01-mithen_vol2no1

download 01-mithen_vol2no1

of 9

Transcript of 01-mithen_vol2no1

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    1/9

    Mithen

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 1

    Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa, Sulawesi Barat

    Mithen

    Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan

    Fakultas Teknik Universitas Negeri [email protected]

    ABSTRAK

    Mamasa merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang mempunyaibudaya lokal tersendiri, dan permukimannya masih ada yang mempertahankan iklimtradisional. Hingga saat ini, populasi arsitektur tradisional Mamasa masih terdapat di 7kecamatan, terdiri atas 30 situs kampung tradisional dengan kondisi yang semakinberkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi rumah tradisional Mamasasebagai upaya inventarisasi dan dokumentasi arsitektur tradisional Mamasa. Metode

    penelitian dilakukan secara kualitatif-eksploratif melalui survei dan observasi ke situs-situspopulasi arsitektur tradisional yang masih ada di beberapa perkampungan, serta melakukanwawancara kepada orang-orang tua yang masih mengetahui seluk-beluk rumah tradisional.Teknik analisis data dilakukan secara tipologi dengan cara membandingkan hasilwawancara dengan responden serta penelitian sebelumnya. Produk pengumpulan databerupa hasil wawancara serta foto-foto lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalima jenis tipologi rumah tradisional Mamasa, terdiri atas: 1) banua longkarrin (rumahsederhana), 2) banua rapa(rumah yang berwarna alami), 3) banua disussuk (rumah yangdiukir khusus), 4) banua bolong(rumah yang berwarna hitam), dan 5) banua sura (rumah

    ukir).

    Kata kunci: tipologi, rumah tradisional, Mamasa

    ABSTRACT

    Mamasa is one of a regency in West Sulawesi Province, which has a special local cultureand part of the settlements were still maintain their traditional scene. Presently, the number ofMamasa traditional buildings is still exist in 7 districts, consist of 30 traditional village sites,but continue decreasing. This research aimed to find out the tipology of Mamasa traditionalhouses for inventory and documentation of Mamasa traditional architecture. This researchwas performed by qualitative-explorative technique through survey and observation at thesite. Subsequently, this research carried out interview to the respondents which still haveinformation about Mamasa traditional houses. Analysis was performed by making buildingtypology, by comparing interview result and previous research. Product of data collection areinterview transcripts and site images. Findings indicates that there are five tipology ofMamasa traditional houses, which are: 1) banua longkarrin(Simple house);2) banua rapa;(natural colour house) 3) banua disussuk (Special carving house) 4) banua bolong; (blackhouse)and 5) banua sura (Carving house).

    Keywords : tipology, traditional houses, Mamasa

    1. PendahuluanArsitektur tradisional adalah salah satu

    aset nasional yang sangat besar artinyadan perlu dilestarikan, karena arsitekturtradisional mempunyai nilai budaya yangtinggi sehingga dapat memberi wawasan

    yang luas kepada para perencana dalammelakukan perancangan danpembangunan, khususnya yang berkaitandengan ciri khas arsitektur daerah tertentu(aliran vernakular).

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    2/9

    Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 2

    Arsitektur tradisional dari berbagai sukubangsa di Indonesia pada saat ini, adayang sudah diteliti dan didokumentasikan,tetapi masih ada yang belum utamanyaarsitektur dari berbagai sub etnik yangjustru mempunyai karakteristik serta

    keunikan tertentu yang dapat dijadikanmodal dasar dalam pembangunanpariwisata. Begitu pun kondisinya, adayang masih dipelihara dan dihuni, ada yanghanya berfungsi sebagai objek wisata,bahkan ada yang tidak dipelihara lagi danterancam punah.

    Wilayah Mamasa, adalah suatu wilayahyang secara geografis berada di ataspegunungan dengan luas 2.759,23 km2,dan diresmikan menjadi kabupatentersendiri berdasarkan UU No.11 tahun

    2002 merupakan pemekaran darikabupaten Polewali Mamasa ProvinsiSulawesi Barat.

