· Web viewMemantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai instansi penegak hukum...

46
HUKUM

Transcript of  · Web viewMemantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai instansi penegak hukum...

HUKUM

B A B XX

H U K U M

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa, pembangunan dan pembinaan bidang hukum diarahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga dapat lah diciptakan ketertiban dan kepastian hukum serta memperlancar pelaksanaan pembangunan.

Dalam tahun Kedua Repelita 111 (1980/81) telah dilanjutkan dan ditingkatkan serangkaian kebijaksanaan, langkah dan kegiatan yang meliputi bidang-bidang pembinaan hukum, penegakan hukum, pembinaan peradilan termasuk bantuan hukum, pembinaan pemasyarakatan, administrasi urusan hukum termasuk keimigrasian, serta pendidikan dan penyuluhan hukum sebagai berikut :

1. Pembinaan HukumPembinaan hukum nasional secara bertahap

terus ditingkatkan dalam rangka pembaharuan hukum dan pembinaan tertib hukum dalam jangka panjang. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan dalam tahun 1980/81 adalah sebagai berikut :a. Melanjutkan dan meningkatkan usaha kodifikasi

serta unifikasi hukum di bidang-bidang tertentu dalam rangka penyempurnaan dan pembaharuan hukum nasional dengan tetap memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat.

b.1021

b. Mengesahkan berbagai Undang-undang yang telah mendapat persetujuan DPR, menetapkan sejumlah Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang yang telah di-sahkan, serta menetapkan berbagai Keputusan Presiden sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah tersebut.

c. Meningkatkan berbagai kegiatan penunjang/pelengkap perencanaan hukum dan perundang-undangan, yaitu penelitian hukum, penyusunan naskah akademis, penyelenggaraan pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, pengembangan jaringan dokumentasi dan informasi hukum, publikasi hukum, dan penghimpunan (inventarisasi) putusan-putusan perkara (yurisprudensi).2. Penegakan Hukum

Dalam rangka penegakan hukum telah dilaksanakan berbagai langkah dan usaha yang meliputi, antara lain :

a. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas umum kejaksaan sebagai penegak hukum dan terutama tugas khususnya sebagai penuntut umum.

b. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai instansi penegak hukum seperti Polisi, Jaksa dan Hakim serta aparat keamanan lainnya guna terselenggaranya ketertiban dan ke-pastian hukum dalam masyarakat sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

c. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana dengan memprioritaskan yang diperkirakan dapat menghambat pembangunan, antara lain tindak pidana penyelundupan, korupsi dan subversi.

d. Meningkatkan sikap mental dan ketrampilan serta kemampuan teknis para penegak hukum dalam penyelesaian perkara.

e. Meningkatkan pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.3. Pembinaan Peradilan

Asas pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum telah diusahakan 1022

perwujudannya di bidang peradilan antara lain sebagai berikut :a. Proses peradilan diusahakan supaya lebih

sederhana, cepat dan jujur dengan biaya yang terjangkau oleh para pencari keadilan dari seluruh lapisan masyarakat.

b. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri di Propinsi dan Kabupaten.

c. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan telah ditunjang dengan usaha mendekatkan badan peradilan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil dengan mengadakan tempat-tempat si-dang. Di sawing itu telah dimulai usaha pemberian bantuan hukum kepada pencari keadilan yang kurang mampu.

4. Pembinaan PemasyarakatanDalam pembinaan narapidana dan anak didik

dimantapkan pendekatan sosial edukatif dengan tetap memperhatikan aspek keamanan masyarakat lingkungannya dan tingkat kesadaran hukum dalam masyarakat.

Khusus dalam pengembangan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak ditingkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pendidikan anak oleh keluarga yang bersangkutan serta men-dorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha bimbingan kemasyarakatan.

Dalam rangka pembinaan pemasyarakatan ini, diusahakan perbaikan dan perluasan Lembaga Pemasyarakatan, Lembaga Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA), serta penertiban dan perbaikan tempat tahanan.

5. Administrasi Urusan Hukum

Telah dilaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan administrasi pelayanan berbagai urusan hukum sebagai berikut :a. Penyempurnaan dan penyederhanaan urusan

perizinan, pengesahan dan pengawasan serta penyelesaian urusan hukum lainnya.

b. Peningkatan pelayanan urusan keimigrasian dan pengawasan lalu lintas orang dari dan ke luar

1.023

negeri.c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi prasarana

fisik keimigrasian dan perluasan jaringan komunikasi.

