sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang...

26
BAB V A S U H A N K E P E R A W A T A N PADA KLIEN LANSIA IBU JAIKEM DENGAN POST OPERASI KATARAK DI WISMA PANDU, PSTW “BAHAGIA” MAGETAN TANGGAL 10-14 JUNI 2011 A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2011 pada pukul 11.30 WIB sampai dengan selesai pada pukul 12.30 WIB. 1. Pengumpulan data 1) Data biografi klien a) Nama : J A I K E M b) Tempat dan tanggal lahir: Bojonegoro, 1916 c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah d) Agama: Islam e) Satus perkawinan: janda meninggal tanpa anak f) TB/BB: 140 cm / 45 kg g) Penampilan umum: bersih dan rapi, tubuh kurus, ramah. h) Ciri – ciri tubuh: jalan masih tegak, rambut sebagian memutih. i) Alamat: Sepanjang, Surabaya j) Orang yang dekat dihubungi: adik klien k) Hubungan dengan klien: adik kandung. 2) Riwayat keluarga Keterangan: = laki - laki = klien Ibu Jaikem

Transcript of sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang...

Page 1: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

BAB V

A S U H A N K E P E R A W A T A N

PADA KLIEN LANSIA IBU JAIKEM DENGAN POST OPERASI KATARAK

DI WISMA PANDU, PSTW “BAHAGIA” MAGETAN

TANGGAL 10-14 JUNI 2011

A. Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2011 pada pukul 11.30 WIB sampai dengan

selesai pada pukul 12.30 WIB.

1. Pengumpulan data

1) Data biografi klien

a) Nama : J A I K E M

b) Tempat dan tanggal lahir: Bojonegoro, 1916

c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah

d) Agama: Islam

e) Satus perkawinan: janda meninggal tanpa anak

f) TB/BB: 140 cm / 45 kg

g) Penampilan umum: bersih dan rapi, tubuh kurus, ramah.

h) Ciri – ciri tubuh: jalan masih tegak, rambut sebagian memutih.

i) Alamat: Sepanjang, Surabaya

j) Orang yang dekat dihubungi: adik klien

k) Hubungan dengan klien: adik kandung.

2) Riwayat keluarga

Keterangan:

= laki - laki = klien Ibu Jaikem

= perempuan = Tinggal sendiri di panti

= meninggal

3) Riwayat pekerjaan

Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling, sumber – sumber

pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: --

Page 2: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

4) Riwayat lingkungan hidup

Klien tinggal di Wisma Pandu, 1 kamar berdua dengan Ibu Darmiatun. Kondisi kamar

cukup bersih, peralatan makan tertata rapi di atas meja, tidak ada pakaian kotor yang

menumpuk atau tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih. Pertukaran udara an

cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy cukup terjamin. Klien

juga punya tongkat 1 buah, tapi jarang digunakan.

5) Riwayat rekreasi

Klien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman –

temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan sangat senang dengan adanya

kegiatan senam lansia setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap hari

Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan teman – temannya yang lain.

6) Sistem pendukung

Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah mengkibatkan kerjasama

sistem rujukan dengan puskesmas pembantu Candirejo serta RSUD Magetan. Serta

keberadaan teman sekamar klien yang sangat memperhatikan kondisi klien sangat

membantu pegawasan kesehatan klien.

7) Deskripsi kekhususan

Klien semenjak bulan puasa, rajin puasa setiap hari dan sampai har ini belum pernah

gagal puasa. Sholat 5 waktu juga dilaksanakan oleh klien secara rutin, bahkan shalat

tarawih pun dilaksanakan setiap hari di musholla.

8) Status kesehatan

Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih kurang 3 tahun yang

lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita penyakit lain, klien merasa seat – sehat saja.

Semenjak operasi klien mengeluh nyeri pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair,

nyeri terasa sampai menyebar ke kepala.

Provokative : Nyeri dirasa setelah klien terpapar sinarmatahari langsung atau

baru bangun tidur.

Quality : Nyeri dirasakan menyebarsampai ke kepala disertai mata kiri terasa

panas dan berair.

Region : Nyeri terasa pada mata kiri menyebar sampai kepala

Severity scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur.

Timming : saat bangun tidur dan setelah terpapar sinar matahari langsung.

