01 Sistem Kendali Kecepatan Motor DC

10
SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Agus Purbhadi STTN - BATAN I. Tujuan 1 Memahami kelebihan dan kekurangan sistem kendali lingkar tertutup (close-loop) dibandingkan sistem kendali terbuka (open-loop) 2 Mampu melakukan analisa kinerja suatu sistem kendali. 3 Mengetahui pengaruh pengendali proporsional, pengendali integral, derivatif pada sistem kendali 4 Memahami sistem kendali kecepatan sederhana II. Dasar Teori Banyak sekali alat atau proses yang bergantung pada kecepatan putar sebuah motor listrik, misalnya mixer yang sering digunakan oleh ibu rumah tangga, mesin bor di bengkel seorang montir, sabuk berjalan di industri perakitan mobil, bahkan juga sistem pembangkitan di PLTA. Pengaturan kecepatan motor, dengan demikian, menjadi sangat penting. Untuk kepentingan kendali kecepatan, suatu motor listrik dapat direpresentasikan sebagai sistem dengan satu masukan satu keluaran Agar dapat mengendalikan putaran motor, ditambahkan suatu komponen lain yang mengendalikan besar masukan energi (dikenal secara umum dalam sistem kontrol sebagai ekuator, dalam kasus motor listrik, komponen ini berupa rangkaian penguat dengan transistor ataupun rangkaian penggerak dengan thyristor dan lain-lain) :

description

Sistem Kendali Kecepatan Motor DC

Transcript of 01 Sistem Kendali Kecepatan Motor DC

  • SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Agus Purbhadi

    STTN - BATAN

    I. Tujuan

    1 Memahami kelebihan dan kekurangan sistem kendali lingkar tertutup (close-loop)

    dibandingkan sistem kendali terbuka (open-loop)

    2 Mampu melakukan analisa kinerja suatu sistem kendali.

    3 Mengetahui pengaruh pengendali proporsional, pengendali integral, derivatif pada sistem

    kendali

    4 Memahami sistem kendali kecepatan sederhana

    II. Dasar Teori

    Banyak sekali alat atau proses yang bergantung pada kecepatan putar sebuah motor listrik,

    misalnya mixer yang sering digunakan oleh ibu rumah tangga, mesin bor di bengkel seorang

    montir, sabuk berjalan di industri perakitan mobil, bahkan juga sistem pembangkitan di PLTA.

    Pengaturan kecepatan motor, dengan demikian, menjadi sangat penting.

    Untuk kepentingan kendali kecepatan, suatu motor listrik dapat direpresentasikan sebagai sistem dengan satu masukan satu keluaran

    Agar dapat mengendalikan putaran motor, ditambahkan suatu komponen lain yang

    mengendalikan besar masukan energi (dikenal secara umum dalam sistem kontrol sebagai

    ekuator, dalam kasus motor listrik, komponen ini berupa rangkaian penguat dengan

    transistor ataupun rangkaian penggerak dengan thyristor dan lain-lain) :

  • 2

    PenguatEnergi Elektrik

    Energi Elektrik , terkendali(sebanding dengan sinyal atur)

    MOTOR

    Sinyal Kontrol(sebanding dengan yang diinginkan)

    Sistem kendali seperti di atas, dengan masukan plant yang tidak tergantung dari keluaran, dikenal dengan sistem kontrol lingkar terbuka (open - loop control system)2

    Agar keluaran sistem tidak mudah terganggu, dapat ditambahkan komponen lain yang mengukur keluaran sistem dan kemudian membandingkannya dengan keluaran yang diinginkan (= masukan acuan). Inilah yang disebut sistem kontrol lingkar tertutup (closed - loop control system),

    A. Motor DC Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya elektromagnetik sehingga apabila motor tersebut diberi catu daya, arus akan mengalir ke dalam motor kemudian menghasilkan torsi putar yang sebanding dengan arus tersebut. Pemodelan Rangkaian internal Motor

    DC secara sederhana dan analisisnya adalah sebagai berikut :

    2Untuk diketahui, kata loop dalam open-loop atau closed-loop sering diterjemahkan menjadi lingkar atau

    sengkelit ataupun dengan hanya penyesuaian ejaan, menjadi lup.

