elearning.uui.ac.id · Web viewUltrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan...
Transcript of elearning.uui.ac.id · Web viewUltrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan...
MAKALAH
PERDARAHAN ANTEPARTUM : PLASENTA SIRKUMVALATA
NAMA :RAHMA WARDANINIM :181010510006
PRODI D-IV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah_nya penlis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “PENDARAHAN ANTEPARTUM:
PLASENTA SIRKUMVALATA” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah D IV Kebidanan tahun ajaran 2019.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dengan kesempurnaan tugas
yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan juga bagi kita semua.
Banda Aceh, 15 Mei 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan antepartum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, ruptura sinus marginalis, insertion valamentosa, plasenta sirkumvalata.
Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin.
Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam
penegakkan plasenta previa.
Plasenta Previa adalah suatu kesulitan kehamilan yang terjadi pada trimesters
kedua dan ketiga kehamilan. Dapat mengakibatkan kematian bagi ibu dan janin.
Ini adalah salah satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak pada
trimester kedua dan ketiga. Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai
implantation dari plasenta di dekat ostium interna uteri (didekat cervix uteri).
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatukelainan yang
berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,
sedangkan pada kehamilan tua disebut perdaraha antepartum. Perdarahan
antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan-lahir setelah kehamilan 28
minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu, biasanya lebih banyak dan
lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 28 minggu; oleh karena itu,
memerlukan penangan yang berbeda.
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta
umumnya kelainan serviks, biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada perdarahan
antepartum pertama-tama harus selalu dipikir bahwa hal itu bersumber pada
kelainan plasenta.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan IV, dan untuk mengetahui dan
memahami tentang pendarahan antepartum.
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Mengetahui batasan pendarahan antepartum pada kehamilan
B. Mengetahui dan memahami pendarahan antepartum yang
bersumber pada kelainan plasenta seperti :
1). Plasenta previa
2). Solusio plasenta
3). Insersio palamentosa
4). Ruptur sinusmarginalis
5). Plasenta sirkumvalata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu.
Perdarahan antepartum (APH) didefinisikan sebagai perdarahan dari jalan
lahir setelah 24 minggu (beberapa penulis mendefinisikan ini sebagai minggu ke-
20, yang lain sampai minggu 28) kehamilan. Hal ini dapat terjadi setiap saat
sampai tahap kedua persalinan selesai.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan,
yaitu usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Pada triwulan terakhir kehamilan
sebab-sebab utama perdarahan adalah plasenta previa, solusio plasenta dan
ruptura uteri. Selain oleh sebab-sebab tersebut juga dapat ditimbulkan oleh luka-
luka pada jalan lahir karena trauma, koitus atau varises yang pecah dan oleh
kelainan serviks seperti karsinoma, erosi atau polip.
2.2 JENIS-JENIS PERDARAHAN ANTEPARTUM
2.2.1 Plasenta Previa
A. Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri
internum (pembukaan jalan lahir). Pada keadaan normal plasenta
terletak dibagian atas uterus. Sejalan dengan bertambahnya
membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawaha rahim ke arah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi.
Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas
dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks
yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada
derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan
dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa
intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital.
Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara
berkala dalam asuhan antenatal ataupun intranatal.
2.2.2 Solusio Plasenta
A. Definisi Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan
plasenta dari implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
2.2.3 Insersio Velamentosa
A. Definisi Insersio Velamentosa
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi
pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga
pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion
menuju plasenta.
Insersi velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput
janin. Insersi velamentosa sering terjadi pada kehamilan ganda.
Pada insersi velamentosa, tali pusat dihubungkan dengan plasenta
oleh selaput janin. Kelainan ini merupakan kelainan insersi
funiculus umbilikalis dan bukan merupakan kelainan
perkembangan plasenta. Karena pembuluh darahnya berinsersi
pada membran, maka pembuluh darahnya berjalan antara funiculus
umbilikalis dan plasenta melewati membran. Bila pembuluh darah
tersebut berjalan didaerah ostium uteri internum, maka
disebut vasa previa.
Vasa previa ini sangat berbahaya karena pada waktu
ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak dan menimbulkan
perdarahan yang berasal dari anak. Gejalanya ialah perdarahan
segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari
anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.
2.2.4 Ruptur Sinus Marginaslis
A. Definisi Sinus Marginaslis
Ruptur Sinus Marginalis adalah terlepasnya sebagian kecil
pinggir placenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak
mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya. Ruptur Sinus
Marginalis merupakan bagian dari rupture placenta ringan yang
jarang didiagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat
ruptur ke rumah sakit,atau tanda-tanda dan gejalanya terlampau
ringan sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun
dokternya. Etiologi dari rupture sinus marginalis hingga kini belum
diketahui dengan jelas walaupun beberapa keadaan tertentu dapat
menyertai, seperti umur ibu yang terlalu muda/tua, penyakit
hipetensi, tali pusat pendek, tekanan pada vena kafa inferior dan
defisiensi asam folik.
2.2.5 Plasenta Sirkumvalata
A. Definisi Plasenta Sirkumvalata
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan
fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan
pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari
villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Sebagai akibatnya
pinggir plasenta mudah terlepas dari dinding uterus dan perdarahan
ini menyebabkan perdarahan antepartum.
