-menko-polhukam-pemilukada-

demokrasi-paling-tepat

Page 115 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Thursday, 26 January 2012 08:52

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)

Djoko Suyanto mengatakan, Pemilukada merupakan demokrasi pilihan paling tepat untuk

mewujudkan kesejahteraan rakyat, selain pemerataan ekonomi di segala bidang. Meskipun,

pada praktiknya demokrasi sering menghadirkan berbagai tantangan dan permasalahan.

"Demokrasi di negara mana pun di dunia ini, pasti akan mengikuti empat skenario evolusi,

yaitu membaik, stagnan, menurun, atau gagal. Kita semua tentu sangat menginginkan

bahwa keberhasilan demokrasi harus kita bangun, dengan segala daya dan upaya dalam

setiap langkah oleh segenap elemen bangsa ini,‖ jelasnya, kepada sejumlah wartawan di

Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (25/1).

Menurutnya, pemilihan umum merupakan alat dan saranan domokrasi di tingkat nasional

atau daerah. Namun, membangun demokrasi memang tidak cukup pemilu, banyak aspek

dan elemen lain yang harus ikut membangun demokrasi.

Dijelaskannya, kesempatan demokrasi merupakan kebebasan mengekspresikan aspirasi dan

kehendak. Sebagai buah manis, demokrasi sepatutnya tidak boleh disalahgunakan untuk

melakukan tindakan-tindakan provokatif, sehingga menjadi pemicu keresahan dan konflik di

masyarakat.

―Kita semua, tanpa terkecuali harus senantiasa menjaga keseimbangan dan harmoni antara

kebebasan dan kesetaraan dalam berdemokrasi, dengan kepatuhan terhadap pranata

sosial dan hukum, dalam bingkai persatuan dan kesatuan‖ ujarnya.

Menurutnya, Pemilukada merupakan salah satu bentuk nyata perwujudan demokrasi dalam

pemerintahan daerah yang seyogyanya, semakin mencerminkan proses kematangan

berdemokrasi. Walaupun pada implementasinya di lapangan masih menunjukkan adanya

fenomena yang merusak citra Pemilukada itu sendiri.

―Seperti money politics, ketidaknetralan aparatur dan penyelenggara, kecurangan berupa

pelanggaran kampanye dan penggelembungan suara, serta penyampaian pesan-pesan

politik yang bernuansa sektarian yang berujung pada retaknya bingkai harmonisasi

kehidupan masyarakat‖ ungkapnya.

Pada segi lain, ketidaksiapan dan ketidakdewasaan para kandidat dan pendukungnya

untuk mensyukuri kemenangan dan menerima kekalahan, sering diwujudkan dalam bentuk

aksi-aksi yang menghalalkan segala cara, telah memicu konflik dan anarkisme massa di

berbagai daerah

Saat ini, ungkapnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat sebanyak 1.718 dugaan

pelanggaran yang terjadi pada 92 kali Pemilukada yang diselenggarakan selama tahun

2011. Dari jumlah tersebut, 565 atau 33 persen merupakan pelanggaran administrasi dan

sebanyak 372 atau 22 persen adalah pelanggaran pidana. Sisanya, sebanyak 781 tidak

diteruskan kepada KPU atau Kepolisian, karena ketidakcukupan bukti permulaan atau sudah

kadaluwarsa.

―Di samping dugaan pelanggaran tersebut, terdapat sejumlah 142 kasus menyangkut

sengketa Pemilukada yang penyelesaiannya sampai pada Mahkamah Konstitusi. Banyaknya

sengketa Pemilukada yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi, menggambarkan semakin

tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui

lembaga peradilan. Di sisi yang lain, kesadaran hukum yang mulai tumbuh itu, seringkali tidak

diimbangi dengan kedewasaan dan kesiapan kandidat maupun pendukungnya untuk

menerima putusan hukum yang merugikan dirinya‖ jelasnya. [IS]

[Non-text portions of this message have been removed]

Pemborosan Uang Rakyat

Kursi Setara 16 Kali Upah Buruh

| A. Wisnubrata | Jumat, 27 Januari 2012 | 09:06 WIB

Page 116 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Oleh Orin Basuki

Rencana pembangunan ruang rapat Badan Anggaran DPR dan penggantian furniturnya

yang kontroversial masih terus menjadi sorotan publik.

Banyak pihak meyakini, proyek pembuatan ruang Badan Anggaran DPR tersebut adalah

fenomena puncak gunung es yang mengonfirmasi begitu banyak masalah yang belum

selesai dan tersembunyi dalam pengadaan barang dan modal pemerintah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 April 2011 dalam keterangan pers di Kantor

Kepresidenan menyoroti sembilan kementerian dan lembaga tinggi negara yang dianggap

memboroskan anggaran dalam pembangunan gedung dan pengadaan barang.

Kesembilan kementerian dan lembaga tinggi tersebut adalah DPR, Dewan Perwakilan

Daerah, Mahkamah Agung, Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan,

Kejaksaan Agung, Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan Komisi

Pengawasan Persaingan Usaha.

Pernyataan Presiden tersebut merespons rencana kontroversial DPR membangun gedung

baru meskipun gedung yang ada masih layak pakai (Fokus, Kompas, 8/4/2011). Sayangnya,

tidak ada kabar lebih lanjut tindakan apa yang dilakukan setelah pernyataan Presiden

tersebut.

Yang paling baru, DPR justru membuat ruang rapat baru untuk Badan Anggaran DPR senilai

Rp 20 miliar.

Yang paling menyinggung rasa keadilan adalah kursi senilai Rp 24 juta per unit, hampir 16 kali

upah minimum provinsi DKI Jakarta untuk buruh dalam sebulan. Sementara di depan

Gedung DPR, warga Pulau Padang, Riau, menjahit mulut demi mencari keadilan untuk tanah

mereka dan mereka tak kunjung mendapat jawaban pasti.

Mengganggu rasa keadilan

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menghimpun data banyaknya

anggaran belanja barang dan modal yang mengganggu rasa keadilan sepanjang tahun

2011. Pertama, rencana pembangunan Gedung DPR yang mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Protes keras masyarakat memaksa anggaran diturunkan menjadi sekitar Rp 800 miliar dan

akhirnya dibatalkan sama sekali.

‖Rencana pembangunan gedung itu ditetapkan dalam APBN 2011. Anehnya, setelah

dibatalkan, anggaran DPR tidak juga turun dalam APBN Perubahan 2011. Jumlahnya tetap.

Ini menimbulkan banyak spekulasi bahwa sebenarnya anggaran gedung dialihkan ke

proyek berbasis belanja barang, termasuk pembuatan ruang Badan Anggaran hingga

renovasi toilet,‖ ungkap Sekretaris Jenderal Fitra Yuna Farhan di Jakarta, Selasa (24/1).

Fitra juga mensinyalir pengadaan 4.041 unit kendaraan dinas berpotensi korupsi karena

harga satuannya dianggarkan jauh di atas harga normal pasar, baik kendaraan roda empat

maupun roda dua. Proyek pengadaan senilai Rp 32,572 miliar ini terdeteksi di 20 kementerian

dan lembaga.

Page 117 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

‖Pengadaan kendaraan mudah menjadi lahan subur korupsi karena Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa memungkinkan pengadaan

kendaraan dinas dengan penunjukan langsung,‖ ujar Yuna.

Lebih jauh data Fitra memperlihatkan, standar biaya kendaraan dinas melebihi standar

biaya yang ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100 Tahun 2010 tentang Standar

Biaya Umum (SBU) Tahun 2011. Sebagai contoh, Badan Pemeriksa Keuangan

menganggarkan pembelian 49 unit kendaraan dinas dengan nilai Rp 24,8 miliar atau Rp

506,6 juta per unit, padahal berdasarkan SBU, biaya pengadaan kendaraan untuk pejabat

setingkat eselon I hanya Rp 400 juta.

Fitra juga menyoroti pengadaan 3.109 komputer jinjing dan komputer meja senilai Rp 32,5

miliar di tujuh kementerian atau lembaga pada tahun 2011. Pengadaan komputer juga bisa

menjadi lahan subur pelanggaran karena sulit diidentifikasi keberadaan fisiknya. Fitra

mengidentifikasi ada pembelian komputer jinjing yang dihargai Rp 28 juta per unit, padahal

komputer terbaik pun bisa dibeli Rp 16 juta dengan harga pasar.

Pemborosan berjemaah

Yang lebih menyedihkan, pembelian kendaraan dinas hingga komputer itu tidak melihat

inventaris barang di kementerian atau lembaga pemerintahan yang bersangkutan.

Akibatnya, meskipun kendaraan dinas lama masih laik pakai, banyak kementerian dan

lembaga membeli kendaraan dinas baru. Padahal, untuk kendaraan dinas yang sudah

dibeli pun disediakan anggaran pemeliharaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 Tahun 2011 tentang Standar Biaya 2012

menetapkan, pemeliharaan kendaraan roda dua dianggarkan Rp 3,42 juta per tahun per

unit dan untuk kendaraan roda empat Rp 18,47 juta per tahun per unit. Sementara untuk

pemeliharaan kendaraan dinas pejabat negara dialokasikan Rp 35,22 juta. Anggaran itu

dialokasikan agar kendaraan berfungsi normal dan siap dipakai setiap saat.

Pembelian aset negara secara berulang setiap tahun tidak perlu terjadi jika Kementerian

Keuangan lebih solid. Yuna menyebut, jika Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara di Kementerian Keuangan bertukar informasi, tidak akan terjadi

kementerian dan lembaga membeli aset berulang-ulang. Kerja sama kedua direktorat

jenderal itu dapat menyaring kementerian mana yang memang sudah perlu memperbarui

aset dan lembaga mana yang belum boleh membeli aset baru.

‖(SDM) Kementerian Keuangan harus lebih baik agar sanggup menelaah kelayakan

anggaran hingga ke detail. Jangan sampai terulang penggunaan anggaran pembelian

aset negara yang kontroversial, seperti kursi Badan Anggaran DPR,‖ ujarnya.

Pengawasan lemah

Secara terpisah, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menegaskan, seluruh program

yang diajukan kementerian dan lembaga hanya akan disetujui jika telah lolos pemeriksaan

di forum tripartit, yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional, serta kementerian dan lembaga yang bersangkutan.

Kementerian Keuangan akan memeriksa kecocokan antara usul anggaran dari kementerian

dan lembaga dalam Rencana Kerja Anggaran indikatif dan standar biaya.

‖Kami memeriksa anggaran per program. Jika sesuai dengan standar biaya, kami serahkan

operasionalnya kepada kementerian teknis. Sebagai gambaran, kalau ada yang

mengajukan program ketahanan pangan, kami memeriksa anggaran program secara

umum. Sementara kebutuhan pekerja atau berapa banyak gerobak digunakan diserahkan

kepada kementerian pelaksana program tersebut,‖ kata Anny.

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Agus Rahardjo

menegaskan, masyarakat bisa mudah menilai kelayakan sebuah proyek dengan membaca

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Aturan ini menghendaki setiap pengadaan dilakukan efisien. Artinya, dengan uang yang

seminimal mungkin, dapat diperoleh barang yang sebaik mungkin.

‖Sangat mudah mengukur efisiensi itu. Jika harga barang yang dibeli jauh lebih mahal dari

harga pasar umumnya, itu tidak efisien. Memang Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tidak mengatur sanksi jika prinsip efisiensi tidak terpenuhi. Namun, yang melanggar prinsip itu

bisa dijerat pasal kebocoran anggaran negara,‖ ujar Agus.

Page 118 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Kasus ruang baru Badan Anggaran DPR dan renovasi toilet DPR menghasilkan saling

menyalahkan di antara pimpinan DPR, Badan Urusan Rumah Tangga DPR, pimpinan Badan

Anggaran DPR, dan Sekretaris Jenderal DPR. Tidak ada yang merasa bertanggung jawab

atas pemborosan anggaran tersebut. Juga tidak ada yang mengaku lalai mengawasi

perencanaan, pengalokasian, hingga penggunaan anggaran belanja. Tak heran jika orang

menyebut negara ini berjalan secara autopilot.(har/nmp)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/27/ArticleHtmls/DPR-Minta-Perabot-

Impor-Badan-Anggaran-Diganti-27012012007003.shtml?Mode=0

DPR Minta Perabot Impor Badan Anggaran Diganti

JAKARTA

“Maaf, saya no comment,” kata Soemirat.

Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat meminta Sekretariat Jenderal segera

mengganti perabot impor di ruang Badan Anggaran dengan barang buatan dalam negeri

yang berkualitas.

Badan Kehormatan memberi waktu sepekan untuk penggantian itu. ―Ini tanggung jawab

Setjen,‖kata Wakil Ketua Badan Kehormatan Siswono Yudho Husodo, di gedung DPR,

Jakarta, kemarin.

Menurut dia, penggantian itu untuk menjadikan ruangan Badan Anggaran tak terlalu

mewah sehingga tak ada alat kelengkapan Dewan yang mendapatkan fasilitas lebih mahal

ketimbang yang

lain. Siswono mengakui penukaran barang memang akan mengalami masalah, tapi

Sekretariat Jenderal bisa melakukan negosiasi. Mekanisme penggantian akan dibicarakan

dengan perusahaan pemenang tender.

Total perabot di ruangan itu senilai Rp 14 miliar dengan beberapa perabot buatan luar

negeri, seperti kursi dari Jerman seharga Rp 4,2 miliar, lampu dari Belanda (Rp 1,9 miliar), tiga

layar LED dari Korea (Rp 1,8 miliar), dan karpet buatan Amerika Serikat (Rp 980 juta). Renovasi

ruangan Badan Anggaran menuai kritik karena perabot yang digunakan mewah dan impor

dengan biaya Rp 20,3 miliar.

Badan Kehormatan meminta keterangan sejumlah pihak untuk mengungkap proyek itu,

seperti dari Badan Ang

garan, Badan Urusan Rumah Tangga, dan Sekretaris Jenderal DPR. Pada Selasa lalu, Badan

Kehormatan DPR menyatakan yang bertanggung jawab atas proyek itu adalah Kepala Biro

Pemeliharaan, Pembangunan, dan Instalasi DPR Soemirat. Namun Badan Kehormatan tak

membidik pemimpin Badan Anggaran, yang sebelumnya disebut-sebut menentukan jenis

perabot.

Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh tak berada di ruang kerjanya ketika Tempo

menyambanginya kemarin. Seorang anggota stafnya mengatakan Nining sedang

menghadiri konferensi Parlemen Negara Organisasi Konferensi Islam di Palembang, Sumatera

Selatan. Kepala Biro Pemeliharaan, Pembangunan, dan Instalasi Soemirat juga tak bisa

ditemui. ―Maaf, saya no com ment,‖ kata Soemirat via pesan pendek kepada Tempo.

Seorang anggota staf Biro Pemeliharaan menuturkan semua informasi tentang proyek

ruangan Badan Anggaran akan disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Nining.

Di Malang, Jawa Timur, kemarin puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa di gedung DPRD

menentang proyek ruangan Badan Anggaran senilai Rp 20,3 miliar. Mereka memberi kado

sebuah batu nisan dengan tulisan, ―Telah mati hati nurani DPR―.

I WAYAN AGUS P| EKO W | JOBPIE S

[Non-text portions of this message have been removed]

“Itu prioritas SBY. Hal apa pun yang bisa membahayakan tiga itu, saya rasa akan ditindak,”

kata Eep

Page 119 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

..... coba, kalo yang bergerak itu rakyat dengan merata, apa berani SBY bertindak tanpa

membahayakan satu atau ketiga yang diatas itu, bisa-bisa rezim ini akan cuthel sebelum

habis periode kekuasaannya !

From: Sunny [email protected]

To: [email protected]

Sent: Saturday, January 28, 2012 5:00 AM

Subject: [nasional-list] Eep: SBY Selamatkan Keluarga, Demokrat, dan 2014

http://www.tempo.co/read/news/2012/01/26/078379707/Eep-SBY-Selamatkan-Keluarga-

Demokrat-dan-2014

Kamis, 26 Januari 2012 | 04:14 WIB

omePolitikPolitik

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) melakukan sungkem dengan ayahanda, Presiden SBY yang

didampingi bu Negara Ny Ani Yudhoyono (kedua kanan) di Pendopo kediaman pribadi Puri

Cikeas, Bogor, Jawa Barat (22/11). Pernikahan Ibas dan Siti Rubi Aliya Rajasa ini akan

berlangsung di Istana Cipanas pada Kamis (24/11) dilanjutkan resepsi pernikahan pada

Sabtu (26/11) di Balai Sidang Senayan, Jakarta. ANTARA/Widodo S. Jusuf

Kamis, 26 Januari 2012 | 04:14 WIB

Eep: SBY Selamatkan Keluarga, Demokrat, dan 2014

Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Jakarta- Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah, menilai Ketua Dewan Pembina

Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sedang berupaya mengamankan tiga hal. Ini

untuk menghindari kemungkinan terburuk bergulirnya kasus Muhammad Nazaruddin.

Tiga hal yang hendak diselamatkan SBY adalah keluarganya, Partai Demokrat, dan

kepentingan SBY di Pemilihan Umum 2014. ―Itu prioritas SBY. Hal apa pun yang bisa

membahayakan tiga itu, saya rasa akan ditindak,‖ kata Eep ketika dihubungi Rabu, 25

Januari 2012.

Eep menyatakan ini menanggapi pertemuan SBY dengan Dewan Pembina Demokrat Selasa

malam lalu, dan dengan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Senin malam lalu di

kediamannya, Puri Cikeas, Bogor.

Posisi Anas di Demokrat mulai goyah setelah namanya disebut terlibat dalam sejumlah

proyek pemerintah. Bekas Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menuding

Anas terlibat proyek pembangunan Stadion Hambalang, Sentul, dan proyek Pembangkit

Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Tak hanya Nazar yang menyerang Anas. Anak buah Nazar di Grup Permai, Mindo Rosalina

Manulang, juga menyebut Anas sempat aktif di perusahaan mereka. Pengakuan Rosa

dibenarkan terpidana kasus suap Wisma Atlet Jakabaring, Mohammad El Idris, yang

mengaku pernah melihat Anas di Graha Permai, Casablanca, Jakarta Selatan.

Page 120 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

ISMA SAVITRI

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/negara-autopilot-atau-negara-lemah/

27.01.2012 09:18

Negara Autopilot atau Negara Lemah?

Penulis : Thomas Koten*

(foto:dok/ist)

Kehidupan rakyat tanpa negara atau negara tanpa pemimpin belakangan ini menyembul

dalam wacana publik di media massa. Wacana ini menyembul dan menyeruak

pascakunjungan para tokoh lintas agama ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tujuan kunjungan itu untuk menyampaikan seruan moral kepada KPK agar dapat

melaksanakan tugas mulianya dalam memberantas korupsi di Republik ini.

Seruan moral para tokoh lintas agama tersebut tidak lebih menyuarakan jeritan rakyat soal

tidak berjalannya aksi pemberantasan korupsi selama ini. Padahal, korupsi di Republik ini

sudah mewabah dengan sangat mengerikan.

Seruan moral para tokoh lintas agama itu juga sebagai penyambung suara sebagian

masyarakat yang berpesan lewat spanduk-spanduk bertuliskan "Negeri Autopilot", yang

terpampang di sejumlah lokasi strategis di Jakarta, tulisan yang bermakna negeri ini berjalan

nyaris tanpa pemimpin.

Artinya, bunyi spanduk yang terpampang di sejumlah lokasi strategis di Jakarta tersebut

menunjukkan ungkapan kekecewaan rakyat karena tidak merasakan kehadiran pemimpin.

Rakyat merasakan negara ini berjalan sendiri karena pemimpin mereka jauh dari yang

diharapkan.

Fenomena seperti itu terjadi di semua sektor negara; hukum, politik, ekonomi, sosial, dan lain-

lain. Sejumlah contoh teranyar, terutama dari segi hukum sebagai indikasi "Negeri Autopilot"

adalah banyaknya rakyat yang mati ditembak aparat sendiri, seperti kasus Mesuji dan Bima.

Belum lagi kekerasan di bidang agama atau atas nama agama yang tidak jarang berujung

pertumpahan darah. Dalam catatan Setara Institute, misalnya, sepanjang 2011, terjadi 135

kasus kekerasan atas nama atau berlatar belakang agama yang menumpuk karena tidak

diusut aparat negara.

Belum lagi konflik agraria atau konflik tanah/lahan dengan perusahaan, yang secara jelas

memberi kesan negara meninggalkan rakyat dan berselingkuh dengan perusahaan.

Di bidang ekonomi, setali tiga uang, rakyat terkesan dan merasakan berjalan sendiri,

berjuang sendiri untuk mengatasi dan mengurangi kemiskinan dan kemelaratan.

Negara hanya berbangga di balik usaha rakyat sendiri dalam memacu pertumbuhan

ekonomi. Seperti yang kerap dikritik para pengamat, pemerintah tidak berbuat hal yang

signifikan menyangkut infrastruktur, tetapi toh negara ini mendapat apresiasi investment

grade.

Negara Lemah

Yang jelas, bangsa dan negara ini sudah sangat lama dirundung atau dililit aneka macam

kebobrokan yang membekap semua lini kehidupan masyarakat; di lini ekonomi, sosial,

hukum, politik, dan lain-lain. Karena itu, rakyat melabelkan negara ini sebagai negara gagal,

negara lemah, atau yang belakangan ini dikatakan sebagai "Negeri Autopilot".

Namun bagaimana persisnya memosisikan negara ini, apakah sebagai negara gagal,

negara lemah, atau Negeri Autopilot? Ketiga predikat memiriskan itu tentu saja berpijak dan

bermuara pada fenomena negara yang diwarnai berbagai problem yang menyangkut tak

terurusnya rakyat.

Padahal, negara ini, sebagaimana juga negara-negara lainnya, didirikan dan dibentuk

berdasarkan sutu kontrak sosial, yang mengatakan negara memberi perlindungan kepada

warga sebagai kewajiban utamanya, dan warga negara berkewajiban patuh kepada

Page 121 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

negara dengan mengikuti peraturan-peraturan yang digariskan negara dalam kontrak sosial

itu.

Di Indonesia, fungsi, tugas, dan peran negara sebagai pelindung dan pemberi jaminan

keamanan dan pencipta kesejahteraan dimaktubkan atau diamanatkan dalam UUD'45,

maka segala ketidaknyamanan dan ketidaksejahteraan warga merupakan pengabaian

tugas, fungsi, dan peran negara terhadap kontrak sosial bernegara.

Pemerintah yang tidak menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya dikatakan juga sebagai

negeri autopilot atau sebagai negara gagal itu. Mengapa? Sebab dalam teori kontrak sosial

Thomas Hobbes, John Lock, dan Jean Jaeques Rousseau, yang kemudian dipadukan dalam

UUD'45 mengatakan tujuan didirikan negara adalah to protect its people from violence and

other kinds of harm (untuk melindungi warga negara dari segala bentuk kekerasan,

ketidaknyamanan, atau lainnya).

Bagaimana indikasi sesungguhnya yang memotretkan negara gagal itu? Menurut sebuah

studi yang dilakukan World Economic Forum dan Universitas Harvard (2002) terhadap 59

negara (Indonesia termasuk di dalamnya), berhasil dicirikan apa itu negara gagal: tingginya

angka kriminalitas dan kekerasan publik, suap dan korupsi merajalela, kemiskinan

masyarakat yang merebak, dan ketidakpastian yang tinggi.

Daniel Thurer, profesor hukum dari Universitas Zurich, mengartikan negara gagal sebagai

kegagalan negara mengaktualisasikan kapasitas dan kewenangan yang dimilikinya di

tengah rakyat. Dari perspektif internasional, negara gagal adalah negara yang tidak layak

mengikatkan dirinya dalam satu kesepakatan internasional.

Indonesia yang dipicu berbagai konflik, kekerasan negara, tingginya kriminalitas,

merebaknya suap dan korupsi, kemiskinan dan lain-lain, oleh kebanyakan pengamat dalam

dan luar negeri, lebih kepada cermin negara lemah, yang kalau tidak mampu

mengatasinya akan menjurus ke negara gagal.

Negara gagal itu selalu bermula dari negara yang hadir ibarat tanpa pemimpin, yang

belakangan ini disebut negeri autopilot itu.

Tetapi, karena secara formal administratif, dan realitasnya juga para pemimpin kita masih

ada dan terus bekerja, negara ini lebih cocok dikatakan sebagai negara sangat lemah,

yang jika tidak hati-hati segera berubah menjadi negara gagal.

Perlu Tindakan Segera

Negara ini seperti sudah terlalu lama ibarat pesawat yang dibiarkan beroperasi dengan

autopilot sehingga bisa jatuh lantaran kehabisan bahan bakar, misalnya. Negara yang

dibiarkan terlalu lama berjalan ibarat tanpa pemimpin atau tanpa pemerintahan, lama-

kelamaan akan jatuh karena rakyat kehabisan kesabaran.

Bukan tidak mungkin negara gagal yang dipuncaki dengan rontoknya negara, seperti

Yugoslavia pada akhir 1980-an, terjadi di Indonesia, jika keadaan negara seperti ini

bertambah buruk dan pemimpin tidak sanggup tampil lebih kredibel lagi untuk

mengendalikannya.

Dengan demikian, meskipun Indonesia saat ini belum benar-benar menunjukkan diri sebagai

negara gagal, keadaan ini harus disikapi secara serius oleh para pemimpin negara,

terutama presiden sebagi kepala negara dan kepala pemerintahan. Jangan menunggu

hingga negara ini benar-benar gagal.

Mari kita bersama-sama mengantarkan rakyat ke tujuan mendirikan Republik ini, yakni

negara kesejahteraan dengan warga negara yang selalu terlindungi dan senantiasa merasa

nyaman, yang menjalankan hidup dengan penuh kebersahajaan. Pekerjaan ini tentu tidak

mudah, tetapi tidak mustahil.

*Penulis adalah Direktur Social Development Center.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailrubrik&kid=4&id=6165

8 Januari 2012 | BP

Presiden yang Sibuk Mengurus Partai

Page 122 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Oleh Wayan Windia

ERA reformasi telah mengembalikan kejayaan partai politik (parpol) sebagai panglima. Saat

ini politik telah kembali menjadi panglima negara, sebagaimana pernah terjadi pada zaman

Orde Lama. Dengan demikian, semua pejabat negara sangat takut kepada partai. Mereka

selalu ingin mendapatkan dukungan partai. Lalu dibangunlah koalisi partai-partai. Meskipun

sejatinya tidak ada istilah 'koalisi' dan 'oposisi' dalam tatanan kenegaraan kita. Bahkan

partai-partai yang berkoalisi sejatinya tidak memiliki landasan dan visi partai yang sama.

Namun karena ambisi kekuasaan (dan uang), maka semua itu pun dilakukan. Dengan

demikian, tidaklah mengherankan kalau partai-partai koalisi sering sekali pecah dan tidak

kompak dalam menghadapi berbagai isu politik.

Risiko politiknya adalah, para pejabat negara menjadi lebih sibuk dan serius mengurus partai

dibandingkan dengan mengurus negara. Lihatlah para menteri, yang tampaknya selalu

lebih fokus mengurus partai. Kalau ia ke daerah-daerah, sejatinya kepentingannya mengurus

partai. Bukan semata-mata mengurus rakyat. Termasuk pekerjaan yang dilakukan oleh

kepala negara. Kita lihat akhir-akhir ini, betapa sibuknya seorang Presiden mengadakan

rapat-rapat untuk mengurus partai. Bermula dari kasus korupsi wisma atlet tahun lalu yang

menyentuh Partai Demokrat, kepala negara kita sibuk sekali. Sekarang pun demikian

adanya. Yakni, tatkala Nazarudin masuk pengadilan, dan banyak kali menyebut ketua

umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Hal itu tercermin, tatkala para menteri yang

terlibat dalam rapat, dan kemudian keluar Cikeas, maka komentarnya pun bermacam-

macam. Ada yang ke 'kiri', ada juga yang ke 'kanan'. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya

rapat Partai Demokrat yang dilaksanakan di Cikeas beberapa waktu yang lalu. Khususnya

dalam membahas kasus korupsi wisma atlet, yang melibatkan partai yang sedang berkuasa

itu.

Hal yang sama terjadi juga pada era Megawati. Ia masih sibuk mengurus partai tatkala

sedang berkuasa menjadi presiden. Seolah-olah sama sekali tidak percaya diri kalau tidak

menjadi Ketua Umum PDI-P. Banyak kritik yang dilontarkan pada saat itu, termasuk dari

Ruslan Abdulgani. Tetapi, Megawati tetap saja tak bergeming. Seandainya ia mau mengikuti

saran-saran para seniornya, pasti hal itu akan menjadi pendidikan politik yang bagus bagi

bangsa pada saat ini. Tetapi apa mau dikata. Partai tetap saja kukuh ingin kekuasaan.

Meskipun sejatinya tugas partai yang paling suci adalah melakukan pendidikan politik bagi

bangsanya.

Orang Kuat

Oleh karenanya, menjelang 100 tahun Indonesia Merdeka, diperlukan orang kuat yang

memimpin Indonesia. Orang yang mampu berdiri di atas semua partai. Orang yang tidak

tergantung pada kepentingan politik partai. Orang yang rela berkorban (korban politik,

korban ekonomi, korban sosial, dan lain-lain) bagi bangsanya. Harus dicatat bahwa,

pemimpin yang masih ingin bersandar dan berlindung pada parpol, maka orang itu adalah

pemimpin yang lemah. Seorang pengamat di TV mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono

bukan seorang presiden yang kuat. Tetapi seorang presiden yang adaptif. Barangkali hal itu

bukan pandangan yang salah. Mungkin karena begitu adaptifnya, maka keputusan-

keputusan yang diambil dirasakan oleh publik sangat lambat dan telat. Tetapi apa mau

dikata lagi, barangkali itulah yang merupakan pilihan rakyat pada saat pemilu yang lalu.

Kiranya dapat dikatakan bahwa sepanjang pemimpin negara (presiden, wapres dan

menteri) masih berkiblat pada parpol, maka bangsa ini tidak akan maju dengan pesat.

Korupsi cenderung masih akan merajalela. Mungkin karena KKN, atau karena kepentingan

sesaat untuk memperkokoh kekuasaan. Untuk itu, kiranya ide yang pernah berkembang

agar pemimpin negara keluar dari parpol (bebas parpol) harus terus dihidupkan. Kita yakin

bahwa presiden atau menteri yang parpolnya keruh dan bermasalah, pasti tidak fokus pada

kepentingan bangsa dan negara. Karena kalau parpol yang merupakan sebuah kendaraan

politik menghadapi masalah, pasti akan memperlemah image pemimpin tersebut.

Selanjutnya pasti akan mampu menurunkan dirinya yang sedang berkuasa. Kalau kaum

parpol memang akan mengabdi dan berbuat untuk negara, maka mereka harus dengan

sadar dan sukarela membangun sebuah Undang-Undang yang mengatur semuanya itu.

Yakni mengatur bahwa pejabat negara tidak boleh menjabat dalam struktur parpol.

Risikonya adalah pejabat itu harus profesional. Artinya, mereka harus memiliki integritas

intelektual, integritas etik, dan integritas religius. Dengan demikian tidak ada alasan bagi

Page 123 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

parpol di parlemen untuk mengkritiknya, karena memang mereka berbuat dan bekerja

dengan cara-cara yang profesional.

Masalahnya, kapankah para elite parpol mampu mengembangkan dirinya sebagai seorang

negarawan? Tidak sekadar elite parpol yang hanya mengembangkan dirinya sebagai

seorang politikus. Mungkin kita harus menunggu negara ini porak-poranda, maka barulah

akan muncul seseorang yang mumpuni sebagai negarawan. Sebetulnya, saat ini sudah

mulai muncul calon pemimpin yang ingin bermain bersih, yang ingin maju ke panggung

politik dengan tidak mengandalkan pada kekuatan uang. Hal ini tampak muncul dalam

proses pemilihan Gubernur DKI. Harus diakui bahwa bibit politik seperti ini adalah sesuatu

yang baik bagi masa depan Indonesia. Namun tampaknya ide dan harapan politik seperti

ini masih akan kalah dalam melawan gemuruh rupiah dan dolar dalam proses politik-uang di

negara kita. Tapi kita tetap harus bersabar dan harus tetap memiliki harapan-harapan.

Penulis, Guru Besar di Fak. Pertanian Unud, dan Ketua Badan Penjaminan Mutu Univ.

Udayana (Ka.BPMU)

[Non-text portions of this message have been removed]

Pendukung Anas Bergerak, Awas Blunder Politik!

Oleh R Ferdian Andi R | Inilah – 4 jam yang lalu

Share0

Email

Cetak

Konten Terkait

Perbesar Foto

Pendukung Anas Bergerak, Awas Blunder Politik!

More »

INILAH.COM, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum saat ini benar-benar

diuji emosi politiknya dalam merespons perkembangan terakhir. Jika tak hati-hati dalam

bertindak, bisa-bisa jadi blunder politik.

Salah satu petinggi Partai Demokrat yang duduk di jajaran eksekutif partai berkirim pesan

BlackBerry Messenger (BBM) kepada INILAH.COM, Jumat (27/1/2012) petang. Isinya,

mengabarkan rencana pergerakan pendukung Anas ke Jakarta untuk melakukan aksi

damai menuntut media masa agar tidak melakukan pengadilan opini terhadap Anas. "Kami

perkirakan sedikitnya 50 ribu orang yang akan datang ke Jakarta," katanya.

Dia menyebutkan, pihaknya mencermati, sebagian media massa di Indonesia telah mulai

tersesat dan terjebak dalam upaya pencemaran nama baik kepada Ketua Umum Partai

Demokrat Anas Urbaningrum. Aspirasi tersebut, tambah sumber tersebut, bermunculan dari

33 DPD Partai Demokrat se-Indonesia.

Informasi ini simetris dengan sumber INILAH.COM yang berasal dari kalangan non struktural

Partai Demokrat sehari sebelumnya yang menyebutkan akan mengerahkan sedikitnya 10

ribu massa untuk unjuk kekuatan pendukung massa Anas Urbaningrum.

Informasi lebih jelas disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika yang

menyebutkan Para pendukung Anas di DPP Partai Demokrat pun mulai bergerak membela

ketua umum mereka. Salah satunya Ketua DPP PD Gede Pasek Suardika yang menuding

ada operasi penggiringan oleh opini terhadap Anas.

Page 124 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Anas dizalimi dengan peradilan opini dimana sekarang ini seakan-akan ketum kami sudah

menjadi terpidana. Padahal ikut dalam proses hukumnya saja tidak, saksi pun tidak," tegas

Pasek, Jumat (27/1/2012).

Cara-cara penggiringan opini seperti sekarang sangat jelas, imbuh Pasek, menjadikan Anas

sebagai target kelompok tertentu untuk mematikannya secara politik. "Peradilan opini

berdasarkan asumsi dan bukan substansi. Ini politik kotor yang penuh kuman dan virus

perusak demokrasi," kata anggota Komisi II DPR ini.

Sumber lain menyebutkan, para pendukung Anas Urbaningrum tersebut bakal berunjuk rasa

di media-media yang selama ini kerap bersikap kritis kepada Anas terkait pemberitaan

seputar kasus Wisma Atlit. Sumber tersebut menyebutkan beberapa media yakni Metro TV, TV

One, Media Indonesia, dan Tempo.

Langkah pendukung Anas Urbaningrum yang berencana unjuk kekuatan dengan

melakukan aksi demonstrasi di sejumlah media massa memang bisa menjadi salah satu

upaya untuk meredam pemberitaan yang dianggap menyudutkannya.

Namun, mestinya para pendukung Anas dapat menempuh cara lainnya yang jauh lebih

elegan daripada melakukan pendudukan atau demo di kantor media massa. Meski tidak

melanggar prinsip demokrasi sebagai perwujudan kebebasan berekspresi, namun rencana

langkah pendukung Anas tersebut justru berpotensi blunder politik yang tidak sederhana.

Media sebagai pilar penting dalam proses demokratisasi ini bukanlah lembaga yang tak

tersentuh. Jalur-jalur formal seperti Dewan Pers dapat menjadi cara untuk menyelesaikan

persoalan dalam pemberitaan. Langkah ini jelas lebih produktif daripada melakukan show

off dengan demonstrasi ke media massa.

Anas Urbaningrum dan segenap pengurus Partai Demokrat bisa mencari jalan keluar yang

lebih elegan untuk keluar dari turbulensi yang kini menderanya. Belajar dari sejarah,

penyelesaian sengketa dengan media melalui cara pendudukan atau demontrasi justru

akan blunder. Seperti era Presiden KH Abdurahman Wahid, saat para pendukungya

menduduki kantor Jawa Pos, di Surabaya, yang justru membuahkan citra yang tak positif.

[mdr]

[Non-text portions of this message have been removed]

Ada kata-kata orang bijak yang berbunyi : Rasan air ke air, rasan minyak ke minyak.

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/anas-dinonaktifkan-secara-halus/

28.01.2012 12:07

Anas Dinonaktifkan secara Halus

Penulis : Inno Jemabut/Daniel Tagukawi

(foto:dok/ist)

JAKARTA - Petinggi Demokrat tidak akan gegabah mengganti Ketua Umum Partai Demokrat

Anas Urbaningrum. Namun, Anas akan dinonaktifkan secara halus, sehingga justru tidak

memicu persoalan baru di tubuh Demokrat.

"Ada istilah yang digunakan dalam rapat Dewan Pembina, proses itu seperti menarik

benang tanpa merusak tepung. Ya kalau benang ditarik, jangan sampai tepung

berserakan," kata seorang sumber kepada SH di Jakarta, Jumat (27/1).

Dia mengatakan, apa yang disampaikan pengurus partai di media tidak seperti yang terjadi

di rapat Dewan Pembina sebab DPP PD tidak ikut dalam rapat Dewan Pembina. Sebagian

besar anggota Dewan Pembina menghadiri rapat itu, kecuali beberapa orang yang

berhalangan. "Pak Sukarwo dari Jawa Timur juga hadir," katanya.

Selain itu, ujar dia, semua Dewan Pembina juga sepakat untuk memperbaiki partai dan

berkonsolidasi, karena popularitas Demokrat merosot tajam menjadi 14 persen. Saat ini,

popularitas Demokrat berada jauh di bawah PDIP dan Golkar. "Ini semua karena citra hancur

di media, akibat beberapa kader tersangkut kasus," jelasnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan di Kantor

Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat (27/1), menegaskan apa pun status hukum

Page 125 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Umum Partai

Demokrat sudah diantisipasi partai tersebut.

Karena itu, status hukum apa pun terhadap Anas Urbaningrum oleh KPK tidak akan

memengaruhi kondisi internal partai, kecuali pencitraan negatif yang muncul ke luar.

"Ini hanya masalah pencitraan untuk ekstern. Kita tidak pecah. Tidak ada," seru Syarif Hasan.

Mekanisme

Syarif Hasan menjelaskan, dalam AD/ART Partai Demokrat, telah diatur bagaimana partai

harus mengantisipasi kondisi seperti yang dihadapi Anas Urbaningrum dalam dugaan kasus

korupsi Wisma Atlet Hambalang saat ini.

"Semua sudah ada aturan di partai, secara konkret di AD ART. Apa pun sudah diantisipasi di

AD ART," jelasnya. Namun Syarif tidak merinci seperti apa antisipasi dalam AD/ART yang ia

maksudkan.

Partai Demokrat, katanya, kini berharap agar proses hukum yang melibatkan sejumlah kader

Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum segera tuntas. Dengan demikian, konsolidasi internal

dan pencitraan ke luar bisa ditata kembali dengan lebih baik.

Hingga kini, menurut pengakuan Menteri Koperasi dan UKM tersebut, komunikasi Partai

Demokrat dengan rakyat sama sekali tak terganggu. Hanya saja agar komunikasi itu lebih

baik, masalah hukum ini harus jelas penyelesaiannya sesegera mungkin.

"Sekarang kita bangun solidaritas di antara sesama anggota partai. Integritas kita

ditingkatkan dalam pemberantasan korupsi dan pelayanan publik lainnya," ia

menambahkan.

[Non-text portions of this message have been removed]

Berita Nasional

Rubrik HanKam

Tumpas habis opm tanpa ampun sampai ke akar-akarnya

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6132&Itemid=55

Keutuhan NKRI Merupakan Harga Mati

Rabu, 18 Januari 2012

Presiden kembali menegaskan, kebijakan dasar Indonesia adalah bahwa kedaulatan dan

keutuhan NKRI merupakan harga mati. Masalah yang terjadi di Papua dan Nanggroe Aceh

Darussalam harus diletakkan dalam kebijakan tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menegaskan hal ini pada bagian lain arahannya di depan Perwira Tinggi dan Komisaris Besar

Polisi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (17/1) siang.

"Untuk Papua, bagaimana pun kedaulatan dan keutuhan NKRI harus ditegakkan. Tidak ada

negara manapun di dunia ini yang membiarkan bagian dari negaranya melepaskan diri,"

Presiden SBY mengingatkan.

Namun demikian, hukum dan kamtibmas juga tidak boleh diabaikan. Kalau penegak hukum

Indonesia dilarang untuk memproses sesuatu yang dianggap melanggar hukum, lanjut

Presiden, itu tidak benar.

Selain itu, Presiden juga berpesan untuk mencegah terjadinya tindakan eksesif yang melebihi

kepatutan dan berpotensi melanggar hukum dan HAM. "Saya tidak segan-segan kalau ada

prajurit kita melanggar hukum, hukum ditegakkan. Kalau perlu hukum lapangan, biar dunia

tahu,‖ Presiden SBY menegaskan.

Sedangkan untuk apa yang terjadi akhir-akhir ini di Aceh, Presiden mengimbau kepada

anggota Polri untuk tetap menjaga kamtibmas dan penegakan hukum. "Akhir-akhir ini

memang ada gangguan kamtibmas yang berkitan dengan Pemilukada," kata SBY.

Page 126 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Kepala Negara, situasi keamanan di Aceh jangan sampai mundur kembali seperti

beberapa tahun silam. Keamanan dan ketertiban harus tetap dijaga. "Betapa malangnya

saudara-saudara kita setelah puluhan tahun akhirnya bisa mencapai situasi ini, namun

kemudian harus mundur kembali karena ambisi politik tertentu. Mari kita cegah dan jaga,"

Kepala Negara menandaskan. (yun)

http://tni-au.mil.id/berita/wujudkan-mef-egrenerasi-penerbang-tempur

WUJUDKAN MEF, REGENERASI PENERBANG TEMPUR

Pentak Lanud Iwj - 21/01/2012

Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Haris Haryanto memberikan ucapan selamat kepada para

siswa yang telah menyelesaikan pendidikan transisi XIV F-16 di Ruang Briefing Malanud

Iswahjudi, Jumat (20/1). (Foto:Pentak Lanud Iswahjudi).

Untuk mewujudkan Minimum Essential Force (MEF), TNI Angkatan Udara, maka regenerasi

penerbang tempur terus dilakukan, mengingat dipundak merekalah kejayaan negara

diudara dapat dipertahankan.

Karena luasnya wilayah NKRI serta akan ditambahnya alutsista guna menjaga kedaulatan

NKRI, maka terus diupayakan regenerasi penerbang untuk mengawaki alutsista tersebut

dengan terus menyelenggarakan pendidikan transisi pesawat tempur F-16 yang hari ini

dibuka oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Haris Haryanto di Ruang Brieifing Malanud

Iswahjudi, Jumat (20/1).

Upacara pembukaan Pendidikan Transisi F-16 Angkatan XVI yang diikuti oleh dua orang

perwira penerbang Skadron Udara 3 yaitu Letda Pnb Yusuf Atmaraga AAU 2008 dan Letda

Pnb Jaka Artya AAU 2009 , secara bersamaan juga menutup Pendidikan Transisi F-16

Angkatan XIV.

Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., dalam sambutan

tertulisnya yang dibacakan Komandan Wing 3 mengatakan bahwa meskipun telah berhasil

menyelesaikan pendidikan ini, bukan berarti ilmu yang diperoleh akan berhenti sampai disini.

kembangkanlah dan tempalah kemampuan diri kalian untuk tetap terus belajar dan

berlatih, dengan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

selalu berubah semakin maju.

Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan dimulainya pendidikan ini diharapkan nantinya akan

menampilkan seorang penerbang tempur yang berkarakter profesional dan handal dalam

menghadapi berbagai situasi dan keadaan serta bermoral prajurit yang tinggi. Karenanya,

peningkatan kualitas tidak akan terwujud dengan sendirinya, akan tetapi harus dilakukan

secara konsisten dengan didukung oleh tekad dan semangat juang yang tidak kenal

menyerah.

Pendidikan Transisi XIV F-16 diikuti oleh 3 orang Perwira penerbang yaitu Lettu Pnb Rahman

fauzi AAU 2006, Lettu Pnb Ferry Rahman AAU 2007 dan Lettu Pnb Ery Nasrul Mahlidar AAU

2007.

http://www.tnial.mil.id/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/1710/ATASE-PERTAHANAN-

BELANDA-KUNJUNGI-KOBANGDIKAL.aspx

ATASE PERTAHANAN BELANDA KUNJUNGI KOBANGDIKAL

Wakil Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Wadan

Kobangdikal) Brigjen TNI Marinir P. Verry Kunto. G, SH, menerima kunjungan Atase

Pertahanan (Athan) Angkatan Laut Kerajaan Belanda Captain (N) P. H. Heijboer di gedung

Kihadjar Dewantara Kesatrian Bumimoro Kobangdikal, Surabaya, Kamis (19/1).

Wadan Kobangdikal dalam menerima kunjungan Athan Belanda tersebut didampingi

Direktur Pendidikan Kobangdikal Kolonel Laut (P) Hadi Susilo, Komandan Pusat Latihan

Elektronika dan Pengendalian Senjata (Puslatlekdalsen) Kolonel Laut (P) Irvansyah,

Komandan Pusat Pendidkan Lanjutan Perwira (Danpusdiklapa) Kolonel Laut (P) Ganif

Deswantoro, Kepala Sekretariat Umum Kobangdikal Letkol Laut (KH) Oon Hendiana dan

Komandan Sekolah Lanjutan Perwira Letkol Laut (P) Kemas M. Ihwan M.

Sebelum dialog dan pembicaraan di mulai, di dahului dengan penayangan profile

Kobangdikal, dilanjutkan dengan diskusi tentang seputar dunia pendidikan di

Page 127 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

militer/angkatan laut serta disinggung kemungkinan peluang kerjasama bidang pendidikan

latihan yang bisa dikembangkan pada lembaga pendidikan angkatan laut negara

bersahabat tersebut.

Dalam kunjungannya ke Kobangdikal, Atase pertahanan yang datang seorang diri tersebut

berkesempatan melihat beberapa fasilitas latihan yang dimiliki Kobangdikal.

Sarana yang dikunjungi tersebut diantaranya peralatan simulator kapal yang berada di

Puslatlekdalsen berupa fasilitas simulator Dynamic Positioning Maneuvering System (DPMS)

dan Tactical Team Trainer (TTT)

posted @ Friday, January 20, 2012 2:33 PM by Dispenal Mabesal

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=32&id=61439

25 Januari 2012 | BP

Maraknya Aksi Kriminalitas di Bali

Program Keamanan Berstandar Internasional Dipertanyakan

Satu dari tujuh program unggulan Pemprov Bali yakni ''Mewujudkan Keamanan Berstandar

Internasional'' dipertanyakan realisasinya. Sebab, tindak kriminalitas di Bali tetap marak. Data

Polda Bali 2011 (sampai Oktober) menunjukkan jumlah tindak kriminal sebanyak 4.876 kasus.

Dari jumlah tersebut, baru 61,1 persen yang berhasil diselesaikan.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hariadi menyatakan dari 4.876 kasus tersebut, sebanyak

265 orang melibatkan warga asing. Adapun WNA yang menjadi korban sebanyak 177 orang

dan sebagai pelaku sebanyak 88 orang. Warga asing sebagai pelaku didominasi kasus

narkoba dan penganiayaan. Sedangkan yang menjadi korban, terkait kasus pencurian,

penjambretan, penipuan dan perampokan.

Masih banyaknya kasus kriminal menjadi sorotan Ketua BPC PHRI Badung, IGN Rai

Suryawijaya. Ia mengatakan, pengamanan Bali hanya bersifat sporadis seperti jelang Nataru

atau perhelatan internasional seperti jelang kedatangan Obama.

''Pengamanan Bali harusnya tidak hangat-hangat tahi ayam. Sistem yang diterapkan di Bali

harus terpadu dan permanen, tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja,'' ungkapnya,

Selasa (24/1) kemarin.

Menurutnya, sistem keamanan yang belum maksimal akan berpengaruh negatif terhadap

citra pariwisata Bali, terlebih tindak kejahatan yang terjadi menimpa warga asing yang

berlibur di Bali. ''Di sektor pariwisata, baru 50 persen yang mengantongi sertifikat standar

keamanan hotel bertaraf internasional, selebihnya masih minim,'' ujarnya.

Pelaku pariwisata Bali Nyoman Kandia menyayangkan kondisi dan kenyamanan Bali belum

sesuai harapan. Pemerintah selayaknya bisa menjamin keamanan Bali lebih bagus,

mengingat Bali dipimpin oleh orang yang memiliki kemampuan di bidang itu.

Kandia yang juga anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia mengakui banyaknya tindak

kejahatan yang menimpa wisatawan mancanegara menjadi konsumsi publik di negara-

negara yang selama ini memasok wisatawan ke Pulau Dewata. ''Jelas dampaknya Bali tak

aman jadi konsumsi berita negatif bagi pesaing Bali seperti Malaysia, Singapura dan

Thailand,'' sebutnya.

Tingkatkan Sinergisitas

Kriminolog Unud Gde Made Swardhana mengatakan, munculnya berbagai tindak kriminal di

Bali belakangan ini menandakan bahwa Bali sudah cukup rawan. Karena itu, aparat

keamanan perlu meningkatkan sinergisitas dengan semua elemen masyarakat untuk

menjaga Bali agar lebih aman.

Menurut Swardhana, munculnya tindak pencurian dan perampokan secara berulang-ulang

karena kurang waspadanya masyarakat dan aparat. Belakangan ini sejumlah kasus

kejahatan konvensional justru terjadi di siang hari, menandakan bahwa penjahat mulai

terang-terangan menjalankan aksinya, dengan memanfaatkan kelengahan masyarakat.

Kasus-kasus itu telah menimbulkan ketakutan bagi masyarakat.

Sementara itu, Karo Humas Setda Bali Ketut Teneng menyatakan bahwa tugas menjaga

keamanan Bali adalah tugas bersama. ''Kita harus menjaga bersama-sama dan bergerak

Page 128 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

menjaga keamanan bersama pemerintah. Kita semua harus mempunyai komitmen untuk

menjadikan Bali itu aman. Kalau tidak ada komitmen bagaimana jadinya Bali. Karena itu kita

semua harus bersinergi, termasuk dengan desa pakraman dan semua komponen,'' jelasnya.

Terkait teknis, katanya, pemerintah daerah juga sudah banyak memasang CCTV. Terkait

dengan banyaknya kasus perampokan akhir-akhir ini, apakah menandakan program

mewujudkan keamanan berstandar internasional belum bisa direalisasikan? Terhadap

pertanyaan itu, Teneng mengatakan, ''Itu kan secara nasional terjadi, tidak di Bali saja.

Jangan pikir itu hanya terjadi di Bali. Makanya kita harus bersama-sama berperan, tidak

boleh hanya mengandalkan kepolisian.'' (jay/par/lun/wid)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.suarapembaruan.com/home/rusuh-di-lampung-selatan-total-83-rumah-

hancur/16401#Scene_1

Dipicu Masalah Sepele

Rusuh di Lampung Selatan, Total 83 Rumah Hancur

Selasa, 24 Januari 2012 | 21:46

Warga dari berbagai desa di sekitar Jalur Lintas Sumatera Kecamatan Sidomulyo Lampung

Selatan dengan berbagai senjata tajam seperti badik, golok, tombak, bambu runcing dan

senjata tajam lainnya [Noverisman Subing]

Berita Terkait

a.. Bentrok Antarwarga di Lampung Selatan, 60 Rumah Dibakar

b.. FBR dan PP Bentrok, Tegang di Jalan Percetakan Negara

c.. Bentrokan Berdarah di Sape, Polisi Tetapkan 47 Tersangka

d.. Warga dan Tentara Israel Bentrok di Tepi Barat

e.. Karyawan PT Freeport Bentrok dengan Aparat Keamanan, Satu Tewas

[BANDAR LAMPUNG] Kerusuhan antara warga Desa Kotadalam dan Dusun Napal, Desa

Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo berbuntut panjang. Ribuan massa dari lima Marga di

Lampung Selatan menyerang rumah warga Dusun Napal dan membakar 60 rumah serta

merusakkan 23 rumah lainnya.

Penyerangan yang dilakukan Selasa (24/1) itu merupakan serangan balasan dimana pada

malam harinya warga Dusun Napal menyerang warga Desa Kota Dalam karena dipicu

masalah sepele yakni kebut-kebutan kendaraan roda dua. Meskipun tidak ada korban jiwa

dalam kerusuhan tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai Miliaran rupiah. material

belum bisa diperkirakan.

Saat ini dilokasi kejadian dijaga ketat aparat keamanan terutama di Desa Kota Dalam,

Sukamarga, Munjuk Sempurna, Merak Belantung, Kalianda, Gayam, Tanjungan dan Desa

Tarahan yang berada di sepanjang jalur lintas tengah sumatra, sebab saat kejadian itu arus

lalu intas sempat macet total karena hampir seluruh pemuda dari desa tersebut keluar

membawa senjata tajam.

Berdasarkan informasi yang diperoleh SP dilokasi kejadian menyebutkan, warga desa

tersebut yang jumlahnya mencapai ribuan orang membakar dan merusak Rumah - rumah

warga Desa Napal Kecamatan Sidomulyo yang mengakibatkan 46 rumah permanen

Page 129 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

terbakar habis rata dengan tanah, enam rumah rusak ringan, enam sepeda motor terbakar,

empat bajak traktor terbakar, sedangkan korban luka Wayan Agus Sunarya (35) luka jahit

pada dahi kanan dan sudah diperbolehkan pulang.

Sementara saat penyerbuan malam sebelumnya mengakibatkan enam rumah rusak berat,

dua rumah rusak ringan dengan korban luka bernama Ismail luka bacok tangan kanan, Erik

(35) luka bacok kaki kiri dan keduanya juga sudah diperbolehkan pulang.

Saat ini pihak keamanan yang menjaga lokasi kejadian terdiri dari 3 Pleton Brimob, 1 Pleton

Kodim 0421 LS, 1 Pleton Dalmas Res Lamsel, 1 Pleton Gabungan Dalmas Polsek Jajaran, 1

Pleton Dalmas Polda, 1 Pleton Dalmas Polresta Balam, 1 SSK Yonif 143 Gatam, 1 Pleton Pol PP

Pemda Lamsel, Dua Ran Water Canon Brimob, 1 Pleton Pomal, 1 Unit POM TNI, 2 Unit Propam

Polda Lampung serta para pejabat tinggi Polda Lampung.

Pada Selasa (24/1) sekitar pukul 08.00 WIB, ratusan massa dari Dusun Napal dengan

membawa berbagai senjata tajam, pentungan, dan senjata lainnya berjalan kaki menuju

arah pertigaan Desa Kotadalam.

Namun langkah massa tersebut, berhasil diredam oleh Bupati Lampung Selatan Hi. Rycko

Menoza SZP, SE, SH, MBA, Kapolres Lamsel, AKBP. Harri Muharram Firmansyah, SIK, Dandim

0421 Lamsel, Letkol (Inf) Gustia Wardana dan beberapa tokoh masyarakat.

Massa akhirnya kembali pulang dengan menggunakan sepeda motor dan diangkut dengan

kendaraan Dalmas milik Polres Lamsel dan Brimob Polda Lampung.

Mereka selanjutnya dikumpulkan di Pure yang ada di Dusun setempat dan diberikan

pengarahan oleh Bupati Lamsel Rycko Menoza. SZP dihadapan massa mengatakan, warga

diharapkan bisa mengendalikan emosi dan jangan mengungkit lagi permasalahan yang

telah dilakukan kesepakatan damai dengan tokoh kedua belah pihak.

Pihak Pemerintah Kabupaten Lamsel sudah cukup lelah menangani kejadian yang

mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Dengan kejadian yang terjadi sebelumnya,

sudah mencoreng nama baik Lampung Selatan dan menghambat pembangunan. "Saya

minta jangan lagi diungkit permasalahan yang terjadi sebelumnya, karena tidak akan

berhenti kalau masih diungkit terus. Ini jadi tanggungjawab kami dan sebenarnya kami

sudah lelah karena yang rugi kita semua," tandas Bupati.

Setelah memberikan pengarahan kepada massa agar tidak melakukan gerakan, Bupati dan

rombongan bermaksud memberikan penyuluhan yang sama kepada masyarakat di Desa

Kotadalam.

Namun baru sampai di depan pintu masuk Perum Mustika Raya II Seloretno, sekitar pukul

11.20 WIB, rombongan Bupati bertemu dengan massa dari arah Kotadalam berjalan dan

terus menuju ke arah Pasar Sidomulyo. Mereka juga tak mau kalah dengan membawa

berbagai senjata tajam dan bom molotov.

Aparat keamanan yang berjaga-jaga di Pasar Sidomulyo dan pintu masuk Desa Sidowaluyo

tidak bisa membendung ribuan massa yang terus melaju ke arah Dusun Napal.

Sekitar pukul 13.00 WIB, massa mulai beringas dan melakukan pembakaran serta

pengrusakan terhadap rumah warga Dusun Napal.

Tak kurang 60-an rumah terbakar dan sebagian rata dengan tanah, 23 rumah mengalami

rusak berat dan ringan. Usai melampiaskan kekesalannya, massa berangsur-angsur

membubarkan diri dengan berjalan kaki dan menaiki sepeda motor. Mereka seakan merasa

puas telah menghancurkan puluhan rumah-rumah warga.

Disinyalir pengerusakan dan pembakaran tersebut ada kaitannya dengan pengrusakan

terhadap rumah warga Dusun Sukajaya, Desa Margacatur, Kecamatan Kalianda yang

mengakibatkan 39 rumah rusak.

Tak hanya rumah warga Dusun Napal yang dibakar massa. Rumah Wayan Biase (50) warga

Lubuk Kamal, Kelurahan Kalianda, juga ikut dibakar sekitar pukul 15.30 WIB.

Akibat kebakaran tersebut, sempat menjadi tontonan warga dan pendengara yang

melewati jalan lintas sumatera. (NVS/L-9)

[Non-text portions of this message have been removed]

(dewanpenyelamatnegara]

Page 130 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Mafia Senjata vs KASAD

Tweet from @TrioMacan2000

-------------------------------------

@TrioMacan2000: DPR kita semakin lama semakin aneh. Masak rencana pembelian tank

leopard oleh pemerintah ditentang dan malah disarankan beli tank jenis lain

Kelihatan sekali DPR kita dikendalikan oleh makelar senjata yg merasa dirugikan karena tak

dilibatkan dlm pembelian tank leopard tsb. Padahal pembelian tank leopard itu sdh sesuai

dgn aturan, efisien dan bersih karena tak libakan mafia makelar senjata yg selama ini

berkuasa. Krna pembelian tank leopard dari belanda itu G to G, mafia2 makelar senjata

melobi DPR agar menolak rencana tsb. Mafia2 itu merasa dirugikan.

Sudah jadi rahasia umum bhw setiap pembeli senjata dari LN, mafia2 makelar senjata itu

selalu cawe2 dan atur semua kontrak yg rugikan negara. Mafia2 makelar senjata itu

biasanya mark up harga senjata yg dibeli, bayar suap kemana2 terutama ke pejabat2 tinggi

dephan dan DPR. Beda dgn pembelian tank lepoard ini dan pembelian senjata2 lainnya utk

kebutuhan TNI AD, kasad Pramono Edhie sdh tegaskan tidak pake calo

Akibatnya rencana pembelian senjata oleh Kasad ini ditentang habis2an krna pejabat2

dephan dan DPR merasa tak bakal dapat suap seperti biasa. Alasan penolakan DPR thdp

tank leopard terasa aneh dan dicari2. ikut campur tentukan spek,minta TNI AD beli dari

negara lain, type lain dst

Inti dari penolakan pembelian 100 unit tank leopard ex belanda yg msh gres ini adalah, ada

pihak2 tertentu yg marah karena tak kebagian suap. mafia2 calo senjata, anggta DPR serta

pejabat2 tinggi di dephan kini bersatupadu menyerang KASAD yg dianggap

"menghilangkan" rejeki mrka. Tapi KASAD jend Pramono Edhie sdh tegaskan dia ga mau beli

senjata melalui calo2 dan mafia senjata yg selama ini berkuasa di dephan dan DPR.

Pramono Edhie tegaskan bhw tidak ada 1 sen pun uang negara yg akan terbuang cuma

dlm proses pembelian senjata kebutuhan TNI AD.

Ketika tau sikap KASAD Pramono Edhie yg keras& tegas, 3 sekawan bajingan itu ( calo,DPR

dan oknum Dephan) mulai lancarkan kampanye negatif. Kampanye negatif 3 bajingan itu

seolah mendapatkan dukungan dari belanda ketika sejumlah agta parlemen belanda tdk

setuju dgn penjualan tank

Sdh jadi rahasia umum, senjata2 TNI kita sdh tak layak pakai dan uzur. Senjata2 yg dulu dibeli

banyak yg rusak. Dulu belinya sarat KKN. Pembelian tank dan pesawat tempur Hawks dari

Inggris dulu terbukti dipenuhi suap dan mark up dgn pelaku utamanya Tutut Suharto. Saking

hebatnya pengaruh mafia dan calo senjata, seorg jenderal pernah berkata bhw TNI tak

punya kewenangan minta senjata sesuai kebutuhan Semua kebutuhan senjata, pembelian

dan anggarannya ditentukan oleh para mafia dan calo senjata ini. Mereka suap oknum

dephan, DPR, TNI

Dulu seorg anggta DPR ade daud nasution pernah coba2 melawan mafia dan calo senjata

yg berkuasa di DPR, eh kena tonjok & ancaman pembunuhan. Sekarang ini DPR kembali

memihak para calo dan mafia senjata. Berapa mereka disuap? tahap pertama sj anggaran

pembelian senjata sebesar 3 T. Kelihatannya para mafia dan calo senjata ini selain mau

gagalkan pembelian tank leopard yg G to G, juga mau gagalkan pembelian senjata lain

Target minimal para mafia dan calo senjata ini adalah utk pembelian senjata2 yg lain dapat

diserahkan pada para calo, jgn G to G lagi. Jika pembelian senjata TNI diserahkan kpd para

mafia/calo ini dipastikan uang negara akan lenyap triliunan karena pasti ada mafk up min.

40%

Apa kita mau kayak beli pesawat Hawks 100 kayak dulu? Amunisi dan misilnya ga

dikasih..spare part juga. Ga bisa dipake tempur, terbang doank Atau F16 yg dari AS

itu..sukucadang ga dikasih, amunis dan misil jg dikasih..akhirnya cuma jd besi tua..triliunan

uang negara terbuang sia2

Skrg DPR sibuk kampanye hitam thdp tank leopard. Bermacam2 dalih dicari2. Pdhl gank tsn

msh sgt bagus, ga pernah dipakai, mulut, sgt terawat

Page 131 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dulu jg ada cerita lucu dari seorg jenderal. Dia bilang, TNI minta A di kasih B, minta C dikasih

B, minta apa saja dikasih B lagi. Itu2 saja. Setelah diselidiki, calo senjata itu punya stock

banyak senjata B itu..tp ga sanggup sediakan yg lain..akhirnya senjata B itu numpuk

Intinya, TNI tdk bisa dapatkan senjata sesuai keinginan TNI, tapi sesuai dgn kemauan para

mafia dan calo senjata yg kendalikan dephan/ DPR. Karena hak budget ada di DPR, calo2

dan mafia2 senjata itu main dgn DPR. Atur alokasi anggaran dephan dari sana..plus dekati

petingi2 dephan. TNI sbg user senjata mencoba melawan konspirasi DPR, Dephan, calo2 ini.

Tapi sulit karena uangnya yg atur DPR. Ya banggar itu hehe

Kalangan internal TNI AD sdh resah dan muak melihat tingkah DPR dan calo2 senjata ini. Jgn

sampai mereka beraksi melibas oknum2 DPR dan calo. Jika TNI AD jadi duduki DPR atau

arahkan moncong meriam ke gedung DPR, ini mengingatkan kita ttg kekesalan TNI pd masa

orla dulu. TNI AD benar2 sdh muak lihat kelakuan politisi senayan yg korup, konspiratif dan tak

fikirkan kepentingan bangsa dan negara (TNI AD mau gebuki politisi DPR yg korup. Daftar

nama sdh ada sama mereka. Geram KPK mandul) bayangkan pembelian G to G tank

Leopard ini dpt beli 100 tank ... Tapi kalo lwt calo DPR hanya 40 tank saja ... anggaran 280

US$

Note :

saya sdh dapat 3 nama dan PT nya tapi mesti saya konfirmasi lagi tapi nanti jika jadi saya

sebutkan nama2 mafia2 senjata, nama aggta kom I DPR yg terlibat& jenderal2 yg bermain,

jgn kaget ya .. juga jgn kaget jika nanti tiba2 saya "hilang", mungkin sdh diculik atau dibunuh

para "tentara2" bayaran mafia2 itu hehehe

KASAD Pramono edhie skrg mendapatkan tekanan luar biasa dari segala penjuru. pramono

edhie itu org baik, integritasnya bagus, jujur, sederhana dan ga neko2. Dan pramono edhie

sdh dgn tegas bilang ga mau jd presiden Pramono edhie ga mau jd presiden..secara guyon

dia bilang, utk apa jd presiden.. mumet.. apalagi dia tau gimana stressnya SBY

www.tempointeraktif.com/hg/politik/2012/01/25/brk,20120125-379499,id.html

Rabu, 25 Januari 2012 | 11:24 WIB

TNI Akan Beli Tank Perang

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo

menyatakan bahwa rencana pembelian tank Leopard dari Belanda masih belum final.

Menurut Pramono, untuk memperbaharui alutsista TNI AD, maka harus membeli main battle

tank. "Bukan pasti beli Leopard, tapi beli main battle tank," kata Pramono sebelum

menggelar Rapat Pimpinan TNI AD di Jakarta, Rabu, 25 Desember 2012.

Menurut Pramono, rencana pengadaan main battle tank masih belum selesai dan masih

menjajaki semua kemungkinan. Penjajakan itu masih dilakukan sampai sekarang karena jenis

main battle tank banyak dan berasal dari berbagai negara. "Belum ada kata putus saya

membeli," Pramono menjelaskan.

Pada prinsipnya, kata Pramono, yang lebih penting adalah soal alih teknologi dari

pembelian itu. Setiap pembelian alutsista yang dilakukan TNI AD juga harus disertai proses

alih teknologi untuk Indonesia. "Pokoknya, ada yang jual saya beli, dan harus ada alih

teknologi," kata Pramono melanjutkan.

TNI sendiri memang sudah sejak tahun lalu berencana melakukan pengadaan alutsista.

Pengadaan itu dilakukan karena alutsista Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara lain. Di

antaranya adalah rencana pembelian Leopard,

Soal rencana pengadaan alutsista, Pramono menjelaskan bahwa yang akan dibeli oleh TNI

AD bukan hanya Leopard. Selain Leopard, TNI AD berencana untuk membeli meriam dan

rudal anti pesawat. "Jadi, rencana yang dimiliki TNI AD bukan sepenuhnya untuk beli tank,

tapi alutsista juga lainnya," kata Pramono.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pertahanan, TB Hasanuddin, mengatakan akan menolak

pembelian tank Leopard bekas dari Belanda yang direncanakan oleh Kementerian

Pertahanan. Menurutnya, tank jenis Leopard ini tak cocok dengan kondisi geografis

Indonesia. "Tank seperti Leopard itu cocoknya untuk negara kontinental, untuk perang di

gurun yang punya wilayah luas dan datar," ujarnya pekan lalu.

Page 132 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Soal penolakan ini, Pramono Edhie mengakui hal itu terjadi akibat masalah komunikasi.

Komunikasi yang kurang lancar membuat informasi yang diterima anggota DPR juga kurang

tepat. "Setelah saya jelaskan kepada DPR, mereka akhirnya memahaminya (pembelian

Leopard baru rencana)," ujar Pramono.

DIMAS SIREGAR

http://alutsista.blogspot.com/2012/01/anggaran-tni-tahun-2012-mencapai-us8.html

Tuesday, January 24, 2012

Anggaran TNI Tahun 2012 Capai US$8 Milyar

JAKARTA - Pada tahun 2011, Tentara Nasional Indonesia sudah masuk jajaran 10 lembaga

dengan anggaran terbesar. Tahun 2012 ini, dengan kenaikan anggaran yang mencapai 27

persen, predikat ini dipastikan bertahan.

Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq menyatakan, anggaran

TNI untuk 2012 mencapai Rp72,5 triliun atau sekitar US$8 milyar. Di samping itu, masih ada

anggaran untuk penambahan alutsista sebesar US$6,6 miliar.

"TNI AD mendapat sekitar US$1,4 miliar, TNI AL mendapat US$2,1 miliar, TNI AU mendapat

US$2,6 miliar dan Mabes TNI sekitar US$328 juta," ungkap politikus asal Partai Keadilan

Sejahtera itu dalam rapat kerja dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Selasa

(24/1).

Namun Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyampaikan, anggaran TNI untuk 2012

hanya mencapai Rp53,53 triliun. Agus tak memasukkan anggaran remunerasi Rp8 triliun dan

anggaran untuk Kementerian Pertahanan.

Menurut Agus anggaran tersebut dibagi untukm markas Besar TNI Rp6,27 triliun, TNI AD

Rp30,297 triliun, TNI AL Rp9,204 triliun dan TNI AU Rp8,010 triliun.

Anggaran itu terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. "Anggaran

untuk Mabes TNI akan digunakan dalam operasi militer dan yustisi, pemeliharaan alutsista

dan non-alutsista," kata Agus.

Sumber : VIVANEWS.COM

http://www.kemhan.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=10107

PANGLIMA: TNI BERKOMITMEN DUKUNG TUGAS POLRI

Tanggal: Selasa, 24 Januari 2012

Jakarta, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pihaknya berkomitmen

untuk mendukung tugas-tugas Kepolisian Negara RI (Polri).

"Intinya bagaimana sinergi ini, kami, TNI memberi komitmen untuk mendukung Polri dengan

tugas-tugas yang akan dilakukan," kata Agus seusai menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI

dan Polri tahun 2012 di auditorium gedung Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Jakarta,

Jumat.

Panglima memerintahkan anggota TNI agar jangan terlambat kalau diperlukan dan kalau

diperlukan jangan melakukan kesalahan.

"Secara umum TNI melakukan bantuan pada Polri jika diminta," kata Agus, menambahkan.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyatakan bahwa perlu keterlibatan

semua pihak dalam melaksanakan tugas.

"Tentunya kalau masalah-masalah itu dalam kementerian maka akan dikedepankan adalah

masalah preventif termasuk bagaimana mengelola dalam pelaksanaannya, sehingga tidak

ada lagi penanganan masalah yang keliru dan lebih baik lagi," kata Timur.

Misalnya penanganan kasus seperti Mesuji dan Bima kalau ada pelanggaran, polisi yang

mempertangungjawabkan dengan jalan diproses, kata Timur.

Rapim TNI-Polri dihadiri oleh 312 orang pimpinan TNI-Polri yaitu pejabat tinggi TNI dan

Panglima Kodam sebanyak 156 orang, pejabat dan perwira tinggi Polri dan Polda sebanyak

156 orang.

Page 133 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Pembekalan ini menjadi manfaat untuk semakin menguatkan komitmen kami menjaga

sinergi TNI-Polri melalui pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing," kata Timur.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi pengarahan pada Rapim TNI-Polri ini yang

bertema "Melalui Rapim TNI dan Polri Tahun 2012 Kita Tingkatkan Sinergitas TNI dan Polri guna

Menjaga Keutuhan NKRI".

Sumber : Antara

http://www.antaranews.com/berita/294340/perempuan-dan-teror-di-angkot

Perempuan dan teror di angkot

Rabu, 25 Januari 2012 12:57 WIB | 842 Views

Maria Rosari Dwi Putri

Petugas Dishub menindak supir angkutan umum yang tidak memakai seragam saat razia di

terminal angkutan Senen di Jakarta. (ANTARA/M Agung Rajasa)

mereka melakukan teror kepada kaum perempuan"

Berita Terkait

a.. Polisi peroleh informasi baru dari korban perkosaan

b.. Mestikah kami membeli rasa aman

c.. Komnas Perempuan: penjara seumur hidup untuk pemerkosa

d.. Perempuan Jakarta resah gunakan angkot

e.. Jumlah kasus pemerkosaan di Jakarta meningkat

Jakarta (ANTARA News) - Aman dan nyaman itu mahal harganya. Kedua hal itu semakin sulit

didapat oleh para pengguna jasa angkutan umum, terlebih perempuan.

Bukannya kian aman, angkutan publik malah kian diteror kejahatan, dari copet, pemeras

yang berkedok meminta-minta, peleceh wanita, sampai kemudian perkosaan yang sungguh

menyerang jiwa semua wanita, tak hanya yang diperkosa.

Terakhir itu menimpa calon bidan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat malam pekan

lalu.

"Benar-benar lelaki biadab, mereka melakukan teror kepada kaum perempuan, terutama

yang menggunakan jasa angkutan umum," ujar Indriwanti, karyawati yang kerap

mengunakan jasa angkutan umum.

Tidak hanya Indriwanti, amarah juga meliputi Manda Aprianti, seorang ibu rumah tangga.

"Harusnya para pelaku dihukum berat. Kalau perlu dihukum mati," ujar Manda yang

mengaku menjadi was-was dan gelisah setiap kali menaiki angkutan umum. Padahal setiap

hari dia harus menggunakan angkutan umum untuk bepergian.

Serupa dengan Manda, Wakil Ketua Komnas Perempuan, Masruchah, menyebut hukuman

12 tahun penjara untuk pemerkosa itu kurang. Sebaliknya, penjara seumur hiduplah yang

pantas buat mereka.

"Para korban menderita trauma hingga seumur hidup, mereka pun meminta pelaku dihukum

hingga seumur hidup," ujar Masruchah yang merasa menyuarakan kekhawatiran kaum

perempuan, kepada AntaraNews, kemarin.

Lelaki juga khawatir

Tak hanya mereka yang menggunakan angkot, mereka yang tak menggunakannya pun

sama mencemaskan trend pemerkosaan di angkutan publik itu.

Laura Kesiayani misalnya. Mahasiswi semester 5 yang mengaku sangat jarang menggunakan

jasa transportasi umum ini merasa pemerkosaan yang sebulan ini terjadi dua kali di Jakarta

sudah merongrong keamanan jiwanya.

"Gara-gara banyak pemerkosaan, orang tua dan pacar melarang saya pulang malam,

apalagi pergi sendirian. Duh, jadi ribet dan serba ketakutan deh, pokoknya jahat banget

pelakunya," ujar Laura.

Page 134 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Nur Azizah, siswi SMK kelas XI sebuah SMK di Jakarta Pusat, menimpali, "Iih capek deh, kita

kan jadi ketakutan dan tidak merasa aman. Naik busway digrepe, naik angkot takut

diperkosa, bahkan jalan kaki aja bisa ditabrak mobil."

Ternyata, tak cuma perempuan. Laki-laki juga menjadi was was.

"Saya sekarang selalu cemas tiap kali istri dan anak perempuan saya naik angkot setelah

lewat jam enam sore. Rasanya tidak tenang," ujar Budi Arifin.

Untuk itulah Budi belakangan akan sebisa mungkin menjemput istri dan anak

perempuannya, daripada membiarkan mereka pulang sendirian ke rumah mereka di

daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Itu Budi yang sudah berkeluarga, bagaimana bagi lelaki lajang? Ternyata mereka juga sama

khawatirnya. Itu termasuk Bernard yang memiliki adik perempuan dan kekasih. Dia kini

cemas kalau dua perempuan yang dicintainya mesti pulang malam-malam.

"Saya selalu pantau mereka lewat telepon atau BBM (blackberry messenger) kalau mereka

pulang malam naik angkot, atau saya minta mereka naik taksi saja yang sedikit lebih aman,"

ujar Bernard.

Sedikit lebih aman? Ya sedikit lebih aman, karena taksi pun kadang memesankan potensi

ketidakamanan.

"Saya pernah naik taksi, tapi supirnya malah ngajak ngobrol, tapi kok lama-lama obrolannya

menjurus gitu, jadi porno," ujar Sandra, karyawati pada sebuah perusahaan swasta di

Jakarta.

Sigap dan tegas

Masruchah mendesak pemerintah segera bertindak menciptakan rasa aman bagi kaum

perempuan. Dia berkata, "Saya kira pemerintah harus sigap dan tegas terhadap kasus-kasus

pelecehan seksual di wilayah publik maupun privat."

Dia ingin Presiden turun tangan mengatasi ini lewat kementerian-kementerian terkait.

"Rasa aman adalah salah satu hak asasi yang diakui dan dijamin konstitusi," ujar Masruchah.

Berkaitan dengan kenyamanan di angkutan publik, Masruchah menilai Kementerian

Perhubungan memiliki tanggung jawab besar dalam menjamin hak asasi manusia itu.

Pemerintah sendiri terus berupaya mencegah kejahatan ini terulang, diantaranya dengan

kewajiban mengenakan seragam untuk para sopir angkot. Tapi, sepertinya hal itu belum

cukup. Terobosan-terobosan lain perlu diterapkan. Acuannya, kenyamanan dan keamanan

pengguna angkot, utamnya para perempuan.

Dalam soal terobosan, Nur Azizah si murid SMK, punya ide unik, yaitu angkot khusus

perempuan.

"Kalau supirnya juga perempuan, pasti angkotnya banyak diminati kaum perempuan juga

deh," ujarnya.

Mungkin tak sesederhana itu solusinya, tapi inti pesan dan suara yang mesti ditangkap dari

para perempuan ini adalah mereka resah, khawatir dan takut. Ini tak bisa dibiarkan. (*)

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

ketika ada seseorang yang menghilangkan nyawa orang dengan sengaja atau tidak

sengaja, hukumanya paling minim seumur hidup, jika buktinya sudah jelas, tunggu apalagi

langsungkan saja hukumanya, dan kalau pihak keluarga menuntut hukuman mati, y itu harus

dilaksanakan karena sudah termasuk hukum Qishas, kematian dibalas dengan kematian.

tapi alangkah lebih baik lagi jika tersangka diberi hukuman seolah2 dimerasakan mati

padahal dia hidup. apa ya kira2 hukumanya ya.....? kalau dipenjara selama 6 tahun layak

gak hukuman itu dengan perbuatanya???

dan dari semua kejadian itu pasti ada hikmahnya , agar kita berfikir, dan lebih mendekatkan

diri kepada Yang Maha Kuasa, juga memperbaiki hubungan antar manusia.

Page 135 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

----- Original Message -----

From: awind

To: [email protected]

Sent: Thursday, January 26, 2012 5:57 AM

Subject: [nasional-list] Mestikah kami membeli rasa aman

http://www.antaranews.com/berita/294290/mestikah-kami-membeli-rasa-aman

Mestikah kami membeli rasa aman

Rabu, 25 Januari 2012 08:50 WIB | 1684 Views

Monalisa

Petugas memeriksa mobil Xenia nopol B 2479 XI yang menewaskan sembilan orang di

Jakarta Pusat, Minggu (22/1). (ANTARA/Dhoni Setiawan)

Mungkin kita mesti bikin sayap saja kali ya, biar aman"

Berita Terkait

Sanksi berat pada Afriyani untuk berikan efek jera

Pemilik kendaraan maut itu akhirnya diketahui

Software Mykonos buat hacker menyerah?

Reniwati tak menyangka secepat itu Ujai pergi

Video Terkait

Seminar Nasional ...

Jakarta (Antara News) - "Naik Transjakarta takut pelecehan seksual. Naik kereta takut

dicopet. Naik angkutan umum takut diperkosa. Eh, jalan kaki pun ditabrak."

Begitulah ungkapan yang belakangan beredar pada warga Jakarta. Kini, isu keamanan

amat meneror masyarakat.

Rentetan kejadian mengerikan terjadi di tempat-tempat publik, di pagi buta, di siang hari, di

kesenyapan malam, di dekat keramaian, bahkan kadang tak jauh dari pos keamanan.

Belum hilang benar ingatan massa akan pelecehan seks di bus Transjakarta dan kereta api,

muncul horor terhadap perempuan di angkutan umum. Dalam waktu sebulan, dua

perempuan diperkosa oleh kriminal-kriminal seks.

Jumat pekan lalu (20/1), seorang mahasiswi calon bidan diperkosa lima pria tak dikenal saat

menumpang angkot C01 jurusan Ciledug-Kebayoran Baru. Hingga tulisan dibuat, belum

seorang pun dari para pelaku itu ditangkap polisi.

Kegemparan dan kegeraman masyarakat belum reda, muncul kasus mengerikan di siang

bolong hari Minggu lalu. Di bawah pengaruh alkohol dan narkoba, seorang gadis memacu

cepat-cepat kendaraannya yang kemudian diketahui bodong.

Page 136 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

KAPOLRI Paraf RUU KAMNAS

Sang pengemudi yang lalu diketahui bernama Afriyani Susanti, tak bisa mengendalikan

kendaraannya. 13 orang ditabraknya, sembilan orang diantaranya yang kebanyakan usai

berolah tubuh di kawasan Monas yang selalu sesak di setiap akhir pekan, dijemput malaikat

maut.

Belasan keluarga meratap, tak menyangka anggota keluarganya yang kesemuanya pamit

untuk bergembira di Monas, mendadak meninggalkan mereka untuk selamanya.

Perampokan, lalu pemerkosaan, kemudian teror jalanan di bawah pengaruh narkoba

mengancam warga. Keamanan mendadak begitu mahal, jauh lebih mahal dari intan

berlian sekalipun.

"Mungkin kita mesti bikin sayap saja kali ya, biar aman," kata Rosiati (53), berkelakar sembari

menyindir betapa sudah mengerikannya kotanya ini.

Rosiati adalah pengguna setia kereta listrik (KRL). Berita pelecehan seksual dan pencopetan

di dalam kereta sering dia dengar, namun dia tak punya pilihan selain KRL. Dia hanya bisa

berdoa.

"Serba salah, naik bajaj saja bisa dijambret kok," sambungnya.

Rosiati juga miris begitu banyak ruang publik diinvasi oleh ancaman maut, bahkan trotoar

jalan sekali pun.

"Kalau jalan di trotoar sering diserobot motor, mereka lebih galak dari pejalan kaki, padahal

trotoar kan hak kami," katanya.

Tak anggap remeh

Lain lagi dengan Sri (55), seorang ibu rumah tangga. Ia bahkan tidak berani lagi naik

angkutan umum. Ia tak mau ambil risiko. Ojek pun menjadi pilihan terpercayanya, itu pun

dengan tukang ojek yang sudah dikenalnya dengan baik.

"Saya harus lebih waspada. Tentu saja saya juga berharap pihak berwenang bisa cepat

bertindak untuk menciptakan kenyamanan," katanya.

Sementara itu, Lita (40) yang berkantor di kantor pelayanan pajak, persis depan lokasi di

mana "Xenia maut" merenggut sembilan nyawa, kian was-was.

Setiap hari, perempuan asal Bekasi yang juga pengguna KRL ini harus berjalan kaki dari

stasiun Gondangdia ke kantornya.

"Orang sudah minggir saja masih bisa ditabrak ya," kata Lita.

Pejalan kaki, menurut Lita, sungguh tak dihargai. Ironisnya, baik polisi maupun petugas jalan

raya, membiarkan pengendara motor melaju di trotoar.

Page 137 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Lita juga mengkhawatirkan keselamatan anak perempuannya yang masih kelas 1 SMP.

Anaknya ini adalah pengguna setia angkutan umum.

"Kita yang orang dewasa saja bisa dilecehkan, apalagi yang lebih muda," kata Lita.

Lita pun menjadi bawel mengingatkan sang anak untuk menggunakan pakaian yang sopan

dan tidak menaiki angkot yang penumpangnya tak banyak.

Lita berharap pemerintah tak menganggap remeh kejadian-kejadian mengerikan

belakangan ini.

"Kalau kita orang tidak mampu, mau naik apa, tidak bisa beli motor, apalagi mobil, mau

tidak mau naik transpor publik. Harapannya lagi-lagi ya ke pemerintah," ucapnya.

Harus setimpal

Masyarakat juga mendesak pihak berwenang menindak tegas siapa pun peneror

keamanan masyarakat, termasuk begundal-begundal pemerkosa.

Karena para korban menderita trauma hingga seumur hidup, maka "Pelaku juga harus

dihukum hingga seumur hidup," kata Masruchah, Wakil Ketua Komnas Perempuan.

Demikian pula terhadap mereka yang lalai sehingga nyawa sejumlah orang terenggut

karena ulahnya. Ancaman hukum penjara enam tahun kepada Afriyani pun dianggap tidak

setimpal dengan akibat dari ulahnya

"Jika itu benar, sungguh keterlaluan, ke mana rasa keadilan di negeri ini. Pelaku harus

dihukum berat," kata Rahmat Hidayat (52) yang datang dari Kebon Jeruk haya untuk melihat

polisi menggelar penyelidikan di tempat kecelakaan maut di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat.

Afriyani sendiri dijerat pasal berlapis.

Dia dituduh melanggar tiga pasal Undang-Undang Lalu Lintas, yakni Pasal 283 karena

mengemudikan kendaraan bermotor secara tidak wajar atau terganggu konsentrasinya,

Pasal 287 Ayat 5 tentang pelanggaran aturan batas kecepatan dalam berkendara, dan

Pasal 310 Ayat 1 sampai 4 tentang orang atau kendaraan yang mengakibatkan kecelakaan

atau kerusakan yang menimbulkan korban.

Selain itu, bersama ketiga temannya, Afriyani juga dikenai tiga pasal dalam UU Nomor 35

tahun 2009, yaitu Pasal 112 karena memiliki narkoba, pasal 132 karena menggunakan

narkoba bersama-sama, dan pasal 127 karena menggunakan narkoba.

Di luar ancaman penjara karena melanggar UU Lalu Lintas terhadap Afriyani, untuk semua

pasal dalam UU Nomor 35 ini ketiga tersangka diancam hukuman 4-12 tahun penjara.

Polisi berjanji akan mengurai semua simpul yang berkaitan dengan tragedi mengerikan di

Tugu Tani itu, termasuk mencucuk para pengedar narkoba.

Polisi akan menyelidiki di mana keempat tersangka membeli dan mengonsumsi narkoba.

"Penjualnya harus kita cari," janji Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Nugroho Aji.

Mari kita tunggu apakah hukum tegak seperti yang seharusnya, apakah sanksi dan hukuman

setimpal dengan akibat yang ditimbulkan para pelanggar hukum.

Mari juga kita tunggu langkah-langkah pihak berwenang dalam menjawab tantangan

masyarakat, 'mampukah mereka mengembalikan rasa aman masyarakat di kotanya?"M047

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

Refl: Hanya di Bima? Bagaimana di tempat lain?

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/27/ArticleHtmls/BIMA-RUSUH-KANTOR-

BUPATI-DIBAKAR-27012012006009.shtml?Mode=0

BIMA RUSUH, KANTOR BUPATI DIBAKAR

MATARAM

Page 138 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Aksi massa kembali terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat, kemarin. Puluhan ribu warga dari

empat kecamatan mengamuk dan membakar kantor Bupati Bima. Kantor Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dan Komisi Pemilihan Umum Daerah yang berada di

dekat lokasi juga dibakar. ―Semua ludes,‖ kata Muhammad Syafi‘i, seorang saksi mata, yang

dihubungi Tempo kemarin.

Syafi‘i mengatakan massa dari Kecamatan Lambu, Sape, Langgudu, dan Wera sudah

berdatangan sejak pagi. Mereka mendatangi kantor Bupati Bima di Jalan Soekarno-Hatta

menggunakan puluhan truk, mobil, dan ratusan sepeda motor. Aksi yang diawali orasi di

depan kantor bupati ini tidak mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. ―Polisi paling

banyak sekitar ratusan orang,‖ kata Syarif, saksi mata lainnya.

Page 139 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sebanyak 49 tahanan di Penjara Raba dilepas.

Aksi memanas karena tidak ada respons sama sekali. Bupati Bima Ferry Zulkarnain

dikabarkan tidak berada di Bima, sedangkan di kantor bupati juga tidak ada karyawan

sama sekali. Massa yang beringas berhasil melewati barikade polisi dan langsung membakar

kantor.

Massa kemudian bergerak menuju Lembaga Pemasyarakatan Raba, yang terletak di Jalan

Ishak Abdullah, Kelurahan Raba Ngodu Selatan. Setelah mengancam akan membakar

penjara, mereka berhasil memaksa petugas LP membebaskan 47 tahanan yang terlibat

dalam insiden berdarah di Pelabuhan Sape pada 24 Desember 2011.

Anggota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Delian Lubis, menyebutkan

pembakaran terjadi karena provokasi yang menyebabkan amarah warga. Aksi yang

dipimpin oleh Mulyadi dari Lambu ini, kata Delian, tidak memiliki target untuk melakukan

pembakaran. ―Ada provokasi preman yang membuat kesal warga,‖ ujarnya.

Page 140 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Aksi ini merupakan lanjutan dari insiden di Pelabuhan Sape, 24 Desember tahun lalu. Saat itu

masyarakat Kecamatan Lambu melakukan protes dan meminta Bupati mencabut izin

tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara. Pendudukan ini kemudian berakhir dengan

pembubaran paksa oleh polisi, yang menewaskan tiga orang.

Koordinator Front Rakyat Anti Tambang, Lukman, menyatakan akan terus melakukan aksi jika

surat keputusan izin eksplorasi tambang di Kecamatan Sape tidak segera dicabut Bupati.

Menurut dia, masyarakat telah lelah dengan berbagai janji yang selama ini mereka terima.

―Tekad kami sejak awal adalah terus melakukan aksi sampai SK itu dicabut.‖ Kepala

Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menyatakan akan mengusut aksi anarkistis tersebut.

―Akan kita lakukan penyelidikan, kalau melanggar hukum, kita minta tanggung

jawab,―katanya di kompleks Istana Negara kemarin. Timur mendapat informasi tidak ada

korban dalam aksi tersebut. Timur menyatakan tidak mengetahui posisi Bupati Bima.

Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar

mengatakan 500 personel sudah disiagakan untuk mengamankan Bima. Ia mengatakan

belum ada rencana menambah personel.

SUPRIYANTHO KHAFID | JALIL HAKIM | FEBRIYAN | NUR ALFIYAH | MUNAWWAROH | RAJU

FEBRIA

http://www.suarapembaruan.com/home/setelah-kantor-dibakar-bupati-bima-cabut-izin-

tambang/16524#Scene_1

Setelah Kantor Dibakar, Bupati Bima Cabut Izin Tambang

Jumat, 27 Januari 2012 | 9:18

Kantor Bupati Bima, NTB dibakar massa.

[google]

[JAKARTA] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, Bupati

Bima Ferry Zulkarnaen sudah mencabut izin eksplorasi PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).

"Tadi, saya dengar Bupati Bima sudah cabut (izin eksplorasi SMN)," katanya saat paparan 100

hari kinerjanya di Jakarta, Kamis (26/1).

Aksi penolakan warga Bima atas keberadaan SMN terus berlangsung. Pada Kamis, massa

membakar Kantor Bupati Bima.

Sumber Mineral Nusantara adalah pemegang izin usaha pertambangan tahap eksplorasi

(IUP-E) berdasarkan SK Bupati Bima No 188.45/357/004/2010. Dirjen Mineral dan Batubara

Kementerian ESDM Thamrin Sihite menambahkan, pihaknya langsung menghubungi Bupati

Bima pasca pembakaran kantornya tersebut.

Saat dihubungi itu, Bupati Bima bersikukuh tidak mau mencabut izin eksplorasi SMN. "Saya

bilang ini sudah banyak korban dan sebagai pejabat publik pasti ada risiko. Akhirnya,

dengan sangat berat hati, bupati bilang saya akan cabut," ujarnya.

Namun demikian, menurut dia, SMN bisa saja memulai lagi eksplorasinya kalau dikehendaki

masyarakat setempat. "Kalau masyarakat mendukung, bisa saja dimulai lagi," ujarnya.

[Ant/L-8]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61526

27 Januari 2012 | BP

Page 141 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Massa Bakar Kantor Bupati Bima 53 Tahanan Dibebaskan Paksa

Mataram (Bali Post) –

Sepuluh ribu lebih warga yang mengamuk dan membakar Kantor Bupati Bima, Kamis (26/1)

sore kemarin, juga membebaskan paksa 53 orang tahanan dari Lembaga Pemasyarakatan

Raba, Kabupaten Bima.

Konsentrasi pengunjuk rasa di depan Kantor Bupati Bima itu mulai terjadi sekitar pukul 13.00

wita. Massa berasal dari tiga kecamatan yang sebelumnya berunjuk rasa dan memblokade

jalan di Pelabuhan Sape pada 19-24 Desember 2011.

Mereka datang secara bergelombang menggunakan sepeda motor dan truk serta

kendaraan lainnya hingga memadati halaman depan kantor itu. Warga mulai marah, ketika

kedatangan mereka dihadang aparat kepolisian dan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja

(PP). Massa aksi lalu mendobrak gerbang kantor Bupati dan menerobos masuk, kemudian

mengamuk, dan membakar kantor.

Selain Kantor Bupati Bima, Kantor KPUD Bima di kawasan itu, beserta barang-barang dalam

bangunan itu dibakar massa. Sepeda motor dan kendaraan lainnya di kompleks Kantor

Bupati Bima juga dibakar massa. Api berkobar cepat karena embusan angin cukup

kencang, dan tidak ada upaya pemadaman kobaran api, karena aparatur pemerintah di

kantor itu pun lari mengamankan diri.

