00 Titel Teknologi Tepat Guna -...

64
i Oleh: Syamsul Hidayat Dilaga Imran Santi Nururly Padusung Komplek PLN Jl. Moh. Toha No. 176 Lama Bandung - Jawa Barat 40423 Phone: 082311596074 - 081214044150 e-mail: [email protected] website: www.penerbit-prc.com TEKNOLOGI TEPAT GUNA MENGEMBANGKAN TANAMAN PAKAN DI PADANG PENGGEMBALAAN MILIK PETERNAK "Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak"

Transcript of 00 Titel Teknologi Tepat Guna -...

Page 1: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

i

Oleh:

Syamsul Hidayat Dilaga

Imran

Santi Nururly

Padusung

Komplek PLN Jl. Moh. Toha No. 176 Lama

Bandung - Jawa Barat 40423

Phone: 082311596074 - 081214044150

e-mail: [email protected]

website: www.penerbit-prc.com

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

MENGEMBANGKAN TANAMAN PAKAN

DI PADANG PENGGEMBALAAN MILIK PETERNAK

"Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak"

Page 2: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

ii

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Teknologi Tepat Guna, Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang

Penggembalaan Milik Peternak: "Membuat Pedok dan Menanam Hijauan

Makanan Ternak". Penyusun, Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly,

dan Padusung, Editor, Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan

Padusung.

Edisi I, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2015

viii + 56 hlm.; 16,0 x 24,0 cm

ISBN 978-602-1311-19-6

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

MENGEMBANGKAN TANAMAN PAKAN

DI PADANG PENGGEMBALAAN MILIK PETERNAK

"Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak"

Penyusun: Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Editor: Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Layout: Asep S. Muslim

Desain sampul: Dino Octavianto

Diterbitkan pertama kali oleh:

Penerbit Pustaka Reka Cipta

Komplek PLN Jl. Moh. Toha No. 176 Lama, Bandung-Jawa Barat 40423

Phone: 082311596074 - 081214044150

e-mail: [email protected]

website: www.penerbit-prc.com

Rekening No. 8100091462 Bank BCA Kacapem Moh. Toha Bandung

a.n. Isbandi Basyar

Rekening No. 1141-01-004789-50-6 Bank BRI KCP Buah Batu

a.n. Isbandi Basyar

Anggota IKAPI

Hak cipta ©2015 dilindungi Undang-undang pada Penulis

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menterjemahkan

sebagian atau seluruhnya

isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan I: Oktober 2015

Cetakan II: September 2016

ISBN 978-602-1311-19-6

Page 3: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

iii

Kata Pengantar

Buklet Teknologi Tepat Guna (TTG) MENGEMBANGKANTANAMAN PAKAN DI PADANG PENGGEMBALAAN MILIKPETERNAK “Membuat Pedok dan Menanam Hijauan MakananTernak”, kami susun berdasar pengalaman melakukan penelitian kajiterap yang didanai dari skim Penelitian Prioritas Nasional MasterplanPercepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025(Penprinas MP3EI), mengenai pengelolaan padang rumput milikpeternak di Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara KabupatenSumbawa. Penprinas MP3EI ini kami laksanakan mulai tahun 2014sampai tahun 2015 (dua tahun dari rencana tiga tahun). Selain itu, sejak2000 sampai saat ini, kami selalu melaksanakan penelitian di PulauSumbawa, karena di sana banyak terdapat padang rumput milikbersama maupun milik pribadi peternak.

Penyusunan buklet ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagipeternak di dalam mengelola padang rumput yang mereka miliki, se-hingga produktivitas padang rumput dan ternak yang mereka pelihara/usahakan meningkat.

Aneka macam penelitian itu telah memperkaya pengalaman kami,dan melalui kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada:

1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikandan Kebudayaan RI yang telah memberikan dana penelitian HibahBersaing, UJI, IBiKK, dan MP3EI kepada kami, sehingga kami dapatmelakukan penelitian.

2. Rektor, Ketua Lembaga Penelitian, Ketua Lembaga PengabdianKepada Masyarakat Universitas Mataram beserta seluruh jajarannyaatas segala fasilitas yang telah diberikan, sehingga memperlancarpelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang kamilakukan.

3. Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Pemerintah KabupatenSumbawa Barat atas kerjasama yang diberikan selama kami me-laksanakan penelitian.

Page 4: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

iv

4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan HijauanMakanan Ternak (BPTHMT) Serading, Sumbawa atas kerjasamayang telah diberikan.

5. Para kelompok peternak selaku mitra kami di dalam melaksana-kan penelitian. Khusus kepada Edi Irawan, S.Pt. atas bantuannyadalam pelaksanaan penelitian.

6. Bapak Isbandi Basyar beserta seluruh staf Pustaka Reka CiptaBandung atas kerjasamanya dalam penerbitan buklet TeknologiTepat Guna ini.

7. Marisa Syavitri Dilaga dan Helmitasari atas asistensinya dalammembantu mengedit dan mendisain buklet ini.

Semoga buklet yang sederhana ini bermanfaat bagi mereka yangbergerak di bidang usaha peternakan penggembalaan di tanah air,aamien.

Mataram, Oktober 2015

Penyusun

Page 5: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

v

Kata Pengantar

Cetakan Kedua

Pencetakan ulang buklet TEKNOLOGI TEPAT GUNA, Me-ngembangkan tanaman pakan di padang penggembalaan milikpeternak: “membuat pedok dan menanam hijauan makanan ternak”dilakukan karena ada beberapa kesalahan ketik maupun makna yangterdapat pada cetakan pertama. Selain itu dilakukan pula penambahanbab penutup pada cetakan kedua.

Demikian, semoga informasi dalam buklet ini lebih bermanfaat.Aamiin.

Mataram, Juli 2016

Penyusun

Page 6: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

vi

TIM PENYUSUN BUKLET TEKNOLOGI TEPAT GUNA

MENGEMBANGKAN TANAMAN PAKAN

DI PADANG PENGGEMBALAAN MILIK PETERNAK

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”

NamaKedudukan

dalam TimInstitusi

Dr. Ir. H. Syamsul Hidayat Dilaga, MS. KetuaFakultas Peternakan

Unram

Dr. Ir. Imran, MSi AnggotaFakultas Peternakan

Unram

Ir. Hj. Santi Nururly, MM. AnggotaFakultas Ekonomi

Unram

Ir. H. Padusung, MP. AnggotaFakultas Pertanian

Unram

Page 7: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

vii

Kata Pengantar ........................................................................................

Kata Pengantar Cetakan Kedua ...........................................................

Daftar Isi ...................................................................................................

1 Pendahuluan ...................................................................................1.1. Apa itu padang penggembalaan? .......................................1.2. Padang penggembalaan sebagai bank pakan ...................1.3. Apa itu pedok.........................................................................1.4. Membuat pedok .....................................................................1.5. Ukuran pedok ........................................................................

2 Apa Itu Hijauan Makanan Ternak (HMT)? ..............................2.1. Istilah HMT (forages) ...........................................................2.2. Ciri-ciri Rumput....................................................................2.3. Ciri-ciri Leguminosa ............................................................2.4. Ragam HMT unggul .............................................................

3 HMT Sumber Pakan Bermutu Tinggi .......................................3.1. Pakan sapi umumnya kaya serat dan bermutu rendah ...3.2. Jumlah kebutuhan pakan sapi .............................................3.3. HMT unggul bagus untuk pertumbuhan ternak ..............

4 Menanam HMT Unggul ...............................................................4.1. Pengolahan lahan ..................................................................4.2. Menanam menggunakan biji ...............................................4.3. Menanam menggunakan pols/sobekan rumpun ............4.4. Menanam menggunakan stek batang ...............................4.5. Menanam menggunakan Stolon .........................................4.6. Menanam menggunakan semaian ......................................

5 Mengelola HMT Padang Penggembalaan ................................5.1. Pemotongan Tahun Pertama ...............................................5.2. Penggembalaan bergilir/sistem rotasi ...............................5.3. Tidak melakukan penggembalaan berat ............................

Daftar Isi

iii

v

vi

124456

77788

22222323

25252729293131

34343435

Page 8: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

viii

5.4. Menghindari pemotongan HMT yang terlalu ringan ......5.5. Memupuk HMT .....................................................................5.6. HMT untuk digembalakan...................................................5.7. Ciri-ciri padang penggembalaan yang baik ......................5.8. HMT untuk dipotong............................................................5.9. Pengawetan HMT ..................................................................

