ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang...

25
CONTOH LAPORAN PENELITIAN PAR Implementasi program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya Kandangan Kediri

Transcript of ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang...

Page 1: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

CONTOH LAPORAN PENELITIAN PAR

Implementasi program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian

terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya Kandangan Kediri

Page 2: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

*DIISI LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PENELITIAN DAN

PEMILIHAN TEMA PENELITIAN

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan program santunan teman yatim?

2. Bagaimana pelaksanaan program santunan teman yatim?

3. Bagaimana hasil program santunan teman yatim?

4. Apa saja hambatan pelaksanaan program santunan teman yatim?

C. Tujuan Penelitian

A. Untuk mengetahui perencanaan program santunan teman yatim.

B. Untuk mengetahui pelaksanaan program santunan teman yatim.

C. Untuk mengetahui hasil program santunan teman yatim.

D. Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan program santunan teman yatim.

Page 3: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Yatim

Kata yatim berasal dari kata yutm yang berarti tersendiri, permata yang unik, yang

tidak ada tandingannya (dinamakan).1 Yatim juga berarti anak yang terpisah dari ayahnya

(ditinggal mati) dan dalam keadaan belum dewasa (baligh).2

Secara umum kata yatim bagi anak manusia adalah seseorang yang belum dewasa

dan telah ditinggal mati oleh ayahnya.3 Ia dinamakan demikian karena ia bagaikan

sendirian, tak ada yang mengurusnya atau mengulurkan tangan (bantuan) kepadanya.

Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa yang dinamakan yatim adalah anak yang

bapaknya telah meninggal dan belum baligh (dewasa), baik ia kaya ataupun miskin, laki-

laki atau perempuan. Adapun anak yang bapak dan ibunya telah meninggal biasanya

disebut yatim piatu, namun istilah ini hanya dikenal di Indonesia, sedangkan dalam

literatur fikih klasik dikenal istilah yatim saja.4

Menurut Raghib al-Isfahani, seorang ahli kamus al-Qur'an, bahwa istilah yatim bagi

manusia digunakan untuk orang yang ditinggal mati ayahnya dalam keadaan belum

dewasa, sedangkan bagi binatang yang disebut yatim adalah binatang yang ditinggal mati

ibunya. Hal ini dapat dipahami karena pada kehidupan binatang yang bertanggung jawab

mengurus dan memberi makan adalah induknya. Hal ini berbeda dengan manusia di mana

yang berkewajiban memberi makan dan bertanggung jawab adalah ayahnya. Selanjutnya

al-Isfahami mengatakan bahwa kata yatim itu digunakan untuk setiap orang yang hidup

sendiri, tanpa kawan. Misalnya terlihat dalam ungkapan " Durrah Yatimah ". kata Durrah

(intan) disebut yatim, karena ia menyendiri dari segi sifat dan nilainya.

Ada sebagian ulama yang memahami kata yatim pada ayat ke 6 dari surat ad-Dhuha,

sebagai seorang yang unik, tersendiri dalam keistimewaannya. Menurut mereka Nabi

Muhammad SAW sejak kecil telah memiliki keistimewaan yang unik, sehingga wajar

beliau dinamai yatim. Pendapat ini jelas tidak sejalan dengan penggunaan al-Qur'an

terhadap kata yatim yang terulang sebanyak 22 kali dalam berbagai bentuknya. AlQur'an

menggunakan kata ini dalam konteks kemiskinan dan kepapaan seperti yang telah

dijelaskan antara lain dalam surat al-Baqarah ayat 83, 176; dan 215; surat an-Nisa ayat 7,

35; dan sebagainya. Yatim digambarkan sebagai seseorang yang mengalami

penganiayaan dan perampasan hartanya, antara lain terdapat pada surat an-Nisa ayat 10,

surat al-An'am ayat 102, dan surat al-Isra’ ayat 34.5

1 Louis Ma’luf, al-Munjid Fi al-Lughah, (Beirut:Der el-Masyriq,tt), 923.2 Dahlan Addul Azizi, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Icktiar Baru Van Hoeve, 1997), 1962.3 Ibid., 863.4 Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 206.5 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, (Bandung: Pustaka Indah, 1997), 507.

Page 4: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

Yatim juga digambarkan sebagai seseorang yang tidak memperoleh pelayanan yang

layak serta penghormatan, ia sering dihardik, didorong dengan kuat dan lain-lain.

