karyatulisilmiah.com · Web viewMAKALAH KIMIA ANALISIS ORGANIK MASERASI DAUN KUNYIT Disusun Oleh :...
-
Upload
hoangnguyet -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewMAKALAH KIMIA ANALISIS ORGANIK MASERASI DAUN KUNYIT Disusun Oleh :...
MAKALAH KIMIA ANALISIS ORGANIK
MASERASI DAUN KUNYIT
Disusun Oleh :
1. Aatthirah Darin/136584
2. Maria Venna Ruban/136755
Kelas : 2D
Kelompok : 8
POLITEKNIK AKA BOGOR
2015
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Maserasi Daun Kunyit ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen mata
kuliah Praktikum Kimia Analisis Organik Politeknik AKA-Bogor yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah,
dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bogor, Mei 2015
Penyusun
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Maserasi .............................................................................. 7
3.2 Isolasi Minyak Atsiri dalam Daun Kunyit ...................... 5
3.3 Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kunyit ................ 13
3.4 Uji Aktivitas Antioksidan .................................................. 16
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia banyak sekali ditemukan penyakit degeneratif yang salah
satunya diakibatkan oleh reaksi oksidasi yang berlebihan karena radikal
bebas. Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping proses
metabolisme. Di samping itu juga radikal bebas dapat berasal dari luar tubuh
yang diserap melalui pernapasan atau kulit seperti asap rokok, polusi, sinar
UV, obat, limbah industri, dan ozon. Peningkatan radikal bebas menyebabkan
penurunan fungsi dari membran sel, retikulum endoplasma dan bisa
menganggu di tingkat molekul DNA sel. Dari beberapa penelitian diketahui
bahwa radikal bebas dapat menimbulkan beberapa penyakit degenaratif
seperti jantung, reumatik, ginjal, otak, dan sistem imun yang pada akhirnya
dapat berakibat pada menurunnya kualitas hidup dan mempercepat proses
penuaan.
Beberapa sumber antioksidan eksogen yaitu sayur, buah-buahan, biji-
bijian, dan umbi-umbian karena mengandug vitamin A, vitamin E, vitamin C,
dan beta karoten. Umbi termasuk sumber bahan makanan yang mengandung
antioksidan. Salah satu umbi yang mengandung antioksidan adalah kunyit.
Karena mengandung kurkumin yang terbukti dapat menangkap radikal
hidroksi, yaitu salah satu bentuk dari radikal bebas.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui senyawa yang
bisa menangkal radikal bebas, salah satu caranya adalah dengan adanya
penemuan terhadap ativitas antioksidan. Beberapa penelitian yang telah
dilakukan pada rimpang kunyit ternyata menyebabkan peningkatan aktivitas
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekstrak daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan?
Apa saja senyawa yang terkandung dalam daun kunyit?
Bagaimana teknik maserasi daun kunyit?
Bagaimana teknik mengisolasi minyak atsiri dalam daun kunyit?
1.3 Tujuan
Mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada daun kunyit.
Mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun kunyit
Mengetahui teknik maserasi daun kunyit.
Mengetahui teknik isolasi minyak atsiri dari daun kunyit.
1.4 Manfaat
Memenuhi tugas mata kuliah praktikum Kimia Analisis Organik
Memberi informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan
ekstrak daun kunyit yang disebabkan oleh radikal bebas.
Menambah wawasan tentang teknik maserasi daun kunyit dan isolasi
minyak atsiri dari daun kunyit.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Kunyit
- Deskripsi
Habitus berupa semak dengan tinggi ±70 cm. Batang semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang. Berwarna hijau kekuningan.Daun tunggal, berbentuk lanset
memanjang.Helai daun tiga sampai delapan.Ujung dan pangkal daun runcing, tepi
rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm.Pertulangan daun menyirip.Daun berwarna
hijau pucat.Bunga majemuk, berambut, bersisik.Panjang tangkai 16-40cm.
Panjang mahkota ±3 cm, lebar ±1±cm, berwarna kuning.Kelopak silindris,
bercangap tiga, tipis dan berwarna ungu.Pangkal daun pelindung putih.Akar
berupa akar serabut dan berwarna coklat muda.
