karyatulisilmiah.com · Web viewMenulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan...
Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewMenulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang
dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena
diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan secara terus menerus (Nurchasanah, 2005: 68).
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan
gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis.
Melalui keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan
dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Akan tetapi, tidak
semua orang mampu melaksanakan tugas menulis dengan baik, termasuk para siswa di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Permasalahan serupa juga terjadi pada siswa kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo. Setidaknya, hal ini tampak dari nilai hasil survey awal pada pembelajaran
menulis. Berdasarkan data yang ada pada tes menulis hanya ada 10 orang siswa yang
mendapatkan nilai 62,50 ke atas (KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK
Muhammadiyah 6 Tirtomoyo). Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa
kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo tergolong rendah.
Mengenai masalah rendahnya keterampilan menulis, peneliti bersama guru kelas XI
megidentifikasi penyebab kegagalan siswa dalam pembelajaran menulis sebagai berikut: (1)
adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran menulis; (2)
sebagian siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk
2
mengungkapkan ide dan gagasan mereka; (3) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi
menulis menyebabkan permasalahan baru yaitu siswa menjadi terbebani apabila
mendapatkan tugas menulis; (4) porsi waktu yang diberikan bagi siswa sangat terbatas
sehingga mereka mengerjakan tugas menulis hanya semata-mata untu memenuhi tugas dari
guru; (5) siswa belum mampu mengungkapkan ide/gagasan dengan baik; (6) siswa kurang
bias mengembangkan bahasa; (7) pemanfaatan potensi kata kurang.
Bertolak dari permasalahan yang ada, maka guru dan peneliti merasa sangat perlu
untuk mengadakan perbaikan terhadap strategi pembelajaran keterampilan menulis, terutama
berkaitan dengan metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, guru dan peneliti sepakat
untuk menerapkan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar). Adapun alasan
pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut ini. Pertama, model
pembelajaran yang menggunakan metode berkunjung ke lingkungan sekitar adalah suatu
strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan sarana
belajar. Kedua, apabila siswa diajak berkunjung ke lingkungan sekitar, siswa dapat melihat
secara nyata melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dengan demikian, daya
imajinasi siswa akan lebih berkembang. Ketiga, dengan menggali sumber belajar yang ada
di lingkungan sekitar dalam setiap pembelajaran, secara tidak langsung guru telah
mendekatkan diri siswa dengan lingkungannya sehingga siswa merasa dekat dan akrab
dengan lingkungan sekitarnya.selain itu, akan tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan
siswa dalam hal kemampuan berpikir kritis, penanaman watak, nilai, dan sikap social yang
baik, serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk mau dan mampu serta peduli dalam
berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan harapan yang dikembangkan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
3
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian, di bawah ini
disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimanakah penerapan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas XI MO 1 SMK
Muhammadiyah 6 Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan peningkatan kualitas pembelajaran serta kemampuan menulis siswa
kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan
menerapkan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar.
2. Mendeskripsikan penerapan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas XI MO 1 SMK
Muhammadiyah 6 Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoretis
maupun manfaat praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
4
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan
mendukung teori CTL (Contextual Teacing and Learning).
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai fakta pembelajaran menulis yang menerapkan
metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Pelaksanaan proses pembelajaran menulis di SMK akan lebih efektif dan lebih
optimal.
2. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam melakukan kegiatan menulis.
3. Mengembangkan daya imajinasi siswa.
b. Bagi Guru
1. Meningkatkan kualitas kerja guru
2. Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis.
3. Sebagai sarana untuk membina kreativitas siswa dalam kegiatan menulis.
4. Mewujudkan pembelajaran yang inovatif
c. Bagi Sekolah
1. Menjadi pendorong bagi guru kelas lain untuk melaksanakan pembelajaran aktif,
kreatif, dan menyenangkan.
2. Mendorong guru kelas lain untuk aktif melaksanakan inovasi pembelajaran.
5
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis
adalah sebagai bentuk komunikasi tidak langsung yang bermediakan tulisan. Menulis
atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1993: 21). Lebih lanjut, Semi,
Atar (1990: 47) mengutarakan bahwa menulis sebagai tindakan pemindahan pikiran atau
perasaan dalam bentuk lambing-lambang bahasa. Hal ini tidak lain dari upaya
pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan dengan menggunakan lambing-
lambang atau grafem.
The Liang Gie (2002: 3) menyamakan pengertian menulis dengan mengarang.
Diungkapkan bahwa menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama, suatu
tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini
dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti
sama dengan mengarang. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat
pembaca untuk dipahami. Sebuah tulisan dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat
dipahami dengan mudah oleh pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan dipahami
secara baik oleh pembacanya, tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis.
6
Berdasar pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, secara umum dapat
dikemukakan bahwa menulis adalah aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan lewat
tulisan secara tertib dan tertata sehingga dipahami oleh pembaca.
b. Penilaian Pembelajaran Menulis
Penilaian merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran sehingga
penilaian tidak mungkin dilepaskan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran secara
umum. Dalam penilaian kemajuan siswa dapat dilihat sehingga memudahkan dalam
menentukan langkah yang akan ditempuh. Penilaian adalah suatu proses untuk mengukur
kadar pencapaian tujuan (Nurgyantoro, Burhan, 2001: 4).