Selanjutnya, massa bergerak ke Pendopo Bupati Bima yang hendak membakar kediaman

Bupati Bima itu, namun urung karena penjagaan cukup ketat. Massa kemudian

berbondong-bondong menuju Lapas Raba, Bima, dan memaksa petugas lapas

membebaskan 53 orang rekan mereka yang dititipkan polisi untuk diproses hukum. Saksi

mata mengatakan, massa itu mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Raba,

Kabupaten Bima, dan meminta para tahanan titipan polisi terkait insiden berdarah di

Pelabuhan Sape, 24 Desember 2011, dilepas saat itu juga. ''Massa mengancam jika tidak

dilepas maka Lapas Raba Bima itu juga akan dibakar, sehingga petugas lapas memenuhi

tuntutan tersebut, dan massa menyambut dengan kegembiraan,'' kata Didin, seorang saksi

mata aksi massa tersebut.

Menurut Delian Lubis, salah seorang koordinator aksi unjuk rasa itu, awalnya massa hanya

ingin menduduki Kantor Bupati Bima sambil menyuarakan tuntutan pembebasan 53 warga

Lambu dan Sape yang ditahan aparat kepolisian untuk diproses hukum. Tuntutan lainnya

yakni pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikantongi PT Sumber Mineral

Nusantara (SMN), sebagaimana tuntutan dalam aksi sebelumnya. IUP bernomor

188/45/357/004/2010 itu diterbitkan Bupati Bima Ferry Zulkarnaen yang mencakup areal

tambang seluas 24.980 hektar, di Kecamatan Lambu, Sape, dan Langgudu. Kabid Humas

Polda NTB AKBP Sukarman Husein yang dihubungi di Mataram membenarkan aksi

pembakaran bangunan pemerintah daerah dalam unjuk rasa lebih dari 10 ribu orang itu.

(kmb/ant)

[Non-text portions of this message have been removed]

Pelajaran Dari Perjuangan Rakyat Bima

Jumat, 27 Januari 2012 | Editorial Berdikari Online

"Hantamkanlah kita punya palu godam di atas singgasana kaum kapitalis." Kata-kata

pemimpin sosialis Belanda itu sering dikutip Bung Karno untuk membangkitkan semangat

perjuangan rakyat.

Di Bima, Nusa Tenggara Barat, rakyat berhadapan dengan sebuah kekuasaan yang sudah

buta dan tuli. Berkali-kali rakyat menggelar aksi massa, bahkan sudah terjadi korban jiwa,

tapi pemerintah tetap tidak mau mendengar. Rakyat pun menghantamkan palu godam

pada kekuasaan yang anti-rakyat itu: rakyat membakar kantor Bupati, simbol angkuh dari

kekuasaan yang menindas itu.

Namun, di mata sebagian orang, aksi pembakaran kantor Bupati itu terkadang

disepadamkan dengan aksi vandalisme. Bagi mereka, ada banyak jalan untuk

menyelesaikan persoalan itu. Maklum, orang-orang yang berpandangan semacam ini

terkadang tidak memahami persoalan secara utuh dan ahistoris.

Page 142 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Rakyat Bima, khususnya di Lambu dan Sape, sangat memeluk tradisi. Dulu, sebelum rakyat

mengetahui adanya SK tersebut, Bupati dianggap `anak tuhan'. Kalau bupati datang ke

desa, maka rakyat akan berbondong-bondong menyambutnya. Bahkan, kata warga

Lambu, air cuci kaki bupati pernah diminum oleh rakyat.

Kebijakan bupati yang anti-rakyat lah yang mengubah keadaan. Patok-patok konsensi

pertambangan menindih lahan pertanian dan pemukiman rakyat. Sejak itu, rakyat pun baru

sadar akan watak sejati pemimpinnya. Realitas politik itu mengubah cara berfikir masyarakat

tentang kekuasaan. Rakyat juga makin kritis terhadap keadaan.

Ada beberapa hal yang patut dijadikan pelajaran dari perjuangan rakyat Bima:

Pertama, soal konsistensi dan daya tahan perlawanan. Perjuangan rakyat Bima banyak

diwarnai dengan represi. Pada bulan Februari 2011, misalnya, ketika rakyat menggelar aksi

massa di kantor camat Lambu, polisi membubarkan aksi dengan tembakan. Akibatnya, 2

orang terkena tembakan dan 60-an orang ditangkap.

Tapi perjuangan rakyat tidak surut karena kejadian itu. Aksi-aksi massa terus berlangsung

tanpa henti. Hingga, pada Desember 2011 lalu, rakyat memutuskan untuk memblokade

pelabuhan Sape. Aksi blokade itu berakhir dengan represi: 3 orang tewas, puluhan terluka,

dan puluhan ditangkap.

Semangat perlawanan tidak surut. Mobilisasi-mobilisasi dengan dukungan massa yang cukup

besar terus terjadi. Pada 13 januari 2012, misalnya, rakyat Lambu dan Sape menggelar rapat

akbar dengan memobilisasi sedikitnya 20-an ribu massa. Aksi-aksi dalam jumlah massa yang

besar terus terjadi sesudahnya.

Kedua, rakyat Bima menggunakan metode radikal: blokade dan aksi pendudukan. Rakyat

Bima sangat faham betul, bahwa penguasa yang berhati batu hanya bisa ditaklukkan

dengan metode yang radikal pula.

Metode aksi yang radikal ini cukup efektif. Maklum, dengan watak penguasa yang tuli dan

buta seperti di Bima, hanya bentuk aksi radikal-lah yang membuat penguasa bisa

mendengar aksi-aksi rakyat.

Ketiga, perjuangan rakyat Bima tidak mudah dimoderasi dan disogok oleh politik kompromi.

Begitu aksi-aksi radikal rakyat Bima menarik perhatian publik, pemerintah setempat

mencoba menawarkan jalan kompromi: operasional PT. SMN ditunda sementara. Tetapi

berbagai tawaran kompromis itu ditolak oleh rakyat.

Juga, ketika Komisi III DPR hendak bertemu dengan warga. Karena tidak membawa

jawaban konkret terkait tuntutan rakyat, maka warga pun memasang blokade di seluruh

jalanan desa untuk menghalau kedatangan anggota DPR tersebut.

Keempat, konsisten dalam mengusung tuntutan pokok: pencabutan SK Bupati Bima nomor

188/2010. Ketika aksi blokade pelabuhan sape direpresi, yang mengakibatkan sejumlah

korban tewas dan terluka, sejumlah kelompok berusaha menggeser isunya menjadi soal

kekerasan saja. Tetapi, seperti kita ketahui, rakyat Bima tetap berpegang pada isu pokoknya.

Perjuangan rakyat Bima memang belum mencapai kemenangan puncak. Akan tetapi,

gerakan rakyat di Bima telah memberi sumbangsih dalam memperkaya strategi perjuangan

di era neoliberal ini.

Anda dapat menanggapi Editorial kami di: [email protected]

http://www.berdikarionline.com/editorial/20120127/pelajaran-dari-perjuangan-rakyat-

bima.html

<http://www.berdikarionline.com/editorial/20120127/pelajaran-dari-perjuangan-rakyat-

bima.html>

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.suarapembaruan.com/home/saking-saktinya-pimpinan-banggar-dpr-ri-tak-

tersentuh/16571#Scene_1

Saking Saktinya, Pimpinan Banggar DPR RI Tak Tersentuh

Sabtu, 28 Januari 2012 | 11:49

Ketia Banggar DPR RI disorot terkait kasus korupsi anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur

Daerah (DPID) tahun 2011, sejumlah wanita cantik menggelar aksi cinta Banggar DPR RI.

Page 143 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Lho? [google] Akankah kasus dugaan korupsi anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur

Daerah (DPID) tahun 2011, yang telah menjerat Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI

dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Wa Ode Nurhayati, juga menjerat Pimpinan

Banggar. Mengingat, persetujuan anggaran harus melalui pimpinan Banggar.

Tetapi, tampaknya hingga saat ini belum ada tanda-tanda KPK akan bertindak. Sebab,

belum ada penjadwalan pemeriksaan terhadap Pimpinan Banggar DPR RI oleh KPK.

Padahal, Wa Ode Nurhayati mengaku telah menyerahkan bukti keterlibatan empat

pimpinan Banggar. Sebab, menurut anggota Komisi VII DPR itu, ada pelanggaran yang

dilakukan oleh pimpinan Banggar dalam memutuskan alokasi anggaran PPID tahun 2011.

Mengingat, yang menandatangani surat keputusan anggaran PPID adalah pimpinan

Banggar.

"Bukti-bukti sudah diserahkan ke penyidik, biar penyidik yang melanjutkan. Pimpinan Banggar

dari 2010 sampai sekarang (yang terlibat)," kata Nurhayati sebelum dibawa ke Rutan Kelas

IIA, Pondok Bambu, Jakarta, Kamis (26/1) malam.

Sebaliknya, beberapa waktu lalu, KPK baru menetapkan seorang pengusaha bernama Fahd

Arafiq, yang diketahui anak dari pedangdut ternama Arafiq. Fahd ditetapkan sebagai

tersangka atas dugaan memberi suap.

Seperti diketahui, Wa Ode ditetapkan sebagai tersangka karena selaku anggota Banggar

DPR, diduga telah menerima imbalan terkait pengalokasian anggaran Percepatan

Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) untuk tiga wilayah di Nangroe Aceh Darussalam

(NAD), yaitu kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya dan Bener Meriah.

Penerimaan uang tersebut, diperkuat dengan data keuangan di Bank Mandiri. Di mana,

diketahui ada uang dalam jumlah besar yang masuk ke rekening Wa Ode di Bank Mandiri

yang letaknya di dalam kompleks Gedung MPR/DPR RI.

Atas perbuatannya, Wa Ode disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 Ayat 2

dan atau Pasal 11 UU tipikor jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Menurut informasi, Wa Ode diduga menerima dana sekitar Rp 6 miliar sekitar bulan Oktober-

November 2010. Dana tersebut merupakan komitmen fee sebanyak 5-6 persen dari PPID

untuk tiga kabupaten di Aceh dengan total nilai Rp 40 miliar. Tetapi, dikabarkan, sebagian

dana yang diterima tersebut sudah dikembalikan karena salah satu kabupaten gagal

mendapatkan dana DPID, yaitu Kabupaten Pidi Jaya.

Staf pribadi Wa Ode, Sefa Yolanda mengakui bahwa menerima sejumlah uang staf Fraksi

Partai Golkar, Haris Surahman. Tetapi, sudah dikembalikan lagi ke Haris.

Wa Ode sendiri memang pernah mengakui bahwa ada orang yang berusaha menyuapnya.

Tetapi, ditolak.

Untuk diketahui, mekanismenya, keputusan PPID diambil oleh Pokja (Kelompok kerja) Badan

Anggaran dan Kementerian Keuangan. Setelah dianggap final, pembahasan dilanjutkan di

tingkat Badan Anggaran, melalui mekanisme pembahasan kembali. Itulah mengapa

banyak desakan supaya pimpinan Banggar diperiksa.

Untuk diketahui, yang menandatangani surat keputusan anggaran tersebut adalah Wakil

Ketua DPR dari Fraksi PKS, Anis Matta.

Kasus yang menjerat Wa Ode ini bukan kali pertama nama Banggar disebut. Sepanjang

tahun 2011 lalu, banyak sekali kasus yang ditangani KPK terkait dengan Banggar. Tetapi,

tidak juga dianggap cukup untuk menjerat.

Sebut saja, beberapa kasus yang melibatkan mantan Bendahara Umum (Bendum) DPP

Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Di mana, jelas-jelas melibatkan Banggar DPR

untuk mendapatkan proyek atau diistilahkan belanja proyek ke DPR.

Dalam kasus Wisma Atlet, diduga ada aliran dana ke anggota Banggar dari Fraksi PD,

Angelina Sondakh dan anggota Banggar dari Fraksi PDI-P, Wayan Koster. Diduga, oleh

Angelina diberikan kepada Pimpinan Banggar.

Selain itu, ada juga kasus dugaan suap DPPID bidang transmigrasi dari APBN-P tahun 2011

yang juga diduga kuat melibatkan Banggar DPR RI. Sebab, salah satu terdakwa, Dharnawati

mengungkapkan dari komitmen fee sebesar 10 persen juga mengalir ke Banggar DPR.

Page 144 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ditambah lagi, pada tanggal 16 September 2011, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK) menemukan 21 transaksi mencurigakan yang melibatkan

[Non-text portions of this message have been removed]

Refl: Menteri ditegur sama dengan tidak mau bertanggung jawab sebagai kepala negara.

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/28/ArticleHtmls/UN-JUK-RASA-BURUH-

PRESIDEN-TEGUR-MENTERI-MUHAIMIN-28012012001008.shtml?Mode=0

UN JUK RASA BURUH PRESIDEN TEGUR MENTERI MUHAIMIN

JAKARTA

Saat demonstrasi memuncak, Muhaimin berada di Surabaya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan pecahnya aksi unjuk rasa ribuan buruh

pabrik di Kabupaten Bekasi kemarin. Menurut Yudhoyono, demonstrasi semestinya bisa

dihindari bila komunikasi kedua pihak terjalin baik.

Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrian Pasha, mengatakan, meski tidak terkait langsung

dengan tuntutan para buruh, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar

harus tetap hands-on dan mengambil inisiatif menengahi ketegangan antara buruh dan

perusahaan.

Begitu mendengar adanya unjuk ra sa ribuan buruh, Presiden langsung memerintahkan

Muhaimin membuka komunikasi aktif dengan perwakilan buruh. Menteri Muhaimin, yang

pagi itu berada di Surabaya untuk menghadiri seminar ―Keselamatan dan Kesehatan Kerja―,

diminta segera kembali ke Jakarta guna menangani aksi buruh.

Ruas tol Jakarta-Cikampek kemarin diblokade ribuan buruh yang kecewa terhadap putusan

majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, yang memenangkan gugatan

Asosiasi Pengusaha Indonesia atas penetapan upah minimum Kabupaten Bekasi.

Demonstran menggelar unjuk rasa sejak Kamis sore lalu dan berlanjut hingga kemarin.

Buruh menutup pintu tol MM2100, dan pintu tol Deltamas, Cikarang Pusat. Akibatnya

pengguna jalan terjebak kemacetan.

ARYANI KRISTANTI | FATKHURROHMAN TAUFIQ | EFRI RITONGA

Page 145 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berita Nasional

Rubrik SosBud

Dengan kehadiran saya di marcapada selama 3/4 abad ini saya telah belajar dari

kehalusan serta kelugasan budaya Jawa yang telah berumur ribuan tahun ini dari mendiang

ayah saya yang selalu membawa saya sebagai anak kecil menghadiri pertunjukan-

pertunjukan wayang yang berlangsung hingga subuh. Saya sangat berterima kasih sekali

kepada mendiang ayah saya yang telah mewarisi saya dengan budaya ini yang telah

mempengaruhi hidup serta pandangan hidup saya dengan falsafah Jawa (ngelmu

Kejawen) yang selalu memandu saya agar saya tansah eling marang Kang Gawe Urip serta

ciptaannya yang selalu harus kita uri-uri dengan mamayu hayuning bawana, memelihara

lingkungan hidup agar kita semua bisa (boleh) hidup didalamnya.

Mereka yang merasa bahwa mereka bisa menaklukkan alam ini seperti menaklukkan Kang

Murbeng Dumadi, dia adalah orang yang keblinger dan akan dihancurkan oleh alam ini.

Orang yang menghormati Tuhan harus menghormati alam ini sebagai

pangejawantahanNya kalau tidak mau hancur dan dihilangkan dari muka bumi ini. Alles

andere ist Unsinn!

To: [email protected]; [email protected];

[email protected]; [email protected];

[email protected]

From: [email protected]

Date: Sun, 8 Jan 2012 16:58:20 +0100

Subject: [nasional-list] Re.: Wayang dan Bayangan Kehidupan

---------- Forwarded message ----------

From: "B.DORPI P. UBANTU" <[email protected]>

Date: Fri, 6 Jan 2012 17:44:43 +0700

Subject: Re.: Wayang dan Bayangan Kehidupan

To: "!B.DORPI P." <[email protected]>

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/wayang-dan-bayangan-kehidupan/

03.01.2012 11:07

Wayang dan Bayangan Kehidupan

Penulis : Woro Mastuti*

Dalam sebuah percakapan tentang wayang dengan anak muda, muncul sebuah

pertanyaan, "Adakah manfaat yang kamu petik dari wayang?" Ia menjawab, "Untung Bu,

saya ikut kuliah wayang. Gara-gara mengerjakan tugas, saya jadi harus baca ensiklopedi

wayang. Saya jadi paham karakter beberapa tokoh wayang!" Jawaban tersebut cukup

memberi rasa optimistis bahwa wayang masih diminati, walau terpaksa.

Namun, jangan senang dulu. Dalam broadcast pergelaran wayang di BBM (BlackBerry

Messenger), terdapat komentar, "Aduh...aku gak suka wayang! Gak ngerti! Ngantuk en gak

kuat nonton semalam suntuk sampai pagi!" (tapi kalau dugem...okelah!). Itulah wayang,

selalu pro dan kontra.

Mendengar kata pergelaran wayang, orang sudah panik terlebih dulu. Bahasanya tidak

dimengerti, menghabiskan waktu, ceritanya juga membingungkan, dan alasan lain. Bagi

beberapa orang, tidur akan lebih menarik.

Bagi saya, jika sudah lama tidak nonton wayang, saya rindu suasana adem-ayem yang

melingkupi pergelaran wayang. Saya merasakan aura magis, tertib, dan santun, tak ada

huru-hura saat nonton wayang atau asap rokok yang menyebalkan. Semuanya menjadi

menyenangkan dengan alunan gending, dalang yang cerdas membawakan cerita, serius,

lucu, sekaligus kasrismatik.

Page 146 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Gelak tawa para penonton ketika ada adegan Limbukan pun begitu menyenangkan.

Limbuk adalah tokoh perempuan gendut, jahil, cerdas, kadang bodoh, lucu, dan bertingkah

semaunya. Sinden yang ada juga pandai membawa suasana gembira. Menonton wayang

begitu mencerdaskan dan mencerahkan.

Wayang-Bayang

Menonton wayang berarti melihat bayangan kehidupan. Wayang, mbayang-membayang-

bayang-bayang. Begitulah hidup, ada yang buruk, yang baik, bahkan abu-abu. Jagad

manusia tergambar dalam cerita wayang.

Sekarang ini, Indonesia sedang gonjang-ganjing (kacau) dan menakutkan. Semua orang

diliputi amarah. Hutan digunduli. Laut, mal, dan kantor dibom. Jembatan dipatahkan. Sungai

dikotori. Sumpah serapah mengalir seperti banjir. Uang negara dikeruk. Pokoknya heboh.

Situasi ini sering digambarkan di berbagai lakon wayang. Ketika Betara Kresna gagal

membujuk Kurawa untuk mengembalikan Kerajaan Hastina, saking marahnya, Batara Kresna

berubah wujud menjadi raksasa yang luar biasa besar. Pohon-pohon tumbang, gunung api

meletus, bumi gonjang-ganjing. Warga Kerajaan Hastina gempar.

Mereka berlarian, ketakutan. Dunia kiamat. Para dewa pun takut. Betara Kresna-yang tak

lain adalah Betara Wisnu-triwikrama, dari sosok yang arif bijaksana berubah wujud jadi

sangar, buas, dan siap menghancurkan.

Patih Sengkuni, sang provokator, yang biasanya pandai bicara dan sok jagoan, lari

tunggang-langgang. Kemarahan Betara Wisnu reda ketika Betara Dharma dengan aji

kesabaran dan kata-kata halusnya membujuk Betara Wisnu tak menggunakan kesaktiannya

sehingga membuat takut manusia.

Ketika Bima mencari air kehidupan dalam lakon "Bima Suci", kita diajak untuk mengatasi rasa

takut yang mencekam demi melawan nafsu amarah yang dilambangkan dengan Naga.

Saat Bima mengalahkan Naga, ia sudah berhasil menyingkirkan nafsu-nafsunya yang lain

seperti loba, tamak, iri, dengki, dan rakus. Kisah ini memberi inspirasi pada seseorang agar

ambisi bisa dikelola dengan baik.

Tontonan dan Tuntunan

Sebulan ini, saya mendapat undangan dua pergelaran wayang di Jakarta. Satu di wilayah

Barat, yang lain di wilayah timur. Jika orang tahu ada apa di balik sebuah pergelaran

wayang, pasti dia akan terus kangen nonton wayang. Ibarat masakan, wayang adalah

masakan paling top sedunia, seperti rendang yang dinobatkan menjadi masakan terlezat di

dunia.

Wayang pun dicintai masyarakat dunia. Kemasan pertunjukan wayang menampilkan

aransemen musik yang baik. Racikan bunyi kenong, kemung, saron, kendang, bonang, dan

gong yang tertata apik menghasilkan suara harmonis.

Sang dalang harus piawai menggerakkan boneka-boneka wayang. Seni menatah boneka

wayang menghasilkan karya seni yang canggih dan rumit. Aspek drama/teater pun terwakili

dalam wayang.

Rupa boneka wayang yang mengundang decak kagum adalah bagian dari seni rupa.

Seseorang yang pertama kali melihat wayang tidak akan memberi penilaian negatif.

Komentar minimalnya adalah "Ah gak ngerti!"

Ajaran Konfusius menyatakan, untuk dapat menguasai pengetahuan kita harus memiliki

pengetahuan. Pengetahuan yang berdampak baik pada seseorang melingkupi

pengetahuan sastra, bahasa tubuh/religi, sejarah, kehidupan sosial, dan perubahan.

Kesenian wayang memiliki kelima aspek tersebut.

Lakon-lakon wayang yang diunduh dari epos Mahabharata dan Ramayana merupakan

karya sastra terpilih yang sarat nilai kehidupan, kemanusian, dan moral. Kisah Anoman Duta

mengusung nilai keteguhan hati, keberanian, setia, santun, waspada, tabah, sakti, jujur, dan

pandai memimpin.

Rama memilih Anoman menyelamatkan Sinta yang ditawan di negeri Alengka. Anoman

merasa dirinya bukan orang yang tepat, namun ia sadar bahwa tugas atau amanah ini

diberikan oleh Rama yang tak lain adalah reinkarnasi Betara Wisnu.

Page 147 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Anoman pun menerima tugas tersebut dan menjaga baik amanah tersebut. Dengan gagah

berani, Anoman melesat terbang dari Kerajaan Kiskenda ke Alengka. Dia siap menghadapi

para raksasa anak buah Rahwana.

Ketika Anoman berhasil memberikan cincin Rama pada Sinta, prajurit Alengka

menangkapnya. Keberanian dan kecerdikan Anoman menyelamatkan dia dari bara api

yang dipersiapkan Rahwana untuk membakar si kera putih sakti.

Sastra, baik tulis maupun lisan, disampaikan melalui bahasa. Penciptaan karya sastra

melibatkan pergumulan batin, hati, dan pemikiran. Maka, ketika seseorang membaca

sebuah karya sastra, muncullah sebuah proses pemahaman yang melibatkan hati/perasaan

dan pikiran.

Dengan nonton wayang, kita dituntun berintrospeksi diri, sadar, dan waspada. Dari lakon

wayang yang dimainkan, penonton diharapkan memahami berbagai masalah kehidupan.

Seperti bagaimana toleransi itu dipraktikkan, bagaimana menyikapi perbedaan, bagaimana

membangun watak budi pekerti, bagaimana menyelesaikan suatu masalah dengan kasih

sayang, bagaimana menghormati orang tua dan guru. Semua aspek dan nilai-nilai

humanisme dapat ditemukan di dalam wayang.

Tak dapat dipungkiri, wayang memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang yang multidimensi, multidisiplin, dan multitahun (berkesinambungan).

*Penulis adalah pemerhati dan pencinta wayang; tinggal di Depok

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailrubrik&kid=4&id=6151

24 Januari 2012 | BP

Pentingnya Kesadaran Globalisasi untuk Memperbaiki Kondisi

Negeri

Oleh I Gede Indra Supriadi, S.Pd.

MELIHAT seluruh potensi yang ada di negeri ini, seharusnya Indonesia bisa jauh lebih

berperan maksimal dalam era global ini. Sumber daya alam yang melimpah seharusnya

mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk mengekspor barang jadi, guna meningkatkan

perekonomian bangsa. Sumber daya alam seperti terumbu karang, ikan yang melimpah,

berbagai jenis tanaman, hewan ternak, sampai gas alam dan kayu merupakan potensi yang

sebenarnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan

seluruh warga negara.

Selain sumber daya alam yang luar biasa, sumber daya manusia Indonesia juga sangat

melimpah. Hal ini berarti Indonesia tidak akan kekurangan sumber daya manusia untuk

mengisi berbagai pos yang diperlukan andai saja kualitasnya sesuai dengan yang

diharapkan. Negara ini seharusnya mandiri akan tenaga profesional dalam berbagai

bidang. Dengan jumlah penduduk yang melimpah, selain dimanfaatkan untuk mengisi

berbagai posisi strategis dalam kehidupan dalam negeri, sumber daya manusia yang

melimpah juga seharusnya dapat memberikan devisa bagi negara melalui penjualan jasa

tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

Keanekaragaman budaya juga merupakan potensi besar untuk kesejahteraan manusia di

Indonesia. Kiblat pembangunan kebudayaan Indonesia seharusnya menuju perwujudan

kebudayaan nasional Indonesia, sebagai pusat perhatian dunia akan kerukunan warga

negaranya. Keadaan warga negara Indonesia yang hidup damai meskipun terdiri dari

berbagai budaya yang berbeda dapat menjadi sesuatu yang mahal dan layak dipelajari

oleh negara lain. Selain itu, keanekaragaman bahasa daerah, tarian, nyanyian, sampai

berbagai jenis alat musik di Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tak ternilai

harganya bila dikelola dengan baik.

Sedemikian luar biasanya fenomena ideal yang dapat diwujudkan negeri ini dengan

besarnya potensi yang dimiliki, ternyata belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Menurut laporan UNDP (United Nation Development Program), Human Development Index

Indonesia pada 2011 berada pada peringkat 124 dan tergolong pada medium human

development. Hal ini berarti kesejahteraan masih pada level menengah di antara empat

level yaitu sangat tinggi, tinggi, menengah, dan rendah. Human Development Index tersebut

menunjukkan bahwa harapan hidup, tingkat melek huruf, pendidikan dan standar hidup di

Page 148 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Indonesia masih ada pada level menengah, di bawah Filiphina (112), Malaysia (61), dan

Singapura (26).

Melihat kondisi tersebut, sebenarnya pendidikan menjadi ujung tombak perbaikan kualitas

manusia Indonesia demi kesejahteraan hidup bangsa. Pendidikan adalah salah satu aspek

penting yang akan mewujudkan kehidupan bangsa Indonesia seperti yang diimpikan. Akan

tetapi, kenyataannya saat ini pendidikan tengah mengalami masalah yang cukup serius.

Pendidikan saat ini seakan berjalan tanpa kesadaran akan pentingnya kualitas. Kualitas hasil

pendidikan sebenarnya menjadi harapan utama untuk mengatur segala potensi negeri agar

bermanfaat maksimal. Kualitas itu sepertinya saat ini kurang diperhatikan oleh berbagai

pihak. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan kesadaran pada seluruh dimensi kehidupan

bangsa akan pentingnya kualitas pendidikan dalam era globalisasi ini.

Kesadaran akan pentingnya kualitas pendidikan dapat disebut dengan kesadaran

globalisasi. Kesadaran globalisasi adalah suatu keadaan yang mengerti dan paham akan

fenomena kesejagatan dimana kualitas adalah hal yang utama untuk dapat bersaing. Hal-

hal yang perlu dimengerti dan dipahami untuk dapat bekerja membangun pendidikan

secara maksimal adalah persaingan dan kerja sama.

Persaingan ditandai dengan adanya suatu keinginan dan tindakan yang menunjukkan

kelebihan atau kualitas masing-masing. Perlu disadari bahwa dalam era global, persaingan

akan semakin ketat. Orang-orang dari negara lain akan menunjukkan kualitasnya di negara

kita sendiri. Oleh karena itu jangan sampai masyarakat Indonesia menjadi penonton di

negerinya sendiri dan mati karena hanya bisa menonton. Di sinilah pentingnya kesadaran

akan persaingan di depan tersebut.

Mulai dari Kebijakan

Kesadaran harus dimulai dari kebijakan pemerintah. Pemerintah harus menelurkan kebijakan

dengan menyadari sepenuhnya bahwa produk dari pendidikan ini akan bersaing dengan

produk pendidikan negara lain. Oleh karena akan bersaing dan menunjukkan kualitasnya,

maka penting untuk membuat kebijakan yang dapat mempermudah terwujudnya kualitas

manusia idaman tersebut. Kebijakan akan standardisasi pendidikan nasional merupakan

salah satu contoh yang bagus. Akan tetapi kebijakan tersebut seharusnya diikuti dengan

kebijakan lain yang sifatnya mengontrol jalannya kebijakan standarisasi pendidikan nasional

tersebut. Hal ini penting untuk dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan ataupun ketidak-

seriusan dalam melaksanakan kebijakan. Selama kebijakan tersebut berorientasi positif dan

menyadari akan adanya persaingan yang keras di masa mendatang, maka kebijakan itu

harus dilaksanakan.

Kesadaran juga harus terjadi pada tatanan pengawasan. Sadar akan pentingnya kualitas

manusia di masa mendatang, maka pengawasan terhadap pendidikan harus tegas dan

mampu menuntun ke arah yang diharapkan. 'Kongkalikong' antara pengawas dan guru

yang diawasi seharusnya tidak ada. Pengawasan terhadap jalannya pendidikan diharapkan

benar-benar professional karena menyadari akan pentingnya kualitas manusia yang

dihasilkan.

Kinerja guru sebagai tumpuan utama dalam melaksanakan pendidikan juga harus didasari

oleh pemahaman akan adanya persaingan anak didik mereka di masa mendatang. Anak

didik yang tidak difasilitasi dalam pendidikan dengan baik, tidak akan mampu bersaing di

masa mendatang. Bukan tidak mungkin jika ketidak-mampuan tersebut akan berubah

menjadi penyakit dalam masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, dengan guru

menyadari akan adanya persaingan ini, maka diharapkan guru benar-benar serius dalam

membentuk anak didik agar memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional. Dengan kesadaran ini, diharapkan tidak ada

lagi kasus guru yang 'sekadar' mengajar, memberi contoh karakter yang buruk, serta

masalah-masalah lain yang nampak pada banyak sosok oknum guru saat ini.

Selain faktor kesadaran oleh semua elemen akan persaingan di masa mendatang, faktor

kesadaran akan kerja sama juga merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan

manusia idaman yang unggul di era global. Kerjasama pada dasarnya adalah suatu

tindakan yang dapat meringankan beban bersama. Sedemikian berat beban dan

tantangan di depan, sehingga sangat disayangkan jika tidak memanfaatkan kerjasama

seluruh elemen dengan baik. Kerjasama harus dijalin dengan baik antara pemerintah pusat,

pemerintah daerah, pengawas pendidikan, tenaga pendidik, sampai pada peserta didik

Page 149 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dan masyarakat. Dalam kerjasama yang dimaksud, harus didasari oleh nasionalisme yang

tinggi.

Nasionalisme merupakan hal yang esensial dalam kerja sama ini. Semua pihak harus

disatukan dengan adanya satu roh akan tujuan membuat bangsa ini jauh lebih baik.

Dengan nasionalisme tinggi, diharapkan tidak ada kepentingan pribadi yang berjalan di

atas kepentingan bangsa dalam kerangka kerjasama ini. Mewujudkan generasi mendatang

yang jauh lebih baik, harus menjadi tujuan utama dari seluruh elemen yang terlibat.

Dengan adanya kesadaran akan persaingan di masa mendatang, serta kerjasama yang

baik dari seluruh elemen bangsa yang didasari nasionalisme tinggi, maka kinerja pendidikan

diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualitas dan unggul di era globalisasi

untuk memperbaiki kondisi negeri ini.

Penulis, mahasiswa Program Pascasarjana Undiksha

[Non-text portions of this message have been removed]

Guru Australia: Saya Kaget Murid Cium Tangan

"Jujur, saya kaget dengan tradisi murid mencium tangan saya sebagai bentuk

penghormatan."

Sabtu, 21 Januari 2012, 10:52 WIB

Antique, Indrani Putri

SD Negeri 01 Menteng, Jakarta

BERITA TERKAIT

Menlu Australia: Ekonomi RI Bisa Lampaui Kami

Polri Terima 3 Kapal Canggih dari Australia

Miliki Ganja, ABG Australia Dideportasi

Miliki Ganja, ABG Asal Australia Bebas

Australia Sumbang Rp20 Miliar untuk Indonesia

VIVAnews - Sistem pendidikan, ditambah budaya yang berbeda membuat beberapa guru

Australia peserta program Building Relations through Intercultural Dialogue and Growing

Engagement (BRIDGE) terkaget-kaget begitu mendapat kesempatan mengajar beberapa

minggu di Indonesia.

Meski demikian, mereka bisa cepat beradaptasi dan mengaku banyak menemukan hal

menarik yang tidak mereka temui di negara mereka.

"Saya melihat murid-murid Indonesia sangat menghormati guru mereka. Jujur, saya kaget

dengan tradisi murid-murid mencium tangan saya sebagai bentuk penghormatan terhadap

guru," tutur Emily Sullivan, seorang pengajar dari Our Lady of Sacred Heart College, Adelaide,

di Jakarta.

Menurut Emily, yang mengajar selama beberapa minggu di MAN 2 Jakarta, di Australia

murid-murid terbiasa menyapa guru mereka dengan cara yang kasual. Tak heran

pengalaman pertamanya mendapat cium tangan dari murid-murid Indonesianya sangat

berkesan.

Page 150 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Kolega Emily, Laura Brzezinski, juga mengaku kagum dengan tradisi upacara bendera. "Anda

menghormati jasa pahlawan dengan berdiri dan memberi hormat selama beberapa menit

setiap Senin pagi, itu mengagumkan. Orang Indonesia ternyata menghargai jasa

pahlawannya," kata dia.

Bagi Emily dan Laura yang belum pernah berkunjung ke Indonesia sebelum mengikuti

program BRIDGE, pengalaman mereka meruntuhkan stereotip tentang orang Indonesia

yang selama ini digembar-gemborkan media luar.

Hal senada juga diutarakan Adam Chad, pengajar Canberra Grammar School, yang

mengaku sudah sering sekali bepergian ke Bali. Ia mengungkapkan, media Australia selama

ini menggambarkan Indonesia sebagai negara yang masih tertinggal, kecuali untuk Bali

yang pariwisatanya sudah mendunia.

"Padahal, kalau orang Australia ingin tahu Indonesia yang sebenarnya, mereka harusnya

datang ke tempat selain Bali, ke Jawa misalnya. Banyak hal tentang Indonesia yang tidak

bisa Anda temui lewat buku atau Internet," ujar pria berambut pirang ini.

Adam sendiri mengaku kagum dengan nilai keluarga yang masih sangat kuat di Indonesia.

"Di Indonesia, apapun yang terjadi pada Anda, selalu ada keluarga sebagai support system.

Sungguh sesuatu yang tidak bisa sering ditemui di Australia."

Lain lagi cerita Melanie Cross, pengajar Waggrakine Primary School, Geraldton. "Murid-murid

Indonesia sangat menyenangkan, mereka antusias! Kalau sudah di depan kelas, kadang

saya merasa jadi selebriti," katanya setengah berseloroh.

Menurutnya, anak-anak Indonesia memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, namun tanpa

mengurangi rasa hormat mereka terhadap guru. Selain itu, kekerabatan antar mereka juga

masih kuat.

"Inilah yang menjadi pentingnya ada kemitraan yang kuat antara Indonesia dan Australia.

Saya harap semakin banyak siswa Australia yang tertarik mempelajari Indonesia dan

budayanya dengan berkunjung langsung ke Indonesia," harap Melanie.

• VIVAnews

Satrio Arismunandar

Executive Producer, News Division Trans TV, Lantai 3

Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790

Telp: 7917-7000 ext: 3542; Fax: 021-79184558

HP: 0819 0819 9163

http://satrioarismunandar6.blogspot.com

http://facebook.com/satrio.arismunandar

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2012/01/25/900/Berkah-Perjuangan-Gus-

Dur

25 Januari 2012 | 18:40 wib

Dalang Thio Tiong Gie (1)

Berkah Perjuangan Gus Dur

0 2

TOKOH seorang panglima perang sedang dimainkan oleh Sayhu Teguh Chandra Irawan.

(suaramerdeka.com / Isti)

Oleh Bambang Isti

SULIT membayangkan boneka-boneka Potehi dengan beragam karakter dan wajah itu

harus digudangkan selama 32 tahun. Lalu puluhan boneka wayang China itu dibiarkan rusak

dan berdebu.

Saat itu rezim orde baru "mengebiri" semua kebudayaan yang berasal dari China. Itu artinya,

kesenian seperti barongsai, liong-samsi dan wayang potehi (pooteehie), maaf saja, tidak

ada tempat di bumi Indonesia.

Kalaupun ditampilkan, kala itu hanya sebatas di acara-acara keagamaan di klenteng-

klenteng, itu pun dilakukan oleh para sayhu (dalang) dengan diam-diam, bahkan disertai

rasa takut.

Page 151 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sampai akhirnya, datanglah sang pembebas itu. Dia bernama Gus Dur. Dia Presiden

Abdurachman Wahid, pemimpin ke empat negeri ini. Saat itu Gus Dur melakukan langkah

kontroversial namun justru membawa angin segar di pertiwi ini.

Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967

tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China, lalu meletakkan dasar-dasar

melalui Keputusan Presiden (Keppres) No 6 Tahun 2000 yang membuat warga Tionghoa di

pertiwi ini dapat kembali beribadah di tempat umum, merayakan Imlek, dan mementaskan

barongsai serta wayang Potehi.

Salah satu warga keturunan China yang merasakan berkah adanya Keppres no 6 dan

kebahagiaan tak terkira itu adalah Thio Tiong Gie.

Dia adalah Pooteehie Sayhu (dalang wayang Potehi) pertama di Indonesia dan satu-

satunya di Jawa Tengah. Selama 32 tahun kreativitasnya sebagai seniman wayang China

terbelenggu. Padahal itu adaklah satu-satunya mata pencahariannya.

Maka ini artinya, Teguh Chandra Irawan, demikian nama asimilasi dalang ini, kembali bisa

beraksi dengan wayang potehinya.

Sedikit penonton

Pada usianya yang ke 79, Teguh masih sanggup mendalang berdurasi 2 jam (dengan

istirahat 30 menit) memainkan lakon-lakon klasik, seperti Shi Jien Kwie Tyeng See (Panglima

dari Barat) pakem cerita zaman dinasti Tang, atau lakon Ngohoo Ping See yang diambil

dinasti Song.

Terakhir GTeguh tampil pada malam penutupan Festival Imlek di Gang Warung Semarang,

Minggu (22/1). Dengan sedikit penonton, dengan kondisi panggung "bedeng" sederhana

dan hujan deras, kisah panglima Tiongkok kuno digambarkan Teguh dengan piawai.

Lihat saja kala sayhu Teguh mengantarkan ceritanya: "...akhirnya kota itu kita kuasasi

menerusken perjuangan..." atau ..panglima perang adalah salah satu jendral yang berhasil

membujuk kami punya garis depan..."

Meski struktur katanya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik, penonton toh tetap

terhanyut juga. Terbukti penonton masih bertahan sampai pertunjukan usai, dan sang

dalang tua itu tertatih-tatih menuruni tangga panggung dan kembali ke rumahnya di

kampung Kelurahan Petudungan, Kp Pesantren 326 Semarang.

Soal struktur bahasa tadi, Teguh Chandra berkilah, "Aslinya wayang Potehi ini dimainkan

dalam bahasa Hokian, tapi saya sampaikan dengan bahasa Indonesia, biar kita orang bisa

mengerti," kata Teguh Chandra kelahiran Demak 1 Januari 1933.

Dalang Teguh dikenal masih menampilkan wayang Potehi dengan gaya klasik. Dengan

puluhan boneka wayang yang diperkirakan berusia di atas 150 tahun, Teguh tak melakukan

inovasi apapun atas tampilan Potehinya.

Sebuah rumah mirip bedeng berukuran 4 x 3 meter adalah "panggung" Potehi, yang

menurut Teguh tidak akan berubah sampai kapan pun. Cara kuno tetap dijaga terlihat dari

cara dia menempatkan boneka-boneka wayangnya secara terbaik di bentangan rak kayu

yang usang. "Cara meletakkan (wayang) memang harus tetrbalik begitu," kata Teguh.

Di dalam bangunan bedeng berwarna merah itu bisa menampung para "niyaga" yang

mamainkan alat musik pengiring seperti dongkoo (kendang), twaloo (gembreng), twa pwa

(simbal), sio twa (simbal kecil),dan arlhu (rebab). Jika semuanya dimainkan bersama, akan

menjadi sebuah harmoni indah.

Di panggungnya itu terdapat 4 orang pemain yang membantu Teguh Chandra. Satu-

satunya pemain yang berdarah Jawa adalah Supardi. Di Surabaya, Supardi ini juga seorang

sayhu. (Bersambung)

(Bambang Isti/CN 25)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://oase.kompas.com/read/2012/01/26/23532512/Mendalang.dengan.Gerakan.Kungfu

Widayat Djiang

Mendalang dengan Gerakan Kungfu

Page 152 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

| Jodhi Yudono | Kamis, 26 Januari 2012 | 23:53 WIB

KOMPAS/IWAN SANTOSA

Widayat Djiang

Iwan Santosa

Kesenian wayang purwa atau wayang kulit menjadi napas hidup yang turut dilestarikan

warga peranakan Tionghoa. Wayang purwa yang memboyong cerita Mahabarata dan

Ramayana menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan diterima

menjadi tontonan pemersatu warga saat dipentaskan di kelenteng-kelenteng Tridharma di

kota-kota kecil di Pulau Jawa.

Widayat Djiang alias Tjioe Bian Djiang adalah salah satu dalang wayang kulit peranakan

Tionghoa yang bertahan hingga kini. Dia menjadi jembatan budaya antara komunitas Jawa,

peranakan Tionghoa, dan Tionghoa. Dia mampu mendalang dalam bahasa Jawa krama,

dialek Hokkian, dan diselingi kata-kata dalam bahasa Mandarin.

Widayat Djiang lahir dari pasangan Tionghoa totok (Sin Keh) Tjioe Kok Hin dan perempuan

ningrat RA Djuariah dari Paku Alam, Yogyakarta. Oleh karena itulah, sejak kecil Djiang akrab

dengan budaya Tionghoa dan Jawa.

Keluarga mengajarkannya untuk dekat pada dua budaya tersebut. Sang ibu pun diberi

nama Tionghoa, Ong Kim Hwa (Kim Hwa berarti bunga kencana). Ayahnya yang juga

penggemar pewayangan mendorong Djiang dekat dengan pelaku seni sastra Jawa. Djiang

termasuk rutin menonton pertunjukan wayang kulit, terutama bersama sang bunda.

Beranjak dewasa, sejumlah penulis dalam terbitan berbahasa Jawa seperti Panjebar

Semangat (1950 hingga 1960-an) menjadi kawan-kawan Djiang. Dia juga rajin tirakat dan

menghayati ajaran kebatinan Kejawen. Kebiasaan menonton wayang sejak kecil membuat

hidup Djiang tak lepas dari pewayangan.

"Sesuai tradisi di desa-desa ketika itu, setiap ada yang melahirkan pun selalu menggelar

tontonan wayang. Suatu hari keluarga 'menyerahkan' saya kepada dalang Soemomardjan,

pria Belanda asal Leiden yang beristrikan perempuan Jawa," cerita Djiang, yang tinggal di

Desa Kecubung, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.

Sejak itulah, tahun 1950-an, Djiang berguru kepada dalang Soemomardjan. Tak heran

apabila dalang Soemomardjan kemudian mewariskan sejumlah koleksi wayang purwa

miliknya kepada Djiang. Koleksi wayang itu berasal dari abad ke-19 dengan ciri khusus

"pelemahan" atau alas tempat kaki tokoh-tokoh wayangnya menginjak bumi dengan

penggunaan tiga warna, yakni merah, putih, dan biru. Ketiga warna itu melambangkan

bendera Kerajaan Belanda.

"Lihat ini ada rood (merah), wit (putih), en blauw (dan biru). Jenis wayang seperti ini tidak lagi

dibuat sesudah Indonesia merdeka," ujar Djiang seraya mempertontonkan koleksi langka

yang pernah ditawar sebuah museum di Leiden ini. "Tak akan saya lepas, ini sesuatu yang

sangat berharga," tegasnya.

Berbeda dengan dalang asal Jawa pada umumnya, berbekal ilmu Kun Thauw atau bela diri

Tiongkok dari ayahnya, dalam mendalang Djiang mengombinasikan kemampuan mengolah

gerak wayang dengan putaran tangan ala "master kungfunya". "Cara menggerakkan anak

wayang seperti ini bisa dikatakan sebagai keunikan dari dalang peranakan Tionghoa-Jawa,"

ujarnya.

Himpunan Budaya Surakarta

Widayat Djiang menikah dengan Ida Ratnawati ketika dia masih bersekolah di SMP Nganjuk

(kini SMPN I Nganjuk). Lulus dari SMP Nganjuk, keluarga dan rekan-rekannya penghayat

budaya Jawa mendorong Djiang untuk bergabung dengan Himpunan Budaya Surakarta

(HBS).

HBS adalah almamater yang melahirkan banyak seniman, seperti pelukis Jeihan dan Dullah

serta dalang Ki Anom Suroto. "Dia (Ki Anom Suroto) itu sahabat saya," ujar Djiang, yang juga

akrab dengan dalang Ki Manteb Sudarsono.

Setelah menempuh pendidikan di HBS, Djiang mulai mendapat tawaran mendalang. Ia

bercerita, pertama kali pesanan mendalang ke Jakarta datang semasa Presiden Soekarno

Page 153 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

memutuskan Republik Indonesia keluar dari PBB dan semangat Ganefo (Games of the New

Emerging Forces), selepas Asian Games (1962), di Jakarta menguat.

Lazimnya seorang dalang yang juga penganut Kejawen, Djiang menyiapkan sendiri sesaji

dan kerap berpuasa 40 hari agar pementasan dapat berlangsung lancar. Namun,

kehidupannya sebagai dalang dengan latar belakang separuh Tionghoa dan Jawa

membuat Djiang harus menempuh jalan berliku.

Ketika peristiwa G30S meletus, Djiang pun ikut "tiarap". Dia kesulitan mendapat izin

mendalang dan ada berbagai ketentuan lain yang dipersyaratkan. Pada 1965-2004, atau

selama sekitar 39 tahun, Djiang tak pernah mengadakan pementasan layaknya seorang

dalang.

"Saya hanya bisa mendalang pada acara-acara sederhana di kampung- kampung di

sekitar Desa Kecubung," katanya. Baru selepas gerakan Reformasi, tepatnya tahun 2010, dia

mendapatkan semacam surat resmi bagi dalang.

Jasa pengiriman

Demi menyambung hidup, Djiang pun mengurus usaha jasa pengiriman paket di kota

Nganjuk. Meski tak naik panggung, dia tetap merawat koleksi wayang kulitnya. Angin

perubahan tahun 1998 membuka kembali kesempatan bagi Djiang untuk tampil

mendalang.

Keberadaannya sebagai dalang peranakan Tionghoa-Jawa membuat Dahlan Iskan (kini

Menteri Badan Usaha Milik Negara) kemudian menanggapnya dalam pentas di Jalan

Kembang Jepun, kawasan pecinan di Surabaya.

Setelah itu, Djiang antara lain diminta tampil mendalang dalam acara peringatan 600 Tahun

Ekspedisi Zheng He di Kelenteng Tay Kak Sie, Semarang.

"Saya mendalang di Kali Semarang, di atas replika kapal Zheng He. Saya ingin melestarikan

pedalangan Tionghoa-Jawa yang unik dengan narasi multibahasa," ujarnya. Ketika itu, dia

tampil dengan iringan sinden yang salah satunya berasal dari Jepang.

Sayang, dari sembilan anaknya, tidak satu pun yang mau meneruskan tradisi mendalang.

Oleh karena itu, Djiang berharap setidaknya salah satu dari 10 cucunya mau menjadi

dalang.

Ia menyebut nama salah seorang cucunya, Yoga Rizky (15), yang tampaknya berminat

menjadi dalang. "Dia yang paling sering mendampingi saya pentas. Dia juga antusias

menonton pertunjukan wayang sampai semalam suntuk," cerita Djiang, yang pada usia

senjanya tetap berharap bisa mendalang sampai Jakarta, terutama di Bentara Budaya

Jakarta....

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=29&id=61602

29 Januari 2012 | BP

Sang Hyang Pematut

KEMANUSIAAN manusia benar-benar telah hampir copot dari cantolannya di hati dan

otaknya. Padahal malam Tahun Baru 2012 nyaris semua orang merayakannya dengan

sukacita disertai pesta dan minum berjenis-jenis alkohol hingga pagi suntuk. Berbagai

ucapan dan harapan yang manis-manis dan muluk-muluk saling dilontarkan. Kembang api

menerangi langit dan gelegar mercon tak henti-henti, seakan dunia saat itu adalah milik

spesies manusia. Mereka tidak peduli atmosfer bumi diselaputi asap tebal dan aroma mesiu,

juga tidak ambil pusing penghuni dunia lain nonmanusia mengalami stres berat akibat

melihat dan mendengar benderang tak lazim dan dentum mengagetkan.

Dari sekian banyak ucapan yang kuterima lewat SMS di HP-ku sebelum dan sesudah tahun

baru, satu kalimat yang membuatku tertegun. Selamat Tahun Baru 2012, semoga di Tahun

Naga Air ini dunia khususnya Indonesia menjadi tempat yang layak dihuni sepanjang hayat.

Aku melihatnya kembali saat menyaksikan di TV anak-anak sekolah dan nenek-nenek meniti

sisa jembatan yang rusak parah akibat banjir bandang menggerus tepian Sungai Ceberang

di kawasan Lebak, Banten. Berikutnya, SMS itu nyaris kuhapus saat di layar kaca kulihat

mayat-mayat bergelimpangan di Tugu Tani, Jakarta akibat ulah wanita mabuk ekstasi

Page 154 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

menabrak mereka dengan mobil pinjaman. Aku benar-benar menghapus SMS itu setelah

menonton TV dan membaca koran ikhwal kerusuhan di Lampung Selatan, Senin lalu, tutur

Rubag.

Hatiku juga sangat miris melihat murid-murid sekolah, di antaranya seusia anakku yang

duduk di kelas satu SD bergelayut di kawat, sementara punggungnya dibebani tas,

sedangkan kaki menginjak kayu tipis sepanjang ratusan meter. Juga ada nenek-nenek yang

bicara saja bibirnya bebuyutan atau gemetar, juga bergelantungan dengan cara yang

sama meski lututnya sudah goyah. Lucunya, para pemimpin kita dengan mulut berbusa dan

dada membusung bicara soal pertumbuhan ekonomi menggembirakan dan grade investasi

naik. Padahal lokasi kondisi memprihatinkan yang digambarkan seperti suasana dalam film

Indiana Jones, tidak begitu jauh dari ibukota negara. Di Banten yang letaknya dekat dengan

Jakarta, masih ada desa terisolir yang rakyatnya seperti berangkat ke medan perang penuh

bahaya maut untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sedangkan di pusat pemerintahan para

pemimpin fasih bicara soal uang milyaran dan trilyunan, baik untuk anggaran maupun

dikorupsi, komentar Smarajana.

Memalukan! Tapi malu sebagai rasa yang mengawali peradaban manusia, sudah tidak ada

lagi nyantol di sanubari kebanyakan orang, khususnya para pemimpin dewasa ini. Hilangnya

rasa malu, selanjutnya empati, simpati, tolerasi dan solidaritas justru berawal dari para elit,

yang selalu menggembar-gemborkan hidup dan berpikir positif. Karena terlalu positif

membuat perasaan mereka jadi tumpul secara spiritual, jadi hedonis secara intelektual, jadi

narsis secara emosional dan jadi takut mati namun tidak peduli atas kematian orang lain.

Mereka tidak malu kendati berita tentang jembatan hancur itu mendunia dan diberi julukan

'' Jembatan Indiana Jones'' Sama tidak malunya ketika lusinan media asing mewartakan

negeri ini punya simbol keadilan berupa sandal jepit. Bagaimana tebal mukanya orang-

orang yang mengaku wakil rakyat yang menggagas dan merealisasikan ruang rapat

berbiaya Rp 20 milyar, bila melihat murid-murid seperti anak-anak monyet bergelayut di

ranting dan dahan saat menuju sekolah, tambah Subaya.

Ing ngarso sung tulodo, begitu kearifan Jawa yang dipopulerkan saat Penataran P4

berlangsung di Era Orde Baru. Perilaku pemimpin ditiru dan dijadikan model oleh rakyat.

Segala rasa yang dulu kokoh bersemayam di hati menyebabkan manusia disebut sebagai

makhluk berbudaya, kini kian pupus. Kusaksikan tampang dan mimik wanita gembrot yang

menabrak belasan orang dengan mobil itu di TV. Cengar-cengir sambil sibuk SMS-an berdiri

di samping mobil pinjamannya yang ringsek bagian depannya tanpa peduli belasan tubuh

bergelimpangan bersimbah darah akibat perbuatannya. Yang luka menjerit-jerit kesakitan

dan yang luput meraung histeris, namun penabrak itu seperti tidak hirau dengan

pemandangan yang mengiris hati tersebut, bahkan sambil mempermainkan HP mondar-

mandir di samping mobilnya. Tanpa rasa bersalah, bahkan wajahnya yang tembem tampak

memuakkan ! Sebagian dari mereka yang langsung tewas konon adalah anak-anak yang

baru keluar dari latihan futsal dan mereka berjalan di trotoar, ujar Manik.

Apa bedanya dengan pejabat kita ? Mereka juga tidak hirau dengan kemiskinan rakyat

yang tampak telanjang ditayangkan TV dengan memamerkan gaya hidup yang hedonis

dan narsis. Menjadi kaya dan hidup mewah memang tidak dilarang Undang-Undang di

negeri ini, tapi itu akan kelihatan normal dan wajar bila masalah korupsi, suap dan

penyelewengan kekuasaan tidak meraja-lela. Kita bisa melihat dalam pembagian zakat

yang cuma berisi Rp 20 ribu ribuan orang berdesakan sampai puluhan wanita meninggal

karena terinjak dan terhimpit, sementara uang negara miliaran digerogoti para tikus berdasi.

Aku masih ingat pendapat almarhum Prof. Dr. Satjipto Rahardjo yang mengatakan bahwa

Indonesia adalah laboratorium yang paling baik di dunia untuk penilitian hukum dan

masalah sosial. Alasannya, di sini berbagai macam kasus dari anomali serta penyelewengan

hukum hingga pelanggaran HAM berlangsung selama puluhan tahun. Akibatnya, muncul

istilah Petrus, Markus atau makelar kasus dan Mafia Peradilan. Sayang beliau keburu wafat,

sebelum kasus koin untu Prita dan keadilan sandal jepit muncul, papar Santika.

Sekali lagi jangan menertawakan orang yang jatuh, bersyukurlah kamu tidak atau belum

jatuh ! Terlepas dari dugaan bahwa wanita penabrak itu menggunakan narkoba dan minum

alkohol sebelum nabrak, aku anggap kecelakaan tersebut sebagai musibah. Apalagi di

zaman sekarang, peredaran narkotika dan derivatnya beredar luas dan orang-orang yang

suka dugem kalau tidak kuat mental akan terjerat penggunaan narkoba. Jadi, aku

menganggapnya sebagai musibah yang bisa menimpa setiap orang kalau tidak hati-hati.

Mirip seperti kasus pembakaran 48 unit rumah, pengerusakan 21 unit rumah dan motor serta

Page 155 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

penggilingan padi di kecamatan Sidomulyo, kabupaten Lampung Selatan, yang oleh para

tokoh yang menjadi korban dianggap musibah. Aku setuju dengan sikap dan pernyataan

tokoh asal Bali di sana, yang mengimbau para warganya agar tidak berpikir untuk balas

dendam atas tragedi yang terjadi Senin lalu itu. Itu mencerminkan karakter orang Bali asli,

yang tidak bereaksi langsung atas apa pun menimpanya, namun menyerahkan pada Ida

Sang Hyang Pematut alias Tuhan, kata Kasna.

Setuju ! Kendati orang yang berpikir seperti kamu jumlahnya sangat sedikit sekarang, namun

aku sependapat denganmu. Balas dendam membuat urusan yang sebenarnya bisa

diselesaikan secara cepat dan bermartabat, akan berlarut-larut bahkan turun temurun.

Serahkan saja pada Sang Hyang Pematut, yang kurasa akan melaksanakan hukum yang

adil dan benar. Seperti dulu kita dibom dua kali oleh para teroris, orang Bali menyikapinya

dengan upacara, kendati hati sempat panas saat peristiwa terjadi. Untuk bom pertama

tahun 2002 kita lakukan upacara Karipubhaya di Legian Kuta dan bom kedua tahun 2005

kita lakukan Mapekelem di laut Jimbaran. Hasilnya semua jaringan terorisme dunia

terungkapnya dari Bali. Tidak saja Amrozy dan Imam Samudra, juga Dr. Azahari serta Noordin

M Top berhasil dibinasakan. Jangan-jangan jaringan Osama bin Laden bisa dilumpuhkan

berkat doa kita dari Bali. Kekuatan doa memang kedengaran remeh, tapi kalau kita yakin

kekuasaan sang Hyang Widi, maka hasilnya mengagumkan. Memang tidak seperti makan

cabe, yang pedasnya muncul seketika, namun hukum Sang Hyang Pematut terjadi slowly

but sure, sambung Sudirman seperti bercanda. (aridus)

[Non-text portions of this message have been removed]

Berita Nasional

Rubrik HAM & Korban ORBA 1965

Korban: Komnas HAM Tak Mampu Selesaikan Kasus HAM

http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/7747-korban-komnas-ham-tak-mampu-selesaikan-

kasus-ham

Thursday, 26 January 2012 22:31

Jakarta - Keluarga korban berbagai tragedi tindak pelanggaran hak asasi berat (HAM)

menilai, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2007-2012 tidak mampu

menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat di Tanah Air.

Rasa kekecewaan tersebut disampaikan beberapa orang keluarga korban peristiwa

Semanggi I dan II, Trisakti, Mei 1998, penculikan dan penghilangan paksa 1997-1998, Talang

Sari, Wasior- Wamena, dan Talang Sari di Kantor Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak

Kekerasan (KontraS), Jakarta, Kamis (26/1).

"Periode Komnas HAM tinggal beberapa hari lagi, saya menarik kesimpulan, walaupun

sekarang yang duduk dari LSM, seperti Ifdal Kasim, tapi tidak bisa berbuat banyak selesaikan

kasus pelanggaran HAM berat," kata Pujo Untung, keluarga korban kasus pelanggaran HAM

berat tahun 1965.

Menurutnya, hal tersebut lantaran anggota komisioner tidak independen dari tekanan

pemerintah, aparat penegak, hukum, dan kekuasaan. Ia juga mendesak, anggota Komnas

yang terpilih untuk periode 2012-2017 harus berani mengusut tahun 1965.

"Saya meminta, Komnas HAM usut korban 65 karena semua berawal dari kasus 65,"

ungkapnya.

Ungkapan di atas senada dengan keluarga korban Semanggi I, Sumarsih. Menurutnya,

Komnas HAM punya andil besar terhadap berulangnya berbagai tindak kekerasan.

Pasalnya, Komnas HAM tidak berhasil melakukan berbagai penyelidikan dan pengungkapan

kasus-kasus pelanggaran HAM besar.

Page 156 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Komnas HAM hanya mengulur-ulur waktu penyelidikan berbagai kasus, seperti Semanggi I

dan II, Wasior, Lampung, dan lain-lain. Kami sangat kecewa pada Komnas HAM periode ini.

Mereka hanya aktivis yang duduk di pemerintah," terangnya.

Keluarga korban kasus Tanjungpriok, Beni Biki, menilai, anggota Komnas HAM periode

sekarang, dengan mendiamkan kasus pelanggaran HAM berat, sama dengan telah

melakukan pelanggaran HAM berat.

"Komnas HAM melakukan pelanggaran lebih berat daripada pelaku pelanggaran HAM,

karena mendiamkan kasus pelanggaran HAM berat. Mereka lalai, loyo, dan tidak mampu

melakukan apa-apa," tandasnya. [IS]

Refl: 1000 cangkul hadiah 66 tahun merdeka?

http://us.detiknews.com/read/2012/01/21/133031/1821803/10/seribu-cangkul-untuk-

hidupkan-pulau-buru

Seribu Cangkul untuk Hidupkan Pulau Buru

Thoriq - detikNews

Sabtu, 21/01/2012 13:30 WIB

Jakarta - Perkembangan ekonomi di Pulau Buru sejauh ini sangat bergantung kepada industri

kecil minyak kayu putih. Padahal di sana terdapat banyak lahan menganggur yang bisa

diberdayakan untuk membuka peternakan sapi untuk memenuhi kebutuhan daging di

Indonesia timur.

"Di sana setiap orang rata-rata punya lahan 3 hektar dan 10 ekor sapi, tapi itu semua

nganggur. Makanya perlu diberdayakan," kata Direktur Asosiasi Kewirausahaan Sosial

Indonesia Indonesia (AKSI), Wahyu Indrio, di Rumah Perubahan, Jl. Raya Hankam, Bekasi,

Sabtu (21/1/2012).

Sebagai bagian dari pemberdayaan lahan tidur tersebut, AKSI menyerahan bantuan

kepada warga Pulau Buru berupa seribu unit cangkul dan benih rumput gajah Taiwan.

Cangkul tersebut diharapkan warga gunakan untuk mengolah lahan dan menanam rumput

gajah sebagai pakan sapi-sapi Bali yang selama ini dibiarkan berkeliaran.

"Targetnya rumput gajah itu buat pakan sapi, penggemukan. Nanti sapinya dipasarkan ke

daerah-daerah sekitarnya dan Indonesia timur," jelas Wahyu.

Turut disampaikan pula seribu ekslempar buku berjudul 'Awalnya Kita dari Akar'. Buku itu berisi

cara berkebun. "Buku ini simbol pemberdayaan," jelas Wahyu.

Berdasar riset AKSI ke Pulau Buru, didapati juga bahwa industri kecil minyak kayu putih masih

dikuasai oleh segelintir juragan pemilik mesih penyulingan. Warga pemilik kebun kayu putih

kebanyakan tidak mampu membeli mesin penyuling karena keterbasan modal.

"Rumah Perubahan telah menyampaikan dua unit mesin penyuling untuk dikelola warga.

Hasil dari penyulingan itu diharapkan bisa disisihkan untuk membeli mesin baru," sambung

Wahyu.

Agar bantuan tersebut lebih berdayaguna, tim dari Rumah Perubahan akan berikan

pendampingan untuk pendirian koperasi warga. "Program ini akan kita mulai Februari nanti,"

jelas Agus. (lh/ndr)

Baca Juga

Laporan dari Pulau Buru (2)

Kayeli, Kota yang Hilang

Laporan dari Pulau Buru (1)

Pulau Buru Tak Lagi Menyeramkan

Laporan dari Pulau Buru (1)

Pulau Buru Tak Lagi Menyeramkan

M Anis - detikNews

Kamis, 28/04/2011 09:33 WIB

Page 157 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Browser anda tidak mendukung iFrame

(Foto: M Anis)

Namlea - Brakk!! Suara jembatan apron KMP Temi menyentuh dermaga feri pelabuhan

Namlea, ibukota Kabupaten Buru, Maluku. Feri yang juga mengangkut belasan kendaraan

roda 4 itu tiba di pelabuhan tujuan setelah berlayar sekitar 9 jam dari Ambon. Jarum jam

masih menunjuk angka 4 pagi. Pulau Buru masih gulita. Hanya tiga buah lampu di pelabuhan

yang menyala. Pulau yang namanya terkesan menyeramkan itu telah berada di depan

mata.

Pulau Buru memang punya masa lalu yang menyeramkan. Ini akibat pulau yang luasnya

11.117 Km2 itu pernah dijadikan lokasi penahanan bagi sekitar 12 ribu orang tahanan politik

pada awal pemerintahan Soeharto. Tetapi kini Pulau Buru sudah berubah. Penempatan para

tapol di Buru pada akhirnya malah meninggalkan berkah. Apalagi setelah pemerintah

mendatangkan transmigran dari Pulau Jawa sekitar tahun 1979 - 1980, maka Pulau Buru

menjadi lumbung padi terbesar di Provinsi Maluku.

Para bekas tapol yang memilih menetap di Pulau Buru bersama para transmigran, hingga

kini telah berhasil mencetak sawah beririgasi teknis seluas hampir 20 ribu hektar. "Penduduk

asli Pulau Buru tidak ada satu pun yang punya keahlian sebagai petani. Karena itu saya

berani memastikan, pertanian bisa berkembang di sini karena kedatangan orang-orang dari

Pulau Jawa, entah dia sebagai tapol atau sebagai transmigran," kata Emil Salim Malaka,

penduduk kota Namlea, Ibukota Kaupaten Buru.

Di pasar Namlea, beras hasil pertanian lokal melimpah dan dijual dengan harga murah.

Meskipun beberapa pedagang masih menjual bahan makanan pokok tradisional yaitu

papeda atau sagu dan singkong, tetapi pada umumnya masyarakat setiap hari sudah

makan nasi. Papeda atau singkong rebus memang masih dimakan oleh sebagian

penduduk, itu pun hanya untuk makan siang selain juga terhidang nasi.

Memang, di sekitar Kota Namlea yang berada di lembah dan menghadap lautan, sama

sekali tidak nampak lahan pertanian kecuali lahan kosong ditumbuhi berbagai jenis

tanaman liar termasuk kayu putih (Meialeuca leucadendra L). Bahkan hingga ke pedalaman

sekitar 30 kilometer, tanah berbukit di kanan kiri jalan hanya berupa hutan. Tetapi begitu

memasuki Desa Savana Jaya di Kecamatan Waeapo yang berjarak 40 kilometer dari

Namlea, mulai tampak lahan menguning dengan padi yang siap dipanen, maupun lahan

basah yang mulai ditanami bibit-bibit padi. Setelah itu, hingga ke wilayah Kecamatan Air

Buaya, pemandangan tak ubahnya pedesaan di Pulau Jawa.

"Hasil pertanian di Kabupaten Buru makin tahun makin meningkat sehingga sektor pertanian

melampaui sektor perikanan," kata Bupati Buru, Husnie Hentihu di rumah dinasnya hari Rabu

(6/4/2011) dua pekan lalu. "Apalagi setelah Presiden SBY melakukan panen raya di sini Maret

2006, semangat penduduk untuk mencetak sawah makin terpacu sehingga setiap tahunnya

tercetak sawah baru seluas seribu lima ratus hektar," kata Husnie bangga.

Antara tahun 1969 - 1971, ketika sekitar 12 ribu tahanan politik mulai ditempatkan di Pulau

Buru, masih belum ada jalan beraspal di luar kota Namlea. Para tapol itu dibawa ke

pedalaman dengan perahu melalui Sungai Waeapo, dan kemudian ditempatkan di barak-

barak yang disebut unit, yang dibangun di tepi sungai. Mereka ditempatkan secara terpisah

di 20 unit dengan jarak satu unit dengan unit lainnya sekitar 5 kilometer.

Page 158 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sekarang, jalan beraspal mulus sudah menembus pedalaman Pulau Buru, menghubungkan

unit satu dengan lainnya, bahkan hingga mencapai kota Namrole, ibukota Kabupaten Buru

Selatan, dan terus ke pesisir selatan Pulau Buru yang menghadap ke Laut Banda. Jalanan

selebar 4 meter yang menembus pedalaman dari Namlea itu, sayangnya, sempat

dipersoalkan oleh para kontraktor di Kabupaten Buru bahkan juga di Ambon. Sebab proyek

besar itu dikerjakan oleh kontraktor yang juga anggota DPR-RI bernama Sonny Waplau

melalui beberapa perusahaannya antara lain Pt Multididya Tehnical, PT Tarawesi dan PT

Equator.

"Pembangunan jalan hotmix itu adalah proyek multiyears. Tahun lalu nilainya Rp 200 miliar,

tahun ini Rp 100 miliar. Lumayan besar, tapi kontraktor lokal sama sekali tidak ikut menikmati,

meskipun Sonny Waplau asalnya juga dari Maluku," kata Amir Latuconsina, Ketua DPD

Gapeknas (Gabungan Pelaksana Konstruksi) Provinsi Maluku. "Sonny Waplau adalah

anggota Komisi 5 yang antara lain membidangi masalah perhubungan. Selain itu dia juga

anggota Panitia Anggaran. Maka perlu dipertanyakan, bagaimana proyek hotmix ini hanya

jatuh ke dia," tanya Lutfi Assegaf, Wakil Ketua DPD Gapensi Provinsi Maluku, di tempat

terpisah, di Namlea, pekan lalu.

Terlepas dari proyek besar yang dipersoalkan kontraktor lokal itu, tetapi Pulau Buru memang

terus memperbaiki diri. Pulau yang terdiri dari dua kabupeten yaitu Kabupaten Buru dan

Kabupaten Buru Selatan ini sekarang tidak terisolir lagi. Sejak tahun lalu, setiap malam secara

bergantian dua buah kapal yaitu KMP Temi dan KM Elizabeth melayari Ambon - Namlea -

Ambon. Sedang Cassa 220 berkapasitas 20 kursi yang dioperasikan PT Nusantara Buana Air

setiap hari Kamis dan Jumat terbang dari Ambon - Namlea - Namrole - Ambon.

Pulau Buru adalah anugerah Tuhan. Di Dunia, hanya ada dua negara yang menghasilkan

kayu putih, yaitu Indonesia dan Vietnam. Di Indonesia, tempat penghasil kayu putih itu tak

lain adalah Pulau Buru. Di semua lahan kosong, hutan dan bukit-bukit yang ada di pulau ini,

pohon kayu putih tumbuh liar sebagai semak belukar. Sebelumnya, selama bertahun-tahun

pemanfatan kayu putih itu dimonopoli oleh seorang pengusaha. Tetapi sejak tahun lalu,

beberapa warga termasuk seorang pemuda bernama Agil Buftan, 35 tahun, menangkap

dan mengembangkan tanaman yang jadi ikon Pulau Buru ini.

Dengan mendidirkan badan usaha CV Elan Vital, Agil memiliki 4 ketel penyulingan dengan

kapasitas produksi antara 2 sampai 2,5 ton/bulan, dan mempekerjakan sekitar 70 orang.

"Delapan orang operator ketel berstatus pegawai tetap, sedang sisanya pegawai borongan

yang tugasnya memetik daun-daun kayu putih di hutan. Sekilo daun kayu putih hasil petikan

mereka saya beli Rp 400. Kalau setiap orang setiap harinya bisa memperoleh 100 sampai 140

kilo, hasil mereka termasuk lumayan untuk ukuran Namlea," kata Agil menjelaskan. Saat ini,

lanjutnya, harga sekilo minyak kayu putih produksinya Rp 130 ribu/kilogram. "Saya akan

meningkatkan kapasitas produksi, dan BRI telah setuju untuk memberi KUR kepada saya.

Mudah-mudahan segera terealisasi," kata alumnus perguruan tinggi swasta di Malang, Jawa

Timur ini.

Pertanian, kayu putih, sayur mayur, buah-buahan, adalah hasil tanah Pulau Buru yang tidak

saja bisa dinikmati oleh penduduk pulau yang seluruhnya berjumlah sekitar 120.000 jiwa,

tetapi juga dinikmati penduduk pulau-pulau sekitarnya termasuk penduduk ibukota Provinsi

Maluku, Ambon. "Saya yakin, Pulau Buru terutama Kabupaten Buru akan terus berkembang

untuk mengejar ketertinggalannya dari wilayah lain di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Persoalannya kan cuma satu, belum ada investor yang menanamkan modalnya di sini," kata

Wakil Bupati Buru, Ramly Umasugi, hari Jumat (8/4/2011) lalu. (asy/asy)

Laporan dari Pulau Buru (2)

Kayeli, Kota yang Hilang

M Anis - detikNews

Kamis, 28/04/2011 10:09 WIB

Browser anda tidak mendukung iFrame

Page 159 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Benteng VOC Kayeli (Foto: M Anis)

Jakarta - Dari pantai Namlea, ibukota Kabupaten Buru, Desa Kayeli kelihatan hanya sebesar

titik putih di seberang lautan. Malam hari, desa yang masuk Kecamatan Waeapo itu

berubah jadi seperti seekor kunang-kunang. Sinarnya timbul tenggelam dipermainkan

ombak, lantas hilang di kegelapan.

Namlea dan Kayeli berada dalam satu garis pantai yang melingkari Teluk Namlea. Jalan

pintas tercepat menuju desa itu dari Namlea hanya menggunakan perahu, menyeberangi

Teluk Namlea dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Dengan kendaraan darat, waktu

tempuhnya bisa empat jam melalui daratan dan pegunungan di pedalaman.

Kayeli adalah kota yang hilang. Sebelum tahun 1919, Kayeli menjadi ibukota Pulau Buru,

yang luasnya 11.117 km2, dan sekarang wilayahnya meliputi dua kabupaten yaitu

Kabupaten Buru, dan Kabupaten Buru Selatan dengan ibukotanya di Namrole. Kabupaten

Buru Selatan berasal dari pemekaran Kabupaten Buru, berdasar Undang-undang Nomor 32

Tahun 2008.

Kejayaan Kayeli sebagai pusat pemerintahan Belanda di Pulau Buru ditandai dengan

berdirinya sebuah benteng yang dibangun VOC tahun 1785. Benteng setinggi 2,5 meter itu

masih berdiri tegar meskipun ditumbuhi semak belukar, melingkari areal seluas hampir satu

hektar. Benteng ini dahulu adalah pusat pemerintahan Belanda di Pulau Buru, di bawah

administrasi Provinsi Amboina dengan salah satu gubernurnya yang terkenal yaitu

Gouverneur Bernadus Van Pleuren.

Karena musibah banjir besar yang meluap di sungai Waepo di pedalaman pada awal abad

19, Kayeli hancur total. Pemerintah Belanda kemudian memindahkan ibukota Pulau Buru ke

Namlea. Pemindahan ibukota secara resmi ini terjadi pada 31 Agustus 1919, bertepatan

dengan hari ulang tahun ke 39 Ratu Wilhelmina, yang lahir 31 Agustus 1880. Ratu Wilhelmina

meninggal tanggal 28 November 1962 pada umur 82 tahun.

Saat masih dijajah Belanda, Kayeli dan daerah-daerah sekitarnya di Pulau Buru berada di

bawah kekuasaan raja-raja bermarga Wael, Hentihu, Bessy dan Warhangan. Raja Kayeli

sendiri bermarga Wael. Setelah kemerdekaan, kekuasaan para raja hanya menyangkut

tanah ulayat dan menjaga kebudayaan. Meski kekuasaannya sebatas masalah budaya,

tetapi sampai sekarang keturunan raja masih dihormati dan diakui oleh masyarakat

setempat, terutama masyarakat asli yang tinggal di pedalaman.

Mochamad Fuad Wael, 59 tahun, adalah keturunan raja bermarga Wael yang kini menjadi

pemimpin adat. Masyarakat Kayeli dan Namlea memanggilnya Papa Raja. Ditemui di

rumahnya di Desa Kayeli, Papa Raja mengakui bahwa posisinya kini hanya sebatas

pemangku adat. "Sebagai pemangku adat, saya sering diminta untuk menyelesaikan

masalah yang timbul di masyarakat. Kalau ada persoalan, kita coba dahulu

menyelesaikannya secara adat. Kalau secara adat tidak selesai, baru kita bawa ke hukum

negara. Persoalan yang sering muncul biasanya menyangkut sengketa tanah," kata Papa

Raja, putra Raja Ishak Bin Mansyur Wael, hari Kamis (7/4/2011) di rumahnya di Kayeli.

Ratusan hektar tanah di Pulau Buru yang sekarang ditempati para transmigran dan para

bekas tahanan politik, dahulu adalah tanah milik Raja Wael. "Tahun 1954 ayah saya

menghibahkannya kepada pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Bung Karno. Tapi

Page 160 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

tahun 1968 - 1969 pemerintah Indonesia menjadikannya tempat tahanan bagi mereka yang

dituduh komunis," cerita Fuad Wael. Tanah-tanah di Pulau Buru sebagian tidak bersertifikat,

karena masih banyak yang statusnya tanah ulayat.

Kayeli kini menjadi desa mati. Bekas-bekas kejayaannya hanya ditandai dengan situs

benteng VOC, dan sebuah meriam kecil berkarat yang dipasang di depan pintu gerbang

kampung. Moncong meriam peninggalan VOC itu mengarah ke pantai.

Masuk ke desa melalui pintu gerbang, hanya beberapa anak kecil nampak bermain kejar-

kejaran. Di seluruh desa hanya ada sebuah warung kecil yang menjual kebutuhan sehar-

hari. Itu pun dengan dagangan yang tidak terlalu lengkap. Beberapa wanita berkerumun di

depan warung, inilah satu-satunya keramaian yang ada di desa Kayeli.

Bentaran biji coklat yang dijemur penduduk hampir memenuhi jalan kampung, nyaris tak

mengganggu karena memang tak ada lalu lintas kecuali orang berjalan kaki. Jumlah

sepeda motor di desa ini bisa dihitung dengan jari, sedang kendaraan roda empat tidak

ada sama sekali. Mata pencarian penduduk Kayeli, selain nelayan juga berkebun coklat.

"Desa Kayeli memang belum merdeka," kata Kepala Desa Kayeli, Muhammad Wael.

Mengapa? "Karena sejak jaman penjajahan sampai sekarang ini kami penduduk Kayeli

belum pernah menikmati listrik PLN," jawab Muhammad. Berpenduduk 181 KK atau 801 jiwa,

hanya beberapa rumah di antara 167 rumah di Kayeli yang memiliki genset untuk

pembangkit listrik sendiri. "Dari dulu petugas PLN sudah sering datang menyurvei, mengukur

dan mendata, tetapi tidak pernah ada realisasinya. Jadi kami pasrah saja, karena kami

memang belum merdeka," kata Muhammad sambil tertawa.

Abdul Jabar Wailusu, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Buru ditemui terpisah, mengaku

sedih juga melihat penduduk Desa Kayeli yang masih dalam kegelapan. "Bukan cuma Kayeli

yang belum dijamah listrik PLN, tapi juga desa-desa pesisir sekitarnya seperti Desa Pela, Keyit,

Walapia, Masarete dan Desa Kaki Air. Tahun lalu Komisi C berkunjung ke Kementerian ESDM,

dan masalah perlunya penerangan untuk desa-desa pesisir itu kami ajukan. Tapi sampai

sekarang belum ada respon. Kami juga sudah ke PLN Provinsi Maluku, hasilnya sama saja.

Jadi saya cukup memaklumi apabila banyak penduduk Kayeli yang mengaku mereka

belum merdeka," kata Abdul Jabar Wailusu ditemui di Namplea hari Kamis (7/4/2011) malam.

Berdiri di pelabuhan Namlea pekan lalu sebelum tengah malam, Desa Kayeli sudah hilang

dari pandangan mata. Kunang-kunang yang berasal dari listrik rumah penduduk bergenset,

sudah dipadamkan. Kayeli, kota masa silam, hilang di kegelapan. (asy/asy)

Ref: Masalah pengungsi ini sudah lebih dari 10 tahun. SBY, Presiden NKRI harus bertanggung

jawab memberikan solusi sebagai salah satu oknom yang mengsponsor kaum teroris

berlambang agama ke Maluku. Puluhan ribu orang dimatikan dan 1/3 dari jumlah penduduk

menjadi pengungsi.

Buru: Pulau Buangan, Pulau Harapan

http://www.gatra.com/nusantara/jawa/7717-buru-pulau-buangan-pulau-harapan

Thursday, 26 January 2012 07:43

Bagi kebanyakan orang, Pulau Buru dikenal dengan Pulau Buangan untuk para tahanan

politik tahun 1970-an. Dengan citra tersebut, membuat Pulau Buru terisolasi dan terbelakang.

Padahal di sana tersimpan kekayaan biota yang luar biasa, termasuk kelelawar Seram yang

mulai punah dan ribuan sapi Bali yang hidup liar dan digembalakan di padang terbuka.

Berbagai jenis pohon tumbuh subur di hutan Pulau Buru, termasuk kayu putih dan cokelat

yang tumbuh liar secara alami.

Melihat potensi alam Pulau Buru dan ditambah semangat meningkatkan taraf hidup

masyarakat Desa Kubalahin, Buru, Provinsi Maluku, Rumah Perubahan bersama Asosiasi

Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) mencanangkan program "1000 Cangkul dan Buku

untuk Pulau Buru". Program tersebut diluncurkan di Rumah Perubahan, Bekasi, Sabtu (21/1),

akhir pekan lalu. Dengan program tersebut, Rumah Perubahan mengajak semua pihak

bergotong royong untuk membangun keswadayaan masyarakat Pulau Buru.

"Sekarang ini masyarakat menyaksikan banyak hal yang dijalankan pemerintah tidak sampai

ke bawah. Banyak kegiatan berhenti pada tataran wacana. Anggaran banyak dihabiskan

para birokrat untuk jalan-jalan. Bantuan yang diberikan seringkali tidak dibutuhkan

Page 161 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

masyarakat. Oleh karenanya, kita mendorong orang-orang untuk melakukan social

enterprise ini," ujar Rhenald Kasali.

Dengan sosial enterprise, AKSI dan Rumah Perubahan menggalang dukungan dari para

tokoh adat, kepala adat dan kepala desa untuk meningkatkan taraf hidup masyakat

dengan mengolah sumber daya alam yang tersedia di Pulau Buru. Di sana, masyarakat

menyerahkan tanah ulayat seluas 4 ha, berkubik-kubik kayu untuk bahan bangunan, serta

tenaga kerja untuk membangun integrated farming. Konsep ini meliputi budidaya sapi Bali

dan memanfaatkan kotorannya menjadi biogas untuk pengolahan minyak kayu putih.

Dengan demikian, baik sapi maupun minyak kayu putih dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat Pulau Buru.

"Rumah perubahan datang dengan memberikan sesuatu yang memang tidak hanya

ngomong tetapi berbuat bersama kami. Dari situlah, kami baru tahu ini tidak main-main. Ini

berasal dari hati yang paling tulus. Mereka merasakan apa yang kami rasakan," ujar

Anthonius Besan, Putra Kepala Persekutuan Hukum Adat Dataran Waeapo Hinolong Baman.

"Kami ingin maju dalam segala bidang terlebih di bidang pendidikan. Jika pendidikan kami

maju, kami bisa berbuat buat banyak dan menjadikan Pulau Buru sebagai pulau harapan."

tambah Anthonius sambil tersenyum. [BD]

[Non-text portions of this message have been removed]

*Kolom IBRAHIM ISA*

*Senin, 23 Januari 2012*

*-------------------------------*

*KIRIMAN PROF DR BASKARA T. WARDAYA Sekitar *

―*PEMBANTAIAN 1965‖ di ―NEW YORK TIMES‖ *

Pagi ini kuterima kiriman sebuah artikel dari sahabat-karibku Romo (Prof DR) Baskara T

Wardaya. Baskara adalah salah seorang pendiri Pusat Untuk Sejarah dan Etika Politik di

UniversitAs Sanata Dharma, Yogjakarta.

Artikel yang dikirimkannya itu ditulis oleh jurnalis s.k. Amerika, The New York Times (18 Januari

2012). Sara Schonhart namanya. Kiriman bahan ini penting bagiku.

*Pertama*, karena, didalamnya ada komentar Baskara.

*Kedua*, tulisan Sara Schonhart membenarkan apa yang sudah kita tahu, tentang

meningkatnya perhatian para sarjana dan masyarakat umumnya di Indonesia terhadap

masalah sejarah Indonesia sekitar Peristiwa Tragedi Nasional 1965. Suatu periode dalam

sejarah Indonesia yang 'dibungkam' oleh rezim Orba selama 30 tahun lebih, dan oleh

pendukung Orba yang masih memegang posisi-posisi kekuasaan dalam periode pasca

Suharto.

―*Veil of Silence Lifted In Indonesia‖; ―Selubung Membisu Telah Ditanggalkan di Indonesia‖.

Demikianlah judul tulisan Sara Schonhart di The New York Times 18 Januari 2012.*

Maksudnya adalah SELUBUNG yang selama ini menutupi kejadian-kejadian di sekitar

Peristiwa 1965. Terutama yang berkaitan dengan makin banyaknya belakangan ini, terbit

buku, tulisan, majalah, dan kegiatan diskusi maupun seminar di Indonesia mengenai bagian

sejarah ndonesia yang berkaitan dengan Pembantaian 1965 oleh penguasa militer di bawah

Jendral Suharto.

*Ketiga*, ini menunjukkan bahwa setelah lebih setengah abad terjadinya Pembantaian 1965,

namun jurnalis AS dan The New York Times masih belum lupa. Malah menganggap penting,

meningkatnya perhatian masyarakat Indonesia mengenai masalah sejarahnya yang masih

'digelapkan' oleh penguasa itu.

* * *

Apa yang ditulis oleh Sara Schonhart, sekaligus membantah komentar tak benar oleh penulis

Belanda Adriaan van Dis, bahwa di kalangan generasi Indonesia dewasa ini sedikit atau tak

ada samasekali perhatian terhadap masalah sejarahnya. Kongkritnya ini apa yang

dikatakan oleh Van |Dis: *―Orang Indonesia pada umumnya tidak meminati sejarah negara

Page 162 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sendiri, mereka lebih suka mitos dan fantasi nasionalisme‖. *―Memang tidak enak

mengatakan itu, tapi kadar intelektual para cendekiawan Indonesia sangat kurang,‖

Demikian Adriaan Van Dis. Tulis Sara Schonhart seperti apa yang dikatakan Baskra: ―Buku-

buku (yang terbit belakangan) ini adalah sesuatu yang baru‖. Diterbitkannya buku seperti

―Mendobrak Kebisuan‖ (Breaking the Silence‖) menjawab tuntutan yang semakin meningkat

di kalangan orang-orang Indonesia yang hendak belajar mengenai masa lampau mereka.

‖Namun seperti dikatakan oleh penulis Amerika lainnya, + puluhan tahun persekusi terhadap

siapa saja yang ada hubungan dengan PKI yang dilarang itu, telah membikin banyak

korban yang masih hidup, masih tutup mulut‖.

* * *

Silakan pembaca membaca lengkapnya artikel The New York Times berjudul: ―*VEIL OF

SILENCE LIFTED IN INDONESIA‖; *―*SELUBUNG MEMBISU TELAH DITANGGALKAN DI INDONESIA‖ *

* * *

*By Sara Schonhart in The New York Times:*

*<Associated Press>*

In 1967, President Sukarno, left, was replaced by General Suharto, right, who suppressed

examinations of the events of that time. Women in military uniforms stormed the stage. A man

in drag rapped while these ―soldiers‖ assaulted the ―farmers.‖ In the end, bodies of victims lay

about. A sober audience broke into applause.

The performance marked the release of ―Breaking the Silence,‖ a collective memoir of 15

men and women who experienced the anti-Communist purges in 1965-66, an event that left

at least 500,000 people dead and ushered in the 32-year rule of Suharto and his ―New Order.‖

It is one of the darkest but seldom-discussed periods in modern Indonesian history. But the

new book is only part of an emerging examination of this long-suppressed subject. In

November, there was the release of Sang Penari,‖ a feature film that depicts the unfolding of

a love story against the backdrop of that tumultuous time. The newsweekly Tempo recently

published a special report on an army commander who had led efforts to wipe out the

Indonesian Communist Party, or P.K.I.

This week, members of the Indonesian human rights commission, Komnas HAM, met with

dozens of victims of the 1965-66 abuses to discuss a continuing investigation of the mass

killings. The commission‘s vice chairman, Nur Kholis, said Komnas HAM had collected

testimonies from 350 victims but was struggling to find stronger evidence, in the form of

documents and photographs, before submitting its report to the attorney general.

For decades the events of 1965-66 were shrouded in what Geoffrey Robinson, a historian at

the University of California, Los Angeles, calls ―enforced silence.‖

They began with a coup attempt against President Sukarno on Sept. 30, 1965, in which

members of a group calling itself the Sept. 30 Movement, or G30S, killed six top generals.

General Suharto, who helped put down the putsch and took control of the army, blamed the

P.K.I. and led a campaign to purge the country of party members and other leftists. In the

months that followed, security forces, local militias and vigilantes hunted down and killed

thousands of people suspected of being Communists.

After Mr. Suharto became president in 1967, government censors routinely screened books,

films and other media for mentions of the killings, said Mr. Robinson, whose book ―The Dark

Side of Paradise‖ focused on the post-coup massacres in Bali. Even in the 13 years since a

popular uprising helped oust Suharto in 1998, the topic has largely been avoided in schools

and public forums.

The official history in government-issued school textbooks describes a coup led by the

―G30S/PKI‖ — linking the Sept. 30 Movement to the P.K.I.

The subsequent mass killings are played down and cast as part of a patriotic campaign. The

ban on Communist organizations enacted in 1966 remains in effect.

Recently, however, the purges have been the focus of academic seminars, personal memoirs

and other forums.

Page 163 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

In 2010, the Constitutional Court struck down a law that had been used to ban several books

about the coup on the grounds of their ―potential to disturb public order.‖ The attorney

general can still ban some works for being provocative or misleading — and textbooks must

still link the Sept. 30th Movement with the P.K.I. — but rights advocates and academics say

the repeal has expanded the space for public discourse.

Since 2009, Ultimus, a publisher in Central Java Province, has released more than a dozen

accounts by survivors.

―These books are something new,‖ said Baskara Wardaya, co-founder of the Center for

History and Political Ethics at Sanata Dharma University, which holds seminars, history-writing

workshops and book discussions to address past rights abuses.

Publications like ―Breaking the Silence‖ meet a rising demand by Indonesians eager to learn

about their past, Mr. Baskara said. Still, Mr. Robinson said, decades of persecution of anyone

associated with the banned P.K.I. have discouraged many survivors from speaking out.

Usman Hamid, an adviser for the Intenational Centerfor Transitional Justice, a legal aid group

that has been collecting survivors‘ testimonies, said many senior military officers and former

members of Islamic groups that are alleged to have taken part in the killings resist efforts to

bring this part of Indonesian history into the spotlight.

The same holds true, Mr. Usman said, of some political parties that dominate Parliament,

reflecting the influence still wielded by Golkar, which is the party founded by Mr. Suharto and

has been part of the governing coalition since he was ousted. But Mr. Usman argued that

uncovering the truth was necessary to hold political leaders formerly aligned with Mr. Suharto

accountable. Putu Oka Sukanta, the editor of ―Breaking the Silence,‖ said sharing accounts

of the violence gave a voice to the victims and gave younger Indonesians access to a

history they were not taught in school.

―It‘s an expression of fighting to become human again,‖ said Mr. Putu, 72, who in 1966 was

detained for 10 years without trial for belonging to the Institute of People‘s Culture, a literary

and social movement associated with the P.K.I.

Djoko Sri Moeljono, 73, was also among the hundreds of thousands of artists, academics and

trade unionists jailed at that time as ―leftists.‖ After his arrest in 1965, for being a trade union

member and graduate of a Sukarno-supported metallurgy program in the Soviet Union, he

spent six years in forced labor. He was then exiled to a remote island until 1978.

Now he is among the survivors sharing their memories with young Indonesians in discussion

groups organized by universities and nongovernmental organizations.

The Commission for the Disappeared and Victims of Violence, or |Kontras , recently

produced a graphic detailing the nearly two dozen statutes that still bar former political

prisoners from employment in fields like education and the military.

To bring the purges into popular culture, dance troupes and puppet theaters have staged

performances. The American filmmaker Robert Lemelson‘s 2009 documentary ―40 Years of

Silence: An Indonesian Tragedy‖, examines the impact of the killings on four families from

Central Java and Bali.

In 2006, the independent Nationa Commissionon Vikolence Against Women sponsored a

documentary in which high school students videotaped interviews with survivors.

Ratna Hapsari, a high school teacher and head of the Indonesian History Teachers

Association, is leading an effort to revise the country‘s curriculum. The process has not run

smoothly.

In 2004, the Education Ministry removed passages linking the P.K.I. with the Sept. 30

Movement in textbooks. But in 2007, under pressure from the military and some leaders of

Islamic-based parties in Parliament, the attorney general ordered the new books withdrawn

for disturbing public order. In some places, they were publicly burned.

―The curriculum is very restricted,‖ said Ms. Ratna, who uses alternative texts in her classes and

promotes outside learning through other resources, including the Internet.

Many older Indonesians see younger people‘s interest in the purges as a positive sign of

efforts to reclaim their country‘s history. ―We were taught that P.K.I. was really something evil,‖

Page 164 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

said Lely Cabe, 30, a cultural officer at the Goiethe Institute , the German cultural center,

which hosted the event marking the release of ―Breaking the Silence.‖

―Now the younger generation is asking why.‖

Taris Zakira Alam, 17, a great-niece of Itji Tarmizi, a painter who was accused of being a

Communist sympathizer and spent much of his life in hiding, said it was important not only to

discuss the purges but also to make amends to the victims. ―As a young generation, we have

to fight for this,‖ she said.

Demikianlah, tulis Sara Schonhart dalam The New York Times, sebuah tulisan yang dikirimkan

Prof Dr Baskara T. Wardaya, kepada sahabat-sahabatnya di Indonsia.

Kita menyampaikan banyak berterima kasih kepada Prof Dr (Romo) Baskara T. Wardaya

untuk pengiriman bahan penting itu.

