02. Spesifikasi Teknis

10
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1. PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS Penggunaan syarat-syarat dan teknis ini adalah : a. Jika terdapat perbedaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan gambar kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan. b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar dalam ukuran skala besar yang harus diikuti atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian lain yang harus dengan persetujuan direksi. c. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor. d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah teknis yang belum jelas, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan tanpa persetujuan direksi. Pasal 2. SYARAT-SYARAT UMUM a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah : Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 Peraturan Konstruksi Baja Indonesia Peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia tahun 1970 Peraturan Instalasi Listrik Indonesia Peraturan Cat Indonesia tahun 1961 Peraturan-peraturan pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini b. Jika terdapat ketidakcocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam pasal 1 point a dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat, maka harus dikonsultasikan dengan direksi untuk mengambil keputusan. Pasal 3. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dlam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan. b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera memberitahukan/berkonsultasi dengan direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran satu sama lainnya. c. Peil nol (0,0) ditetapkan sesuai gambar dan dilapangan disesuaikan kondisi bangunan yang sudah ada dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara peninjauan lapangan. d. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah disetujui oleh direksi. e. Pemasangan bouwplank dari bahan kayu kelas berkualitas baik dan sisi atasnya harus diserut rata, dipasang kuat serta dijaga keamanannya. f. Bouwplank harus dinyatakan benar oleh direksi dan bila perlu, maka kontraktor mengadakan kontrol ulang kebenaran bouwplank terhadap patok tetap (standar) g. Pemasangan bouwplank kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dengan teliti terhadap letak bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan.

description

spek

Transcript of 02. Spesifikasi Teknis

Page 1: 02. Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1. PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS

Penggunaan syarat-syarat dan teknis ini adalah :

a. Jika terdapat perbedaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan gambar

kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja

dan Syarat-syarat (RKS) dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan.

b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar dalam ukuran skala besar yang

harus diikuti atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian lain yang harus

dengan persetujuan direksi.

c. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan

pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor.

d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah teknis yang belum jelas, kontraktor

diwajibkan berkonsultasi dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan

mengambil keputusan tanpa persetujuan direksi.

Pasal 2. SYARAT-SYARAT UMUM

a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :

Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961

Peraturan Konstruksi Baja Indonesia

Peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia tahun 1970

Peraturan Instalasi Listrik Indonesia

Peraturan Cat Indonesia tahun 1961

Peraturan-peraturan pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini

b. Jika terdapat ketidakcocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam

pasal 1 point a dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat, maka harus

dikonsultasikan dengan direksi untuk mengambil keputusan.

Pasal 3. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN

a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran-ukuran

dan mutu yang tercantum dlam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

pekerjaan.

b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan

segera memberitahukan/berkonsultasi dengan direksi bilamana terdapat

perbedaan ukuran-ukuran satu sama lainnya.

c. Peil nol (0,0) ditetapkan sesuai gambar dan dilapangan disesuaikan kondisi

bangunan yang sudah ada dan keinginan pada waktu rencana awal

pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara peninjauan lapangan.

d. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok

yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan

patok tersebut telah disetujui oleh direksi.

e. Pemasangan bouwplank dari bahan kayu kelas berkualitas baik dan sisi atasnya

harus diserut rata, dipasang kuat serta dijaga keamanannya.

f. Bouwplank harus dinyatakan benar oleh direksi dan bila perlu, maka kontraktor

mengadakan kontrol ulang kebenaran bouwplank terhadap patok tetap

(standar)

g. Pemasangan bouwplank kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran

dengan teliti terhadap letak bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan.

Page 2: 02. Spesifikasi Teknis

Pasal 4. PEKERJAAN TANAH

a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan pembersihan/

mengupas lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam

tumbuhan/tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang dapat merusak

bangunan.

b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali

dan selebihnya menggunakan tanah penimbunan lagi.

c. Pekerjaan urugan pasir meliputi :

Dibawah pondasi setebal 10 cm

Dibawah lantai minimal setebal 5 cm atau dapat disesuaikan gambar kerja

sesuai timbunan dari ketinggian rencana peil nol dari bangunan.

d. Bahan dasar urugan pasir dan sungai/kali yang sudah bersih dan bebas dari zat

organis lainnya dan lumpur.

e. Pekerjaan pemadatan urugan pasir harus dilaksanakan lapis demi lapis

maksimum 10 cm, dengan menggunakan mesin soil campactor (mesin stamper

atau alat sederhana yang disetujui oleh pengawas) dan dibantu dengan air

pada saat pemadatan.

