00.60.0034
-
Upload
amrie-dpunk-limaenamtujuhdelapansembilan -
Category
Documents
-
view
95 -
download
4
description
Transcript of 00.60.0034
i
SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN
SERTA PERILAKU MANAJER SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Skala Besar di Semarang)
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Woro Sita Laksmi Probowati
00.60.0034
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2005
xiii
ABSTRAKSI
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerjanya. Meskipun ada beberapa perusahaan yang telah menerapkan teknik tersebut, ternyata ada yang berhasil meningkatkan kinerjanya. Namun demikian, masih sedikit sekali penelitian yang menguji alasan / faktor-faktor penyebab keefektifan penerapan teknik Total Quality Management (TQM). Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang rendah, disebabkan oleh ketergantungannya terhadap sistem akuntansi manajemen perusahaan tersebut yang gagal dalam penentuan sasaran-sasaran yang tepat, pengukuran-pengukuran kinerja, sistem penghargaan / reward system dan perilaku manajer. Penelitian ini memfokuskan pada Total Quality Management (TQM), dan komponen Sistem akuntansi yang meliputi : Sistem Pengukuran Kinerja dan kinerja karyawan yang didasarkan pada penghargaan dan perilaku. Penelitian ini menggunakan insentif individual. Penghargaan diberikan berupa insentif yang diberikan secara individual ataupun kelompok. Sedangkan kinerja yang diukur adalah kinerja manajerial pada tingkat menengah. Oleh karena itu responden yang digunakan adalah manajer-manajer dari tingkat menengah.
Penelitian ini menggunakan data 12 perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dari tingkat menengah. Kuesioner yang dikirim / diminta oleh perusahaan yang diteliti sebanyak 60 kuesioner, tetapi yang kembali hanya 40 kuesioner (respon rate sebesar 67%), dari 40 kuesioner tersebut hanya 36 kuesioner yang diberikan responden dengan lengkap, sehingga yang digunakan dalam analisis data adalah 36 kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda untuk menguji interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Pengukuran Kinerja, dan Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Penghargaan, serta Total Quality Management (TQM) dengan Perilaku Manajer apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial.
Hasilnya ditemukan bukti bahwa terdapat hasil yang signifikan dalam interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Pengukuran Kinerja. Juga ditemukan bukti bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Perilaku Manajer dan Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial tidak signifikan.
Kata kunci : Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, Perilaku Manajer, Kinerja Manajerial
ix
DAFTAR ISI Halaman judul ………………………………………………...…………………………………..…i
Halaman persetujuan…………………………………………………...…………………………...ii
Halaman Pengesahan…………………………….………………………………………………....iii
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi……………………………...………………………………..…iv
Halaman Persembahan…………………………………………..……………………………….....v
Halaman Motto…………………………………………………...………………………..……….vi
Kata Pengantar……………………………………………………..……………............................vii
Daftar Isi……………………………………………………………...………………………..…...ix
Daftar Tabel………………………………………………………...…………………………..….xii
Abstrak……………..…………………………………………………………………………..…xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………..……………………………………………………………………..1
1.2 Perumusan Masalah…………..……………………………………………………………..5
1.3 Tujuan Penelitian…………………..………………………………………………………..6
1.4 Manfaat Penelitian…………………..………………………………………………………6
1.5 Kerangka Pikir…………………………..…………………………………………………..7
1.6 Sistematika Penulisan…………………..…………………………………………………...7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Total Quality Management (TQM)………………..…………………………………..…....9
2.1.1 Definisi TQM……………………………….………………………………………..9
2.1.2 Unsur-unsur TQM…………………………………………………………………..11
2.1.3 Prinsip-prinsip dan falsafah TQM………………...………………………..............16
2.2 Kinerja Manajerial……………….…………………………………………………...........17
2.2.1 Penilaian kinerja……………….…………………….…………………………........17
2.2.2 Aktivitas manjerial……………….…………………….……………………............19
2.3 Sistem Pengukuran Kinerja……………………………..…………………………………23
2.3.1 Sistem pengukuran kinerja aktivitas……………………………………..………….23
2.3.2 Ukuran kinerja………………………………………………………...……………..25
x
2.4 Sistem Penghargaan……………………………………………………………………......2 5
2.5 Perilaku Manajer……………………………………………………………………...........28
2.5.1 Peran manajer………………………...………………………………………...........28
2.5.2 Proses Manajemen…………………………………………………………...…........30
2.5.3 Aspek perilaku manajemen……………………………………............................... ..31
2.6 Pengembangan Hipotesis…………………………………… ..……………………………33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………………………….36
3.1.1 Populasi……………………………………………………………………………...36
3.1.2 Teknik Sampling………………………………………………………………….....36
3.1.3 Jenis data……………………………………………………………………….........39
3.1.4 Teknik pengumpulan data……………………………………………………….......39
3.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian………………………………………...........40
3.2.1 Total Quality Management………………………………………………………......40
3.2.2 Kinerja Manajerial…………………………………………………………………...40
3.2.3 Sistem Pengukran Kinerja……………………………………………………….......41
3.2.4 Sistem Penghargaan……………………………………………………………........41
3.2.5 Perilaku Manajer…………………………………………………………………….42
3.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas… ……….………………………………………........42
3.3.1 Pengujian Validitas………………..…………………………………………………42
3.3.2 Pengujian Reliabilitas………………………………………………………………..45
3.4 Alat Analisis Data………………………………………………………………………….46
3.4.1 Analisis regresi berganda……………………………………………………………46
3.4.2 Uji Hipotesis…………………………………………………………………………47
3.4.3 Penentuan besarnya pengaruh……………………………………………………….48
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden……………………………………………………………...49
4.2 Analisis Statistik Deskriptif………………………………………………………………..50
4.3 Analisis Regresi Berganda…………………………………………………………………52
4.3.1 Uji hipotesis………………………………………………………………………….53
4.3.2 Penentuan besarnya pengaruh……………………………………………………….57
xi
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan dan Keterbatasan…………………………………………………… ………..58
5.1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..58
5.1.2 Keterbatasan…………………………………………………………………………59
5.2 Implikasi…………………………………………………………………………………...60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi setiap perusahaan harus menghadapi persaingan
yang semakin ketat dengan semakin banyaknya pesaing dan menuntut perusahaan
harus selalu mampu memperhatikan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants)
konsumen dan berusaha memenuhinya dengan cara yang lebih unggul daripada
yang dilakukan pesaing. Sehingga dalam proses globalisasi ini setiap organisasi
untuk selalu tanggap terhadap perubahan (adaptive to change). Antisipasi
terhadap perubahan harus selalu dilakukan.
Di dalam melaksanakan aktivitasnya, suatu perusahaan membutuhkan
faktor-faktor produksi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya,
yaitu faktor-faktor sumber daya alami, teknologi, modal dan sumber daya
manusia. Keempat faktor tersebut harus bekerja sama dan dikelola dengan baik
agar perusahaan memperoleh hasil yang maksimal. Dari berbagai faktor-faktor
pendukung produktivitas kerja yang ada. Sumber daya manusia merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Pada
sumber daya manusia inilah semua pelaksanaan fungsi-fungsi dan tugas-tugas
diserahkan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha pencapaian
tujuan organisasi yang seefektif mungkin. Oleh karena itu perusahaan harus
meningkatkan kinerja para karyawannya. Salah satu cara untuk meningkatkan
kinerja karyawan dapat ditempuh dengan menerapkan teknik Total Quality
2
Management (TQM). Dengan diterapkannya teknik Total Quality Management
(TQM) dapat membantu meningkatkan kepuasan konsumen, kepuasan karyawan
dan produktivitas sehingga karyawan dapat lebih terpacu di dalam
mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan proses pemanufakturan serta
mampu untuk mengurangi kerusakan dan memastikan bahwa perusahaan berjalan
dengan efisien dan lebih menekankan pada produk dan pelanggan bukan produksi
massa (Banker dan Schroeder, 1993). Dengan demikian filosofi Total Quality
Management (TQM) membuat karyawan untuk lebih bertanggung jawab di dalam
mengontrol kualitas dan menghentikan produksinya ketika terjadi masalah dalam
pabrik serta mendorong mereka untuk mengidentifikasi berbagai cara untuk
memperbaiki kualitas produk dan proses. Dengan menggunakan Komponen-
komponen berupa penerapan sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan
perilaku manajer.
Teknik pemanufakturan Total Quality Management (TQM) dengan sistem
pengukuran kinerja lebih sering digunakan untuk meningkatkan kinerja. Sistem
pengukuran kinerja disini adalah frekuensi pelaporan pengukuran kinerja
pemanufakturan karyawan di dalam mengembangkan efektivitas pekerjaan
strategis. Semakin sering frekuensi pelaporan pengukuran kinerja suatu
perusahaan berarti menunjukkan bahwa sistem pengukuran kinerja perusahaan
tersebut baik, sehingga dapat membantu karyawan di dalam melaksanakan
pekerjaan strategis dengan lebih cepat dan hal ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja mereka. Program peningkatan kualitas dengan menerapkan
teknik Total Quality Management (TQM) dapat dikatakan efektif jika perusahaan
3
telah mengimplementasikan cara-cara untuk memperbaiki kualitas secara terus
menerus. Proses peningkatan kualitas ini akan mengalami peningkatan jika
pembagian informasi dinyatakan dalam pembagian pekerjaan, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengukuran kinerja manajerial akan memberikan umpan balik
dalam bentuk pengendalian strategis yang dapat mendorong para manajer untuk
mengevaluasi dan menguji kembali bagaimana komponen-komponen dalam Total
Quality Management (TQM) mampu meningkatkan profitabilitas yang memadai.
Frekuensi umpan balik kinerja dan tingkat pembelajaran karyawan akan
meningkat jika karyawan menerima pengukuran kinerja non keuangan.
Sistem penghargaan (kompensasi) sangat penting untuk mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh, karena kompensasi yang berupa insentif
individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi kerja dan memotivasi
karyawan. Pada praktik pemanufaktuiran Total Quality Management (TQM) yang
lebih berorientasi pada pemberdayaan karyawan, desain sistem kompensasi
(penghargaan) merupakan salah satu metode yang paling penting untuk mencapai
keberhasilan penerapan praktik pemanufakturan Total Quality Management
(TQM). Dengan demikian, karyawan yang mempunyai kontribusi atau
memberikan informasi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu seharusnya
menerima penghargaan dari manajemen.
Perilaku manajer juga diperlukan dalam meningkatkan prestai kerja dan
memotivasi karyawan dalam praktik pemanufakturan Total Quality Management
(TQM). Manajer dan karyawan masing-masing memiliki sejumlah kepentingan
dan nilai-nilai yang memerlukan suatu keseimbangan yang harus diterapkan
4
diantara sesama mereka. Manajer akan dapat menarik dan mempertahankan
karyawan-karyawannya yang baik dengan metode membangun hubungan dengan
karyawan, sehingga dapat mencapai keberhasilan penerapan praktik
pemanufakturan Total Quality Management (TQM).
Beberapa penelitian akuntansi sebelumnya menyatakan bahwa kinerja
perusahaan yang rendah disebabkan karena perusahaan mengalami kegagalan di
dalam menentukan sasaran-sasaran yang tepat, pengukuran-pengukuran kinerja,
dan sistem penghargaan atau reward system (Kaplan 1983; Banker et . al . 1993).
Menurut Ittner dan Larcker (1995), semakin besar pengukuran kinerja non
keuangan dan pemberian insentif berdasarkan kinerja kemungkinan mempunyai
hubungan dengan kinerja yang semakin tinggi pada perusahaan-perusahaan
dengan praktik pemanufakturan Total Quality Management (TQM).
Berawal dari penelitian Sim dan Killough, permasalahan pokok yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah menguji kembali apakah teknik pemnufakturan
Total Quality Management (TQM) dengan sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan dan perilaku manajer yang biasanya digunakan sebagai variabel
moderating serta interaksinya berpengaruh terhadap kinerja. Yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel dan sampel
yang digunakan. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Total Quality
Management (TQM), kinerja manajerial, sistem pengukuran kinerja ,sistem
penghargaan serta perilaku manajer. Sedangkan pada penelitian sebelumnya
variabel yang digunakan adalah Total Quality Management(TQM), kinerja
manajerial, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan. Dan sampel yang
5
digunakan dalam penelitian ini adalah manajer-manajer dari seluruh level /
tingkatan manajemen yang bekerja di perusahaan manufaktur berskala besar di
Semarang yang menerapkan Total Quality Management (TQM) dengan harapan
bahwa manajer-manajer dari seluruh level / tingkatan manajemen dapat saling
berinteraksi baik dengan karyawan maupun sesama manajer. Sedangkan pada
penelitian sebelumnya sampel yang digunakan adalah manajer tingkat menengah
pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul pada penelitian ini adalah :
PENGARUH TEKNIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA
DAN SISTEM PENGHARGAAN SERTA PERILAKU MANAJER
SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR BESAR DI SEMARANG)
I.2 Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah interaksi teknik Total Quality Management (TQM) dan sistem
pengukuran kinerja akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial?
2. Apakah interaksi teknik Total Quality Management (TQM) dan sistem
penghargaan akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial?
3. Apakah interaksi teknik Total Qualty Management (TQM) dan perilaku
manajer akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial?
