01. Tugas.docx

13
Pengertian dan Penjelasan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Konten Tugas Telaah Kurikulum Fisika 2014/2015 Disusun oleh : ASTRID DARA PUTRI SUTEJO 3215133260 Pendidikan Fisika Bilingual 2013 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014

Transcript of 01. Tugas.docx

Page 1: 01. Tugas.docx

Pengertian dan Penjelasan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan

Konten

Tugas

Telaah Kurikulum Fisika

2014/2015

Disusun oleh :

ASTRID DARA PUTRI SUTEJO

3215133260

Pendidikan Fisika Bilingual 2013

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

Page 2: 01. Tugas.docx

1. Pengertian KurikulumSecara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa latin currere yang artinya

berlari dan curricula yang artinya jarak yang ditempuh dalam perlombaan. Menurut Nasution, (dalam Agustinus, 2014: 30), kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh pelari dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Pengertian kurikulum menurut Taba (dalam Agustinus, 2014: 31) adalah kurikulum sebagai “a plan for learning”, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.

Dalam pandangan tradisional, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Sedangkan menurut pandangan modern, Mehl-Mill-Douglass (dalam Oemar, 2009: 65) mengemukakan, bahwa: “The curriculum is as broad and varied as the child’s school environment. Broadly concerved, the curriculum embraces not only subject matter but also various aspects of the physical and social environment. The school brings the child with his impelling flow of experiences into a environment consisting of school facilities, subject matter, other children and teachers. From the interaction or the child with these elements learning results. Not only is the learner an ever-changing personality resulting from a continuous series of new experiences, but the constituent elements of his environment are constantly evolving and unfolding.”

Romine (dalam Agustinus, 2014: 31) juga mengemukakan bahwa: “Curriculum is interupted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which builds pupils have under direction of school, whether in the classroom or not”. Berdasarkan ungkapan kedua tokoh diatas, kegiatan-kegiatan kurikuler tidak hanya di ruang kelas saja, tetapi juga mencakup aktivitas siswa di luar kelas (tidak ada pemisahan antara kegiatan intrakuler dan ekstrakurikuler), sehingga kurikulum mencakup semua kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pendidikan kepada siswa.

Menurut Sistem Pendidikan Nasional (Oemar, 2009: 66), dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bhan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Beikut pokok pikiran dari rumusan ini adalah:

a. Kurikulum merupakan suatu rencana.b. Kurikulum merupakan pengaturan yang mempunyai sistematika dan

struktur tertentu.c. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada bidang

pengajaran tertentu.d. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian

pengajaran.e. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar

mengajar.f. Kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.g. Berdasarkan butir f, maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat

pendidikan.2. Penjelasan mengenai:

a. Kurikulum sebagai perencana

Page 3: 01. Tugas.docx

Menurut Hilda Taba (dalam Basri, 2013: 137) kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh anak didik. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Menurut Asep Saefudin (dalam Basri, 2013: 133) dijelaskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pembelajaran dan hasil pendidikan yang harus dicapai siswa, kegiatan belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran di sekolah sering dikenal sebagai pandangan tradisional, yaitu belajar di sekolah seolah hanya membaca buku teks yang sudah ditentukan sebagai sumber bahan pelajaran. (Basri, 2013: 134)

b. Kurikulum sebagai prosesKurikulum menurut pandangan modern, kurikulum bukan hanya rencana

pembelajaran, melainkan realitas yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas, pergaulan siswa, serta lainnya yang diorganisasikan oleh sekolah. (Basri, 2013: 134)

c. Kurikulum sebagai alat penilaianSagala (2012: 33) menegaskan bahwa kurikulum merupakan salah satu

indikator penentu berhasil tidaknya kinerja pendidikan, karenanya kurikulum harus dikelola secara baik dan profesional. Kurikulum berperan sebagai alat penilaian dilihat dari hasil belajar siswa dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

3. Perbedaan antara content based dan competence baseda) Content Based Curriculum (Kurikulum Berbasis Isi/Materi)

Kurikum berbasis materi hanya melihat dan menilai keberhasilan siswa dalam belajar secara parsial, yaitu dengan melihat sedikit banyaknya pengetahuan dan hapalan bidang studi (Chatib, 2009: 109).