6 Efisiensi Padang Penggembalaan ...............................................6.1. Potensi Produksi Hijauan Padang Penggembalaan .........6.2. Daya Dukung Hijauan Padang Penggembalaan ..............

7 Penutup ............................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................

Biografi Penulis .......................................................................................

353637394040

464647

48

50

52

Page 9: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

1

Peternak sapi, kerbau, dan kuda di Indonesia Timur, sebagian besar

mengandalkan padang penggembalaan sebagai tempat memelihara

ternaknya. Hal ini mereka lakukan karena sumber daya alam ini

memang tersedia melimpah di kawasan tersebut, sehingga pasokan

pakan bagi ternaknya sepanjang tahun diandalkan dari rumput yang

tersedia di padang penggembalaan.

1

Pendahuluan

Page 10: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 2

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar 1. Sosialisasi kepada peternak

Sebelum melakukan penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT)

dan pembuatan pedok di lahan padang penggembalaan milik peternak,

terlebih dahulu perlu dijelaskan kepada mereka tentang hal-hal yang

berkaitan dengan manfaat padang penggembalaan. Untuk itulah buklet

Teknologi Tepat Guna (TTG) ini disusun.

1.1. Apa itu padang penggembalaan?

Istilah Padang penggembalaan atau pastura menurut Kamus Per-

tanian Umum (2013) adalah lahan tertentu yang menyediakan Hijauan

Makanan Ternak (HMT) dengan sistem penyajian cara penggembalaan.

Apabila di areal tertentu komunitas tumbuhan didominasi oleh rumput

maka disebut sebagai padang rumput.

Padang penggembalaan ada yang alami dan ada pula yang buatan.

Padang penggembalaan alami adalah padang penggembalaan yang

terdiri atas tanaman rumput, legum, maupun gulma yang tersedia secara

alam, sedangkan padang penggembalaan buatan adalah padang

penggembalaan yang telah dikembangkan oleh manusia dengan cara

Page 11: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 3

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

menanam tanaman makanan ternak. Aneka jenis tanaman makanan

ternak, baik rumput maupun legum dapat ditanam di satu areal padang

penggembalaan, dan ini dikenal dengan istilah padang penggembalaan

campuran (mixed pasture).

Gambar 2. Padang penggembalaan alami

Gambar 3. Padang penggembalaan buatan

Page 12: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 4

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

1.2. Padang penggembalaan sebagai bank pakan

Peternak memanfaatkan padang penggembalaan sebagai tempat

memelihara ternak sekaligus sebagai areal tempat persediaan pakan bagi

ternak yang mereka miliki. Mereka melepas ternak ruminansia (sapi,

kerbau) dan herbivora (kuda) sepanjang tahun. Dapat dikatakan padang

penggembalaan adalah bank pakan bagi ternak tersebut.

1.3. Apa itu pedok

Gambar 4. Contoh pedok

Areal padang penggembalaan milik peternak beragam luasnya.

Mulai dari 0,5 ha hingga ratusan hektar. Bahkan padang penggembalaan

yang dikelola secara bersama oleh peternak ada yang luasnya mencapai

ribuan hektar. Tentu agak sulit mengontrol ternak kalau dipelihara di

areal yang cukup luas. Untuk itu perlu dibuat pedok. Pedok adalah

areal dengan luasan tertentu dilengkapi dengan pagar di dalam padang

penggembalaan.

Page 13: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 5

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

1.4. Membuat pedok

Gambar 5. Tiang pedok dari batang kayu hidup

Suatu pedok harus berpagar. Tiang untuk pagar pedok dapat be-

rupa kayu hidup, kayu mati, tiang beton, ataupun tiang yang terbuat

dari besi. Setelah tiang tersebut ditanam, lalu digapit menggunakan

bambu, ataupun kawat berduri. Jarak setiap tiang tergantung kebutuhan.

Tegasnya, pagar pedok dibuat agar ternak di dalam pedok tidak bisa

keluar, atau sebaliknya ternak di luar pedok tidak dapat masuk ke dalam

pedok.

Page 14: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 6

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar 7. Sapi digembalakan di pedok.

Gambar 6. Tiang pedok dari beton

1.5. Ukuran pedok

Ukuran pedok bermacam-macam. Ada yang membuat pedok

dengan ukuran 0,1 ha hingga puluhan hektar, bergantung luas dan

topografi lahan.

Page 15: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

7

Hijauan Makanan Ternak (HMT) adalah aneka macam rumput dan

leguminosa yang dapat dimakan oleh ternak. Pakan utama ternak

ruminansia/herbivora seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda

adalah rumput, karena biomasa rumput lebih tinggi daripada

leguminosa.

2.1. Istilah HMT (forages)

1. Rumput, leguminosa herba, semak dan pohon yang asli di suatu

daerah

2. Species yang diintroduksi dari negara lain (HMT introduksi,

kadang-kadang juga disebut HMT unggul)

Istilah “HMT Unggul” berarti hijauan makanan ternak baik rumput

atau leguminosa yang ditanam dan dikelola petani. HMT unggul ini

biasanya yang diintroduksi.

2.2. Ciri-ciri Rumput

Rumput terdiri atas berbagai bentuk dan ukuran, yaitu:

• Rumput yang tumbuh menjalar dan pendek, cocok untuk

penggembalaan

• Rumput yang tinggi, sesuai untuk potongan

• Rumput yang sedang tingginya, dapat digunakan untuk

penggembalaan dan potongan.

Umumnya rumput dapat berproduksi sangat tinggi, dan cepat

tumbuh kembali setelah pemotongan, karena titik-titik tumbuhnya dekat

dengan permukaan tanah.

2

Apa Itu Hijauan Makanan Ternak

(HMT)?

Page 16: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 8

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

2.3. Ciri-ciri Leguminosa

Leguminosa adalah tanaman berdaun lebar yang dapat merubah

nitrogen dari udara menjadi protein, melalui suatu simbiosis dengan

bakteri Rhizobium yang hidup dalam bintil-bintil akarnya. Sebagai

penukarnya, leguminosa menyediakan energi yang dibutuhkan bakteri

tersebut untuk mengikat nitrogen (N). Kalau energi yang diperlukan

bakteri tidak ada, tanaman leguminosa tidak dapat menghasilkan daun

sebanyak rumput. Nilai gizi daun leguminosa lebih tinggi dibanding

rumput.

Tanaman leguminosa berguna bagi usahatani. Karena mengandung

protein yang tinggi yang dapat memperbaiki kesuburan tanah maupun

produksi ternak. Sebagian besar protein leguminosa terdapat dalam

daunnya.

Bila leguminosa dimakan ternak, sebagian proteinnya dirubah

menjadi daging, susu, atau tenaga. Walaupun demikian, banyak yang

lolos dan dikembalikan ke tanah melalui air kencing dan kotorannya.

Jika leguminosa tidak dipotong atau digembalai seperti halnya pada

tanaman penutup tanah, nitrogen dalam daunnya akan dikembalikan

ke tanah, bila daunnya gugur dan membusuk. Sejumlah kecil N juga

dikembalikan ke tanah melalui dekomposisi akar dan bintil-bintilnya.

Kebanyakan leguminosa mempunyai titik-titik tumbuh yang

terbuka. Bila daun-daun leguminosa ini dimakan, titik-titik tumbuhnya

terambil, dan tanaman tersebut harus memulai pertumbuhannya dari

titik tumbuh yang lebih rendah letaknya. Defoliasi yang terlalu sering

pada leguminosa mungkin akan sangat memperlambat pertumbuhan

kembali.

2.4. Ragam HMT unggul

Hijauan Makanan Ternak unggul ditandai oleh produktivitas tinggi,

nilai gizi tinggi, dapat tumbuh di lahan marjinal, tahan kering, dan

mudah pemeliharaan. Aneka jenis HMT unggul dapat diperoleh di Balai

Page 17: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 9

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT) Serading

Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Provinsi lain di Indonesia yang peduli terhadap pengembangan

peternakan ruminansia/herbivora membeli benih HMT yang

diproduksi oleh BPTHMT Serading Sumbawa. Selain itu, Negara dari

kawasan Asia Tenggara juga mengimpor benih produksi BPTHMT ter-

sebut.

Provinsi lain di Indonesia yang peduli terhadap pengembangan

peternakan ruminansia/herbivora membeli benih HMT yang

diproduksi oleh BPTHMT Serading Sumbawa. Selain itu, Negara dari

kawasan Asia Tenggara juga mengimpor benih produksi BPTHMT ter-

sebut.

