00. Model Manajemen Mutu Pemasaran Lkp2

download 00. Model Manajemen Mutu Pemasaran Lkp2

of 59

description

lalal

Transcript of 00. Model Manajemen Mutu Pemasaran Lkp2

MODEL MANAJEMEN MUTU PEMASARAN LKPMenuju LKP yang Unggul, Mandiri dan Siap Terwaralaba

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMALPUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMALREGIONAL II SEMARANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusunan draft model manajemen pemasaran kursus dan pelatihan dapat terselesaikan dengan baik.Tugas pokok PP PAUDNI regional II Semarang adalah mengembangkan model-model Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal yang dapat digunakan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan program, kelembagaan dan kualitas pembelajaran. Khusus untuk lembaga kursus dan pelatihan (LKP) difokuskan bagaimana LKP mampu mencapai kinerja yang unggul.Hasil penilaian kinerja yang sudah diselenggarakan selama 4 tahun menunjukkan bahwa secara keseluruhan keberadaan LKP sudah banyak dan merata di seluruh kabupaten dan kota di seluruh wilayah PP PAUDNI regional II, namun dari sisi kinerjanya belum memuaskan. Sementara pola pembinaan-pembinaan yang ada juga belum memuaskan oleh karena itu perlu diadakan upaya lain untuk meningkatkan pola pembinaan yang ada. Pola pembinaan yang ditawarkan adalah dengan mengembangkan model manajemen mutu pemasaran lembaga kursus dan pelatihan. Diharapkan dengan model yang dikembangkan dapat digunakan oleh LKP untuk meningkatkan kinerja LKP ditandai dengan meningkatnya profit, mutu layanan alumni dan citra LKP di mata masyarakat. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan draft model ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya model ini.

Kepala PP PAUDNI Regional II

Dr. H. Ade Kusmiadi NIP. 195512291983031001

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISv

BAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Dasar5C. Tujuan6D. Manfaat7E. Fungsi8

BAB II RUANG LINGKUP MODEL9A. Pengertian Manajemen Mutu LKP9B. Penggunaan PDCA dalam Pengendalian Mutu Pemasaran LKP11C. Pentingnya Citra LKP13D. Dimensi Esensial Manajemen Mutu Pemasaran LKP15E. Standar Mutu Pemasaran LKP22F. Chart Model34

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN35A. Analisis SWOT dan Biaya36B. Pembagian Tugas40C. Perencanaan Pemasaran41D. Implementasi Perencanaan43E. Evaluasi dan Monitoring44F. Tindak Lanjut dan Perbaikan45

BAB IV PRINSIP DAN IMPLIKASI48A. Prinsip 48B. Implikasi48

DAFTAR PUSTAKA51

ii

i

Model Manajemen Mutu Pemasaran Lembaga Kursus dan Pelatihan

Model Manajemen Mutu Pemasaran Lembaga Kursus dan Pelatihan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangUU NO 20 Th 2003, Pasal 26 disebutkan bahwa Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaannya kursus dan pelatihan dilaksanakan oleh pemerintah melalui lembaga pemerintah dan swasta. Pada lembaga pemerintah terutama diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar dan lembaga swasta diselenggarakan oleh lembaga pendidikan kursus dan pelatihan (LKP). Selanjutnya masih dalam UU No 20/2003; Pasal 59 disebutkan pula bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah harus melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Sebagai implementasi dari dari undang-undang tersebut mulai tahun 2009 Direktorat kursus dan pelatihan giat melakukan penataan dan pembinaan terhadap lembaga kursus dan pelatihan yang ada di seluruh Indonesia. Penataan dan pembinaan yang dilakukan di antaranya dengan mengeluarkan Nomor Induk Lembaga Kursus dan Pelatihan (NILEK) mulai tahun 2010. NILEK dimaksudkan untuk menghindari lembaga kursus yang on dan off untuk tujuan tertentu. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (2010) melakukan penelitian mengenai jumlah dan persebaran lembaga kursus di seluruh Indonesia untuk mendukung program penyelarasan pemerintah. Hasilnya, Di Indonesia terdapat 13.446 lembaga kursus yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Seluruh lembaga kursus tersebut memiliki 90.946 orang pendidik yang melayani 1.348.565 peserta. Dari lembaga kursus yang ada di Indonesia lebih dari setengahnya (59,50%) berada di Pulau Jawa, khususnya Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur. Sampai tahun 2011 sudah ada 2801lembaga yang dinilai kinerjanya. Dari 2801 lembaga yang dinilai sebanyak 30 lembaga atau 1 % memiliki kinerja A %, 350 lembaga atau 12 % kategori B, 1294 lembaga atau 46 % mendapatkan penilaian C, 1110 lembaga berkinerja D dan ada 17 lembaga atau 1 % lembaga yang dikategorikan non clasified. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel seperti di bawah ini :

Dari hasil penilaian kinerja terhadap lembaga kursus dan pelatihan menunjukkan bahwa kualitas lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia belum memuaskan dan masih banyak lembaga kursus yang memerlukan pembinaan.Menyikapi permasalahan di atas, Direktorat kursus dan pelatihan, PP PAUDNI dan dinas pendidikan kabupaten/kota telah berupaya melakukan pembenahan melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan yaitu melalui diklat dan monitoring program. Namun hasilnya masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja ulang tahun 2012 yang dilaksanakan di 25 LKP yang berada di wilayah kerja PP PAUDNI Regional II Semarang seperti tampak dalam grafik di bawah ini :

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hasil penilaian kinerja ulang terhadap 25 LKP menunjukkan bahwa 12 LKP atau 48 % mengalami peningkatan, 8 LKP atau 32 % tetap dan 5 LKP atau 20 % menurun. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa pola pembinaan untuk meningkatkan kinerja LKP yang dilakukan oleh Dirbinsuspel, PP PAUDNI dan dinas pendidikan kabupaten kota melalui diklat dan monitoring program belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan. Tujuan penilaian kinerja sesungguhnya sangat besar, tidak semata-mata hanya untuk mengetahui mana LKP yang benar-benar eksis dan mana yang tidak. Penilaian kinerja dilakukan untuk memetakan LKP sesuai dengan klasifikasinya sehingga Direktorat kursus dalam pembinaannya dapat diberikan treatment yang tepat. Oleh karenanya keberadaan penilaian kinerja LKP mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina lembaga kursus dan pelatihanUntuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, PP PAUDNI mencoba mengembangkan model yang berkaitan dengan upaya untuk memperbaiki kinerja LKP di wilayah Regional II Semarang. Dimensi pembenahan kinerja LKP difokuskan pada 4 bidang yaitu dimensi pemasaran, sumber daya manusia, operasional dan keuangan. Pembenahan kinerja LKP tidak bisa dilakukan dengan seketika, karena kinerja tidak ditentukan oleh kelengkapan dokumen dalam sebuah lembaga pendidikan tetapi ditentukan oleh perubahan mindset dan etos kerja segenap karyawannya.. Dari hasil penilaian kinerja yang sudah berlangsung selama 4 tahun ditemukan kelemahan bahwa trend peminat peserta didik kursus cenderung menurun dari tahun ke tahun. Banyak LKP yang hanya memiliki peserta didik sangat sedikit dan tidak mampu menutup biaya operasional lembaga, sehingga kalau tidak didukung program dana sosial dari pemerintah tidak bisa bertahan. oleh karena itu dimensi pemasaran perlu dibenahi yang pertama kali.Pemasaran mempunyai banyak elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Pemasaran tidak hanya bagaimana mencari peserta didik sebanyak-banyaknya namun lebih jauh daripada itu. Jumlah peserta didik yang banyak jika tidak diimbangai dengan kualitas pelayanan, sarana prasarana dan sebagainya akan menjadikan pemasaran pendidikan akan bertahan lama. Qomarudin, (2009) Pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok, yaitu :1. Product, merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.2. Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon peserta didik berani membayar lebih tinggi apabila dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.3. Place, adalah letak lokasi LKP mempunyai peran yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.4. Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, atau mengingaatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan oleh lembaga tersebut.5. People, ini menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningkat jumlah pelanggan.6. Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.7. Process, ini adalah penyampaaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dari seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.Karena begitu banyaknya elemen pemasaran yang saling berkaitan tersebut di atas, maka model ini dibatasi pada bagaimana memperoleh peserta didik melalui strategi promosi, penyaluran alumni dan peningkatan citra lembaga melalui program CSR dan peningkatan prestasi lembaga.Hasil studi eksplorasi yang dilakukan di 4 lokasi menunjukkan bahwa LKP sudah melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran namun belum diimplementasikan dengan maksimal. Pada 2 LKP yang mempunyai skala pemasaran kecil, pemasaran peserta didik dilakukan dengan menggunakan brosur, leaflet, mengikuti pameran dan menggunakan media radio, namun hasilnya kurang maksimal karena tidak memiliki target pemasaran yang jelas, dikerjakan sendiri oleh pengelola dan tidak melibatkan tenaga pemasaran, sosialiasi hanya sebatas RT dan RW, intensitas promosi kurang, pengelola kurang aktif dalam menyosialisasikan lembaga, kurang melibatkan semua SDM yang dimiliki untuk melakukan pemasaran, tidak menempatkan lulusan (alumni) sebagai salah satu bentuk otentik kesuksesan lembaga yang dapat meningkatkan citra lembaga di mata masyarakat, dokumentasi yang tidak dikelola dengan baik, fasilitas sarana dan prasarana yang kurang, belum adanya standar pelayanan yang jelas dalam menjaga kepuasan pelanggan dan kurangnya inovasi pada program yang ditawarkan kepada pelanggan.Sedangkan pada 2 LKP yang mempunyai manajemen mutu pemasaran yang baik sudah menerapkan standar pemasaran dengan baik. Lembaga memiliki target pasar yang jelas, dikelola oleh tenaga pemasar yang handal, intensitas promosi yang tinggi dan waktu yang tepat, mempunyai segementasi pasara yang tepat, menjaga kualitas mutu pelayanan dan dan memiliki inovasi yang tinggi bidang keahlian yang ditawarkan.Melalui hasil studi eksplorasi pada 4 LKP tersebut kemudian dapat digunakan sebagai dasar penyusunan model manajemen mutu pemasaran LKP. Model yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja LKP.

