01. Standar Askep

35
STANDAR I : PENGKAJIAN Perawat kesehatan jiwa mengumpulkan data kesehatan pasien. Rasional Pengkajian dengan wawancara membutuhkan keterampilan komunikasi yang efektif secara budaya dan linguistik, wawancara, observasi perilaku, pencatatan, dan pengkajian pasien yang komprehensif dan system yang relevan memampukan perawat kesehatan jiwa untuk dapat bersuara dalam penilaian keadaan klinis dan merencanakan intervensi untuk pasien.

description

keperawatan jiwA

Transcript of 01. Standar Askep

Page 1: 01. Standar Askep

STANDAR I : PENGKAJIANPerawat kesehatan jiwa mengumpulkan data

kesehatan pasien.

RasionalPengkajian dengan wawancara

membutuhkan keterampilan komunikasi yang efektif secara budaya dan linguistik, wawancara, observasi perilaku, pencatatan, dan pengkajian pasien yang komprehensif dan system yang relevan memampukan perawat kesehatan jiwa untuk dapat bersuara dalam penilaian keadaan klinis dan merencanakan intervensi untuk pasien.

Page 2: 01. Standar Askep
Page 3: 01. Standar Askep

Elemen KunciIdentifikasi alasan pasien mencari pertolongan kaji faktor risiko berhubungan dengan keamanan pasien yang meliputi potensi terjadinya :Bunuh diri atau membahayakan diriPerilaku kekerasanGejala putus zatReaksi alergi atau reaksi efek samping obatKejangJatuh atau kecelakaanKabur dari rumah sakitInstabilitas fisiologi

Page 4: 01. Standar Askep
Page 5: 01. Standar Askep

Sumber-sumber koping, meliputi motivasi terhadap perawtan dan hubungan yang mendukung

Mekanisme koping adaptif maupun yang meladaptive

Masalah-masalah psikososialdan lingkunganPenilaian fungsi globalPengetahuan, kekuatan, dan defisit

Page 6: 01. Standar Askep

STANDAR II: DIAGNOSISPerawat kesehatan jiwa menganalisa data hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis.

Rasional Dasar pemberian asuhan keperwatan jiwa adalah mengakui dan identifikasi pola respons penyakit jiwa dan masalah mental baik actual maupun potensial

Page 7: 01. Standar Askep
Page 8: 01. Standar Askep
Page 9: 01. Standar Askep
Page 10: 01. Standar Askep

STANDAR III: IDENTIFIKASI HASILPerawat kesehatan jiwa mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individu terhadap pasien

RasionalDalam konteks memberikan asuhan keperwatan, tujuan akhirnya adalah mempengaruhi outcome kesehatan dan meningkatkan status kesehatannya,

Page 11: 01. Standar Askep
Page 12: 01. Standar Askep
Page 13: 01. Standar Askep

Kualitas Kriteria HasilSpesifik dari pada (general) umumMeasurable (dapat diukur/obyektif) dari pada

subyektifAttainable (dapat dicapai) dari pada

unrealisticCurrent (sekarang) dari pada outdateAddequate jumlah dari pada terlalu banyak

atau terlalu sedikit Muttual dari pada satu sisi

Page 14: 01. Standar Askep

STANDAR IV : PERENCANAANPerawat kesehatan jiwa mengembangkan rencana asuhan dalam bentuk tindakan tertulis untuk mencapai hasil yang diharapkan

Rasional Rencana asuhan digunakan untuk memandu intervensi terapeutik secara sistematis, dengan proses dokumen, dan mencapai hasil yang diharapkan oleh pasien.

Page 15: 01. Standar Askep
Page 16: 01. Standar Askep

STANDAR V : IMPLEMENTASIPerawat kesehatan jiwa menerapkan intervensi yang teridentifikasi dalam rencana asuhan

RasionalDalam mengiplementasikan rencana asuhan, perawat kesehtan jiwa menggunakan rentang intervensi yang lebar dirancang untuk mencegah sakit mental dan fisik, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik dan mental. Perawat kesehatan jiwa menyeleksi intervensi sesuai dengan level praktek mereka.