Kemampuan menulis adalah kemampuan mengemukakan idea tau gagasan dalam
bentuk bahasa tulis. Kemampuan menulis dapat diukur melalui kemampuan
mengungkapkan isi (materi atau gagasan yang dikemukakan), kemampuan menyusun
organisasi tulisan, kemampuan menggunakan gaya penulisan (pilihan struktur dan
kosakata), dan kemampuan menerapkan mekanisme tulisan ejaan. Disamping itu,
pengukuran terhadap kemampuan menulis dapat diperkuat melalui penilaian terhadap
kelengkapan cerita dan urutan pikiran. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada pendapat Nurgyantoro, Burhan, (2001: 307-308). Penilaian dengan model
tersebut ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 1: Penilaian Keterampilan Menulis
NoAspek
PenilaianSkor Kriteria
1. Isi 27-31 Sangat baik-Sempurna padat informasi, substansif,
pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan
7
22-26
17-21
13-16
permasalahan dan tuntas.
Cukup Baik-Baik informasi cukup, substansi cukup,
pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan
masalah tetapi tidak lengkap.
Sedang-Cukup informasi terbatas, substansif
kurang, pengembangan tesis tidak cukup dan
permasalahan tidak cukup.
Sangat-Kurang tidak berisi, tidak ada substansi,
tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada
permasalahan.
2. Organisasi 18-22
14-17
10-13
7-9
Sangat Baik-Sempurna ekspresi lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik
dan urutan logis dan kohesif.
Cukup Baik-Baik kurang lancar, kurang terorganisir
tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas,
dan urutan logis tetapi tidak lengkap.
Sedang Cukup tidak lancer, gagasan kacau,
terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak
logis.
Sangat Kurang tidak komunikatif, tidak terorganisir
dan tidak layak dinilai.
3. Kosakata 18-21 Sangat Baik-Sempurna pilihan kata dan ungkapan
tepat, dan menguasai pembentukan kata.
8
14-17
10-13
7-9
Cukup Baik-Baik pilihan kata dan ungkapan
kadang-kadang kurang tetap tetapi tidak menggangu.
Sedang-Cukup terdapat kesalahan penggunaan
kosakata dan dapat merusak makna.
Sangat Kurang pemanfaatan potensi kata asal-
asalan, pengetauhan tentang kosakata rendah dan
tidak layak dinilai.
4. Pengembangan
Bahasa
22-26
18-21
11-17
5-10
Sangat Baik Sempurna konstruksi kompleks tetapi
efektif dan hanya terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup Baik-Baik konstruksi kalimat dan makna
membingungkan atau kabur.
Sedang-Cukup terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat dan makna membingungkan atau
kabur.
Sangat-Kurang tidak menguasai aturan sintaksis,
terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif dan tak
layak nilai.
c. Metode Field Trip (Berkunjung Ke Lingkungan Sekitar)
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.
Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas (UU Sunarsih).
Dalam teori pembelajaran banyak hal yang disinggung tentang penggunaan berbagai
metode dan sumber belajar. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat
9
menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yng cinta lingkungan. Berdasarkan
teori belajar, melalui pendekatan metode pembelajaran menjadi bermakna. Sikap
verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman sisw
akan membekas dalam ingatannya. Buah dari poses pendidikan dan pembelajaran
akhirnya akn bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa
manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat di aplikasikan dan
diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang
melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Karli Yuliartiningsih dalam UU Suniarsih menyatakan bahwa model
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan
pembelajaran yang baru, melainkan sudah dan terkenal dan populer, hanya saja sering
terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar,
dan sarana belajar. Salah satu perwujudan pendekatan lingkungan adalah melalui metode
berkunjung ke lingkungan sekitar yaitu kunjungan ke lingkungan sekitar. Dengan
melakukan kunjungan disekitar siswa, siswa dapat menggali berbagai sumber belajar.
Lingkungan sekitar kaya akan sumber belajar yang esensial dalam pembelajaran.
Konsep–konsep lingkungan sekitar dapat dengan mudah di kuasai oleh siswa melalui
pengamatan pada situasi yang konkret.
Terkait dengan kegiatan menulis, apabila siswa diajak berkunjung ke lingkungan
sekitar, siswa dapat melihat secara nyata melalui pengamatan pada situasi yang konkret.
Dengan demikian, siswa dapat terinspirasi atau dapat melakukan pemetaan konsep
tentang suatu objek untuk kemudian dikembangkan dalam bentuk tulisan. Siswa dapat
10
menuliskan penggambaran suatu objek secara lebih jelas dan terperinci. Dengan
demikian, tampak sekali bahwa pembelajaran menulis berpusat pada diri siswa serta
proses pembelajaran yang bermakna. Untuk sumber belajarnya siswa mengelola
informasi didapat dari lingkungan. Tampak guru dalam kegiatan ini sebagai motivator
sesuai dengan peran guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menulis dengan metode field trip
(berkunjung ke lingkungan sekitar) dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari (menulis).