6
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui interaksi teknik Total Quality Management (TQM) dan
sistem pengukuran kinerja akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial.
2. Untuk mengetahui interaksi teknik Total Quality Management (TQM) dan
sistem penghargaan akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial.
3. Untuk mengetahui interaksi teknik Total Quality Management (TQM) dan
perilaku manajer akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial.
I.4 Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini berhasil dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagi berikut:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai acuan dan bahan pertimbangan agar perusahaan dapat
menerapkan Total Qualty Management (TQM) secara lebih efektif, dan
meningkatkan sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, serta
perilaku manajer dalam meningkatkan kinerja manajerial.
2. Bagi Akademis
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam bidang akuntansi manajemen
terutama untuk meneliti labih lanjut mengenai pengaruh sistem
7
pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan perilaku manajer dalam
meningkatkan kinerja manajerial dengan menrapkan Total Quality
Management (TQM).
I.5 Kerangka Pikir
Gambar 1.1
Dalam penelitian ini Total Quality Manajemen (TQM) diposisikan sebagai
variabel independen, dimana variabel ini mempengaruhi baik secara positif
maupun negatif terhadap veriabel dependen. Apabila Total Quality Management
(TQM) dapat diterapkan secara efektif dalam suatu perusahaan, maka kinerja
manajerial secara otomatis juga akan meningkat. Sedangkan sistem pengukuran
kinerja, sistem penghargaan dan perilaku manajer dalam penelitian ini merupakan
variabel moderating yang mempunyai efek kesatuan hubungan pada variabel Total
Quality Management (TQM) sebagai variabel independen dan kinerja manajerial
sebagai variabel dependen.
I.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca di dalam memahami isi ini, maka suatu
sistematika penulisan sebagai berikut:
TQM KINERJA MANAJERIAL
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
SISTEM PENGHARGAAN
PERILAKU MANAJER
8
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan,
tujuan penlitian, manafaat penelitian, kerangka pikir, serta
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dan pengembangan
hipotesis yang akan menguraikan berbagai teori, konsep dan
penelitian sebelumnya yang relevan sampai dengan hipotesis yang
dikembangkan dalam penlitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian terdiri atas obyek penelitian, data yang akan
digunakan, cara pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, analisis hasil
penelitian, dan pengujian hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang akan mengakhiri pembahasan
dari skripsi ini, yang terdiori atas kesimpulan, saran, keterbatasan
dan implikasi.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Total Quality Management (TQM)
2.1.1 Definisi TQM
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu cara untuk
meningkatkan performasi secara terus menerus pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan
semua Sumber Daya Manusia dan modal yang tersedia (Gasperz, 2002 : 6). Ada
dua karakteristik utama Total Quality Management (TQM), yaitu : (1). Fokus pada
pelayanan konsumen, dan (2). Pemecahan masalah secara sistematik dengan
menggunakan tim garda depan (Garrison & Noreen, 2000).
Nama Total Quality Management (TQM) pertama kali dikemukakan oleh
Nancy Warren , seorang behavioral scientiat di United State Navy (Walton in
Bounds, et. Al.,1994). Total Qualty Management (TQM) merupakan sistem
manajemen berfokus pada orang atau tenaga kerja, bertujuan untuk terus
meningkatkan nilai (value) yang dapat diberikan bagi pelanggan, dengan biaya
penciptaan nilai yang lebih rendah dari nilai tersebut (Bounds et. Al., 1994).
Seperti yang dikutip oleh Vincent Gasperz (ISO 8402 Quality Vocabulary,
2000 : 6), Total Quality Management (TQM) merupakan aktivitas dari fungsi
manajemen secara keseluruhan, yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-
tujuan, dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat,
10
seperti perecanaan kualitas, pengendalian kualitas, jaminan kualitas, dan
peningkatan kualitas.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (1993 : 9), Total Quality Management
(TQM) adalah suatu kumpulan aktivitas yang maksudnya adalah perbaikan proses
berkesinambungamn (Continous Process Improvement) dan yang tujuannya
adalah kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction). Total Quality Management
(TQM) berfokus pada pelanggan. Tujuannya adalah memungkinkan organisasi
pemborosan (wase), menyederhanakan proses, dan berfokus pada penggunaan
praktek mutu yang terbukti, yang pada akhirnya mempengaruhi setiap aktivitas
yang dilaksanakan orgnisasi.
Sedangkan menurut Hardjosoedarmo (1996) yang dikutib dari Marijo dan
Th. Sutadi (1997), Total Quality Management (TQM) adalah penetapan metode
kuantitatif atau pengetahuan kemanusiaan untuk memperbaiki material dan jasa
yang menjadi masukan organisasi, memperbaiki semua proses penting dalam
organisasi dan memperbaiki upaya guna memenuhi kebutuhan pemakai produk
dan jasa masa sekarang dan waktu yang akan datang.
Seperti yang dikutip oleh Vincent Gasperz (Jutan 2002 : 7), manajemen
kualitas merupakan suatu kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan kualitas
tertentu yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda manajemen atas.
2. Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
11
3. Jangkauan sasaran diturunkan dari Bench Marking dengan fokus
pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi dengan sasaran untuk
peningkatan kualitas tahunan.
4. Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
5. Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
6. Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
7. Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan
dengan sasaran.
8. Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
9. Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.
2.1.2 Unsur –Unsur TQM
Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan sebagai mengelola
organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada
semua dimensi dari produk dan jasa, yang penting bagi pelanggan. Catatan
penting dari definisi ini adalah bahwa mutu mencakup seluruh organisasi, pada
setiap hal yang dilakukan organisasi, dan bahwa mutu adalah yang pada akhirnya
didefinisikan oleh pelanggan (Widjaja Tunggal, 1993).
Unsur-unsur yang terkandung dalam Total Quality Management (TQM)
adalah
1. Standar mutu yang memperhatikan pelanggan.
Persepsi mutu dari pelanggan harus dipertimbangkan dalam menentukan
tingkatan mutu yang dapat diterima. Kesesuaian mutu merupakan
12
tingkat dari spesifikasi desain produk atau jasa dipenuhi. Mencapai
semua spesifikasi mutu secara tipikal adalah tanggung jawab
manajemen manufaktur, dimana suatu produk terlibat serta merupakan
suatu tanggung jawab cabang manajemen operasi dalam industri jasa.
2. Hubungan antara pemasok-pelanggan
Hubungan anatara pemasok-pelanggan merupakan fakta bahwa setiap
orang dalam organisasi mempunyai seorang pelanggan adalah penting
untuk memperhatikan kepada siapa organisasi melakukan pelayanan.
Sebaliknya, suatu organisasi adalah suatu jaringan kerja dari hubungan
antara orang-orang yang satu sama lain secara independen bekerja sama
untuk menciptakan produk atau jasa.
3. Orientasi pencegahan
“Pencegahan adalah lebih baik daripada penyembuhan”, peribahasa ini
merupakan inti dari orientasi pencegahan, dan sesungguhnya merupakan
filosofi kontemporer dari Total Quality Management (TQM). Kadang-
kadang beberapa orang beranggapan bahwa untuk masalah pencegahan,
manajemen sering memerlukan angka-angka untuk menentukan berapa
jumlah biaya aktivitas pencegahan. Seperti yang dikutip oleh Amin
Widjaja Tunggal (Scanlon 1993:16), ada tiga asumsi dasar mengenai
analisis biaya mutu, yaitu :
a. Biaya penilaian , yaitu biaya-biaya inspeksi, pengujian, dan tugas lain
yang memastikan bahwa produk atau proses dapat diterima.
13
b. Biaya pencegahan, yaitu jumlah dari semua biaya untuk mencegah
kerusakan, seperti biaya-biaya untuk mengindentifikasi penyebab
kerusakan, untuk mengimplementasikan tindakan korektif untuk
menghilangkan penyebab, untuk melatih personel, untuk mendesain
kembali produk atau sistem, dan untuk peralatan dalam modifikasi
baru.
c. Biaya kegagalan :
1). Internal, yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam sistem kerusakan
produk, pengerjaan ulang, dan reparasi.
2). Eksternal, yaitu biaya-biaya kerusakan yang melewati sistem
penggantian jaminan pelanggan, kehilangan pelanggan atau nama
baik (goodwill), keluhan penanganan, dan reparasi produk.
Sehingga dapat dikatakan bahwa mengeluarkan lebih banyak
uang untuk pencegahan akan dapat mengurangi biaya penilaian
dan kegagalan.
4. Mutu pada sumber
Mutu pada sumber berarti bahwa setiap pekerja adalah inspektur mutu
untuk pekerjaannya. Untuk membuat mutu pada sumbernya efektif,
diperlukan sejumlah besar perubahan filosofis dan tindakan dalam
bagian dari semua anggota organisasi, yang diawali dari komitmen
manajemen puncak untuk memberi wewenang kepada karyawan untuk
melakukan kepuasan mutu.
14
5. Perbaikan yang berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan mempunyai arti umum dan arti
khusus dalam Total Quality Management (TQM). Arti umumnya adalah
usaha yang terus menerus untuk secara sederhana melakukan perbaikan
dalam setiap organisasi. Arti yang lebih spesifik berfokus pada
perbaikan yang berkesinambungan dalam mutu proses dalam pekerjaan
yang diselesaikan. Ini berarti bahwa perbaikan yang berkesinambungan
adalah suatu filosof manajemen yang mengarah pada tantangan dari
produk atau perbaikan proses sebagai proses yang tidak pernah berakhir
dan mencapai kemenagan yang kecil (Tunggal, 1993:11).
Seperti yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (Thompson 1993:20),
secara khusus perbaikan yang berkesinambungan akan melakukan perbaikan
secara terus menerus dari mesin, material, utilitas tenaga kerja, dan metode-
metode produksi melalui aplikasi dari usulan-usulan dan ide-ide anggota
kelompok.
Keberhasilan sistem perbaikan yang berkesinambungan harus memenuhi
persyaratan manajemen sebagai berikut :
a. Perbaikan memerlukan periode belajar sebelum mereka memberikan
manfaat. Walaupun perbaikan yang berkesinambungan berfokus pada
perbaikan kecil yang diimplementasikan secara cepat, perbaikan yang
kecilpun menyebabkan alokasi yang tidak benar, dan sebab itu
mengakibatkan pengurangan output dalam jangka pendek.
15
b. Tenaga kerja dan manajemen harus saling mempercayai untuk
menghasilkan arus ide yang bebas untuk mendorong usaha perbaikan
yang berkesinambungan.
c. Suatu sistem penghargaan harus menigkatkan kerjasama antara
departemen.
d. Perbaikan yang berkesinambungan sama dengan pelatihan
berkesinambungan. pelatihan berkesinambungan terdiri atas dua tipe,
yaitu :
1). Pelatihan dalam metode pemecahan masalah, yang mengarahkan
perbaikan.
2).Pelatihan dalam posedur baru, yang diperlukan untuk
mengoperasionalkan perbaikan diri.
e. Perbaikan yang berkesinambungan memerlukan sistem yang efisien,
untuk menangani ide perbaikan dan mengadministrasikan proses
penghargaan. Tanpa alat yang direncanakan dengan baik untuk
mengumpulkan, menilai, mengimplementasikan, dan memberi
penghargaan, usaha perbaikan yang berkesinambungan tidak akan
berhasil (Tunggal,1993:27).
Banker dan Schroeder (1993), memberikan gambaran bahwa praktik
pemanufakturan Totql Quality Management (TQM) lebih menekankan karyawan
dalam memecahkan masalah, bekerja secara team work, dan membangkitkan
pendekatan inovatif untuk memperbaiki produksi. Menurut mereka, karyawan
diminta mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan proses pemanufakturan,
16
mengurangi kerusakan dan mematikan bahwa operasi perusahaan berjalan dengan
efisien, lebih menekankan pada produk dan pelanggan (customer), bukan produksi
massa. Produk dikelompokkan ke dalam sel-sel dan karyawan ditempatkan ke sel-
sel tersebut dengan melakukan beberapa fungsi. Produk dihasilkan berdasarkan
sistem permintaan dalam suatu batch-batch yang, merupakan mini pabrik,
terdapat sedikit persediaan barang dalam proses dan karayawan bekerja dalam
suatu kelompok (team) yang bertanggung jawab terhadap produk dan kualitas.
Maka penting bagi para manajer untuk memberikan wewenang kepada
karyawannya untuk ikut aktif dalam mengambil inisiatif dengan harapan
keterlibatan karyawan dapat meningkatkan proses produksi (Ichniowski
et.al.1997).
2.1.3 Prinsip-prinsip dan falsafah TQM
Total Quality Management (TQM) adalah falsafah manajemen yang
berorientasi pada pelanggan, dalam arti manajemen harus berorientasi pada apa
yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan, kemudian berusaha memenuhinya
dengan cara yang lebih unggul daripada yang dilakukan pesaing. Ada sejumlah
prinsip yang mendasari Total Quality Management (TQM), yaitu (dikutib dari
Maridjo dan Th. Sutadi,1997) :
a. Quality is the foundation
Kualitas produk dan jasa adalah pondasi yang menentukan kekuatan untuk
memenangkan persaingan.