    Penduduknya merupakan sub etnikToraja dan Mandar (peralihan dari sukuToraja dan suku Mandar). Wilayah ini kayaakan potensi alam dan budaya yang dapatdijadikan modal dasar pembangunan,utamanya pembangunan pariwisata yangdapat dikembangkan untuk mendukungpendapatan asli daerah (PAD). Salah satupotensi budaya yang ada, adalah arsitektur

    tradisional Mamasa yang mempunyai cirikhas tersendiri. Secara sepintas lalu,kelihatan seperti arsitektur tradisionalToraja pada umumnya tetapi jikadiperhatikan secara seksama, ternyata iamempunyai karakteristik tersendiriutamanya dari segi proporsi, tata ruang,tata letak, jenis, dan lain-lain.

    Begitu pun modal kepariwisataan(Tourism assets) berupa panorama alam,flora dan fauna, budaya, dan minat khusussangat besar dan dapat dikembangkan,sehingga dapat dibangun menjadi daerahtujuan wisata utama di Sulawesi Barat,yang dapat terpadu dengan tujuan wisatautama Sulawesi Selatan, yaitu TanaToraja. Perpaduan antara kekayaan alamyang menarik dengan arsitektur tradisionalyang unik akan sangat menarik untukdikembangkan sebagai modal dasarpembangunan pariwisata di daerah ini.

    Persoalannya adalah arsitekturtradisional yang ada, populasinya semakin

    berkurang akibat pengaruh modernisasiyang melanda daerah ini selama bertahun-tahun. Minat masyarakat untuk memelihararumah tradisional mereka semakin

    berkurang, mengingat bahwa dari segifungsional dan pandangan praktis rumahtradisional seperti ini kurang sesuai lagidengan aktivitas masyarakat modern, disamping biaya pemeliharaan cukup besar.

    Keadaan ini berlangsung sejak dekade

    1950-an sampai tahun 1980-an. Nantisetelah adanya wisatawan yang merambahke wilayah ini, dan adanya kesadaranuntuk melestarikan budaya mereka baruada perhatian untuk merenovasi danmemelihara bangunan-bangunantradisional yang masih sisa, walaupunsudah banyak yang hancur dan lapukakibat cuaca dan hujan.

    Saat ini, populasi arsitektur tradisionalMamasa masih terdapat di 7 kecamatan,terdiri atas 30 situs kampung tradisional

    dengan kondisi berbeda-beda, ada yangmasih dihuni dan ada yang sudahterancam hancur.

    Oleh karena belum adanya upaya-upaya penelitian, inventarisasi, dandokumentasi tentang arsitektur tradisionalMamasa sebagai salah satu unsur budayabangsa yang hampir punah, sehinggapenelitian ini dilakukan sebagai salah satuupaya untuk mengisi kekosongan literaturtentang arsitektur tradisional Mamasa.Peneliti tertarik untuk menyumbangkan

    pikiran dan meneliti masalah ini, khususnyatipologi arsitektur rumah tradisionalMamasa setelah mendapat kepercayaandan rekomendasi serta fasilitas dariBappeda Kabupaten Mamasa.

    2. Kajian Literatur2.1 Arsitektur

    Arsitektur adalah hasil dari prosesperancangan dan pembangunanseseorang/sekelompok orang dalam

    rangka memenuhi kebutuhan ruang untukmelaksanakan kegiatan tertentu. Arsitekturdapat juga berarti seni bangunan, ilmuyang mempelajari tentang bangunan, ataulebih lanjut Mangunwijaya (1992)mengatakan: Istilah arsitektur dalambahasa Jawa Kuno adalah Wastuwidya(vastu-wastu = bangunan, vidia-widya =ilmu). Pengertian ini lebih luas danmenyeluruh jika dibandingkan dengan kataYunani Architectonicas (seni bangunan)yang berarti pembangunan utama atau ahlipembangunan.

    John Ruskin (Anonim 1998),mengatakan: " architecture mirrors the

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    3/9

    Mithen

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 3

    various aspects of our life, social, economicand spiritual ". Dia mengatakan bahwaarsitektur mencerminkan berbagai aspekkehidupan meliputi masyarakat, ekonomidan spiritual.

    Le Corbusier dalam Hellman (1988),mengatakan bahwa: Architecture is the

    masterly, correct and magnificient play ofmasses brought together in light". Iamengatakan, arsitektur adalah permainanmassa bangunan yang mengagumkan,benar dan berharga dari massa massa,yang dibawa untuk di padukan dalampencahayaan.

    Siegel (1962), mengatakan:"Architecture is an art, science, humanbeings, material, politic, and money".

