karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c....

50
PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIR STUDI KUALITAS AIR PADA EKOSISTEM SUNGAI DI DESA TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU SEMARANG PROPOSAL Disusun oleh : Kelompok 3 AGHRE PAHLAWAN K2B 009 072 BENEDIKTUS R.I.G. K2B 009 016 FAHMI ROYAN K2B 009 041 HAYU ANINDYA A K2B 009 054 AYU WULANDARI K2B 009 036 YENI TRISNAWATI K2B 009 002 MOH ADITYA P K2B 009 034 ISTIKHANAH 26010210130066 PUNGKY NANDA P 26010210130100

Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c....

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIRSTUDI KUALITAS AIR PADA EKOSISTEM SUNGAI DI DESA

TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGUSEMARANG

PROPOSAL

Disusun oleh :Kelompok 3

AGHRE PAHLAWAN K2B 009 072BENEDIKTUS R.I.G. K2B 009 016FAHMI ROYAN K2B 009 041HAYU ANINDYA A K2B 009 054AYU WULANDARI K2B 009 036YENI TRISNAWATI K2B 009 002MOH ADITYA P K2B 009 034ISTIKHANAH 26010210130066PUNGKY NANDA P 26010210130100

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2012

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen Kualitas Air adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan

terhadap mutu air agar sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup. Ilmu ini menjadi

sangat penting peranannya dalam dunia perikanan, terutama upaya untuk

mendukung dan melengkapi ilmu-ilmu yang lain seperti planktonologi, ekologi

perairan, dan lain sebagainya (Hutabarat dan Evans, 2000).

Air merupakan zat yang berperan dalam kehidupan makhluk hidup.

Karakteristik badan air dicirikan oleh tiga komponen utama yaitu hidrologi,

fisika-kimia, dan biologi. Air juga menjadi bagian terbesar pembentuk tumbuh-

tumbuhan dan binatang termasuk ikan. Air merupakan media tempat terjadinya

berbagai reaksi kimia baik di dalam maupun di luar tubuh mahluk hidup. Air

menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan jumlah kurang lebih 1368 juta

km2. Penilaian kualitas harus meliputi ketiga aspek tersebut (Angel

dan Wolseley, 1992).

Menurut Mulyanto (1992), kondisi air harus disesuaikan dengan kondisi

optimal bagi pertumbuhan biota yang dipelihara. Kualitas air tersebut meliputi

faktor kimia, fisika, dan biologi. Faktor fisika diantaranya adalah suhu, kecerahan,

dan kedalaman. Kualitas air dalam media budidaya harus dalam kondisi yang

stabil dan tidak terjadi perubahan yang mendadak. Apabila kualitas air tidak stabil

atau berubah-ubah maka akan mengakibatkan kultivan stres, sakit bahkan mati

jika tidak mampu bertoleransi terhadap perubahan lingkungan, oleh karena itu

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

diperlukan treatmen-treatmen khusus / rekayasa manusia agar kualitas air tetap

stabil.

Selama ini kita melihat bahwa penanganan masalah air masih belum

terprogram dan terealisasi sesuai dengan laju perkembangan pembangunan dan

pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat

menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti kualitas yang tidak sesuai lagi

dengan standar yang telah ditetapkan. Masalah pengelolaan air dalam dunia

perikanan merupakan tantangan yang harus dicari jalan keluarnya, karena

dampaknya secara langsung mempengaruhi kehidupan organisme dan komponen

biologi lainnya yang ada didalam suatu ekosistem perairan (Effendi, 2003).

Berdasarkan hal-hal tersebut, praktikum Manajemen Kualitas Air menjadi

sangat penting untuk dipelajari. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui

sekaligus dapat mengelola dan mengatur kualitas air agar sesuai dengan

peruntukkannya, khususnya dalam dunia perikanan.

1.2. Pendekatan dan Perumusan Masalah

Usaha budidaya ikan atau organisme air lainnya, diperlukan manajemen

kualitas air yang baik yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan.

Kualitas air ini dapat kita uji menggunakan parameter-parameter yang yang ada,

meliputi parameter fisika dan kimia. Hal ini tentu akan mengacu pada

produktivitas dan perkembangan ikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

produtivitas perairan tersebut.

Praktikum ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui kualitas air pada

ekosistem tambak yang berada di Mangkang, sehingga kelestarian ekosistem

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

tersebut dapat terjaga dan dapat dihasilkan ikan atau organisame air lainnya yang

berkualitas dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

1.3. Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakannya Praktikum Manajemen Kualitas Air antara lain:

1. Untuk memperkirakan kelayakan ekosistem tambak untuk dijadikan sebagai

lokasi budidaya.

2. Untuk mengetahui kualitas tanah dan tekstur tanah yang ada di ekosistem

tambak.

1.4 Manfaat Praktikum

Praktikum Manajemen Kualitas Air ini menjadikan mahasiswa dapat

mengetahui kualitas air dan kondisi lingkungan di kawasan tambak ..................,

sehingga kualitas air di tambak ............ dapat dipertahankan dan dimanfaatkan

semaksimal mungkin.

1.5. Lokasi dan Waktu

Pelaksanaan sampling lapangan dilaksanakan pada hari ......, ... Mei 2012

dan bertempat di Tambak, Semarang mulai pukul ...... WIB sampai selesai.

Analisis laboratorium dimulai hari ......., .... Mei 2012 sampai hari .......,

....... Mei 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Gedung C

Tembalang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Air

2.1.1. Parameter fisika

A. Suhu air

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude),

ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara,

penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu

berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat

berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki

kisaran suhu tertentu, yang sesuai untuk pertumbuhannya (Haslam, 1995).