Terminologi “anak yatim” yang terdapat dalam surat al-Ma’un menunjukkan makna yang

lebih luas, jauh dari pemahaman orang-orang awam sementara ini. Anak yatim jangan

kita artikan sebagai anak yang telah kehilangan nasab dari orang tuanya. Akan tetapi

secara kritis, kata yatim di tempatkan pada setiap anak yang tidak mendapatkan akses

sosial secara optimal, yakni masalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, perlindungan

kekerasan dan masih banyak lagi yang menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan

kejahatan terhadap anak. Artinya anak yatim adalah mereka yang terabaikan hak-hak

kehidupannya. Sebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang

perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18

tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Oleh karena itu, dari sini jelaslah

sudah bahwa semua anak yang belum mencapai usia tersebut wajib dan harus

mendapatkan perlindungan secara penuh baik itu oleh pemerintah maupun oleh semua

lapisan masyarakat.6

Menurut Quraish Shihab, tidak ditemukan satu ayat pun di dalam alQur'an yang

menggambarkan yatim dengan gambaran keistimewaan dan keunikan, sehingga atas dasar

ini beliau merasa yakin bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut dalam surat ad-Dhuha

ayat 6 adalah keadaan Nabi Muhammad SAW yang ditinggalkan ayahnya sejak beliau

masih dalam kandungan ibunya.7 Menurut K.H. Didin Hafidhudin, berdasarkan surat an-

Nisa ayat 2 ajaran Islam menempatkan pembinaan dan perlindungan anak yatim sebagai

tanggung jawab kaum muslimin terutama mereka yang masih memiliki hubungan

kekerabatan dengan anak yatim itu. Perbuatan menyantuni anak yatim akan membentuk

jiwa yang lembut, dipenuhi rasa cinta kasih dan kerelaan berkorban untuk orang lain.8

B. Dalil Tentang Yatim

1. “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi

isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu merenggangkannya sedikit

(HR. Bukhari, Turmudzi, Abu Daud)

2. “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan

memberinya makan dan minum, Allah akan memasukkannya ke surga, kecuali

bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.(HR. Turmudzi)

6 Team Redaksi Buletin Lengkong Besar dari Mahasiswa untuk Pembebasan, Anak, Mentalitas Bangsa dan Pendidikan Kekerasan, Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (BPPM), FISIP Universitas Pasundan, Bandung, Edisi 12 / Bln IV / Thn 7 / 2004, 13.

7 Ibid., 4978 Didin Hafidhudin, (ed)., Didin Saefuddin Buchari, Tafsir Al-Hijri; Surat AnNisa’, (Jakarta: PT.

Logos Wacana Ilmu, 2001), 2.

Page 5: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

3. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya

anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk

rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim

tapi ia diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Mubarak)

4. “Sesungguhnya, seorang laki-laki mengeluh kepada Nabi s.a.w., karena

hatinya yang keras. Nabi s.a.w. berkata: -’Usaplah kepala yatim, dan berilah

makan orang miskin’. (HR. Ahmad)

5. Anak yatim menangis, arasy berguncang. Sabda Tuhan: Demi keagungan-Ku,

siapa saja yang menghiburnya dan menghentikan tangisannya, Aku pastikan

baginya surga (Hadis Qudsi 208)

6. Barangsiapa meletakan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh

kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar

rambut yang disentuh tangannya. (HR.Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu

Hibban, Ibnu Abi Aufa)

7. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu

Ya’la dan Abu Hanifah) Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh.

(HR. Abu Hanifah)

8. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang

mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut

dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh

dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi

yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang

yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang

sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam

genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya

(memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)

9. “Tidak mungkin seorang yatim ikut memakan jamuan makanan, lalu setan

mendekati makanan itu”‘ (HR. Ath-Thabrani)

10. “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama itulah orang yang

menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin, maka

celakalah bagi orang-orang yang sholeh yaitu orang-orang yang lalai dari

sholatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan

barang berguna”. (QS. Al-Ma’un ayat 1-7)

Page 6: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

11. Allah berfirman, artinya,“Sembahlah Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua

orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin….”

(QS. an-Nisa: 36).

12. Allah berfirman,artinya, “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu

berlaku sewenang-wenang”(QS. ad-Dhuha: 9)

13. Allah berfirman, artinya, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur

dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah

beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-

nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak

yatim, orang-orang miskin,” (QS. al-Baqarah 2:177)

14. “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,

sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk

ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (Q.S. An Nisaa’, 4:10)

15. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,

anak-anak yatim, …,” (Q.S. An Nisaa 4:36)

16. “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,

anak yatim dan orang yang ditawan”. (Q.S. Al Insaan, 76:8)

17. “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia

memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu

berlaku sewenang-wenang”. (Q.S. Adh Dhuhaa, 93:8-9)

18. “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, …”.