17
b. Customer needs
Bahwa produk dan jasa dengan kualitas tertentu yang disediakan oleh
perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
c. Perform as defined by the requirement
Bahwa operasinya ditentukan oleh syarat-syarat tertentu.
d. Short line of communication
Agar komunikasi dalam organisasi dapat berjalan lancar, di samping
diperlukan alat yang memadai, perlu dihapuskan birokrasi yang tidak
perlu, dan yang lebih penting adalah keterbukaan.
e. Personal integrity and honesty
Kepribadian yang mantap dan kejujuran (ketulusan hati) bagi para pelaku
organisasi, khususnya pihak manajemen merupakan syarat penting.
f. Team work
Persaingan antar orang-orang, kelompok-kelompok kerja dalam organisasi
tidak perlu terjadi sebab mereka harus merupakan team work yang harus
menghadapi pesaing dari organisasi lain.
2.2 KINERJA MANAJERIAL
2.2.1 Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Informasi akuntansi digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja
18
manajer karena informasi akuntansi mencerminkan nilai sumber daya dasar untuk
menilai kinerja manajer karena informasi akuntansi mencerminkan nilai untuk
menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Kinerja manajer diwujudkan dalam
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan karena setiap bagian
tersebut memerlukan sumber daya maka kinerja manajemen akan tercermin dari
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang
dituangkan dalam anggaran (Mulyadi,2001).
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya
dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan
melalui umpan balik hasil kinerja (Mulyadi,2001).
Menurut Mulyadi (2001) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen
untuk :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
seperti : promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
19
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan
2.2.2 Aktivitas manajerial
Manajer merupakan pelaksana kegiatan dalam suatu perusahaan.
Tingkatan manajemen dalam perusahaan bila dihubungkan dengan aktivitas yang
dilakukan oleh manajer terdiri adri tiga tingkatan yaitu (Mc Leod,2001) :
a. Manajer tingkat atas
Manajer pada level ini berada pada tingkat perencanaan strategis.
Keputusan yang diambil adalah keputusan strategis untuk masa depan
perusahaan.
b. Manajer tingkat menengah
Manajer pada level ini berada pada tingkat pengendalian manajemen.
Tanggung jawab mereka adalah mengubah rencana menjadi tindakan dan
memastikan agar tujuan tercapai.
c. Manajer tingkat bawah
Manajer pada level ini merupakan tingkat pengendalian operasional.
Tanggung jawab mereka adalah menyelesaikan rencana-rencana yang
telah ditetapkan oleh para manajer di tingkat yang lebih tinggi.
Menurut Mc Leod (2001), saat merancang sistem informasi, penting untuk
mempertimbangkan tingkatan manajer, karena hal ini dapat mempengaruhi
sumber informasi dan cara penyajiannya. Manajer pada tingkat perencanaan
20
strategis menekankan informasi lingkungan daripada manajer di tingkat yang
lebih bawah dan juga membutuhkan informasi dalam bentuk ringkas. Sedangkan
para manajer tingkat pengendalian operasional menganggap informasi internal
sebagai yang lebih penting dan mereka lebih memilih informasi bentuk yang
rinci.Kinerja manajerial dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kinerja Manajemen
Sumber : Garrison dan Norren, 2000
Peran manajer yang harus dipunyai oleh manajer dalam mendukung
aktivitasnya (Garrison dan Norren,2000) :
a. Keahlian manajemen
Dua keahlian mendasar yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah
komunikasi dan pemecahan masalah. Manajer berkomunikasi dengan
bawahannya, atasannya, orang-orang lain di unit lain dalam perusahaan
dan orang-orang diluar perusahaan. Mereka juga memecahkan masalah
dengan membuat perubahan-perubahan pada operasi perusahaan sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek (perencanaan)
Membandingkan kinerja yang direncanakan dan aktual
(pengendalian)
Penerapan rencana (pengarahan dan
motivasi)
Mengukur kinerja (pengendalian)
Pembuat keputusan
21
b. Keahlian komunikasi
Tiap manajer memiliki pilihan medianya sendiri untuk menerima dan
mengirimkan informasi dalam bentuk lisan dan tertulis.
c. Keahlian pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan semua kegiatan yang mengarah pada
solusi suatu permasalah. Selama proses pemecahan masalah, manajer
terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih dari
berbagai alternatif tindakan.
d. Pengetahuan manajemen
1). Mengenai komputer : pengetahuan yang mencakup pengertian
mengenai istilah-istilah komputer, pemahaman mengenai keunggulan
dan kelemahan komputer dan kemampuan untuk menggunakan
komputer.
2). Mengerti informasi : mengerti informasi meliputi pengertian
bagaimana menggunakan informasi pada setiap tahap dari proses
pemecahan masalah di mana informasi diperoleh dan bagaimana
berbagai informasi dengan orang lain.
Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan
kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berada di dalam daerah
wewenangnya. Oleh karena itu, manajer memerlukan kerangka konseptual
sebagai model kerja yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk
menghasilkan kinerja manajerial (Mulyadi dan Setiawan, 2000). Kerangka
konseptual kinerja manajerial adalah suatu struktur komponen-komponen yang
22
membentuk kinerja orang yang memegang posisi manajerial (Mulyadi dan
Setiawan, 2000).
Komponen-komponen dari kerangka kinerja manajerial adalah sebagai
berikut (Mulyadi dan Setiawan, 2000) :
a. Penentuan kinerja seperti apa yang dituntut dari manajer.
b. Bakat dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan peran
manajer tersebut.
c. Bagaimana persepsi tentang peran manajer tersebut.
d. Usaha yang dicurahkan untuk mewujudkan bakat dan kemampuan dalam
peran yang dipegangnya.
e. Peran manajer untuk menghasilkan kinerja yang menjadikan organisasi
sebagai wealth-creating institution dengan cara :
(1). Mendesain produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer.
(2). Memproduksi produk dan jasa secara cost effective.
(3). Memasarkan produk dan jasa secara efektif kapada customer.
f. Value-adding role dari manajer yaitu :
(1). Membangun customer yang puas.
(2). Membangun karyawan yang produktif dan berkomitmen.
(3). Menghasilkan financial return yang memadai.
g. Managerial skill yang harus dimiliki oleh seorang manajer mencakup :
(1). Pengelolaan bisnis dan pross organisasional.
(2). Pemicuan dan pengelolaan perubahan.
(3). Pengelolaan sisi bayangan dari organisasi.
23
h. Misi dan visi sebagai pemfokus usaha, core value sebagai pembatas usaha.
i. Core beliefs sebagai pendorong usaha.
2.3 Sistem Pengukuran Kinerja
2.3.1 SistemPengukuran Kinerja Aktivitas
Penilaian terhadap bagaimana aktivitas (dan proses) diselenggarakan
merupakan dasar yang melandasi usaha untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Pengukuran kinerja aktivitas dilaksanakan
baik dalam bentuk keuangan maupun non keuangan. Pengukuran ini didesain
untuk menilai bagaimana aktivitas dilaksanakan dan hasil diperoleh. Pengukuran
kinerja aktivitas juga didesain untuk mengungkapkan apakah dilaksanakan
improvement berkelanjutan terhadap aktivitas untuk menghasilkan value bagi
cutomer. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi : efisiensi,
kualitas, dan waktu (Mulyadi dan Setyawan,2000).
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam
meningkatkan daya saing sebuah usaha. Rancangan sistem pengukun kinerja yang
akurat dan konstektual merupakan jembatan emas ke arah mana keunggulan
sebuah perusahaan akan dibawa. Ada 4 faktor utama yang harus diperhatikan
dalam merancang sistem pengukuran kinerja, yaitu :
a. Sudut pandang pihak yang memerlukan pengukuran.
Sebuah perusahaan dapat mengukur kinerjanya langsung dari data internal
yang menitik beratkan pada kepuasaan pelanggan.
24
b. Level manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengukuran dan
pelaporan.
Salah satu persoalan utama dalam pengukuran kinerja pada setiap
perusahaan adalah kebingungan akibat simpang siur penanggung jawab
pengukuran dan pemanfaatan. Latar belakang untuk mempertimbangkan
siapa yang bertanggung jawab dalam rancangan pengukuran kinerja
adalah penetapan sistem pengukuran kinerja yang andal membutuhkan
penetapan akuntanbilitas pengukuran data.
c. Pihak-pihak akan berpartisipasi dalam tindak lanjut terhadap hasil
pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja tanpa tindak lanjut perbaikan tidak akan berarti apa-
apa. Hal ini mengidentifikasikan bahwa siapa yang akan menindak lanjuti
hasil ukuran yang diperoleh adalah penting.
d. Frekuensi pengukuran yang dilaksanakan.
Pengukuran kinerja harus dilaporkan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti
berdasarkan waktu yang dibutuhkan (Wibisono,1999:41).
Program peningkatan kualitas yang menggunakan teknik Total Quality
Management (TQM) secara individual dikatakan efektif jika perusahaan telah
mengimplementasikan cara-cara untuk memperbaiki kualitas secara terus menerus
diabandingkan dengan organisasi pesaing yang mengadakan improvement dengan
tidak menggunakan teknik Total Quality Management (TQM), meskipun
menyebabkan suatu pengurangan, atau setidaknya tidak ada peningkatan dalam
kinerja (Drucker,1990).
25
2.3.2 Ukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja secara kuantitatif (Mulyadi,2001) :
a. Ukuran kriteria tunggal
Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang
hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer.
b. Ukuran kriteria beragam
Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran menilai kinerja manajer.
c. Ukuran kriteria gabungan
Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-
masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh
kinerja manajer.
Ukuran kinerja keuangan terhadap efisienasi aktivitas mencakup :
(1). Laporan biaya aktivitas penambah dan bukan penambah nilai. (2). Laporan
trend biaya aktivitas. (3). Benchmarking. (4). Activity-based budgeting. (5).
Life-cycle budgeting.
2.4 Sistem Penghargaan
Dalam model aspek perilaku dalm motivasi individu menurut Porter-
Lawyer, penghargaan tidak serta-merta memotivasi individu untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Untuk dapat memotivasi individu, penghargan
26
harus dirasakan adil oleh individu tersebut. Jika penghargaan yang diterima oleh
seseorang dirasakan adil, maka penghargaan ini akan memberikan kepuasan bagi
orang tersebut (Mulyadi,2001).
Kompensasi merupakan bentuk return baik financial (baik berupa gaji,
upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan,
libur atau cuti tetapi tetap dibayar) maupun non financial (tugas yang menarik,
tantangna tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tugas,
serta lingkungan pekerjaan yang menarik) yang diterima karyawan karena jasa
yang disumbangkan ke perusahaan (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001).
Menurut Walker (1992), kompensasi merupakan salah satu strategi
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antara
staf dengan pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah
ditetapkan.
Kinerja yang tinggi dapat dicapai jika praktik Total Quality Management
(TQM) digunakan bersama-sama dengan program kinerja yang digunakan sebagai
dasar pemberian insentif (Sim dan Killough, 1998). Kinerja yang tinggi pada
dasarnya tergantung pada program pemberian insentif jika dihubungan dengan
pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, insentif yang merata, dan
keamanan kerja (Ichniowski,1997).
Menurut Woolfolk, seperti yang dikutip oleh Ardhimas Krishna Nugraha
(2002), reward merupakan peristiwa yang mengikuti tingkah laku dan
meningkatkan kemungkinan untuk terulangnya kembali tingkah laku yang
diinginkan. Reward ini memiliki efek positif maupun negatif. Efek positif dan
27
reward adalah dapat mengukur perilaku dan menigkatkan kemampuan
(Schunt,1993). Seperti yang dikutip oleh Ardhimas Krishna Nugraha, efek negatif
dari reward adalah :
a. Reward bukanlah motivator yang baik, karena motivasi akan berubah-ubah
jika mengandalkan reward yang diberikan.
b. Reward merupakan suatu hal yang buruk karena individu yang terlalu
menginginkan reward akan mengandalkan berbagai cara untuk
mendapatkan reward, meskipun harus berbuat curang.
c. Reward dapat memecahkan hubungan persahabatan, karena individu yang
menginginkan reward akan selalu berusaha untuk mendapatkan reward
tersebut dengan mengalahkan saingan-saingannya.
d. Reward dapat menurunkan minat seseorang dalam melaksanakan kegiatan
yang ditekuninya (Edward,1993).
Reward yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Berharga dan memadai.
Dalam memberikan reward, seorang manajer harus mampu memilih
bentuk atau jenisnya yang berguna atau berharga bagi para pekerja.
Dengan kata lain, reward yang diberikan secara pribadi harus dirasakan
sebagai sesuatu yang berharga bagi pekerja yang tidak sama
kebutuhannya. Reward yang berharga itu mungkin saja bukan berbentuk
financial atau material, tetapi pada umumnya pekerja tingkat bawah
berpendapat bahwa reward yang berharga diberikan dalam bentuk uang
atau barang. Salah satu bentuknya adalah reward pada prestasi
28
(produktivitas), dengan menetapkan sejumlah insentif bagi yang
berprestasi atau produktivitasnya melampaui target tugas pokoknya.
b. Reward yang tepat waktu dan yang disukai.