B. Dasar1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uji Kompetensi bagi Peserta Didik Kursus dan Pelatihan dari Satuan Pendidikan Nonformal atau Warga Masyarakat yang Belajar Mandiri;4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan;5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2-PNFI) Regional II Semarang Tahun 2013.

C. Tujuan1. Tujuan UmumMembantu LKP untuk meningkatkan kualitas kinerja lembaga dan programnya secara bertahap dan berkelanjutan terutama di bidang pemasaran.2. Khususa. Meningkatkan mutu manajemen pemasaran lembaga kursus dan pelatihan.b. Meningkatkan profit lembaga dengan meningkatkan animo peserta didik untuk mengikuti kursus sesuai dengan program yang diselenggarakan. c. Meningkatkan layanan alumni ditandari dengan peningkatan variasi berbagai layanan alumni dan jumlah lulusan yang tersalurkan ke DUDI. d. Meningkatkan citra lembaga kursus dan pelatihan di mata masyarakat.e. Meningkatkan eksistensi LKP melalui program akreditasi dan penghargaan-penghargaan yang dapat diperoleh setelah manajemen mutu diterapkan.f. Meningkatkan tipe LKP secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan sumber daya LKP yakni dari LKP tipe kurang menuju D ke C, C ke D dan B ke A.g. Pengimbasan keberhasilan (diseminasi) ke LKP lain.

D. Manfaat1. Bagi LKPModel ini diharapkan dapat digunakan oleh LKP untuk meningkatkan kinerja melalui evaluasi secara mandiri dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk mencapai standar kinerja yang diinginkan. 2. Bagi Dirbinsuspel, PP PAUDNI dan Dinas PendidikanModel ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengambil kebijakan dalam rangka pembinaan lembaga kursus dan pelatihan3. Bagi Organisasi MitraOrganisasi mitra misalnya HIPKI dan HISPI dapat menggunakan model ini sebagai bahan untuk pembinaan dan konsolidasi dalam meningkatkan kinerja lembaga anggotanya.4. Bagi Dinas Pendidikan Propinsi dan KabupatenModel ini diharapkan menjadi acuan tentang melakukan pembinaan bagi lembaga pendidikan kursus dan pelatihan di wilayah kerjanya.E. Fungsi1. Sebagai acuan bagi LKP dalam upaya mencapai LKP berstandar Kinerja A Agar mutu sebuah lembaga sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan oleh masyarakat, maka perlu ada standar yang dijadikan patokan. LKP secara bertahap dikembangkan untuk menuju kepada pencapaian standar ideal yang dijadikan patokan tersebut. 2. Alat pemberdayaan dan pembinaan LKP secara mandiriDengan adanya model manajemen mutu pemasaran LKP maka LKP dapat melakukan evaluasi diri (self evaluation) untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pada setiap LKP. Hasil evaluasi diri dapat dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan komponen yang masih lemah dengan memberdayakan potensi dan peluang yang dimiliki.

BAB IIRUANG LINGKUP MODEL

A. Pengertian Manajemen Mutu LKP1. Definisi ManajemenManajemen menurut Terry (2003) adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian yang didalamnya menggunakan baik ilmu pengetahuan dan seni dan secara berurutan dalam upaya mencapai sasaran yang ditetapkan. Harsey dan blanchard (1980) mendefinisikan manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Oey Liang Lee (1963) sependapat dengan Terry bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan manusia dan barang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses bekerja dengan orang-orang yang menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber daya yang dimiliki ( man, money, material and machine). 2. Definisi MutuDefinisi mutu pada setiap orang dapat berbeda karena mutu memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Crossby (1979) menyatakan mutu adalah kondisi barang atau jasa yang sesuai dengan persyaratan. Goetsch dan Davis (1994) menyatakan mutu adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Manajemen mutu artinya adalah penerapan praktek-praktek manajemen secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Hakekat manajemen mutu merupakan aktivitas aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengawasi suatu organisasi dalam hubungannya dengan mutu.Definisi system manajemen mutu dari standar ISO 9001-2000 adalah struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur- prosedur, proses-proses dan sumber daya untuk penerapan manajemen mutu. Santoso (1992) menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.3. Definisi Pemasaran PendidikanBeberapa ahli memberikan pengertian tentang pemasaran diantaranya adalah: Kotler mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.Khususnya dalam pemasaran pendidikan John R. Silber yang dikutip Buchari Alma menyatakan bahwa etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan membentuk watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.Oleh karena itu pendidikan yang dapat dipasarkan adalah pendidikan yang memiliki produk sebagai komuditas, produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan, memiliki sasaran yang jelas, memiliki jaringan dan media, dan memiliki tenaga pemasar.Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu pemasaran lembaga kursus adalah suatu implementasi fungsi-fungsi manajemen ( POAC) pada lembaga kursus yang berorientasi pada mutu untuk meningkatkan pemasaran lembaga baik input maupun output dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberdayakan seluruh anggota organisasi.