Pasal 5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

a. Kupasan Tanah

Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan

tanah, harus disesuaikan dengan ketinggian titik duga/piel yang diminta dan

dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan bouplank

a. Galian Tanah

Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, agar dapat bekerja

dengan leluasa

Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar

Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus dengan segera

memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas/direksi untuk

dipertimbangkan lebih lanjut

Kelebihan tanah bekas galian harus diangkat/dibuang ketempat-tempat

terendah atau dibuang keluar bangunan atas petunjuk konsultan

pengawas/direksi dan menjadi tanggung jawab kontraktor

Sebelum pekerjaan galian dimulai, kontraktor diwajibkan mengadakan

pengecekan as galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, siku

bangunan dan lainnya

b. Urugan Tanah

Urugan tanah harus berwarna merah kecoklat-coklatan yang baik dan

bebas dari kotoran dan akar-akar pohon

Untuk bagian-bagian diluar bangunan dilakukan pengurugan tanah

sampai mencapai tebal sesuai dengan ketentuan gambar. Urugan tanah

harus dilaksanakan pemadatan lapis demi lapis setebal maksimum 30 cm

setiap lapisnya.

Kadar air harus diatur agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan semua

material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan disyaratkan

Kontraktor harus memasukkan biaya-biaya tersebut, sehingga harga satuan

penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud

c. Urugan Pasir

Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat

Tebal ukuran lainnya untuk pekerjaan ini, harus sesuai dengan gambar

Page 3: 02. Spesifikasi Teknis

Pasal 6. PEKERJAAN PONDASI

a. Sebelum pemasangan pondasi, kontraktor harus mengecek ulang posisi

bouwplank/patok tetap, kontraktor juga diwajibkan menyempurnakan benang

sebagai alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana seperti (selang + air)

dan kontrol siku dengan alat sederhana dari mistar segitiga yang dibuat

dengan komposisi (100 x 80 x 60) cm.

b. kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui

oleh direksi.

c. Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menahan menjamin

kestabilan bangunan terhadap beban berat sendiri, beban hidup, dan gaya –

gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila

didirikan dilokasi yang berlereng

Pasal 7. PEKERJAAN PASANGAN BATU

1. Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan

batu bata Tebal 1/2 batu diperkuat dengan kolom penguat dan balok ring,

sloof menurut petunjuk gambar detail.

2. Sebelum batu bata merah dipasang, harus direndam terlebih dahulu ke dalam

air sampai jenuh. Pasangan batu yang telah selesai dipasang, harus dijaga

kelembabannya dengan cara disiram dengan air.

Pasal 8. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

a. Plesteran adukan 1 pc : 5 psr digunakan untuk seluruh pasangan tembok dan

termasuk kolom beton yang rata dengan tembok/dinding.

b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan

penyiraman sampai jenuh di daerah rencana plesteran.

Pasal 9. PEKERJAAN BETON

1. Material Bahan Beton

a. Semen

Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu baik atas

persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal.

Semen yang tidak boleh digunakan adalah :

Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya

Kantong zaknya telah sobek

Semen yang tertumpah

Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam

Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari

Keamanan/tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa

sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air.

b. Pasir Beton

Pasir beton terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan organik,

lumpur dan sebagainya dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan

dalam PBI-1971.

c. Kerikil/batu pecah beton

Kerikil/batu pecah beton yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,

mempunyai gradasi serta kekerasan yang sesuai dengan syarat yang

tercantum dalam PBI-1971.

Page 4: 02. Spesifikasi Teknis

Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air

sampai bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton

harus dipisahkan dengan material lain.

d. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak mengandung minyak,

asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.

e. Takaran/Material Beton

Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya

menggunakan skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah

ukuran dan bahan sama, antara lain seperti ember, drum, plastik atau tong

dari kayu dengan standar yang telah ditentukan.

f. Besi Beton

Besi beton digunakan mutu U.24

Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat dan bebas dari cacat

seperti retak, bengkok-bengkok, dan lain sebagainya dan harus

berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI-

1971.

2. Pekerjaan Pembesian Beton

a. Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai gambar kerja dan diukur

dengan milimeter (mm) untuk besaran diameternya.

b. Ikatan besi beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat

selama pengecoran dan selimut beton harus sesuai dengan syarat yang

ditentukan dalam PBI-1971.

c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan

potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.

d. Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton

dengan standar PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi.

f. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam

PBI-1971.

g. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi

pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari

direksi.