6. Pendidikan dan Penyuluhan HukumSelanjutnya telah ditingkatkan pula

penataran/pendidikan tambahan untuk berbagai tingkat dan jenis keahlian di bidang hukum.

Di samping itu telah dilakukan kegiatan penerangan/penyuluhan hukum yang diarahkan kepada berbagai kelompok sasaran antara lain pemuda remaja, yaitu dengan memanfaatkan berbagai saluran penerangan dan saluran pendidikan.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNANProgram-program pokok pembangunan hukum

selama Repelita III terdiri dari 1. program pembinaan hukum nasional; 2. program pembinaan peradilan dan penegakan hukum yang mencakup kelompok kegiatan utama a. pembinaan peradilan; b. penegakan hukum, c. pembinaan pemasyarakatan; dan d. pembinaan administrasi urusan hukum termasuk keimigrasian; dan, 3. program pendidikan hukum.

1. Pembinaan HukumTujuan dari pada program pembinaan hukum

ialah penyusunan dan pemantapan perangkat perundang-undangan yang menunjang pembangunan di berbagai bidang dan mengarahkan pembangunan itu sendiri secara tertib dan dinamis.

Dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dilanjutkan usaha kodifikasi yang mencakup bidang-bidang hukum perdata, pidana, acara perdata, acara pidana, dagang, administrasi negara, acara administrasi negara dan perburuhan. Demikian pula telah diusahakan pengembangan hukum laut, hukum lingkungan dan perlindungan milik perindustrian.

Dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) kegiatan penyusunan perundang-undangan telah menghasilkan sejumlah 13 undang-undang (UU) yaitu

:1024

a. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1980 tentang Tambahan dan Perubahan Anggaran Belanja Negara Tahun 1980;

b. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1969/70;

c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1970/71;

d. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1971/72;

e. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Yogyakarta dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Semarang;

f. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Palangkaraya dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banjarmasin;

g. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tanjungkarang dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Palembang;

h. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1980 tentang Tanda Kehormatan Bintang Budaya Panama Dharma;

i. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap;

j. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/ Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara , serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara;

k. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan;

l. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1981 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1981/82;

m. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

Di samping itu telah ditetapkan 55 (lima puluh lima) Peraturan Pemerintah antara lain :1. Peraturan Pemerintah tentang Apotik;2. Peraturan Pemerintah tentang Penggolongan

1025

Bahan-bahan Galian;3. Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;4. Peraturan Pemerintah tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis;5. Peraturan Pemerintah tentang Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi Penderita Cacad;6. Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Pemilihan Umum;

7. Peraturan Pemerintah tentang Pengangkatan Kepala Kelurahan dan Perangkat Kelurahan menjadi Pegawai Negeri Sipil;

8. Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Upah;9. Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Penertiban, Perjudian;10. Peraturan Pemerintah tentang Transfusi Darah;11. Peraturan Pemerintah tentang Iuran Hak

Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan.Demikian pula telah ditetapkan sejumlah

Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, antara lain :a. 1. Keputusan Presiden tentang Dana

Jaminan Reboisasi dan Permudaan Hutan Areal Hak Pengusahaan Hutan;

2. Keputusan Presiden tentang Pemberian Premi kepada Kelompok tani Peserta Insus yang menjual gabah dad hasil para anggotanya kepada Pemerintah;

3. Keputusan Presiden tentang Penghapusan Jaring Trawl;

4. Keputusan Presiden tentang Badan Koordinasi Energi Nasional;

5. Keputusan Presiden tentang Menugaskan kepada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota untuk membina dan mengelola Monumen Soekarno — Hatta Proklamator Kemerdekaan Indonesia;

6. Keputusan Presiden tentang Menugaskan kepada Menteri Per-tahanan-Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia untuk membina dan mengelola Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta;

7. Keputusan Presiden tentang Kebijaksanaan

1026

Mengenai Pencetakan Sawah;8. Keputusan Presiden tentang Organisasi dan

Tatakerja Penyelenggaraan Landreform;9. Keputusan Presiden tentang Badan

Pertimbangan Kepegawaian;10. Keputusan Presiden tentang Lembaga

Pemilihan Umum dan Panitia Pemilihan Indonesia;

11. Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Indonesia dan Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilihan Umum Pusat;

b. 1. Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar;

2. Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan;

3. Instruksi Presiden tentang Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar;

4. Instruksi Presiden tentang Pedoman Pelaksanaan Undang-undung Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil;

5. Instruksi Presiden tentang Penyusunan dan Pengesahan Peraturan Daerah mengenai Pajak Daerah Tingkat I, Pajak Daerah Tingkat It dan Retribusi Daerah Tingkat I;

Selanjutnya telah disiapkan 8 (delapan) Rancangan Undangundang yaitu :1. Rancangan Undang-undang tentang Perusahaan Daerah;2. Rancangan Undang-undang tentang KADIN;3. Rancangan Undang-undang tentang Pengangkatan Anak;4. Rancangan Undang-undang tentang Hak Cipta;5. Rancangan Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara;6. Rancangan Undang-undang tentang Karantina;7. Rancangan Undang-undang tentang Wabah;8. Rancangan Undang-undang tentang Keimigrasian.

Telah pula disiapkan sejumlah Rancangan Peraturan Pemerintah, antara lain :1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengaturan Air;2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Irigasi;3. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

Pengendalian Pencemaran Air;4. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.Sebagai penunjang/persiapan penyusunan

1027

perundang-undangan telah dilakukan kegiatan penyusunan bahan perundang-undangan berupa naskah akademis, penelitian, pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, inventarisasi yurisprudensi dan berbagai penerbitan khusus di bidang hukum.

Bahan-bahan perundang-undangan hasil kerjasama dengan dunia universitas dan tenaga ahli tentang berbagai masalah pokok yang telah disusun meliputi 17 naskah akademis yaitu (1) Pekerjaan Umum bidang jalan; (2) Pelabuhan; (3) Lalu lintas Danau dan Ferry; (4) Kesehatan; (5) Catatan Sipil; (6) Hak Angket; (7) Lingkungan Maritim; (8) Pengangkatan dan Adopsi Anak; (9) Penggantian Algemene Bepalingen van Wetgeving; (10) Perlindungan Konsumen; (11) Keselamatan kerja bagi tenaga kerja wanita; (12) Telekomunikasi; (13) Kereta Api; (14) Tindak Pidana Ekonomi; (15) Pariwisata; (16) Perkebunan; dan (17) National Space.

Di samping itu telah dilakukan pula inventarisasi sekitar 10 peraturan perundang-undangan, yaitu : (1) Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi; (2) Pariwisata; (3) Perbendaharaan Negara; (4) Perpustakaan Nasional; (5) Peraturan Umum Pajak Daerah; (6) Bea Balik Nama; (7) Ijin Penggunaan alat-alat radiasi di bidang Kedokteran; (8) Hukum Perpajakan; (9) Peradilan Militer; dan (10) Persaingan di bidang Industri.

Pokok-pokok masalah hukum lainnya yang pada waktunya akan diolah dan disusun naskah akademisnya. Juga telah dilanjutkan kodifikasi 4 buah naskah, yaitu (1) Hukum Perdata; (2) Hukum Pidana; (3) Hukum Acara Pidana Militer; dan (4) Hukum Perburuhan.

Penelitian di bidang hukum yang telah dilaksanakan berjumlah 14 buah sebagai hasil kerjasama dengan berbagai universitas dan badan-badan penelitian antara lain tentang : (1) Aspek-aspek Hukum Telekomunikasi; (2). Perlindungan Konsumen; (3) Maritim Kringen Ordonantie; (4) Masalah Penyuluhan Hukum; (5) Hukum adat dan

1028

Lembaga-lembaga Hukum Adat Aceh; (6) Hukum Adat dan Lembaga-lembaga Hukum Adat di Jawa Barat; (7) Aspek-aspek hokum yang mempengaruhi perkembangan Koperasi; (8) Aspek Hukum masalah Kebakaran; (9) Perundang-undangan di bidang dunia usaha; (10) Aspek-aspek Hukum bidang Kehutanan; (11) Sistim Hukum Negara Tetangga Mean; (12) Delik-delik Ekonomi dan Latar Belakang Permasalahan; (13) Aspek Hukum Perkreditan; dan (14) Kerangka dan Sistim Hukum Nasional.

Pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium) diberbagai bidang hukum yang telah diselenggarakan berjumlah 6 kali yang meliputi :(1) Pembaharuan Hukum Dagang Nasional (Ujung Pandang);(2) Aspek-aspek Hukum Masalah Perkreditan (Jakarta); (3) Perlindungan Konsumen (Jakarta); (4) Peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan pengaruhnya terhadap hukum; (5) Pem-baharuan Hukum Pidana Nasional; dan (6) Penerangan Asas Hukum Adat dalam Hukum Nasional (Yogyakarta).

Selanjutnya telah dilaksanakan 10 buah penulisan karya-karya ilmiah, yaitu mengenai : (1) Catatan Sipil di Indonesia; (2) Hubungan timbal balik antara perubahan sosial dan delik-delik khusus; (3) Sita jaminan dan permasalahan nya; (4) Rehabilitasi serta ganti rugi sehubungan dengan penahanan penangkapan yang keliru atau salah; (5) Pengaruh hukum waris Islam terhadap sistim pewarisan adat di pelbagai daerah Indonesia; (6) Demokrasi Pancasila dan Sistem Pemerintah; (7) Pengangkatan anak menurut hukum adat dan akibat hukumnya; (8) Pelembagaan bantuan hukum dan efektivitas peradilan; (9) Penerapan prinsip laut bebas dan pengaruhnya bagi negara kepulauan; dan (10) Beberapa cara dan mekanisme dalam penyuluhan hukum.

Di samping itu juga telah disiapkan 10 buah rencana ilmiah yaitu yang mengenai : (1) Hukum Perpajakan; (2) Peradilan Militer; (3) Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi; (4) Segi-segi Hukum Pelimpahan Teknologi; (5) Perbendaharaan Negara; (6) Perpustakaan Nasional; (7) Peraturan Umum Pajak Daerah; (8) Bea Balik Nama; (9) Ijin Penggunaan alat-alat Radiasi di bidang kedokteran;

1029

dan (10) Persaingan di bidang industri.Demikian pula telah dilakukan pengkajian sekitar

20 peraturan perundang-undangan, yaitu yang mengenai : (1) Hukum Perikatan; (2) Wajib Uji produksi bahan makanan, obat-obatan dan kosmetik; (3) Wajib Uji produksi bahan bangunan; (4) Perikanan; (5) Pelabuhan Perikanan; (6) Kawasan Industri; (7) Pertanian dan Pangan; (8) Karantina Darat, Laut, dan Udara; (9) Kedokteran Kehakiman; (10) Pengarahan Tenaga Kerja; (11) Pengawasan industri alat-alat perta-

nian; (12) Pokok-pokok Pers; (13) Koperasi dan pemasaran ikan; (14) Penerbangan; (15) Pengangkutan Darat; (16) Pertanggungan jawab angkutan udara; (17) Penanaman modal; (18) Perdagangan; (19) Lingkungan dan, (20) Sosial.

Kegiatan pengembangan hukum laut dan hukum lingkungan dilakukan dengan berbagai peninjauan dan penelitian serta penerapan (implementasi) dari Paris Convention for. Protection of Industrial Property.

Dalam usaha peningkatan administrasi urusan hukum telah dilakukan penyusunan sejumlah 11 dokumen yaitu : (1) Dokumentasi Perjanjian Internasional; (2) Dokumentasi Kewarganegaraan; (3) Dokumentasi Dwi Kewarganegaraan; (4) Dokumentasi Daktiloskopi; (5) Dokumentasi Peraturan Perundang-undangan Pusat dan Daerah; (6) Dokumentasi Patent; (7) Dokumentasi dan Administrasi Arsip Badan Hukum; (8) Dokumentasi dan Administrasi Arsip Catatan Sipil; (9) Administrasi Arsip Direktorat Perdata; (10) Pedoman Petunjuk dan Pengawasan Notaris; dan (11) Penyelenggaraan Pembuatan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI).

Demikian pula telah ditingkatkan pelayanan kepada kalangan profesi hukum, khususnya tentang administrasi perpustakaan hukum; dokumentasi peraturan perundang-undangan; dokumentasi kewarganegaraan, Kewarganegaraan dan Dwi kewarganegaraan; dokumentasi perjanjian internasional; dokumentasi tentang patent; dan, dokumentasi catatan sipil.