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah siswa.
2. Inti Pembelajaran
Di lapangan (pembelajaran dilaksanakan di luar ruangan kelas, siswa diajak untuk
berkunjung ke lingkungan sekitar).
a. Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan terhadap suatu objek
tertentu yang ada di lingkugan sekitar.
b. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan terkait dengan objek yang mereka
amati.
Di dalam kelas
a. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan tentang objek yang mereka amati dengan
kelompoknya masing-masing.
b. Siswa melaporkan hasil diskusi.
11
3. Penutup
a. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil pengamatan tentang objek yang
mereka amati.
b. Guru menugaskan siswa untuk membuat sebuah tulisan tentang pengalaman
belajar mereka.
B. Kerangka Berpikir
12
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Metode Field Trip (Berkunjung ke lingkungan sekitar) dapat meningkatkab
kualitas pembelajaran serta keterampilan menulis siswa SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2010/2011.
BAB III
Kondisi Awal
Memanfaatkan metode field trip
dalam pembelajaran menulis
Kemampuan menulis siswa
rendah
Tindakan
Guru belum menerapkan metode
field trip dalam pembelajaran
menulis
Siklus I siswa diajak berkunjung
ke bengkel dan area parkir sekolah
Siklus II siswa diajak berkunjung melihat
pemandangan alam di sekitar sekolah
Hasil: Kemampuan
menulis siswa meningkat
Kondisi Akhir
13
METODE PENELITIAN
A. Setting
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo, yang merupakan
sekolahan swasta. Lokasinya berada di kawasan pedesaan, tepatnya di Kecamatan
Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Pada tahun pelajaran 2010/2011, di sekolah ini ada 4 kelas
paralel untuk kelas X (Kelas MO 1, MO 2, MO 3, dan MO 4), 4 kelas paralel untuk kelas XI
(Kelas MO 1, MO 2, MO 3, dan MO 4), dan 4 kelas paralel untuk kelas XII (Kelas MO 1,
MO 2, MO 3, dan MO 4) sehingga secara keseluruhan di SMK ini memiliki 12 kelas.
Jumlah siswa pada tiap kelas rata-rata 35-40 siswa.
Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama 5 bulan, yaitu
mulai bulan Juli sampai dengan November 2010. Tahap perencanaan dilaksanakan pada
bulan Juli dan Agustus. Adapun pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan pada
pertengahan bulan September dan Oktober 2010, sedangkan tahap pelaporan hingga
sosialisasi hasil pada bulan November.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo pada tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswanya adalah 35 orang. Adapun
secara umum, mayoritas siswa SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo berasal dari keluarga
petani yang dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan bahasa Jawa, baik di rumah
maupun di luar rumah, bahkan di sekolah. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
penguasaan pada kosakata dan struktur kalimat bahasa Indonesia sehingga berdampak pula
terhadap kemampuan siswa dalam menulis.
14
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peristiwa pembelajaran
menulis serta dokumen (hasil tes menulis dan catatan penunjang). Oleh karena itu,
pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan analisis dokumen.
Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran menulis, dari kegiatan apersepsi
hingga evaluasi. Pelaksana dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas XI MO
1 (Bapak Frangky Agusta Setiawan, S.Pd.). Observasi ini dilakukan dengan cara peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang
dipimpin oleh guru. Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan
untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada
dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan yang ada. Hasil diskusi berupa solusi
untuk berbagai kelemahan tersebut kemudian dilaksanakan dalam siklus. Adapun analisis
dokumen dilakukan pada hasil tes menulis untuk diidentifikasi tingkat pemahaman siswa
terhadap materi menulis.
D. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) serta data
dari hasil tes menulis dilakukan dengan analisis kritis, yaitu membandingkan data dari siklus
satu ke siklus berikutnya. Hal ini untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat ditetapkan langkah perbaikan pada pelaksanaan
tindakan berikutnya.
E. Prosedur Penelitian
15
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga akhi
penelitian. Penelitian ini adalah proses pengkajian system berdaur sebagaimana kerangka
berpikir. Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup langkah-langkah: (1)
persiapan, (2) studi/survei awal, (3) pelaksaaan siklus, dan (4) penyusunan laporan.
Pelaksaaan siklus meliputi (a) perencanaan tindakan (planning), (b) pelaksanaan tindakan
(acting), (c) pengamatan (observasi), (d) pelaksanaan tindakan (reflecting). Banyaknya
siklus yang direncanakan adalah dua siklus mengingat dalam penelitian tindakan, penerapan
siklus minimal dua. Disamping itu, melihat situasi dan kondisi penerapan tiga siklus
penelitian dipandang cukup untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama (Siklus I)
a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I.
b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus I.