Beberapa ekosistem perairan suhu permukaan terkadang dapat mencapai

35oC atau lebih sehingga berada di luar batas optimal bagi ikan, namun demikian

apabila keadaan tersebut terjadi maka ikan secara alamiah akan berada di dasar

dimana suhunya lebih rendah. Ikan pada umumnya mempunyai toleransi yang

rendah, terhadap perubahan suhu yang mendadak. Pemindahan ikan secara

mendadak ke tempat yang suhunya jauh lebih tinggi atau sangat rendah perlu

dihindari. Perubahan suhu seringkali mendadak sebesar 5oC dapat menyebabkan

ikan stres atau mati. Suhu air juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tempat dan

permukaan air, oleh karena itu dalam pemindahan ikan perlu diperhatikan.Suhu

air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor-faktor meteorologi

yang berpengaruh ialah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, kecepatan

angin dan intensitas radiasi matahari, sehingga suhu di permukaan biasanya

mengikuti pola musiman (Hutabarat, 1984).

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

B. Kecerahan dan kedalaman

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan

merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan

menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai

ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan

padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran.

Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah

(Jeffries dan Mills, 1996).

Menurut Hutabarat dan Evans (2000), kedalaman perairan merupakan

petunjuk keberadaan parameter limnologi pada suatu habitat akuatik tertentu.

Organisme membutuhkan cahaya sinar matahari dalam melakukan fotosintesis.

Penyinaran cahaya matahari akan berkurang dengan semakin tingginya

kedalaman, itulah sebabnya organisme yang berperan sebagai produsen makanan

utama hanya mampu melakukan fotosistesis pada kedalaman tertentu dimana

masih mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang cukup.

Kedalaman yang ideal untuk pemeliharaan atau budidaya ikan adalah 60 –

150 cm. Dasar kolam dan permukaan air yang dalam di suatu kolam, akan

menambah luas ruang gerak ikan. Salah satu pertimbangan dalam menentukan

kedalaman suatu kolam, yaitu kemampuan sinar matahari untuk menembus ke

dasar kolam (Susanto, 1986).

C. Warna air

Menurut Peavy (1985), warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan

organik dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion

logam (misalnya besi dan mangan), serta bahan-bahan lain. Keberadaan oksida

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan

menyebabkan air berwarna kecokelatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3

mg/L dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/L sudah cukup dapat menimbulkan

warna pada perairan.

Warna dapat diamati secara langsung atau diukur berdasarkan skala

platinum kobalt (dinyatakan dengan satuan PtCo), dengan membandingkan warna

air sampel dan warna standar. Air yang memiliki nilai kekeruhan rendah biasanya

memiliki nilai warna tampak dan warna sesungguhnya yang sama dengan standar.

Intesitas warna cenderung meningkatdengan meningkatnya nilai pH

(Sawyer dan Mc Carty, 1978).

Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna

sesunguhnya (true color) dan warna tampak (apparent color). Warna

sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia

terlarut. Penentuan warna dilakukan dengan memisahkan bahan-bahan tersuspensi

yang dapat menyebabkan kekeruhan terlebih dahulu. Warna tampak adalah warna

yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan

tersuspensi (Effendi, 2003).

D. Bau

Bau air biasanya terdapat pada air normal dan air yang telah diolah. Bau

tersebut dapat berupa bau tanah liat, amis, jamuran, klorin atau bau-bauan yang

menyerupai iodoform (Winarno, 1986).

H2S biasa dideteksi dari lumpur dasar yang berwarna hitam dan berbau

belerang. Pergantian air dan pengerukan tanah dasar waktu persiapan adalah cara

terbaik untuk menghilangkan H2S. Pada konsentrasi oksigen terlarut tinggi H2S

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

dioksidasi menjadi H2SO4. Aerasi sangat membantu terciptanya suasana aerob

didasar perairan. Gas hidrogen sulfida (H2S) dapat cepat larut dalam air. Gas ini

menyebabkan bau busuk yang cukup tajam dan sangat beracun bagi ikan. H2S

merupakan hasil penguraian bahan organik, terutama protein dalam keadaan

anaerob (tidak ada oksigen). Gas ini jarang terdapat dalam akuarium atau bak

yang teraerasi penuh (Hawks, 1978).

Menurut Wardoyo (1983) banyak dari bau yang tidak sedap itu disebabkan

karena adanya campuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor dan juga berasal dari

pembusukan protein serta bahan organik yang terdapat di dalam air. Bau yang

paling menyengat adalah bau yang berasal dari hidrogen sulfida. Bau merupakan

faktor yang penting dalam penentuan kondisi air diperkuat pula oleh kenyataan

bahwa konsentrasi yang sangat kecil daripada sesuatu zat tertentu dapat ditelusuri

dari baunya

E. Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di perairan.

Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air setelah semua karbonat

dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida telah digantikan oleh

klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam

satuan gram/kg atau promil ( o/oo) (Effendi, 2003).

Salinitas dinyatakan sebagai konsentrasi total dari semua ion yang

terlarut dalam air. Semakin besar jumlah ion yang terkonsentrasi di dalam air,

maka tingkat salinitas dan kepekatan osmolar larutan semakin tinggi, sehingga

tekanan osmotik media semakin besar. Ion-ion yang dominan dalam

menentukan tekanan osmotik air laut adalah Na+ dan Cl- dengan masing-

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

masing sebesar 30,61% dan 55,04% dari total konsentrasi ion-ion terlarut. Hal

ini mempengaruhi efek osmotik yang ditimbulkan, baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap proses penetasan telur dan perkembangan

larva ikan (Anggoro, 1992).

