· Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan...

77
BAB 6 PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Transcript of  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan...

Page 1:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

BAB 6PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Page 2:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya
Page 3:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

BAB 6

PERLUASAN LAPANGAN KERJA

I . PENDAHULUAN

Dalam Repelita V ekonomi Indonesia diperkirakan akan

terus berkembang baik dari segi kemampuan menghasilkan pro-

duksi barang dan jasa maupun dari kemampuannya menciptakan

lapangan kerja baru. Namun bersamaan dengan itu masalah per-

luasan lapangan kerja tetap merupakan masalah yang cukup men-

desak dalam pembangunan sosial ekonomi Indonesia. Hal ini di-

sebabkan walaupun pertumbuhan penduduk sudah mengalami penu-

runan tetapi pertumbuhan angkatan kerja masih relatif tinggi.

Jumlah angkatan kerja baru yang memerlukan pekerjaan mening-

kat dengan cukup besar.

Selain itu aspirasi bagi lapangan kerja yang lebih ber-

mutu meningkat berhubung semakin besarnya proporsi angkatan

kerja terdidik dalam komposisi angkatan kerja. Hal ini adalah

disebabkan semakin meratanya fasilitas pendidikan. Di samping

itu secara demografis angkatan kerja Indonesia tergolong muda.

Selain itu perpindahan angkatan kerja dari desa ke kota sema-

kin deras sehingga menimbulkan permasalahan sosial di perko-

taan. Tambahan pula meningkatnya peran wanita dalam kehidupan

315

Page 4:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain mengakibatkan

meningkatnya pula proporsi wanita dalam angkatan kerja Indo-

nesia.

Perubahan dalam orientasi perkembangan ekonomi Indonesia

dari ekonomi yang terutama mengandalkan minyak dan gas bumi

sebagai sumber pembiayaan dan sumber pertumbuhan kepada non

minyak dan gas bumi menghendaki penyesuaian dalam penyediaan

tenaga terdidik dan terampil. Di bidang pendidikan dan latih-

an perlu diusahakan pemenuhan kebutuhan kualifikasi yang

lebih disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Sistem pen-

didikan maupun latihan perlu lebih berorientasi kepada

kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin ketat dan menuntut

bukan saja keterampilan dan keahlian tetapi juga sikap dan

motivasi. Hal-hal ini juga membutuhkan penyesuaian dan pe-

ningkatan mutu dari sistem pendidikan dan latihan.

Secara singkat dapatlah dikemukakan bahwa masalah ke-

kurangan lapangan kerja secara umum mempunyai dimensi dan

kaitan erat dengan masalah-masalah lainnya di bidang ekonomi

dan sosial budaya. Oleh karena itu langkah-langkah yang di-

tempuh perlu bersifat menyeluruh dan terpadu. Dalam hubungan

ini Garis-garis Besar Haluan Negara memberikan petunjuk me-

ngenai lapangan kerja sebagai berikut.

"Penciptaan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang jum-

lahnya makin besar merupakan tantangan utama pembangunan.

Oleh karena itu perlu lebih ditingkatkan dan dimantapkan

langkah-langkah pembangunan yang menyeluruh dan terpadu

bagi penciptaan lapangan kerja seluas mungkin, baik

langkah-langkah yang bersifat umum, sektoral, regional

maupun khusus. Langkah-langkah yang bersifat umum me-

liputi antara lain kebijaksanaan produksi, investasi,

316

Page 5:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

fiskal, moneter, perdagangan, harga, upah serta berbagai

kegiatan di bidang pendidikan dan latihan, ilmu pengeta-

huan dan teknologi. Langkah-langkah yang bersifat sek-

toral meliputi antara lain kebijaksanaan pembangunan di

sektor-sektor pertanian, industri dan jasa yang ber-

orientasi kepada perluasan lapangan kerja sebesar mung-

kin. Langkah-langkah yang bersifat regional meliputi

upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan lapangan

kerja di setiap daerah serta pengembangan jumlah dan

kualitas angkatan kerja yang tersedia setempat, agar

dapat lebih memanfaatkan seluruh potensi pembangunan di

masing-masing daerah. Langkah-langkah yang bersifat khu-

sus meliputi berbagai kegiatan bantuan pembangunan serta

kegiatan padat karya dan lain-lain. Kebijaksanaan per-

luasan dan pemerataan kesempatan kerja perlu menjangkau

setiap warga negara dan benar-benar diarahkan pada pe-

ngembangan sumber daya manusia dan terciptanya angkatan

kerja Indonesia yang tangguh, mampu dan siap bekerja

sehingga dapat mengisi semua jenis dan tingkat lapangan

kerja dalam pembangunan nasional.

Dalam rangka pemerataan lapangan kerja dan kesem-

patan kerja perlu ditingkatkan berbagai langkah yang me-

liputi antara lain pendayagunaan angkatan kerja dari

daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang ke-

kurangan tenaga kerja, dan juga ke negara-negara yang

membutuhkan tenaga kerja, pengembangan usaha kecil dan

tradisional, serta sektor informal pada umumnya yang

dapat menyerap banyak tenaga kerja. Perhatian khusus

perlu diberikan kepada penanganan angkatan kerja usia

muda".

317

Page 6:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

II. KEADAAN DAN MASALAH

Masalah lapangan kerja di Indonesia ditandai oleh be-

berapa ketidakseimbangan yang dasar. Pertama adalah ketidak-

seimbangan secara umum antara penyediaan lapangan kerja dan

kebutuhan lapangan kerja. Jumlah yang dibutuhkan melebihi

jumlah yang dapat disediakan. Kedua adalah kekurangseimbangan

struktur dalam lapangan kerja. Ketiga adalah kekurangseim-

bangan antara kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik

dengan penyediaan tenaga terdidik. Keempat adalah adanya ke-

cenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan

kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone-

sia. Kelima adalah adanya kekurangseimbangan antar daerah

dalam penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja Indonesia.

1. Kekurangseimbangan Secara Umum

Dalam Repelita V ekonomi Indonesia masih akan menghadapi

tantangan mengurangi kekurangseimbangan secara umum yang di-

hadapi pada penyediaan lapangan kerja dan kebutuhan akan la-

pangan kerja. Walaupun pertumbuhan penduduk sudah cenderung

mulai menurun menjadi rata-rata 1,9% dalam Repelita V tetapi

perkiraan pertumbuhan angkatan kerja masih tetap tinggi yaitu

berada sekitar 3% per tahun.

Dengan demikian dalam Repelita V dihadapi masalah umum

penciptaan lapangan kerja baru kurang lebih 11,9 juta dan pe-

nyerapan kelebihan penyediaan tenaga yang masih tersisa dari

pertambahan angkatan kerja di masa lalu, baik dalam bentuk

lapangan kerja dengan produktifitas rendah maupun dalam ben-

tuk pengangguran terbuka.

318

Page 7:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

2. Kekurangseimbangan Struktural

Masalah lapangan kerja secara umum berhubungan dengan

perkembangan struktural ekonomi Indonesia umumnya dan lapang-

an kerja khususnya. Pada tahun 1988 umpamanya, dari sejumlah

72,3 juta angkatan kerja yang bekerja 54% bekerja di sektor

pertanian. Selebihnya bekerja di sektor non pertanian. Seba-

gian besar yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu ter-

dapat di sektor pertanian. Selanjutnya upah tenaga kerja tidak

terdidik di sektor pertanian cenderung lebih rendah dari upah

tenaga kerja yang sama di luar sektor pertanian.

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa salah satu

masalah pokok yang dihadapi dalam pembangunan selama Repe-

lita V adalah perbedaan mutu lapangan kerja di sektor perta-

nian dan lapangan kerja di luar sektor pertanian. Dalam hu-

bungan ini maka salah satu sasaran yang perlu diusahakan ada-

lah meningkatkan daya tampung produktif di luar sektor perta-

nian sehingga lapangan kerja sektor ini merupakan bagian yang

semakin besar dari seluruh lapangan kerja yang ada.

3. Pendidikan, Latihan dan Lapangan Kerja

Salah satu dimensi pokok kesenjangan di bidang lapangan

kerja menyangkut pendidikan dan latihan. Tingkat pendidikan

dari angkatan kerja Indonesia meningkat, sesuai dengan sema-

kin meningkatnya tingkat pendidikan pada umumnya. Pada tahun

1986 umpamanya, angkatan kerja yang berpendidikan SD atau SD

ke bawah adalah 83,0%. Hal ini merupakan suatu penurunan jika

dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu yang mencapai 91,3%.

Ini berarti bahwa angkatan kerja dengan pendidikan SMTP ke

319

Page 8:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

atas meningkat dengan cukup pesat. Secara kuantitatif terda-

pat petunjuk kuat akan besarnya pengangguran dikalangan tena-

ga kerja dengan tingkat pendidikan SMTA ke atas. Pada tahun

1986 dari pencari kerja yang tercatat sejumlah 1,8 juta orang

49,4% dari mereka berpendidikan SMTA ke atas.