    Arsitektur adalah seni, ilmu pengetahuan,manusia, bahan bangunan, politik, danuang.

    Perkembangan arsitektur sejalandengan perkembangan peradabanmanusia dari periode ke periodeberikutnya, dimana manusia membutuhkanruang sebagai wadah kegiatan hidupdengan aman, nyaman, bermanfaat, dandapat memberikan kenikmatan dan rasakebahagiaan.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

    arsitektur adalah suatu karya dalammerancang dan merencanakan ruangsebagai wadah kehidupan manusia yangbermanfaat dan dapat memberikan rasakebahagiaan pada periode waktu tertentu.

    2.2 Arsitektur TradisionalKata tradisi adalah hasil transkripsi dari

    bahasa Inggris tradition, yang dapatdiartikan sebagai kebiasaan turun-temurundari satu generasi ke generasi berikutnya.

    Dalam Kamus Umum Bahasa

    Indonesia, Poerwadarminta (1984), kataTradisi berarti: "Segala sesuatu sepertiadat, kepercayaan, kebiasaan, dansebagainya yang turun-temurun dari nenekmoyang".

    Selanjutnya, Mattulada (1992)mengatakan, Tradisi adalah bahagian daritabiat kebudayaan. Lebih lanjut dikatakanbahwa: Adapun yang dimaksud denganunsur tradisional di sini, adalah aspek-aspek kultural yang dikonservasi sehinggadapat bertoleran pada apa yang disebut

    wajah budayah yang didalamnya terdapatjati diri masyarakat dan kebudayaan itusendiri.

    Dalam kaitannya dengan arsitektur,masalah penting adalah arsitekturbertradisi dan tradisi berarsitektur.Arsitektur bertradisi adalah arsitektur yangdibangun dan dihuni sesuai dengankaidah-kaidah tradisional. Hampir samadengan apa yang dinamakan arsitektur

    tradisional. Sedangkan tradisi berarsitekturlebih mengacu kepada kegiatan sosio-budaya, atau masyarakat menyebutnyasebagai kegiatan dalam membentuk ataumembina arsitekturnya; atau bagaimanamasyarakat menyatakan dirinya melaluiarsitektur.

    Ruskin (1992) mengatakan bahwa :The concept of tradition in architecturewas key in preserving at the some time theidea that architecture belongs to pastages. Ia mengatakan, konsep tradisidalam arsitektur adalah kunci melestarikangagasan bahwa arsitektur milik masalampau.

    Jika pengertian arsitektur dihubungkandengan pengertian tradisi, maka arsitekturtradisional adalah perancangan danpembangunan yang dilakukan dengan carayang sama sejak beberapa generasi tanpaperubahan yang berarti, dalam rangkamemenuhi kebutuhan ruang untukmelaksanakan kegiatan tertentu.

    Dari berbagai suku bangsa yangmendiami berbagai daerah di Indonesia,sejak berabad-abad lamanya telahmembentuk karakteristik budaya danarsitektur masing-masing. Itulah sebabnyasehingga terjadi beraneka ragambangunan tradisional mulai dari bentukyang sederhana, hingga bentuk yangsempurna yang berdiri berkelompokmaupun yang tunggal, masing-masingmempunyai ciri khas atau kekhususansesuai dengan pandangan hidup masing-

    masing suku.Pertumbuhan dan perkembangan

    arsitektur tradisional bersamaan denganperkembangan suatu suku bangsa. Karenaitu, arsitektur tradisional merupakan salahsatu identitas dari suatu suku ataumasyarakat yang mendukungnya, danmelaui arsitektur tradisional tercerminkepribadian masyarakat pendukungnya.

    Tradisi berarsitektur di beberapakawasan di Indonesia ini, juga terbentukdari suatu proses dimana proses tersebut

    tidak terjadi dalam keadaan terisolasi,melainkan ada unsur-unsur luar yangbertransfusi ke dalam nilai lokal, menyatu

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    4/9

    Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 4

    dan menyelesaikan tantangan yangdihadapi sehingga memiliki suatuotentisitas.