Komalasari (2010: 225) dalam bukunya, Pembelajaran Kontekstual memaparkan perbedaan sistem penialaian dalam kurikulum berbasis materi dan kompetensi sebagai berikut:

a. Aspek tujuan yang ditekankan, yaitu menggambarkan profil siswa terhadap materi kurikulum untuk penentuan kenaikan kelas, NEM dan tanda tamat belajar, menggambarkan keadaan mutu pendidikan, terbatas pada kemampuan kognitif siswa.

b. Prinsip penilaian, prinsip diskriminasi siswa menurut kemampuan kognitif yang dituntut dalam tes dan ujian.

c. Acuan penilaian, penilaian acaun norma untuk tes akhir semester, penilaian acuan patokan yang terbatas dalam UAN.

d. Acuan penyusunan kisi-kisi dan alat penilaian, kurikulum: tujuan per kelas dan semester serta materi, buku paket.

e. Fokus penilaian pada penguasaan materi sebagai hasil belajar.f. Pendekatan belajar dan pendekatan multikecerdasan, kurikulum

menganut pendekatan belajar aktif, namun penekanan tipe soal pilihan

Page 4: 01. Tugas.docx

ganda tidak mendorong pelaksanaannya, yang dinilai hanyalah kecerdasan bahasa, logika, matematika dan sedikit visual spesial.

g. Kecocokan yang dinilai dan alat penilaian, tidak cocok karena hanya digunakan paper & pencil test yang membatasi diri pada tipe-tipe soal objektif.

b) Competence Based Curriculum (Kurikulum Berbasis Kompetensi)Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik

sebagai berikut:a. menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara

individual maupun klasikalb. berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamanc. penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan

metode yang bervariasi, termasuk CTL (Contextual Teacing and Learning)

d. sumber belajar bunkan hanya guru, melainkan juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

e. penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Komalasari (2010:225) dalam bukunya, Pembelajaran Kontekstual memaparkan perbedaan sistem penialaian dalam kurikulum berbasis materi dan kompetensi sebagai berikut:

a. Aspek tujuan yang ditekankan, yaitu menggambarkan profil siswa sebagai umpan balik untuk semester/kelas selanjutnya dan preferensi pemilihan jurusan di Perguruan Tinggi, mengontrol mutu pendidikan ke arah standarisasi mutu dan akuntabilitas publik, mengarahkan pelaksanaan kurikulum serta pengembangan buku pelajaran dan sumber belajar lain.

b. Prinsip penilaian, prinsip diferensiasi siswa menurut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Acuan penilaian, penilaian acuan patokan untuk tes akhir semester, penilaian acuan patokan yang lebih luas untuk UAN.

d. Acuan penyusunan kisi-kisi dan alat penilaian, kurikulum: kompetensi dan indikator, buku pelajaran dan sumber belajar lain yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

e. Fokus penilaian pada penguasaan materi sebagai hasil belajar.f. Pendekatan belajar dan pendekatan multikecerdasan, pendekatan

belajar aktif yang dianut KBK akan menjiwai UAN jika konsisten pada indikator, kecerdasan yang lain, seperti kecerdasan kinestetik, musik, antarpribadi, dan intrapribadi akan mewarnai UAN jika beragam mata pelajaran diujikan.

g. Kecocokan yang dinilai dan alat penilaian, diterapkan berbagai cara dan alat penilaian.

4. Contoh Aplikasi Content Based dan Competence Based

Page 5: 01. Tugas.docx

a. Content BasedKurikulum yang bersifat content based (berbasis konten/materi) adalah

kurikulum 1984. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Pada kurikulum ini siswa ditempatkan sebagai subjek belajar dengan menggunakan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). (Sjukma Sjam dkk, 2010: 35)

Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan.

Contoh penerapan CBSA dalam pembelajaran:1) Pemanfaatan waktu luang

Pemanfaatan waktu luang di rumah oleh siswa memungkinkan dilakukanya kegiatan belajar aktif, dengan cara menyusun rencana belajar, memilah bahan untuk dipelajari, dan menilai penguasaan bahan sendiri.

2) Pembelajaran IndividualPembelajaran individual adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan

karakteristik perbedaan individu tiap siswa, seperti: minat abilitet, bakat, kecerdasan, dan sebagainya.

3) Belajar kelompokBelajar kelompok memiliki kadar CBSA yang cukup tinggi. teknik

pelaksanaannya dapat dalam bentuk kerja kelompok, diskusi kelompok, diskusi kelas, diskusi terbimbing, dan diskusi ceramah. Dalam situasi belajar kelompok, masing-masing anggota dapat mengajukan gagasan, pendapat, pertanyaan, jawaban, keritik dan sebagainya. Siswa aktif berpartisipasi, berelasi dan berinteraksi satu dengan yang lainya.

4) Bertanya jawabKegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa dengan

siswa, dan antara kelompok siswa dengan kelompok lainnya memberikan peluang cukup banyak bagi setiap siswa belajar aktif.