Kesenjangan ini menggambarkan kekurangan lapangan kerja

secara umum. Di pihak lain terdapat pula kesenjangan di

antara distribusi tenaga terdidik dengan tersedianya lapangan

kerja dalam masyarakat. Kesenjangan ini bersifat vertikal

maupun horizontal. Kesenjangan vertikal ialah bahwa mening-

katnya tenaga kerja terdidik ternyata lebih pesat dari mening-

katnya jumlah lapangan kerja yang dianggap sesuai dengan

tenaga kerja berpendidikan demikian. Secara jumlah kesen-

jangan vertikal ini terutama menyangkut angkatan kerja yang

berpendidikan SMTA. Sebagian besar lapangan kerja yang

tersedia adalah bersifat bekerja sendiri atau pekerja ke-

luarga di sektor pertanian dan hanya sebagian kecil yang

bersifat buruh/karyawan diluar sektor pertanian sebagaimana

yang biasanya dikehendaki. Di kalangan lulusan perguruan

tinggi keadaannya adalah demikian juga bahwa jumlah angkatan

kerja dengan pendidikan perguruan tinggi lebih pesat pertum-

buhannya dari pada pertumbuhan lapangan kerja yang biasanya

dilakukan oleh angkatan kerja dengan pendidikan tinggi.

Selama Repelita V diperkirakan jumlah angkatan kerja dengan

pendidikan perguruan tinggi bertambah dengan cukup pesat. Di

lain pihak jumlah lapangan kerja bagi tenaga kerja yang

berpendidikan perguruan tinggi bertambah dengan lebih lambat.

Kesenjangan selanjutnya yang menyangkut dunia pendidik-

an dan lapangan kerja adalah yang bersifat horizontal. Dengan

kesenjangan horizontal dimaksudkan sebagai perbedaan antara

320

Page 9:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

jumlah lulusan menurut cabang ilmu pengetahuan dan profesi

disatu pihak dibandingkan dengan perkiraan jenis kebutuhan

secara profesi oleh pasar kerja di lain pihak. Seperti telah

dikemukakan terdapat kelebihan tenaga kerja dengan pendidikan

tinggi dibandingkan dengan tersedianya lapangan kerja yang

biasanya dilakukan oleh para lulusan perguruan tinggi. Ke-

lebihan ini terutama menyangkut bidang ilmu sosial seperti

filsafat, hukum, sastra dan budaya, dan bidang sosial politik.

Demikian juga terdapat kelebihan yang menyangkut bidang-bidang

lain. Tingkat kelebihan tidak sama pada semua cabang ilmu.

Adanya kelebihan jumlah tenaga sarjana berbagai bidang

dibandingkan dengan jumlah pekerjaan-pekerjaan yang biasanya

dilaksanakan tidaklah berarti bahwa tenaga sarjana tidak ter-

manfaatkan. Bilamana sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5%

dapat tercapai dan bilamana pertumbuhan berbagai sektor adalah

sebagaimana yang direncanakan maka tenaga lulusan perguruan

tinggi akan dibutuhkan untuk mengisi lapangan pekerjaan yang

terbuka. Lapangan pekerjaan ini seperti telah dikemukakan

adalah lapangan kerja yang biasanya dilaksanakan tidak oleh

tenaga kerja lulusan perguruan tinggi. Dalam kaitan ini se-

sungguhnya terbuka suatu kesempatan untuk memanfaatkan tenaga

terdidik ini untuk meningkatkan produktifitas lapangan kerja

yang tersedia dan dengan demikian meningkatkan daya saing

ekonomi Indonesia. Bilamana pertumbuhan ekonomi dapat diusa-

hakan lebih dari 5% maka penyerapan tenaga sarjana juga akan

meningkat.

Masalah kesenjangan baik horizontal maupun vertikal bu-

kanlah hanya masalah jumlah, karena kesenjangan ini juga ber-

kaitan dengan permintaan akan pendidikan dari masyarakat di

321

Page 10:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

satu pihak yang meningkat dengan pesat dan kemampuan sistem

pendidikan untuk memberikan keluaran yang bermutu di lain

pihak. Untuk memperkecil kesenjangan ini perlu ditingkatkan

efisiensi mekanisme yang mengaitkan dunia kerja dengan dunia

pendidikan.

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa salah satu

sasaran pembangunan dalam Repelita V di bidang pendidikan dan

latihan dalam kaitannya dengan lapangan kerja adalah mengusa-

hakan perbaikan di dalam berbagai segi sistem pendidikan dan

latihan antara lain proses belajar mengajar, organisasi sis-

tem pendidikan, peningkatan mutu tenaga pengajar, dan kuriku-

lum, sehingga hasil lulusan lebih bermutu dan lebih memenuhi

kebutuhan pembangunan baik dari segi keterampilan yang dibu-

tuhkan maupun dari dimensi aspirasi dan motivasi. Sementara

itu sasaran yang cukup mendesak lainnya adalah mengupayakan

agar para lulusan dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan

kesempatan yang terbuka dalam dunia kerja dalam Repelita V.

4. Wanita dan Lapangan Kerja

Salah satu dimensi masalah lapangan kerja dalam Repe-

lita V adalah semakin besarnya proporsi tenaga kerja wanita

dalam keseluruhan struktur angkatan kerja Indonesia. Dari

seluruh pertambahan angkatan kerja sejumlah 11.862 ribu sela-

ma Repelita V diperkirakan 5.630 ribu adalah wanita atau

47,5%. Pada akhir Repelita V wanita diperkirakan akan merupa-

kan 41,8% dari seluruh angkatan kerja Indonesia. Prosentase

ini merupakan peningkatan dari keadaan pada tahun 1986. Pada

waktu itu wanita merupakan 39,4% dari seluruh angkatan kerja.

Peningkatan peranan wanita dalam dunia kerja Indonesia

merupakan manifestasi dari hasrat kaum wanita Indonesia untuk

322

Page 11:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

berpartisipasi lebih besar dalam pembangunan. Peningkatan

hasrat berpartisipasi ini bukan saja didorong oleh semakin

tingginya tingkat pendidikan kaum wanita Indonesia tetapi

juga tertarik dengan adanya kesempatan bagi berpartisipasi.

Berhasilnya keluarga berencana telah memberi waktu luang yang

lebih besar bagi kaum ibu untuk berpartisipasi dalam dunia

kerja. Di lain pihak dapat dikemukakan bahwa hasrat untuk me-

ningkatkan pendapatan keluarga juga cukup kuat.

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa salah satu

tantangan dalam Repelita V ialah mengusahakan agar angkatan

kerja wanita tidak mengalami perbedaan-perbedaan yang tidak

wajar dalam dunia kerja khususnya yang menyangkut upah,

syarat-syarat kerja dan kondisi kerja. Tenaga kerja wanita

perlu mendapat perlakuan yang sama dengan tenaga kerja pria.

5. Lapangan Kerja Daerah

Masalah lapangan kerja secara umum tercermin pada masa-

lah lapangan kerja di berbagai daerah. Masalah pengangguran

terbuka, umpamanya, adalah terutama masalah di perkotaan dan

tidak begitu menjadi masalah di daerah pedesaan. Selain itu

terdapat perbedaan pada tingkat produk domestik bruto rata-

rata per angkatan kerja yang bekerja di berbagai propinsi.

Sebagian propinsi memiliki angkatan kerja dengan produk do-

mestik bruto rata-rata di bawah rata-rata nasional, sebagian

lagi di atas rata-rata nasional.

Perbedaan produk domestik bruto per tenaga kerja yang

bekerja antara lain disebabkan oleh adanya perbedaan pertum-

buhan sektor-sektor di berbagai daerah, dan juga karena per-

bedaan struktur ekonomi antar daerah. Perbedaan struktur

ekonomi tersebut selain disebabkan adanya perbedaan pertum-

323

Page 12:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

buhan penduduk dan angkatan kerja, juga disebabkan perbedaan

keadaan dan sumber alam yang tersedia.

Jumlah angkatan kerja secara nasional diperkirakan akan

bertambah hampir 2,4 juta atau 3,0% pertumbuhannya setiap

tahun. Beberapa propinsi yaitu Sumatera Barat, Jawa Barat,

D I Yogyakarta dan Jawa Timur yang pertumbuhan angkatan ker-

janya diperkirakan di bawah 3,0% per tahun. Sedangkan pada

beberapa propinsi lainnya pertumbuhannya lebih tinggi dari

rata-rata nasional.

Dapatlah dikemukakan bahwa pemecahan masalah perluasan

lapangan kerja di dalam Repelita V di berbagai daerah membu-

tuhkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tidak sama pada semua

daerah di Indonesia. Tetapi jelas adanya kebutuhan yang men-

desak yaitu pengintegrasian perencanaan tenaga kerja dan

sumber daya manusia dan perencanaan pertumbuhan ekonomi dalam

keseluruhan perencanaan pembangunan di daerah.

