library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewKegiatan...
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewKegiatan...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Untuk memudahkan dalam penelitian maka diperlukan pemahaman -
pemahaman tentang teori dalam metode analisis dan perancangan sistem
informasi.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan sebuah bagian penting bagi suatu organisasi
dalam melaksanakan proses bisnis. Berikut ini pengertian sistem
menurut beberapa ahli:
Menurut Buku O’Brein Pengantar Sistem Informasi (2005,p29),
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut Scott A. Bernard (2004, p341), Sistem adalah Sebuah
jenis komponen EA yang pembanding perangkat keras, dan perangkat
lunak, dan kegiatan yang memiliki input dan output.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
komponen - komponen yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan
dalam satu kesatuan.
10
11
2.1.2 Pengertian Data
Menurut Scott A.Bernard (2005,p340), Data mengacu pada
deskripsi dasar hal, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang dicatat,
diklasifikasikan dan disimpan, tetapi tidak diatur untuk menyampaikan
makna tertentu. Item data dapat berupa numerik, abjad, angka, suara,
atau gambar. Sebuah database terdiri dari item data yang tersimpan
diselenggarakan untuk pengambilan.
Menurut O’brein (2006,p696), Data adalah fakta – fakta atau
observasi mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis lebih khusus
lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas
seperti orang – orang, tempat, benda, atau kejadian.
Kesimpulannya, Data adalah sekumpulan dari peristiwa atau
fakta-fakta yang ada akan tetapi masih belum memiliki makna yang
berarti bagi sang penerima.
2.1.3 Pengertian Informasi
Informasi sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan untuk
membuat proses bisnis. Berikut ini pengertian informasi menurut
beberapa ahli:
Menurut Bernard(2004, p340), Informasi adalah data yang telah
terorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada
penerima. Penerima menafsirkan makna dan menarik kesimpulan dan
implikasi.
12
Menurut O'Brien(2006, p703), Informasi adalah data yang
ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai
akhir.
Berdasarkan definisi - definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Informasi adalah data yang telah diproses untuk memberikan arti
kepada pengguna dan kontrol dalam organisasi.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Sebuah perusahaan pasti membutuhkan sistem infomasi untuk
mengolah data yang sudah didapatkan oleh perusahaan. Berikut ini
pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli:
Menurut Bernard(2004, p), Sistem Informasi yaitu kombinasi
yang terorganisasi dari orang, hardware, software, jaringan
komunikasi dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, mengubah
dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut O'Brien(2006, p5), Sistem Informasi merupakan
kombinasi rangkaian orang, prosedur, hardware, software, jaringan
dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi didalam organisasi.
Bedasarkan definisi - definisi diatas disimpulkan sistem
informasi adalah rangkaian dari proses mengumpulkan, mengubah,
mengelola dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
13
2.1.5 Pengertian Distribusi
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang
dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak. Tahap berikutnya
menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-
rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan
produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan
konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut.
Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan
memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi
(Channel of distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah
masalah yang berpengaruh bagi marketing. Karena kesalahan dalam
memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran
produk/ jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti
agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih
saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu sebagai berikut (Craven, 2001) :
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli.
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang
perantara.
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan
yang ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
14
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk
menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu
sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat
serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi.
2.1.6 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Menurut Martin (2005, P15), Perencanaan Strategi Sistem dan
Teknologi Informasi adalah suatu proses membangun kesesuaian yang
cocok antara sarana – sarana organisasi dan sumber – sumber dayanya
dan perubahan pasarnya dan peluang – peluang dari pemanfaatan
teknologi.
Perusahaan membutuhkan perencanaan strategi sistem dan
teknologi informasi untuk :
Menyediakan pemahaman mengenai sistem dan teknologi
informasi agar dapat digunakan secara efektif dan efisien kepada
manajemen tingkat tinggi dan ahli – ahli dalam bidang teknologi
informasi.
Dapat mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada
pihak – pihak yang berada dalam perusahaan tersebut.
Membantu para manajer tingkat atas dan para ahli dalam bidang
teknologi informasi dalam perusahaan untuk membuat
keputusan yang mendasar mengenai bagaimana sistem dan
teknologi informasi akan diarahkan untuk membantu bisnis
perusahaan.
15
Perusahaan menjadi siap untuk menghadapi perubahaan yang
terjadi.