Berbagai publikasi dan kegiatan penerangan hukum yang telah dilakukan antara lain meliputi penyusunan program, publikasi dan penerangan

1030

hukum yaitu :(1) program publikasi dan penerangan hukum; (2) sejarah pembentukan Undang-undang tentang Extradisi; (3) sejarah pembentukan Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana; (4) sejarah pembentukan Undang-undang tentang perjanjian Extradisi antara Indonesia dan Thailand; (5) Himpunan daftar nama secara kronologis; dan, (6) Himpunan Surat-surat Keputusan Menteri Kehakiman tentang Pengesahan Perseroan Terbatas 1979. Di samping itu telah dilakukan pula peragaan visual hukum.

Selanjutnya telah dilakukan pengkajian hukum, di 9 bidang; yaitu: (1) Hukum Perdata; (2) Hukum Pidana; (3) Hukum Acara Perdata dan Acara Pidana; (4) Hukum Ekonomi Pembangunan; (5) Hukum Islam; (6) Hukum Tata Negara; (7) Hukum Adat; (8) Hukum Perdata Internasional; dan, (9) Hukum Interdisipliner.

Dalam Tabel XX — 1 dan Grafik XX 1 nampak secara ringkas perkembangan pelaksanaan kegiatan pokok pembinaan hukum.

TABEL XX — 1PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN

HUKUM,1978/79 — 1980/81

Jenis Kegiatan 1978/79 1979/80 1980/81

1. Rancangan Undang-undangUndang-undang 8 7 13

2. Rancangan Peraturan Peme-rintah yang telah rintah 37 48 55

3. Penelitian Hukum 12 23 14 4. Pertemuan Ilmiah 7 6 6 5.Penulisan Karya Ilmiah 8 10 10

Usaha-usaha pembinaan dan pembaharuan hukum telah dilakukan pula oleh ahli-ahli hukum dan ahli-ahli sosial budaya, yaitu antara lain untuk mendapatkan kesepakatan dalam pembinaan dan pembaharuan hokum nasional, memberikan pertimbangan sebagai bahan perumusan kebijaksanaan dan mempersiapkan bahan/data untuk

1031

tindak lanjut Konperensi Hukum ASEAN, Demikian pula telah diselenggarakan pertemuan ilmiah dari Asia Afrika Legal Consultative Committee. Di samping itu telah dilanjutkan pembuatan compendium hukum Indonesia.

GRAFIK XX – 1

PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM,

1978/79 – 1980/81

1032

Selanjutnya dalam rangka pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum antara lain telah dilanjutkan inventarisasi peraturan perundang-undangan, penyusunan ringkasan peraturan perundang-undangan dan basil penelitian hukum, dan penyusunan almanak peraturan perundang-undangan.

2. Pembinaan Peradilan dan Penegakan hukum a. Pembinaan Peradilan

Tujuan pokok dari pembinaan peradilan ialah untuk mewujudkan peradilan yang cepat, sederhana dan dengan biaya yang ringan serta dapat memenuhi rasa keadilan seluruh masyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dibentuk 7 Pengadilan Negeri barn yaitu di:(1) Kisaran, (2) Janthoi, (3) Lubuk Pakam, (4) Cibadak, (5) Simalungun, (6) Dumai dan (7) Lubuk Basung.

Dengan demikian sampai dengan tahun 1980/81 telah ada sebanyak 277 Pengadilan Negeri dan 19 Pengadilan Tinggi. Telah pula dilanjutkan perbaikan organisasi Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, khususnya di bidang kepaniteraan.

Dalam pada itu, untuk lebih memperluas jangkauan pelayanan peradilan, telah dibangun 72 buah tempat sidang dalam rangka pelaksanaan tugas hakim keliling khususnya di kota-kota kecil. Dengan demikian dapat dipercepat proses penyelesaian perkara di tempat kasus/sengketa terjadi, di samping untuk mencegah Penyerahan/penyelesaian perkara oleh instansi lain, hal mana perkara tersebut sebenarnya merupakan kompetensi penuh dari

1033

pengadilan.Usaha-usaha tersebut sekaligus dimaksudkan

agar dapat meningkatkan produktivitas pengadilan dalam rangka mempercepat proses penyelesaian perkara.