* * *

----- Original Message -----

From: "A. Alham" <[email protected]>

To: <[email protected]>

Sent: Monday, January 23, 2012 11:31 PM

Subject: Fw: [mimbar-bebas] Kolom IBRAHIM ISA -- KIRIMAN PROF DR BASKARA T.

WARDAYA Sekitar,,―PEMBANTAIAN 1965‖ di ―NEW YORK TIMES‖

Apa yang yang dikatakan oleh Adriaan van Dis mengenai intelektuil Indonesia yang tidak

berminat akan sejarah tanah airnya sendiri dan hanya suka pada fantasi dan mitos memang

tidak enak untuk didengar telinga semua orang Indonesia. Tapi perkataan van Dis itu

sesungguhnya telah pernah dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1999 ketika

Pram mengunjungi Belanda "Kaum Intelektuil Indonesia pada tiarap menyaksikan

kebiadaban suharto" yang punya makna yang sama atau tidak berbeda isi denga apa

yang dikatakan oleh van Dis dan hanya beda bangsa. Kaum intelektuil Indonesia bahkan

hingga kini masih tiarap, masih buta sejarah, masih suka mitos dan fantasi.

Sejarah Indonesia masih saja lebih banyak ditulis oleh orang asing termasuk yang menulis

sejarah G30S yang akibatnya banyak terjadi pemutar balikan demi tujuan politik dan

kepentingan Barat dan anti Komunis. Hanya saja van Dis tidak menyebutkan sebab-sebab

obyektif dan historis mengapa orang Indonesia(kaum Intelektuil) buta sejarah atau tidak

meminati sejarahnya sendiri tapi Pram menjawabnya secara sekaligus: karena kaum

intelektuil Indonesia itu pengecut, takut suharto, takut penjara hingga tidak berani

mengatakan yang benar dan mengutuk yang salah. Dan apakah sekarang mereka sudah

pada berani?.

Menurut Putu Oka Sukanta sebagai editor "Memecah kebisuan", orang Indonesia sudah

mulai berani ngomong soal sejarahnya sendiri dan buktinya ada 15 penulis yang dia

kumpulkan sudah berani buka mulut dan hebatnya buku itu mendapat tanggapan dan isi

tanggapan itu sudah dimuat di NEW YORK TIME yang cepat pula disebarkan oleh Putu Oka

hingga ke milist (WAHANA) dan pula disebarkan Ibrahim Isa ke milist-milist lainnya. Apakah

semua kita patut gembira dan bangga?. Tentu terserah kepada setiap orang menurut cita

rasanya sendiri-sendiri. Tapi saya sendiri tidak. Seorang dari Goethe Institut mengatakan: "We

were taugt that PKI was really something evil".

Kita tahu bahwa hubungan Putu Okas Sukanta dengan Goethe Institut sudah sangat lama

dan bersejarah panjang terutama dalam kerja sama menspnsori karya-karya Putu Oka dan

penterjemahannya ke dalam bahasa Jerman. Apakah itu kebetulan karena Putu Oka

sebagai satu-satunya pengarang Indonesia yang patut ditonjolkan ke dunia Internasional?

Tentu kita bukan merasa isi dan bahkan mestinya bangga. Tapi masaalahnya bukan soal

kebanggaan atau iri dengki tapi soal politik. Tentu pihak Institut juga tidak kebetulan memilih

Putu Oka seperti memilih kucing dalam karung. Putu Oka punya orientasi "berdamai dengan

sejarah masa lalu"atau pasifisme yang anti perjuangan, anti perlawanan dan ingin

melupakan sebagian dari sejarah kekejaman suharto meskipun masih bicara soal

penderitaan dan penyiksaan tapi sudah tidak mau bicara perjuangan meneruskan cita-cita

membebaskan rakyat yang pernah dia anut yang karena itupula dia masuk penjara dan

buangan suharto. Apakah "kebisuan" yang dimaksudkan Putu Oka dan 15 orang-orang yang

dia kumpulkan memang sudah benar-benar terpecahkan?

Page 165 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Apakah mereka dan juga Putu sudah bicara bahwa suharto memfitnah PKI, berbohong

sambil membunuh 3 juta manusia tidak bersalah yang semua itu dia salahkan karena

perbuatan PKI? . Yang kita ketahui adalah bahwa Putu Oka sendiri berada di tengah-tengah

"generasi Muda" yang mengalami degradatsi di bidang politik dan ideologi yang

menyalahkan orang tua mereka karena pernah menjadi Komunis, menjadi PKI yang mereka

anggap mencelakakan nasib mereka dan secara diam-diam, perlahan-lahan

menghidupkan ideologi anti komunis, anti perjuangan, menyerahisme dan pasifisme yang

para mereka ini bersandar pada generasi jompo yang masih tersisa dari kaum Oporkaki PKI

(Oportunis kanan kiri PKI). Kita percaya pada generasi muda yang lebih kritis dalam

memahami sejarah bangsanya, lebik kritis dalam mengungkapkan fitnah jahat suharto dan

juga lebih kritis terhadap kata-kata demagogi kaum Oporkaki PKI yang selalu kedengaran

"revolusioner" tapi juga selalu menyembunyikan kereaksioneran dan ideologi pasifisme serta

menyerahisme mereka. Yang tidak beres bukan dalam PKI tapi justru dalam kepala kaum

Oporkaki PKI. Yang membisu bukan rakyat yang berjuang tapi justru para korban 65 yang

menyerah dan mencampakkan perjuangan. Apa yang dikatakan Putu Oka bukanlah

"Memecah Pembisuan" tapi MEMBUNGKAM PERJUANGAN yang itu sangat senada dan

sesuai dengan Goethe Institut yang selalu mendukungnya.

ASAHAN.

Hoofddorp, 23 Januari 2012.

<<So once again, the U.S. is turning a blind eye to the brutal and repressive Indonesian

military that doesn‘t fight wars but is devilishly good at suppressing its own people and

cornering many of those resources for itself. The recent decision by the White House to begin

working with Kopassus—Indonesia‘s equivalent of the Nazi SS—is a case in point. Kopassus has

been implicated in torture and murder in Irian Jaya and played in key role in the 1999 sacking

of East Timor that destroyed 70 percent of that country‘s infrastructure following Timor‘s

independence vote. Over 1,500 Timorese were killed and 250,000 kidnapped to Indonesian

West Timor.

It appears that Indonesians are beginning to speak up about the horrors of the 1965 coup.

Books like Geoffrey Robinson‘s ―The Dark Side of Paradise‖ and Robert Lemelson‘s

documentary film, ―40 Years of Silence: an Indonesian Tragedy,‖ are slowly wearing away at

the history manufactured by the military dictatorship. But the U.S. has yet to come clean on its

role in the 1965 horror, and the New York Times has apparently decided to continue that

silence, perhaps because once again Indonesia is pivotal to Washington‘s plans for Asia?>>

-----------------------------------------------------

http://www.fpif.org/blog/new_york_times_continues_to_conceal_us_role_in_1965_indonesia_

coup

New York Times Continues to Conceal U.S. Role in 1965 Indonesia

Coup

By Conn Hallinan, January 23, 2012

Gen. Suharto (left)Why is the New York Times concealing the key role that the United States

played in the 1965 coup in Indonesia that ended up killing somewhere between 500,000 and

1 million people? In a story Jan. 19—―Indonesia Chips Away At the Enforced Silence Around a

Dark History‖—the Times writes that the coup was ―one of the darkest periods in modern

Indonesian history, and the least discussed, until now.‖

Indeed it is, but the Times is not only continuing to ignore U.S. involvement in planning and

carrying out the coup, but apparently doesn‘t even bother to read its own clip files from that

time that reportedthe Johnson administration‘s ―delight with the news from Indonesia.‖ The

newspaper also reported a cable by Secretary of State Dean Rusk supporting the ―campaign

against the communists‖ and assuring the leader of the coup, General Suharto, that the ―U.S.

government [is] generally sympathetic with, and admiring of, what the army is doing.‖ What

the Indonesian Army was doing was raping and beheading communists, leftists, and trade

unionists. Many people were savagely tortured to death by the military and its right-wing

Muslim alliesin the Nahdlatul Ulama and the Muhammadiyah. A number of those butchered

were fingered by U.S. intelligence.

Page 166 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

According to a three-part series in the July 1999 Sydney Morning Herald, interviews with

Indonesian political prisoners, and examinations of U.S. and Australian documents, ―Western

powers urged the Indonesian military commanders to seize upon the false claims of a coup

attempt instigated by the Indonesian Communist Party (PKI), in order to carry out one of the

greatest civilian massacres of the 20thcentury and establish a military dictatorship.‖ General

Suharto claimed that the PKI was behind the assassination of six leading generals on the night

of July 30, 1965, the incident that ignited the coup. But the Herald series included interviews

with two of the men involved in the so-called July 30 putsch, both of who claim the PKI had

nothing to do with the uprising. At the time, the PKI was part of a coalition government, had

foresworn violence, and had an official policy of a ―peaceful transition‖ to socialism. In fact,

the organization made no attempt to mobilize its three million members to resist the coup.

The U.S. made sure that very few of those communists—as well as the leaders of peasant,

women, union, and youth organizations— survived the holocaust. According to U.S. National

Security Archivespublished by George Washington University, U.S. intelligence agents fingered

many of those people. Then U.S. Ambassador to Indonesia, Marshall Green, said that an

Embassy list of top Communist leaders ―is being used by the Indonesian security authorities

that seem to lack even the simplest overt information on PKI leadership at the time…‖ The U.S.

was well aware of the scale of the killings. In an April 15, 1966 telegram to Washington, the

Embassy wrote, ―We frankly do not know whether the real figure [of PKI killed] is closer to

100,000 or 1,000,000, but believe it wiser to err on the side of the lower estimates, especially

when questioned by the press.‖

Besides helping the military track down and murder any leftists, the U.S. also supplied the right-

wing Kap-Gestapu movement with money. Writing in a memo to then Assistant Secretary of

State McGeorge Bundy, Green wrote ―The chances of detection or subsequent revelation of

our support in this instance are as minimal as any black bag operation can be.‖ States News

Service reporter Kathy Kadaneinterviewed several former diplomats and intelligence agents

and found that the list turned over to the Indonesian security forces had around 5,000 names

on it. ―It was really a big help to the Army,‖ former embassy political officer Robert J. Martens

told Kadane. ―They probably killed a lot of people, and I probably have a lot of blood on my

hands, but that is not all bad. There is a time when you have to strike hard at a decisive

moment.‖

At the time, Washington was beginning a major escalation of the Vietnam War, and the

Johnson administration was fixated on its mythical domino theory that communists were

about to take over Asia. The U.S. considered Indonesia to be a strategically important

country, not only because it controlled important sea passages, but also because it was rich

in raw materials in which U.S. corporations were heavily invested. These included Richfield

and Mobil oil companies, Uniroyal, Union carbide, Eastern Airlines, Singer Sewing Machines,

National Cash Register, and the Freeport McMorRan gold and copper mining company.

At the time, Indonesian President Sukarno was one of the leaders of the ―third force‖

movement, an alliance of nations that tried to keep itself aloof from the Cold War between

the U.S. and the Soviet Union. The 1955 Bangdung Conference drew countries from

throughout Asia and Africa to Indonesia to create an anti-colonialist, non-aligned movement.

It also drew the ire of the U.S, which refused to send a representative to Bangdung. In the

polarized world of the Cold War, non-alignment was not acceptable to Washington, and the

U.S. began using a combination of diplomacy, military force and outright subversion to

undermine countries like Indonesia and to bring them into alliances with the U.S. and its allies.

The CIA encouraged separatist movements in the oil-rich provinces of Sumatra and Sulawesi.

The British and the Australians were also up to their elbows in the 1965 coup, and France

increased its trade with Indonesia following the massacre.

The relations between Jakarta and Washington are long and sordid. The U.S. gave Indonesia

the green light to invade and occupy East Timor, an act that resulted in the death of over

200,000 people, or one-third of the Timorese population, a kill ratio greater than Pol Pot‘s

genocidal mania in Cambodia. Washington is also supportive of Indonesia‘s seizure of Irian

Jaya (West Papua) and, rather than condemning the brutality of the occupation, has

blamed much of the violence on the local natives.

The Cold War is over, but not U.S. interests in Asia. The Obama administration is pouring

military forces into the region and has made it clear that it intends to contest China‘s growing

influence in Asia and Southeast Asia. Here Indonesia is key. Some 80 percent of China‘s

Page 167 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

energy supplies pass through Indonesian-controlled waters, and Indonesia is still a gold

mine—literally in the case of Freeport McMoRan on Irian Jaya—of valuable resources.

So once again, the U.S. is turning a blind eye to the brutal and repressive Indonesian military

that doesn‘t fight wars but is devilishly good at suppressing its own people and cornering

many of those resources for itself. The recent decision by the White House to begin working

with Kopassus—Indonesia‘s equivalent of the Nazi SS—is a case in point. Kopassus has been

implicated in torture and murder in Irian Jaya and played in key role in the 1999 sacking of

East Timor that destroyed 70 percent of that country‘s infrastructure following Timor‘s

independence vote. Over 1,500 Timorese were killed and 250,000 kidnapped to Indonesian

West Timor.

It appears that Indonesians are beginning to speak up about the horrors of the 1965 coup.

Books like Geoffrey Robinson‘s ―The Dark Side of Paradise‖ and Robert Lemelson‘s

documentary film, ―40 Years of Silence: an Indonesian Tragedy,‖ are slowly wearing away at

the history manufactured by the military dictatorship.

But the U.S. has yet to come clean on its role in the 1965 horror, and the New York Times has

apparently decided to continue that silence, perhaps because once again Indonesia is

pivotal to Washington‘s plans for Asia?

For more of Conn Hallinan's essays visit Dispatches From the Edge. Meanwhile, his novels

about the ancient Romans can be found at The Middle Empire Series.

***

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.siwalimanews.com/post/pengungsi_korban_konflik_1999_demo_pemprov

Friday, 20 January 2012

13 Tahun Mengungsi di Negeri Sendiri

Pengungsi Korban Konflik 1999 Demo Pemprov

Ambon - Puluhan pengungsi korban konflik tahun 1999 yang hingga kini hak-haknya belum

juga tertangani, melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (19/1),

Mereka menuntut kejelasan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku karena sudah selama

13 tahun ternyata hak-haknya sebagai pengungsi belum juga diterima.

Aksi demontrasi yang dilakukan oleh para pengungsi itu dipimpin oleh Koordinator Koalisi

Pengungsi Maluku (KPM) Pieter Pattiwaellapia didampingi Kepala Kantor Komisi Nasional

(Komnas) HAM Perwakilan Maluku, O Lawalata itu merupakan bentuk refleksi dari 13 tahun

penanganan pengungsi oleh Pemprov Maluku pasca konflik kemanusiaan 19 Januari 1999.

Pantauan Siwalima, puluhan pengungsi yang seluruhnya mengenakan kaos hitam dan

mengikat pita putih pada lengan tangan, yang menandakan keprihatinan mereka sebagai

pengungsi yang tidak dihiraukan dan dipedulikan oleh Pemprov Maluku selama ini, telah

berada di sekitar kantor Gubernur Maluku sejak pukul 09.30 WIT untuk melakukan aksinya.

Namun secara tiba-tiba pintu pagar ditutup oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol

PP) sehingga membuat para pengungsi berang dan sempat terlibat saling dorong

mendorong dengan Satpol PP maupun polisi.

Kendati pintu pagar digembok namun para pengungsi yang dominan dihadiri oleh ibu-ibu

itu berhasil mendobrak pagar yang dikawal ketat oleh Satpol PP maupun aparat kepolisian.

Kepala Kesbanglimas Setda Provinsi Maluku, AR Uluputty yang juga hadir saat itu pun tak bisa

berbuat apa-apa, para pengungsi akhirnya berhasil masuk dan menyampaikan aspirasinya

di halaman depan Kantor Gubernur Maluku.

Nampak dalam orasi tersebut sejumlah spanduk dan panflet bertuliskan, ‘Bayar Hak Kami

Sebagai Pengungsi Jangan Ungsikan Hak Kami ke Negeri Dongeng, Dana Pengungsi 1999

Dikemanakan ????, Pengungsi Bagian Dari NKRI, Hari ini 13 Tahun Kami Harus Menanti Hak-

Hak Kami Sudah Lupakah Pelayan kepada Majikan???? Walahualam, Hari Gini Belum Bayar

Pengungsi Apa Kata Dunia, Pengungsi Bagian dari Maluku.’

Page 168 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Koordinator KPM Pieter Pattiwaellapia dalam orasinya mempertanyakan komitmen Pemprov

Maluku untuk menangani pengungsi korban konflik tahun 1999 yang hingga kini belum

mendapatkan hak-haknya.

Ia juga menyesalkan adanya pernyataan Pemprov Maluku pada bulan September 2007 lalu

yang telah menyatakan bahwa penanganan pengungsi di Maluku telah selesai, namun saat

Komnas HAM melakukan upaya mediasi dengan Gubernur Maluku, KA Ralahalu ternyata

telah disepakati jika masih tersisa 3.897 Kepala Keluarga (KK) pengungsi di Maluku yang

belum tertangani, karena dari jumlah keseluruhan pengungsi Maluku yakni 12.080 KK hanya

baru 8.183 kk yang telah tertangani

Berdasarkan sisa pengungsi tersebut maka Pemprov Maluku berdasarkan SK Gubernur

Maluku tertanggal 4 November 2010 dibentuklah Tim Verifikasi Sisa Pengungsi Maluku yang

diketuai oleh Sekda Provinsi Maluku, Ros Far-Far, namun hingga kini tak jelas juga proses

verifikasi tersebut.

―Hari ini, 13 tahun masyarakat Maluku mengungsi di negerinya sendiri, pemerintah tidak lagi

mempedulikan nasib pengungsi yang ada di daerah ini, padahal begitu banyak anggaran

yang dikucurkan oleh pemerintah pusat mulai dari Dana Inpres 6 tahun 2003 dan

sebagainya untuk penanganan pengungsi di Maluku, namun tak jelas juga

penanganannya,‖ teriak Pattiwaellapia.

Selain itu, salah satu pengungsi asal Kabupaten Buru, Piet Wenno dalam orasinya

mengatakan, jika Pemprov Maluku selama ini menganaktirikan pihaknya.

Terbukti sebanyak 220 KK pengungsi asal Kabupaten Buru yang mendiami Kawasan Lembah

Argo, Desa Passo Kecamatan Baguala tak pernah tersentuh bantuan pengungsi.

―Seluruh kewajiban sebagai pengungsi telah kami laksanakan, baik dari administrasi bahkan

berdiri di titik api, tetapi apa yang kami dapatkan, Pemerintah selalu menganaktirikan kami,‖

ungkapnya.

Dalam aksi demontrasi tersebut, para pendemopun membacakan surat terbuka yang

ditujukan kepada Gubernur Maluku yang didalamnya terdapat tiga tuntutan, yakni Pertama,

Harus ada kejelasan tentang sisa pengungsi 1999 yang belum terselesaikan. Kedua, Jika ada

itikad baik untuk menyelesaikan sisa pengungsi 1999, maka tidak mengalihkan penanganan

pengungsi ke kabupaten/kota karena selama ini pengungsi di tangani oleh Pemprov Maluku

serta Ketiga, Gubernur Maluku harus segera memerintahkan kepada Tim Verifikasi untuk bisa

secepatnya menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Jika dalam waktu satu minggu, aspirasi ini belum juga disampaikan maka para pengungsi

akan mengancam akan menduduki Kantor Gubernur Maluku sehingga ada kepastian

penanganan pengungsi.

Aspirasi dan tuntutan para pendemo itu, diterima oleh Kepala Kesbanglimas Setda Provinsi

Maluku, AR Uluputty.

―Sesuai dengan mekanisme, aspirasi ini akan diterima dan selanjutnya akan disampaikan

kepada Gubernur Maluku untuk ditindaklanjuti,‖ katanya.

Akan Laporkan

Sementara itu, Kepala Kantor Komisi Nasional (Komnas) HAM Perwakilan Maluku, Ot

Lawalata mengatakan, masalah pengungsi di Maluku sudah menjadi perhatian yang serius

oleh Komnas HAM di pusat.

―Berbagai proses mediasi juga telah dilakukan bersama antara Komnas HAM dengan

Pemprov Maluku, namun belum juga ada tindaklanjutnya, sehingga saya akan menyurat

lagi ke Komnas HAM di Jakarta untuk memberitahukan berbagai proses penanganan

pengungsi yang dilakukan oleh Pemprov Maluku selama ini,‖ katanya.

Lawalatta juga berjanji jika aksi demontrasi yang dilakukan oleh pengungsi tidak juga

ditindaklanjuti maka Kantor Perwakilan Komnas HAM di Maluku akan juga menyurati ke

Badan Komisi Internasional HAM karena sudah terlalu banyak janji yang disampaikan

kepada pengungsi, namun juga belum tertangani. (S-16)

Kolom IBRAHIM ISA

Kemis, 26 Januari 2012

Page 169 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

-----------------------

SEKITAR ―KAUM KIRI‖ – SIAPA & DIMANA MEREKA?

Menjelang Tahun Baru Imlek, ---- hari Minggu tanggal 22 Januari, 2012 yl, kurang-lebih lima-

puluhan sahabat-sahabat Indonesia di Belandamengadakan pertemuan di ―Restaurant Lei

Ping‖, Amsterdam. Antara lain untuk menyambut TAHUN BARU IMLEK.

Pengertian di kalangan sementara orang Indonesia masih belum sama. Ada yang

mengucapkan 'Selamat Tahun Baru Imlek, kepada yang bersangkutan'., dll. Maksudnya

kepada teman-temannya yang turunan Tionghoa. Padahal Tahun Baru Imlek adalah HARI

NASIONAL. Sama halnya dengan Tahun Baru yang sama-sama kita rayakan secara nasional.

Dalam cakap-cakap hari itu, hal ini diingatkan kembali. Sekarang ini, Tahun Baru Imlek,

pengertiannya bukanlah 'Tahun Baru Ciné' . . . . .seperti 'tempo doeloe'. Terutama sejak

jatuhnya Suharto, kita sama-sama merayakannya. Karena hari itu adalah HARI RAYA

NASIONAL KITA.

* * *

Pertemuan sahabat-sahabat Indonesia itu, sudah menjadi kegiatan tukar-fikiran yang

reguler. Kali ini memang dipadukan dengan menyambut datangnya ―Tahun Naga‖. Kami

makan-bersama mi-goreng, kueh-ranjang dll, suguhan Siauw May Lie dan Azis Burhan.

Banyak terima kasih kita ucapkan untuk suguhan itu.

* * *

Yang ingin dicakapkan di sini ialah ini: Dalam acara cakap-cakap hari Minggu yl itu, salah

satu temanya adalah ―TENTANG KAUM KIRI DI INDONESIA‖ Kebetulan aku diminta untuk

memberikan pemahamanku mengenai tema tsb setelah berkali-kali berkunjung ke

Indonesia. |Terutama setelah diskusi-diskusi dengan kaum muda di Indonesia yang menurut

pemahamanku tergolong atau banyak berpandangan ―Kiri‖.

Hasil cakap-cakap itu mengarah pada kesimpulanku pribadi, bahwa ada beberapa faktor,

mengapa KAUM KIRI BELUM MERUPAKAN SUATU KEKUATAN BERSATU YANG UTUH dan

DIPERHITUNGKAN OLEH KAWAN MAUPUN LAWAN.

Faktor-faktor yang menyebabkannya antara lain adalah:

1 - Jelas, dimana-mana marak grup-grup dan forum-forum serta organisasi-organisasi yang

bisa dikatagorikan Kiri. Tetapi belum berhasil membuat suatu platfom atau forum dengan

program besar bersama mengenai Indonesia, kini dan hari-depannya.

2 - Umumnya masih bersikap menantikn situasi ―MOMENTUM‖ begelorannya gerakan

dengan tuntutan yang progresif seperi ketika berkobarnya gerakan dan tuntutan turunnya

Presiden Suharto, serta dilaksanakannya Reformasi dan Demokrasi, pada periode sekitar Mei

1998.

3 – Masing-masing grup, forum, organisasi masyarakat, bahkan parpol, dsb merasa dirinya

yang paling besar, kuat, paling dulu, paling Kiri, serta paling benar. Maka menganggap

dirinyalah yang harus jadi inti dari gerakan Kiri di Indonesia, karena merasa dirinya atau

kelompoknyalah yang merupakan kekuatan politik dan massa dengan strategi dan taktik

yang tepat.

4 – Terdapat perasaan iri dan cemburu di kalangan kaum Kiri. Seperti perasaan: ―Mengapa

dia,- – - bukankah seharusnya saya atau kami yang lebih dulu dan lebih mampu dsb.

Mengenai hal-hah yang dikemukakan diatas, berhubung masih mendengarkan pendapat

tema-tema lainnya dan kurangnya waktu, maka masih belum sempat diadakan tukar-fikiran.

Dimaksudkan akan dilanjutkan pada kali berikutnya.

* * *

/Kok, pas sekali, tadi malam kuterima sebuah artikel yang ditulis oleh seorang profesor

Australia: //*Katharine McGregor. *//Kukenal baik dia.

Tahun lalu kami bertemu dan cakap-cakap panjang lebar di Perpustakaan Umum

Amsterdam, OBA. /

Page 170 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

/Artikel profesor Australia itu berjudul: //*WHAT'S WRONG WITH COMTEMPORARY

INDONESIA?*//Ada Masalah Apa Dengan Indonesia Dewasa Ini?.

Katharine menceriterkan cakap-cakapnya dengan salah seorang aktivis Kiri

Indonesia://*HARSUTEDJO,*//nama lengkapnya adalah Harsono Sutedjo.

Dimuat di majalah Australia, //*―INSIDE INDONESIA‖, 23 Januari 2012*//.

Sebuah majalah (quarterly )– kwartalan, mengenai Indonesia, rakyat, kebudayaan, politik,

ekonomi dan lingkungan hidupnya. Inside Indonesia mula diterbitkan di Melbourne tahun

1983, oleh IRIP (the Indonesian Resources and Information Program (IRIP). Mudah, kok, bisa

dicari di Google.com./

/Menarik sekali tulisan McGregor itu. Karena, di situ ditulis tentang tinjauan ke masa lalu, oleh

*Harsutejo*, seorang Kiri Indonesia, mengenai kariernya dalam politik, dan mengenai

keadaan Indonesia dewasa ini. Harsutedjo menyebutkankan 'kekurangan-kekurangan'

gerakan Kiri masa lampau, serta bagaimana sebaiknya sekarang dan selanjutnya./

/* * */

/Yang juga menarik dari nomor INSIDE INDONESIA kali ini, ialah kumpulan tulisan yang analitis

dan kritis yang ditampilkan di situ, berjudul:

*WHERE IS THE LEFT? */

/Misalnya ada *Edward Aspinall* dengan tulisan berjudul *WHERE IS THE LEFT?*.*Dimana Kaum

Kiri Itu?* Dikemuakan a.l. : Kadang-kadang tampaknya ada sedikit (saja) ruangan untuk

politik progresif di Indonesia. /

/Satu lagi artikel Aspinall berjudul: *STILL AN AGE OF ACTIVISM.* Dengan pengantar: Politik-

politik Kiri ter-fragmentasi, tetapi, yang mengherankan adalah, bahwa, ide-ide Sayap-Kiri :

PUNYA PENGARUH./

/Diikuti oleh tulisan *Jeffrey Winters*, berjudul: *JALAN MENUJU KE PRESIDEN (PILIHAN)

RAKYAT.* Tulisan itu mengedepankan ide: Bila orang-orang Indonesia mau menemukan

calon untuk melawan kaum oligarki, mereka harus mulai dengan melakukan pekerjaan

organisasi sekarang ini./

Menyusul tulisan berjudul: *LOCATING THE POWER OF LABOUR*, Menemukan Kekuatan Buruh,

oleh *Benny Hari Juliawan*. Dimulai dengan kalimat-kalimat ini: Kaum Buruh bukan

merupakan kekuatan dominan dalam kehidupan politik, tetapi mereka itu jauh dari tak-

punya-kekuatan.

Menyusul tulisan oleh *Rianto Bachriadi*, berjudul *BERJUANG UNTUK TANAH* -- Gerakan

Sosial di pedesaan punya latar belakantg sejarah kaya di Indonesia. Dan mereka telah

mencatat hasil-hasil penting dalam tahun-tahun belakangan ini.

/Menarik bahwa penulisnya memulai tulisannya dengan mengingatkan bahwa dalam tahun

1953, *DN Aidit* yang ketika itu merupakan bintang muda yang sedang menanjak di PKI,

mengajukan analisanya tentang masyarakat agraria Indonesia. Aidit mengatakan bahwa

revolusi agraria harus merupakan hakikat dari revolusi demokrasi rakyat di Indonesia. Dalam

kongres kelima partai setahun kemudian, PKI mensahkan analisa Aidit sebagai inti dari

program agraria yang baru. Program tsb berseru kepada partai untuk membangun

kekuatan massa di pedesaan, serta menjadikan perjuangan untuk landreform sebagai

seruan utamanya, dengan menggunakan slogan *―TANAH UNTUK KAUM TANI‖.*

Tulisan selanjutnya oleh *Vedi R. Hadiz*, berjudul ―*ISLAMISM YES, COMMUNISM NO!‖.*

Didahului dengan kalimat-kalimat sbb: Islamisme semakin mengokoh di bagian-bagian dari

Jawa yang dulunya adalah benteng-benteng kaum Kiri.

Yang terakhir adalah tulisan *Prof, Katharine McGregor*, yang sudah dibicarakan di atas.

Berjudul:*―ADA MASALAH APA DENGAN INDONESIA DEWASA INI? ―*

/* * */

Artikel-artikel yang disajikan oleh INSIDE INDONESIA itu, penting dan menarik sebagai bahan

analitis yang kritis, untuk bahan pertimbangan bagi siapa saja yang berniat mengenal

keadaaan kaum Kiri di Indonesia dewasa ini.

Page 171 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Bahan-bahan itu semuanya dalam bahasa Inggris. Dalam siaran ini tidak diterjmahkan.

Karena bahasa Inggris cukup dikenal dan dikuasai oleh yang berpendidikan umum dan

masyarakat Indonesia peduli politik dewasa ini.

/* * */

Di bawah ini dilampirkan tulisan lengkap Prof Katharine McGregor:

―*WHAT IS WRONG WITH CONTEMPORARY INDONESIA*―

By Katharine McGregor, Monday, 16 January 2012

*Harsono Sutedjo, an old leftist looks back at his career in politics, and at the state of

Indonesia today

/* * */

Between 1965 and 1968 half a million Indonesians were killed by the military and civilian

vigilantes and hundreds of thousands imprisoned without trial. The purpose of this violence

was to eliminate the Indonesian left which had wanted to introduce socialism to Indonesia.

The repression targeted not only members of the PKI (Indonesian Communist Party) and

affiliated organisations, but also Sukarno supporters from the Indonesian Nationalist Party and

the military.

It is thus hard to generalise about the political views of the broad spectrum of people

targeted in this violence, including those who survived the killings or imprisonment.

Nevertheless, asking the survivors to reflect on the state of contemporary Indonesia is one

way we can gauge what was lost from Indonesia‘s political life with the destruction of the left,

and to look for continuities between earlier and contemporary periods of political struggle. In

this article I explore the opinions of one former political prisoner about contemporary

Indonesia in order to assess what is left of the Indonesian left.

A life in politics Harsutejo (Harsono Sutedjo) was born in the late 1930s in Wlingi East Java. His

mother was an illiterate farmer who managed an aunt‘s rice farm. Although she remained

illiterate for life she always stressed the importance of education to Harsutejo. His father was a

sugar factory employee who frequently challenged his Dutch boss. He was detained and

imprisoned by the Dutch for his activities in the leftist organisation, Sarekat Rakyat (People‘s

Association) and by the Japanese for his involvement in the underground resistance to

Japanese rule. On the second occasion, he was dragged from the bedroom in their family

home, stripped naked and kicked in front of the family. The violence of this arrest triggered in

Harsutejo feelings of revenge towards colonialists, but also a rejection of violent methods.

When the Japanese period (1942-45) ended his father was released and joined the struggle

against the Dutch. Many important figures in the independence struggle (1945-1949) visited

Harsutejo‘s house when he was a young boy. He was surrounded by talk of politics. When his

father was pursued by the Dutch, the family fled to the mountains and lived with another

family. Harsutejo worked as a courier for the revolution and witnessed much violence during

this period.

In 1953, Harsutejo joined his first organisation, IPPI (Indonesian High School Students and Youth

Association). Although IPPI discussed some national issues such as the struggle for the ‗return‘

of Western New Guinea (now known as Papua) to Indonesia, his participation in IPPI focused

on cultural activities.

In 1957, he joined Pemuda Rakyat (People‘s Youth), a youth organization affiliated with the

PKI. He continued to be involved in cultural productions like poetry reading, choirs and

ensembles as a means of promoting the organisation.

Harsutedjo read widely as a child and he was the only member of his family to complete a

university degree. When he began his degree in cultural history at Airlangga University in

Malang he joined the student organisation CGMI (Indonesian Student Movement Centre).

Again he was involved in cultural activities, but also in protests against the Dutch refusal to

surrender the territory of Western New Guinea to the Republic. He recalls being part of a

crowd that surrounded a Dutch school in Malang and told the students and staff to go home.

By the late 1950s, the Indonesian government had nationalised all Dutch assets and also

began to expel Dutch nationals. CGMI activists protested against the Vietnam War and

Page 172 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

against nuclear weapons. They connected Indonesian struggles to those in similar countries

at the time.

After graduating and becoming a lecturer at Airlangga, Harsutedjo joined HSI (Indonesian

Graduates‘ Association). Like the other organisations he had joined, it opposed imperialism

and feudalism and promoted socialism as the best political system. One of their greatest

concerns was that Indonesia would become just a puppet state to be used by others‘. By the

mid-1960s, as President Sukarno leaned increasingly to the left, Harsutedjo recalls that most

radicals were convinced that Indonesia would become socialist, or at least implement an

Indonesian form of socialism.

Harsutejo was conscious of challenges from conservative groups to all the left-aligned

organisations he joined. Yet ‗we felt a sense of strength and that the government was on our

side‘. Like many other members of mass organisations, Harsutejo was unprepared for the

violent assault following the Thirtieth September Movement event. He stated that ‗no-one

imagined it would be so bad.‘

In his view, they should have been better prepared for such an attack. Harsutejo was

arrested in Malang in 1965 and imprisoned for six months. He fled to Surabaya and then

Jakarta so as to avoid the pernicious monitoring the Suharto regime imposed on former

political prisoners. After assuming a new identity and cutting all family ties, Harsutedjo worked

in a foreign bank for two decades.

Staying steady In an interview in Bekasi I asked if and in what sense he considered himself

representative of the Indonesian left. He responded that he defined himself as a leftist in that

he was ‗anti- establishment, anti-feudal, anti-capitalist and anti-bureaucratic‘. In short, he is

for the people and opposes anything that does not support the people‘s interests.

He stated that his basic political views had not changed throughout his life, but he now

believed that the way to communicate these ideas should be more moderate. ‗I am

probably different to others who think that socialism can be implemented just as we learned

in the past. In the Soviet Union it failed.

Suryono a former journalist for Harian Rakyat (People‘s Daily) said in the Soviet Union the

communist party ran the country, but he did not meet one communist.‘

Harsutedjo began to have hesitations about the Soviet Union as a model for Indonesia in the

1950s, when he learnt about the violent repression in Poland and Hungary. As for China as

model he noted, ‗In the People‘s Republic they said they would build communism, they have

developed a lot but in the end there is a big gap between the rich and the poor.‘

Reflecting on the Indonesian left in the 1960s Harsutejo comments that ‗our methods were

too extreme, our language was too strong, it had no nuance. We conceptualised things in

black and white‘. In this rare critique from a former activist, Harsutejo recalls the dogmatic

nature of politics in the mid 1960s as those of the left called for a ‗retooling‘ of people who

were not sufficiently anti-imperialist or anti-feudalist.

Our methods were too extreme, our language was too strong, it had no nuance. We

conceptualised things in black and white.

When asked to compare the pre-1965 period with today‘s Indonesia, Harsutedjo commented

that ‗the gap between the rich and poor was not so pronounced, while we spoke of

capitalist bureaucrats this referred largely to the military and civilians‘. He feels that there was

a greater sense of social conscience after independence, perhaps because the people

were more spirited. From independence onwards there were united efforts, for example, to

eradicate illiteracy.

During the Suharto era, Harsutedjo observed the escalation of capitalism in Indonesia from

within the system. Working in a foreign bank, an institution that symbolises modern capitalism,

he was sometimes frustrated as to how he could achieve change in society. He studied

banking laws and attempted to ensure the bank‘s policies were fair with regard to

Indonesian interests.

After the fall of Suharto in 1998, Harsutedjo began to publish works about his experiences and

about his political views. In 2010 he published a book, Dictionary of the New Order‘s Crimes:

Love your Homeland and Your Nation.

Page 173 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Although the book is focused on the New Order it traces not only the crimes of that regime,

but also its enduring legacies. In it, Harsutedjo provides a comprehensive catalogue of all the

problems he sees today in Indonesian society and the need for a stronger sense of

nationalism. Some key themes of the book are environmental exploitation, foreign ownership

of Indonesian assets and the neglect of human rights, including the rights of the poor.

*From red to green*

Harsutedjo explains that for him ‗loving one‘s country means protecting and safeguarding

the land and water that we own and all that grows and lives in it, all flora and fauna and all

water and sea as well as the air above it and its people‘ (p. 5). He expresses great regret that

Indonesian leaders do not seem to value these things as evidenced by the 2002 ‗loss‘ to

Malaysia of the two islands of Sipadan and Ligitan at the border of East Kalimantan.

According to him, the two islands were handed over because of a regime that ‗prioritised its

own power and its own pockets‘. More small islands have been and will continue to be lost

and to sink because of ‗the greed of giant investors‘.

According to Harsutedjo ‗They collude with the regime to steadily steal the coral, the sand

and to dig up the mangrove trees which have for thousands of years guarded and preserved

our seas and our land‘ (p. 5).

The illegal sale of timber, sand and soil at low prices to Singapore is evidence that

Indonesians have already sold their homeland‘ (p. 5). Throughout his dictionary Harsutedjo

lists many other cases in which Indonesia‘s economic sovereignty has been compromised

such as through the sale of mining and oil concessions to foreigners. In our interview,

Harsutedjo stated that ‗compared to the Sukarno era there is now more foreign exploitation,

but also national exploitation‘. He gives the example of the privatisation of water for use in

rice fields and of drinking water.

/*Kolom IBRAHIM ISA*/

/*Sabtu, 28 Januari 2012*/

/*-----------------------------*/

*DALAM RANGKA MENYAMBUT BUKU :*

―*SELEPAS BAPAKKU HILANG‖ Oleh WANI *

Menyongsong pembicaraan buku buah tangan *Fitri Nganthi WANI*, putri penyair yang

―hilang‖ *WIDJI THUKUL* -- pada periode menjelang berakhirnya rezim kepresidenan Jendral

Suharto, --- di bawah ini disiarkan (kembali) sebuah tulisan mengenai *MALAM WIDJI THUKUL

*yang diselenggarakan bersama *INDONESIA HOUSE *dan *STICHTING WERTHEIM*, pada

tanggal 25 Oktober, 2003, 8 tahun yang lalu, di gedung INDONESIA HOUSE, Amsterdam.

Masih akan dipublikasikan tulisan-tulisan sekitar Widji Thukul dalam rangka menyambut buku

indah mungil berjudul *SELEPAS BAPAKKIU HILANG –Kumpulan puisi (1999-2007) Fitri Nganthi

WANI.* Penerbit Pusat Sejarah Etika Politik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Maret

2009.

Silakan baca tulisan di bawah ini:*

*

*AMSTERDAM SUKA PADA WIJI THUKUL, . . . .*

<*Kolom IBRAHIM ISA, Amsterdam, 30 Okt 2003>*/

Pada akhir *MALAM WIJI THUKUL* yang sukses di INDONESIA HOUSE, Amsterdam, malam

Minggu, 25 Oktober 2003 y.l., hatiku gembira, puas dan lega. Di Belanda sini, suatu malam

peringatan, atau malam kebudayaan yang diselenggarakan oleh sesuatu LSM, ornop,

perkumpulan kebudayaan ataupun ilmu-pengetahuan, lebih dari limapuluh orang saja yang

hadir itu sudah sukses. Temanku, seorang penyair, cerita bahwa pernah ia membacakan

sajak pada suatu malam kebudayaan yang hadir hanya tujuh orang.

Tapi pada Malam Wiji Thukul weekend y.l., yang hadir paling tidak 65 orang. Ada yang

bilang70 lebih. Gedung ―INDONESIA HOUSE‖, PENUH SESAK.

Page 174 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Malam budaya ini dipandu oleh penyair Mung Murbandono (Radio Hilversum) dan Lea

Pamungkas (Indonesia House). Pertemuan diawali dengan kata sambutan *Ketua Stichting

Wertheim, dr C.J.G. Holtzappel, mengantar peluncuran edisi kedua sajak-sajak Widji Thukul

berjudul ―HET LIED VAN DE GRASPOLLEN‖ (NYANIAN AKAR RUMPUT). *Edisi kedua ini

sebagaimana halnya dengan edisi pertama, juga penerbitan *Stichting Wertheim*, berisi

sajak-sajak Widji yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, disamping masing-masing

aslinya dalam bahasa Indonesia.

Suasana khidmat kemudian menjadi santai dan gembira. Khidmat, karena pada mula

pertemuan semua tidak lupa bahwa tahun ini, *sudah hampir lima tahun Widji Thukul

HILANG.

Kemudian menjadi santai dan gembira, karena menyaksikan pemutaran film(video) Widji

Thukul, produksi Tinuk Yampolsky, Dawn Buie dan Gita Wiya Laksmini. Sebuah film tentang

penyair muda yang menuangkan kepedulian dan keterlibatannya dengan nasib dan

perjuangan orang miskin, dengan perlawanan terhadap kemiskinan dan ketidakadilan.

Sebuah film yang mencengkam, mengesankan yang menyangkut terus dalam kenangan

masing-masing.

Malam itu diliputi suasana gembira, karena sempat menyaksikan (melalui film Tinuk

Yampolsky tsb), betapa gaya Wiji berdeklamasi, matanya besinar berapi-api melantunkan

suara lantangnya menentang ketidak-adilan dan menuding penguasa. Untuk

mensosialisasikan syair-syairnya yang tajam, kritis dan tidak kenal ampun terhadap ketidak

adilan, Widji tak segan-segan melakukannya lewat ―ngamen‖. Sikapnya yang bertolak-

belakang dengan penguasa inilah yang menyebabkan akhirnya Widji mengalami nasib

sedih menjadi ORANG HILANG, *kira-kira pada saat yang bersamaan dengan ―hilangnya‖

beberapa aktivis PRD yang diculik oleh TimMawar dari Kopasus.

*

Tentu orang ingin tahu, siapa saja yang datang pada malam itu? Ada yang tua-tua,

setengah baya dan ada yang muda-muda. Pokoknya mayoritasnya orang-orang

INDONESIA yang cinta kebudayaan Indonesia, yang merindukan kebenaran serta cinta

pada sajak-sajak Wiji Thukul. Ada anak Maluku, anak Minang, anak Jawa, anak Sunda, anak

Manado, anak Batak, ada anak Bengkulu, salah seorang pimpinan Serikat Nelayan

Bengkulu, ada yang dari Stichting Indonesia Media, ada yang dari organisasi

PERSAUDARAAN, Amsterdam, Utrecht, Zeist, ada yang dari Stichting SAPULIDI, Stichting Azie

Studies, Onderzoek dan Informatie, Rotterdam, dan banyak lagi.

Dengan sendirinya sejumlah kawan-kawan dari*INDONESIA HOUSE dan dari STICHTING

WERTHEIM, para organisator MALAM WIDJI THUKUL* tsb. Maafkan kalau ada yang terlupa

disebut disini.

Tentu juga hadir sejumlah yang lumayan orang-orang Belanda Bulé. Ada yang dari Pengurus

*Stichting Wertheim*, ada putri-putri Prof Dr Wertheim, hadir juga Auke van den Berg dari

Rozenberg Publishers, Amsterdam, penerbit Bundel Widji Thukul Edisi Ke-2, 2003. Tampak pula

mantan wakil KITLV di Jakarta, Jaap Erkelens, seorang pengenal dan pencinta Indonesia

yang hampir tigapuluh tahun lamanya bekerja di Indonesia. Juga datang memenuhi

undangan Joop Morriën penulis buku INDONESIA LOS VAN NEDERLAND (Indonesia Lepas dari

Belanda), mencerminkan politik CPN yang membela Indonesia Merdeka.

Selain menyantap menu Indonesia yang sedap masakan penyair Heri Latief, yang dinikmati

beramai-ramai sampai ―ludes‖, hadirin juga menikmati deklamasi sajak-sajak yang

dibawakan oleh hadirin. Tak ketinggalan juga dibacakan sajak Wiji dalam terjemahan

bahasa Belanda oleh Agnes. Rupanya sajak Wiji begitu mencengkamnya sehingga orang-

orang Belandapun sampai berkomentar, begitu indah dan kuatnya sajak Wiji, meskipun itu

dideklamasikan terjemahannya dalam bahasa Belanda.

Herankah kita jika ada yang nyeletuk, kebetulan terdengar di telingaku:

SIAPA BILANG ORANG-ORANG BELANDA HANYA BISA MENGKRITIK INDONESIA SAJA?

Mengapa ada yang berkomentar begitu?, fikirku. Tentu saja, bukankah belum lama

berselang Menkumdang Yusril Ihza Mahendra, Ketua Partai Bulan Bintang, bikin ―heboh‖

berkenaan dengan ucapannya: ―I hate them!‖, ―saya membenci mereka‖,―mereka‖

maksudnya orang-orang Belanda. Pasalnya, orang-orang Belanda, menurut Yusril kerjanya

selalu mengeritik Indonesia saja, mencari-cari kesalahan tentang HAM di Indonesia, dsb.

Page 175 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Soalnya, wartawan NOS Journal (TV publik Belanda), mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang rada ―nyelekit‖ dan mungkin juga ―provokatif‖ berkaitan dengan rencana u.u.

pengganti KUHP, yang diajukan oleh kementeriannya Yusril. Nah, dalam rencana u.u. itu a.l.

―kumpul kebo‖ pria dan wanita (maksudnya tentu yang tidak nikah) akan ditindak secara

hukum, begitu juga hubungan-hubungan antara sesama h o m o , dsb itu semua diancam

dengan hukuman. Nah, sang wartawan Belanda mempertanyakan apakah rencana u.u. itu

tidak mencampuri soal-soal ―pribadi‖ dan dengan demikian melanggar HAM, tambahan

lagi bernada hendak memberlakukan syariah Islam ke dalam perundang-undangan

Indonesia? Sesungguhnya kritik-kritik semacam itu terhadap rencana u.u. pengganti KUHP

produksi kementeriannya Yusril itu, bukan saja dari Belanda, malah lebih banyak kritik dari

masyarakat Indonesia sendiri, termasuk para Muslimin.

Walhasil, Yusril, teriritasi dengan adanya kritik-kritik tsb, terus naik pitam, lalu main pukul rata,

mengimplikasi bahwa semua orang Belanda itu ―anti-Indonesia‖. Maka keluarlah

pernyataan menteri ―kita‖ ini,yang menurut tata-krama diplomatik adalah ―non-etis‖, alias

―kampungan‖.

Nah, tahu sendiri orang-orang VVD (Partai Liberal Belanda, yang paling getol membela

individualismenya kapitalisme, dan dikenal sebagai partainya orang-orang kaya) kontan

berreaksi. Nyaring suaranya di s.k.,

TV dan media lainnya. Mereka menuntut agar Kementerian Luarnegeri Belanda memanggil

Dubes Indonesia di Den Haag, untuk ―dimintai keterangannya‖. Walhasil, terjadilah yang

menurutungkapan rakyat Belanda ―een storm in een glas water‖, ―taufan di dalam segelas

air‖. Jadi ribut-ribut seperti ―Thaliban kebakaran jenggot‖, tetapi . . . . Akhirnya ―ramé-ramé‖

itu reda juga, sesudah Menko Polkam SBY mengeluarkan pernyataan, bahwa soal itu―kan

disebabkan oleh kesalahfahaman saja‖.

Tapi dari ―taufan di dalam segelas air‖ dalam hubungan Indonesia-Belanda, bisa ditarik

pelajaran bahwa sang menteri kita, kecuali cepat naik pitam, juga tidak mengerti sejarah

hubungan Indonesia-Belanda, khususnya hubungan antara rakyat Belanda dan rakyat

Indonesia. Hubungan ini dijalin oleh pelbagai peristiwa solidaritas antara kedua rakyat.

Siapa tidak kenal MULTATULI dengan a.l. novelnya MAX HAVELAAR, bekas residen Lebak,

Banten pada zaman kolonial Belanda, yang hatinya kemudian jatuh pada rakyat Indonesia.

Siapa tidak kenal nama Piet van Staveren yang tidak takut dipenjara oleh pemerintahnya,

karena ia menolak memerangi rakyat Indonesia selama perang kemerdekaan Indonesia

melawan Belanda.

Siapa pula tidak kenal nama Haji Poncke Princen, yang jadi warganegara Indonesia,

―mengkhianati‖ pemerintahnya sendiri yang memerangi rakyat Indonesia, ―nyeberang‖ ke

pasukan TNI. Dan kemudian menceburkan dirinya dalam kegiatan perjuangan demi HAM di

Indonesia sampai akhir hidupnya.

Demikianlah MALAM WIJI THUKUL mengingatkan kita lagi, bahwa antara rakyat Belanda dan

rakyat Indonesia, sudah lama terjalin hubungan persahabatan dan solidaritas, tidak peduli

pemerintah apa yang berkuasa di kedua negeri.

Aku akhiri tulisan ini disini, karena hendak siap-siapbesok berangkat ke Essen, Jerman, untuk

ikut berpatisipasi dalam TEMU EROPA-II, (31 Okt-2 Nov, 2003). /

Page 176 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berita Nasional

Rubrik Agama

http://citizennews.suaramerdeka.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1528

Meniru Lebah

Ditulis Oleh Aminuddin bin Halimi

22-01-2012,

Terkadang orang beragama Islam tetapi tidak tahu apa itu Islam. Dan tidak pernah

menanyakan dirinya "Aku ini Islam kebetulan (beneran) atau sungguh-sungguh". Lalu, Islam

yang sungguh-sungguh itu seperti apa? Apa hanya menjalani hidup ini seperti apa adanya,

bak air mengalir? Padahal ia diberi kebebasan memilih dan diberi akal lagi, yang maha

dahsyat.

Jika ia mau berpikir lebih jauh, ia tidak mau kalah kedudukannya dari binatang, apalagi

lebih rendah posisinya dari hewan yang tidak berakal. Sungguh amat tidak pantas. Padahal

ada binatang yang baik yang dapat dijadikan contoh oleh manusia, yaitu lebah. Lebah,

karena kebaikannya, diabadikan di dalam Alqur'an sebagai salah satu nama surat, yaitu

surat "An-Nahl".

Lebah tidak mau makan kecuali memakan makanan yang baik-baik, yaitu sari-sari bunga

yang harum dari tumbuh-tumbuhan yang berserakan di muka bumi. Orang-orang yang ingin

selamat, sehat, bahagia dan berumur panjang, dalam hal ini umat Islam, tentu tidak mau

mengkonsumsi kecuali makanan yang halal, bergizi dan baik.

Persoalan makanan yang amat vital bagi kesehatan tubuh, sudah tidak menjadi perhatian

bagi berbagai kalangan. Kalangan anak-anak lebih menyukai makanan instan, mie instan,

pop mie, chikky, makanan ringan produk pabrik yang dikemas indah-indah dan menarik.

Sementara tidak menyukai sayuran dan buah-buahan.

Kalangan pemuda dan remaja lebih menyukai makanan produk luar, agar kelihatan keren,

di KFC, CFC, Donking Donut, Make Donald, atau mie ayam, bakso yang mangkal di pinggir-

pinggir jalan yang kebersihannya belum tentu terjamin. Demikian pula aspek halal dan

haram masih perlu diteliti. Ada isu bahwa bakso dicampur dengan formalin, atau daging

babi, atau daging tikus.

Di kalangan orang-orang tua yang sudah mulai rentan dengan berbagai penyakit,

semestinya mereka harus lebih berhati-hati, tetapi tidak jarang mereka memilih makanan

yang enak-enak, kepiting, swike, seafoods, sate kambing, merokok, minum kopi, minum

minuman keras, yang jelas-jelas membahayakan kesehatan mereka.

Lebah beterbangan menjelajahi alam tumbuh-tunbuhan dan hutan belantara dengan

ketajaman mata, telinga dan hidung. Ia memilih singgah di tempat-indah dan harum

bersama kupu-kupu dan kumbang. Dengan kebebasannya, seharusnya orang Islam memilih

tempat tinggal yang baik, lingkungan orang-orang baik, lingkungan bersih, indah dan

harum. Mencari rizki di tempat-tempat yang baik, melalui etika yang baik, bukan di lokasi

yang remang-remang, kotor, apalagi gelap. Belajar dan mendidik anaknya juga di sekolah-

sekolah yang Islami dan favorit. Berolahraga di tempat-tempat yang bersih dari maksiat.

Demikian pula berlibur dan bergaul, selektif mencari tempat wisata yang steril dari

kemaksiatan. Tidak boleh keliru dalam memilih teman atau kawan, apalagi teman hidup

(jodoh) untuk sepanjang hayat. Sebab tidak sedikit orang kaya jatuh miskin dan orang mulia

jatuh hina karena bergaul dengan orang-orang buruk, orang-orang jahat yang senantiasa

mencari mangsa.

Ketika lebah singgah di cabang atau ranting pohon, ia tidak sampai sempal atau putus

cabang dan ranting pohon itu. Orang Islam, ketika mengunjungi suatu tempat yang gersang

atau yang ramai, ia tidak membuat onar dan resah tempat yang dikunjunginya. Justru

sebaliknya memberi kesejukan, kenyamanan dan kemanfaatan kepada sebesar-besar umat

sesuai missi Islam "Rahmatan lil Alamin".

Page 177 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Lebah melalui madu yang dihasilkannya, menyimpan makanan untuk persiapan hari esok

bagi kawan-kawan atau komunitas lebah, di samping untuk pengobatan makhluk lain

bernama manusia. Orang Islam kalau tidak mau kalah dengan lebah harus beramal jariyah

untuk kemanfaatan generasi yang lebih luas. Misalnya : menanam pohon jati untuk

keturunan yang akan datang, menanam investasi untuk kegiatan-kegiatan ibadah atau

jihad di jalan Allah, menyediakan lahan luas untuk pembangunan pondok pesantren,

pendidikan bermutu, dll. Artinya, umat Islam itu harus visioner, memiliki visi ke depan yang

jelas dan panjang, untuk kemajuan bangsa dan umat manusia di masa yang akan datang.

Alquran menyatakan bahwa lebah beterbangan menjelajahi flora dan fauna dengan

penuh kerendahan. Meskipun lebah mempunyai senjata ampuh berupa sengatan yang luar

biasa. Lebah tidak lantas semena-mena menyengat semua makhluk yang dijumpainya. Ia

tidak sombong, tidak dumeh. Tidak seperti manusia, pandai silat sedikit, sudah suka

mengajak bertarung dan bertengkar, membuat geng-geng, lalu tawuran. Alangkah indah

dan nikmatnya hidup ini, manakala manusia dengan sesama manusia berkawan, bergaul,

bekerja sama, saling membantu dengan penuh kerendahan, saling menghargai dan saling

menghormati.

Komunitas lebah sebagai sebuah organisasi besar amat mengagumkan dan sangat

menakjubkan, belum pernah mendengar lebah bertengkar dengan lebah. Lebah

mengadakan demontrasi menuntuk hak sama tentang madu. Pembagian tugas yang

begitu rapi, tidak pernah dilanggar atau berebutan. Ada yang bertugas menjadi tentara,

sebagai benteng pengamanan. Ada yang bertugas mencari makanan, ada yang bertugas

membuat rumah dan ada yang bertugas melanjutkan keturunan. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa ternyata lebah lebih cerdik daripada manusia.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/orang-indonesia-yang-ateis-makin-banyak

Map

Hilversum, Belanda

Orang Indonesia yang Ateis Makin Banyak

Diterbitkan : 23 Januari 2012 - 11:38am | Oleh Bari Muchtar (Foto: the|G|T)

Diarsip dalam:

a.. ateis

b.. Indonesian Atheis

c.. tinjauan pers

Berita tertangkapnya Alexander Aan yang mengaku tidak bertuhan juga banyak disorot

media Belanda.

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Indonesia dijebloskan ke penjara karena ia menulis di

facebook bahwa "Tuhan tidak ada". Ia bisa dijatuhi hukuman penjara lima tahun. Alexander

Aan (31 tahun) ditangkap polisi Jumat lalu menyusul kegemparan di Sumatra gara-gara

berita yang dimuat di facebook tersebut. Di perjalanan menuju kantornya Alexander

diserang masa yang marah-marah.

Keyakinan illegal

Indonesia, negara yang berpenduduk mayoritas muslim itu, hanya mengakui lima agama

selain Islam. Ateisme dilarang. Sang PNS ditahan karena ia menggunakan jejaring sosial untuk

menyebarkan keyakinan ilegal, demikian tegas Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Azis.

Alexander juga dituduh berbohong saat melamar menjadi PNS, karena ia menyebut dirinya

seorang muslim. Demikian tulis situs online Belanda, nu.nl.

Koran cetak Belanda De Volkskrant menambahkan, Alexander sebenarnya ditangkap hari

Kamis. Waktu itu dikatakan polisi mau melindunginya dari kemarahan massa. Jumat,

penangkapan preventif itu diubah menjadi penahanan.

Menyulut keresahan

Selain dituduh melakukan pelecehan agama, Alexander juga dituduh menyulut keresahan

di kalangan warga. Jumat lalu jumlah fans halaman facebook "Ateis Minang" milik Alexander

Aan mencapai 1293.

Page 178 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Di Kartu Penduduk Alexander terulis Islam sebagai agama. Di dokumen resmi, agama harus

ditulis. Pilihannya terdiri dari enam agama yaitu Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu dan

Konghucu. Warga yang mencantumkan agama lain, tidak bisa menjadi PNS. Demikian tulis

De Volkskrant.

Terkait:

a.. Kaum Ateis, Bukalah Topengmu

Indonesian Atheist

Orang Indonesia tampaknya semakin banyak yang ateis, terutama yang tinggal di luar

negeri. Malah sudah ada semacam gerakan dan pengikutnya bertambah banyak. Mereka

menginginkan agar Indonesia sebaiknya menjadi negara sekuler saja.

"Banyak orang support terhadap grup kami dan banyak yang mendukung pula agar

Indonesia lebih ke arah sekuler." Demikian tegas Karl Karnadi dari kelompok Indonesia Atheist

kepada Radio Nederland beberapa saat silam.

Favorit/Cari dengan:

Diskusi

Anonymous 23 Januari 2012 - 2:10pm / Indonesia

a.. balas

Kebebasan beragama, atau lebih luasnya kebebasan berkeyakinan, berarti bahwa tak

seorang pun diwajibkan mengakui agama tertentu atau kepercayaan lain mana pun

bertentangan dengan kehendaknya sendiri. Seterusnya, tak seorang pun boleh dihukum

atau dipidana dengan cara apa pun karena ia memilih agama tertentu bukan yang lainnya

atau, bahkan, memilih tidak beragama sama sekali. Negara demokratis mengakui bahwa

kepercayaan agama seseorang adalah benar-benar urusan pribadi. Dalam pengertian

yang masih berkaitan, kebebasan beragama berarti tak seorang pun dapat dipaksa oleh

pemerintah untuk mengakui suatu agama atau kepercayaan resmi. Anak-anak tidak dapat

dipaksa pergi ke sekolah agama tertentu, dan tak seorang pun wajib menghadiri ibadah

agama, berdoa atau ikut dalam kegiatan keagamaan bertentangan dengan kemauannya.

Karena alasan sejarah atau tradisi panjang, banyak negara demokratis telah secara resmi

menetapkan agama atau kepercayaan tertentu dengan dukungan negara. Namun

kenyataan ini tidak membebaskan pemerintah dari tanggung jawab untuk melindungi

individu yang kepercayaannya berbeda dengan pemeluk agama resmi yang disokong

pemerintah.

Ebo Ndut 24 Januari 2012 - 2:15am / Indonesia

Balas

abdullah van abdullah sepertinya perlu konsultasi ke psikolog dulu, ada dendam dan

kebencian yang bersarang di setiap kata kata anda. Menjadi atheis karena dendam

sepertinya bukan hal yang baik.

@anony1: Urusan atheis itu ditangkap karena sudah meresahkan, apapun kejadiannya, di

negara manapun, kalau meresahkan masyarakat, pastilah di tindak.

@anony2: Kebebasan beragama berarti anda bebas melaksanakan ibadah agama anda

tanpa tekanan dari pihak manapun (seperti islam yang ditekan di Amerika Serikat misalnya).

Dasar negara Indonesia jelas menyebutkan, ketuhanan yang maha esa, dan Indonesia

adalah negara Agamis. Enyahkan saja bad campaign anda soal indonesia. Indonesia

tetaplah Indonesia, Bukan berarti Indonesia harus mengikuti apa negara demokratis lain

lakukan.

abdullah van abdullah 24 Januari 2012 - 4:38am / traveller

balas

Yang membalas komentar ini posisinya tidak jelas. Apakah dia seorang koruptor/ustad/buya.

Realita setiap hari kita lihat di indonesia dimana orang bersih sudah tidak ada lagi.

Guru/menteri/sby/ustad/pebisnis/politikus mereka itu semuanya orang yang berketuhanan

yang maha esa. Tetapi kelakuan mereka menjijikkan. Timbul istilah lebih baik menghargai

bintang dari pada mereka-mereka itu. Apakah anda tidak merasakan hal itu di

Page 179 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

indonesia.??? Berarti anda mungkin golongan yang menjijikkan bagi orang indonesia yang

benar.!!! Atheis itu prinsipnya adalah antara yang benar dan salah.

abdullah van abdullah 24 Januari 2012 - 12:39am / traveller

balas

Aku sudah capek bersekolah dan membuang waktu untuk belajar dengan jumlah uang

yang tidak sedikit. Aku dikalahkan oleh orang yang hanya mempelajari al-quran yang juga

pernah aku baca dangan hadis-hadisnya. Rombongan ini kembali dari dunia

arab/afganistan yang cuma belajar bagaimana membuat bom dan berperang. Jika

menang mereka meminta jabatan yang lebih tinggi dari orang yang belajar IT. Pakaian haji

sepertinya semua orang akan bisa memakainya jika mempunyai uang dan kondisi baik

untuk melakukan suruhan islam itu. Tetapi apa memang mereka itu pandai dan tahu

bagaimana untuk mengatur kehidupan ini. Bahasa mereka tidak boleh dibantah karena

mereka meminta di tinggi setingkat. Penduduk dibodohi oleh mereka-mereka ini dengan

bahasa haram dan tidak haram dimana mereka mendapatkan uang untuk memberi

pengajian itu. Tidak ada Imam/ustad yang gratis sekarang. Jika mereka dibayar, dimana

letak ketulusan beragama dengan melihat uang. Kita yang bekerja mencari kehidupan

yang susah ini ditentukan oleh mereka tentang haram dan tidaknya. Disaat yang sama di

kampungku seluruh orang yang punya toko-toko pergi ke mekah berulang-ulang kali tetapi

bisnis semuanya bohong. tidak ada yang 0,80% mencari keuntungan. Pokok celana dijakarta

Rp.17.500/lembar dikampungku mereka jual Rp.100.000. Mereka haji semuanya.!!! Mereka

tersinggung jika tidak dipanggil nama haji/hajjah.!!! Mereka merasa terhina jika tidak

menghormati mereka. Jadi jika kaum agama sudah begitu, apakah mereka tidak sadar ada

rombongan yang mencemoho/menghina mereka.!!! Dan orang-orang ini akan mengatakan

rombongan tidak suka pada mereka dengan istilah barunya adalah teroris. Ini terjadi

diseluruh indonesia. Jadi indonesia itu sudah tidak jelas sekali karakternya. Memakai agama

untuk tujuan keuntungan juga. !!!!

abdullah van abdullah 24 Januari 2012 - 12:20am / traveller

balas

Seluruh koruptor yang sudah kaya-kaya umumnya sudah ke mekah menunaikan haji

beberapa kali. Jadi agama juga bukan jaminan untu kebaikan. Malah banyak yang

berlindung di cara ini. Dan hukum orang jahat itu juga tidak jelas oleh agama. Jika mereka

memainkan agama, hendaknya ada hukuman dari agama yang nyata seperti keluarga itu

mendapatkan penyakit khusus yang tidak bisa di obat. Seperti bisul-bisul diseluruh tubuhnya

maupun anak-anak mereka. Jikalah seorang koruptor itu mendapatkan kebahagiaan lebih

dari orang biasa maka dimana letak keadilan antara orang baik dengan seorang

koruptor/penjahat. Hukum ternyata tidak bisa membedakan penjahat yang begini. Mangkin

tinggi kedudukan mereka semangkin mudah merusak orang lainnya. Terkadang seorang

atheis itu berfikiran jelas. Penjahat harus dihukum jahat pula. Mereka tahu apa yang mereka

mulai dan apa yang mereka rusaki terhadap rasa bermasyarakat. Tidak harus selalu

memaafkan seorang penjahat seperti hayat-hayat al-quran yang selalu didengungkan.

koruptor/penjahat tidak ada berniat untuk berubah karena mereka sudah memulai dan

merasa kenikmatan dengan mengambil hak-hak orang lain dan menggunakanya untuk

kenikmatan mereka. Sama seperti rombongan yang telah membunuh dengan mobil seperti

yang sedang terjadi di jakarta sekarang ini. Orang-orang baik menjadi korban dari

perbuatan mereka. Dan yang anehnya mereka itu tidak memangsa sesama rombongan

mereka.!!! Itulah sebabnya rombongan atheis muncul. Agama yang mereka percayai tidak

melindungi mereka dari penjahat-penjahat ini.!!!

Anonymous 23 Januari 2012 - 7:58pm / Leste

Balas

Urusan kaya gini kok bisa ditangkap, apa udah ga ada kerjaan.

Anonymous 23 Januari 2012 - 2:10pm / Indonesia

Balas

Kebebasan beragama, atau lebih luasnya kebebasan berkeyakinan, berarti bahwa tak

seorang pun diwajibkan mengakui agama tertentu atau kepercayaan lain mana pun

bertentangan dengan kehendaknya sendiri. Seterusnya, tak seorang pun boleh dihukum

Page 180 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

atau dipidana dengan cara apa pun karena ia memilih agama tertentu bukan yang lainnya

atau, bahkan, memilih tidak beragama sama sekali. Negara demokratis mengakui bahwa

kepercayaan agama seseorang adalah benar-benar urusan pribadi. Dalam pengertian

yang masih berkaitan, kebebasan beragama berarti tak seorang pun dapat dipaksa oleh

pemerintah untuk mengakui suatu agama atau kepercayaan resmi. Anak-anak tidak dapat

dipaksa pergi ke sekolah agama tertentu, dan tak seorang pun wajib menghadiri ibadah

agama, berdoa atau ikut dalam kegiatan keagamaan bertentangan dengan kemauannya.

Karena alasan sejarah atau tradisi panjang, banyak negara demokratis telah secara resmi

menetapkan agama atau kepercayaan tertentu dengan dukungan negara. Namun

kenyataan ini tidak membebaskan pemerintah dari tanggung jawab untuk melindungi

individu yang kepercayaannya berbeda dengan pemeluk agama resmi yang disokong

pemerintah.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kenapa di abad ke-21 masih saja ada manusia yang meributkan agama????? Agama

diciptakan dahulu karena hukum tertulis belum ada sehingga ada yang harus ditakuti oleh

katakanlah orang-orang bodoh atau kurang terpelajar saat itu. Kalau sekarang ada yang

masih mau percaya ya silakan saja, namun jangan melibatkan orang-orang sekitar yang

bisa merasa terganggu. Seperti kasus Alexander menggugah perasaan saya dan

menjadikan saya juga mendukung atheisme. Atheisme terbukti tidak mengganggu

ketenteraman umum, tidak membakar gereja, tidak membakar pure, tidak melarang

playboy. Islam Indonesia seakan kembali keakar jahiliyah zaman kebodohan 1500 tahun

yang lalu. Semua seharusnya berpikir, kenapa agama-agama itu turunnya di timur tengah

dan india???? ya karena kesulitan ekonomi saat itu membutuhkan pegangan dan harapan

hidup dan dilahirkanlah apa yang dinamakan Tuhan. Tuhan itu hanya merupakan

gambaran hidup manusia saat itu yang menginginkan perubahan. Zaman itu belum ada

yang namanya psikolog atau psikiater sehingga orang-orang macam Musa dll yang

mendapatkan wahyu (mendengarkan suara) dipercaya bahwa mendengar suara

Tuhannya... tapi coba sekarang kalau anda katakan bahwa anda mendengar suara

ditelinga anda, tentunya anda akan dikirim kerumah sakit jiwa karena manusia sudah

berada jauh diatas realitas. Semoga agama dalam bentuknya yang sekarang segera hilang

dalam 50 tahun mendatang dan dunia akan menjadi aman dan damai tanpa harus

menghadapi persoalan ideologi tanpa akhir tsb.

http://www.thejakartaglobe.com/columns/the-thinker-is-atheism-allowed/493900

The Thinker: Is Atheism Allowed?

Yordan Nugraha | January 27, 2012

'Atheism does not violate Pancasila. All Indonesians may consciously and rationally choose

their own beliefs. The country‘s very foundation protects their right to do so.' (Photo courtesy

of Karl Karnadi)

Related articles

Desi Anwar: Might Is Not Right 12:14pm Jan 28, 2012

Spanish Judge Tried to Dig Up the Past, But Now He Could Be History 12:00pm Jan 27, 2012

From Arab Spring to Eurasian Setbacks: The Top 10 Trends in Global Freedom 12:04pm Jan 27,

2012

Fighting Leopards or White Elephants? 12:55pm Jan 26, 2012

Page 181 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Red Tape and Company: What a Toll Road Blockade Says About the Economy 1:20pm Jan

26, 2012

Alexander Aan, a civil servant in Dharmasraya, West Sumatra, was beaten and charged with

blasphemy after writing ―God does not exist‖ on his Facebook page.

The response has ranged from condemnation by several international organizations to

support by local citizens and the Indonesian Council of Ulema. Many people have invoked

the first principle of Pancasila, the state ideology, to make the argument that atheism — and

Alexander — have no place in Indonesia.

But is this really the case? Has atheism been banned by Pancasila since the dawn of the

Indonesian state? Since the argument is based on the text of a legal document, let‘s

examine this question from a legal perspective.

The first principle of Pancasila says the nation of Indonesia shall be based on the belief in the

one and only God. It is usually interpreted literally. As a result, nonbelievers, and atheists in

particular, are often accused of violating the nation‘s philosophical foundation. Their way of

thinking is seen as incompatible with the country‘s fundamental ―monotheistic‖ tenet.

This is a naive and simplistic view of Pancasila. Interpreting any philosophy is not all about the

exact meaning of the words; it is about context and the systematical connections.

In legal science there are two methods of interpretation: historical and teleological. A

historical interpretation requires an examination of the historical context in which a statute

was created. With teleological reasoning, it is the goal of a statute that matters most.

Historically, the first principle of Pancasila, belief in one supreme God, has been a

compromise between secular nationalists, Islamic nationalists and nationalists from other

religions. It had its origins in the first principle of the Jakarta Charter, the obligation to hold

Muslims to Shariah law.

When the non-Muslim nationalist founders protested the charger, a compromise was

reached: The belief in one supreme God was codified into Pancasila instead.

If this historical context is further analyzed in a goal-oriented, teleological way, it is evident

that the first principle of Pancasila was not intended to ban atheism. It was meant to bring

together the different religions of Indonesia in a fair-minded, compromising manner.

Some might still insist that every statute must be interpreted precisely as it was written. This, of

course, is exceedingly problematic if you consider the six officially ―recognized religions‖ of

Indonesia: Islam, Catholicism, Protestantism, Confucianism, Hinduism and Buddhism.

If the notion that the first principle requires monotheism is correct, then at least two of

Indonesia‘s recognized religions are obviously incompatible with Pancasila.

Hinduism is henotheistic, meaning Hindus acknowledge the presence of other gods despite

worshiping only one. That is why we see many gods in India such as Ganesha, Vishnu and

Shiva.

Buddhism includes no concept of a divine creator or deity; it is considered a nontheistic

religion. Sometimes the words ―a not-born, a not-brought-to-being, a not-made, a not-

conditioned― in Buddhist scripture are cited to support the claim that Buddhism has a creator.

But a closer look at the text shows that the words refer to nirvana, not to a god.

Are Hinduism and Buddhism unconstitutional? Do they deserve no place in Indonesia? Should

they be banned? Our founding fathers should have anticipated this problem.

Meanwhile, even if the misguided literal interpretation prevails, the people who lean on that

to justify their stance against atheism will run into another problem.

There is another foundational passage in Pancasila that addresses religious beliefs. This one

stipulates that ―the belief in one and supreme God must not be forced on another person.‖

This point is specific in nature, while the first principle is general. According to the legal

doctrine of lex specialis, specific laws overrule general laws. This means that atheists have a

right to their beliefs, and cannot be forced to espouse the views of others. Ironically, this

shows that the people who try to force God on atheists are actually the ones infringing on

Pancasila.

Page 182 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Atheism does not violate Pancasila. All Indonesians may consciously and rationally choose

their own beliefs. The country‘s very foundation protects their right to do so.

Yordan Nugraha is a student of international and European law at the University of Groningen

in the Netherlands.

Post a comment

Please login to post comment

Comments

493900

Kesiangan

3:39pm Jan 28, 2012

@bawel. You haven't read the article.

DrDez

3:32pm Jan 28, 2012

ps... most atheists dont speak up because we believe in freedom - the freedom that is denied

believers. I have no issue with believers of any faith BTW until they start to oppress/hurt/kill

others using that belief as a justification

DrDez

3:30pm Jan 28, 2012

bawel... Here I am - now what is your point?

bawel

2:11pm Jan 28, 2012

it takes international lawyer apparently to find a justification for atheism hidden somewhere

within Pancasila text.

Where were you atheist? Why didn't you speak up?

blightyboy

9:06am Jan 28, 2012

Seems to me that the societies that need to rely on religion so desperately and enforce it so

rigidly, are the same ones that need the excuses it provides.

Pada 27 Januari 2012 20:36, Sunny <[email protected]> menulis:

Refl: Sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali, tentu ucapannya sesuai beleid politik

negara, jadi tidak mengherankan jika terjadi pembabatan terhadap kaum minoritas.

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/27/ArticleHtmls/Sikap-Berbahaya-

Menteri-Agama-27012012003004.shtml?Mode=0

Sikap Berbahaya Menteri Agama

Pernyataan Suryadharma Ali, yang memojokkan aliran Syiah, sungguh disesalkan.

Seharusnya di pahami, sebagai Menteri Agama ia mewakili pemerintah, dan bukannya

suara atau kepentingan Partai Persatuan Pembangunan yang dipimpinnya. Sikap yang tak

bijak ini hanya akan merusak kebebasan beragama.

Menteri Agama mengatakan bahwa pemerintah sejauh ini menganggap Syiah bukan

bagian dari Islam.

Dasarnya, menurut dia, Surat Keputusan Bersama Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian

Agama. Ia juga mengatakan Rapat Kerja Nasional MUI 1984 merekomendasikan umat Islam

agar waspada terhadap paham Syiah.

Ucapan seperti itu hanya akan membuat konflik dalam kehidupan beragama memanas

lagi. Padahal, sebagai pejabat publik, semestinya ia berupaya menjaga kerukunan

beragama. Ia seharusnya justru mengutuk keras pembakaran rumah penganut Syiah di

Page 183 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sampang, Madura, beberapa waktu lalu. Apalagi para penganut aliran ini sampai diusir dari

tempat tinggal mereka.

Pak Menteri juga terlihat bersikap plinplan lantaran beberapa hari sebelumnya ia

mengatakan Syiah masih dalam koridor Islam. Bahkan Wakil Menteri Agama Nazaruddin

Umar menegaskan Syiah tidak menyimpang dari ajaran Islam. Ia juga mengatakan, di

negara-negara Islam lain, Syiah diakui dan tidak mendapat penolakan.

Sikap yang tak tegas itu tentu akan membikin bingung masyarakat. Orang pun akan

bertanya-tanya, kenapa Menteri Agama selalu merujuk pada pendapat MUI. Bukankah

seharusnya ia bersikap atas nama pemerintah, bahkan negara ini? Pedoman yang

seharusnya dipegang oleh Menteri Agama pun jelas, yakni konstitusi. Pada Pasal 29 Undang-

Undang Dasar 1945 jelas dinyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masingmasing dan beribadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya itu.

Kebebasan memeluk agama dan meyakini kepercayaan itu ditegaskan pula dalam Pasal

28-E dan 28-I UUD 1945. Bahkan dinyatakan bahwa beragama termasuk hak yang tidak bisa

dikurangi dalam keadaan apa pun.

Bukan hanya dalam soal konflik Syiah-Sunni, Suryadharma bersikap aneh. Sikap serupa ia

perlihatkan dalam menghadapi kasus pelarangan beribadah jemaat Gereja Kristen

Indonesia Yasmin di Bogor. Menteri Agama mengatakan pihaknya angkat tangan lantaran

masalah ini lebih bersifat administratif, yakni menyangkut izin mendirikan bangunan. Ia malah

menyarankan agar jemaat gereja ini mengalah.

Suryadharma seharusnya memahami kisruh GKI Yasmin bukan lagi soal tidak adanya izin

mendirikan gereja. Untuk soal ini, Mahkamah Agung dan Ombudsman RI sudah memutuskan

bahwa IMB GKI Yasmin sah. Jadi masalahnya adalah adanya aksi sepihak dari umat lain

yang tak menginginkan gereja tersebut berdiri di sana. Karena itu, penyelesaian kisruh yang

telah berlangsung selama tiga tahun ini jelas menjadi tanggung jawab Suryadharma.

Sikap sekaligus pandangan Suryadharma yang cenderung bertentangan dengan konstitusi

itu amat tak wajar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mesti menegurnya, bahkan jika

perlu mencopotnya, karena sikap itu hanya akan menghancurkan kerukunan umat

beragama.

http://www.suarapembaruan.com/home/imlek-di-ambon-dimeriahkan-atraksi-budaya-lima-

agama/16329

[Non-text portions of this message have been removed]

Imlek di Ambon Dimeriahkan Atraksi Budaya Lima Agama

Senin, 23 Januari 2012 | 7:10

[AMBON] Perayaan tahun baru Cina Imlek ke-2563, yang digelar Walibudha Indonesia

(Walubi) Maluku, dimeriahkan nuansa keberagaman budaya di daerah tersebut, Senin (23/1)

dini hari.

Acara yang digelar di Baileo Oikumene itu, selain menampilkan atraksi barongsai yang

menjadi ciri khas perayaan tahun baru Cina, Walubi juga menghadirkan beragam kesenian

dan kebudayaan lainnya.

Berbagai atraksi seni dan budaya tersebut dipersembahkan oleh empat lembaga

keagamaan di Maluku, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Gereja Protestan Maluku (GPM),

Keuskupan Amboina, dan Parisada Hindu Dharma Maluku.

MUI menampilkan tarian bergaya arabian "Amarin" yang dibawakan oleh empat penari dari

Sanggar Mawar Jingga. Berbeda dengan MUI, Parisada Hindu Dharma mempersembahkan

tari tradisional Bali "puspanjali".

GPM menghadirkan lagu He Xin Nian yang dinyanyikan oleh paduan suara anak-anak dari

Gereja Hok Kim Tong, dan beberapa alunan musik dari grup terompet GPM Silo.

Sedangkan Keuskupan Amboina tampil dengan poco-poco modern, dibawakan oleh

Serikat Kepausan Anak-Remaja Misioner Indonesia (Sekami) Paroki Maria Bintang Laut

Ambon.

Page 184 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Walubi Maluku sebagai penyelenggara acara, melalui Vihara Swarna Giri Tirta

mempersembahkan tari lampion, ribbon dance, tari kipas dan drama musikal "Fireworks".

Keberagaman tidak hanya terlihat dari persembahan atraksi seni, pembacaan doa pun

dilakukan secara Islam oleh Ketua MUI Maluku Idrus Tukan, dan Kristiani oleh anggota Badan

Pengurus Harian (BPH) Sinode GPM Pendeta Joppie Noya.

Di akhir perayaan Imlek ke-2563 yang jatuh pada 23 Januari 2012 Masehi, grup barongsai GX

Lion Dance Makassar membawakan pertunjukan "Sun Go Kong", tokoh kera sakti dalam

novel Perjalanan Ke Barat.

Ketua Walubi Maluku Wilhemus Jauwerissa dalam kesempatan tersebut mengatakan,

keberagaman jangan dijadikan pemisah, melainkan sebaliknya. Keunikan dari bermacam-

macam budaya dan seni yang ada di Maluku dapat menjadi media pemersatu "orang

basudara". [Ant/L-8]

[Non-text portions of this message have been removed]

Further information on UA: 212/11 Index: ASA 21/004/2012 Indonesia Date: 24 January

2012

URGENT ACTION

FEARS FOR CHURCH CONGREGATION CONTINUE

The congregation of the Taman Yasmin Indonesian Christian Church fear for their safety after

they were intimidated by members of radical Islamist groups on 22 January. They are at risk

of further intimidation and possible attacks.

At about 7am on 22 January, members of two radical Islamist groups – the Islamic Reform

Movement and Muslim Communications Forum – gathered near the site of the church,

blocking the road with tree branches and wooden chairs. Since the church was sealed off in

2008, the congregation have conducted weekly services on the pavement outside the

church, where they face continued protests and intimidation by radical groups. However,

Amnesty International is not aware of any investigation into the ongoing threats against the

congregation.

On this occasion, due to ongoing fears for their safety, the congregation had decided in

advance to move their weekly service to a house about 300m from the church. Protesters

intimidated and verbally abused some of the congregation as they made their way to the

service at the house. At 9am, around 30 minutes after worship began, at least 50 Bogor

Municipal Administrative Police (Satpol PP) officers also arrived at the scene. Shortly

afterwards, dozens of protesters began gathering outside the house, intimidating the

congregation and shouting at them to leave. However, instead of taking steps to ensure that

the service could be conducted without interference, the administrative police attempted to

persuade the worshippers to leave. Despite such pressure, the congregation refused to leave

while the protesters were present. This continued until the Bogor District Police Chief agreed to

guarantee protection of the congregation. The congregation then left the house under

police protection.

The church was closed in 2008 after its building permit was revoked. The Bogor city

administration claimed that the permit was obtained using falsified signatures. However, in

December 2010 the Indonesian Supreme Court overturned the decision and ordered the

church to be re-opened. Following the failure of the Bogor city administration to comply with

the decision, the Indonesian Ombudsman has referred the case to the President.

Please write immediately in English, Indonesian or your own language calling on the

authorities in Indonesia to:

n Take adequate measures to guarantee the safety of the Taman Yasmin Indonesian

Christian Church congregation so that they can practice their religion free from attacks and

intimidation;

n Ensure that the Bogor city authorities immediately comply with the Indonesian Supreme

Court ruling and re-open the Taman Yasmin Indonesian Christian Church;

n Conduct prompt, independent and impartial investigations into all reports of

intimidation, harassment and attacks against members of the Taman Yasmin Indonesian

Page 185 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Christian Church and bring the perpetrators to justice in accordance with international fair

trial standards.

PLEASE SEND APPEALS BEFORE 6 MARCH 2012 TO:

President of the Republic of Indonesia

H.E. Susilo Bambang Yudhoyono

Istana Merdeka

Jakarta, 10110

Indonesia

Fax: + 62 21 345 2685

Salutation: Your Excellency

Head of the Indonesian National Police

General Timur Pradopo

Jl. Trunojoyo No. 3

Jakarta Selatan, Indonesia

Fax: +62 21 722 0669

Salutation: Dear General

And copies to:

Minister of Justice and Human Rights

Amir Syamsuddin

Jl. H.R. Rasuna Said Kav No. 4-5

Kuningan, Jakarta Selatan, 12950

Indonesia

Fax: +62 21 525 3095

Additional Information

The Taman Yasmin Indonesian Christian Church (Gereja Kristen Indonesia, GKI) in Bogor, West

Java, was closed and sealed off by the Bogor city administration in 2008 after its building

permit was revoked. The Bogor city administration claimed that the permit was obtained

using falsified signatures from members of the community. However, in December 2010 the

Indonesian Supreme Court overturned the decision and ordered the church to be re-

opened. The authorities in Bogor have refused to comply with the ruling, citing fears that it

would spark social unrest.

The case of the Taman Yasmin Indonesian Christian Church has received support from various

political and religious figures across Indonesia and in the past they have been present at the

site of the church to monitor the weekly threats against the congregation. On 22 January Lily

Wahid, an Indonesian parliamentarian, and members of her team who were also present,

attempted to negotiate with the Bogor Municipal Administrative Police (Satpol PP) officers to

allow the congregation to continue their worship.

On 18 July 2011 the Indonesian Ombudsman, tasked with overseeing state officials and

public services, gave the Bogor city administration a 60-day deadline to comply with the

Supreme Court ruling. On 13 October 2011, after the Bogor city administration had failed to

comply with the recommendation, the Indonesian Ombudsman reportedly referred the case

to the Indonesian President and House of People‘s Representatives, as permitted under the

2008 Ombudsman Law (Law No. 37/2008).

The right to freedom of religion in Indonesia is guaranteed in the Indonesian Constitution and

the International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), to which Indonesia is state

party. However, Amnesty International continues to receive reports of attacks and

intimidation against religious minorities in Indonesia, including Christians. In 2011 at least 18

churches were attacked or forced to close down. Some churches were burned down or

otherwise damaged by violent groups. Church members have also been targeted and

Page 186 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

attacked.

Name: Taman Yasmin Indonesian Christian Church

Gender m/f: Both

Polri: Tak Ada Pembiaran Kasus GKI Yasmin

Maria Natalia | Jimmy Hitipeuw | Kamis, 26 Januari 2012 | 03:57 WIB

KOMPAS/ANTONY LEE Hari Minggu (15/1/2012) pagi ini suasana sekitar GKI Taman Yasmin

Bogor kembali memanas. Anggota DPR Eva Sundari (PDIP) yang turun dari mobil dikejar-kejar

massa sebelum akhirnya diamankan polisi.

JAKARTA, KOMPAS.com — Umat GKI Yasmin bersama Forum Bhinneka Tunggal Ika meminta

Kepala Polisi RI Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengingatkan jajaran Polda Jawa Barat untuk

tidak melakukan pembiaran terhadap intimidasi yang dilakukan kelompok pro Wali Kota

Bogor yang melarang mereka beribadah.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution

membantah bahwa pihaknya melakukan pembiaran atas aksi intimidasi yang terakhir terjadi

pada Minggu (22/1/2012).

"Enggak ada pembiaran. 100 orang personel polisi disiapkan, itu artinya sudah siap betul.

Karena apa, kami kan diultimatum untuk setiap penyelesaian masalah sosial jangan sampai

ada tumpah darah dan jatuh korban," ujar Saud di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Ia menyatakan, polisi justru yang memberikan pemahaman kepada kedua belah pihak

untuk saling mengalah dan tidak terjadi bentrokan. Polisi pun, kata dia, telah mengetahui isu

yang berkembang bahwa kelompok tersebut akan membubarkan massa GKI yang akan

beribadah di salah satu rumah jemaat.

"Kita berikan pemahaman pada jemaat karena massa di luar sudah teriak-teriak. Kalau

diteruskan, akan ada penyerangan. Akhirnya yang melaksanakan ibadah pun memahami

dan mereka pulang dengan dikawal anggota kita. Demikian juga massa yang mau

merangsek ke dalam, kita berikan pemahaman," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, seperti dalam minggu-minggu sebelumnya, intimidasi kepada

jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin kembali terjadi pada Minggu (22/1/2012) pagi.

Kelompok penentang GKI Yasmin memaksa jemaat membubarkan diri. Mereka

mengeluarkan kata-kata kotor dan memaksa jemaat GKI Yasmin untuk keluar dari rumah

tersebut.

Aksi adu mulut juga sempat terjadi antara kelompok penentang dan Lily Wahid yang saat itu

mendampingi umat GKI beribadah. Lebih dari 100 personel yang berjaga di sekitar tempat

tersebut, diakui jemaat, tak dapat berbuat apa-apa dan justru membiarkan intimidasi itu

berlanjut.

Selasa, 24 Januari 2012 | 09:12 WIB

Briptu Dodi Babak Belur Dikeroyok Anggota Ormas

TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian Resor Bogor masih memburu anggota organisasi keagamaan

yang melakukan pengeroyokan terhadap anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Sektor

Caringin, Brigadir Satu Dodi Sukmajaya.

Korban terluka parah di kepalanya setelah dihantam helm dan batu hingga harus dilarikan

ke Rumah Sakit Palang Merah Indonesia, Bogor.

"Pelaku boleh tidak menyerahkan diri secara baik-baik kepada kami. Tapi mereka akan

diburu sampai dapat dengan segala risikonya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres

Bogor, Ajun Komisaris Imran Ermawan, melalui pesan singkat yang diterima Tempo, Selasa

pagi, 24 Januari 2012.

Menurut Imran, peristiwa penganiayaan terhadap Briptu Dodi terjadi ketika korban

melaksanakan pengaturan lalu lintas di Simpang Cimande, Caringin, Bogor, Jawa Barat,

pada pukul 14.00, Ahad lalu. Saat itu korban berusaha melerai keributan antara pengemudi

bus dengan ormas keagamaan.

Page 187 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Keributan itu, kata Imran, terjadi gara-gara ada salah satu anggota rombongan ormas yang

baru pulang demo menolak GKI di Taman Yasmin tersenggol bus yang keluar dari arah

Cimande. Kelompok ormas keagamaan ini tidak terima dan melakukan pemukulan

terhadap badan bus tersebut.

"Kemudian datang Briptu Dodi untuk melerai. Tapi kelompok ormas yang mengaku

beragama tersebut tidak terima. Korban malah dipukuli dengan helm dan batu," jelas dia.

Akibat aksi main hakim sendiri ini, kepala Briptu Dodi luka di bagian kanan, jidat, dan atas

kepala sebelah kiri. Saat itu korban masih memakai seragam lengkap. Sebenarnya dia

berusaha menyelamatkan diri dan sempat lari hingga sejauh 50 meter. Namun nahas, Briptu

Dodi terjatuh, sehingga kembali dipukuli oknum ormas kegamaan tersebut. Korban dibawa

ke RS PMI Bogor untuk pengobatan.

Imran mengatakan penganiayaan terhadap polisi adalah tindakan biadab. Aksi kekerasan

itu tidak perlu dilakukan ormas yang mengaku beragama, apalagi penganiayaan kepada

abdi negara yang sedang melaksanakan tugas untuk kebaikan masyarakat. "Dan Briptu

Dodi dipukuli karena niatnya melerai pertikaian."

ARIHTA U SURBAKTI

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.suarapembaruan.com/home/etnis-tionghoa-dominasi-mualaf-

sumsel/16477#Scene_1

Etnis Tionghoa Dominasi Mualaf Sumsel

Kamis, 26 Januari 2012 | 7:54

Ilustrasi [google]

[PALEMBANG] Mualaf Centre Sumatera Selatan (Sumsel) mendata, hampir 90% mualaf di

Sumsel masih didominasi etnis Tionghoa.

Ketua Mualaf Centre Sumsel, Nyayu Atika mengatakan Rabu (25/1) di Palembang,

terbentuknya Mualaf Centre di Sumsel, berangkat dari keinginan para jamaah baik yang

telah mendapat hidayah menjadi mualaf, maupun yang baru akan mendapat hidayah.

―Hingga saat ini, mualaf yang ada di Sumsel masih sangat dominan yang berasal dari etnis

tionghoa,meski di Mualaf Centre ini kita bertujuan untuk mengorganisir seluruh mualaf yang

ada, tanpa membedakan suku ataupun ras,‖ ujar Atika, usai pertemuan dengan Asisten III

Pemprov Sumsel,kemarin.

Meski demikian,Atika mengakui, saat ini jumlah mualaf yang bernaung di bawah Mualaf

Centre ini baru berjumlah 60 orang. Sebab menurut dia, pihaknya hanya akan membantu

dan mengarahkan orang yang berkeinginan masuk Islam ini, dengan keyakinan lahir dan

batin (Kaffah). ―Sebab Islam juga tak membujuk apalagi memaksakan kehendak, bagi

orang lain untuk memeluk Islam. Karenanya, seluruh mualaf yang tergabung di Mualaf

Centre ini,semuanya datang dengan keinginan sendiri,‖ sambung Atika lagi.

Dalam kesempatan yang sama,Dewan Pembina Mualaf Centre Sumsel, Teguh Sobri

menambahkan,Mualaf Centre ini sendiri, dibentuk dengan tujuan utama, untuk membantu

para mualaf, agar lebih memahami lagi Islam.

―Intinya, agar jangan sampai para mualaf ini, menjadi tidak menjalankan syariat dengan

benar,‖ ujar Teguh yang juga merupakan Sekretaris Badan Amal Zakat Daerah (Bazda)

Sumsel. Organisasi ini, sebenarnya telah berjalan sejak tiga tahun belakangan, yang

bertujuan juga, untuk membantu pembinaan aqidah para mualaf, serta membantu

memberikan pemahaman, kepada orangorang yang ingin memeluk Islam.[133]

[Non-text portions of this message have been removed]

Mendulang Hoki di Tahun Naga

http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/7714-mendulang-hoki-di-tahun-naga

Thursday, 26 January 2012 00:58

Page 188 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Perayaan Imlek dari tahun ke tahun makin meriah. Nuansa komersialisasinya di sejumlah

pusat bisnis makin kentara. Sejumlah kelenteng dan vihara besar tetap memelihara tradisi

spiritual. -------

"Eh, aku mau dong foto di sana," kata seorang perempuan muda kepada temannya. Lalu

jari-jari tangannya menyentuh dawai guzheng (kecapi) seolah sedang memainkannya.

