02-Model Perda BG (Revisi 2014)

5
Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014) Halaman - 1 PENGANTAR Peraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung (BG) merupakan instrumen penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah. Perda BG menjadi sangat penting karena pengaturan yang dimuat mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik untuk setiap daerah. Perda BG perlu dibuat sebagai peraturan yang bersifat operasional di setiap daerah, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Di dalam penjelasan umum UU-BG paragraf terakhir berbunyi: “... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan normatif, sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya, termasuk Peraturan Daerah, dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam undang-undang lain yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini”. Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam proses penyusunan Perda BG, pemerintah pusat, dalam hal ini Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, menyiapkan Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung. Hal ini dilakukan sesuai amanah pasal 106 ayat 3 dari PP Nomor 36 tahun 2005 yang berbunyi: “Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan peraturan dan kebijakan daerah di bidang Bangunan Gedung yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah”. Selanjutnya dalam penjelasan pasal 106 ayat 3 berbunyi bahwa yang dimaksud dengan bantuan teknis antara lain memberikan Model Perda BG dan/atau bantuan teknis penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Bangunan Gedung. Tujuan dibuatkannya Model Perda BG adalah untuk memberikan acuan dan contoh pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung yang telah

description

free

Transcript of 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Page 1: 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

Halaman - 1

PENGANTAR

Peraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung (BG) merupakan instrumen

penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah.

Perda BG menjadi sangat penting karena pengaturan yang dimuat

mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam

penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik

untuk setiap daerah.

Perda BG perlu dibuat sebagai peraturan yang bersifat operasional di setiap

daerah, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun

2002 tentang Bangunan Gedung. Di dalam penjelasan umum UU-BG paragraf

terakhir berbunyi: “... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok

dan normatif, sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya,

termasuk Peraturan Daerah, dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam

undang-undang lain yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini”.

Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam proses penyusunan Perda BG,

pemerintah pusat, dalam hal ini Direktorat Penataan Bangunan dan

Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,

menyiapkan Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung.

Hal ini dilakukan sesuai amanah pasal 106 ayat 3 dari PP Nomor 36 tahun 2005

yang berbunyi: “Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan

peraturan dan kebijakan daerah di bidang Bangunan Gedung yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah”. Selanjutnya dalam penjelasan pasal 106 ayat 3 berbunyi

bahwa yang dimaksud dengan bantuan teknis antara lain memberikan Model

Perda BG dan/atau bantuan teknis penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang Bangunan Gedung.

Tujuan dibuatkannya Model Perda BG adalah untuk memberikan acuan dan

contoh pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung yang telah

Page 2: 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

Halaman - 2

mengakomodasi berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan,

Pedoman Teknis dan Standar Teknis di Indonesia. Yang perlu ditekankan di sini

adalah Model Perda BG yang dibuat merupakan acuan dan contoh, sehingga

tidak bersifat mengikat dan tidak mengharuskan setiap norma pengaturan

untuk sama persis. Akan tetapi Model Perda BG dibuat untuk memudahkan dan

mempercepat proses penyusunan di daerah yang pada proses penyusunannya

berbagai norma pengaturan dalam Model Perda BG perlu ditajamkan dengan

berbagai muatan lokal yang ada dan berlaku di setiap daerah. Sehinggawalaupun pada awalnya mengacu pada Model Perda BG, namun padaakhirnya diharapkan Perda BG yang dihasilkan setiap daerah dapatmenjawab kondisi yang bersifat spesifik.

Secara kronologis, Model Perda BG sudah 4 kali mengalami penyempurnaan

sejak pertama kali dibuat. Model Perda BG pertama kali dibuat pada tahun 2003

pasca UU-BG (UU 28/2002) ditetapkan. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan

pertama kali pada tahun 2007 pasca PP-BG (PP 36/2005) ditetapkan.

Penyempurnaan kedua kali dilakukan pada tahun 2010 pasca terjadinya

bencana di Padang dan Yogyakarta. Penyempurnaan kedua ini dilakukan PBL

bekerjasama dengan JICA yang memiliki pengalaman dalam hal penyelenggaraan

Bangunan Gedung tahan gempa. Penyempurnaan ketiga kali dilakukan pada

tahun 2012 pasca UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan ditetapkan dan bertepatan dengan momentum dasawarsa UU-BG.

Sedangkan penyempurnaan terakhir yang merupakan keempat kalinya

dilakukan pada cetakan kali ini pada tahun 2014.

Sistematika penjabaran dalam Model Perda BG antara lain meliputi:

Penjelasan dan Contoh pada bagian Judul;

Penjelasan dan Contoh pada bagian Pembukaan;

Penjelasan dan Contoh pada bagian Batang Tubuh;

Penjelasan dan Contoh pada bagian Penutup;

Penjelasan dan Contoh pada bagian Penjelasan

Penjelasan dan Contoh pada bagian Lampiran (Jika Diperlukan).