Ketepatan waktu sangat fundamental dalam sistem reward untuk
memotivasi pelaksanaan pekerjaan. Ketepatan waktu akan berpengaruh
dan menentukan tingkat efektivitas dalam memotivasi pekerja. Reward
yang tidak tepat waktu akan kehilangan atau berkurang energinya dalam
memotivasi para pekerja yang berarti tidak boleh ditunda-tunda dalam
pemberiannya.
c. Reward yang adil
Reward ini berhubungan dengan rasa kepuasan, baik dalam perbandingan
antara jumlahnya yang diharapkan sehingga dirasakan wajar atau adil,
maupun jika dibandingkan antara pekerja yang menerima reward dari
pelaksanaan pekerja atau asilnya yang cenderung memiliki persamaan,
sehingga dirasakan fair, berkaitan dengan aspek perasaan sebagai
seseorang yang berhak menerimanya atau tidak (Nawawi, 1989:363).
2.5 Perilaku Manajer
2.5.1 Peran Manajer
Banyak cara yang dapat digunakan untuk membuat kategorisasi peranan
manajerial dalam suatu organisasi. Dari teori kepemimpinan diketahui bahwa
manajemen suatu organisasi memainkan tiga kategori peranan, yaitu (Siagian,
1999) :
29
a. Peranan yang bersifat “Interpersonal”.
Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk
menumbuhkan suburkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam
organisasi. Peranan ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk
utama, yaitu : (1). Peranan yang bersifat simbolis, (2). Peranan selaku
pimpinan, dan (3). Peranan sebagai penghubung.
b. Peranan informasional
Yang dimaksudkan dengan peranan ini adalah bahwa dalam
kedudukannya selaku unsur pimpinan dalam organisasi, manajemen
menjadi pemantau arus informasi dalam organisasi di samping peranan
selaku penerima dan pembagi informasi. Yang disebut terakhir ini
termasuk peranan selaku juru bicara organisasi.
c. Peranan selaku pengambil keputusan.
Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi
berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis,
fungional, dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul karena
manajemen memiliki wewenang untuk brtindak selaku :
(1). Wirausahawan, (2). Peredam ketidak terangan, (3). Penentu alokasi
sarana, prasarana, sumber daya manusia dan dana, serta, (4). Selaku
perunding.
30
2.5.2 Proses Manajemen
Fungsi pokok manajemen adalah : (1) perencanaan, (2) pengorganisasian,
(3) penyusunan, (4) memimpin, dan (5) pengawasan. Secara keseluruham para
manajer melakukan apa yang sedang disebut dengan “proses manajemen”. Semua
manajer, baik mereka ini mandor di perusahaan mobil, walikota, kepala sekolah,
ataupun kepala rumah sakit, melakukan kelima fungsi pokok tersebut (Swastha,
2000) :
a. Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan mencakup : penetapan tujuan dan standard, penentuan
aturan dan prosedur, perbuatan rencana, dan peramalan apa yang akan
terjadi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi pengorganisasian meliputi : pemberian tugas yang terpisah kepada
masing-masing bawahan, membentuk bagian-bagian, mendelegasikan
wewenang kepada para bawahan, menetapkan jalur wewenang dan
komunikasi, dan mengkoordinir kerja bawahan.
c. Penyusunan (Staffing)
Fungsi ini meliputi : penentuan jenis orang sepertiapa yang perlu
dipekerjakan, menarik calon karyawan, memilih karyawan, menentukan
standard kerja, menilai hasil kerja, melatih dan mengembangkan
karyawan.
31
d. Memimpin (Leading)
Fungi ini meliputi : membuat orang lain melakukan pekerjaan,
mempertahankan moral karyawan, mendorong karyawan dalam bekerja,
menciptakan situasi psikologis yang baik.
e. Pengawasan (Controlling)
Fungsi terakhir manajemen ini mencakup : persiapan standard, seperti
kuota penjualan, standard kualitas, atau tingkat produksi. Pengecekan
untuk mengetahui hasil kerja sesungguhnya dibandingkan dengan
standard-standard tersebut dan pengambilan tindakan koreksi yang
diperlukan.
Gambar 2.2
Kelima Fungsi Pokok Manajemen
Sumber : Swastha (2000)
2.5.3 Aspek Perilaku dalam Manajemen
Perilaku adalah cara membawa diri sendiri. Agar tercapai tujuan organisasi
maka manusia yang ada dalam organisasi mestinya menjadi subyek bagi
perkembangan organisasi tersebut. Manajemen puncak harus memperhatikan
perilaku manajer dan seluruh anggota organisasi (Hussein, 1998).
Perencanaan (Planning)
Memimpin (Leading)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengawasan (Controlling)
Penyusunan (Staffing)
32
Perilaku manajer dibagi menjadi perilaku yang positif dan perilaku yang
negatif . perilaku positif (functional behavioral) diartikan sebagai dengan aturan
yang telah ditetapkan (Syam dan Kusuma, 2001). Perilaku positif terjadi jika
tujuan pribadi tiap-tiap angota organisasi sejalan dengan tujuan organisasi dan
anggota organisasi tersebut mempunyai dorongan untuk mencapainya (Hussein,
1998). Sedangkan perilaku negatif (disfunctional behavior) adalah perilaku
menyimpang yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan (Fazli
Syam, 2001). Beberapa pandangan mengenai aspek perilaku dalam proses
manajemen dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Faktor Perilaku dalam Proses Manajemen
Kegiatan Manajemen Beberapa Faktor Perilaku yang Penting 1. Perencanaan (sasaran,
kebijaksanaan dan standar)
a. Partisipasi versus non partisipasi b. Proses perencanaan. c. Komunikasi rencana d. Penggunaan wewenang dan tanggung jawab
2. Pengorganisasian a. Rancangan organisasi b. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab c. Spesifikasi pekerjaan d. Konflik antara fungsi lini dan staf e. Proses untuk memperkerjakan karyawan
3. Penempatan tenaga kerja
a. Skala gaji atau insentif dan evaluasi kinerja b. Pengayaan kerja atau kesempatan berkarir c. Harapan masa depan karyawan
4. Kepemimpinan a. Gaya kepemimpinan b. Sikap terhadap karyawan atau pekerja
5. Pengendalian (termasuk evakuasi kinerja)
a. Cara menetapkan sasaran dan standar kinerja b. Perangkat sasaran dan standar c. cara atau metode pengukuran knerja d. Cara pelaporan dan penilaian kinerja e. Tindakan koreksi f. Imbalan dan hukuman g. Kegiatan tindak lanjut h. Sikap manajer terhadap resiko i. Evaluasi berdasarkan kinerja yang dapat dikendalikan
33
j. Mencapai kesamaan tujuan k. Provisi untuk insentif
Sumber : Hussein (1998)
2.6 Pengembangan Hipotesis
Total Quality Management (TQM) adalah sistem terstruktur dengan
serangkain alat, teknik dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya
perusahaan yang memilih fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif
pekerja, dan perbaikan kualitas terus menerus dengan tujuan agar sesuai dengan
harapan konsumen (Purnama, 2002).
Penelitian Banker dan Schroeder (1993) mengenai adopsi terhadap praktik
pemanufakturan baru (TQM, JIT, Team work) memberikan gambaran bahwa
praktik pemanufakturan Total Quality Management (TQM) lebih menekankan
karyawan dalam memecahkan masalah, bekerja secara team work, dan
membangkitkan pendekatan inovatif untuk produki. Menurut mereka karyawan
diminta mengidentifikasikan cara-cara untuk meningkatkan proses
pemanufakturan, mengurangi kerusakan dan memastikan bahwa operasi
perusahaan berjalan dengan efisien, lebih menekankan pada produk dan
pelanggan (customer) bukan produksi massa (Kurnianingsih, 2001).
Menurut Sim dan Killough (1998), perusahaan yang telah menerapkan
teknik pemanufakturan Total Quality Management (TQM) ternyata belum tentu
dapat meningkatkan knerja para karyawannya. Kemungkinan terdapat faktor lain
yang menyebabkan praktik pemanufakturan tersebut dapat meningkatkan kinerja.
Dengan demikian praktik pemanufaturan tersebut dapat meningkatkan kinerja.
34
Dalam penelitian ini, komponen tersebut adalah sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan, dan perilaku manajer.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali interaksi antara Total
Quality Management (TQM), dan sistem pengukuran kinerja yang berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hipotesis yang muncul
dalam penelitian ini adalah :
H1 : Interaksi antara teknik Total Quality Management (TQM), dan sistem
pengukuran kinerja akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kinerja manajerial.
Pembentukan sistem kompensasi untuk menemukan kebutuhan pada
praktik Total Quality Management (TQM) adalah konsisten dengan luasnya
seperangkat literatur pada strategi kompensasi. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Sim dan Killough (2001) yang menyatakan bahwa kinerja
yang tinggi dapat dicapai jika praktik Total Quality Management (TQM)
digunakan bersama-sama dengan program kerja yang digunakan sebagai dasar
pemberian insentif atau performance – contingent insentive plans. Sedangkan
Young et. al (1988) menunjukkan suatu pengaruh interaksi antara Total Quality
Management (TQM) dengan menggunakan insentif terhadap kinerja. Hasil temuan
tersebut menunjukkan suatu pengaruh Total Quality Management (TQM) dengan
menggunakan sistem penghargaan terhadap kinerja.
Ichniowski et. al (1995) , yang dikutip dari Kurnianingsih (2001)
menyatakan bahwa kinerja yang tinggi pada dasarnya tergantung pada program
pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi
35
penilaian kinerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Dengan demikian
pemberian insentif merupakan pemotivasi yang kuat bagi karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan temuan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
kembali interaksi Total Quality Management (TQM) dan sistem penghargaan yang
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hipotesis
yang muncul dalam penelitian ini adalah :
H2 : Interaksi antara teknik Total Quality Management (TQM) dan sistem
penghargaan akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja
manajerial.
Cho kim (1997) yang dikutip dari Fazli Syam (2001) melihat adanya
hubungan perilaku manajer dengan gaya evaluasi/penilaian kinerja di perusahaan.
Makin transparan gaya evaluasi/penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan
maka makin kecil kecenderungan manajer dan karyawan untuk berperilaku negatif
(menyimpang). Sehingga dengan perilaku manajer yang tidak berperilaku negatif
(menyimpang) merupakan pemotivasi yang kuat bagi karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menguji kembali interaksi Total
Quality Management (TQM) dan perilaku manajer yang berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hipotesis yang muncul dalam
penelitian ini adalah :
H3 : Interaksi antara teknik Total Quality Management (TQM), dan perilaku
manajer akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber data
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau
beberapa karakteristik yang sama (Dajan, 1986:110). Populasi untuk penelitian ini
adalah manajer pada perusahaan manufaktur berskala besar yang menerapkan
Total Quality Management (TQM) dengan pertimbangan bahwa hanya perusahaan
manufaktur yang melaksanakan proses produksi, dan di Indonesia khususnya di
Semarang hanya perusahaan manufaktur berskala besar yang menerapkan Total
Quality Management (TQM). Menurut BPS (tahun 2002), perusahaan berskala
besar adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Di
Semarang, perusahaan manufaktur berskala besar ada 133 perusahaan. Dari
perusahaan-perusahaan tersebut, yang menerapkan Total Quality Management
(TQM) hanya 47 perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 15
perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang yang menerapkan Total
Quality Management (TQM) sebagai unit penelitian sampel.
3.1.2 Teknik Sampling
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan tipe pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya dapat diperoleh dengan menggunakan
37
pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian) (Indriantoro & Supomo, 1999:131).
Dalam penelitian ini, responden yang diambil adalah para manajer tingkat
menengah yang bekerja dalam perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang
yang menerapkan Total Quality Management (TQM) sebagai unit pemilihan
sampel.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis di dalam teknik pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1.1
Pengambilan Sampel
Perusahaan Manufaktur berskala besar di Semarang dan terdaftar di Direktori Industri BPS 2002
133
Perusahaan yang tidak bisa dihubungi karena alamat dan nomor telpon yang tidak diketahui
49
Perusahaan yang diketahui nomor telepon dan alamat 84 Perusahaan yang sudah dihubungi tetapi tidak menerapkan teknik TQM
37
Perusahaan yang sudah dihubungi dan menerapkan teknik TQM 47 Perusahaan yang menerapkan teknik TQM tetapi tidak mau berpartisipasi dalam pengisian kuesioner
32
Perusahaan yang menerapkan teknik TQM dan mau berpartisipasi dalam pengisian kuesioner
15
Sumber : Direktori Industri BPS 2002
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan sebanyak 60 kuesioner secara
acak kepada perusahaan-perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang yang
menerapkan Total Quality Management (TQM). Dari 60 kuesioner ini kemudian
disebar kepada manajer tingkat menengah sebagai responden yang bekerja di 15
perusahaan yang dipilih secara tidak acak. Pemberian kuesioner pada 15
perusahaan tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan permintaan
38
responden, dan juga memperhatikan jumlah manajer tingkat menengah yang
bekerja pada perusahaan yang akan diteliti.
Dari 15 perusahaan tersebut yang mengembalikan kuesioner hanya 12
perusahaan dan kuesioner yang terkumpul adalah 40 kuesioner dengan respon
sebesar 67%. Daftar pengiriman dan pengembalian kuesioner pada masing-masing
perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.2. Dari 40 kuesioner yang terkumpul, hanya
36 kuesioner yang dapat dianalisis lebih lanjut, sedangkan 4 kuesioner yang lain
tidak dapat dianalisis lebih lanjut dikarenakan pengisian data yang kurang
lengkap.