Selanjutnya telah dilaksanakan pula pola kerja mempercepat proses penyelesaian perkara termasuk peninjauan (kunjungan kerja) ke Pengadilan Tinggi Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang dan Medan.

Di samping itu dalam rangka usaha pemerataan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, telah mulai dirintis pemberian bantuan hukum untuk sekitar 3.000 kasus perkara bagi pencari keadilan yang kurang mampu.

Demikian pula telah dilakukan berbagai kegiatan penyuluhan hukum khususnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan tugas pengadilan, pencetakan brosur-brosur dan penyuluhan melalui TVRI dan RRI.

Dalam usaha inventarisasi yurisprudensi telah diadakan kerjasama antara Pengadilan Tinggi dengan 5 Fakultas Hukum Negeri setempat yaitu : (1) Pengadilan Tinggi Panda !web dengan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala; (2) Pengadilan Tinggi Surabaya dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga; (3) Pengadilan Tinggi Medan dengan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; (4) Pengadilan Tinggi Ujung Pandang dengan Fakultas Hukum Universitas Hasanudin; clan, (5) Pengadilan Tinggi Jayapura dengan Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih.

Di samping itu telah dilakukan pengembangan/penyusunan statistik perkara dan dokumentasi serta pengolahan perkara.

Dalam rangka peningkatan sarana fisik pengadilan dalam tahun 1980/81 telah dilakukan pembangunan 59 buah gedung baru Pengadilan Negeri dan 6 buah Pengadilan Tinggi; pembangunan lanjutan/ rehabilitasi/perluasan 26 buah Pengadilan Negeri; dan, pembangunan 235 buah rumah dinas untuk pejabat Hakim dan Panitera.

Selanjutnya oleh Mahkamah Agung telah diusahakan kegiatan khusus dalam rangka penyelesaian tunggakan perkara sebanyak 3.600 perkara.1034

Di samping itu telah disediakan sarana kendaraan dan rumah dinas untuk Hakim Agung dan Asisten Hakim Agung.

Perkembangan penyelesaian perkara dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XX — 2 dan Grafik XX -2.b. Penegakan Hukum

Kegiatan penegakan hukum pads dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Tujuan

tersebut diusahakan tercapainya melalui pembinaan kesadaran hukum dalam masyarakat sehingga lebih memahami dan menghayati hak dan kewajibannya serta pembinaan sikap, kemampuan dan kewibawaan aparatur penegak/pelaksana hukum demi tegak nya keadilan dan terlaksananya perlindungan hukum.

Dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dilanjutkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan penegakan hukum, sedangkan tingkat keberhasilan kegiatan penyelesaian perkara pidana tetap dapat dipelihara.

Perkembangan penyelesaian perkara pada kejaksaan dapat dilihat pada Tabel XX — 3 dan Grafik XX — 3.

Perkara-perkara penting yang penyelesaiannya telah mendapat perhatian khusus di antaranya adalah perkara penyelundupan, narkotika, kenakalan remaja, uang palsu, orang asing, korupsi, subversi dan pelanggaran perairan. Selanjutnya telah pula digiatkan pemberian bantuan dalam penagihan piutang negara.

Dalam rangka pengamanan kebijaksanaan Pemerintah, kegiatan pengawasan dan pengamanan terhadap baring cetakan telah dipusatkan pada pengungkapan usaha-usaha masuknya unsur-unsur kebudayaan asing yang bersifat subversif. Dalam pada itu, pengawasan terhadap prang asing termasuk imigran gelap telah ditingkatkan.

Kerjasama/kegiatan kordinatif antara berbagai instansi penegak hukum dipelihara kemantapannya, khususnya dalam menangani masa-lah subversi, pengawasan orang asing, penanggulangan uang palsu, penyelundupan, kenakalan remaja dan narkotika.