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap tindakan/pelaksanaan pembelajaran
(KBM) guru-siswa.
d. Membuat refleksi atau tindakan pada siklus I oleh peneliti dan guru.
e. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a. Merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada revisi/perbaikan pada
siklus I.
b. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada siklus
sebelumnya (Siklus I).
16
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap tindakan/pelaksanaan pembelajaran
(KBM) guru-siswa.
d. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti.
3. Siklus Ketiga (Siklus III)
a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus III yang mendasarkan pada
revisi/perbaikan tindakan pada siklus II
b. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada siklus
sebelumnya
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap tindakan/pelaksanaan pembelajaran
(KBM) guru-siswa
d. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal. Survei awal
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis serta kemampuan awal
siswa dalam menulis. Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja
yang akan dilakukan pada pembelajaran dalam siklus selanjutnya. Survei awal dilakukan
pada hari Kamis, 5 Agustus 2010 pada pukul 08.30 WIB. Peneliti berperan sebagai
partisipan pasif.
Pada kegiatan pratindakan, guru mengambil materi menulis. Untuk mengingatkan
siswa, guru menjelaskan tentang materi menulis karangan baik narasi, deskripsi, eksposisi,
maupun argumentasi. Selain itu, guru juga mencoba mengulas tentang tata penulisan
karangan, mulai dari segi penulisan judul, penulisan paragraf, penggunaan huruf kapital,
penggunaan konjungsi, sampai ke masalah kohesi dan koherensi.
Saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak
memperhatikan keterangan guru, namun tidak sedikit pula yang menggosok-gosok mata
karena mengantuk, bosan, ngobrol dengan teman semeja, serta sibuk beraktivitas sendiri.
Sebenarnya guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa tetapi kurang berhasil. Guru
sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, tetapi tidak ada siswa yang
memanfaatkan kesempatan tersebut. Karena tidak ada pertanyaan, guru menugaskan siswa
untuk menulis. Dalam memberikan tugas menulis guru memberikan satu tema yaitu tentang
keadaan di sekitar SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo. Siswa diberi kebebasan untuk
18
menentukan objek apa yang mau dijadikan bahan ide/gagasan. Hasil tulisan siswa dalam
kegiatan pratindakan ini kemudian dipakai menjadi nilai pretes.
Secara keseluruhan nilai yang diperoleh siswa pada kegiatan pretes sebagai berikut:
Tabel 2. Perolehan Nilai Pretes Menulis
No. Nama SiswaPretes
JumlahI II III IV
1 Ahmad Mualim 14 10 9 15 48
2 Aji Candra B.K. 17 10 7 10 44
3 Amirullah 13 7 8 6 34
4 Anas Ibnu K. 13 7 7 7 34
5 Ari Afandi 20 15 14 15 64
6 Arum Asri Atmaja 18 13 10 12 53
7 Asep Widya R. 21 13 17 19 70
8 Bayu S.P. 17 10 10 11 48
9 Bhakti Priyambodo 22 15 13 18 68
10 Dani Tri Hasmoro 22 15 11 12 60
11 Dani Yulianto 19 13 14 11 57
12 Didik Riyanto 13 9 8 10 40
13 Effendi Taufik R. 17 10 9 11 47
14 Eko Latif Nur Anas 22 14 14 11 61
15 Eko Hermawan 16 9 9 10 44
16 Fendi Pratama 18 11 11 10 50
17 Fendi Rustamaji 18 11 10 12 51
18 Ferdi Eka Kurnia 17 12 9 10 48
19
19 Keny Sepdianto 18 13 13 15 61
20 Lukman D.P. 18 10 11 10 49
21 Ma’ruf Syafarudin 22 16 15 20 73
22 Nur Afandi 23 15 14 18 70
23 Nur Hari Mustofa 14 9 10 7 40
24 Nur Khotimah 22 15 15 20 72
25 Rio Mindyo P. 14 9 9 7 39
26 Risky Permata Putri 14 12 9 10 45
27 Rudi Handoko 26 23 17 23 89
28 Siti Rohayati 22 17 15 20 76
29 Sugino 17 12 10 10 49
30 Syeikhul Yus Rizal 18 13 13 15 61
31 Tawino 17 10 10 11 48
32 Tri Wahyuni 22 15 14 18 69
33 Tuslam Efendi 17 11 9 10 47
34 Wahyudi Purna I 22 15 14 18 69
35 Yopi Diyanto 20 10 12 17 59
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
20
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian
Hasil pembelajaran menulis yang diperoleh pada kegiatan pratindakan masih jauh
dari kondisi pembelajaran yang ideal. Untuk itu, peneliti dan guru merasa sangat perlu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran serta keterampilan menulis siswa. Untuk itu, peneliti
bersama guru merencanakan langkah selanjutnya, yaitu melaksanakan siklus I.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Tahap pertama dari siklus I adalah perencanaan tindakan. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 22 September 2010 di kantor guru SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara lain: (1) peneliti menyamakan
persepsi dengan guru mengenai pnelitian yang akan dilakukan, (2) peneliti
mengusulkan diterapkannya metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar)
dalam pembelajaran menulis serta menjelaskan cara penerapannya, (3) peneliti dan
guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-
sama merumuskan indikator pencapaian tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-sama
membuat lembar penilaian siswa berupa tes. Instrument tes digunakan untuk menilai
hasil tulisan siswa, (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Jawal pelaksanaan
tindakan direncanakan akan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 September 2010.