Nilai salinitas perairan tawar biasanya < 0,5 promil, perairan payau 0,5

– 30 promil dan perairan laut 30 – 40 promil. Salinitas perairan hipersaline

bisa mencapai kisaran 40 – 80 promil. Nilai salinitas pada perairan pesisir

sangat dipengaruhi oleh masukan air tawar dari sungai (Effendi, 2003).

F. Muatan padat tersuspensi

Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel

mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap

sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama

penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama

di perairan telah mengalami transformasi menjadi karbondioksida, sehingga

karbondioksida dan gas-gas lain menghilang pada saat pemanasan tidak

tercakup dalam nilai padatan total (Effendi, 2003).

Menurut Effendi (2003), padatan tersuspensi total (Total Suspended

Solid atau TSS) adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1µm) yang

tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri

atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan

oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.

Settleable solid adalah jumlah padatan tersuspensi yang dapat diendapkan

selama periode waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut terbalik

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

(imhoff cone). Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah

bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 mm - 10-3

mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak

tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm (Effendi, 2003).

2.1.2. Parameter kimia

A. Derajat keasaman (pH)

Menurut Ghufron (2007), derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah

pH. pH (singkatan dari puissance negative deH), yaitu logaritma dari kepekatan

ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam suatu cairan. Derajat keasaman atau pH

air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan

sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol/l) pada suhu tertentu atau dapat

ditulis : pH = - log (H)+.

Ekosistem perairan, fluktuasi pH sangat dipengaruhi oleh respirasi, karena

berhubungan dengan karbondioksida yang dihasilkannya. Kolam yang banyak

dijumpai algae dan tumbuhan lain pH air pada pagi hari mencapai 6,5, sedangkan

pada sore hari mencapai 8,9. Hubungan antara karbondioksida dengan pH bersifat

berbanding terbalik, pada karbondioksida tinggi, maka pH akan cenderung

rendah. Kolam dengan sistem resirkulasi, air cenderung menjadi asam karena

proses nitrifikasi dari bahan organik akan mengahasilkan karbondioksida dan ion

hidrogen. Sebagian ikan dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan perairan

yang mempunyai derajat keasaman (pH antara 5 – 9) (Cholik, 1986).

Nilai derajat keasaman (pH) perairan yang cocok untuk budidaya Ikan

Karper (Cyprinus carpio blecker) berkisar 7,5-8,5. Walaupun pH 6,5-9 masih

dikategorikan baik untuk memelihara ikan, tetapi pH = 4 sudah terlalu asam bagi

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

ikan sehingga dapat membunuh ikan. Sementara pH = 11 pun demikian, air sudah

terlalu basa dan dapat membunuh ikan. Untuk mengambil pH air, bisa diukur

dengan beragam alat misalnya kertas lakmus atau sekarang banyak diproduksi alat

baru yang disebut pH meter yang berguna untuk mengukur pH air dan tanah

(Susanto, 1986).

B. Oksigen terlarut

Menurut Rejeki (2001), oksigen merupakan parameter kualitas air yang

diperlukan bagi semua organisme hidup untuk pernafasan, memproduksi

organisme yang diperlukan, untuk proses pencernaan dan asimilasi makanan,

menjaga keseimbangan osmotik serta untuk aktifitasnya. Oksigen terlarut

merupakan salah satu faktor pembatas dalam lingkungan perairan. Ditinjau dari

segi ekosistem, kadar oksigen terlarut sangat menentukan kecepatan metabolisme

dan respirasi serta sangat penting bagi kelangsungan dan pertumbuhan biota air.

Menurut Rejeki (2001), kandungan DO akan berkurang dengan naiknya

suhu dan salinitas. Perairan dengan suhu yang sama konsentrasi oksigen terlarut

sama dengan jumlah kelarutan oksigen yang ada diperairan, maka air tersebut

dapat dikatakan sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut di perairan

diperoleh dari difusi gas oksigen oleh atmosfer dan fotosintesa tumbuhan hijau.

Kadar oksigen jenuh akan tercapai jika kadar oksigen yang terlarut di

perairan sama dengan kadar oksigen yang terlarut. Kadar oksigen tidak jenuh

terjadi jika kadar oksigen yang terlarut lebih kecil dari pada kadar oksigen secara

teoritis. Kadar oksigen yang melebihi nilai jenuh disebut lewat jenuh (super

saturasi). Kejenuhan untuk menyatakan oksigen diperairan dinyatakan dengan

persen saturasi (Poernomo, 1989).

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Faktor utama yang mempengaruhi kandungan oksigen dalam air adalah

komunitas alga planktonik. Pada siang hari, produksi oksigen meningkat karena

adanya proses fotosintesis dan pada malam hari terjadi penurunan karena oksigen

digunakan untuk respirasi, jika populasi alga meningkat, maka terjadi super-

saturasi oksigen di siang hari dan terjadi sub-saturasi di malam hari yang dapat

mengakibatkan stres pada ikan. Kolam yang produktif kisaran DO bisa mencapai

7 – 8 ppt (Boyd, 1988).

C. Karbondioksida (CO2)

Menurut Cholik (1986), karbondioksida merupakan salah satu komponen

udara yang dihasilkan oleh proses respirasi maupun penguraian bahan organik.

Meningkatnya konsentrasi gas karbondioksida bebas (CO2) pada wadah tertutup

sebelum pengangkutan ikan merupakan masalah utama di daerah tropis. Pengaruh

CO2 terhadap ikan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen terlarut di

perairan tersebut. Konsentrasi oksigen berada pada tingkat maksimal, pengaruh

gas karbondioksida dapat diabaikan.