    K(s)Vref (t)masukan acuan

    A (t) Kontroler Aktuator

    M(s)motor

    S

    Error detector

    Sensor

    +

    -

  • 3

    Persamaan torsi yang dibangkitkan oleh Motor DC dapat didekati secara linear menurut

    persamaan berikut ini :

    (1)........................................................................................................................ iKT a= dimana Ka dalah konstanta jangkar motor yang bergantung pada banyaknya lilitan pada jangkar, jumlah kutub medan, tipe belitan dan penampang jangkarnya. Adapun besarnya tegangan ggl induksi lawan yang dibangkitkan motor ketika berputar adalah sebanding

    dengan konstanta motor Kb dan kecepatan sudut putaran motor :

    (2)........................................................................................................................ bKe = Dengan menggunakan hukum newton, bahwa persamaan torsi yang terkait dengan

    momen inersia dan rasio redaman dari motor adalah:

    ..(3).............................................................................................................. bdtdJT +=

    dari persamaan (1) dan (3) diperoleh:

    (4).............................................................................................................. aK

    bdtdJ

    i

    +

    =

    Sedangkan besarnya tegangan V menurut hukum kirchoff adalah:

    ......(5).................................................................................................... edtdiLiRV ++=

    ...(6).................................................................................................... bKdtdiLiRV ++=

  • 4

    Dengan me-laplace-kan persamaan (3) dan (6) dan mensubstitusikannya, maka diperoleh fungsi transfer antara kecepatan sudut motor terhadap tegangan armature V dimana

    Ka = Kb

    .......(7)...................................................................... )()()(

    22 KbRLbJRsLJsK

    sVs

    ++++=

    Persamaan (7) diatas memiliki 5 konstanta yang belum diketahui. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya bisa diperoleh dari percobaan identifikasi plant. Pada prakitum saat ini kami tidak melakukan proses identifikasi tersebut. Kami langsung menggunakan konstanta yang biasa dipakai dalam analisis motor DC. Konstanta tersebut didapatkan dari situs internet. Adapun konstanta tersebut adalah sebagai berikut :

    1. moment of inertia of the rotor (J) = 0.1 kg.m^2/s^2 2. damping ratio of the mechanical system (b) = 0.01 Ns/m 3. electromotive force constant (K=Kb=Ka) = 0.3 Nm/Amp 4. electric resistance (R) = 2 ohm 5. electric inductance (L) = 0.1 H

    sehingga diperoleh fungsi transfer sebagai berikut:

    )........(8.......................................................................................... 11 1.20

    30)()(

    2 ++=

    sssVs

    B. Pengendali PID Pengontrol PID adalah jenis pengontrol yang banyak diaplikasikan dalam kontrol proses industri karena kesederhanaan strukturnya, lebih tahan terhadap gangguan luar serta dapat diterapkan dalam kondisi operasi yang bervariasi. Tetapi pengontrol PID perlu ditala secara benar yaitu menentukan harga konstanta pengontrol proporsional, integral

    dan derivatif yang mengoptimalkan kinerja sistem. Setelah tiga parameter tersebut ditala, maka nilai parameter pengontrol tersebut pada PID biasanya dipertahankan tetap selama

    proses pengontrolan.

  • 5

    Sebuah sistem kendali close-loop yang dasar, diperlihatkan pada gambar 1 terdiri dari sebuah pengendali dan sebuah plant. Pada makalah ini PID digunakan sebagai pengendali. Pengendali PID ini terdiri dari tiga buah komponen: bagian proportional, bagian integral dan bagian derivative. Pengendali PID menggunakan persamaan kendali sebagai berikut:

    ( )211 d p iP d

    i

    K s K s KC s K T s

    T s s+ +

    = + + =

    ................................................................ (9)

    dimana PK adalah parameter proporsional, i p iK K T= adalah parameter integral dan

    d p dK K T= adalah parameter derivatif. Dalam perancangan pengendali PID, ketiga

    konstata tersebut harus dipilih agar sistem close-loop memberikan respon yang diinginkan. Respon yang diinginkan haruslah memiliki settling time yang minimal dengan overshoot yang kecil atau tanpa overshoot dari respon step sistem close-loop.