B. Penggunaan PDCA dalam Pengendalian Mutu Pemasaran LKPPola PDCA dikenal sebagai siklus Shewart karena pertama kali dikemukakan oleh Walter Shewart. Namun dalam perkembangannya, methodologi analisis PDCA lebih sering disebut siklus Deming . Hal ini karena karena Deming adalah orang yang mempopuperkan penggunaannya dengan melakukan perbaikan secara terus menerus (continous improvement).Ada 4 siklus dalam teknik PDCA yaitu :1. P (Plan = Rencanakan)Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem.2. D (Do = Kerjakan)Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak.3. C (Check = Evaluasi)Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.4. A (Act = Menindaklanjuti)Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.Hubungan antara pengendalian dan perbaikan kelanjutan dapat dilihat dalam siklus PDCA di bawah ini :

PlanDoActionFollow-upImprovementCorrectiveActionCheck

Sedangkan dalam penerapannya siklus PDCA terbagi dalam 6 langkah seperti di bawah ini :

ActionPlanDoCheckMenentukan tujuan dan sasaran(6)(1)(2)(3)(4)(5)Menetapkan metode untuk mencapai tujuanPendidikan dan LatihanMelaksanakan PekerjaanMemeriksa hasi PekerjaaanMengambil tindakan yang tepat

C. Pentingnya Citra LKPPendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education (peserta didik) sesuai dengan need pasar, bahkan lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus bertahan.Dilihat dari sisi corporate-nya LKP merupakan lembaga pendidikan yang berbasis profit (mencari keuntungan) sehingga pemasaran merupakan dimensi yang sangat penting. Semakin tinggi peserta didik yang mengikuti pendidikan akan semakin tinggi profit yang diperoleh. Strategi pemasaran LKP sanga terkait dengan citra LKP di mata masyarakat dan pelanggan, karena melalui citra yang secara baik terbangun di mata masyarakat pelanggan akan semakin banyak. Ada 3 aspek yang sangat mempengaruhi citra LKP di mata masyarakat yaitu : Strategi menarik pelangganStrategi menarik pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui brosur, pamflet, spanduk, lokasi, outlet gedung yang dibuat semenarik mungkin dan periklanan baik yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik. Untuk itu sebaiknya pemasaran dilakukan oleh divisi khusus yang menangani bidang ini secara profesional. Pengelolaan mutu pendidikan Mutu pendidikan yang baik secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi yang baik untuk menarik minat pelanggan. Oleh karena itu pengelolaan mutu pendidikan harus dimanajemen dengan sangat baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Kepuasan pelangganKepuasaan diukur dari ketercapaian keinginan dengan pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan. Umumnya pelanggan datang ke LKP dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk mencari pekerjaan, meningkatkan karier, meningkatkan kinerja dan menyalurkan hobbi. Ketika hal ini dapat dilakukan terpenuhi maka pelanggan akan terpuaskan.Dalam konteks pendidikan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :a. Karakteristik barang dan jasa Nama lembaga yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan dengan lembaga luarb. Emosi pelanggan c. Motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajard. Atribut-atribut pendukung e. Promosi di bidang jasa pendidikan, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang dicapaif. Persepsi terhadap pelayanan g. Penerimaan pelayanan kepada peserta didik dan Pelanggan lainnyah. Penyebarluasan informasii. Manfaat Fungsional dan emosionalj. Biaya Moneter, waktu, energi dan fisik

D. Dimensi Esensial Manajemen Mutu Pemasaran LKPPemasaran merupakan dimensi yang sangat kompleks, hampir semua komponen mempengaruhi proses akhir pemasaran. Oleh karena itu pemasaran tidak hanya sekedar memperhatikan jumlah peserta didik yang dapat direkrut namun lebih jauh proses selanjutnya juga harus diperhatikan karena satu proses akan mempengaruhi proses yang lain. Dalam proses ini pemasaran dibatasi hanya pada bagaimana merekrut peserta, menyalurkan alumni, penghargaan dan pencitraan lembaga melalui program CSR. Sedangkan proses yang lain seperti pengembangan SDM, pengelolaan KBM dan Keuangan akan dibahas dalam model selanjutnya. Memperhatikan dari berbagai aspek tersebut di atas sebaiknya LKP mempunyai standar mutu pemasaran yang baik yaitu :1. Peserta didika. PenjaringanLKP sebaiknya memiliki divisi pemasaran tersendiri yang bertugas untuk menjaring peserta sebanyak-banyakya. Penjaringan peserta didik LKP dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode :1) Bujukan / rayuanBujukan kepada pelanggan dilakukan dengan berbagai cara antara lain : Menyusun brosur/leaflet/pamflet yang menarik kepada pelanggan dengan informasi yang selengkap-lengkapnya misalnya dengan memberikan diskon kepada pendaftar pertama, disalurkan bekerja, fasilitas yang lengkap dan up to date, Membuat spanduk / poster yang menarik dan dipasang di berbagai tempat yang strategis. Memanfaatkan alumni atau peserta didik yang masih aktif jika mampu membujuk pelanggan untuk ikut menjadi peserta kursus untuk didiskon biaya belajarnya atau bahkan gratis. Mengadakan presentasi di sekolah-sekolah, RT atau RW dan komunitas tertentu untuk mau mengikuti kursus. Menggunakan media baik itu cetak, elektronik dan internet untuk mempromosikan lembaga. 2) Pencitraan lembagaCitra lembaga sangat erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan dan segmen pasar yang dibidik. Ketika citra lembaga sudah terbangun dengan baik maka calon pelanggan akan datang dengan sendirinya. Citra lembaga dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : Memberikan pelayanan yang unggul kepada semua pelanggan baik pelanggan eksternal maupun internal. Pelayanan difokuskan kepada semua aspek baik itu front office, instruktur dan pendukung. Membuat lay out tampilan gedung yang menarik, gedung yang tertata rapi dan bersih, sarana dan prasarana lengkap.Penjaringan dilakukan secara terjadwal dan didokumentasikan dengan baik.

2. Seleksi Calon peserta didikYang dimaksud dengan seleksi adalah penyaringan calon peserta didik berdasarkan kualifikasi yang diinginkan untuk mengetahui mana mana peserta didik yang memenuhi syarat dan tidak. Seleksi peserta didik pada LKP dilakukan dengan 2 cara yaitu seleksi administrasi dan seleksi kompetensi. Seleksi administrasi merupakan penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai persyaratan adminitrasi misalnya foto copy ijazah dan KTP, Phas photo, surat keterangan dari kelurahan dan sebagainya. Seleksi kompetensi dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta akan program yang akan dipilih bisa dilakukan dengan menggunakan instrumen atau wawancara langsung. Agar kompetensi benar-benar terdeteksi dengan baik maka instrumen perlu dipersiapkan dengan baik yang dilengkapi dengan panduan penilainnya sedangkan jika menggunakan metode wawancara sebaiknya juga dilengkapi dengan panduan wawancara sehingga hasil wawancara bisa benar-benar menggambarkan kompetensi peserta. Seleksi calon peserta didik penting dilakukan untuk mengetahui 2 hal : Mengukur kemampuan peserta didik apakah mempunyai cukup kemampuan untuk mengikuti program yang ingin diikuti. Mengetahui minat dan bakat peserta didik.

3. Perkembangan Peserta didikIdealnya setiap lembaga Pendidikan mempunyai target jumlah peserta didik yang harus diperoleh dalam setiap tahunnya. Jumlah peserta didik minimal yang harus diperoleh dalam setiap digunakan untuk mengetahui batas minimal biaya yang harus digunakan untuk menutup operasional lembaga dan setelahnya untuk mengetahui sejauhmana keuntungan yang harus diperoleh. Oleh karena itu untuk sekedar bertahan di bisinis pendidikan, lembaga pendidikan harus mengetahui dan menargetkan batas minimal peserta didik yang harus diperoleh dalam satu tahun anggaran.Lembaga pendidikan yang berkembang atau berkinerja baik harus menunjukkan grafik statistik naik. Sebaliknya LKP yang tidak berkembang menunjukkan grafik perkembangan yang statis, fluktuatif atau bahkan menurun. Agar bisa menunjukkan grafik yang positif sebaiknya LKP menargetkan jumlah peserta didik yang tinggi setiap tahunnya dan mampu melampaui batas margin biaya operasional. Untuk mencapai target yang ditetapkan harus dilakukan dengan strategi pemasaran yang baik dan terencana.Namun target peserta didik yang harus diperoleh juga harus mempertimbangkan kapasitas ruang, peralatan dan sumber daya manusia, sehingga proses KBM bisa berlangsung dengan baik.