    2.3 Tipologi ArsitekturBarliana (2004) mengatakan, Tipologi

    adalah kajian tentang tipe. Tipe berasaldari kata Typos (bahasa Yunani), yangbermakna impresi, gambaran (imej), ataufigur dari sesuatu Secara umum, tipesering digunakan untuk menjelaskanbentuk keseluruhan, struktur, atau karakterdari suatu bentuk atau objek tertentu. Lebihlanjut ia menjelaskan , bila ditinjau dariobjek bangunan, tipologi terbagi atas tigahal pokok, yaitu site (tapak) bangunan,form (bentuk) bangunan, dan organisasibagian-bagian bangunan tersebut.

    Berdasarkan pengertian ini, dapat puladijelaskan bahwa tipologi arsitektur ada-lah kegiatan yang berhubungan denganklasifikasi atau pengelompokan karya arsi-tektural dengan kesamaan ciri-ciri ataukekhususan yang diciptakan olehkelompok masyarakat yang terikat denganadat-istiadat atau budaya yang tetap. Ke-samaan ciri-ciri tersebut antara lain kesa-maan bentuk dasar, sifat dasar, kesamaanfungsi objek, dan kesamaan asal-usul seja-rah yang terikat oleh kepermanenan dari

    karakteristik yang tetap.Dari pengertian ini, dapat ditarik

    kesimpulan bahwa tipologi arsitekturtradisional Mamasa adalah klasifikasi ataukelompok arsitektur tradisional yangmempunyai ciri-ciri bentuk, site, dankarakteristik yang sama yang dijumpai diwilayah Mamasa secara keseluruhan.

    3. Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode surveydan kualitatif. Peneliti mendatangi semuasitus perkampungan tradisional yang masihada, melakukan pemotretan terhadapobjek yang diteliti, serta mengadakanwawancara terhadap orang-orang tua yangmasih mengetahui seluk-beluk arsitekturtradisional tersebut. Data penelitian berupafoto-foto dan hasil wawancara, dianalisissecara tipologi, diinterpretasi, sertadibandingkan dengan literatur yang sudahada, dinarasikan secara kualitatif dan

    disusun dalam bentuk buku laporanpenelitian.

    4. Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil wawancara dengan

    para responden, terungkap bahwaarsitektur tradisional Mamasa, terdiri atasrumah, lumbung padi, dan kuburan. Ketigajenis bangunan ini mempunyai karakteristik

    masing-masing. Rumah sebagai tempathunian dan aktivitas manusia ada yangberfungsi adat dalam artian selain rumahitu berfungsi sebagai hunian, juga ditempatiuntuk membicarakan, dan melaksanakanadat-istiadat yang harus dipatuhi dalammasyarakat. Lumbung sebagai tempatmenyimpan padi, dan kuburan tradisionaldari berbagai tipe yang kesemuanya itumemperkaya corak arsitektur tradisionalMamasa.

    Khusus arsitektur tradisional rumah,

    terdiri atas beberapa jenis sesuai denganstrata sosial dan fungsi adat, seperti yangditulis oleh Mandadung (1999) bahwa:rumah tradisional Mamasa, terdiri atas: (1)Banua Layuk atau rumah pemangku adatyang diukir dan dibuat tinggi, (2) BanuaSura atau rumah ukir tetapi tidak dibuattinggi dan dihuni oleh bangsawan tinggitapi tidak memangku adat, (3) BanuaBolong atau rumah tradisional yangberwarna hitam yang dihuni olehbangsawan biasa, (4) Banua Rapa atau

    rumah biasa, tidak diukir dan tidakberwarna hitam tetapi berwarna alami(natural color) dihuni oleh bangsawanbiasa tetapi tidak kaya atau juga dihunioleh orang kebanyakan, dan (5) BanuaLongkarrin atau rumah biasa yang dihunioleh masyarakat kebanyakan.

    Bonggalangi (2013) sebagai seorangresponden menjelaskan bahwa rumahtradisional Mamasa terdiri atas: 1) banualentong patondok; 2) banua longkarrin; 3)banua rapa; 4) banua bolong; 5) banuadisussuk. Lebih lanjut Bonggalangimenjelaskan bahwa banua lentongpatondok adalah jenis rumah yang sangatsederhana, biasanya hanya terdiri dari dualanta (dua ruangan) yaitu lombon (ruangbelakang) dengan baba, (ruang depan)longanya(atap depan yang mejulang tinggi)pendek saja dan tidak pakai penulak (tiangutama di longa). Seperti yang diperlihatkanpada gambar 1.