Dapat membantu mengalokasikan sumber daya dan menentukan
prioritas untuk proyek – proyek sistem dan teknologi informasi
yang penting dan bermanfaat bagi organisasi.
Dapat menjadi alamat komunikasi yang baik terhadap
manajemen puncak.
2.2 Teori Khusus
Menjelaskan pengertian tentang modul - modul dan ruang lingkup yang
telah dipilih dalam penulisan ini.
2.2.1 Pengertian Penjualan
Penjualan adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan. Berikut ini pengertian penjualan menurut
beberapa ahli:
Menurut Mulyadi(2001, p202), Kegiatan penjualan barang dan
jasa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kegiatan Penjualan Tunai
Dalam transaksi penjualan secara tunai, barang atau jasa
baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika
perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan
penjualan tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjualan tunai.
16
b. Kegiatan Penjualan Kredit
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan
telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa,
untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini
ditangani oleh perusahaan melalui system penjualan kredit.
2.2.1.1 Penjualan Tunai
Prosedur Penjualan Tunai
Mulyadi (2001, p469) jaringan prosedur yang
membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima
order dari pembeli dan membuat faktur
penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli
melakukan pembayaran. Harga barang ke
fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi
gudang dan fungsi pengiriman mengirimkan
barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima
pembayaran harga barang dari pembeli dan
17
memberikan tanda pembayaran (berupa pita
register kas dan cap “lunas” pada faktur
penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan
pengambilan barang yang di belinya dari fungsi
pengiriman.
3. Prosedur Penyerahan Barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman
menyerahkan barang kepada pembeli.
4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Prosedur ini fungsi akuntansi melakukan
poencatatan transaksi penjualan tunai dalam
jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual
dalam kartu persediaan.
5. Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas
mengharuskan penyetoran dengan segera ke
bank semua kas yang diterima dalam satu hari.
Dalam proses ini, fungsi kas menyetorkan kas
yang diterima dari penjualan tunai ke bank
dalam jumlah penuh.
18
6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas
berdasar bukti setor bank yang di terima dari
bank melalui fungsi kas.
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat
rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan
harga yang dicatat dalam kartu persediaan.
Berdasarkan rekapitulasi harga pokok
penjualan ini, fungsi akutansi membuat bukti
memorial sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan harga pokok penjualan ke dalam
jurnal umum.
2.2.1.2 Penjualan Kredit
Prosedur Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2001, p219-220), Jaringan prosedur
yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai
berikut :
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima
order dari pembelian dan menambahkan informasi
19
penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat surat order pengiriman
dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi lain
untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta
persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu
dari fungsi kredit.
3. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman
mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan
informasi yang tercantum dalam surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
4. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat
faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh
fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagaian
ini membuat surat order pengiriman.
5. Prosedur Pencatatan Piutang
20
Dalam prosedur ini fungsi akutansi mencantum
tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau
dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan
dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi
sebagai catatan piutang.
6. Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
mendistribusikan data penjualan menurut informasi
yang diperlukan manajemen.
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat
secara periodic total harga pokok produk yang dijual
dalam periode akuntansi tertentu.
Menurut Kertajaya(2006, p15), Penjualan adalah
bagaimana strategi yang akan digunakan untuk
mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan korelasi antar
keduanya.
Menurut Fess et al(2006, p300), Penjualan adalah jumlah
yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagangan
yang dijual, baik secara tunai maupun kredit.
Berdasarkan definisi - definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa penjualan adalah suatu proses dimana perusahaan dan
pelanggan saling berhubungan dengan adanya proses transaksi
jual - beli.
21
2.3 Analisis Sistem dan Perancangan Sistem
2.3.1 Analisis Sistem
Menurut Satzinger Et Al(2005, p4), Analisis Sistem adalah proses
memahami dan menentukan detail dari apa yang harus sistem
informasi lakukan.
Menurut Jones and Rama(2006, p588) Systems Analysis is the
second phase of the systems development life cycle, yang berarti tahap
lanjutan dari siklus pembangunan sistem.
2.3.2 Pengertian Object Oriented and Analysis Design (OOAD)
Menurut J.W.Satzinger(2005, p60) Object Oriented terbagi dua,
yaitu:
1. Object Oriented Analysis(OOA, p60) yaitu semua tipe dari
objek yang bekerja dalam suatu sistem dan menunjukan
iterasi (perulangan) apa yang diperlukan user untuk
menyelesaikan tugasnya.