b. Pelaksanaan Tindakan
Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 23
September 2010. Adapun urutan tindakan dalam pembelajaran menulis dalam
siklus I sebagai berikut:
(1) guru membuka pelajaran dan melakukan apersepsi;
21
(2) guru mengulas hasil tulisan siswa pada kegiatan pratindakan (survei awal)
(3) guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis dengan
metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) yang akan dilakukan;
(4) siswa diajak berkunjung ke lingkungan sekitar untuk melihat-lihat keadaan di
bengkel dan area parkir SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo;
(5) selama di dalam bengkel maupun di area parkir , siswa mencatat poin-poin yang
berisi hal-hal yang mereka lihat dan mereka temui;
(6) setelah kembali ke kelas, siswa mengembangkan poin-poin amatan tersebut
menjadi kerangka karangan dan menjadi sebuah tulisan yang utuh;
(7) guru bersama siswa menganalisis hasil tulisan siswa;
(8) guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Pengamatan dan pemantauan dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran baik di
ruangan kelas maupun pada saat berkunjung ke lingkungan sekitar. Pengamatan
dilakukan untuk mengetahui keaktifan, semangat, minat, dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil sebagai
berikut: (1) peran guru masih mendominasi pembelajaran; (2) beberapa siswa masih
belum tertib pada saat mengikut pembelajaran; (3) keaktifan siswa untuk
mengajukan pertanyaan kepada guru masih belum terlihat; (4) siswa merespon
penggunaan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) yang diberikan
peneliti, hal ini terbukti siswa tampak antusias untuk segera menyelesaikan tugas
menulis dari guru; (5) waktu yang diperlukan untuk menulis lebih sedikit
22
dibandingkan pada saat kegiatan survei awal; (6) siswa putri terlihat lebih mandiri
dalam mengerjakan tugas; (7) guru berkeliling untuk memeriksa pekerjaan siswa,
tetapi beberapa siswa masih malu untuk memperlihatkan tulisannya; (8) guru masih
belum memberikan simpulan materi yang diajarkan.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap
tulisan siswa. Kegiatan analisis dilakukan pada hari Jumat, 24 September 2010.
Langkah yang diambil oleh peneliti dan guru adalah melakukan analisis dokumen,
yaitu membaca, mengamati, dan memperbaiki satu per satu hasil tulisan siswa.
Untuk penilaian, peneliti dan guru berpedoman pada pedoman penilaian yang
dikemukakan oleh Burhan Nurgyantoro (2001: 307-308).
Adapun hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa: (1) kemampuan siswa
dalam menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan secara umum mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pretes. Akan tetapi masih ada beberapa
tulisan siswa yang tidak berisi dan tidak mengandung substansi; (2) sebagian siswa
masih menemui kesulitan dalam mengorganisasikan paragraf, sehingga gagasan
kurang terorganisir; (4) nilai/skor perolehan terendah siswa diperoleh oleh satu
orang siswa dengan total nilai 36, sedangkan nilai tertinggi diperoleh oleh satu siswa
dengan total nilai keseluruhan 90.
Tabel 3. Perolehan Nilai Siklus I Menulis
No. Nama SiswaSiklus I
JumlahI II III IV
1 Ahmad Mualim 16 10 9 15 50
2 Aji Candra B.K. 17 11 9 10 47
23
3 Amirullah 13 10 8 9 40
4 Anas Ibnu K. 13 7 9 7 36
5 Ari Afandi 22 16 14 15 67
6 Arum Asri Atmaja 21 13 12 12 58
7 Asep Widya R. 22 13 17 19 71
8 Bayu S.P. 17 12 10 11 50
9 Bhakti Priyambodo 22 17 13 18 70
10 Dani Tri Hasmoro 22 15 13 12 62
11 Dani Yulianto 21 13 14 11 59
12 Didik Riyanto 13 9 11 10 43
13 Effendi Taufik R. 17 10 13 11 50
14 Eko Latif Nur Anas 22 15 14 13 63
15 Eko Hermawan 16 11 10 10 47
16 Fendi Pratama 18 13 14 10 55
17 Fendi Rustamaji 18 12 13 12 55
18 Ferdi Eka Kurnia 17 12 10 12 51
19 Keny Sepdianto 18 15 13 15 63
20 Lukman D.P. 20 11 11 10 52
21 Ma’ruf Syafarudin 22 18 16 20 76
22 Nur Afandi 23 15 16 18 72
23 Nur Hari Mustofa 14 12 10 7 43