Klien post op 16 hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan informasi dari perawat

panti serta pendamping wisma yang bertugas mengenai perawatan luka pada post operasi

serta pantangan – pantangan yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi setelah

dilaksanakan pengkajian , terlihat banyak sekret yang menumpuk pada mata kiri dan

ternyata klien belum memahami beberapa pantangan yang arus dijalaninya.

Obat – obatan: bila nyeri biasanya perawat memberikan Gentamycin Salp 3x1

Satus imunisasi: --

Page 3: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

Alergi terhadap obat – obatan, makanan maupun zat paparan lain seperti debu, cuaca

tidak ada pada klien.

9) A D L (activity daily living)

Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien diskor dengan A karena

berdasarkan pengamatan mahasiswa, klien mampu memenuhi kebutuhan makan,

kontinen, berpindah, ke kamar kecil dan berpakaian secara mandiri.

Kebutuhan istirahat tidur kadang – kadang terganggu bila nyeri pada luka post operasi

kambuh. Pada pengkajian personal hygiene tampak penumpukan sekret pada mata kiri

klien.

Psikologis kien meliputi:

Persepsi klien terhadap penyakit: klien merasa wajar karena umurnya

sudah tua.

Konsep diri baik karena klien mampu memandang dirinya secara positif

dan mau menerima kehadiran orang lain.

Emosi klien stabil

Kemampuan adaptasi klien baik, terlihat daris eringnya klien

mengunjungi teman – temannya di wisma yang lain.

Mekanisme pertahanan diri: klien mengnaggap kehidupan di luar panti

sudah tidak menarik lagi baginya, klien ingin menghabiskan hari tuanya di panti.

Klien mengatakan senang tinggal di panti karena mendapatkan keteraturan dalam hal

makan, istirahat dan kebutuhan lain terpenuhi.

10) Tinjauan sistem

a) Keadaan umum: baik, klien tampak bersih.

b) Tingkat kesadraan : CM (compos mentis)

c) Skala koma glasgow: 15

d) Tanda – tanda vital: N: 76 x/mnt; S: 36,80C, RR: 18 x/mnt; TD: 130/80 mmHg.

e) Sistem kardiovaskuler:

- Inspeksi: keadaan umum terlihat baik

- Palpasi: Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan pembesaran jantung.

- Perkusi: Tidak ada suara redup, pekak atau suara abnoral lain.

- Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara lain menyertai.

f) Sistem pernafasan:

- Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan otot dada (-)

- Palpasi: Tidak ada pembesaran abnormal, iktus kordis teraba.

- Perkusi: Suara paru ka/ki sama dan seimbang

- Auskultasi: Suara pekak, redup, wheezing (-)

g) Sistem integumen

Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan pigmen (+), dekubitus

(-), bekas luka (-). Palpasi: turgor kulit baik.

Page 4: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

h) Sistem perkemihan

Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi 3-4 x/hari, jumlah

baias (100 cc). Ngompol (-)

i) Sistem muskuloskletal

ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan, osteoporosis (-), kemampuan

menggenggam kuat, otot ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang,

atrofi dll.

j) Sistem endokrin

Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak ada pembesaran

kelenjar.

k) Sistem immune

Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas terhadap zat alergen

(-), riwayat penyakit berkaitan dengan imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.

l) Sistem gastrointestinal

Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur umum panti

ditambah dengan kadang – kadang minum kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi

makanan yang disediakan pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien mengatakan

tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack 2x/hari dan

tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien merasakan badannya lebih gemuk

semenjak tinggal di panti. BB sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah ompong

semuanya, klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan an mengunyah makanan.

m) Sistem reproduksi

Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya, riwayat berhenti

menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.

n) Sistem persyarafan

Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon klien terhadap

pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan jelas, suara pelo (-), bahasa yang

digunakan adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap

lawan bicara cukup aik.

Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan agak kabur tetapi klien

mampu pergi ke wisma lain tanpa bimbingan orang lain atau menggunakan tongkat

dan klien juga mampu mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+), hiperemis

(+). Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr. Kemampuan pendengaran

agak menurun sehingga lawan bicara harus berbicara agak keras supaya klien

mendengar.

11) Status kognitif/afektif/sosial

a) Short potable mental status questionaire (SPMSQ) dengan skor: 10, fungsi

intelektual utuh.