2. Object Oriented Design(OOD, p60) yaitu semua tipe objek
yang diperlukan untuk menyampaikan kepada orang dan
peralatan (device) dari sistem menunjukan bagaimana objek
berinteraksi dalam menyelesaikan tugas dan mempermudah
user memahami maksud dari setiap pengertian tipe objek
sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau
lingkungan yang spesifik.
22
2.3.2.1 Usecase Diagram
Menurut J.W.Satzinger(2005, p214) Actor selalu di
luar batas otomatisasi sistem tetapi banyak menjadi bagian
dari bagian manual sistem. Actor adalah orang yang benar-
benar berinteraksi dengan sistem komputer itu sendiri
Menurut J.W.Satzinger(2005, p213) Use case Diagram
adalah suatu diagram yang menunjukkan berbagai peran dari
user dan bagaimana user berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.1 Usecase Diagram
Sumber (J.W.Satzinger, p216)
2.4 Analisis Lima Daya Saing Porter
Berbagai macam skema memvisualisasikan proses perencanaan strategis
yang tersedia. Pada intinya mereka biasanya terdiri dari serangkaian langkah-
langkah.
Analisis dimulai dengan mendefinisikan bisnis dan merumuskan visi dan
kemudian melanjutkan untuk menilai lingkungan internal dan eksternal.
Proses perencanaan strategis berakhir dengan anggaran keuangan dan masuk
ke sebuah perputaran umpan balik.
23
Gambar 2.2 Langkah – langkah Proses Perencanaan
Inti dari merumuskan strategi yang berkaitan perusahaan terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu tahap analisis sangat penting untuk hasil dari
proses perencanaan total. Sebagian besar dari tahap analisis adalah analisis
dari lingkungan eksternal. Beberapa alat bantu dan teknik telah dikembangkan
untuk membantu para perencana dalam mengevaluasi lingkungan eksternal.
Yang menarik adalah penilaian potensi keuntungan dalam industri.
Model kekuatan kompetitif Michael Porter (sering disebut sebagai model
kekuatan lima porter) adalah yang paling banyak menggunakan kerangka kerja
untuk penilaian terhadap potensi keuntungan dalam industri. Kekuatan
kolektif yang disebut lima kekuatan berbeda dari industri ke industri.
Gambar 2.3 Lima Daya Saing Porter
Analysis Planning implementation control
24
Masing-masing dari lima kekuatan didasarkan pada fitur struktural
(dimensi) yang secara kolektif mempengaruhi potensi keuntungan. Semua
lima kekuatan bersama-sama menentukan intensitas persaingan industri dan
profitabilitas. Kekuatan terkuat menjadi penting dari sudut pandang
perumusan strategi.
Tujuan kami di sini adalah untuk mengatasi dimensi yang paling penting
dari masing-masing lima kekuatan, karena mereka akan dimasukkan dalam
basis pengetahuan (misalnya dalam bentuk aturan bisnis) dari sistem pakar
yang diusulkan. Sejumlah characteristik ekonomi dan teknis yang penting
sangat penting untuk kekuatan dari masing-masing kekuatan kompetitif.
1. Ancaman Pendatang Baru
Ini adalah komponen struktural penting dengan industri untuk
membatasi atau melarang masuknya pesaing baru. Komponen utama
adalah skala ekonomi (keuntungan pengalaman, belajar dan volume),
switching cost yang terlibat dengan pelanggan, akses ke saluran
distribusi dan biaya kelemahan (hak paten, lokasi subsidi).
2. Persaingan Para Pesaing
Dalam sebagian besar industri, terutama ketika hanya ada
beberapa pesaing utama, persaingan akan sangat cocok dengan
penawaran lain. keagresifan akan tergantung terutama dari faktor-
faktor seperti jumlah pesaing, pertumbuhan industri, biaya tetap
tinggi, kurangnya diferensiasi, kapasitas ditambah secara bertahap
yang besar, keragaman jenis pesaing dan kepentingan strategis dari
unit bisnis.