    Banua longkarrin adalah peningkatan

    dari banua lentong patondok tapi bagianbawah lentong (tiang) ada kayu yangdipasang membujur yang disebutlongkarrin. Jumlah ruang pada rumah ini,

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    5/9

    Mithen

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 5

    juga biasanya dua buah yaitu lombon

    (ruang belakang tempat memasak dantidur), dan baba (ruang depan tempatmenerima tamu). Selain dari pada itu,rumah jenis ini juga sudah dilengkapi longa(atap yang menjulang tinggi di depanrumah) dan penulak (tiang utama yang

    bundar dan tinggi mendukung longa),walaupun penulaknya kecil. (Gambar 2).

    Banua rapa adalah jenis rumahtradisional yang sudah komplit. Ukurannyajuga besar dan tiangnya terdiri dari lentong(tiang) utama dan lentong alla (Tiangtengah) . Penulaknya sudah ada yang dibelakang dan di depan dan jika longanyapanjang kadang-kadangpenulakdepannyadua buah. Dari segi tata ruang, sudahkomplit yaitu: lombon (ruang belakang),tambing (ruang khusus) , baba (ruangtengah), dan tado (ruang depan).Ornamennya juga sudah lengkap kecualiukiran. Rumah jenis ini sudah ada yangdipasangi badong (ornamen yang dipasangmencuat di depan atau di belakang, rumah)baik badong belakang maupun badongdepan, lebih-lebih jika yang empunyarumah ingin memberi

    warna hitam ( akandibolong), seperti yang diperlihatkan padagambar 3.

    Banua bolong (rumah berwarna hitam)

    adalah rumah yang ditempati parabangsawan dan orang kaya. Jenis rumahini dari segi proporsi, tata ruang, ornamentdan sebagainya sama saja dengan banuarapa tapi yang membedakan hanyalahwarnanya yang sudah dihitami.Sebenarnya, banua bolong ini adalahpeningkatan dari banua rapa yaitu ketikayang empunya rumah sudah merasamampu dapat saja mambolong(menghitami) rumahnya, yang selanjutnyadapat lagi ditingkatkan menjadi banua sura

    (rumah ukir) ketika yang empunya rumahsudah merasa mampu untuk mengukirnya.(Gambar 4).

    Banua sussuk (rumah yang diukirdengan pasussuk). Adalah jenis rumahyang khusus diperuntukkan kepada parapemangku adat. Pasussuk adalah jenisukiran tua yang sangat sederhana yangberbentuk lurus, baik vertical maupunhorizontal. Bentuk ukiran ini bermaknasimbolik yaitu yang berbentuk verticalmelambangkan hubungan manusia dengan

    penciptanya dan yang berbentuk horizontalmelambangkan hubungan manusia dengansesamanya. Karena makna simbolik yang

    begitu mendalam, sehingga jenis rumah inihanya diperuntukkan bagi para pemangkuadat yang mempunyai tugas dalammasyarakat sebagai penghubung antaramanusia dengan penciptanya maupun jadimediasi dalam hubungan antar manusia.

    Responden lain. Tandirandan (2013)

    menjelaskan bahwa klasifikasi rumahtradisional Mamasa dimulai dari yangsangat sederhana, yaitu: 1) barung-barung;2) banua sulekka; (3) banua ditobanni; (4)banua rapa; (5) banua sussuk (passuratomatua); dan (6) banua bolong laludisura.

    Banua barung-barung adalah rumahyang sangat sederhana, terdiri darikonstruksi bangunan yang sangatsederhana dengan material struktur

    sederhana pula. Tata ruang

    hanya terdiriatas satu ruangan, yaitu ruangan untukmakan, tidur dan dapur menyatu. Jenisrumah ini biasanya dihuni oleh orangmiskin atau golongan hamba pada masalampau. Disamping itu, juga seringdibangun di sawah atau di kebun sebagairumah sawah atau rumah kebun yangditempati pada saat kerja sawah atau kerjakebun.

    Banua sulekka, konstruksinya jugamasih sederhana dan merupakan

    peningkatan sedikit dari barung-barung.Fungsinya pun sama dengan barung-barung. Yang membedakan adalah tataruang karena banua sulekka sudah terdiriatas dua ruangan (dua lanta).