I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sebagaimana yang dikemukakan dalam GBHN 1988, pencipta-

an lapangan kerja bagi angkatan kerja yang jumlahnya makin

besar merupakan tantangan utama pembangunan. Oleh karena itu

perlu lebih ditingkatkan dan dimantapkan langkah-langkah pem-

bangunan yang menyeluruh dan terpadu bagi penciptaan lapangan

kerja seluas mungkin. Peningkatan dan pemantapan ini amat

penting oleh karena Repelita V merupakan tahapan akhir pem-

bangunan jangka panjang pertama sebelum memasuki Repelita VI

sebagai tahapan awal pembangunan jangka panjang ke dua. Dalam

Repelita V perlu diletakkan kebijaksanaan-kebijaksanaan per-

luasan lapangan kerja produktif agar landasan pembangunan

324

Page 13:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

dapat diperkokoh dalam rangka memasuki proses tinggal landas

dalam Repelita VI. Dalam hubungan ini kebijaksanaan perluasan

lapangan kerja dalam Repelita V diarahkan agar sebagian besar

pertumbuhan angkatan kerja dapat ditampung dengan produktivi-

tas yang meningkat di berbagai sektor pembangunan dan di ber-

bagai daerah. Selain itu kebijaksanaan lapangan kerja juga

diarahkan agar terdapat pergeseran yang lebih cepat dari la-

pangan kerja sektor pertanian kepada lapangan kerja sektor

non pertanian, khususnya sektor industri pengolahan.

Sehubungan dengan sasaran-sasaran pokok di atas maka

dalam Repelita V diharapkan dapat diciptakan pertambahan la-

pangan kerja baru sebesar 3% per tahun. Pertumbuhan ekonomi

diharapkan dapat diusahakan sebesar 5% per tahun. Dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar itu maka jumlah lapangan

kerja produktif yang dapat diciptakan diperkirakan berjumlah

sekitar 11,5 juta. Dengan demikian sebagian besar tambahan

angkatan kerja sejumlah 11,86 juta akan dapat ditampung seca-

ra produktif.

Selanjutnya lapangan kerja sektor pertanian direncana-

kan meningkat dengan 2% sedangkan lapangan kerja di luar

sektor pertanian meningkat lebih pesat yaitu 4,1%. Pertumbuh-

an produksi di sektor pertanian adalah 3,6% dan di luar sektor

pertanian 5,9%. Dengan demikian perubahan struktur lapangan

kerja produktif ke arah sektor-sektor lainnya diharapkan ber-

langsung lebih pesat dibanding masa lalu. Dari seluruh tam-

bahan lapangan kerja selama Repelita V sejumlah 11,5 juta

sekitar 4 juta diharapkan bersumber dari sektor pertanian dan

7,5 juta dari sektor-sektor lain. Sejumlah 2,3 juta diharap-

kan dapat diciptakan pada sektor industri. Dengan tambahan

lapangan kerja baru sebagaimana yang dikemukakan maka angkat-

an kerja yang bekerja di sektor pertanian diperkirakan me-

325

Page 14:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

ningkat dari 39 juta pada tahun 1988 menjadi 43,0 juta pada

tahun 1993 dan di sektor-sektor lain angkatan kerja yang be-

kerja meningkat dari 33,2 juta pada tahun 1988 menjadi 40,7

juta. Secara keseluruhan angkatan kerja yang bekerja diper-

kirakan meningkat dari 72,2 juta pada tahun 1988 menjadi 83,7

juta pada tahun 1993.

Sebagaimana telah dikemukakan lapangan kerja sektor

industri pengolahan diharapkan akan dapat menyumbang sejumlah

2,3 juta lapangan kerja baru. Sebagian terbesar dari tambahan

lapangan kerja baru ini diharapkan bersumber dari sektor in-

dustri non migas. Angkatan kerja sektor industri diharapkan

meningkat dari 6,0 juta pada tahun 1988 menjadi 8,3 juta pada

tahun 1993 atau meningkat dengan 6,7% per tahun. Lapangan

kerja sektor industri merupakan bagian yang bertambah besar

dari seluruh lapangan kerja non pertanian selama Repelita V.

Sektor perdagangan, bangunan dan pengangkutan dan komu-

nikasi diharapkan dapat menyumbang dengan masing-masing 2,6

juta, 0,6 juta dan 0,5 juta lapangan kerja baru produktif

selama Repelita V. Pertumbuhan lapangan kerja pada sektor-

sektor ini masing-masing adalah 4,5%, 4,4% dan 4,0%.

Sejalan dengan usaha pencapaian sasaran-sasaran kuanti-

tatif adalah pencapaian sasaran-sasaran kualitatif lapangan

kerja Indonesia. Penting untuk dikemukakan bahwa sebagian la-

pangan kerja yang dapat diciptakan dalam Repelita V adalah

lapangan kerja pada usaha kecil, tradisional dan sektor in-

formal. Sasaran kualitatif yang ingin diusahakan adalah di-

hapuskannya citra negatif lapangan kerja yang biasanya diaso-

siasikan dengan lapangan kerja sektor tersebut. Untuk itu

maka selama Repelita V diusahakan pemberian status atau ja-

minan hukum bagi sebanyak mungkin lapangan kerja penjaminan

326

Page 15:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

akses kepada fasilitas-fasilitas Pemerintah bagi sebanyak

mungkin lapangan kerja, peningkatan kepastian usaha dan pe-

ngurangan risiko bagi sebanyak mungkin lapangan kerja atau

sumber pendapatan, penyediaan lokasi berusaha baik di kota

maupun di desa, dan peningkatan mutu produksi barang-barang

hasil usaha kecil, tradisional dan sektor informal.

Dengan usaha-usaha ini diharapkan citra yang kurang

baik yang menyangkut sumber pendapatan sebagian angkatan

kerja Indonesia dapat dikurangi. Dengan demikian dapat di-

harapkan bahwa mutu lapangan kerja dapat ditingkatkan.

Untuk mengusahakan tercapainya sasaran-sasaran pokok di

bidang lapangan kerja baik jumlah maupun mutu sebagaimana

yang dikemukakan di atas maka perlu dilaksanakan langkah-

langkah yang bersifat umum, sektoral regional dan khusus.

1. Kebijaksanaan Umum Perluasan Lapangan Kerja

a. Sasaran Kebijaksanaan Umum

Untuk mewujudkan pemanfaatan tenaga kerja bagi pening-

katan pembangunan sebagaimana yang dikemukakan di atas, maka

dilaksanakan kebijaksanaan umum perluasan lapangan kerja pro-

duktif. Sasaran utama kebijaksanaan umum ialah menciptakan

kondisi dan suasana yang bukan saja memberi ruang gerak ini-

siatif yang sebesar-besarnya kepada para pelaku ekonomi tetapi

juga mendorong serta membantu pengembangan usaha kecil, tra-

disional dan sektor informal.

Dalam rangka menciptakan kondisi dan suasana yang demi-

kian, maka ditingkatkan stabilitas yang dinamis di semua bi-

dang kehidupan khususnya di bidang ekonomi. Dalam kaitan ini

327

Page 16:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

maka berbagai kebijaksanaan yang selama ini telah terbukti

efektif mempertahankan stabilitas yang dinamis akan terus di-

lanjutkan dalam Repelita V. Kebijaksanaan ini antara lain

adalah langkah-langkah bagi terciptanya keseimbangan moneter

dan neraca pembayaran, langkah-langkah bagi tersedianya ke-

butuhan pokok rakyat banyak serta terciptanya anggaran belan-

ja yang berimbang. Adanya stabilitas di bidang ekonomi dalam

bentuk rendahnya serta terkendalinya kenaikan harga barang-

barang kebutuhan pokok memungkinkan para pelaku ekonomi mem-

buat perhitungan-perhitungan yang lebih rasional dan dengan

tingkat kepastian yang lebih tinggi. Hal-hal ini meningkat-

kan kegiatan ekonomi umumnya dan perluasan lapangan kerja

khususnya.

Kepastian yang dibutuhkan dalam meningkatkan kegiatan

ekonomi dan perluasan lapangan kerja produktif bukan saja di

bidang ekonomi tetapi juga di bidang hukum, peraturan dan ke-

bijaksanaan, terutama yang menyangkut usaha kecil, tradisional

dan sektor informal. Dalam kaitan ini derajat kepastian hukum,

stabilitas peraturan dan kebijaksanaan yang menyangkut berba-

gai segi kegiatan usaha kecil, tradisional dan sektor informal

ditingkatkan dalam Repelita V.

Sejalan dengan peningkatan kepastian berusaha adalah

peningkatan persamaan pelayanan dan pemberian kesempatan riil

kepada semua pengusaha, khususnya kepada pengusaha kecil,

tradisional dan sektor informal. Dalam hubungan dengan pe-

ningkatan pemberian pelayanan dan kesempatan nyata dan efek-

tif ini maka kepada para pengusaha kecil, tradisional dan

sektor informal diberi bantuan agar dapat memanfaatkan fasi-

litas dan kesempatan yang ada. Dengan demikian sektor informal

yang merupakan sumber penting lapangan kerja Indonesia akan

328

Page 17:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi perluasan lapangan

kerja produktif.

b. Alokasi Sumber Daya yang Efisien

Salah satu usaha untuk mendorong perluasan lapangan

kerja produktif secara berkelanjutan adalah adanya alokasi

sumber daya secara efisien di berbagai bidang usaha. Dalam

kaitan ini maka harga faktor-faktor produksi akan diusahakan

sedemikian rupa sehingga mereka menggambarkan kelangkaan atau

kelebihan faktor-faktor bersangkutan dalam masyarakat. Dalam

hubungan ini nilai tukar uang rupiah terhadap berbagai mata

uang asing dijaga agar tetap realistis. Nilai tukar yang

realistis akan memberi dorongan bagi ekspor. Selanjutnya nilai

tukar realistis akan cenderung mengurangi impor baik barang-

barang modal maupun barang-barang konsumsi. Dengan demikian,

nilai tukar rupiah yang realistis mendorong terciptanya la-

pangan kerja yang lebih luas baik melalui dorongan bagi pe-

ningkatan ekspor maupun melalui efeknya bagi pembatasan impor.