Berikut adalah beberapa jenis rumput dan leguminosa yang

dibudidayakan di BPTHMT Serading yang merupakan salah satu

penghasil benih HMT di Indonesia.

Tabel 1. Beberapa jenis rumput unggul

Sumber: BPTHMT-Serading (2014)

No Nama Indonesia Nama Latin

1. Rumput gajah Pennisetum purpureum

2. Rumput raja Pennisetum purpureophoides

3. Rumput bede Brachiaria decumbens

4. Rumput beha Brachiaria humidicola

5. Rumput para Brachiaria mutica

6. Rumput ruzi Brachiaria ruziziensis

7. Rumput benggala Panicum cv gaton

8. Rumput bintang Cynodon plectotachyrus

9. Rumput gamba Androphogon gayanus

10. Rumput mexico Euclaena Mexicana

11. Rumput paspalum Paspalum atratum

12. Rumput Rhodes Chloris gayana

13. Rumput setaria Setaria splendid

14. Rumput sudan Sorgum sudanensis

Page 18: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 10

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar berikut adalah jenis rumput yang tercantum pada Tabel 1.

1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

2. Rumput Raja ( pennisetum purpureophoides)

Page 19: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 11

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

3. Rumput Bede (Brachiaria humidicola)

4. Rumput Beha (Brachiaria humidicola)

Page 20: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 12

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

5. Rumput para (Brachiaria mutica)

6. Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)

Page 21: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 13

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

7. Rumput Benggala (Panicum cv gaton)

8. Rumput Bintang (Cynodon plectotachyrus)

Page 22: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 14

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

9. Rumput Gamba (Androphogan gayanus)

10. Rumput Mexico (Euclaena Mexicana)

Page 23: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 15

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

11. Rumput Paspalum (Paspalum atratum)

12. Rumput Rhodes (Chloris gayana)

Page 24: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 16

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

13. Rumput Setria (Setaria splendid)

14. Rumput Sudan (Sorgun Sudanensis)

Page 25: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 17

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Tabel 1. Beberapa jenis leguminosa unggul

No Nama Indonesia Nama Latin

1. Lamtoro gung Leucaena leucocephala

2. Lamtoro mini Desmantus virgatus

3. Turi Sesbania grandiflora

4. Gamal Gliricidia speum

5. Siratro Macropthilium atropurpureum

6. Sentrosema Centrosema pubescens

7. Stylo Stylosanthes hubons

8. Klitoria Clitoria ternatea

Sumber: BPTHMT-Serading (2014).

Gambar berikut adalah jenis legum yang tercantum pada Tabel 2.

1. Lamtoro Gung (Leucaena leucochepala)

Page 26: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 18

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

2. Lamtoro Mini (Desmanthus virgatus)

3. Turi (Sesbania grandiflora)

Page 27: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 19

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

4. Gemal (Gliricidia speum)

5. Siratro (Macropthilium atropurpureum)

Page 28: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 20

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

6. Sentro (Centrosema pubescens)

7. Stylo (Stylosanthes hubons)

Page 29: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 21

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

8. Klitoria (Clitoria ternatea)

Page 30: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 22

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

3

HMT Sumber Pakan Bermutu Tinggi

Hijauan Makanan Ternak Unggul - rumput maupun leguminosa –

sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, adalah merupakan

makanan ternak bermutu tinggi. Hal ini disebabkan HMT tersebut telah

melalui seleksi kearah peningkatan nilai gizi. Itulah sebabnya, pihak

Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPTHMT) yang

berkedudukan di Serading Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat

senantiasa memproduksi dan mengedarkan benih tanaman tersebut.

3.1. Pakan sapi umumnya kaya serat dan bermutu rendah

Gambar 8. Jerami padi pakan kaya serat

Page 31: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 23

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Sebagian besar pakan ternak ruminansia, terutama pada musim

kemarau adalah berupa jerami, yang merupakan hasil samping tanaman

setelah diambil hasil utamanya. Jerami mengandung serat kasar >18%

dan dinding sel >35%. Dengan kondisi seperti itu dapat dipastikan

bahwa jerami padi, jerami jagung, rumput tua, alang-alang, pucuk tebu,

maupun hasil samping perkebunan dan industri pertanian lainnya dapat

digolongkan kedalam pakan kaya serat dan bermutu rendah, tidak dapat

menunjang pertumbuhan ternak secara optimal.

3.2. Jumlah kebutuhan pakan sapi

Menurut Santoso (2012) Kebutuhan hijauan segar oleh seekor sapi

dengan bobot badan 455 kg atau setara dengan 1 Unit Ternak, adalah

40 kg atau setara dengan 9,1 kg Bahan Kering/ekor/hari. Kalau bobot

badan sapi yang dimiliki seorang peternak 300 kg, maka kebutuhan

konsumsinya 300/455 x 9,1 kg = 6 kg bahan kering. Atau kalau dihitung

langsung, kebutuhan sapi akan hijauan = 2% dari bobot badannya = 2%

x 300 kg = 6 kg bahan kering.

Standar pemberian pakan kepada ternak selalu didasarkan pada

bahan kering, karena setiap hijauan mengandung kadar air yang ber-

beda.

3.3. HMT unggul bagus untuk pertumbuhan ternak

Pertumbuhan ternak akan baik apabila diberi HMT unggul. Setiap

jenis HMT berbeda mutunya satu sama lain, demikian pula dengan

kandungan airnya. Dalam satu jenis hijauanpun kadar airnya dapat ber-

beda-beda (Santoso, 2012). Misalnya, rumput gajah dipotong pada umur

15-28 hari, kandungan bahan keringnya 20%, atau kandungan airnya

80%. Rumput yang sama kalau dipotong pada umur 57-70 hari,

kandungan bahan keringnya 27%, kandungan air 73%. Kalau kepada

sapi yang bobot badannya 300 kg diberi rumput gajah umur 28 hari,

maka kebutuhan konsumsinya = 6 kg x 100/20 = 30 kg, dan apabila

kepada sapi yang sama diberi makan rumput gajah umur 70 hari, maka

kebutuhan konsumsi sapi tersebut = 6 kg x 100/27 = 22,2 kg bahan

kering.

Page 32: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 24

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar 9. Lamtoro salah satu HMT bermutu tinggi

Pemberian rumput muda umur 28 hari kepada ternak, tentu lebih

baik bagi pertumbuhan ternak dibanding dengan jika diberi rumput

tua umur 70 hari sebagai pakannya. Karena nilai gizi rumput muda

lebih tinggi dibanding rumput tua. Kandungan serat kasar rumput tua

lebih tinggi dibanding rumput muda.

Gambar 10. HMT untuk penggembalaan.

Page 33: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 25

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Sebelum melakukan penanaman HMT, terlebih dahulu dilakukan

pengolahan lahan. Menanam Hijauan Makanan Ternak baik rumput

maupun legume dapat dilakukan dengan menggunakan biji atau dengan

cara vegetatif apabila tanaman tidak menghasilkan biji. Penanaman

secara vegetatif dapat menggunakan pols atau sobekan rumpun, stek

batang, dan stolon. Penanaman secara vegetatif sebaiknya dilakukan

dengan cara menugal. Kecuali untuk stek batang dapat langsung

ditancapkan ke tanah. Untuk memudahkan penyiangan, sebaiknya

penanaman dilakukan secara barisan.

4.1. Pengolahan lahan

4

Menanam HMT Unggul

Gambar 11. Pengolahan lahan

Page 34: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 26

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Kawasan peternakan umumnya lahan kering. Menurut Hidayat dkk

(2000) lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi

air atau tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini

lahan kering sebagian besar digunakan untuk keperluan pertanian

tanaman semusim maupun tanaman tahunan/perkebunan dan padang

pengembalaan ternak.

Sejalan dengan hal tersebut maka pengelolaan lahan kering untuk

kegiatan pertanian dalam arti luas guna memenuhi kebutuhan

masyarakat sudah merupakan keharusan. Secara tofografi, lahan kering

terdapat pada semua tingkatan kelerengan lahan, baik datar,

bergelombang, berbukit maupun bergunung. Keberadaan lahan kering

pada topografi datar sampai bergelombang (0 - < 15%) sudah umum

dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya. Akan tetapi pengolahan lahan

kering pada topografi berbukit atau akrab disebut dengan lahan miring

(15% - <45% ) harus dikelola berdasarkan garis kontur.