Page 5: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

b) Mini mental state exam (MMSE) dengan skor: 25, aspek kognitif dari fungsi

mental dalam keadaan baik.

c) Inventaris depresi beck, dengan skor: 3 pada keraguan – raguan, kesulitan kerja

dan keletihan. Jadi tidak ada tanda – tanda depresi pada klien.

d) Apgar keluarga denagn lansia, skor: 8 dimana fungsi sosial klien dalam kedaan

normal.

12) Data penunjang

Hasil pemeriksaan gluko test (-)

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1.

2.

DS:

- Klie

n mengeluh nyeri pada mata

kiri pot op menyebar ke

kepala saat terpapar sinar

matahari atau baru bangun

tidur.

- Klie

n mengatakan bila nyeri

kambuh, mengalami kesulitan

tidur.

- Klie

n mengatakan riwayat operasi

katarak mata kiri 16 hari yll.

DO:

- Mat

a kiri berair, hiperemis(+)

- IOL

(+)

DS:

- Klie

n mengatakan mata kiri terasa

nyeri, panas dan nyeri

menyebar sampai ke kepala.

- Klie

n mengatakan mata kirinya

Interupsi

pembedahan

katarak pada mata

kiri.

Peningkatan

kerentanan

skunder terhadap

interupsi

pembedahan

katarak.

Nyeri

Resiko infeksi

Page 6: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

3.

terus berair dan mengeluarkan

kotoran.

DO:

- Sekr

et pada mata kiri (+).

- Mat

a kiri berair(+)

- Riw

ayat post op katarak 16 hari

yll.

DS:

- Klie

n mengatakan matanya terasa

kabur sejak 3 tahun yang

lalu.

- Klie

n mengatakan usianya sudah

85 tahun.

DO:

- Klie

n berjalan tegap, cara berjalan

seimbang tapi ragu – ragu.

- Klie

n mampu melihat dalam jarak

pandang 50 mtr.

Keterbatasan

penglihatan.Resiko cidera

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri ditandai dengan:

DS:

- Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke kepala saat

terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.

- Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami kesulitan tidur.

- Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 hari yll.

Page 7: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

DO:

- Mata kiri berair, hiperemis(+)

- IOL (+)

2) Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap interupsi pembedahan

katarak ditandai dengan:

DS:

- Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri menyebar

sampai ke kepala.

- Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan mengeluarkan kotoran.

DO:

- Sekret pada mata kiri (+).

- Mata kiri berair(+)

- Riwayat post op katarak 16 hari yll.

3) Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan ditandai dengan:

DS:

- Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak 3 tahun yang lalu.

- Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.

DO:

- Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu – ragu.

- Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr.

Page 8: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

D. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI

1. Nyeri b/d interupsi

pembedahan katarak

pada mata kiri.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama 3 hari, nyeri

berkurang ditandai

dengan:

-

-

tercukupi 8 jam.

-

tidak merah.

Bantu klien

dalam mengidentifikasi tindakan

penghilangan nyeri yang efektif

dengan tidur dalam posisi ½ duduk.

Lakukan

tindakan penghilanagn nyeri non

invasif atau non farmakologik,

seperti berikut;

- Posisi:

tinggikan bagian kepala tempat

tidur, berubah – ubah antara

berbaring pada punggung dan

pada sisi yang tidak dioperasi.

- Distraksi

- Latihan

relaksasi

Berikan

dukungan tindakan penghilangan

nyeri dengan aalgesik yang

diresepkan.

M

embantu memberikan

kenyamanan dan

mengurangi tekanan pada

bola mata.

B

eberapa tindakan

penghilang nyeri non

invasif adalah tindakan

mandiri yang dapat

dilaksanakan perawat

dalam usaha

meningkatkan

kenyamanan pada klien.

Klien melaporan

adanya pengurangan

nyeri yang progresif

ditandai dengan:

-

-

tercukupi 8 jam.

- Mata tidak berair

dan tidak merah.

Page 9: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

Observasi

nyeri terutama bila disertai mual.

Pertegas

pembatasan aktifitas yang

disebutkan dokter yang mungkin

termasuk menghindari aktifitas

berikut:

- Berbaring

pada sisi yang dioperasi

- Membungku

k melewati pinggang

- Mengangkat

benda yang beratnya melebihi 10

kg.