Sedangkan muatan pengaturan minimal yang dijabarkan di dalam Model Perda

BG meliputi 12 bab, yaitu:

Page 3: 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

Halaman - 3

1. Ketentuan Umum

2. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung

3. Persyaratan Bangunan Gedung

4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

5. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)

6. Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

7. Pembinaan

8. Sanksi Administratif

9. Ketentuan Pidana

10. Ketentuan Penyidikan

11. Ketentuan Peralihan

12. Ketentuan Penutup

Diharapkan Model Perda BG yang disusun ini dapat bermanfaat bagi proses

penyusunan Ranperda BG di daerah dan pada akhirnya dapat berkontribusi

dalam proses percepatan penyelesaian Perda BG di Indonesia. Tim Penyusun

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas berbagai kontribusi,

masukan, kritik dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak dalam

proses penyempurnaan Model Perda BG ini.

JAKARTA, JUNI 2014PENYUSUN

Page 4: 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

Halaman - 4

DAFTAR ISI

PENGANTAR ................................................................................................1DAFTAR ISI .................................................................................................4

PENJABARAN MODEL PERDA TENTANG BANGUNAN GEDUNG......................8I. JUDUL.............................................................................................................. 8

II. PEMBUKAAN................................................................................................... 8

2.1. Frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa” ......................................... 8

2.2. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan ................................. 8

2.3. Konsiderans .............................................................................................. 8

2.4. Dasar Hukum............................................................................................. 9

2.5. Diktum.................................................................................................... 10

III. BATANG TUBUH........................................................................................... 10

3.1. Ketentuan Umum .................................................................................... 10

3.1.1. Pengertian ................................................................................................. 10

3.1.2. Azas, Tujuan, dan Lingkup........................................................................ 16

3.2. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung ................................................ 17

3.3. Persyaratan Bangunan Gedung ................................................................ 23

3.3.1. Umum ....................................................................................................... 23

3.3.2. Persyaratan Administratif .......................................................................... 24

3.3.2.1. Status Kepemilikan Hak Atas Tanah ................................................... 24

3.3.2.2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung ............................................... 25

3.3.2.3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)......................................................... 26

3.3.2.4. IMB di Atas dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atauPrasarana/Sarana Umum .................................................................. 27

3.3.2.5. Kelembagaan....................................................................................... 28

3.3.3. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung...................................................... 28

3.3.3.1. Umum ................................................................................................. 29

3.3.3.2. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan...................................... 29

3.3.3.3. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas Bangunan Gedung ................ 29

3.3.3.4. Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung .......................................... 33

3.3.3.5. Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan.................................. 39

3.3.3.6. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan........................................... 39

Page 5: 02-Model Perda BG (Revisi 2014)

Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

Halaman - 5

3.3.3.7. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung ......................................... 41

3.3.3.8. Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung...................................... 41

3.3.3.9. Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung.......................................... 47

3.3.3.10. Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung.................................... 52

3.3.3.11. Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung ..................................... 54

3.3.4. Persyaratan Pembangunan Bangunan Gedung di Atas atau di BawahTanah, Air atau Prasarana/Sarana Umum, dan pada Daerah HantaranUdara Listrik Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi/Ultra Tinggi dan/atauMenara Telekomunikasi dan/atau Menara Air.......................................... 55

3.3.5. Persyaratan Bangunan Gedung Adat, Bangunan Gedung Tradisional,Pemanfaatan Simbol dan Unsur/Elemen Tradisional serta KearifanLokal ........................................................................................................ 57

3.3.5.1. Bangunan Gedung Adat ...................................................................... 58

3.3.5.2. Bangunan Gedung dengan Gaya/langgam Tradisional........................ 60

3.3.5.3. Penggunaan Simbol dan Unsur/Elemen Tradisional ........................... 64

3.3.5.4. Kearifan Lokal ..................................................................................... 65

3.3.6. Persyaratan Bangunan Gedung Semi Permanen dan Bangunan GedungDarurat .................................................................................................... 65

3.3.7. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Bencana Alam....................... 66

3.3.7.1. Umum ................................................................................................. 66

3.3.7.2. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Tanah Longsor .... 66

3.3.7.3. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan GelombangPasang................................................................................................ 67

3.3.7.4. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Banjir .................. 68

3.3.7.5. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Bencana AnginTopan ................................................................................................. 68

3.3.7.6. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Bencana AlamGeologi ............................................................................................... 69

3.3.7.6. Tata Cara Dan Persyaratan Penyelenggaraan Bangunan Gedung diKawasan Rawan Bencana Alam.......................................................... 73

3.4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung......................................................... 73

3.4.1. Umum ....................................................................................................... 73

3.4.2. Kegiatan Pembangunan............................................................................. 74

3.4.2.1. Umum ................................................................................................. 74

3.4.2.2. Perencanaan Teknis ............................................................................ 75

3.4.2.3. Dokumen Rencana Teknis................................................................... 75

3.4.2.4. Pengaturan Retribusi IMB ................................................................... 76

3.4.2.5. Tata Cara Penerbitan IMB ................................................................... 80

3.4.2.6. Penyedia Jasa Perencanaan Teknis ..................................................... 85