Curcuma domestic val atau biasa disebut kunyit merupakan tanaman yang
berasal dari Asia. Kunyit merupakan tumbuhan daerah subtropis sampai tropis
dan tumbuh subur di daerah dataran rendah lebih kurang 90 meter sampai
ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi botani
tanaman kunyit termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyte
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Odo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica VALET
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 6
o Nama Umum : Kunyit
o Nama Daerah : Kakunye (enggano); Kunyet(Adoh); Kuning
(Gayo); Kunyit(alas); Hunik (Batak); Odil(Simalur); Undre (nias);
Kunyit(Lampung); Kunyir (Melayu);Kunyit (Sunda); Kunir
(JawaTengah); Temo Koneng (Madura);Kunit (Banjar); Henda
(Ngayu);Kunyit (Olon Manyan); Cahang(Dayak); Panyambung
Dio(Panihing); Kalesiau (Kenya); Kunyit (Tidung); Kunyit
(Sasak);Huni (Bima); Kaungi (SumbaTimur); Kunyi (Sumba
Barat); Kewunyi (Sawu); Koneh (Flores);Kuma (Solor); Kumeh
(Alor);Kunik (Roti); Hunik Kunir(Timor); Uinida (Talaud); Kuni
(Sangir); Alawaha (Gorontalo); Kolalagu (Buol); Pagidon (Toli-
toli); Kuni (Toraja); Kunyi (Ujungpandang); Kunyi (Selayar); Unyi
(Bugis); Kuni (Mandar); Kurlai (Leti); Lulu Malai (Babar); Ulin
(Tanimbar); Tun (Kayi); Unin (Ceram); Kunin (SeramTimur);
Unin (ambon); Gurai (Halmahera); Garaci (Ternate); Rame
(Kapaur); Kandeifa (Nufor);Nikwai (Windesi); Mingguai
(Wandamen);Yaw(Arso).
Daun Kunyit
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 7
Manfaat kunyit bagi kesehatan, antara lain :
1. Sebagai antioksidan dan antiperadangan.
2. Memperlambat penyebaran dan pertumbuhan tumor.
3. Memperlancar sistem pencernaan.
4. Meringankan gejala rematik.
5. Membantu menyembuhkan luka bakar.
6. Membantu meringankan penyakit kulit seperti eksim, bintik-bintik dan
gatal-gatal.
7. Menghaluskan dan mencerahkan kulit
8. Membantu mencegah diabetes melitus, tifus, usus buntu, disentri, sakit
keputihan; haid tidak lancar, perut mulas saat haid, memperlancar ASI;
amandel, buang air besar lendir, Morbili, cangkrang (Waterproken);
Daun kunyit mengandung berbagai senyawa antara lain : protein
(2,20%), minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah 1,8-sineol, dan
lemak (2,04%). Selain itu, daun kunyit juga mengandung senyawa flavonoid,
fenolik dan tannin yang dapat ditentukan dengan skrinning senyawa fitokimia.
Komponen minyak atsiri dalam daun kunyit dapat bersifat sebagai
antibakteri dan juga mempengaruhi kesehatan. Minyak atsiri daun kunyit
terdiri dari komponen-komponen yang tergolong monoterpen, sesquiterpen,
diterpen, politerpen, alcohol, aldehid, keton, ester, dan eter. Menurut caragay
(1992) ada 14 komponen fitokimia yang diketahui memiliki aktivitas dapat
mencegah kanker, diantaranya monoterpen, triterpen, sesquiterpen, dan
flavonoid. Komponen minyak atsiri daun kunyit yang berhasil diidentifikasi
oleh dung et. al. (1995) sekitar 50 komponen, diantaranya δ-limonen, α-pinen
dan mycrene. Elson dan Yu (1994) menyatakan bahwa δ-limonen bersifat
antikarsinogenis yang mencegah terbentuknya senyawa karsinogen dari
precursor dan mencegah reaksi dengan target (blocking agent) dan menekan
pertumbuhan tumor (suppressing agent). Disamping itu, komponen lain juga
dilaporkan bersifat sebagai bakteriostatik (β-pinen, 1,8-sineol dan terpinen);
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 8
mengobati radang pernapasan (1,8-sineol); tonikum lambung, karminatif dan
antidiuretika (β-pinen) (Knockblock et al.,1989 Stahl, 1985).
Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif dengan
elektron yang tidak memiliki pasangan elektron pada orbital luarnya,
sehingga akan mencari reaksi agar mendapatkan elektron pasanngannya yang
berujung pada kerusakan sel dan jaringan.
Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping proses
metabolisme. Di samping itu juga radikal bebas dapat berasal dari luar tubuh
yang diserap melalui pernapasan atau kulit seperti asap rokok, polusi, sinar
UV, obat, limbah industri, dan ozon. Peningkatan radikal bebas menyebabkan
penurunan fungsi dari membran sel, retikulum endoplasma dan bisa
menganggu di tingkat molekul DNA sel. Radikal bebas dapat menimbulkan
beberapa penyakit degenaratif seperti jantung, reumatik, ginjal, otak, dan
sistem imun yang pada akhirnya dapat berakibat pada menurunnya kualitas
hidup dan mempercepat proses penuaan.
Berbagai senyawa yang dapat mencegah terjadinya radikal bebas salah
satunya adalah antioksidan. Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat
menangkal efek negatif radikal bebas dalam tubuh sehingga proses oksidasi
pada sel-sel tubuh tidak berlanjut. Antioksidan yang ada dalam tubuh atau
biasa disebut antioksidan endogen. Selain itu ada juga antioksidan yang
berasal dari luar tubuh biasaya didapat dari diet sehari-hari atau disebut
antioksidan eksogen. Beberapa sumber antioksidan eksogen yaitu sayur,
buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian karena mengandug vitamin A,
vitamin E, vitamin C, dan beta karoten.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Maserasi
Maserasi adalah suatu proses perndman simpisia mengunkan pelarut
dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Ada 2 macam maserasi yaitu
masreasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik adalah maserasi yang dilakukan
pengadukan secara terus-menerus sedangkan remaserasi adalah menambahkan
pelarut setelah maserat pertama disaring dan seterusnya.
Pada bagian ini, daun kunyit di maserasi dengan teknik remaserasi. Proses
maserasi diakukan dengan mengeringkan daun kunyit yang segar. Sampel
diblender kering hingga menjadi simplisia. Simplisia direndam selama 3 hari pada
suhu ruangan. Maserat kemudian disaring, filtrat dipisahkan dan ampasnya
direndam kembali ke dalam metanol yang baru, maserasi dilang sebanyak +
hingga diperoleh maserat berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh dipekarkan
dalam rotary evaporator (400C) atau pada suhu didih (Ginting, 2008), hingga
diperoleh ekstra kental pada masing-masing sampel. Ekstrak kental dimasukkan
ke dalam botol vial dan dikeringkan dalam desikator hingga diperoleh ekstrak
kering. Ekstrak metanol yang kering kemudian dicampur dengan 2 mL
dimethisulfoxyde (DMSO) sehingga diperoleh larutan induk dan dilakukan
pengenceran sesuai kebutuhan. Ekstrak yang diperoleh disimpan dala botol vial
pada suhu refigerator.
Keuntungan dari metode ini :
1) Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana
perendam
2) Biaya operasionalnya relatif rendah
3) Memerlukan larutan pengekstrak yang relative sedikit
4) Tanpa pemanasan
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 10
Kelemahan dari metode ini :
1) Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya
mampu terekstraksi sebesar 50% saja
2) Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.
3.2 Isolasi Minyak Atsiri dalam Daun Kunyit
Daun kunyit biasanya digunakan untuk memberi aroma pada masakan
seperti rendang, gulai dan sebagai pembalut ikan atau daging yang dibakar. Telah
diteliti bahwa minyak atsiri yangdiperoleh dari daun kunyit menunjukkan potensi
dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen Fusarium oxysporum, F.
oxysporum, dan Curvularia trifolii (John Wiley & Sons, 2005).
Minyak atsiri yang dikenal juga dengan minyak eteris atau minyak terbang
(essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, rasa getir (pungent
taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut
dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Ketaren, 1985).
Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam
berbagai bidang industri, antara lain dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi,
sampo, losion); dalam industri makanan sebagai bahan penyedap atau penambah
cita rasa; dalam industri parfum sebagai pewangi; dalam industri farmasi atau
obat-obatan sebagai antinyeri, antiinfeksi, pembunuh bakteri; dalam industri
bahan pengawet; bahkan digunakan pula sebagai insektisida, oleh karena itu tidak
heran jika minyak atsiri banyak diburu berbagai negara (Lutony &
Rahmayati,1994).
Beberapa metode isolasi minyak atsiri seperti penyulingan, pengepresan,
ekstraksi dengan pelarut menguap, ekstraksi dengan lemak padat. Namun,
sebagian besar minyak atsiri diperoleh melalui metode penyulingan yang dikenal
juga dengan hidrodestilasi (Guenther, 1987;Lutony & Rahmayati, 1994).
Meskipun proses pengambilan minyak atsiri melalui metode penyulingan
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 11
merupakan model tertua, tetapi hingga kini masih banyak dilakukan oleh para
perajin minyak atsiri di berbagai negara, khususnya negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia (Lutony & Rahmayati, 1994).
Isolasi minyak atsiri dalam daun kunyit akan menggunakan metode
penyulingan. Berikut adalah flowsheet yang menunjukkan langkah kerja dari
isolasi minyak atsiri dalam daun kunyit. Skema flowsheet tersebut antara lain:
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 12
Gambar 3. Flowsheet Isolasi Minyak Atsiri Daun Kunyit .
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 13
Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap
Keterangan:
B. Minyak atsiri dari simplisia daun kunyit
Berikut adalah beberapa struktur senyawa yang ada dalam minyak atsiri
daun kunyit, antara lain :
1,8-sineol β-Seskuifellandren p-Cymen
α-fellandren α-Terpinolen
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 14
Berikut adalah perolehan data kadar minyak atsiri dalam daun kunyit :
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 15
Spektrum massa minyak atsiri dalam daun kunyit :
Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,283 menit
3.3 Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kunyit
Uji srining fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid,
terpenoid dan steroid dengan menggunakan metode Harboune (1987), yaitu:
3.3.1. Uji Flavonoid
Daun kunyit yang telah dikeringkan, dihaluskan dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi metanol. Kemudian dipanaskan hingga ¼ volume awal
dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi.
Kemudian tabung reaksi 1 ditetesi FeCl3, tabung reaksi 2 ditetesi MgHCl, tabung
reaksi 3 ditetesi H2SO4 (p), dan tabung reaksi 4 ditetesi NaOH 10%. Setelah
diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung diperoleh hasil
sebagai berikut :
- Tabung reaksi 1 menghasilkan larutan berwarna hitam
- Tabung reaksi 2 menghasilkan larutan berwarna biru keunguan
- Tabung reaksi 3 menghasilkan larutan berwarna merah muda
- Tabung reaksi 4 menghasilkan larutan berwarna jingga kekuningan.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 16
3.3.2. Uji Alkaloid
Daun kunyit yang telah dikeringkan, dihaluskan dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi metanol. Kemudian dipanaskan hingga ¼ volume awal
dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi.
Kemudian tabung reaksi 1 ditetesi Meyer, tabung reaksi 2 ditetesi Wagner, tabung
reaksi 3 ditetesi Bouchard, tabung reaksi 4 ditetesi Dragendorf. Setelah diamati
perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung, diperoleh hasil sebagai
berikut :
- Tabung reaksi 1 menghasilkan endapan berwarna putih
- Tabung reaksi 2 menghasilkan endapan berwarna coklat tua
- Tabung reaksi 3 menghasilkan endapan berwarna coklat muda
- Tabung reaksi 4 menghasilkan endapan berwarna merah bata.
3.3.3. Uji Steroid
Daun kunyit yang telah dikeringkan, dihaluskan dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi N-heksana. Kemudian dipanaskan hingga ¼ volume awal
dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi.