Pengelolaan lahan miring sesuai garis kontur (memotong lereng)

dapat mencakup pula pembuatan perangkap tanah antara lain berupa

teras bangku atau teras guludan, atau penanaman larikan. Pengolahan

tanah dan penanaman mengikuti kontur sudah banyak dipraktikan di

berbagai daerah dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan,

seperti terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Skema Pengolahan Tanah dan Penanaman Menurut Kontur

(Arsyad, 2000; Raharjo dkk, 2005)

Page 35: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 27

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti

dengan penanaman menurut kontur, yaitu barisan tanaman diatur

sejalan dengan garis kontur (contour cultivation atau contour farming atau

contouring) (Arsyad, 2000). Menurut laporan P3HTA (Proyek Penelitian

Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air) Departeman Pertanian, 1987)

bahwa setiap kelas kelerengan lahan sangat ditentukan proporsi

tanaman yang akan ditanam (Gambar 13).

Gambar 13. Acuan Umum Proporsi Tanaman Pada Kemiringan Lereng Yang

Berbeda (P3HTA, 1987)

4.2. Menanam menggunakan biji

Menanam dengan biji hendaknya menggunakan dosis tanam yang

tepat. Dosis tanam biji berkualitas baik adalah 2-5 gram/10 meter larikan.

Dengan dosis tersebut, Anda akan menanam sekitar 40-200 biji/meter

larikan. Dosis ini merupakan awal yang baik bagi evaluasi di lapangan.

Para petani dan petugas lapang akan belajar dari pengalaman berapa

banyak benih berbagai varietas yang dibutuhkan agar terjamin

pertumbuhan yang baik, pada kondisi lokasi mereka. Biji-biji yang lebih

kecil, harus ditanam dengan dosis lebih rendah, sedangkan biji yang

lebih besar dengan dosis yang lebih tinggi. Biji berdaya kecambah tinggi

ditanam dengan dosis yang lebih rendah, sedangkan biji berdaya

kecambah rendah harus ditanam dengan dosis yang lebih tinggi.

Page 36: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 28

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar 14. Penanaman lamtoro menggunakan biji

Menanam dengan biji, hendaknya melakukan pengelolaan secara

baik. Beberapa metode sederhana yang dapat digunakan petani untuk

menjamin pertumbuhan yang baik bila menanam dengan biji:

• Penananam pada lahan yang diolah dengan baik dan halus .

Kebanyakan biji rerumputan berukuran kecil. Bila pengolahan tanah

tidak baik, biji yang berukuran kecil akan mudah terbenam ke dalam

tanah sehingga sulit bagi kecambahnya yang kecil untuk muncul

ke permukaan tanah.

• Biji juga perlu bersinggungan secara baik dengan tanah agar mampu

mengabsobsi air tanah, dan ini hanya akan terjadi bila tanah tempat

penanamannya halus dan agak padat. Munculnya kecambah

kepermukaan dapat ditingkatkan dengan cara memadatkan tanah

setelah biji ditanam, misalnya dengan ber jalan di atas larikan.

• Tanamlah biji dekat permukaan tanah. Bila biji HMT yang kecil

hanya disebarkan di atas permukaan tanah, biji akan mudah tercuci

Page 37: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 29

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

oleh hujan lebat, dibawa semut, atau mati oleh kondisi panas dan

kering. Bila biji ditanam terlalu dalam, kecambah yang kecil tidak

dapat muncul ke permukaan tanah.

4.3. Menanam menggunakan pols/sobekan rumpun

Sobekan rumpun diperoleh dari sejumlah batang yang berakar.

Umpama, rumput Setaria dan rumput Benggala. Bahan tanaman dari

sobekan rumpun ini umumnya lebih cepat tumbuh dibanding stek

batang.

Cara penanaman bibit menggunakan pols:

• Tanam pols dengan jarak tanam 15 x 15 cm

• Tiap pols bibit rumput setidaknya terdiri dari 4-5 anakan rumput

• Lakukan penyiraman sampai bibit rumput tumbuh dengan

sempurna

• Berikan pemupukan setelah pols bibit terlihat tumbuh dengan baik,

yaitu sekitar 2 minggu setelah tanam, dengan dosis 150 kg urea/

Ha.

Tanaman dapat dipanen ataupun digembalai setidaknya setelah

tanaman rumput mapan kurang lebih 90 hari setelah tanam.

Adapun perkiraan kebutuhan bibit rumput :

• Rumput: 15.000 pols/Ha

• Setiap pols terdiri atas setidaknya 4-5 anakan

4.4. Menanam menggunakan stek batang

Penanaman menggunakan stek batang hendaknya mengikuti

aturan sebagai berikut:

• Panjang stek 20-25 cm (2-3 ruas), kecuali pada kacang-kacangan 5-

6 ruas

• Stek dapat ditanam tegak atau miring

• Tiap lubang dapat ditanami 1-2 stek

• Jangan menggunakan stek yang terlalu muda

Page 38: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 30

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

• Jumlah stek yang diperlukan tergantung pada luas tanah dan jarak

tanam.

Gambar 15. Penanaman rumput gajah menggunakan stek

Cara tanam dan kebutuhan stek dari beberapa jenis tanaman rumput

yang biasa ditanam, dapat di lihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kebutuhan stek dan jarak tanam beberapa jenis rumput

No. Jenis HMTCara

Tanam

Kebutuhan

Stek/Ha (000)Jarak Tanam

1. Rumput Gajah Barisan 10 – 15 75 x 100 cm

2. Rumput Benggala Barisan 20 – 30 60 x 60 cm

3. Brachiaria Barisan 20 – 30 60 x 60 cm

4. Setaria spacelata Barisan 20 – 30 60 x 60 cm

5. Rumput pangola Barisan 20 – 30 50 x 50 cm

6. Paspalum dilatatum Barisan 20 – 30 60 x 60 cm

Sumber: Syahrir (2013).

Page 39: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 31

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

4.5. Menanam menggunakan Stolon

Gambar 16. Penanaman menggunakan stolon

Stolon ialah batang yang tumbuh dan menjalar di atas permukaan

tanah. Stolon dapat menghasilkan rumpun dan akar pada bukunya.

Misalnya stolon rumput Brachiaria decumbens (rumput Bede), Rumput

Bintang (African star grass). Penanaman stolon dilakukan dengan mem-

buat larikan. Setiap buku pada stolon yang mempunyai akar ditimbun

dengan tanah dan dua buku berikutnya dibiarkan di atas permukaan

tanah dan buku yang keempat ditimbun dengan tanah.

4.6. Menanam menggunakan semaian

Penanaman menggunakan semaian dilakukan pada biji HMT yang

sulit tumbuh. Misalnya pada leguminosa yang bijinya sangat keras. Atau

pada leguminosa yang ditanam steknya, sangat sulit tumbuh, seperti

halnya pada lamtoro.

Page 40: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 32

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Penyiapan bibit Lamtoro

Bibit lamtoro disiapkan dengan cara penyemaian di dalam polybag

sebelum dipindahkan untuk ditanam di padang penggembalaan.

Caranya adalah dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Siapkan campuran : tanah : pupuk kandang : pasir = 45% : 10% :

45%

2. Siapkan polybag ukuran 15 x 10 cm

3. Masukkan campuran tanah kedalam polybag secukupnya

4. Isi setiap polybag dengan 3 biji lamtoro

5. Siram secara teratur

6. Tanaman dalam polybag bisa dipindahkan untuk ditanam di

padang penggembalaan setelah berumur 60 hari

7. Perkiraan bibit Lamtoro:

a. Lamtoro ditanam menggunakan polybag. Setiap polybag berisi

3 batang bibit lamtoro,

b. Kebutuhan bibit adalah sejumlah 1500 polybag/Ha,

c. Perkiraan kebutuhan biji Lamtoro adalah 4500 x 90 = 405.000

biji,

d. Jumlah biji/kg lamtoro 15.000 biji/kg,

e. Perkiraan biji viable 80 % = 80/100 x 15.000 = 12.000 biji/kg,

f. Kebutuhan biji lamtoro = 405.000/12.000 = 33.8 kg.

a. Waktu penanaman

• Penanaman lamtoro di polybag dilakukan pada bulan Oktober,

sehingga bulan Desember (saat lahan sudah basah), bibit lamtoro

bisa dipindahkan ke lahan penggembalaan.

• Bibit lamtoro ditanam terlebih dahulu, setelah lamtoro mencapai

tinggi sekitar 1 meter baru dilakukan penanaman rumput agar

lamtoro bisa bersaing dengan rumput

• Sebelum penanaman rumput, lamtoro harus disiangi secara berkala

sehingga bebas dari gulma.