Sesekali, ia mengikuti arahan temannya.

Klik! Pada saat melihat hasilnya, perempuan itu berguman puas. "Wah, seperti di Cina, ya,"

katanya. Latar belakang foto, berupa replika rumah berarsitektur khas Cina, makin

menambah suasana seolah sedang berada di kawasan Cina Daratan.

Padahal, bangunan itu ternyata ada di sebuah mal di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.

Pernak-pernih khas Imlek seperti lampion, bunga meihwa, dan angpao yang digantungkan

makin membuat semarak "Festival of Fortune", tema yang dipilih pengelola Plaza Semanggi

untuk menarik pengunjung. Tidak hanya itu. Menurut Dimas A. Kusuma, Marketing Division

Head Plaza Semanggi, mereka juga mendatangkan enam pemain akrobat dari Beijing.

Dalam setiap tampilan, para akrobater itu memadukan kekuatan, keseimbangan, harmoni,

dan keindahan gerak. Selama periode promosi pada 6-29 Januari, cukup dengan struk

belanja minimum Rp 300.000, pengunjung akan mendapat cookie jar dan satu lucky angpao

berupa voucher belanja iPod Touch, liburan, dan masih banyak lagi. "Kami targetkan ada

kenaikan pengunjung hingga 12% dan kenaikan omset sekitar 18% dibandingkan dengan

tahun lalu," ungkap Dimas.

Langkah Plaza Semanggi itu juga diikuti hampir semua pusat perbelanjaan dan hotel yang

ada di Jakarta. Mal Ciputra menghadirkan keunikan ukiran naga dan burung phoenix emas

sebagai dekorasi. "Diharapkan pengunjung mendapatkan semangat 2012 seperti burung

phoenix emas dan naga," kata Rida Kusrida, Public Relations Mal Ciputra. Untuk hiburannya,

Mal Ciputra menyuguhkan wayang potehi, barongsai, wushu, dan musik Oriental.

Yang paling unik adalah keberanian Mal Ciputra mengangkat pernikahan chio tao, yang

merupakan seni dan budaya asimilasi etnis Tionghoa di Indonesia. "Pada 5 Februari

mendatang akan ada pernikahan 25 pasangan peranakan Tionghoa," ungkap Rida.

Pernikahan dengan adat chio tao itu pada saat ini sudah banyak ditinggalkan. Ini terjadi

karena keterbatasan biaya dan pengaruh budaya modern. Sepanjang acara, Rida

optimistis, terjadi peningkatan pengunjung hingga 15%.

Berebut rezeki di tahun baru Imlek juga dilakukan sejumlah hotel. Salah satunya, Sheraton

Media Hotel & Tower Jakarta. Seratus lampion menghiasi hotel ini. "Pengunjung pada acara

Imlek sudah melampaui target," kata Mohammad Iqbal, Marketing Communication

Manager Sheraton. Sedangkan untuk penginap, ada kenaikan hingga 25% dibandingkan

dengan hari biasa.

Menurut Iqbal, hotelnya menawarkan paket menarik berupa Dragon Year Dinner. Yakni,

setiap pemesan paket makan malam bersama untuk 10 orang akan mendapat kesempatan

gratis menginap di kamar tipe Classic atau Premium. Posisi Sheraton yang berdekatan

dengan Mangga Dua, yang merupakan jantung komunitas Tionghoa, menjadikan hotel ini

dipilih banyak orang Tionghoa yang berasal dari luar kota, seperti Bandung, Surabaya, dan

Lampung.

Bagi etnis Tionghoa, hari raya Imlek juga identik dengan mudik ke kampung halaman untuk

bertemu orangtua atau sanak saudara. Karena itu, seperti hari raya Idul Fitri atau Natal dan

Tahun Baru Masehi, pada hari raya Imlek banyak warga keturunan Tionghoa yang memilih

mengunjungi daerah asalnya. Tradisi ini membuat lonjakan luar biasa untuk perjalanan udara

menjelang Imlek hingga 30 hari kemudian.

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (GI), misalnya, mengalami lonjakan penumpang

hingga 15% ke tujuan kota-kota tertentu. Menurut Vice President Communication GI,

Pujobroto, kota seperti Semarang, Pangkal Pinang, Pontianak, Medan, Singapura, Denpasar,

dan sejumlah kota di Cina merupakan kota tujuan yang mengalami peningkatan signifikan.

"Untuk mengantisipasi lonjakan itu, GI menambah hingga 1.700 tempat duduk dengan cara

menambah jadwal penerbangan dari delapan hingga 15 penerbangan per hari," kata

Pujobroto kepada Ade Faizal Alami dari GATRA. Selain menambah armada, GI juga

menukar pesawat yang memiliki kapasitas lebih besar. Boeing 737 dengan 163 seat diganti

dengan Airbus 336 berkapasitas 232 penumpang.

Page 189 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berkah peningkatan penumpang pada liburan Imlek juga dirasakan Sriwijaya Air. "Sampai

10%, tapi hanya untuk kota-kota tertentu," kata Agus Soedjono, Humas Sriwijaya Air, kepada

Basfin Siregar dari GATRA. Kota tujuan yang mengalami lonjakan antara lain Pontianak,

Jambi, Pangkal Pinang, dan Tanjung Pandan.

Untuk tujuan luar negeri, Sriwijaya Air hanya memiliki dua tujuan, yakni Penang dan

Singapura. Penumpang ke Singapura mengalami lonjakan signifikan. Untuk memeriahkan

Imlek, Sriwijaya Air mengadakan acara doorprize bagi penumpang tujuan pulang Imlek.

"Doorprize itu langsung digelar di pesawat. Kami ambil boarding pass secara acak dan

penumpang yang beruntung mendapat tiket pesawat gratis pergi-pulang," kata Agus.

Lonjakan penumpang pesawat ternyata tidak terlalu dirasakan Lion Air pada Imlek kali ini.

Menurut Humas PT Lion Mentari Airlines, Edward Sirait, ada peningkatan tapi tidak tajam,

yakni 5%-7% seperti pada hari libur akhir pekan biasa. "Masih tidak sebanding dengan tahun

2004 yang bisa mencapai 50%," katanya kepada Ageng Wuri R.A. dari GATRA.

Menurut Edward, sejak 2005, lonjakan penumpang tidak siginifikan karena kemajuan

teknologi komunikasi, lunturnya romantisme akan kampung halaman, dan banyak yang

memanfaatkannya untuk berlibur di berbagai tempat wisata lain. Pada Imlek ini,

penambahan sedikit penumpang hanya terjadi untuk rute ke Pontianak dan Denpasar.

G.A. Guritno, Rach Alida Bahaweres, Arif Koes Hernawan, dan Gandhi Achmad

[Non-text portions of this message have been removed]

(Laporan Utama Majalah GATRA edisi18/12, terbit Kamis 26 Januari 2012)

Bagi-Bagi Sembako di Surabaya

http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/7713-bagi-bagi-sembako-di-surabaya

Thursday, 26 January 2012 00:56

Tradisi membagikan sembako di Kelenteng Hong San Ko Tee, Surabaya, bagi warga

sekitarnya tidak pernah luntur. Kelenteng di Jalan H.O.S. Cokroaminoto ini membagikan 400

bungkus sembako yang terdiri dari beras, mi, dan kecap. "Semua berasal dari sumbangan

umat yang beribadah ke sini," kata Yuliani, pengurus kelenteng, kepada M. Nur Cholish Zaein

dari GATRA. Selain pembagian sembako, pihak kelenteng juga menyajikan berbagai atraksi,

antara lain barongsai.

Selain sembako, tradisi membagikan angpoa pun tumbuh di sejumlah vihara. Salah satu

vihara yang umatnya rutin membagi-bagikan angpoa bagi ratusan fakir miskin adalah

Vihara Dharma Bhakti di Jalan Kemenangan III/3, Kota, Jakarta Barat, yang lazin disebut

Petak Sembilan. Menurut pengurus Yayasan Vihara Dharma Bhakti, Hengky Halim, tahun ini

sangat bagus untuk melakukan semua aktivitas. "Namun kita dituntut untuk hati-hati dan

melihat ke bawah," katanya.

Menurut Liu Jun Tung, 34 tahun, banyak cara untuk merayakan Imlek. Tidak harus berlebihan

dan seperti berfoya-foya. Setidaknya ada kue keranjang dan baju baru sebagai simbol

membuka lembaran baru. Untuk sembahyang, bapak tiga anak itu memilih mengutamakan

isi doanya. "Yah, untuk beli lilin besar, saya belum sanggup, hanya hio dan lilin kecil," tuturnya.

Harga lilin besar bisa mencapai Rp 8 juta hingga Rp 10 juta. Ada kepercayaan pada

beberapa orang, makin besar lilinnya, akan semakin hoki dan besar berkahnya. (GAG, NCZ)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/gangguan-terhadap-gereja-keadilan-masih-

sebatas-angan

26.01.2012 11:28

Gangguan terhadap Gereja, Keadilan Masih Sebatas Angan

(foto:dok/ist)

Kira-kira pukul 10 pagi cuaca cerah di Desa Waru, di antara perkebunan singkong. Umat

Paroki Santo Joannes Baptista Parung mulai meninggalkan area gereja dengan tertib.

Namun di pintu gerbang, mereka disambut sekitar 30 demonstran yang sebagian usia

remaja. Para pendemo mengenakan baju dan celana putih serta peci.

Page 190 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ada juga yang menutup seluruh wajah, sambil membentangkan empat spanduk. Isinya

hanya desakan agar pihak gereja Katolik tersebut menghentikan segala kegiatan

keagamaan di Desa Waru, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pagi itu, pendemo dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Parung, KH

Madyasae dan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bogor.

Mereka menilai keberadaan gereja tersebut belum memenuhi persyaratan administratif,

teknis bangunan gedung, dan persyaratan khusus. Demonstrasi penolakan seperti ini telah

berlangsung sejak 2008 dan eskalasinya meningkat setiap kali menjelang Natal dan Paskah.

Pasal 14 Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 dan

Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan FKUB, dan

Pendirian Rumah Ibadat mengatur empat persyaratan untuk pendirian rumah ibadah.

Pertama, daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengguna rumah ibadat paling

sedikit 90 orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas wilayah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3).

Kedua, dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan oleh

lurah/kepala desa. Ketiga, rekomendasi tertulis kepala kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota. Keempat, rekomendasi tertulis FKUB Kabupaten/Kota.

"FKUB tidak punya dasar yang kuat untuk tidak merekomendasikan pendirian rumah ibadah

yang juga menjadi dasar pihak MUI Kecamatan Parung yang terus menolak keberadaan

gereja Katolik," kata Hendrikus Hena, panitia Pembangunan Gereja Katolik Paroki St Joannes

Baptista Parung, kepada SH, Rabu (25/1) malam.

Alasannya, FKUB secara institusi belum pernah memverifikasi pengguna dan pendukung

gereja, tapi atas dasar itulah mereka mendorong Pemerintah Kabupaten Bogor menerbitkan

Surat Keputusan (SK) Penghentian Kegiatan Keagamaan di Paroki St Joannes Baptista

Parung, ia menjelaskan.

Hendrikus mengatakan bahwa segala persyaratan telah dilengkapi lebih dari empat tahun

lalu. Sementara itu, data yang diajukan terakhir, dukungan dari penduduk Desa Waru sudah

mencapai 110 jiwa dan pernyataan para pendukung yang ditandatangi RT/RW sudah

mencapai lebih dari 200 jiwa.

Itu berarti batas minimum persyaratan telah terpenuhi bahkan melebihi, terutama oleh

masyarakat setempat.

Selama enam tahun ini pula kegiatan ibadah aman. Bahkan warga sekitar, termasuk RT dan

RW setempat turut mengamankan jalannya ibadah. Umat Gereja Paroki pun terus

bertambah, hingga kini mencapai sekitar 2.000 orang dari warga sekitar maupun

desa/kabupaten lain.

Satu-satunya dukungan yang belum ada adalah dari FKUB Kabupaten Bogor, sejak

diajukannya izin permohonan pembangunan gereja kepada Bupati Bogor Ref

08/II/PPG/2007 tanggal 1 Februari 2007 perihal Permohonan Izin Membangun Gereja Katolik

St Joannes Baptista Parung.

Atas adanya perbedaan sudut pandang, Hendrikus berharap ke depan ada penyelesaian

yang tidak merugikan kedua belah pihak. "Harapan ke depan agar semua elemen

pemerintah yang berkompeten dalam hal pendirian rumah ibadah, lebih bijaksana dan arif

demi keadilan semua anak bangsa," seru Hendrikus.

Ibadah memang merupakan kebutuhan rohani bagi setiap manusia yang percaya kepada

Tuhan. Entah, ibadah di gereja, masjid, wihara, pura, atau apa pun namanya.

Adalah tanggung jawab negara beserta aparaturnya untuk memberikan perlindungan bagi

setiap rakyatnya dalam menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing. Jadi,

perlukah urusan hati manusia dengan Tuhannya dikorbankan hanya demi kejayaan suatu

kelompok? (CR-19)

[Non-text portions of this message have been removed]

Page 191 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Refl: Tahun lalu dengan resmi diumumkan ―Klub Istri Patuh Suami‖, baru sekarang para ulama

kecam. Barangkali ulama-ulama yang mengecam ini sudah lewat umur masa muda

mereka, jadi klub ini tidak lagi berguna bagi mereka.

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/27/ArticleHtmls/Ulama-Kecam-Klub-

Istri-Patuh-Suami-27012012015021.shtml?Mode=0

Ulama Kecam Klub Istri Patuh Suami

SHAH ALAM

Pemimpin ulama Negara Bagian Selangor, Malaysia, Datuk Mohd Tamyes Abd Wahid, dua

hari lalu mengecam Klub Istri Patuh Suami. Ia menilai kampanye ―Rasulullah Tokoh Seks Suci

Islam‖ sangat menghina pemimpin umat muslim itu. ―Kampanye ini justru dapat merusak

citra Nabi Muhammad,‖ kata Tamyes.

Kampanye yang akan diselenggarakan selama dua pekan itu, menurut Tamyes, digelar

untuk memperingati ulang tahun Nabi, yang akan jatuh pada 5 Februari mendatang atau

pada 12 Rabiul Awal tahun Hijriyah.

―Ini bukan cara tepat untuk memperingati ulang tahun Nabi. Beliau tidak menikah sekadar

untuk seks.

Beliau menikahi banyak perempuan dari berbagai suku untuk menyatukan dunia Arab dan

menyebarkan ajaran Islam,‖ tutur Tamyes.

Selain Tamyes, pemimpin ulama Negara Bagian Perak, Tan Sri Harussani Zakaria, juga

mendesak agar kampanye tersebut dihenti

kan.―Ini tak hanya menghina Nabi, tapi juga agama,― ujar Harussani. Bahkan dalam kitab

suci Al-Quran, ia menambahkan, tidak ada referensi yang menyatakan Nabi Muhammad

adalah idola seks.

Departemen Urusan Islam Perak pun menghentikan paksa kampanye yang tengah

berlangsung di Kota Ipoh.

Sejumlah spanduk dan poster milik kelompok tersebut disita petugas.―Anggota Klub Istri

Patuh Suami kini tengah diperiksa dalam kaitan dengan kampanye negatif terhadap Nabi

Muhammad,― ucap Kepala Departemen Urusan Islam Perak, Yusop Husin.

Namun Presiden Klub, Fauziah Ariffin, berkukuh membela kampanye itu. Ia mengaku tidak

ingin memulai kontroversi, justru mengajarkan pasangan muslim agar mencontoh kehidupan

Nabi.

―Nabi adalah contoh terbaik bagi referensi kita, termasuk dalam urusan ranjang sesuai

hadis,― Fauziah mengungkapkan.

NEW STRAITS TIMES | ASIA ONE | THE TELEGRAPH | SITA PLANASARI A

***Many others, however, drunk on religion, have ―crashed‖ into more people just as brutally

throughout the country.

***The situation of religious freedom is like the situation on the street. The state does not

enforce the law when there is an offence; and the space of tolerance of minority is

increasingly cramped.

Religion, juggernauts and the street violence

Moh Yasir Alimi, The Jakarta Post, Semarang | Fri, 01/27/2012 10:31 AM

The fatal car crash in Gambir, Central Jakarta, on Sunday gives us a vivid illustration that can

help us understand the nature of religious freedom in Indonesia.

A driver, intoxicated after consuming alcohol and crystal methamphetamine, has been

implicated in the wrongful death of nine people after she allegedly lost control of her car and

crashed into a crowd of people.

Many others, however, drunk on religion, have ―crashed‖ into more people just as brutally

throughout the country.

Page 192 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

I am sure you still remember the Ahmadiyah brutality in Cikeusik, West Java, in 2011, which

resulted in the death of four Ahmadis. I am sure you also remember the members of GKI

Yasmin, who are still experiencing intimidation and cannot access their church, although they

have won a ruling from the Supreme Court.

The mayor of Bogor still barricades the church with Public Order Agency (Satpol PP) officers

to prevent the church followers from entering and violent groups also still regularly visit the

church to intimidate GKI Yasmin members as they conduct religious services.

The Jakarta Post reported that a Sunday mass held at the house of a congregation members

attended by around 50 members of the GKI Yasmin church was forced to stop when a group

of protesters arrived and demanded that the congregation halt its service.

Like Apriyani Susanti, the driver in the car accident, the people in Cikeusik and Bogor were

drunk and drove a huge machine called religion and crashed into many Muslims and non-

Muslims they supposed were different in their beliefs.

Like Apriyani, who allegedly drove after consuming crystal meth, the perpetrators of violence

were drunk after they consumed highly intolerant religious views easily found in many urban

areas.

New residential complexes in urban areas have created concentrated religious enclaves,

which can also lead to an enclave selling highly intolerant religious views. That is why places

of worship in this new settlement become a matter of religious conflict.

Religious interpretations can be like crystal meth when they are emptied of spiritual teaching

and civil principles, which are the inner core of religious teaching.

A drug rehabilitation center can tell us a few facts about methamphetamines and their

effects on human body.

―It is one of the hardest addictions to overcome. (It) stays in the fat tissue of your body for

years after use. (It) affects the body and mind as a stimulant which dramatically affects the

central nervous system. (It) releases high levels of the neurotransmitter dopamine into the part

of the brain regulating feelings of pleasure. (It) usually causes increased activity, decreased

appetite and a heightened sense of well-being… After taking meth, you are so exhausted

that you become depressed, sometimes overwhelmingly depressed‖ (www. rehab-drug.net).

Intolerant religious views and justifications of religious violence can have the same effects on

a nation as crystal meth has on the human body. It affects the central nervous system of the

nation. It is difficult to overcome if not addressed instantly and there is a feeling of exhaustion

and depression after using it.

Let‘s not leave the nation in depression in the future because of our current tolerance of

religious violence.

The stark contrast between religious violence and the deadly car accident is the

responsiveness of the police and the political elites. While the police deftly sprang on the

deadly car accident following public outrage, in the case of religion, the police have been

very slow.

While in case of the Jakarta crash, the police quickly suggested charges and years of

imprisonment for Apriyani; in the case of violations of religious freedom, the state tends to

play down cases.

House of Representatives‘ Speaker Marzuki Alie called for stern punishment of Apriyani and

urged the police to conduct random blood-alcohol breath tests on motorists. Meanwhile, the

House he is leading has postponed several times an urgent meeting supposed to discuss a

solution for GKI Yasmin. He also never called the police to sweep for intolerant religious views.

Religion is like a vehicle used to crash other people and gain political and economic interest.

It doesn‘t matter whether it sacrifices the lives of others.

Religion should help its followers achieve enlightenment; not desensitize them from having

empathy for the grief of other human beings. Religion should develop the capacity of its

adherents to develop inner worship, compassion and solidarity with humanity.

Page 193 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

The essence of religion is the lifting up of humanity above its greed and animal-like instincts.

But in the hands of irresponsible people, religion is transformed into a vehicle to destroy

humanity.

I agree with a colleague who said that faith is like gold bullion. In the hand of monkeys, gold

bullion is used only to hit and hurt other monkeys to fight over crumbs.

Both religious violence and the fatal Jakarta crash were caused by lawlessness. The

perpetrators were emboldened by a corrupt mentality and intolerance of the weak.

On the street, drivers trivialize safety because they can bribe their way out of violations. And

their intolerance of pedestrians is also low. The space for pedestrians is too cramped and they

often to compete with vehicles.

The situation of religious freedom is like the situation on the street. The state does not enforce

the law when there is an offence; and the space of tolerance of minority is increasingly

cramped.

The results are that incidents of sectarian violence are no longer isolated in Indonesia, but are

taking place at an alarming rate, as observed by the Human Rights Watch.

As the police will dig deeper into the drug networks through sniffing out the places where

Apriyani Susanti partied before she crashed, the police should also dig deep into the network

of violent groups who have sold their ―methamphetamine‖ of religious views that justify

violence. The goal is to reverse course from the violence that has been perpetrated against

religious minorities in the nation.

Otherwise, the accumulation of intolerance will transform a religious discourse into a

―juggernaut‖, an engine of enormous power that threatens to run out of control and become

mercilessly destructive and unstoppable.

The public should realize that using faith creates larger brutality and more suffering than the

Tugu Tani car accident.

The writer is a researcher at the Center for Cultural Pluralism, Democracy and Character

Building, Semarang State University.

http://www.thejakartapost.com/news/2012 ... lence.html

Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

-------- Original-Nachricht --------

Betreff: Re: [LISI] Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

Datum: Sun, 29 Jan 2012 11:55:33 +0000

Von: [email protected]

Antwort an: [email protected]

An: lisi <[email protected]>

Saya sebagai warga beragama muslim dan pengurus RT yang tinggal di Kompleks Taman

Yasmin, sejauh ini tidak pernah terlibat rapat atau pengerahan massa atau apapun untuk

melibatkan warga yg tinggal di Kompleks Taman Yasmin dalam soal gereja tersebut.

Sebagai warga muslim yg tinggal di kompleks tersebut, saya dan para tetangga malah

sering bingung dengan keadaan ini, karena suasana spt perang. Massa begitu banyak

entah dari mana datangnya, hampir setiap hari minggu? Siapa yg mengerahkan mereka?

Dari mana mereka? [Sebagai catatan: saya sebagai pengurus RT, sangat paham bhw

penduduk kami beragama tak hanya Islam saja, melainkan juga kristen, katholik,

ahmadiyah, hindu, budha, kong hu cu, dan kepercayaan lainnya]. Karenanya, saya dan

tetangga2 warga kompleks yg saya tinggali sangat menjaga perbedaan ini dan saling

menghormati.

Entah bagaimana awalnya, kompleks perumahan, dimana saya tinggal tiba-tiba terkenal di

tataran nasional. Saya dan para tetangga pun tak mengetahui apa duduk-persoalannya yg

sebenarnya (bila tak membaca dari koran dan melihat TV).

Yang saya risaukan sbg warga, setiap hari minggu truk-truk polisi dan ratusan polisi standby di

kompleks yg saya tinggali sehingga suasananya seperti layaknya perang saja. Beberapa dari

warga yg saya kenal (beragama Islam) bahkan ada yg malah ingin pindah rumah bila

keadaan terus seperti ini.

Page 194 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Salam hangat,

H. Arya Hadi Dharmawan

Salah satu pengurus RT di Kompleks Taman Yasmin - Bogor Jabar

(Moderator LISI)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----

From: victor silaen <[email protected]>

Sender: [email protected]

Date: Sun, 29 Jan 2012 03:21:01

To: <[email protected]>

Reply-To: [email protected]

Subject: Re: [LISI] Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

Terima kasih tanggapannya Bung Alhakim. Nggak mutu? Nggak ada masalah. Saya sudah

menulis lebih dari 5 artikel di berbagai media nasional soal ini. Alasannya, karena saya

terpanggil untuk membela pihak yang ditindas, padahal pihak yang ditindas itu benar dan

telah dimenangkan MA dan Ombudsman.

Kalau saya mau, saya bisa mengirimkan semua artikel saya itu ke milis ini. Tapi saya menahan

diri, sampai akhirnya saya (Minggu 22 Januari 2012) dapat berkunjung langsung ke lokasi GKI

Yasmin dan menyaksikan sendiri keganjilan2 di balik penolakan "warga" di sana. Terus-terang

saya geli, karena jelas2 GKI Yasmin tidak pantas ditolak untuk berada di sana. Tapi

maklumlah, para penolak itu sebagian besar berasal dari kampung nan jauh di mata, yang

dibayari untuk beraksi.

Alternatif solusi? Pindah tempat? Boleh saja, gampang buangettt. Tapi apa artinya HUKUM

kalau begitu? Apa artinya PUTUSAN MA dan REKOMENDASI OMBUDSMAN? Ini negara hukum

atau bukan? Apakah hukum boleh dinegosiasikan, seperti saran Ketua DPR Marzuki Alie dan

pejabat2 lainnya? Hanya MAFIA HUKUM yang menegosiasikan hukum yang sudah menjadi

keputusan pengadilan tertinggi.

Mas Bambang, terima kasih atas catatannya yang bagus.

Salam

Victor Silaen

--- On Sun, 1/29/12, [email protected] <[email protected]> wrote:

From: [email protected] <[email protected]>

Subject: Re: [LISI] Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

To: [email protected]

Date: Sunday, January 29, 2012, 4:16 AM

Paling netral baca hasil rekomendasi Ombudsman RI (yang sebagian besar anggotanya

saya kenal sebagai penganut Islam yang saleh). Memang Walikota Bogor melanggar hak

konstitusi GKI Yasmin dan yang protes ternyata bukan warga di kompleks tapi ada

provokator luar

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----

From: "alhakimc" <[email protected]>

Sender: [email protected]

Date: Sat, 28 Jan 2012 19:27:31

To: lisi<[email protected]>

Reply-To: [email protected]

Subject: Re: [LISI] Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

Isyunya Nggak mutu...perasaan sdh dbahas, solusi sdh dtawarkan utk alternatif lokasi.

Masyarakat setempat menolak bukan alasan ketertiban umum, tdk usah dipelintir.

Salam hangat,

Cintai...Gemari Makanan & Budaya Indonesia®

-----Original Message-----

From: victor silaen <[email protected]>

Page 195 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sender: [email protected]

Date: Sat, 28 Jan 2012 07:15:16

To: <[email protected]>

Reply-To: [email protected]

Subject: [LISI] Masalah GKI Yasmin & Meningkatnya Intoleransi

Dimuat pada Harian Sinar Harapan, 28 Januari 2012

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/masalah-gki-yasmin-dan-meningkatnya-intole

ransi/

Masalah GKI Yasmin dan Meningkatnya Intoleransi

Oleh Victor Silaen

By design, sejak diproklamasikan tahun 1945, Indonesia adalah negara hukum (rechsstaat).

Itu berarti hukum membawahi aspek-aspek lainnya dan menjadi pedoman di dalam

kehidupan bernegara, di samping menjadi acuan untuk menilai suatu tindakan sebagai

salah atau tidak salah. Apalagi sejak Indonesia direformasi (pasca-Soeharto), maka

supremasi hukum merupakan keniscayaan dan pelaksanaannya harus dijunjung tinggi. Jika

tidak begitu, mungkin Indonesia sedang berjalan keluar dari relnya – entah menjadi negara

kekuasaan (machsstaat) atau negara agama (teokrasi).

Jika Indonesia masih konsisten sebagai negara hukum, maka negara harus berperan

maksimal sekaligus bertanggungjawab dalam memberikan jaminan dan perlindungan bagi

rakyatnya untuk dapat menikmati hak asasi manusia (HAM). Terkait itulah hukum harus

ditegakkan dan dilaksanakan secara konsisten. Dengan demikianlah terwujud apa yang

namanya kepastian hukum.

Terkait itu saya ingin menghubungkannya dengan kasus GKI Yasmin di Bogor yang hingga

kini tak kunjung terselesaikan. Masalahnya klasik, yakni soal izin pembangunan gereja. Saya

sebut klasik, karena masalah serupa sudah banyak terjadi selama ini.

Pada 14 Februari 2008, Walikota Bogor Diani Budiarto mencabut Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) yang sudah dikeluarkan sebelumnya (oleh dirinya sendiri) pada 19 Juli 2006 untuk

jemaat GKI Yasmin. Alasannya, karena ada protes dan keberatan dari kelompok tertentu

kepada Walikota yang meminta agar pembangunan gereja dihentikan. Sampai di sini saja

sebenarnya tindakan Walikota Diani Budiarto sudah dapat dikategorikan ―cacat hukum‖.

Pertama, karena sebuah IMB yang sudah dikeluarkan tidak mungkin dapat dicabut kembali.

Apalagi Perber Dua Menteri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 (yang antara lain mengatur

syarat-syarat pembangunan rumah ibadah) pun tidak menyebut-nyebut tentang

kewenangan kepala daerah untuk mencabut sebuah IMB. Kedua, alasan ―protes dan

keberatan dari kelompok tertentu‖ yang menyebabkan Kepala Daerah Kota Bogor itu

mengubah keputusan resmi yang dibuatnya menunjukkan ia adalah tipikal pemimpin yang

tak dapat dipercaya serta tak paham seluk-beluk hukum dan proses pembuatan kebijakan

publik. Di mana letaknya kewibawaan hukum jika hukum begitu mudahnya diubah karena

desakan sekelompok orang? Sekalipun jumlah mereka ratusan, bahkan ribuan, bukankah

hukum tetap harus dijunjung tinggi? Atas dasar itu, alih-alih mengubah kebijakannya,

bukankah Diani Budiarto seharusnya berupaya ‖menyadarkan‖ dan ‖menertibkan‖ mereka?

Lagi pula, apakah Diani Budiarto tahu persis bahwa orang-orang itu betul-betul berdomisili di

sekitar lokasi GKI Yasmin? hukum. Tahun 2009 keluarlah putusan Mahkamah Agung (MA)

Nomor 127 PK/TUN/2009 yang menyatakan IMB GKI Yasmin sah. Namun kemudian, Pemkot

Bogor mencabut IMB GKI Yasmin tersebut melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 645.45-137 per

11 Maret 2011. Bukankah MA adalah lembaga pengadilan tingkat akhir, yang berarti

putusannya sudah final dan seharusnya langsung dieksekusi? Tetapi, mengapa selama kira-

kira dua tahun sesudahnya Pemkot Bogor bisa mengabaikan putusan tersebut? Bukankah itu

sama saja dengan pembangkangan secara hukum?

Kalau begitu dapatkah ia sebagai pemimpin diteladani rakyatnya?

Sementara itu pihak GKI Yasmin juga mengadukan persoalan ini ke Ombudsman RI. Pada 18

Juli 2011, Ombudsman mengeluarkan rekomendasi untuk Pemkot Bogor, yang intinya

memberi waktu 60 hari untuk mencabut SK Walikota Bogor tertanggal 11 Maret 2011.

Ombudsman menilai SK Walikota Bogor tentang pencabutan IMB GKI Yasmin itu merupakan

perbuatan mal-administrasi. SK yang dikeluarkan oleh Walikota Bogor itu dianggap sebagai

Page 196 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

perbuatan melawan hukum dan pengabaian kewajiban hukum serta menentang putusan

Peninjauan Kembali (PK) MA Nomor 127 PK/TUN/2009.

Pada 18 September lalu, batas waktu yang diberikan oleh Ombudsman berakhir, namun

Walikota Bogor tetap membandel. Akibatnya, jemaat GKI Yasmin tetap tak bisa beribadah

di lahan dan gedung yang mereka miliki secara sah itu. Mereka terpaksa beribadah di

trotoar di dekat gereja. Itu pun selalu diintimidasi oleh Pemkot Bogor, Satpol PP dan pihak-

pihak lain dengan alasan mengganggu ketertiban umum. Akhirnya, sejak beberapa minggu

lalu, jemaat GKI Yasmin pun memindahkan tempat ibadahnya di rumah-rumah jemaat

secara bergantian. Tapi, apa yang terjadi? Bahkan ibadah di dalam rumah pun masih juga

diintimidasi.

Itulah pengalaman konkret saya saat beribadah solidaritas dengan jemaat GKI Yasmin di

rumah salah seorang jemaatnya, di kompleks perumahan Taman Yasmin, Minggu 22 Januari

2012. Sebelum ikut ibadah, dengan diantar seorang kawan, saya menyempatkan diri

melihat-lihat lahan GKI Yasmin yang terletak di pinggir jalan cukup besar bernama Jalan

Abdullah bin Nuh. Ternyata, jauh dari bayangan saya semula, gedung gereja yang baru ―1/4

jadi‖ itu berada dalam ―jarak aman‖ dari permukiman warga. Artinya, tak mungkin suara-

suara ibadah dari dalam gereja akan mengganggu warga. Begitupun soal parkir

kendaraan, rasanya akan bisa diatur agar tertib.

Persis di sebelah kanan gedung gereja yang belum jadi itu ada bengkel motor, di

seberangnya ada pertokoan dan kantor sebuah media cetak lokal. Sejajar dengan gereja,

namun dipisahkan oleh dua lajur jalan masuk dan keluar permukiman, ada supermarket

yang lahannya cukup luas.

Jadi, sekali lagi, kalau dianggap mengganggu warga, itu alasan yang sangat mengada-

ada -- sama mengada-adanya dengan alasan Diani Budiarto yang pernah mengatakan

nama jalan tempat GKI Yasmin berada itu bernuansa agama tertentu. Minggu pagi itu saya

menyaksikan sendiri bahwa aparat kepolisian maupun Satpol PP yang standby di sekitar

lokasi GKI Yasmin berjumlah lebih dari cukup (dibandingkan dengan orang-orang yang

berdemo menolak keberadaan GKI Yasmin di sana). Ada kendaraan Water Canon,

Barakuda, dan beberapa kendaraan lain milik kepolisian yang menunjukkan mereka

sesungguhnya dalam keadaan siap-siaga untuk bertindak tegas menghalau para

pengacau. Selintas saya berpikir, situasi saat itu seperti hendak menghadapi serangan

musuh yang akan datang dalam jumlah besar.

Tapi begitulah, polisi dan Satpol PP hanya berjaga-jaga tanpa melakukan tindakan apa pun

meski kelompok penolak GKI Yasmin itu berorasi terus-menerus di sekitar lahan gereja.

Akhirnya saya dan kawan yang mengantar tadi pun pergi menuju rumah warga yang kali itu

dijadikan tempat ibadah, yang kira-kira berjarak 300 m dari lahan GKI Yasmin. Di teras rumah

ternyata sudah ada Lily Wahid (anggota DPR dari F-PKB).

Baru kira-kira 40 menit ibadah berjalan, tiba-tiba dari depan rumah terdengar seruan-seruan

provokatif dari anggota kelompok penolak GKI Yasmin. Jumlah mereka kira-kira 50-an orang

– tetap masih kalah banyak dengan jumlah polisi dan Satpol PP yang standby di sekitar

rumah. Mereka menghendaki kami segera mengakhiri ibadah dan membubarkan diri.

Namun, kami bersiteguh melanjutkan ibadah sampai selesai. Sementara di luar rumah terjadi

ketegangan, yang membuat Lily Wahid harus beberapa kali beradu argumentasi dengan

para penolak GKI Yasmin maupun polisi dan Satpol PP yang cenderung menginginkan

ibadah segera diakhiri dan kami bubar dari rumah itu.

Banyak yang bisa saya paparkan tentang pengalaman beribadah solidaritas dengan

jemaat GKI Yasmin, Minggu pagi 22 Januari itu. Namun ada hal-hal lain yang lebih penting

untuk dikemukakan. Bahwa sebenarnya kasus ini mudah untuk diselesaikan, asalkan: 1)

hukum ditegakkan (putusan MA dilaksanakan); 2) Presiden, sesuai janjinya kepada pimpinan

PGI di rumahnya di Cikeas, 16 Desember lalu, bersedia turun-tangan langsung

menyelesaikan masalah ini; 3) Presiden memerintahkan Kapolri untuk menjamin dan

melindungi hak-hak jemaat GKI Yasmin.

Last but not least, kasus GKI Yasmin mencerminkan sedang meningkatnya intoleransi di

tengah masyarakat. Tak bisa tidak, pemerintah harus serius menyikapinya.

Dosen FISIP Universitas Pelita Harapan.

[Non-text portions of this message have been removed]

Page 197 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Berita Nasional

Rubrik Aneka – Ragam

Dari: Hukum Online <[email protected]>

Kepada: [email protected]

Dikirim: Jumat, 20 Januari 2012 8:58

Judul: [Hukum-Online] Wow, Biaya Renovasi Istana Presiden Capai Rp21,9 Miliar

Wow, Biaya Renovasi Istana Presiden Capai Rp21,9 Miliar

Ferdinan - Okezone

Istana Negara (foto:Yudha/okezone)

JAKARTA – Tidak hanya DPR yang menghamburkan uang puluhan miliaran rupiah untuk

sederet proyek renovasi fasiliitas. Ternyata Istana Kepresidenan pun melakukan hal yang

sama.

Berdasarkan data dari RABPP 2012 Lampiran 4 BA007 yang diolah Sekretariat Nasional Forum

Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA), menilai alokasi anggaran sederet

proyek di Kementerian Sekretariat Negara dan Istana mencapai Rp80,48 miliar.

Berikut rinciannya;

1. Alokasi anggaran progam peningkatan sarana dan prasaran Aparatur Kementerian

Sekretariat Negara:

-Pembangunan/Pengembangan Gedung Kantor Kementerian Sekretariat Negara Rp

41.397.859.000

-Pembangunan/Pengembangan Rumah Negara Rp14.781.680.000

- Perbaikan Rel Pintu Gerbang Gedung Kantor Setneg RI Rp349.050.000

-Pembangunan Pagar Pengaman Aset Tanah Setneg Rp2.050.990.000

2. Istana Kepresidenan Jakarta, Rehabilitasi/Renovasi Bangunan Gedung Negara

Rp10.680.518.000.

3. Istana Kepresidenan Bogor, Renovasi Gedung dan Bangunan Rp3.342.917.000.

4. Istana Kepresidenan Yogyakarta, Rehabilitasi/Renovasi Gedung/Bangunan

Rp2.359.928.000.

5. Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali, Renovasi Gedung dan Bangunan Rp1.558.979.000.

6. Istana Kepresidenan Cipanas, Renovasi Gedung dan Bangunan Rp3.960.242.000

Page 198 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Kordinator Advokasi dan Investigasi Seknas FITRA, Ucok Sky Khadafi dalam keterangan pers

yang diterima okezone, Rabu (18/1/2012) malam, mengatakan program penghematan

yang selalu didengungkan pemerintah nyatanya tak dijalankan di lingkungan sendiri.

Ucok mencontohkan renovasi anggaran untuk Istana Kepresidenan Jakarta, dimana pada

tahun angggaran 2011 dialokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar. Sementara pada

anggaran 2012, pihak istana menambah alokasi anggaran menjadi sebesar Rp10 miliar.

"Semua ini menggambarkan kebijakan pemerintah sangat tidak manusiawi, karena

mengutamakan pembangunan gedung atau fisik daripada sumberdaya manusia," kritik

Ucok. (fer)

http://news.okezone.com/read/2012/01/19/339/559566/wow-biaya-renovasi-istana-presiden-

capai-rp21-9-miliar

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.gatra.com/hiburan/apa-siapa/7568-jenderal-bintang-tiga-ancam-bunuh-shinta-

bachir

Jenderal Bintang Tiga Ancam Bunuh Shinta Bachir

Saturday, 21 January 2012 00:22

0 Komentar

Shinta Bachir (GATRA/Edward Luhukay)

Jakarta - Seorang petinggi di lingkungan kepolisian dituding telah mengancam akan

membunuh Shinta Bachir, selebritas seksi yang pernah terlibat dalam film Pulau Hantu 3.

Menurut kuasa hukum Shinta, sang jenderal pernah menjabat sebagai kepala polda Metro

Jaya.

Achmad Rifai, kuasa hukum Shinta, hingga kini kliennya masih menerima sejumlah ancaman

maupun teror melalui telepon maupun SMS. Apa yang dipermasalahkan sang peneror, Rifai

mengaku belum tahu.

"Dengan ancaman-ancaman yang sangat keras, ancaman ini kan datang dari orang yang

dekat. Beliau terakhir itu jenderal bintang tiga. Ini kan sangat menakutkan seseorang yang

berperangaruh," kata Rifai, saat dikonfirmasi wartawan, Jum`at (20/1) petang.

Selain itu, baik Shinta maupun Rifai mengklaim memiliki sebuah bukti yang menguatkan

dugaan mereka, bahwa si pengancam adalah mantan kapolda Metro Jaya. "Saya punya

bukti si eks ini memang eks kapolda Metro (Jaya), karena saya punya foto-fotonya,"

klaimnya.

"Itu (bukti foto-foto) ada semua," kata Rifai, tanpa menyebut jenis foto-foto yang

dikantonginya.

Oleh karenanya Rifai mengaku bisa mempercayai kliennya, lantaran dimodali bukti-bukti

berupa foto-foto dan beragam SMS yang dikirimkan oleh sang jenderal polisi bintang tiga.

"Dengan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik), itu kan gampang sekali

diselidiki," katanya.

Menurut situs Wikipedia, sejumlah perwira tinggi di tingkat kepolisian yang pernah menjabat

sebagai kapolda Metro Jaya, yakni Sutarman, Timur Pradopo, Wahyono, atau Makbul

Padmanagara. Situs ini juga memampang nama Kepala Polda Metro Jaya saat ini, Irjen (Pol)

Untung Suharsono Radjab, dengan wakilnya Brigjen (Pol) Suhardi Alius. [EL]

[Non-text portions of this message have been removed]

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2012/01/22/899/Telah-Terjadi-

Pengabaian-Sistematis

22 Januari 2012 | 16:46 wib

Perhatian Pemprov Atas TKW

Telah Terjadi Pengabaian Sistematis

2 0 0

Page 199 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

EVARISAN, Aktivis Perempuan

Oleh Bambang Isti

ADANYA pengabaian sistematis oleh pemerintah provinsi, tampaknya sudah terjadi

terhadap banyaknya kasus TKW (tenaga kerja wanita) yang tersangkut masalah hukum,

khususnya di Arab Saudi.

Adanya ancaman hukuman mati beberapa TKW yang berada di Arab Saudi, terkesan

seperti tidak adaya perhatian oleh pemerintah di banyak provinsi di Indonesia, termasuk di

Jawa Tengah.

Evarisan, aktivis wanita, mantan Direktur Legal Resources Center untuk Keadilan Jender HAM

(LRC KJ-HAM) mengatakan, kasus yang menimpa Satinah, warga Kabupaten Semarang,

ketika yang bersangkutan saat ini masih kesulitan bagaimana harus membayar diyat

kepada keluarga korban, pemerintah Jawa Tengah seakan selama ini tidak ada perhatian.

Menurut Evarisan, "Selama ini (pemerintah) tidak ada tindakan apapun, seharusnya kan

bertindak cepat, sesegera mungkin, karena terlebih lagi ini ada warga masyarakatnya yang

terancam hukuman mati,"

Yang ada, lanjut Eva, adalah tindakan sporadis baru dilakukan, "Kayak pemandam

kebakaran saja, akan bertindak kalau sudah terjadi. Jadi saya katakan, ini seperti telah

terjadi adanya pengabaian sistematis,"

Lalu apa yang diharapkan? "Ya, harus dijalankan fungsinya. Siapa pun warga

masyarakatnya jika terancam, ya harus dibela. Mengapa mereka berangkat bekerja di luar

negeri, kan akibat dari ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan

pekerjaan,"

LRC KJ-HAM adalah sebuah lembaga sosial yang bekerjasama dengan masyarakat

menuntaskan kekerasan terhadap perempuan dengan organisasi migran-care di Jakarta.

LSM ini merasa perlu mengadakan pendampingan pada keluarga TKJW bermasalah, seperti

Satinah.

Berkas

Akhir Januari 2012, LRC KJ-HAM menerima berkas atas Satinah warga Desa Kalisidi

Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, yang berisi histori keberangkatannya ke

Arab Saudi.

"Berkas ini akan kami pelajari dulu dan akan kami bawa untuk materi mediasi dengan

gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam pekan ini," kata Eko Rusanto, SH MH, Kepala

Operasional LRC KJ-HAM.

Mengapa ke Gubernur Jawa Tengah? "Karena selama ini persoalan TKI selalu menjadi

domain pemerintah pusat. Mestinya kan tidak begitu, meski kasus Mbak Satinah ini sudah

sampai pada upaya permintaah maaf dari keluarga korban, tapi gubernur kan tidak

mengetahui mekanismenya bagaimana," kata Eko Rusanto.

Maka upaya pihak LRC KJ-HAM untuk menemui Bibit Waluyo ini sebagai bukti, kalau

pemerintah provinsi Jawa Tengah selama ini tidak menaruh perhatian serius kepada

warganya yang terbelit persoalan serius yang menyangkut hak hidup.

"Maka lewat pemahaman dari para pejabat di provinsi ini, maka persoalan negosisasi antara

pemerintah pusat di Jakarta dengan Pemerintah Arab Saudi akan semakin lancar," kata Eko.

Upaya pihak LRC KJ-HAM untuk menemui pejabat Provinsi Jawa Tengah, karena dirasakan

selama ini seolah persoalan TKI adalah domainnya pemerintah pusat karena para TKI itu

terkesan belum adanya perlindungan secara maksimal oleh pemerintah provinsi terhadap

warganya yang terancam hukuman mati seperti yang terjadi pada kasus Satinah.

Untuk kasus Satinah pemerintah Arab Saudi memberikan toleransi waktu sampai bulan

Desember 2012 untuk batas negosiasi. "Jadi waktunya masih cukup panjang untuk bisa

menawar kepastian berapa pemerintah Indonesia harus membayar diyat nanti," kata Phaeri,

kakak kandung Satinah.

(Bambang Isti/CN 25)

[Non-text portions of this message have been removed]

Page 200 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

http://internasional.kompas.com/read/2012/01/23/15145946/Pria.Malaysia.Klaim.Bakal.Jadi.a

mp.Raja.Indonesia.amp

Pria Malaysia Klaim Bakal Jadi "Raja Indonesia"

| Kistyarini | Senin, 23 Januari 2012 | 15:14 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Seorang pengusaha Malaysia mengklaim akan menjadi "raja

Indonesia dalam beberapa tahun mendatang". Utusan Malaysia melaporkan, Sabtu

(21/1/2012), lelaki bernama Kamal Ashnawi itu mengaku keturunan raja Jawa dan bernama

Raden Mas Prabhu Gusti Agung Ki Asmoro Wijoyo.

Dalam sebuah konferensi pers, Jumat (20/1/2012) malam, Kamal mengaku memiliki

tabungan sebesar 5 triliun euro (Rp 57.661 triliun). Untuk mendukung klaimnya, Kamal

menunjukkan salinan pernyataan bank HSBC London. Bila klaim itu benar, Presiden dan CEO

Sierra Petroleum Sdn Bhd itu tentu berhak menyandang gelar orang terkaya dunia.

Hartanya jauh melebihi kekayaan Carlos Slim, taipan Meksiko yang menduduki peringkat 1

daftar orang terkaya dunia menurut majalah Forbes dengan nilai kekayaan mencapai 63,3

milyar dollar AS (Rp 566 triilun). Sementara itu menurut Forbes, orang terkaya Malaysia adalah

Ananda Krishnan, yang memiliki kekayaan "hanya" 9,6 milyar dollar AS (Rp 85,8 triliun).

Kamal memang bukan orang miskin. Namun, dari mana asal hartanya yang luar biasa itu?

Kamal mengaku harta itu diwarisinya dari rekening Combined International Collateral of the

Global Debt Facility yang dibuat oleh keluarga kerajaan dunia pada 1875.

Kamal menggelar konferensi pers untuk membantah sejumlah tuduhan terhadapnya,

menyusul kegagalan proyek kilang minyak mentah di Kuala Kedah yang diajukannya pada

2005.

"Ini tawaran terakhir saya untuk membantu orang Melayu dan perusahaan-perusahaan

dengan menginvestasikan tiga proyek di Perlis, Johor, dan Kelantan, dalam waktu dekat,"

katanya seperti dikutip Utusan Malaysia.

Proyek-proyek yang diajukannya adalah pusat wisata komersial di Kuala Perlis, taman wisata

bertema Pirates of the Caribbean di Danga Bay, Johor Baru, serta sebuah proyek komersial di

Kelantan.

Kamal mengatakan, semua urusan yang berkaitan dengan ketiga proyek itu diserahkan ke

SAS Group, sebuah kelompok alumni pejalar Sekolah Alam Shah, tempatnya dulu

bersekolah.

Sejak proyek kilang minyak di Kedah itu gagal, Kamal mengaku lebih banyak tinggal di luar

negeri untuk mengurusi bisnisnya. Sementara ini dia tinggal di Hongkong sebelum berangkat

ke Indonesia pada bulan Maret mendatang.

Sumber : Utusan Malaysia

Refleksi : Hi, Kamal, kalau kamu ingin jadi raja Indonesia sudah pasti bisa asal kamu mau

buang uang. Berhubunganlah dengan para koruptor kakap Indonesia dan serahkan amplop

tebal pada setiap mereka dan dengan serta merta kamu bisa jadi raja Indonesia. Indonesia

dijual pada siapa saja yang punya duit banyak. Sukses, Kamal! Cuma harus juga diketahui,

nanti kalau kamu sudah jadi raja, setiap hari kamu harus nyogok setiap orang dan kamu

tahu kan, Indonesia itu berpenduduk 225 juta. Kalau kamu tidak nyogok, pintu kakusmu tidak

akan terbuka bahkan istrimu tidak bisa ganti pakaian karena semua pelayan di rumahmu

adalah pemegang kunci semua lemari dan untuk membuka lemari kamu harus selalu

nyogok. Bisa-bisa cuma dalam satu bulan kamu akan kembali ke Hongkong dengan

telanjang bulat, duitmu yang milyardan itu ludas hanya untuk nyogok orang Indonesia.

ASAHAN (Penyogok berpengalaman)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.detikhealth.com/read/2012/01/23/075842/1822350/763/peluang-hidup-sampai-

100-tahun-bisa-dilihat-dari-tes-dna?l1101755

Senin, 23/01/2012 07:58 WIB

Peluang Hidup Sampai 100 Tahun Bisa Dilihat dari Tes DNA

Page 201 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Putro Agus Harnowo – detikHealth

Jakarta, Rahasia panjang umur masih menjadi obsesi para peneliti. Hidup mencapai usia 100

tahun dianggap sebagai suatu pencapaian yang luar biasa. Dalam upayanya itu, peneliti

berhasil menemukan cara untuk memprediksi apakah seseorang akan mencapai usia 100

tahun atau tidak.

Peneliti mampu memprediksi orang-orang yang mencapai umur 100 tahun dengan tes DNA

atau mempelajari tanda-tanda genetiknya. Akurasi prediksi dengan tes DNA mencapai

ketepatan 77 persen.

"Angka 77 persen adalah akurasi yang sangat tinggi untuk model genetik. Tapi 23% tingkat

kesalahan juga menunjukkan masih banyak yang harus ditemukan," kata peneliti, Paola

Sebastiani dari Boston University in Massachusetts seperti dilansir FoxNews, Senin (23/1/2012).

Penelitian ini juga bisa menunjukkan siapa yang lebih rentan terserang penyakit tertentu dan

bisa memandu terapi yang tepat bagi pasien.

Ketepatan tes meningkat seiring dengan usia. Artinya, semakin tua seseorang menjalani tes,

hasil perhitungan untuk mengetahui sampai seberapa lama usianya akan semakin handal.

Karena orang yang usianya mencapai 100 tahun umumnya tidak memilik penyakit yang

berkaitan dengan usia sampai usianya mencapai pertengahan 90-an tahun.

Para ilmuwan berharap dengan mengisolasi sifat genetika ini dapat membantu menemukan

pengobatan baru untuk mengatasi penyakit seperti demensia dan gagal jantung.

"Penelitian lebih lanjut dari karakteristik genetik ini dapat menghasilkan pemahaman yang

lebih baik atas mekanisme genetik dan biologis yang berkaitan dengan penyakit penuaan

dan kelangsungan hidup yang lebih lama," kata rekan peneliti, Dr.Thomas Perls.

Untuk sementara, penelitian yang dimulai pada tahun 1995 ini difokuskan pada orang

Kaukasia. Namun para peneliti juga berencana untuk memperluasnya ke kelompok lain,

seperti orang Jepang, yang memiliki sejumlah besar lansia.

Penelitian sebelumnya di Amerika Serikat telah menemukan bahwa sekitar 85% orang yang

hidup hingga mencapai usia 100 tahun adalah wanita dan 15% sisanya adalah pria.

"Pria cenderung lebih rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia" kata Perls.

Hasil temuan yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE ini untuk sementara menunjukkan

bahwa genetika memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan umur panjang,

melebihi dari perkiraan sebelumnya.

Untuk penelitian tersebut peneliti menganalisis gen dari 1.055 orang Kaukasia yang lahir

pada tahun 1890 hingga 1910 dan membandingkannya dengan 1.267 orang yang lahir

kemudian.

Namun para peneliti juga melihat penuaan yang sehat ternyata masih dipengaruhi faktor

gaya hidup seperti pola makan dan kebiasaan berolahraga.

DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua

informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-

sifat khusus dari manusia.

Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi fragmen-fragmen

dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya yaitu metode untuk mengidentifikasi,

menghimpun dan menginventarisir file-file khas karakter tubuh.

Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel

manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom somatik

dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY). (ir/ir)

http://www.thejakartaglobe.com/home/jakarta-women-told-to-carry-pepper-spray-tasers-

to-avoid-rape/493178

Jakarta Women Told to Carry Pepper Spray, Tasers to Avoid Rape

Jakarta Globe | January 24, 2012

Page 202 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Following a string of sexual assaults committed on lone women traveling aboard or waiting for

angkot public minivans in the capital, Jakarta Police are advising that women carry

protective equipment such as pepper spray and electroshock weapons.

Jakarta Police spokesman Sr. Comr. Rikwanto said on Monday that pepper spray and

electroshock weapons were effective tools to prevent street crime.

Women‘s Empowerment Minister Linda Agum Gumelar, speaking on Tuesday, agreed with

the comments.

However, Linda said the biggest overriding concern was that society needed to be more

caring and help to protect each other.

Men needed to respect women and not perceive them as objects, she said.

She also rejected suggestions that a number of victims had been raped because they had

dressed provocatively.

―I met with two rape victims and they weren‘t dressed seductively,‖ she said, ―so don‘t blame

these women as if they are the ones who flirted and attracted the men. Flirting is relative.‖

In the latest shocking attack, a teenager reported that she was knocked unconscious and

raped while waiting for an angkot on Friday.

The 18-year-old college student, identified as J.M., told police the attack occurred at about 9

p.m. in South Jakarta.

She said that she had been on her way to visit a friend in Ciputat. She left Ciledug aboard an

angkot on the C-01 route, and alighted near the railway tracks in Kebayoran Lama in order to

switch to a D-01 route angkot headed to Ciputat.

While she was waiting, she noticed a group of five men nearby watching her.

She said the men began to make lewd comments and verbally harass her. When she moved

away, she told the police, the men followed.

According to the police, J.M. became frightened and ran away from the men, who gave

chase.

―The victim ran to the rail track, but she was hit by one of the men and knocked

unconscious,‖ Jakarta Police spokesman Sr. Comr. Rikwanto said on Monday.

―According to her, she woke up the next morning with the zipper on her pants undone,‖

Rikwanto said. He added that J.M. had discovered a substance on her stomach that she

believed to be semen.

―Then she reported the crime and went for medical tests. From the medical test results, we

can conclude there has been a rape,‖ he said.

Rikwanto said the police were investigating the scene of the assault for evidence.

He said that J.M. was still in shock and had thus far been unable to provide physical

descriptions of the men.

―The investigation is still ongoing. Police have interviewed six witnesses, including the victim‘s

friend who accompanied her when she reported the crime,‖ he said. ―The victim‘s

psychological condition is still fragile. She‘s in shock. So, we‘re not done yet. We have not yet

been able to work with the victim to create a sketch of the perpetrators‘ faces.‖

Rikwanto added that officers had combed the area of the assault for clues.

He also urged women, especially those traveling alone and at night, to be aware of their

surroundings and carry items for self-defense.

―There are some of us, including women, who protect themselves with a stun gun or pepper

spray. Stun guns require registration, but pepper spray is permitted,‖ Rikwanto said

[Non-text portions of this message have been removed]

http://berita.liputan6.com/read/373878/siswa-kedung-ombo-menantang-maut

Siswa Kedung Ombo Menantang Maut

Rozaq Asyhuri

Page 203 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Artikel Terkait

a.. Siswa SMP Belajar di Kelas Terbuka

b.. Bus Shantika Terguling, Satu Tewas

c.. Siswi SMP Ma'arif Dianiaya Guru

d.. Bersekolah Bagaikan Berjuang Melawan Maut

e.. Anak-anak Berjuang ke Sekolah dengan Perahu

25/01/2012 01:05

Liputan6.com, Boyolali: Ratusan pelajar di Kemus, Boyolali, Jawa Tengah, harus berjuang

ekstra untuk bisa bersekolah. Mereka harus menyeberang menggunakan perahu kecil ke

jembatan Waduk Kedung Ombo. Namun, akibat angin yang cukup kencang, anak-anak

yang hendak menyeberang ini dihentikan aparat kepolisian, Selasa (24/1).

Polisi meminta mereka untuk selalu berhati-hati mengingat kedalaman air yang merendam

jalan menuju ke jembatan gantung cukup dalam, yakni mencapai tiga meter lebih. "Kami

meminta agar para siswa tidak menumpang perahu melebihi batas yang diizinkan," kata

Kapolsek Kemusu, Ajun Komisaris Polisi Mujiono.

Meski sudah peringatkan, mereka tetap saja berdesak-desakan d iatas perahu. Pasalnya,

jumlah perahu yang ada hanya satu dan tak sebanding dengan jumlah peumpang. Alhasil,

siswa kerap berebutan naik perahu. Sayangnya, perahu yang hanya terbuat dari kayu ini

tanpa dilengkapi dengan karet pelampung meski diisi sekitar 40 orang.

Walau sangat berbahaya, para pelajar tersebut tetap melakukannya karena tak ada jalan

lain untuk menuju ke sekolahan. "Kami terpaksa naik perahu karena tak ada jalan lain selain

melalui jalan ini," ujar seorang pelajar, Afinudin.

Setiap hari, para pelajar ini selalu menantang maut di atas perahu seperti ini jika hendak

pergi atau pulang sekolah dengan membayar Rp 500 per orang. Mereka berharap

pemerintah segera turun tangan dengan melanjutkan pembangunan jembatan gantung

yang baru selesai separuh.(ADI/BOG)

[Non-text portions of this message have been removed]

Penumpang: Pesawat Kok Kayak Angkot

DOK LION AIR Ilustrasi

MANADO, KOMPAS.com — Sejumlah penumpang pesawat Lion Air JT 771 jurusan Manado-

Jakarta, Rabu (25/1/2012), mengamuk di dalam pesawat akibat perubahan rute

penerbangan. Pesawat semestinya terbang langsung dari Manado ke Jakarta pukul 06.30,

tetapi mendadak dibelokan ke Gorontalo.

Ini tidak profesional, pesawat dibuat seperti angkutan kota.

Page 204 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Jull Takaliuang, salah seorang penumpang memprotes perubahan rute tersebut yang

berakibat jadwal tiba di Jakarta berubah. Protes Jull diikuti teriakan sejumlah penumpang

yang menyebut Lion pembohong.

Beberapa dari mereka beradu mulut dengan pramugari. "Saya ada urusan pagi di Jakarta,

jadi terlambat," katanya.

Sesuai jadwal, pesawat itu mestinya tiba di Jakarta pukul 09.00 WIB, tetapi karena

perubahan rute itu kedatangan molor dua jam.

Penumpang lainnya, Jakried Maluenseng, menyatakan kaget ketika pesawat take-off dari

Bandara Sam Ratulangi tiba-tiba pramugari mengumumkan pesawat singgah di Gorontalo.

"Ini tidak profesional, pesawat dibuat seperti angkutan kota," katanya.

Irwan, Manajer Distrik Lion Air di Manado, mengakui bahwa pesawat Lion Air nomor

penerbangan 771 mengalami perubahan rute dengan alasan untuk mengangkut

penumpang Manado-Gorontalo yang tidak terangkut dalam penerbangan Selasa sore

kemarin.

"Pesawat mengalami reroute, tetapi sudah kami umumkan kepada penumpang," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2012/01/25/11055227/Penumpang.Pesawat.Kok.Kayak.An

gkot

PT DI Pernah Tawarkan Pesawat untuk Presiden, Tapi Ditolak

Andri Haryanto - detikNews

aerospace-technology.com

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia pernah menawarkan pesawat yang bisa digunakan untuk

keperluan presiden di dalam negeri. Namun tawaran itu ditolak karena pemerintah memilih

pesawat yang lebih layak untuk rute jarak jauh.

"Kalau menawarkan secara lisan sudah pernah, tapi katanya ingin jet untuk jarak jauh," kata

Direktur Aircraft Service PT DI, Budi Wuraskito, kepada detikcom, Rabu (25/1/2012).

Menurut Budi, pihaknya juga kini tidak dilibatkan dalam modifikasi interior dan keamanan

pesawat Boeing Business Jet 2 yang sudah dipesan pemerintah. Karena itu, dia tidak tahu

menahu soal pengadaan tersebut.

"Tidak ada pelibatan," imbuhnya.

Sebenarnya, upaya membuat karya sekelas Boeing pernah dilakukan PT DI dengan

berbagai riset yang telah dilakukan. Pesawat tersebut adalah N 2130. Namun karena krisis,

proyek tersebut terpaksa dihentikan dan sampai saat ini tidak berlanjut.

Budi mengatakan, pesawat jenis CN yang dibuat PT DI, saat ini digunakan oleh beberapa

negara untuk pesawat kepresidenan atau VVIP. Dia mencontohkan kepala negara yang

Page 205 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

menggunakan pesawat made in Indonesia diantaranya Korea Selatan, Malaysia, dan

Pakistan.

"Bila untuk jarak tempuh dalam negeri masih bisa beroperasi untuk VVIP," jelas Budi.

Sekadar diketahui, proses serah terima pesawat Boeing Business Jet 2 sudah dilakukan.

Pemerintah kini sedang menyusun interior dan sistem keamanan pesawat.

(ahy/mad)

http://www.detiknews.com/read/2012/01/25/073510/1824046/10/pt-di-pernah-tawarkan-

pesawat-untuk-presiden-tapi-ditolak

Andry Bastam, Satu-satunya Orang Indonesia yang Bekerja di Jet

Aviation, Swiss Ikut Garap Pesawat Supermewah Pesanan Raja

Arab

Laporan Suprianto, Basel

Indonesia boleh bangga pada Andry W Bastam. Sebab, dialah orang Indonesia pertama

dan satu-satunya yang bekerja di Jet Aviation, perusahaan bergengsi di Basel, Swiss, yang

merancang interior pesawat supermewah.

Berada di antara kerumunan orang di Basel Bahnhof (Stasiun Basel), negara bagian Swiss

yang berbatasan dengan Jerman dan Prancis, penampilannya menunjukkan bahwa dia

orang asing di tempat itu. Apalagi, dilihat dari wajahnya, kentara sekali dia bukan orang

Swiss.

Andry W Bastam, sosok tersebut, memang sangat Indonesia. Dia memang bertempat tinggal

di Kota Basel, tepatnya di sebuah apartemen di kawasan Luzernerring.

Itu dia lakukan setelah resmi jadi karyawan PT Jet Aviation, perusahaan yang mendesain

interior pesawat mewah kelas dunia milik orang-orang kaya di jagad ini.

‗‘Sudah lama menunggu saya, ya. Untung, Anda tak kesasar, padahal sendirian ke tempat

ini,‘‘ sapa Andry sembari menjabat tangan JPNN di Stasiun Basel Ahad (30/10) lalu, sekitar

pukul 20.00 waktu Swiss.

‗‘Beginilah Basel. Mungkin cuaca saat ini 5 sampai 10 derajat Celsius. Soal ramainya, tentu

lebih ramai Zurich dan Jenewa,‘‘ katanya, lantas mengajak JPNN mengelilingi Kota Basel di

malam hari.

Pria dari Mojokerto, Jatim, yang lahir pada 12 Desember 1958 itu sudah dua tahun ini bekerja

di Jet Aviation, perusahaan konsorsium milik tiga negara, yakni Jerman, Prancis, dan Swiss.

Persisnya sejak 10 Januari 2009. Padahal, dilihat dari latar belakang pendidikannya,

sepertinya tak terlalu suai.

Bapak dua anak ini adalah lulusan Teknik Perkapalan ITS, Surabaya, angkatan 1979. Namun,

pengalaman bekerja di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) —sekarang jadi PT DI

(Dirgantara Indonesia)— membuatnya lebih banyak mempelajari industri pesawat terbang.

Page 206 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Apalagi, ungkap Andry, waktu BJ Habibie masih aktif dan memegang kendali di IPTN,

mantan Presiden tersebut begitu leluasa memberi kesempatan pada karyawannya untuk

belajar lebih banyak. Meski, karyawannya tak memiliki latar belakang pendidikan

kedirgantaraan sepertinya.

Awal masuk di IPTN pada 1986 atau dua tahun setelah lulus kuliah, Andry menyatakan

ditempatkan di bagian CAD (computer aided design) yang bertugas membuat desain

pesawat.

Namun, belakangan dia dipindah ke departemen dynamic and load sector weight and

balance yang bertugas menganalisis beban serta keseimbangan pesawat.

‗‘Saya terus terang bangga bisa bekerja di IPTN waktu zaman Pak Habibie. Semua karyawan

terlihat bersemangat, antusias, dan terfokus. Tapi, setelah Pak Habibie terseret arus politik,

semuanya berubah,‘‘ ungkap dia.

‗‘Industri pesawat yang kita banggakan jadi suram. Dari situ saya menyimpulkan, Pak

Habibie itu sosok teknokrat sejati, bukan politikus, dan IPTN atau PT DI harus dijauhkan dari

urusan politik,‘‘ sambung dia dengan ekspresi bersemangat.

Yang membuat Andry dan beberapa teman seangkatannya tak habis pikir, arus politik yang

makin kencang, yang ditandai dengan era reformasi, membuat bangsa ini melewati batas.

Salah satunya juga dialami IPTN ketika Ilham Habibie, putra BJ Habibie, mulai masuk IPTN.

‗‘Semua bilang KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme).

Padahal, dari sisi keilmuan, Ilham sangat kompeten dan gaji di IPTN itu tak ada apa-apanya

jika dibanding dengan gaji dari pekerjaannya di luar negeri. Dia mau bekerja di IPTN semata-

mata karena ingin membesarkan industri kedirgantaraan kita,‘‘ paparnya.

Kisruh di PT DI itulah yang akhirnya membuat Andry dan beberapa temannya berpikir ulang

untuk melanjutkan karir di BUMN tersebut. Satu per satu teman-temannya hengkang.

‗‘Boleh dibilang, saya yang paling telat keluar. Saya awalnya masih berharap ada perbaikan

di PT DI. Tapi, sepertinya, negara kita belum siap menghargai produknya. Padahal, zaman

Pak Habibie, kita bisa membuktikan bahwa kita bisa,‘‘ sindirnya.

Andry tak membantah anggapan bahwa pengalamannya di PT DI membuatnya bisa

diterima di Jet Aviation. Tugasnya pun ikut merancang serta menganalisis beban dan

keseimbangan pesawat. Menurutnya, Jet Aviation bukanlah produsen pesawat langsung.

Tapi hanya menerima pesanan dari produsen pesawat, misalnya Airbus dan Boeing, untuk

menggarap interior pesawat khusus yang dipesan para miliarder dunia.

Misalnya, pesawat dengan tempat duduk (seat) normal 200 dirancang hanya jadi 40 seat.

Selain itu, perlu ada ruang meeting (rapat), minibar, tempat tidur, hingga beberapa

perlengkapan layaknya hotel berbintang. Yang tak boleh dan belum pernah ada, lanjutnya,

adalah pesawat yang menyediakan kolam renang.

‗‘Sebab, itu menyangkut peraturan internasional keselamatan penerbangan. Seandainya

peraturan membolehkan, kami sudah buat kolam renang di dalam pesawat,‘‘ ujarnya.

Ayah Gerdion Bastam dan Natania Bastam itu mengatakan, empat bulan lalu

perusahaannya sudah merampungkan dan mengirim pesawat dengan desain khusus super

mewah milik raja Arab Saudi.

Pesawat 747 dengan 400 seat tersebut didesain hanya jadi 22 seat dengan kelengkapan

mirip hotel paling mewah di jagad ini. Bisa dikatakan, pesawat itu ibarat hotel berbintang

yang bisa terbang dan dipindah ke mana-mana.

‗‘Tugas saya secara umum, selain membantu mendesain, mempertimbangkan berat dan

keseimbangan pesawat. Jadi, seberapa ekstrem desain itu. Apakah membahayakan

keselamatan pesawat atau tidak. Semuanya dianalisis sesuai fakta dan batas toleransinya,‘‘

papar pria yang baru berencana membawa keluarganya ke Basel dalam waktu dekat

tersebut.

Andry mengaku bangga bisa bekerja di perusahaan itu. Bukan semata-mata karena gajinya

memang lebih tinggi daripada semasa kerja di PT DI. Lebih dari itu, dia ingin membuktikan

ada orang Indonesia yang kemampuannya di bidang industri pesawat juga tak kalah oleh

Page 207 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

orang Eropa. Dia juga tercatat sebagai karyawan pertama dan satu-satunya dari Indonesia

di Jet Aviation yang berlokasi di Basel.

Yang lebih membanggakan adalah tradisi di perusahaannya. Para karyawan dari beberapa

negara ditandai dengan bendera kecil yang dipasang di salah satu ruang khusus di

kantornya. Karena dia pula, sekarang di ruang khusus itu juga dipasang bendera Indonesia.

‗‘Jadi, nggak perlu tanya gaji lah. Gaji tentu lebih baik karena rata-rata perusahaan asing

bekerja berdasar profesionalisme. Tapi, yang membuat saya bangga, saya bisa

membuktikan bahwa ada orang Indonesia di perusahaan tersebut,‘‘ ungkapnya.

Dia mengatakan, hingga kini dia masih sering menghubungi temannya sesama eks

karyawan PT DI. Rata-rata temannya memang masih bekerja di industri pesawat. Ada yang

di Amerika, Kanada, dan beberapa negara Eropa sepertinya. Tak sekadar bertanya kabar,

sesama eks karyawan PT DI juga masih sering berdiskusi tentang nasib PT DI yang hingga kini

belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Sebagai warga Indonesia, papar Andry, dia dan teman-temannya sebenarnya masih lebih

suka bekerja di Tanah Air. Alasannya, tentu, selain lebih dekat dengan keluarga dan kerabat,

mereka bisa menyumbang untuk kemajuan industri kedirgantaraan Indonesia.

‗‘Kalau eks PT DI yang bekerja di luar negeri dicari, wah, banyak sekali. Kemampuan kita

pasti tak kalah oleh karyawan asing. Cuma, kembali lagi ke pemerintah. Ada kemauan keras

memajukan PT DI nggak,‘‘ katanya.

Menurut Andry, namanya saja perusahaan, PT DI bisa maju kalau produknya laku. Itu bisa

terjadi kalau ada kepercayaan dan keinginan kuat dari pemerintah. Dia mencontohkan

pembelian pesawat buatan Cina MA-60 yang pernah jadi perdebatan di Tanah Air.

‗‘Produk dalam negeri harus dihargai. Kami heran saja dengan kebijakan itu. Padahal, untuk

produk pesawat dengan kapasitas sejenis, kita sudah bisa. Maka, visi dan pemikiran Pak

Habibie untuk memajukan industri kedirgantaraan kita harus diterapkan. Saya kagum pada

beliau,‘‘ ucap dia.(c11/kum/jpnn)

http://www.riautoday.com/konten/4040/ikut-garap-pesawat-supermewah-pesanan-raja-

arab-.html

From: Toos Saniitioso <toossa@indosat. net.id<mailto:toossa@indosat. net.id>

Sender: AerospaceIndonesia@ yahoogroups. com<mailto:AerospaceIndonesia@

yahoogroups. com>

Date: Fri, 20 Jan 2012 09:53:09 +0700

Subject: Tulisan dar Kuwait

Prof Hadi dan rekan2 Yth:

Just to Share tulisan dibawah ini yang dibuat oleh Pak Bambang Heru Prakoso (Ex Merpati

yang kini berdomisili di Kuwait )

Ketika orang mulai membicarakan pesawat MA60, aku teringat CN235 yang pernah

membawaku berkeliling Negara-negara Timur Tengah dalam rangka promosi, diantaranya

adalah Kuwait dimana aku sekarang menetap sementara (sudah masuk tahun ke 12)

Aku masih ingat tahun 1989 ketika sedang melaksanakan Inspeksi di Bandara Husein

Sastranegara Bandung ketika itu tahun dimana CN sedang berjaya, penerbangan Jakarta-

Bandung saja waktu itu 8 kali sehari belum terhitung extra flight karena demand yang begitu

besar, waktu itu jalan bebas hambatan Cipularang belum ada. Kamipun Tehnik Bandung

terbiasa bekerja sampai larut malam untuk mempersiapkan pesawat supaya tetap dalam

kondisi ready for flight dan safe for flight.

Ketika penerbangan terahir hari itu atau penerbangan kedelapan dari Halim

Perdanakusumah sore yang indah itu aku kedatangan kunjungan dadakan BJ Habibbie

yang sengaja melihat kami sedang melaksanakan inspeksi. Rupanya beliau sengaja sambil

liwat menuju ke ruang kedatangan menghampiri kami.

"Selamat sore Dik, kenapa pesawat ini kok ada yang dibuka-buka engine-nya?" begitu

sapanya beliau

Page 208 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Selamat sore pak, ini sedang Inspeksi rutin pak" jawabku sambil merasa surprise kedatangan

beliau, ini adalah pertemuanku kedua seingatku, pertama ketika beliau ke Madiun kami

mengantarnya dengan CN235 yang dipiloti Capt. Hary Parjaman.

"Ada kendala atau ada yang serius dipesawat ini?"

"Ada pak" aku meyakinkan, karena waktu itu Torque Tube Elevator hampir semua pesawat

mengalami korosi yang disebabkan pengeroposan dari dalam materialnya.

"Kenapa?"

"Dibagian Torque Tube Elevator ada corrosion pak"

"Boleh saya lihat? Aku setengah ragu-ragu membolehkan beliau melihat bagian itu sambil

memberikan lampu senter karena tempatnya yang sempit sudah sore pula dan tidak untuk

semua orang bisa melihat. Walaupun beliau masih mengenakan jas seketika itu juga beliau

langsung menaiki tangga yang aku gunakan untuk memeriksa kondisi Torque Tube Elevator

itu. Teman-teman yang bekerjapun sempat terhenti kegiatanya.

Setelah beberapa saat beliau turun.

Dengan gaya khasnya beliau berkomentar "Begini Dik,.Torque Tube Elevator itu corrosion

disebabkan oleh intergranular corrosion, situasi ini dapat terjadi dalam alloys dalam hal ini

aluminum , ketika grain boundaries habis atau ini juga dikenal sebagai boundary

depletion..High strength aluminium alloys, khususnya ketika menerima high degree of working

dapat mengalami corrosion jenis ini"

Walah akupun sudah lupa teori intergranular corrosion.

"Ada berapa pesawat CN235 yang terbang?"

"Ada empat pak"

"Hanya empat!!!" aku mengiyakan sambil aku merasa bingung setelah menyatakan jumlah

pesawat yang terbang dari empat belas yang ada.

"Kenapa.???"

"Spare part-nya pak" jawabku

"Siapa yang bertanggu jawab di inspeksi ini?"

"Saya pak" jawabku

"Adik punya catatanya apa saja yang kurang?

Kebetulan aku memang mencatat setiap sparepart yang kurang karena pasokanya

tersendat.

"Ada pak" jawabku, kembali lagi aku merasa tak menentu.

"You bisa kasih ke saya copynya?" kali ini beliau menyapaku you.

"Bisa Pak"

"Kapan you bisa kasih?"

"Kapan bapak mau" jawabku, dengan resiko aku bakal diomelin pak Oman Margono yang

waktu itu sebagai penanggung jawab tahnik di Bandung. "Saya tunggu hari Rabu" waktu itu

hari Senin, jadi aku punya waktu untuk memphotocopy catatan di buku "missing component"

dengan seijin pak Oman dan beliaupun menyetujuinya. Kami berpikir apa yang akan terjadi

pada kami setelah memberikan informasi langsung tanpa melalui higher management

approval ke pihak tertinggi di IPTN waktu itu.

Seingatku ada sekitar 400an komponen atau spare part yang harus disuply dari IPTN.

Pada hari dan jam yang telah dijanjikan aku datang sendirian menemui beliau di ruang

kantornya yang waktu itu terasa sangat mewah, beginilah mungkin kantor orang nomor satu

di IPTN pikirku. Tidak lama aku mohon diri setelah melakukan beberapa perbincangan, waktu

itu beliau didampingi pak Tatang (aku lupa nama lengkapnya) sekertaris beliau.

Aku dan pak Oman sudah sepakat dan siap menerima sangsi apapun tindakan dari higher

management Merpati akibat tindakan kita. Entah bagaimana prosesnya dengan Merpati

dua minggu berselang, datanglah satu container IPTN penuh dengan kebutuhan spare part

Page 209 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

ke Merpati untuk melengkapi missing component, kami surprise tapi aku masih was-was

terhadap sangsi atau tindakan dari higher management.

Alhamdulillah sampai hari ini tindakan atau sangsi dari management tidak aku terima. Maka

kurang dari tiga minggu setelah dilengkapi satu persatu semua pesawat CN235 yang

berjumlah empat belas bisa terbang kembali.

Orang Indonesia sering membanding-bandingk an dengan Negara pembuat pesawat

seperti Boeing dari Amerika dan Airbus dari Eropa. Tentu IPTN atau PT Dirgantara Indonesia

bukanlah perusahaan pembuat pesawat yang sempurna, begitu juga dengan Boeing dan

Airbus. Nyatanya sampai saat ini Airbus dan Boeing masih terus saja menerima complain dari

operatornya, mereka menerima dengan tangan terbuka bahkan complain adalah

merupakan salahsatu bentuk kerjasama dan mereka menerima complain itu dan

mengeluarkan solusi berupa antara lain Operations Information Telex atau Mantinenance

Review Board yang akan memberikan solusi complaint. Di dunia penerbangan Operator dan

pembuat pesawat harus bekerja sama untuk terus melakukan engineering dan operational

improvement, jadi bukan hanya satu pihak saja yang merasa bertanggung jawab.

Sekarang Merpati memilih pesawat MA-60 buatan Xian Aircraft Industry Corporation, China.

Aku ingat kata-kata Habibbie "Itu konyol !!!, kita bisa buat CN235, kenapa kita beli pesawat

orang lain" didepan ratusan peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

pada acara peluncuran buku "Empat Windu BPPT", bahkan pak Habibbie mengatakan

ketika membuat pesawat komersial CN235 pihaknya harus memberi jaminan kualitas bahwa

tiap produknya harus mampu "take-off" terbang dan landing sebanyak 100.000 kali tanpa

ada gerakan yang akumulasinya bisa membuat sebuah pesawat berubah konstruksinya dan

membahayakan keselamatan. Ternyata itu adalah jaminan yang diminta FAA, itu kehendak

pasar.

Seharusnya, kata baliau, pemerintah tidak membiarkan PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN)

yang sudah dibangun dengan susah-payah itu mati konyol dengan tidak memberinya

peluang untuk menunjukkan kemampuannya. Ia menampik berbagai pertanyaan yang

ditudingkan kepada dirinya mengapa pemerintah harus membangun IPTN yang akhirnya

mengeruk anggaran negara sangat besar. "Kalau di Indonesia sudah ada perusahaan

semacam IBM atau Philips, kita pemerintah tidak perlu membuat IPTN. Kita belum sampai di

situ," katanya.Ia juga menegaskan bahwa apa yang dilakukannya itu adalah kebijakan

negara dan merupakan kelanjutan dari kebijakan orde lama, bukan proyek Habibie.

Sekarang Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, bisa mengatakan, Korea adalah

pasar terbesar penjualan pesawat buatan Indonesia jenis CN-235. "Korea pasar terbesar

pemesan pesawat CN-235, disamping negara-negara lainnya," disela-sela pembukaan

acara "Working Level Task Force Meeting Republic of Indonesia-Korea"

Sebab jenis pesawat ini, kata dia, dari segi keandalan mesin dan jelajah bisa bersaing

dengan pesawat buatan negara lain."Bahkan sekarang Korea berencana menambah kuota

pembelian pesawat jenis tersebut," katanya. Ia mengatakan, dibanding pesawat jenis Casa,

kualitas pesawat CN-235 buatan dalam negeri itu jauh lebih baik."Itu kata pihak Korea.

Makanya, mereka berminat menambah lagi untuk kepentingan negara itu," ujarnya.

Korea Selatan sangat berminat menambah produksi pesawat tersebut, karena diminati di

dunia internasional. Terkait penggunaan pesawat itu di dalam negeri, Hatta Rajasa mengaku

akan mengoptimalkan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia tersebut. "Ke depan, kami

dorong penggunaan pesawat produksi dalam negeri untuk melayani jalur antarpulau di

Tanah Air," katanya.Negara- negara yang telah menggunakan CN-235 sendiri sudah banyak,

antara lain Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Pakistan, Korea, dan Uni Emirat Arab.

Kenapa baru ada pejabat Negara yang baru berkomentar seperti ini sekarang, dulu

kemana aja ente!!!

Jawabnya memang belum jadi Menteri....

Kuwait, 10 Januari 2012

Mengintip Pesawat Kepresidenan RI dari dekat...

Jakarta - Tahun depan rencananya Presiden RI sudah bisa menggunakan pesawat

kepresidenan yang telah dibeli, Boeing Business Jet (BBJ) 2. Burung besi mewah ini banyak

Page 210 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

digunakan sebagai pesawat pribadi para eksekutif perusahaan besar dan kepresidenan.

Seperti apa pesawat ini?

Dari http://www.aerospace-technology.com, BBJ 2 merupakan evolusi dari keluarga BBJ.

Dibandingkan BBJ 1, volume kabin pesawat ini 25 persen lebih besar dan volume kargonya

juga ditambah hingga 100 persen. Kehebatan pesawat ini, bisa terbang menempuh jarak

jauh nonstop dari New York ke London, Moskow atau Dubai atau London ke Rio de Janeiro,

Johannesburg, Singapura atau Tokyo.

Pesawat ini diproduksi di pabrik manufaktur Boeing Commercial Airplane Group di Renton,

Washington, AS. Pesawat dibuat dengan skema patungan atau joint venture antara Boeing

dengan General Electric. Kerja sama dibuat sebagai respons pada tingginya permintaan

pasar akan pesawat yang memiliki jangkauan terbang lebih dari 6.000 mil.

BBJ dibuat dengan mendasarkan pada seri Boeing 737-700 dengan sayap yang disesuaikan

dengan sayap seri -800. Sedangkan BBJ 2 dibuat dengan mendasarkan pada seri Boeing

737-800. Namun dibanding 737-800, pesawat ini memiliki jangkauan dan kecepatan yang

lebih tinggi. Tingkat kebisingan dan emisinya pun lebih rendah ketimbang anggota Boeing

737 lainnya.

Badan pesawat terbang ini dibuat dengan menggunakan struktur aluminium. Sayap dan

ekor pesawat juga menggunakan campuran aluminium. Pesawat itu didesain agar turbulensi

udara dalam pesawat berkurang, sehingga dapat meningkatkan jarak tempuh bahan

bakar, jangkauan dan ketinggian.

BBJ 2 diluncurkan pada Oktober 1999, dan diserahkanterimakan pertama kali pada Maret

2001. Ada 13 BBJ yang telah diserahterimakan.

Begitu pesawat ini diserahkan oleh pabrik pembuat, pembeli memilih sendiri perusahaan

desain interior. Sebab BBJ diserahkan dalam 'kondisi hijau', yang artinya tidak dicat dan

belum ada kelengkapan interior. Nantinya pusat penyelesaian pesawatlah yang akan

memasang interior dan melukis pesawat.

Bobot pesawat ini dapat ditekan dengan penggunaan bahan komposit dengan grafit,

kevlar dan karbon yang diperkuat plastik untuk lift, aileron dan kemudi. Dalam keadaan

kosong, pesawat 737-800 berbobot 45.730 kg, namun pada saat terbang bobot

maksimalnya 79.015 kg.

Pesawat ini memiliki dua mesin turbofan CFM56-7B27 yang dikembangkan oleh CFM

International, sebuah perusahaan yang dibentuk bersama oleh General Electric dari Amerika

Serikat dan Snecma dari Perancis. Pesawat ini juga mampu menjangkau tambahan waktu

180 menit saat terbang. Dengan digunakannya mesin ganda (ETOPS), pengguna bisa

mendapatkan rute yang lebih cepat.

Roda pendaratan pesawat dioperasikan secara hidrolik. Landing gear juga dilengkapi

dengan oleo-peredam kejut pneumatik yang dipasok oleh Boeing. Pesawat generasi baru ini

memiliki 3 hingga 10 tangki bahan bakar tambahan.

(vit/nrl)

Von: Ketut Adnyana

Datum: 25.01.2012 10:28:42

An: Nyama Braya Bali -Germany

Betreff: [Nyama Braya Bali -Germany] Layanan Visa Schengen Kini Dipercepat

Layanan Visa Schengen Kini Dipercepat

Ini kabar baik untuk warga Indonesia yang hendak melakukan perjalanan ke Eropa.

Kedutaan besar negara-negara Schengen di Jakarta kini memberikan layanan visa yang

lebih cepat bagi warga Indonesia.

Penerbitan visa bagi pemohon yang memenuhi persyaratan, pada umumnya, kini dapat

diselesaikan dalam beberapa hari kerja setelah menyerahkan paspor dan berkas-berkas

lengkap.

Visa Schengen berlaku untuk 22 dari 27 negara anggota Uni Eropa (UE) serta sejumlah

negara non-UE termasuk Norwegia dan Swiss. Negara yang menjadi anggota konvensi

Schengen adalah Austria, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman,

Page 211 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta,

Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

"Kontak antarwarga merupakan bagian penting dari hubungan antara Eropa dan Indonesia.

Kami sambut baik meningkatnya jumlah warga Indonesia yang mengunjungi negara-negara

kami dalam beberapa tahun belakangan ini. Dengan dipersingkatnya waktu proses

penerbitan visa, kini semakin mudah bagi warga Indonesia dalam proses pengajuan

permohonan visa. Kami harap hal ini dapat mempererat hubungan kita di masa

mendatang," demikian pernyataan bersama kedutaan besar negara-negara itu yang

diterima Kompas.com, Rabu (25/1/2012).

Namun, waktu proses penerbitan visa kemungkinan akan berbeda saat masa puncak

liburan dan para pemohon visa sebaiknya mencari informasi lebih lanjut saat mengajukan

permohonan visa. Menurut pernyataan itu, permohonan visa harus diajukan ke kedutaan

besar negara yang menjadi tujuan utama perjalanan.

http://internasional.kompas.com/read/2012/01/25/15573890/Layanan.Visa.Schengen.Kini.Dip

ercepat

http://www.metrotvnews.com/metromain/tajuk/2012/01/15/1011/Negeri-Autopilot/tajuk

Negeri Autopilot

Minggu, 15 Januari 2012 19:32 WIB

ITULAH yang dirasakan oleh banyak orang sekarang ini. Negeri ini berjalan sendiri, tanpa

kehadiran pemerintah. Semua persoalan diserahkan kepada masyarakat untuk diselesaikan

atau tidak bisa diselesaikan. Diserahkan kepada masyarakat untuk diselesaikan dengan cara

damai atau dengan cara kekerasan.

Penilaian negeri yang berjalan sendiri ini bukan hanya datang dari partai oposisi. Para tokoh

masyarakat pun mempunyai penilaian yang sama. Bahkan banyak pejabat tinggi negara

yang diam-diam mengakui bahwa negeri ini berjalan dengan autopilot.

Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5 persen tahun 2011, terjadi bukan karena

sentuhan dari pemerintah. Dengan dibiarkan saja perekonomian berjalan oleh pemerintah,

maka ekonomi negara ini memang akan tumbuh dengan sendirinya.

Kalau pemerintah hadir, pasti pertumbuhan akan lebih pesat lagi. Sebab, setiap investasi Rp

100 triliun dari pemerintah, kontribusinya kepada angka pertumbuhan bisa mencapai 0,7

persen. Sayang anggaran yang dimiliki pemerintah tidak dipergunakan secara efektif,

sehingga kontribusinya terhadap pertumbuhan menjadi minimal.

Pemerintah seharusnya hadir untuk menetapkan arah pembangunan yang akan kita

lakukan. Apa sebetulnya kekuatan utama dari perekonomian kita yang dijadikan andalan.

Semua kekuatan seharusnya diminta untuk menopang arah besar itu.

Kalau sekarang ini perekonomian kita tampak kuat, karena kita beruntung sedang

menikmati harga komoditas yang baik. Itulah yang ikut membantu mengapa nilai ekspor kita

dalam beberapa tahun terakhir bisa meningkat dengan sangat signifikan.

Pertanyaannya, apakah pemerintah hadir ketika perusahaan Indonesia yang menjadi

andalan ekspor itu menghadapi kesulitan di luar negeri? Seringkali tidak. Ketika ekspor

minyak kelapa sawit kita menghadapi hambatan di Eropa, pemerintah membiarkan

perusahaan kita memperjuangkan nasibnya sendiri. Demikian pula ketika ada tuduhan

dumping terhadap ekspor produk kertas Indonesia ke Amerika Serikat.

Jangankan untuk persoalan yang jauh dari Indonesia, untuk yang ada di depan mata saja,

pemerintah tidak terlalu mempedulikan. Lihat misalnya jalan-jalan yang ada di Dumai, Riau.

Kita tahu daerah itu menjadi andalan untuk ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Truk-truk

yang lalu-lalang dari perkebunan ke pelabuhan adalah truk-truk besar dengan muatan

sekitar 40 ton. Tetapi jalan yang dibangun pemerintah kekuatan maksimal hanya delapan

ton.

Tidak usah heran apabila jalan di kawasan itu cepat rusak. Pertanyaannya, apakah

pemerintah bertindak cepat ketika kerusakan jalan terjadi? Padahal dengan infrastruktur

yang tidak memadai, berapa banyak potensi ekspor yang akhirnya terbuang sia-sia?

Page 212 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ketidakhadiran pemerintah bukan hanya dalam persoalan pembangunan ekonomi. Dalam

berbagai persoalan sosial, pemerintah juga tidak hadir untuk segera menyelesaikannya.

Semua dibiarkan diselesaikan oleh waktu atau kalau bisa masyarakat sendiri yang

menyelesaikannya, biarkan saja masyarakat yang menanganinya.

Dua kasus terakhir yang terjadi Mesuji dan Bima merupakan salah satu contohnya. Kalau

sekarang persoalan itu mereda, bukannya karena masalah sudah selesai. Masalah itu hanya

terpendam sesaat dan satu waktu akan bisa meledak lagi, karena inti persoalannya belum

diselesaikan.

Kita merasakan bagaimana banyaknya konflik yang terjadi di tengah masyarakat sekarang

ini. Konflik itu dibiarkan diselesaikan dengan kekuatan yang ada pada masyarakat.

Akibatnya, siapa yang kuat dialah yang menang.

Padahal tidak selalu yang kuat itu yang benar. Seringkali yang lemah dan tidak bersuara itu

yang benar. Hanya saja karena pemerintah tidak hadir untuk membela mereka yang lemah,

akhirnya mereka dianggap sebagai pihak yang salah.

Itulah yang sekarang ini sering disuarakan oleh para tokoh lintas agama. Mereka hadir untuk

mengingatkan pemerintah agar menjalankan peran dan tanggung jawabnya secara benar.

Jangan biarkan keadaan tidak terkendali, karena akan menimbulkan kekacauan di tengah

masyarakat.

Penertiban terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang biasa menggunakan kekerasan

sebenarnya sudah dijanjikan Presiden bulan Februari tahun lalu. Tetapi semua hanya

berhenti pada tingkat wacana. Akibatnya kelompok yang sama pekan lalu kita lihat

melakukan anarkisme lagi ke Kementerian Dalam Negeri.

Pertanyaannya, apakah pemerintah segera hadir untuk menegakkan keamanan dan

ketertiban? Sama sekali tidak. Seperti biasa pemerintah membiarkan semua itu terjadi,

sehingga tidak usah heran apabila kekerasan akan terus menjadi bagian dari kehidupan

bangsa ini.

Anehnya, pemerintah begitu sensitif terhadap kritikan yang sebenarnya berangkat dari

kepedulian terhadap kehidupan bangsa dan negara ini. Pemerintah begitu keberatan

dengan kritikan para tokoh lintas agama yang meminta pemerintah lebih hadir dalam

menata kehidupan bangsa ini. Pemerintah tidak merasa bahwa negeri ini sedang berjalan

dengan mode autopilot.

Sepanjang kita hanya berkutat pada persoalan semantik, tanpa pernah mau menyadari

realita yang terjadi, maka kita akan larut terus dalam perdebatan. Padahal yang diperlukan

sekarang kebesaran hati untuk menangkap apa yang tengah terjadi. Kita sama-sama

mempunyai keinginan agar bangsa dan negara ini bisa lebih sejahtera lagi.