Menurut Susanto (1991), meskipun karbondioksida ini tidak secara

langsung tidak dibutuhkan oleh ikan, namun diperlukan pada proses fotosintesa

media hidup di kolam. Karbondioksida ini dipergunakan sebagai bahan bakar

untuk membuat zat pati dalam butir hijau daun tumbuhan air. Kenyataannya,

karbondioksida ini nantinya merupakan hasil buangan dari ikan dan biota air

lainnya, oleh karena itu kandungan karbondioksida dalam air untuk pemeliharaan

ikan di air tenang di butuhkan lebih banyak daripada oksigen. Kandungan

karbondioksida maksimal dalam air yang masih dianggap tidak membahayakan

bagi ikan adalah sekitar 25 ppm.

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

D. Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau

dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion

dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.Alkalinitas juga diartikan

sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH

perairan.Penyusun alkalinitas adalah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3

2-)

dan hidroksida (OH-). Borat (H2BO3-), silikat (HSiO3

-), fosfat (HPO42-

dan H2PO4-), sulfida (HS-), dan ammonia (NH3) juga memberikan kontribusi

terhadap alkalinitas, namun pembentuk alkalinitas yang utama adalah bikarbonat,

karbonat dan hidroksida. Diantara ketiga ion tersebut, ion bikarbonat merupakan

ion paling banyak terdapat pada perairan alami (Effendi, 2003).

Sebagai media hidup ikan, kondisi alkalinitas air kolam perlu diketahui,

karena alkalinitas merupakan salah satu parameter kimia yang dapat dipakai untuk

mengetahui kebasaan air. Kisaran pH suatu perairan kadang mengalami fluktuasi

atau perubahan cukup drastis. Hal ini kurang menguntungkan, sebab akan

mempengaruhi kehidupan ikan yang dipelihara. Fluktuasi atau perubahan nilai pH

yang drastis disuatu perairan dapat dicegah apabila perairan tersebut mempunyai

sistem buffer yang memadai, apabila suatu perairan mengandung mineral

karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat, maka pada perairan tersebut akan

memiliki pH diatas netral (bersifat basa) dan sekaligus dapat mencegah terjadinya

penurunan pH secara drastis (Cholik, 1986).

Menurut Afrianto dan Liviawaty (1988), perairan dengan total alkalinitas

kurang dari 15 atau 20 mg/l biasanya mengandung sedikit CO2 sedangkan total

alkalinitas 20 – 150 mg/l mengandung CO2 yang cukup untuk produksi plankton.

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Perairan dengan alkalinitas rendah mempunyai daya tangkap yang kurang atau

rendah terhadap perubahan pH.

E. Kesadahan

Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalent (valensi

dua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun (soap) membentuk endapan

atau presipitasi maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air

membentuk endapan atau karat pada peralatan logam. Perairan tawar, kation

divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium, sehingga

kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan

magnesium.Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun

alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat (Effendi, 2003).

Konsentrasi total dari ion logam yang bervalensi dua terutama Ca dan Mg

dinyatakan dalam mg/l setara CaCO3 menunjukkan tingkat kesadahan air. Total

alkalinitas dan kesadahan air umumnya sama, namun pada beberapa perairan

tertentu lebih besar atau sebaliknya. Tingkat total alkalinitas dan kesadahan air

yang diperlukan untuk budidaya ikan umumnya pada deret 20 – 300 mg/l. Bila

total alkalinitas dan kesadahan air lebih rendah dapat ditingkatkan dengan

pemberian kapur, sedangkan bila terlalu tinggi belum ditemukan cara yang praktis

untuk menurunkannya (Cholik, 1986).

Menurut Effendi (2003), kesadahan perairan berasal dari kontak air

dengan tanah dan bebatuan. Air hujan sebenarnya tidak memiliki kemampuan

untuk melarutkan ion-ion penyusun kesadahan yang banyak terikat di dalam tanah

dan bebatuan kapur (limestone), meskipun memiliki kadar karbondioksida yang

relatif tinggi. Larutnya ion-ion yang dapat meningkatkan nilai kesadahan tersebut

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

lebih banyak disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam tanah, yang banyak

mengeluarkan karbondioksida.

2.1.3. Parameter biologi

A. Produktivitas primer

Produktivitas primer di perairan menggambarkan jumlah energi cahaya

yang diserap dan disimpan oleh jasad produser (phytoplankton) dalam bentuk

bahan makanan (bahan organik), lewat proses fotosintesa dan kemosintesa dalam

periode waktu tertentu. Nilai produktivitas primer yang dihasilkan oleh

organisme-organisme autotrof (phytoplankton) di perairan dapat diduga dari

kemampuannya berfotosintesa (Fakultas Perikanan ITB, 1992).

Menurut Hutabarat (1984), produktivitas primer (primary production) oleh

tanaman hijau di beberapa habitat akan berbeda satu dengan yang lain.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan skala harian maupun tahunan. Hal

ini dapat disebabkan terdapatnya faktor yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi aktivitas produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara

lain suhu, transparansi, arus, cahaya dan konsentrasi gas atau garam-garam

biogenik. Aktivitas tumbuhan hijau akuatik dalam berfotosintesa merupakan

produktivitas primer yang utama dalam perairan. Bahan organik yang terbentuk

dalam proses produktivitas umumnya dinyatakan dalam jumlah gram karbon

(grC) yang terikat ke dalam ikatan-ikatan organik per meter persegi per hari atau

tahun (grC/m3/jam). Produksi primer di lautan bebas menunjukkan tingkat yang

relatif rendah yaitu berkisar antara 0,005 – 0,5 grC/m3/jam. Daerah paparan benua

dan tempat-tempat yang sering terjadi upwelling menghasilkan nilai yang lebih

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

tinggi yaitu diantara grC/m3/jam. Sekalipun demikian nilai-nilai ini masih rendah

jika dibandingkan dengan daerah tanah pertanian (sekitar 10 grC/m3/jam).