Page 17: 01. Standar Askep
Page 18: 01. Standar Askep

Kondisi KeperawatanPengalaman klinis sebelumnyaPengetahuan tentang penelitianDimensi responsive dan tidakan dari asuhan

Perilaku KeperawatanMempertimbangkan sumber yang tersedia Mengimplementasikan aktivitas keperawatanMenghasilkan alternatif-alternatifBerkoordinasi dengan anggota tim lainnya

Page 19: 01. Standar Askep

Elemen KunciIntervensi keperawatan seharusnya merefleksikan pendekatan holistic biopsikososial dalam merawat pasien

Intervensi keperawatn diimplementasikan dengan cara yang aman, efisien, dan penuh kasih sayang (caring)

Tingkat fungsi perawat dan intervensi yang diimlementasikan tergantung pada undang-undang praktek perawat, kualifikasi perawat (meliputi pendidikan, pengalaman dan sertifikasi), tempat pemberian asuhan, dan inisiatif perawat.

Page 20: 01. Standar Askep

STANDAR VA : KONSELINGPerawat kesehtan jiwa menggunakan intervensi konseling untuk membantu pasien meningkatkan atau memulihkan kembali kemampuan koping sebelumnya, mengembangkan kesehatan jiwa, dan mencegah penyakit jiwa dan kecacatan

STANDAR VB : TERAPI LINGKUNGANPerawat kesehtan jiwa memberiakn, membentuk, dan mempertahankan lingkungan yang terapeutik bekerja sama dengan pasien dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain

Page 21: 01. Standar Askep

STANDAR VC : AKTIVITAS PERAWATAN DIRIPerawat kesehatan jiwa menyusun intervensi sekitar aktivitas keseharian pasien untuk mengembangkan kemampuan perawatan diri dan kesehatan fisik dan mental

STANDAR VD : INTERVENSI PSIKOBIOLOGIKALPerawatan kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan tentang intervensi psikobiologikal dan mengalikasikan keterampilan klinis untuk mengembalikan status kesehatan pasien dan mencegah terjadinya kecacatan di masa depan.

Page 22: 01. Standar Askep

STANDAR V E: PENDIDIKAN KESEHATANPerawat kesehtan jiwa melalui pendidikan kesehtan membantu pasien mencapai pola hidup yang memuaskan, produktif dan sehat.

STANDAR V F : MANAJEMEN KASUSPerawat kesehatan jiwa memberikan manajemen kasus untuk mengkoordinir pelayanan kesehatan yang komprehensif dan menjamin perawatan berkesinambungan.

Page 23: 01. Standar Askep

STANDAR V G : PROMOSI KESEHATAN DAN MEMPERTAHANKAN KESEHATANPerawat kesehatan jiwa menggunakan strategi dan intervensi untuk mengkoordinir pelayanan kesehatan dan mencegah penyakit jiwa.

INTERVENSI PRAKTEK KEPERAWATAN JIWA LANJUTIntervensi berikut ini (VH-VJ) dapat dilaksanakan hanya oleh perawat spesialis Keperawatan jiwa

Page 24: 01. Standar Askep

STANDAR VH : PSIKOTERAPIPerawat Spesialis Keperawatan Jiwa (SKJ) menggunakan psikoterapi individu, kelompok, dan keluarga, dan penanganan terapeutik lainnya untuk membantu pasien mencegah penyakit jiwa dan distabilitas dan dalam meningkatkan status kesehtan mental dan kemampuan berfungsi.

STANDAR VI : MERESEPKAN OBAT FARMAKOLOGIPerawat SKJ menggunakan otoritasnya untuk membuat resep, prosedur dan penanganan sesuai dengan peraturan perundangan (di Indonesia belum bias)

Page 25: 01. Standar Askep

STANDAR VJ : KONSULTASIPerawat SKJ memberikan konsultasi untuk meningkatkan kemampuan perawat lain dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan berdampak perubahan pada system.

EVALUASI STANDAR VI : EVALUASIPerawatan kesehatan jiwa mengevaluasi proses pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Page 26: 01. Standar Askep

Rasional Asuhan keperawatan adalah proses yang dinamis meliputi perubahan pada status kesehatan pasien sepanjang waktu, memberikan tambahan data, diagnosa berbeda, dan modifikasi dalam rencana asuhan. Karena evaluasi adalah proses berkesinambungan dalam meniali efek keperawatan dan regiment asuhan terhadap status kesehatan pasien dan hasil yang diharapkan.