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/25/ArticleHtmls/Tiga-Usul-Indonesia-

Masuk-Konferensi-Parlemen-OKI-25012012008005.shtml?Mode=0

Tiga Usul Indonesia Masuk Konferensi Parlemen OKI

JAKARTA

Tiga usul Indonesia diterima dalam Executive Committee Meeting, Konferensi Parlemen

Negara-negara Anggota Organisasi Konferensi Islam (PUIC) ke-7, di Palembang. Ketiga usul

itu adalah masalah perjuangan Palestina menjadi anggota penuh PBB, dinamika perubahan

dan demokrasi yang melanda kawasan Arab, serta persoalan perempuan, hak politik, dan

hak asasi manusia.

―Usul Indonesia diterima setelah perdebatan yang cukup alot. Selain dari Indonesia, yang

juga alot adalah usul Suriah,‖ kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso

kemarin. Executive Committee beranggotakan sembilan negara, yakni Indonesia, Uganda,

Mesir, Aljazair, Arab Saudi, Iran,Turki, Burkina Faso, dan Kamerun.

Saat ditanya apakah permasalahan pekerja migran Indonesia akan dibahas dalam

konferensi tersebut, Priyo membenarkan. Namun substansinya akan diperdalam di

persidangan selanjutnya.

Page 213 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Priyo, hal lain yang akan dibahas dalam konferensi adalah masalah yang terjadi di

Siprus, Kashmir, Turki, Sudan, dan Somalia. ―Juga ekonomi global dan peningkatan solidaritas

antarnegara-negara OKI,‖ tuturnya.

Secara garis besar, PUIC akan membahas permasalahan politik, ekonomi, sosial-budaya,

perempuan, masalah organisasi, dan draf resolusi Palembang.

―Semua akan dimatangkan oleh Executive Committee,‖ katanya.

Seperti diberitakan, PUIC digelar di Palembang pada 24-31 Januari 2012. Rencananya,

konferensi akan dihadiri 36 negara dari 51 anggota, 8 negara peninjau, serta 6 tamu tuan

rumah.

Presiden SBY dijadwalkan membuka sidang umum pada 30 Januari nanti.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kesiapan panitia lokal sudah 100

persen untuk menyukseskan acara berlevel dunia itu. ―Kita sudah siapkan dari tahun lalu

agar ini dapat sukses,‖ katanya.

Sebagai tuan rumah, Alex berharap PUIC ke-7 dapat membawa dampak bagi

perekonomian dan kehidupan politik Sumatera Selatan. ―Dampak ekonomi jelas ada karena

tamu yang hadir cukup banyak dari puluhan negara,‖ katanya optimistis.

http://www.thejakartaglobe.com/news/dayak-tribes-survival-hinges-on-conservation-

efforts/493592

Dayak Tribe‟s Survival Hinges on Conservation Efforts

Carla Isati Octama | January 25, 2012

Members of Kalimantan's Dayak tribes are saying that palm oil companies are encroaching

on their ancestral lands. (Agency Photo)

The fate of East Kalimantan‘s Dayak tribes is inextricably linked to the success or failure of

Indonesia‘s efforts to reduce deforestation, an international environmental organization said

on Wednesday.

The Dayak Benuaq of Muara Tae, West Kutai Kabupaten, are at the front lines of the issue —

faced with palm oil companies eager to expand plantations into the island‘s customary

forests, the Environmental Investigation Agency said.

Members of the tribe have taken to manning an outpost in the woods in the hopes of

dissuading developers. Under current planning laws, the threatened forest is listed as being

outside the national forest area, leaving it open to development.

In January 2010, plantation permits for Muara Tae were issued to two palm oil companies,

Malaysian-owned Munte Waniq Jaya Perkasa and Borneo Surya Mining Jaya, a subsidiary of

Sumatran conglomerate Surya Dumai.

According to EIA, the survival of the Dayak Benuaq depends on the continued existence of

the forest they live in.

―There are more than 800 families in Muara Tae relying on the forests for their food, water,

medicine, culture and identity. Put simply, they have to keep this forest in order to survive.‖

said Faith Doherty, EIA‘s forest team leader.

―The rhetoric from the president of Indonesia on curbing emissions by reducing deforestation

is strong. But on the front line, where indigenous communities are putting their lives at risk to

protect forests, action is sorely missing,‖ she said.

According to EIA, Muara Tae has lost more than half of its land and forests over the last 20

years to mining companies. The conversion of forestlands to mining purposes is blamed for

the drying up of villagers‘ clean water sources.

―We are calling for help from people everywhere in protecting our forests and ancestral

land,‖ said Pak Singko, a leader of the Dayak Benuaq.

―We are being squeezed from all sides by mining and plantation companies. This is the last

remaining forests that we have and the only land we have to survive. If my forests are gone,

our lives will end.‖

Page 214 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

President Susilo Bambang Yudhoyono recently pledged to reduce carbon emissions across

the country 26 percent by 2020, while still delivering strong economic growth

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/tak-sempat-cari-uang-air-saja-susah

Map

Yogyakarta, Indonesia

Tak Sempat Cari Uang, Air Saja Susah

Diterbitkan : 25 Januari 2012 - 9:06am | Oleh Yanti Mualim (Foto: RNW)

Diarsip dalam:

Yayasan Dian Desa

"Ada kelompok tertentu yang karena satu dan lain sebab bisa tinggal landas, karena terdidik

atau punya akses tapi banyak yang ketinggalan di landasan. Ini justru jadi masalah paling

besar," demikian Anton Sudjarwo pendiri Yayasan Dian Desa mengenai masyarakat

pedesaan Indonesia.

Berbagai penghargaan telah diterimanya: Kalpataru, Magsaysay dan Satya Lencana.

Semua itu untuk usaha dan kepeduliannya terhadap masyarakat lapisan ekonomi lemah

dan lingkungan hidup. Itulah Anton Sudjarwo, pendiri Dian Desa. LSM ini didirikan pada 1972,

dan berawal ketika ia masih mahasiswa.

Kebutuhan utama

Tujuan utama Yayasan Dian Desa adalah membantu masyarakat desa memperbaiki

kehidupan mereka. Untuk itu mereka harus bebas dari beban-beban yang tidak perlu,

sehingga bisa masuk kancah produktif. "Andai kata tiap hari cari air saja empat jam, lima

jam, biar dilatih ini dan itu. Yah, mereka kan tidak punya waktu lagi."

Air bersih, sanitasi dan energi adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi dulu. Ketika

masih mahasiswa, Anton Sudjarwo menerima tantangan membantu masyarakat pedesaan

mendapatkan air. Proyek pertama dan paling tua dari Yayasan Dian Desa adalah

penyediaan air bersih.

Berbagai teknologi mereka terapkan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat pedesaan.

"Lebih banyak kita menikmati pendidikan, banyak titel, sebenarnya secara moral kita utang

sesuatu pada mereka. Bukan utang duit. Biar mereka bisa hidup lebih enak, yah do

something." Itulah motivasi Anton Sudjarwo.

Kegembiraan kerja baginya adalah bisa bermanfaat bagi banyak orang lain. Jika dinilai dari

segi materi memang tidak banyak. Tapi banyak kegembiraan lain yang lebih berharga bagi

pria setengah baya berperawakan tinggi itu.

Atasi polarisasi

Memperbaiki ekonomi masyarakat lapisan bawah adalah sangat penting, karena

perbedaan besar antara si kaya dan si miskin menyebabkan polarisasi yang

membahayakan. Bukan saja bagi Indonesia, tapi bagi dunia.

"Sampai hari ini di Indonesia dan di negara berkembang, air menjadi isu yang besar sekali. Di

Indonesia baru 50 persen begitulah, dari penduduk Indonesia yang punya akses kepada air

bersih," lanjut Anton Sudjarwo.

Dian Desa juga bekerja sama dengan organisasi Belanda yang bergiat di bidang air dan

sanitasi seperti Simavi yang didukung DGIS, yaitu Direktorat Kerjasama Pembangunan

Internasional.

Setelah tahap penyediaan kebutuhan dasar, ada tantangan berikut. Masyarakat desa

punya air bersih dan sanitasi, tapi kantong tetap kosong, mereka tetap miskin. Di sinilah Dian

Desa mengajak masyarakat memasuki tahap pengembangan ekonomi. Misalnya dengan

industri kecil.

Kulit ikan pari

Page 215 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Salah satu contohnya adalah pemanfaatan kulit ikan pari. Salah satu program LSM ini di

Jepara adalah membantu masyarakat nelayan petambak yang kemudian diperluas sampai

nelayan yang melaut.

Pertanyaan utama adalah bagaimana meningkatkan pendapatan mereka dengan apa

yang ada di tangan nelayan? Berbagai hal mereka temukan, rumput laut, kulit udang, kulit

kepiting, namun pilihan jatuh pada kulit ikan pari.

Sedianya kulit ikan pari dipandang sebagai limbah, karena yang dijual adalah dagingnya.

Namun kulit ikan pari itu indah, bisa digarap menjadi produk-produk menarik. Untuk itu kulit

ikan harus disamak dulu.

"Nelayan mengatakan pada saya: 'Oh bapak mau kulit ini? Silahkan ambil Pak.' Bagi dia itu

sampah," jelas Aryanto pada Radio Nederland. Dia menolak, karena ingin membeli kulit pari

itu dari para nelayan. Mereka diminta membersihkan dulu kulit ikan pari, dipisahkan dari

dagingnya dan diproses dengan garam.

"Tahun 88 saya beli seribu lima ratus rupiah. Upah waktu itu seratus perakpun mereka sudah

mau." Dengan demikian para nelayan mendapat tambahan.

Dampaknya

Kulit ikan pari kemudian disamak dan digarap menjadi antara lain tas, dompet, ikat

pinggang. Ini berarti peluang kerja dan nafkah bagi para penyamak kulit, pengrajin dan

penjaga toko. Saat ini di belakang tokonya di Yogyakarta, Aryanto mempekerjakan sekitar

150 karyawan.

"Kalau mau hitung dengan nelayannya yang mengumpulkan kulit dan menghitung juga

keluarga mereka, karena nelayan laki-laki. Mereka yang menangkap ikan, sampai di darat

yang melepaskan kulit itu ibu-ibu atau istri mereka. Itu jumlahnya bisa sampai ribuan."

Demikian Aryanto menyimpulkan dampak pemanfaatan kulit ikan pari yang sedianya

dianggap sampah.

a.. Anton Sudjarwo

© Foto: RNW - www.ranesi.nlb.. Yayasan Dian Desa

© Foto: RNW - www.ranesi.nlc.. Kulit ikan pari

© Foto: RNW - www.ranesi.nld.. Kulit ikan pari

© Foto: RNW - www.ranesi.nle.. Yayasan Dian Desa

© Foto: RNW - www.ranesi.nlf.. Yayasan Dian Desa

© Foto: RNW - www.ranesi.nlg.. toko Yayasan Dian Desa© Foto: RNW - www.ranesi.nlh.. Kulit

ikan pari digarap menjadi tas

© Foto: RNW - www.ranesi.nla..

Favorit/Cari dengan:

[Non-text portions of this message have been removed]

LeegTidak jauh bedanya dengan konsep pertahanan yang lebih mengutamakan AD

dibandingkan AL. Padahal untuk menjaga keamanan dan keutuhan wilayah, AL maupun

armada laut sangat penting karena Indonesia adalah negara yang terdiri dari kepulauan.

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/jss-abaikan-konsep-maritim/

25.01.2012 13:23

JSS Abaikan Konsep Maritim

Penulis : Ellen Piri

(foto:dok/ist)

JAKARTA - Rencana pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) memang

cukup menarik perhatian. Konstruksi jembatan sepanjang 30 kilometer (km) dengan nilai

investasi Rp 250 triliun tersebut membutuhkan konsep konstruksi yang matang.

Selama ini, pemerintah selalu memamerkan pembangunan infrastruktur yang menopang

kesejahteraan rakyat banyak, salah satunya transportasi. Sebagai negara kepulauan,

idealnya Indonesia juga memiliki kekuatan lebih di sektor transportasi pelayaran yang

banyak menghubungkan pulau-pulau.

Page 216 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ahli hukum maritim Chandra Motik mengatakan, pemerintah harus bisa mengubah

anggapan bahwa gagasan pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia sekadar

lip service, tetapi benar-benar mengakomodasi kebutuhan akses transportasi masyarakat di

lokasi terpencil. Salah satunya diwujudkan dengan memajukan transportasi berbasis

kelautan dan penyeberangan.

"Membangun infrastruktur jembatan memang sah-sah saja. Namun, sebagai negara maritim

kepulauan, Indonesia seharusnya mampu memperkuat sektor transportasinya dengan

mengoptimalkan eksistensi kapal, dan mempercantik pelabuhan serta dermaga, yang

potensinya sangat besar dalam pengangkutan massal," kata Chandra kepada SH, Selasa

(24/1).

Menurutnya, jika ingin fokus pada aspek konektivitas antarwilayah kepulauan,

pengoptimalan jumlah armada kapal, baik untuk transportasi laut ataupun penyeberangan,

harus jauh lebih efektif.

"Dengan menambah jumlah kapal baru, memperbanyak dermaga dan pelabuhan, tentu

akses transportasi akan bisa lebih maksimal. Perbanyakan jumlah kapal bisa dijadikan modal

alternatif keamanan dan pertahanan negara ke depannya," katanya.

Menurut catatan SH, tahun lalu anggaran pembangunan proyek JSS sangat spektakuler,

karena mencapai ratusan triliun rupiah.

Jika pada awal 2011 disebutkan dana pembangunan JSS sebesar Rp 117 triliun (kala itu

belum ada penambahan konsep kereta api), nilai tersebut sangat cukup untuk pengadaan

sekitar 208 unit kapal feri baru yang masing-masing berbobot 4.000 gross ton dan mampu

mengangkut ribuan orang.

Kalau saja pembelian kapal feri baru itu terwujud, tentu pemerintah tidak perlu kesulitan

mengatur 200 lintasan antarpulau. Yang lebih mengagetkan lagi, jumlah kapal feri di

Indonesia baru mencapai sekitar 210 unit sejak negeri ini merdeka.

Indonesia sebagai negara maritim kepulauan yang memiliki perairan luas dari Sabang

hingga Merauke sangat minim armada kapal. Padahal, dalam bentang itu terdapat sekitar

8.000 pulau berpenghuni dari belasan ribu pulau.

Transportasi yang paling ideal dengan kondisi itu hanya kapal feri. Pengoptimalan kapal

penyeberangan bisa menjadi prioritas yang lebih bijak untuk menumbuhkan perdagangan

antarpulau secara serentak dan paralel.

Pilihan Tegas

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimuso pun sempat

mengkhawatirkan pembangunan JSS akan mematikan bisnis kapal penyeberangan.

Sedikitnya 33 feri yang melayani penyeberangan Merak-Bakauheni terancam nganggur jika

jembatan ini dibangun.

"Kami berharap kasus Jembatan Suramadu yang membunuh usaha feri penyeberangan

terulang kembali di Jembatan Selat Sunda. Saat ini ada 33 kapal penyeberangan di

Pelabuhan Merak-Bakauheni terancam tidak ada penumpang," katanya yang dihubungi SH

secara terpisah.

Ia menegaskan, pihaknya tidak bermaksud menentang pembangunan JSS yang sudah

menjadi keputusan pemerintah ini. Namun ia berharap dampak negatif proyek JSS ini dapat

diminimalkan.

Ahli transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, dirinya memang

tidak menolak rencana pembangunan JSS. "Tetapi, apakah pemerintah sudah membangun

infrastruktur dasar dan moda transportasi yang lebih vital? Setidaknya, adakah kepastian

kapan infrastruktur itu selesai?" katanya.

Dalam hal ini, katanya, pemerintah harus menentukan pilihan yang tegas. "Apakah ingin

membangun Jembatan Selat Sunda atau melihat kematian perekonomian dari kota-kota

besar di Indonesia akibat kemacetan? Saat ini saja belum ada solusi pasti bagi kemacetan

di kota-kota besar. Lantas di mana komitmen pemerintah yang juga ingin mengurangi

beban jalan dari angkutan kendaraan bertonase besar?" ujarnya.

Saat ini memang tidak pernah ada pengoptimalan angkutan feri. Dampaknya, tak pernah

diketahui seberapa besar daya dukung feri terhadap mobilitas barang dan penumpang.

Page 217 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Wakil Ketua Umum Indonesian Ferry Association (IFA), Bambang Harjo, menegaskan, di lintas

feri Merak-Bakauheni, keterisian (load factor) feri hanya 70 persen.

Penyebabnya, baru 16 dari 34 kapal dapat beroperasi optimal, karena terbatasnya daya

dukung dermaga. Bahkan ketika Dermaga V-VIII Merak selesai dibangun, diprediksikan load

factor feri di lintas itu tinggal 30 persen.

Menanggapi rencana pembangunan jembatan tersebut, Direktur Lalu lintas ASDP

Kementerian Perhubungan, Wiratno, mengatakan, hal tersebut menjadi kewenangan

Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Kementerian Perhubungan hanya mencegah terjadinya

gangguan selama proses pembangunan jembatan terpanjang di dunia itu.

"Membangun jembatan itu kan butuh waktu sepuluh sampai lima belas tahun. Kami

berupaya selama dibangun jangan sampai terjadi gangguan. Kendaraan yang lewat Selat

Sunda harus menunggu 15 tahun, kan tidak mungkin. Tugas kami tetap mengatur agar

kapasitas itu terjaga lebih baik," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya pun masih menunggu jaminan kepastian kapan JSS dibangun. Ini

penting bagi investor untuk memastikan perhitungan.

"Kami dari Perhubungan hanya melihat dua sisi, satu dari kapasitasnya. Artinya, selama

jembatan itu belum dibangun kami mencegah terjadinya antrean atau kesemrawutan.

Kedua, ada kepastian bagi investor untuk memastikan keberlanjutan perusahaan pelayaran

mereka," ujarnya.

Untuk persiapan itu, Kementerian Perhubungan akan membangun satu dermaga lagi, yaitu

dermaga 6. "Makanya kami butuh kepastian. Jika sudah ada kepastian jembatan itu akan

dibangun, kami bisa siap-siap kapal itu mau dipindah ke mana. Meskipun ada jembatan,

angkutan penyeberangan tetap ada. Jumlahnya tidak tahu, mungkin hanya tinggal 25

persen," katanya.

Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI), Y Paonganan, dalam keterangan

tertulisnya kepada SH menilai rencana pembangunan JSS kurang efektif, karena terkesan

mengabaikan keberadaan laut. Padahal, laut memiliki potensi sangat besar.

"Pembangunan JSS hanya akan menghamburkan anggaran, walaupun itu dana investor. Itu

juga terkesan kurang menghormati posisi Indonesia sebagai negara bahari dengan jumlah

pulau yang sangat banyak," katanya.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/27/ArticleHtmls/Lagi-TKI-Meninggal-di-

Arab-Saudi-27012012010002.shtml?Mode=0

Lagi, TKI Meninggal di Arab Saudi

SUKABUMI

Een Kamarudin binti Romzi dilaporkan meninggal di Arab Saudi.

Keluarga korban mendapat kabar tersebut melalui sambungan telepon dari Arab Saudi

pada tanggal 19 Januari 2012 dan baru hari ini melaporkannya pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi.

Aam Ammar Halim, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi,

menjelaskan, berdasarkan keterangan yang didapat dari keluarga Een, warga Bojong

Sawah RT 02 RW 07, Desa Babakan, Cirumput, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten

Sukabumi, almarhumah meninggal karena sakit. ―Kita sudah lapor ke Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan sedang membuat

kronologis keberangkatan berdasarkan data keluarga dan melengkapi administrasinya

untuk di kirimkan ke BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri,― ujar Aam di Sukabumi, kemarin.

Menurut Aam, proses pengumpulan data administrasi selalu menjadi kendala dalam

penanganan kasus tenaga kerja Indonesia. Keluarga korban sering kali tidak memiliki arsip

dokumen keluarga mereka yang menjadi TKI. ―Kita sekarang sedang mengecek dan

mencari informasi perusahaan apa yang memberangkatkan almarhumah. Hal ini sering

menghambat proses pemulangan para korban,― ucapnya.

Untuk mengetahui kondisi jenazah dan kronologis pasti kematian almarhumah, Disnakertrans

Kabupaten Sukabumi terus berkomunikasi dengan BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri.

Page 218 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

DEDEN ABDUL AZIZ

Empat Tahun Meninggal, Soeharto Jadi Pahlawan?

TEMPO.CO – 3 jam yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Presiden Soeharto hari ini, Jumat 27 Januari 2012 tepat empat

tahun meninggal dunia. Partai Golkar yang dibesarkan oleh Presiden RI kedua itu mencoba

kembali mendorong pemerintah Susilo Bambang Yudoyono memberikan gelar pahlawan

nasional pada Soeharto.

Upaya yang dilakukan partai bergambar pohon beringin kali ini yaitu memberikan

penghargaan tertinggi Bintang Mahakarya Musyawarah Keluarga Gotong Royong (MKGR)

pada acara puncak hari ulang tahun ke-52 Ormas MKGR, Minggu 15 Januari 2012 lalu.

Penghargaan yang sama diberikan pada Presiden RI Pertama Soekarno. Apakah langkah

yang ditempuh Golkar tepat dimata sejarawan?

Menurut sejawaran Anhar Gonggong, pemberian Bintang Mahakarya MKGR tidak ada

hubungannya dengan mendorong pemerintah memberikan gelar pahlawan padanya.

»Golkar kasih gelar silakan, tapi pemerintah berbeda,‖ kata Anhar saat berbincang dengan

Tempo, Kamis malam 26 Januari 2012.

Menurut Anhar, Golkar memberi gelar pada Soeharto adalah wajar karena dia berjasa

membesarkan Golkar. »Kalau tidak memberi penghargaan malah berdosa,‖ katanya.

Namun, di mata sejawaran dari Universitas Indonesia ini, Soeharto tak layak mendapat gelar

pahlawan nasional.

»Saya tidak melihat bukan pada perjuangannya di pertempuran, tapi lebih pada nilai baik

dan buruk yang menjadi pertimbangan masa depan. Tidak pantas gelar pahlawan

diberikan pada orang yang telah melakukan korupsi pada negara,‖ kata Anhar.

Pahlawan, Anhar menegaskan, adalah seseorang yang dianggap sebagai orang yang tidak

melakukan salah. Apabila indikatornya sudah berjuang dalam pertempuran, banyak yang

seharusnya melakukan demikian.

»Bagi saya sebagai warga negara, terlebih sejawaran, tidak ada pengaruhnya

penghargaan mahabintang dari Golkar. Terserah kalau generasi mendatang mau

memberinya gelar pahlawan, tapi saat ini belum saatnya,‖ kata Anhar.

Setali tiga uang, sejarawan Asvi Warman Adam pemberian gelar pahlawan nasional bagi

Soeharto tidak tepat di waktu sekarang. »Penolakan masih kencang,‖ kata Asvi saat

diwawancarai terpisah.

Gelar pahlawan tidak bisa dicabut, sehingga untuk memberikan gelar itu pada Soeharto,

lebih dulu perlu membahas soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terkait pembantaian

masal tahun 1965, pelanggaran HAM di Aceh dan Papua serta kasus korupsinya.

»Kalau nanti sudah ditetapkan sebagai pahlawan ternyata suatu hari nanti terbukti terlibat

kejahatan HAM, nanti akan merepotkan,‖ Asvi menjelaskan.

Apabila pemerintah telah menetapkan Soeharto tidak berlibat pelanggaran, lanjut Asvi,

barulah bisa membicarakan soal pemberian gelar pahlawan. Menurutnya, butuh waktu

sekitar satu generasi atau 20 tahun setelah meninggalnya. Soekarno saja butuh waktu 16

tahun setelah meninggal baru bisa mendapat gelar pahlawan proklamator berbarengan

dengan Mohamnad Hatta.

Sebelumnya. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, menyatakan

pemberian penghargaan Bintang Mahakarya MKGR sebagai usaha Golkar

memperjuangkan Soeharto sebagai pahlawan. Hal itu diungkapkannya saat pemberian

gelar bintang mahakarya pada Soeharto. (baca: Golkar Anggap Soeharto Layak Terima

Gelar Pahlawan)

Terkait soal gelar dari Golkar untuk Soeharto dan Soekarno, Asvi melihat langkah Golkar

meniru cara yang pernah dilakukan Soeharto ketika memberi gelar bagi dirnya sendiri

sebagai Jenderal Besar. Agar tidak risi Soeharto memberikan gelar itu berbareng dengan

Jenderal Sudirman dan A. H. Nasution. Ketiganya dianggap berjasa pada negara dan

posisinya setara. »Kali ini Golkar ingin menyamakan jasa Soeharto kepada negara dengan

jasa Soekarno,‖ kata Asvi.

Page 219 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

RINA WIDIASTUTI

Senang tapi Tak Tenang

Friday, 27 January 2012

Saya sering memperoleh peringatan dan pencerahan hidup dari orangorang yang

dianggap orang kecil, bawahan, dan awam meskipun bagi saya semua orang sama

derajatnya.

Salah satunya dari tukang urut yang kadang saya panggil ke rumah setelah capai bermain

golf. Namanya Mas Sabarno.Tipikal seorang Jawa,asli Solo,yang selalu mendambakan hidup

tenang, damai, meski tidak kaya-raya.―Sekarang ini banyak orang mengejar kesenangan

hidup, tetapi tidak tenang,‖katanya.Mengejar kesenangan sesaat, tetapi ujungnya masuk

tahanan. Ada tipe orang yang memang selalu ingin hidup damai, harmonis, bebas dari

konflik.

Namun ada pula orang yang memandang konflik dan persaingan itu bagian dari hidup

yang mengasyikkan.Tak ada kemajuan dan prestasi luar biasa tanpa sebuah risiko yang

sangat menggelisahkan.Mereka yang berhasil meraih prestasi di atas rata-rata,perjuangan

hidupnya juga di atas rata-rata.Yang kadang terjadi, orang kagum dan iri melihat orang lain

sukses,tetapi tidak mau tahu dan meniru kerjakerasuntukmeraihkesuksesan itu.

Para atlet kelas dunia yang sekarang kaya-raya, mereka telah mengorbankan waktunya

untuk bersenang-senang. Mereka mengisi waktu dengan latihan keras dan disiplin tinggi.Tapi

kita hanya melihat sukses dan senangnya, tidak mau tahu perjuangan mereka sehingga

sampai ke sana. MasSabarnomungkinmewakili budaya agraris, mental petani desa yang

akrab dan damai dengan lingkungan alamnya.

Dia terkesan dengan Pak Harto yang selalu tersenyum dan bersikap kebapakan ketika

berdialog dengan petani desa.―Hidup itu yang paling penting tenang dan aman.Bukan

berlomba-lomba mengejar kekayaan,tidak peduli halal atau haram,‖tandasnya. Untuk apa

pangkat tinggi, hartamelimpahkalauyangdikejar- kejar harta haram dan mengorbankan

harga diri? Mimpi indah warga desa tentang kehidupan yang tenteram, aman, dan damai

tampaknya semakin jauh.

Dulu pasar-pasar tradisional di kota kecil menjadi sarana berkenalan da bersosialisasi para

pengunjung dari desa yang berbeda sambil membawa dagangan hasil panennya. Orang

pergi ke pasar sambil menambah kenalan.Tapi semua itu sekarang sudah berubah total.

Gaya hidup dan ekonomi kota yang justru masuk ke desa. Mainan tradisional anak-anak

hasil kerajinan tangan sudah tergeser oleh mainan impor.

Masuknya televisi dan telepon seluler ke desa membawa perubahan drastis dalam pola pikir

dan pola hidup warga desa. Sawah kehilangan daya tarik dan keindahannya. Serial sinetron

dan gemerlap iklan di televisi telah mengubah mimpi dan imajinasi orang-orang desa untuk

bisa hijrah tinggal di kota atau setidaknya berperilaku seperti orang kota yang

serbaglamor.Mereka tidak tahu,di kota terdapat kantong kemiskinan dan jaringan kejahatan

yang mengerikan.

Ketenangan hidup terasa semakin mahal.Pejalan kaki di kota yang sudah benar mengambil

posisi pun bisa tertabrak mobil karena sopirnya ugalugalan atau tengah mabuk.Pelajar yang

telah bekerja keras agar lulus ujian bisa tersalip prestasi angkanya oleh mereka yang

mencontek dan difasilitasi pengawasnya. Sarjana dengan IPK tinggi tidak ada jaminan lolos

seleksi lamaran kerja kalau tidak memiliki koneksi dan uang sogok.

Ketika sudah bekerja, promosi tidak selalu didasarkan prestasi,melainkan pertemanan

etnik,agama, partai atau almamater. Demikianlah, secara lahiriah pusat-pusat perbelanjaan

di kota besar selalu ramai.Jumlah kendaraan automotif selalu bertambah. Namun

ketenangan hidup malah merosot.Orang tua dan pendidik di sekolah semakin berat

bebannya karena mendapat imbas kehidupan sosial yang beringas. Belum lagi beredarnya

narkoba dan pornografi yang tidak selalu terdeteksi oleh orang tua dan guruguru di sekolah.

Sungguh mencengangkan, Indonesia menjadi pasar terbesar kedua sabusabu di dunia

setelah Thailand. Adakah semua ini membuat kita pesimistis? Meminjam istilah yang sering

digunakan Presiden SBY, kita semua sangat prihatin dengan keadaan ini. Tapi bagi rakyat

tentu tidak cukup hanya dengan pernyataan prihatin.Mereka menuntut perbaikan nyata

Page 220 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dan terukur. Perlu proyeksi, misalnya, antara angkatan kerja dan lowongan kerja. Perlu

perencanaan matang antara jumlah kenaikan mobil dan pembangunan jalan.

Kita salut akhir-akhir ini pemerintah juga menaruh perhatian pada wilayah ‖terpinggir‖ atau

‖terdepan‖yang terletak di perbatasan RI yang warganya tidak bangga dan percaya diri

ketika bertemu dengan warga negara lain yang tinggal di seberang perbatasan. Namun

sesungguhnya, sebelum jauh-jauh memperbaiki wilayah ‖perbatasan‖,yang namanya

bandara internasional juga sebuah zona perbatasan yang mesti memperoleh perhatian

lebih serius.

Bandara Singapura dan pesawat SQ, misalnya, adalah wajah terdepan negara dan

masyarakat Singapura yang akan memberikan kesan pertama orang luar tentang negara

itu. Mestinya Bandara Soekarno- Hatta didesain sedemikian rupa keindahan, ketertiban,

keamanan, dan kenyamanannya mengingat bandara adalah wajah terdepan Indonesia.

PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT

Rektor UIN Syarif Hidayatullah

http://www.seputar-indonesia.com/edisic ... 464155/38/

[Non-text portions of this message have been removed]

Cara yang paling gampang mengalihkan perhatian masa luas dari peroalan yang paling

pokok dihadapi oleh warga RI seperti masalah pendidikan, masalah pangan, masalah

penyerobotan lahan, masalah tempat keja, termasuk masalah penuntasan soal korupsi.

Belum lagi soal pemilu yang akan datang. Penguasa dengan berbagai cara berusaha

menutupi kegagalan mereka termasuk apa yang pernah mereka janjikan sewaktu

kampanye pemilu. Orang bijak bilang Sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak

percaya.

Salam,

Awind

http://forum.kompas.com/nasional/63129-lagi-lagi-ribut-soal-patung.html

Patung 'Bahenol' di Pekanbaru Terus Menjadi Polemik

Foto: Chaidir Anwar/d*tikcom

Pekanbaru - Persoalan patung yang menari di jantung kota Pekanbaru masih saja menjadi

perhatian publik. Selain soal nama patung yang menjadi polemik, bahenolnya pantat

patung juga menjadi sorotan.

Ingin melihat pantat patung yang bahenol dan terkesan erotis? Berkunjunglah ke Pekanbaru,

ibukota Provinsi Riau. Patung ini letaknya di pertigaan Jl Sudirman dengan Jl Gajah Mada

yang lokasinya perisis di depan Kantor Gubernur Riau.

Page 221 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Patung tersebut baru saja usai dibangun sebulan ini dengan menampilkan dua sosok pria

dan wanita yang tengah menari. Sang pria mengenakan peci dengan posisi di atas.

Sedangkan patung wanita posisi di bawah dengan tubuh yang melentik. Melintiknya badan

batung ini, membuat posisi pantatnya menjadi bahenol. Pantat patung yang terlihat montok

itu, mengarah ke Kantor Gubernur Riau.

Urusan pantat bahenol ini dianggap patung yang erotis. Belahan pantat patung yang

terlihat dengan jelas bagi masyarakat yang melintas di sana, menimbulkan protes dari

berbagai pihak. Itulah gambaran masyarakat Pekanbaru yang saat ini meributkan urusan

pantat montok sang patung penari itu.

"Patung itu tidak mencerminkan budaya Melayu, malah terkesan patung wanita itu sangat

erotis. Coba lihat sendiri bagaimana patung wanita dibentuk sedemikian rupa hingga

pantatnya bahenol yang membelakangi warga yang melintas di jalan tersebut," kata tokoh

Budayawan Riau, Eddy Ahkmad RM kepada detikcom, Kamis (26/1/2012).

Menurut Eddy RM, sebaiknya keberadan patung dengan patat yang melentik itu ditinjau

ulang. Paling tidak, harus ada renovasi kembali soal pantat patung yang dianggap aduhai

itu.

"Kalau kita minta sebaiknya dirobohkan saja, patung itu sama dengan berhala. Tapi kalau

tidak dirobohkan, paling tidak direnovasi kembali agar patung wanitanya tidak terlihat

erotis," tegas Eddy RM.

Walau begitu tidak semua masyarakat sepakat jika patung ini di robohkan. Sebagian

masyarakat menilai patung tersebut malah menambah cantik suasana kota Pekanbaru.

"Biar pantatnya bahenol, tetap saja patung itu menambah keindahan kota. Masak urusan

pantat bahenol saja diributin. Kayak nggak ada kerjaan yang lain saja," ujar Rosmaini,

seorang warga di Pekanbaru.

Urusan pantat patung ini memang menarik. Selain soal bahenolnya, warga lain mengkritik

arah pantat itu ke Kantor Gubernur Riau. "Sudahlah pantat patung bahenol, masak

mengarah ke Kantor Gubernur. Apa tidak tidak ada cara lain agar letak patung bisa sedikit

sopan," kata Kurniadi warga lainnya dengan senyam-senyum.

Informasi yang dihimpun detikcom, patung penari ini merupakan karya seni dari I Nyoman

Nuarta, ahli seni patung di Indonesia. Dan kabarnya, pembuatan patung yang tengah asyik

menari ini menghabiskan dana Rp 4 miliar.

__________________________________________________ ___

Heran ga cape2nya mempermasalahkan hal2 sepele seperti ini.

Apa belahan pantatnya mengundang nafsu? Hahahahaha sakit deh..

Akankah FPI dan sebangsanya bergerak menghancurkan patung yg dibuat dengan biaya 4

M ini?

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/indeks-kebebasan-pers-indonesia-turun-drastis

Map

Hilversum, Belanda

Indeks Kebebasan Pers, Indonesia Turun Drastis

Diterbitkan : 27 Januari 2012 - 10:23am | Oleh Marco Hochgemuth (Foto: ニコール)

Page 222 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Diarsip dalam:

a.. Belanda

b.. Indonesia

c.. kebebasan pers

d.. reporter nir batas

e.. RSF

Kebebasan pers di Indonesia lagi-lagi memperlihatkan perkembangan negatif. Indeks

tahunan untuk kebebasan pers yang dikeluarkan Reporter Nir Batas menunjukkan posisi

Indonesia turun drastis dari peringkat 117 tahun 2010 ke peringkat 146 tahun ini.

Penurunan Indeks Kebebasan pers di Indonesia ini sudah berlangsung sejak 2009. Tahun itu

Indonesia menduduki posisi 100. Penurunan ini terutama akibat kasus pembunuhan,

penculikan dan penyerangan di Papua Barat tahun lalu.

Reporter Nir Batas atau Reporters sans Frontières (RSF) menunjuk pada penindasan rakyat

Papua Barat oleh tentara yang menewaskan sedikitnya dua wartawan. Lima wartawan

diculik dan 18 wartawan diserang tahun 2011.

Suriah

Juga kebebasan pers di Suriah, Bahrein dan Yaman turun tajam tahun terakhir. Seperti tahun-

tahun sebelumnya, Eritrea, Korea Utara dan Turkmenistan mengenal pers paling tidak bebas

di dunia adalah. RSF menggambarkan negara-negara ini sebagai "diktatur absolut tanpa

kebebasan warga".

Revolusi di negara-negara Arab menyebabkan perubahan posisi besar-besaran dalam

daftar indeks tahunan. Suriah turun ke peringkat 176 dari 179 negara. Menurut RSF

pemerintah Suriah menghalangi kebebasan para wartawan dengan sensor besar-besaran,

kekerasan dan manipulasi.

Bahrain dan Yaman, di mana oposisi ditekan dengan kekerasan, juga turun drastis dalam

indeks kebebasan pers.

Sementara itu Tunisia, negara di mana revolusi Arab bermula, mengalami kemajuan. Namun

demikian, menurut laporan RSF, pers yang bebas dan netral belum terbentuk di sana. Situasi

di Mesir juga mengkhawatirkan di mana "penguasa militer meneruskan praktek-praktek

diktatorial yang dulu diterapkan Presiden Hosni Mubarak".

Belanda

Posisi teratas Indeks Kebebasan Pers seperti biasa diduduki negara-negara Eropa. Finlandia

dan Norwegia bersama-sama menduduki peringkat pertama. Peringkat tiga dibagi antara

Belanda dan Islandia.

Super power dunia

Page 223 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Tahun ini kritik juga dilancarkan terhadap negara-negara kuat di dunia. Cina turun ke posisi

lima terbawah. Pemerintah Cina tahun lalu semakin meningkatkan kontrol terhadap pers

dan informasi dan juga sensor internet.

Amerika Serikat turun ke peringkat 47 karena banyaknya penahanan terhadap jurnalis yang

memberitakan aksi Occupy Wall Street. Rusia juga semakin turun dan menempati peringkat

142.

Afrika

Kebebasan pers di Afrika tahun lalu juga mengalami kemunduran. Eritrea tetap berada di

posisi paling bawah dan pengekangan pers di Uganda semakin merajalela. Namun

demikian, RSF cukup positif terhadap perkembangan di Sudan Selatan yang tahun lalu pisah

dari Sudan.

Negara baru tersebut masuk dalam daftar dan langsung menempati peringkat 111, posisi

yang cukup bagus.

Amerika Latin

Sementara itu di Latin Amerika posisi Cile turun drastis ke peringkat 80. Menurut RSF, aparat

keamanan di negara itu mengekang pers dalam pemberitaan tentang protes mahasiswa.

Posisi terbawah di wilayah ini tetap diduduki oleh Kuba (167). Sementara Jamaika dan Costa

Rica berada di posisi paling atas.

10 Posisi Teratas Indeks Kebebasan Pers RSF

1. Finlandia dan Norwegia

2. Estonia dan Belanda

3. Austria

4. Islandia dan Luxembourg

5. Swiss

6. Tanjung Verde

7. Kanada dan Denmark

10 Posisi Terbawah Indeks Kebebasan Pers RSF

1. Eritrea

2. Korea Utara

3. Turkmenistan

4. Suriah

5. Iran

6. Cina

7. Bahrain

8. Vietnam

9. Yaman

10. Sudan

[Non-text portions of this message have been removed]

Leeghttp://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/radioshow/wartawan-amplop-ada-dana-

khususnya

Beranda

a.. Radio

a.. Video

a.. Sajian

a.. Dosir

a.. Interaktif

Simpang Amsterdam - Wartawan Amplop: Ada Dana Khususnya

On air: 28 Januari 2012 14:15 - 31 Januari 2012 14:15 (Foto: rnw)

Page 224 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Diarsip dalam:

a.. budaya amplop

b.. Herlambang Perdana Wiratrama

c.. Priambodo

d.. uang suap

e.. wartawan amplop

Jaman sekarang, budaya amplop di kalangan wartawan sudah bukan rahasia lagi.

Bentuknya pun sudah bermacam-macam, tidak lagi hanya sekedar "amplop" berisi uang

terima kasih.Tapi sebagian besar dari para wartawan ini ngotot bahwa mereka tetap

independen dalam menurunkan berita.

Herlambang Perdana Wiratrama yang sedang studi S3 di Fakultas Hukum Leiden tentang

Kebebasan Pers di Indonesia menyebut antara lain: undangan makan-makan atau pesta,

dibiayai plesiran, disekolahkan oleh misalnya anggota parlemen atau dianggarkan khusus

via seksi humas pemda.

Menurut Herlambang, kesulitannya memang di kalangan para wartawan yang merasa

kesejahteraannya masih kurang.

Seperti diakui Priambodo - direktur LPDS (Lembaga Pendidikan Pers Dr Soetomo) -

kecenderungannya memang wartawan anti amplop semakin banyak, terutama mereka

yang bekerja pada media besar dengan kesejahteraan lebih terjamin. Priambodo

menambahkan, tantangannya justru bagaimana menolak amplop yang memang sudah

disediakan khusus oleh nara sumber. Karena resikonya dua, tidak diundang lagi oleh sang

nara sumber, atau dikucilkan oleh kalangan wartawan yang tidak keberatan menerima

ampop.

Selain itu, di Indonesia semakin banyak kalangan industri lain yang mendirikan stasiun televisi,

radio atau media cetak. Mereka ini sering "membajak" wartawan organisasi media.

Priambodo menyebutnya wartawan partisan. Karena sering kali jika yang punya perusahaan

adalah pengusaha atau politisi, maka jikapun meliput, medianya paling memberitakan

fakta, dan tidak mengungkap.

Jadi bagaimana memberantas budaya amplop di kalangan wartawan ini? Simak diskusi

Simpang Amsterdam yang kali ini dipandu Fediya Andina.

[Non-text portions of this message have been removed]

Sent from my iPad

Begin forwarded message:

From: [email protected]

Date: 28 Januari 2012 08:57:51 WIB

To: [email protected], "Amigo Hartono" <[email protected]>,

[email protected], "Saurip Kadi" <[email protected]>, "Bob Hasan"

Page 225 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

<[email protected]>, [email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], media-

[email protected], [email protected],

[email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], [email protected]

Subject: KISAH NYATA - PROYEK SANDERA GAGAL

Reply-To: [email protected]

KISAH NYATA PROYEK ORANG LINGKARAN ISTANA KACAUKAN

"SOLUSI 30HARI" NYA PRESIDEN MASYARAKAT DAYAK (GUB

KALTENG)

Proyek Rekayasa upaya menyandera Tim Mayjen Saurip Kadi di pedalaman Kalteng GAGAL

TOTAL.

Rakyat malah memeluk n menciumi tangan Mayjen Saurip Kadi, bahkan ada yang

menangis. BOHIR kecewa. PIMPRO kebakaran jenggot (sudah terima DP) lantas sebar berita

bohong.

Andi Arief menyebut berdasar laporan dari Dally Ahmad (Kapolres Seruyan) dan sejak sore

menyebar berita bohong bahwa Tim Mayjen Saurip Kadi disandera di pedalaman

kalimantan.

Bahkan esok pagi2nya (Jumat 27Jan2012) Andi Arief siaran live di radio Elshinta. Untungnya

Bos Elshinta cerdas sehingga setelah Andi Arief selesai siaran, Elshinta nya langsung

menelpon Mayjen Saurip Kadi yg sudah ada di Jakarta sejak sore sebelumnya maka

langsung terbongkarlah kebohongan Andi Arief didepan publik secara LIVE juga.

Maka berita bohongnya Andi Arief diperlunak menjadi: "Tim Mayjen Saurip Kadi dikepung

massa dan diselamatkan oleh Poilisi".

Masih menyebar berita bohong juga, karena itu bentuk laporan pertanggung-jawaban

kepada bohir yang sudah terlanjur mengeluarkan uang besar buat proyek ini. Masak mau

ditulis dpt faktanya yaitu: "Rekayasa Penyanderaan Puluhan Milyar Gagal, malah berujung

Tereakan Hidup Jenderal Rakyat".

Malah Ray Sahetapy sempat membacakan Deklarasi Seruyan yang disambut tepuk tangan

oleh ribuan rakyat.

Bagaimana tidak mahal? Ribuan Rakyat dari Kecamatan lain dikerahkan sampai camping di

Kecamatan Hanau, mau diadu dengan Rakyat yang dibela Budi Yardi (anggota DPR yg

DPO karena membela warga yg memilihnya menjadi anggota DPRD) ketika Tim kami dialog

dg warga masyarakat Kec Hanau. Rupanya si Pimpro ingin menjadikan Tim kami kambing

hitam, selain mau menyandera Tim kami di tengah pedalaman.

Bukti lain rekayasa:

Puluhan wartawan sudah didatangkan untuk meliput di tengah pedalaman terpencil tsb?

Siapa yang membiayai? Sedangkan musyawarah adat di rumah bentang di kompleks

gubernuran yg berada di pusat ibukota Palangkaraya, dipimpin Gub Kalteng sama sekali

tidak ada wartawan.

Kasihan Andi Arief ini. Sudah disebut sampah, herder, kutu kupret, lebih hina dari binatang

melata, dll sama teman2 sperjuangnnya dulu seperti Rieke Pitaloka dan Firman Thendry.

"Biarlah, Supaya Andi Arief d Bohirnya tahu bahwa duit tidak bisa menyelesaikan masalah.

Jaringan yg pakai hati nurani jauh lebih sukses dimanapun. Apalagi dengan ribuan rakyat, itu

tidak bisa main2 krn rakyat punya hati nurani", kata Justiani, salah seorang anggota Tim.

Inilah Upaya2 Pelecehan thd Janji dan keseriusan GUB Kalteng untuk menyelesaikan

permasalahan dalam 30 hari.

Pertanyaannya: Mengapa niat tulus Sang Gubernur dicederai? Siapa dulu pemilik lahan

sawit terluas di daerah itu? Yang pakai Bendera Malaysia? Yang anggota DPRD pun bisa jadi

DPO dan 12 rakyat masih ditahan dengan tuduhan mencuri sawit (di lahan sendiri).

Pls cek fakta sbb:

https://plus.google.com/u/photos/11379994902924745919/album/57021150490421065

Page 226 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

https://m.google.com/app/plus/x/g0zg3ct9w82s/?fid=-

8406079270374812112&v=photos_by_activity_id&surl=?v%3Dstream&alid=57021150490421440

65&aid=z13egrkwlmmez1ini22iz5uq4ri0s1im5&sspath=/app/plus/x&phid=5702122661191545090

&login=1&pli=1

Laporan oleh BY, ABH, BH, IP, BC yang ikut ke Kec Hanau Kab Seruyan Kalteng.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Non-text portions of this message have been removed]

Sent from my iPad

Begin forwarded message:

From: [email protected]

Date: 28 Januari 2012 09:38:34 WIB

To: [email protected], [email protected], "Amigo Hartono"

<[email protected]>, "Bob Hasan" <[email protected]>, [email protected],

[email protected], [email protected], "Saurip Kadi"

<[email protected]>, [email protected],

[email protected], [email protected], media-

[email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], [email protected],

[email protected]

Subject: KRONOLOGIS KISAH NYATA - PROYEK SANDERA GAGAL

Reply-To: [email protected]

Kronologis Kunjungan Ke Kec Hanau Kab Seruyan Kalteng

Tanggal 25 Januari 2012 Jam 15 Gub Kalteng Agustin Teras Narang memimpin MUSYAWARAH

adat di rumah bentang yang dihadiri oleh wakil RAKYAT Seruyan dan Kotim dan semuan

jajaran dinas dan BPN dihadiri juga wakil perusahaan. Kami sebagai Tim Advokasi yang

didatangi oleh 28 orang perwakilan adat Dayak juga diundang oleh Gub.

Bimo, Bagian perizinan Group Best Agro Internasional tidak punya kapasitas untuk menjawab

mewakili perusahaan. Sehingga musyawarah adat dayak yang sungguh serius tulus ikhlas

penuh kekeluargaan bagaikan bicara kepada hantu. Ini pelecehan terhadap musyawarah

Adat yang dipimpin oleh Presiden Masyarakat Dayak- (Gubernur Kalteng) krn Bimo tidak

punya kapasitas atas nama PT.

Presiden Masyarakat Dayak (Agustin Teras Narang) menjanjikan solusi dalam waktu 30 hari.

Teras Narang berjanji menyelesaikan sengketa lahan Tanpa Ada Dusta dan itu disaksikan

oleh alam. Sumpahnya kepada alam. Tidak main2.

Hanya 5 menit setelah keluar dari kantor gubernuran kami tim advokasi makan di restoran

Yakuwi yang jaraknya hanya 500 meter dari kantor gub. Tiba2 ada Polisi yang mengaku

penyidik Polda Kalteng mau menangkap Budi Yardi (anggota DPRD Kab Seruyan yang DPO

Polda Kalteng krn membela rakyat). Padahal baru 5 menit sebelumnya gubernur telah

menjamin keamanan dan keselamatan Budi Yardi.

Ini jelas ada upaya melecehkan niat mulia Gubernur. Orang yang mengaku penyidik Polda,

ybs menunjukkan surat izin pemeriksaan Budi Yardi yang ditandatangan Guberur tanggal 23

desember 2011 dilaminating. Dengan gaya sok kuasa mau menangkap Budi Yardi. Kami

tanya mana surat tugas penangkapan dan siapa yang memberi instruksi, dia tidak mau

jawab malah marah2. Mengaku bernama Munawarman, namun setelah kami telepon

Wakapolda Kalteng dan juga Dir Krimsus Polda Kalteng tidak ada nama itu. Padahal naik

mobil polisi. Model lempar batu sembunyi tangan. Menggunakan preman atau LSM binaan

agar Polisi bisa cuci tangan seolah tidak terlibat alias istilah oknum.

Kami segera menelepon Gub melaporkan kejadian dan meminta Gub menjamin keamanan

Budi Yardi. Gub menjamin. Budi Yardi dan sebagian tim tinggal di Palangkaraya untuk acara

lanjutan dengan Sekda esok harinya.

Sementara itu sebagian lagi dari kami pukul 8pm berangkat ke Seruyan dari Palangkaraya

Raya dengan rombongan dua mobil. Mau menghadiri undangan rakyat Seruyan yang

perwakilannya kemarin minta tolong ditemani mengadu ke DPR dan DPD. Pukul 4 dini hari

kami sampai di Kecamatan Hanau Kab Seruyan.

Page 227 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Esok harinya jam 9 pagi Rakyat Seruyan tatap muka dan dialog bersama Tim Advokasi

pimpinan Mayjen Saurip Kadi di aula pertemuan di desa Pembuang I kecamatan Hanau

Kab Seruyan. Dihadiri lengkap oleh beberapa anggota DPRD Seruyan, Kapolsek Hanau,

Danramil Hanau dan Camat Hanau serta rakyat berjejal memadati gedung pertemuan.

Rakyat Seruyan antusias mengadu kepada Saurip Kadi yang menyampaikan janji Gub.

Ketika Ray Sahetapy selesai memainkan seruling tiba tiba masuk kepala desa pembuang

yang marah marah katanya panitia tidak minta izin. Padahal semua jajaran Muspika ada

disitu. Kelihatan sekali rekayasa dimulai. Lalu Kapolsek mengiba-iba agar acara dibubarkan

konon kata Kapolsek akan ada seribu rakyat mau mendatangi tempat acara dan potensi

bentrok. Lalu kami diminta segera meninggalkan Seruyan dengan dikawal karena

keamanan kami terancam. Tim Kami mjawab dengan santai: "janganlah mengajari buaya

berenang. Hentikan cara-cara Orba yang mengadu domba rakyat. Kami mau santai makan

dulu dan tidak perlu dikawal". Lalu kami menuju rumah kediaman Budi Yardi.

Di rumah Budi Yardi, Kapolsek kembali mendatangi kami dan sekali lagi menyampaikan

bahwa dapat tugas dari Kapolda untuk segera mengamankan tim kami keluar dari Seruyan.

Bahkan Kapolsek meminta Mayjen Saurip Kadi untuk bicara lewat telepon dengan Kapolda.

Tapi Mayjen Saurip Kadi menolak: "Tidak perlu itu, Dik. Tidak ada itu semua. Itu kan dulu

kerjaan saya waktu Letnan dua jaman Orba. Kok masih saja dilanjutkan. Bilang sama

Kapolda ya". Tim kami tetap pada pendirian tidak ada itu rakyat aneh-aneh dan kami tidak

perlu dikawal.

Setelah makan siang kami siap meluncur pulang melalui Sampit untuk terbang ke Jakarta.

Sekali lagi, Niat mulia Gubernur Kalteng (Preiden Masyarakat Dayak) dilecehkan oleh ulah

aparat dan provokator (LSM binaan polisi) dengan menghadang rombongan mobil tim

advokasi. Dihadang LSM dihadapkan Kapolsek, Danramil dan Camat. Kami sadar rekayasa

ternyata berlanjut.

Kelihatan sekali, Rakyat yang diorganisir LSM binaan aparat dan perusahaan rencananya

akan dibentrokkan dengan massa pendukung Budi Yardi (anggota DPR yg di DPO karena

membela rakyat).

Ray Sahetapy di mobil depan turun duluan dan diikuti oleh mobil Mayjen Saurip Kadi menuju

kerumunan rakyat. LSM kelihatan sekali menyerukan kalimat-kalimat yang memancing

kemarahan, namun karena kami yakin rakyat itu cerdas maka dialog pun terjadi dan pihak

LSM tidak bisa lagi mau plintar plintir. Tadinya LSM mengarahkan tim untuk masuk ke ruangan

yang dimonopoli oleh LSM dan Rakyat disuruh tunggu di luar. Namun tim sudah paham

cara2 teror semacam itu dan segera Tim malah berbaur ke rakyat dan berdialog dengan

rakyat. Dan rakyat TERBUKTI cerdas dan berhati nurani.

Rakyat yang awalnya diprovokasi oleh LSM binaan aparat dan perusahaan, malah berbalik

tepuk tangan dan menyalami tim advokasi bahkan mengelu-elukan Mayjen Saurip Kadi.

Banyak yang cium tangan dan menangis setelah mendengarkan dialog dengan sang

Jenderal. Untung tim kami ada wartawan foto n cameramen. Sehingga seluruh kejadian

direkam.

Rekayasa aparat dan perusahaan utk menyandera tim advokasi yg diundang Gubernur

Kalteng berbalik menjadi Forum Mengelukan Tim Mayjend Purn TNI AD Saurip Kadi sebagai

Jenderal Rakyat. Krn rakyat merasa ada tempat tumpuan harapan karena LSM sudah

negosiasi dengan PT namun belum juga ada hasil. LSM tersebut merasa terganggu dengan

pernyataan Gub yang siap turun tangan.

Sorenya ketika kami mendarat di bandara Soekarno Hatta ratusan SMS masuk menanyakan

apa benar Tim Mayjen Saurip Kadi disandera masyarakat di pedalaman Kalteng. Juga

berbagai media menelepon. Warga Lampung malah mendapat sms dari aparat Polda

Lampung. Bahkan detikcom memuat SMS dari Andi Arief. Inti berita: "Mayjen Saurip Kadi dan

tim disandera rakyat Dayak karena akan menjadi calo tanah". Justru tuduhan itu memberi

kesempatan untuk Mayjen Saurip Kadi membeberkan: "Terakhir jabatan saya adalah Asisten

Teritorial KASAD, yang membawahi seluruh Pangdam se Indonesia. Kalau saya mau, tinggal

tunjuk jari, dimanapun kalau sepuluh atau duapuluh ribu hektar juga dapat. Silahkan anda

cek, kalau ada, silahkan dibagi2 saja oleh anda2", yang disambut dengan tepuk tangan

ribuan rakyat.

Artinya memang ada rekayasa (job) namun karena gagal, untuk pertanggung-jawaban

kepada Bohirnya maka segera disebar berita bohong tsb karena sudah telanjur terima dana

Page 228 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

operasi. Salah satu bukti rekayasa adalah adanya sejumlah Wartawan yang diberangkatkan

ke pedalaman Kecamatan Hanau secara tiba-tiba padahal acara di ibukota Kalteng saja

tidak ada Wartawan kecuali tukang foto Gubernuran. Republik Dagelan dan Republik Wani

Piro.

Untunglah Tim kami sudah paham cara-cara rekayasa semacam itu serta paham

bagaimana mengendalikan keadaan dengan berbaur bersama rakyat dan membalikkan

keadaan sehingga provokator mau tidak mau harus berdamai dengan rakyat yang ternyata

pro dengan niat tulus kami.

Kuncinya satu saja yaitu Dialog dengan rakyat diawali dengan bersumpah kepada alam

bahwa tidak ada sejengkal tanah pun kami memiliki atau berniat memiliki di bumi Seruyan

ini. Cara Adat ampuh. Kejujuran bisa membuktikan kebenaran.

Jadi kami tegaskan bahwa dari berangkat sampai ke Jakarta tim kami TANPA dikawal,

kecuali oleh Malaikat, apalagi seperti diberitakan sampai dievakuasi/ diselamatkan oleh

Polisi dari kepungan, sebagaimana berita bohong yang beredar. Itu hanya wujud bahwa

Pimpro kebakaran jenggot krn proyeknya gagal.

Kami pun segera mengirimkan SMS kepada Gubernur bahwa di lapangan rakyat sudah

difragmentasikan sehingga Gubernur harus lebih serius dan turun ke rakyat dan juga perlu

antisipasi serangan dari pihak2 yang terusik. kalau tidak maka janji Gubernur hanya akan

gagal sebagaimana selama bertahun2 ini tidak ada solusi adil buat rakyat karena terlalu

banyak rekayasa yang memperkeruh keadaan sehingga sudah pada kondisi publik distrust

(ketidak-percayaan rakyat). Kalau keberadaan negara sudah menjadi penyebab

ketidakpercayaan masyarakat, lalu untuk apa ada negara?

Laporan oleh: BK, ABH, BH, IP, BC.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Non-text portions of this message have been removed]

Otonomi Daerah Dan Neoliberalisme

Sabtu, 28 Januari 2012 | Editorial Berdikari Online

Protes anti-tambang di Bima, juga kejadian serupa lainnya di Indonesia, telah memicu

kembali perdebatan soal manfaat otonomi daerah. Dalam kasus Bima, misalnya, pemicu

aksi protes adalah Ijin Usaha Pertambangan yang diterbitkan Bupati.

Dalam editorial kami yang berjudul "Pemerintahan Pusat dan Kekuasaan Pemerintahan

Daerah", pada 19 Januari 2012 lalu, telah berusaha disinggung dampak negatif akibat

begitu berkuasanya kepala daerah. Dalam banyak kasus, sejumlah kepala daerah

mengabaikan rekomendasi pejabat di atasnya.

Dalam banyak kasus, seperti pernah dikhawatirkan almarhum Gus Dur, proyek desentralisasi

dan otonomi daerah telah menjadi pangkal tempat berkecambahnya agenda

neoliberalisme. Ini mirip dengan kekhawatiran Bung Karno dulu, bahwa agenda federalisme

telah menjadi sarana kembalinya kolonialisme.

Kekhawatiran itu benar adanya. Sejak pelaksanaan otoda, agenda neoliberal begitu deras

melakukan penetrasi hingga ke tingkat lokal. Apalagi, terkuak kabar tentang keterlibatan

institusi imperialis, seperti Bank Dunia dan IMF, dalam merombak struktur politik Indonesia

agar menjadi terdesentralisasi.

Di sejumlah negara di dunia, agenda desentralisasi dan otonomisasi juga menjadi sarana

berkembangnya neoliberalisme. Di Chile, proyek desentralisasi sudah dimulai di era tahun

1980-an, ketika kekuasaan politik dipegang oleh rejim militer yang dikelilingi teknokrat pro-

neoliberal. Di Polandia, agenda desentralisasi muncul pasca keruntuhan komunisme, yang

kemudian disertai reformasi ekonomi menuju pasar neoliberal.

Di Indonesia, agenda ini muncul dengan menunggangi proses demokratisasi. Sehingga,

tanpa disadari, orang cenderung mempersamakan demokratisasi dengan desentraliasi atau

otonomisasi segala aspek kehidupan sosial. Proyek ini dimulai dengan mengacak-acak

konstitusi nasional kita: UUD 1945.

Di mata pendukung neoliberal, desentralisasi bisa menjadi arena, sekaligus kesempatan,

untuk mengubah ruang ekonomi-politik Indonesia agar sejalan dengan mekanisme pasar

Page 229 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dan menopang proses akumulasi modal yang lebih massif. Proyek desentralisasi ini akan

meminimalisasi biaya dan sekaligus memaksimalkan pencarian keuntungan.

Dalam banyak kasus, penetrasi kebijakan neoliberal juga lebih mudah dijalankan dalam tata

politik negara nasional yang terpecah-pecah. Investasi asing bisa menjemput langsung

sumber daya alam di tingkat lokal tanpa harus menunggu negosiasi panjang dengan

pemerintah pusat.

Salah satu contohnya adalah kewenangan penuh pemerindah daerah dalam pemberian

ijin usaha pertambangan (IUP) kepada investor asing. Sejak otoda dimulai hingga tahun 2011

lalu, diperkirakan sedikitnya sudah ada 9000-an IUP di seluruh Indonesia. Di Kalimantan Timur,

salah satu daerah paling kaya di Indonesia, terdapat sedikitnya 1271 ijin pertambangan. Di

Samarinda, Ibukota Kalimantan Timur, sekitar 72 persen wilayahnya sudah masuk dalam

areal ijin pertambangan. Namun, jika anda melihat keadaan di sana, kehadiran perusahaan

tambang itu tidak membantu pembangunan dan kesejahteraan rakyat di sana. Kondisi jalan

di kota Samarinda banyak yang rusak dan berlubang. Sebagian rakyatnya juga belum

mengakses air bersih. Lalu, sejak 2007 hingga 2011, kota Samarinda sudah 72 kali diterjang

banjir.

Gambaran di atas memperlihatkan satu kesimpulan kepada kita: otoda bukannya

memudahkan rakyat di tingkat lokal dalam mengakses dan mengolah sumber daya, tetapi

justru menjadi jembatan bagi pemilik modal (swasta domestik dan asing) untuk merampok

sumber daya tersebut.

Otoda juga gagal menyehatkan birokrasi kita. Sudah banyak ungkapan yang menyebutkan

bahwa otoda hanya menyuburkan `raja-raja kecil' di daerah. Lebih parah lagi, raja-raja kecil

itu berhasil menumpuk kekayaan hanya dalam waktu singkat. Isu peningkatan kapasitas

aparatus pemda lebih dimaknai sebagai proyek mempersiapkan aparatur pemda yang pro-

pasar. Misalnya: menyiapkan pemda yang bisa menjalankan sistim One Stop Service dalam

perijinan, pembuatan legislasi yang menguntungkan modal, dan lain-lain.

Praktek korupsi juga marak. Maklum, proses desentralisasi ini tidak disertai dengan

penyehatan kehidupan politik, demokratisasi dalam tata-kelola sumber daya lokal, dan

pembangkitan partisipasi rakyat. Yang terjadi, seperti yang kami amati, adalah proses

pemindahan praktek korupsi dari terpusat menjadi meluas di daerah-daerah.

Meski begitu, seperti sudah kami singgung di editorial sebelumnya, praktek otoda juga telah

memberi kesempatan pada lahirnya terobosoan-terobosan berupa proyek-proyek

pemerintahan lokal yang berorientasi kerakyatan. Ini berhasil dibuktikan, antara lain, oleh

Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah. Artinya, sebagai proyek politik, desentralisasi juga

menciptakan ruang bagi kaum pergerakan untuk mempersiapkan cikal bakal pemerintahan

lokal yang sanggup mengorganisasikan dan menjalankan kehendak rakyat. Anda dapat

menanggapi Editorial kami di: [email protected]

http://www.berdikarionline.com/editorial/20120128/otonomi-daerah-dan-neoliberalisme.html

<http://www.berdikarionline.com/editorial/20120128/otonomi-daerah-dan-neoliberalisme.

html>

[Non-text portions of this message have been removed]

Ketut Adnyana 28. Januar 17:25

Warga Napal Sidomulyo Butuh Bantuan

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com — Warga korban kerusuhan di Dusun Napal, Desa

Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, yang

harta bendanya habis terbakar mengharapkan bantuan perlengkapan persembahyangan

guna menghadapi hari raya Galungan pada 2 Februari 2012 nanti.

"Bantuan yang mendesak kami butuhkan yakni perlengkapan persembahyangan. Terutama

pakaian karena yang kami miliki ikut terbakar," kata Ketua Parisadha Kecamatan Sidomulyo,

Wayan Gunawan, di Lampung Selatan, saat dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu

(28/1/2012).

Ia menjelaskan, kondisi di dusun tersebut pascakerusuhan hingga kini aman dan warga

sudah kembali ke rumah masing-masing atau ke tenda pengungsian dan rumah

keluarganya. "Bagi mereka yang tidak punya keluarga sama sekali di desa ini, tinggal di

Page 230 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

tenda. Tetapi sebagian besar tinggal di rumah keluarga yang tidak terkena amuk massa,"

katanya.

Adapun warga yang mendirikan tenda di depan rumahnya yang terbakar, semata hanya

menjaga jangan sampai ada oknum yang mengambil sisa barangnya. Gunawan mengaku

belum mendapatkan informasi tentang kapan bantuan pemerintah akan diterima. "Kami

berharap secepatnya terutama perlengkapan menyongsong hari raya Galungan tersebut,"

kata dia berharap.

Saat ini warga dibantu sejumlah aparat TNI dan Polri membersihkan puing-puing rumah

mereka.

Terkait rencana Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza akan meningkatkan pembinaan

generasi muda di kabupaten tersebut, Gunawan yang juga tokoh pemuda di sana

menyambut baik. "Itu rencana sangat baik untuk meningkatkan kebersamaan kita sebagai

warga Lampung Selatan, Lampung, dan Indonesia," tegas dia.

Sebelumnya diberitakan bahwa warga Dusun Napal, Desa Sidowaluyo, Kecamatan

Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, yang rumahnya terbakar pada kerusuhan Selasa

(24/1/2012), menginginkan kondisi di daerah tersebut pulih seperti sebelumnya. "Kami

anggap ini suatu musibah, dan berharap setelah ini dapat hidup layak seperti sebelumnya,

dengan tenang dan damai," kata Ny Nyoman Sudadi, warga setempat.

Ia tidak menduga seluruh harta benda yang dikumpulkan bertahun-tahun dari hasil

pertanian musnah dalam sekejap.

Ketua Parisadha Kecamatan Sidomulyo, Wayan Gunawan, mengatakan, jangan pernah

ada pemikiran yang sifatnya balas dendam. "Harta saya pun habis, hanya pakaikan yang

melekat di badan ini. Tetapi, saya ikhlas karena itu musibah," terang dia.

Sebab, lanjut dia, kalau ada sifat ingin balas dendam, akan menimbulkan permusuhan yang

berkepanjangan dan itu sangat merugikan semua pihak. "Kita semua satu warga yakni

warga Lampung Selatan. Mari sama-sama membangun daerah ini agar lebih maju,"

harapnya.

Tokoh masyarakat setempat, Mangku Made Sarna, pun mengharapkan tidak perlu adanya

keinginan balas dendam karena tidak ada gunanya, dan semuanya akan merugi. "Mari kita

duduk bersama, membahas apa yang terbaik untuk kehidupan mendatang," katanya.

http://regional.kompas.com/read/2012/01/28/12105212/Warga.Napal.Sidomulyo.Butuh.Bant

uan

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/29/ArticleHtmls/Anggota-Brimob-

Tewas-di-Puncak-Jaya-29012012004013.shtml?Mode=0

Anggota Brimob Tewas di Puncak Jaya Anggota Brimob Tewas di

Puncak Jaya

JAYAPURA

Seorang anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Papua, Brigadir Satu Sukarno, tewas. Ia

ditembak dalam kontak senjata dengan kelompok bersenjata di Kampung Wandigobak,

Distrik Mulia Puncak Jaya, Papua, sekitar pukul 08.55 WIT kemarin.

Sukarno tewas dengan luka di bagian pipi tembus kepala kanan bagian belakang. ―Itu dari

baku tembak dengan kelompok bersenjata,‖ kata Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya Ajun

Komisaris Besar Alex Korwa kemarin.

Kejadian bermula saat 12 anggota Brimob melakukan pengamanan di perusahaan PT

Modern, yang tengah memperbaiki jalan di Kampung Wandigobak. ―Pengamanan itu

sekaligus patroli rutin,‖ Alex menjelaskan. Tiba-tiba muncul kelompok bersenjata yang

langsung menyerang. Sempat terjadi kontak senjata beberapa menit sebelum pasukan

Brimob menghindar.

Dalam kontak senjata sesaat itulah Sukarno tertembak. ―Korban sempat dibawa ke Rumah

Sakit Mulia,‖ kata Alex. Tak tertolong, jenazah Sukarno kemudian dievakuasi ke Jayapura

siang harinya, dan selanjutnya dimakamkan di kampung halamannya di Provinsi Sumatera

Barat.

Page 231 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Penembakan di lokasi sekitar kejadian itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya, seorang

warga sipil, Kismarovit, 29 tahun, tewas ditembak di kawasan Kurilik, Mulia, Puncak Jaya,

Jumat, 20 Januari lalu, sekitar pukul 20.00 WIT.

Sepanjang 2011, tercatat belasan kejadian penembakan di daerah pegunungan itu, yang

menewaskan sejumlah warga sipil dan aparat keamanan. Polres Puncak Jaya, Papua, masih

kesulitan mengungkap pelaku penembakan anggota Brimob dan warga sipil itu.

―Pengejaran terus kami lakukan, tapi untuk menangkap pelaku belum dapat,― kata Alex.

Kepolisian juga belum bisa memastikan apakah pelaku sejumlah penembakan itu dari pihak

yang sama.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) membantah tudingan telah melakukan penyerangan di

Puncak Jaya. ―OPM sudah mendapat perintah dari Markas Besar untuk tidak melakukan

penembakan. Tugas polisi menangkap pelakunya, baru ditanya apakah mereka OPM atau

bukan,― kata Lambert Pekikir, Koordinator OPM, di Jayapura.

Dia mengimbau semua tentara pertahanan nasional Papua Barat agar tidak mengambil

jalan kekerasan lewat kontak senjata. ―Persoalan Papua tidak dapat diselesaikan dengan

baku tembak. Masalah Papua adalah persoalan internasional yang harus diselesaikan lewat

perundingan internasional,―ucapnya.

JERRY OMONA

http://www.antaranews.com/berita/294840/sirsak-mampu-menghancurkan-sel-sel-kanker

Sirsak mampu menghancurkan sel-sel kanker

Sabtu, 28 Januari 2012 10:40 WIB | 2877 Views

Sutji Suryatie

Pohon sirsak dapat digunakan sebagai antikanker. (istimewa)

Pemanfaatan buah sirsak sebagai obat-obatan sebenarnya bukan merupakan suatu hal

yang baru di Indonesia. Secara turun temurun sirsak telah digunakan oleh sebagian

masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit.

Berita Terkait

a.. Setelah pengobatan kanker, Chavez lanjutkan siaran

b.. Brokoli sayuran super pencegah kanker

c.. PNS Lingga cek kesehatan Rahim

d.. Mantan Miss Venezuela meninggal dalam usia 28 tahun akibat kanker payudara

e.. Lembaga kesehatan dunia teliti kanker di Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun dan batang sirsak

mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker, demikian hasil penelitian tentang

khasiat sirsak sebagai antitumor dan antikanker yang dilakukan The National Cancer Institute

tahun 1976.

Pemanfaatan buah sirsak sebagai obat-obatan sebenarnya bukan merupakan suatu hal

yang baru di Indonesia. Secara turun temurun sirsak telah digunakan oleh sebagian

masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit.

Masyarakat di daerah Sunda (Jawa Barat) misalnya, menggunakana buah sirsak yang masih

muda untuk obat penurun tekanan darah tinggi, sedangkan masyarakat Aceh

menggunakan buah sirsak sebagai obat penyakit hepatitis dan daunnya untuk mengobati

sakit batuk. Sementara di daerah Sulawesi Selatan, daun sirsak bisa digunakan untuk

penurun panas. Bahkan saat ini sudah ada dokter dan para herbalis yang meresepkan daun

sirsak untuk mengatasi beberapa penyakit.

Tidak hanya di dalam negeri, di banyak negarapun sirsak tidak hanya dimanfaatkan sebagai

bahan pangan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk obat dan pestisida alami.

Lina Merdiana, peraih penghargaan Traditional Medicine Award pada 2002 dari Forum

Sarjana Award (FORSA) dan juga Juwita Ratnasari, sarjana pertanian IPB dengan program

studi hortikultura, yang kini tengah melanjutkan studi pasca sarjana itu mencermati

banyaknya khasiat akan tanaman sirsak baik dari mulai daun, batang hingga buahnya yang

sangat beragam dari tanaman buah hingga tanaman obat dengan menuangkan di

Page 232 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

bukunya berjudul : "Ramuan dan Khasiat Sirsak". Buku ini karya keempat Lina, sebelumnya

berjudul "Mencegah dan Mengobati Kanker Pada Wanita; Ramuan dan Menu Untuk

Meningkatkan Gairah Sekseual; dan Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Suami Istri", yang

diterbitkan oleh Penebar Swadaya.

Lina dan Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dan kegunaan tanaman

sirsak, di mana untuk buahnya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.

Di Indonesia buah sirsak bisa dibuat dodol, sedangkan di Filipina buah sirsak muda beserta

bijinya yang masih lunak dapat digunakan sebagai sayuran, sementara suku Indian di

Amerika Serikat selama berabad-abad telah menggunakan berbagai bagian dari pohon

sirsak termasuk daun, kulit dan akar, buah serta bijinya untuk obat penyakit jantung, asma,

gangguan hati dan arthritis.

Obat dan pestisida alami

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), menurut penulis, tanaman sirsak diklasifikasikan

sebagai anggota famili Annonacea dengan nama ilmiah A.macrocarpa, A.bonplandiana,

A.Cearensi dan Guanabanus muricatus. Tanaman sirsak ini berkerabat dekat dengan

srikaya.

Tanamana tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas ini, di berbagai negara

dikenal dengan nama thurian thet (Thailand), guayabano (Filipina), graviola (Brazil),

guanabana (Spanyol) dan stachelannone (Jerman) serta dalam bahasa Inggris disebut

soursop karena rasanya yang manis keasaman.

Sirsak selain sebagai bahan pangan , juga bisa dimanfaatkan untuk obat dan pestisida

alami. Mengkonsumsi 100 gram daging sirsak dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat

pangan harian. Buah yang kaya senyawa fitokimia itu , selain dapat meningkatkan selera

makan juga untuk pengobatan nyeri pinggang, penyakit wasir (ambeien) dan juga batu

empedu, menurut Lina, yang membuka klinik pengobatan alternatif di beberapa kota besar

seperti Jakarta, Wonogiri, Solo dan Yogyakarta itu.

Selain kandungan air, zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat, salah satunya

adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 - 93,6 persen dari

kandungan gula total.

Vitamin yang paling dominan adalah vitamin C sekitar 20 miligram per 100 gram daging

buah sirsak, sementara kandungan lemaknya sangat sedikit hanya 0,3g/100g. Selain kaya

serat pangan (dietary fiber) yakni mencapai 3,3 g/100g daging buah, yang dibutuhkan

dalam proses pencernaan, juga kadar sodium (natrium) rendah hanya 14 mg/100 gram,

tetapi tinggi potasium (kalium) yakni 278 mg/100gram. Perbandingan yang tinggi ini, penulis

menuturkan sangat baik untuk pencegahan penyakit hipertensi.

Daun hingga akar

Menurut Juwita, yang juga telah menulis berbagai buku "Galeri Tanaman Hias Daun, Galeri

Tanaman Hias bunga dan Kuliah

Kelas Bisnis Lancar " itu, dari daun hingga akar tanaman sirsak, semua berkhasiat untuk obat.

Daun sirsak banyak mengandung zat antara lain annocatacin, annocatalin, annohexocin,

annonacin dan gigantetronin. Secara tradisional biasa digunakan antara lain untuk

mengobati abses, asma, bronkitis, batuk, diabetes, demam, gangguan empedu, jantung

hipertensi, gangguan pencernaan , reumatik hingga tumor.

Sementara bunganya juga bisa untuk obat engobatan bronkitis dan batuk, sementara

buahnya untuk obat diare, maag, disentri, demam, flu dan menjaga stamina. Sedangkan

bijinya untuk mengobati parasit kulit, sebagai obat cacing dan sudah banyak digunakan

untuk insektisida.

Kulit batang pohon sirsak antara lain mengandung atherosperimne, murin dan solamine,

yang biasa digunakan untuk pengobatan asma, batuk, hipertensi dan obat penenang serta

kejang. Sedangkan akarnya paling banyak mengandung zat diantaranya annocotacin,

annomontacin , muricatin serta reticulatacin. Akar sirsak ini bisa untuk obat penenang dan

mengobat kejang-kejang serta dabetis. Khusus diabetis yang digunakan adalah kulit

akarnya.

Page 233 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Dalam bukunya yang sudah memasuki cetakan ke enam selama 2011 itu, baik Lina maupun

Juwita mengupas secara gamblang tentang manfaat dari tanaman sirsak, hingga cara-cara

menanam dan merawat tanaman serta pemaparan sejumlah ramuan herbal, tehnik

meramu dan cara penggunaannya.(S004)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/menembus-aral-demi-sekolah/

28.01.2012 12:12

Menembus Aral Demi Sekolah

Penulis : Odeodata H Julia/Iman Nur Rosyadi/Muniroh

(foto:SH/Odeodata H Julia

Sekolah adalah harapan masa depan. Karena itu, tidak salah jika ada pepatah kuno yang

berbunyi, "tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China". Gambaran itu agaknya cocok

untuk Otinus Komba dan Peres Asso.

Kedua siswa asal Kampung Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua ini rela berjalan kaki

selama tiga hari tiga malam untuk sampai ke Kampung Maima, Distrik Kurima, Kabupaten

Jayawijaya, hanya agar dapat bersekolah di Elementary School Advent atau SD Advent,

Maima, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

"Kitong (kita-red) dengan bapak misionaris jalan kaki dari kampung. Jumlahnya ada tujuh

orang. Kalau malam, tong (kami-red) tidur di gua-gua. Terus makannya sudah bawa dari

rumah. Tapi kadang tong masak juga di jalan,"cerita keduanya.

Jangan berkhayal kalau medan yang mereka lalui untuk sampai di Distrik Maima hanyalah

biasa-biasa saja. Perjalanan dengan jalan darat melewati sungai, kali-kali, dan harus naik-

turun gunung. Mereka berjalan tanpa alas kaki. Tetapi hanya untuk dapat pendidikan yang

baik, keduanya tidak terlalu memusingkan hal itu.

Otinus dan Peres mengaku sebenarnya di tempat mereka ada sebuah SD, tetapi gurunya

tidak pernah ada. "Ibu guru ke Wamena, jadi di sekolah tidak ada guru," ujar Otinus. Karena

kampung mereka jauh dari rumah, akhirnya pihak sekolah membolehkan kedua bocah lugu

ini tinggal di asrama yang disediakan sekolah.

Lain pula dengan kisah dari Wamena. Semangat bersekolah para bocah ini patut diacungi

jempol. Umur mereka sekitar 5-6 tahun. Di antara bocah-bocah prasekolah itu ada juga

anak-anak usia bangku sekolah dasar.

Saat mereka tiba, sebenarnya sudah jam pulang sekolah. Namun dengan bangganya

mereka mengantar saya naik ke sebuah bukit kecil untuk melihat tempat belajar mereka.

Namanya Sekolah Belajar Anak (SBA). Kalau di kota besar menyebutnya playgroup.

Bentuknya mirip sebuah honai (rumah adat Wamena). Namun SBA itu tidak seperti

playgroup di perkotaan yang lengkap dengan sarana permainan plus alat-alat kegiatan

belajar-mengajarnya.

Di SBA semuanya serbaminim. Satu pak spidol dipakai bersama dan satu per satu dibagikan

sang guru. Kertas tulisnya pun hanya sebuah karton manila yang digunting. Tidak ada buku

tulis yang dipakai untuk mereka.

Sebenarnya ada sebuah white board hasil pembagian, tetapi sudah hilang entah ke mana.

Sarana bermain pun hanya sebuah perosotan sederhana yang terbuat dari kayu. SBA ini

terletak di Kampung Wetlangko, Distrik Kurulu.

SBA ini memang diperuntukkan untuk anak-anak usia 5 tahun. Uniknya, sekolah yang

didirikan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Development Program (ADP) Kurulu sejak 2007

lalu itu juga sering dipenuhi anak-anak SD kelas I dan II.

"Mereka anak-anak kelas I dan II. Tetapi karena sekolah mereka di SD Inpres Wedangku jauh

dari kampung jadi mereka sering datang belajar di sini. Guru mereka juga jarang masuk

mengajar," ujar Hengky Kombo, satu-satunya guru di SBA ini.

Page 234 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Jembatan "Indiana Jones"

Lain di Papua, lain pula di Lebak, Provinsi Banten. Hebohnya foto Jembatan "Indiana Jones"

di Kampung Ciwaru, Desa Sanghiang Tanjung, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak,

Provinsi Banten, menguak sedikit kondisi yang memprihatinkan dari infrastruktur dan

pendidikan. Setidaknya, terdapat 150 jembatan gantung yang sebagian besar rusak serta

setiap hari dilalui warga, termasuk para pelajar.

Foto jembatan "Indiana Jones" yang pertama kali diunggah Asep Faturahman, fotografer

Kantor Berita Antara di Banten ini, memang memperlihatkan perjuangan pelajar SD yang

menantang maut ketika melintas jembatan gantung di Kampung Ciwaru yang sudah rusak

parah.

Jembatan gantung yang papan-papannya sudah berdiri tegak masih dilalui para pelajar SD

dengan cara meniti kawat baja yang menopang jembatan tersebut. Di bawah jembatan itu

mengalir Sungai Ciberang yang deras.

Kondisi jembatan gantung di Kampung Ciwaru memang sudah dalam kondisi rusak parah.

Banjir yang melanda sebagian besar daerah Kabupaten Lebak akibat meluapnya Sungai

Ciberang ini mengakibatkan semakin parahnya kerusakan jembatan tersebut.

Papan untuk menapaki jembatan itu sebagian besar terbalik dalam posisi tegak. Warga di

Kampung Ciwaru terpaksa menyeberangi jembatan itu, termasuk para pelajar SD maupun

SMP.

Sisa jembatan ini dianggap menjadi solusi bagi para siswa, karena dengan cara

menggelantung untuk menyeberang ke Kampung Cikirai, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan

Rangkasbitung, atau menuju sekolah mereka di SD Negeri Pasir Tanjung dan SMPN yang ada

di Kecamatan Rangkasbitung, lebih cepat dibandingkan harus memutar menuju jalan lain

yang mencapai 2 kilometer.

Dengan menggelantung, selain waktu lebih cepat, risiko sepatu dan baju seragam basah

basah bisa dihindari, walaupun tanpa sadar maut telah membayangi mereka jika terjatuh.

Lain lagi di Rangkasbitung. Di sana ratusan siswa SMP Satu Atap (Satap) yang berlokasi di

Kecamatan Rangkasbitung terpaksa melakukan kegiatan belajar-mengajar (KBM) di Balai

Desa Pasirtanjung dengan kondisi mebel tidak layak. Balai desa yang dijadikan tempat

menumpang SMP ini sebagian besar muridnya berasal dari Kampung Ciwaru yang harus

melalui Jembatan Gantung "Indiana Jones".

Kepala SMP Satu Atap Abdul Syukur mengatakan, saat ini jumlah siswa yang melanjutkan

pendidikan di SMP Satu Atap tercatat 52 orang dan mereka berasal dari Desa Pasirtanjung

dan Desa Sangiangtanjung, Kecamatan Kalanganyar.

Semua siswa itu, kata dia, berasal dari keluarga kurang mampu. "Siswa yang tinggal di

Kampung Ciwaru, Desa Sangiangtanjung, yang setiap hari harus melintasi jembatan

gantung jumlahnya juga cukup banyak. Setiap hari kami menggelar KBM menggunakan

aula kantor Desa Pasirtanjung," terangnya lagi.

Selain menggunakan mebel seadanya, tenaga pendidiknya juga kurang. Para guru yang

mengajar adalah para sukarelawan dari staf desa, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil,

dan masyarakat lainnya. "Semua tenaga guru di sini juga bekerja secara sukarela, tanpa

meminta gaji bulanan," ujarnya.

Ia menyatakan SMP Satu Atap yang didirikan 2011 itu administrasi sekolahnya masih

menginduk ke SMPN 2 Kalanganyar. Saat ini, kata dia, anak-anak belajar di ruangan

terbuka, dan jika hujan disertai angin kencang, KBM terpaksa diliburkan.

"Kami berharap pemerintah bisa membantu pembangunan gedung sekolah yang

representatif. Warga sudah menghibahkan tanah untuk lokasi pembangunan sekolah itu,"

ujarnya.

Berbagi Kelas

Sementara itu, puluhan siswa SD Negeri Tajur 7 di Kampung Parungponteng, Desa Tajur,

Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, harus berjalan sejauh 2 km tanpa alas kaki menuju

sekolahnya.

Page 235 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Kondisi SD Negeri Tajur 7 sungguh mengenaskan. Bangunan sekolah yang terletak di sudut

terpencil itu minim ruang kelas. Mereka hanya memiliki tiga ruang kelas dan terpaksa harus

saling berbagi kelas.

Satu kelas bahkan di dalamnya terdapat dua guru. Kelas 1 bergabung dengan kelas 2, kelas

3 bergabung dengan kelas 4, sementara kelas 5 bergabung dengan kelas 6. Ruang kelas

satu dengan lainnya hanya disekat dengan papan tulis yang sudah tidak terpakai lagi.

Cara belajar SD ini sangat tidak biasa dan membuat kosentrasi para murid terpecah, karena

berbagi kelas dengan tingkatan kelas lainnya. Keadaan ini sudah berlangsung semenjak

2006.

Awalnya pada 2002 SD Negeri Tajur 7 memiliki dua bangunan sekolah. Namun, bencana

datang. Angin puting beliung menghancurkan ruang belajar mereka. Pada 2003,

pemerintah mendirikan kembali bangunan sekolah namun dengan keterbatasan kelas.

Mereka hanya diberi tiga kelas. Bahkan kepala sekolah dan para guru tidak memiliki

ruangan khusus.

Belum lagi, daerah ini belum tersentuh pembangunan. Jalur yang ekstrem menjadi

penghalang siswa dan guru untuk menuju ke sekolah. Saat hujan turun dan sungai meluap

maka 47 siswa asal Desa Coblong dari 198 siswa SD Negeri Tajur 7 terpaksa tidak bisa

menyeberang.

Sementara nasib guru lain lagi. Kendalanya, jalur yang ekstrem tanah berbatu. Jika hujan

tiba terpaksa mereka harus menghentikan KBM karena takut tidak bisa pulang ke rumah.

"Kapan kita mau menikmati kemerdekaan ini?" tanya HM Basri, Kepala SD Negeri Tajur 7.

"Bikin ruang Banggar seluas 10 x 10 meter, DPR bisa mengeluarkan anggaran luar biasa.

Tetapi anggaran untuk pendidikan mana? Pengharum ruangan DPR saja sampai Rp 1,59

miliar, itu hanya pengharumnya saja. Itu kan menyakiti hati rakyat," kata Basri dengan wajah

kecewa.

Sekolah ini tidak memiliki ruang perpustakaan. Bahkan mereka tidak memiliki buku bacaan di

luar buku wajib sekolah. Basri mengaku sudah melaporkan kondisi sekolah ini ke UPTD

Pendidikan Citeureup. Namun hingga saat ini belum ada monitoring atau tanggapan.

Bahkan semenjak 2006 tidak pernah ada satu orang pun dari Dinas Pendidikan berkunjung

ke sekolah ini.

"Saya berharap apa yang telah dijanjikan oleh pejabat Pemerintah Kabupaten Bogor di

media massa segera direalisasikan. Bagi pemerintah, janganlah banyak janji pada rakyat,

tetapi buktikan dengan nyata," kata Basri.

[Non-text portions of this message have been removed]

REFLEKSI SINGKAT 1 ABAD (100 TAHUN) LEBIH RAKYAT BERJUANG

"Perjalanan Panjang Emansipasi" (De Lange Mars der Emancipatie) demikian judul buku

almarhum Prof Wertheim, sosiolog hukum pada Vrije Universiteit Amsterdam - Holand.

Demikian juga perjalanan panjang bagi rakyat Indonesia, untuk mencapai kehidupan yang

adil, makmur, dan sejahtera. Dari lembah sungai Mekong di Vietnam kelompok-kelompok

manusia secara bergelombang menyebrang laut pada kurang lebih 2500 tahun yang lalu,

menghuni kepulauan Nusantara, yang kini bernama Indonesia, menjadi nenek moyang kita,

dan hingga kini anak keturunan mereka harus tetap berjuang keras untuk mencapai cita-

cita hidup adil, makmur, dan sejahtera.

Dengan melalui kehidupan komunal primitif, perhambaan feodal yang menggunakan juga

kerja perbudakan, 200 tahun penindasan/perampokan VOC (1602 - 1800), seratus tahun

penjajahan kolonial pra kapitalis monopoli (1800 - 1900), 50 tahun (1900 - 1945) di bawah

penjajahan kapitalis monopoli (imperialisme) dan fasisme Jepang (1942-1945), 67 tahun

Indonesia "Merdeka" (termasuk 32 tahun di bawah kekuasaan militeris Suharto) hingga kini

cita-cita nenek moyang kita, untuk sebagian terbesar rakyat Indonesia hal itu masih

merupakan pandangan fatamorgana, orang Jawa bilang klemun-klemun. Namun demikian

rakyat Indonesia pernah juga jaya telah memenangkan perjuangan melawan kerja

perbudakkan yang dipaksa oleh raja-raja jaman Mataram I, untuk membangun candi-candi,

Borobudur, Dieng, Mendut, Kalasan, Candi Sewu, Kerajaan Sriwijaya, dan bangunan-

bangunan kerajaan Jawa Timur, perhambaan dari raja-raja Demak, Pajang, Mataram II dan

kerajaan di nusantara lainnya, penindasan jaman VOC, Kolonial/Imperialis Belanda, dan

Page 236 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

kekuasaan militeris Suharto, yang sisa-sisanya dengan berbagai bentuk ubahnya masih

cukup kuat hingga kini membelenggu tatanan hidup rakyat Indonesia.

Bentuk, cara dan jalan perjuangan sudah tentu berbeda, dan berubah seiring dengan

perubahan waktu, syarat materiil dan cultural. Memasuki jaman kapitalisme monopoli,

imperialisme (1900), fungsi Indonesia sebagai tanah jajahan berubah dibanding sebelumnya,

yaitu:

· Menjadi tempat investasi kapital dari negeri kapitalis,

· Sumber bahan mentah untuk kepentingan industri dan kehidupan di negeri kapitalis,

· Sumber tenaga murah bagi perusahaan kapitalis,

· Pasar barang dagangan dari negeri kapitalis/penjajah,

· Tenaga serdadu murah untuk menindas dan menguasai rakyat Indonesia.

Maka lahirlah suatu lapisan, kelas baru dalam masyarakat Indonesia:

§ Kapitalis sebagai bagian dari kapitalis monopoli di negeri Belanda dan kapitalis

negeri lain,

§ Kaum buruh dan pegawai Indonesia dari perusahaan kepitalis dan pemerintah

kolonial, dan lapisan intelektual Indonesia,

§ Lahir pengusaha Indonesia batik dan tenun tangan, dan lainnya,

§ Tuan tanah feodal dan tani hamba,

§ Lapisan miskin lainnya.

Dengan demikian mulai tumbuh aspirasi politik, budaya kehidupan sosial, dan ekonomi yang

bertentangan satu sama lain.

Dalam jaman kapitalis monopoli, pemilikan tanah jajahan antara satu negeri kapitalis

dengan lainnya berbeda; ada yang memiliki tanah jajahan banyak, dan ada yang tidak

mempunyai. Timbulah kepentingan untuk berebut tanah jajahan antara negeri kapitalis, dan

karena itu timbullah perang.

Perang pertama ialah perang antara Jepang dengan Rusia pada tahun 1903 - 1905. Rusia

adalah negeri feodal, kapitalis, imperialis dan militeris, yang penuh korupsi, karena itu lemah

dan kalah perang. Jepang memperoleh sebagian daerah Rusia menjadi jajahannya,

timbullah ketidakpuasan rakyat dan revolusi, tetapi gagal.

Walaupun gagal, Revolusi Rusia 1905 adalah revolusi pertama dalam jaman imperialisme

(setelah gagalnya komune Paris 1871) yang menggoyahkan dasar kekuatan imperialisme

dan menggugah kesadaran baru rakyat terjajah untuk mulai bangkit melawan

kolonialis/imperialis. Dengan dipengaruhi perkembangan politik di Eropa, khususnya di negeri

Belanda, dan kemudian revolusi sosialis 1917 di Rusia, maka lahirlah:

· S S Bond (1905) (Perhimpunan Pegawai Belanda dari Kereta Api Negara),

· VSTP (1908)(Perserikatan Buruh orang Indonesia dari Kereta Api Swasta Belanda),

· Budi Utomo (1908),

· SDI(Serikat Dagang Islam), kemudian menjadi SI (Serikat Islam) (1911),

· Indiesche Partai (Partai Hindia) (1913),

· ISDV (Perserikatan Sosial Demokrat Hindia)- 1914 yang pada bulan Mei tahun 1920

dalam kongresnya di Semarang berganti mejadi PKH (Hindia)- PKI (1924).

PKI adalah partai nasional pertama yang modern dengan jaringan organisasinya tersebar

diseluruh Indonesia, dengan programnya:

Ø Membangkitkan rakyat berjuang melawan perintah kolonial Belanda untuk

kemerdekaan,

Ø Mencapai Indonesia Merdeka yang sosialis ,

Ø Pada masa inilah kebangkitan Nasional massa rakyat meluas. Aksi mogok kaum

buruh, tani dan miskin kota mulai meluas. Pimpinan PKI waktu itu berurut Semaun,

Darsono, Tan Malaka, Winanta, Alimin, Sarjono. Semuanya sudah almarhum.