    Banua ditobanni adalah jenis rumahyang dibuat dengan konstruksi khusus, dimana ujung lentong (tiang) bagian bawahdipasangi kayu yang melintang danmembujur yang berfungsi sebagai pondasi.Begitu pun ujung lentong bagian atas, jugaditutup dengan kayu melintang dan

    membujur, sehingga rangkaian konstruksitiang merupakan toban (box) segi empatpanjang dan di atas box itulah badanrumah dipasang. Rumah jenis ini biasanyasudah dipasangi longatapi belum memakaipenulak. Dan kalau ada yang pakaipenulak, biasanya sangat kecil. Dari segitata ruang, rumah jenis ini biasanya terdiriatas dua ruangan yaitu lombon denganbaba.

    Banua rapa adalah jenis rumah yangsudah memakai konstruksi yang lengkap.Penulaknyaada yang satu buah, dua buah,bahkan ada yang tiga buah. Tata ruang,ada yang hanya tiga ruang (lombon, baba,

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    6/9

    Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 6

    dan tado), tetapi ada juga yang empatruang (lombon, tambing, baba,dan tado).

    Jika jenis rumah ini ada rencana untukditingkatkan menjadi banua bolong ataubanua sura (rumah ukir), biasanya sudahdilengkapi dengan badong baik badong

    belakang maupun badong depan.Banua sussuk agak menarik, Walaupunbentuk, struktur dan konstruksinya samadengan banua rapa atau banua bolongtetapi tidak dipersiapkan untuk ditingkatkan(dibolong baru disura). Ia langsungdisussuk atau diberi ukiran dengan corakkhusus yaitu jenis ukiran vertical danhorizontal. Jenis rumah ini pun biasanyadiperuntukkan khusus kepada orang-orangtertentu yang mempunyai jabatan adatdalam suatu komunitas masyarakat.

    (Gambar 5).Banua bolong dan banua suraadalah

    jenis rumah yang sudah mengalami prosespeningkatan dari banua rapa yangberwarna kayu alamiah (natural color)menjadi berwarna hitam. Bahan untukmenghitami yang sebenarnya adalah bone(sejenis tumbuhan yang biasanya tumbuhdi hutan), tetapi sekarang ini, sudah adaorang yang memakai bahan cat.

    Setelah yang empunya rumah sudahmerasa mampu, merekapun meningkatkan

    rumahnya menjadi banua sura (rumahukir). Dimana ukiran itu sendiri penuhdengan makna simbolik yang merupakanpesan dan ciri khas untuk membedakanfungsi adat atau kebangsawananseseorang dalam masyarakat. Warnaukiran ada empat macam, yaitu: merah,putih, hitam dan kuning yang diambil daribahan-bahan alamiah seperti jenisbebatuan, tanah liat, dan daun-daunan.Makna warna ukiran itu sendiri, menurutRebong (2012) adalah: hitam simbol rambusolo (acara kedukaan) warna merah

    simbol keberanian, warna putih simbolrambu tuka (acara syukuran) dan warna

    kuning simbol kebangsawanan. (Gambar6).

    Menyangkut tipe rumah, Rebong(2012) juga membagi atas: 1) banua toban;2) banua kalapopok; 3) banua sondong; 4)banua sura; 5) banua bolong.Menurutnya,dalam pengklasifikasian ini yang tertinggiadalah banua bolong. Ia berpendapat

    bahwa banua sura tingkatannya lebihrendah daripada banua bolong. Pendapatini juga

    didukung oleh Paipinan (2013)yang mengatakan bahwa : Nilai-nilai

    rumah adat yang paling tinggi adalahbanua bolong sebab banua sura adalah

    merupakan perkembangan baru danasalnya dari banua bolong kemudiandisura(diukir).

    Gambar 1: Memperlihatkan model tiang rumahlentong(tiang) banua toban / Tulekken.