Segenap usaha tersebut di atas ditunjang oleh pembangunan prasarana fisik, antara lain pembangunan gedung Kejaksaan Negeri sebanyak 103 buah dan gedung Kejaksaan Tinggi sebanyak 1 buah; perluasan gedung Kejaksaan Negeri sebanyak

3 buah, gedung Kejaksaan Tinggi 05 buah, dan juga perluasan gedung Kejaksaan Agung; rehabilitasi gedung Kejaksaan Negeri sebanyak 9 buah dan gedung Kejaksaan Tinggi sebanyak 2 buah; pengadaan sarana mobilitas opera-signal sebanyak 354 buah terdiri dari : 1 buah kapal, 143 buah sepeda

1035

TABEL XX — 2

PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,

1978/79 — 1980/81

Badan Peradilan 1978/79 1979/80 1980/81

1. Pengadilan Negeri :a. Jumlah perkara yang ada 320.995 322.429 299.979b. Jumlah perkara yang dise-

lesaikan 312.208 313.085 294.815c. Persentase b terhadap a 97,26 % 97,10 % 98,27 %

2. Pengadilan Tinggi :a. Jumlah perkara yang ada 9.176 9.228 9.818

b. Jumlah perkara yang dise- lesaikan 7.013 8.549 7.549

c. Persentase b terhadap a 76,42 % 92,64 % 76,88 %

3. Mahkamah Agung :a. Jumlah perkara yang ada 8.030 10.425 12.007b. Jumlah perkara yang dise-

lesaikan 1.345 2.998 2.669c. Persentase b terhadap a 16,75 % 28,75 % 22,22 %

TABEL XX — 3PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,

1978/79 — 1980/81

U r a i a n 1978/79 1979/80 1980/81

1. Jumlah perkara yang ada 810.442 791.545 825.6302. Jumlah perkara yang di-

selesaikan 751.491 747.616 750.000 3. Persentase 2 terhadap 1 92,73% 94,45% 90,84%

1036

GRAFIK XX — 2 PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,

1978/79 - 1980/81

1037

GRAFIK XX - 3

PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,

1978/79 - 1980/81

1038

motor, 73 buah cell-wagon dan 137 buah kendaraan operasional lainnya; dan pembangunan 216 buah rumah dinas dan pengadaan peralatan/perlengkapan fungsional, termasuk peralatan komunikasi.

c. Pembinaan PemasyarakatanTujuan pokok pembinaan pemasyarakatan ialah

peningkatan dan penyempurnaan usaha pembinaan narapidana dan anak didik secara sosial edukatif, khususnya yang dikenakan pidana bersyarat dan pelepasan bersyarat, sehingga setelah habis pidana nya maka para narapidana tersebut dapat kembali hidup dalam masyarakat secara wajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dilanjutkan pengembangan sistem pemasyarakatan, penyempurnaan sistem informasi pemasyarakatan, penyusunan sejarah kepenjaraan di Indonesia, penyusunan buku petunjuk pengawasan dalam sistem pemasyarakatan serta penelitian perusahaan pemasyarakatan.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak telah diadakan pendidikan di sekolah, pendidikan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan pembinaan pramuka, keterampilan bertani, berternak dan berwiraswasta. Dalam rangka meningkatkan pembinaan narapidana, juga telah disediakan peralatan olahraga sebanyak 22 perangkat.

Untuk peningkatan sarana fisik pemasyarakatan telah selesai pembangunan baru gedung pemasyarakatan (LP) sebanyak 23 buah; Kan-tor BISPA sebanyak 3 buah (Kantor BISPA di Jakarta Utara, Purwokerto, dan Wonosari); dan, pembangunan lanjutan Lembaga Pemasyarakatan

1039

(LP) sebanyak 36 buah; rehabilitasi LP sebanyak 63 buah dan perluasan LP sebanyak 16 buah; dan, pembangunan 231 buah rumah dinas untuk petugas lembaga. Selain itu telah dilakukan berbagai kegiatan penunjangan lainnya antara lain pengadaan 27 buah cell wagon pengangkutan narapidana.

Jumlah narapidana yang ada dalam Lembaga Pemasyarakatan dapat dilihat dalam Tabel XX — 4.