Page 41: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 33

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Gambar 17. Mengangkut semaian lamtoro yang akan ditanam

Page 42: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 34

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

5

Mengelola HMT

Padang Penggembalaan

Padang penggembalaan memiliki kegunaan yang sangat efesien.

Karena itu, padang penggembalaan harus dikelola sebaik mungkin, agar

dapat diperoleh hasil sepanjang tahun berupa hijauan untuk makanan

ternak. Beberapa cara pengelolaan padang penggembalaan yang di-

maksud dikemukakan berikut ini (AAK, 1983; dan Mc Ilroy, 1976).

5.1. Pemotongan Tahun Pertama

Pemotongan pada tahun pertama harus hati-hati, dilakukan sedikit

saja atau tidak dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar per-

tumbuhan awal hijauan di padang penggembalaan bisa terjamin.

Apabila hijauan hendak dipotong, haruslah dilakukan dengan cara

meninggalkan pangkal batang ± 7,5 cm dari tanah, dimana hasil

potongan tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan silage atau hay.

5.2. Penggembalaan bergilir/sistem rotasi

Gambar 18. Penggembalaan Bergilir (Santoso, 2012)

Page 43: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 35

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Sistem ini biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi areal

padang penggembalaan menjadi petak-petak yang lebih sempit (pedok).

Dalam sistem ini perlu diperhatikan jumlah ternak yang hendak

digembalakan, pertumbuhan hijauan, dan kelebatannya. Pada sistem

ini umumnya padang penggembalaan dibagi menjadi paling sedikit dua

atau empat areal pedok.

5.3. Tidak melakukan penggembalaan berat

Pelaksanaan penggembalaan berat yang tidak terkontrol akan me-

rugikan, karena daya tampung padang penggembalaan tidak sesuai.

Dampaknya adalah, produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali

lemah, yang akhirnya banyak tumbuh rumput liar (weed) bahkan bisa

menimbulkan erosi tanah.

5.4. Menghindari pemotongan HMT yang terlalu ringan

Praktek pemotongan/defoliasi yang terlampau ringan juga akan

merugikan. Hal ini harus dihindari. Karena hijauan menjadi terlalu tua,

serat kasar tinggi, kurang disukai, dan nilai gizinya sangat rendah.

Gambar 19. Penggembalaan Berat

Page 44: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 36

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

5.5. Memupuk HMT

Pemupukan sebaiknya dilakukan minimal 2 kali setahun, yaitu

setiap 4-6 bulan sekali. Jenis dan dosis pemupukan tergantung kepada

tingkat kesuburan tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemupukan diuraikan berikut ini.

a. Macam pupuk

Pupuk yang digunakan harus disesuaikan dengan keasaman tanah.

Pupuk yang asam tidak digunakan pada tanah yang netral/basa.

Untuk tanah yang asam lebih baik digunakan pupuk bersifat netral

sampai alkalis. Gunakanlah pupuk yang dapat menjamin ke-

butuhan 3 hara utama yakni Nitrogen (N), Posphorus (P), dan Ka-

lium (K).

b. Dosis Pemupukan

Dosis dan perbandingan pupuk yang digunakan hendaknya setepat

mungkin. Bila perlu disesuaikan dengan hasil analisa tanah, se-

hingga diperoleh hasil pemupukan yang efektif, berimbang, dan

ekonomis.

Untuk tanah-tanah yang kurang subur dapat diberikan 150 kg Urea/

Za, 75 kg TSP, dan 50 Kg ZK setiap hektar setiap tahunnya. Jika

digunakan pupuk kandang, berikan sebanyak ± 30 – 100 kwt/Ha/

tahun.

c. Saat pemupukan

Pemupukan yang tepat waktunya akan menghasilkan produksi

hijauan optimal. Karena itu pemupukan diatur sedemikian rupa,

sehingga saat pupuk terurai, mudah diserap bersamaan dengan

umur tanaman pada saat mana kegiatan penyerapan paling opti-

mal.

Pupuk P dan K yang sukar larut, diberikan 1 – 2 minggu sebelum

penanaman, yaitu bersamaan dengan penggemburan tanah. Bila

menggunakan pupuk kandang atau pengapuran untuk menaikan

Page 45: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 37

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

pH tanah, sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan

penggemburan tanah. Pupuk N yang sangat mudah larut diberi-

kan setelah tanaman berumur ± 2 minggu. Dan setiap selesai pe-

motongan, sebaiknya dilakukan pemupukan untuk merangsang

pertumbuhan kembali.

d. Cara pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan dengan menyebarkan pupuk ke per-

mukaan tanah (ditabur), dapat juga di sebar dilarikan atau ditanam

sekitar rumpun (ditugal).

5.6. HMT untuk digembalakan

Menurut Reksohadiprodjo (1994), padang penggembalaan adalah

suatu daerah padangan, banyak tumbuh tanaman makanan ternak yang

tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya

dalam waktu singkat. Jadi, padang penggembalaan merupakan tempat

atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau leguminosa yang

tahan terhadap injakan ternak, yang digunakan untuk menggembalakan

ternak. Adapun padang penggembalaan atau pastura adalah, suatu

lapangan berpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan

digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia, sehingga dapat

disebut sebagai padang penggembalaan. Sebelum adanya mekanisasi

pertanian, padang rumput adalah sumber makanan utama untuk

penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebut masih di-

gunakan secara ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila

padang rumput daratan tidak cocok untuk produksi pertanian. Di daerah

yang lebih lembab, padang penggembalaan dimanfaatkan secara

ekstensif dalam bentuk “free range” dan pertanian organik. Pastura

terdiri atas rumput-rumputan, leguminosa maupun hijauan lain. Pas-

ture/padang penggembalaan (Lar – bahasa Samawa, So – bahasa Mbojo)

terdiri atas beberapa macam, yaitu :

• Padang penggembalaan alam ; merupakan padangan yang terdiri

atas tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau

Page 46: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 38

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering

disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur

tangan manusia terhadap susunan floranya, kecuali hanya me-

ngawasi ternak yang digembalakan.

• Padang penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan ; merupa-

kan padangan yang terdiri atas spesies – spesies hijauan makanan

ternak alami, namun komposisi botaninya telah diubah oleh

manusia, sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan me-

nguntungkan dengan cara mengatur intensitas pemotongan

(defoliasi).

• Padang penggembalaan buatan/temporer; merupakan padangan

yang vegetasinya sudah dipilih/ditentukan dari varietas tanaman

yang unggul. Tanaman makanan ternak dalam padangan telah

ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan

buatan/temporer dapat menjadi padangan permanen atau diseling

dengan tanaman pertanian.

• Padang penggembalaan dengan irigasi ; merupakan padangan yang

biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber

air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima

pengairan selama 2 sampai 4 hari.

Pemilihan jenis rumput dan leguminosa yang akan ditanam pada

padang penggembalaan bergantung kepada jenis ternak, keadaan

topografi dan jenis tanah, kegunaan apakah disenggut langsung oleh

ternak atau dipotong, dan metode penggembalaan yang akan diguna-

kan.

Dahlanuddin dkk. (2014) merekomendasikan rumput dan legume

untuk padang Penggembalaan Doro Ncanga Kabupaten Dompu di

Pulau Sumbawa – Provinsi Nusa Tenggara Barat, seperti tertera pada

Tabel 4 berikut.

Page 47: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 39

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Tabel 4. Ragam spesien HMT yang cocok untuk dikembangkandi Padang Pengembalaan Doro Ncanga (berdasarkansimulasi Tropical Forages - CSIRO, 2005)

Rumput Legum

1 Brachiaria humidicola Aeschynomene brasiliana

2 Brachiaria decumbens Aeschynomene falcate

3 Chloris gayana Chamaecrista rotundifolia

4 Paspalum notatum Cratyla argentea

5 Digitaria eriantha Indigofera spicata

6 Urochloa mosambiciensis Stylosanthes fruticosa

7 Bothriocloa pertusa Stylosanthes scabra

8 Stylosanthes viscose

9 Stylosanthes hamata

10 Stylosanthes seabrana

11 Leucaena trichandra

Leucaena CV Taramba

No Spesies HMT

5.7. Ciri-ciri padang penggembalaan yang baik

Adapun ciri-ciri padang penggembalaan yang baik antara lain:

• Produksi bahan kering tinggi;

• Kandungan nutrisi tinggi, terutama kandungan protein kasar;

• Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau;

• Mudah dalam pemeliharaan;

• Tingkat daya tumbuh cepat;

• Nisbah daun dan batang tinggi;

• Mudah dikembangkan bila dikombinasikan dengan tanaman le-

gume;

• Ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi

Sumber: Dahlanuddin, dkk (2014).