Bunga pinjaman merupakan harga bagi dana kredit. Oleh

karena itu bunga yang realitis akan membantu tersedianya

kredit secara efisien kepada dunia usaha. Dalam rangka men-

dorong terciptanya bunga uang yang lebih realistis tersebut

maka ditingkatkan langkah-langkah bagi peningkatan akses

kredit untuk para pengusaha termasuk pengusaha kecil, tradi-

sional dan sektor informal.

Dalam hubungan ini akan didorong terciptanya pasar modal

yang efektif. Sejalan dengan itu dibantu dan diusahakan per-

luasan jangkauan sistem perbankan nasional sehingga dapat

menjangkau seluruh lapisan pengusaha khususnya usaha kecil,

tradisional dan sektor informal. Selanjutnya ditingkatkan

329

Page 18:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

langkah-langkah dan kebijaksanaan untuk mengurangi biaya ope-

rasi sistem perbankan nasional.

Dalam Repelita V debirokratisasi dan deregulasi terus di-

tingkatkan di semua sektor kegiatan ekonomi. Adanya deregulasi

dan debirokratisasi pada semua bidang kehidupan ekonomi akan

mendorong peningkatan kegiatan dan efisiensi secara tersebar

dan dengan demikian memperluas penciptaan lapangan kerja pro-

duktif secara lebih merata dan secara berkesinambungan.

Deregulasi dan debirokratisasi di bidang perbankan telah

membantu meningkatkan mobilisasi serta efisiensi pengerahan

dana masyarakat. Hal ini berarti meningkatnya keterjangkauan

dana kredit bagi berbagai cabang produksi di seluruh wilayah

Indonesia dan dengan demikian menopang usaha perluasan la-

pangan kerja produktif. Di samping itu adanya tingkat bunga

uang yang realistis yaitu tingkat bunga uang yang menggambar-

kan tersedianya dana dan kebutuhan dana dalam pasar uang yang

efisien akan menghindarkan kegiatan pembangunan yang terlalu

padat modal serta mendorong kegiatan yang bersifat padat

karya.

Deregulasi dan debirokratisasi di bidang tenaga kerja

akan meningkatkan mobilitas tenaga kerja baik antar daerah

geografi maupun antar jabatan dan pekerjaan. Hal ini cende-

rung untuk mengurangi perbedaan upah dan dengan demikian me-

ningkatkan pemerataan lapangan kerja produktif.

Aspek penting yang berkaitan dengan tenaga kerja ialah

perlindungan tenaga kerja. Dalam kaitan ini perluasan per-

lindungan tenaga kerja diarahkan untuk meningkatkan produkti-

vitas secara keseluruhan. Usaha perlindungan tenaga kerja di-

kaitkan dengan usaha meningkatkan derajat kepastian berusaha,

dan pembinaan hubungan kerja yang serasi dan sating menghar-

330

Page 19:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

gai, kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif bagi inovasi

dan kebijaksanaan upah dan syarat-syarat kerja yang memadai.

Dengan demikian diharapkan dapat tercipta ketenangan kerja

dan produktivitas yang semakin meningkat. Dalam hubungan ini

pendidikan dan latihan P4, penerapan gugus pengendalian mutu,

latihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja dan pengga-

lakan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan aspek-aspek

kebijaksanaan yang akan ditingkatkan selama Repelita V.

c. Investasi

Salah satu persyaratan agar lapangan kerja produktif

dapat tercipta adalah adanya investasi yang memadai baik dari

segi jumlah maupun pemerataannya. Oleh karena dana investasi

selalu akan terbatas maka kegiatan investasi akan diarahkan

pada kegiatan yang akan menambah lapangan kerja secara ber-

arti. Pengarahan ini akan dilaksanakan antara lain melalui

kebijaksanaan moneter dan fiskal.

Kebijaksanaan investasi Pemerintah terutama diarahkan

pada sektor-sektor yang padat karya serta menunjang secara

langsung pencapaian sasaran lapangan kerja produktif dalam

Repelita V. Pengeluaran investasi pada kegiatan-kegiatan yang

padat modal akan memperhitungkan dengan seksama keuntungan-

keuntungan yang dapat diraih dalam perluasan lapangan kerja

produktif serta keseimbangan dalam struktur ekonomi baik dari

segi nilai tambah maupun tenaga kerja.

Dalam rangka meningkatkan perluasan lapangan usaha ber-

bagai kemudahan dan perlindungan yang wajar akan terus diusa-

hakan bagi pengusahaan golongan ekonomi lemah. Jenis, tingkat

dan cara-cara penyampaian berbagai fasilitas akan disesuaikan

dengan kebutuhan yang dirasakan oleh para pengusaha dan dapat

331

Page 20:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

mengambil bentuk latihan, jasa informasi pasar dan teknologi

dan bantuan bagi pengadaan modal dan investasi. Dalam membe-

rikan bantuan dan perlindungan dihindari pemberian subsidi

yang tidak wajar dan berkelebihan dan juga dihindari campur

tangan Pemerintah yang bersifat mengurangi efisiensi dunia

usaha.

d. Teknologi

Teknologi memegang peranan penting dalam usaha perluasan

lapangan kerja produktif. Dalam kaitan ini maka pengembangan

dan aplikasi teknologi disesuaikan dengan kebutuhan nyata

yang dihadapi dalam dunia kerja. Dalam Repelita V dari selu-

ruh lapangan kerja baru yang diharapkan dapat tercipta, seki-

tar 10% adalah jabatan profesional, 20% jabatan berketeram-

pilan tinggi dan menengah dan 70% jabatan berketerampilan

rendah. Adapun jabatan-jabatan profesional, antara lain

adalah peneliti ilmu pengetahuan alam, ahli teknik, peneliti

ilmu pengetahuan hayat, dokter, dokter gigi, dokter hewan,

dan lain-lain, ahli statistika matematika dan aktuaris, ahli

analisa sistem, ahli ekonomi, pejabat pemerintah dan pejabat

lembaga legislatif. Adapun jabatan-jabatan berketerampilan

tinggi dan menengah antara lain adalah teknisi, penerbang

pesawat udara dan perwira kapal, asisten dokter, asisten

apoteker, bidan ahli, notaris, manager produksi, juru steno,

juru telex, operator komputer dan mesin pengolah data, mana-

jer usaha penyediaan makanan dan penginapan, tenaga pengolah-

an logam, dan tenaga pembuat barang karet dan plastik.

Adapun jabatan yang berketerampilan rendah antara lain

adalah tenaga perjalanan angkutan darat, juru distribusi

332

Page 21:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

barang kiriman, pedagang kaki lima, pedagang keliling dan te-

naga penjualan, juru masak dan pelayan restoran, petani dan

peternak, tenaga usaha perikanan dan perburuan, tenaga peng-

olah tembakau, tenaga pengecatan, tukang batu, tukang kayu,

tenaga bangunan, dan sebagainya.

Bagi jabatan-jabatan yang berketerampilan rendah akan

terus diusahakan pengembangan dan aplikasi teknologi tepat

guna yaitu teknologi yang padat karya, yang mudah diserap dan

dipelihara dan yang sejauh mungkin menggunakan bahan baku

dalam negeri.

Bagi jabatan-jabatan profesional dan yang berketerampilan

tinggi dan menengah dapat dimanfaatkan teknologi maju dengan

penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan. Dalam kaitan ini

maka pemilihan dan penilaian teknologi dilaksanakan secara

lebih seksama agar teknologi yang dimanfaatkan dapat menun-

jang perluasan lapangan kerja produktif dan pertumbuhan nilai

tambah secara seimbang dan berkelanjutan. Selain unsur biaya

maka pertimbangan-pertimbangan kemudahan merawat dan kemung-

kinan teknologi yang bersangkutan dihasilkan di dalam negeri

merupakan beberapa sasaran yang perlu diusahakan dalam peng-

adaan teknologi.

e. Pendidikan dan latihan

Pendidikan dan latihan memegang peranan penting dalam

rangka mempersiapkan angkatan kerja baru dalam memasuki pasar

kerja maupun bagi angkatan kerja yang telah berada di pasar

kerja. Dalam rangka mempersiapkan anak didik memasuki pasar

kerja maka mutu pendidikan pada semua jenjang pendidikan akan

ditingkatkan selama Repelita V. Dalam kaitan ini maka mutu guru

dan tenaga pengajar memegang peranan yang sangat penting

333

Page 22:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

bagi peningkatan mutu pendidikan. Hal ini disebabkan mutu

proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh mutu guru.

Oleh karena itu kualifikasi profesional guru dan dosen akan

terus ditingkatkan selama Repelita V.