B. Tanda/ Gejala Plasenta Sirkumvalata
Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu
dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, karena
perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada
kelainan plasenta, sedangkan kelainan serviks tidak seberapa
berbahaya. Pecahnya sinus marginalis merupakan perdarahan yang
sebagian besar baru diketahui setelah persalinan pada waktu
persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit dan menjelang
pembukaan lengkap. Karena perdarahan terjadi pada saat
pembukaan mendekati lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun
janinnya tidak terlalu besar.
C. Diagnosis Plasenta Sirkumvalata
Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakkan setelah
plasenta lahir, tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten
atau hidrorea.
D. Patofisiologi Plasenta Sirkumvalata
Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk
mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua di luar
permukaan frondosuin, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.
Insidensinya lebih kurang 2-18%. Bila cincin putih ini letaknya
dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata.
Kedua-duanya disebut sebagai plasenta ekstrakorial. Pada plasenta
marginata mungkin terjadi adeksi dari selaput sehingga plasenta
lahir telanjang.
E. Komplikasi Plasenta Sirkumvalata
Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata sering
menyebabkan perdarahan,abortus, dan solutio plasenta.
F. Penatalaksanaan Plasenta Sirkumvalata
1. Pencegahan
Tidak ada pencegahan khusus pada Insersio Valementosa,
hanya dengan melakukan minimal ANC Program Pemerintah
4x dalam kehamilan.
2. Penanganan
a. Jika pada kehamilan terjadi perdarahan intermitten dan
belum terjadi abortus ibu disarankan untuk beristirahat total
untuk mencegah terjadinya abortus.
b. Jika sudah terjadi abortus lakukan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan yang berwenang dalam hal ini dokter obsgin
untuk mencegah perdarahan yang dapat mengancam jiwa
ibu.
c. Jika mengakibatkan solutio plasenta lakukan penanganan
seperti pasien solutio plasenta, jika terjadi perdarahan hebat
(nyata atau tersembunyi) lakukan persalinan segera. Seksio
caesarea dilakukan jika :
1) Janin hidup, gawat janin tetapi persalinan pervaginam
tidak dapat dilaksanakan dengan segera (pembukaan
belum lengkap)
2) janin mati tetapi kondisi serviks tidak memungkinkan
persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu
singkat
3) Persiapan, cukup dilakukan penanggulangan awal dan
segera lahirkan bayi karena operasi merupakan satu-
satunya cara efektif untuk menghentikan perdarahan.
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan antepartum (APH) didefinisikan sebagai perdarahan dari jalan
lahir setelah 24 minggu (beberapa penulis mendefinisikan ini sebagai minggu ke-
20, yang lain sampai minggu 28) kehamilan.
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta
umumnya kelainan serviks, biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada perdarahan
antepartum pertama-tama harus selalu dipikir bahwa hal itu bersumber pada
kelainan plasenta.Frekuensi perdarahan antepartum kira-kira 3% dari seluruh
persalinan.
Perdarahan antepartum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, ruptura sinus marginalis, dan insersio velamentosa ( vasa previa ).
Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin.
Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam
penegakkan plasenta previa.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh dari ostium uteri internum (pembukaan jalan lahir). Klasifikasi plasenta
previa, yaitu : Placenta previa totalis, bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir.
Pada posisi ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan per-vaginam
(normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat. Placenta previa
partialis, bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada
posisi inipun risiko perdarahan masih besar, dan biasanya tetap tidak dilahirkan
melalui per-vaginam. Placenta previa marginalis, bila hanya bagian tepi plasenta
yang menutupi jalan lahir. Bisa dilahirkan per-vaginam tetapi risiko perdarahan
tetap besar. Low-lying placenta (plasenta letak rendah, lateralis placenta atau
kadang disebut juga dangerous placenta), posisi plasenta beberapa mm atau cm
dari tepi jalan lahir. Risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan
bisa dilahirkan per-vaginam dengan aman, asal hat-hati.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta
dari implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum
waktunya yakni sebelum anak lahir.
Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik) seperti:
Perdarahan pada plasenta letak rendah,rupture sinus marginalis. Plasenta letak
rendah posisi plasenta beberapa mm atau cm dari tepi jalan lahir, Ruptur sinus
marginalis yaitu bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas, vasa
previa yaitu Jenis insersi tali pusat ini sangat penting dari segi praktis karena
pembuluh-pembuluh umbilicus, di selaput ketuban.
Ruptur Sinus Marginalis merupakan bagian dari rupture placenta ringan
yang jarang didiagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat ruptur ke
rumah sakit,atau tanda-tanda dan gejalanya terlampau ringan sehingga tidak
menarik perhatian penderita maupun dokternya.
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat
pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan
jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah
desidua. Sebagai akibatnya pinggir plasenta mudah terlepas dari dinding uterus
dan perdarahan ini menyebabkan perdarahan antepartum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, ed., 2010 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Buku Penunjang
Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. “Asuhan Kebidanan Patologis”. Jakarta:
Salemba Medika.
Fakultas Kedokteran UNPAD, Edisi ke-2, 2010, Ilmu Kesehatan Reproduksi
Obstetri Patologis. Bandung: EGC
Rukiyah Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
Situs
http://id.scribd.com/doc/48492152/8/C-INSERSIO-VELAMENTOSAA-VASA-
PREVIA di akses pada tanggal 26 Februari 2014
http://novitasarisobri.blogspot.com/2012/02/makalah-perdarahan-antepartum.html
di akses pada tanggal 26 Februari 2014