4. Kelulusan peserta didikJumlah peserta yang mengikuti pendidikan harus dijaga dengan baik sampai mereka benar-benar bisa menuntaskan belajarnya dan bisa mencapai seluruh kompetensi yang ditetapkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak dapat melanjutkan program belajarnya, antara lain : Ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran Ketidakmampuan untuk membayar biaya pendidikan Masalah pribadi peserta didik yang bisa disebabkan oleh ketidakcocokan dengan metode pelajaran yang diterapkan, hubungan pribadi dengan sesama peserta kursus, instruktur, karyawan dan sebagainya.Berbagai permasalahan tersebut harus bisa diatasi oleh pengelola LKP agar setiap siswa dapat menuntaskan beban belajarnya berdasarkan akar permasalahan. Sebuah LKP yang berkinerja baik memiliki angka DO peserta didik yang kecil atau bahkan nihil. 5. PenempatanPelanggan yang datang ke lembaga kursus mempunyai berbagai macam motivasi, bagi mereka yang datang untuk sekedar tahu, hobi dan peningkatan karier memiliki sedikit permasalahan. Artinya kalau mereka sudah selesai mengikuti program kursus atau pelatihan tugas lembaga kursus telah selesai. Namun bagi mereka yang ingin meningkatkan kompetensi yang bisa digunakan untuk mencari pekerjaan sesuai dengan bidang kursusnya LKP memilki tanggung jawab moral untuk tidak sekedar memberikan informasi lowongan kerja melainkan bisa dicarikan atau disalurkan bekerja pada dunia usaha atau dunia industri. Kalau hal ini bisa dilakukan maka LKP memiliki citra yang baik di mata pelanggan dan ke depan secara tidak langsung akan menjadi modal untuk memasarkan lembaga yang sangat potensial.

6. KerjasamaDalam menjalankan usaha di bidang pendidikan, LKP tidak dapat berdiri sendiri, melainkan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama dalam penyaluran lulusan. Lulusan LKP yang ingin bekerja sebisa mungkin disalurakan baik kepada dunia usaha maupun ke dunia industri. Ada 2 jenis kerjasama yang dilakukan oleh LKP yaitu :a. Kerjasama rekruitmenKerjasama rekruitmen adalah kerjasama yang diselenggarakan oleh LKP dengan DUDI dalam rangka penyaluran alumni ke perusahaan atau unit usaha. Kerjasama bisa berjalan secara insidental atau secara kontinyu yang multiyears. Sebagai ikatan kerjasama kedua belah pihak sebaiknya dibuatkan MoU.b. Kerjasama pemaganganDalam rangka meningkatkan mutu lulusan peserta didik perlu dimagangkan ke DUDI. Tujuan pemagangan dimaksudkan untuk memperoleh pengalaman nyata yang dapat memperkaya pengalaman dan dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja. Sebagai ikatan kerjasama kedua belah pihak sebaiknya dibuatkan MoU bidang pemagangan.

7. Pelayanan AlumniHubungan dengan peserta didik yang sudah tuntas belajar (alumni) sebaiknya tidak hanya sebatas mereka selesai menyelesaikan kursus dan pelatihannya. Sebenarnya alumni dapat digunakan sebagai perpanjangan tangan LKP dalam mempromosikan lembaga. Oleh karena itu hubungan yang baik sebisa mungkin tetap terus terjaga melalui program layanan alumni. Layanan alumni bisa berwujud berbagai bentuk informasi lowongan pekerjaan, bursa kerja, konsultasi tes saringan kerja, penyaluran kerja, bantuan modal dan bimbingan usaha, succes story, sekedar pembuatan album kenangan, temu alumni, bimbingan karir. Pengelola LKP juga bisa memanfaatkan internet sebagai sarana temu alumni seperti membuat website LKP dan group di jejaring sosial dan membuatkan account kepada alumni. Bagi mereka yang ingin berusaha mandiri sebisa mungkin LKP memberikan pendampingan usaha. Bentuk pendampingan usaha bisa berbentuk konsultasi bisnis, bantuan teknis pekerjaan dan sebagainya.

8. PenghargaanSalah satu cara untuk meningkatkan citra lembaga dapat diperoleh dengan mengikuti perlombaan-perlombaan dengan melibatkan lembaga baik yang diikuti oleh pengelola, instruktur dan peserta didik. Dengan pernghargaan yang diperoleh secara tidak langsung keberadaan lembaga akan dikenal oleh masyarakat. Perlombaan yang diikuti baik itu tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional ataupun internasional. Melalui perlombaan tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan promosi yang sangat besar kepada masyarakat. Bentuk penghargaan lain yang dapat diperoleh adalah dengan mengajukan akreditasi baik itu program atau lembaga ke BAN-PNF. Agar dalam mengikuti setiap perlombaan dapat peroleh hasil yang maksimal, pengelola LKP sebaiknya merencanakan program peningkatan prestasi lembaga dengan baik. Pembinaan prestasi dapat dilakukan dengan mengadakan perlombaan-perlombaan intern di lembaga baik itu bidang olah raga, seni ataupun bidang kecakapan vokasional sesuai dengan bidangnya.

9. Program Aksi SosialSetiap LKP sebaiknya menyadari bahwa bisnis di bidang pendidikan tidak dapat eksis di mata masyarakat tanpa adanya dukungan dari masayarakat sekitar. Oleh karena itu sebaiknya LKP mengadakan program aksi sosial sehingga masyarakat di sekitar lembaga akan memperoleh manfaat dari keberadaan lembaga yang akhirnya secara tidak langsung dapat menjadi ajang promosi yang efektif kepada masyarakat.Program aksi sosial yang dapat dilakukan antara lain dengan mengadakan kegiatan kerja bakti lingkungan, donor darah, memberikan sumbangan kepada tempat ibadah di sekitar lembaga dan sebagainya. Program aksi sosial sebaiknya dirancang per tahun, dianggarkan dan menjadi agenda rutin.

E. Kerangka Model

INPUTPROSESOUTPUTImplementasi Manajemen MutuPeningkatan Kinerja PemasaranMeningkatnya Jumlah peserta DidikMeningkatnya Pelayanan alumniMarketing PlanDoCheckActionOrientasi Pelaksanaan Tindak lanjut dan PerbaikanMeningkatnya KerjasamaMeningkatnya Citra LKP Jumlah peserta didik rendahJumlah keterserapan alumni rendahCitra LKP belum terbentukRendahnya tingkat kerjasamaManajemen MutuTugas dan JabatanStandar mutuEvaluasi dan monitoringStrategic Plan

BAB IIISTANDAR MUTU PEMASARAN

A. Standar Sarana dan PrasaranaDalam melaksanakan pemasaran diperlukan sarana prasarana yang dapat mendukung kegiatan pemasaran. Prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pemasaran :1. Sarana Gedung yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional lembaga, lebih diutamakan yang berlokasi strategis dan mempunyai tampilan yang menarik. Mempunyai ruang untuk KBM dan praktek. Mempunyai ruang resepsionis (front office) untuk pelayanan pengunjung2. Prasarana Mempunyai sarana KBM seperti almari, meja, kursi dan papan tulis. Mempunyai sarana untuk praktek sesuai dengan program keahlian. Mempunyai sarana promosi seperti booklet, leaflet, brosur, spanduk dan sebagainya. Lebih diutamakan mempunyai laptop dan LCD untuk mendukung promosi ke sekolah, instansi, dan sebagainya. Mempunyai sarana untuk administrasi perkantoran seperti komputer dan printer. Mempunyai rak dilengkapi dengan filling kabinet/ map untuk mengelola dokumen/ administrasi

B. Standar SDMDukungan sumber daya manusia diperlukan agar jalannya pemasaran dapat berjalan sesuai dengan mestinya. Pengelola harus pandai dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Sebaiknya ada bagian / bidang pemasaran yang secara khusus untuk menangani kegiatan pemasaran. Namun jika tidak ada pengelola dapat menggunakan semua staf termasuk instruktur yang dimiliki untuk membantu bidang pemasaran bahkan peserta didik pun bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pemasaran lembaga. Agar semua operasional lembaga bisa berjalan dengan baik, perlu pengaturan jadwal kegiatan yang baik.Jika pengelola ingin merekrut petugas pemasaran sebaiknya memenuhi kualifikasi yang baik seperti :1. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik2. Mempunyai etos kerja yang tinggi3. Berpenampilan menarik4. Diutamakan mampu menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi yang akan mempermudah mobilitas pemasaran.5. Diutamakan mempunyai wawasan dan jaringan yang luas