25
3. Kekuatan Produk Pengganti
Ini adalah produk atau solusi yang pada dasarnya melakukan
fungsi yang sama, tetapi seringkali didasarkan pada teknologi yang
berbeda. Tergantung pada tingkat abstraksi hampir semuanya dapat
substitusi. Secara umum faktor-satunya yang benar-benar penting
adalah pergeseran dalam teknologi.
4. Kekuatan pembeli
Melalui pembeli kekuasaan mereka tawar dapat memaksa
pesaing untuk menurunkan harga mereka atau memaksa kualitas
yang lebih tinggi atau layanan yang lebih baik. Faktor utama yang
menentukan daya tawar yang volume (relatif terhadap penjualan
penjual), apakah produk mewakili sebagian besar dari biaya pembeli
atau pembelian.
Diferensiasi atau produk standar, switching cost, profitabilitas
pembeli ( sensitivitas harga mereka), ancaman integrasi ke belakang,
pentingnya kualitas dari produk akhir, dan tingkat pengetahuan dan,
informasi tentang pembeli dan permintaan industri, harga pasar
aktual dan biaya pemasok.
5. Kekuatan pemasok
Pemasok dapat mengerahkan daya tawar mereka atas peserta
dengan mengancam untuk menaikkan harga atau mengurangi
kualitas. Sebuah kelompok pemasok yang kuat jika mereka lebih
26
terkonsentrasi daripada industri yang mereka jual, atau jika
kelompok pelanggan tidak penting bagi pemasok, jika produk
menjadi masukan penting bagi bisnis pembeli, atau mereka telah
membangun switching cost, atau Kelompok pemasok menimbulkan
ancaman integrasi ke depan.
Melalui menangani dimensi-dimensi yang membentuk lima
kekuatan yang kita telah diuraikan faktor-faktor yang akan
diperhitungkan dalam sistem ahli kami. Ini masih akan terlihat di ahli
yang akan menegaskan nilai dampak dari setiap variabel individu.
Lain harapkan adalah bobot masing-masing faktor dalam penilaian
secara keseluruhan.
2.5 Analisis SWOT
Menurut Kotler (2003,p102), Analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi
kedalam dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
dan analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).
Menurut Perace dan Robinson (2000, p202-204), Analisis SWOT adalah
analisis yang berdasarkan kepada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif
berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (Strength and Weakness),
dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (Opportunity and Threats).
27
Gambar 2.4 Diagram Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh
perusahaan. kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan dan kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan
dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif
perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan,
kemampuan manajemen, ketrampilan pemasaran merupakan
sumber dari kelemahan.
Opportunity (Peluang)
Opportunity adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan dan untuk
28
merebut lebih banyak konsumen dibandingkan dengan para
pesaing.
Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan
dari para pesaing dalam merebut para konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
meningkatkan analisis dalam perusahaan dalam usaha penetapan
strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka /
panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi alternatif
dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.5.1 Diagram SWOT
Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing-masing IFAS
dan EFAS. Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot
skor tersebut ke dalam diagram analisis SWOT berikut ini :
Gambar 2.5 Diagram SWOT Rangkuti (2006,p19)
29
Keterangan
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi menguntungkan perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internalnya, strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal.fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
2.5.2 Matriks SWOT
30
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan
bagaimana peluang dan ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS)
yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti,2006, p31).
Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-
faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan
dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan mentransfer peluang dan
ancaman dari tabel EFAS dan IFAS. Yaitu dengan mentransfer
peluang dan ancaman dari tabel EFAS ke dalam sel yang sesuai dalam
matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor
strategis tersebut lalu dibuatkan 4 set kemungkinan alternatif strategi
(SO,ST,WO,WT) (Rangkuti, 2006, p35 ):
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan ,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi ST
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO
31
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman.
Strategi WT
Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman.
2.5.3 Internal Strategic Factors Analisis Summary (IFAS)
Menurut Rangkuti(2006, p24), setelah faktor-faktor internal suatu
perusahaan diidentifikasi suatu tabel Internal Strategic Factors
Analisis Summary (IFAS) disusun untuk menemukan faktor-faktor
strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan weakness
perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut :
a. Temukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1.0
(paling penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan(semua bobot tersebut tidak boleh lebih dari 1.00)
c. Hitung Rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variable yang bersifat
positif (semua variable yang masuk dalam kategori kekuatan)
32
diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variable yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali
dibandingkan dengan rata-rata industri nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan dibandingkan rata-rata
industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam pembobotan
dalam kolom 4. hasilnya berapa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai dengan 1.0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotan dihitung.
f. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total
ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini
dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industry.