Kemudian tabung reaksi 1 ditetesi CeSO4 1%, tabung reaksi 2 ditetesi Salkwosky,
tabung reaksi 3 ditetesi Libermen-Bouchard. Setelah diamati perubahan warna
yang terbentuk pada masing-masing tabung dan diperoleh hasil sebagai berikut :
- Tabung reaksi 1 menghasilkan larutan berwarna coklat
- Tabung reaksi 2 menghasilkan larutan berwarna merah
- Tabung reaksi 3 menghasilkan larutan berwarna hijau kebiruan.
3.3.4. Uji Terpenoid
Daun kunyit yang telah dikeringkan, dihaluskan dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi N-heksana. Kemudian dipanaskan hingga ¼ volume awal
dan disaring. Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 17
Kemudian tabung reaksi 1 ditetesi CeSO4 1%, tabung reaksi 2 ditetesi Salkwosky,
tabung reaksi 3 ditetesi Libermen-Bouchard. Setelah diamati perubahan warna
yang terbentuk pada masing-masing tabung dan diperoleh hasil sebagai berikut :
- Tabung reaksi 1 menghasilkan larutan berwarna coklat
- Tabung reaksi 2 menghasilkan larutan berwarna merah
- Tabung reaksi 3 menghasilkan larutan berwarna hijau kebiruan.
3.3.5. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kunyit
Hasil uji skrining fitokimia kandungan metabolit sekunder ekstrak daun
kunyit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak Daun
Kunyit
Jenis Metabolit
Sekunder Pereaksi Hasil Uji
Alkaloida Meyer -
Wagner -
Bouchard -
Dragendorf -
Flavonoida FeCl3 1% +
NaOH 10% -
MgHCl -
H2SO4 -
Steroida CeSO4 1% dalam H2SO4 10% +
Salkwosky +
Libermen-Bouchard -
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 18
Terpenoida CeSO4 1% dalam H2SO4 10% +
Salkwosky +
Libermen-Bouchard -
Tabel 1. Menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kunyit mengandung
senyawa steroid, terpenoid dan flavonoid dalam jumlah yang berbeda-beda.
Pengujian senyawa steroid dan terpenoid dengan menggunakan pereaksi CeSO4
1% dalam H2SO4 10%, Salkowsky dan Liebermen-Bouchard ditandai dengan
perubahan warna pada masing-masing pereaksi sehingga menunjukkan hasil
positif sedangkan senyawa flavonoid dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%
menunjukkan hasil positif. Adanya hasil positif dan negatif pada setiap pereaksi
ditandai dengan kepekaan/kesensitifan setiap pereaksi yang menunjukkan ada atau
tidaknya steroid maupun terpenoid dan disebabkan karena kandungan senyawa
metabolit sekunder dalam tanaman bervariasi.
Menurut Harboune (1987), terpenoid bersifat larut dalam lemak, salah satu
golongan terpenoid yang berpotensi sebagai antimikroba adalah triterpenoid.
Sedangkan steroid adalah golongan lemak dan merupakan bagian dari
triterpenoid. Ekstrak kunyit memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan
Salmonella typhimurium karena adanya senyawa-senyawa metabolit berupa
alkaloid, flavonoid, sterol/triterpenoid, minyak atsiri, dan tanin (Sunanti, 2007).
3.4 Uji Aktivitas Antioksidan
3.4.1. Prinsip Kerja
Prinsip pada metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) adalah melihat
perubahan warna DPPH dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat
karena aktivitas sampel yang mengandung antioksidan yang mampu menangkap
dan meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam,
warna larutan akan semakin berubah menjadi pucat. Perubahan warna selain bisa
dilihat dari kualitatif, juga bisa menggunakan spektrofotometer dan dinilai
absorbansinya. Pada spektrofotometer, akan dilihat perubahan serapan warna
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 19
(nilai absorbansi). Absorbansi yang baik untuk larutan DPPH adalah kurang dari
1. Tinggi- rendahnya aktivitas antioksidan pada sampel dilihat dari nilai efficient
concentration (EC50) atau inhibition concentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu
zat antioksidanyang dapat menyebabkan 50% DPPH kehilangan sifat radikal
bebasnya. Semakin kecil nilai IC50, semakin tinggi akktivitas antioksidan dalam
sampel. Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul
DPPH mudah terdegradasi oleh cahaya dan oksigen. Namun, metode DPPH lebih
sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.