Salah satu ciri dari pasar kerja dalam negara yang sedang

membangun seperti Indonesia ialah pesatnya perubahan-perubahan

yang terjadi sebagai akibat dari perubahan teknologi dan per-

ubahan ekonomi pada umumnya. Oleh karena itu anak didik perlu

dibekali dengan nilai-nilai Pancasila serta sikap dan keteram-

pilan agar mereka dapat mengikuti menyerap dengan tepat serta

memanfaatkan perkembangan yang terjadi di pasar kerja. Dalam

kaitan ini maka salah satu aspek peningkatan mutu adalah pe-

ningkatan kemampuan belajar anak didik pada tingkat SD.

Kurikulum dan proses belajar mengajar diarahkan kepada pe-

ningkatan kemampuan belajar ini. Pada tingkat SLTP dan SLTA

peningkatan kemampuan belajar ini terutama mengambil bentuk

pada penguasaan dan pengertian anak didik akan prinsip-prinsip

pokok ilmu pengetahuan dan metoda berfikir analitis. Dalam

hubungan ini maka peningkatan kemampuan guru di bidang mate-

matika, ilmu pengetahuan, teknologi dan Bahasa ditingkatkan

selama Repelita V.

Pendidikan teknis dan kejuruan penting peranannya dalam

usaha perluasan lapangan kerja. Di samping perluasan pendidik-

an teknis dan kejuruan ini, maka peningkatan mutu pendidikan

dan latihan kejuruan merupakan masalah yang cukup mendesak.

Dalam kaitan ini maka untuk menampung perubahan-perubahan

teknologi yang cepat berlangsung, kurikulum bagi pendidikan

teknik dan kejuruan akan menghindarkan diri dari susunan yang

sempit. Sebaliknya kurikulum akan terisi dari spektrum ilmu

yang cukup luas sehingga pengetahuan anak didik dapat tetap

relevan walaupun berlangsung perubahan teknologi yang pesat.

334

Page 23:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

Dua unsur penting lainnya dalam mempersiapkan anak didik

memasuki pasar kerja pada tahun-tahun mendatang adalah sikap

dan keterampilan yang berkaitan dengan kewiraswastaan dan

etika kerja yang positif. Sikap kewiraswastaan adalah sikap

yang ditandai oleh kesediaan bekerja di luar sektor Peme-

rintah serta sikap-sikap lain yang dibutuhkan bagi keber-

hasilan di sektor luar Pemerintah tersebut. Sikap kewira-

swastaan penting untuk dipupuk dan dikembangkan selama masa

pendidikan, termasuk pendidikan teknik oleh karena sebagian

besar lapangan kerja yang tersedia diperkirakan bersumber

dari sektor non Pemerintah. Sejalan dengan itu sikap positif

terhadap kerja perlu dikembangkan oleh karena sikap positif

ini amat penting bagi pengisian serta pengembangan lebih

lanjut lapangan kerja yang tersedia dalam masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kesesuaian hasil lulusan per-

guruan tinggi dengan kebutuhan nyata dalam dunia kerja maka

dalam Repelita V diusahakan agar jumlah lulusan di bidang

ilmu-ilmu sosial dibatasi dan dikurangi dari kecenderungan

jumlah lulusan masa lalu. Pembatasan jumlah lulusan juga di-

perlukan di bidang teknik, pendidikan, pertanian, serta mate-

matika dan ilmu pengetahuan alam. Selanjutnya latihan-latihan

jangka pendek untuk meningkatkan profesionalisme dan keteram-

pilan diintensifkan pelaksanaannya sesuai kebutuhan. Latihan-

latihan jangka pendek dapat dilaksanakan di dalam maupun di

luar negeri.

Dalam rangka meningkatkan kesesuaian hasil pendidikan

tinggi dengan kebutuhan masyarakat maka setiap perguruan atau

lembaga pendidikan tinggi perlu memonitor sejauh mana hasil

lulusan dapat diserap dan memang dibutuhkan di masyarakat.

Untuk itu lembaga pendidikan tinggi bersangkutan secara aktif

335

Page 24:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

melaksanakan monitoring dan komunikasi dengan dunia usaha.

Masukan-masukan dari pihak masyarakat dijadikan bahan bagi

perubahan dan penyempurnaan berbagai segi kebijaksanaan

pengajaran pada universitas/pendidikan tinggi bersangkutan.

Fleksibilitas bertindak serta tanggung jawab masing-

masing perguruan tinggi akan lebih mudah diwujudkan bilamana

masing-masing universitas/perguruan tinggi memiliki otonomi

yang luas dalam pengelolaannya. Oleh karena itu dalam rangka

menyesuaikan hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat

maka dalam Repelita V kepada perguruan tinggi akan diberikan

otonomi yang lebih luas.

Diperkirakan lebih dari 500 ribu lulusan perguruan tinggi

tingkat sarjana dan sarjana muda akan bekerja pada lapangan

yang biasanya tidak dilakukan oleh lulusan perguruan tinggi.

Dalam kaitan ini maka para lulusan perguruan tinggi akan di-

manfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan produktivitas dan

efisiensi lapangan kerja yang ada. Untuk itu maka latihan-

latihan jangka pendek bagi mereka dan bagi golongan angkatan

kerja lainnya akan terus ditingkatkan dalam Repelita V. La-

tihan jangka pendek berfungsi untuk menyesuaikan keterampilan

yang dimiliki oleh angkatan kerja kepada kebutuhan-kebutuhan

yang berubah pada teknologi produksi baik keterampilan tingkat

rendah, tingkat menengah maupun tingkat tinggi dan profesio-

nal. Khusus bagi angkatan kerja yang baru pertama kali me-

masuki pasar kerja, dimanfaatkan sepenuhnya kesempatan magang

yang ada di perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri dan ber-

hasil, sebagai bagian dari upaya nasional latihan jangka pendek.

336

Page 25:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

2. Pokok-Pokok Kebijaksanaan Lapangan Kerja Sektoral

Kebijaksanaan lapangan kerja sektoral adalah kebijaksa-

naan dan langkah-langkah yang ditempuh di masing-masing sektor

dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu lapangan kerja.

Jumlah dan mutu lapangan kerja yang perlu diciptakan pada

masing-masing sektor merupakan bagian dari usaha pemanfaatan

sumber daya manusia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasio-

nal. Jumlah dan mutu lapangan kerja yang berhasil diciptakan

oleh masing-masing sektor sekaligus merupakan sumbangan sektor

bersangkutan kepada peningkatan efisiensi nasional serta ke-

pada struktur ekonomi nasional yang lebih kokoh dan seimbang.

Adapun yang diartikan dengan mutu lapangan kerja adalah

bukan saja tingkat nilai tambah yang dapat diusahakan para

anggota angkatan kerja yang bekerja di sektor bersangkutan

tetapi juga pemerataan antara berbagai subsektor atau bagian

di dalam sektor bersangkutan. Adanya pemerataan nilai tambah

per anggota angkatan kerja yang bekerja di berbagai subsektor

dalam satu sektor akan menyumbang secara langsung kepada pe-

merataan lapangan kerja produktif dan pemerataan pendapatan

secara nasional. Pada gilirannya pemerataan ini akan mening-

katkan serta memperkokoh sumber daya manusia sebagai sumber

pertumbuhan dan dengan demikian menyumbang secara langsung

bagi terwujudnya trilogi pembangunan.

Pada masing-masing sektor terdapat lapangan kerja formal

dan lapangan kerja informal. Maka dengan peningkatan mutu

juga diartikan menghilangkan unsur-unsur negatif lapangan

kerja informal di berbagai sektor seperti ketiadaan kepastian

usaha, rendahnya keterampilan, kurang terjangkaunya lapangan

kerja informal oleh fasilitas pendukung Pemerintah, dan lain-

lain ciri sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu. Dengan

337

Page 26:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

demikian kebijaksanaan lapangan kerja sektoral juga mencakup

usaha peningkatan mutu lapangan kerja yang tergolong informal

di berbagai sektor.

a. Pertanian

Sektor pertanian dalam Repelita V diharapkan dapat me-

nyumbang sekitar empat juta lapangan kerja produktif baru

sehingga lapangan kerja di sektor ini akan meningkat jumlah-

nya dari 39 juta pada tahun 1988 menjadi 43,1 juta pada tahun

1993. Pertumbuhan lapangan kerja sektor pertanian diperkira-

kan 2% per tahun.

Angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian perlu

semakin terampil bilamana peningkatan hasil per hektar ingin

diusahakan dengan tambahan angkatan kerja yang semakin rendah.

Hal ini berarti di sektor pertanian perlu diusahakan agar

komposisi tenaga kerja yang bekerja semakin terdiri dari te-

naga kerja berketerampilan menengah dan tinggi serta tenaga-

tenaga profesional.