24 Nur Khotimah 22 17 15 20 74
25 Rio Mindyo P. 14 11 9 9 43
24
26 Risky Permata Putri 17 12 9 10 48
27 Rudi Handoko 26 23 18 23 90
28 Siti Rohayati 23 17 16 20 78
29 Sugino 17 12 12 13 54
30 Syeikhul Yus Rizal 19 14 13 15 63
31 Tawino 17 15 10 11 53
32 Tri Wahyuni 22 17 14 18 71
33 Tuslam Efendi 17 11 13 10 51
34 Wahyudi Purna I 22 16 14 18 70
35 Yopi Diyanto 21 13 12 17 63
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
Berdasarkan nilai/skor yang diperoleh siswa pada siklus I, secara umum dapat
disimpulkan bahwa hasil tulisan/karangan yang dihasilkan sudah cukup baik apabila
dibandingkan dengan hasil tulisan pada kegiatan survei awal. Akan tetapi, masih
banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan pada tulisan siswa. Oleh karena itu,
peneliti dan guru merasa bahwa hasil penelitian ini belum optimal. Peneliti dan guru
kemudian berencana melanjutkan tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
25
a. Perencanaan Tindakan
Untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan pada siklus 1, maka pada hari Rabu, 6
Oktober 2010 peneliti dan guru merencanakan tindakan untuk siklus II. Setelah
melakukan sharing idea, akhirnya peneliti dan guru menyepakati beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut yaitu: (1)
posisi guru selama proses pembelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar
guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya; (2) metode yang digunakan adalah
metode berkunjung ke lingkungan sekitar dengan objek amatan keindahan
pemandangan alam di sekitar SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo (sawah dan
pegunungan); (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menulis dengan
metode berkunjung ke lingkungan sekitar; (4) guru memberikan balikan dan
penguatan pada tulisan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Oktober 2010,
pukul 08.30. adapun urutan tindakan dalam siklus II sebagai berikut:
(1) guru mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran menulis;
(2) guru memberikan motivasi pada siswa dengan memaparkan manfaat/keuntungan
menulis;
(3) guru merefleksi beberapa hasil tulisan siswa di depan kelas;
(4) guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pada siklus I;
(5) guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis dengan
metode berkunjung ke lingkungan sekitar yang akan dilakukan;
26
(6) siswa diajak berkunjung ke lingkungan sekitar untuk melihat keindahan
pemandangan alam di sekitar SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo (sawah dan
pegunungan);
(7) di lapangan, siswa mencatat poin-poin yang berisi hal-hal yang mereka lihat dan
mereka temui;
(8) setelah kembali ke kelas, siswa mengembangkan poin-pon amatan menjadi
kerangka karangan berikut tulisan yang utuh;
(9) guru bersama siswa menganalisis hasil tulisan siswa;
(10) guru mengumpulkan tulisan siswa;
(11) guru menyimpulkan pembelajaran, siswa diberi waktu bertanya;
(12) guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis dengan metode field trip
(berkunjung ke lingkungan sekitar) berlangsung, yaitu pada hari Kamis, 7 Oktober
2010, pukul 08.30 WIB. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti,
diperoleh hasil sebagai berikut: (1) guru mengulas hasil tulisan pada siklus I; (2)
guru juga menunjukkan jenis dan letak kesalahan yang sering dilakukan siswa
dalam siklus I; (3) siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan tanya jawab seputar
kesulitan mereka dalam menulis; (4) siswa merespon kegiatan pembelajaran menulis
dengan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) dengan baik, hal ini
ditandai dengan keaktifan siswa dalam menulis; (5) siswa sudah tidak lagi ragu
dalam menulis, hal ini ditandai dengan berkurangnya coretan pada tulisan siswa,
27
susunan paragraf sudah banyak yang benar, meskipun masih ada satu dua siswa
yang salah dalam menuliskan sistematika paragraf.