Page 48: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 40

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

5.8. HMT untuk dipotong

Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu

rumput potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok

rumput potong adalah rumput yang memenuhi persyaratan memiliki

produktivitas tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal, banyak anakan dan

responsif terhadap pemupukan. Termasuk kelompok ini antara lain

rumput gajah, rumput raja, rumput benggala, rumput setaria, dan

rumput sudan (AAK, 1983).

5.9. Pengawetan HMT

Penyimpanan hijauan saat stok HMT berlimpah dapat dilakukan

dengan cara pembuatan Hay dan Silase.

Cara Pembuatan hay

Hay (dibaca hei) adalah tanaman hijauan yang diawetkan dengan

cara dikeringkan kemudian disimpan dalam bentuk kering dengan

kadar air 12%-30%. Bahan pakan yang biasa digunakan untuk pem-

buatan hay adalah segala macam hijauan yang disukai oleh ternak

ruminansia, dan limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung,

batang dan daun kacang tanah, batang dan daun kedelai, rumput, gamal.

Hay dapat dibuat dengan cara sebagai berikut:

• Hijauan harus dipanen saat menjelang berbunga (karena berkadar

protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga

hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang

akan meningkatkan palatabilitas dan kualitas.

• Bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering,

• Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.

Ada 2 cara pengeringan hijauan dalam pembuatan hay, yaitu:

pengeringan di bawah sinar matahari. Pengeringan ini merupakan

metode sederhana, dengan cara menghamparkan hijauan yang sudah

dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari

hamparan dibolak-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara

Page 49: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 41

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

ini mengandung kadar air 20 – 30%, dapat dilihat dari: warna kecoklat-

coklatan. Sedangkan pengeringan dengan dryer menggunakan suhu

pengering 100-250OC. Pengeringan dihentikan bila kandungan air

hijauan sudah mencapai 12-20%.

Ciri-ciri hay yang baik adalah berwarna tetap hijau meskipun ada

yang sedikit kekuningan, bentuk hijauan masih tetap utuh dan tidak

mudah patah, tidak kotor dan tidak berjamur, mau dimakan oleh ternak.

Agar hay dapat lebih awet disimpan, perlu diberi pengawet. Beberapa

macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (NaCl),

asam propionat, dan amonia cair. Garam sebagai pengawet diberikan

1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap

air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan per-

tumbuhan jamur. Asam propionat berfungsi sebagai fungicidal dan

fungistalic yaitu mencegah dan memberantas jamur yang tumbuh serta

tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun pemberian untuk

hay yang diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan. Amoniak cair

juga berfungsi sebagai fungicidal dan pengawet, mencegah timbulnya

panas, meningkatkan kecernaan hijauan dan memberikan tambahan N

yang bukan berasal dari protein.

Cara Pembuatan Silase

Silase adalah pakan yang telah diawetkan dari HMT, limbah

industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya, dengan jumlah

kadar/kandungan air pada tingkat tertentu. Pakan tersebut dimasukkan

dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, biasa disebut

dengan silo, selama sekitar tiga minggu.

Di dalam silo tersebut akan terjadi beberapa tahap proses an-aerob

(proses tanpa udara/oksigen), dimana bakteri asam laktat akan

mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga

terjadilah proses fermentasi.

Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat disimpan

untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan

nutrisi dari bahan bakunya.

Page 50: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 42

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk memaksimumkan

pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan

pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama,

untuk kemudian di berikan sebagai pakan bagi ternak khususnya untuk

mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim

kemarau.

Proses fermentasi yang tidak terkontrol akan mengakibatkan

kandungan nutrisi pada bahan yang diawetkan menjadi berkurang

jumlahnya. Diperlukan jenis zat tambahan agar kandungan nutrisi

dalam silase tidak berkurang secara drastis, bahkan bisa memenuhi

kebutuhan nutrisi ternak yang memakannya.

Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat silase adalah segala jenis

tumbuhan atau hijauan serta bijian yang disukai oleh ternak, terutama

yang mengandung banyak karbohidratnya seperti: rumput, sorghum,

jagung, biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung,

pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi.

Sementara bahan tambahan dimaksudkan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kadar nutrisi yang terkandung pada bahan pakan

silase. Penambahan bahan additive ini bisa dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung. Pemberian bahan tambahan secara langsung

dengan menggunakan natrium bisulfat, sulfur oxida, asam chlorida,

asam sulfat, asam propionat.

Pemberian bahan tambahan secara tidak langsung ialah dengan

memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat

yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara lain:

• Molases: 2,5 kg /100 kg hijauan.

• Onggok : 2,5 kg/100 kg hijauan.

• Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.

• Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.

• Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.

Page 51: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 43

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Prosedur Pembuatan Silase

• Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm

• Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik

• Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)

• Tutup dengan plastik dan tanah

Pencampuran. Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum

dipadatkan, bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah

tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis

sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa asam-asam organik

seperti asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat,

molases/tetes, garam, dedak padi, menir, onggok dengan dosis per ton

hijauan sebagai berikut: asam organik : 4- 6 kg, molases/tetes : 40 kg,

garam : 30kg, dedak padi : 40kg, menir : 35kg, dan onggok : 30kg.

Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata

ke seluruh hijauan yang akan diproses. Apabila menggunakan molases/

tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2 bagian pada

tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah dan

5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.

Pelayuan. Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan

bahan kering 40% - 50%).

Penyiapan Silo

Siapkan silo yang bisa ditutup dan kedap udara, artinya udara tidak

bisa masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Ukuran

disesuaikan dengan kebutuhan dan pilihlah ukuran, bahan serta

konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan. Gentong plastik yang mem-

punyai tutup bisa dikunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan

yang terbaik. Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga

mudah untuk diangkat manusia, kemudian dengan penambahan jumlah

bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak.

Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan. Untuk meme-

nuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik

Page 52: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 44

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

termurah serta sangat fleksibel penggunaannya. Walaupun bahan dari

metal, semen dan lain-lain tetap baik untuk di gunakan. Jika ingin

membuat dalam jumlah yang banyak sekaligus, maka cara yang

termurah adalah dengan menggali tanah. Ukuran disesuaikan dengan

kebutuhan. Kemudian menggunakan kantung plastik yang dijual

meteran, sehingga penutupannya bisa dilakukan dengan sangat rapat.

Prinsip yang harus diperhatikan adalah, saat membuka dan memberi-

kan silase pada ternak, maka silo tersebut akan kemasukan udara/

oksigen yang bisa dan akan merusak silase yang telah jadi karena

terjadinya proses aerobik.

Pembuatan dalam jumlah kecil dengan menggunakan silo yang

banyak serta portable (seperti gentong plastik biru, atau kantong plastik),

jauh lebih berdaya guna di banding dengan pembuatan dalam jumlah

sangat besar dalam satu wadah/silo. Untuk itu ketahuilah jumlah ke-

butuhan ternak anda, lalu sesuaikan pembuatan silo, sehingga peng-

gunaannya bisa sekali buka silo, isinya langsung habis dikonsumsi se-

hingga tidak adalagi sisa yang harus disimpan. Penyimpanan sisa silase

ini, di samping sangat merepotkan juga sangat riskan terjadinya proses

pembusukan karena terjadinya eksposur terhadap oksigen yang akan

mengaktifkan bakteri aerob.

Penyiapan bahan baku silase serta penempatan pada silo

Bahan baku sebaiknya berasal dari tumbuhan atau bijian yang segar

yang langsung didapat dari pemanenan, jangan yang telah tersimpan

lama. Penyiapan bahan baku silase sebagai berikut:

• Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 cm.

• Pemotongan dan pencacahan perlu dilakukan agar mudah

dimasukkan dalam silo dan mengurangi terperangkapnya ruang udara

di dalam silo serta memudahkan pemadatan. Jika hendak mengguna-

kan bahan tambahan, maka taburkan bahan tambahan tersebut

kemudian diaduk secara merata, sebelum dimasukkan dalam silo.

• Masukkan cacahan tersebut ke dalam silo secara bertahap, lapis demi

lapis. Saat memasukkan bahan baku ke dalam silo secara bertahap,

Page 53: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 45

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

lakukan penekanan atau pengepresan untuk setiap lapisan agar

padat. Kenapa harus dipadatkan, karena oksigen harus sebanyak

mungkin dikurangi atau dihilangkan sama sekali dari ruang silo.

• Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada

udara yang bisa masuk kedalam silo. Biarkan silo tertutup rapat

serta diletakan pada ruang yang tidak terkena matahari atau kena

hujan secara langsung, selama tiga minggu.

• Setelah tiga minggu maka silase sudah siap disajikan sebagai pakan

ternak. Sedangkan untuk menilai kualitas hasil pembuatan silase

ini bisa dilihat di Kriteria Silase yang baik, Silo yang tidak dibuka

dapat terus disimpan sampai jangka waktu yang sangat lama

asalkan tidak kemasukan udara.

• Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di

berikan sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa

dimakan. Jika sudah terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya

diberi silase sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 20. Jerami pakan musim kering.

Page 54: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 46

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Padang penggembalaan merupakan sumber penyediaan hijauan

yang paling ekonomis dan murah. Karena di padang penggembalaan

tersedia tanaman hijauan pakan secara langsung dapat dimakan oleh

ternak. Padang penggembalaan yang baik dan ekonomis ialah yang

terdiri atas campuran rumput dan leguminosa.

6.1. Potensi Produksi Hijauan Padang Penggembalaan

6

Efisiensi Padang Penggembalaan

Gambar 21. Potensi hijauan di musim kemarau

Page 55: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 47

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Potensi produksi hijauan di padang penggembalaan dapat dike-

tahui berdasarkan luas areal dari padang penggembalaan itu sendiri.

Dengan asumsi bahwa, 1 (satu) hektar padang penggembalaan meng-

hasilkan hijauan 25.550 kg hijauan atau 25,55 ton hijauan per tahun

(Ditjen Peternakan, 1985).

6.2. Daya Dukung Hijauan Padang Penggembalaan

Daya dukung hijauan padang penggembalaan adalah kemampuan

suatu wilayah menghasilkan pakan berupa hijauan dari padang

penggembalaan, tanpa melalui pengolahan, dan dapat menyediakan

pakan untuk menampung sejumlah populasi ternak ruminansia. Dalam

menghitung daya dukung limbah tanaman pangan digunakan asumsi

kebutuhan pakan ternak ruminansia. Asumsi yang digunakan yaitu

bahwa satu satuan ternak (1 ST) ternak ruminansia rata-rata membutuh-

kan hijauan adalah 12.775 kg/tahun atau 12,77 ton/tahun (Ditjen

Peternakan, 1985).

Gambar 22. Padang penggembalaan sumber hijauan.

Page 56: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 48

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

7

Penutup

Manfaat padang penggembalaan bagi perkembangbiakan ternak

ruminansia/herbivore sangatlah penting. Tidak saja sebagai wadah bagi

ternak merumput mencari pakan, namun lebih dari itu. Disanalah

tempat ternak hidup berinteraksi, bereproduksi, bahkan berkompetisi

satu sama lain.

Saat ini banyak terjadi alih fungsi lahan penggembalaan untuk

berbagai keperluan pembangunan, termasuk untuk pengembangan

kawasan hutan. Ini merupakan tantangan yang potensial mengakibat-

kan kawasan padang penggembalaan semakin terdesak dan menyempit.

Akibatnya, beternak sapi sistem penggembalaan dengan jumlah kepe-

milikan sampai ratusan ekor mulai langka ditemukan. Mengapa? Karena

tidak semua wilayah di Indonesia mempunyai areal untuk peternakan

sistem padang penggembalaan. Kawasan peternakan tradisional ter-

sebut, dalam waktu tidak terlampau lama, menjelma dan berubah fungsi

menjadi aneka macam kawasan pembangunan non-ternak. Keadaan

seperti itu kian menjadi fenomena umum di banyak tempat belakangan

ini.

Petani sudah mulai sadar akan manfaat padang penggembalaan,

di saat jumlah dan luas pastura tersebut semakin berkurang dan sempit.

Di sisi lain, jumlah anggota keluarga yang tertarik untuk menekuni

bidang peternakan semakin sedikit, menyebabkan mereka kekurangan

tenaga kerja, sehingga mereka menaruh harapan besar untuk

Page 57: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 49

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

mengefisienkan pemanfaatan padang rumput guna menopang usaha

ternaknya. Daripada tidak ada sama sekali areal untuk penggembalaan,

maka sesempit apapun kawasan padang rumput itu sebaiknya dikelola

dengan baik dan efisien.

Dalam upaya untuk lebih mendayagunakan manfaat padang

penggembalaan terutama milik pribadi peternak, hendaknya dilaku-

kan perbaikan vegetasi dengan melakukan penanaman hijauan

makanan ternak unggul baik rumput maupun leguminosa, memberi-

kan pemupukan di awal tanam, membuat pedok dan pagar agar mudah

melakukan penggembalaan bergilir, membangun sarana dan prasarana

peternakan seperti halnya kandang peneduh, bak air minum, kandang

ternak di areal pastura, dan bagaimana mengelolanya. Semua itu

disosialisasikan dan dibicarakan bersama petani. Kini mereka sudah

mulai melaksanakannya di areal masing-masing.

Page 58: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 50

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Aksi Agraris Kanisius. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja,

dan Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Arsyad, S., 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

BPTHMT Serading. 2014. Kumpulan Hijauan Pakan Ternak Unggul.

BPTHMT Serading. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pro-

vinsi NTB.

CSIRO. 2005. Tropical Forages – an interactive selection tool.

www.tropicalforages.info

Dahlanuddin, Imran, Y.A. Sutaryono, Suhubdy, S.H. Dilaga, U.

Abdullah, dan I.W. Yasa. 2014. Survey Identification and Design

(SID) Pengembangan Padang Pengembalaan Doro Ncanga Kabu-

paten Dompu NTB. Laporan Penelitian. Kerjasama Fakultas

Peternakan Unram dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan NTB.

Ditjen Peternakan. 1985. Usaha Peternakan: Perencanaan Usaha, Analisa,

dan Pengelolaan. Dit. Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan

Hasil Peternakan. Ditjennak, Jakarta.

Hidayat, A., Hikmatullah, dan D. Santoso. 2000. Potensi dan Penge-

lolaan Lahan Kering Dataran Rendah. Pusat Penelitian Tanah dan

Agroklimat, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Kamus Pertanian Umum. 2013. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Mc Ilroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika.

Pradnya Paramita. Jakarta.

P3HTA, 1987. Laporan Tahunan 1986/1987. Litbang Pertanian.

Departeman Pertanian RI. Jakarta.

Daftar Pustaka

Page 59: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 51

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Rahardjo, C.S, IGM. Kusnarta, dan Padusung, 2005. Konservasi Tanah

dan Air. Cetakan Pertama. Mataram University Press.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan

Ternak Tropik. BPFE Yogyakarta.

Reksohadiprojo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak

Tropik. BFFE. Yogyakarta.

Santoso, U. 2012. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penerbit

Penebar Swadaya, Jakarta.

Syahrir, M. 2013. Petunjuk Praktis Penanaman Hijauan Makanan Ternak

. Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros.

Page 60: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 52

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Biografi Penulis

Dr. Ir. H. Syamsul Hidayat Dilaga, MS., dilahirkan

di Sumbawa Besar pada tanggal 01 Januari 1960.

Menamatkan Sekolah Dasar di Sumbawa Besar

(1971), SMP di Praya (1974) dan SMPPN 33 di

Mataram (1977). Gelar Sarjana Muda Peternakan

(BSc) dan Sarjana (Ir) diperoleh dari Fakultas

Peternakan Universitas Mataram (Unram)

berturut-turut tahun 1981 dan 1983. Kemudian melanjutkan studi ke

Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, dan memperoleh gelar

Magiter Sains (MS,1987), dan Doktor (Dr, 1992) dalam bidang Ilmu

Ternak. Sejak 1985 menjadi Dosen pada Fakultas Peternakan Unram.

Melakukan study banding ke beberapa universitas di Western Aus-

tralia-Perth (1995), mengikuti Kursus Amdal di Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup Unram (1996), Kursus Amdal Kawasan Pesisir dan

Kepulauan di Pusat Studi Lingkungan Hidup Unhas-Ujungpandang

(1997), mengikuti Academic and Institusional Networking di Germany,

Austria, dan Switzerland (1998), study banding ke Belanda dalam rangka

pendirian SMK Perikanan dan Kelautan di Indonesia (1999), dan kursus

Environmental Analysis of Animal Industries di School of Animal Stud-

ies-the University of Queensland, Australia (2002).