Menurut Hutabarat (1984), produktivitas primer dapat turun seiring

dengan bertambahnya kedalaman karena tumbuhan berklorofil semakin

berkurang. Produktivitas primer akan 0,5 – 1,25 berhenti pada kedalaman antara

30 – 100 m tergantung pada kedalaman perairan. Produktivitas primer akan naik

jika perairan itu kaya akan fitoplankton dan bahan organik. Fitoplankton

merupakan penyokong dari perairan. Pengamatan fitoplankton dapat dijadikan

ukuran biomassa dan produktivitas perairan. Kelayakan produktivitas primer

dalam suatu perairan berkisar 124,995gC/m3/jam.

2.2. Kualitas Tanah

2.2.1.Parameter kimia

a. Warna tanah

Warna tanah merupakan gabungan dari berbagai warna komponen

penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total

campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat

ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik

masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan

makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah

(koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik

yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi

oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah,

agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna

putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat

berwarna kelabu, putih, bahkan berwarna merah, ini tergantung proporsi tipe

mantel besinya (Anonim, 2009).

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai

penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah

umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi

kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan di lapisan bawah,

di mana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak

dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah

berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah

berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada

tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe

terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit)

yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat,

sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,

maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak

karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,

sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa

dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.

b. Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena

terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional) dari ketiga jenis fraksi

tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05

mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm

(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh

terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas

tanah, porositas dan lain-lain (Anonim, 2009).

Menurut Anonim (2009), tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah

dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar (pasir, pasir berlempung),

agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang (lempung berpasir

sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), agak halus (lempung liat,

lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus (liat berpasir, liat berdebu).

Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini

tergantung pada  teksturnya. Tekstur tanah dapat dibahas dan dikemukakan

tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam susunan tanah yang

penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi. Partikel-partikel tanah yang

dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi(partikel) tanah,

fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus.

c. Salinitas tanah

Menurut Hutabarat (1984), kadar garam yang terlalu tinggi dalam tanah

akan sangat mengganggu penyerapan hara dan lengas tanah, karena menimbulkan

tegangan lengas tanah yang berlebihan. Tegangan lengas tanah sering dinyatakan

dalam besaran pF, meningkat karena nilai osmosa larutan tanah yang bertambah

tinggi. Akibat dari peristiwa ini, pengaruh fisika, kadar garam mempunyai

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

pengaruh kimiawi, salah satunya adalah berhubungan dengan kadar bromium dan

sulfat.

Estuarin atau eustaria atau air payau dapat digolongkan sebagai

oligo-,meso- atau polyhalin, menurut salinitas rata-ratanya. Salinitas di tempat

tertentu berbeda-beda dalam waktu satu hari, satu minggu dan satu tahun. Kecuali

pada eustaria daerah tropika tertentu, keragaman merupakan karakteristik pokok

dan organisme yang hidup pada habitat ini harus memiliki toleransi yang tinggi

yaitu euryhalin dan eurythermal (Hutabarat, 1984).

2.2.2. Parameter kimia

a. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman air sangat berperan penting dalam kehidupan ikan.

Derajat keasaman yang cocok untuk semua jenis ikan berkisar antara 6,7 - 8,6.

Akan tetapi ada jenis ikan yang hidup pada daerah rawa yang mempunyai

ketahanan untuk tetap bertahan hidup pada kisaran pH yang sangat rendah

maupun tinggi yaitu 4 – 9, misalnya ikan sepat siam (Sutanto, 1994).

Menurut Nuitja dan Syafei (1997), kisaran pH suatu perairan kadang

mengalami fluktuasi atau perubahan yang cukup drastis. Hal ini kurang

menguntungkan, sebab akan mempengaruhi kehidupan ikan yang dipelihara.

Fluktuasi atau perubahan pH yang drastis di suatu perairan dapat dicegah apabila

perairan tersebut mempunyai sistem buffer yang memadai. Suatu perairan apabila

mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat, maka pada perairan

tersebut akan memilki pH diatas netral (bersifat basa) dan dapat mencegah

terjadinya penurunan pH secara drastis.

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Tanah yang produktif untuk dijadikan tambak adalah tanah yang

mempunyai pH netral sampai basa. Tanah demikian kaya akan garam dan nutrien,

yang dapat merangsang pertumbuhan klekap menjadi lebih cepat. Klekap dapat

tumbuh dengan baik pada tanah yang mempunyai kiasaran pH antara 6,5 – 7,5

karena pada kisaran demikian unsur hara dan kandungan phosfor mencapai

tingkat terbaik untuk pertumbuhan klekap (Afrianto dan Liviawati, 1991).

b. Bahan organik

Bahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah.Bahan

organik tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah.Tanah yang

sehat memiliki kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%, sedangkan tanah

yang tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah.Kesehatan tanah

penting untuk menyamin produktivitas pertanian.

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena

memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Peranan-peranan kunci bahan organik

tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu fungsi fisika,fungsi

kimia dan fungsi biologi. Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan

satu dengan yang lain, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi

untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan

organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih

tanah (Isroi, 2009).

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam Praktikum Manajemen Kualitas Air ini tersaji

pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum Manajemen Kualitas AirNo. Alat Ketelitian Kegunaan

1.

2.