Tabel 3.1.2 Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
NO NAMA PERUSAHAAN DIKIRIM KEMBALI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PT. JAMU INDONESIA SIMONA
PT. PHAPROS
PT. KIMIA FARMA
PT. KENCANA DIGITAL PRINTING
PT. JAMU BOROBUDUR
PT. AQUAFARM NUSANTARA
PT. ARISA MANDIRI PRATAMA
PT. ALAM DAYA SAKTI
PT. TECHPACK ASIA
PT. DWI KARYA WISMA PLASTIK
PT. INDONESIA NANYA INDAH PLASTIK
PT. MAJU JAYA SARANA GRAFIKA
PT. ARTHA BOGA CEMERLANG
PT. SEMARANG MAKMUR
PT. SAKA FARMA
4
5
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
2
5
4
3
3
3
0
4
3
0
0
TOTAL 60 40 Sumber : Data primer yang diolah, 2005
39
3.1.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
tidak melalui media perantara, secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro & Supomo, 1999:146).
Data primer ini diperoleh dari jawaban-jawaban kuesioner yang dibagikan
kepada para responden. Responden yang dimaksud adalah manajer tingkat
menengah pada perusahaan-perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang
yang menerapkan Total Quality Management (TQM).
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode
kuesioner. Kuesioner adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis
dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap
responden (Supranto, 2000). Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada
responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan (Indriantoro & Supomo,
1999:154). Peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung ke perusahaan
manufaktur berskala besar di Semarang yang menerapkan Total Quality
Management (TQM). Kemudian akan diambil kembali setelah 2 minggu (sesuai
dengan kesepakatan antara peneliti dengan pihak perusahaan).
40
3.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
3.2.1 Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) adalah filosofi yang menekankan pada
peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan melalui eliminasi
pemborosan, peningkatan kualitas, pengembangan ketrampilan dan mengurangi
biaya produksi (Sim dan Killough, 1998) Variabel Total Quality Management
(TQM) dalam penelitian ini merupakan variabel independen. Variabel ini diukur
dengan menggunakan indikator peningkatan kualitas proses, peningkatan kualitas
masukan (input), dan peningkatan kualitas keluaran (output). Instrumen penelitian
ini modifikasi instrumen Total Quality Management (TQM) yang dikembangkan
oleh Snell dan Dean (1992) dengan skala numerik 7 poin. Responden diminta
menilai penerapan Total Quality Management (TQM) dari sangat sedikit (poin 1)
berarti Total Quality Management (TQM) rendah sampai sangat anyak (poin 7)
berarti Total Quality Management (TQM) tinggi.
3.2.2 Kinerja Manajerial
Variabel Kinerja manajerial dalam penelitian merupakan variabel
dependen. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian adalah kinerja para
individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang diukur dengan menggunakan
instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney et. al. (1963).
Penggunaan pendekatan self rating dipilih dengan alasan untuk menghindar
kemungkinan pengukuran kinerja yang tidak representatif. Instrumen ini terdiri
dari delapan dimensi kerja (perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
41
pengawasan, staff, negosiasi, representasi) dan dimensi kerja secara keseluruhan.
Skala kinerja terdiri dari 1 untuk kinerja tidak baik, sampai dengan 7 untuk kinerja
sangat baik.
3.2.3 Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja merupakan variabel moderating. Yang
dimaksud sistem pengukuran kinerja dalam penelitian ini adalah frekuensi
pengukuran kinerja para manajer yang diukur dengan numerik angka 1 (tidak
pernah) sampai dengan angka 7 (setiap minggu). Variabel ini diukur dengan
menggunakan indikator pengukuran kinerja staff di dalam organisasi secara
keseluruhan, dan pengukuran kinerja staff pada unit-unit organisasi yang diteliti.
Instrumen yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992) ini
menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang
rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang tinggi.
3.2.4 Sistem Penghargaan
Sistem penghargaan dalam penelitian ini merupakan variabel moderating.
Yang dimaksud sistem penghargaan adalah pemberian kompensasi pada manajer
yang terdiri dari : (1) pembayaran tetap saja dan (2) pembayaran variabel yang
jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja (performance contingent rewards).
Responden diminta untuk memilih alternatif sistem kompensasi yang berlaku :
(1). Hanya gaji tetap saja, yang diberi nilai 0, atau (2). Kompensasi tetap +
penghargaan lain yang ditentukan berdasarkan kinerja individu / kelompok (diberi
42
nilai 1). Instrumen yang dikembangkan oleh Ittner dan Lacker (1995) menyatakan
adanya sistem penghargaan dengan nilai 1 dan tidak ada sistem penghargaan yang
ditunjukkan dengan nilai 0.
3.2.5 Perilaku Manajer
Perilaku manajer merupakan variabel moderating dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku adalah sikap dan tindakan
yang dilakukan oleh seseorang akibat dari pengaruh atau intervensi pihak luar
(manajemen) terhadap individu bersangkutan. Dari penelitian ini perilaku
tercermin dari sikap dan tindakan responden yang dinilai.
Instrumen perilaku manajer diukur dengan menggunakan item-item
pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan tindakan responden terhadap
penilaian prestasi dan kinerja. Ukuran perilaku manajer diambil dari seberapa
besar nilai sikap dan tindakan yang mereka ambil. Instrumen yang dikembangkan
oleh Ferrel dan Skinner (1988) menyatakan Sikap dan tindakan ini dinilai dengan
menggunakan skala likert 1 (sangat rendah) sampai 7 (sangat tinggi).
3.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.3.1 Pengujian Validitas
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat
(Indriantoro & Supomo, 1999:181). Uji validitas digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur.
43
Dalam uji validitas digunakan perhitungan Product Moments dari Karl
Pearson.
Rumus yang digunakan yaitu :
n (•XY) – (•X •Y )
r : w[
n •X² - (•X)²]
[
n •Y² - (•Y)²]
Keterangan :
r : koefisien korelasi
X : tingkat skor indikator yang diuji
Y : total skor indikator
n : jumlah sampel
kriteria pengujian validitas penelitian :
1. Jika r hitung > r tabel, maka pengujian tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel, maka pengujian tersebut tidak valid
Hasil pengujian validitas terhadap ketiga variabel penelitian tersebut dapat
dilihat dalam tabel 3.3.1, tabel 3.3.2, tabel 3.3.3 dan tabel 3.3.4
Tabel 3.3.1 Hasil pengujian Validitas Total Quality Management
Indikator r hitung r tabel Keterangan X1.1 0,5240 0,329 Valid X1.2 0,7707 0,329 Valid X1.3 0,6769 0,329 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2005
44
Tabel 3.3.2 Hasil pengujian Validitas Sistem Pengukuran Kinerja
Indikator r hitung r tabel Keterangan X2.1 0,6847 0,329 Valid X2.1 0,4349 0,329 Valid
Sumber : data primer yang diolah,2005
Tabel 3.3.3 Hasil Pengujian Validitas Perilaku Manajer
Indikator r hitung r tabel Keterangan X4.1.1 0,5447 0,329 Valid X4.1.2 0,7493 0,329 Valid X4.1.3 0,8279 0,329 Valid X4.1.4 0,3655 0,329 Valid X4.1.5 0,3602 0,329 Valid X4.1.6 0,6842 0,329 Valid X4.1.7 0,6318 0,329 Valid X4.1.8 0,6939 0,329 Valid X4.2.1 0,6116 0,329 Valid X4.2.2 0,3909 0,329 Valid X4.2.3 0,6966 0,329 Valid X4.2.4 0,7437 0,329 Valid X4.2.5 0,8763 0,329 Valid X4.2.6 0,4802 0,329 Valid X4.2.7 0,6232 0,329 Valid X4.2.8 0,5413 0,329 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2005
Tabel 3.3.4 Hasil pengujian Validitas Kinerja Manajerial
Indikator r hitung r tabel Keterangan 1 0,5628 0,329 Valid 2 0,6972 0,329 Valid 3 0,6903 0,329 Valid 4 0,6073 0,329 Valid 5 0,6595 0,329 Valid 6 0,7320 0,329 Valid 7 0,4781 0,329 Valid 8 0,4661 0,329 Valid 9 0,5990 0,329 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2005
45
Dari hasil pengujian validitas yang ditujukan pada tabel 3.3.1, tabel 3.3.2,
tabel 3.3.3 dan tabel 3.3.4 menunjukkan nilai r hitung untuk semua variabel
penelitian yaitu Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran kinerja,
Perilaku Manajer dan Kinerja Manajerial semuanya lebih besar daripada r tabel.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa item kuesioner dalam penelitian ini valid.
3.3.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Cara menghitung tingkat reliabilitas
suatu data yaitu menggunakan rumus Cronchbach’s alpha.
Rumus :
α : K . r 1 + (K-1) r
Keterangan :
α : Koefisien reliabilitas
K : Jumlah item valid
r : Rata-rata korelasi antar item
Kriteria pengujian reliabilitas penelitian :
a. Apabila nilai α dekat dengan 0 (misalnya 0,17), maka kuesioner
tersebut kurang reliabel.
b. Apabila nilai α dekat dengan 1 atau -1 (misalnya 0,97 atau -0,92),
maka kuesioner tersebut sangat reliabel.
c. Apabila nilai α ditengah, kurang lebih antara 1 dan -1 (misalnya
0,57 atau 0,71), maka kuesioner tersebut agak reliabel.
46
Hasil pengujian reliabilitas terhadap ketiga variabel penelitian terangkum
dalam tabel 3.3.5
Tabel 3.3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan Total Quality Management (TQM) 0,8032 Reliabel Sistem Pengukuran Kinerja 0,8074 Reliabel Perilaku Manajer 0,9166 Reliabel Kinerja Manajerial 0,8636 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2005
Tabel 3.3.5 menunjukkan nilai alpha (α) untuk semua variabel penelitian
yaitu Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem
Penghargaan, Perilaku Manajer, dan Kinerja Manajerial semuanya mendekati nilai
satu. Hasil tersebut membuktikan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini reliabel.
3.4 Alat Analisis Data
Langkah-langkah pengujian H1, H2, H3
3.4.1 Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan pendekatan
regresi berganda, identik dengan model yang digunakan dalam penelitian Sim dan
Killough (1998). Pendekatan regresi berganda digunakan dengan alasan bahwa
metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel
dependen dengan beberapa variabel independen.
Model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah :
47
Rumus :
Y : αα + ββ1X1 + ββ2X2 + ββ3X3 + ββ4X4 + ββ5X1X2 + ββ6X1X3 + ββ7X1X4
Keterangan :
Y : Kinerja manajerial
α : Konstanta
X1 : TQM
X2 : Sistem pengukuran kinerja
X3 : Sistem penghargaan
X4 : Perilaku manajer
β : Koefisien
3.4.2 Uji Hipotesis (H1, H2, H3)
Perumusan Hipotesis :
Ho1 : β 5 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dalam interaksi antara TQM dan sistem pengukuran
kinerja, terhadap kinerja manajerial.
Ha1 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja,
terhadap kinerja manajerial.
Ho2 : β = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan sistem penghargaan, terhadap
kinerja manajerial.
48
Ha2 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan sistem penghargaan, terhadap
kinerja manajerial.
Ho3 : β = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan perilaku manajer, terhadap
kinerja manajerial.
Ha3 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan perilaku manajer, terhadap
kinerja manajerial.
Taraf Signifikan (α) yang digunakan adalah α : 5%
Kriteria kesimpulan :
Ha diterima jika : sign t < α (0,05)
Ha ditolak jika : sign t > α (0,05)
3.4.3 Penentuan Besarnya Pengaruh (Adjusted R²).
Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen untuk
model regresi diatas digunakan adjusted R². Digunakannya adjusted R² karena
adanya kelemahan mendasar pada koefisien determinasi, kelemahan tersebut
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang masuk dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen maka pasti koefisien determinasi (R²)
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2001:45).
49
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 responden, dari jumlah
tersebut 4 diantaranya tidak menjawab dengan lengkap dan tidak menyertakan
data diri secara lengkap. Berdasarkan data yang diperoleh 27,8% responden
adalah wanita dan 72,2% responden adalah pria. Hal ini berarti posisi manajer
pada perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang yang diteliti masih
didominasi oleh pria. Kisaran usia responden dalam penelitian ini antara 27 tahun
sampai dengan 60 tahun. Pengelompokkan responden secara rinci dapat dilihat
dalam tabel 4.1.1
Tabel 4.1.1 Deskripsi Responden
JENIS KELAMIN PRIA WANITA TOTAL
Ó % Ó % Ó % Umur :
27 - 32 5 19,2% 2 20% 7 19,4% 33 - 38 10 38,5% 5 50% 15 41,7% 39 - 44 7 27% 3 30% 10 27,8% 45 - 50 3 11,5% 0 0% 3 8,3% 51 - 56 0 0% 0 0% 0 0% 57 - 62 1 3,8% 0 0% 1 2,8% Total 26 100% 10 100% 36 100%
Pengalaman Menjadi Manajer < 1 th 2 7,7% 2 20% 4 11,1% 1 - 5 th 13 50% 4 40% 17 47,2% > 5 th 11 42,3% 4 40% 15 41,7% Total 26 100% 10 100% 36 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2005
50
Dari tabel 4.1.1 dapat dilihat pengelompokkan responden berdasarkan
usia, diperoleh bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia 33-
38 tahun, yaitu sebanyak 38,5%. Untuk pengelompokkan responden dilihat dari
pengalaman kerjanya, dapat diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
berpengalaman kerja 1-5 tahun, yaitu sebanyak 47,2%. Hal ini berarti para
manajer yang menjadi responden penelitian cukup berpengalaman.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel penelitian (Total Quality
Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, Perilaku
Manajer, dan Kinerja Manajerial), peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi
absolut yang menunjukkan angka rata-rata, kisaran teoritis, kisaran aktual dan
standar deviasi. Analisa ini didasarkan pada 36 jawaban responden tentang
variabel penelitian.