Riwayat pekerjaan: Kepala Seksi Seleksi Bibit Ternak dan Hijauan

Makanan Ternak-Proyek IFAD Dinas Peternakan NTB (1983-1984),

Ketua Laboratorium Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan Unram (1993-

Page 61: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 53

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

2000), Counterpart Animal Science LPIU-IAEUP Unram (1995-1996),

Ketua Student Advisory Center Unram (1996-1997), Ketua Tim Pen-

damping PPSSPP Dinas Peternakan NTB (1998-2000), Anggota Tim

Pengembangan SMK Pertanian di Indonesia-kerjasama Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan Departeman Pendidikan dan

Kebudayaan RI dengan Pemerintah Belanda (1999-2000), Ketua dan

Anggota Tim Krenova Pemda NTB (2003-2005), Ketua Jurusan Ilmu

Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Unram (2003-2008),

Anggota Komisi Pakan pada Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan Departemen Pertanian RI (2006-2010), Staf Ahli

Gubernur NTB Bidang Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup, dan

Ketahanan Pangan (2008-2010), Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi NTB (2010-2012), dan Kepala Badan Lingkungan Hidup

dan Penelitian Provinsi NTB (2012-2013).

Buku yang ditulis: Peternakan Sapi Bali (Bumi Aksara, Jakarta 1987),

Nutrisi Mineral Makanan Ternak (Akademika Pressindo, Jakarta 1992),

Beternak Sapi Hissar (Akademika Pressindo, Jakarta 2002), Sapi

Sumbawa Sumber Daya Genetik Ternak Indonesia (Pustaka Reka Cipta,

Bandung 2014), Teknologi Tepat Guna Mengembangkan Tanaman

Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak: Membuat Pedok dan

Menanam Hijauan Makanan Ternak (Pustaka Reka Cipta, Bandung

2015), dan Revolusi Pangan (Editor, Regional Institut-104, Mataram

2016). Penulis juga aktif mengikuti seminar ditingkat nasional maupun

internasional.

Mendapat tanda jasa/penghargaan: Adhitiya Tridharma Nugraha

dari Mendikbud RI (1995), Satya Lancana Karya Satya 10 tahun (2001)

dan 20 tahun (2009) dari Presiden RI, penghargaan dari Mendiknas RI

sebagai Penyaji Poster Terbaik Seminar Nasional Penelitian Hibah

Bersaing VIII di Jakarta 2003.

Page 62: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 54

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Dr. Ir. Imran, M Si., dilahirkan di Sumbawa Besar

pada tanggal 04 Januari 1962. Menamatkan

Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidayah Negeri

(1974), SMP Negeri 1 (1977), SMA NEGERI 1 (1981)

semuanya di Sumbawa Besar. Gelar Sarjana

Peternakan (Ir) diperoleh dari Fakultas Peternakan

Universitas Mataram (Unram) tahun 1985. Gelar

Magister Sains (M.Si) diperoleh dari Fakultas Pasca Sarjana Intitut Per-

tanian Bogor pada tahun 1996. Pada tahun 2013 meraih Gelar Doktor di

Univeritas Gadjah Mada dalam bidang Ilmu Ternak. Sejak 1986 men-

jadi dosen pada Fakultas Peternakan Unram.

Aktif megikuti seminar baik di dalam maupun di luar negeri. Me-

ngikuti Kursus Pangan dan Gizi di UGM (1988), Short Course on Bio-

chemistry of Ruminant Digestion di Unram (1992), Animal Physiology

Short Course Helt di Unram (1993), Short Course On Academic Net-

working di Undana Kupang (1994), Short Term Training Academic Net-

working of Higher Education di Unsoed Purwokerto (1998), Institutional

Networking Application Workshop di Universitas Mataram (1998),

Kursus Teknik Evaluasi In vitro dan In Sacco Pakan Ruminansia di Unhas

Makassar (2003).

Riwayat pekerjaan: Koordinator Lapangan di Kabupaten Sumbawa

pada Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani (1998-1999), dan

Program Peningkatan Penyuluhan Pertanian untuk Pemberdayaan

Masyarakat Tani (1999-2000), Sekretaris Program D3 Fakultas

Peternakan (2002-2004), Ketua Laboraorium Hijauan dan Menejemen

Padang Penggembalaan Fakultas Peternakan Unram (2005-2006 dan

2014-2016).

Page 63: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak” Page 55

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Ir. Hj. Santi Nururly,MM. dilahirkan di Jambi, 09

September 1967. Tamat Sekolah Dasar di

Samarinda - Kalimantan Timur (1979), SMP di

Jambi (1982), dan SMA di Pontianak–Kalimantan

Barat (1982). Gelar Sarjana (Ir) diperoleh di

Fakultas Peternakan IPB–Bogor (1989), kemudian

melanjutkan studi ke jenjang S2 pada Program

Pascasarjana UI, dan meraih gelar Magister Manajemen (MM) tahun

1992. Saat ini penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor (S3)

Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program Pascasarjana Uni-

versitas Negeri Jakarta.

Aktif melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat

seperti Penelitian Prioritas Nasional MP3EI, Program Ipteks bagi

Kreatifitas dan Inovasi Kampus (IbIKK), Program Ipteks bagi Wilayah

(IbW), dan Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM).

Riwayat Pekarjaan: Technical Assistant di PT. Japfa Comfeed Indo-

nesia Cabang Bandar Lampung (1989), Staf pada kantor Konsultan

Publik Drs. Soecipto, Jakarta (1992-1994), Treasury officer pada PT. Nusa

Cipta Rancana Jakarta (1994–1998). Sejak Mei 1999 sampai saat ini

tercatat sebagai Dosen di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mataram. Ketua Laboratorium Komputer Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (2014-2016).

Page 64: 00 Titel Teknologi Tepat Guna - largeruminant.orglargeruminant.org/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Teknologi-Tepat...iv 4. Kepala beserta seluruh jajaran Balai Pembibitan Ternak dan

Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang Penggembalaan Milik Peternak:

“Membuat Pedok dan Menanam Hijauan Makanan Ternak”Page 56

Syamsul Hidayat Dilaga, Imran, Santi Nururly, dan Padusung

Ir. H. PADUSUNG, MP. dilahirkan di Lape-

Sumbawa 15 Maret 1961. Menamatkan Sekolah

Dasar (1974) dan SMP (1977) di Lape, SMAN 1

(1981) di Sumbawa Besar. Gelar Sarjana (Ir)

diperoleh di Fakultas Pertanian Universitas

Mataram (1987), dan gelar Magister Pertanian (MP)

dari Fakultas Pasca Sarjana Universitas

Padjadjaran Bandung (2000) dalam bidang Ilmu Konservasi dan

Reklamasi Lahan. Sejak 1988 menjadi dosen pada almamaternya di

Fakultas Pertanian Unram Jurusan Ilmu Tanah.

Riwayat pekerjaan: Ketua UPT Green House Fakultas Petanian

Unram (2000-2004), Sekretaris Program Studi Ilmu Tanah (2004-2009),

Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Unram selama dua

periode (2007-2011 dan 20011-2015). Pada 2010-2012 menjadi Ketua

Badan Kerjsama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) seluruh Indonesia.

Mulai aktif di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Unram tahun 1992

dan mengikuti Kursus AMDAL di Unram (1996), AMDAL B di Unair

(2001), dan Audit Lingkungan di UGM (2014). Banyak melakukan

penelitian, pengabdian, konsultasi publik, dan penyusunan Dokumen

Lingkungan. Penyusunan dokumen lingkungan yang paling sering di-

lakukan adalah penyusunan dokumen AMDAL, UKL-UPL, KLHS,

DPLH, DELH, dan SPPL. Selain itu, menjadi anggota komisi penilai

AMDAL NTB, komisi penilai AMDAL Kabupaten Lombok Barat, dan

Komisi AMDAL Kabupaten Sumbawa.

Buku yang ditulis: Konservasi Tanah dan Air (Mataram University

Press, 2005), Fisika Tanah (Mataram University Press, 2005), Teknologi

Tepat Guna Mengembangkan Tanaman Pakan di Padang

Penggembalaan Milik Peternak: Membuat Pedok dan Menanam Hijauan

Makanan Ternak (Pustaka Reka Cipta Bandung, 2015).

Terdaftar sebagai Anggota Komisi Profesi HITI (Himpunan Ilmu

Tanah Indonesia) dan anggota FAI (Forum AMDAL Indonesia).