3.4.2. Alat dan Bahan Penelitian
a) Alat
- Timbangan analitik
- Tabung reaksi
- Tabung erlenmeyer
- Cawan
- Gelas ukur
- Mikropipet 10;100; dan 1000
µL
- Tip 10;100; dan 1000 µL
- Kuvet
- Alat spektrofotometer
- Alumunium foil
- Shaker waterbath
- Labu ukur 10 mL
- Kaca arloji
- Batang pengaduk
- Botol gelap
- Gelas piala
b) Bahan
- Simplisia
- Metanol
- DPPH
- Aquades
- Vitamin C
3.4.3. Cara Kerja
Berikut merupakan cara kerja uji aktivitas metode DPPH :
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 20
1. Penyiapan sampel atau pembuatan simplisia nabati
Daun kunyit basah dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari. Daun yang telah kering diblender menjadi serbuk daun
kunyit.
2. Pembuatan ekstrak daun kunyit
Menggunakan metode maserasi dan remaserasi yaitu menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruang. Setelah dilakukan maserasi selama 24 jam,
dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat
kemudian dilakukan evaporasi menggunakan rotary evaporator pada
suhu 37o C untuk memisahkan pelarut metanol dengan ekstrak daun
kunyit sehingga didapatkan ekstrak kental daun kunyit. Kemudian
residu direndam lagi dengan pelarut metanol untuk dilakukan
remaserasi.
3. Pembuatan larutan
a. Pembuatan larutan DPPH 634 µmolar
- Timbang DPPH sebanyak 0,0014 g
- Larutkan dalam 14 mL metanol
- Larutan dikocok hingga homogen, kemudian dimasukkan ke dalam botol
gelap
- Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk memperoleh
panjang gelombang maksimum.
b. Pembuatan larutan kontrol
- Dalam 1500 µL metanol ditambahkan 500 µL larutan DPPH
- Larutan dikocok hingga homogen
c. Pembuatan larutan uji
1. Larutan induk 1000 ppm
10 mg ekstrak daun kunyit dilarutkan ke dalam 10 mL metanol.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 21
2. Larutan seri
200 ppm
400 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
150 ppm
300 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
100 ppm
200 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
50 ppm
100 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
d. Pembuatan larutan kontrol positif
1. Larutan induk 100 ppm
1 mg Vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol
2. Larutan seri
2 ppm
40 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
4 ppm
80 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
6 ppm
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 22
120 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
8 ppm
160 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
4. Pengukuran absorbansi
Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daun kunyit dan larutan
standar positif (Vitamin C) dikocok menggunakan shaker waterbath
dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit dalam keadaan gelap
(ditutup alumunium foil). Hal ini dilakukan karena radikal DPPH
mudah didegradasi oleh cahaya. Kemudian absorbansinya diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517
nm. Setelah nilai absorbansinya didapat, dapat dihitung % hambatan
masing-masing larutan dengan menggunakan rumus :
%hambatan=(|blanko|−|sampel|)
|blanko|x100 %
Setelah didapatkan %aktivitas hambatan, dicari nilai IC50 melalui
persamaan regresi linier y = a+bx.
5. Analisis data antioksidan
Data antioksidan pada radikal DPPH (%hambatan), ekstrak daun
kunyit dianalisis dan dihitung nilai IC50. Semakin kecil nilai IC50, berarti
aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini, nilai IC50
dianalisis dan dihitung menggunakan persamaan regresi linier.
Data %hambatan dan konsentrasi larutan digunakan untuk mencari
nilai IC50 dengan persamaan regresi linier y=a+bx dimana y adalah
%hambatan 50 (senilai 50) dan x adalah nilai IC50. Nilai konstanta a
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 23
menentukan besarnya variabel y jika variabel x adalah nol (0).