    Gambar 1. Sistem close-loop

    PID Controller sebenarnya terdiri dari 3 jenis cara pengaturan yang saling dikombinasikan, yaitu P (Proportional) Controller, D (Derivative) Controller, dan I (Integral) Controller. Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  • 6

    Tabel 1 Respon PID Controller Terhadap Perubahan Konstanta[1]

    Closed-Loop Response Rise Time Overshoot Settling Time SS Error Kp Decrease Increase Small change Decrease Ki Decrease Increase Increase Eliminate Kd Small change Decrease Decrease Small change

    1. Proportional Controller

    Dari tabel 1 diketahui bahwa P Controller dapat mengurangi rise time, menambah overshoot, dan mengurangi steady state error. Diagram blok sistem pengendali adalah sebagai berikut:

    Jika fungsi transfer motor DC seperti pada persamaan (8), maka closed-loop fungsi transfer sistem di atas dengan menggunakan P Controller adalah sebagai berikut :

    )10........(................................................................................)3011(1.2030

    )()(

    2P

    P

    KssK

    sRsC

    +++=

    2. Proportional-Derivative Controller

    Diagram blok sistem pengendali adalah sebagai berikut:

  • 7

    Closed-Loop transfer function sistem di atas dengan PD Controller adalah :

    )11...(......................................................................)3011()301.20(3030

    )()(

    2PD

    PD

    KsKsKsK

    sRsC

    ++++

    +=

    3. Proportional-Integral Controller

    Diagram blok sistem pengendali adalah sebagai berikut:

    s

    KK IP +

    Closed-Loop transfer function sistem di atas dengan PI Controller adalah :

    )12...(......................................................................)30)3011(1.203030

    )()(

    23IP

    IP

    KsKssKsK

    sRsC

    ++++

    +=

    4. Proportional-Integral-Derivative Controller

    Diagram blok sistem pengendali adalah sebagai berikut:

    sKs

    KK DIP ++

    Closed-Loop transfer function sistem di atas dengan PID Controller adalah :

    )12.......(..................................................)30)3011()301.20(303030

    )()(

    23

    2

    IPD

    IPD

    KsKsKsKsKsK

    sRsC

    +++++

    ++=

  • 8

    III. Alat dan Bahan 1. PC (Personal Computer) 2. MATLAB 6.1

    IV. Prosedur Praktikum A. Respon motor DC tanpa pengendali (open respon)

    11 1.2030

    2 ++ ss

    1. Buat simulasi dengan menggunakan MATLAB 2. Berikan masukan STEP (sebagai representasi tegangan masukan 1 volt)

    num=[0 0 30]; den=[1 20.1 11]; G=tf(num,den); step(G); title('Step Respon Open-Loop System');

    3. Amati keluarannya:

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    System: G Peak amplitude > 2.72

    Overshoot (%): 0 At time (sec) > 10

    Step Response

    Time (sec)

    Ampli

    tude

  • 9

    4. Dari grafik diperlihatkan, ketika motor DC diberikan masukan sebesar 1 volt maka motor DC akan mengalami perputaran dengan kecepatan sebesar 2,72 rad/s. Artinya ketika tanpa pengendali, antara masukan dengan keluaran memiliki satuan yang berbeda. Dengan pengendali, diinginkan nilai referensi masukannya adalah kecepatan motor yang diinginkan, bukan sebuah tegangan.

    B. Proportional Controller

    Diketahui fungsi transfer close loop adalah sebagai berikut:

    )3011(1.2030

    )()(

    2P

    P

    KssK

    sRsC

    +++=

    1. Ambil nilai KP adalah 300, kemudian masukannya R(s) adalah 1 satuan kecepatan putaran motor sebagai referensi (1 rad/s) (fungsi STEP)

    2. Buatlah simulasi dengan menggunakan matlab. Kp = 300;

    num=[0 0 30*Kp]; den=[1 20.1 (11+30*Kp)]; G=tf(num,den); step(G); title('Step Respon Pengendali P dengan Kp = 300');

    3. Keluaran dari sistem setelah menggunakan pengendali P (proporsional) adalah:

  • 10

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.60

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    System: G Final Value: 0.999

    System: G Settling Time (sec): 0.373

    System: G Rise Time (sec): 0.0118

    System: G Peak amplitude: 1.71 Overshoot (%): 71.5 At time (sec): 0.0338

    Step Response

    Time (sec)

    Ampli

    tude

    4. Amati grafik tersebut, dan jelaskan !!!

    TUGAS 1. Buatlah simulasi untuk Proportional-Derivative (PD) controller, Proportional-

    Integral (PI) controller, Proportional-Integral-Derivative (PID) controller dengan menggunakan sintaks MATLAB

    2. Amati keluaran grafiknya, dan jelaskan!!