d. Analisis dan Refleksi
Kegiatan analisis ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Oktober 2010. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada
pembelajaran menulis dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Dari hasil
pengamatan peneliti pada tindakan siklus II, dapat dikemukakan beberapa hal, yaitu:
(1) sebagian siswa tidak lagi menemukan kesulitan dalam merumuskan judul yang
sesuai dengan tulisan, (2) minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan menulis sudah mengalami peningkatan; (3) situasi pembelajaran mulai
terlihat aktif. Interaksi dengan siswa terlihat sudah cukup baik. Hal ini sedikit
banyak dipengaruhi oleh metode Tanya jawab yang digunakan guru serta aktivitas
guru dalam memantau siswa dengan berkeliling kelas; (4) guru banyak memberikan
balikan atau penguatan secara lisan mengenai hasil tulisan siswa; (5) nilai/skor
perolehan terendah siswa diperoleh oleh satu siswa dengan jumlah keseluruhan ,
sedangkan nilai tertinggi diperoleh oleh satu orang siswa dengan jumlah
keseluruhan. Untuk lebih jelasnya, nilai menulis pada siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4. Perolehan Nilai Siklus II Menulis
No. Nama SiswaSiklus II
JumlahI II III IV
1 Ahmad Mualim 16 10 11 15 52
2 Aji Candra B.K. 20 13 13 12 58
3 Amirullah 13 10 11 9 43
28
4 Anas Ibnu K. 16 7 9 7 39
5 Ari Afandi - - - - -
6 Arum Asri Atmaja 21 17 15 12 65
7 Asep Widya R. 22 14 17 19 72
8 Bayu S.P. 20 12 12 11 55
9 Bhakti Priyambodo 23 17 13 18 71
10 Dani Tri Hasmoro 22 17 13 12 64
11 Dani Yulianto 23 15 14 11 53
12 Didik Riyanto 17 9 11 10 47
13 Effendi Taufik R. 20 10 13 11 53
14 Eko Latif Nur Anas 22 16 14 13 64
15 Eko Hermawan 22 14 10 10 56
16 Fendi Pratama 21 15 14 11 61
17 Fendi Rustamaji 20 17 13 12 62
18 Ferdi Eka Kurnia 19 15 13 12 59
19 Keny Sepdianto 18 16 13 15 64
20 Lukman D.P. 20 15 11 12 58
21 Ma’ruf Syafarudin 24 18 16 20 78
22 Nur Afandi 23 17 16 18 74
23 Nur Hari Mustofa 17 12 10 10 49
24 Nur Khotimah 22 18 15 20 75
25 Rio Mindyo P. 17 11 10 9 47
26 Risky Permata Putri 19 12 9 11 51
29
27 Rudi Handoko 26 23 19 23 91
28 Siti Rohayati 23 17 16 20 78
29 Sugino 23 14 12 13 62
30 Syeikhul Yus Rizal 19 14 13 15 63
31 Tawino 19 17 10 11 58
32 Tri Wahyuni 22 17 14 18 71
33 Tuslam Efendi 20 13 13 10 56
34 Wahyudi Purna I 22 16 14 18 70
35 Yopi Diyanto 21 15 12 17 65
Keterangan:
I : Isi
II : Organisasi
III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
- : Siswa Tidak Masuk
3. Siklus III
Kegiatan pada siklus III tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana dikarenakan terbentur
dengan persiapan kegiatan rutin sekolah (kegiatan tengah semester).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan peneliti dalam
dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap yang meliputi: (1) tahap
perencanaan dan persiapan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi,
dan (4) tahap analisis dan refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 45 menit).
30
Pelaksanaan tindakan berupa penerapan metode field trip (berkunjung ke lingkungan
sekitar) yang dilaksanakan dalam tiap siklus mampu meningkatkan proses pembelajaran
menulis serta keterampilan menulis siswa kelas XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6
Tirtomoyo. Meningkatnya proses pembelajaran menulis serta keterampilan menulis dapat
dilihat pada indikator-indikator berikut:
1. Meningkatnya Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis
Siswa tertarik dan berminat mengikuti pembelajaran menulis setelah diterapkan metode
field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar). Siswa tertarik dan memberikan respon
positif terhadap metode baru yang diberikan guru. Ketika diajak berkunjung ke
lingkungan sekitar siswa tampak senang dan bersemangat. Melalui kegiatan ini, siswa
tampak terhibur karena dapat melihat dunia luar.
2. Meningkatnya Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis dapat dikatakan mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari siswa yang antusias bertanya serta bersemangat untuk mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan selama kegiatan pembelajaran menulis tanpa rasa enggan.
3. Meningkatnya Keterampilan Menulis Siswa
Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode field trip (berkunjung ke
lingkungan sekitar), keterampilan menulis siswa menjadi meningkat, diindikatori sebagai
berikut: 1) guru telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran menulis dengan baik dan tertib; 2) hasil tulisan siswa
menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa; 3) kosakata
yang digunakan sebagian besar siswa lebih bervariatif, perulangan kata sudah jarang
digunakan; 4) munculnya kreativitas dan imajinasi siswa dalam menyusun kalimat-
31
kalimat menjadi sebuah tulisan yang baik; 5) ada kesesuaian antara judul dan isi tulisan;
6) siswa mampu mengorganisasikan idea tau gagasan dengan baik
4. Perolehan Nilai Menulis Siswa Meningkat
Peningkatan nilai menulis siswa dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 5. Perolehan Nilai Menulis Siswa
No. Nama SiswaSurvei Awal
(Pretes)Siklus I Siklus II Keterangan
1 Ahmad Mualim 48 50 52 Meningkat
2 Aji Candra B.K. 44 47 58 Meningkat
3 Amirullah 34 40 43 Meningkat
4 Anas Ibnu K. 34 36 39 Meningkat
5 Ari Afandi 64 67 - Meningkat
6 Arum Asri Atmaja 53 58 65 Meningkat