    Sumber: Hasil Penelitian, 2013

    Gambar 2: Tipe banua Longkarrin

    Sumber: Hasil Penelitian, 2013

    Gambar 3: Tipe banua rapaSumber: Hasil Penelitian, 2013

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    7/9

    Mithen

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 7

    Gambar 4: Tipe banua bolong(Rumah ber-warna hitam)

    Sumber: Hasil Penelitian, 2013

    Gambar 5: Ukiran Pasussukpada pindingdekat pintu Tipe banua sussukSumber: Hasil Penelitian, 2013

    Gambar 6: Tipe banua sura(rumah ukir).Sumber: Hasil Penelitian, 2013

    Responden yang lain, PH Pualillin(2012) mengatakan bahwa: RumahMamasa terdiri atas empat tipe sesuaidengan tingkat starata social (kasta)Keempat tingkatan rumah tersebut adalah:1) banua sura(rumah ukir) biasanya dihunioleh bangsawan tinggi (tana bulawan)

    yang juga sekaligus memegang jabatanhadat dalam suatu komunitas (kampung);2) banua bolong(rumah hitam), dihuni olehkaum bangsawan biasa (tana bassi) dangolongan tomakaka(orang kaya); 3) banuarapa dihuni oleh golongan orangkebanyakan (tana karurung); dan 4) banualongkarrin dihuni oleh golongan hamba(tana koa-koa). Dimana golongan yangterakhir ini dihapuskan pada zamanBelanda. Ia berpendapat bahwa banuasura yang dibuat tinggi (banua layuk),hanyalah karena yang empunya rumahdisamping sebagai bangsawan tinggi danmempunyai kedudukan hadat, dia jugakaya sehingga mampu membuat rumahseperti itu.

    Pengklasifikasian atau tipologi rumahtradisional Mamasa ini, para respondenmemberikan jawaban yang hampir sama.Demikian juga jika dibandingkan denganpendapat Mandadung (1999) dalamtulisannya tentang rumah tradisional

    Mamasa. Yang membedakan hanyalahdalam hal pengistilahan. Demikian jugasetiap tingkatan klasifikasi itu, masihmempunyai tingkatan-tingkatan tersendiri,dilihat dari tata ruang, atau struktur dankonstruksinya serta ornamen yang dimilikisetiap rumah sebagai lambang identitaspemilik dalam hal kasta dan kedudukansosial dalam masyarakat pada masalampau.

    Jika dihubungkan dengan pendapatBarliana (2004) tentang tipologi arsitektur,

    ditinjau dari site (tapak), nampaknyaarsitektur tradsional Mamasa telahmempunyai pola site yang sudah baku,yaitu semua rumah menghadap ke Utara,atau ke hulu sungai, diatur dalam sitetertentu dengan pola rumah sebagaibangunan induk, dan di depan atau disamping rumah lumbung (Alang) didirikansebagai bahagian atau kelengkapan daribangunan rumah tersebut. (Gambar 7).

    Dari segi bentuk (form), dan

    pengorganisasian pengklasifikasian seperti

    yang dikemukakan para responden jugatelah mempunyai bentuk yang baku,

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    8/9

    Tipologi Arsitektur Tradisional Mamasa

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 8

    seperti yang diiperlihatkan pada gambar 1sampai gambar 6 di atas.

    Untuk menggambarkan site plan rumahtradisional Mamasa dapat dilihat padasketsa gambar 7.

    B A

    A = Rumah tradisionalB = Lumbung padi (Alang)

    Gambar 7: Site Plan Rumah TradsionalMamasa. (Dibuat untuk Penelitian)

    Site plan seperti pada gambar 7 di atas,lebih lanjut dapat dilihat pada aplikasi dilapangan (Gambar 8 dan 9).

    K

    e

    a

    l

    l

    a

    e

    P

    e

    a

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    L

    k

    S

    Ls

    Ls

    S

    R

    R

    R

    S

    L

    Lb

    L

    R

    L

    KETERANGAN

    BS. Banua Sura

    BB. Banua Bolong

    BR. Banua Rapa

    ALs. Alang Sura

    AL. Alang Biasa

    Lk. Banua Longkarrin

    RB. Rumah Biasa

    R

    R

    SITE PLAN

    RUMAH ADAT RANTE BALLA KALUA

    Gambar 8: Site Plan PerkampunganTradisional Rante Balla KaluaSumber: Hasil Penelitian 2013

    Gambar 9: Kampung Tradisonal RanteBalla Kalua

    Sumber: Hasil Penelitian 2013

    Gambar 9 memperlihatkan polaperkampungan tradisonal, yaitu rumah

    tradisonal berdiri sejajar dengan rumah-rumah lainnya, dan di depannya berdirilumbung padi (Alang). Tipologi site plan

    dan bentuk yang umum dan sudah bakuuntuk perkampungan tradisional Mamasa,sesuai dengan adat dan kebiasaan turun-temurun.