Gelas ukur

Oven

1 ml

-

Mengukur volume air

Untuk mengeringkan sampel tanah

3. Sieve sheker - Untuk menyaring sampel

4. Tissue - Membersihkan alat

5. Stirer - Pengaduk sampel

6. Secchi disk 1 cm Mengukur kedalaman dan kecerahan air

7. Termometer 1 oC Mengukur suhu tanah dan air

8. Spuit suntik 0,1 ml Melakukan titrasi

9. Kertas label - Menandai botol sampel

10. Alumunium foil - Membungkus sampel tanah

11. Botol cuka - Tempat reagen

12. Erlenmeyer 50 ml Tempat sampel

13. Pipet tetes - Mengambil reagen

14. Alat tulis - Mencatat data

15. Meteran jahit 1 mm Mengukur secchi disk

16. Kertas Ph - Mengukur derajat keasamaan

17. Beaker glass 50 ml Tempat bahan uji

18. Refraktometer 1 ‰ Mengukur salinitas tanah dan air

19. Saringan tepung - Menyaring sampel tanah

20. Paralon - Mengambil sampel tanah

Page 22: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Lanjutan Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum Manajemen Kualitas AirNo. Alat Ketelitian Kegunaan

21. Mortar - Menumbuk sampel tanah

22. Bola arus - Mengukur kecepatan arus air

23. Botol BOD - Mengambil sampel air

24. Porselen - Alas untuk menumbuk tanah

25. Botol aqua - Wadah sampel air

3.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam Praktikum Manajemen Kualitas Air ini

tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum Manajemen Kualitas AirNo. Alat Kegunaan

1. H2SO4 Pekat Reagen Pengukuran DO

2. Aquades Untuk mengencerkan larutan sampel

3. MnSO4 Reagen oksigen terlarut

4. NaOH dalam KI Reagen oksigen terlarut

5. Na2S2O3 0,025 N Sebagai titran dalam pengukuran DO

6. Indikator PP Indikator CO2

7. Na2CO3 0,045 N Sebagai titran dalam pengukuran CO2

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Amilum

Indikator MO

NA-EDTA

Chrom Black T

HCL 0,025 N

Buffer

Air sampel

Sampel tanah

Indikator dalam pengukuran DO

Indikator dalam pengukuran alkalinitas

Titran dalam pengukuran kesadahan

Indikator dalam pengukuran kesadahan

Titran dalam pengukuran alkalinitas

Meningkatan pH air

Bahan dalam pengukuran salinitas

Sebagai sampel uji

Page 23: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

3.2. Metode

3.2.1. Penentuan lokasi sampling

Lokasi sampling ditentukan dengan melihat kondisi sekitarnya, apakah ada

indikasi terjadi gangguan air ataupun tanah oleh kegiatan di sekitarnya, seperti

keberadaan pabrik, ataupun perubahan lingkungan geogafisnya, seperti pengaruh

air laut. Kegiatan pelaksanaan praktikum sampling Manajemen Kualitas Air

dilaksanakan di Mangkang dengan 4 lokasi sampling yaitu muara, sungai, tambak

dan pantai.

3.2.2. Pengukuran parameter fisika air

a. suhu

Metode yang di lakukan dalam pengukuran suhu adalah memasukkan

termometer ke dalam perairan kemudian mendiamkan beberapa saat, kira-kira

sekitar 5 menit. membaca skala yang tertera pada termometer.

b. kecerahan dan kedalaman

Metode yang dilakukan pada pengukuran kecerahan dan kedalaman adalah

dengan memasukkan secchidisk ke dalam perairan. Secchidisk meturunkan pelan-

pelan dan mencatat kedalaman secchidisk saat terlihat jelas, samar-samar, dan

tidak terlihat. Jumlah batas samar-samar menambah batas tidak terlihat di bagi

dua merupakan tingkat kecerahan. mengukur kedalaman dengan cara menurunkan

tongkat secchidisk hingga menyentuh dasar perairan. Hasil pembacaan skala

kemudian memasukkan ke dalam rumus:

D =

Page 24: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Dimana: D = kedalaman kecerahan air

K1 = kedalaman secchidisk tidak terlihat

K2 = kedalaman secchidisk samar-samar

c. warna air

Metode yang di gunakan pada pengukuran warna air dari perairan yaitu

dengan melihatnya secara organoleptik.

d. bau

Mengukur bau air dengan mencium baunya secara organoleptik.

e. salinitas

Metode yang digunakan dalam pengukuran salinitas adalah menggunakan

refraktometer yang sudah dikalibrasi. Mengkalibrasi refraktometer dengan cara

membersihkan kaca prisma dengan aquades dan tissu. Meneteskan beberapa

aquades pada kaca prisma. Menutup kaca prisma hingga rapat dan tidak terdapat

gelembung. mengkalibrasi refraktometer sehingga saat dilihat, menunjukkan skala

0. Mengukur salinitas air dan meneteteskan ke prisma refraktometer yang telah

dikalibrasi. Tutup prisma dan membaca skala yang ditunjukkan pada

refraktometer.

f. muatan padatan tersuspensi

Metode yang digunakan dalam pengukuran muatan padatan tersuspensi

adalah menimbang kertas saring. Timbang sampel air dengan kertas saringan 250

µm menggunakan vacum pump. Oven sampel kemudian hingga menghasilkan

nilai konstan. Masukkan kedalam rumus :

MPT (mg/l) = ( B-A) x 1000 ml C ml

Page 25: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Keterangan: A (mg) = berat filer

B (mg) = berat filer + sampel setelah pemanasan

C (mg) = jumlah sampel

3.2.3. Pengukuran parameter kimia air

a. derajat keasaman (pH)

Prosedur yang dilakukan dalam pengukuran derajat keasaman adalah

memasukkan kertas lakmus ke dalam air kemudian menyocokkan warna dengan

skala yang sudah ditentukan.

b. oksigen terlarut (DO)

Metode yang digunakan dalam pengukuran oksigen terlarut adalah

mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 250 ml. Menambahkan 1

ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI (alkali yodida), kemudian menutup botol

dan kocok hingga larutan mengendap. Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat kemudian

menutup botol BOD, mengocok sampai larutan berwarna kuning. Memasukkan

25 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml. Melakukan titrasi dengan 0,025 N

Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning muda. Menambahkan 2 tetes indikator

amilum, apabilaberubah menjadi biru, titrasi melanjutkan dengan 0,025 N

Na2S2O3 hingga larutan menjadi bening (warna biru hilang). membaca skala

penurunan titrasi pada spuit suntik kemudian masukkan banyaknya ml titrasi ke

dalam rumus:

DO (mg/l) =

c. karbondioksida (CO2)

Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

sampel air 25 ml dan memasukkan ke tabung Erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes

(ml titran x N titran x 8 x 1000) (ml sampel)

Page 26: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

indikator PP, apabila setelah menambahkan indikator PP warna larutan sampel

menjadi merah muda, maka karbondioksida adalah 0. Apabila tidak merah muda,

mentitrasi lagi larutan sampel dengan 0,045 N natrium karbonat (Na2CO3) hingga

berwarna merah muda. Membaca skala banyaknya penurunan titran pada spuit

suntik. Banyaknya ml titran memasukan ke dalam rumus:

CO2 (mg/l) =

d. alkalinitas

Metode yang digunakan dalam pengukuran alkalinitas adalah mengambil

sampel air 50 ml dan memasukkan ke tabung Erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes

indikator PP bila terjadi warna merah muda melanjutkan titrasi dengan 0,025 N

HCl hingga warna merah muda hilang, mencatat jumlah HCl yang digunakan (A)

dan memasukkan ke dalam rumus. Kemudian menambahkan 1-2 tetes indikator

MO, kemudian mentitrasi dengan larutan HCl 0,025 N hingga berwarna merah

seulas. Membaca skala penurunan titran pada spuit suntik, banyaknya HCL yang

menggunakan menghitung sebagai nilai (B), memasukkan banyaknya ml titran

pada rumus:

P (parsial) =

P (total) =

e. kesadahan

Metode yang digunakan dalam pengukuran kesadahan adalah mengambil air

sampel 10 ml dan mengencerkan sampai 50 ml dengan aquadest. Mambahkan 1-2

ml larutan buffer hingga pH 10 (biasanya cukup 1 ml). Tambahkan indikator

Chrom black T, hingga warna berubah menjadi ungu violet. Titrasi mempercepat

(A+B) x N HCl x 50 x 1000 ppm ml sampel

(ml titran x N titran x 22 x 1000) (ml sampel)

A + N HCl x 50 x 1000 ppm ml sampel

Page 27: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

dengan menggunakan Na-EDTA sampai warna berubah menjadi biru. Apabila

warna tidak berubah menjadi biru (sebelum 5 menit) ada kemungkinan indikator

sudah rusak atau air contoh perlu menambah indikator yaitu 5 g Na2S9H2O atau

3,7 g Na2S5HO dalam 100 ml aquadest. Perlu diketahui larutan ini mudah rusak

oleh udara sehingga harus menutup rapat-rapat, pemakaian indikator cukup 1 ml

per 25 ml air sampel. Setelah mengetahui jumlah Na-EDTA yang digunakan, lalu

memasukkan ke dalam rumus :

Kesadahan = A x 150 (mg/l)

Dimana: A = ml Na-EDTA

3.2.4. Pengukuran parameter biologi air

a. produktivitas primer

Metode yang digunakan dalam pengukuran produktivitas primer adalah

mengambil air sampel dengan menggunakan 2 botol BOD (gelap dan terang).

memasukkan botol tersebut dan merendam selama 4 jam. Mengambil botol

setelah 4 jam lalu mengukur oksigen terlarutnya. melakukan penghitungan PP

berdasarkan perbedaan kelarutan oksigen di botol gelap dan botol terang dengan

rumus:

PP (gC/m³/jam)=

Keterangan:

BT : botol terang

BG : botol gelap

X : waktu inkubasi

pq : 1,2

Page 28: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

3.2.5. Pengukuran parameter fisika tanah

a. warna tanah

Menentukan warna tanah dengan mencatat warna yang ada secara

organoleptik.

b. tekstur tanah

Menentukan tekstur tanah mengikuti metoda dari Buchanan (1992). Fraksi

pasir adalah partikel-partikel yang berdiameter 0,0625 mm. Memisahkan fraksi

pasir dengan metoda penyaringan basah (Wet sieving).

1. Teknik pengambilan sampel

Mempersiapkan alat untuk mengambil sampel tanah (paralon diameter 5

cm). Memasukkan paralon sedalam 30 cm ke dalam tanah yang agak lunak.

Mengambil sampel tanah yang ada dalam paralon, kemudian mengeringkan

sampel tanah. Menganalisa sampel tanah di laboratorium.

2. Teknik lapangan

Menyiapkan papan kayu berukuran 1x1x0,1 m. Mengambil sampel tanah

dan menimbang 100 g. Melemparkan sampel tanah ke papan kayu. Menghitung

fraksi lempung (yang menempel pada papan kayu) dan fraksi pasir (yang tidak

menempel pada papan kayu) dengan timbangan.

3. Teknik laboratorium

Mengeringkan sampel tanah dengan oven sampai kering. Setelah kering,

menumbuk sampel tanah dengan mortar sampai halus. Menyaring sampel tanah

yang sudah halus dengan saringan tepung. Menimbang sampel tanah sebanyak 25

Page 29: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

g dan memasukkan ke dalam cawan. Melakukan penyaringan basah (dengan air)

dengan saringan mesh size 53 m. Memasukkan tanah yang tersaring ke dalam

gelas ukur berisi 1 l.