2.5.4 External Factors Analysis Summary (EFAS)
Menurut rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks faktor
strategi eksternal. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu External
33
Factors Analysis Summary (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara
penentuan faktor strategis ekstenal EFAS, yaitu :
A. Susunlah dalam kolom 1(5 sampai 10 peluang dan
ancaman).
B. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai
dari1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting).
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
C. Hitung Rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondoso perusahaan
yang bersangkutan.pemberian nilai rating untuk faktor
peluang bersifat positif (peluang semakin beasr diberi
rating +4, tetapi jika peluang kecil diberi rating +!).
pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misal jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya
adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit
ratingnya 4.
D. Kalikan bobot pada kolom 2 pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
34
E. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimanan
skor pembobotannya dihitung.
F. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimanan
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan
untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.5.5 Analisis Politic, Economic, Social and Technology (PEST)
Sebuah analisis PEST memeriksa lingkungan Politik, Ekonomi,
Sosial, dan Teknologi yang mempengaruhi inidustri dan perusahaan.
(Analisis PEST juga dikenal analisis STEP).
Hal ini sekarang diakui oleh kalangan praktisi pemasaran yang
dalam kelangsungan hidup jangka panjang dan keberhasilan bisnis
tergantung pada lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. Tidaklah
cukup untuk mengatakan kita memiliki bauran pemasaran yang tepat,
atau portofolio produk terbaik tanpa sadar lingkungan eksternal, dan
untuk membuat hal-hal yang lebih rumit sedikit yaitu lingkungan
eksternal, faktor PEST, tidak stabil tapi selamanya berubah.
Politik
35
Termasuk hukum dan peraturan, pemilu, hukum
ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, peraturan lingkungan
hidup, industri-spesifik peraturan, peraturan kompetitif,
hubungan antarnegara / sikap, perang, terorisme, tren politik,
pajak, dan struktur pemerintahan.
Ekonomi
Pertumbuhan tren sosial (berbagai negara), perpajakan, tingkat
pengeluaran pemerintah, pertumbuhan pekerjaan / pengangguran,
nilai tukar, tarif, inflasi, indeks kepercayaan konsumen, rasio
impor / ekspor, dan tingkat produksi
Sosial
Demografi (usia, jenis kelamin, ras, ukuran keluarga, dll)
perubahan gaya hidup, pergeseran penduduk, pendidikan, tren,
mode, keragaman, imigrasi / emigrasi, kesehatan, standar hidup,
tren perumahan, fashion, sikap untuk bekerja, kegiatan rekreasi ,
pekerjaan dan kapasitas produktif.
Teknologi
Inventions, penemuan-penemuan baru, penelitian,
penggunaan energi / sumber / bahan bakar, komunikasi,
kesehatan (farmasi, peralatan, dll), kemajuan manufaktur,
teknologi informasi, internet, transportasi, bio-tech, genetika,
pertanian- tech, pembuangan sampah / daur ulang, dan
sebagainya.
36
Contoh efek perubahan faktor PEST meliputi:
Politik - gordon brown, kanselor dari bendahara baru-baru
ini meningkatkan pajak terutang atas alcopops, seperti breezer
bacardi, jauh di atas tingkat kenaikan tarif pajak pada minuman
beralkohol lainnya, penjualan tersebut nyata berkurang. Dalam
undang-undang emisi baru 80-an di california menghancurkan
pasar untuk mobil MG yang tidak bisa memenuhi batas polusi.
Ekonomi - rendahnya tingkat inflasi saat, telah memaksa
perusahaan untuk memotong biaya dan mengurangi margin
keuntungan, karena kenaikan biaya lebih dan lebih sulit untuk
menyampaikan kepada konsumen.
Sosial - kami baru saja melihat bagaimana peningkatan
kesadaran kesehatan telah memaksa McDonals untuk mengubah
menu itu.
Teknologi - yang masive jatuh dalam biaya telekomunikasi
jarak jauh telah memungkinkan perusahaan untuk merelokasi
banyak layanan mereka 'back office' ke India.