7 Asep Widya R. 70 71 72 Meningkat
8 Bayu S.P. 48 50 55 Meningkat
9 Bhakti Priyambodo 68 70 71 Meningkat
10 Dani Tri Hasmoro 60 62 64 Meningkat
11 Dani Yulianto 57 59 53 Meningkat
12 Didik Riyanto 40 43 47 Meningkat
13 Effendi Taufik R. 47 50 53 Meningkat
14 Eko Latif Nur Anas 61 63 64 Meningkat
15 Eko Hermawan 44 47 56 Meningkat
16 Fendi Pratama 50 55 61 Meningkat
17 Fendi Rustamaji 51 55 62 Meningkat
32
18 Ferdi Eka Kurnia 48 51 59 Meningkat
19 Keny Sepdianto 61 63 64 Meningkat
20 Lukman D.P. 49 52 58 Meningkat
21 Ma’ruf Syafarudin 73 76 78 Meningkat
22 Nur Afandi 70 72 74 Meningkat
23 Nur Hari Mustofa 40 43 49 Meningkat
24 Nur Khotimah 72 74 75 Meningkat
25 Rio Mindyo P. 39 43 47 Meningkat
26 Risky Permata Putri 45 48 51 Meningkat
27 Rudi Handoko 89 90 91 Meningkat
28 Siti Rohayati 76 78 78 Meningkat
29 Sugino 49 54 62 Meningkat
30 Syeikhul Yus Rizal 61 63 63 Meningkat
31 Tawino 48 53 58 Meningkat
32 Tri Wahyuni 69 71 71 Meningkat
33 Tuslam Efendi 47 51 56 Meningkat
34 Wahyudi Purna I 69 70 70 Meningkat
35 Yopi Diyanto 59 63 65 Meningkat
5. Meningkatnya Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menulis yang
Inovatif dan Menyenangkan
Setelah diterapkan metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) dalam
pembelajaran menulis, guru mulai tertarik untuk mengaplikasikan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi. Guru juga menyadari bahwa kegiatan pembelajaran menulis tidak
33
harus dilaksanakan di ruangan kelas. Guru mengakui sebagian besar siswanya lebih
tertarik ketika mereka diajak berkunjung ke lingkungan sekitar sebelum diberi tugas
menulis.
D. Keterbatasan Penelitian
Terkait dengan beberapa aspek, Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas
XI MO 1 SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo memiliki keterbatasan. Berikut ini
dikemukakan keterbatasan yang dialami peneliti, diantaranya yaitu:
1. Pelaksanaan siklus I sempat tertunda karena terbentur bulan Ramadhan dan libur hari
Raya Idul Fitri. Selang waktu antara kegiatan survey awal dengan pelaksanaan siklus I
adalah kurang lebih 0,5 bulan.
2. Siklus III sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II yang masih memiliki beberapa
kelemahan tidak mungkin dilaksanakan karena terbentur kegiatan rutin sekolah
(Kegiatan Tengah Semester).
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
34
Simpulan dari penelitian ini, yaitu: (1) penerapan metode field trip (berkunjung ke
lingkungan sekitar) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis. Hal ini ditandai
dengan prosentase keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran menulis yang mengalami peningkatan dalam tiap siklusnya; (2) penerapan
metode field trip (berkunjung ke lingkungan sekitar) dapat meningkatkan kemampuan
menulis. Hal ini ditandai dengan nilai menulis siswa yang mengalami peningkatan pada
tidap siklusnya. Pada siklus I nilai/ skor terendah siswa adalah dan nilai tertinggi siswa
adalah. Sedangkan pada siklus II nilai/skor terendah siswa adalah dan nilai tertinggi siswa
adalah.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran
dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
faktor-faktor tersebut antara lain: guru, siswa, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar. Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas proses dan hasil
pembelajaran meningkat setelah diterapkan metode field trip (berkunjung ke lingkungan
sekitar) ini digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan
metode tersebut. Di samping itu, bagi guru Bahasa Indonesia metode ini dapat digunakan
sebagai metode alternatif yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan serta implikasi penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
35
Kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru guna meningkatkan kompetensinya,
misalnya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan mengikutsertakan guru
dalam forum-forum ilmiah seperti seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya. Di
samping itu, kepala sekolah perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan
mengenai metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dan mendukung guru
untuk menerapkan metode-metode tersebut dalam pembelajaran.
2. Bagi guru
Guru disarankan untuk meningkatkan kompetensinya, misalnya dengan melakukan
penelitian dan mengikuti forum-forum ilmiah. Di samping itu, guru hendaknya
memperluas wawasan mengenai metode-metode yang kreatif dan inovatif serta
menerapkannya dalam pembelajaran. Penerapan tersebut perlu memperhatikan minat
serta motivasi siswa.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya dapat menerapkan metode field trip (berkunjung ke lingkungan
sekitar). Metode tersebut tidak hanya dalam kegiatan menulis, tetapi juga dalam kegiatan
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurhasanah. 2005. Pengajaran Bahasa –yang- kreatif. (http://lubisgufura-wordpress.com). Diakses tanggal 27 Agustus 2010.
36
Nurgyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:BPFE.
Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: CV Angkasa Raya.
Suniarsih, U.U. Lingkungan, Sumber Belajar yang Terlupakan. (http://www.pikiran rakyat.com). diakses tanggal 27 Agustus 2010.
Tarigan H.G. 1993. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.
The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.