3. Jenis dan Mutu Beton

a. Jenis-jenis pekerjaan beton

- Beton bertulang 1 pc : 2 ps : 3 krk, digunakan untuk semua jenis pekerjaan

bertulang.

b. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar

komposisi bahan atau setara/minimal K175 (melalui laboratorium) atau

dilapangan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krk.

4. Pengecoran dan Perawatan Beton

a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi.

b. Pengadukan beton harus merata, menggunakan beton molen atau alat lain

yang disetujui pengawas.

d. Takaran-takaran untuk semen PC, pasir, kerikil/batu pecah dan air harus

mendapatkan persetujuan direksi/pengawas.

d. Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana yang baik dengan

mengikuti petunjuk direksi. Penggunaan alat penggetar/vibrator bila

dianggap perlu oleh direksi maka kontraktor harus melaksanakannya.

e. Apabila proses pengecoran beton tidak dierkenkan untuk dibebani selama

proses terus berlangsung, dan beton harus disiram/dibasahi terus menerus

selama 2 (dua) minggu.

Page 5: 02. Spesifikasi Teknis

f. Pembongkaran mall beton harus dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga)

minggu, kecuali beton sloof, pondasi voetpplaat dan kolom praktis bila

dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 – 7 hari.

Pasal 10. PEKERJAAN LANTAI

a. Semua bahan lantai pada ruang menggunakan Keramik 40 x 40 cm.

b. Pemukaan lantai cor beton tidak bertulang (rabat beton) harus rata

c. Cara Pelaksanaan :

- Sebelum dilaksanakan cor rabat beton terlebih dahulu kontraktor

diwajibkan menyempurnakan pemadatan dengan persetujuan yang

diijinkan oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil lantai yang di

inginkan maupun leveling.

- Selain pemadatan tersebut di atas bidang yang di kerjakan sebelumnya

harus di siram sesuai kebutuhan

- Setelah direksi menyetujui dapat melaksanakan pekerjaan pengecoran

beton rabat tersebut.

- Pekerjaan rabat beton harus memperhatikan leveling setiap saat

Pasal 11. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan

pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan

anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang

yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan

baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama

dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :

Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen

(Fabrikasi).

2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.

3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan.

4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur

rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur

overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).

5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

Persyaratan Material Rangka Atap Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

Baja Mutu Tinggi G 550

Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

Tegangan Maksimum 550 Mpa

Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

Modulus geser 80.000 Mpa

Page 6: 02. Spesifikasi Teknis

Lapisan anti karat :

Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis

lapisan anti karat (coating):

Galvanised (Z220)

Pelapisan Galvanised

Jenis Hot-dip zinc

Kelas Z22

katebalan pelapisan 220 gr/m2

komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)

Pelapisan Zinc-Aluminium

Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

Kelas AZ100

Ketebalan pelapisan 100 gr/m2

Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Dimensi :

Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm

Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm

Merek : Smartruss atau setara

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi

untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

Galvabond Z275

Yield Strength 250 MPa

Design Tensile Strength 150 Mpa

Brace System (bracing)

BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah

(bottom chord)

pada kuda-kuda baja ringan.

LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja

ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada

batang tekan

(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.

DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal

antara web

pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak

berdampingan.

STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan

bottom chord

kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan

perhitungan desain

struktur.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang

membentuk sudut

tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam

(Valley Gutter) untuk

mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm

dengan detail

profil seperti gambar dibawah.

Page 7: 02. Spesifikasi Teknis

Alat Sambung (Screw)

Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat

sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan

instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

Kepadatan Alur 16 alur/inci

Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

Gaya geser satu baut 5,10 KN

Gaya aksial 8,60 KN

Gaya Torsi 6,90 KN

Pasal 13. PEKERJAAN PLAFOND

Bahan plafond (langit – langit) terdiri atas rangka langit – langit dan penutup :

1. Bahan kerangka langit – langit menggunakan bahan rangka aluminium

Hollow 40 x 40 mm dan 20 x 40 mm yang memenuhi standar teknis, untuk

penutup langit – langit menggunakan gypsum 9 mm dengan

ukuran sesuai dengan gambar pelaksanaan.

2. List plafond dengan profil gypsum pada bagian pertemuan plafond dengan

dinding (sesuai gambar).

3. Langit-langit dipasang tepat waterpas dan siar-siar membentuk garis lurus, dan

tegak lurus satu sama lain.

4. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang untuk tiap- tiap sayap

bangunan

Pasal 14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

b. Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman sesuai dengan

peraturan umum instalasi listrik yang berlaku

b. Penggunaan pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat keamanan

terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan

Pasal 15. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

1. Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dipergunakan cat dengan

kualitas baik.

2. Teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik.

a. Cat tembok don plafond sekualitas Metrolite.

b. Cat kayu don cat besi sekualitas Glote

3. Daun pintu rangka kayu dan daun pintu pelitur vernis kulitas baik.

a. Menie kayu dan menie besi sekualitas Glotex.

b. Cat residu untuk konstruksi kap (kuda-kuda)

4. a. Cat tembok dan plafond, dilaksanakan untuk semua permukaan dinding

tembok, plesteran beton dan langit-langit tripleks. Beberapa tempat dalam

ruangan akan di berikan warna lain sebagai eksen akan ditentukan

kemudian atau di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi lapangan.

b. Cat kayu dan besi

Pada umumnya dipergunakan cat mengkilap yaitu bagian-bagian:

Kosen pintu dan jendela

Listplank kayu, jalusi dan List plafon Sp. 4

Page 8: 02. Spesifikasi Teknis

Pipa saluran

Harus dikerjakan 2 (dua) kali menie / dasar, dua kali cat penutup.

Cara pekerjaan: Permukaan kayu / multipleks / teakwood didempul dengan

dempul kayu dan pori-pori ditutup dengan water base/bedak, kemudian

digosok kertas pasir halus, baru kemudian di pelitur vernis. Setelah politur

vernis kering, digosok kertas pasir halus 1 (satu) kali baru kemudian dipelitur

vernis lagi.

c. Pekerjaan residu dilakukan ebelum konstruksi kap (kuda-kuda) dipasang/

dinaikkan

d. Rangka plafond dan penggantung dicat menie pada keempat sisi kayu.

Pasal 16. PEKERJAAN KACA

a. Kaca bening minimal 5 mm digunakan pada pemasangan kaca mati

dengan luas bidang > 90 cm2.

b. Kaca bening minimal 3 mm digunakan pada pemasangan kaca mati

dengan luas bidang < 90 cm2.

c. Kaca dipasang didalam spaning dengan dempul dan list kaca.

d. Bahan kaca dipakai dalam Negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat,

retak, putus pinggirannya, berlubang, berbintik - bintik dan sebagainya.

Pasal 17. SALURAN PEMBUANGAN

1. Kemiringan

a. Kemiringan saluran pembuangan kotoran manusia (disposal) dibawah tanah

harus sekurang-kurangnya 1: 125 don sebanyak-banyaknya 1:25.

b. Saluran air hujan sekurang-kurangnya 1: 100

2. Bak kontrol / Periksa.

a. Harus dibuat pada sambungan-sambungan cabang saluran dan belokan-

belokon saluran sehingga ditempat saluran dapat diperiksa dan

dibersihkan.

b. Dibuat dari pasangan batu dengan adukan 1 pc : 2 Ps dan diplester camp.

1 pc : 2 Psr

3. Air hujan : Air hujan langsung disalurkan kesaluran terbuka sekeliling bangunan,

yang selanjutnya akan dibuang kearah selokan dipinggiran jalan raya.

4. Septictank dan bak rembesan. (Jika ada)

a. Septictank dibuat dari pasangan batu bata adukan kuat 1 Pc: 2 Psr dan

diplester 1Oc 2 Psr. Pipa pelepns udara dari galvanis 0 1,5" tinggi minimal

2m atau sesuai gambar don diakhiri dgn T - Stuk galvanis.

b. Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan, sistem bak

rembesan harus disesuaikan menurut gambar khusus, agar air kotor/disposal

tidak macet.

c. Septictank dan Rembesan di buat seperti dalam gambor (kecuali untuk

keadaan tanah kurang baik, dibuat gambar khusus).

Pasal 18. INSTALASI LISTRIK DALAM DAN LUAR GEDUNG

1. Penjelasan pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar

gedung, stop kontak, saklar panel utama dan panel distribusi serta bagian

kelompok titik penerangan.

2. Sumber daya listrik.

a. Sumber daya listrik dipergunakan distribusi yang ada kecuali apabila ada

penambahan daya maka direncanakan memperoleh distribusi dari PLN

Page 9: 02. Spesifikasi Teknis

sesuai kebutuhan.

b. Panel utama ditempatkan di ruang khusus pada daerah selasar.

