astuti934.files.wordpress.com file · Web viewSedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur...

39
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Microteaching Dosen Pengampu : Agus Susilo, S. Pd. Disusun Oleh: PUJI ASTUTI A210110060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transcript of astuti934.files.wordpress.com file · Web viewSedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur...

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah

Microteaching

Dosen Pengampu : Agus Susilo, S. Pd.

Disusun Oleh:

PUJI ASTUTI

A210110060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran . Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Ciri-ciri Model Pembelajaran adalah sebagai berikut:1. Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus

diantaranya adalah : Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan learning strategi.

Pemanfaatan Model Pembelajaran sebagai kelengkapan kerja guru harus terus didorong sebab sudah mendesak sifatnya. Keberhasilan penggunaan Model pembelajaran sangat tergantung kemampuan guru dalam menganalisi materi pembelajaran dan

2

kemampuan mengkreasikan materi tersebut kedalam bentuk audiovisual dan grafis.

Macam-Macam Model Pembelajaran

1. Example Non ExampleExample non Example adalah metode yang menggunakan

media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran example non example:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan. Kebaikan penerapan model pembelajaran example non example:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh

gambar.

3

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan penerapan model pembelajaran example non example:

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2. Memakan waktu yang lama.

2. Picture And PictureModel Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan

salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2. Menyajikan materi sebagai pengantar3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar

kegiatan berkaitan dengan materi4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

4

3. Cooperative ScriptCooperative script merupakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin 1994:175). Hal tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah. Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Riayanto (2009:280), Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajran coopertive script adalah sebagai berikut :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.2. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk

dibaca dan membuat ringkasan.3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama

berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar :a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang

kurang lengkap.b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok

dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali.

6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.7. Penutup.

5

Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah sebagai berikut, Miftahul A’la (2011: 98):

a. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.b. Setiap siswa mendapatkan peran.c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan

lisan.Kelemahan model pembelajaran cooperative script

diantanya adalah sebagai berikut,Miftahul A’la (2011: 98):a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh

kelas sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut.

4. Numbered Heads TogetherNumbered Heads Together adalah suatu model

pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Spencer Kagan memperkenalkan model ini pada tahun 1992. Model pembelajaran ini biasanya diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok sengaja diberi nomor untuk memudahkan kinerjakerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi, mempresentasikan, dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan model pembelajaran ini adalah :

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan masing-masing siswa dalam setiap kelompoknya mendapatkan nomor urut.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan permasalahan.

6

3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4. Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang bernomor tersebut melaporkan hasil kerja kelompok.

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

6. Kesimpulan    Kelebihan Model Number Heads Together :

1. Setiap siswa menjadi siap semua2. Dapat melakukan diskusi mengajari siswa yang kurang

pandai    Kelemahan Model Number Heads Together :

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

5. Kepala Bernomor TerstrukturKepala bernomor terstruktur merupakan salah satu dari

metode kooperatif learning yang merupakan pengembangan dari metode Number Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif itu sendiri bergantung pada kelompok-kelompok kecil si pebelajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan oleh pengajar mencirikan bagian dari pengajaran, namun pembelajaran kooperatif secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil sehingga anggota-anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajaran dirinya dan pembelajaran satu sama lainnya. Masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab untuk mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman anggotanya untuk belajar. Ketika kerjasama ini berlangsung, tim menciptakan atmosfir pencapaian, dan selanjutnya pembelajaran ditingkatkan (Karen L.Medsker and Kristina M. Holdsworth, 2001,h.287)

7

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah:1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan

nomorkan terhadap tugas yang berangkai, misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya

3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka

4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain5. Kesimpulan

6. Student Team Achievement Divisions (STAD)Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah:1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang

secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

8

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberi evaluasi6. Kesimpulan

Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes

yang dibuat guru maupun tes baku. b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih

terkontrol untuk keberhasilan akademisnya. c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang

berkesan pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.

7. Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang

9

ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang

2. Tiap orang dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda.

3. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.

4. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.

5. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.

6. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

7. Tiap kelompok memperesentasikan hasil diskusi.8. Guru memberikan tes individual pada akhir

pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.9. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang

mencakup semua topik.Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena

sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat

3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

10

Kelemahan aplikasi model ini di lapangan, menurut Roy Killen, 1996, adalah :

1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.

2. Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.

3. Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

4. Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

5. Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit.

8. Problem Based Introduction (PBI)Problem-based instruction adalah model pembelajaran

yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001).       Suatu pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip penggunaan masalah sebagai sebuah titik awal untuk perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru (H.S. Barrows, 1982).