Memasukkan sisa tanah yang tidak tersaring ke dalam cawan dan mengoven

sampai kering, menyaring dengan sieve shaker (penyaring bertingkat),

memasukkan sisa tanag yang lolos ke dalam gelas ukur 1 l diatas. Menimbang

tanah yang tidak tersaring pada masing-masing saringan menurut ukuran

saringannya. Berat total tiap saringan merupakan berat pasir (sand).

Masukkan ke rumus Fraksi Pasir =

Melakukan pemipetan pada tanah di dalam gelas ukur 1 l, dengan langkah-

langkah gelas ukur menggojok (membolak-balikkan). Melakukan pemipetan I

setelah 58 s, memasukkan pipet hisap sedalam 20 cm dan menghisap air sebanyak

20 ml air, kemudian memasukkan ke dalam cawan A. Melakukan pemipetan II

setelah 1 m 56 s, ke dalam pipet 10 cm dan isi pipet sebanyak 20 ml, kemudian

memasukkan ke dalam cawan B. melakukan pemipetan III setelah 7 m 44 s, ke

dalam pipet 10 cm dan isi pipet sebanyak 20 ml, kemudian memasukkan ke dalam

cawan C. melakukan pemipetan IV setelah 31 m, ke dalam pipet 10 cm dan isi

pipet sebanyak 20 ml, kemudian memasukkan ke dalam cawan D. melakukan

pemipetan V setelah 2 jam 3 m’, ke dalam pipet 10 cm dan isi pipet sebanyak 20

ml, kemudian memasukkan ke dalam cawan E. Memasukkan cawan A, B, C, D,

dan E ke dalam oven, mengoven sampai kering, kemudian menimbang. Setelah

kering masukkan kedalam rumus sebagai berikut :

Fraksi Lempung = Berat Total (g) x 100% 25

Berat Total (g) x 100% 25

Page 30: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Menambahkan aquades sebanyak 250 ml untuk mengencerkan tanah.

Mengaduk tanah dengan stirrer selama 30 menit. kemudian memasukkan air tanah

hasil saringan ke dalam refraktometer kemudian membaca skala salinitasnya.

3.2.6. Pengukuran parameter kimia tanah

a. derajat keasaman (pH) tanah

Metode yang digunakan dalam pengukuran pH tanah adalah mengambil

sampel tanah kering sebanyak 20 g. Memasukkan sampel tanah ke dalam gelas

beker 500 ml gelas beaker. Mengukur pH larutan tanah tersebut dengan kertas

pH.

b. bahan organik

Teknik lapangan pada pengamatan bahan organik yaitu yang pertama dengan

mengambil sampel tanah dengan menggunakan paralon diameter 5 cm dengan

cara paralon memasukkan sedalam 30 cm dalam tanah. Mengambil sampel tanah

dalam paralon dan mengeringkan dengan cara mengangin-anginkan. Menganalisa

sampel tanah di laboratorium.

Teknik laboratorium pada pengamatan bahan organik yaitu dengan cara

memasukkan sampel tanah dalam cawan kemudian mengoven sampai kering,

kemudian menggerus sampai halus dengan mortar pada mangkok porselen.

Mengambil tanah sebanyak 1 g dan masukkan dalam cawan 5 ml, kemudian

masukkan dalam mesin pengabuan (furnace) pada suhu 550o C selama 4 jam.

Mengeluarkan cawan dari mesin pengabuan kemudian memasukkan dalam

desikator selama ± 10 menit untuk menstabilkan suhu. Menimbang berat tanah

setelah mengoven (wa) dan memasukkan dalam rumus:

Page 31: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

BO = x 100%

Keterangan:

BO = Bahan organik

Wt = Berat tanah sebelum dioven

Wa = Berat tanah setelah dioven

C = Berat cawan porselen

Page 32: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Dasa-Dasar Ilmu Tanah. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/. Diakses tanggal 18 Juni 2009.

Anonim, 2009. http://dydear.multiply.com/journal/item/8/Tekstur Tanah. Diakses tanggal 18 Juni 2009.

Arifudin, R., Artati, Cholik, F. 1991. Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. Direktorat Jendral Perikanan Bekerja sama dengan International Development Research Center.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing . Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA.

______. 1993. Bottom, Sediment and Pond Aquaculture. Departement of Fisheries and Allied Aquaculture at Aubum University, Alabama, New York.

Cholik, et al, 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. UNFISH dan IDRC, Jakarta.

Darmawijaya, M.I. 1990. Tekstur Tanah dalam Lahan Berair di Indonesia. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius. Yogyakarta.

Hawks. 1978. Od Plankton and Produktifity On the Ocean. Pergamon Press. Oxford.

Hutabarat, S. 1984. Produktivitas Perairan dan Plankton. Universiatas Diponegoro. Semarang.

________ dan Evans. 2000. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lesmana, D. S.2001.Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulyanto. 1992. Lingkungan Hidup untuk Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Nybakken, J. W. 1985. Biologi Laut Suatu Pedekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.

Page 33: karyatulisilmiah.com · Web viewmasukkan banyaknya ml titrasi ke dalam rumus: DO (mg/l) = c. karbondioksida (CO2) Metode yang digunakan dalam pengukuran CO2 bebas adalah mengambil

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. W.B. Sounders Company. Philadelphia.

Pramono, Sidik. 2009. Soil Texture. http://a buzadan.staff.uns.ac.id/2009/09/25/Soil-texture/trackback.

Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta.

Soedarsono, P dan Suminto. 1989. Petunjuk Identifikasi Plankton di Perairan Jepara. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sutedjo. 1991. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wardoyo, S.T.H. 1983. Kriteria Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Seminar Pengendalian Pencemaran. Direktorat Jenderal Pengairan. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Winarno, F.G. 1986. Air untuk Industri Pangan. Gramedia, Jakarta.