C. Standar Pengelolaan Peserta Didik1. Penjaringana. LKP memiliki media promosi kepada masyarakat melalui berbagai media. Dalam melakukan promosi dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi jangkauan pemasaran. Dilihat dari efisiensi dan efektifitasnya media promosi yang paling baik adalah :1) Media Internet : berbagai media internet bisa digunakan sebagai media promosi yang efekti seperti membuatkan website, blog, wordpress. Konten penggunaan media ini bisa lebih lengkap karena bisa dibuat berbagai pages atau links yang bisa diakses oleh pelanggan. Data yang bisa disajikan bisa antara lain profil lembaga (nama, akta notaris, NILEK, sejarah berdiri dll), Program pendidikan, syarat dan biaya pendidikan, informasi lowongan kerja, pendaftaran secara online, konsultasi usaha, mitra kerja, denah lokasi, succes story peserta didik dan sebagainya. 2) Media jejaring sosial bisa digunakan sebagai media promosi seperti Facebook, twitter dan sebagainya. Media ini mempunyai jangkauan yang sangat luas namun informasi yang bisa dibagikan sangat terbatas.3) Televisi merupakan media pemasaran yang cukup efektif dan berdaya jangkau luas, namun sayangnya biaya untuk beriklan di televisi relatif mahal. 4) Media pemasaran berikutnya yang memiliki daya jangkau luas adalah radio. Iklan radio memiliki karakteristik yang khas yaitu hanya dapat didengar melelui audio (suara) saja yang merupakan perpaduan dari kata-kata (voice), musik dan sound effect. Berbagai informasi yang disajikan antara lain profil lembaga, program belajar, syarat dan biaya pendaftaran, keunggulan program yang diambil.5) Media cetak baik itu koran, majalah dan sebagainya. Berbagai jenis iklan yang dapat digunakan misalnya iklan baris, kolom, advertorial dan display. Semakin tinggi space yang dipakai semakin tinggi biaya yang dikeluarkan namun daya tariknya pun akan semakin kuat.6) Brosur, pamflet, leaflet, spanduk, poster, baliho, banner, megatron, billboard atau katalog. Masing-masing media di atas mempunyai karakteristik yang berbeda sesuai dengan media dan peruntukkannya.7) Media lain yang dapat digunakan untuk promosi yang efektif adalah mengadakan presentasi ke sekolah-sekolah, masyarakat, asosiasi dan komunitas tertentu. Agar pesan tersampaikan secara maksimal materi presentasi perlu dibuat dengan menarik, memilih orang yang tepat untuk presentasi dan pemilihan waktu yang tepat untuk presentasi.8) Mengadakan lomba-lomba dengan mengundang sekolah atau masyarakat umum untuk hadir di LKP. Melalui kegiatan ini masyarakat akan mengetahui keberadaan LKP.9) Memberikan potongan biaya pendidikan bagi peserta didik yang bisa mengajak temannya untuk belajar di LKP.10) Pemberian bonus kepada siapa saja yang mau menarik pelanggan untuk mengikuti kursus.Kegiatan promosi sebaiknya tidak hanya menggunakan satu media promosi, semakin banyak media promosi yang digunakan maka semakin besar kemungkinan peserta didik banyak diperoleh. Setiap kegiatan promosi didokumentasi dengan baik sebagai laporan dan evaluasi pemasaran di masa-masa yang akan datang.b. LKP memiliki jadwal promosi yang direncanakan dengan baik setiap tahunnya. Jadwal promosi dirancang minimal memuat 5 w dan 1 h, yaitu :1) Why, mengapa perlu dilakukan promosi? Agar lebih operasional sasaran Jumlah peserta didik minimal yang akan menjadi target dalam pemasaran digunakan sebagai acuan. 2) Who, siapa yang harus melakukan promosi? Siapa saja sasaran yang akan menjadi target? Siapa saja mitra yang membantu dalam mempromosikan lembaga?3) What, apa saja yang sarana yang dibutuhkan untuk melakukan promosi lembaga?4) Where, dimana promosi tempat yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pemasaran? 5) When, kapan promosi yang paling efektif dilaksanakan ?6) How, bagaimana prosedur atau tata cara memasarkan lembaga secara efektif dan efisien? Bagaimana/ berapa dana yang diperlukan ?Jadwal menjadi pedoman bagi divisi pemasaran untuk melaksanakan kegiatan pemasaran. c. Lembaga kursus dan pelatihan memiliki formulir pendaftaran yang dapat digunakan untuk menggali informasi yang mendalam biodata peserta didik. Formulir pendaftaran minimal berisi tentang : nomer pendaftaran, nama peserta didik, tempat lahir, tanggal lahir, pendidikan, program kursus yang diambil, kelas, jadwal pelajaran, lampiran pendaftaran dan informasi memperoleh program kursus. Formulir pendaftaran bukanlah buku induk namun data yang ada dalam pendaftaran dapat digunakan sebagai data dasar pembuatan buku induk. Formulir pendaftaran didokumentasikan dengan baik.

Bagaimana membuat media promosi dan mempromosikan yang efektif dalam Pemasaran LKP dapat dilihat secara detail dalam Pedoman Promosi LKP

2. Seleksi LKP memilki metode menyeleksi peserta didik yang dapat digunakan untuk mengetahui kompetensi, minat dan bakat peserta didik. Bentuk penyeleksian ada dua yaitu menggunakan seleksi administrasi dan seleksi kualifikasi dan kompetensi. LKP memiliki lembar atau petunjuk seleksi administrasi yang terdiri dari berbagai syarat agar diterima di program kursus dan pelatihan yang dikendaki. Petunjuk seleksi administrasi antara lain berisi misalnya persyaratan ijazah terlegalisir, foto copy KTP atau akte kelahiran, tes kesehatan, ijin orang tua/istri/suami dan lain-lain tergantung dari jenis kursus yang dikehendaki. Bagi mereka yang kurang mampu namun berminat untuk mengikuti kursus surat keterangan tidak mampu dari desa/kelurahan mungkin diperlukan sebagai bentuk aksi sosial lembaga kepada masyarakat umum. Jika LKP menggunakan teknik wawancara untuk menggali minat dan bakat siswa, LKP sebaiknya memiliki panduan wawancara yang digunakan untuk mewancarai siswa. Jika LKP ingin menggunakan tes atau instrumen untuk mengukur kompetensi, minat dan bakat calon peserta didik, maka sebaiknya LKP menyusun dan menstandarkan lembar instrumen atau tes tersebut dan digunakan secara berkala untuk mengukur kemampuan awal siswa. Bentuk isntrumen bisa berupa tes potensi akademik, tes kesehatan (misal untuk buta warna) dan tes pengetahuan. Praktek atau demonstrasi mungkin digunakan untuk mengukur kemampuan calon peserta didik misalnya kenaikan tingkat dari level I ke level II atau mahir ke ahli. Jika ini digunakan LKP sebaiknya memiliki lembar atau petunjuk praktek atau demonstrasi. Ketika alat evaluasi digunakan untuk menyeleksi peserta didik, hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar penempatan atau pengelompokkan peserta didik sesuai dengan program yang dikehendaki atau sesuai. Hasil evaluasi didokumentasikan dengan baik sebagai dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