Page 237 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pada akhir tahun 1926 dan awal tahun 1927, PKI memimpin pemberontakan Nasional

pertama di Indonesia. Pemberontakan terjadi di Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Sulawesi Utara dan Sumatra Barat. Walaupun pemberontakan ini gagal karena musuhnya

pemerintah kolonial Hindia Belanda masih kuat, dan karena kelemahan serta

kekurangannya sendiri. Banyak anggota, kader dan pimpinannya, dibunuh, dipenjara,

dibuang ke Digul Atas - sampai tahun 1942-1945. Namun pemberotakan tersebut

mempunyai pengaruh yang sangat dalam pada gerakan rakyat Indonesia Ia memberi

kesadaran bahwa:

· Kemerdekaan hanya bisa diperoleh dengan perjuangan,

· Perjuangan harus melalui aksi massa bersenjata,

· Perjuangan bersenjata (revolusi) hanya berhasil bila syarat-syarat sudah matang (krisis

revolusioner), Sosialisme menjadi aspirasi, banner (panji) perjuangan rakyat.

Dari sini, setelah seperempat abad gerakan rakyat Indonesia, secara definitive dapat

diketahui bahwa kebangkitan gerakan tersebut, mendapat inspirasi dari;

v Nasionalis (Budi utomo, Indiesche Partai)

v Islam (SDI, SI) dan

v Sosialis/Komunis (VSTP, ISDV, PKI)

Ini adalah suatu kenyataan riil yang memberi jiwa, isi, inspirasi perjuangan selanjutnya. PNI

(Partai Nasional Indonesia) lahir pada tahun 1926 dan dalam kongresnya kedua (II) di

Bandung. Juli 1927,.terbentang slogan: Mencapai Sosialisme, Mencapai Kemerdekaan

dengan Massa Aksi. Karena ketakutan terhadap aksi massa PNI yang meluas, maka sebelum

krisis ekonomi (krisis Malaise) 1929-1933 memuncak, Sukano ditangkap dan dihukum penjara

pada tahun 1930. PNI dibubarkan dan lahirlah: PNI (Pendidikan Nasional Indonesia) yang

dipimpin drs. Moh Hatta dan Syahir dan Partindo (Partai Indonesia) yang dipimpin Mr.

Sartono, dr A.K Gani.

Walaupun PKI telah dilarang tahun 1927, namun pengaruh perjuangannya menjiwai

bangkitnya serikat buruh tahun 30-an dan pemberontakan matrus kapal perang Belanda

'Zeven Provincien' pada February 1933. PKI dibangun kembali dibawah tanah tahun 1935

oleh Muso yang secara menyamar masuk Indonesia. Tidak lama kemudian Muso terpaksa

meninggalkan Indonesia lagi karena terjadi kebocoran rahasia keberadaannya. Pimpinan

PKI yang baru yaitu Pamudji, Redaktur harian Indonesia Berjuang di Surabaya, ditangkap

Belanda dan dipenjara 1 tahun, dan diganti oleh Joko Sujono, Achmad Sumadi, Iskak, Abdul

Asis dan lainnya ditangkap dn dibuang ke Digul Atas. Pada bulan Februari 1937 lahirlah

Gerindo(Gerakan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Amir Syarifudin dengan program

menggalang Front Persatuan Anti Fasis.

Pada tahun 1942, Jepang menyerang Hindia Belanda, dan Belanda memilih menyerah

daripada berlawan bersama dengan rakyat Indonesia. Kader-kader komunis, termasuk Amir

Syariffudin ditangkap Jepang dan dihukum mati, tetapi dengan bantuan Sukarno,

hukumannya diubah menjadi seumur hidup. Pamudji, pimpinan PKI waktu itu disiksa oleh

konpetai (polisi militer Jepang) di Surabaya dan dibunuh, kedudukannya diganti Widarta.

Sukarno menggunakan kesempatan yang diberikan oleh Jepang untuk mendidik Politik

Rakyat, melawan AS, Inggris, Belanda. Sukarno terpaksa bekerja sama dengan Jepang

karena gerakan rakyat anti fasis lemah.Partai-partai politik dan organisasi massa dibubarkan

Jepang, kecuali Masyumi yang diijinkan berdiri oleh Jepang.

Perang Dunia ke II selesai dengan kemenangan kekuatan anti fasis - Jepang menyatakan diri

kalah dan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 - Indonesia

memproklamasikan Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Rakyat bangkit merebut senjata

dengan melucuti senjata Jepang membongkar gudang senjata Jepang, untuk melawan

intervensi dan agresi Sekutu/Belanda. Dalam menghadapi intervensi agresi ini pemimpin

pemerintahan mengambil politik berunding yang utama, perjuangan bersenjata yang

kedua. Politik ini menimbulkan pertentangan diantara pimpinan Partai Politik dan

melemahkan kekuatan rakyat bersenjata yang seharusnya dikonsolidasikan dalam

menghadapi Belanda, yang menyusun kekuatan untuk mengagresi RI. Persetujuan

Linggarjati - merugikan RI, disusul perjanjian Renville - yang lebih merugikan RI. Linggarjati

hasil kompromi RI - Belanda dibantu Inggris. Renville hasil kompromi RI - Belanda dibantu AS.

Kabinet Amir dijatuhkan dan diganti Kabinet Hatta. Hatta - Cochran, wakil AS mengadakan

Page 238 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Perundingan di Sarangan (1948) menerima usulan Cochran Red Drive Proposal dengan

biaya $ 56 juta dari AS. Tujuannya:

1.. Menghancurkan kekuatan kiri di Indonesia,

2.. Melancarkan agresi militer Belanda,

3.. disusul perundingan kompromi KMB di Den Haag.

Ini adalah campur tangan pertama AS di Indonesia dan pengkhianatan borjuasi kanan

Indonesia, ia lebih memilih kerjasama dengan penjajah (Belanda dan AS) menghancurkan

kekuatan rakyat umtuk kepentingannya sendiri dan AS. Terjadilah apa yang dinamakan

peristiwa Madiun, yang diarsiteki Hatta. Peristiwa ini adalah pelaksanaa doktrin presiden AS

(Truman) 1947 The Policy of Containment (Penhancuran kekuatan kiri)). Setelah itu disusul

agresi Belanda dan selanjutnya dilangsungkan perundingan yang terkenal dinamakan

Konferensi Meja Bundar, menghasilkan persetujuan yang sangat kompromis di Den Haag -

Belanda pada tahun 1949 yang sangat merugikan Indonesia. Indonesia menjadi negeri

Indonesia Serikat yang bersekutu dengan Belanda, dengan Raja Belanda menjadi

kepalanya dan membayar semua hutang Indonesia kepada Belanda, hutang untuk biaya

perang dunia ke II dan sebelumnya, agresi Belanda ke Indonesia, serta mengembalikan

semua perusahaan Belanda. PKI mempelopori perjuangan anti dan pembatalan KMB. RIS

bubar dan kembali menjadi Republik Kesatuan Indonesia yang dinyatakan oleh Presiden

Sukarno pada 17 Agustus 1950.

Peristiwa Razia Agustus 1951, adalah suatu peristiwa yang terjadi sewaktu P.M. Dr Sukiman

memerintahkan RPKAD untuk menyerang asrama polisi di Tanjung Priuk. Pasukan RPKAD

tanpa epolet apapun pada pagi hari buta, dengan mengenakan ikat kepala merah

bergambar palu arit menyerbu asrama polisi meneriakkan hidup PKI dan setelah itu lari

menghilang diangkut truk kembali ke asramanya. Dengan alasan PKI mau kup pemerintah.

Sukiman menangkap banyak kader-kader PKI dan dimasukkan penjara. Razia agustus ini

dilakukan semata-mata untuk mengegulkan Mutual Security Act (MSA) antara AS dengan

Indonesia (Dr Sukiman). Tindakan ini dibongkar oleh Mr Tan Po Guan dalam pidatonya di

Parlemen yang menelorkan mosi tidak percaya pada kabinet Sukiman. Kabinet Sukiman

jatuh dan bubar.

Politik anti gerakan rakyat ini tidak berhenti disini: pada bulan Oktober 1953 AD dengan

dipimpin Kolonel Nasution mengarahkan moncong meriam ke parlemen. Nasution dan

sejumlah perwira AD mendatangi Presiden Sukarno, minta perlemen dibubarkan. Pemintaan

ini ditolak oleh Presiden, maka gagallah usaha mereka. Tindakan Nasution itu dilakukan

karena parlemen mengurangi anggaran pertahanan. Politik anti rakyat dengan

menggunakan kekuatan Angkatan Bersenjata ini makin tampak jelas dan kotor setelah

pemilu pertama 1955, dan selanjutnya pemilihan untuk tingkat ke II 1957. Pada pemilu 1955

PKI menjadi pemenang No 4, No 1 PNI, No 2 Masyumi dan No 3 NU. PSI hanya dapat 4 kursi.

Sedangkan dalam pemilihan untuk daerah 1957, bila jumlah suara dikumpulkan menjadi satu

PKI memperoleh suara No. 2. Karena merasa partai-partai yang mewakili kekuatan kanan

tidak bisa memperoleh suara mayoritas - maka sebagian kekuatan AD dengan bantuan AS

(CIA) membentuk dewan-dewan, yaitu Dewan Banteng, Dewan Gajah, Dewan Garuda di

Sumatra, dan dengan PRRI/Permesta di Sulawesi Utara dan Tengah, yang dipimpin Letnan

Kolonel Simbolon dan Barlian. Kolonel A. Yani ditugaskan memimpin pasukan menindas

gerakan pemberontakan PRRI/Permesta dan berhasil. Dari sinilah A. Yani tidak disukai oleh AS

dan pada tahun 1965 ditargetkan untuk dibunuh oleh komplotan konspiratif AS, Inggris dan

Suharto, serta Intelejen Indonesia. Sidang konstituante sebagai hasil pemilu macet

(dimacetkan) karena persoalan Dasar Negara dan UUD. Sukarno diusulkan oleh kelompok

partai yang didukung Angkatan Darat dalam konstituante untuk ditetapkan menjadi

presiden seumur hidup. Sementara Masyumi, PSI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh

presiden Sukarno karena pimpinannya terlibat pemberontakan PRRI/Permesta.

Untuk membendung kemungkinan kemenangan PNI,PKI dan partai progresif lainnya, dalam

pemilu yang seharusnya diselenggarakan pada tahun 1959, maka Jendral Nasution bersama

Suwiryo, ketua PNI waktu itu, menghadap Presiden Sukarno mengusulkan untuk mendekritkan

kembali pada UUD'45 dengan alasan sidang Konstituante macet. Dekrit kembali pada UUD

'45 diumumkan pada bulan Juli 1959. Dengan demikian maka tidak perlu ada pemilu lagi.

Konstituante dan parlemen dibubarkan oleh Presiden Sukarno dan diganti dengan MPRS dan

DPRGR. Pikiran politik yang tersembunyi di belakang usulan kembali pada UUD '45 meleset.

Dengan dilarangnya Masyumi, PSI maka kekuatan politik pendukung AS dan TNI semakin

Page 239 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

kecil, terjepit. Posisi PKI dan PNI sebagai kekuatan pendukung Presiden Sukarno makin kuat.

PNI, PKI mendukung gagasan Presiden Sukarno mengembalikan Irja ke RI. Rakyat dimobilisasi

secara besar-besaran untuk mendukung perjuangan pengembalian Irja. AS mendukung

tuntutan ini, karena mempunyai kepentingan untuk mendapatkan konsesi mengeksploitasi

tambang tembaga di Irja. Perjuangan pengembalian Irja ke RI berhasil, dan Irja telah

menjadi bagian dari RI. Ini sesuai dengan pengertian dan konsensus dari pendiri RI bahwa

wilayah RI adalah meliputi wilayah bekas Hindia Belanda, dari Sabang sampai Marauke.

Dengan demikian aspirasi politik kewilayahan nasional yang diperjuangkan rakyat telah

terpenuhi.

Setelah itu timbul persoalan besar bagi perjuangan rakyat dan kekuatan anti perjuangan

rakyat. Bagaimana mengatasi kesulitan makin berkembangnya perjuangan rakyat dengan

sikap mereka yang anti perjuangan rakyat? Sementara itu kehidupan ekonomi kita sungguh

morat-marit - inflasi tinggi, barang-barang keperluan hidup langka, pengangguran akibat

mengalirnya penduduk desa ke kota, korupsi sudah mulai meluas. Secara Internasional,

dunia sudah lama terpecah menjadi dua kubu Sosialis dan Kapitalis. Itulah trend besar

Internasional yang menentukan kemana Indonesia harus berjalan. Di Asia, AS yang selama ini

mencampuri langsung persoalan politik di Indonesia terpancang memusatkan segala daya

memenangkan perang agresi di Vietnam dan Inggris juga menghadapi kesulitan adanya

gerakan kemerdekaan rakyat Kalimantan Utara yang dipimpin Ashari dari Partai Rakyat.

Konspirasi AS (CIA) dan Inggris (MI6) membuahkan suatu konsep rekayasa provokatif

berdirinya negara Malaysia, yaitu menggabungkan 3 daerah di Kalimantan, dengan

Malaysia yang sudah dimerdekakan tahun 1957 dan Singapura. Sementara itu rakyat

Kalimantan Utara telah memproklamasi negara merdeka pada 8 Desember 1962. Presiden

Sukarno, yang jiwanya dikuasai oleh semangat anti kolonialisme menganggap proyek

mendirikan Negara Malaysia adalah suatu proyek Neo-Kolonial yang akan dihadapkan ke

Indonesia. Presiden Sukarno menyatakan sikap konfrontasi untuk menggagalkan didirikannya

Negara Malaysia. Konfrontasi ini juga didukung oleh partai-partai yang ada termasuk PKI. AD

bersikap ambivalen, pada satu sisi dia mendukung di sisi lain Konstrad mengirim utusan

secara klandestin (Ali Murtopo) ke Malaysia dan utusan lain ke AS untuk berdamai.

Dari sinilah lahir konsep untuk berdamai dan mengarahkan Indonesia ke jalan kapitalis maka

perlu menumbangkan Presiden Sukarno. Untuk itu Yani cs harus dienyahkan dan PKI harus

dihancurkan karena menjadi pendukung utama presiden Sukarno yang bersikap anti

kolonialis, imperialis. Sekitar bulan Maret-April 1965 beredarlah issu dengan menyebarkan

surat palsu Gilchrist - dubes Inggris di Indonesia waktu itu yang membuat laporan ke

pemerintah Inggris bahwa di Indonesia ada "Friends army" dan yang diterjemahkan oleh

pihak provokator sebagai Dewan Jendral. Issu ini makin kencang sewaktu Presiden Sukarno

sakit, pada sekitar bulan Juli 1965, dan Dewan Jendral akan kup. Sedangkan yang dimaksud

Dewan Jendral ialah Jendral A. Yani cs. Kemudian juga timbul issu bahwa ada sejumlah

perwira muda yang akan bertindak menggagalkan kup Dewan Jendral. Issu provokatif

seperti ini sampai ke Ketua CC PKI D.N. Aidit, melalui Syam Kamarulzaman Ketua Biro Khusus

CC PKI, dan dr Subandrio - orang yang mendapatkan dan mengedarkan surat palsu

Gilchrist. D.N. Aidit mengambil sikap mendukung usaha perwira muda letnan kolonel Untung

dan lainnya untuk menggagalkan kup Dewan Jendral tanpa penelitian yang lebih cermat.

Dengan mengambil sikap seperti ini berarti Aidit secara difinitif terjebak provokasi yang

dipasang CIA dan MI6. Jendral Suharto, Panglima Konstrad yang menarik Joga Sugama dari

tugasnya sebagai atase militer di Jugoslavia (Belgrado) yang menjadi salah satu pusat

kegiatan intelejen barat untuk merusak Uni Soviet dan negeri sosialis, untuk memimpin bagian

intel Konstrad guna menyusun pelaksanaan provokasi kup ini. Kostrad mengirimkan Ali

Murtopo ke Kuala Lumpur dan utusan lain ke AS.Utusan ini tentu tahu semua rencana jahat

tersebut di atas. Untuk "membantu" usaha ini Jendral Suharto sebagai pimpinan panitia ulang

tahun ABRI, 5 Oktober 1965 menjanjikan membantu Untung untuk menggagalkan kup

Dewan Jendral dengan pasukan, dan mendatangkan 3 Batalyon dari Jabar, Jateng, dan

Jatim, dalam ready combat yang komandan Batalyonnya mempunyai orientasi setia pada

Sukarno, kecuali yang dari Jawa Barat. (Baca buku: Pledoi Kol Latief, Kudeta AD tulisan

Geoffrei B. Robenson, Plot TNI AD Coen Holtzappel cs, kudeta 1 Oktober 1965 B.R.O.G

Anderson dan Ruth T MC Vey dan lain-lain).

Dengan jalan yang liku-liku, akhirnya terjadilah apa yang dinamakan Peristiwa G 30 S pada

tanggal 1 Oktober 1965 kurang lebih jam 04.00 pagi Jendral A.Yani dan 5 Perwira Tinggi

dalam Markas Besar Angkatan Darat dan seorang Prwira pertama diculik dan dibunuh oleh

gerombolan tentara yang dipimpin Letnan Dul Arief. Pada hari itu juga jam 13.00 Suharto

Page 240 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sudah menetapkan diri sebagai pengganti KASAD tanpa seijin Presiden Sukarno. Ini awal kup

Suharto yang selanjutnya di justifikasi dengan surat perintah 11 Maret 1966, yang

pembuatannya dipaksakan pada Presiden Sukarno oleh 3 Jendral yang disuruh Suharto.

Dengan kup ini Suharto memerintah Kolonel Sarwo Edy, Komandan RPKAD waktu itu

melakukan "pembersihan" ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali sehingga kurang lebih 3

juta orang dibunuh, termasuk di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Palembang,

Sulawesi Selatan, dan lainnya, menurut pengakuan Sarwo Edy pada Permadi, S.H dan

menurut jendral Tri Sutrisno 1.800.000 ditahan/dipenjara, disiksa dan kurang lebih 20 juta

orang dirampas hak sivil politiknya hingga kini belum sepenuhnya dipulihkan. Jutaan orang

yang dirampas hak miliknya dengan cara melawan hukum, termasuk rumah, tanah, bahkan

ada juga istrinya. Dengan kup ini Jendral Suharto mengubah Indonesia dari negeri yang

negeri yang berjuang untuk menjadi negeri yang merdeka penuh, demokratis menjadi

negeri setengah jajahan dan setengah feodal. 32 tahun Suharto berkuasa secara militeris

fasis, dengan melakukan kejahatan besar kemanusiaan merampoki kekayaan rakyat

memasukkan modal dari negeri imperialis, dan KKN yang hingga kini kekuatan idiologinya

walaupun Suharto sudah ditumbangkan, meninggal sudah ada pemilihan umum/pemilihan

presiden masih mendominasi dalam eksekutif, legislatif, yudikatif dan berbagai lembaga

ekonomi, budaya, militer, polisi dan lainnya. Perombakan reformasi yang dikumandangkan

tak lain hanya mengganti bentuk dan cara Suharto menjalankan kekuasaannya dengan

bentuk demokrasi model AS, yaitu dengan pemilihan umum baik untuk eksekutif (Presiden)

maupun legislatif (DPR dan MPR) yang diwakili partai-partai politik yang umumnya

pimpinannya mewakili kepentingan kapitalis global dan kapitalis besar Indonesia dalam

negeri neo-kolonial dengan tantanan neo-liberalis dan pandangan, filsafah pragmatis

dengan kehidupan hedonisme. Inilah penyebab utama morat maritnya keadaan politik,

ekonomi, sosial, budaya dan pergolakan daerah-daerah sampai dewasa ini.

Pelajaran apakah yang dapat kita petik dari perjuangan dalam 'Een Lange Mars der

Emancipatie' ini? Kaum imperialis dan kekuatan kanan di Indonesia tidak menyukai rakyat

berkuasa di negerinya sendiri, Indonesia. Kaum kanan di Indonesia lebih suka berkolaborasi

bangga dan merasa bermartabat bila bisa mengabdi dan melayani kaum imperialis dan

dengan kekuatan kapitalis/imperalis Internasional global memusuhi rakyat sendiri daripada

bersama rakyat melawan penjajah imperalisme.

Kaum kapitalis/imperialis.neo-imperialis senang bekerja sama dengan kaum kanan untuk

menindas gerakan emansipasi rakyat. Bahwa perjuangan untuk emansipasi, untuk Indonesia

merdeka penuh dan demokratis, demos-kratos, sebagai premis untuk membangun

masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera masih merupakan perjuangan 'een lange

mars der emanecipatie', berat. Perjuangan jangka panjang ini memerlukan daya tahan

yang besar, keuletan, tekad, dan dedikasi yang tinggi, keberanian berkorban yang luar

biasa. Soliditas, solidaritas dan toleransi yang tinggi sangat diperlukan. Perlu terus menerus,

tidak kenal lelah melakukan pencerahan, pendidikan, latihan politik untuk menanamkan

kesadaran bagi rakyat luas, perlunya perubahan yang lebih baik, demokrasi

baru,demokrasinya rakyat luas dan riil. Perlu penggalangan kekuatan rakyat secara nasional

dan internasional karena kekuatan kapitalis/imperialis bersifat global. Tidak boleh menunggu

secara pasif, tetap aktif untuk dapat mengubah keadaan mencapai cita-cita rakyat

bersama. Tetapi perlu diingat jangan grusa grusu, keburu nafsu. Jangan sampai terjebak

agitasi palsu dan terjangkit penyakit masa lalu. Hati-hati tetapi pasti.

Kehidupan tak pernah berhenti dalam satu titik, ia terus bergerak, berubah, dan

berkembang dari kuantitas ke kualitas baru yang lebih baik. Negasi dari negasi. Inilah yang

kini sedang berjalan dinegeri kita.karena itu, rakyat Indonesia perlu mutlak menyusun

kekuatan yang solid, dan bila sudah tiba saatnya, krisis revolusioner mengubah negeri ini

menjadi negeri demokrasi baru, tatanan hidup baru untuk mencapai tatanan hidup adil,

makmur, dan sejahtera.

Kapitalisme global, imperialisme baru yang dikepalai AS adalah perkembangan terakhir dari

sistem kapitalisme yang sekarang sudah tampak gejalanya sekarat. Baik AS, maupun Eropa

Barat tak akan dapat memulihkan tatanan ekonomi dan keuangannya yang sedang

mengalami krisis yang belum pernah dialami pada masa lampau. Krisis yang kemungkinan

besar tak dapat disembuhkan oleh sistemnya sendiri, kemungkinan besar akan diatasi

dengan perang. Perang agresi terhadap Irak, Libya, Suria yang akan diteruskan terhadap

Iran akan menimbulkan akibat yang tidak dapatdiperhitungkan sebelumnya. Karena itu

perlu diwaspadai terus menerus secara cermat dan konsekuensinya. La luta continua,

Page 241 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

perjuangan terus berlanjut cita-cita rakyat banyak pasti tercapai. Ini sesuai dengan hukum

perkembangan masyarakat yang niscahya pasti akan terjadi.

Untuk ini perlu mutlak adanya hanya satu organisasi dari lapisan rakyat tertindas yang

beridiologi kokoh, solid, berteori revolusioner yang dipadukan dengan tuntutan kondisi nyata

Indonesia sesuai dengan jaman dan waktunya. Tidak domatis, empiristis, tetapi ulet, gigih,

kreatif, dan inovatif. Hindari dan cegah penyakit nekatisme (avonturisme) dan putus asa dan

menyerahisme dalam perjalanan panjang emansipasi ini.

[Non-text portions of this message have been removed]

Ketut Adnyana

http://balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61574

balipost.com

Musibah Lampung : Warga Mulai Bersihkan Puing Rumah

WARGA Banjar Suka Raharja, Napal, Sido Waluyo, mulai Kamis lalu tidak lagi tidur di tegalan

atau tanah lapang. Jumat (27/1) kemarin semua warga sudah pulang, termasuk pasangan

muda Komang Merta - Ni Wayan Sutri, yang harus melahirkan bayi prematur.

Bantuan satu tenda untuk satu KK membuat warga bisa tinggal di sela-sela puing rumahnya

yang luluh-lantak. Jro Mangku Pura Puseh Made Karuna menyatakan, akibat musibah itu Ni

Wayan Sutri harus melahirkan prematur. ''Kecemasan akibat berlari ke tegalan membuat

kelahiran bayinya lebih cepat dari jadwal,'' jelas Jro Mangku yang juga guru agama di SD

setempat.

Jumat kemarin, semua warga tampak membersihkan puing-puing rumahnya yang telah

menjadi arang. Mereka dibantu pasukan dari TNI dan Polri. Tiga ibu rumah tangga yakni

Nyonya Nyoman Sudiono, Nyonya Made Sardi dan Nyonya Made Sudiadnya yang

rumahnya berdekatan juga sibuk membersihkan barang-barangnya yang hangus.

Nyonya Nyoman Sudiono menjelaskan, rumahnya yang baru tiga bulan selesai senilai Rp 400

juta hangus terbakar. Demikian pula dua unit traktor, mesin menyedot air, mesin penyabitan

dan bajak yang harganya Rp 40 juta-an per unitnya juga terbakar. ''Saya ingin barang yang

susah payak saya kumpulkan bisa kembali,'' harapnya sembari menitikkan air mata.

Penduduk yang bekerja sebagai sopir, guru, apalagi anak-anak sekolah belum berani keluar

ke arah Bandar Lampung. Trauma dan ketakutan menghantui warga melewati wilayah Kota

Dalem. Kota Dalem berjarak 7 km dari Dusun Napal ini merupakan jalan utama ke Bandar

Lampung. ''Saya libur dulu, masih belum berani nyopir ke kota,'' kata Nyoman Agus, sopir bus

jurusan Sido Waluyo - Bandar Lampung.

Guru bahasa Inggris di SMPN 1 Sidomulyo Nyoman Sada juga masih belum sekolah. Keluarga

ini dua rumahnya berikut tokonya hancur, termasuk uangnya sebanyak Rp 8 juta.

Diperkirakan kerugian sekitar Rp 650 juta untuk dua rumahnya, perlatan seperti televisi,

komputer, barang dagangan, dll. hangus.

Ia bersama istrinya, Sukarningsih, kebetulan sore kemarin dikunjungi Ida Rsi Sri Natha Kusuma

dari desa tetangga, Desa Bali Nuraga. Kunjungan Ida Rsi untuk memberikan support kepada

warga yang terkena musibah.

Nyoman Sada mengaku masih stres atas kejadian yang menimpanya. Demikian juga, ia

mengaku bingung memikirkan biaya kuliah anaknya di Fakultas Sastra Inggris Universitas

Lampung. ''Uang saya habis semua. Untuk membayar nanti terpaksa minjam di sekolah,'' ujar

Nyoman Sada sedih.

Sementara naka-anak SD dan SMP juga masih meliburkan diri pascakerusuhan tersebut.

Istri Gubernur Truli Sahrudin usai menyerahkan bantuan sempat memberi hiburan kepada

anak-anak usia sekolah itu di balai masyarakat di jaba Pura Puseh. (ram)

Perlu Pakaian Layak Pakai

BANTUAN tenda, beras, mi instan, air mineral, memang mengalir ke Banjar Sukaraharja,

Napal, Lampung Selatan. Namun mereka juga memerlukan pakaian. Sebab, mereka hanya

memiliki pakaian yang melekat di badan saat melarikan diri dari amuk massa. Uang untuk

membeli pakaian juga tak punya.

Page 242 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ketua PHDI Kecamatan Sidomulyo Wayan Gunawan, S.E. dan Klian Adat Sukaraharja Wayan

Suardana mengharapkan bantuan pakaian bekas layak pakai. ''Pakaian kami semua ludes

terbakar. Yang tersisa hanya yang melekat di badan. Kami benar-benar krisis pakaian,

karena itu kami sangat memerlukan pakaian bekas yang masih layak pakai,'' harap Wayan

Gunawan, anggota DPRD Provinsi Lampung periode 1999-2004.

Hal senada disampaikan Klian Adat Wayan Suardana. ''Kami memang sedang tertimpa

petaka, karena itu kami tidak malu memohon kebaikan hati masyarakat Bali agar sudi

memberikan bantuan apa saja, termasuk pakaian bekas yang masih layak pakai. Di

samping itu, juga diperlukan obat-obatan, sembako dan peralatan sekolah.

Dusun Napal dihuni 300 KK dengan penduduk 1.500 jiwa. Dusun yang menghasilkan padi,

jagung, cabai, cokelat, karet ini berjarak sekitar 54 km dari pusat Kota Bandar Lampung.

http://balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=33&id=61574

IBRAHIM ISA:

APRESIASI DAN KESAN MEMBACA BUKU MAY SWAN

*MONTMARTRE IN BONDOWOSO―

―Montmartre In Bondowoso‖ bukan karya pertama MAY SWAN, yang ditulis dengan latar

belakang peristiwa-sejarah di Indonesia dan Tiongkok. Ini salah satu ciri May Swan. Sekaligus

menunjukkan identitas penulisnya. Kepedulian dan keterlibatannya dengan Indonesia dan

Tiongkok serta pengetahuannya mengenai sejarah Indonesia dan Tiongkok.

Semua itu menjadikannya insan-budaya, seorang sastrawan, yang jarang di dunia ini: Tidak

menceburkan diri dalam kegiatan praktis politik. Tetapi menganggap bahwa politik dan

kegiatan politik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat manusia.

Baik dalanm kehidupan sehari-hari maupun kehidupan dunia sastra secara umum. Penulis

May Swan tidak a-politis, bahkan punya pandangannya sendiri yang 'independen'. May

Swan juga tidak ―fobi-politik‖.

Ini menjadikan karya sastranya a.l. *―Monmartre Di Bondowoso‖ *sebuah novelette yang

menarik dan segar. Karena bersumber pada kejadian-kejadian yang merupakan kenyataan

dalam kehidupan bermasyarkat.

* * *

Hal ini juga tercermin dalam a.l novelnya *―Fragrand Deception‖*, dan *―Hidayat‖.* Dua-

duanya dalam dalam bahasa Inggris Di sinilah kita menyaksikan kekuatan dan keunggulan

karya-karya sastra May Swan. Mencerminkan identitasnya sebagai sasterawan Singapore,

etnis Tionghoa berasal Indonesia.

* * *

―Montmartre di Bondowoso‖ mengangkat angan-angan ilusioner seorang pemuda

Indonesia, Soerono. Ia beristrikan Lee Lin, seorang gadis Indonesia turunan Tionghoa. Suatu

ketika Soerono menjadi 'bosan' dengan ―kehidupan Bohemian‖, sebagai migran di

Montmartre, Perancis. Soerono rindu masa lampaunya. Percobannnya juga gagal

menemukan ―kembali‖ identitasnya sebagai orang Jawa Indonesia yang 'pulang kampung'.

Karena kenang-kenangan kehidupan 'masa lampau' telah tiada. Perubahan besar melanda

kehidupan nyaman dan damai di Bondosowo. Termasuk suasana 'trauma' diman masih

gentayangan syaitan-iblis sekitar kekejaman dan kebiadaban periode ―Tragedi Nasional

1965‖.

Problim sosial yang dihadapi Soerono bertambah rumit karena ulah 'pribadi' -nya. Soerono

terlibat dan tenggelam dalam berpacaran dengan seorang gadis temannya dulu di

Indonesia.

Tidak ada satupun 'soal-soal' yang dihadapinya yang bisa ia temukan solusinya. Kembali lagi

ke Montmartre untuk bergabung dengan isrinya dan memboyongnya 'pulang kampung',

juga gagal. Karena Lee Lin, akhirnya mengetahui bahwa, --- ketika ke Indonesia, suaminya

melakukan hubungan rahasia dengan gadis Indonesia.

Demikianlah masalah-masalah yang dihadapi Surono yang tak bias dipecahkannya. Dan,

Lee Lin sudah tidak mau lagi.

Barangkali inti masalahnya, adalah ini: ---

Page 243 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Soerono gagal mempertahankan identitasnya sebagai manusia Indonesia, yang mampu

berintegrasi dengan masyrakat-bangsa setempat, Ia juga gagal dalam mengabadikan

perkawinannya dengan Lee Lin. Karena tenggelam dalam pandangan dan teori-teorinya

sendiri sekitar lembaga tertua di dunia ini: PERKAWINAN dan CINTA.

* * *

Singkat kata, karya May Swan: ―Monmartre Di Bondowoso, smenarik dan lancar, tidak

ngambang atau melayang-layang, lagipula bukan fiksi semata.

Ini, menjadikan May Swan seorang sastrawan Singapura berlatar belakang Tionghoa dan

Indonesia, ----- YANG UNIK!. Mungkin May Swan adalah satu-satunya penulis Singapura yang

beridentitas demikian itu.

Lain dari yang lain, – ---- tetapi juga suatu keunggulan yang barangkali tak ada duanya di

Singapura.

Di karya manapun, dalam bahasa Inggris atau Indonesia, --- cerita yang lahir dari buah

tangan May Swan, . . . . . selalu lancar, silih berganti secara harmonis antara suasana sekitar

yang rinci dengan dialog yang tidak menjemukan.

Menarik karena kelancaannya itu, disebabkan oleh penguasaannya mengenai tema dan

latar belakang kejadian.

* * *

NB:

Ibrahim Isa, publisis, mantan editor majalah ―AFRO-ASIAN MAGAZINE‖, yang terbit berbahasa

Inggris, Perancis dan Arab, tahun 1960-an, di Cairo

Sejak pasca Suharto, telah mengadakan berkali-kali interview, bicara dalam ceramah dan

seminar, serta menulis sekitar 2000 essay dan komentar mengenai situasi Indonesia dan

mancanegara.

Menerbitkan dua buah buku di Jakarta: ―SUARA SEORANG EKSIL (2001) dan ‖BUI TANPA

JERUJI BESI‖ (2011).

* * **

[Non-text portions of this message have been removed]

Refl: Bagaimana dengan misi Habibie yang ditugaskan oleh SBY ke Arab Saudia (AS) untuk

menyelamatkan TKW yang menghadapi kepalanya dipancung? Sudah hampir dua bulan

tak ada khabar, apakah gagal misinya ataukah kunjugan HAbibie dimaksudkan untuk

menyerahkan buku riwayat hidup dengan dibumbui penyelamatan TKW?

Kalau tahun 2017 direncanakan untuk dihentikan pengiriman TKI/TKW ke Arab Saudia dan

Malaysia, masih lama jadi dan para calo bisa terus mengumpul petro dollar dan ringgit.

Apakah benar rezim akan menghentikan hanya waktu akan menceritakan, karena mungkin

pernyataan penghentian pengiriman tenaga kerja hanya semprotan propaganda

berhubung mulai giat diadakan kampanye Pemilu 2014, jadi perlu puji diri.

Untuk mengasah otak mungkin timbul pertanyaan diantara pembaca mengapa di negeri-

negeri seagama memperlakukan buruh-buruh seagama dari Indonesia jauh lebih buruk dari

negeri-negeri kafir dan oleh karena itu penguasa rezim NKRI akan menghentikan pengririman

tenaga kerja ke negeri-negeri yang dimaksudkan.

Untuk melihat video footage dari reportage Aljazeerah, click link dibawah ini :

http://www.aljazeera.com/video/asia-pacific/2012/01/201212951012681535.html

Indonesia may stop sending maids abroad

East Asian nation looks to stop sending maids abroad by 2017 amid reports many are being

abused.

Last Modified: 29 Jan 2012 05:50

After Saudi Arabia beheaded an Indonesian maid for murder last year, there was a national

outcry in the East Asian nation.

Page 244 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Now the Indonesian government is planning to stop sending maids abroad by 2017 amid

reports that several maids are enduring abuse.

Currently, more than 60 Indonesian workers are currently facing the death penalty around

the world.

Al Jazeera's Step Vaessen reports from Jakarta.

++++

http://www.asianewsnet.net/home/news.php?id=25885&sec=1

Jakarta plans to stop sending maids by 2017

Wahyudi Soeriaatmadja

The Straits Times

Publication Date : 05-01-2012

Indonesia is looking to stop sending its nationals to work as maids abroad by 2017, under a

"roadmap" it is drawing up to reform and formalise its domestic worker sector.

Under the Domestic Worker Roadmap 2017, it wants to ensure maids are treated like other

workers when they work abroad - earning minimum wages, getting leave and working fixed

hours, for example.

The plan is part of a larger aim to raise the skills of the thousands of Indonesians going

overseas to work, according to the Manpower and Transmigration Ministry.

If it is carried out, however, it could mean a massive shortage of maids for places like

Singapore and Malaysia, both of which rely heavily on domestic workers from Indonesia.

Indonesians account for almost half of Singapore's 200,000-plus maids, and 80 per cent of

Malaysia's 350,000 maids.

"Under the roadmap, we target zero sending out of domestic maids," Manpower and

Transmigration Minister Muhaimin Iskandar was quoted by news reports as saying yesterday.

He acknowledged, however, that the task would be a challenging one, as most Indonesians

seeking jobs abroad are low-skilled.

Some criticised the idea for being difficult to implement.

The roadmap comes amid ongoing efforts by Jakarta to address maid abuse abroad.

In 2009, Indonesia banned maids from going to Malaysia following a spate of abuse cases.

The ban was lifted last year after Jakarta and Kuala Lumpur hammered out an agreement on

a slew of measures to better protect maids working in Malaysia.

Jakarta was also reported to be reviewing which countries it will allow maids to work in.

About 650,000 Indonesians leave home every year to work as maids abroad, many of them

from East Java and West Nusa Tenggara provinces.

Under the roadmap being drawn up, Jakarta could require host countries to spell out job

specifications for maids clearly.

"They should be placed in specific positions such as cook, housekeeper or caregiver," Mr

Muhaimin was quoted by Bernama as saying.

He added that these workers should also enjoy the usual rights that their formal counterparts

get, such as predetermined working hours, leave, minimum wages and "social guarantees".

But the minister also acknowledged that Jakarta would have to deal with several challenges

when implementing the plan, including providing alternative jobs in Indonesia.

Some 45 per cent of the country's 120 million-strong workforce have no more than primary

school education, the Manpower and Transmigration Ministry noted.

Mr Muhaimin said the government was working to enhance the skills and competency levels

of the country's workers in the industrial and creative economic sectors.

Critics, however, said the roadmap was unworkable.

Page 245 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Activist Syaiful Anas at the Jakarta-based Migrant Care, a non-governmental group that

looks out for migrant workers, said the government should improve the protection of maids

instead of trying to stop them from going overseas to work.

The plan, he charged, contradicts a recent statement by President Susilo Bambang

Yudhoyono that Indonesia recognises maids as belonging to a proper profession.

"It's hard to believe Muhaimin made such statements... we all know there are still many who

need to be maids," he told The Straits Times.

Mr Rusjdi Basalamah, who owns and runs an agency that sends maids overseas, also

doubted that the plan would work.

"We now have a moratorium in place on the sending of maids to certain Middle Eastern

countries, but many have still gone there illegally and the government could not do anything

about it," he said.

Berita-Berita Internasional

http://www.smh.com.au/world/no-returns-exleaders-flight-one-they-just-dont-fancy-

20120122-1qc62.html

No returns: ex-leader's flight one they just don't fancy

Lydia Polgreen

January 23, 2012

A crowd of people outside the Antananarivo airport anticipates the arrival of Madagascar's

ousted leader, Marc Ravalomanana. Photo: AFP

JOHANNESBURG: A commercial airliner carrying the ousted president of Madagascar back to

the country's capital was turned around midflight, after government officials abruptly closed

the nation's airspace on Saturday, apparently to prevent the plane landing.

Thousands had gathered at the airport to greet the former president, Marc Ravalomanana,

who was making his second attempt in two years to return to his homeland. Twice elected

president, he was ousted in a military-backed coup in March 2009 and replaced by Andry

Rajoelina, the former mayor of the capital, Antananarivo.

Last February, Mr Ravalomanana was prevented from boarding a flight in Johannesburg

when he tried to return home, but this time it appeared the groundwork had been laid for his

trip.

Advertisement: Story continues below

Talks with the political parties in Madagascar and regional diplomats in recent months had

produced a road map to resolve the country's political crisis and end its isolation by allowing

all exiles to come back. An order declaring him persona non grata had been rescinded, a

spokesman for Mr Ravalomanana said.

Government officials said on Friday that they planned to arrest the former president when he

landed - he had been convicted in absentia in connection with the killings of anti-

government protesters by the presidential guard.

''All the talk yesterday evening was that his return was good and they were going to arrest

him,'' said Patrick Gearing, the spokesman for Mr Ravalomanana. ''I don't know why the

change of heart now.''

Speaking to Agence France-Presse on the plane after it had been turned back from

Madagascar, Mr Ravalomanana criticised his successor, saying: ''Rajoelina doesn't have the

political will to solve the crisis in Madagascar. This is proof to the world.''

Mr Ravalomanana boarded a South African Airways flight that left Johannesburg for

Antananarivo about 10am on Saturday. But shortly after noon it was turned back.

Mr Ravalomanana refused to disembark in Johannesburg and the plane sat on the tarmac

for hours as South African officials tried to figure out what to do.

Page 246 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

After another two hours of negotiations, he agreed to get off the plane and planned to

spend the night in Pretoria while talks with senior regional diplomats continue, his spokesman

said.

The New York Times

Read more: http://www.smh.com.au/world/no-returns-exleaders-flight-one-they-just-dont-

fancy-20120122-1qc62.html#ixzz1kJ9M3f8p

http://www.smh.com.au/world/fears-of-islamist-alliance-in-egypt-20120122-1qc4b.html

Fears of Islamist alliance in Egypt

Leila Fadel, Cairo

January 23, 2012

Emad Abdel-Ghafour, head of the Salafi party Al-Nour, during a recent news conference.

Photo: Reuters

FOLLOWERS of a puritanical form of Islam will fill about a quarter of the seats in the lower

house of the new Egyptian parliament today, underscoring the political power being wielded

by Islamists in the wake of the Arab Spring.

Finding themselves badly outnumbered, in the wake of the result, some Egyptian liberals are

weighing whether to align themselves with the moderate Muslim Brotherhood in hope of

preventing an all-Islamist alliance between the Brotherhood - whose Freedom and Justice

Party will be the largest in the new parliament - and the ultra-conservative Salafist Nour party,

the second-largest.

The Freedom and Justice Party took 47 per cent of seats in the lower house of parliament,

and the Salafist Nour party won 25 per cent of the seats.

Advertisement: Story continues below

The Brotherhood was banned under former president Hosni Mubarak but has emerged as a

major force on the political scene since the uprising last year.

Some liberal Egyptian politicians say a tactical alliance between their forces and the

Brotherhood is being encouraged by Western diplomats alarmed by the prospect of a further

shift to the right after last year's toppling of Mubarak. They say the two Islamist groups could

be pushed together if liberals refuse to negotiate with the Muslim Brotherhood in the coming

parliament, which will have to appoint a body to write the constitution.

''They're scared of the Salafis and they want the secular people to join with the Brotherhood

so the Brotherhood and Salafis don't join together,'' Mohammed Abou el Ghar, who heads

the leftist Social Democratic Party, said in describing what he called Western fears.

The Salafists adhere to a hard-line interpretation of Islam that advocates a staunch

segregation of the sexes and forbids alcohol, and they have insisted that they won't

compromise their Islamic values. Rivalry between the two Islamist groups makes an alliance

between the Salafists and the Muslim Brotherhood unlikely. But the two parties do play to an

overlapping Islamist base, and the Salafists' strong electoral showing has given new

prominence to issues involving morality.

''The Nour party's presence definitely puts pressure on the Freedom and Justice Party'' in a

conservative direction, said Mohammed Beltagy, a Freedom and Justice MP, adding that his

party's own wins could pressure the Salafists to become more moderate.

While recent high-level American emissaries have reached out to the Freedom and Justice

Party, US officials have generally avoided the Nour party. A first official meeting between US

ambassador Anne Patterson and representatives of the Salafist party was scheduled

overnight.

Members of the Salafist party say they are trying to counter what they call a smear campaign

depicting them as scary conservatives who will transform Egypt into a rigid Islamic state like

Iran.

They have stated publicly that they would conditionally respect the peace treaty between

Egypt and Israel, and have tempered language about Islamic tourism and banking laws that

Page 247 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

scare foreign investors. The party has expressed interest in tacit agreements with liberals on

social issues, such as striking out the hated emergency law.

But Nader Bakkar, a party spokesman, said it doesn't intend to enter binding alliances with

other parties because that would compromise its Islamic principles.

WASHINGTON POST, LOS ANGELES TIMES

Read more: http://www.smh.com.au/world/fears-of-islamist-alliance-in-egypt-20120122-

1qc4b.html#ixzz1kJAmjAQA

http://www.asharq-e.com/news.asp?section=1&id=28186

Syria rebels 'overrun town' ahead of Arab meet

22/01/2012

Syrian anti-regime

demonstrators burning

portraits of Iran's Supreme

leader, Ali Khamenei ,Hassan

Nasrallah and President Dmitry

Medvedev, Vladimir Putin and

Sergey Lavrov during a protest

in the northwestern town of

Kfar Nubul in Idlib . (AFP)

Anti-Syrian regime protesters

chant slogans as they gather

beneath a large Syrian

revolution flag during a

demonstration at the

mountain resort town of

Page 248 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Zabadani, Syria, near the

Lebanese border, on Friday

Jan. 20, 2012. (AP)

Syrian army defectors gather

at the mountain resort town of

Zabadani, Syria, near the

Lebanese border, on Friday

Jan. 20, 2012. (AP)

CAIRO, (AFP) — Army defectors overran a protest hub near Damascus before pulling back,

activists said on Sunday, ahead of an Arab League meeting to decide the future of its heavily

criticised observer mission to Syria.

Fierce clashes erupted late Saturday in Douma, just northeast of the capital, after security

forces shot dead four civilians at a funeral in the town, said the Syrian Observatory for Human

Rights.

"Groups of deserters took control of all districts in the town of Douma, near Damascus, after

fierce fighting on Saturday with Syrian security forces," the Observatory's chief Rami Abdel

Rahman told AFP.

"Dissident groups withdrew from the town and returned to their bases," the Britain-based

group said later in a statement, without giving any casualty toll for the operation.

The withdrawal was apparently prompted by fears of a full military assault, although

Observatory spokeswoman Hivin Kako told BBC radio the only forces left in the town were

police "which play a very basic role."

At a meeting of foreign ministers in Cairo, the Arab League looked set to extend and expand

its observer mission, despite strong criticism that it has failed to stem 10 months of deadly

violence.

International pressure has been steadily growing on the regime of Syrian President Bashar al-

Assad, with more than 5,400 people killed since anti-government protests broke out in March

last year, according to UN figures.

The Arab League deployed observers in Syria for a one-month mission on December 26, and

there are presently about 165 monitors on the ground in the unrest-swept country.

The Local Coordination Committees said in a statement on Sunday that 976 people have

since been killed in the Assad regime's bloody crackdown on dissent, despite their presence.

"One month since the Arab League observers entered Syria... this has changed nothing nor

stopped the crime that the regime commits on the peaceful protesters," said the LCC, which

organise protests.

The Syrian National Council, the main opposition umbrella group, has appealed to the Arab

League to turn the Syria crisis over to the United Nations.

Page 249 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ahead of Sunday's meeting, SNC chief Burhan Ghaliun met in Cairo with the bloc's secretary

general, Nabil al-Arabi, and lobbied against extending the mission, SNC spokeswoman

Basma Qadmani said.

But the Arab League was expected to extend its mission, even boosting observer numbers,

after foreign ministers are briefed on Sunday on the mission's first month in Syria.

An observer mission official, on condition of anonymity, has said its numbers would be almost

doubled to 300.

Sunday's report will be delivered by the mission's chief, General Mohammed Ahmed Mustafa

al-Dabi of Sudan, who believes his mandate needs to be strengthened, not scrapped, a

League official said.

Deputy chief of operations Ali Jarush said Dabi is satisfied with its achievements so far and

that "everything indicates the observer mission in Syria will be extended by a month."

"Dabi sees that in the last phase the necessary thrust (of the operation) was achieved after

more monitors were deployed and fanned across 20 areas and after they were provided with

equipment and logistics," he said.

But the SNC charged that Dabi's report would not be credible.

Addressing journalists, Ghaliun said he told Arabi the conditions under which the observers

were forced to work "do not allow it to present an objective report, reflecting the actual

situation in Syria."

The League's staff were escorted around Syria by government troops.

Qatar has proposed that Arab troops be deployed in Syria, but Damascus rules out the

proposal.

On the ground, the rebel Free Syrian Army, has said it fears government forces will launch an

attack on Zabadani, a rebel-held town northeast of the capital.

On Saturday, a roadside bomb killed 17 detainees being transported in a prison truck in Idlib

province in the northwest of the country, said the Observatory.

State news agency SANA said "an armed terrorist group" attacked the vehicle in Al-

Mastouma area, "killing 14 prisoners and wounding 26 others."

Nine government troops were killed in clashes with dissident soldiers near a military roadblock

in the central city of Maaret Numan, the Observatory reported, citing a dissident. One

deserter was also killed in the clash.

Security forces also killed three members of a "terrorist group" on Friday night as they tried to

infiltrate the Tal Kala area from neighbouring Lebanon, SANA said.

On Syria's maritime border with Lebanon, a 14-year-old Lebanese boy was shot and fatally

wounded after gunmen opened fire on a fishing boat, his father and a local official told AFP

http://tekno.liputan6.com/read/373499/rusia-akan-bangun-markas-permanen-di-bulan

Rusia Akan Bangun Markas Permanen di Bulan

Rizki Gunawan

Artikel Terkait

a.. Ilmuwan Rusia Temukan Kehidupan di Venus

b.. Twitter Beli Layanan Berita Summify

c.. Mahasiswa Inggris Buat Nintendo Terbesar di Dunia

d.. Kodak "Tutup Usia"

e.. Pendiri Yahoo Jerry Yang Mundur

22/01/2012 17:15 | Tekno

Liputan6.com, Moskow: Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, akan membangun markas

permanen di bulan. Sebagaimana dilansir laman upi baru-baru ini, saat ini Roscosmos

sedang membahas rencana tersebut dengan mitranya dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Kami tak ingin manusia hanya bisa menginjakkan kaki di bulan saja, tapi kami ingin manusia

bisa menetap di sana. Dengan pengetahuan teknologi yang cukup memadai dan adanya

Page 250 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

persediaan air di bulan, kami yakin bisa membuat markas di sana. Saat ini kami sedang

membicarakan rencana ini dengan NASA dan European Space Agency," kata Kepala

Roscosmos Vladimir Popovkin.

Selain itu, Rusia juga berencana mengirim dua misi tak berawak ke bulan pada 2020

mendatang. Misi tersebut dinamai Luna Glob dan Luna Resource. Sebelumnya, upaya ini

sudah direncanakan ilmuwan Rusia dan AS di era perang dingin pada akhir 1950. (IAN/upi)

=========

http://tekno.liputan6.com/read/373476/ilmuwan-rusia-temukan-kehidupan-di-venus

Ilmuwan Rusia Temukan Kehidupan di Venus

Jaenal Abidin

Artikel Terkait

a.. Rusia Akan Bangun Markas Permanen di Bulan

b.. Twitter Beli Layanan Berita Summify

c.. Mahasiswa Inggris Buat Nintendo Terbesar di Dunia

d.. Kodak "Tutup Usia"

e.. Pendiri Yahoo Jerry Yang Mundur

22/01/2012 14:15 | Tekno

Liputan6.com, Moskow: Beberapa benda yang menyerupai makhluk hidup terdeteksi dalam

sejumlah foto yang diambil mesin pendarat atau penjelajah "probe" milik Rusia pada 1982.

Demikian laporan sebuah artikel yang diterbitkan majalah Solar System Research, seperti

dikutip Zeenews.com, Sabtu (21/1).

Leonid Ksanfomaliti dari Lembaga Penelitian Ruang Angkasa Rusia Academy of Sciences

menerbitkan sebuah penelitian yang menganalisis foto-foto dari misi Venus hasil sebuah

mesin pendarat "probe" Soviet, Venus-13, pada 1982. Foto-foto itu menampilkan beberapa

sejumlah objek yang mirip sebuah "disk", "flap hitam", dan "kalajengking".

Menurut para ilmuwan, semua benda itu "muncul, berfluktuasi, dan menghilang", dengan

merujuk ke lokasi mereka yang berpindah seperti tampilan pada foto lainnya dan jejak-jejak

di tanah.

"Bagaimana bisa kita melupakan tentang teori-teori saat ini tentang tidak adanya

kehidupan di Venus. Sekarang, marilah kita dengan yakin menyarankan bahwa fitur

morfologi objek itu akan memungkinkan kita untuk mengatakan bahwa mereka hidup," kata

Ksanfomaliti.

Teori Venus sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada data bukti keberadaan kehidupan di

Venus, dengan suhu tanahnya yang mencapai 464 derajat Celcius.(SHA)

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-16675086

Sri Lanka 'expels 161 foreign Muslim preachers'

Muslims make up about 9% of Sri Lanka's

population, and are regarded as a separate ethnic group

Continue reading the main story

Page 251 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sri Lanka has reportedly ordered 161 foreign Muslim preachers to leave the country for

flouting visa regulations.

A senior immigration official was quoted as saying that the clerics had no right to preach in

mosques because they had arrived on tourist visas.

He also said that some local Muslims had complained that the visitors were not teaching a

moderate form of Islam.

The preachers - from Bangladesh, India, Pakistan, the Maldives and Arab nations - must now

leave by 31 January.

'Laughable idea'

"They have violated immigration laws. A tourist visa is to have a holiday or visit friends and

family, and not to preach Islam," Sri Lanka's immigration head Chulananda Perera told the

AFP news agency.

Mr Perera said the group belonged to Tablighi Jamaat - an international Islamic movement

popular in Sri Lanka and the region.

A Muslim source told the BBC that the movement sends groups of preachers to places of

worship, urging Muslims to devote more time to their faith and act more devoutly.

Any idea that they were militant was laughable, the source added.

Muslim members of Sri Lanka's government have expressed concern at the mass expulsion,

and are expected to meet other officials later on Monday to try to delay the move.

The news has also created consternation in the Muslim community in Sri Lanka, the third

largest ethnic group in the country after Sinhalese and Tamils, the BBC's Charles Haviland in

Colombo reports.

During the long civil war the community was often caught between the two warring parties

and it has a reputation for moderation, our correspondent adds.

kristen yahudi pun bersatu menghancurkan Islam. Islam pun harus bersatu membela Iran.

Indonesia pasti akan membela Iran meskipun langit runtuh.

http://www.antaranews.com/berita/293985/inggris-prancis-amerika-kumpul-di-selat-hormuz

Inggris, Prancis, Amerika kumpul di Selat Hormuz

Senin, 23 Januari 2012 08:35 WIB | 2479 Views

London (ANTARA News/AFP) - Kapal-kapal Inggris dan Prancis bergabung dengan kelompok

kapal induk AS dalam armada enam kapal perang yang melewati perairan sensitif Selat

Hormuz, kata Departemen Pertahanan Inggris Minggu.

Kementerian itu mengatakan, satu kapal Angkatan Laut Kerajaan, HMS Argyll, merupakan

bagian dari kelompok kapal induk yang dipimpin Amerika Serikat berlayar melalui Selat

Hormuz, di mana Iran telah mengancam untuk menutup setelah tindakan Barat

menjatuhkan sanksi-sanksi baru atas program nuklir Teheran.

Seorang juru bicara mengatakan: "HMS Argyll dan satu kapal Prancis bergabung dengan

kelompok kapal induk AS transit melalui Selat Hormuz, untuk menggarisbawahi komitmen

internasional tak tergoyahkan mereka dalam mempertahankan hak-hak berdasarkan hukum

internasional."

Ia mengatakan Inggris mempertahankan "kehadiran terus -menerus di wilayah itu sebagai

bagian dari kontribusi abadi kita untuk keamanan Teluk".

Kapal perang Inggris telah berpatroli di Teluk terus menerus sejak tahun 1980-an.

Selat Hormuz adalah rute transit utama untuk pasokan minyak global.

Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussels pada Senin yang diperkirakan setuju

terhadap pemberian sanksi kepada Bank Sentral Iran dan mengumumkan embargo

pembelian minyak Iran.

Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman menuduh Iran berusaha membangun bom

nuklir, namun Teheran berkali-kali menegaskan bahwa program nuklirnya untuk kepentingan

damai. (H-AK)

Page 252 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Editor: Ella Syafputri

http://www.smh.com.au/world/its-amazing-a-miracle-man-unknowingly-shoots-nail-into-his-

skull-20120123-1qctf.html

'It's amazing, a miracle': man unknowingly shoots nail into his skull

January 23, 2012 - 9:21AM

Click to play video

Nail in the brain a bit of a headache

Dante Autullo thought he'd only bumped his head in his worksho, but 36 hours later, an X-ray

revealed a 8.3cm nail lodged in his brain

Autoplay OnOff

Video feedback

Video settings

Gail Glaenzer still can't believe that her fiance unknowingly shot a nail into his skull, let alone

that he posted a picture of the X-ray on Facebook during his ambulance ride between

hospitals for surgery.

But she was able to joke about the circumstances after doctors successfully removed the

8.3cm nail from Dante Autullo's brain.

"Dante says, 'I want it to make a necklace out of it,'" Glaenzer said.

Advertisement: Story continues below

In his brain ... Dante Autullo shot a nail through his skull. Photo: AP

Glaenzer sat in the lobby of Advocate Christ Medical Centre in Oak Lawn. where Autullo, 32,

of Orland Park, was listed in fair condition in the hospital's intensive care unit. She was still

trying to process just how lucky the father of her four children was.

"He feels good. He moved all his limbs, he's talking normal, he remembers everything,"

Glaenzer, 33, said on Friday. "It's amazing, a miracle."

Page 253 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Autullo was in his workshop using the nail gun on Tuesday when it recoiled near his head,

Glaenzer said.

"A miracle" ... neurosurgeon Leslie Schaffer, left, smiles with his patient Dante Autullo, and

Dante's fiancee, Gail Glaenzer. Photo: AP

He felt what he thought was the point of the gun hit his head. But what really happened was

that when the gun came in contact with his head, the sensor recognised a flat surface and

fired, she said.

"I looked at it when he got home, and it just looked like [his head] was cut open," she said.

With nothing to indicate that a nail had not simply "whizzed by his ear", as Autullo explained

to her, she cleaned it with peroxide.

While there are pain-sensitive nerves on a person's skull, there aren't any within the brain itself.

That's why he would have felt the nail strike the skull, but he wouldn't have felt it penetrate the

brain.

Neither thought much about it, and Autullo went on with his day, even ploughing a bit of

snow. But the next day when he awoke from a nap, feeling nauseated, Glaenzer sensed

something was wrong and suggested they go to the hospital.

At first Autullo refused, but he relented after the two picked up their son at school on

Wednesday evening.

A couple hours later an X-ray was taken, and there in the middle of his brain was a nail.

Doctors told Autullo and Glaenzer that the nail came within millimetres from the part of the

brain that controls motor function.

Hospital spokesman Mike Maggio said the surgery took two hours, and the part of the skull

that was removed for surgery was replaced with a titanium mesh. The surgeon didn't want to

put that part of the skull back in place, fearing it might have been contaminated by the nail,

he said.

Glaenzer said that while Autullo hasn't really talked about how scared he was about what

might have happened, he did express a recognition about coming close to death.

"He was joking with me, [after surgery], 'We need to get the Discovery Channel up here to

tape this,'" she recalled him saying. "'I'm one of those medical miracles.'"

AP

Read more: http://www.smh.com.au/world/its-amazing-a-miracle-man-unknowingly-shoots-

nail-into-his-skull-20120123-1qctf.html#ixzz1kOfJrCh4

Pastur Jerman Divonis Penjara 6 Tahun Atas Kejahatan Seks Anak

Rita Uli Hutapea - detikNews

Jumat, 27/01/2012 10:04 WIB

Page 254 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ilustrasi (Press TV)

Berlin - Seorang pastur Jerman dinyatakan bersalah atas 250 dakwaan pelanggaran seks

yang melibatkan tiga anak laki-laki selama beberapa tahun. Oleh pengadilan Jerman, pria

berumur 46 tahun itu dijatuhi hukuman penjara enam tahun.

Pengadilan negeri di Braunschweig pada Kamis, 26 Januari waktu setempat menyatakan,

pemuka agama Katolik itu terbukti bersalah atas kejahatan seks terhadap tiga bocah.

Peristiwa yang menimpa tiga bocah laki-laki yang berumur 9 hingga 15 tahun itu terjadi

antara tahun 2004 dan 2011.

Di pengadilan, pastur yang tidak disebutkan namanya itu, mengakui bahwa dirinya berbuat

tidak senonoh terhadap anak-anak tersebut saat acara kemah pemuda.

"Dia merusak kepercayaan para orangtua mereka (anak-anak)," kata Hakim Manfred Teiwes

saat pembacaan putusan seperti diberitakan AFP, Jumat (27/1/2012).

Pastur tersebut bersedia mengakui perbuatannya setelah menyetujui kesepakatan di awal

persidangan, yang menetapkan batasan maksimum vonis untuknya.

Skandal seks pastur-pastur telah menggemparkan Geraja Katolik Roma di Jerman dalam

beberapa tahun terakhir. Akibat skandal memalukan tersebut, ribuan warga Jerman

pemeluk agama Katolik telah meninggalkan gereja Katolik mereka dan berpindah ke gereja

lain.

Menurut media Jerman, Deutsche Welle belum lama ini, sekitar 180 ribu orang melepas

keyakinan Katolik mereka pada tahun 2010 lalu. Angka ini melonjak 40 persen dibanding

tahun 2009. (ita/nrl)

Suar Suroso: SERIAL BERKENALAN MARXISME (15)

MARXISME Sebuah kajian dinyatakan punah ternyata kiprah

Suar Suroso:

Pengantar Penulis

Di ujung tahun 2008, dunia buncah dilanda krisis moneter kapitalis. Krisis terhebat dalam

sejarah kapitalisme. Terkulailah panji kejayaan liberalisme yang mendominasi dunia di akhir

abad ke-XX. Pandangan Samuel P. Huntington bahwa ideologi liberalisme demokratis sudah

menang secara global dan karena itu berlaku secara universal ternyata berlawanan

dengan kenyataan. Krisis kapitalisme adalah pertanda kebangkrutan liberalisme. Ini

mengingatkan orang akan ajaran klasik Marx: krisis adalah anak kandung kapitalisme. Maka

fikiran orang berpaling ke arah sosialisme. Marxisme jadi mencuat.

Marxisme bercita-citakan keadilan. Membebaskan umat manusia dari sistim penindasan.

Membangun sistim sosial yang baru di dunia. Sistim penghisapan yang mau dilenyapkan

adalah kapitalisme dan feodalisme. Sistim baru yang mau dibangun adalah sosialisme dan

komunisme. Sungguh agung cita-cita ini. Menghapuskan sistim penindasan, berarti

Page 255 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

melenyapkan sang penindas. Tak ayal lagi, cita-cita agung ini berhadapan dengan musuh

raksasa, yaitu kaum yang tak rela dilenyapkan. Maka semenjak lahirnya, musuh-musuh

Marxisme sudah berbuat segala cara untuk menyelamatkan diri. Mati-matian berjuang

melenyapkan Marxisme.

Bukan hanya teori dibantah dengan teori. Kekuatan militer pun dikerahkan untuk

membendung Marxisme. Betapa pun dibendung, untuk pertama kali Marxisme

dilaksanakan, dengan digulingkannya kekuasaan burjuasi Perancis. Berdirilah kekuasaan

politik klas pekerja. Inilah Komune Paris yang meletus tahun 1871. Burjuasi Perancis tersentak.

Tak rela digulingkan, mengerahkan kekuatan bersenjata membasmi Komune. Liwat

pembantaian berlumuran darah, dalam tempo beberapa hari Komune Paris digulingkan.

Burjuasi Perancis kembali berkuasa. Tapi usaha mewujudkan cita-cita Marxisme tidaklah

mandeg.

Menarik pelajaran dari kegagalan Komune Paris, tiga puluh delapan tahun kemudian,

Oktober 1917, klas pekerja Russia dibawah pimpinan Partai Buruh Sosial Demokrat Russia dan

Lenin memenangkan revolusi, menggulingkan kekuasaan burjuasi Russia. Berdirilah negara

diktatur proletariat pertama dalam sejarah dunia, yaitu negara Uni Republik-Republik Sovyet

Sosialis (URSS). Burjuasi sedunia bangkit berlawan, berusaha membasmi negara diktatur

proletariat ini. ―Persekutuan suci‖ burjuasi Amerika, Inggeris, Perancis, Jepang digalakkan

dibawah pimpinan Amerika Serikat untuk mencekik URSS. Tak juga terbasmi, akhirnya tahun

1933, yaitu sesudah enam belas tahun kemenangan Revolusi Oktober, Amerika Serikat

terpaksa mengakui URSS.

Usaha membasmi URSS dilanjutkan dengan bangkitnya fasisme Nazi. Bersekutu dengan fasis

Itali dan Jepang, Nazi Jerman membangun Pakta Anti-Komintern. Tujuannya adalah

melenyapkan URSS, melenyapkan komunisme dunia. Untuk itu melancarkan Perang Dunia

kedua, mengagresi URSS dari Barat. Tapi URSS dibawah pimpinan Stalin mematahkan

serangan militer Nazi. URSS bersekutu dengan Inggeris, Amerika, Perancis berhasil

memenangkan Perang Dunia kedua. Kekuasaan fasis bertekuk lutut. URSS tidak terbasmi,

malah tampil sebagai pemenang perang, dan kian berjaya. Bahkan bermunculan negara-

negara sosialis baru di Eropa Tengah dan Timur, yaitu Albania, Yugoslavia, Republik

Demokrasi Jerman, Rumania, Cekoslowakia, Bulgaria. Dan di Asia berdiri Republik Rakyat

Tiongkok, Republik Rakyat Demokrasi Korea serta Republik Demokratis Vietnam.

Perang Dunia usai, Marxisme tidak terlenyapkan. Kemenangan revolusi Tiongkok dan

berdirinya Republik Rakyat Demokrasi Korea mengibarkan tinggi panji Marxisme. Di banyak

negeri jajahan, berkobar perang pembebasan untuk kemerdekaan yang diilhami oleh

ajaran Marxisme. Burjuasi dunia dikepalai Amerika Serikat tidak berkenan akan

perkembangan pengaruh Marxisme ini. Harry Truman mengobarkan Doktrin Truman, yaitu

strategi ―the policy of containment‖ – pembendungan komunisme dunia --. Maka

berkobarlah PERANG DINGIN, usaha pembasmian komunisme sejagat.

Berkecamuklah kegiatan membendung Marxisme. Amerika Serikat membentuk CIA pusat

intelijen yang jadi tiang penyangga Perang Dingin. Mendirikan berbagai lembaga riset yang

bertugas menghadang perkembangan Marxisme di dunia. Mulai dari Ford Foundation,

Rockefeller Foundation, Carnegie Foundation, RAND (Research ANd Development)

Corporation, dan lain-lain. Membangun dan menggalakkan Radio Free Europe, Radio

Svoboda yang disasarkan ke daerah URSS, dan Radio Free Asia yang bertugas

berpropaganda anti sosialisme dan anti komunisme. Mengerahkan dan membiayai para

sarjana berkarya dengan tema anti sosialisme dan anti komunisme. Maka Walt Rostow

menerbitkan karyanya Stages of Economic Growth -- A Non-Communist Manifesto – dengan

maksud sebagai saingan bagi Manifes Partai Komunis Marx dan Engels. Allen Dulles Kepala

CIA menulis The Craft of Intelligence memaparkan bahwa ―Marxisme-Leninisme adalah

ajaran yang menyesatkan‖.

Jacobo Arbenz yang memenangkan pemilihan umum demokratis di Guatemala mengambil

langkah melenyapkan kekuasaan kapital besar Amerika Serikat. Karena itu, Jacobo Arbenz

dinilai penganut Marxisme. Tak ayal lagi, harus digulingkan dan digantikan oleh Castillo

Armas, seorang perwira militer hasil didikan Amerika. Di Asia Timur, Republik Rakyat Demokrasi

Korea yang menjunjung Marxisme dinilai membahayakan ―dunia bebas‖, mengancam

kemerdekaan Amerika Serikat. Maka harus dilenyapkan. Dengan mensalah gunakan panji

PBB, Amerika mengobarkan Perang Korea . Senjata-senjata termodern, yang belum pernah

dipakai dalam Perang Dunia kedua ditumpahkan Amerika dalam tiga tahun Perang Korea .

Page 256 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Hampir sebanyak 2000 pesawat terbang Amerika hancur. Akhirnya, Amerika terpaksa

menanda tangani persetujuan penghentian tembak menembak. RRDK yang mengibarkan

Marxisme tidaklah terbasmi.

Di Eropa, untuk mencegah meluasnya pengaruh URSS, Amerika melancarkan Plan Marshall,

membentuk pakta militer NATO. Untuk tujuan yang sama, di Timur Tengah dibentuk CENTO

(Pakta Baghdad). Di Asia dibentuk SEATO. Dan dikobarkan Perang Vietnam membasmi

Republik Demokrasi Vietnam . Amerika mengerahkan seperempat juta pasukan. Di medan

Perang Vietnam ditumpahkan peluru dan bom lebih banyak dari jumlah yang diledakkan

dalam Perang Dunia kedua. Republik Demokrasi Vietnam tidak terbasmi. Amerika Serikat

terpaksa menarik mundur pasukannya dari Vietnam . Dan Republik Sosialis Vietnam bertahan

teguh menjalankan sistim sosialis, diktatur proletariat di bawah pimpinan Partai Komunis

Vietnam.

Dalam perkembangan sejarah, pengaruh Marxisme juga melanda Indonesia . Dengan

pemahaman dan sikap yang berbagai macam terhadap Marxisme, tidak ada tokoh

pergerakan kemerdekaan nasional Indonesia yang tidak mendambakan sosialisme. Mulai

dari Pak H.O.S.Tjokroaminoto, H.Agus Salim, Darsono, Tan Malaka, Semaoen, Soetan Sjahrir,

Musso, Alimin, Amir Sjarifoeddin, Bung Hatta sampai Roeslan Abdoelgani. Yang paling

terkemuka adalah Bung Karno. Pada usia muda remaja, bertolak dari kenyataan

masyarakat Indonesia, tahun 1926 Bung Karno tampil dengan gagasan agungnya tentang

kerjasama dan persatuan penganut Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme. Gagasan ini

kemudian menjadi NASAKOM, kerjasama kalangan penganut nasionalisme, agama dan

komunisme.

Kemenangan revolusi Agustus dan naiknya Amir Sjarifoeddin menjadi Perdana Menteri

Indonesia menunjukkan besarnya pengaruh Marxisme di Indonesia. Di mata burjuasi Amerika

Serikat ini adalah membahayakan, merupakan ancaman yang tak boleh dibiarkan

berkembang menang. Sesudah Doktrin Truman berhasil dilaksanakan di Yunani dan Itali,

yaitu berhasil mencegah kaum komunis memegang kekuasaan negara, maka Doktrin

Truman juga melanda Indonesia . Dengan ―Peristiwa Madiun‖ 1948, kaum kiri disingkirkan dari

kekuasaan negara, generasi pertama pimpinan utama PKI terbunuh. Tapi PKI yang

mengibarkan panji Marxisme-Leninisme bangkit dan berkembang lagi di bawah pimpinan

generasi kedua, dengan tokoh-tokoh D.N.Aidit, MH Lukman, Njoto dan Sudisman. Dengan

mendukung politik persatuan nasional Bung Karno, jika berlangsung pemilihan umum

demokratis, di pertengahan tahun enampuluhan, PKI akan mencapai kemenangan.

Amerika tidak berkenan akan kemenangan kaum Marxis ini. Maka pembasmian kaum

Marxis, Sukarnois adalah suatu keharusan. Rekayasa pembasmian ini hanyalah salah satu

bagian dari realisasi Doktrin Truman, the policy of containment – politik pembendungan

komunisme sejagat – yang dikomandoi Amerika. Inilah Perang Dingin yang melanda dunia

selama setengah abad seusai Perang Dunia kedua, dan juga melanda Indonesia.

Perang Dingin mencapai tujuannya dengan ambruknya URSS dan brantakannya negara-

negara sosialis Eropa Tengah dan Timur. Burjuasi dunia bergendang paha. Pembela tangguh

kapitalisme, Francis Fukuyama tampil dengan karyanya The End of History And The Last Man,

yang menyatakan bahwa liberalisme sudah mengungguli Marxisme. Samuel P. Huntington

tampil dengan karya The Clash of Civilisations And The Remaking Of World Order, yang

menganggap pertarungan ideologi sudah selesai dan meramalkan masa depan dunia

penuh dengan bentrokan peradaban. Huntington berpendapat bahwa: ―Kini Uni Sovyet

yang Marxis-Leninis sudah tak lagi mengancam Dunia Bebas, dan Amerika Serikat tidak lagi

merupakan ancaman bagi dunia komunis, ….. maka ancaman yang akan datang adalah

dari masyarakat dengan perbedaan budaya‖. (.Huntington 1997: 34-35) Diramalkannya

bahwa yang akan dihadapi selanjutnya adalah ―bentrokan-bentrokan peradaban‖.

Pandangan Huntington ini lah yang membimbing politik luarnegeri Amerika Serikat.

Walaupun diuar-uarkan bahwa Perang Dingin sudah usai, dalam kenyataan, the policy of

containment tidaklah berakhir. Marxisme masih tetap dianggap ―menghantui dunia‖.

Di dunia media massa , penerbitan yang kini didominasi oleh burjuasi, kian bersimaharajalela

karya-karya tulis, buku-buku yang mempropagandakan bangkrutnya Marxisme dan

berjayanya liberalisme. Marxisme didiskreditkan dengan sinisme, eklektisisme, dengan

pemutar-balikkan sejarah. Bukan hanya terhadap Marxisme, juga tokoh-tokoh Marxis dalam

sejarah pun didiskreditkan. Sebagaimana usaha menghitamkan Stalin, kini berlangsung

usaha sistimatis mendiskreditkan Mao Zedong. Tiongkok yang dengan gemilang mentrapkan

Marxisme juga harus didiskreditkan Mendiskreditkan Tiongkok adalah usaha untuk menegasi

Page 257 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sukses pelaksanaan Marxisme dalam pembangunan sosialisme yang mengagumkan dunia.

Inilah realisasi the policy of containment yang masih berlanjut. Arwah dan mentalitas

penghasut Perang Dingin masih gentayangan.

Yung Chang dan Jon Halliday, yang anti komunis menulis Mao, Kisah-kisah yang Tak

Diketahui (Jung Chang dan John Halliday: 2007). Dalam buku setebal 959 halaman, edisi lux

ini, Mao Zedong, dengan semena-mena dilukiskan sebagai manusia keji tak beradab, tiran,

sosok tak berperi kemanusiaan. Buku Jung Chang ini tak sedikit diisi dengan kisah-kisah yang

sulit dibuktikan kebenarannya. Banyak berdasarkan desas-desus, dugaan-dugaan, ada

yang bilang, katanya, mungkin adalah, …. Sedikit saja pembaca berfikir kritis dan

memahami agak mendalam sejarah Tiongkok modern dan sejarah dunia, maka dengan

mudah menemukan kebohongan-kebohongan di dalam buku ini. Antara lain: Mao dan

Stalin dinyatakan memicu Perang Korea (Jung Chang & Halliday 2007: 464-475).

Sesungguhnya, Perang Korea adalah realisasi the policy of containment, salah satu puncak

Perang Dingin yang dikobarkan Amerika Serikat dengan mensalahgunakan panji PBB. Mao

Zhedong dinyatakan menyebarkan teror (Jung Chang & Halliday 2007: 306-326), pada hal

pembunuhan dilakukan oleh Kuo Mintang atas Mao Zemin dan lain-lain. Mao Zedong

dinyatakan mendalangi pembunuhan atas Liu Zhitan. Pada hal adalah Mao Zedong dan

Zhou Enlai yang membebaskan Liu Zhitan dari penjara tahanan kaum oportunis ―kiri‖ yang

dipimpin Wang Ming. Dan Liu Zhitan diangkat menjadi panglima gabungan Tentara ke-XXVI

dengan Song Renqiong sebagai komisaris politiknya. Dalam usia 33 tahun, Liu Zhitan gugur

kena tembakan senapan mesin musuh dalam pertempuran di desa San Jiao Zhen, provinsi

Shan Xi. Peristiwa ini disaksikan oleh pengawal pribadinya Xie Wenxiang dan Pei Zhouyu

anggota Barisan Pengawal khusus. Terdapat sajak dan inskripsi Mao Zedong, Zhou Enlai, Zhu

De, Ye Qianying memuja Liu Zhitan sebagai pahlawan bangsa. (Liu Zhitan 1979). Sesuatunya

yang tak masuk akal, dalam buku Jung Chang, Mao Zedong dinyatakan menolak melawan

Jepang: ―Stalin pasti tidak senang, karena Mao menolak melakukan aksi melawan Jepang

guna membantu Uni Soviet‖ (Jung Chang & Halliday 2007: 325). Kenyataannya adalah:

semenjak semula Mao Zedong melawan agresi Jepang, menjadikan tugas ini sebagai

program strategis bagi revolusi Tiongkok, mengajak Kuo Min Tang menggalang front

persatuan untuk melawan Jepang.

Tampilnya Tiongkok sebagai negara sosialis dengan pembangunan ekonomi yang

mengagumkan dunia dibawah pimpinan Partai Komunis, berarti mendemonstrasikan

suksesnya pelaksanaan Marxisme. Maka berlangsunglah usaha serius burjuasi untuk

mendiskreditkan Tiongkok. Peter Navarro, dosen Universitas California , menulis buku The

Coming China Wars (Letupan-Letupan Perang China Mendatang). (Navarro 2008): Dalam

bukunya ini Navarro berpendapat bahwa Tiongkok ―menempatkan dirinya di jalur yang

akan berbenturan dengan negara-negara lain di dunia‖. Dia mengakui pesatnya

perkembangan pembangunan Tiongkok hingga Tiongkok menjadi negara besar di bidang

ekonomi. Tapi dengan menggunakan berbagai data sampingan akibat dari proses

perkembangan pesat itu, Peter Navarro memaparkan pandangannya bahwa Tiongkok

menjadi sungguh menakutkan, menjadi sumber bahaya mengerikan, menjadi imperialis

yang keji mengancam keselamatan dunia dan umat manusia.

Adalah benar bahwa dalam proses industrialisasi besar-besaran terjadi polusi. Dalam realisasi

ekonomi pasar sosialis terjadi pemalsuan-pemalsuan barang dagangan, upah yang rendah,

masalah-masalah nilai tukar mata uang Ren Min Bi, korupsi dan sebagainya. Tapi tetap

berlangsung usaha mengatasinya satu demi satu. Pernyataan Navarro bahwa kaum tani di

pedesaan berada dalam keadaan kian tertindas adalah tidak cocok dengan kenyataan,

karena justru pemerintah Wen Jiabao mencabut semua pajak di pedesaan yang berarti

untuk pertama kali dalam sejarah, kaum tani Tiongkok dibebaskan dari beban berat sistim

feodal yang selama berabad-abad menindas kaum tani Tiongkok. Korupsi terjadi, tapi

tindakan terhadap koruptor berlangsung dengan keras, hingga sejumlah pejabat tinggi

negara dihukum mati. Upah rendah, tetapi seiring dengan kenaikan pendapatan nasional

berlangsung pula penaikan upah. Pemalsuan barang dagangan terjadi, tapi tindakan keras

selalu diambil untuk mengatasinya. Bahaya bentrokan militer dengan tetangga adalah

dibesar-besarkan belaka, karena Tiongkok justru menjunjung tinggi lima prinsip koeksistensi

secara damai dan mengangkat semboyan membangun dunia yang harmonis dalam politik

luarnegerinya.

Memang dari pembela tangguh kapitalisme tidaklah dapat diharapkan sesuatunya, kecuali

ejekan dan kutukan terhadap sosialisme. Demikianlah Navarro menutup mata terhadap

Page 258 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

penghisapan berabad-abad yang dilakukan imperialisme Barat terhadap Afrika. Tapi

matanya membelalak terhadap bantuan, perdagangan dan kerjasama Tiongkok dengan

berbagai negara Afrika. Kerjasama dan bantuan Tiongkok, hingga terjadi pembangunan

1800 kilometer jalan kereta api Tanzania – Zambia, pembangunan jalan kereta api di Nigeria,

stadion-stadion olah raga, jalan-jalan raya, sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit di

berbagai negara Afrika. Perdagangan, kerjasama dan bantuan-bantuan ini dinilai Navarro:

―secara sistimatis merampas bahan-bahan mentah dan sumber daya alam dari berbagai

negara‖ (Navarro 2008: 100). Ini dinilai Navarro sebagai ―Safari parasit China di Afrika‖

(Idem). Kegiatan perdagangan dan kerjasama Tiongkok dengan negara-negara Amerika

Latin juga meningkat sangat pesat. Mengenai ini Navarro menulis, bahwa ― Ada sesuatu

bahaya yang tampak jelas bagi Amerika Latin dari imperialisme China ‖ (Navarro 2008: 115).

Navarro menilai Tiongkok adalah imperialis. Tiongkok bekerjasama erat dan membantu

pembangunan sosialisme di Kuba. Membangun jalan kereta api, sekolah-sekolah dan lain-

lain buat Venezuela . Sesuatunya yang tak pernah terjadi di bawah kekuasaan imperialis

Amerika selama ini. Secara dialektis kita melihat, bahwa kemenangan-kemenangan baru

Marxisme dalam pembangunan sosialisme melahirkan reaksi dahsyat dari burjuasi yang

melihat liang kuburnya menganga ! Peter Navarro menggunakan metodologi eklektika

dalam menulis bukunya. Eklektika adalah metodologi pseudo-ilmiah yang gampang

menyesatkan. Dia menderetkan sejumlah data yang memang ada dalam kenyataan, tapi

kesimpulannya adalah menurut yang diinginkannya. Karena itulah terjadi: Tiongkok

berdagang yang saling menguntungkan dan memberi bantuan yang menguntungkan bagi

rakyat negara yang dibantu, tapi Navarro menilai perdagangan dan bantuan itu adalah

imperialistis.

Dengan ambruknya Uni Sovyet dan negara-negara sosialis Eropa Tengah dan Timur, maka

bersorak-sorailah para penentang komunisme, penentang Marxisme. Di Indonesia ada yang

menulis ―Marxisme sudah usang dan ketinggalan zaman‖. ―Di negeri kelahirannya pun

Marxisme sudah dicampakkan‖ ―Secara ideologis, komunisme bukanlah ideologi yang

menjanjikan. Inilah pertanda bahwa ideologi sosialisme, komunisme, marxisme-leninisme itu

sekarang ini sudah finish‖. ―Di bawah rezim komunis, masyarakat mau bekerja hanya karena

takut, ancaman mau dibunuh—dan jangan lupa 50 juta jiwa mati di Uni Soviet era rezim

partai komunis‖. ―Ancaman komunisme tetap menghantui bangsa Indonesia . PKI telah dua

kali memberontak, yaitu pada tahun 1948 dan tahun 1966‖ . ‖Sebagai sebuah ideologi,

komunisme tidak pernah mati. Dia terus mengembangkan pertentangan antar kelas: kaya

miskin, buruh-pengusaha/majikan, juga petani-tuan tanah‖. Ini semua adalah lagu lama

yang didendangkan sekarang oleh kaum anti-komunis.

Marxisme sebuah kajian dinyatakan punah ternyata kiprahadalah tulisan untuk membantah

pandangan-pandangan ini. Penulis berpendapat, bahwa Marxisme bukanlah usang dan

daluwarsa, tetapi sedang berkembang maju. Memahami Marxisme akan bermanfaat bagi

generasi muda yang dengan sungguh-sungguh mencari jalan keluar dari keterpurukan

Indonesia , setelah berlangsungnya pembodohan karena didominasi oleh kediktatoran orba

dibenggoli Soeharto. Kapitalisme dan feodalisme tidaklah mungkin memakmurkan bangsa

Indonesia . Untuk mencapai sosialisme tak ada jalan lain, haruslah memahami dan

mempraktekkan Marxisme.

Sungguh tragis, pembodohan secara sistimatis masih berlangsung di Indonesia dengan

adanya larangan atas Marxisme. Tidak ada satu pun negara yang menjunjung demokrasi

dan beradab di dunia dewasa ini yang dengan undang-undang melarang Marxisme atau

penyebaran Marxisme. Betapa pun dilarang, sebagai ilmu, Marxisme tetap dicari dan

dipelajari siapa saja yang sungguh-sungguh bertujuan berjuang untuk melenyapkan

penindasan manusia oleh manusia.

Krisis moneter kapitalis yang melanda dunia akhir tahun 2008 telah membuka mata orang,

bahwa kapitalisme bukanlah sistim ekonomi yang tanpa cacat, yang dapat diandalkan

untuk menyelamatkan umat manusia. Tak ada jalan lain, pilihan jatuh pada sosialisme. Maka

Marxisme tampil ke permukaan dengan daya tarik yang sulit dibendung.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bung Koesalah Soebagjo Toer yang

semenjak selesainya naskah ini menunjukkan perhatian besar untuk menerbitkannya. Dalam

keadaan belum diterbitkan, bahkan naskah ini pernah dipamerkan dalam pameran buku

tahun 2006 di Jakarta . Akhirnya, berkat perhatian dan usaha Pak Joesoef Isak, Hasta Mitra

berhasil mengedit dan menerbitkan buku ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya

Page 259 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

ucapkan pada Pak Joesoef Isak. Terutama atas Sebuah Renungan Singkat beliau yang

memberi nilai tambah bagi buku ini.

Penulis mengharapkan dan akan sangat menghargai kritik-kritik dari para pembaca atas

kekurangan isi buku ini. Semoga Marxisme sebuah kajian dinyatakan punah ternyata kiprah

bisa bermanfaat dalam memperkaya khazanah kepustakaan Indonesia mengenai

sosialisme.

Januari, 2009.

Dari Buku karya Suar Suroso: MARXISME SEBUAH KAJIAN, Dinyatakan Punah, Ternyata Kiprah,

terbitan Hasta Mitra, Februari 2009, hal. vii - xvi.

[Non-text portions of this message have been removed]

Von: ChanCT

Datum: 24.01.2012 05:42:19

An: [email protected]; Temu; sastra

Betreff: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Tatiana ==> ABC Marxisme

Mbak Tatiana yb,

Ditengah-tengah kesibukan anjangsono Tahun Baru Imlek, saya merebut sedikit waktu untuk

mengajukan pertanyaan setelah membaca uaraian anda dibawah ini.

1. Bagaimanakah seharusnya memperlakukan pertentangan pendapat yang tentu setiap

saat akan terjadi didalam Partai Komunis? Bukankah itu seharusnya dikategorikan Kontradiksi

Dikalangan Rakyat dengan mengutamakan adu argumentasi dan pendidikan? Tapi dalam

kenyataan dengan mudahnya menjadi "Kontradiksi Dengan Musuh", melakukan

pengganyangan pribadi orang yang beda pendapat, bahkan boleh diperlakukan tidak

sebagai manusia layaknya.

2. Anda mengatakan: "Tahu ngga persamaan antara Mao dan Khruschov? Mereka sama-

sama mengkhianati asal klasnya. Mao mengkhiananti asal klas petaninya/borjuis kecilnya

dan Khruschov juga mengkhianati asal klas buruhnya. Makanya Mao menjadi seorang Marxis

yang besar dan Khruschov menjadi pentolan revisionis modern!"

Bagaimana anda bisa menyatakan Mao menghianati asal klas petaninya dan borjuis-

kecilnya? TIDAK! Mao sama sekali tidak perlu menghianati asal klas PETANI dan dirinya

sebagai borjuis kecilnya, Mao justru sampai akhir hidupnya tetap membela kepentingan

PETANI dan borjuis kecil. Dari membagikan tanah untuk Petani penggarap sampai

memebentuk KOMUNE Rakyat maksudnya juga untuk memperbaiki kehidupan PETANI dan

borjuis kecilnya.

3. Lebih lanjut anda mengatakan: "Singkatnya bisa saya katakan, bahwa perbedaan

pendapat antara Mao dan Liu sudah sejak sebelum kemenangan Revolusi Tkk tahun 1949.

Seiring dengan semakin dalamnya perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi,

perbedaan pendapat itu juga semakin tajam. " Boleh anda tunjukkan pada saya, apa

perbedaan yang aterjadi antara Mao dan Liu ditahun 1949 itu? Yang anda katakan

perbedaan pendapat jadi makin tajam seiring dengan perubahan struktur ekonomi itu.

Padahal dalam kenyataan yang terjadi, pada tahun 1956 justru Mao mengundurkan diri

kegaris ke-2 dengan mempersilahkan Liu Shao Chi tampil kegaris depan, menjadi Presiden

RRT untuk memngatur pembangunan di TIongkok. Orang justru menafsirkan Liu sedang

dibimbing menjadi penerus Mao!

4. Garis atau sistem apapun yang hendak ditegakkan dalam satu masyrakat, tidak bisa

tergantung pada seorang dua pimpinan saja, tapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana

sistem itu bisa langgeng berlangsung dan berlaku didalam masyarakat, sekalipun bergantian

pimpinan-pimpinan yang terjadi. Kalau Lenin bisa pertahankan sistem Sosialisnya hanya

sampai Stalin kemudian berhasil keserobot dan buyar, itu namanya satu kegagalan dari

sistem sosialisme. Begitu juga kalau dikatakan Mao setelah meninggal tahjun 1976, tahun

1978 sudah keserobot oleh Deng yang dianggap penempuh jalan kapitalis, maka juga bisa

dikatakan itu kegagalan sistem sosialisme! Yang menurut saya, tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada. Saya lebih setuju dengan pernyataan bung Suar, "Marxisme

dinyatakan PUNAH, malah BERKIPRAH!" Melihat makin jaya dan keberhasilan pembangunan

ekonomi Tiongkok sekarang ini, ... Atau kembali pada pertanyaan: "Bagaimana cara

melanggengkan SISTEM SOSIALISME yang tepat itu?" Kan tidak bisa dikatakan hanya gagal

Page 260 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dalam menetapkan PENERUS? Mao semula menetapkan Liu untuk penerusnya, ternyata

kemudian dituduh "PENEMPUH JALAN KAPITALIS". Lalu saat RBKP menetapkan Lin Piao,

bahkan sudah ditegakkan dalam Anggaran Dasar melalui Kongres PKT ke-9, ternyata

membelot ke USSR mati terjungkel di Mongolia, lalu mencoba menampilkan Wang Hong-

wen, anak muda buruh Shang Hai, ... ternyata juga terlibat dalam "Gang Of Four" yang

mencelakakan banyak orang itu. Dan saat menjelang Mao menghembuskan nafas terakhir,

menunjuk Hua Kuo-feng sebagai penerusnya, yang dikatakan: "Saya merasa tenang dengan

yang anda kerjakan" . Ternyata juga bukan pemimpin yang baik-baik, ... Juga TIDAK

BERHASIL!

Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa seorang pemimpin yang baik lahir dari perjuangan

itu sendiri! Bukan dan tidak bisa ditunjuk oleh seorang saja, siapapun dia!

Salam,

ChanCT

----- 原始郵件-----

寄件者: Tatiana Lukman

收件者: Gelora ; Temu ; sastra

傳送日期: 2012年1月21日 17:41

主旨: [GELORA45] ABC Marxisme

Sdr. Indra Wijaya yb,

Saya minta maaf baru sekarang bisa menjawab permintaan saudara.

Rasa ingin tahu memang selalu mendorong orang untuk membaca dan mencari informasi

lebih banyak. Tak diragukan, itu sebuah kwalitas yang positif.

Jawaban kepada beberapa pertanyaan anda, saya pikir, akan lebih baik dan lebih

memuaskan kalau dijawab oleh kawan-kawan yang pernah langsung berkecimpung dalam

periode-periode perjuangan konkrit di tanah air. Saya akan mencoba menjawabnya sesuai

dengan pengetahuan yang saya dapat dari buku-buku dan pengalaman yang masih

pendek dan juga pelajaran yang saya tarik dari kontak dan hubungan yang terus saya

pertahankan sampai sekarang dengan orang-orang pergerakan.

Saya tidak tahu dari dokumen yang mana anda dapatkan kutipan tentang orang yang

masuk partai karena ingin mendapatkan posisi atau potongan roti lebih besar. Tapi yang

jelas, gejala yang dikemukakan dalam kutipan itu memang terjadi dan akan terus terjadi.

Besar kecilnya gejala itu sangat tergantung kepada situasi objektif di mana Partai itu hidup

dan berkembang dan bentuk perjuangan pokok yang diambil oleh Partai tersebut. Sebuah

Partai yang berjuang dalam keadaan damai, aman dan tenteram akan ―mengundang‖

masuknya orang-orang ke dalam Partai untuk mencapai tujuan pribadi yang sama sekali

tidak ada hubungannya dengan pengabdian kepada Partai dan rakyat. Sebaliknya, sebuah

Partai yang menghadapi penindasan kejam dan dikejar-kejar oleh klas yang berkuasa akan

membuat orang berpikir dua kali sebelum masuk Partai karena dia tahu apa yang akan

dihadapinya.