(Q.S. Al Baqarah, 2 : 177)

19. “…Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah:

“Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik ….”. (Q.S. Al Baqarah,

2:220)

C. Program Teman Yatim

Page 7: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

*DIISI TENTANG PROGRAM, PERSONEL/TEAM, PERENCANAAN

PROGRAM DLL.

Page 8: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang peneliti pilih adalah terletak di kota

Kandangan propinsi jawa timur. Tepatnya di Madrasah Diniyah Al-Ulya

Kandangan di jalan Jombang-Kandangan Dengan Kabuparen Kediri berjarak

kurang lebih 35 kilometer yang mana Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan ini

berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Dusun Pengkol

Sebelah Barat : Jalan Raya Kandangan

Sebelah Timur : Persawahan

Sebelah Selatan : Persawahan

Suasana yang ada di Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan ini sangat

berbeda dengan madrasah lainnya yang ada pada umumnya. Karena disini para

pendidiknya terutama ustadz/ustadzahnya sangat menekankan pada adanya budi

pekerti (sopan santun), kedisiplinan dan kebersihan bagi seluruh anggota

madrasah.

Ditinjau dari segi sejarahnya Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan ini

tumbuh dan berkembang dari sebuah Madrasah Diniyah Maslahiah, Madrasah

tersebut berdiri tahun 1980 yang dipelopori oleh Bapak Ridwan, Lph (Alm)

sekaligus sebagai kepala madrasahnya. Madrasah ini terletak di Dusun Bobosan

Desa Kemiri Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri.

Dalam perkembangannya Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan kurang

memenuhi harapan, terlebih setelah meninggalnya Bapak Ridwan pada akhir

tahun 1988, maka diadakan pergantian kepala madrasah yaitu Bapak Shaleh pada

tahun 1989 dan pada tahun 1990 Bapak Aly mendapat amanat sebagai Kepala

madrasah tersebut.

Atas saran dari tokoh masyarakat Kandangan, maka pada tahun 1990

Madrasah Diniyah Al-Ulya pindah tempat ke Kandangan.

Pada tahun 1998 Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan dapat membeli

tanah seluas 50 m2 yang terletak di Dusun Pengkol Desa Kasreman Kecamatan

Kandangan. Pembelian tanah tersebut dengan swadana yang dikumpulkan dari

infaq semua guru dan wali murid selama dua tahun. Dan pada tahun 1999 baru

Page 9: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

didirikan gedung baru sebanyak 4 ruang, seiring dengan perkembangan jumlah

siswa yang pesat. Dilihat dari kepemimpinan Kepala Madrasah, sejak berdirinya

Madrasah Diniyah Al-Ulya Kandangan mengalami pergantian adalah sebagai

berikut:

1. Bapak Ridwan, Lph mulai tahun 1980 s/d tahun 1988

2. Bapak Shaleh mulai tahun 1988 s/d tahun 1990

3. Bapak Aly mulai tahun 1990 s/d tahun 2004

4. Bapak Saiful mulai tahun 2004 s/d tahun 2010

5. Bapak Hasan mulai tahun 2010 s/d sekarang

B. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PAR atau Participatory Action Research. Penelitian Participatory Action

Research merupakan salah satu model penelitian yang mencari sesuatu untuk

menghubungkan proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial. Perubahan

sosial yang dimaksud adalah bagaimana dalam proses pemberdayaan dapat

mewujudkan tiga tolak ukur, yakni adanya komitmen bersama dengan

masyarakat, adanya local leader dalam masyarakat dan adanya institusi baru

dalam masyarakat yang dibangun berdasarkan kebutuhan. Penelitian ini

membawa proses penelitian dalam lingkaran kepentingan orang dan menemukan

solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan aksi dan

refleksi bersama, dan memberikan kontribusi bagi teori praktis.