3. Statistik Perkembangan Peserta didik LKP memiliki data siswa yang didokumentasikan baik di dalam buku induk peserta didik. LKP memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan KBM dengan baik. Data perkembangan sarana juga didokumentasikan dengan baik. LKP memiliki SDM yang memadai untuk berlangsungya proses KBM dan penyelenggaraan kursus. Data perkembangan SDM didokumentasikan dengan baik. LKP memiliki target pencapaian siswa yang harus diperoleh untuk menutup biaya operasional dan memperoleh profit dari jasa pendidikan yang diberikan. Setiap tahun LKP membuat laporan perkembangan peserta didik berdasarkan jumlah siswa yang mendaftar dan mengikuti kursus dan pelatihan. Dari 5 poin di atas LKP dapat membuat tabel atau grafik yang menggambarkan perkembangan peserta didik berdasarkan pencapaian target, kapasitas dan jumlah peserta yang mengikuti kursus dan pelatihan. Data perkembangan siswa dapat digunakan oleh pengelola LKP sebagai bahan untuk mengambil keputusan, merubah strategi pemasaran dan pencitraan lembaga.4. Kelulusan Peserta Didik LKP memiliki kiat-kiat agar siswa mampu menuntaskan beban belajarnya dan mencapai kompetensi yang diinginkan. LKP membuatkan sertifikat atau surat keterangan telah selesai mengikuti kursus dan pelatihan yang dilampiri oleh hasil uji kompetensi. Bagi mereka yang sudah terakreditasi bisa membuatkan sertifikat kursus dan pelatihan. LKP mempunyai jalinan kerjasama dengan TUK dan LSK untuk memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti uji kompetensi. LKP mempunyai data peserta didik yang telah lulus dan didokumentasikan dengan baik. Data peserta didik yang telah lulus digunakan sebagai bahan untuk menyusun grafik atau tabel perkembangan kelulusan yang disajikan dan dipresentasikan dengan menarik. Data perkembangan kelulusan siswa dapat digunakan oleh pengelola LKP sebagai bahan untuk mengambil keputusan, merubah strategi pemasaran dan pencitraan lembaga

5. Penempatan LKP mempunyai data dan informasi DUDI yang menyediakan lowongan pekerjaan. LKP memiliki jaringan pemasaran alumni yang mantap dengan pola kerjasama yang saling menguntungkan. LKP memiliki data siswa yang disalurkan ke DUDI. Data yang terserap oleh DUDI dibuat table ataupun grafik yang menunjukkan perkembangan keterserapan alumni oleh DUDI. Data siswa yang disalurkan didokumentasikan dengan baik sehingga dapat digunakan oleh pengelola sebagai bahan mengambil keputusan, merubah staregi pmasran dan pencitraan lembaga.

Bagaimana membuat menyeleksi peserta didik kursus dan pelatihan dapat dilihat secara detail pada Pedoman Seleksi Kursus dan Pelatihan

D. Standar Pengelolaan KerjasamaLKP mempunyai berbagai kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan antara lain : Mengadakan job fair atau bursa kerja dengan mengundang dunia usaha dan industri yang disponsori oleh LKP sekaligus sebagai promosi lembaga kepada masyarakat umum. Informasi lowongan pekerjaan Di samping itu selama proses kursus dan pelatihan sebaiknya diadakan pengayaan untuk memotivasi peserta didik seperti Mendatangkan alumni kursus yang telah sukses dalam berkerja dan berkarir Memberikan Job Training Latihan-latihan psikotest, mendatangkan user ke lembaga Pembinaan, motivasi dan bimbingan disela-sela pelajaran; dan Kalau mampu memberikan pelatihan-pelatihan tambahan yang bersertifikat.Namun alangkah baiknya LKP memiliki jaringan kerjasama penyaluran alumni ke dunia usaha dan dunia industri dalam bentuk kerjasama rekruitmen dan pemagangan.a. Kerjasama Rekruitmen1) LKP memiliki jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan industri baik yang ada di sekitar lokasi LKP maupun yang ada jauh dari lokasi LKP.2) LKP memiliki MoU kerjasama dengan DUDI. MoU berisi kesepakatan yang mengatur antara LKP sebagai pihak penyedia tenaga kerja (supplier) dan DUDI yang akan memakai tenaga kerja tersebut (demand user). 3) LKP menyalurkan lulusan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani.4) LKP memiliki dokumen penyaluran alumni yang dapat digunakan untuk penelusuran jejak alumni dan success story.b. Kerjasama Pemagangan1) LKP memiliki program pemagangan peserta didik kursus dan pelatihan.2) LKP memiliki jaringan DUDI yang akan bersedia sebagai tempat magang peserta didik.3) LKP memiliki MoU kerjasama pemagangan dengan DUDI4) LKP memangangkan peserta didik ke DUDI.5) LKP memiliki dokumen pemagangan ke DUDI yang dilengkapi dengan laporan magang, sertifikat magang dan penilaian hasil magang yang dikeluarkan oleh tempat magang.

Bagaimana menjalin kerjasama dengan DUDI dapat dilihat selengkapnya dalam Pedoman Menjalin Kerjasama LKP dengan DUDI

E. Standar Pengelolaan Alumni1. LKP memiliki layanan yang terkait informasi ketenagakerjaan,2. LKP melakukan penelusuran tamatan, promosi perusahan yang bekerjasama, menjalin kerjasama dengan semua pihak dan 3. LKP membantu program pendidikan dan pengembangan SDM alumni misalnya melalui layanan konseling bisinis.4. LKP memiliki bentuk layanan alumni lain misalnya arisan yang disertai pembinaan, pendampingan usaha dan lain lain yang diddokumentasikan dengan baik sehingga dapat digunakan untuk bahan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Bagaimana memberikan pelayanan kepada alumni dapat dilihat secara mendetail dalam Pedoman Pelayanan AlumniF. Standar Pengelolaan Prestasi1. AkreditasiLKP memiliki sertifikat akreditasi baik itu yang program atau lembaga yang dikeluarkan oleh BAN-PNF.2. Prestasi LembagaLKP mengikuti kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan baik itu tingkat regional kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, Nasional ataupun internasional yang diwakili oleh lembaga dan menjadi juara. Kejuaraan yang diikuti sesuai bidang kursus yang ditekuni ataupun yang berupa program pendukung.3. Prestasi SDMLKP mengikuti kejuaraan yang diikuti baik oleh Pengelola, instruktur ataupun peserta didik dan menjadi juara di tingkat kecamatan, kabupaten /kota, propinsi, nasional ataupun internasional.

Bagaimana tata cara persyaratan mengajukan akreditasi ke BAN-PNF dapat dilihat dalam Pedoman Akreditasi Lembaga dan Program

G. Standar Program CSR1. LKP memiliki program aksi sosial yang direncanakan dan diselenggarakan rutin tiap tahunnya.2. LKP memiliki dokumentasi program aksi sosial

Bagaimana menyelenggarakan program CSR dapat dilihat secara detail dalam Pedoman Penyelenggaraan Program CSR bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan

H. Standar Pengelolaan DokumenAgar semua kegiatan dapat berjalan dengan baik, LKP perlu memiliki dokumentasi pemasaran yang baik. Format dokumen ditsandarkan oleh lembaga yang dapat merekam dan mempermudah kegiatan pemasaran. Dokumen yang harus dimiliki misalnya : data induk peserta didik, data mitra sekolah/instansi pemasaran, data peyaluran alumni, data prestasi lembaga dan data program CSR.

Bagaimana mengelola dokumen yang baik dapat dilihat secara detail dalam Pedoman Pengelolaan Dokumen bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan

BAB IVIMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU

Manajemen mutu bukan sekedar hanya sekedar kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi lembaga. Manajemen mutu memiliki tujuan yang sangat besar yaitu meningkatkan kinerja lembaga. Dokumen hanyalah alat kontrol yang dapat digunakan untuk mengendalikan setiap kegiatan. Oleh karena itu manajemen mutu harus dijalankan dengan benar, pelaksanaan manajemen mutu pemasaran LKP dapat dilaksanakan sebagai berikut :

Pelaksanaan PemasaranPembagian dan Orientasi Tugas dan TargetTOP MANAJERMARKETING PESERTA DIDIKPerencanaan Man, money , material, method, measurements, machineMARKETING ALUMNIMonitoring dan EvaluasiAnalisis SWOT dan biayaAnalisis Kebutuhan pasar KerjaJaringan KemitraanPelaksanaan PemasaranAnalisis pasar peserta didikInformasi dan Penyaluran Kerja DU/DIPenelusuran AlumniLayanan AlumniPerencanaan Man, money , material, method, measurements, machineEvaluasi PemasaranEvaluasi PemasaranTindak lanjut dan PerbaikanJaringan KemitraanIntesitas dan DiversivikasiPromosiProgram Prestasi dan CSR

