01.Leaflet Teknik Mitigasi Banjir Dan Tanah Longsor

download 01.Leaflet Teknik Mitigasi Banjir Dan Tanah Longsor

of 2

Transcript of 01.Leaflet Teknik Mitigasi Banjir Dan Tanah Longsor

LATAR BELAKANG

Bencana banjir dan tanah longsor masih sering terjadi di Indonesia dengan beragam luas daerah tangkapan air (DTA) dan waktu. Pandangan kurang benar sering digunakan dasar justifikasi bahwa timbulnya bencana banjir dan tanah longsor sebagai akibat penebangan hutan. Oleh karena itu pandangan terhadap tanah longsor dan banjir perlu ditelaah secara kasus per kasus berdasarkan hasil analisis sebab-akibat yang faktual dan rasional. Identifikasi karakteristik daerah banjir dan tanah longsor merupakan dasar untuk melakukan diagnosis faktor utama yang menyebabkan kerawanan banjir dan tanah longsor, sehingga kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun rencana tindak teknik

DISKRIPSI. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana melalui pembangunan fisik serta peningkatan kesadaran dan kemampuan menghadapi bencana. Teknik mitigasi banjir dan tanah longsor adalah bagian dari sistem pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Acuan utama yang digunakan dalam penyusunan teknik ini adalah 'Sidik Cepat Degradasi Sub DAS'.Teknik mitigasi banjir dan tanah longsor ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para pihak dalam melakukan pengendalian daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor. Beberapa peristiwa yang belakangan terjadi menunjukkan bahwa kejadian banjir bandang merupakan proses kombinasi (multi-proses) dari tanah longsor dan banjir. Pemahaman tersebut akan menuntun para pihak dalam mewaspadai ancaman bencana secara dini serta mampu melakukan tindakan pencegahan, pengurangan kemungkinan kerugian dan pengendalian secara cepat dan tepat.

APLIKASI

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mitigasi banjir dan tanah longsor mencakup identifikasi daerah rawan bencana, teknik pengendalian dan teknik peringatan dini. Semua tindakan tidak mungkin dilakukan sepihak dari atas (top down) ataupun dari bawah (bottom up) tetapi merupakan tindakan terpadu dari atas dan dari bawah. Kewaspadaan masyarakat penghuni wilayah rawan bencana sangat diperlukan, dan pengembangan keberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana alam harus selalu dilakukan secara nyata setiap saat.

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BENCANA

Identifikasi tingkat kerawanan banjir dipilah antara identifikasi daerah rawan terkena banjir (kebanjiran) dan daerah pemasok/potensi air banjir. Hal ini penting untuk memudahkan cara identifikasi sumber bencana secara sistematis sehingga diperoleh teknik pengendalian yang efektif dan efisien. Melalui identifikasi di atas, dapat dianalisis hubungan sebab-akibat kejadian banjir di wilayah tersebut. Berdasar hasil identifikasi diperoleh sintesis sebagai berikut :A. Tingkat kerentanan/kerawanan lahan terhadap longsorB. Tingkat ancaman tanah longsor terhadap penduduk/pemukiman danpenyumbatan palung sungaiC. Penggunaan lahan di daerah rawan bencana tanah longsor berkaitan dengan tanggung jawab pemangkunyaD. Usulan kegiatan pengendalian tanah longsor yang sesuai Identifikasi daerah yang kemungkinan terjadi multi-proses tanah longsor dan banjir adalah sama seperti mengidentifikasi kerawanan bencana sebelumnya, hanya kedua identifikasi tersebut disatukan pada satuan sistem sungai dalam DTA.

TEKNIK PENGENDALIAN BANJIRTeknik pengendalian banjir harus dilakukan secara komprehensip pada daerah yang rawan terkena banjir dan daerah pemasok air banjir. Prinsip dasar pengendalian daerah kebanjiran secara teknis dilakukan dengan meningkatkan dimensi palung sungai sehingga aliran air yang lewat tidak melimpah keluar dari palung sungaiSedangkan teknik pengendalian banjir di DTA bertumpu pada prinsip penurunan koefisien limpasan (C) melalui teknik konservasi tanah dan air (KTA). Teknik KTA yang digunakan yakni: (1) upaya meningkatkan resapan air hujan yang masuk ke dalam tanah, (2) dan mengendalikan limpasan air permukaan pada pola aliran yang aman. Bentuk teknik yang diaplikasikan dapat berupa teknik sipil, vegetatif, kimiawi, maupun kombinasi dari ketiganya, sesuai dengan jenis penggunaan lahan dan karakteristik tapak (site) setempat.

TEKNIK PENGENDALIAN TANAH LONGSORSemua upaya tersebut sangat terkait dengan kemampuan tanah/lahan dalam mengendalikan air hujan untuk bisa masuk ke dalam bumi, termasuk vegetasi/hutan yang ada di atasnya. Jenis tanaman hutan yang sama dimana yang satu tumbuh di atas lapisan tanah tebal dan satunya lagi di atas lapisan tanah tipis, akan memiliki dampak yang berbeda dalam mengendalikan limpasan air permukaan atau banjir.

Teknik pengendalian tanah longsor terdiri atas metode vegetatif dan teknik sipil. Pada pengendalian tanah longsor diupayakan agar air tidak terlalu banyak masuk ke dalam tanah yang bisa memenuhi ruang antara lapisan kedap air dan lapisan tanah. Pada pengendalian erosi permukaan air hujan diupayakan masuk ke dalam tanah sebanyak mungkin sehingga energi pengikisan dan pengangkutan partikel tanah oleh limpasan permukaan dapat diminimalkan.Untuk mengurangi kerugian, baik material maupun jiwa, akibat bencana banjir dan tanah longsor diperlukan tindakan kewaspadaan masyarakat atas ancaman bencana tersebut. Dengan telah teridentifikasinya daerah rawan bencana, maka gejala alam yang ada dapat dimanfaatkan sebagai peringatan dini bagi masyarakat yang diperkirakan akan terkena musibah.

Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor

Oleh :Ady Satriawan, S. HutNIP. 19850529 201001 1 016

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNANKABUPATEN PACITAN2013