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan

menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

11

dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Kelebihan model pembelajaran ini adalah:1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga

pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.4. Siswa berperan aktif dalam KBM

9. ArtikulasiModel pembelajaran artikulasi merupakan model

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam metode pembelajaran ini.

Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah

kelompok berpasangan dua orang.

12

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.

7. Kesimpulan/penutup.

10. Mind MappingMind mapping merupakan cara untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan.

Langkah-langkah pembelajarannya :1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah

kelompok berpasangan dua orang.4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu

menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan

13

pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.

7. Kesimpulan/penutup.Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind

mapping ini, yaitu :a. Cara ini cepatb. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-

ide yang muncul dikepala andac. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide

yang lain.d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan

untuk menulis.Kekurangan model pembelajaran mind mapping:a. Hanya siswa yang aktif yang terlibatb. Tidak sepenuhnya murid yang belajarc. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

11. Make A MatchModel pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan

(make a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa Make a Match adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan

14

ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.

Langkah-langkah Model Pembelajarn Make A Match:1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

konsep atau topic yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi sebagai penilai.

3. Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban.

4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya (Pasangan pertanyaan-jawaban)

5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin oleh penilai.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

7. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa yang berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang kartu pertanyaan dan sebagian memegang kartu jawaban. Sedangkan siswa pada kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti peran sebagai penilai.

8. Kemudian lakukan kegiatan seperti langkah pada nomor 4 dan 5.

9. Kesimpulan dan penutupAdapun kelebihan dari model Make-A Match adalah sebagai

berikut:

15

1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.

2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti  kegiatan

belajar mengajar.4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan

media pembelajaran yang dibuat oleh guru.Sedangkan kekurangan model ini adalah:1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik

dan bagus sesuai dengan materi palajaran.2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran3.  Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang

ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.

4. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

12. Think Pair And ShareModel pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) adalah salah

satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tipe Think-Pair-Share (TPS) ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2004).

Langkah-langkah :1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang

ingin dicapai2. Siswa diminta untuk berfikir tentang

materi/permasalahan yang disampaikan guru3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya

(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

16

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan7. Penutup

13.DebatePembelajaran dengan model debate diawali dengan

pembentukan dua kelompok yang, satu kelompok yang pro (setuju) dan satu kelompok lagi kontra (tidak setuju). Kedua kelompok ini duduk berhadapan dan saling beradu argumentasi dalam rangka mengemukakan pendapatnya untuk meyakinkan siswa lawan bicaranya atau kelompok lain bahwa yang dikemukakannya adalah benar. Maka adu argumentasi dalam model pembelajaran debate merupakan keharusan yang harus dilakukan setiap siswa dari masing-masing kelompok. Jadi kemampuan untuk menyampaikan pendapat sangat diperlukan dalam model pembelajaran debate ini.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Debate1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok debat yang

satu pro dan yang lainnya kontra. Siswa duduk saling berhadapan antara yang pro dan kontra (susun meja dan kursi seperti untuk rapat)

2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di debatkan.

3. Setelah selesai membaca, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara menyampaikan pendapatnya, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan anggota kelompok yang lainya, sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

17

4. Diwaktu peserta didik menyampaikan gagasannya atau pendapatnya, maka peserta didik menulis inti/ide-ide dari setiap pendapat sampai mendapat sejumlah ide yang diharapkan.

5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.6. Dari ide-ide yang telah disampaikan tersebut, guru

mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.

14. Role PlayingMetode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-

bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

Langkah-langkah :1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan

ditampilkan2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario

dalam waktu beberapa hari sebelum KBM3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5

orang4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin

dicapai5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk

melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil

mengamati skenario yang sedang diperagakan7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa

diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

18

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum10. Evaluasi11. Penutup

15. Group Investigation

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Langkah-langkah :1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok

heterogen2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok

mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan

5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok

19

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

7. Evaluasi 8. Penutup

16. Talking StickModel pembelajaran Talking Stick berkembang dari

penelitian belajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995. Model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan siswa juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan masalah.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan tongkat.2. Guru menyampaikan materi pokok yang  akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.

3. Setelah selesai, guru menyuruh siswa membuka materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, kemudian siswa menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

5. Guru memberikan kesimpulan.6. Evaluasi.7. Penutup.

20

17. Bertukar PasanganModel Pembelajaran Bertukar Pasangan adalah suatu

metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi berpasangan untuk mengerjakan suatu tugas dari guru kemudian salah satu pasangan dari kelompok tersebut bergabung dengan pasangan lain untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.