    5. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan dari databerupa hasil wawancara dan foto-fotolapangan yang dibandingkan denganliteratur yang ada, dapat disimpulkanbahwa tipologi arsitektur tradisionalMamasa dilihat dari site plannya telahmempunyai pola yang tetap. Kemudiaantipologi berdasarkan bentuk (form), danpengorganisasian dapat diklasifikasikansebagai berikut: 1) banua longkarrin(rumah sederhana), 2) banua rapa(rumahyang berwarna alami), 3) banua disussuk

    (rumah yang diukir khusus), 4) banuabolong (rumah yang berwarna hitam), dan5) banua sura(rumah ukir).

    GlosariumAlang Lumbung padiBaba Pintu dan ruang tengah /ruang

    utama rumah.Badong Ragam hias pada rumah

    sebagai symbol kebangsawananBanuaRumahBanua Toban Rumah sederhana

    berbentuk boxBanua bolongRumah bangsawan yang

    berwarna hitamBanua Longkarrin Rumah tradisional yang

    pakai longkarrin/pondasi kayuBanua rapaJenis rumahbangsawanBanua sussukRumah ukir dengan ukiran

    pasussuk(ukiran vertikal danhorisontal)

    Banua sura Rumah ukirBanua layuk Rumah ukir yang dibuat

    tinggiBarung-barung Rumah sementara (darurat)Bone Sejenis tumbuhan untuk zat

    pewarna hitamDua lantak Rumah dua ruanganLombon Ruang bagian belakang

    rumahLentong Tiang rumahLentong alla Tiang tengah rumahLonga Bagian atap yang menjulang tinggi

    di depan dan di belakang rumah.Longkarrin Kayu memanjang/melintang

    yang mengikat ujung bawahtiang di dasar rumah berfungsi sebagaipondasi.

    Penulak Tiang utama rumah di depan

  • 7/24/2019 01-mithen_vol2no1

    9/9

    Mithen

    Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 9

    dan di belakang untuk memikul bebankonstruksi longa dan tempatmemasang berbagai ornament yangbermakna simbolik.

    Tado Ruang bagian depan rumahTambing Ruang bagian tengah rumah

    untuk kaum wanita

    Tana BulawanBangsawan tinggiTana Bassi Bangsawan menengah/

    orang kebanyakanTana koa-koaHambah

    Daftar PustakaAnonim,1998. Pengantar Arsitektur. Bahan

    penataran dosen arsitektur. CisaruaBogor

    Barliana, Syaom M. 2004. Tradisionalitas

    dan Modernitas Tipologi ArsitekturMasjid. Dimensi Teknik ArsitekturVol.32 No.2 Hal. 110 - 118

    Bonggalangi (Umur 70 tahun). KomunikasiPribadi, Oktober 2013

    Hellman, Louis. 1988. Architecture ForBeginners.Amazon, Co.Uk

    Mandadung, Arianus. 1999. MamasaDalam Lintasan Sejarah, Budaya, dan

    Pariwisata.Makassar

    Mangunwijaya, Y.B. 1992. Wastu Citra.Gramedia, Jakarta

    Mattulada. 1992. Penerapan UnsurTradisional Kedalam Bangunan Baru.Seminar Nasional Kebudayaan danArsitektur, UGM, Yogyakarta

    Paipinan (Umur 68 tahun). KomunikasiPribadi, Juli 2013

    PH Pualillin (Umur 70 tahun). KomunikasiPribadi, Desember 2012

    Poerwadarminta, W.J.R. 1984. KamusUmum Bahasa Indonesia. PN. BalaiPustaka, Jakarta

    Presiden Republik Indonesia. 2002.Undang-Undang No. 11 Tahun 2002Tentang Pembentukan KabupatenMamasa dan Kota Palopo di Provinsi

    Sulewesi Selatan

    Rebong (Umur 85 tahun). KomunikasiPribadi, Maret 2012

    Ruskin, J. 1992. Tradition and Architecture.University Press, Manchester

    Siegel, Curt. 1962. Structure and Form in

    Modern Architecture. Vand NostradReinholf, New York

    Tandirandan (Umur 82 tahun). KomunikasiPribadi, Oktober 2013