- Mandi

- Mengedan

selama defekasi.

A

nalgesik mambantu dalam

menekan respon nyeri dan

menimbulkan

kenyamanan pada klien.

T

anda ini menunjukkan

peningaktan tekanan intra

okuli (TIO) atau

komplikasi lain.

P

embatasan diperlukan

utnuk menguangi gerakan

mata dan mencegah

peningkatan tekanan

okuler. Pembatasan yang

spesifik tergantung pada

beberapa faktor, termasuk

sifat dan luasnya

pembedahan, preferensi

dokter, umur serta status

kesehatan klien secara

keseluruhan. Pemahaman

Page 10: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

2. Resiko infeksi b/d

peningkatan

kerentanan skunder

terhadap interupsi

pembedahan katarak.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama 3 hari, infeksi

tidak terjadi ditandai

dengan:

-

insisi tanpa infeksi.

-

-

(-)

-

kelopak mata (-)

-

-

tubuh (-)

Tingkatkan

penyembuhan luka:

- Berikan

dorongan untuk mengikuti diet

yang seimbang dan asupancairan

yang adekuat.

Gunakan

teknik aseptik untuk meneteskan

tetes mata:

- Cuci tangan

sebelum memulai

- Pegang alat

penetes agak jauh dari mata

- Ketika

klein tentang alasan

untuk pembatasan ini

dapat mendorong

kepatuhan klien.

N

utrisi dan hidrasi yang

optimal meningkatkan

kesehatan secara

keseluruhan, yang

meningkatkan

penyembuhan

T

eknik aseptik

meminimialkan

masuknya

mikroorganisme dan

mengurangi resiko

infeksi.

Infeksi tidak terjadi

ditandai dengan:

-

-

mata (-)

-

kelopak mata (-)

-

-

tubuh (-)

Page 11: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

3. Resiko cidera b/d

keterbatasan

penglihatan.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama 3 hari, cidera

tidak terjadi ditandai

dengan:

-

mengalami cidera

atau trauma jaringan

meneteskan, hindari kontak

antara ata, tetesan dan alat

penetes.

Ajarkan teknik ini kepada klien dan

anggota keluarganya.

Kaji tanda

dan gejala infeksi:

- Kemerahan,

edema pada kelopak mata

- Infeksi

konjungtiva (pembuluh darah

menonjol)

- Drainase

pada kelopak mata dan bulu mata

- Materi

purulen pada bilik anterior

(antara korm\nea dan iris)

- Peningkatan

suhu

- Nilai

laboratorium abnormal (mis.

Peningkatan SDP, hasil kultur

dan sensitivitas positif)

D

eteksi dini infeksi

memungkinkan

penanganan yang cepat

untuk meminimalkan

keseriusan infeksi.

K

etegangan pada jahitan

dapat menimbulkan

Cidera tidak terjadi.

Klien tidak

mengalami cidera

atau trauma jarigan

selama dirawat.

Page 12: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

selama dirawat. Lakukan

tindakan untuk mencegah

ketegangan pada jahitan (misal

anjurkan klien menggunakan

kacamata protektif dan pelindung

mata pada siang hari dan pelindung

mata pada malam hari).

Modifikasi

lingkungan untuk menghilangkan

kemungkinan bahaya:

- Singkirkan

penghalang dari jalur berjalan.

- Pastikan

pintu dan laci tertutup atau

terbuka dengan sempurna.

Tinggikan

tempat tidur. Letakkan benda dimana

klien dapat melihat dan meraihnya

tanpa klien menjangkau terlalu jauh.

interupsi menciptakan

jalan masuk untuk

mikroorganisme.

G

angguan penglihatan

atau menggunakan

pelindung mata dapat

mempengaruhi resiko

cidera yang berasal dari

gangguan ketajaman

dan edalaman persepsi.

T

indakan ini dapat

mengurangi resiko

terjatuh.

Page 13: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

E. Implementasi

Waktu/tgl Implementasi Evaluasi

11-6-2011

09.00

12-6-2011

09.30

12-6-2011

11.00

12-6-2011

Member

ikan HE pentingnya:

- Pembata

san aktifitas.

- Asupan

gizi dan minum yang

memadai (makan 1 porsi

habis).