Participatory Action Research melibatkan pelaksanaan penelitian untuk

mendefinisikan sebuah masalah maupun menerapkan informasi ke dalam aksi

sebagai solusi atas masalah yang telah terdefinisi. Menurut Yoland Wadworth

pada dasarnya Participatory Action Research (PAR) adalah penelitian yang

melibatkan semua pihak yang relevan dalam meneliti secara aktif secara bersama-

sama tindakan saat ini (yang mereka alami sebagai masalah) dalam rangka untuk

mengubah dan memperbaikinya. Mereka melakukan hal ini dengan merenungkan

secara kritis historis, politik, budaya, ekonomi, geografis dan konteks lain yang

memahaminya.9 Pandangan lain dikemukanan Mansour Fakih yang mengatakan

bahwa Participatory Action Research adalah kombinasi penelitian sosial, kerja

pendidikan, dan aksi politik menggunakan konsep penelitian partisipatif dalam

9 P. Reason,. and H. Bradbury,  The Sage Handbook of Action Research: Participative Inquiry and Practice. (California: Sage, 2008), 1.

Page 10: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

konteks metodologi materialis historis, yang didefenisikan oleh Kasam sebagai

penelitian yang disusun melalui interaksi demokratis antara peneliti dan kelas

rakyat yang tertindas.10 Interaksi demokratis sebab PAR merupakan “penelitian

oleh, dengan, dan untuk orang” bukan “penelitian terhadap orang”. PAR

mendorong peneliti dan orang-orang yang mengambil manfaat dari penelitian

untuk bekerja bersama-sama secara penuh dalam semua tahapan penelitian. Pada

dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-

pihak yang relevan (stakeholder) dalam mengkaji tindakan yang sedang

berlangsung (dimana pengamalan mereka sendiri sebagai persoalan) dalam

rangka melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itulah,

mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya,

ekonomi, geografis, dan konteks lain yang terkait. Yang mendasari dilakukannya

PAR adalah kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan.11

C. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data itu

diperolah.12 Dalam penelitian ini sumber data utamanya adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

berkaitan dengan ini jenis data tertulis, foto dan statistik.13 Yang dimaksud data

dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para

informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas mengenai fokus

penelitian yang diteliti. Selain data yang diperoleh melalui informan, data juga

diperolah dari dokumentasi yang menunjang terhadap data yang berbentuk kata-

kata maupun tindakan. Dalam penelitian ini akan mengekplorasi jenis data yang

terkait dengan masing-masing fokus penelitian yang sedang diamati.

D. Teknik PAR yang digunakan

1. Teknik Penelusuran Alur Sejarah Desa

Teknik penelusuran alur sejarah desa adalah teknik PAR yang

dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di suatu lokasi

tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.  Peristiwa-peristiwa dalam

sejarah desa tersebut disusun secara beruntun menurut waktu kejadiannya (secara 10 Mansour Fakih Menggeser konsepsi gender dan transformasi sosial (Yogyakarta :Pustaka Pelajar,

2007), 28.11 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN Sunan Ampel Surabaya:

Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) 2013), 41.12 Arikunto, Prosedur Penelitian., 102.13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 112.

Page 11: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

kronologis), dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang

masih dapat diingat, sampai dengan peristiwa-peristiwa saat ini.

2. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan dan perubahan adalah teknik

PAR yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan,

kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Dari besarnya

perubahan hal-hal yang diamati, yang dapat berarti berkurang,

tetap, atau bertambah, kita dapat memperoleh gambaran adanya kecenderungan

umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan.

3. Teknik Penyusunan Kalender Musim

Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PAR yang memfasilitasi

pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi berulang dalam

suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. kegiatan-

kegiatan dan keadaan-keadaan itu dituangkan ke dalam 'kalender' kegiatan atau

keadaan-keadaan, biasanya dalam jarak waktu 1 tahun (12 bulan).

4. Teknik Pembuatan Peta Desa

Pemetaan adalah teknik PAR yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi

mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya.  Keadaan-

keadaan tersebut digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa.  Ada peta yang

menggambarkan keadaan sumberdaya umum desa, dan ada peta dengan tema

tertentu yang menggambarkan hal-hal yang sesuai dengan ruang lingkup tema

tersebut (misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta

sumberdaya pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan

sebagainya).

5. Teknik Penelusuran Desa/Lokasi (Transect)

Secara harfiah, transek berarti gambar irisan muka bumi.  Pada awalnya,

transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati

wilayah-wilayah ekologi (pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat

khusus keadaannya).  Dalam pendekatan partisipatif, teknik penelusuran lokasi

(transek) merupakan teknik PAR untuk melakukan pengamatan langsung

lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri

wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.  Hasil

pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan ke dalam bagan atau

gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut. 