Adapun kebijaksanaan pokok yang ditempuh dalam mengusa-

hakan perluasan lapangan kerja dan peningkatan produksi di

sektor pertanian adalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

diversifikasi dan rehabilitasi baik pada subsektor tanaman

bahan makanan, perkebunan rakyat, perkebunan besar, peter-

nakan, kehutanan, maupun perikanan. Dengan intensifikasi

dimaksudkan usaha-usaha yang dilaksanakan agar para petani

dapat meningkatkan luas panen mereka dengan luas tanah yang

tetap dan sekaligus dapat meningkatkan hasil per satuan luas

yang dipanen. Dengan demikian maka hasil yang diperoleh per

satuan luas akan meningkat. Dalam hubungan ini maka di bidang

tanaman pangan, operasi dan pemeliharaan maupun rehabilitasi

338

Page 27:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

jaringan irigasi yang ada akan ditingkatkan selama Repelita

V. Selain itu perluasan jaringan irigasi baru diutamakan pada

pembangunan bendungan-bendungan kecil dan sedang. Dengan

usaha demikian maka jumlah produktivitas lapangan kerja dapat

ditingkatkan.

Usaha intensifikasi juga ditingkatkan melalui aplikasi

berbagai jenis teknologi bagi peningkatan hasil panen per

satuan luas. Dalam hubungan ini penelitian untuk mendapatkan

berbagai jenis bibit unggul serta pemanfaatan bibit unggul,

cara pemberantasan hama yang lebih efektif dan lain-lain usaha

aplikasi teknologi biologi serta kimiawi akan terus ditingkat-

kan dalam Repelita V.

Dalam rangka memberi dorongan positif bagi peningkatan

produksi pangan dan meningkatkan pendapatan petani, maka ke-

bijaksanaan pokok harga dasar akan terus dilanjutkan dalam

Repelita V. Di samping itu, harga input pertanian seperti

pupuk akan tetap dijaga agar berada pada tingkat yang wajar.

Di lain pihak barang-barang kebutuhan petani, khususnya kebu-

tuhan barang pokok diusahakan agar tetap terjangkau dengan

harga yang relatif stabil. Dengan demikian nilai tukar petani

tetap berada pada tingkat yang menguntungkan.

Semakin meluasnya fasilitas pendidikan dan kuatnya hasrat

generasi muda untuk melanjutkan pendidikan dapat mengakibat-

kan kecenderungan kekurangan tenaga kerja pada sektor perta-

nian bukan saja pada musim-musim sibuk tetapi sepanjang tahun.

Di lain pihak disadari bahwa untuk dapat meningkatkan daya

saing sektor pertanian dan dalam rangka memperluas lapangan

kerja bagi tenaga terdidik, maka berbagai langkah khusus di-

tempuh untuk melatih dan membantu para pemuda tani untuk men-

jadi petani yang mandiri bukan saja di bidang komoditi tradi-

339

Page 28:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

sional tetapi juga di bidang komoditi-komoditi non tradisional

baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Pening-

katan latihan ini sejalan dengan kebutuhan untuk mengubah

komposisi tenaga kerja sektor pertanian dari yang terutama

berketerampilan rendah menjadi yang berketerampilan tinggi/

menegah dan profesional.

Dalam kaitan ini maka salah satu unsur kebijaksanaan

perluasan lapangan kerja produktif sektor pertanian ialah me-

ningkatkan persebaran informasi harga yaitu harga produksi

hasil-hasil pertanian maupun harga kebutuhan pokok dan kebu-

tuhan input petani sehingga para petani dapat mengambil kepu-

tusan yang tepat bagi peningkatan hasil dari penjualan hasil

pertaniannya.

b. Industri

Kebijaksanaan perluasan lapangan kerja produktif di sek-

tor industri diarahkan dalam rangka mewujudkan struktur eko-

nomi yang lebih seimbang baik dari segi nilai tambah maupun

dari segi tenaga kerja. Dalam kaitan ini maka secara keselu-

ruhan sektor industri diharapkan dapat meningkatkan rata-rata

8,5% per tahun dari segi nilai tambah selama Repelita V dan

6,7% dari segi penyerapan tenaga kerja. Lapangan kerja sektor

industri diperkirakan meningkat dari 6,0 juta pada tahun 1988

menjadi 8,3 juta pada tahun 1993.

Dalam rangka membantu terwujudnya struktur ekonomi yang

seimbang serta memanfaatkan sumber daya manusia sebagai

sumber pertumbuhan yang berkelanjutan, maka sasaran penting

lainnya di sektor industri ialah pertumbuhan yang memadai

dari nilai tambah dan lapangan kerja produktif di antara

340

Page 29:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

berbagai subsektor dari sektor industri. Dalam hubungan ini

maka industri non migas diusahakan agar dapat berkembang

lebih pesat dari pada industri migas. Dengan demikian nilai

tambah dan lapangan kerja produktif subsektor non migas

merupakan bagian yang semakin besar dalam keseluruhan

struktur industri.

Pada subsektor industri non migas terdapat perbedaan

yang besar dalam jumlah lapangan kerja yang diciptakan per

satuan nilai tambah antara industri besar, industri sedang,

industri kecil dan industri rumah tangga. Dalam rangka me-

ningkatkan keseimbangan antara berbagai subsektor dalam

sektor industri maupun antara sektor industri dan sektor-

sektor di luar industri, maka industri rumah tangga, industri

kecil dan industri menengah secara bersama-sama perlu diting-

katkan pertumbuhannya. Karena sifat padat karya industri ter-

sebut pertumbuhannya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja

yang cukup banyak. Untuk itu akan ditempuh berbagai langkah

dan kebijaksanaan yang bersifat deregulasi dan debirokratisasi

maupun langkah-langkah yang dapat mendorong peningkatan pe-

ranan sektor industri rumah tangga, industri kecil dan me-

nengah dan koperasi.

Di samping kebijaksanaan yang menyangkut nilai tukar

rupiah dan bunga pinjaman serta deregulasi dan debirokratisasi

di berbagai bidang, maka langkah-langkah kebijaksanaan lain-

nya adalah menghilangkan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh

para pengusaha golongan industri menengah, kecil, rumah tang-

ga dan koperasi dalam pengembangan usaha mereka.

Di samping itu industri kecil, rumah tangga dan koperasi

menghadapi masalah dalam memenuhi berbagai persyaratan dan

perizinan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan berbagai kesempatan

yang ada bagi pengembangan usaha. Biaya per satuan nilai

341

Page 30:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

produksi bagi industri rumah tangga dan industri kecil dan

koperasi untuk mengurus berbagai izin dan persyaratan juga

relatif tinggi oleh karena volume penjualan mereka yang rela-

tif kecil. Dalam hubungan ini para pengusaha rumah tangga,

pengusaha kecil termasuk koperasi akan diberi bantuan dan

fasilitas untuk memenuhi berbagai persyaratan yang ada. Dalam

hubungan ini program bimbingan dan penyuluhan industri akan

ditingkatkan. Salah satu bantuan yang dibutuhkan adalah ban-

tuan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan kredit dari per-

bankan. Perusahaan kecil/rumah tangga/koperasi yang memper-

lihatkan kemungkinan menjadi besar, yang relatif padat karya

dan yang mengolah hasil-hasil pertanian akan mendapat priori-

tas. Di samping itu bimbingan dan penyuluhan juga diberikan

agar perusahaan kecil/rumah tangga/koperasi semakin dapat

berpartisipasi dalam pengembangan ekspor non migas.

Salah satu persyaratan penting bagi sektor industri untuk

berkembang adalah tersedianya tenaga terlatih dan terdidik.

Dalam hubungan ini maka sektor industri dalam Repelita V akan

dapat memanfaatkan tersedianya tenaga terdidik lulusan SMTA

dan SMTA ke atas. Pemanfaatan tenaga kerja lulusan SMTA dan

SMTA ke atas ini bagi pengembangan sektor industri dilaksana-

kan dengan membantu para lulusan mendapatkan latihan dan

pengalaman yang dibutuhkan agar dapat lebih berhasil memasuki

pasar kerja untuk pertama kali.

Tenaga kerja ini akan termanfaatkan dalam status yang

berbeda-beda. Sebagian besar akan berkerja sebagai karyawan/

buruh pada perusahaan-perusahaan industri yang ada. Sebagian

lagi akan bekerja secara mandiri. Dan sebagian akan membantu

perusahaan-perusahaan rumah tangga sebagai pekerja keluarga.

Melihat jumlah-jumlah yang terlibat cukup besar maka semua

342

Page 31:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

potensi fasilitas latihan sektor industri perlu dimanfaatkan

bagi peningkatan lapangan kerja khususnya tenaga lulusan SMTA

dan SMTA ke atas. Termasuk dalam fasilitas ini adalah perusa-

haan besar dan menengah yang ada dan relatif berhasil yang

dapat dimobilisir bagi kepentingan latihan dan pemberian

pengalaman.

Di samping modal dan tenaga terdidik maka perkembangan

sektor industri khususnya industri sedang/kecil dan rumah

tangga dan koperasi amat tergantung kepada tersedianya infor-

masi pasar dan inforrnasi teknologi. Dalam kaitan ini maka da-

lam Repelita V penyediaan inforrnasi pasar secara lebih sis-

timatis akan ditingkatkan. Khusus untuk pasar ekspor, maka

inforrnasi mengenai berbagai kecenderungan permintaan terhadap

hasil-hasil produksi padat karya di berbagai negara akan di-

himpun dan disebarluaskan kepada para pengusaha. Sejalan

dengan itu informasi teknis bagi peningkatan efisiensi pro-

duksi barang-barang yang ada khususnya untuk ekspor akan di-

himpun.