Faktor-faktor PEST memainkan peran penting dalam
peluang penciptaan nilai dari strategi produk perusahaan
pengembangan. Harga dapat meningkat selama ledakan ekonomi
sehingga meningkatkan profitabilitas, alternatif mengubah sikap
sosial perusahaan kekuatan untuk menjadi lebih sadar
lingkungan, dan ini dapat meningkatkan biaya dan keuntungan
37
dipotong.
Faktor PEST biasanya di luar kendali bisnis, namun besar.
Perusahaan harus mencoba untuk bereaksi dan memprediksi
bagaimana faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi,
akan berdampak bisnis, dan bagaimana strategi yang dapat
disesuaikan untuk memenuhi perubahan.
Untuk bisnis besar penyelesaian analisis PEST adalah
proses yang berkelanjutan, dan ingat bahwa warga negara multi-
akan beroperasi di sejumlah besar negara dan juga harus dicatat
bahwa banyak faktor PEST seperti kontrol lingkungan, kebijakan
makro ekonomi dan biaya energi dapat dan akan dapat berbeda
per benua, negara atau bahkan daerah, sehingga biasanya analisis
PEST harus dilakukan per negara.
PEST itu sendiri dapat dilakukan melalui meneliti
lingkungan bisnis. Misalnya dengan mengekstraksi bisnis dan
informasi pasar terkait dari surat kabar, jurnal, publikasi
pemerintah dll Informasi yang dikumpulkan sering dimasukkan
ke dalam lokakarya perusahaan di mana manajer menggunakan
teknik brainstorming untuk mengembangkan skenario dan
kemungkinan.
Output dari analisis PEST dan bagaimana digunakan akan
bervariasi dari bisnis ke bisnis, tapi biasanya itu akan masukan ke
dalam perencanaan strategis, perencanaan pemasaran,
38
manajemen produk portofolio dan pengembangan produk.Ini
adalah tidak pantas bahwa faktor PEST tidak harus normal
dianggap sebagai ancaman atau peluang baik, sehingga analisis
PEST tidak menjadi bingung dengan analisis SWOT.
2.5.6 Analisis Critical Success Factor (CSF)
Menurut Ward (2002, p209), analisis critical success factor
(CSF) merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila
terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi
perusahaan.
Rockart (Ward,2002,p209), mendefinisikan CSF sebagai area
tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut
memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam
bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus
berjalan dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisnis dapat
dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard
(2002,p209), adalah sebagai berikut :
1. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam
melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan
strategi sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan
telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi
manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi,
39
yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan
melaliu area bisnis yang kritis.
2. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan
diimplementasikan dengan tujuannya, dengan demikian
sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar
sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF
dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui
informasi apa yang diperlukan setiap individu.
4. Dengan menyediakan suatu hubungan dengan kebutuhan
informasi, analisis CSF memegang peranan penting dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial.
5. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem
informasi pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai
dengan tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada
masalah-masalah tertentu yang paling kritis.
6. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan
dengan analisis value chain dalam mengidentifikasikan
proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling
tepat untuk dilaksanakan.
2.5.7 Analisis Key Performance Indicator (KPI)
40
Menurut Ward dan Peppard(2002,p212), Key Performance
Indicator merupakan hal-hal yang mungkin dipilih untuk menilai,
memberitahu bagaimana kinerja seseorang dalam mencapai
sebuah tujuan maupun mengatur CSF.
Menurut Tshahindra(2007), KPI merupakan suatu
performance metric yang secara nyata dan jelas terkait dengan
sasaran strategis organisasi yang mampu mendorong organisasi
menerjemahkan strateginya ke dalam terminology yang bisa
dikuantifikasi.
2.6 Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuisioner
(angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2008, p-
193).
2.6.1 Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondenya sedikit.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan
41
secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
Wawancara terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
A. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul
data mencatatnya (Sugiyono, 2008, p194).
B. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan (Sugiyono,2008, p197).
2.6.2 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara
dan kuisioner, kalau dalam wawancara dan kuisioner. Kalau dalam
wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan narasumber
secara langsung. Maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
42
pada objek-objek alam lainnya. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar(Sugiyono. 2008, p203).
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta)
dan non participant observation (Sugiyono, 2008, p203).
A. Observasi berperan serta (participant overview)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan.
B. Observasi Non-terstruktur
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat
langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang
diamati, maka dalam observasi non-participant peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent
(Sugiyono,2008, p204).
Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka
observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur
dan tidak terstruktur.
C. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang
variable apa yang akan diamati. Pedoman wawancara
43
terstruktur atau anket tertutup dapat digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan observasi (Sugiyono, 2008,
p204).
2.7 Entreprise Architecture
Suatu profesi dan praktek menajemen yang didedikasikan untuk
meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut
secara keseluruhan mengintegrasikan strategi, praktek-praktek bisnis alur – alur
informasinya dan sumber daya teknologinya.
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
2.8 Current Architecture
Menurut (Bernard, 2005, p.135), Current Architecture adalah arsitektur
yang sedang dijalankan saat ini pada sebuah perusahaan, dan gambaran
arsitektur ini dugunakan sebagai dasar untuk dibandingkan dengan rancangan
masa depan.
2.9 Future Architecture
Menurut (Bernard, 2005, p.158), Future Architecture menggambarkan
komponen enterprise architecture yang baru yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja yang sudah ada, mendukung inisiatif
strategi yang baru, kebutuhan operasional, maupun solusi teknologi yang akan
digunakan.
44
Ga
mbar 2.6 Current-Future Architecture View
Sub bab ini berisi teori pendukung yang di ambil dari buku Enterprise
Architecture EA3 by Scott A.Bernard dalam penulisan skripsi perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi.
Gambar 2.7 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Goals & Initiatives)
S-1 strategic planS-2 SWOT analysisS-3 CONOPS scenarioS-4 operation diagramS-5 balanced scorecard
45
2.10 EA Goals & Initiatives
S – 1 Strategic Plan
Perencanaan Strategi yang membutuhkan kebijakan tingkat
tinggi dan dokumen perencanaan perusahaan yang menggunakan arah
strategi kompetitif, dan tujuan terpenting mengadakan program-
program proyek (inisiatif strategis) yang menjadi rencana strategis
dalam mencakup periode masa depan perusahaan untuk 3-5 tahun
mendatang.
Description :
Rencana strategi dibutuhkan artefak EA komposit yang saling
berkaitan dan mengarahkan tujuan (goals) perusahaan selama periode
3-5 tahun di masa datang dengan membuat beberapa perencanaan
seperti :
• Memberikan pernyataan visi dan misi yang singkat yang
mengarah pada tujuan dan arah perusahaan.
•Mengembangkan pernyataan arah strategis yang sesuai dengan
tujuan perusahaan, memastikan perusahaan dapat bertahan
dalam persaingan bisnis, memungkinkan untuk fleksiblitas
dalam menjalankan bisnis, dan mempromosikan keberhasilan
kompetitif.
•Merangkum hasil dari analisis SWOT yang didasarkan pada
pernyataan arah tujuan strategis dan mengidentifikasi kekuatan
perusahaan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hal ini akan
lebih rinci dibahas pada S-2 SWOT analysis.
46
•Merangkum asumsi situasi dan perencanaan untuk “konsep
operasi” yang terdapat di dalam skenario CONOPS yang
mendukung pada arah strategi perusahaan. Ringkasan ini harus
mencakup kegiatan perusahaan saat ini yang menggambarkan
pada tingkat tinggi koordinasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
2.11 Concept Of Operations Diagram
Konsep Skenario Operasi berisikan narasi dokumen yang menjelaskan
bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau kegiatan operasi
beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu
internal dan eksternal yang di identifikasi dalam analisis SWOT dengan asumsi
perencanaan.
S-2 Concept of Operation Diagram
Sebuah konsep operasi (CONOPS) Diagram yang
digambarkan dengan gambaran tingkat tinggi grafis dari rincian
fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan, atau dari beberapa
wilayah tertentu, contoh : “Hurricane warning system”.
Gambar 2.8 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Process & Services)
B-1 business planB-2 node connectivity diagramB-3 swim lane process diagramB-4 business process diagramB-5 product matrixB-6 use case narrative B-7 investment business case
47
2.12 Process & Services
B-1 Swim Lane Process Diagram
Stakeholder menunjukkan bagaimana diagram aktivitas para
bagian divisi (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan)
yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan waktu interaksi yang
diperlihatkan pada diagram dengan menggunakan format “swim
lanes” untuk mengatur barisan stakeholder, dan jangka waktu menurut
kolom serta overlay kegiatan dengan simbology flowchart.