3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi instalatir.

a. Harus memiliki izin PLN setempat untuk pemasangan instalasi listrik serta

surat-surat lain yang menurut peraturan pemerintah harus ada.

b. Harus membuat rencana kerja (jadwal) yang disesuaikan pada rencana

kerja tahap demi tahap pekerjaan pembangunan gedung dari kontraktor

sebelum pekerjaan dimulai.

c. Harus menghubungi PLN setempat sehubungan adanya pekerjaan ini.

d. Tidak menyimpang / merubah rencana pemasangan dan penggunaan

bahan instalasi yang telah ditentukan

e. Harus melengkapi semua peralatan instalasi dimana dalam syarat syarat

teknis pada umumnya harus ada walaupun dalam bestek tidak disebutkan.

f. Gambar sesuai dengan Instalasi terpasang (As Instalated Drawing) & Surat

Keer dari PLN harus diserahkan pada waktu Penyerahan Pertama Pekerjaan

kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

4. Diskripsi pekerjaan.

Jenis pekerjaan secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian

a. Pemasangan dan penyerahan armatur lampu sesuai yang telah di

tentukan dari pengawatan sampai titik - titik cahaya lampu, saklar,

stop kontak, termasuk perlengkapan dalam dan luar gedung.

b. Pemasangan dan penyerahan panel - panel listrik termasuk

perlengkapannya. Pemasangan dan penyerahan instalasi faeder dari

panel utama ke panel distributor didalam dan diluar gedung. pembuatan

rencana kerja, jadwal kerja, gambar pelaksana gambar revisi serta

pengetesan seluruh instalasi dan mendapat sura tketerangan pemeriksaan

dari PLN. Instalasi harus dibuat untuk tegangan (Voltage) sesuai kondisi

setempat dengan daya dan penempatan Instalasi Listrik dalam / titik lampu

sesuai gambar. Pasal 19. INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

1. Sistem Instalasi.

a. Sumber air pada bangunan yang ada adalah distribusi dari PAM

(Perusahaan Air Minum) setempat. Serta semua Instalasi Air / Plumping harus

melalui Shaft pada setiap Sudut WC/KM yang telah ditentukan dalam

gambar.

b. Sistim pembuangan air kotor ditentukan dengan jalan :

air cucian dari westafel dan floor drain disalurkan seluran pembuangan

air hujan dalam tanah halaman melalui bak kontrol tertutup.

kotoran dari WC/urinoir /toilet disalurkan dengan pipa-pipa khusus menuju

septictank.

kelancaran pembuangan / pengairan kotoran dan air bekas / cucian

dalam pipa instalansi dijamin dengan adanya pemasangan pipa udara.

penutupan gas-gas busuk dari pipa pembuangan air bekas dan kotoran

menggunakan sistem penutup air.

pipa besi diameter 1.5” untuk lubang hawa.

pipa kotoran PVC diameter minimal 3 “, atau sesuai gambar.

c. Instalasi dalam :

westafel lengkap dengan kran, aksesoris dan cermin (sesuai gambar)

kloset duduk dan jongkok KIA urinoir sesuai gambar, mata kran, pipa

inlet/outlet.

Pasal 20. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Page 10: 02. Spesifikasi Teknis

a. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, kontraktor harus

membersihkan semua kotoran sisa-sisa material akibat pelaksanaan tersebut.

b. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan pada bangunan lain akibat

pekerjaan baru.

c. Dalam masa pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan

sampai serah terima kedua.

Pasal 21. PEKERJAAN TAMBAHAN

a. Selain Rencana kerja dan syarat-syarat, ini semua ketentuan administrasi,

pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan

yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-

syarat yang harus dipenuhi/ditaati.

b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan direksi

dengan menggunakan surat keterangan persetujuan terutama bahan-bahan

produksi industri yang mempunyai banyak jenis merk.

c. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung

jawab kontraktor.

Pasal 22. PENUTUP

a. Apabila dalam RKS ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat,

dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan harus

dilaksanakan dan disesuaikan, hal ini menjadi bagian nyata dilaksanakan dan

disesuaikan dengan kontraktor, maka harus dianggap bagian yang telah ada

di dalam spesifikasi teknis ini, jika tidak terhitung sebagai tambahan

b. Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor harus merawat bangunan tersebut

sehingga bangunan dapat digunakan tanpa adanya pembersihan dan lainnya

siap diserah terimakan menurut pertimbangan direksi/konsultan pengawas

Marisa, Februari 2015 Konsultan Perencana,

CV. SKETSA KREASINDO