Dalam kasus PKT di bawah pimpinan Mao dan PKUS di bawah pimpinan Lenin dan Stalin,

saya pikir keadaan perjuangan kongkrit pada masa itu secara relatif tidak ―menguntungkan‖

orang-orang yang masuk Partai. Maksud saya tidak ―menguntungkan‖ adalah mereka yang

mau menjadi anggota Partai tahu akan konsekwensi berat dan pengorbanan sampai hilang

nyawa yang diharapkan dari mereka (dari situ datangnya prestise dan nama harum

anggota dan kader Partai di mata rakyat). Secara umum bisa dikatakan tidak ada ―posisi

yang enak‖, atau ―roti yang lebih besar‖ yang menanti mereka. Setelah kemenangan

perang pembebasan pun, di mana keadaan perjuangan menjadi damai dan aman, Mao

tetap mengajar anggota dan kader Partai untuk selalu siap mengambil tugas yang paling

berat, yang paling membutuhkan pengorbanan dan dengan demikian memberi contoh

kepada rakyat. Maka itu selama RBKP Mao mendorong gerakan belajar kepada Lei Feng,

kepada Wang chie, kepada kaum buruh tambang Da ching, kepada kaum tani komune

rakyat Da chai. Karena ketika itu, pengertian Partai adalah detasemen yang paling maju

dari klas proletar yang bertugas memimpin rakyat untuk melancarkan revolusi demokrasi

baru dan revolusi sosialis. Untuk bisa menjadi bagian dari detasemen yang paling maju dari

klas proletar, dengan sendirinya orang harus bersedia untuk mengikuti pendidikan dan turut

langsung dalam proses perjuangan klas untuk merubah pandangan dunia yang ia miliki dari

Page 261 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

klas asalnya (pada umumnya borjuis kecil) dan mengambil pandangan dunia proletar.

Proses merubah pandangan dunia makan waktu panjang sekali, bisa juga dikatakan seumur

hidup, karena selama masyarakat di mana ia hidup masih merupakan masyarakat yang

berklas, maka pengaruh adat, kebiasaan, cara berpikir dan pikiran borjuis dan borjuis kecil

akan terus ada. Dari situ datangnya ajaran Mao tentang perjuangan dua garis yang akan

selalu ada dalam Partai sebagai pencerminan dari perjuangan klas yang ada dalam

masyarakat.

Oleh karena itu saya tidak akan membuat formulasi ―karena Stalin memusuhi Trotski‖ atau

―Mao memusuhi Liu‖. ―Permusuhan‖ itu bukan dalam arti pribadi. Pertentangan antara Stalin

dan Trotski disebabkan karena pandangan atau garis politik mereka yang berbeda secara

prinsip. Demikian juga antara Mao dan Liu. Maka itu masing-masing mereka punya pengikut.

Saya tidak tahu apakah anda mengikuti dan membaca semua tulisan saya dan beberapa

teman lainnya dalam rangka perdebatan tentang Tiongkok, Mao dan RBKP yang sudah

berjalan lebih dari satu tahun. Singkatnya bisa saya katakan, bahwa perbedaan pendapat

antara Mao dan Liu sudah sejak sebelum kemenangan Revolusi Tkk tahun 1949. Seiring

dengan semakin dalamnya perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi, perbedaan

pendapat itu juga semakin tajam. Mao ingin terus mengkonsolidasi pembangunan sosialis

melalui reform-reform sosialis yang dengan sendirinya memperuncing kontradiksi dengan klas

borjuasi yang sudah direbut kekuasaannya tapi tetap exist dalam masyarakat sedangkan Liu

ingin memperpanjang terus periode toleransi kepada klas borjuasi (kalau anda baca

pendapat sdr. Chan dalam perdebatan itu, akan jelas sekali bagaimana pandangan

seseorang yang mendukung dan berpihak kepada jalan kapitalisnya Liu dan Deng), maka

itu dia menyabot reform-reform sosialisnya Mao melalui pelaksanaan dari proyek-proyeknya

sendiri.

Perbedaan pendapat antara Stalin dan Trotski yang paling pokok, ini yang saya ketahui,

tercermin dalam teori Revolusi Permanen melawan ide Stalin tentang mungkinnya

didirikannya sebuah negeri sosialis di satu negeri. Salah satu isi pokok dari teori revolusi

permanennya Trotski menginginkan supaya setelah Revolusi Oktober 1917 menang di Rusia

maka revolusi harus didorong terus untuk meletus di negeri-negeri lain dan dunia karena ia

menganggap sosialisme tidak mungkin survive di satu negeri. Namun kenyataan

menunjukkan keberhasilan Stalin dalam membangun dan mengkonsolidasi pembangunan

sosialisme yang memungkinkan Soviet Unie tidak saja mempertahankan sistim sosialisme di

tanah airnya tapi juga mengalahkan fasisme Hitler. Sementara itu Trotksi dan pengikutnya

sama sekali tidak mengakui keberhasilan Stalin dan tidak menganggap masyarakat yang

dibangun itu sebagai sosialisme. Jadi salah satu kegiatan dari kaum Trotski sampai sekarang

adalah dengan menggunakan semua cara dan argumentasi untuk menentang dan

menghitamkan apa yang dibangun oleh Stalin.

Kemenangan revolusi di Tiongkok, Vietnam Utara, Korea Utara dan Kuba, semuanya

membuktikan mungkinnya kemenangan dan pembangunan sosialisme di satu negeri. Kalau

mengikuti keinginan subjektif, ya alangkah senangnya kalau revolusi bisa serentak

dilancarkan dalam skala dunia. Namun kenyataan sama sekali jauh dari keinginan subjektif.

Keadaan kongkrit ekonomi, sosial, politik dan perkembangan kekuatan progresif dan

revolusioner tiap negeri sangat berbeda-beda. Dalam barisan kiri pun banyak perbedaan

pendapat yang harus diselesaikan untuk mencapai persatuan dalam proses perjuangan klas

itu sendiri. Tidak mungkin mengharapkan pecahnya revolusi di berbagai negeri secara

serentak atau terus menerus dan bersambungan, apalagi revolusi dunia. Ini tidak berarti

negeri yang sudah menang tidak mempunyai kewajiban untuk memberi solidaritas dan

bantuan kongkrit kepada rakyat negeri-negeri lain yang masih dalam proses panjang untuk

memenangkan revolusinya. Itulah yang dikerjakan oleh Soviet Unie di bawah Stalin dan juga

Tiongkok di bawah Mao.

Pandangan penting lainnya dari Trotski adalah penolakannya untuk mengakui bahwa kaum

tani mempunyai peranan sangat penting, bahkan pokok, dalam revolusi nasional demokratis

dan juga dalam pembangunan/ revolusi sosialis. Trotski menganggap kaum tani sangat

terbelakang, pasif dan tak mungkin menjadi sekutu bagi revolusi nasional demokratis. Sikap

ini sangat bertentangan dengan Lenin yang mengakui pentingnya peranan kaum tani dan

keharusan kaum buruh untuk membentuk persekutuan dengan mereka. Dari situ juga

datangnya sikap kaum Trotski yang terus menolak untuk mengakui keberhasilan Mao dalam

memenangkan revolusi demokrasi baru dan pembangunan sosialis. Bagi Trotski anggota

partai komunis harus datang dari kalangan kaum buruh. Kaum tani tidak bisa jadi komunis.

Page 262 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Karena mayoritas anggota PKT dan Mao sendiri berasal dari kaum tani, maka kaum Trotski

tidak dapat menganggap Mao sebagai seorang Marxis, melainkan sebagai borjuis kecil.

Padahal kenyataan membuktikan asal klas memang penting tapi tidak menentukan. Lagi

pula ideologi proletar tidak otomatis ada di setiap buruh. Ideologi proletar hanya bisa

tertanam pada diri seseorang melalui pendidikan dan partisipasi langsung dalam

perjuangan klas.

Tahu ngga persamaan antara Mao dan Khruschov? Mereka sama-sama mengkhianati asal

klasnya. Mao mengkhiananti asal klas petaninya/borjuis kecilnya dan Khruschov juga

mengkhianati asal klas buruhnya. Makanya Mao menjadi seorang Marxis yang besar dan

Khruschov menjadi pentolan revisionis modern!

Kembali kepada masalah Trotski. Saya sendiri pernah terlibat langsung dalam perdebatan

dengan seorang anggota partai Trotski Australia tentang revolusi Tiongkok dan Mao. Dari situ

saya bisa menyaksikan sendiri bagaimana pikiran dan pandangan seorang pengikut Trotski.

Dari situ juga datangnya keyakinan bahwa sebuah partai yang berlandaskan kepada

pikiran-pikiran Trotski tidak akan bisa memimpin revolusi di sebuah negeri setengah jajahan

setengah feodal di mana kaum tani merupakan mayoritas penduduknya. Ketidak

percayaan dan pandangan yang merendahkan kaum tani adalah salah satu faktor yang

membuat orang mengambil pandangan bahwa untuk mencapai sosialisme, masyarakat

setengah jajahan setengah feodal itu harus melewati tahap kapitalisme dulu supaya kaum

tani berubah menjadi kaum buruh. Setelah kaum buruh menjadi mayoritas, baru mereka

menganggap mungkin untuk maju ke sosialisme.

Pandangan ini sesungguhnya ingin menegasi dan menolak bukti yang sudah diberikan oleh

Lenin, Mao, Ho Chi-Minh dan Kim Il Sung dengan kemenangan revolusi demokrasi baru dan

kepemimpinan partai klas buruh yang telah memungkinkan membawanya ke tahap

revolusi/pembangunan sosialis.

Di samping itu, kenyataan hidup terus menunjukkan bahwa negeri setengah jajahan

setengah feodal tidak bisa berkembang menjadi negeri kapitalis dan mengubah jutaan

kaum taninya menjadi kaum buruh. Lihat saja kenyataan di tanah air. Pabrik-pabrik

manufaktur yang hanya berpusat di kota-kota besar tergantung kepada modal asing yang

hanya mau menanam modalnya kalau bisa mendapatkan keuntungan maximum melalui

penekanan ongkos produksi (upah rendah, kondisi kerja buruk dan tidak adanya hak buruh

untuk berorganisasi). Bayangkan, untuk merevisi UMK dari Rp.1.422.252 menjadi RP.1.470.000

(bedanya HANYA Rp.4748.00), Asosiasi Pengusaha Indonesia pun tidak rela! Di mana letak

―harmonisasi‖ antara kaum buruh dan pengusaha dan di mana ―kemurahan hati‖ kaum

pengusaha/kapitalis? Padahal dengan upah Rp.1.470.000 pun, bisakah buruh dan

keluarganya hidup dengan layak?

Kaum penanam modal asing, begitu melihat kondisi untuk mendapatkan keuntungan

maksimum tidak ada atau berkurang, langsung menutup pabriknya dan hengkang untuk

mencari negeri lain yang mempunyai syarat lebih menguntungkan untuk didapatnya profit

maksimum. Petani yang meninggalkan desa (karena hilang tanah dan mata

pencahariannya) dan berduyun-duyun ke kota untuk kerja di pabrik-pabrik akhirnya menjadi

kaum miskin kota atau pekerja serabutan (karena pabrik ditutup atau dipecat karena

berbagai alasan anti-buruh). Jadi mengharapkan Indonesia, dengan jalan yang

ditempuhnya sekarang, akan menjadi negeri kapitalis dengan jumlah buruh yang semakin

tinggi, adalah sebuah impian di tengah hari bolong!

Semakin maraknya akhir-akhir ini perjuangan kaum tani yang menuntut keadilan

menunjukkan dengan jelas sifat setengah feodal dari sistim ekonomi Indonesia sekarang.

Dan sifat ini menuntut dituntaskannya masalah tanah yang masih menjadi isi pokok dari

revolusi demokratis yang masih harus dilancarkan.

Satu masalah besar lagi yang membuat adanya orang ―kiri‖ yang anti-Stalin dan pro-Trotski

adalah Sidang Pengadilan yang terjadi tahun 1936, 1937 dan 1938 di mana Trotski dan

anaknya, Leon Sedov menjadi terdakwa penting, di samping tokoh-tokoh penting lainnya

seperti Bukharin, Kamenev, Zinoviev dan masih ada lagi yang lain. Sudah tentu Trotski

menolak tuduhan sebagai salah satu tokoh penting dalam konspirasi kegiatan anti Soviet

dan kolaborasi dengan kekuatan imperialis asing ketika itu. Pers Barat/imperialis dan orang-

orang anti Soviet/Stalin sampai sekarang menamakan pengadilan itu sebagai ―Show-Trials‖

dan selalu menggunakannya sebagai argumentasi dan bukti akan kesewenang-wenangan

dan watak diktator dari Stalin. Dalam ―pidato rahasia‖nya kepada Kongres PKUS XX,

Page 263 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Khruschov menyinggung dan memberi kesan bahwa di antara mereka yang diadili dalam

pengadilan tersebut ada orang-orang yang sama sekali tidak bersalah. Itu adalah salah satu

bukti yang ia gunakan untuk menghitamkan Stalin.

Mulailah gerakan ―rehabilitasi‖ terhadap mereka yang dianggap menjadi korban dari

―kekejaman‖ Stalin. Setelah Khruschov lengser, gerakan ―rehabilitasi‖ ini boleh dibilang

berhenti. Begitu Gorbachov naik panggung, dimulai lagi gerakan ―rehabilitasi‖. Anehnya

Trotski dan anaknya tidak pernah secara ―resmi‖ direhabilitasi. Namun, dengan

direhabilitasinya dan dinyatakan tidak bersalah semua pelaku konspirasi anti-Soviet dan

kolaborasi dengan imperialis di mana terlibat juga Trotski dan Leon Sedov, itu berarti mereka

juga bebas dari tuduhan yang membawa mereka ke depan pengadilan. Dengan demikian

tersebar luas tidak saja di kalangan pers Barat dan kaum reaksioner tapi juga orang-orang

―kiri‖ yang menganggap pengadilan itu sebagai ―ciptaan‖ Stalin untuk menyingkirkan

lawan-lawan politiknya dan bukti dari ―kejahatan‖nya. Walaupun semuanya itu tanpa

menampilkan bahan-bahan yang berhubungan dengan pengadilan yang dianggap

―rekayasa‖ Stalin. Karena semua bahan-bahan itu dianggap rahasia dan tidak bisa diakses

oleh mereka yang ingin membuat penelitian.

Setelah runtuhnya Soviet Unie, baru bahan-bahan yang dianggap rahasia itu mulai

dipublikasi sedikit-sedikit. Grover Furr, dalam bukunya ―Evidence of Leon Trotsky‘s

Collaboration with Germany and Japan‖, menulis sebagai berikut:

―Archival evidence now available permits us to see that Khrushchev, then later Gorbachev,

and the historians who wrote under their direction, lied consistently about the events of the

Stalin years to an extent that is scarcely imaginable. A large number of documents from

formerly secret Soviet archives have been published since the end of the USSR. This is a very

small proportion of what we know exists. Especially as regards the oppositions of the 1930s,

the Moscow Trials, the military ―purges,‖ and the massive repressions of 1937-38, the vast

majority of the documents are still top-secret, hidden way even from privileged, official

researchers. Yet no system of censorship is without its failures. Many documents have been

published. Even this small number enables us to see that the contours of Soviet history in the

1930s are very different from the ―official‖ version. ―

Perhatikan kalimat terakhir yang saya garis-bawahi. Apakah ini tidak mengingatkan kita

kepada pemalsuan dan pembengkokan sejarah yang dilakukan oleh Orba Suharto?

Walaupun bagi saya sudah cukup bukti-bukti untuk tidak mengikuti ide-ide atau membela

Trotski, toh saya terus merasa tertarik untuk membaca bahan-bahan yang berhubungan

dengan dia dan juga dengan Stalin. Karena penghitaman terhadap Stalin terus berjalan dan

pembelaan terhadap Trotski juga terus berjalan.

Untuk sementara sekian dulu jawaban saya atas permintaannya.

salam,

TL

Von: roeslan

Datum: 26.01.2012 12:16:21

An: [email protected]; [email protected]; nasional-

[email protected]

Betreff: RE: [temu_eropa] Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif

Tanggapan untuk tulisannya Sdri. Tatiana.

Responsi Sdri. Tatiana terhadap tulisannya bung Bung Burhan Azis sangat menarik perhatian

saya. Dasar pemikiran Sdr. Taniana rupanya senantiasa bertumpu kepada pandangan

hoilistis (holargi) sebagai sebuah sistim segala-sesuatunya; nampaknya cara Sdr. Tatiana

dalam mengupas segala masalah serupa dengan saya melihat, mengupas,

mempertimbangkan dan memutuskan sesuatunya, yang berbentuk abstraksi-final atau

kesimpulan itu bertumpu kepada pemikiran secara holistis atau integral.

Menurut pengamatan saya tulisan sdri. Tatiana dalam menilai politik bebas aktif, ia tidak

berdasarkan pada analisa dari bagian-bagian yang kecil-kecil, seperti misalnya tulisan Bung

Burhan, tetapi, ia melihatnya dari sudut pandang sistem. Artinya ia memahami bahwa politik

bebas aktif adalah merupakan keseluruhan yang terpadu, yang sifat-sifatnya tidak dapat

Page 264 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

direduksi kepada sifat-sifat bagian, artinya menilai politik bebas aktif tidak dapat di nilai

hanya dengan menggunakan pendapat Hatta pada tahun 1948.

Sudah sejak dilahirkannya semangat Bandung, kita semua sudah tahu dan memahami,

bahwa sifat-sifat anti kolonialisme imperialisme, dan penjajahan adalah sebagai sifat-sifat

dasariah dari politik bebas dan aktif, dan sihat-sifat inilah yang mendominasi tergalangnya

politik bebes aktif yang non blok. Sifat-sifat dasariah yang holistis atau ―sistemik― itu adalah

sifat-sifat keseluruhan, yang tidak dimiliki oleh bagian-bagian. Sifat-sifat secara keseluruhan

dalam konteks ini adalah sifat anti kolonialisme, imperialisme, dan penjajahan baik yang

model lama maupun yang model baru.

Oleh kerena Politik Bebas Aktif itu bersifat sistemik, maka ia tidak dapat dimengerti melalui

pola pikir mekanis atau melalui analistis, seperti apa yang tercermin dalam tulisannya Bung

Burhan, yang menjelaskan bahwa politik luar negeri bebas dan aktif dari Pemerintah

Indonesia, hanya cukup mengajukan kutipan Hatta yang pada tahu 1948 menjabat sebagai

perdana menteri.

Jika kita menggunakan pola pikir mekanis dan analitis seperti tersebut diatas, maka sifat-sifat

dasariah dari politik bebas aktif dari negara-negara non blok akan hilang; Kareana, ketika

`hubungan-hubungan yang mengatur´(organizing relations) bagian-bagian, yang

merupakan suatu konfigurasi hubungan-hubungan yang teratur (sistemik), dari negara-

negara, seperti misalnya Asia, Afrika dan Amerika Latin, yang mempunyai ciri khas

perjuangan bersama anti kolonialisme dan imperialisme dan anti penjajahan, dianalisis

menjadi bagian-bagian yang terisolir antara satu sama lain. Ini tercermin dalam program

Hatta, yang ada tahun 1948 menjabat sebagai perdana menteri: ―........ dasar politik

pemerintah dapat dibulatkan sebagai berikut; pemerintah berpendapat, pendirian yang

harus kita ambil ialah supaya jangan menjadi objek dalam pertarungan politik internasional,

melainkan kita harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap kita sendiri,

berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya (Hatta

dalam "Jawaban Pemerintah Kepada BP KNIP", 16 September 1948).

Konsep Hatta sepeti tersebut saya tanggapi bahwa politik Bebas Aktif hanya hanya diartikan

berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu

Indonesia merdeka seluruhnya (Hatta dalam "Jawaban Pemerintah Kepada BPKNIP", 16

September 1948). Dengan demikian, maka politik bebas aktif disini tidak lagi memiliki bobot

konfrensi Bandung, yaitu perjuangan bersama anti penjajahan, kolonialisme, dan

imperialisme dari rakyat-rakyat dinegara-negara yang sedang berkembang. Maka hilanglah

solidaritas internasional diantara negara-negar non blok. Ia hilang karena sifat-sifat sistemik

(sifat-sifat dasariah) dari politik bebas dan aktif telah hilang, karena sebuah sistem telah

dianalisis menjadi bagian-bagian, terisolir sepeti yang di maksud oleh Hatta tersebut diatas.

Disinilah kelebihan kita; dengan cara berpikir holistis (sistemik) kita tidak akan pernah

kehilangan orientasi, bahwa setiap phenomenon atau phenomena yang paling pelikpun,

yang dalam kontetks ini adalah menghilangya politik bebas aktif dapat segera kita deteksi.

Karena dari segi Holargi kita melihat saling hubungan baik yang kongkrit yang dapat kita

saksikan dengan mata telanjang, misalnya hubungan antara pemerintah rezim SBY yang

100% memihak pada kepentingan imperialisme; dan bahkan kita sanggup pula „melihat―

saling hubungan yang sinergetis antar corpus yang satu dengan corpus lainnya yang tidak

kelihatan, misalnya saja tidak semua >Karakter manusia yang tadinya baik, kemudian

berangsur-angsur „berubah― menjadi jelek akibat pengaruh konsum yang oleh

psychoneurologist disebutnya >the consume-syndrome-disease<. Penyakit >konsum-sindrom<

ini adalah element yang tidak kelihatan yang bermukim didalam „placenta―-induknya yang

kita kenal dengan >holargi-globalisasi-ekonomi-budaya itu<; Sebagai contoh misalnya dulu

ketika terjadinya konfrensi Bandung sekitar tahun 1955, yang telah memberi dasar-dasar

politik babas Aktif, yang berjiwa anti kolonialisme dan imperialisme, PKT (RRT) pada saat itu

termasuk sebagai pendukung yang bisa dipercaya. Tapi apa yang terjadi pada menjelang

akhir abad ke XX dan di abad ke XXI ini, RRT setelah Deng xiao-ping berkuasa, ia telah

membarikan ilham kepada pemegang kapital dalam negari dan pemegang kapital

dinegeri-negeri asing yang melakukan system holargi-kapitalisme.

Didunia ini banyak orang-orang „terpelajar― yang keblinger tidak tahu, karena mereka

melihat gejala hanya dari satu segi saja. Sejak Deng-xiao-ping mulai berkuasa sudah ada

trend dampak ekses-ekses Kapitalisme itu; yaitu adanya korupsi dan hilangnya ―nilai‖

menolong orang yang membutuhkan pertolongan lambat laun menghilang karena dijejel

Page 265 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

oleh konsum, keadaan seperti itu pernah kita alami dan rasakan, dalam bentuk exsodus

orang-orang Inonesia dari RRT ke eropa Barat, ketika PKT sebagai pengusa RRT berpindah

keblat kearah Barat, yang dalam kontek ini adalah kekeblat rezim milkiter fasis Soeharto

sebagai antek setia imperialisme neoliberal AS.

Roeslan.

Sdr. Indra Wijaya,

Ya itu harus didiskusikan dengan teman-teman yang langsung terlibat dalam aksi itu. Mereka

lah yang paling tahu kepada siapa tombak perlawanan harus ditujukkan. Tentunya mereka

juga melakukan analisa klas sehingga jelas dan kongkrit kepada kekuatan mana/siapa

mereka bersandar, siapa yang bisa diyakinkan untuk diajak kerja sama dalam satu front

yang luas, dan siapa yang menjadi sasaran pokok aksi tersebut.

TL

________________________________

From: indra wijaya <[email protected]>

To: [email protected]

Cc: sastra pembebasan <[email protected]>; gri. mhmd

<[email protected]>

Sent: Wednesday, January 25, 2012 8:23 PM

Subject: Re: [GELORA45] Urgent Action : Pernyataan Sikap Mendukung pendudukan lahan

masyarakat Desa Sei Ahas, Ketimpun, Keladan dan Kalumpang

Mbak Tatiana.

Kalau kita Sepenuhnya mendukung pernyataan Sekretariat Bersama Pemulihan Hak-Hak

Rakyat Kalimantan Tengah, kalau boleh saya usulkan, kita harus ada tindakan yg lebih

nyata, yaitu : kerahkan semua unsur masyarakat mengadakan AKSI TUNJUK HIDUNG.

Maksud saya harus TUNJUK HIDUNG siapa pemilik PT. Rezeki Alam Semesta Raya dan siaapa

bekingnya; Siapa Bupati dan wk Bupati Kapuas sekarang dan dari partai apa saja; Siapa

kepala Kepolisian yg menggunakan kekerasan terhadap para petani dan masyarakat adat

yang sedang memperjuangkan hak atas tanahnya itu; atau ada yg lain-lain turut dalam

kejahatan itu, agar ketauan siapa saja seluluruh pelaku-pelaku jahat itu.

Supaya mereka ―telanjang bulat‖ diketahui masyarakat luas. Seperti pepatah Tionghua

bilang ―tikus lewat dijalan, semua orang terik PUKUL !!!

Bagai mana pendapat pak Nurman ?

On 1/25/12, Tatiana Lukman <[email protected]> wrote:

Sepenuhnya mendukung pernyataan Sekretariat Bersama Pemulihan Hak-Hak Rakyat

Kalimantan Tengah. Menolak "pembangunan" yang hanya bertujuan mencari keuntungan

bagi perusahaan-perusahaan yang merampas dan memonopoli tanah rakyat, mengusir

rakyat dari tanahnya dan mematikan penghidupannya. Biang keladi yang terus menerus

membuat rakyat Indonesia menderita tidak lain dan tidak bukan rejim SBY yang mewakili

kepentingan tuan tanah, kapitalis birokrat/komprador dan imperialisme.

salam solidaritas.

TL

------------------------------------

Berita dan Tulisan yang disiarkan GELORA45-Group, sekadar untuk diketahui dan sebagai

bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili pendapat dan pendirian

GELORA45.Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

----- Original Message -----

From: A. Alham

To: [email protected]

Sent: Wednesday, January 25, 2012 11:57 AM

Subject: Salam untuk bung Indra Wijaya

Page 266 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ini suara generasi muda yang kritis. PKI memang punya kesalahan tapi bukan punya salah

terhadap suharto atau pada rakyat Indonesia. Tepat apa yang dikatakan bung Indra

Wijaya: "Orang Komunis sendiri kurang waspada dan kelewat percaya sama Sukarno, jadi

bisa gampang dipukul orang seperti Hatta dan suharto". Dan memang itulah salah satu

kesalahan besar PKI di masa lalu. Jadi, PKI memang tidak perlu disanjung-sanjung tapi

memang harus dikritik semua kesalahan dan kelemahannya di masa silam agar tidak

terulang kembali. Tapi tentu lantas bukan untuk jadi anti Komunis seperti yang dilakukakan

oleh sementara "Generasi muda"cengeng, frustrasi dan lembek hati piaraan kaum Oporkai

PKI dan sementara ex buangan Pulau Buru yang merosot ideologinya dan mabuk kepayang

serta lupa daratan yang sekarang hidup mapan menikmati hari tuanya di Indonesia tapi

masih mengumbar ratap tangis mengemis pengampunan para algojo mereka termasuk

penerus Orba yang sekarang. Mereka berlindung di bawah ajaran-ajaran Sukarnoisme bagi

menyelubungi ideologi Oportunisme mereka yang sudah anti Komunis yang memang

mereka sudah tidak punya kepentingan sama sekali akan hidup kembalinya Komunisme di

Indonesia dan anti gerakan perlawanan rakyat revolusioner Indonesia yang ingin

membebaskan diri dan menegakkan kekuasaan rakyat. Mereka tetap aktif meracuni

ideologi generasi muda yang cengeng terutama dari kalangan bekas-bekas keluarga PKI

sendiri untuk dididik menjadi kader-kader pemburu-pemburu kedudukan penting dalam

Pemerintahan atau dalam Parlemen(DPR). Tapi mereka belum berani anti Komunis terang-

terangan karena kalau demikian akan segra dibenci dan dipencilkan rakyat dan juga akan

dijauhi oleh generasi muda yang lebih kritis dan revolusioner. Jadi mereka harus

menggunakan metode munafik atau demagogi yang bersuara seolah "revolusioner" tapi

menyimpan hati reaksioner dan anti Komunis sambil menjilat penguasa dengan cara

terselubung umpamanya dengan "rekonsiliasi" atau minta"rehabilitasi"atau minta ganti rugi

dan bermacam bentuk pengemisan dan rayuan kompromi dan kolaborasi lainnya dengan

musuh rakyat. Kita harus selalu kritis dan waspada terhadap para penipu atau kaum

munafikus demagog tua-tua yang berpengalaman yang dulu begitu lama bersembunyi

dalam intern PKI untuk menjadi pembesar ketika PKI masih "jaya". Mereka memiliki badan

yang licin bagai belut tapi bermuka kasar bagai kulit badak.(orang Indonesia bilang: licik

dan tidak tahu malu)

Salam hangat.

ASAHAN.

Saya setuju sikap mbak Tatiana terhadap Hatta yg munafik itu, bilangnya "jangan menjadi

objek dalam pertarungan politik internasional" tetapi kenyataanya mengorbankan

kepentingan Negara sendiri untuk membela kepentingan kolonialis dan imperialis.

Dengan adanya peristiwa 48 lalu terulang peristiwa 65 yg jauh lebih dahsyat, seharusnya ini

menjadi perhatian kita semua, jangan seperti pepatah Tionghua : "Setelah sembuh luka lupa

pada sakitnya".

Tapi dari sisi lain kita juga harus tarik kesimpulan bahwa setelah Indonesia merdeka orang

komunis sendiri kurang waspada dan kelewat percaya sama Sukarno, jadi bisa gampang

dipukul oleh orang seperti Hatta dan Suharto.

Amir Sjarifuddin ditembak mati oleh "Angkatan Bersenjata" pemerintahan Hatta, begitu juga

ayah mbak Tatiana dan abang pak Asahan dengan kawan-kawan seperjoangannya

dibunuh oleh Dwi Fungsi ABRI Suharto.

Amir Sjarifuddin waktu sebelum ditembak mati menyanyikan lagu Internasionale, saya jadi

teringat sama lagu Internasionale saduran baru yang terdiri dari tiga bait ( teks terjemahan

bahasa Tionghoa dan bahasa Rusia dan telah dimasukkan ke dalam not musik). Bait ke-2

sbb. : Tiada maha juru selamat, tidak tuhan atau raja.

Kebahgiaan umat manusia, harus kita sendiri cipta. Bebaskan jiwa dari penjara, rebut

kembali hasil kerja. Kobarkan api segera tempa selagi baja membara ! Perjuangan

penghabisan, bersatu berlawan ! Internasionale pastilah didunia ( 2 X )

Terlampir saya kirim nots dan teks lagu tsb. selengkapnya yg saya dapat dari INDI-MARXIST.

Uni Soviet telah runtuh dan Tiongkok dikuatirkan mengarah ke-kapitalis, saya rasa itu adalah

urusan dalam negeri mereka, tapi yg jelas Lenin dan Mao telah berhasil memenangkan

revolusi dinegara mereka, sekarang masalahnya negara kita - Indonesia bagai mana ?

Pak Asahan ! Jangan putus asa dulu dong ....

Page 267 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.antaranews.com/berita/294076/masalah-vietnam-hantui-afghanistan

Masalah Vietnam hantui Afghanistan

Senin, 23 Januari 2012 23:44 WIB | 77 Views

Tentara Amerika Serikat yang bertugas di Afghanistan selatan(. REUTERS/Shamil Zhumatov)

Berita Terkait

a.. Pakistan akan buka kembali jalur ke Afghanistan

b.. Imigran gelap asal Afghanistan di Karawang tersisa 39 orang

c.. Taliban desak AS kirim para tahanan ke Qatar

d.. Karzai sambut Taliban berunding dengan AS

e.. 566 tentara asing tewas di Afghanistan pada 2011

Kabul (ANTARA News/AFP) - Pertanyaan legendaris dari hari-hari terakhir perang Vietnam

kembali bergaung di Afghanistan saat sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) bersiap menarik

pasukan tempurnya.

Veteran perang Vietnam yang kemudian calon presiden AS, John Kerry, mengungkapkan

pertanyaan itu di sidang Senat pada 1971, "Bagaimana Anda meminta seseorang menjadi

yang terakhir mati di Vietnam?"

Empat puluh tahun kemudian, beberapa pejabat Barat secara pribadi menyatakan sudah

saatnya mengemukakan pertanyaan sama tentang Afghanistan, mengingat keputusan

berhenti bertempur pada 2014; menang, kalah, atau seri.

Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, dalam menghadapi pertarungan sulit di pemilihan umum

tiga bulan mendatang, pada akhir pekan lalu memperingatkan bahwa dirinya mungkin

menarik pasukan Prancis lebih awal setelah empat tentaranya ditembak mati di pangkalan

mereka oleh seorang tentara Afghanistan.

Prancis memiliki sekitar 3.600 tentara di Afghanistan dalam sekitar 130.000 tentara asing

memerangi pejuang Taliban selama satu dasawarsa. Penempatan mereka sangat tidak

disukai oleh masyarakat Prancis.

Brigadir Jenderal Carsten Jacobson, kepala juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing

(ISAF), pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan, menyatakan

bahwa pertanyaan Kerry mungkin "setua peperangan".

Namun, dalam wawancara dengan kantor berita Prancis AFP, ia menyatakan, hal itu

bahkan lebih cocok untuk kemelut tidak teratur, saat "semua tahu bahwa keputusan di

Afghanistan tidak akan dicapai di medan perang".

Jacobson mempersoal perbandingan Vietnam dengan Afghanistan, tapi mengakui bahwa

ada unsur pribadi, yang dapat dikatakan sedikit seperti Vietnam.

"Salah satu yang besar adalah bahwa kita tidak hanya orang Amerika Serikat, tapi

gabungan 50 negara, yang memiliki tentara jauh dari rumah, yang tidak satu pun bisa

mengatakan itu perang dengan yang benar-benar mengancam tnah air saya," katanya.

Tapi, ia menyatakan, satu perbedaan besar adalah bahwa Afganistan tidak membawa

"ongkos moral" seperti Vietnam.

Sementara mengakui korban di kalangan rakyat oleh pasukan NATO di Afghanistan, ia

menyatakan tidak ada beban moral seperti di Vietnam akibat napalm, senyawa oranye,

karena berbagai hal tidak beres.

Tapi, ia mengakui bahwa sesuatu juga tidak beres di Afghanistan, seperti, kegagalan

menindaklanjuti kemenangan cepat terhadap Taliban pada 2001 dengan pelatihan tentara

Afghanistan, yang sekarang diutamakan, 10 tahun kemudian.

"Banyak orang menyatakan kesalahan dibuat dalam beberapa pertama tahun pertama,

dan mungkin itu penilaian adil," kata Jacobson.

Kalimat kedua dalam pidato terkenal Kerry di Senat adalah, "Bagaimana Anda meminta

orang menjadi yang terakhir mati untuk kesalahan?"

Page 268 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pertanyaan menghantui pemakaman Inggris di Kabul, tempat tentara dari dua serbuan

abad ke-19 terbaring di makam tertutup salju, tersembunyi di balik tembok bata-lumpur dan

pintu kayu melengkung tinggi.

Tidak ada jejak kaki di salju halus itu. Hanya beberapa orang mengunjungi mereka, yang

beberapa di antaranya tewas dalam bencana sekitar 170 tahun lalu.

Tapi, ada peringatan modern di dinding itu untuk penerus mereka dari Inggris, Kanada,

Jerman dan negara lain NATO, yang tewas di tanah sama, jauh dari rumah.

Mayat mereka tidak ada, karena pada saat ini, tentara tewas dikirim pulang untuk upacara,

tapi mereka tetap mati dan hampir sama terlupakan oleh orang Eropa dan AS yang lelah

perang terpusat pada kesengsaraan keuangan mereka sendiri.

Saat ditanya apakah ia akan merasa kematiannya bermanfaat jika ia adalah yang terakhir

tewas di Afghanistan saat pasukan tempur NATO ditarik keluar, Jacobson menyatakan, itu

bukan pertanyaan bagi prajurit.

Ia mengemukakan, sebagian besar pasukan asing di Afghanistan adalah "sukarelawan",

bukan wajib militer seperti di perang Vietnam, dan ia bilang "orang tua atau istri merekalah

yang mengajukan pertanyaan itu".

Tapi, Letnan Kolonel Jimmie Cummings, yang ikut di wawancara itu, cepat menanggapinya.

"Semua itu kembali ke 11 September," katanya, mengacu pada serangan Alqaida terhadap

New York dan Washington, yang menyebabkan serbuan ke Afghanistan dan penggulingan

pemerintah Taliban pada akhir 2001 (Uu.B002/Z002)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.antaranews.com/berita/294069/pakistan-tolak-laporan-serangan-nato

Pakistan tolak laporan serangan NATO

Senin, 23 Januari 2012 21:40 WIB | 1084 Views

Tentara Angkatan Darat Pakistan dalam salah satu latihannya. (REUTERS/Stringer)

Berita Terkait

a.. 18 tewas dalam ledakan bom di Pakistan Timur

b.. Presiden Pakistan bertolak ke Dubai ditengah ketegangan

c.. Presiden Pakistan ajukan pengunduran diri

d.. Mantan presiden Musharraf akan dipenjarakan

e.. Pakistan temukan 10 mayat tentara yang hilang

Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Tentara Pakistan pada Senin menolak temuan Amerika

Serikat (AS) tentang serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lintas-

perbatasan pada 26 November 2011, yang menewaskan 24 tentara Pakistan dan

menjerumuskan hubungan ke titik rendah.

"Pakistan tidak setuju dengan beberapa bagian dan temuan laporan penyelidikan itu,

karena tidak sesuai dengan kenyataan," kata pernyataan tentara Pakistan.

Laporan AS, yang disiarkan pada 22 Desember 2011, itu mengkliam AS dan Pakistan bersalah

atas peristiwa perbatasan tersebut, yang menambah hubungan tegang keduanya.

"Pengenaan sebagian tanggung jawab kejadian itu kepada Pakistan tidak dapat

dibenarkan dan tidak dapat diterima," kata tentara Pakistan.

Pakistan menanggapi serangan itu dengan menutup jalur darat untuk memasok pasukan

pimpinan NATO di Afghanistan dan memaksa AS mengosongkan pangkalan udara untuk

meluncurkan pesawat tidak berawak.

Pada pekan lalu, pejabat tinggi keamanan Pakistan kepada kantor berita Inggris, Reuters,

menyatakan bahwa jalur itu akan dibuka kembali, namun ongkos besar akan dikenakan.

Page 269 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Utusan AS untuk membahas pasca-perang Afghanistan akan melakukan perjalanan tidak

terjadwal ke New Delhi setelah Pakistan, pesaingan India, menolak kunjungannya, kata

pejabat pada pekan lalu.

Pejabat Amerika Serikat menyatakan Pakistan memberitahu mereka bahwa negara itu tidak

mau menerima utusan khusus Marc Grossman sampai Islamabad menyelesaikan kajian

tentang kelanjutan hubungan dengan Washington, yang terpuruk ke titik terendah dalam

beberapa bulan belakangan.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Grossman ke India pada Jumat, yang

dukungannya untuk Afghanistan dan Presiden Hamid Karzai sangat dibenci banyak pihak di

Pakistan, yang menuduh New Delhi mencoba menggunakan masalah itu untuk menentang

Islamabad.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland, menyatakan bahwa pihaknya

tidak mengirim pesan apa pun ke Pakistan melalui perjalanan Grossman ke India, dan

menegaskan bahwa ia ingin mengunjungi negara itu.

Hubungan Washington dengan Islamabad rusak parah pada Januari 2011 akibat

pembunuhan dua warga Pakistan oleh kontraktor badan sandi AS (CIA).

AS kian membuat marah dan mempermalukan tentara kuat Pakistan pada Mei 2011 dengan

serangan sepihak pasukan khusus, yang menewaskan pemimpin Alqaida, Osama bin Laden.

Pakistan menyatakan bahwa serangan itu tidak diberitahukan sehingga termasuk

pelanggaran terhadap kedaulatannya.

Pakistan meninjau hubungan dengan Washington di tengah penurunan tajam hubungan

keduanya, terutama setelah pasukan AS membunuh Osama bin Ladin dalam serangan

sepihak di kota garnisun Abbottabad itu.

Islamabad menuntut permintaan maaf dan membekukan kerjasama sesudah serangan

udara NATO di dekat perbatasan Afghanistan pada 26 November 2011 yang menewaskan

24 tentara Pakistan.

Presiden AS, Barrack Obama telah menyuarakan penyesalan, tapi tidak mengungkapkan

permintaan maaf penuh.

AS akan menarik sebagian besar pasukannya dari Afghanistan pada 2014, mengakhiri lebih

dari satu dasawarsa perang. Tapi, banyak pejabat AS memiliki keprihatinan mendalam

tentang peran Pakistan, dan meyakini CIA berhubungan dengan pejuang di Afghanistan.

Sejumlah 2.876 tentara asing tewas, yang 1.886 di antaranya adalah serdadu AS, akibat

perang melawan gerilyawan Taliban di Afghanistan sejak akhir 2001. (Uu.B002/Z002)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

THE ROVING EYE

The US-GCC fatal Attraction

By Pepe Escobar

There's no way to understand the larger-than-life United States-Iran psychodrama, the

Western push for regime change in both Syria and Iran, and the trials and tribulations of the

Arab Spring(s) - now mired in perpetual winter - without a close look at the fatal attraction

between Washington and the GCC. [1]

GCC stands for Gulf Cooperation Council, the club of six wealthy Persian Gulf monarchies

(Saudi Arabia, Qatar, Oman, Kuwait, Bahrain and the United Arab Emirates - UAE), founded in

1981 and which in no time configured as the prime strategic US backyard for the invasions of

Afghanistan in 2001 and Iraq in 2003, for the long-drawn battle in the New Great Game in

Eurasia, and also as the headquarters for "containing" Iran.

The US Fifth Fleet is stationed in Bahrain and Central Command's forward headquarters is

based in Qatar; Centcom polices no less than 27 countries from the Horn of Africa to Central

Page 270 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Asia – what the Pentagon until recently defined as "the arc of instability". In sum: the GCC is

like a US aircraft carrier in the Gulf magnified to Star Trek proportions.

I prefer to refer to the GCC as the Gulf Counter-revolution Club - due to its sterling

performance in suppressing democracy in the Arab world, even before Mohammed Bouazizi

set himself on fire in Tunisia over a year ago.

Cueing to Orson Welles in Citizen Kane, the Rosebud inside the GCC is that the House of Saud

sells its oil only in US dollars - thus the pre-eminence of the petrodollar - and in exchange

benefits from massive, unconditional US military and political support. Moreover the Saudis

prevent the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) - after all they're the

world's largest oil producer - to price and sell oil in a basket of currencies. These rivers of

petrodollars then flow into US equities and Treasury bonds.

For decades virtually the whole planet has been held hostage to this fatal attraction. Until

now.

Gimme all your toys

The GCC, essentially, is the core of the empire in the Arab world. Yes, it's essentially about oil;

the GCC will be responsible for over 25% of global oil production within the next few

decades. Their tiny ruling classes - from monarchies to business associates - function as a

crucial annex to the mighty projection of US power all across the Middle East and beyond.

That explains, among other things, why in October last year Washington closed a juicy US$67

billion deal - the largest bilateral deal in US history - to supply the House of Saud with a prime

collection of brand new F-15s, Black Hawks, Apaches, bunker-buster bombs, Patriot-2 missiles

and warships.

It explains why Washington will shower the UAE with thousands of bunker-buster bombs, and

Oman with Stinger missiles. Not to mention another juicy mega-deal - worth $53 billion - with

Bahrain, which has not gone through yet because human-rights associations - to their credit -

have fiercely denounced it.

And there's the redeployment - or, in Pentagon speak, "repositioning" - of 15,000 US troops

from Iraq to Kuwait.

The rationale for all this weaponized orgy is provided by the usual suspect logic; the necessity

of building a "coalition of the willing" to "counter Iran". Why Iran? Half-jokingly, because Iran is

not part of the GCC - that is, a pliable US satrapy, just like in those jolly good times under the

shah.

Adam Hanieh, professor of development studies at the School of Oriental and African Studies

(SOAS) in London and author of Capitalism and Class in the Gulf Arab States has been one of

very few global analysts trying to decode the centrality of the GCC in the imperial strategy. In

a crucial interview, Hanieh outlines all one needs to know. And it's not pretty. [2]

As Asia Times Online has extensively documented, the Arab Spring was virtually dead on

arrival in the GCC. In Oman, Sultan Qaboos basically distributed loads of cash. In Saudi

Arabia, there was fierce pre-emption and sustained hardcore repression in the Shi'ite majority

Eastern province, close to Bahrain, where the oil is.

And in Bahrain itself, there was not only hardcore repression - with documented detention

and torture of hundreds of pro-democracy protesters - but an outright invasion by Saudi and

UAE troops.

The invasion may have given the GCC the sweet taste of an actual physical expansion.

Morocco and Jordan - although not exactly in the Gulf as basic geography rules - were

"invited" to be part of the wealthy club; after all they are duly reactionary Sunni monarchies,

not "decadent" secular Arab republics like Libya and Syria.

A fair question is why the Arab Spring has not touched Jordan - since the same

socioeconomic volcano that convulsed Tunisia and Egypt is also active. The key part of the

answer is that the GCC - even more than Washington, European capitals and Israel - is

terrified that the Hashemite throne might fall.

For immense GCC wealth it's a piece of cake to control Jordan - a small country, where most

of the population is actually Palestinian, with a tiny organized opposition (no wonder;

Jordanian intelligence imprisoned or killed any dissidence). For the GCC that's pocket money

Page 271 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

compared to the billions of dollars earmarked for Egypt and Tunisia so they don't dare

becoming "too" democratic.

There was no way for the GCC other than to become Counter-revolution Central after the

initial democracy rush in North Africa. As Hanieh emphatically stresses, the ruling autocrats in

the Gulf couldn't care less about the impoverished masses in MENA (Middle East-Northern

Africa).

The culmination of this process has been the birth of a new geopolitical monster - NATOGCC.

That embodies the key role of Qatar and the UAE in the NATO invasion - and destruction - of

Libya. Libya was an all-out GCC special - from actual cash and weapons dispensed to the

"rebels" to actual operatives, intelligence and last but not least, political legitimacy, via that

fake Arab League vote legitimizing a no-fly zone vote at the United Nations (only nine out of

22 Arab League members voted yes, and six of them were GCC; the other three were

bought, and Syria and Algeria were against it).

And now a tragic joke reigns supreme; the GCC trying to intervene and actually financing

hardcore Sunni fundamentalists in Syria under the cover of helping pro-democracy protesters.

When the meek UN secretary general Ban Ki-moon urges President Bashar al-Assad to stop

the violence against Syrian protesters and says the time of dynasties and one-man rule in the

Arab world is coming to an end, obviously he believes the GCC is a colony in one of Saturn's

rings.

After the NATOGCC win in Libya, no wonder they are on a roll. The GCC strategy of regime

change in Syria is the preferred way to weaken Iran and the so-called Shi'ite crescent - a

fiction jointly concocted during the George W Bush administration by the Playstation king of

Jordan and the House of Saud.

And that leads to an inevitable question; what are two of the top BRICS - Russia and China -

doing about all this?

Enter the dragon

The immensely powerful secretary of the National Security Council and former head of the

FSB (the successor to the KGB), Nikolai Patrushev - a frequent visitor to Iran - has already

warned of a "real danger" of a US strike on Iran; the US, he says, is "trying to turn Tehran from

an enemy into a supportive partner, and to achieve this, to change the current regime by

whatever means".

Yet for Russia, regime change in Iran is a no-no. Russia's deputy prime minister and former

envoy to NATO, Dmitry Rogozin, has already stated, unequivocally, "Iran is our close neighbor,

just south of the Caucasus. Should anything happen to Iran, should Iran get drawn into any

political or military hardships, this will be a direct threat to our national security."

So on one side we have Washington, NATO, Israel and the GCC. Not exactly an "international

community", as the spin goes. And on the other side, we have Iran, Syria, a fed-up-with-

Washington Pakistan, Russia, China, and scores of countries linked to the 120-member Non-

Aligned Movement (NAM).

It's China's position in relation to the GCC that is a source of endless fascination. China's

Premier Wen Jiabao has just visited the three key GCC members - Saudi Arabia, UAE and

Qatar.

Imagine Wen Jiabao telling Crown Prince Nayef (King Abdullah's half-brother) in Riyadh that

Beijing wants "strong and reputable" Chinese companies to invest fortunes in ports, railways

and infrastructure development in Saudi Arabia - part of their increased cooperation "in the

face of changeable and complicated regional and international trends". Imagine Nayef

salivating over his mighty moustache, stressing the House of Saud is indeed willing to "expand

cooperation" in energy and infrastructure.

What adds spice to the mix is that Beijing also happens to hold a strategic relationship with

Iran - and enjoys a healthy trading relationship with Syria. So as far as the Middle East and

Central Asia are concerned, Beijing is betting - unlike the Pentagon - on a true "arc of

stability".

As Xinhua has put it in its unrivalled all-inclusive style, what matters for the Beijing leadership is

for China and Southwest and Central Asia to take "full advantage of their respective strengths

Page 272 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

and jointly strive for common development". How come no one in Washington can ever

come up with something as simple as this?

It's true that whoever dominates the GCC - with weapons and political support - projects

power globally. The GCC has been absolutely key for US hegemony within what Immanuel

Wallerstein defines as the world system.

Yet let's take a look at the numbers. Since last year Saudi Arabia is exporting more oil to China

than to the US. This is part of an inexorable process of GCC energy and commodity exports

moving to Asia.

By next year foreign assets held by the GCC could reach $3.8 trillion with oil at $70 a barrel.

With all that non-stop "tension" in the Persian Gulf, there's no reason to believe oil will be

below $100 in the foreseeable future. In this case GCC foreign assets could reach a

staggering $5.7 trillion - that's 160% more than in pre-crisis 2008, and over $1 trillion more than

China's foreign assets.

At the same time, China will be increasingly doing more business with the GCC. The GCC is

increasingly importing more from Asia - although the top source of imports is still the European

Union. Meanwhile, US-GCC trade is dropping. By 2025, China will be importing three times

more oil from the GCC than the US. No wonder the House of Saud - to put it mildly - is terribly

excited about Beijing.

So for the moment we have the pre-eminence of NATOGCC military, and USGCC

geopolitically. But sooner rather than later Beijing may approach the House of Saud and

quietly whisper, "Why don't you sell me your oil in yuan?" Just like China buying Iranian oil and

gas with yuan. Petroyuan, anyone? Now that's an entirely new Star Trek.

Notes

1. See The myth of an isolated Iran Asia Times Online, January 19.

2. See here.

Pepe Escobar is the author of Globalistan: How the Globalized World is Dissolving into Liquid

War (Nimble Books, 2007) and Red Zone Blues: a snapshot of Baghdad during the surge. His

new book, just out, is Obama does Globalistan (Nimble Books, 2009).

He may be reached at [email protected].

(Copyright 2012 Asia Times Online (Holdings) Ltd. All rights reserved. Please contact us about

sales, syndication and republishing.)

Refl: Dunia mendekati kiamat?

http://www.smh.com.au/technology/sci-tech/sun-storm-could-affect-gps-signals-20120124-

1qfsg.html

Sun storm could affect GPS signals

January 25, 2012

Smoking sun … a solar flare that took place on Sunday. Photo: AFP

WASHINGTON: Fast on the heels of a solar storm that delivered a glancing blow over the

weekend - triggering bright auroras in Canada and Scandinavia - the sun has released an

even more energetic blast of radiation and charged plasma that could disrupt GPS signals

and the electrical grid, space weather experts warned.

Already, the storm could be disrupting satellite communications as streams of radiation from

the sun bounce across the Earth's magnetic field.

''With the radiation storm in progress now, satellite operators could be experiencing trouble,

and there are probably impacts as well to high-frequency communications in polar regions,''

said Doug Biesecker, a physicist at the US Space Weather Prediction Centre in Colorado.

Advertisement: Story continues below

Page 273 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

In Australia, the effects are expected to be lighter, as the shockwave hits some time before

9am AEDST Wednesday.

''It could cause quite a few problems with shortwave radion, at some frequencies, and the

power grid operators have been warned and they can compensate for it,'' Dave Neudegg,

the manager of Australia's Ionospheric Prediction Service, said.

Auroras may be visible from southern Australia, including Hobart and possibly Victoria.

The solar storm is the biggest since 2005.

The Washington Post with Ben Cubb

Read more: http://www.smh.com.au/technology/sci-tech/sun-storm-could-affect-gps-

signals-20120124-1qfsg.html#ixzz1kUtjxzE4

http://www.antaranews.com/berita/294249/imf-pangkas-perkiraan-pertumbuhan-dunia

IMF pangkas perkiraan pertumbuhan dunia

Rabu, 25 Januari 2012 00:09 WIB | 594 Views

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (FOTO ANTARA/REUTERS/Ueslei Marcelino)

Berita Terkait

a.. Kanada dukung G20 bantu "bailout" zona euro

b.. Inggris tolak berkontribusi untuk penyelamatan zona euro

c.. Pemimpin G-20 pertimbangkan tingkatkan pendanaan IMF

d.. Ketua IMF desak Eropa bertahan pada kesepakatan `bailout` Yunani

e.. Pejabat: referendum Yunani tempatkan pinjaman IMF dalam bahaya

Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional pada Selasa memangkas

perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia, mengatakan perlambatan di zona euro yang

bermasalah mengancam pemulihan global.

Dengan risiko terhadap pertumbuhan dunia dan sistem keuangan meningkat dari kontraksi

di sebagian besar Eropa, IMF meminta pemerintah tidak terperosok dalam darurat fiskal

untuk menghindari pemotongan belanja berlebihan yang dapat memperburuk situasi, lapor

AFP.

Dalam sebuah perkiraan ekonomi terbaru September, IMF memangkas perkiraannya untuk

2012 menjadi 3,3 persen, dari perkiraan sebelumnya 4,0 persen dan mengatakan 17-negara

zona euro akan menyusut 0,5 persen tahun ini.

Dikatakan, pertumbuhan global bisa meningkat menjadi 3,9 persen pada 2013, tetapi hanya

jika kepanikan pasar atas kerapuhan zona euro dihindari. Jika pasar tumbuh lebih bergairah,

itu bisa memaksa kenaikan tingkat suku bunga bahkan untuk lebih banyak pemerintah dan

memaksa mereka memotong pengeluaran.

"Pemulihan global terancam oleh semakin meningkatnya ketegangan di wilayah euro dan

kerapuhan di tempat lain," kata pemberi pinjaman krisis global itu.

"Kondisi keuangan telah memburuk, prospek pertumbuhan telah redup, dan risiko negatif

telah meningkat."

Perkiraan lebih rendah "sebagian besar karena perekonomian kawasan euro sekarang

diperkirakan masuk ke resesi ringan pada tahun 2012 sebagai akibat dari kenaikan imbal

hasil surat utang negara, dapak dari deleveraging bank pada ekonomi riil, dan dampak dari

konsolidasi fiskal tambahan," katanya.

"Pertumbuhan di negara berkembang juga diperkirakan melambat karena lingkungan

eksternal memburuk dan melemahnya permintaan internal," tambahnya.

IMF telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa pertumbuhan global

melemah karena krisis Eropa.

Pada Senin di Berlin, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menekan para pemimpin

Eropa untuk membangun pagar lebih kuat guna mencegah masalah ekonomi-ekonomi

terlemah di benua itu -- Yunani, Spanyol dan Portugal -- dari penarikan turun lainnya.

Page 274 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"Kami memerlukan firewall (benteng pelindung) yang lebih besar," katanya. "Tanpa itu,

negara-negara seperti Italia dan Spanyol yang pada dasarnya mampu membayar kembali

utang mereka dapat dipaksa ke krisis solvabilitas oleh biaya pendanaan yang abnormal."

Dalam perkiraan baru, IMF memperingatkan terhadap terlalu tajamnya neraca-anggaran

oleh negara-negara yang mampu untuk bergerak perlahan guna mengurangi defisit

mereka.

Jika tidak, mereka hanya akan menciptakan ekonomi global yang berlarut-larut.

Negara-negara "dengan tingkat bunga yang sangat rendah atau faktor lain yang

menciptakan ruang fiskal memadai, termasuk beberapa di wilayah euro, harus

mempertimbangkan kembali langkah jangka pendek konsolidasi fiskal," katanya.

Rekomendasi itu menunjuk pada ekonomi terbesar di Eropa, Jerman, Prancis dan Inggris,

semua katanya akan terus tumbuh tahun ini, meskipun pada kecepatan lemah.

Ekonomi Jerman diperkirakan tumbuh 0,3 persen, Prancis 0,2 persen, dan Inggris 0,6 persen.

Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia, diproyeksikan tumbuh 1,8 persen pada 2012. (A026)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

Gerakan pelajar.mahasiswa - Reformasi Pendidikan Chili

http://www.guardian.co.uk/world/2011/aug/24/chile-student-leader-camila-vallejo

Chile's Commander Camila, the student who can shut down a city

Camila Vallejo's call for better and cheaper education has seen student protests transform

into a two-day nationwide shutdown

Jonathan Franklin in Santiago

guardian.co.uk, Wednesday 24 August 2011 15.55 BST

Article history

Chilean student leader Camila Vallejo sits among a peace sign created from empty teargas

canisters used by police against protesters. Photograph: Roberto Candia/AP

Not since the days of Zapatistas' Subcomandante Marcos has Latin America been so

charmed by a rebel leader. This time, there is no ski mask, no pipe and no gun, just a silver

nose ring.

Meet Commander Camila, a student leader in Chile who has become the face of a populist

uprising that some analysts are calling the Chilean winter. Her press conferences can lead to

the sacking of a minister. The street marches she leads shut down sections of the Chilean

capital. She has the government on the run, and now even has police protection after

receiving death threats.

Yet six months ago, no one had heard of Camila Vallejo, the 23-year-old spearheading an

uprising that has shaken not only the presidency of the billionaire businessman Sebastián

Piñera, but the entire Chilean political class. Opinion polls show that 26% of the public support

Piñera and only 16% back his recently ousted Concertación coalition.

Wednesday saw the start of a two-day nationwide shutdown, as transport workers and other

public-sector employees joined the burgeoning student movement in protest.

"There are huge levels of discontent," said Vallejo in a recent interview. "It is always the youth

that make the first move … we don't have family commitments, this allows us to be freer. We

took the first step, but we are no longer alone, the older generations are now joining this

fight."

Elected as only the second female leader in the 105-year history of the University of Chile's

student union, Vallejo, who is also a member of the Chilean Communist party, is the face of a

movement the likes of which has not been seen since the last years of Augusto Pinochet in

the 80s.

Page 275 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Hundreds of thousands of high-school and university students have refused to go to lessons

since early June, calling for better and more affordable education and an end to a two-tier

system that creates a few wealthy, elite colleges amid many underfunded public ones.

Vallejo has organised several cacerolazos – protests in which participants bang pots and

pans. Some demonstrations have turned violent.

"We don't want violence, our fight is not versus the police or to destroy commercial shops …

our fight is to recover the right to education, on that we have been emphatic and clear,"

said Vallejo as she stood outside the presidential palace.

The government has rushed out a number of initiatives to try to head off protests, promising to

amend Chile's constitution to include a guarantee of quality education and cutting interest

rates on student loans from 6.4% to 2%. But the promise of an extra 1.9 trillion Chilean pesos

(£2.5bn) in education spending has done little to quell the uprising. Few analysts believe the

students will back down despite a heavy police presence at recent demonstrations.

As she spoke, Vallejo was surrounded by students laying out a huge peace sign made up of

hundreds of empty teargas canisters that had been used against students.

"Here we have more than 50m pesos' worth of teargas bombs," said Vallejo. "Imagine how

much was used on the regional or the national level? This is unacceptable, we want to

reiterate our demand that we made to the minister of the interior that he step aside."

Tatiana Acuña, a government official in the ministry of culture, was recently fired for

suggesting that the assassination of Vallejo would end the protests. On Tuesday, Chile's

supreme court ordered police protection for the student leader.

Vallejo has become a cult figure – with odes on YouTube and predictions that her charisma

may well catapult her into Chilean politics. "We are all in love with her," said the Bolivian vice-

president, Álvaro García Linera.

At a recent gathering of Bolivian youth leaders he urged students to follow the example of

the youth movements in the rest of South America. "You need to talk about what is

happening in Argentina, Brazil or Chile, where there is a young and beautiful leader, who is

leading the youth in a grand uprising," said García Linera.

Vallejo said on the subject of her looks: "You have to recognise that beauty can be a hook. It

can be a compliment, they come to listen to me because of my appearance, but then I

explain the ideas. A movement as historical as this cannot be summarised in such superficial

terms.

"We do not want to improve the actual system; we want a profound change – to stop seeing

education as a consumer good, to see education as a right where the state provides a

guarantee.

"Why do we need education? To make profits. To make a business? Or to develop the

country and have social integration and development?

Camila -- "Why do we need education? To make profits. To make a business? Or to develop

the country and have social integration and development? Those are the issues in dispute."

http://www.guardian.co.uk/world/2011/oct/08/camila-vallejo-latin-america-

revolutionary?intcmp=239

Camila Vallejo – Latin America's 23-year-old new revolutionary folk

hero

Chile has been engulfed by student protests – and their young leader has huge public

support in her fight against the elite

Jonathan Franklin in Santiago

guardian.co.uk, Saturday 8 October 2011 16.59 BST

Article history

Camila Vallejo on a march in Santiago held on the anniversary of the Pinochet coup that

toppled President Salvador Allende in 1973. Photograph: Aliosha Marquez/AP

Page 276 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

As the Friday afternoon sun dipped towards the horizon, some students at the University of

Chile played ping pong or football and couples lounged and kissed in the last warmth of the

day. But others had more serious matters on their minds: the wildly popular student uprising

that has transformed the nation's political agenda. And for many of the protesters involved

and those who sympathise with its aims, the face of the uprising is Camila Vallejo. In a

basement auditorium a group of 60 student leaders planned the next steps in their

burgeoning revolution for free university education, with Vallejo centre stage.

Vallejo sat behind her battered laptop, a small blue notebook on her desk and a rapt

audience in front of her. When she speaks, her hands fly about, like birds snatching invisible

prey. Her language is pointed and clear but, mixed with constant doses of humour and self-

deprecation, she keeps her charges laughing.

As the second female president of Chile's leading student body, known as Fech (Federación

de Estudiantes de la Universidad de Chile), Vallejo – who is also a member of the youth arm

of the Communist party, the JJCC – has presided over the biggest citizen democracy

movement since the days of opposition marches to General Augusto Pinochet a generation

ago.

The government response has reminded many older Chileans of that same dark era. Three

days ago, on Thursday, Chilean riot police ambushed Vallejo and a group of fellow student

leaders just after a press conference in downtown Santiago. "They [police] targeted the

leadership with violence," said Ariel Russell, a University of Chile student who witnessed the

attack. "We had not even started the march and the police apparatus was upon us."

Vallejo, a 23-year-old geography student, was singing and marching with a handwritten sign

when a squad of military vehicles closed in and attacked her with jets of tear gas. A pair of

trucks mounted with water cannons unleashed a barrage of water fierce enough to break

bones and scrape a person across the pavement. Vallejo was soaked, a cloud of tear gas

was then blasted on to her body. With her skin wet, the chemical reaction was massive and

incapacitating. Vallejo was paralysed. Her body went into an allergic reaction and welts from

the gas erupted over it.

"At first, we resisted, but it was intolerable," she told the Observer. "You could not breathe, it

was complicated, we had to run away from thecarabineros [police] then another water

cannon hit us in the face with a different chemical, this was much stronger … my whole body

was burning, it was brutal."

Over the next four hours, journalists were beaten and 250 people arrested. Twenty-five police

were injured as masked youths with paint bombs and handfuls of rocks counter-attacked. All

Thursday afternoon, downtown Santiago was awash in running street fights between heavily

armoured police units and hundreds of protesters decked in shorts and tennis shoes, with

scarves to shield them from the gas.

As squads of police attacked students, pedestrians and even an ambulance, Vallejo

huddled up in an office, receiving medical care and monitoring the situation through mobile

phone reports from a team of scouts at the edges of what quickly became a riot.

The government blamed Vallejo for the chaos; after all, she had made the much publicised

call, mobilising her followers to congregate at Plaza Italia, a public park and march along the

Alameda, the capital's main thoroughfare, which sits less than two kilometres from the lightly

guarded presidential palace. Vallejo was quick to retort that public gatherings need no

authorisation and that the police had illegally attacked students standing in a park.

Vallejo, an eloquent and attractive young woman who exudes self-confidence and style,

took the violence in her stride and focused on what she sees as the positive achievements

thus far. "For years, Chilean youth have been consumed by a neo-liberal model that

highlights personal achievement and consumerism; it is all about mine, mine, mine. There is

not a lot of empathy for the other," said Vallejo in her office, decorated with a large

photograph of Karl Marx.

"This movement has achieved just the opposite. The youth has taken control… and revived

and dignified politics. This comes hand in hand with the questioning of worn-out political

models – all they have done is govern for big business and powerful economic groups."

In just a matter of months, Vallejo has been catapulted from anonymous student body

president to Latin American folk hero with more than 300,000 Twitter followers. Type her name

Page 277 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

into Google and there are more than 160,000 results just from the past 24 hours. Brazilian

students now parade her as a VIP guest at their marches, the Chilean president invites her to

negotiate a settlement and when she calls for a show of strength hundreds of thousands of

students throughout Chile take to the streets. As an adept and wildly popular social media

phenomenon, Vallejo has risen to become the most recognisable face of the student

protesters.

Throughout the six-month revolt, Chilean students – in many cases led by 14- and 15-year-olds

– have seized the streets of Santiago and major cities, provoking and challenging the status

quo with their demand for a massive restructuring of the nation's for-profit higher education

industry. In support of their demands for free university education, since May they have

organised 37 marches, which have gathered upwards of 200,000 students at a time.

Police repression has been frequent. Vandals who often use the cover of student marches to

attack banks, pharmacies and utility companies are met by an armed force of riot police

who routinely attack pedestrians and tear gas crowds of innocent civilians.

What began as a quiet plea for improvements in public education has now erupted into a

wholescale rejection of the Chilean political elite. More than 100 high schools nationwide

have been seized by students and a dozen universities shut down by protests.

Classes for tens of thousands of students have been suspended since May, and the entire

school year might have to be repeated. Polls show an estimated 70% of the Chilean public

backs the students' demands and an equal percentage find the government's proposal

insufficient, according to figures from Chile's leading newspaper, La Tercera.

Widely admired for her eloquent speeches on Chilean television, Vallejo has gathered a cult

following around the world that ranges from German folk rock tributes to videos from Latin

America's largest university, the Universidad Nacional Autónoma de Mexico (Unam). "This

internationalisation of the movement has been very important to us," says Vallejo who

receives a daily deluge of fan mail and invitations to speaking engagements and seminars.

"Here in Chile we are constantly hearing the message that our goals are impossible and that

we are unrealistic, but the rest of the world, especially the youth, are sending us so much

support. We are at a crucial moment in this struggle and international support is key."

In stark contrast to the students' popularity, the once beloved coalition known as La

Concertación, which organised the overthrow of Pinochet and then ruled Chile from 1990 to

2010, has fallen into political obsolescence. La Concertación is now polling at just 11%

approval. Sebastian Piñera, Chile's president, a billionaire businessman, has just 22% public

approval ratings, the lowest ever in Chilean history.

"For 20 years they [La Concertación] reinforced the Pinochet model, they institutionalised it,

modernised it without any profound changes. Now that this model is in crisis, they can't be

part of the discussion as they are effectively comp- licit," explained Santiago student Ariel

Russell. "Camila has an ability to deliver a very wide populist message, not populist just in

terms of communicating to the poor, but also to the middle class… The youth now have more

credibility than the traditional politicians."

• This article was amended on 9/10/2011 to correct factual errors regarding the abbreviation

of Federación de Estudiantes de la Universidad de Chile (Fech) and to correctly attribute

Vallejo's membership of the JJCC, not the full Communist party

Despite her defeat, Camila Vallejo's influence keeps growing

The student movement has shaken Chilean society to the core – and it will continue to shape

the country's future

Cristian Cabalin

guardian.co.uk, Tuesday 20 December 2011 18.17 GMT

Article history

Student leader Camila Vallejo. Photograph: Roberto Candia/AP

Camila Vallejo, the "student who can shut a city", has lost the race to bere-elected as the

president of the most important Chilean students' organisation starting in 2012. She will,

however, be the vice-president of the University of Chile's students. Despite this defeat, her

Page 278 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

political impact and popularity seem to grow stronger every passing day. She was featured in

Time magazine's "person of the year" issue, and Guardian readers also voted her top of their

own poll.

The student movement in Chile robustly criticised neoliberalism and shook the country's elitist

democracy. Students were in the streets for more than six months, and showed that their own

leaders can become political actors – Camila Vallejo being the most prominent of these.

At 23 years old, Vallejo was elected as president of the University of Chile students' federation

in November 2010. At that time she was known only among university circles, but six months

later she became a familiar face to most Chileans. She led the first massive students' march in

June 2011, and with other student leaders, contributed to change the debate about

education in Chile.

National and international media started to focus their attention on what is the most stable

country in South America, but also one of the most unequal in the world. While Sebastián

Piñera's administration promised a revolution in higher education, the real revolution was in

the streets. Students eventually defeated the government, making Piñera the most unpopular

president in the history of Chilean democracy. Polls showed 80% of public support for students

and 26% for the president in the midst of the protests. Today, polls indicate 70% for students,

and 35% for Piñera.

Chile has the most segregated educational system in the world and the promises of social

mobility clash against a structure that reproduces social inequalities. Students, represented

mainly by Vallejo, were able to communicate the negative consequences of neoliberalism in

education. In the first months, media attention was very much focused on Camilla's

attractiveness. She tolerated the typical Chilean "machismo" and tried to explain the

motivations of the movement instead. Anchors and journalists may have predominantly

asked her about her personality, or physical attributes, but Vallejo showed that her real

impact was political. She was always open about being part of the Communist party in a

country where political membership remains a stigma.

Conservative analysts and the government underestimated the movement, but the Chilean

population saw in the protests an opportunity to demand radical changes. In a country

where seven out of 10 students are the first in their families to attend a higher education

institution, 83% of students who drop out within the first year belong to this group. Pro-market

policies implemented during the last 30 years in Chile have demonstrated that their effects on

the quality in education are limited, but their consequences for social equality are severe.

The new generation of Chileans has forgotten the fears associated with Pinochet's

dictatorship. The "penguin revolution" in 2006 paved the path, but Michelle Bachelet's

government neutralised its political effect. Piñera's administration, on the other hand, was not

able to resist the student movement. In 2011, students left their indifference behind and

embraced political action.

Neoliberal "common sense" is no longer the only paradigm in Chilean education.

Furthermore, students recovered their historic position as protagonists of significant

transformations in our society. "Educate, don't profiteer," was their slogan, and Camila Vallejo

was their voice. Her future political influence is sure to be another outcome of the movement.

[Non-text portions of this message have been removed]

Ekonomi Dunia

IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Robertus Benny Dwi Koestanto | Marcus Suprihadi | Rabu, 25 Januari 2012 | 08:56 WIB

Page 279 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

JAKARTA, KOMPAS.com- Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas perkiraan

pertumbuhan global. IMF juga memeringatkan kembali soal krisis di Eropa.

IMF memerkirakan aktivitas global akan melambat namun tidak runtuh, dengan negara

ekonomi maju kembali jatuh pada resesi dan tingkat pertumbuhan negara berkembang

mulai melambat.

Pada laporan outlook ekonomi dunia Januari 2012 yang dikeluarkan Selasa (24/1/2012), IMF

mengatakan, prospek pertumbuhan menjadi suram sejak bulan September 2011 dan risiko

penurunan telah meningkat seiring krisis zona Eropa memasuki fase baru yang berbahaya.

IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global tahun 2012 sebanyak 0,7 persen menjadi 3.3

persen. Ini sebagian besar diakibatkan ekonomi zona Eropa diperkirakan akan menuju resesi

ringan di tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya yield, efek dari sektor perbankan, dan

dampak tambahan konsolidasi fiskal, menurut laporan IMF seperti dikutip tim riset Monex

Investindo Futures di Jakarta, Rabu (25/1/2012).

IMF mengatakan, perkembangan posisitf di kuartal ketiga 2011 lalu, termasuk pulihnya rantai

suplai dari gangguan akibat tsunami bulan Maret di Jepang, diperkirakan tidak dapat

dipertahankan momentumnya.

IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan zona Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,5

persen, revisi turun dari 1,6 persen pada bulan September. Belakangan ini outlook jangka

pendek sangat memburuk, demikian isi laporan tersebut.

[Non-text portions of this message have been removed]

Perempuan Terkaya China Divonis Mati

| Egidius Patnistik | Kamis, 19 Januari 2012 | 12:44 WIB

China.org Wu Ying, salah seorang yang ada dalam daftar perempuan terkaya China,

dijatuhi hukuman mati karena terbukti telah melakukan penipuan.

SHANGHAI, KOMPAS.com — Sebuah pengadilan di China menguatkan hukuman mati bagi

seorang pengusaha yang berada dalam daftar perempuan terkaya negara itu setelah

dinyatakan terbukti melakukan penipuan senilai 380 juta yuan (atau 60 juta dollar AS atau

hampir setara Rp 545 miliar), lapor media pemerintah, Kamis (19/1/2012).

Pengadilan Tinggi Provinsi Zhejiang di China bagian timur, Rabu, menolak banding Wu Ying,

mantan pemimpin Bense Holding Group, yang dihukum karena melakukan penggalangan

dana secara ilegal, lapor Shanghai Daily. Wu merupakan perempuan terkaya di urutan

keenam pada tahun 2006, menurut laporan Hurun Report, yang menerbitkan majalah-

majalah mewah di China. Perusahaan pribadinya, Bense, memiliki jaringan bisnis mulai dari

hotel hingga bahan konstruksi, lapor kantor berita resmi Xinhua.

Wu menggalang dana dengan menjanjikan pengembalian yang sangat tinggi, hingga 80

persen per tahun, kepada para investor. Namun pada praktiknya, ia menggunakan dana

tersebut untuk membayar utang-utang yang lainnya. Dia berhasil menggalang dana, yang

merupakan utang, lebih dari 700 juta yuan dari tahun 2005 sampai 2007.

Dalam putusannya, pengadilan mengatakan, Wu pantas mendapat hukuman 'berat'

mengingat jumlah dana yang digunakan. Hukuman mati itu masih akan ditinjau oleh

Mahkamah Agung China, sesuai dengan peraturan hukum China.

Page 280 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Pihak berwenang menangkap Wu pada 2007. Dia pertama kali dinyatakan bersalah pada

Desember 2009 dan kemudian diadili kembali sejak April tahun lalu setelah dia mengajukan

banding.

[Non-text portions of this message have been removed]

Afghanistan War: US Fight Against Humanity – OpEd

Written by: Press TV

January 22, 2012

By Anthony Mathew Jacob

God bless Washington, by the Grace of Osama, Afghanistan was occupied and with the

blessings of Obama the occupation continues. It all began with the 9/11 attacks, U.S lost

about 3,000 innocent civilians to these attacks and Afghanistan, millions.

Ten years have gone by and the count is still on. Thanks to Bush and all those who supported

him in this war, most Afghans leave their homes without the hope of returning. It is either the

Taliban‘s bullets, the air-strikes by allied forces, or the U.S drones that will give them a free

ticket to heaven. And those Afghans who are at home are either children or those already

handicapped by Bush‘s ‗war on peace‘ (oops! terror).

I wonder what a mother would tell her child who is waiting for the father to return home and

he doesn‘t. I pity the parents who wait the whole day to hear the knock at the door but

instead hear a blast on the street and realize that their child was one of those killed.

The nights are no better in Afghanistan; your house might be bombed or raided under the

pretext of you being a suspected militant. If you are lucky enough to survive the shelling and

night-raids, you will be sent to Guantanamo for a minimum of 5 to 6 years or until they realize

you are innocent. This is Afghanistan, the result of the decade long ‗War on terror‘.

Sadly, there have been no databases on casualties for the entire ten year long war. U.S

General Tommy Franks once said about Afghanistan: ―You know we don‘t do body counts‖.

And I don‘t blame them for that, they are so busy with killing, maiming and destroying that it

will hardly give them any time to count their good deeds. But God is great; he‘ll do the

counting for them.

The U.S dropped around 1,228 cluster bombs (containing 248,056 bomblets) between

October 2001 and March 2002. The effects of these bombs were so disastrous that the U.S

was forced to stop using them in Afghanistan; later most of these bombs were either

removed or destroyed.

Apart from those civilians who were immediately killed by such bombs, civilians like you and

me continue to be killed by bomblets that failed to detonate on impact.

However, airstrikes and drone attacks by western forces account for majority of civilian

deaths. The airstrikes have often targeted civilian homes and lives. Unfortunately,

innumerable civilians are still killed in the cross-fire between the militants and armed forces.

Countless of them are shot dead mistaken to be terrorists; many such attacks have also

targeted women and children. The Afghan media has also reported many deliberate civilian

killings by the U.S forces who later posed with the bodies as though they were trophies of war.

Apart from the direct effects of war, there are many untold and immeasurable indirect

effects of war which include poverty, unemployment, hunger, malnutrition, rise in mortality

rates, physical disabilities and psychological disorders. It‘s difficult to analyze who won this

war, but the ones who lost are certainly the poor and innocent civilians like you and me.

The only Americans and Britons who appear to have won this war are the politicians, arms

dealers, lobbyists and those belonging to the 1%. The remaining 99% were just victims of their

respective governments‘ lies, financial mismanagement, and catastrophic foreign policies.

After a decade long war, The White House has decided to hold negotiations with the

militants. The reports of the removal of Mullah Omar‘s name from the U.S list of most wanted

terrorists show Washington‘s hypocrisy in fighting terror. There have been several meetings

between U.S officials and Mullah Omar‘s representatives, who are headed by Tayyib Agha,

an aide to the Afghan Taliban leader, in Germany and Qatar over the past months.

Page 281 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

According to informed sources The United States reportedly plans to release Mullah

Mohammed Fazl, a top Taliban commander and high-risk detainee, who has been held at

the U.S military prison at Guantanamo Bay, Cuba since early 2002. The potential release,

which has been described as an alleged attempt to facilitate peace talks between the

militants and Kabul, comes despite Fazl being accused of human rights abuses.

The freedom loving Britain has also held talks with Abdul Salaam Zaeef, in London. Zaeef who

was a member of the Taliban government in Afghanistan before September 11 is reportedly

close to the Taliban leader Mullah Omar and is considered to be a liaison in negotiations with

senior Taliban commanders. According to analysts the British government is now holding talks

with the Taliban without the former preconditions that demanded they end their armed

struggle, stop connections with al-Qaeda and act within the constitution of Afghanistan.

In an interview with Press TV, a member of Afghan High Peace Council Mohammad Akbari

said the US has failed to keep promises of bringing peace and security to Afghanistan after a

decade of war in the country. He added that US talks with the Taliban also aim to weaken

the government of Afghan President Hamid Karzai. For more than a year, the US and Taliban

officials have secretly negotiated the opening of a Taliban office in Qatar in return for the

release of Taliban high-ranking prisoners.

It is no secret that Saudi Arabia was one the main sponsors of the 9/11 attacks and still

remains the main supporter of the Wahhabi fundamentalists all over the world. Despite this,

the autocratic Saudi monarchy remains an important U.S ally. The Saudi petro-dollars are

used for buying American weapons for arming these terrorists all over the world and the

peace-loving American regimes then wage wars to fight these terrorists under the pretext of

the ‗War on terror‘.

The victims of these games are civilians in Afghanistan, Iraq and Pakistan…

Actions speak louder than words, despite all their claims of democracy, freedom and human

rights, the U.S, Britain and their western allies have only plundered the nations they have

claimed to save. They have taken all that they could lay their hands on…be it money, oil,

resources and more than anything life.

If ever they have given anything, it is calamities and sufferings coupled with cultural, political

and ideological bankruptcy.

I sincerely thank them on behalf of Japan, Vietnam, India, Pakistan, Iraq, Iran, Somalia and

Afghanistan, etc.

The ‗Weapons of Mass destruction‘ for which Iraq was attacked was never found and the

Osama Bin Laden for whom Afghanistan was attacked was finally found in Pakistan.

The American presidents and their disastrous foreign policies over these years remind me of a

beautiful quote: ―How many are the objects of lessons, how few the taking of lessons‖. Hazrat

Ali (PBUH)

About the author:

Press TV

Press TV is a 24-hour English language global news network owned by Islamic Republic of Iran

Broadcasting (IRIB). Its headquarters are located in Tehran, Iran. Press TV carries news analysis,

documentary talk shows and sports news worldwide with special focus on West Asia, Central

Asia, and the Middle East.

http://www.smh.com.au/world/female-circumcision-fear-as-fundamentalists-roll-back-

womens-rights-20120124-1qflv.html

Female circumcision fear as fundamentalists roll back women's

rights

January 25, 2012

Page 282 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

"This practice constitutes one of the most inhumane and degrading forms of violence against

women" ... United Nations High Commissioner for Human Rights, Navi Pillay Photo: AP

Maldives women face more repression under a rising tide of religious fundamentalism, reports

Ben Doherty from Male.

When the United Nations High Commissioner for Human Rights, Navi Pillay, visited the Maldives

late last year, she urged that the practice of flogging women for having sex outside marriage

- while very rarely punishing men for the same - should be abolished.

''This practice constitutes one of the most inhumane and degrading forms of violence against

women,'' she told local reporters then.

The response was as fierce as it was unexpected. The next day protesters rallied outside the

UN building, carrying placards that read ''Ban UN'' and ''Islam is not a toy'' and threatened to

''Flog Pillay''. A website later promised to ''slaughter anyone against Islam''.

Advertisement: Story continues below

Similar protests have followed, and a growing religious divide between moderate and

fundamentalist Muslims - constitutionally, all Maldivians are obliged to follow Islam - has led

many to question the direction of religion in the Maldives and, in particular, the place of

women in Maldivian society.

In an interview with the Herald, the Maldivian President, Mohamed Nasheed, conceded an

emergent religious fundamentalism had changed the way women were viewed, and

treated, in his country.

He said he was distressed by religious groups who campaigned for girls to be circumcised or

to be kept home from school.

''We were a matriarchal society. Our inheritance, also, in the past was from women. But, with

a new kind of radical Islam, the perceptions some of them have on women are not familiar to

many Maldivians,'' Mr Nasheed said.

Anecdotal reports suggest female circumcision is undergoing a resurgence in the Maldives,

particularly on the outer islands, where local imams hold significant influence.

Shadiya Ibrahim, member of the newly formed Gender Advocacy Working Group and a

long-time campaigner for women's rights, said Maldivian society was growing more

oppressive towards women.

''Being a woman is harder now. The religious Wahhabist scholars preach more forcefully than

anyone else can. They have this backing of religion as a tool.

''No one can make the argument to have a more liberal, a more positive attitude towards

women. Day by day, it is becoming harder for women to live in this country,'' she said.

Ms Ibrahim said women were excluded from positions of power, from taking jobs and even

from education, particularly beyond primary level.

Page 283 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

The practice of flogging women for extramarital sex was common across the Maldives, she

said.

''It happens everywhere. Normally, this punishment is given when you give birth, which is why

it is almost always women. If you have 140-odd women being flogged, you have only two or

three men.'' The flogging is public and done with a paddle or a cane, and is intended more

to humiliate than to cause serious injury.

Ms Ibrahim said flogging was accepted by many Maldivians, and there were other, more

serious issues emerging, including a growing number of instances of sexual violence.

''This week, there have been two cases of a gang rape of [a] minor, one 16-year-old, one 12-

year-old and, very often, while there is an effort to catch the perpetrators, eventually, the

media will turn it into 'the girl was wearing this', 'the girl had gone there','' he said.

Domestic violence is common. A nationwide survey done in 2007 found one in three

Maldivian women had been abused, sexually or physically.

Aneesa Ahmed, president of advocacy organisation Hope for Women, said a domestic

violence bill before the Maldivian parliament would raise awareness of an issue rarely

discussed in the Maldives. But the legislation has been stuck in parliament more than 14

months. Only five of the Maldives' 77 parliamentarians are women.

Ms Ahmed said Maldivian women's control over their lives was being eroded. ''Men in the

Maldives feel that the women's role is reproductive and in the home. That's what women

should do and that's all we should do.'

Read more: http://www.smh.com.au/world/female-circumcision-fear-as-fundamentalists-roll-

back-womens-rights-20120124-1qflv.html#ixzz1kUx0z6gv

http://www.physorg.com/news/2012-01-flights-rerouted-massive-solar-storm.html

Flights rerouted as massive solar storm slams Earth

This January 23, 2012 image provided by NASA, captured by the Solar Dynamics Observatory,

shows a solar flare erupting on the Sun's northeastern hemisphere at 03:49 UT. Solar radiation

from a massive sun storm -- the largest in nearly a decade -- collided with the Earth's

atmosphere on Tuesday, prompting an airline to reroute flights and skywatchers to seek out

spectacular light displays.

Solar radiation from a massive sun storm -- the largest in nearly a decade -- collided with the

Earth's atmosphere, prompting an airline to reroute flights and skywatchers to seek out

spectacular light displays.

Advertise On Google - Get a Free Rp 300.000 Voucher & Drive More Traffic to Your Website. -

www.Google.com/AdWords

US carrier Delta Air Lines said it had adjusted flight routes for transpolar journeys between Asia

and the United States to avoid problems caused by the radiation storm, a spokesman said.

NASA confirmed the coronal mass ejection (CME) began colliding with Earth's magnetic field

around 10:00 AM (1500 GMT) Tuesday, adding that the storm was now being considered the

largest since October 2003.

Radiation storms are not harmful to humans, on Earth at least, according to the US space

agency. They can, however, affect satellite operations and short wave radio.

The storm's radiation, likely to continue bombarding Earth's atmosphere through Wednesday,

and its possible disruption to satellite communications in the polar regions prompted the flight

rerouting, airline officials said.

An Aurora borealis is pictured near the city of Tromsoe, northern Norway

Enlarge

An Aurora borealis is pictured near the city of Tromsoe, northern Norway. Solar radiation from

a massive sun storm -- the largest in nearly a decade -- collided with the Earth's atmosphere

on Tuesday, prompting an airline to reroute flights and skywatchers to seek out spectacular

light displays.

Page 284 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Atlanta-based Delta, the world's second largest airline, said "a handful" of routes had their

journey adjusted "based on potential impact" of the solar storm on communications

equipment, spokesman Anthony Black told AFP.

Routes from Hong Kong, Shanghai and Seoul took a more southerly route after the solar flare

erupted on Sunday.

The airline said it would continue to monitor solar activity before return flights to their normal

routes.

Due to the unusual intensity of the photons raining on Earth, the spectacular aurora borealis --

the stunning "Northern Lights" display -- which is often seen closer to the Arctic pole at this

time of year, has been seen as far south as Scotland and northern England, and at lower

latitudes in the United States.

The event started late Sunday with a moderate-sized solar flare that erupted right near the

center of the Sun, said Doug Biesecker, a physicist with the National Oceanic and

Atmospheric Administration Space Weather Prediction Center.

IRAN

Uni Eropa menyatakan, sanksi pembelian minyak Iran itu tidak akan diberlakukan hingga

bulan Juli mendatang. (Refleks: Andaikata sekarang juga RII menghentikan ekspor

minyaknya ke Eropa, bagaimana? Bertampah parah ekonomi Eropa, bukan?)

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya kepada G20 memperingatkan bahwa

jika impor minyak dari Iran dihentikan akibat sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat dan

Uni Eropa, maka harga minyak mentah dunia diperkirakan akan melonjak 20 hingga 30

persen.

Dalam laporan yang dirilis Rabu (25/1) itu dijelaskan bahwa eskalasi tekanan Barat terhadap

Iran atas program nuklirnya, menjadi ancaman serius bagi perekonomian dunia yang saat ini

sudah tergelincir. IMF dalam laporannya menekankan bahwa sanksi meluas minyak mentah

Iran itu berarti penghapusan satu setengah juta barel minyak mentah perharinya dari pasar

dunia. Padahal tidak satu negara pengekspor minyak pun di dunia yang mampu menutupi

kekosongan tersebut, terlebih lagi dalam kondisi saat ini.

Paramenteri luar negeri Uni Eropa pada 23 Januari lalu dalam sidang di Brussel menetapkan

sanksi-sanksi anti-Iran. Sanksi tersebut mencakup larangan pembelian minyak dan produk

petroleum dari Iran. Akan tetapi, akibat kekhawatiran atas dampak global sanksi itu

terhadap perekonomian Barat, Uni Eropa menyatakan, sanksi pembelian minyak Iran itu

tidak akan diberlakukan hingga bulan Juli mendatang.

Permintaan pasar minyak Eropa dari impor minyak Iran saat ini mencapai 18 persen.

Masalah yang riuh dibahas saat ini adalah berbagai dampak dari sanksi minyak Iran tersebut

bahkan hingga ke sidang Davos, Swiss, dan Forum Ekonomi Dunia.

Christophe de Margerie, direktur manajer perusahaan minyak Total Perancis pada hari

pertama sidang Davos menilai sanksi baru Eropa anti-Iran itu tidak akan efektif seraya

mengatakan, "Benar bahwa kita telah memutus pembelian minyak dari Iran akan tetapi

minyak negara tersebut akan menemukan pembeli lain." Menurut Christophe bahkan

mungkin Iran dapat menemukan pembeli baru yang lebih baik.

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, kepada pihak penentang program nuklir

Iran memperingatkan bahwa tidak ada opsi pengganti solusi damai dalam program nuklir

Tehran. Ban menambahkan bahwa penggunaan literatur keras, provokatif, serta ancaman

terhadap Iran tidak akan bermanfaat.

Selama bertahun-tahun Barat berupaya menjegal berlanjutnya aktivitas nuklir dan

pengayaan uranium Iran dengan menebar politik sanksi, boikot, ancaman, dan represi

melalui Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Pemaksaan politik irasional terhadap Iran itu pada hakikatnya merupakan penistaan

terhadap hak negara-negara di bidang nuklir dan penistaan terhadap Traktat Non-Proliferasi

Nuklir (NPT). (IRIB Indonesia/MZ/NA)

Arundhati Roy on India: Time for ghosts to play

Page 285 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

From a new article by Arundhati Roy:

―Capitalism‘s real gravediggers, it turns out, are not Marx‘s revolutionary proletariat but its

own delusional cardinals, who have turned ideology into faith. They seem to have trouble

comprehending reality or grasping the science of climate change, which says, quite simply,

that capitalism (including the Chinese variety) is destroying the planet.―

This article appeared in Financial Times

Beware the „gush-up gospel‟ behind India‟s Billionaires

by Arundhati Roy

January 13,2012

Is it a house or a home? A temple to the new India, or a warehouse for its ghosts? Ever since

Antilla arrived on Altamount Road in Mumbai, exuding mystery and quiet menace, things

have not been the same. ―Here we are,‖ the friend who took me there said, ―pay your

respects to our new ruler.‖Antilla belongs to India‘s richest man, Mukesh Ambani. I‘d read

about this, the most expensive dwelling ever built, the 27 floors, three helipads, nine lifts,

hanging gardens, ballrooms, weather rooms, gymnasiums, six floors of parking, and the 600

servants. Nothing had prepared me for the vertical lawn – a soaring wall of grass attached to

a vast metal grid. The grass was dry in patches, bits had fallen off in neat rectangles. Clearly,

―trickle down‖ had not worked. But ―gush-up‖ has. That‘s why in a nation of 1.2bn, India‘s 100

richest people own assets equivalent to a quarter of gross domestic product.

The word on the street (and in The New York Times) is, or at least was, that the Ambanis were

not living in Antilla. Perhaps they are there now, but people still whisper about ghosts and bad

luck, vastu and feng shui. I think it is Marx‘s fault. Capitalism, he said ―has conjured up such

gigantic means of production and of exchange, it is like the sorcerer who is no longer able to

control the powers of the nether world whom he has called up by his spells.‖ In India, the

300m of us who belong to the new, post-‖reforms‖ middle class – the market – live side by side

with the ghosts of 250,000 debt ridden farmers who have killed themselves, and of the 800m

who have been impoverished and dispossessed to make way for us. And who survive on less

than 50 cents a day.

Mr. Ambani is personally worth more than $20bn. He has a controlling majority stake in

Reliance Industries Limited (RIL), a company with a market capitalization of Rs2.41tn($47bn)

and an array of global business interests. RIL has a 95 per cent stake in Infotel, which a few

weeks ago bought a major share in a media group than runs television news and

entertainment channels. Infotel owns the only national 4G broadband license. He also has a

cricket team.

RIL is one of a handful of corporations, some family-owned, some not, that run India. Some of

the others are Tata, Jindal, Vedanta, Mittal, Infosys, Essar and the other Reliance (ADAG)

owned by Mukesh‘s brother Anil.Their race for growth has split across Europe, central Asia,

Africa and Latin America. The Tatas, for example, run more than 100 companies in 80

countries. They are one of India‘s largest private-sector power companies.

Since the cross-ownership of businesses is not restricted by the ―gush-up gospel‖ rules, the

more you have, the more you can have. Meanwhile scandal after scandal has exposed, in

painful detail, how corporations buy politicians, judges, bureaucrats and media houses,

hollowing out democracy, retaining only its rituals. Huge reserves of bauxite, iron ore, oil and

natural gas worth trillions of dollars were sold to corporations for a pittance, defying even the

twisted logic of the free market. Cartels of corrupt politicians and corporations have colluded

to underestimate the quantity of reserves, and the actual market value of public assets,

leading to the siphoning off of billions of dollars of public money.

Then there‘s the land grab – the forced displacement of communities, of millions of people

whose lands are being appropriated by the state and handed to private enterprise. (The

concept of inviolability of private property rarely applies to the property of the poor.)

Mass revolts have broken out, many of them armed. The government has indicated that it will

deploy the army to quell them. Corporations have their own sly strategy to deal with dissent.

With a minuscule percentage of their profits they run hospitals, educational institutes and

trusts, which in turn fund NGO‘s, academics, journalists, artists, film-makers, literary festivals

and even protest movements. It is a way of using charity to lure opinion-makers into their

Page 286 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

sphere of influence. Of infiltrating normality, colonizing ordinariness, so that challenging them

seems as absurd (or as esoteric) as challenging ―reality‖ itself. From here, it‘s a quick, easy

step to ―there is no alternative‖.