- Mengur

angi paparan terhadap sinar

matahai atau kontak langsung

dengan benda alergen.

Mengev

aluasi lingkungan kamar tidur

klien:

- Penemp

atan benda – benda di meja.

- Kebersi

han lantai kamar.

- Memasa

ng gorden untuk mengurangi

paparan terhadap snar

matahari.

Mengaja

rkan teknik perawatan

kebersihan mata:

- Cara

membersihkan sekret.

- Cara

meneteskan obat tetes mata.

- Menggu

Kl

ien kooperatif.

Kl

ien berjanji akan selalu

mengahbiskan porsi

makanannya.Klien banyak

bertanya tentang nyeri

yang dirasakannya.

Kl

ien marapikan meja kecil

di samping tempat tidur.

Kl

ien menata barang –

barang (gelas, piring,

sendok) di atas tempat

tidur.

G

orden telah terpasang.

La

ntai kamar disapu dan

dipel oleh petugas.

Kl

ien bersemangat belajar

memebrsihkan sekret

mata.Klien dapat

meneteskan obat tetes

mata sendiri dibantu oleh

teman sekamarnya.

Kl

ien sudah punya kacamata

Page 14: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

12.30

13-6-2011

09.00

nakan pelindung mata bila

keluar wisma di siang hari.

Mengatu

r posisi tidur klien berbaring ke

sisi mata yang tidak dioperasi.

Melatih

relaksasi untuk mengurangi rasa

sakit pada mata kiri.

pelindung sinar matahari.

Kl

ien berbaring ke posisi

sebelah kanan, kadang

berganti posisi dengan

semi fowler.

Kl

ien tampak kesulitan

mengikuti instruksi, tetapi

mau mencoba unutk

berlatih.

F. Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1.

2.

3.

Nyeri b/d interupsi

pembedahan katarak pada mata

kiri.

Resiko infeksi b/d peningkatan

kerentanan skunder terhadap

interupsi pembedahan katarak.

Resiko cidera b/d keterbatasan

S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri

sudah agak berkurang, klien sudah dapat

istirahat dengan baik.

O: Mata berair (-), kemerahan (-)

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan

koordinasi dengan pendamping wisma.

S: Klien mengatakan matanya sudah tidak

panas lagi,berair (-)

O: mata berair (-), kemerahan (-), sekret (-)

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan

koordinasi dengan pendamping wisma.

S: Klien mengatakan penglihatannya sudah

Page 15: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

penglihatan. lebih terang.

O: Klien berjalan ke luar wisma tanpa

dibimbing dan tanpa memakai tongkat.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan

koordinasi dengan pendamping wisma.

Page 16: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang

diberikan kepada indivdu atau sekleompok lansia dalam konteks peran perawat sebagai

penerima asuhan keperawatan yang diberikan secara profesional.

Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha

“Bahagia” Magetan dari tanggal 10-14 Juni 2011, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk

membina satu orang klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai pada tahap evaluasi guna

mengetahui perkembangan kesehatan klien lansia secara komprehensif.

B. Saran

1. Bagi institusi pengelola Panti Sosial Tresna Werdha “Bahagia” Magetan.

Agar seoptimal mungkin menerapkan konsep pemikiran yang telah disepakati guna

meningkatkan fungsi dan peran panti secara optimal.

2. Bagi pembimbing FIKES UMP Purwokerto

Agar seoptimal mungkin mengupayakan kehadiran serta bimbingannya guna membantu

mahasiswa menjalani proses praktek keperawatan gerontik dengan lebih baik sesuai target

pencapaian yang ingin diraih.

3. Bagi mahasiswa sendiri

Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guna mengembangkan konsep

asuhan keperawatan gerontik secara optimal.

Page 17: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan

DAFTAR PUSTAKA

Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Hidup Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair. Surabaya

Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging. Little Brown and Company. Boston

Depkes RI Badan Litbangkes. (1986). Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta

Depsos RI. (----). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam Panti. Depsos RI. Jakarta

...........(1993). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan I. Depkes Ri. Jakarta

...........(1994). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan II. Depkes Ri. Jakarta

Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC. Jakarta

Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri

Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia.

Page 18: sofaners.files.wordpress.com · Web viewKlien mengaku sering jalan – jalan kewisma – wisma yang lain untuk menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga mengatakan