Dalam rangka memanfaatkan potensi permintaan dalam negeri

bagi pengembangan industri, maka dilaksanakan berbagai survai

permintaan berbagai jenis komoditi industri. Survai-survai

terutama diarahkan pada jenis-jenis komoditi yang bersifat

padat karya, kebutuhan alat-alat modal dalam negeri dan hasil-

hasil industri lainnya yang permintaannya diperkirakan me-

ningkat.

Dalam semua kegiatan dan usaha-usaha pengembangan indus-

tri, partisipasi para pengusaha dan asosiasi pengusaha terus

ditingkatkan.

343

Page 32:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

c. Prasarana dan Konstruksi

I)alam Repelita V kegiatan pembangunan di bidang prasara-

na dan konstruksi akan tetap merupakan kegiatan yang penting

oleh karena kebutuhan akan prasarana yang masih cukup besar

bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Sasaran prasa-

rana fisik seperti pembangunan jalan, jembatan, saluran iri-

gasi dan prasarana fisik sosial seperti pembangunan gedung

sekolah, Puskesmas dan sebagainya akan didukung oleh anggaran

pembangunan yang cukup besar. Sehubungan dengan hal tersebut,

kebijaksanaan pembangunan di bidang prasarana dan konstruksi

diarahkan agar dapat menyumbang secara maksimal kepada pen-

ciptaan lapangan kerja produktif baik langsung maupun tidak

langsung. Selanjutnya kebijaksanaan pembinaan tenaga kerja

ini sekaligus diarahkan agar dapat menyumbang kepada pening-

katan efisiensi dan produktivitas khususnya bagi pembangunan

sektor konstruksi dan prasarana.

Dalam rangka perluasan lapangan kerja produktif serta

meningkatkan efisiensi pemanfaatan prasarana fisik yang ada

maka kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan, pelabuhan,

gedung-gedung, rumah sakit dan gedung sekolah, saluran peng-

airan, dan lain-lain akan mendapat prioritas dalam Repe-

lita V. Kegiatan operasi dan pemeliharaan membutuhkan biaya

relatif sedikit tetapi memberi manfaat yang besar baik dari

segi penyerapan tenaga kerja maupun dari segi penciptaan

nilai tambah baru.

Selanjutnya kegiatan pembangunan prasarana dan konstruksi

selama Repelita V diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pro-

ses pembangunan. Di bidang jalan kegiatan rehabilitasi dan

pemeliharaan serta kegiatan peningkatan jalan akan mengutama-

kan jalan-jalan Kabupaten/Kotamadya. Jalan-jalan Kabupaten/

344

Page 33:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

Kotamadya memperlancar arus barang dari daerah produksi ke

daerah pemasaran. Demikian juga pengadaan telepon, telex,

kantor pos dan kantor tambahan, dan lain-lain diharapkan akan

dapat memberi penunjangan kepada kelancaran kegiatan masyara-

kat dan dengan demikian mendorong pertumbuhan ekonomi dan pe-

nyerapan tenaga kerja.

Kegiatan pembangunan di bidang prasarana dan konstruksi

diharapkan juga dapat menyumbang kepada penciptaan lapangan

kerja melalui pemilihan teknologi yang tepat. Dalam hubungan

ini dilaksanakan analisa kerja dan teknologi secara lebih

seksama sehingga pola kerja sama antara manusia dan mesin da-

pat lebih optimal. Sejalan dengan itu dihindarkan pemakaian

alat-alat mesin untuk melaksanakan pekerjaan yang dapat di-

kerjakan oleh tenaga manusia secara lebih efisien.

d. Perdagangan dan Jasa

Berbagai unsur kegiatan tergolong ke dalam perdagangan

dan jasa yaitu perdagangan besar dan eceran, hotel dan res-

toran, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuang-

an, pemerintah dan jasa-jasa sosial kemasyarakatan. Lapangan

kerja baru pada bidang-bidang kegiatan ini diperkirakan 4.495

ribu dalam Repelita V atau 39% dari seluruh lapangan kerja

baru. Jumlah lapangan kerja meningkat dari 24.080 ribu pada

tahun 1988 menjadi 28.575 ribu pada tahun 1993 atau meningkat

dengan rata-rata 3,5% per tahun selama Repelita V.

Sebagian dari penyerapan tenaga kerja di sektor perda-

gangan dan jasa merupakan akibat langsung pertumbuhan ekonomi.

Penyerapan tenaga kerja pada perdagangan besar, hotel yang

berbintang serta rumah makan relatif besar, dan pada bank dan

lembaga keuangan, pemerintahan dan jasa-jasa terutama adalah

sebagai buruh/karyawan.345

Page 34:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

Dalam kaitan ini kegiatan persiapan tenaga kerja yang

dibutuhkan terutama adalah berupa latihan dan pemberian peng-

alaman khususnya bagi angkatan kerja yang baru memasuki pasar

kerja. Dalam kaitan ini berbagai kegiatan di bidang perda-

gangan dan jasa akan dapat diisi oleh lulusan SMTA.

Di samping itu sektor perdagangan dan jasa yang terdiri

dari perusahaan kecil/menengah seperti pedagang eceran, wa-

rung, bengkel mempunyai daya serap tenaga kerja yang lebih

besar. Bagian dari sektor perdagangan dan jasa ini memiliki

ciri-ciri antara lain tidak memerlukan jumlah investasi besar

per tenaga kerja, persyaratan hasil produksi tidak seketat

produksi sektor formal, dan lain-lain ciri yang kesemuanya

memudahkan bagi angkatan kerja memasukinya.

Besarnya unsur usaha kecil, tradisional dan sektor in-

formal di sektor perdagangan dan jasa berarti bahwa sektor

perdagangan dan jasa memiliki peranan yang amat penting dalam

proses pembangunan, yaitu sebagai sektor penyerapan tenaga

yang keluar dari sektor pertanian tetapi tidak bisa diserap

di sektor lain khususnya industri pengolahan. Di samping itu

sektor ini dapat berfungsi sebagai tempat latihan kewira-

swataan bagi tenaga kerja muda yang ingin mengembangkan

profesi dalam status berusaha sendiri. Selain itu sektor ini

juga menghasilkan pendapatan serta barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Oleh karena hal-hal di atas maka sektor ini akan men-

dapat perhatian sepenuhnya dalam Repelita V. Dalam kaitan ini

berbagai fasilitas yang terbuka bagi sektor lain akan diusa-

hakan agar dapat terjangkau sebanyak mungkin pengusaha kecil,

tradisional dan sektor informal. Kepastian status hukum,

keterjangkauan kredit, peningkatan fasilitas pelayanan

346

Page 35:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

pendidikan dan latihan, pelayanan informasi teknis dan lain-lain ditingkatkan bagi para pengusaha sektor informal di

bidang perdagangan dan jasa.

e. Pasar Kerja

Dalam rangka menyempurnakan sistem informasi ketenaga-

kerjaan, maka pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, pela-

poran dan penyebarluasan yang menyangkut persediaan, permin-

taan dan penyerapan tenaga kerja akan ditingkatkan dalam Re-

pelita V. Usaha tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi

masalah lapangan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu dan

mengidentifikasi unsur-unsur langkah yang dibutuhkan dalam

rangka perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.

Persebaran informasi tentang tersedianya lapangan kerja akan

memberi manfaat bagi pencari kerja, pejabat pemerintah, peng-

usaha, dan lain-lain. Informasi yang dikumpulkan menyangkut

jenis jabatan, jenis pekerjaan, jenis kemahiran/keahlian/ke-

terampilan, tingkat pendidikan, lokasi, baik di dalam maupun di

luar negeri dan sebagainya. Selain dari itu informasi pasar

kerja mengenai jenis tenaga kerja yang tersedia juga disebar-

luaskan melalui media massa.

Sejalan dengan usaha penyempurnaan sistem informasi pasar

kerja, maka survai Angkatan Kerja Nasional dan survai-survai

lainnya yang erat kaitannya dengan ketenagakerjaan seperti

survai upah/pendapatan, penerimaan dan pemberhentian pekerja

perlu dikaji dan disempurnakan dalam Repelita V. Mengingat

bahwa masalah lapangan kerja merupakan masalah utama pemba-

ngunan, maka dalam Repelita V dilaksanakan Sensus Tenaga Kerja

sebagai kelanjutan dari sensus penduduk. Dengan suatu sensus

tenaga kerja yang komprehensif maka akan dapat ditingkatkan

347

Page 36:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

mutu data mengenai permasalahan lapangan kerja, khususnya da-

lam kaitannya dengan masalah-masalah penting lainnya dalam

pembangunan. Dengan demikian perencanaan pembangunan umumnya

dan tenaga kerja khususnya akan dapat lebih efektif diarahkan

pada usaha perluasan lapangan kerja produktif.