Hasil analisa ini dapat dilihat pada tabel 4.2.1. selain itu juga diuraikan
besarnya Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem
Penghargaan, Perilaku Manajer, dan Kinerja Manajerial yang dapat dilihat pada
tabel 4.2.2
Tabel 4.2.1 Deskripsi Statistik Variabel TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem
Penghargaan, Perilaku Manajer, dan Kinerja Manajerial Variabel Rata-rata Std Deviasi Kisaran Aktual Kisaran Teoritis
TQM 17,28 2,63 12-21 3-21 Sist. Pengukuran Kinerja 10,67 1,31 8-14 2-14 Sist. Penghargaan 0,81 0,40 0-1 0-1 Periaku Manajer 82,75 12,10 59-61 16-112 Kinerja Manajerial 50,81 7,43 37-63 9-63
Sumber : data primer yang diolah, 2005
51
Tabel 4.2.2 Tingkatan Persepsi Responden
Variabel Mean Tinggi Sedang Rendah TQM 17,28 15,01-21,00 9,01-15,00 3-9,00 Sist Pengukuran Kinerja 10,67 10,01-14,00 6,01-10,00 2-6,00 Sist Penghargaan 0,81 1,34-2,00 0,67-1,33 0-0,66 Periaku Manajer 82,75 80,01-112,00 48,01-80,00 16-48,00 Kinerja Manajerial 50,81 45,01-63,00 27,01-45,00 9-27,00
Sumber : data primer yang diolah, 2005
Berdasarkan tabel 4.2.1, hasil pengukuran variabel Total Quality
Management (TQM) dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang dikembangkan
oleh Snell dan Dean (1992), memperlihatkan bahwa manajer yang menjadi
responden ada yang merasa bahwa penerapan Total Quality Management (TQM)
sangat membantu sekali dalam pelaksanaan aktivitasnya, yang ditunjukkan oleh
jumlah skor tertinggi dari kisaran aktual yaitu 21 yang nilainya sama dengan
kisaran teoritis tertinggi. Selain itu skor kisaran aktual terendah untuk variabel ini
adalah 12. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Total Quality Management
(TQM) cukup membantu manajer dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan
tabel 4.2.2 tampak bahwa rata-rata skor Total Quality Management (TQM) berada
pada skala tinggi berarti penerapan Total Quality Management (TQM) cukup
membantu dalam pelaksanaan aktivitas para manajer.
Pengukuran variabel Sistem Pengukuran Kinerja dengan menggunakan 2
item pertanyaan yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992) pada
tabel 4.2.2, menunjukkan bahwa rata-rata skor Sistem Pengukuran Kinerja berada
dalam skala tinggi. Hal ini berarti Sistem Pengukuran Kinerja yang dialami oleh
para manajer umumnya tinggi.
52
Pengukuran variabel Sistem Penghargaan yang menggunakan 1 item
pertanyaan yang dikembangkan oleh Ittner dan Larcker (1995), pada tabel 4.2.1
menunjukkan bahwa ada responden yang merasa bahwa sistem penghargaan
sangat berpengaruh dalam pelaksanaan aktivitasnya. Berdasarkan tabel 4.2.2
menunjukkan bahwa skor rata-rata Sistem Penghargaan berada dalam skala
sedang.
Pengukuran variabel Perilaku Manajer yang menggunakan 16 item
pertanyaan yang dikembangkan oleh Ferrel dan Skinner (1998), pada tabel 4.2.2
menunjukkan ahwa rata-rata skor Perilaku Manajer dalam skala tinggi. Hal ini
berarti perilaku para manajer sangat tinggi.
Pengukuran variabel Kinerja Manajerial dengan self-rating yang
menggunakan 9 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney, et al (1963),
pada tabel 4.2.1 menunjukkan adanya responden yang mempunyai kinerja sangat
baik atau skala kinerja tinggi dan tidak ada responden yang mempunyai skala
kinerja rendah. Sedangkan dari skor rata-rata jawaban responden pada tabel 4.2.2
tampak bahwa kinerja manajerial berada dalam skala tinggi.
4.3 Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dalam interaksi Total Quality Management
(TQM) sebagai variabel independen dan Sistem Pengukuran, Sistem Penghargaan
serta Perilaku Manajer sebagai variabel moderating terhadap Kinerja Manajerial
(Variabel dependen). Untuk menemukan bukti empiris dilakukan uji regresi linier
53
berganda dengan satu persamaan regresi. Analisis regresi linier berganda ini
dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social
Science) dan menggunakan model persamaan regresi.
4.3.1 Uji Hipotesis (Ha1,Ha2,Ha3)
Pengujian hipotesis ini menggunakan tingkat signifikansi. Bila sig t < α
(0.05) maka Ha diterima dan bila sig t > α (0.05) maka Ha ditolak. Hasil
signifikansi model regersi dapat dilihat pada tabel 4.3.1
Tabel 4.3.1 Hasil Regresi
Variabel Koefisien Kesalahan Standar t Sig. Konstanta 88,447 69,150 1,279 0,211 TQM -3,464 4,084 -0,848 0,404 SPK -15,521 6,355 -2,450 0,021 SP -20,665 17,681 -1,169 0,252 PM 1,443 0,660 2,186 0,037 TQM dan SPK 1,002 0,369 2,720 0,011 TQM dan SP 1,412 1,061 1,332 0,194 TQM dan PM -0,00838 0,039 -2,125 0,043
R² = 0,572 ; Adjusted R² = 0,465 ; n = 36 ; F =5,350 ; Sig F = 0,001
a. Pengujian Ha1
Model regresi untuk pengujian Ha1 sebagai berikut:
Model regresi 1 :
Y : α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1X2 + β6X1X3 + β7X1X4
KM= 88,47-3,464TQM-15,521SPK-20,665SP+1,443PM+1,002TQMSPK+1,412
TQMSP-0,0038TQMPM
Keterangan :
KM : Kinerja Manajerial SPK : Sistem Pengukuran Kinerja
TQM : Total Quality Management SP : Sistem Penghargaan
PM : Perilaku Manajer
54
Perumusan Hipotesis :
Ho1 : β 5 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja, terhadap
kinerja manajerial.
Ha1 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam interaksi
antara TQM dan sistem pengukuran kinerja, terhadap kinerja
manajerial.
Berdasarkan hasil regresi berganda yang disajikan dalam tabel 4.3.1
bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dan Sistem Pengukuran
Kinerja menunjukkan koefisien positif sebesar 1,002 dengan tingkat signifikansi
kurang dari 0,05 terhadap kinerja manajerial (0,011), artinya hubungan Sistem
Pengukuran Kinerja mempunyai pengaruh moderating terhadap hubungan Total
Quality Management (TQM) dan Kinerja Manajerial. Untuk menentukan apakah
Ha1 akan diterima atau ditolak, dilakukan dengan cara menentukan apakah
interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Pengukuran
Kinerja signifikan atau tidak. Dan ternyata berdasarkan hasil pengolahan,
ditemukan bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan
Sistem Pengukuran Kinerja signifikan, maka dengan demikian Ha1 diterima dan
Ho1 ditolak.
b. Pengujian Ha2
Model regresi untuk pengujian Ha2 sebagai berikut :
Model regresi 2 :
Y : α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1X2 + β6X1X3 + β7X1X4
55
KM= 88,47-3,464TQM-15,521SPK-20,665SP+1,443PM+1,002TQMSPK+1,412
TQMSP-0,0038TQMPM
Keterangan :
KM : Kinerja Manajerial SPK : Sistem Pengukuran Kinerja
TQM : Total Quality Management SP : Sistem Penghargaan
PM : Perilaku Manajer
Perumusan Hipotesis :
Ho2 : β = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan sistem penghargaan, terhadap
kinerja manajerial.
Ha2 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam interaksi
antara TQM dan sistem penghargaan, terhadap kinerja
manajerial.
Berdasarkan hasil regresi berganda yang disajikan dalam tabel 4.3.1
bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dan Sistem
Penghargaan menunjukkan koefisien positif (1,412) dengan tingkat signifikansi
lebih dari 0,05 terhadap kinerja manajerial (0,194), artinya Ha2 ditolak dan Ho2
diterima karena tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara Total Quality Management (TQM) dan Sistem Penghargaan
terhadap Kinerja Manajerial.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ittner &
Larcker (1995) yang tidak menemukan bukti bahwa organisasi yang
mempraktekkan Total Quality Management (TQM) dan Sistem pengukuran
56
manajemen secara interaktif dapat mencapai kinerja financial dan kualitas yang
baik (tinggi).
c. Pengujian Ha3
Model regresi untuk pengujian Ha3 sebagai berikut :
Model regresi 3 :
Y : α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1X2 + β6X1X3 + β7X1X4
KM= 88,47-3,464TQM-15,521SPK-20,665SP+1,443PM+1,002TQMSPK+1,412
TQMSP-0,0038TQMPM
Keterangan :
KM : Kinerja Manajerial SPK : Sistem Pengukuran Kinerja
TQM : Total Quality Management SP : Sistem Penghargaan
PM : Perilaku Manajer
Perumusan Hipotesis :
Ho3 : β = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam
interaksi antara TQM dan perilaku manajer, terhadap kinerja
manajerial.
Ha3 : β � 0 ; terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dalam interaksi
antara TQM dan perilaku manajer, terhadap kinerja
manajerial.
Berdasarkan hasil regresi berganda yang disajikan dalam tabel 4.3.1
bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dan Perilaku Manajer
menunjukkan koefisien negatif sebesar -0.00838 dengan tingkat signifikansi
kurang dari 0,05 terhadap kinerja manajerial (0,043), artinya tidak terdapat
57
pengaruh yang positif dan signifikan dalam interaksi antara Total Quality
Management dan Perilaku Manajer terhadap Kinerja Manajerial. Variabel
Perilaku Manajer memperlemah hubungannya terhadap variabel Total Quality
Management (TQM), karena nilai koefisien yang negatif (-0.00838). Maka dengan
demikian Ha3 ditolak dan Ho3 diterima.
4.3.2 Penentuan Besarnya Pengaruh
Besarnya kontribusi atau pengaruh variabel independen terhadap dependen untuk
masing-masing model regresi digunakan adjusted R². Pada hasil perhitungan
regresi linier berganda untuk interaksi antara Total Quality Management (TQM)
dan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial diperoleh besarnya
koefisien determinasi (adjusted R²) adalah 0,465. Artinya interaksi antara Total
Quality Management (TQM) dan variabel moderating terhadap Kinerja Manajer
mempunyai pengaruh sebesar 46,5%.
58
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI
5.1 KESIMPULAN dan KETERBATASAN
5.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi
berganda pada BAB IV, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisien Total Quality Management (TQM) dan Sistem Pengukuran Kinerja
positif (koef. TQM dan SPK >0) dan nilai sig. t (0,011)<0,05, yang berarti Ha1
diterima dan Ho1 ditolak. Berarti ada pengaruh yang signifikan dalam interaksi
antara Total Quality Management (TQM) dan Sistem Pengukuran Kinerja
terhadap Kinerja Manajerial.
Sedangkan berdasarkan hasil interaksi antara Total Quality Management
(TQM) dan Sistem Penghargaan menunjukkan koefisien positif sebesar 1,412
dengan tingkat signifikansi lebih dari 0,05 terhadap kinerja manajerial (0,194)
yang berarti Ha2 ditolak dan Ho2 diterima. Berarti interaksi antara Total Quality
Management (TQM) dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial tidak
signifikan.
Sedangkan berdasarkan hasil interaksi antara Total Quality Management
(TQM) dan Perilaku Manajer menunjukkan koefisien negatif sebesar -0.00838
dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 terhadap kinerja manajerial (0,043)
yang berarti Ha3 ditolak dan Ho3 diterima. Berarti ada pengaruh negatif tetapi
59
signifikansi dalam interaksi antara Total Quality Management (TQM) dan
Perilaku Manajer terhadap Kinerja Manajerial.
5.1.2 Keterbatasan
karena waktu penelitian yang relatif singkat, panelitian ini mempunyai
beberapa kelemahan yang membatasi kesempurnaannya. Oleh karena itu,
keterbatasan ini perlu lebih diperhatikan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Beberapa keteratsan dalam penelitian ini adalah :
1. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah manajer tingkat
menengah yang bekerja pada perusahaan manufaktur berskala besar di
Semarang yang menerapkan Total Quality Management (TQM). Tetapi
karena dari 133 perusahaan manufaktur berskala besar di Semarang
(berdasarkan data yang diperoleh dari BPS tahun 2002) yang menerapkan
Total Quality Management (TQM) hanya 47 perusahaan, dan yang
bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner hanya 15 perusahaan,
maka data dalam penelitian ini hanya didapat dari kuesioner yang
dibagikan kepada 15 perusahaan tersebut.