Langkah-langkah atau sintaks Model Pembelajaran Bertukar Pasangan:

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat.2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.

3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5. Guru memberikan kesimpulan6. Evaluasi 7. Penutup Kelebihan  Model Pembelajaran Bertukar Pasangan , yaitu:1. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama mempertahankan

pendapat.2. Semua siswa terlibat.3. Melatih siswa untuk lebih teliti, cermat, cepat dan tepat.Kelemahan  Model Pembelajaran Bertukar Pasangan , yaitu:1. Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama.2. Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-

masing.

21

3. Siswa kurang konsentrasi.

18. Snowball ThrowingMetode Snowball Throwing yaitu metode pembelajaran

yang didalam terdapat unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagai upaya dalam rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Langkah-langkah model pembelajaran:1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil

masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

7. Evaluasi 8. Penutup

19. Sudent Fasilitator And ExplainingModel pembelajaran Student Facilitator and Explaining

merupakan model pembelajaran dimana siswa / peserta didik

22

belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk sendiri.

Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan

kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.

4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.6. Penutup

20. Course Review HorayMenurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course

Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Sedangkan menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011) Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey. Berbekal dari pengertian para ahli diatas bahwa model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah suatu model atau disain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak ''horey''.

Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

23

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

8. Penutup

21. DemonstrationMetode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).

Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan

disampaikan 3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan

sesuai skenario yang telah disiapkan.5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan

menganalisanya.6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga

pengalaman siswa didemontrasikan.7. Guru membuat kesimpulan.

24

22.Explisit InstructionMenurut Arends (dalam Trianto, 2009:41) “model

pembelajaran explicit instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah”.

Langkah-langkah:1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan3. Membimbing pelatihan4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

23.Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC)Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Pada awalnya diterapkan dalam pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks/bacaan kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru.

Langkah-langkah :1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang

secara heterogen2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan

menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok5. Guru membuat kesimpulan bersama

25

6. Penutup

24. Inside-Outside-CircleModel Pembelajaran Inside- Outside- Circle (Lingkaran Kecil-

Lingkaran Besar) merupakan model pembelajaran dimana “Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”. Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas, atau tempat terbuka. Karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga diperlukan perhatian ekstra. Namun demikian jika jumlah siswa  tidak terlalu banyak bisa juga dilaksanakan di dalam kelas. Adapun informasi yang saling berbagi merupakan isi materi pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah :1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan

menghadap keluar2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar

lingkaran pertama, menghadap ke dalam3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan

besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

25.Word SquareModel pembelajaran Word Square merupakan

pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya. Hal ini dapat diidentifikasi melalui pengelompokkan metode ceramah

26

yang diperkaya yang berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Mujiman (2007).

Langkah-langkah :1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang

ingin dicapai.2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam

kotak sesuai jawaban 4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

26.ScrambleMenurut Hesti Damayanti (2010: 3-4), Model pembelajaran

scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang memberikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal.MEDIA :1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang

ingin dicapai2. Buat jawaban yang diacak hurufnya Langkah-langkah :1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai2. Membagikan lembar kerja

27.Complette SentencesModel Pembelajaran Complete Sentence merupakan

rangkaian proses pembelajarann yang diawali dengan

27

menyampaikan materi ajar oleh guru, atau dengan penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan, pembagian kelompok yang tidak boleh lebih dari tiga orang dengan kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum lengkap, lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan.

Langkah-langkah :1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa

disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya

3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen

4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).

5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.

6. Siswa berdiskusi secara berkelompok7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah

diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal

8. Kesimpulan

28.Take And GiveModel Pembelajaran menerima dan memberi (Take and

Give) merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan  guru dan teman sebayanya (siswa lain).

Langkah-langkah:1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya.2. Jelaskan materi sesuai topik menit.

28

3. Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.

4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu control.

5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing.

6. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

7. Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.

8. Kesimpulan.

29.Keliling Kelompok (Round Club)Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok

adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada control dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar masing-masing anggota kelompok mendapat serta pemikiran anggota lain.

Langkah-langkah pembelajaran:1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi

dasar2. Guru membagi siswa menjadi kelompok

29

3. Guru memberikan tugas atau lembar kerja4. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai

dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan

5. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya6. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan

arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan

30.Two Stay And Two StraySalah satu model pembelajaran kooperatif adalah model

TSTS. “Dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992 dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepadakelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.

Langkah-langkah:1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4

(empat) orang 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi

tamu kedua kelompok yang lain3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas

membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka

sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

30

31