B-2 Business Process Diagram
Diagram proses bisnis yang menunjukkan rincian dari suatu
kegiatan dan saling berhubungan dengan orang lain. Diagram D-4
mengikuti IDEF-0 yaitu teknik pemodelan untuk menunjukkan data
inputs, kontrol, output, dan mekanisme untuk setiap langkah dalam
proses kegiatan bisnis.
B-3 Use case narrative & diagram
Sebuah narasi use case dengan pemodelan terpadu langauge
(UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks,
stakeholder (Actor), dan aturan bisnis di dalam interaksi mereka
dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi
teknologi pengembangan dan perencanaan.
48
Gambar 2.9 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Data & Information)
2.13 Data & Information
D-1 Logical Data Model
Model data semantik dapat dikembangkan dengan
menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbology (diagram
hubungan entitas) atau dapat menggunakan metode object-oriented
dan simbology dari bahasa pemodelan (UML) yang menghasilkan
diagram kelas atau diagram object.
D-2 Activity/Entity Matrix
Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan
oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut
“CRUD” Matrix karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi
yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses
bisnis.
D-1 knowledge management planD-2 information exchange matrixD-3 object state transition diagramD-4 object event trace diagramD-5 logical data modelD-6 physical data model D-7 activity/entity matrixD-8 data dictionary
49
D-3 Data Dictionary
Database menyediakan daftar komprehensif dari entitas data
yang dikumpulkan oleh perusahaan, termasuk standard bidang atribut,
kunci, dan hubungan. Database juga mencakup “perpustakaan” dari
obyek data dapat digunakan kembali yang menggunakan metode
UML.
Gambar 2.10 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Systems and Applications)
2.14 Systems and Applications
SA-1 System Communication Description
Artefak S-2 tampilan diagram pada S-1 Sistem dengan
memberikan deskripsi tentang bagaimana data dikomunikasikan
antara sistem di seluruh perusahaan, dan termasuk spesifik tentang
link, jalan, jaringan, dan media.
SA-2 System Data Flow Diagram
Data Flow Diagram Sistem ini lebih dikenal sebagai "Diagram
Data Flow" dan dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam suatu
SA-1 : System Interface DiagramSA-2 : System Communication DescriptionSA-3 : System Interface MatrixSA-4 : System Data Flow DiagramSA-5 : System/Operations MatrixSA-6 : System Data Exchange MatrixSA-7 : System Performance MatrixSA-8 : System Evolution DiagramSA-9 : Web Application Diagram
50
sistem pertukaran data, dan bagaimana pertukaran terjadi. Artefak
SA-4 menunjukkan Diagram-4 B Proses Bisnis, dan untuk
menunjukkan detail tambahan.
Gambar 2.11 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Networks and Infrastructure)
2.15 Networks and Infrastructure
NI-1 Network Connectivity Diagram
Konektivitas Jaringan Diagram menunjukkan koneksi fisik
antara suara perusahaan, data, dan jaringan video .. termasuk eksternal
Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga
disebut "extranet" dan "intranet".
2.16 Security Plan
Rencana keamanan menyediakan baik deskripsi tingkat tinggi dan rinci
program keamanan yang berlaku di seluruh perusahaan. Ini termasuk fisik,
data, personel, dan unsur-unsur keamanan operasional dan prosedur.
NI-1 : Network Connectivity DiagramNI-2 : Network InventoryNI-3 : Capital Equipment InventoryNI-4 : Building BlueprintsNI-5 : Network Center DiagramNI-6 : Cable Plant DiagramNI-7 : Rack Elevation Diagram
51
2.16.1 Technology Forecast
Perkiraan dukungan teknologi dan terkait dengan profil standar
teknologi. dokumen perkiraan teknologi diharapkan perubahan dalam
salah satu standar yang tercantum dalam artefak teknologi standar, di
mana perubahan masa depan tampaknya terjadi atau akan terjadi.
2.16.2 Workforce Plan
Rencana tenaga kerja memberikan gambaran tingkat tinggi
tentang bagaimana modal manusia dikelola di seluruh perusahaan.
rencana tenaga kerja termasuk Strategis untuk mempekerjakan,
retensi, dan pengembangan profesional di tingkat eksekutif,
manajemen, dan staf dari perusahaan.