5) Belajar Inquiry/discovery (belajar mandiri)Dalam strategi belajar ini siswa melakukan proses mental intelektual

dalam upaya memecahkan masalah. Dia sendiri merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji  hipotesis, dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajarnya.

b. Competency BasedKurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP) merupakan kurikulum

yang berbasis kompetensi. Kurikulum 2004 memfokuskan aspek kompetensi siswa sehingga prinsip pembelajaran berpusat pada siswa dan menggunakan pendekatan menyeluruh dan kemitraan, serta mengutamakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. (Sjukma Sjam dkk, 2010: 37)

Page 6: 01. Tugas.docx

Kurikulum 2006 merupakan penyempurnaan kurikulum 2004, perbedaan yang menonjol adalah terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu jiwanya desentralisasi sistem pendidikan. (Sjukma Sjam dkk, 2010: 39)

Contoh model pembelajaran yang berbasis kompetensi:1) Individual Learning

Model pembelajaran individu Keller Plan ialah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, dengan ciri-ciri:

a. memungkinkan siswa belajar sendiri;b. memperhatikan perbedaan kecepatan belajar siswa;c. terdapat kejelasan tujuan yang harus   dipahami;d. memungkinkan siswa berpartisipasi aktif;e. secara optimal menerapkan belajar tuntas.

2) Mastery LearningPenguasaan pembelajaran adalah metode dimana siswa tidak maju

untuk tujuan belajar selanjutnya sampai mereka menunjukkan kemahiran dengan yang sekarang.

Penguasaan kurikulum  pembelajaran umumnya terdiri dari topik diskrit yang semua siswa mulai bersama-sama. Siswa yang tidak memuaskan lengkap topik diberi instruksi tambahan sampai mereka berhasil. Siswa yang menguasai topik awal terlibat dalam aktivitas pengayaan sampai seluruh kelas dapat kemajuan bersama. Penguasaan pembelajaran meliputi banyak unsur tutoring sukses dan fungsi independen yang terlihat pada siswa. Dalam lingkungan belajar penguasaan, guru mengarahkan berbagai teknik pembelajaran berbasis kelompok, dengan dan spesifik umpan balik sering dengan menggunakan diagnostik, tes formatif , serta teratur memperbaiki kesalahan siswa belajar membuat sepanjang jalan mereka.

3) Student Active LearningDalam pembelajaran siswa aktif, guru dan siswa sama-sama aktif.

Masing-masing tahu akan tugasnya masing-masing. Guru mengajar dan siswa diajar. Dalam pembelajaran model ini guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain.

5. Peraturan Pemerintah terkait kurikulum KTSP dan 2013a. Peraturan Menteri terkait kurikulum KTSP

a) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006Mengatur tentang standar isi untuk satuan Dasar dan Menengah yang

selanjutnya disebut Standar Isi. Mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006Peraturan ini mengatur Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk

satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, digunakan pedoman penilaian

Page 7: 01. Tugas.docx

dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi lulusan meliputi SKL minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL minimal kelompok mata pelajaran, dan SKL minimal mata pelajaran yang akan bermuara pada kompetensi dasar.

c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006Perturan ini mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi, dan

dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasr dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan, bedasarkan peraturan-peraturan diatas.

b. Peraturan Menteri terkait kurikulum 2013a) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 Tahun 2013

Peraturan ini berisi tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

b) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013Peraturan ini mengatur standar isi pendidikan dasar dan menengah.

c) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013Standar proses pendidikan diatur dalam peraturan ini dimana Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.

d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013Peraturan ini mengatur tentang standar penilaian pendidikan, Penilaian

hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.

e) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013Peraturan ini berisikan tentang aturan kerangka dasar dan struktur

kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.f) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013

Peraturan ini berisikan tentang aturan kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah.

g) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013Peraturan ini berisikan tentang aturan kerangka dasar dan struktur

kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah.h) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 70 Tahun 2013

Peraturan ini berisikan tentang aturan kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan.

i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 71 Tahun 2013

Page 8: 01. Tugas.docx

Peraturan ini berisikan tentang aturan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk endidikan dasar dan menengah.

Daftar Bacaan

Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidkan. Bandung: Pustaka Setia.Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia. Bandung: Kaifa.Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang

Depdiknas.Hamalik, Oemar.2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter: Konsep,

Pendekatan dan Aplikasi. Jakarta: Alfabeta.Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Rosdakarya.Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.Sjam, Sjukma dkk..2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Praktika Aksara Semesta.

ftp://118.97.32.8/permendiknas-2006/Nomor 22 Tahun 2006.pdf (diakses pada 10 Februari 2015)

ftp://118.97.32.8/permendiknas-2006/Nomor 23 Tahun 2006.pdf (diakses pada 10 Februari 2015)

https://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/pendekatan-cbsa-dalam-pembelajaran/ (diakses pada 9 Februari 2015)

http://staff.unila.ac.id/radengunawan/files/2011/09/Permendiknas-No.-24-tahun-2006.pdf (diakses pada 10 Februari 2015)

http://summervina.blogspot.com/2012/03/analisis-kurikulum-tahun-1984-1994-2004.html (diakses pada 10 Februari 2015)

http://hidayatfirtson.blogspot.com/2013/10/pembelajaran-berbasis-kompetensi.html (diakses pada 9 Februari 2015)