The Tatas run two of the largest charitable trusts in India. (They donated $50m to that needy

institution the Harvard Business School. ) The Jindals, with a major stake in mining, metals and

power, run the Jindal Global Law School, and will soon open the Jindal School of

Government and Public Policy. Financed by the profits from the software giant Infosys, the

New India Foundation gives prizes and fellowships to social scientists. Having worked out how

to manage the government, the opposition, the courts, the media and liberal opinion, what

remains to be dealt with is the growing unrest, the threat of ―people power‖. How do you

domesticate it? How do you turn protesters into pets? How do you vacuum up people‘s fury

and redirect it into blind alleys?

The largely middle-class, overtly nationalist anti-corruption movement in India led by Anna

Hazare is a good example. A round-the-clock, corporate sponsored media campaign

proclaimed it to be ―the voice of the people‖. It called for a law that undermined even the

remaining dregs of democracy.

Unlike the Occupy Wall Street movement, it did not breathe a word against privatization,

corporate monopolies or economic ―reforms‖. Its principal media backers successfully turned

the spotlight away from the huge corporate corruption scandals and used the public

mauling of politicians to call for the further withdrawal of discretionary powers from

government, for more reforms and more privatization.

After two decades of these ―reforms‖ and of phenomenal but jobless growth, India has more

malnourished children than anywhere else in the world, and more poor people in eight of its

states than 26 countries of sub-Saharan Africa put together. And now the international

financial crisis is closing in. The growth rate has plummeted to 6.9 per cent.

Foreign investment is pulling out. Capitalism‘s real gravediggers it turns out, are not Marx‘s

revolutionary proletariat but its own delusional cardinals, who have turned ideology into faith.

They seem to have difficulty comprehending reality or grasping the science of climate

change, which says, quite simply, that capitalism (including the Chinese variety) is destroying

the planet.

―Trickle down‖ failed. Now ―gush-up‖ is in trouble too. As early stars appear in Mumbai‘s

darkening sky, guards in crisp linen shirts with crackling walkie-talkies appear outside the

forbidding gates of Antilla. The lights blaze on. Perhaps it is time for the ghosts to come out

and play.

[Non-text portions of this message have been removed]

----- Forwarded Message -----

From: Tatiana Lukman <[email protected]>

To: "[email protected]" <[email protected]>

Sent: Friday, January 27, 2012 2:31 PM

Subject: Re: [GELORA45] Tatiana ==> ABC Marxisme

Jawaban saya kepada Chan.

Chan

Bagaimanakah seharusnya memperlakukan pertentangan pendapat yang tentu setiap saat

akan terjadi didalam Partai Komunis? Bukankah itu seharusnya dikategorikan Kontradiksi

Dikalangan Rakyat dengan mengutamakan adu argumentasi dan pendidikan? Tapi dalam

kenyataan dengan mudahnya menjadi "Kontradiksi Dengan Musuh", melakukan

pengganyangan pribadi orang yang beda pendapat, bahkan boleh diperlakukan tidak

sebagai manusia layaknya

Tatiana:

Masalah dua macam sifat kontradiksi ( kontradiksi di kalangan rakyat atau dengan musuh)

sudah pernah saya singgung dalam jawaban saya dulu. Menurut pendapat saya, sifat

kontradiksi tergantung kepada MASALAH APA yang menjadi kontradiksi. Kalau kontradiksi

timbul karena perbedaan pendapat dalam soal garis, strategi/taktik, haluan, arah yang

Page 287 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

harus diambil Partai. maka berarti penyelesaian kontradiksi mempunyai arti yang

menentukan bagi Partai itu.

Misalnya kontradiksi antara garis revisionis dan garis Marxis-Leninis adalah sebuah kontradiksi

yang tidak bisa didamaikan, artinya dari segi garis itu sendiri, kontradiksi bersifat dengan

musuh. Ini tidak berarti OTOMATIS orang yang membawa pikiran revisionis itu serta merta

dianggap musuh. Kalau dalam proses perjuangan dua garis melalui kritik-otokritik, mereka

yang berpandangan revisionis bisa diyakinkan akan tidak betulnya garis revisionis itu, dan

kemudian dalam praktek tidak berusaha untuk mempropagandakan atau menjalankan

pandangannya yang revisionis, dan tidak berusaha menyabot pelaksanaan garis yang M-L,

ya untuk periode itu bisa dikatakan kontradiksi diselesaikan dengan kemenangan garis M-L

dan tidak terjadi perpecahan Partai atau pemecatan mereka yang membawa garis

revisionis. Itu adalah solusi yang paling ideal. Tapi kenyataan tidak selalu begitu.

Contoh kongkrit, ketika Li-lisan melakukan kesalahan oportunis kiri, setelah terjadi kritik-

otokritik, dia dicopot dari kedudukannya, tapi tidak dipecat, bahkan masih terus duduk

sebagai anggota CC. Sebaliknya dengan Wang ming atau Chang kuotao, kontradiksi

berakhir dengan pemecatan, karena sikap mereka yang berlainan dengan sikap Li-lisan.

Anda selalu menonjolkan ekses-ekses yang terjadi dalam RBKP dan menyalahkannya

kepada the ―gang of four‖ dan Mao, tanpa mempertimbangkan kenyataan bahwa RBKP

adalah sebuah gerakan massa yang sangat besar dan luas, sebuah perjuangan klas,

sebuah revolusi di mana dipertaruhkan soal hari depan sosialisme. Selalu anda merasa sakit

hati dan begitu iba terhadap ―penderitaan‖ Liu atau Deng atau pimpinan Partai atau

Negara yang menjadi sasaran RBKP (apalagi kalau kita lihat film-film anti RBKP di mana

diperlihatkan ―keganasan dan kekejaman‖ TPRT dan Garda Merah). Sama sekali anda tidak

mempertimbangkan atau melihat kenyataan bahwa banyak di antara pimpinan Partai dan

Negara yang menggunakan panji fikiran Mao justru untuk memukul Mao, membingungkan

massa, mengadu domba massa. Berkali-kali saya bilang, begitu kaum kiri pendukung Mao

kalah, terjadi penindasan kejam terhadap mereka. Yang kelihatan umum hanyalah

pengadilan terhadap the ―gang of four‖. Salahkah saya ketika saya bilang bahwa dalam

RBKP dipertaruhkan soal hari depan sosialisme? Kan kenyataan membuktikan. Pendukung

RBKP kalah, maka berubahlah haluan negara dan Partai Tiongkok!

Chan:

Bagaimana anda bisa menyatakan Mao menghianati asal klas petaninya dan borjuis-

kecilnya? TIDAK! Mao sama sekali tidak perlu menghianati asal klas PETANI dan dirinya

sebagai borjuis kecilnya, Mao justru sampai akhir hidupnya tetap membela kepentingan

PETANI dan borjuis kecil. Dari membagikan tanah untuk Petani penggarap sampai

memebentuk KOMUNE Rakyat maksudnya juga untuk memperbaiki kehidupan PETANI dan

borjuis kecilnya.

Tatiana:

Ah, tak saya sangka anda tidak mengerti arti ―mengkhianati asal klas‖ dan tidak bisa

membedakannya dengan ―membela kepentingan kaum tani‖! Yang dimaksud dengan

mengkhianati asal klasnya, adalah MENINGGALKAN/MEMBUANG IDEOLOGI,

MENCAMPAKKAN PANDANGAN DUNIA klas itu. Mao meninggalkan atau mengkhianati

IDEOLOGI BORJUIS KECIL/IDEOLOGI PETANI dan PANDANGAN DUNIA BORJUIS KECIL untuk

menganut IDEOLOGI PROLETAR dan PANDANGAN DUNIA PROLETAR!!

Seandainya Mao tidak berhasil mengatasi IDEOLOGI BORJUIS KECILNYA yang dia bawa sejak

kecil karena dia lahir, hidup dan dididik oleh lingkungan keluarga dan masyarakat borjuis

kecil, dia tidak akan berhasil memimpin revolusi Tiongkok melalui penterapan Marxisme-

Leninisme ke dalam situasi kongkrit Tiongkok. Tanpa IDEOLOGI DAN PANDANGAN

DUNIAPROLETAR, Mao tidak akan mampu menulis karya-karya filsafat besar seperti ―Tentang

Kontradiksi‖, ―Tentang Praktek‖. ―Dari mana datangnya fikiran yang tepat‖ dan sebagainya.

Di sinilah letaknya perbedaan antara orang-orang Trotski/ Internasional ke IV yang sampai

hari ini TIDAK MENGAKUI MAO SEBAGAI SEORANG MARXIS dengan orang-orang M-L yang

mengakui Mao sebagai seorang Marxis-Leninis. Pengikut Trotski bilang Mao adalah seorang

revolusioner borjuis kecil.

Page 288 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Tidak jarang kita juga mendengar orang bilang bahwa Marx dan Engels

meninggalkan/mengkhianati asal klasnya yaitu klas borjuis. Karena dua-duanya sama sekali

tidak berasal dari klas buruh!

Saya tidak pernah bilang bahwa Mao mengkhianati kepentingan kaum tani! Namun Mao

juga sadar bahwa penerusan dan pengkonsolidasian sosialisme memerlukan kaum tani

untuk MERUBAH PANDANGAN DUNIA BORJUIS KECILNYA! Dan secara perlahan-lahan melalui

pendidikan dan praktek produksi dan perjuangan klas mengerti, menerima dan akhirnya

menganut ideologi proletar. Dan ini merupakan sebuah proses yang sangat panjang. Kalau

kaum tani dibiarkan terus memupuk ideologi petani/borjuis kecilnya, maka itu sangat

membahayakan pembangunan sosialisme. Karena petani sebagai kekuatan/tenaga

produksi kecil, sesuai dengan watak klasnya akan melahirkan kapitalisme. Ideologi dan

pandangan dunia petani/borjuis kecil harus diperangi dan dikikis karena sama sekali tidak

menguntungkan pembangunan sosialisme. Dari situ datangnya dorongan Mao untuk

gerakan mengubah ideologi dan pandangan dunia (gai zao se siang).

Tidak bisakah anda melihat akan logisnya ajaran Mao bahkan sampai kepada RBKP?

Sekarang anda sendiri mengakui ―Dari membagikan tanah untuk Petani penggarap sampai

memebentuk KOMUNE Rakyat maksudnya juga untuk memperbaiki kehidupan PETANI (dan

borjuis kecilnya.)‖. Saya hapus ―dan borjuis kecilnya‖ karena tidak tepat ditaruh di situ. Yang

harus juga dimengerti adalah bahwa pembentukan KOMUNE RAKYAT bukan HANYA untuk

memperbaiki kehidupan kaum tani, tapi juga untuk perlahan-lahan menanamkan perasaan

kolektif dalam proses produksi dan kehidupan dan mengikis perasaan individualis yang ada

dalam ideologi borjuis kecil dan kebiasaan hidup petani. Nah, disini juga letak perbedaan

prinsip dengan garis Liu-Deng yang menentang politik didirikannya komune rakyat, karena

mereka ingin terus mengembangkan tenaga produksi kecil. Maka itu begitu Deng berkuasa,

segera dibongkarnya Komune Rakyat! Dari situ kelihatan dengan jelas dipraktekkannya

teorinya Deng tentang tenaga produksi. Deng sama sekali tidak tertarik atau memikirkan

tentang mengubah ideologi dan pandangan dunia borjuis kecil dari kaum tani, karena yang

ia tuju memang bukan sosialisme, melainkan kapitalisme!!! Lha, kan praktek dan kenyataan

sepenuhnya dari perkembangan Tiongkok sekarang membuktikan hal itu.

Saya kadang-kadang nggak habis pikir kok masih ada saja orang seperti anda yang tetap

ngotot tidak mau melihat kenyataan nyata di Tkk bahwa sistimnya sudah kapitalis seratus

persen! Suruh tunjukkan unsur-unsur sosialisnya, tidak bisa! Tapi terus bilang ―sosialisme

dengan karakteristik Tkk‖! Argumentasi satu-satunya yang anda ajukan hanya karena

Negara masih punya peranan memimpin, maka itu patut dibilang ―sosialis‖! Jadi pengertian

sosialisme direduksi begitu banyaknya dan begitu dalamnya sehingga yang ketinggalan

cuma ―negara masih mimpin‖. Sama sekali tidak bisa melihat adanya kapitalisme negara.

Saya masuki point nomer 3 yang anda ajukan. Tentang pertentangan antara garis Mao dan

Liu-Deng, Hinton menyatakan sebagai berikut:‖Right from the time of the launch of the NDR

(National Democartic Revolusion), the CCP had been divided into two major factions -- a

"proletarian" one, headed by Mao, and a "bourgeois" one, headed by Liu Shaoqi and Deng

Xiaoping; pre-liberation, the former was based in the liberated areas, while the latter was in

the KMT-dominated cities. After liberation in 1949, the two factions "merged as one

organisationally, but they never did merge ideologically".

Bernard d‖Mello menulis:‖

This led to a fundamental split over development strategy and policy ever since Mao took

China decisively on to the socialist road. It was on the eve of the GLF (Great Leap forward)

that Mao declared on 27 February 1957 ("On the Correction Handling of Contradictions

among the People"): ". . .the question of which will win out, socialism or capitalism, is still not

settled".

Hinton melanjutkan: "No policy, from either side, could be applied without contest", which

meant extreme friction between the two factions.

To blame Mao, then, for the struggle that ensued and for its outcome is unwarranted,

unrealistic, and unhistorical. Mao did what needed to be done given his social base [the rural

poor and the workers in the alliance he cultivated], while Liu did what he had to given his

social base. After a decade of conflict things came to a head in the Cultural Revolution. . . .

Mao had the upper hand politically. He was able to speak directly and mobilise hundreds of

millions of peasants and workers. But Liu had the upper hand organisationally. . . .

Page 289 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Chan:

Garis atau sistem apapun yang hendak ditegakkan dalam satu masyrakat, tidak bisa

tergantung pada seorang dua pimpinan saja, tapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana

sistem itu bisa langgeng berlangsung dan berlaku didalam masyarakat, sekalipun bergantian

pimpinan-pimpinan yang terjadi. Kalau Lenin bias pertahankan sistem Sosialisnya hanya

sampai Stalin kemudian berhasil keserobot dan buyar, itu namanya satu kegagalan dari

sistem sosialisme. Begitu juga kalau dikatakan Mao setelah meninggal tahjun 1976, tahun

1978 sudah keserobot oleh Deng yang dianggap penempuh jalan kapitalis, maka juga bisa

dikatakan itu kegagalan sistem sosialisme! Yang menurut saya, tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada.

Tatiana

Apa yang anda kemukakan di atas menunjukkan pandangan dan cara berpikir anda yang

mekanik, sama sekali tidak mengerti dan memahami kebenaran bahwa proses

pembangunan sosialisme adalah sebuah tahap sejarah yang panjang dan di mana masih

terus ada KONTRADIKSI KLAS DAN PERJUANGAN KLAS. Ha…ha…Emangnya Lenin dan Mao

―Tuhan‖ yang bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, bisa melanggengkan dan

menjamin apa yang mereka bangun tidak akan roboh, setelah mereka meninggal. Sangat

lucu sekali! Anda melihat pembangunan sosialisme seperti orang membangun rumah! Dan

melihat manusia-manusia yang ditinggal mati oleh Mao dan Lenin sebagai robot yang hidup

aman dan tenteram dalam ―rumah‖ yang sudah dibangun oleh Lenin dan Mao. Busyeeet….

Tulisan anda sering memperlihatkan seolah-olah anda tidak pernah menyentuh MDH dan

buku-bukunya Mao.

Anda tidak mampu menjawab tulisan-tulisan saya yang lalu , dan selalu tampil dengan

kesimpulan'kesimpulan umum dan dangkal tanpa didasari argumentasi apapun. Yah tak

ada gunanya membuang waktu lagi untuk bicara soal yang sama, sejak tahun yang lalu.

Anda mendukung apa yang ditulis oleh Suar Suroso. Ah, terus terus saya malas dan tak ingin

membuang waktu untuk memberi reaksi terhadap apa yang Suar tulis. Sudah dibuktikan, dia

juga tidak pernah mampu menjawab bantahan saya kepada tulisan-tulisannya yang sangat

menyesatkan dan memperlihatkan bagaimana piciknya pandangannya.

TL

________________________________

From: ChanCT <[email protected]>

To: [email protected]; Temu <[email protected]>; sastra <sastra-

[email protected]>

Sent: Tuesday, January 24, 2012 5:42 AM

Subject: Re: [GELORA45] Tatiana ==> ABC Marxisme

Mbak Tatiana yb,

Ditengah-tengah kesibukan anjangsono Tahun Baru Imlek, saya merebut sedikit waktu untuk

mengajukan pertanyaan setelah membaca uaraian anda dibawah ini.

1. Bagaimanakah seharusnya memperlakukan pertentangan pendapat yang tentu setiap

saat akan terjadi didalam Partai Komunis? Bukankah itu seharusnya dikategorikan Kontradiksi

Dikalangan Rakyat dengan mengutamakan adu argumentasi dan pendidikan? Tapi dalam

kenyataan dengan mudahnya menjadi "Kontradiksi Dengan Musuh", melakukan

pengganyangan pribadi orang yang beda pendapat, bahkan boleh diperlakukan tidak

sebagai manusia layaknya.

2. Anda mengatakan: "Tahu ngga persamaan antara Mao dan Khruschov? Mereka sama-

sama mengkhianati asal klasnya. Mao mengkhiananti asal klas petaninya/borjuis kecilnya

dan Khruschov juga mengkhianati asal klas buruhnya. Makanya Mao menjadi seorang Marxis

yang besar dan Khruschov menjadi pentolan revisionis modern!"Bagaimana anda bisa

menyatakan Mao menghianati asal klas petaninya dan borjuis-kecilnya? TIDAK! Mao sama

sekali tidak perlu menghianati asal klas PETANI dan dirinya sebagai borjuis kecilnya, Mao

justru sampai akhir hidupnya tetap membela kepentingan PETANI dan borjuis kecil. Dari

membagikan tanah untuk Petani penggarap sampai memebentuk KOMUNE Rakyat

maksudnya juga untuk memperbaiki kehidupan PETANI dan borjuis kecilnya.

Page 290 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

3. Lebih lanjut anda mengatakan: "Singkatnya bisa saya katakan, bahwa perbedaan

pendapat antara Mao dan Liu sudah sejak sebelum kemenangan Revolusi Tkk tahun 1949.

Seiring dengan semakin dalamnya perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi,

perbedaan pendapat itu juga semakin tajam. " Boleh anda tunjukkan pada saya, apa

perbedaan yang aterjadi antara Mao dan Liu ditahun 1949 itu? Yang anda katakan

perbedaan pendapat jadi makin tajam seiring dengan perubahan struktur ekonomi itu.

Padahal dalam kenyataan yang terjadi, pada tahun 1956 justru Mao mengundurkan diri

kegaris ke-2 dengan mempersilahkan Liu Shao Chi tampil kegaris depan, menjadi Presiden

RRT untuk memngatur pembangunan di TIongkok. Orang justru menafsirkan Liu sedang

dibimbing menjadi penerus Mao!

4. Garis atau sistem apapun yang hendak ditegakkan dalam satu masyrakat, tidak bisa

tergantung pada seorang dua pimpinan saja, tapi yang perlu dipikirkan adalah

bagaimana sistem itu bisa langgeng berlangsung dan berlaku didalam masyarakat,

sekalipun bergantian pimpinan-pimpinan yang terjadi. Kalau Lenin bisa pertahankan

sistem Sosialisnya hanya sampai Stalin kemudian berhasil keserobot dan buyar, itu

namanya satu kegagalan dari sistem sosialisme. Begitu juga kalau dikatakan Mao

setelah meninggal tahjun 1976, tahun 1978 sudah keserobot oleh Deng yang

dianggap penempuh jalan kapitalis, maka juga bisa dikatakan itu kegagalan sistem

sosialisme! Yang menurut saya, tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Saya lebih

setuju dengan pernyataan bung Suar, "Marxisme dinyatakan PUNAH, malah

BERKIPRAH!" Melihat makin jaya dan keberhasilan pembangunan ekonomi Tiongkok

sekarang ini, ... Atau kembali pada pertanyaan: "Bagaimana cara melanggengkan

SISTEM SOSIALISME yang tepat itu?" Kan tidak bisa dikatakan hanya gagal dalam

menetapkan PENERUS? Mao semula menetapkan Liu untuk penerusnya, ternyata

kemudian dituduh "PENEMPUH JALAN KAPITALIS". Lalu saat RBKP menetapkan Lin Piao,

bahkan sudah ditegakkan dalam Anggaran Dasar melalui Kongres PKT ke-9, ternyata

membelot ke USSR mati terjungkel di Mongolia, lalu mencoba menampilkan Wang

Hong-wen, anak muda buruh Shang Hai, ... ternyata juga terlibat dalam "Gang Of

Four" yang mencelakakan banyak orang itu. Dan saat menjelang Mao

menghembuskan nafas terakhir, menunjuk Hua Kuo-feng sebagai penerusnya, yang

dikatakan: "Saya merasa tenang dengan yang anda kerjakan".

Ternyata juga bukan pemimpin yang baik-baik, ... Juga TIDAK BERHASIL!

Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa seorang pemimpin yang baik lahir dari perjuangan

itu sendiri!

Bukan dan tidak bisa ditunjuk oleh seorang saja, siapapun dia!

Salam,

ChanCT

----- 原始郵件-----

寄件者: Tatiana Lukman

收件者: Gelora ; Temu ; sastra

傳送日期: 2012年1月21日 17:41

主旨: [GELORA45] ABC Marxisme

Sdr. Indra Wijaya yb,

Saya minta maaf baru sekarang bisa menjawab permintaan saudara.

Rasa ingin tahu memang selalu mendorong orang untuk membaca dan mencari informasi

lebih banyak. Tak diragukan, itu sebuah kwalitas yang positif.

Jawaban kepada beberapa pertanyaan anda, saya pikir, akan lebih baik dan lebih

memuaskan kalau dijawab oleh kawan-kawan yang pernah langsung berkecimpung dalam

periode-periode perjuangan konkrit di tanah air. Saya akan mencoba menjawabnya sesuai

dengan pengetahuan yang saya dapat dari buku-buku dan pengalaman yang masih

pendek dan juga pelajaran yang saya tarik dari kontak dan hubungan yang terus saya

pertahankan sampai sekarang dengan orang-orang pergerakan.

Saya tidak tahu dari dokumen yang mana anda dapatkan kutipan tentang orang yang

masuk partai karena ingin mendapatkan posisi atau potongan roti lebih besar. Tapi yang

jelas, gejala yang dikemukakan dalam kutipan itu memang terjadi dan akan terus terjadi.

Besar kecilnya gejala itu sangat tergantung kepada situasi objektif di mana Partai itu hidup

Page 291 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dan berkembang dan bentuk perjuangan pokok yang diambil oleh Partai tersebut. Sebuah

Partai yang berjuang dalam keadaan damai, aman dan tenteram akan ―mengundang‖

masuknya orang-orang ke dalam Partai untuk mencapai tujuan pribadi yang sama sekali

tidak ada hubungannya dengan pengabdian kepada Partai dan rakyat. Sebaliknya, sebuah

Partai yang menghadapi penindasan kejam dan dikejar-kejar oleh klas yang berkuasa akan

membuat orang berpikir dua kali sebelum masuk Partai karena dia tahu apa yang akan

dihadapinya.

Dalam kasus PKT di bawah pimpinan Mao dan PKUS di bawah pimpinan Lenin dan Stalin,

saya pikir keadaan perjuangan kongkrit pada masa itu secara relatif tidak ―menguntungkan‖

orang-orang yang masuk Partai. Maksud saya tidak ―menguntungkan‖ adalah mereka yang

mau menjadi anggota Partai tahu akan konsekwensi berat dan pengorbanan sampai hilang

nyawa yang diharapkan dari mereka (dari situ datangnya prestise dan nama harum

anggota dan kader Partai di mata rakyat). Secara umum bisa dikatakan tidak ada ―posisi

yang enak‖, atau ―roti yang lebih besar‖ yang menanti mereka. Setelah kemenangan

perang pembebasan pun, di mana keadaan perjuangan menjadi damai dan aman, Mao

tetap mengajar anggota dan kader Partai untuk selalu siap mengambil tugas yang paling

berat, yang paling membutuhkan pengorbanan dan dengan demikian memberi contoh

kepada rakyat. Maka itu selama RBKP Mao mendorong gerakan belajar kepada Lei Feng,

kepada Wang chie, kepada kaum buruh tambang Da ching, kepada kaum tani komune

rakyat Da chai. Karena ketika itu, pengertian Partai adalah detasemen yang paling maju

dari klas proletar yang bertugas memimpin rakyat untuk melancarkan revolusi demokrasi

baru dan revolusi sosialis. Untuk bisa menjadi bagian dari detasemen yang paling maju dari

klas proletar, dengan sendirinya orang harus bersedia untuk mengikuti pendidikan dan turut

langsung dalam proses perjuangan klas untuk merubah pandangan dunia yang ia miliki dari

klas asalnya (pada umumnya borjuis kecil) dan mengambil pandangan dunia proletar.

Proses merubah pandangan dunia makan waktu panjang sekali, bisa juga dikatakan seumur

hidup, karena selama masyarakat di mana ia hidup masih merupakan masyarakat yang

berklas, maka pengaruh adat, kebiasaan, cara berpikir dan pikiran borjuis dan borjuis kecil

akan terus ada. Dari situ datangnya ajaran Mao tentang perjuangan dua garis yang akan

selalu ada dalam Partai sebagai pencerminan dari perjuangan klas yang ada dalam

masyarakat.

Oleh karena itu saya tidak akan membuat formulasi ―karena Stalin memusuhi Trotski‖ atau

―Mao memusuhi Liu‖. ―Permusuhan‖ itu bukan dalam arti pribadi. Pertentangan antara Stalin

dan Trotski disebabkan karena pandangan atau garis politik mereka yang berbeda secara

prinsip. Demikian juga antara Mao dan Liu. Maka itu masing-masing mereka punya pengikut.

Saya tidak tahu apakah anda mengikuti dan membaca semua tulisan saya dan beberapa

teman lainnya dalam rangka perdebatan tentang Tiongkok, Mao dan RBKP yang sudah

berjalan lebih dari satu tahun. Singkatnya bisa saya katakan, bahwa perbedaan pendapat

antara Mao dan Liu sudah sejak sebelum kemenangan Revolusi Tkk tahun 1949. Seiring

dengan semakin dalamnya perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi, perbedaan

pendapat itu juga semakin tajam. Mao ingin terus mengkonsolidasi pembangunan sosialis

melalui reform-reform sosialis yang dengan sendirinya memperuncing kontradiksi dengan klas

borjuasi yang sudah direbut kekuasaannya tapi tetap exist dalam masyarakat sedangkan Liu

ingin memperpanjang terus periode toleransi kepada klas borjuasi (kalau anda baca

pendapat sdr. Chan dalam perdebatan itu, akan jelas sekali bagaimana pandangan

seseorang yang mendukung dan berpihak kepada jalan kapitalisnya Liu dan Deng), maka

itu dia menyabot reform-reform sosialisnya Mao melalui pelaksanaan dari proyek-proyeknya

sendiri.

Perbedaan pendapat antara Stalin dan Trotski yang paling pokok, ini yang saya ketahui,

tercermin dalam teori Revolusi Permanen melawan ide Stalin tentang mungkinnya

didirikannya sebuah negeri sosialis di satu negeri. Salah satu isi pokok dari teori revolusi

permanennya Trotski menginginkan supaya setelah Revolusi Oktober 1917 menang di

Rusiamaka revolusi harus didorong terus untuk meletus di negeri-negeri lain dan dunia karena

ia menganggap sosialisme tidak mungkin survive di satu negeri. Namun kenyataan

menunjukkan keberhasilan Stalin dalam membangun dan mengkonsolidasi pembangunan

sosialisme yang memungkinkan Soviet Unie tidak saja mempertahankan sistim sosialisme di

tanah airnya tapi juga mengalahkan fasisme Hitler. Sementara itu Trotksi dan pengikutnya

sama sekali tidak mengakui keberhasilan Stalin dan tidak menganggap masyarakat yang

dibangun itu sebagai sosialisme. Jadi salah satu kegiatan dari kaum Trotski sampai sekarang

Page 292 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

adalah dengan menggunakan semua cara dan argumentasi untuk menentang dan

menghitamkan apa yang dibangun oleh Stalin.

Kemenangan revolusi di Tiongkok, Vietnam Utara, Korea Utara dan Kuba, semuanya

membuktikan mungkinnya kemenangan dan pembangunan sosialisme di satu negeri. Kalau

mengikuti keinginan subjektif, ya alangkah senangnya kalau revolusi bisa serentak

dilancarkan dalam skala dunia. Namun kenyataan sama sekali jauh dari keinginan subjektif.

Keadaan kongkrit ekonomi, sosial, politik dan perkembangan kekuatan progresif dan

revolusioner tiap negeri sangat berbeda-beda. Dalam barisan kiri pun banyak perbedaan

pendapat yang harus diselesaikan untuk mencapai persatuan dalam proses perjuangan klas

itu sendiri. Tidak mungkin mengharapkan pecahnya revolusi di berbagai negeri secara

serentak atau terus menerus dan bersambungan, apalagi revolusi dunia. Ini tidak berarti

negeri yang sudah menang tidak mempunyai kewajiban untuk memberi solidaritas dan

bantuan kongkrit kepada rakyat negeri-negeri lain yang masih dalam proses panjang untuk

memenangkan revolusinya. Itulah yang dikerjakan oleh Soviet Unie di bawah Stalin dan juga

Tiongkok di bawah Mao.

Pandangan penting lainnya dari Trotski adalah penolakannya untuk mengakui bahwa kaum

tani mempunyai peranan sangat penting, bahkan pokok, dalam revolusi nasional demokratis

dan juga dalam pembangunan/ revolusi sosialis. Trotski menganggap kaum tani sangat

terbelakang, pasif dan tak mungkin menjadi sekutu bagi revolusi nasional demokratis. Sikap

ini sangat bertentangan dengan Lenin yang mengakui pentingnya peranan kaum tani dan

keharusan kaum buruh untuk membentuk persekutuan dengan mereka. Dari situ juga

datangnya sikap kaum Trotski yang terus menolak untuk mengakui keberhasilan Mao dalam

memenangkan revolusi demokrasi baru dan pembangunan sosialis. Bagi Trotski anggota

partai komunis harus datang dari kalangan kaum buruh. Kaum tani tidak bisa jadi komunis.

Karena mayoritas anggota PKT dan Mao sendiri berasal dari kaum tani, maka kaum Trotski

tidak dapat menganggap Mao sebagai seorang Marxis, melainkan sebagai borjuis kecil.

Padahal kenyataan membuktikan asal klas memang penting tapi tidak menentukan. Lagi

pula ideologi proletar tidak otomatis ada di setiap buruh. Ideologi proletar hanya bisa

tertanam pada diri seseorang melalui pendidikan dan partisipasi langsung dalam

perjuangan klas.

Tahu ngga persamaan antara Mao dan Khruschov? Mereka sama-sama mengkhianati asal

klasnya. Mao mengkhiananti asal klas petaninya/borjuis kecilnya dan Khruschov juga

mengkhianati asal klas buruhnya. Makanya Mao menjadi seorang Marxis yang besar dan

Khruschov menjadi pentolan revisionis modern!

Kembali kepada masalah Trotski. Saya sendiri pernah terlibat langsung dalam perdebatan

dengan seorang anggota partai Trotski Australia tentang revolusi Tiongkok dan Mao. Dari situ

saya bisa menyaksikan sendiri bagaimana pikiran dan pandangan seorang pengikut Trotski.

Dari situ juga datangnya keyakinan bahwa sebuah partai yang berlandaskan kepada

pikiran-pikiran Trotski tidak akan bisa memimpin revolusi di sebuah negeri setengah jajahan

setengah feodal di mana kaum tani merupakan mayoritas penduduknya. Ketidak

percayaan dan pandangan yang merendahkan kaum tani adalah salah satu faktor yang

membuat orang mengambil pandangan bahwa untuk mencapai sosialisme, masyarakat

setengah jajahan setengah feodal itu harus melewati tahap kapitalisme dulu supaya kaum

tani berubah menjadi kaum buruh. Setelah kaum buruh menjadi mayoritas, baru mereka

menganggap mungkin untuk maju ke sosialisme.

Pandangan ini sesungguhnya ingin menegasi dan menolak bukti yang sudah diberikan oleh

Lenin, Mao, Ho Chi-Minh dan Kim Il Sung dengan kemenangan revolusi demokrasi baru dan

kepemimpinan partai klas buruh yang telah memungkinkan membawanya ke tahap

revolusi/pembangunan sosialis.

Di samping itu, kenyataan hidup terus menunjukkan bahwa negeri setengah jajahan

setengah feodal tidak bisa berkembang menjadi negeri kapitalis dan mengubah jutaan

kaum taninya menjadi kaum buruh. Lihat saja kenyataan di tanah air. Pabrik-pabrik

manufaktur yang hanya berpusat di kota-kota besar tergantung kepada modal asing yang

hanya mau menanam modalnya kalau bisa mendapatkan keuntungan maximum melalui

penekanan ongkos produksi (upah rendah, kondisi kerja buruk dan tidak adanya hak buruh

untuk berorganisasi). Bayangkan, untuk merevisi UMK dari Rp.1.422.252 menjadi RP.1.470.000

(bedanya HANYA Rp.4748.00), Asosiasi Pengusaha Indonesia pun tidak rela! Di mana letak

―harmonisasi‖ antara kaum buruh dan pengusaha dan di mana ―kemurahan hati‖ kaum

Page 293 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

pengusaha/kapitalis? Padahal dengan upah Rp.1.470.000 pun, bisakah buruh dan

keluarganya hidup dengan layak?

Kaum penanam modal asing, begitu melihat kondisi untuk mendapatkan keuntungan

maksimum tidak ada atau berkurang, langsung menutup pabriknya dan hengkang untuk

mencari negeri lain yang mempunyai syarat lebih menguntungkan untuk didapatnya profit

maksimum. Petani yang meninggalkan desa (karena hilang tanah dan mata

pencahariannya) dan berduyun-duyun ke kota untuk kerja di pabrik-pabrik akhirnya menjadi

kaum miskin kota atau pekerja serabutan (karena pabrik ditutup atau dipecat karena

berbagai alasan anti-buruh). Jadi mengharapkan Indonesia, dengan jalan yang

ditempuhnya sekarang, akan menjadi negeri kapitalis dengan jumlah buruh yang semakin

tinggi, adalah sebuah impian di tengah hari bolong!

Semakin maraknya akhir-akhir ini perjuangan kaum tani yang menuntut keadilan

menunjukkan dengan jelas sifat setengah feodal dari sistim ekonomi Indonesia sekarang.

Dan sifat ini menuntut dituntaskannya masalah tanah yang masih menjadi isi pokok dari

revolusi demokratis yang masih harus dilancarkan.

Satu masalah besar lagi yang membuat adanya orang ―kiri‖ yang anti-Stalin dan pro-Trotski

adalah Sidang Pengadilan yang terjadi tahun 1936, 1937 dan 1938 di mana Trotski dan

anaknya, Leon Sedov menjadi terdakwa penting, di samping tokoh-tokoh penting lainnya

seperti Bukharin, Kamenev, Zinoviev dan masih ada lagi yang lain. Sudah tentu Trotski

menolak tuduhan sebagai salah satu tokoh penting dalam konspirasi kegiatan anti Soviet

dan kolaborasi dengan kekuatan imperialis asing ketika itu. Pers Barat/imperialis dan orang-

orang anti Soviet/Stalin sampai sekarang menamakan pengadilan itu sebagai ―Show-Trials‖

dan selalu menggunakannya sebagai argumentasi dan bukti akan kesewenang-wenangan

dan watak diktator dari Stalin. Dalam ―pidato rahasia‖nya kepada Kongres PKUS XX,

Khruschov menyinggung dan memberi kesan bahwa di antara mereka yang diadili dalam

pengadilan tersebut ada orang-orang yang sama sekali tidak bersalah. Itu adalah salah satu

bukti yang ia gunakan untuk menghitamkan Stalin.

Mulailah gerakan ―rehabilitasi‖ terhadap mereka yang dianggap menjadi korban dari

―kekejaman‖ Stalin. Setelah Khruschov lengser, gerakan ―rehabilitasi‖ ini boleh dibilang

berhenti. Begitu Gorbachov naik panggung, dimulai lagi gerakan ―rehabilitasi‖. Anehnya

Trotski dan anaknya tidak pernah secara ―resmi‖ direhabilitasi. Namun, dengan

direhabilitasinya dan dinyatakan tidak bersalah semua pelaku konspirasi anti-Soviet dan

kolaborasi dengan imperialis di mana terlibat juga Trotski dan Leon Sedov, itu berarti mereka

juga bebas dari tuduhan yang membawa mereka ke depan pengadilan. Dengan demikian

tersebar luas tidak saja di kalangan pers Barat dan kaum reaksioner tapi juga orang-orang

―kiri‖ yang menganggap pengadilan itu sebagai ―ciptaan‖ Stalin untuk menyingkirkan

lawan-lawan politiknya dan bukti dari ―kejahatan‖nya. Walaupun semuanya itu tanpa

menampilkan bahan-bahan yang berhubungan dengan pengadilan yang dianggap

―rekayasa‖ Stalin. Karena semua bahan-bahan itu dianggap rahasia dan tidak bisa diakses

oleh mereka yang ingin membuat penelitian.

Setelah runtuhnya Soviet Unie, baru bahan-bahan yang dianggap rahasia itu mulai

dipublikasi sedikit-sedikit. Grover Furr, dalam bukunya ―Evidence of Leon Trotsky‘s

Collaboration with Germany and Japan‖, menulis sebagai berikut:

―Archival evidence now available permits us to see that Khrushchev, then later Gorbachev,

and the historians who wrote under their direction, lied consistently about the events of the

Stalin years to an extent that is scarcely imaginable. A large number of documents from

formerly secret Soviet archives have been published since the end of the USSR. This is a very

small proportion of what we know exists. Especially as regards the oppositions of the 1930s,

the Moscow Trials, the military ―purges,‖ and the massive repressions of 1937-38, the vast

majority of the documents are still top-secret, hidden way even from privileged, official

researchers. Yet no system of censorship is without its failures. Many documents have been

published. Even this small number enables us to see thatthe contours of Soviet history in the

1930s are very different from the ―official‖ version. ―

Perhatikan kalimat terakhir yang saya garis-bawahi. Apakah ini tidak mengingatkan kita

kepada pemalsuan dan pembengkokan sejarah yang dilakukan oleh Orba Suharto?

Walaupun bagi saya sudah cukup bukti-bukti untuk tidak mengikuti ide-ide atau membela

Trotski, toh saya terus merasa tertarik untuk membaca bahan-bahan yang berhubungan

Page 294 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

dengan dia dan juga dengan Stalin. Karena penghitaman terhadap Stalin terus berjalan dan

pembelaan terhadap Trotski juga terus berjalan.

Untuk sementara sekian dulu jawaban saya atas permintaannya.

salam,

TL

[Non-text portions of this message have been removed]

Refl: Kekejaman diktatur militer di Guatemala dan berbagai negeri di Amerika Latin tidak

berbeda dengan kekejaman diktatur militer di Indonesia, bedanya ialah selain jumlah

korban para diktatur dan kakikaitangannya di negeri-negeri tsb diminta pertanggungan

jawab sesuai ketenttuan hukum. Tetapi, di Indonesia para pelanggar HAM ini bebas dari

segala tuntutan hukum. Untuk melihat video footage, click link di bawah ini:

http://www.aljazeera.com/news/americas/2012/01/20121270955376725.html

Ex-Guatemala leader appears in court

Efrain Rios Montt, the former leader of Guatemala, is accused of genocide and other human

rights abuses.

Last Modified: 27 Jan 2012 00:

Guatemala's former military leader Efrain Rios Montt, 85, has appeared in court to face

accusations of genocide and other human rights crimes allegedly committed during his 17-

month long rule.

Rios Montt, known for his "scorched earth" campaign against Guatemala's leftist rebels, may

have to answer charges that his regime was responsible for the massacre of tens of

thousands of people.

Thursday's hearing was to determine whether the former dictator should be formally charged

with alleged atrocities that occurred during his regime from 1982 to 1983, prosecutors said.

The hearing is the first since Rios Montt lost the congressional immunity that for years had

shielded him from prosecution for human rights crimes.

Guatemala's truth commission, which has been tasked with investigating the bloodletting,

estimates that there have been some 200,000 casualties from the country's 36-year civil war

that ended in 1996.

Some of the worst atrocities are said to have taken place during Rios Montt's rule.

The UN-backed group, the Historical Clarification Commission, found that the government

was guilty of a deliberate campaign of genocide against the mostly poor, indigenous

massacre victims, many of whom were caught in the crossfire as the government battled

leftist rebels.

RUSSIA TODAY: IURAN (RII) SIAP BALAS SANKSI UNI EROPA

Tweet itDigg itGoogle

Sebuah jaringan berita Rusia menyatakan Tehran akan mereaksi sanksi baru Uni Eropa

atas sektor minyak Iran dengan menghentikan ekspor minyak ke negara anggota blok Eropa

tersebut.

Rusia Today Kamis (26/1) melaporkan langkah Iran akan menjadi respon yang baik terhadap

sanksi Uni Eropa. Laporan tersebut mengutip statemen anggota komite energi parlemen Iran

yang mengajukan supaya parlemen Iran menyusun sebuah peraturan baru mengenai

penghentian pasokan minyak ke negara-negara Eropa sesegera mungkin.

Seorang anggota Dewan Pimpinan Komisi Energi Parlemen Republik Islam Iran,

mengkonfirmasikan kesiapan penuh parlemen untuk membahas dengan segera rencana

pemutusan ekspor minyak ke Eropa.

Moayyed Hoseini-sadr, dalam wawancaranya dengan Fars News (26/1), menyinggung

keputusan Uni Eropa memboikot sektor minyak Iran dan mengatakan, "Sejumlah anggota

parlemen telah mengajukan permintaan pemutusan ekspor minyak ke negara-negara

Page 295 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

anggota Uni Eropa. Keputusan itu dalam kondisi sekarang dan musim dingin saat ini,

dipastikan akan mendaratkan pukulan telak bagi negara-negara Eropa."

Russia Today menyatakan undang-undang itu akan disahkan pada awal pekan ini, seraya

menambahkan bahwa larangan seperti itu akan mengakibatkan terjadinya kekurangan

pasokan bahan bakar di negara-negara Eropa yang menyetujui sanksi, dan kini masih

menerima sejumlah besar pasokan minyak mentah dari Iran.

Sebelumya, analis politik Jerman Christoph R. Horstel kepada Russia Today Selasa (24/1)

mengatakan di tengah krisis ekonomi global embargo impor minyak Iran bisa menjadi

bumerang bagi Uni Eropa, sementara Iran akan mengatasi masalah dengan caranya sendiri

bahkan di bawah tekanan embargo.

Menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan pada hari Senin (23/1) untuk

menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak Iran, dan membekukan aset Bank Sentral Iran.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan sanksi ditujukan

untuk menekan Iran supaya kembali ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyebut embargo Uni Eropa kali

ini sebagai rangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menlu Jerman Guido

Westerwelle, mengungkapkan penerapan sanksi adalah tindakan penting yang harus

diambil untuk menjamin keamanan di dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memperingatkan bahwa sanksi yang

dikenakan AS dan Uni Eropa terhadap sektor minyak dan finansial Iran akan menyebabkan

harga minyak dunia melonjak naik sekitar 20 hingga 30 persen.

IMF lebih lanjut menyatakan bahwa sanksi keuangan terhadap Tehran mungkin sama saja

dengan embargo minyak, dan berpotensi memicu penurunan pasokan sekitar 1,5 juta barel

perhari dari produsen minyak terbesar kelima dunia.

Volume gangguan pasokan, menurut IMF, akan sebanding dengan kerugian output yang

menimpa Libya tahun lalu akibat perang saudara di negara itu yang mendorong harga

minyak melebihi $100 per barel. (IRIB Indonesia/PH)

Tags:

Sikap Berbahaya Menteri Agama

Read More >>

Read also http://english.irib.ir/

Langkah yang ditempuh AS dan sekutunya Eropa adalah untuk mengatasi krisis yang mereka

hadapi, serta sekaligus secara langsung maupun tidak krisis yang berlaku di negeri-negeri

tersebut juga bebannya mau ditumpukkan kepundak negara-negar dunia ke tiga sampai

mereka merasa perekonomian mereka membaik.

Salam,

Awind

http://www.antaranews.com/berita/294640/parlemen-iran-akan-sepakati-pemutusan-

ekspor-minyak-ke-eropa

Parlemen Iran akan sepakati pemutusan ekspor minyak ke Eropa

Kamis, 26 Januari 2012 22:01 WIB | 1870 Views

Bendera dan peta Republik Islam Iran. (istimewa)

Berita Terkait

a.. BMKG : tinggi gelombang perairan Labuan empat meter

b.. FEUI tunggu proses hukum Miranda

c.. Microsoft yakin pembajakan piranti lunak berhenti

d.. Miranda: Saya terkejut

e.. Gelombang tinggi, perairan Indonesia tidak kondusif

Video Terkait

Negara Sahabat Berharap Lebih

Page 296 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Teheran (ANTARA News/Xinhua-0ANA) - Seorang anggota parlemen Iran Rabu mengatakan

bahwa dalam langkah pencegahan, parlemen Iran mempertimbangkan rencana untuk

memotong ekspor minyak ke negara-negara Uni Eropa, kata surat kabar berbahasa Inggris

setempat Teheran Times.

"Majlis (parlemen) perwakilan berupaya untuk menyetujui rencana itu, dan semua negara

Eropa yang telah memberlakukan sanksi terhadap Iran tidak akan dapat membeli bahkan

setetespun minyak dari Iran," kata Nasser Soudani, anggota Majlis Komisi Energi Iran.

Menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa pada Senin memutuskan untuk melarang

minyak dan produk minyak dari Iran.

Meskipun embargo akan dimulai pada 1 Juli untuk memungkinkan importir utama Uni Eropa

seperti Yunani, Italia dan Spanyol menemukan alternatif pemasok, para investor masih

khawatir mengenai keamanan pasokan minyak global pada saat Iran mengancam akan

menutup Selat Hormuz, kunci jalur pengiriman perdagangan minyak, dan mengganggu

pasokan minyak terhadap larangan tersebut.

Politikus Inggris yang juga penggiat kemerdekaan Palestina, George Galloway, mengatakan

embargo minyak mentah yang dilakukan Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran bisa

memicu perang.

"Tindakan itu adalah tindakan bodoh yang bisa mendekatkan pada perang. Kita tidak

menginginkan adanya perang lagi di dunia ini," kata George Galloway usai acara diskusi

dialog internasional di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, tindakan yang diambil oleh Amerika Serikat dan sekutunya itu merupakan

tindakan berbahaya. Amerika, lanjut dia, harus memastikan dahulu pengayaan nuklir yang

dilakukan Iran bukan untuk perdamaian, baru melakukan embargo.

"Sejauh ini pengayaan nuklir Iran untuk kepentingan damai. Iran tidak mempunyai senjata

nuklir, justru Israel yang banyak memilikinya. Namun Amerika Serikat sama sekali tidak

mengusik Israel yang juga memiliki nuklir," katanya.

Sebelumnya, George Galloway dikenal dengan kampanyenya menghentikan sanksi

ekonomi atas Irak. George juga melakukan kampanye penghentian perang terhadap Irak

pada 2003.

"Kita semua tidak menginginkan ada lagi perang ," tegas dia.

Uni Eropa menyetujui embargo terhadap ekspor minyak Iran sebagai salah satu cara untuk

menghentikan program nuklir Iran. Sebanyak 27 menlu Uni Eropa bertemu di Brussels pada

Senin, membahas mengenai pelarangan impor minyak mentah Iran. Larangan itu mulai

diberlakukan 1 Juli.

Iran telah menjual sekitar seperlima minyak mentah ke negara-negara Uni Eropa, dengan

Yunani, Spanyol dan Italia pembeli utama, dengan volumenya mencapai 20 persen total

ekspor minyak Iran.

(Uu.H-AK)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

[Non-text portions of this message have been removed]

East Timor: Open Letter - Legislation to implement CAVR and CTF

recommendations

Watch Indonesia! - For Democracy, Human Rights and Environment in Indonesia and East

Timor, Germany

Your Excellency

Fernando Lasama de Araujo

President

National Parliament

Timor-Leste

Page 297 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Open Letter

Legislation to implement CAVR and CTF recommendations

Berlin, 24. January 2012

Your Excellency

Over twenty years ago, it was human rights abuses in Timor-Leste that led to the

establishment of Watch Indonesia! in Germany in reaction to the Santa Cruz massacre. Since

then, we have actively followed the human rights situation in the country, campaigned

together with our friends in Timor-Leste and lobbied for an end to abuses. We are acutely

aware of the immense suffering and sacrifice of the people of Timor-Leste in your struggle for

independence. We acknowledge the extraordinary efforts your country has undertaken and

the progress it has made in terms of improving human rights situation in the past decade.

We applaud you on these efforts and are confident that you will continue on this path. The

achievements of Timor-Leste in the area of human rights were rightly highlighted in the recent

UPR report to the UN Human Rights Council in 2011. In the context of the UPR process, several

governments raised the issue of dealing with past human rights violations and implementing

the recommendations of the CAVR and CTF reports. The Timor-Leste government responded

at the time that it is ―committed to provide support to the victims of past human rights

violations‖ and report on these efforts to the Human Rights Council by March 2012.

Mr. President, as an organisation strongly committed to working for justice for survivors of past

human rights abuses, we ask you to take to heart the concerns of our partners in Timor-Leste

working with the survivors. We urge you to prioritise finalising the debate on the laws

regulating the implementation of the CAVR and CTF reports before the end of the current

legislative period. We note with regret that the debate on these laws has been tied to the

issue of recognising and compensating veterans, leading potentially to a situation where

there is a competition between the interests of the veterans and those of the survivors. This

should not be the case – both groups should be duly recognised and compensated for their

suffering and sacrifice. Neither group, especially those living in vulnerable conditions, should

be asked to wait any longer.

Twenty years after Santa Cruz and ten years after achieving independence, a passing of the

legislation on implementing the CAVR and CTF recommendations would be a powerful

statement not only to the survivors of past human rights abuses but to the whole nation.

Yours respectfully,

Henri Myrttinen Monika Schlicher

Member of Board Member of Executive Board

[Non-text portions of this message have been removed]

Pemerintah Norwegia meminta maaf atas keterlibatan dalam Holocaust yang sudah

berlangsung sekitar 70 tahun yang lalu. Apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang

telah membantai warganya sendiri dan waktunya pun masih belum mencapai setengah

abad? Orang bilang lain lubuk lain ikannya lain Norwegia lain Indonesia.

Salam,

Awind

http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/22583024/Norwegia.Meminta.Maaf.atas.K

eterlibatan.dalam.Holocaust

Lembar Hitam Sejarah

Norwegia Meminta Maaf atas Keterlibatan dalam Holocaust

Dahono Fitrianto | Agus Mulyadi | Jumat, 27 Januari 2012 | 22:58 WIB

OSLO, KOMPAS.com - Untuk pertama kali sejak Perang Dunia II berakhir lebih dari 66 tahun

silam, Pemerintah Norwegia meminta maaf secara resmi atas keterlibatan orang-orang dan

pemerintah negara itu dalam tragedi Holocaust selama era pendudukan Nazi Jerman.

"Orang-orang Norwegia yang melakukan penahanan (terhadap warga Yahudi), orang-

orang Norwegia pula yang menyopir truk (pengangkut tahanan), dan semua itu terjadi di

Page 298 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Norwegia. Hari ini, saya merasa tepat untuk menyatakan permohonan maaf kami yang

paling dalam bahwa hal itu bisa terjadi di tanah Norwegia," tutur Perdana Menteri Norwegia

Jens Stoltenberg dalam pidato Hari Peringatan Holocaust Internasional di Oslo, Jumat

(27/1/2012).

Menurut Stoltenberg, waktunya sudah tiba bagi rakyat Norwegia untuk mengakui bahwa

para polisi, pegawai negeri sipil, dan orang-orang Norwegia lainnya turut ambil bagian

dalam proses penahanan dan deportasi warga Yahudi pada masa itu.

Sejarah mencatat, kepala pemerintahan Norwegia pada masa pendudukan Nazi Jerman,

Vidkun Quisling, memerintahkan sekitar 2.100 warga Yahudi Norwegia didaftar pada tahun

1942.

Lebih dari sepertiga dari jumlah tersebut dideportasi ke berbagai kamp pembantaian,

sedangkan sisanya melarikan diri ke Swedia, negara tetangga Norwegia.

"Saya menyesal bahwa gagasan yang berujung pada Holocaust masih hidup sampai hari ini,

70 tahun kemudian. Di seluruh dunia, kita melihat ada individual atau kelompok-kelompok

yang menyebar intoleransi dan ketakutan," papar Stoltenberg, yang tahun lalu negaranya

diguncang peristiwa pembantaian puluhan orang oleh seorang penganut paham

ultrakanan, Anders Behring Breivik.

Pada 1998, Norwegia mengakui peran negara itu dalam Holocaust, dan membayar ganti

rugi sebesar 60 juta dollar AS (Rp 537,6 miliar) kepada para warga Yahudi Norwegia dan

beberapa organisasi Yahudi, sebagai ganti rugi atas berbagai properti milik mereka yang

disita pada waktu Perang Dunia II berkecamuk di Eropa.

Paul Levine, profesor sejarah dari Universitas Uppsala, Swedia, menyebut permintaan maaf

yang disampaikan PM Stoltenberg itu sudah terlambat "secara sangat tidak pantas".

Ia menyebutkan, Norwegia waktu itu bertindak mirip pemerintahan Vichy Perancis, yakni

menerapkan hukum anti-Yahudi mereka sendiri dan menggunakan sumber daya manusia

mereka sendiri untuk menyita hak milik dan mendiskriminasi warga Yahudi (bahkan), sebelum

orang-orang (Nazi) Jerman menuntut mereka melakukan itu semua. "Norwegia sebenarnya

tidak perlu melakukan itu," tandas Levine. (Reuters/DHF)

Share

Ada 14 Komentar Untuk Artikel Ini.

a..

The One

Sabtu, 28 Januari 2012 | 02:47 WIB@Ibas, eloe baca sejarah apa ngarang sejarah? sejak

kapan kerajaan Sulaiman-Daud ada dibagian dunia lain selain Israel? Terus mana kerajaan

Paelstina (puing2 nya dah), kalo Spuing2 bekas kerajaan Sulaiman/Daud itu ada di-

Yerusalem. Kalo mau kutip sejarah yang bener jangan sampe ntar loe dicap provokator.

GOOGLE IS YOUR FRIEND.Tanggapi Komentar

Laporkan Komentar

00b..

Paijoe Paijoe

Sabtu, 28 Januari 2012 | 02:46 WIBSaya belum pernah mendengar pemerkosaan,

penyiksaan, pembunuhan dan pemenggalan yg di lakukan oleh bangsa Israel terhadap

Page 299 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

bangsa kita, semua penistaan di atas lebih banyak di lakukan oleh bangsa arab. Karena

racun agama yg akhirnya membuat akhirnya banyak orang berpikir kurang sehat. Tanggapi

Komentar

Laporkan Komentar

00c..

Ibas

Sabtu, 28 Januari 2012 | 02:19 WIB@jbond.... kalau ada penduduk izrael yang memprotes

pembantaian manusia di palestine gw setuju banget sama elo..... " ada ga..?" mereka itu

imigram yang datang dan tiba2 mendorikan negara disana.. padahal dulu disediakan

wilayah dimargentina, afrika.. taoi mereka memilih mjd bgs PEMBANTAI!!!!Tanggapi Komentar

Laporkan Komentar

02d..

Paijoe Paijoe

Sabtu, 28 Januari 2012 | 02:12 WIBTidak seharus nya kita dengki dgn kejadian di atas. Posisi

antara Indonesia dan Israel hampir mempunyai kesamaan dgn kejadian sejarah2 kelam

masa lalu. Ingat pembantaian Rawagede oleh pemerintah belanda yg akhirnya mengakui

kesalahan setelah puluhan tahun dan membayar konpensasinya, Sebagai bangsa yg besar

meminta maaf tidak ada kata terlambat.Tanggapi Komentar

Laporkan Komentar

20e..

James Bond

Sabtu, 28 Januari 2012 | 01:52 WIBSangat tidak masuk akal kalau kita membenci bangsa

Yahudi karena siapapun mungkin terlahir sebagai bangsa Yahudi dan ini bukanlah sesuatu

yang dapat dipilih oleh manusia.

[Non-text portions of this message have been removed]

http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2092704/500-electric-shock-machine-boost-

learning-memory--scientists-worry-misused.html

£500 electric shock machine can boost learning and memory -

but scientists worry it could be misused

By Katie Silver

Page 300 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Last updated at 2:50 PM on 27th January 2012

Researchers have found brain stimulation via small electric shocks can boost memory and

learning

A machine which stimulates your brain with tiny electric shocks can improve memory,

problem-solving and mathematical abilities, psychologists have found.

But Oxford University researchers have warned that the machine could spell trouble if it gets

into the wrong hands or is used incorrectly, especially when it comes to children whose brains

are still developing.

While the brain-stimulation technique has been previously used to treat cognitive impairment,

new research shows it can also boost mental abilities among healthy adults.

Dr Roi Cohen Kadosh, a neuroscientist, uses a high-tech system called transcranial direct

current stimulation (tDCS) to stimulate precise regions of the brain with a tiny buzz of electric

current.

When he stimulates the parietal lobes, which are responsible for our skills in reading, writing

and numeracy, he can boost mathematical skills.

The electric current triggers the area to produce chemicals that cause brain cells to develop

or change. This process — ‗neural plasticity‘ — is essential to learning (our brains change

structure when we take on new information).

More...

Did bonobos actually tame themselves? Scientists find that the African apes evolved

to become gentler creatures

When Dr Cohen Kadosh‘s subjects had their parietal lobes stimulated for 30 minutes every

day for a week, they were able to pick up maths skills through conventional lessons far more

quickly and effectively than they could before.

‗It‘s completely safe. The electric current is one thousand times lower than anything that

could cause damage,‘ he says.

Tests have shown that the subjects‘ maths abilities remain boosted six months after the

treatment. To someone as numerically illiterate as me, the prospect of growing a ‗maths

brain‘ is exciting. But Dr Cohen Kadosh‘s work is at the vanguard of a medical revolution.

Page 301 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

With very little known on the side effects of shocking the brain, vulnerable users could be

exploited or even worse, have disrupted, atypical brain development

It heralds a high-tech world of brain medicine where electronics will be used to repair deep

faults, such as depression and Parkinson‘s, modify problem personalities and boost everyone‘s

ability to learn, remember and think creatively.

Already a number of home ‗brain-fixers‘ are available to buy. These generally work in the

same way as Cohen Kadosh‘s machine and are sold on the web in the U.S. (though their

effectiveness is doubtful).

Still the psychologist, writing in the journal Current Biology, warns against the potential

dangers of the technology.

Dr Roi Cohen Kadosh has warned that the device could be very dangerous if used

incorrectly

Page 302 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Given the devices are relatively cheap (£500) and portable and there are no laws governing

their use, they could be severely misused.

The researchers say: ‗When used within suggested guidelines, the acute safety risks (of

seizures, for example) seem very low. There is a danger that it can be tried out ad hoc on

adults and children — especially on vulnerable patient groups seeking help with serious and

currently intractable developmental disorders

He said not enough is known on side effects and there are no training programs for

administering the device.

‗At best, this situation could result in the exploitation of vulnerable patients or parents for

financial gain; at worst, it may risk long-term damage to the brain and exacerbate the

disadvantage, potentially worsening other psychological functions.

It is especially problematic when it comes to using the device on children where misuse could

not only worsen performance but could lead to ‗atypical brain development.‘

‗Like other types of atypical experience during sensitive periods, the stimulation of the wrong

brain area might induce abnormal patterns of brain activity in this brain region and

interconnected areas, and increase metabolic consumption in brain areas that are irrelevant

to the specific psychological function.

‗Hence, research into the safety and potential hazards of TDCS in children is urgently

needed.‘

It is also dangerous in terms of how the different parts of the brain interact:

‗Highly-developed capacities in certain cognitive domains in some individuals are

accompanied by reduced functioning in others.

'It would be premature to allow children, or their parents, to make the choices that lead to

higher functioning in one domain (such as language) at a cost to functioning in other

valuable domains (such as face recognition).‘

For this reason, he suggests that parents should perhaps be banned from using the device.

‗If TDCS does enhance some abilities at a cost to others, then assessing its ethical permissibility

will involve weighing its costs and benefits,‘ he said.

Read more: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2092704/500-electric-shock-

machine-boost-learning-memory--scientists-worry-misused.html#ixzz1ksPjZZxt

Jumat, 4 Rabiul Awwal 1433 / 27 Januari 2012 | 21:03

English Version

Film Musik Sosok Unik Seni Budaya

Home » Senggang » Unik

dgrin.com

Topeng kematian Stalin

TERKAIT :

Dimana Mayat Stalin Disimpan?

Topeng Berusia 300 Tahun Dipamerkan dalam Festival Wayang

Topeng Kematian Stalin Dilelang Ribuan Dolar, Tertarik?

Jumat, 27 Januari 2012 02:12 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Topeng kematian diktator Uni Soviet, Josef Stalin, mulai dilelang di Inggris.

Harga awal bagi satu set cetakan perunggu topeng wajah Stalin dan kedua tangannya

berkisar antara tiga ribu hingga lima ribu poundsterling yang setara dengan 4.600 hingga

7.700 dolar AS. Hal ini terungkap dari pernyataan rumah pelelangan asal Inggris Mullock's

dalam lamannya. "Inilah cara cepat untuk memiliki Stalin di ruang keluarga Anda," kata

pakar dokumen sejarah rumah pelelangan tersebut, Richard Westwood-Brooks.

Cetakan tersebut merupakan duplikat dari gips asli yang diambil setelah kematian Stalin

pada 1953.

Sejumlah penjelasan dari Mullock's mengatakan terdapat 12 salinan cetakan itu, namun

Daily Mail melaporkan Westwood-Brooks hanya memiliki sebanyak sembilan buah.

Page 303 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sebanyak dua salinan dibawa ke Barat pada 1990 oleh kolektor seni James Birch sebagai

orang pertama yang berhasil menembus pasar seni yang muncul dari negara Tirai Besi itu.

Topeng kematian perunggu Stalin pernah dijual di Sotheby pada 1999 dengan harga awal

1.000 hingga 1500 poundsterling. Cetakan gipsum yang asli masih dipajang di Museum Stalin

di tempat asalnya Gori, Georgia.

Stalin wafat pada usia 74 tahun setelah lebih dari dua dasawarsa memimpin Uni

Soviet.Penyebab resmi kematian Stalin adalah karena pendarahan di selaput otak namun

teori lain menduga Stalin wafat akibat diracun oleh rekannya.

Redaktur: Endah Hapsari

Sumber: antara

[Non-text portions of this message have been removed]

http://berita.liputan6.com/read/374465/pentagon-siap-buat-markas-apung-di-timur-tengah

Pentagon Siap Buat Markas Apung di Timur Tengah

Desika Pemita

Artikel Terkait

a.. Barca Minus Pedro di El Madrigal

b.. Demokrat: Tak Ada Agenda Nonaktifkan Anas

c.. Sekolah Botol, Solusi Kebutuhan Pendidikan

d.. Warga Lambu Masih Blokade Jalan

e.. Awak Angkot Mulai Berseragam

28/01/2012 18:17

Liputan6.com, Washington DC: Amerika Serikat menilai jika kekerasan di wilayah Timur

Tengah yang tengah berkecamuk harus segera dihentikan dengan mengirimkan kapal laut

sebagai markas apung di wilayah tersebut. Seperti diwartakan ZeeNews, Sabtu (28/1),

Pentagon akan mengirimkan kapal amfibi USS Ponce sebagai markas darurat untuk

Angkatan Laut.

Kapal rencananya dinonaktifkan ketika dipasang sebagai markas apung. Pejabat Angkatan

Laut mengatakan, saat ini Pentagon tengah menyelesaikan renovasi kapal. Jika sudah

rampung, markas apung itu sudah bisa digunakan pada musim panas nanti.

Rencana itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS dengan Iran, Al Qaeda di

Yaman, dan perompak Somalia. Selain itu, Negeri Adidaya itu juga menyiapkan bom

penghancur yang beratnya 13,6 ton untuk melengkapi misi ini [baca: AS Buat Bom Terbesar

untuk Serang Iran].(AIS)

[Non-text portions of this message have been removed]

Di antara komentar terhadap artikel ini, ada yang menulis dan bertanya singkat " apa

bedanya sama di indonesia? bahkan lebih parah!! Saya jadi ingat salah satu permintaan

kepada lawan berdebat saya dalam masalah Tkk adalah supaya mereka menjelaskan

perbedaan kehidupan dan penghisapan yang diderita buruh Indonesia dengan yang

diderita buruh Tkk. Tak satupun dari lawan berdebat yang menjawab permintaan itu.

Walaupun tidak mampu menunjukkan perbedaan antara situasi di Indonesia dan di Tkk. toh

mereka tetap ngotot bilang di Tkk masih sosialisme hanya dengan karakteristik Tkk. Mereka

selalu merasa iba dengan "penderitaan" para pemimpin yang diganyang dalam RBKP, tapi

tak bersuara di hadapan penderitaan jutaan buruh migran Tiongkok! Kalau bersuara pun,

selalu menganggap penderitaan itu sebagai sesuatu yang normal dan harus dilalui, buruh

supaya sabar, tidak bisa lompat ke sosialisme tanpa kapitalisme (padahal rakyat Tkk sudah

pernah mengalami kehidupan sosialis). Ada lagi yang masih mau menunggu untuk menarik

kesimpulan apakah Tkk memang kapitalis atau masih sosialis, karena menganggap keadaan

di Tkk sekarang masih "belum cukup memberi bukti" untuk dikarakterisasi sebagai kapitalisme.

Tidak tahu bukti macam apa lagi yang ditunggunya?!

TL

________________________________

From: edouard santoso <[email protected]>

To: [email protected]

Page 304 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Sent: Friday, January 27, 2012 2:37 PM

Subject: [GELORA45] Derita Buruh China yang Memproduksi iPad

Derita Buruh China yang Memproduksi iPad

| Egidius Patnistik | Jumat, 27 Januari 2012 | 14:13 WIB

Dibaca: 29233

Komentar: 20

REUTERS Para eksekutif Apel mengklaim, perusahaan itu telah memperbaiki pabrik-pabriknya

dalam beberapa tahun terakhir dan menerbitkan kode etik tentang tenaga kerja dan

keamanan bagi pemasok. Namun masalah masih ada, kata kelompok advokasi pekerja.

TERKAIT:

* Investor China Tanam Modal di Lebak

* Memicu China yang Asertif

* Polisi China Tembaki Demonstran Tibet

BEIJING, KOMPAS.com —Kerja lembur berlebihan tanpa hari libur dalam seminggu, tinggal

berjejal dalam asrama yang penuh sesak, serta berdiri terlalu lama sehingga kaki bengkak

dan nyaris tidak bisa berjalan setelah kerja shift selama 24 jam. Itulah kehidupan sejumlah

buruh yang mengaku bahwa mereka berkerja di pusat-pusat pabrik Apple di China.

Perusahaan-perusahaan pemasok Apple itu juga diduga membuang limbah berbahaya

secara serampangan dan punya rekor yang tidak bagus.

Hampir 140 pekerja cedera di sebuah perusahaan pemasok di China dua tahun lalu karena

menggunakan bahan kimia beracun untuk membersihkan layar iPhone, sementara dua

ledakan tahun lalu menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 75 orang lainnya.

Raksasa teknologi dari California itu diduga telah diberi tahu tentang kondisi berbahaya di

pabrik-pabrik di Chengdu, China barat daya, itu sebelum ledakan di pabrik-pabrik tersebut

terjadi. Demikian dilaporkan harian New York Times, beberapa hari lalu.

"Jika Apple telah diperingatkan dan tidak bertindak, itu tercela," kata ahli keselamatan kerja

di Massachusetts Institute of Technology, Nicholas Ashford, kepada New York Times. "Namun,

apa yang secara moral menjijikkan di satu negara, di tempat lain hal itu diterima sebagai

praktik bisnis, dan perusahaan-perusahaan mengambil keuntungan dari situ," tambah

mantan penasihat pada Departemen Tenaga Kerja AS tersebut.

Sejumlah spanduk di pabrik di Chengdu memberi peringatan kepada 120.000 staf yang ada.

"Kerja keras dalam pekerjaan yang ada saat ini atau bekerja keras untuk mencari pekerjaan

besok." Di tempat itu, para pekerja yang datang terlambat sering harus menulis semacam

surat pengakuan dosa.

Laporan harian itu muncul segera setelah Apple mengumumkan keuntungan yang melonjak

senilai 13 miliar dollar AS dalam penjualan sebesar 46 miliar pada kuartal terakhir. Namun,

perusahaan itu masih ingin pabrik-pabriknya di luar negeri menghasilkan lebih banyak lagi.

Para eksekutif Apple mengklaim, perusahaan itu telah memperbaiki pabrik-pabriknya dalam

beberapa tahun terakhir dan menerbitkan kode etik tentang tenaga kerja dan keamanan

bagi pemasok. Namun, menurut kelompok advokasi pekerja, masalah masih ada.

Menurut laporan perusahaan itu, lebih setengah dari pemasok yang diaudit Apple telah

melanggar setidaknya satu bagian dari kode etik itu—hal tersebut terjadi setiap tahun sejak

2007—dan bahkan dalam sejumlah kasus melanggar hukum.

Seorang karyawan Foxconn, mitra Apple, menurut New York Times, melompat atau jatuh dari

sebuah blok apartemen setelah kehilangan sebuah prototipe iPhone tahun 2009; dan 18

pekerja lainnya tampaknya mencoba untuk bunuh diri dalam dua tahun. Jaring bunuh diri

telah dipasang untuk mencegah para pekerja melompat hingga tewas dan Foxconn mulai

menyediakan perawatan kesehatan mental yang lebih baik bagi para stafnya.

Li Mingqi bekerja untuk pabrik mitra Apple, Foxconn Technology, sampai musim semi lalu. Ia

ikut mengelola pabrik di Chengdu yang mengalami ledakan. Dia sekarang menggugat

Foxconn atas pemecatan terhadap dirinya. "Apple tidak peduli tentang apa pun selain

meningkatkan kualitas produk dan menurunkan biaya produksi," kata Li kepada New York

Times. "Kesejahteraan pekerja tidak ada kaitannya dengan kepentingan mereka."

Page 305 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Ledakan fatal di Chengdu bersumber dari debu aluminium yang terbentuk tiga minggu

setelah iPad keluar. Meskipun ada penyelidikan dari pihak Apple, tujuh bulan setelah itu

terjadi ledakan berikutnya, walau tidak fatal, di Shanghai.

Seorang mantan eksekutif Apple mengklaim, perusahaan itu telah mengetahui

penyimpangan di bidang tenaga kerja di sejumlah pabrik selama empat tahun, "dan

mereka terus melanjutkan (kondisi itu) karena sistem bekerja untuk kami".

Para pemasok hanya diberi margin keuntungan sangat kecil untuk apa yang mereka

hasilkan buat Apple, dan para eksekutif di Cupertino selalu meminta rincian biaya, jumlah

pekerja, dan besaran gaji.

Pendiri Apple, Steve Jobs, yang meninggal pada Oktober lalu, mengatakan dua tahun lalu

bahwa Apple merupakan pemimpin dunia dalam "memahami kondisi-kondisi para pekerja

dalam rantai pasokan kami". Dia mengatakan, banyak pabrik punya restoran, bioskop,

rumah sakit, dan kolam renang. Para staf mengatakan, mereka menghargai fasilitas-fasilitas

itu, tetapi kondisi kerja masih dipandang sebagai sesuatu yang tidak berbelas kasih.

Foxconn mengatakan, sebagaimana dikutip New York Times, kondisi kerja "baik-baik saja

kecuali keras". Hanya satu orang dari 20 pekerja di lini perakitan yang harus berdiri untuk

melakukan pekerjaan mereka, dan perusahaan itu memiliki "catatan keamanan yang

sangat baik".

Namun, Mail on Sunday mengunjungi sebuah pabrik Foxconn yang membuat iPod di

Shenzhen, China, tahun 2006, dan laporan harian itu yang menunjukkan adanya jam kerja

yang panjang, akomodasi yang penuh sesak, dan hukuman mengejutkan para eksekutif

Apple. "Kami berusaha sangat keras untuk membuat perbaikan," kata seorang mantan

eksekutif Apple kepada New York Times. "Tapi kebanyakan orang akan sangat terganggu

jika mereka lihat di mana iPhone mereka dibuat."

[Non-text portions of this message have been removed]

Greece Wants No EU Control on Country's Budget - Official

Topic: Financial crisis in Greece

Greece Wants No EU Control on Country's Budget

© AFP/ Louisa Gouliamaki

17:35 28/01/2012

ATHENS, January 28 (RIA Novosti)

Tags: crisis, International Monetary Fund, European Union, Germany, Athens, Greece

Page 306 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Greece will not allow the European Union controlling country's budget policy, the Athens

news agency said on Saturday quoting a Greek government top official.

Mass media have reported that Germany suggested giving some control on Greece's

budget forming and supervising on country's major spending to the EU.

"We will not agree on this thing anyway. We do not even discuss it," the official said.

Greece has been receiving financial support from the EU and the International Monetary

Fund from May 2010 to provide reforms and reduce country's large budget deficit but the

Greek government failed to reach the goals. Government's attempts to cut budget spending

led to numerous riots and strikes.

Under Germany's proposal Athens would be able to use its budget only after the country

covered its $450 billion debt. Such measure could convince markets that there will be no

Greek default but will harm country's sovereignty.

Greece is in talks with its creditors about debt remission and about a 130-billion euro ($158

billion) EU-IMF bailout to avert the default. The debt-laden country hopes to complete the

talks and implement new measures by March 20 when it must pay off its 14.5 billion euro

bonds.

http://www.nytimes.com/2012/01/29/opinion/sunday/student-protests-rile-

chile.html?ref=general&src=me&pagewanted=all

Just Don‟t Call Her Che

By WILLIAM MOSS WILSON

Published: January 28, 2012

Santiago, Chile

Enlarge This Image

Victor Ruiz Caballero for The New York Times

Camila Vallejo Dowling, vice president of the Student Federation of the University of Chile.

LATE last month the British newspaper The Guardian asked readers to vote for its person of the

year. The candidates included household names like German Chancellor Angela Merkel, the

Egyptian techno-revolutionary Wael Ghonim and the Burmese pro-democracy leader Daw

Aung San Suu Kyi. All placed far behind a striking, nose-ringed student from Chile named

Camila Vallejo.

Though far from a familiar face in the United States, the 23-year-old Ms. Vallejo has gained

rock-star status among the global activist class. Since June she has led regular street marches

of up to 200,000 people through Santiago‘s broad avenues — the largest demonstrations

since the waning days of the Pinochet regime in the late 1980s. Under her leadership, the

Page 307 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

mobilization, known as the Chilean Winter, has gained nationwide support; one of its slogans,

―We are the 90 percent,‖ referred to its approval rating in late September.

Ms. Vallejo‘s charismatic leadership has led commentators to make the obligatory

comparisons to other Latin American leftist icons like Subcomandante Marcos and Che

Guevara. Yet ―Commander Camila,‖ as her followers call her, has become a personality in

her own regard. She skewers senators in prime-time TV debates and stays on message with

daytime talk-show hosts hungry for lurid details about her personal life, while her eloquence

gives her a preternatural ability to connect with an audience far beyond her left-wing base.

In perhaps the most poignant set piece in the year of the protester, Ms. Vallejo addressed a

dense ring of photographers and reporters in August while kneeling within a peace sign

made of spent tear-gas shells, where she calmly mused about how many educational

improvements could have been bought with the $100,000 worth of munitions at her feet.

Ms. Vallejo, like many of her fellow student leaders, is an avowed communist. But while she

has publicly commended other regional leftists like Presidents Evo Morales of Bolivia and

Rafael Correa of Ecuador, she and her generation have little in common with the older left of

Fidel Castro or Hugo Chávez. They are less ideological purists than change-seeking

pragmatists, even if that means working within the existing political order.

Still, there‘s no question that the movement is upending Chilean society. True, it is centered

on a policy question, namely reforming an educational system that disproportionally favors

the children of wealthy families. But the earth-shaking Paris protests in 1968 also began with

calls for university reform — before spiraling into street battles between radicalized students

and truncheon-wielding gendarmes, opposing symbols in the culture war between old and

new France.

The same process is under way in Chile. As the protests increasingly devolve into rock and

tear-gas exchanges between students and the police, it‘s becoming clear that more than

education policy is at stake: a nonviolent social revolution in which disaffected, politically

savvy youth are trying to overthrow the mores of an older generation, one they feel is still

tainted by the legacy of Pinochet. It is not just about policy reform, but also about changing

the underlying timbers of Chilean society.

It‘s no surprise that the movement should be led by someone as charismatic as Ms. Vallejo.

Paris 1968 had its celebrity protesters, handsome faces that brought hundreds of thousands

into the streets, photogenic young men like Jacques Sauvageot and Daniel Cohn-Bendit.

Chile has Ms. Vallejo.

Chile is perhaps Latin America‘s greatest success story. After decades of authoritarian rule, it

has spent the last 20 years building a thriving economy with a renewed democratic culture

and a booming, educated middle class. But it is also confronting a dangerous imbalance:

While the liberalization of higher education has led to improvements in access, tuition has

consistently outpaced inflation and now represents 40 percent of the average household‘s

income.

At the same time, protesters say that wealthy students from private and expensive, co-pay

charter schools have unfair access to elite universities, while the rest struggle to meet

entrance standards at under-financed public institutions.

Criticism of the university system has been growing for years, but it was only in April that,

energized by protests against a dam in Patagonia, students finally took to the streets. The

protests grew over the winter; by the first press conference held by the national

confederation of student unions, known as the Confech, Ms. Vallejo had emerged as its

leader.

Echoing 1960s street activism, the Chilean Winter dabbled in the absurd, but with a high-tech,

social-media twist. Thousands gathered in front of the presidential palace in June dressed as

zombies, then broke into a choreographed dance to Michael Jackson‘s ―Thriller.‖ In July,

students again gathered in front of the palace for a huge ―kiss-in.‖

Though the ideas came, said Giorgio Jackson, former student president of Chile‘s Catholic

University, from ―everywhere, absolutely every local space,‖ the movement‘s success hinged

on the leadership‘s ability to channel such creativity while maintaining a unified front to

government and the media. The organization used a Web site to gather ideas and

disseminate content for placards and posters. And it has used Ms. Vallejo‘s 300,000-plus

Page 308 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Twitter followers to quickly initiate huge ―cacerolazos,‖ a form of dictatorship-era protest

where people walk the streets banging on pots and pans.

While they vow to continue until all their lofty demands are met, the students have already

scored some political victories. The government‘s proposed 2012 budget has a $350 million

increase for higher education, with promises to finance scholarships for qualifying students

from families up to the 60th percentile in household income. Meanwhile, the year began with

the naming of Chile‘s third education minister in six months.

It was only a matter of time, perhaps, before the movement‘s focus on education began to

broaden. As more support for the movement came from outside the universities, its interests

changed accordingly. ―This year we have already started talking about political reforms and

tax reforms, and we think the students and youth in general play an important role in

profound reforms in the country,‖ said Noam Titelman, the new student president at Catholic

University.

Tax reform is, not coincidentally, now at the top of the government‘s agenda. And rightly so:

though it has the largest economy in Latin America, Chile is the 13th most unequal country in

the world.

―Something very powerful that has come out of the heart of this movement is that people are

really questioning the economic policies of the country,‖ Ms. Vallejo said. ―People are not

tolerating the way a small number of economic groups benefit from the system. Having a

market economy is really different from having a market society. What we are asking for, via

education reform, is that the state take on a different role.‖

The movement has also begun to spread regionally. Ms. Vallejo lent her star power to Brazilian

student protests in August, while in November students demonstrated in France, Germany

and several other countries in support of Confech‘s Latin American March for Education.

―The student movement here is permanently connected to other student movements,

principally in Latin America, but also in the world,‖ Ms. Vallejo said. ―We believe this reveals

something fundamental: that there is a global demand for the recovery and defense of the

right to education.‖

But the students clearly have a lot to learn about real-world politics. Ms. Vallejo and other

student leaders spent weeks lobbying in Parliament, only to be left out of the final budget

negotiations.

Frustration with Ms. Vallejo‘s strategy propelled a rival leftist, Gabriel Boric, to challenge her in

the latest round of student-government elections. On Dec. 7, national TV news crews lingered

past 5 a.m. outside the University of Chile to cover a stunning defeat for the world‘s most

famous student leader.

Yet even in her early-morning concession speech, Ms. Vallejo claimed victory, recognizing

that the movement was greater than any one figure. Indeed, her rise has barely broken

stride. She just left for a speaking tour in Europe, while her first book, a collection of her

speeches and essays from the last year, is rising through the best-seller ranks. And she is being

heavily courted by the Communist Party to run at the top of its list for the Chilean Congress in

the 2013 elections.

For all its recent stumbles, the movement‘s prospects of getting a woman under 26 elected to

Congress would help fulfill one of its underlying aims, to kindle young people‘s interest in

traditional politics. This may be Ms. Vallejo‘s greatest contribution: to restore faith in a

discredited system by showing a new generation that politics can be responsive to the

people‘s demands.

William Moss Wilson is a freelance journalist based in Chile.

http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2012\01\29\story_29-1-

2012_pg3_4

Sunday, January 29, 2012

COMMENT: The age of austerity

—Lal Khan

Page 309 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

It is becoming more and more evident that the bosses of the world cannot control the vicious

downward spiral that is unravelling. The bourgeoisie is worried

The most important characteristic of the prevailing situation is that after almost three

decades, the ideologues of capitalism are on the defensive. The severity of the crisis and

events unfolding at a lightning speed have forced them to beat a retreat. In a recent

editorial in The Economist, these strategists of the bourgeoisie had to admit: ―To the man- in-

the-street, all this smacks of a system that has failed. Neither of the main western models has

much political credit at the moment. European social democracy promised voters benefits

that societies can no longer afford. The Anglo-Saxon model (trickle-down economics)

claimed that free markets would create prosperity; many voters feel instead that they got a

series of debt-fuelled asset bubbles and an economy that was rigged in favour of the

financial elite, who took all the proceeds in the good times and then left everybody else with

no alternative but to bail them out. To use one of the protesters‘ better slogans, ―The 1

percent have gained at the expense of 99 percent.‖As the credit bubbles burst and the

world capitalist economy slumped into the biggest crash in its history, there was a spiral of

bank defaults that were bailed out by the state exchequers. The sovereign defaults were next

to begin. The first serious default was in Iceland, although it was the Greek crisis that sent

shock waves across the Eurozone and throughout the world. Portugal, Ireland, Spain, Italy

were the next on the verge of a collapse. Now even France is looking vulnerable and no

European economy seems to be confident enough to weather the storm.

The European Union (EU) leaders are in a panic. Six or seven summits of the EU heads of state

have failed to resolve the crisis and every deal has come apart. The recovery in the US has

been fragile and cannot salvage the economic downturn. The American rulers claim to have

created 1.6 million jobs in 2011. But there is not much chance to create 8.7 million jobs lost

during the height of the crisis. Revival seems to be a mirage for the foreseeable future. China,

India and other BRICS countries that were supposed to save the world economy are

themselves slowing down and heading for recession. There are increasing tendencies of

protectionism that will further aggravate the recession. It is becoming more and more evident

that the bosses of the world cannot control the vicious downward spiral that is unravelling.

The bourgeoisie is worried. What their experts are telling them is: ―Prepare for the worst; hope

for the best.‖

Greece is a case in point. Brutal austerity measures have played havoc with the Greek

masses. The European Central Bank, the IMF and the EU commission are demanding even

more austerity for the new bailout tranche. As the old English saying goes, you cannot

squeeze blood from a stone. Greece cannot pay its debt within the confines of the present

economic system. Nor can the bailouts revive its economy or growth rate. Three years of a

deep recession has wipe out 16 percent of the Greek economy already. The austerity

measures have further devastated society. There is terrible poverty, unemployment and social

misery. Small businesses are being ruined. People are lining up in front of soup kitchens,

hospitals are running out of medicines and closing down. Bars are closing, people are

rummaging rubbish bins to find food and migrating to the countryside to work on land.

Electricity outages are further adding to the agony. It became so horrendous that the power

workers union refused to cut the electricity supplies of the elderly and the poor and instead

cut the supply to the ministry of health and finance. There have been several general strikes

and resistance is mounting. The vote of the communist parties has doubled in the opinion

polls and the support of the ruling PASOK has collapsed from 42 percent to 15 percent.

Lafazanis, the leader of an extreme right-wing party LOAS now in the government, warned

recently, ―Greece can become the Cuba of the Mediterranean.‖ If one examines the

process of collapse, looming default, bailout funds, payments of debt instalments and the

severe austerity cuts that are counterproductive even from the point of view of resuscitating

the economy; it seems like Greece is going through a train crash in slow motion where every

solution becomes a barrier that breaks away. The Greek default seems to be inevitable. It will

be disorderly and chaotic. This brings up the question of the fate of the Euro, which is

uncertain to say the least. The only way they could save it for the time being would be

through ‗quantitative easing‘, which is printing money. This will lead to massive inflation and

pave the way for an even deeper recession. The Financial Times wrote on January 25, ―What

better time to hold the World Economic Forum (WEF) than in the middle of the biggest

economic crisis since 1945? And yet the delegates who make the trek up to Davos this year

are more likely to be disorientated than energised by the state of the world economy. The

fear of another big financial crisis, plunging the world into a deep recession or worse still

Page 310 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

hovers over world leaders. There could be a number of triggers over the coming months.

European governments are dancing on the edge of a precipice...There is a grim realisation

that years of austerity lie ahead with all the social and political consequences.‖

Up till now it has been a vicar‘s tea party. To reduce the crisis the ruling elites will have to go

for much more brutal austerity programmes. At the moment there is not a single capitalist

country that has not embarked upon these vicious cuts and severe attacks on the living

standards of the workers and the oppressed masses. It is not ideological — it is economic

necessity to preserve and retain this exploitative system. The bosses have no alternatives.

What we are experiencing is not a normal cyclical crisis of capitalism. It is something far

deeper and more serious: an organic crisis of the capitalist system, from which there is no way

out, except further crisis and deep cuts in living standards. All the attempts of the bourgeoisie

to restore the economic equilibrium will destroy the social and political equilibrium. Greece is

the proof of this assertion. Already social and political stability have been destroyed. And the

realisation that all the sacrifices have been in vain will make the austerity intolerable. The

result will be a turbulent period of revolution and counter-revolution that can last for years.

The writer is the editor of Asian Marxist Review and International Secretary of Pakistan Trade

Union Defence Campaign. He can be reached at [email protected]

http://www.dawn.com/2012/01/27/kadhafi-lives-on-in-our-hearts-bani-walid-residents.html

Qadhafi „lives on in our hearts‟: Bani Walid residents

AFP

January 27, 2012 (2 days ago)

Moamer Kadhafi - File Photo.

BANI WALID: Residents of the Libyan oasis town of Bani Walid, long a bastion of Moamer

Kadhafi‟s regime, are resigned to the country‟s new leadership but say the slain dictator lives

on in their hearts.

The town, which was one of the last towns to fall to the rebels last year and was the scene of

new violence earlier this week, fared well during the Kadhafi era when it was a major

recruitment ground for his regime‘s elite troops.

―Moamer is in our hearts. If someone here tells you otherwise, he is lying,‖ said Salahuddin al-

Werfelli, 19.

―A revolution, what revolution? The new authorities represent (French President Nicolas)

Sarkozy and some European countries, not Libyans,‖ he said with clear contempt for the UN-

mandated Western military support the rebels received during last year‘s uprising.

In public, residents insisted they were supporters of the ―February 17 Revolution‖ that

overthrew Kadhafi but in private they expressed nostalgia for his ousted regime.

―We are forced to adapt but 99 per cent of Bani Walid‘s population still loves Moamer,‖ said

Boubakr, a 24-year-old law student.

Page 311 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

―Our house was given to my father by Moamer,‖ said Boubakr, who lives near the former

rebel militia base which was at the centre of Monday‘s fighting and which still bears the scars

of the ferocious exchanges. Burnt-out cars and empty bullet cases lie all around.

The details of the clashes in the sprawling oasis, 170 kilometres (110 miles) southeast of Tripoli,

which killed seven people and wounded 12, remain the subject of some dispute.

Interior Minister Fawzi Abdelali initially denied that Kadhafi supporters were involved in the

violence before admitting that he did not know.

Residents said the green flag of Kadhafi‘s regime was not flown during Monday‘s clashes as

reported by some local officials.

They said the fighting pitted the May 28 Brigade of former rebel fighters against a group of

heavily armed residents who had come to the base to seek the release of a relative from

custody.

Residents said the man being held may have fought with Kadhafi‘s forces during the uprising

and been detained by the brigade after they recognised him.

There is widespread resentment in Bani Walid towards the former rebels whose roadblocks

criss-cross the town. Members of the brigade are accused of thefts and arbitrary arrests as

well as other abuses.

―I was arrested at a checkpoint,‖ another resident, Abdelhamid al-Ghariyani, 25, told AFP at

a vegetable market in the town centre.

―They searched my car and mobile phone. When they saw I had pictures of Moamer in the

mobile, the confiscated it and hit me,‖ he said pointing to a bluish welt and scratches on his

left leg and marks of handcuffs on his right wrist.

Another resident, who did not give his name, complained: ―They talk about freedom and

democracy, but these are only words.

―We are with the revolution of February 17, but we want justice and compensation for our

damaged houses,‖ he added.

Efforts are now on to calm the tensions.

Defence Minister Osama Juili toured the town on Wednesday and held talks with civic

leaders.

On Thursday, 30 representatives from clans of the powerful Werfelli tribe, which is spread

across Libya but whose stronghold is Bani Walid, came together to discuss terms for the return

of fighters of the May 28 Brigade who fled the town during the clashes.

Tribal leaders said the brigade‘s members would be allowed back, but without their weapons

and under strict defence ministry command and control.

They said Juili had also promised that a new city council to replace the current unpopular

body could be approved by the ruling National Transitional Council ―within days.‖

―Bani Walid is a tribal region and social peace here is ensured by the tribal system,‖ one tribal

leader, Abdelhamid al-Shanduli, told AFP.

―No representatives must be imposed on us. Bani Walid must choose who represents Bani

Walid,‖ he added.

http://english.irib.ir/news/middle-east/item/86747-syrian-demonstrators-blast-al-decision-

on-syria

Syrian demonstrators blast AL decision on Syria

Suriah demonstran ledakan AL keputusan Suriah

Cetak E-mail Jadilah yang pertama mengomentari!

Ribuan orang Suriah dituangkan ke jalan-jalan di provinsi barat Tartus dan meneriakkan

slogan-slogan terhadap keputusan Liga Arab mengenai perkembangan di negara itu.

Page 312 of 312 Aneka Berita Minggu 04/2012

Menurut Cham Berita Online Press, para demonstran yang marah di kota al-Bahr di Tartus

Provinsi mengutuk kolaborasi AL, negara-negara Arab terutama tertentu, dengan Barat-AS

khususnya - tentang memicu kerusuhan di Suriah.

Menurut laporan itu, para demonstran juga menggarisbawahi pemeliharaan persatuan

nasional, mengumumkan dukungan bagi rencana reformasi yang komprehensif oleh

Presiden Bashar Al-Assad dan resistensi berani pasukan keamanan terhadap pasukan

bersenjata ilegal dan teroris-yang menghasut dan diatur dari luar negeri.

Sementara itu, para demonstran Suriah sekali lagi membantah campur tangan asing dalam

urusan negara mereka dan mencatat bahwa upaya sabotase akan mendapatkan tempat

untuk mengisolasi Suriah.

http://www.presstv.ir/live.html

President lauds speedy pace of medicine production in Iran

Print

E-mail

Be the first to comment!

Iran's President Mahmoud Ahmadinejad lauded progressive pace of medicine

production in the country, reiterating that the Islamic Republic will turn into a center for

exporting science and new ways of treatment for different kinds of illness.

According to IRIB, after a ceremony to unveil two new medicines and four new raw materials

needed in medicine production, President Ahmadinejad praised hard work by specialists,

researchers, research centers and pharmaceutical companies for production of such vital

medicines.

Minister of Health, Treatment, and Medical Training, Marziyeh Vahid Dastjerdi, and Vice

President for Science and Technology affairs, Nasrin Soltankhah, briefed the president and

the audience on production of the newly developed medicines and new technological

advances in this regard.

Presiden memuji cepat kecepatan produksi obat di Iran

Cetak E-mail Jadilah yang pertama mengomentari!

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memuji langkah progresif dari produksi obat dalam

negeri, menegaskan bahwa Republik Islam akan berubah menjadi pusat ilmu pengetahuan

mengekspor dan cara baru pengobatan untuk berbagai jenis penyakit.

Menurut IRIB, setelah upacara untuk mengungkap dua obat baru dan empat bahan baku

baru yang dibutuhkan dalam produksi obat-obatan, Presiden Ahmadinejad memuji kerja

keras oleh spesialis, peneliti, pusat penelitian dan perusahaan farmasi untuk produksi obat-

obatan penting tersebut.

Menteri Kesehatan Pelatihan, Pengobatan, dan Medical, Marziyeh Vahid Dastjerdi, dan

Wakil Presiden untuk Sains dan Teknologi urusan, Nasrin Soltankhah, pengarahan presiden

dan penonton pada produksi obat-obatan baru dikembangkan dan kemajuan teknologi

baru dalam hal ini.

berbagi sosial

Social sharing