A. Analisis SWOT dan BiayaAnalisis SituasiSebelum melakukan pemasaran sebaiknya pengelola kursus melakukan berbagai analisis sistuasi yang berkaitan dengan strategi pasar yang akan ditempuh. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Opportunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu. Kekuatan dan Kelemahan berasal dari faktor internal LKP, sedangkan ancaman dan kesempatan merupakan faktor eksternal dari LKP. Indentifikasi ini sangat penting untuk mengetahui potensi diri sebagai dasar perencanaan pemasaran LKP. 7 p aspek utama dalam analisis SWOT.1. Potensial Kekuatan Internal a. Place Lokasi LKP menguntungkan karena berada di tempat yang strategis, dekat dengan keramaian, sekolah, industri, mudah dijangkau dan dilihat. Tampilan gedung yang menarik, kebersihan, keindahan.b. Produk/ program LKP Program kursus dibutuhkan oleh pasar kerja Kepercayaan dan respek pada lembaga, produk/ program atau brand image sudah terbangun.c. Promotion Mempunyai jaringan pemasaran yang sudah terbangun dengan sekolah, komunitas Aliansi dengan perusahaan/ dunia usaha . Kemampuan pemasaran yang lebih baikd. Price Harga yang lebih murah Kepemilikan sumberdaya keuangane. People Karyawan yang berkomitmen Instruktur memenuhi kualifikasi dan kompetensif. Physical evidence Fasilitas yang lengkap dan up to date g. Process Kelengkapan instrumen KBM Proses/ system managament yang terstandar2. Potensial Kelemahan Internal a. Place Lokasi LKP kurang strategis. Tampilan gedung tidak menarik, kurang bersih dan kotor.b. Produk/ program LKP Program kursus sudah ketinggalan jaman, kurang dan dibutuhkan oleh DUDI Kepercayaan dan respek pada lembaga, produk/ program atau brand image lemah.c. Promotion Kurang dalam melakukan promosi. Alat promosi yang kurang variatif Tidak mempunyai jaringan dengan perusahaan/ dunia usaha Kemampuan pemasaran yang rendahd. Price Harga yang lebih mahal Modal terbatase. People Pengelolaan karyawan stand alone (dikerjakan sendiri) Karyawan yang kurang berkomitmen Instruktur memenuhi tidak memenuhi kualifikasi dan kompetensif. Physical evidence Fasilitas yang tidak lengkap dan up to date g. Process Instrumen KBM tidak lengkap Proses/ system managament yang tidak terstandar3. Potensial Peluang Eksternal Pertumbuhan pasar yang terus meningkat Lembaga pesaing yang sudah merasa puas diri Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah Terbukanya pemasaran luar negri Kecelakaan yang terjadi di lembaga pesaing Ditemukannya program baru yang lebih kompetitif Perubahan Peraturan pemerintah Teknologi baru Ekonomi yang meningkat Pergantian demografi Peluang aliansi dengan perusahaan lain Penolakan akan substisusi produk/program Perubahan metode pemasaran4. Potensial Ancaman Eksternal Masuknya kompetitor asing Pengenalan produk/program subtitusi baru Daur hidup produk/progam pada saat penolakan Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen dan DUDI Kepercayaan Konsumen yang berkurang Lembaga pesaing mengadopsi strategi baru Peningkatan peraturan pemerintah Ekonomi yang mengalami penurunan Teknologi baru Perubahan demografi Lemahnya kinerja lembaga/perusahaan aliansiKemudian dari analisis tersebut kemudian dapat digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepStrategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal. Terdapat 3 elemen pokok menurut Fandy Tjiptono (2006) dalam strategi pemasaran : a. Konsumen Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka. b. Pesaing Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih ke pesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka. c. Perusahaan Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).

Bagaimana Menyusun Analisis SWOT akan dibahas secara mendetail dalam Pedoman Analisis SWOT Lembaga Kursus dan Pelatihan

Analisis BiayaAnalisis biaya diperlukan untuk mengetahui biaya operasional yang harus dipikul lembaga kursus agar bisa berjalan sesuai dengan fungsinya. Analisis biaya sangat penting sehingga lembaga mempunyai target yang harus dibebankan kepada divisi pemasaran jumlah minimal peserta didik yang harus diperoleh dalam satu tahun anggaran. Pengelola juga harus mengetahui secara jelas produk utama yang harus dipenuhi dan secara jeli berusaha untuk mengambil keuntungan dari berbagai penghasilan sampingan yang ditimbulkan dari usaha pendidikan kursus dan pelatihan. Produk utama yang memberikan profit adalah peserta didik, sedangkan produk sampingan yang mungkin dihasilkan misalnya persewaan ruang belajar dan alat kursus, kerjasama uji kompetensi dengan berbagai lembaga, penerimaan fee dari DUDI sebagai kompensasi dari penyaluran kerja dan sebagainya.Pengelola juga harus jeli menghitung pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan dalam satu tahun misalnya biaya gaji karyawan, instruktur, listrik dan air, penyusun modal (peralatan dan tempat), pajak, dana sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Setelah mengetahui berbagai komponen pembiayaan maka pengelola bisa menghitung target biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional dalam satu tahun dan keuntungan yang akan diperoleh. Target inilah yang nantinya akan menjadi beban bagi seluruh komponen dalam lembaga pendidikan utamanya pada divisi pemasaran untuk mencapainya. Bagaimana cara menghitung operasional usaha dan target yang dibebankan kepada divisi marketing akan dibahas dalam panduan model

Bagaimana menghitung BEP, biaya operasional lembaga kursus dan pelatohan akan dibahas secara mendetail dalam Pedoman Mengitung Operasional Lembaga Kursus.

B. Pembagian Tugas

Top ManagerMembagi tugasAnalisis situasiMenetapkan targetMengendalikan kegiatanDivisi Marketing Peserta DidikAnalisis SituasiPerencanaan PemasaranMemasarkan programEvaluasi proses dan hasilStruktur organisasi LKP secara keseluruhan lebih kompleks. Struktur LKP biasanya terdiri dari Ketua pengelola/penyelenggara, bendahara, sekretaris, bagian pelayanan pelanggan, bagian KBM/akademis, bagian pengembangan program dan bagian pemasaran. Masing-masing bagian mempunyai tugas tertentu, pada bagian ini masalah dibatasi pada bagian pemasaran. Ketua pengelola dan Manajer pemasaran merupakan top manager yang bertugas sebagai pengendali kegiatan pemasaran. Pemasaran dibagi 2 sub divisi lagi yaitu pemasaran peserta didik dan pemasaran alumni. Tugas masing-masing divisi dapat dilihat dalam bagan di bawah ini :

Divisi Marketing AlumniAnalisis situasiJaringan KemitraanInformasi PenyaluranTelusur alumniLayanan alumni

Evaluasi proses dan hasil

Setelah Top manager mendisposisikan tugasnya ada baiknya diadakan orientasi pelaksanaan tugas sehingga ada kesamaan komitmen. Melalui orientasi ini top manager juga bisa memberikan motivasi dan doktrin untuk bekerja giat mencapai target yang diemban demi kemajuan lembaga, keluarga, bangsa dan negara.

Bagaimana memberikan motivasi, semangat untuk mencapai tujuan akan dibahas lengkap dalam Pedoman Motivasi Bekerja

C. Perencanaan PemasaranBerdasarkan analisis SWOT tentang kondisi bisnis kursus dan pelatihan dan analisis biaya yang sudah dilakukan, top manager bisa menentukan arah, sasaran, metode dan target yang harus dicapai oleh bagian pemasaran. Kemudian berdasarkan keputusan top manager tersebut divisi marketing menindaklanjuti dengan perancanaan intern divisi marketing yang hasilnya kemudian dikonsultasikan lagi dengan top manager untuk mendapatkan persetujuan sesuai degan kemampuan lembaga.4. Divisi Marketing Peserta DidikDivisi marketing ditujukan untuk mencari calon didik sebanyak-banyaknya untuk bergabung dan mengikuti kursus dan pelatihan melalui kegiatan-kegiatan promosi. Perencanaan promosi menyangkut a. ManDidefinisikan sebagai : Siapa sasaran yang menjadi target (segementasi pasar yang dibidik) Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanan tugas pemasaran, cara perekrutan mekanisme kerja dan sebagainya. Mitra kerja yang terlibat dalam pemasaran. b. Money Berapa biaya yang diperulukan? Perincian biaya yang digunakan, volume, satuan, harga total, mekanisme, pembukuan dan laporan.c. MaterialMedia apa saja digunakan untuk melakukan promosi? Bagaimana cara membuatnya? Konten apa saja yang harus ada dalam kegiatan promosi ?d. MethodBagaimana cara melakukan pemasaran ? e. MeasurementsUkuran dan alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pemasaran?f. MachineAlat apa saja yang digunakan untuk melakukan pemasaran? Transportasi, alat pendukung laptop, LCD dan lain-lain.5. Divisi Marketing Lulusan a. ManSiapa saja yang terlibat dalam pemasaran? Mitra kerja? DUDI?b. Money Berapa biaya yang diperulukan? Perincian biaya yang digunakan, volume, satuan, harga total, mekanisme, pembukuan dan laporan c. MaterialBahan-bahan apa saja yang digunakan untuk pemasaran / penyaluran alumni?d. MethodBagaimana cara melakukan pemasaran ? e. MeasurementsUkuran dan alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pemasaran?

f. MachineAlat apa saja yang digunakan untuk melakukan pemasaran?