Dalam rangka meningkatkan hubungan dan perlindungan te-

naga kerja, maka peranan lembaga ketenagakerjaan sebagai forum

komunikasi dimantapkan dan dikembangkan. Adanya saling penger-

tian di antara semua unsur pelaksana produksi akan meningkat-

kan produktivitas secara keseluruhan yang pada gilirannya akan

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Untuk itu

dalam Repelita V usaha Pembentukan Kesepakatan Kerja Bersama

(PKB) di perusahaan-perusahaan ditingkatkan.

3. Perluasan Lapangan Kerja dan Pembangunan Daerah

Peranan daerah dalam perluasan lapangan kerja sangat

penting oleh karena kegiatan pelaksanaan pembangunan sesung-

guhnya berada di daerah. Dalam hubungan ini langkah-langkah

dan kebijaksanaan perluasan lapangan kerja produktif dise-

suaikan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi di masing-

masing daerah.

Bagi daerah-daerah yang padat penduduknya, kebijaksanaan

perluasan lapangan kerja diutamakan pada efisiensi penggunaan

tanah sehingga hasil per satuan luas dapat mencapai tingkat

yang setinggi mungkin. Untuk itu maka di daerah-daerah padat

penduduk kegiatan di sektor pertanian diarahkan pada diversi-

fikasi budi daya tanaman yang dikerjakan secara padat karya

dan nilai jual yang tinggi. Selanjutnya dilaksanakan pemba-

ngunan dan perbaikan prasarana khususnya saluran irigasi yang

disesuaikan dengan kebutuhan diversifikasi tanaman.

348

Page 37:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

Bagi daerah-daerah yang jarang penduduknya dikembangkan

ekstensifikasi tanaman pangan dan tanaman keras dan jenis ta-

naman lainnya. Bilamana ternyata ada kekurangan tenaga kerja

maka hal ini akan ditunjang melalui program transmigrasi, me-

kanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Lokal

(AKL).

Dalam rangka mengurangi kesenjangan pertumbuhan kesem-

patan kerja di antara kota-kota besar dan kota-kota sedang

dan kecil, serta daerah perkotaan dan pedesaan, maka dalam

Repelita V akan diusahakan langkah-langkah penyebaran tenaga

kerja terdidik ke kota-kota sedang, kecil dan daerah pedesaan.

Dalam Repelita V pengintegrasian perencanaan sumber daya

manusia ke dalam perencanaan pembangunan di berbagai daerah

akan dituntaskan. Dalam hubungan ini, maka latihan-latihan

perencanaan tenaga kerja bagi para perencana badan-badan pe-

rencanaan pembangunan daerah (Bappeda), pejabat-pejabat daerah

lainnya yang selama ini telah dirintis akan terus dilanjutkan.

Di samping latihan-latihan maka langkah-langkah lain juga

akan ditempuh antara lain, peningkatan koordinasi dan meka-

nisme koordinasi di daerah dan pemantapan kelembagaan fungsi

pe- rencanaan sumber daya manusia.

4. Kebijaksanaan Lapangan Kerja Khusus

Kebijaksanaan kesempatan kerja khusus ditujukan bagi ke-

lompok-kelompok angkatan kerja tertentu antara lain angkatan

kerja usia muda, wanita, angkatan kerja yang berlokasi pada

lokasi-lokasi yang berbahaya atau mengganggu kelestarian

sumber alam dan lingkungan hidup, dan lain-lain.

Langkah-langkah kebijaksanaan khusus dimaksud ditujukan

bagi peningkatan keterampilan dan mutu tenaga kerja atau pe-

349

Page 38:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

ningkatan penyerapan tenaga kerja bersangkutan. Dalam rangka

peningkatan mutu dan keterampilan dilaksanakan berbagai la-

tihan dan peningkatan keterampilan. Dalam usaha meningkatkan

daya serap tenaga yang ada dilaksanakan antara lain penyebaran

tenaga kerja sukarela terdidik, antar kerja antar daerah dan

transmigrasi. Di bidang perluasan kesempatan kerja juga di-

lanjutkan dan disempurnakan pelaksanaan program bantuan Daerah

Tingkat II, dan proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB).

Transmigrasi merupakan langkah khusus dalam rangka per-

luasan lapangan kerja bagi para kelompok masyarakat berpenda-

patan rendah dari daerah-daerah yang dilanda bencana alam,

daerah yang terkena proyek pembangunan, daerah kritis dan

tandus yang dapat merusak kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup, daerah yang penduduknya bertani/berladang

berpindah-pindah.

Pemindahan penduduk dalam rangka transmigrasi ditujukan

ke proyek-proyek Perkebunan Intl Rakyat (PIR), ke daerah-daerah

tertentu untuk memanfaatkan prasarana irigasi yang

telah dibangun dan daerah pengembangan kawasan terpadu yang

masih kekurangan tenaga kerja. Dalam Repelita V akan diting-

katkan usaha yang mendorong arus transmigrasi swakarsa dari

daerah padat penduduk ke daerah-daerah lain yang masih keku-

rangan tenaga kerja namun mempunyai potensi untuk terciptanya

kesempatan kerja. Sejalan dengan itu koordinasi dan kemudahan-

kemudahan pelayanan akan makin ditingkatkan, agar pemindahan

sekitar 550.000 KK transmigran akan dapat dicapai selama Re-

pelita V.

Meningkatnya lulusan pendidikan SMTA dan perguruan tinggi

di satu fihak dan terbatasnya lapangan kerja di lain pihak,

mengakibatkan pengangguran tenaga terdidik tetap akan masih

dihadapi dalam Repelita V. Gejala pengangguran tersebut anta-

350

Page 39:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

ra lain disebabkan tidak sesuainya kualifikasi dan keteram-

pilan yang dimiliki pencari kerja, masih rendahnya mobilitas

angkatan kerja baik antar daerah maupun antar jabatan, serta

belum berfungsi sepenuhnya pasar kerja yang mempertemukan pe-

nyediaan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bagi tenaga kerja terdidik yang belum mendapatkan la-

pangan kerja direncanakan akan dibina dalam kegiatan tenaga

kerja sukarela (TKS). Setelah melalui latihan dan bimbingan,

TKS disalurkan menjadi pemandu usaha mandiri bagi angkatan

kerja usia muda, baik dalam kegiatan produksi ataupun pela-

yanan jasa. Bagi TKS yang memenuhi persyaratan yang ditentu-

kan dapat dididik dan dilatih di tempat kerja, khususnya di

koperasi teladan untuk kemudian ditugaskan membantu manajemen

di koperasi-koperasi swadaya masyarakat untuk jangka waktu 2

atau 3 tahun. Diharapkan dengan pengalaman nyata sebagai pe-

mandu atau pembantu manajemen di koperasi para tenaga kerja

terdidik kelak akan mampu menciptakan lapangan kerja bagi di-

rinya sendiri dan tenaga kerja lainnya.

Langkah-langkah khusus lainnya adalah melanjutkan Proyek

Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). Kegiatan proyek ini ditujukan

pada perluasan lapangan kerja bagi tenaga kerja di daerah pe-

desaan yang pada waktu tertentu menghadapi kekurangan lapangan

kerja secara musiman dalam kegiatan tanam-menanam di sektor

pertanian. Kegiatan PPKGB berlokasi di daerah padat penduduk

dan tingkat pengangguran yang relatif tinggi. Dalam Repe-

lita V kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru mencakup rehabi-

litasi/pembangunan prasarana irigasi, jalan desa, pelestarian

lingkungan melalui penghijauan dan sebagainya.

Proyek-proyek bantuan pembangunan (Inpres) seperti

Inpres Desa, Inpres Kabupaten/Daerah Tingkat II, Inpres Pe-

351

Page 40:  · Web viewKeempat adalah adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indone- sia. Kelima adalah adanya

nunjang Jalan yang selama ini banyak menciptakan lapangan

kerja secara padat karya akan terus ditingkatkan dan disem-

purnakan dalam Repelita V.

Usaha-usaha membantu golongan ekonomi lemah, pengusaha

kecil, tradisional dan sektor informal dalam bentuk kredit

dan bantuan lainnya akan ditingkatkan dalam Repelita V. Dalam

hubungan ini usaha meningkatkan keterjangkauan kredit akan

ditingkatkan.

Dalam Repelita V dirintis kerja sama usaha-usaha negara

dan swasta dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dalam latihan

untuk menghasilkan barang-barang yang dapat dipasarkan baik

untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu hasil

studi kelayakan berbagai bidang usaha produksi yang telah di-

lakukan selama Repelita IV akan dilaksanakan di berbagai BLK.

Dalam rangka perluasan lapangan kerja dan pemasukan

devisa, maka pengiriman tenaga kerja yang telah terlatih ke

luar negeri terus dilanjutkan. Dalam hubungan ini organisasi-

organisasi swasta penyalur tenaga kerja didorong meningkatkan

keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang akan dikirim ke

luar negeri. Dengan keterampilan yang dimiliki dan dengan

pengalaman yang diperoleh dari luar negeri, diharapkan tenaga

kerja tersebut akan lebih profesional dan memiliki peluang

yang lebih besar dalam menciptakan lapangan kerja baru sekem-

balinya di tanah air.

Kegiatan dan langkah-langkah khusus dalam rangka per-

luasan lapangan kerja disajikan secara lebih terperinci pada

Bab Tenaga Kerja (Bab 16).

352