Sedangkan nilai b menunjukkan besarnya perubahan variabel y jika
variabel x berubah satu satuan. Berikut ini tabel mengenai klasifikasi
aktivitas antioksidan menurut Blois :
No. Nilai IC50 Antioksidan
1 Kurang dari 50 ppm Sangat kuat
2 50-100 ppm Kuat
3 100-150 ppm Sedang
4 151-200 ppm Lemah
Berikut ini nilai absorbansi dan %hambatan dari setiap konsentrasi ekstrak daun kunyit :
No. Konsentrasi
(ppm)
Rata-rata nilai
absorbansi
%hambatan
1 50 0,465 14,04%
2 100 0,344 36,41%
3 150 0,243 55,08%
4 200 0,199 63,22%
Nilai absorbansi dan %hambatan vitamin C
No. Konsentrasi
(ppm)
Rata-rata nilai
absorbansi
%hambatan
1 2 0,504 6,83%
2 4 0,433 19,96%
3 6 0,234 56,74%
4 8 0,102 81,14%
*Larutan Kontrol = 0,541 nm
Berdasarkan kedua tabel di atas, terlihat hasil bahwa semakin
besar konsentrasi, semakin kecil nilai absorbansinya karena semakin bear
konsentrasi larutan, aktivitas antioksidan semakin tinggi. Hal ini ditandai
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 24
dengan perubahan warna dari DPPH dan nilai % hambatannya semakin
tinggi.
Setelah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan data
%hambatan maka dibuat grafik dengan menggunakan Microsoft Excel
dimana konsentrasi larutan (x) dan % hambatan (y) sehingga akan
diperoleh persamaan regresi liniernya. Berikut hasil persamaan regresi
linier ekstrak daun kunyit dan vitamin C :
40 60 80 100 120 140 160 180 200 2200
10
20
30
40
50
60
70f(x) = 0.33242 x + 0.634999999999998R² = 0.963077639080034
Konsentrasi ekstrak daun kunyit (ppm)
%ha
mba
tan
1 2 3 4 5 6 7 8 90
10
20
30
40
50
60
70
80
90
f(x) = 12.9855 x − 23.76R² = 0.97213670399166
Konsentrasi vitamin C (ppm)
%ha
mba
tan
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 25
3.5 Penetapan Nilai IC50
Nilai IC50 dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan
regresi linier. Untuk memudahkan input data maka digunakan microsoft
excel untuk mencarai regresi linier. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin
besar aktivitas antioksidan. Setelah dilakukan perhitungan IC50 daun kunyit
dan vitamin C sebagai berikut :
No. Bahan Nilai IC50
1 Ekstrak Daun Kunyit 148,51 ppm
2 Vitamin C 5,67
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 26
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis :
1. Uji Skrining Fitokimia
Ekstrak metanol daun kunyit mengandung senyawa steroid, terpenoid dan
flavonoid dalam jumlah yang berbeda-beda. Pengujian senyawa steroid
dan terpenoid dengan menggunakan pereaksi CeSO4 1% dalam H2SO4
10%, Salkowsky dan Liebermen-Bouchard ditandai dengan perubahan
warna pada masing-masing pereaksi sehingga menunjukkan hasil positif
sedangkan senyawa flavonoid dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%
menunjukkan hasil positif.
2. Uji Aktivitas Antioksidan
Dari berbagai konsentrasi larutan uji ekstrak daun kunyit, terdapat
perubahan warna DPPH dari ungu pekat menjadi kuning terang. Hal ini
menunjukkan adanya aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit.
Nilai IC50 ekstrak daun kunyit sebesar 148,51 ppm dan digolongkan
sebagai antioksidan sedang enurut kriteria Blois.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Lampiran Hasil Identifikasi Teknik Isolasi Minyak Atsiri dari
Daun Kunyit. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara
Dani, Ira Wulan, Kiki Nurtjahja dan Cut Fatimah Zuhra. Penghambatan
Pertumbuhan Aspergillus Flavus dan Fusarium Moniliforme Oleh Ekstrak
Salam (Eugenia Polyantha) dan Kunyit (Curcuma Domestica). Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara.
Edriana, Nurhabiba. 2014. Uji Aktivitas dan Uji Antioksidan pada Ekstrak Daun
Kunyit (Curcuma Dosmetic Val) dengan Menggunakan Metode DPPH (1,1-
Diphenyl-2-Picrylhydrazil). Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Makalah Kimia Analisis Organik (Maserasi Daun Kunyit) Page 28