2. Data yang digunakan relatif sedikit yang disebabkan karena dari 15
perusahaan manufaktur yang berskala besar yang menerapkan Total
Quality Management (TQM) yang mau berpartisipasi, hanya 12
perusahaan yang mengembalikan kuesioner (dari 60 kuesioner yang
disebar oleh peneliti, hanya 40 kuesioner yang kembali, namun yang dapat
diolah lebih lanjut hanya 36 kuesioner).
60
3. karena sampel yang digunakan adalah manajer tingkat menengah maka
sampel yang diperoleh sangat sedikit pada setiap perusahaan, hal ini
dikarenakan karena setiap perusahaan mempunyai manajer tingkat
menengah yang terbatas jumlahnya.
5.2 Implikasi
Terlepas dari keterbatasan yang ada, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan, sebagai acuan agar dapat meningkatkan kinerja
manajerial pada perusahaannya dalam pelaksanaan Total Quality Management
(TQM).
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menambahkan/
mengganti variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial selain Total
Quality Management (TQM), sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, dan
perilaku manajer. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
mengambil sampel yang berbeda misalnya perusahaan manufaktur besar di
Indonesia atau perusahaan manufaktur yang sudah mendapatkan serifikat ISO.
Selain itu juga perlu untuk mengembangkan lagi pertanyaan untuk Total Quality
Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan
Perilaku Manajer karena penelitian tersebut dan pengaruhnya di bidang akuntansi
manajemen masih belum banyak dilakukan.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindrajan, 2002, Sistem Pengendalian, terjemahan Drs. F. X. Kurniawan Tjakrawala, M. SI, AK, Buku 1, Jakarta : Salemba Empat
Cristina, Dian, 2004, Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik TQM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Semarang), Skripsi, Semarang : Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Ghozali, I, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Badan
Penerbit : UNDIP Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi &
Manajemen, Yogyakarta : BPFE Ittner, D, dan D. F. Larcker, 1995, TQM and The Choice of Information and Reward System,
Journal for Accounting Research : hal 1-34 Kurnianingsih, Retno, dan Indriantoro, Nur, 2001, “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan
Sistem Penghargaan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management”, Jurnal Riset Akuntansi : hal 28-43
Maridjo, H. Herry dan Th. Sutadi, 1997, “Dasar dan Konsep Total Quality Management (TQM)”,
Widya Dharma, Oktober 1997 : hal 13-27 Mcleod, Raymond, 2001, Sistem Informasi Manajemen, edisi ketujuh, Jakarta : PT. Prenhallindo Mulyadi, 2000, TQM : Prinsip Manajemen Kontemporer Untuk Mengarungi Lingkungan Bisnis
Global, Yogyakarta : Adity Media Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, edisi ketiga, Jakarta :
Salemba Empat Mulyadi, dan Johny Setiawan, 2000, Sistem Perencanaan dan Pengnedalian Manajemen : Sistem
Pelipat Ganda, Kinerja Perusahaan, edisi kesatu cetakan pertama, Jakarta : Rineka Cipta Siagian, Sondang P,1999, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara Suhartono, 2000, “Perilaku Manajer dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan”, Kajian Bisnis : hal 65-73 Supriyono, 1993, kuntansi Manajemen I edisi 1, Yogyakarta : BPFE Swastha, Basu, 2000, Azas-azas Manajemen Modern, Yogyakarta : Liberty Syam, Fazli, BZ dan Kusuma, Indra Wijaya, 2001, “Pengaruh Informasi Akuntansi dan
Ketidakpastian Tugas terhadap Perilaku Manajer : Sebuah Eksperimen Semu”, Jurnal Riset Akuntansi : hal 314-328
xv
Umar, Husein, 1998, Riset Akuntansi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum Wibisono, Dermawan, 1999, Analisis Keterkaitan Variabel Kinerja Dalam Perusahaan :
Usahawan Widjaja Tunggal, AK, MBA, 1993, Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar Total Quality
Management, cetakan pertama, Jakarta : Rineka Cipta
KUESIO N ER
Identitas Responden
M ohon Bapak/Ibu untuk m engsi daftar pertanyaan berikut :
N am a :.........................................................(boleh tidak diisi)
Usia :...................tahun
Jenis kelamin : ( ) pria ( ) wanita
Pengalam an m enjadi M anajer :
( ) < 1 th
( ) 1-5 th
( ) > 5 th
M ohon diberi Cap Perusahaan :
( )
Kepada Yth
Bapak/Ibu M anajer,
Saya yang m engirimkan kuesioner ini
N am a : W oro Sita Laksmi Probowati
N im : 00.60.0034
M ahasiswa : Ekonom i Jurusan Akuntansi
Universitas Katolik Soegijapranata Sem arang
M em erlukan beberapa inform asi untuk m endukung penelitian saya
dalam rangka penulisan skripsi. Judul penelitian yang saya lakukan adalah
“PEN GARUH TEKN IK TO TAL Q UALITY M AN AGEM EN T TERHADAP KIN ERJA M AN AJERIAL DEN GAN SISTEM PEN GUKURAN KIN ERJA DAN SISTEM PEN GHARGAAN SERTA PERILAKU M AN AJER SEBAGAI VARIABEL M O DERATIN G” (STUDI EM PIRIS PADA PERUSAHAAN M AN UFAKTUR BESAR DI SEM ARAN G)
Penelitian ini m em erlukan partisipasi dari Bapak/Ibu untuk
m em berikan inform asi m elalui kuesioner ini karena tanpa bantuan
Bapa/Ibu saya tidak dapat m enyelesaikan penelitian ini. Sem ua inform asi
yang diperoleh dari kuesioner ini hanya akan saya gunakan untuk
keperluan penelitian saja dan akan saya jaga kerahasiaannya sesuai
dengan etika penelitian. Saya harap Bapak/Ibu dapat mengem balikan
kuesioner ini.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk m engisi
kuesioner ini saya ucapkan terim a kasih.
KIN ERJA M AN AJERIAL (Dikembangkan oleh M ahony et. al.,1963)
M ohon Bapak/Ibu ukur kinerja Bapak/Ibu berdasarkan persepsi
Bapak/Ibu untuk setiap bidang berikut ini dengan m enuliskan nom or
diantara 1 sam pai dengan 7, sesuai dengan skala yang m enurut
Bapak/Ibu paling tepat, dengan ketentuan sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Kinerja kinerja kinerja
tidak baik biasa saja sangat baik
Bidang Skala kinerja
(angka 1 s/d 7)
1. Perencanaan
M enentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/
pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran,
m erancang prosedur, pem ogram an
...........................
2. Investigasi
M engum pulkan dan m enyam paikan inform asi untuk
catatan, laporan dan rekening, m engukur hasil,
m enentukan persediaan, analisis pekerjaan
...........................
3. Pengkoordinasian
Tukar-m enukar informasi dengan orang di bagian
organisasi yang lain untuk m engkaitkan dan
m enyesuaikan pogram , m em beritahu bagian lain,
hubungan dengan m anajer lain
............................
4. Evaluasi
M enilai dan m engukur proposal, kinerja yang
diamati atau dilaporkan : penilaian pegawai,
penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan,
pem eriksaan produk
............................
5. Pengawasan
M engarahkan m em im pin, dan mengem bangkan
bawahan anda, m em bim bing, m elatih, dan
m enjelaskan peraturan kerja pada bawahan
m em berikan tugas pekerjaan dan menangani
............................
6. Pem ilihan Staff
M em pertahankan angkatan kerja di bagian anda,
m erekrut, m ewawancarai dan m emilih pegawai
baru, m enem patkan, m em prom osikan dan m emutasi
pegawai
............................
7. N egosiasi
Pem belian, penjualan atau m elakukan kontrak untuk
barang dan jasa, m enghubungi pem asok, tawar
m enawar dengan wakil penjual, tawar m enawar
secara kelompok
............................
8. Perwakilan
M enghadiri pertem uan, pertem uan dengan
perusahaan lain, pertem uan perkum pulan bisnis,
pidato untuk acara-acara kem asyarakatan,
pendekatan ke m asyarakat, m em promosikan tujuan
um um perusahaan anda
............................
9. Kinerja secara menyeluruh ............................
SISTEM PEN GUKURAN KIN ERJA (Dikem bangkan oleh Daniel dan Reitsperger, 1992)
M ohon Bapak/Ibu nyatakan frekuensi pengukuran kinerja yang
berlaku di lingkungan perusahaan Bapak/Ibu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, dengan cara m em ilih salah satu angka dari skala 1
sampai dengan 7 berikut ini :
1 2 3 4 5 6 7
Tidak lebih dari 3th keatas- 1th keatas- setiap setiap setiap Pernah 5 th 5 th 3th tahun bulan minggu
1. Pengukuran kinerja staf di
unit organisasi yang
Bapak/Ibu pim pin
1
2
3
4
5
6
7
2. Pengukuran kinerja staf pada
unit-unit organisasi di
lingkungan perusahaan
Bapak/Ibu pim pin
1
2
3
4
5
6
7
SISTEM PEN GHARGAAN (Dikem bangkan oleh Ittner dan Larcker,
1995)
M ohon Bapak/Ibu pilih salah satu (dengan m em beri tanda X ) dari
dua alternatif sistem penghargaan berikut ini yang saat ini berlaku di
lingkungan perusahaan Bapak/Ibu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
1. Kom pensasi (gaji + tunjangan) tetap saja
2. Kompensasi tetap + penghargaan lain yang ditentukan berdasarkan
kinerja individu / kelom pok
TO TAL Q UALITY M AN AGEM EN T (TQ M ) (Dikem bangkan oleh Snell
dan Dean, 1992)
M ohon Bapak/Ibu m em beri penilaian atas pertanyaan berikut,
m engenai penerapan TQ M di lingkungan perusahaan Bapak/Ibu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara m em ilih salah satu angka
dari skala 1 sampai dengan 7 berikut ini :
1 2 3 4 5 6 7 Relatif sedang relatif Sedikit banyak
1.Perhatian Bapak/Ibu terhadap
usaha peningkatan kualitas
proses pada unit organisasi
yang Bapak/Ibu pimpin
1
2
3
4
5
6
7
2.W aktu yang Bapak/Ibu
gunakan untuk m eningkatkan
kualitas m asukan (input) pada
unit organisasi yang
Bapak/Ibu pim pin
1
2
3
4
5
6
7
3.Usaha Bapak/Ibu untuk
m eningkatkan kualitas
keluaran (output) pada unit
organisasi yang Bapak/Ibu
pimpin
1
2
3
4
5
6
7
PERILAKU M AN AJER (Dikem bangkan oleh Ferrel dan Skinner,
1988)
Anda m engalami hal seperti yang diilustrasikan dalam skenario
berikut :
Anda m engetahui bahwa tingkat penjualan bulan ini tidak
m em enuhi target yang diinginkan. N am un terdapat suatu pesanan dari
konsum en untuk bulan depan yang belum saatnya dikirim . Apabila
pesanan tersebut segera anda kirim, m aka target penjualan akan
tercapai. Alternatif tindakan pertama yang dapat diam bil dalam situasi
tersebut adalah :
Segera M engirim Pesanan Tersebut
Berdasarkan keadaan yang anda alam i di perusahaan anda, kem ungkinan
anda m emilih alternatif tersebut :
1 2 3 4 5 6 7 Sangat lebih rendah tidak tinggi lebih sangat rendah rendah memiliki tinggi tinggi
M enurut anda, tingkat kemungkinan alternatif pertam a anda pilih karena
tindakan tersebut :
Persepsi sikap dan
tindakan
1 Tindakan yang tidak
pantas
1
2
3
4
5
6
7
Tindakan yang
pantas
2 Tindakan yang tidak
adil
1
2
3
4
5
6
7
Tindakan yang adil
3 Secara moral tidak
dibenarkan
1
2
3
4
5
6
7
Secara m oral
dibenarkan
4 Tidakmenguntungkan
bagi karir saya untuk
promosi
1
2
3
4
5
6
7
M enguntungkan
bagi karir saya
untuk prom osi
5 Secara personal
tidak m enyenangkan
bagi saya
1
2
3
4
5
6
7
Secara personal
m enyenangkan bagi
saya
6 M em berikan m anfaat
yang sangat kecil
1
2
3
4
5
6
7
M em berikan
m anfaat yang
sangat besar
7 M elanggar aturan
yang tidak tertulis
1
2
3
4
5
6
7
Tidak M elanggar
aturan yang tidak
tertulis
8 M elanggar kebijakan
yang dianjurkan
1
2
3
4
5
6
7
Tidak M elanggar
kebijakan yang