Page 27: 01. Standar Askep

Kondisi KeperawatanSupervisiAnalisa diriPeer reviewPartisipasi pasien dan keluarga

Perilaku KeperawatanMembandingkan respons pasien dan criteria hasil yang diharapkanReview proses keperawatanMemodifikasi proses keperawatan sesuai kebutuhanBerpartisipasi dalam aktivitas peningkatan mutu

Page 28: 01. Standar Askep

Elemen KunciEvaluasi adalah proses terus menerus (ongoing process)Partisipasi pasien dan keluarga adalah pentingPencapaian tujuan seharusnya didokumentasikan dan revisi rencana asuhan seharusnya diimplementasikan dengan sesuai

Page 29: 01. Standar Askep

Petunjuk :1. Diagnosis keperawatan adalah pernyataan

tunggal problem keperawatan.2. Untuk merumuskan diagnosis

keperawatan maka menggunakan data mayor dan data minor.

3. Data mayor adalah data yang harus ada untuk merumuskan diagnosa keperawatan (minimal 1 datum).

4. Data minor adalah data yang boleh ada, boleh tidak ada untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

Page 30: 01. Standar Askep

No DiagnosaKeperawa-

tan

Deskripsi Data Mayor Data Minor

1. Perilaku Kekerasan

Kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali baik secara verbal maupun tindakan dengan mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan

Subyektif:•Mengancam

•Mengumpat•Bicara keras dan kasar

Obyektif:•Agitasi•Meninju•Membanting

•Melempar

Subyektif:•Mengatakan ada yang mengejek, mengancam

•Mendengar suara yang menjelekkan

•Merasa orang lain mengancam dirinya

Obyektif•Menjauh dari orang lain

•katatonia

Page 31: 01. Standar Askep

2. Risiko Perilaku kekerasan

Adanya kemungkinan mencederai orang lain dan merusak lingkungan akibat ketidakmam-puan mengendalikan marah secara konstruktif

Subyektif:• Mengatakan

pernah melakukan tindak kekerasan

• Informasi dari keluarga tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasien

Obyektif:• Ada tanda/jejas

perilaku kekerasan pada anggota tubuh

Subyektif:•Mendengar suara-suara

•Merasa orang lain mengancam

•Menganggap orang lain jahat

Obyektif•Tampak tegang saat bercerita

•Pembicaraan kasar jika menceritakan marahnya

Page 32: 01. Standar Askep

3. Gangguan sensori persepsi: halusinasi

Gangguan peresepsi dimana individu merasakan adanya stimulus melalui panca indera tanpa adanya rangsangan nyata

Subyektif:•Mengatakan mendengar suara bisikan/meli-hat bayangan

Obyektif:•Bicara sendiri

•Tertawa sendiri

•Marah tanpa sebab

Subyektif:• Menyatakan

kesal• Menyatakan

senang dengan suara-suara

Obyektif:• Menyendiri• Melamun

Page 33: 01. Standar Askep

4 Isolasi Sosial

Ketidak mampuan untuk membina hubungan yang intim, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain.

Subyektif:•Mengatakan malas berinteraksi

•Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya

•Merasa orang lain tidak selevel

Oyektif•Menyendiri •Mengurung diri tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

Subyektif:•Curiga dengan orang lain

•Mendengar suara-suara/ melihat bayangan

•Merasa tak berguna

Obyektif•Mematung•Mondar-mandir tanpa arah

•Tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain.

Page 34: 01. Standar Askep

5 Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Ide, pikiran perasaan yang negatif tentang diri

Subyektif:•Mengeluh hidup tidak bermakna

•Tidak memiliki kelebihan apapun

•Merasa jelekObyektif:•Kontak mata kurang

•Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain

Subyektif:•Mengatakan malas

•Putus asa•Ingin matiObyektif:•Tampak malas-malasan

•Produktivitas menurun

Page 35: 01. Standar Askep

6 Gangguan proses pikir: waham

Gangguan proses piker yang ditandai dengan keyakinan tentang diri dan lingkungan yang menyimpang, dipertahankan secara kuat.

Subyektif:•Merasa curiga •Merasa cemburu•Merasa diancam/diguna-duna•Merasa sebagai orang hebat•Merasa memiliki kekuatan luar biasa•Merasa sakit/rusak organ tubuh•Merasa sudah matiObyektif:•Marah-marah tanpa sebab•Banyak kata (logorrhoe)•Menyendiri•Sirkumstansial•Inkoheren

Subyektif:•Merasa orang lain menjauh•Merasa tidak ada yang mau mengertiObyektif•Marah-marah karena alasan sepele.•menyendiri