TABEL XX - 4

JUMLAH NARAPIDANA DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN,1978/79 - 1980/81

Kantor WilayahJumlahLembaga

1978/79 1979/80 1980/Ditjen. Pemasyarakatan

Pemasya-

(orang) (orang) (orang)rakatan

(rumah)

1. Medan 51 3.870 3.372 4.302

2. Padang 36 1.930 1.325 1.541

3. Palembang 26 2.930 3.165 2.827

4. Jakarta 15 3.591 3.608 2.933

5. Bandung 19 3.985 2.727 2.795

6. Semarang 48 6.040 5.855 5.218

7. Surabaya 37 8.585 8.452 8.787

8. Denpasar 27 2.343 2.303 1.976

9. Banjarmasin 19 1.280 1.275 1.019

10.Ujung Pandang 30 2.462 2.462 1.913

11.Manado 21 674 981 857

12.Ambon 17 623 313 302

13.Jayapura 18 867 1.475 1.833

Jumlah 364 39.000 36.991 35.047

1040

d. Pembinaan Administrasi Urusan Hukum

Tujuan pokok pembinaan administrasi urusan hukum ialah untuk meningkatkan administrasi pelayanan berbagai urusan hukum. Dalam hubungan ini terus disempurnakan dan disederhanakan urusan perizinan dan pengesahan, serta pengawasan hal-hal yang berhubungan dengan dunia usaha seperti urusan badan hukum, pendaftaran merek dan patent.

Dalam rangka penyempurnaan sistem keimigrasian telah dilaksanakan penataan berkas dan arsip keimigrasian, dan penggunaan komputer dalam sistem informasi keimigrasian. Selanjutnya telah dilakukan pembangunan 2 gedung Kanwil Imigrasi di Surabaya dan Jayapura, sebuah Kantor Resort Imigrasi di Merak dan sebuah pos Imigrasi di Teluk Bayur Padang, rehabilitasi/perluasan 6 buah gedung Kantor Imigrasi di Cilacap, Pekanbaru, Belakang Padang, Tanjung Pinang, Balikpapan, dan Kantor Pusat; dan, pembangunan rumah dinas untuk pejabat imigrasi.

Perkembangan lalu lintas orang antara negara Republik Indonesia dengan negara-negara lain nampak pada jumlah penumpang dari dan ke luar negeri seperti tercantum dalam Tabel XX — 5.

TABEL XX — 5KEDATANGAN/KEBERANGKATAN DARI/KE LUAR

NEGERI,1978/79 — 1980/81

(orang)

Uraian 1978/79 1979/80 1980/81

Datang dari Luar Negeri : 176.892 319.056 467.0

Orang Asing 366.210 548.246 642.962

Berangkat ke Luar Negeri : 181.940 332.618 486.8

40

Orang Asing 378.574 552.735 609.6821041

Dalam rangka mengadakan tindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan keimigrasian telah ditingkatkan penanggulangan imigrasi gelap dan operasi lapangan dalam pencarian/penemuan imigran gelap maupun pemalsuan Surat bukti kewarganegaraan serta dokumen lainnya.

Di samping itu dilaksanakan peningkatan pengawasan dengan meningkatkan kegiatan operasi tertib.

3. Pendidikan Hukum

Tujuan pokok pendidikan hukum ialah meningkatkan kemampuan dan kewibawaan serta perbaikan sikap para penegak hukum sehingga mampu memberikan keadilan dan perlindungan terhadap hasrat dan martabat warga masyarakat serta memupuk kesadaran dalam masyarakat agar setiap warga negara dapat memahami dan menghayati hakhak dan kewajiban-kewajibannya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dilaksanakan berbagai penataran tenaga kehakiman antara lain penataran/latihan tenaga pembina (SESPA), dokumentasi hukum, keimigrasian, kemasyarakatan, hakim, pengawasan, administrasi kepegawaian dan kepaniteraan.

Penataran tersebut dilaksanakan di Pusat maupun di Daerah (di Ujung Pandang, Ambon, Pontianak, Manado, Bandung, Malang, Palembang dan Banjarmasin) yaitu sebanyak 774 orang. Sedangkan pendidikan tenaga kejaksaan telah dilaksanakan bagi jaksa sebanyak 350 orang termasuk 50 orang dari instansi luar kejaksaan.

Perkembangan berbagai pendidikan tenaga

1042

penegak hukum dapat dilihat dalam Tabel XX — 6 dan Tabel XX — 7.

TABEL XX — 6PENDIDIKAN/LATIHAN TENAGA PENEGAK HUKUM

DAN TENAGA TEKNIS LAINNYA,1978/79 — 1980/81 (orang)

1043

TABEL XX — 7HASIL USAHA PENINGKATAN PRASARANA HUKUM,

1978/79 — 1980/81(gedung)

1044