dianjurkan
Alternatif tindakan kedua yang dapat diam bil dalam situasi yang
diilustrasikan di atas adalah :
M engirim Pesanan Sesuai W aktunya
Berdasarkan keadaan yang anda alam i di perusahaan anda, kem ungkinan
anda m emilih alternatif tersebut :
1 2 3 4 5 6 7 Sangat lebih rendah tidak tinggi lebih sangat rendah rendah memiliki tinggi tinggi
M enurut anda, tingkat kemungkinan alternatif pertam a anda pilih
karena tindakan tersebut :
Persepsi sikap dan
tindakan
1 Tindakan yang
tidak pantas
1
2
3
4
5
6
7
Tindakan yang
pantas
2 Tindakan yang
tidak adil
1
2
3
4
5
6
7
Tindakan yang adil
3 Secara m oral
tidak dibenarkan
1
2
3
4
5
6
7
Secara m oral
dibenarkan
4 Tidak
M enguntungkan
bagi karir saya
untuk prom osi
1
2
3
4
5
6
7
M enguntungkan
bagi karir saya
untuk prom osi
5 Secara personal
tidak
m enyenangkan
bagi saya
Secara personal
m enyenangkan bagi
saya
m enyenangkan
bagi saya
1 2 3 4 5 6 7 saya
6 M em berikan
m anfaat yang
sangat kecil
1
2
3
4
5
6
7
M em berikan
m anfaat yang
sangat besar
7 M elanggar aturan
yang tidak
tertulis
1
2
3
4
5
6
7
Tidak m elanggar
aturan yang tidak
tertulis
8 M elanggar
kebijakan yang
dianjurkan
1
2
3
4
5
6
7
Tidak m elanggar
kebijakan yang
dianjurkan
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Kinerja Manajerial Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted Y1 45.0000 44.8000 .5628 .8520 Y2 45.2500 44.0214 .6972 .8403 Y3 45.0556 44.6825 .6903 .8418 Y4 45.1667 44.5429 .6073 .8478 Y5 44.7222 45.6349 .6595 .8452 Y6 45.1389 42.1230 .7320 .8353 Y7 45.3611 44.6373 .4781 .8621 Y8 45.7500 42.9929 .4661 .8688 Y9 45.0000 45.7143 .5990 .8492 Reliability Coefficients N of Cases = 36.0 N of Items = 9 Alpha = .8636 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Total Quality Management Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X1.1 11.4167 3.9643 .5240 .8505 X1.2 11.6944 2.7325 .7707 .5925 X1.3 11.4444 3.3968 .6769 .7037 Reliability Coefficients N of Cases = 36.0 N of Items = 3 Alpha = .8032
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Sistem Pengukuran Kinerja Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X2.1 5.3889 .5873 .6847 . X2.2 5.2778 .4349 .6847 . Reliability Coefficients N of Cases = 36.0 N of Items = 2 Alpha = .8074 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Perilaku Manajer Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X4.1.1 76.7222 206.4921 .5447 .9136 X4.1.2 76.5833 201.2214 .7493 .9074 X4.1.3 76.6944 193.5325 .8279 .9042 X4.1.4 76.3056 212.6183 .3655 .9198 X4.1.5 76.5556 212.1397 .3602 .9203 X4.1.6 76.1667 202.0857 .6842 .9092 X4.1.7 76.5278 204.7135 .6318 .9108 X4.1.8 76.5833 202.8214 .6939 .9090 X4.2.1 76.2778 205.6349 .6116 .9114 X4.2.2 76.0556 219.5397 .3909 .9169 X4.2.3 76.2222 203.4921 .6966 .9090 X4.2.4 76.7222 197.2349 .7437 .9071 X4.2.5 76.3611 196.2373 .8763 .9035 X4.2.6 76.3333 212.9714 .4802 .9150 X4.2.7 76.1944 206.1040 .6232 .9111 X4.2.8 76.1944 210.6754 .5413 .9134 Reliability Coefficients N of Cases = 36.0 N of Items = 16 Alpha = .9166
Regression
Descriptive Statistics
50.81 7.43 3617.28 2.63 36
10.67 1.31 36
.81 .40 3682.75 12.10 36
185.58 41.27 3614.08 7.38 36
1442.64 354.82 36
Kinerja ManajerialTotal Quality ManagementSistem PengukuranKinerjaSistem PenghargaanPerilaku ManagerInteraksi X1.X2Interaksi X1.X3Interaksi X1.X4
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .529 .490 .322 .421 .631 .450 .554.529 1.000 .385 .161 .418 .864 .426 .850
.490 .385 1.000 .145 .332 .794 .257 .425
.322 .161 .145 1.000 .408 .195 .950 .336
.421 .418 .332 .408 1.000 .460 .498 .828
.631 .864 .794 .195 .460 1.000 .428 .792
.450 .426 .257 .950 .498 .428 1.000 .555
.554 .850 .425 .336 .828 .792 .555 1.000. .000 .001 .028 .005 .000 .003 .000
.000 . .010 .174 .006 .000 .005 .000
.001 .010 . .199 .024 .000 .065 .005
.028 .174 .199 . .007 .127 .000 .023
.005 .006 .024 .007 . .002 .001 .000
.000 .000 .000 .127 .002 . .005 .000
.003 .005 .065 .000 .001 .005 . .000
.000 .000 .005 .023 .000 .000 .000 .36 36 36 36 36 36 36 3636 36 36 36 36 36 36 36
36 36 36 36 36 36 36 36
36 36 36 36 36 36 36 3636 36 36 36 36 36 36 3636 36 36 36 36 36 36 3636 36 36 36 36 36 36 3636 36 36 36 36 36 36 36
Kinerja ManajerialTotal Quality ManagementSistem PengukuranKinerjaSistem PenghargaanPerilaku ManagerInteraksi X1.X2Interaksi X1.X3Interaksi X1.X4Kinerja ManajerialTotal Quality ManagementSistem PengukuranKinerjaSistem PenghargaanPerilaku ManagerInteraksi X1.X2Interaksi X1.X3Interaksi X1.X4Kinerja ManajerialTotal Quality ManagementSistem PengukuranKinerjaSistem PenghargaanPerilaku ManagerInteraksi X1.X2Interaksi X1.X3Interaksi X1.X4
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
KinerjaManajerial
Total QualityManagement
SistemPengukuran
KinerjaSistem
PenghargaanPerilakuManager
InteraksiX1.X2
InteraksiX1.X3
InteraksiX1.X4
Variables Entered/Removedb
InteraksiX1.X4,SistemPenghargaan, SistemPengukuran Kinerja,PerilakuManager,TotalQualityManagement,InteraksiX1.X3,InteraksiX1.X2
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kinerja Manajerialb.
Model Summary
.756a .572 .465 5.43Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Interaksi X1.X4, SistemPenghargaan, Sistem Pengukuran Kinerja, PerilakuManager, Total Quality Management, Interaksi X1.X3,Interaksi X1.X2
a.
ANOVAb
1105.271 7 157.896 5.350 .001a
826.368 28 29.5131931.639 35
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Interaksi X1.X4, Sistem Penghargaan, Sistem PengukuranKinerja, Perilaku Manager, Total Quality Management, Interaksi X1.X3, InteraksiX1.X2
a.
Dependent Variable: Kinerja Manajerialb.
Coefficientsa
88.447 69.150 1.279 .211-3.464 4.084 -1.224 -.848 .404 .529 -.158 -.105
-15.521 6.335 -2.735 -2.450 .021 .490 -.420 -.303
-20.665 17.681 -1.117 -1.169 .252 .322 -.216 -.1441.443 .660 2.350 2.186 .037 .421 .382 .2701.002 .369 5.569 2.720 .011 .631 .457 .3361.412 1.061 1.404 1.332 .194 .450 .244 .165
-8.38E-02 .039 -4.005 -2.125 .043 .554 -.373 -.263
(Constant)Total Quality ManagementSistem PengukuranKinerjaSistem PenghargaanPerilaku ManagerInteraksi X1.X2Interaksi X1.X3Interaksi X1.X4
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial PartCorrelations
Dependent Variable: Kinerja Manajeriala.
Charts
Regression Standardized Residual
2.001.50
1.00.50
0.00-.50
-1.00-1.50
-2.00-2.50
Histogram
Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Freq
uenc
y
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = .89
Mean = 0.00
N = 36.00
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Regression Studentized Residual
3210-1-2-3
Kin
erja
Man
ajer
ial
70
60
50
40
30
Nonparametric Correlations Correlations
1.000 .367* .143 .429** .832. .028 .405 .009 .000
36 36 36 36 36.367* 1.000 .159 .320 .805.028 . .356 .057 .000
36 36 36 36 36.143 .159 1.000 .372* .206.405 .356 . .025 .227
36 36 36 36 36.429** .320 .372* 1.000 .497.009 .057 .025 . .002
36 36 36 36 36.832** .805** .206 .497** 1.000.000 .000 .227 .002 .
36 36 36 36 36.743** .366* .692** .540** .682.000 .028 .000 .001 .000
36 36 36 36 36.829** .377* .308 .841** .756.000 .023 .068 .000 .000
36 36 36 36 36-.056 -.031 .017 -.046 -.043.748 .857 .922 .790 .803
36 36 36 36 36
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
Total Quality Management
Sistem PengukuranKinerja
Sistem Penghargaan
Perilaku Manager
Interaksi X1.X2
Interaksi X1.X3
Interaksi X1.X4
Unstandardized Residual
Spearman's rho
Total QualityManagement
SistemPengukuran
KinerjaSistem
PenghargaanPerilakuManager
InteraksiX1.X2
Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).**.
Crosstabs
Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation
3 5 837.5% 62.5% 100.0%30.0% 19.2% 22.2%8.3% 13.9% 22.2%
4 11 1526.7% 73.3% 100.0%40.0% 42.3% 41.7%11.1% 30.6% 41.7%
3 6 933.3% 66.7% 100.0%30.0% 23.1% 25.0%8.3% 16.7% 25.0%
3 3100.0% 100.0%11.5% 8.3%8.3% 8.3%
1 1100.0% 100.0%
3.8% 2.8%2.8% 2.8%
10 26 3627.8% 72.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%27.8% 72.2% 100.0%
Count% within Usia% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Usia% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Usia% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Usia% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Usia% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Usia% within Jenis Kelamin% of Total
<34 th
34-39 th
40-45 th
46-51 th
>57 th
Usia
Total
Perempuan Laki-lakiJenis Kelamin
Total
Crosstabs
Usia * Pengalaman Crosstabulation
2 5 1 825.0% 62.5% 12.5% 100.0%50.0% 29.4% 6.7% 22.2%5.6% 13.9% 2.8% 22.2%
1 8 6 156.7% 53.3% 40.0% 100.0%
25.0% 47.1% 40.0% 41.7%2.8% 22.2% 16.7% 41.7%
1 4 4 911.1% 44.4% 44.4% 100.0%25.0% 23.5% 26.7% 25.0%2.8% 11.1% 11.1% 25.0%
3 3100.0% 100.0%20.0% 8.3%8.3% 8.3%
1 1100.0% 100.0%
6.7% 2.8%2.8% 2.8%
4 17 15 3611.1% 47.2% 41.7% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%11.1% 47.2% 41.7% 100.0%
Count% within Usia% within Pengalaman% of TotalCount% within Usia% within Pengalaman% of TotalCount% within Usia% within Pengalaman% of TotalCount% within Usia% within Pengalaman% of TotalCount% within Usia% within Pengalaman% of TotalCount% within Usia% within Pengalaman% of Total
<34 th
34-39 th
40-45 th
46-51 th
>57 th
Usia
Total
< 1 th 1-5 th > 5 thPengalaman
Total
Crosstabs
Pengalaman * Jenis Kelamin Crosstabulation
2 2 450.0% 50.0% 100.0%20.0% 7.7% 11.1%5.6% 5.6% 11.1%
4 13 1723.5% 76.5% 100.0%40.0% 50.0% 47.2%11.1% 36.1% 47.2%
4 11 1526.7% 73.3% 100.0%40.0% 42.3% 41.7%11.1% 30.6% 41.7%
10 26 3627.8% 72.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%27.8% 72.2% 100.0%
Count% within Pengalaman% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Pengalaman% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Pengalaman% within Jenis Kelamin% of TotalCount% within Pengalaman% within Jenis Kelamin% of Total
< 1 th
1-5 th
> 5 th
Pengalaman
Total
Perempuan Laki-lakiJenis Kelamin
Total
Crosstabs Jenis Kelamin * Usia * Pengalaman Crosstabulation
1 1 250.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 50.0%25.0% 25.0% 50.0%
2 2100.0% 100.0%100.0% 50.0%
50.0% 50.0%2 1 1 4
50.0% 25.0% 25.0% 100.0%100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
50.0% 25.0% 25.0% 100.0%2 1 1 4
50.0% 25.0% 25.0% 100.0%40.0% 12.5% 25.0% 23.5%11.8% 5.9% 5.9% 23.5%
3 7 3 1323.1% 53.8% 23.1% 100.0%60.0% 87.5% 75.0% 76.5%17.6% 41.2% 17.6% 76.5%
5 8 4 1729.4% 47.1% 23.5% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%29.4% 47.1% 23.5% 100.0%
1 2 1 425.0% 50.0% 25.0% 100.0%
100.0% 33.3% 25.0% 26.7%6.7% 13.3% 6.7% 26.7%
4 3 3 1 1136.4% 27.3% 27.3% 9.1% 100.0%66.7% 75.0% 100.0% 100.0% 73.3%26.7% 20.0% 20.0% 6.7% 73.3%
1 6 4 3 1 156.7% 40.0% 26.7% 20.0% 6.7% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%6.7% 40.0% 26.7% 20.0% 6.7% 100.0%
Count% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of TotalCount% within Jenis Kelamin% within Usia% of Total
Perempuan
Laki-laki
Jenis Kelamin
Total
Perempuan
Laki-laki
Jenis Kelamin
Total
Perempuan
Laki-laki
Jenis Kelamin
Total
Pengalaman< 1 th
1-5 th
> 5 th
<34 th 34-39 th 40-45 th 46-51 th >57 thUsia
Total