Page 12: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

6. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn)

Teknik pembuatan bagan hubungan kelembagaan merupakan teknik PAR

yang digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan antara masyarakat dengan

lembaga-lembaga yang terdapat di lingkungannya.  Hasil pengkajian dituangkan

ke dalam diagram Venn (sejenis diagram lingkaran, diadaptasi dari disiplin ilmu

matematika), yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya

hubungan suatu lembaga dengan masyarakat. 

7. Kajian Mata Pencaharian

Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PAR yang digunakan

memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat. 

jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya digambarkan di dalam

sebuah bagan. Informasi yang dikaji yaitu jenis-jenis kegiatan atau keterampilan

masyarakat yang dapat/telah menjadi sumber mata pencaharian, baik pertanian

maupun bukan pertanian, ataupun bidang jasa.

8. Wawancara (Wawancara Semi Terstruktur)

Teknik wawancara adalah teknik PAR yang dipergunakan untuk mengkaji

sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan, yang disusun dalam

pedoman wawancara.  Pedoman ini sifatnya semi terbuka, karena hanya

merupakan bahan acuan wawancara; artinya isi kajian dapat diubah dan

disesuaikan dengan proses diskusi untuntuk mencapai tujuan kajian.

9. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat  (Teknik Matriks Ranking/ Teknik Kajian

Pilihan)

Teknik pembuatan bagan peringkat adalah teknik untuk mengkaji sejumlah

topik dengan memberi nilai pada masing-masing aspek kajian, berdasarkan

sejumlah kriteria perbandingan.  Kriteria perbandingan tersebut berdasarkan

pendapat masyarakat sehingga sesuai dengan keadaan setempat.  Biasanya yang

dibandingkan adalah topik-topik bahasan terpenting yang perlu dipertimbangkan

untuk pengembangan kegiatan-kegiatan.

Teknik ini sesungguhnya lebih merupakan cara analisis daripada untuk

mengumpulkan informasi.  Oleh karenanya, kegiatan ini biasanya dilakukan

untuk melengkapi kajian oleh teknik-teknik lainnya.  Informasi-informasi yang

dikaji ditentukan berdasarkan keperluan tertentu.

10. Observasi

Page 13: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

Observasi adalah "suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis". 14 Data-data yang

diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan

pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian dari kegiatan pengamatan.

11. Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dari sumber noninsani, sumber ini terdiri dari dokumen, dan

rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi, foto-foto, catatan kasus,

dan lain sebagainya”.15 Melalui teknik dokumentasi ini penulis mengumpulkan

data-data yang diperlukan yang ada di tempat atau lokasi penelitian.

E. TrianggulasiTriangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin (1978) dengan

meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk pada

penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu.

Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan membandingkan data yang

diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu dengan data yang di dapat dari

sumber atau metode lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang

inheren dalam sumber data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh

sumber data, peneliti atau metode lainnya. Istilah triangulasi yang dikemukakan

oleh Denzin dikenal sebagai penggabungan antara metode kualitatif dan metode

kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian.16

Sementara itu, Lexy J Maleong mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.17

Sedangkan Triangulasi menurut Susan Stainback dalam Sugiyono (2007:330)

merupakan “the aim is not to determinate the truth about same social phenomenon,

rather than the purpose oftriangulation is to increase one’sunderstanding of what

ever is beinginvestigated.”18  Dengan demikian triangulasi bukan bertujuan

14 Wayan Nurkancana dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 46.15 Imron Arifin, Penelitian Kualitatif, 82.16 Burhan Bungin.  Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publikdan Ilmu Sosial

Lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2007), 256.17 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008), 330.18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), 330.

Page 14: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

mencari kebenaran, tapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta

yang dimilikinya.

Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, peneliti dan teori. Ke empat

jenis trinaggulasi yang dikemukakan Denzin sekaligus juga digunakan dalam

penelitian PAR ini dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber data, triangulasi dengan sumber data adalah penggunaan

beragam sumber data dalam suatu kajian. Misalnya, selain melalui wawancara

dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant

obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan

atau tulisan  pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara  itu akan

menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan

memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena

yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan

untuk memperoleh kebenaran handal.19

2. Triangulasi metode, triangulasi ini dipakai dengan cara menggunakan

beberapa teknik penggalian data untuk memperoleh data yang akurat, valid

dan paling mendekati realitas. Penggunaan beberapa teknik ini misalnya

adalah penggunaan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi untuk

memperoleh satu data tertentu. Yang membedakan dengan triangulasi ini

dengan triangulasi sumber data adalah yang dibandingkan adalah sumber

datanya. Triangulasi sumber data membandingkan beberapa sumber data,

sedangkan triangulasi metode membandingkan beberapa metode dalam

memperoleh suatu data.