Bagaimana menyusun rencana kerja akan dibahas secara mendetail dalam Pedoman Perencanaan LKP

D. Implementasi PerencanaanTahap implementasi adalah merupakan tahap pelaksanaan dari rencana pemasaran yang telah disusun untuk jangka waktu tertentu. Agar rencana pemasaran berjalan lancar, maka perlu dilakukan sosialisasi rencana pengembangan kepada seluruh karyawan. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman yang sama kepada seluruh karyawan tentang : (1) rencana pengembangan yang akan dilakukan; (2) standar mutu yang akan dicapai; (3) upaya upaya yang dilakukan untuk mencapai standar tersebut dan (4) bagaimana menilai dan menganalisis kemajuan kemajuan yang dicapai. Untuk menjamin pelaksanaan agar berjalan sesuai rencana dan tercapai tujuan yang telah ditetapkan maka LKP harus memperhatikan hal-hal berikut:1. Perlu ada pengawasan secara intensif dari top manager agar pelaksanaan rencana dan perbaikan yang sudah dirancang benar-benar dilakukan dengan baik.2. Perlu ada komitmen bersama antara pimpinan dan seluruh karyawan untuk mencapai kriteria mutu yang sudah ditetapkan.3. Perlu ada tindak lanjut berupa arahan, masukan, pemecahan masalah secara dini oleh pimpinan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan4. Perlu ada pertemuan berkala antara pimpinan dan karyawan untuk membahas masalah/kesulitan saat proses perbaikan.5. Top manager perlu melakukan penilaian kinerja karyawan dalam mencapai mutu yang diteapkan dan memberikan umpan balik dalam bentuk reward and punishment.

E. Evaluasi dan MonitoringUntuk mengetahui penyimpangan yang terjadi sedini mungkin, perlu dilakukan monitoring dan pembinaan selama tahap pelaksanaan. Monitoring bertujuan untuk mengetahui kendala dan penyimpangan yang terjadi sehingga secepatnya dapat diatasi. Prinsip monitoring yang harus dijunjung tinggi yaitu menyeluruh dan berkesinambungan . Menyeluruh artinya bahwa aspek yang dimonitor mencakup semua dimensi yang sedang diperbaiki /dikembangkan sesuai rencana. Berkesinambungan artinya bahwa pemantauan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus.Monitoring dilakukan oleh top manajer LKP secara berkala bisa seminggu sekali, 2 minggu sekali, sebulan sekali untuk mengetahui sejauhmana target pemasaran sudah tercapai, serta memecahkan permasalahan-permasalan selama pelaksanaan pemasaran dan alternatif-alternatif yang dapat ditempuh jika target pasar tidak tercapai. Catatan-catan terhadap pelaksanaan pemasaran didokumentasikan dengan jelas agar bisa digunakan sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. .

Bagaimana melaksanakan Evaluasi dan Monitoring akan dibahas secara mendetail dalam Pedoman Evaluasi dan Monitoring Program LKP

F. Tindak Lanjut dan PerbaikanA. Perbaikan program Melalui sistem monitoring dan evaluasi yang benar pengelola LKP atau manajer pemasaran akan mengetahui sejauhmana keberhasilan pemasaran yang telah dilakukan. Sebagai rujukan keberhasilan adalah tercapainya target pemasaran berdasarkan standar waktu dan biaya yang telah direncanakan sebelumnya. Ketika target tidak tercapai top manager harus segera mengevaluasi akar permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target dan mengambil tindakan untuk memecahkan masalah tersebut. Tindakan yang dilakukan bisa dengan perbaikan sistem yang sudah ada, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM, peningkatan sarana dan prasarana pendukung dan sebagainya.. Tindakan yang mungkin ekstrim mungkin dengan menutup program kursus yang tidak bisa berkembang lagi, mengganti dengan program lain yang sejenis atau mengalihfungsikan sarana dan prasarana untuk kepentingan yang lebih komersil.

B. Reward and PunishmentKetika target sudah tercapai atau telah melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya, top manager sebaiknya memberikan reward yang sesuai kepada setiap karyawan yang berprestasi. Hal ini penting utuk meningkatkan kinerja karyawan. Reward yang diberikan dapat berupa pemberian bonus, promosi jabatan dan kenaikan gaji. Sebaliknya bagi mereka yang tidak memenuhi target yang telah ditetapkan bisa diberikan punishment yang sesuai tentu setelah melalui evaluasi mendalam dari pelaksanaan tugasnya. Sanksi yang diberikan bisa berwujud penghilangan bonus, rotasi kerja, pengurangan gaji dan pemecatan.

BAB IVPRINSIP DAN IMPLIKASI

A. PrinsipManajemen mutu pemasaran lembaga kursus dan pelatihan merupakan instrumen untuk meningkatkan kinerja pemasaran kursus dan pelatihan. Instrumen ini tidak akan ada artinya jika diterapkan hanya sebagai pelengkap dokumen lembaga sebagai syarat penilaian kinerja. Manajemen mutu lembaga kursus mempunyai tujuan yang sangat mulia yaitu sebagai pedoman untuk mengelola pemasaran LKP dengan baik, sehingga ke depan LKP mampu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan profit lembaga. Oleh karena itu implementasi model ini harus memperhatikan prinsip-prinsip :1. Berorientasi kepada kepuasan pelanggan2. Fokus pada pencapaian target3. Satu komitmen antara top manager dengan divisi di bawahnya4. Kemitraan/kolaborasi terutama dengan DUDI5. Continous improvement

B. ImplikasiModel ini akan lebih efektif diterapkan dalam meningkatkan kinerja di LKP jika :1. LKP memiliki pendanaan yang cukup untuk meningkatkan kinerja pemasaran termasuk di dalamnya biaya untuk peningkatan SDM, promosi dan penyaluran alumni.2. Pengelola LKP harus secara proaktif melakukan pembinaan kepada segenap karyawannya dalam rangka membangun komitmen bersama dalam meningkatkan kinerja lembaga.3. Pengelola LKP memiliki SDM yang cukup dengan pembagian kerja yang jelas, oleh karenanya model ini sulit diterapkan pada LKP yang diselenggarakan secara stand alone (dikerjakan sendiri).4. Pengelola LKP harus terus meningkatkan kompetensinya, mampu membaca peluang pasar, kreatif, inovatif dan proaktif dalam menyikapi kepuasan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Yamit, Zulian, 2001, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2009.Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Cet. 1. Hlm 335.

Mujamil Qomar. 2007.Manajemen Pendidikan Islam.Jakarta: Erlangga.

Direktorat PAUDNi, 2011,Penyusunan Model Alignment Index (A1) Lembaga Kursus dan Pelatihan, Jakarta

Dumiyati, Penerapan Stragetgi Pemasaran dan Pengembangan Wilayah Fungsional Bisnis Perguruan Tinggi, Jurnal Penelitian, http://ejournal.unirow.ac.id

http://ponpesaliman.blogspot.com/2011/08/manajemen-pemasaran-pendidikan.html

http://ererlanmuliadi.blogspot.com/2011/06/pemasaran-pendidikan.html