3. Triangulasi peneliti, penggunaan beberapa peneliti lain yang menelaah

masalah/peristiwa yang memiliki nilai yang sama dengan apa yang sedang

diteliti. Triangulasi ini dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu

orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya

khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.

Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus

yang telah memiliki pengalaman penelitian dan  bebas dari konflik

19 Secara lebih terperinci Patton memaparkan bahwa triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331).

Page 15: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari

triangulasi.

4. Triangulasi teori, Triangulasi ini menggunakan prinsip bahwa semakin

banyaknya perspektif peneliti maka akan diperoleh gambaran yang lebih

menyeluruh dan absah. Jadi dalam triangulasi ini peneliti membandingkan

data yang diperolehnya dengan teori-teori yang telah ada agar diperoleh

keyakinan yang kuat terhadap data yang didapatnya. Hasil akhir penelitian

berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.  Informasi tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk

menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang

dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman

pemahaman asalkan peneliti mampu  menggali pengetahuan teoretik secara

mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling

sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan

temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika  perbandingannya

menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

F. Analisis dataSetelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisisnya digunakan

teknik analisis deskriptif, artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali

data-data yang telah terkumpul mengenai Implementasi program santunan

teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah

diniyah al Ulya.

Sebagaiman pandangan Neong Muhadjir menyebutkan bahwa “analisis

data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil

observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang

lain”.20

20 Neong Muhadjir (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000).

Page 16: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

BAB IVPEMBAHASAN

A. Pelaksanaan program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya

DIISI TEKNIS KEGIATAN PROGRAM !!!!!

B. Hasil program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya

DIISI HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT KEHADIRAN PROGRAM BAGI MASYARAKAT !!!!

C. Hambatan program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya

DIISI HAMBATAN YANG DIJUMPAI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM!!!!

Page 17: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian

terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya yaitu.................

*DIISI RANGKUMAN TEKNIS KEGIATAN PROGRAM !!!!!

2. Hasil program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya yaitu.................

*DIISI RANGKUMAN HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT KEHADIRAN PROGRAM BAGI MASYARAKAT !!!! (POIN-POINNYA SAJA)

3. Hambatan program santunan teman yatim untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak yatim madrasah diniyah al Ulya yaitu.....

* DIISI RANGKUMAN HAMBATAN YANG DIJUMPAI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM!!!! (POIN-POINNYA SAJA)

B. SaranSetelah melasanaan pemberdayaan berbasis penelitian PAR, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan yaitu antara lain adalah:

*DIISI SARAN-SARAN BAGI KAMPUS/ BAGI WARGA/ BAGI TAKMIR MASJID/ BAGI PENELITI LAINNYA

Page 18: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Agus dkk. 2013. Modul Participatory Action Reseacrh (PAR). IAIN Sunan Ampel Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM).

Azizi, Dahlan Addul. 1997. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Icktiar Baru Van Hoeve.

Bungin. Burhan. 2007.  Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publikdan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Fakih, Mansour. 2007. Menggeser konsepsi gender dan transformasi social. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007..

Hafidhudin, Didin (ed). 2001. Didin Saefuddin Buchari, Tafsir Al-Hijri; Surat AnNisa’. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Ma’luf, Louis. tt. al-Munjid Fi al-Lughah, Beirut: Der el-Masyriq.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurkancana, Wayan. dan Sunarta. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Reason, P. and H. Bradbury.  2008. The Sage Handbook of Action Research: Participative Inquiry and Practice. California: Sage.

Shihab, M. Quraish. 1997. Tafsir Al-Qur'an Al-Karim. Bandung: Pustaka Indah.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Team Redaksi Buletin Lengkong Besar dari Mahasiswa untuk Pembebasan, Anak, Mentalitas Bangsa dan Pendidikan Kekerasan, Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (BPPM), FISIP Universitas Pasundan, Bandung, Edisi 12 / Bln IV / Thn 7 / 2004.

Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. 1997. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.

Page 19: ikhsanaira.files.wordpress.com · Web viewSebagaimana dalam Undangundang No. 23 tahun 2001 tentang perlindungan anak telah ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia

Lampiran 1Cantumkan Dokumen/Foto Kegiatan